BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teori medis 1. Kehamilan a. Definisi Kehamilan - Nurul Alfiani BAB II

BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teori medis

1. Kehamilan

  a. Definisi Kehamilan

  Menurut Manuaba (2010, h.75) proses kehamilan merupakan matarantai yang berkesinambungan yang terdiri dari ovulasi migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pembuahan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi.

  Sedangkan menurut Sukarni (2013, h.63) kehamilan merupakan keadaan transisi masa kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada didalam kandungan dan kehidupan setelah anak tersebut lahir. Perubahan status ini dipertimbangkan sebagai periode tertentu untuk menjalani proses persiapan psikologis yang secara normal telah ada selama kehamilan dan mengalami saat dimana bayi tersebut akan lahir.

  b. Etiologi

  Menurut Margaret (2013, h. 65) proses penyebab terjadinya kehamilan, yaitu :

  1. Pembuahan/fertilisasi: bertemunya sel telur dengan spermatozoa pria .

  2. Pembelahan sel/zigot: hasil pembuahan

  3. Nidasi :implantasi zigot pada dinding saluran reproduksi

  13

  4. Pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi embrio kemudian menjadi janin / individu baru.

  Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kehamilan merupakan kejadian yang normal dengan adanya pertumbuhan janin yang di awali dengan fertilisasi hingga kelahiran hasil konsepsi.

c. Tanda – tanda kehamilan :

  1) Menurut Nugroho (2012, h.320) tanda mungkin hamil yaitu : a.

  Amenorhea (terlambat datang bulan)

  b. Mual muntah pengaruh dari estrogen dan progesteron yang menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebih c. Payudara tegang pengaruh dari estrogen dan progesteron yang menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara

  d. Ngidam keinginan wanita pada makanan tertentu

  e. Sering miksi karena adanya desakan pada rahim sehingga rahim terasa penuh f. Varises atau penampakan pembuluh darah vena g. Pigmentasi kulit.

  2) Tanda tidak pasti kehamilan

  a.) Perubahan pada uterus Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan konsistensi. Uterus akan bertambah lunak.

  b.) Perubahan pada

  serviks

  1)

  Hegar (perlunakan pada daerah isthmus uteri)

  2) Terjadi pembesaran pada abdomen (karena pembesaran pelvis dan menjadi organ rongga perut.

  3) Kontraksi uterus (muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya kenceng) 4) Pemeriksaan tes biologis, pada pemeriksaan apabila didapat hasil positif. Dimungkinkan positif palsu

  3) Tanda pasti kehamilan menurut Manuaba ( 2010, h.109)

  a. Adanya DJJ, dapat terdengar oleh dopler pada umur kehamilan 17-18 minggu b. Ada pergerakan janin dalam rahim

  c. Teraba gerakan janin dan teraba bagian- bagian janin

d. Ketidaknyamanan yang timbul saat hamil dan cara mengatasi 1.) Ketidaknyamanan pada trimester 1 menurut Khumaira (2012, h.

  34)

  a) Mual dan muntah Keluhan ini terjadi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat sehingga menyebabkan gerakan peristalitik usus menurun sehingga saat makanan singgah dalam lambung gerakan pada usus melambat.

  b) Sembelit Sembelit disebabkan karena adanya peningkatan hormon progesteron yang menurun karena adanya kontraksi pada usus sehingga menyebabkan penyebaran air yang besar pada usus. c) Peningkatan frekuensi urin Keluhan ini terjadi pada kehamilan trimester awal, penyebabnya adalah adanya peningkatan volume cairan dalam pembuluh darah, meningkatnya pembuangan pada ginjal.

  2.) Menurut Khumaira ( 2012, h.34) ketidaknyamanan pada trimester 2 yaitu: a. Garis diperut biasanya terasa gatal, cara mengatasinya menjelaskan pada ibu bahwa hal ini adalah normal terjadi pada saat hamil, sarankan kepada ibu untuk tidak menggaruk karena akan berbekas.

  b. Konstipasi (sembelit) Cara mengatasinya yaitu menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan banyak mengandung serat. Seperti sayur-sayuran dan buah- buahan. Membiasakan BAB secara teratur dan segera setelah ada rasa ingin BAB.

  c. Kram pada kaki Menganjurkan untuk merendam kaki dalam air hangat, mengurangi kegiatan ibu yang membuat ibu berdiri terlalu lama.

  d. Perut terkadang terasa kembung Memberikan penjelasan pada ibu bahwa hal ini disebabkan karena perut ibu yang mulai membesar.

  3.) Ketidaknyamanan trimester 3 menurut Khumaira (2012, h. 34-35) yaitu: a) Sakit punggung

  Merupakan keluhan umum pada trimester ketiga terutama dirasakan pada wanita pekerja yang sering membungkuk.

  b) Nyeri perut bawah Dirasakan di bagian kiri atau kanan bawah perut disebabkan karena adanya pembesaran rahim dan regangan pada jaringan penggantungnya.

  c) Kontraksi

  braxton hicks

  Adanya rasa kencang/kejang/kontraksi pada perut yang tidak teratur, durasinya tidak lama dan tidak disertai keluar lender darah merupakan kontraksi yang normal.

  d) Wasir/hemoroid Munculnya benjolan pada anus kadang mengeluarkan darah setelah buang air besar, keadaan ini sering dirasakan pada kehamilan lanjut. Penyebab terjadinya karena kelemahan pada otot pembuluh darah dan adanya peningkatan tekanan rongga perut karena kehamilan.

  e) Peningkatan frekuensi urin Keluhan terjadi pada saat hamil trimester awal atau akhir, Pada kehamilan lanjut terjadi karena adanya tekanan pada kandung kemih oleh rahim yang membesar. f) Varises pada vagina atau kaki Keluhan di sebabkan oleh adanya relaksasi otot polos pembuluh darah dan peningkatan tekanan

  intravaskular yang menyebabkan adanya bendungan pembuluh darah balik.

e. Periode kehamilan

  Menurut Rukhiyah ( 2009, h. 34-37) total cairan ibu hamil meningkat rata-rata 8,5 liter yang terdiri cairan fetus, cairan amnion, jaringan plasenta, jaringan maternal, edema, hidrasi yang meningkat dari substansi dasar jaringan konektif. Pengelompokan trimester membantu dalam pengelompokan tahap perkembangan janin dan tubuh ibu, ada tiga trimester dalam kehamilan:

  1.) Pertumbuhan pada trimester pertama Menurut Rukhiyah (2009, h. 34) pertumbuhan trimester satu mulai dari masa konsepsi spermatozoa menembus dinding

  corona radiata dengan enzim hyaluronidase. Sel telur yang

  sudah dibuahi disebut zigot. Ovum yang dibuahi telah mengalami proses segmentasi sehingga terjadi blastomer.

  Sesuai dengan tingkat pertumbuhannya dari 0-2 minggu setelah fertilisasi disebut dengan ovum, 3-5 minggu disebut embrio, pembentukan badan dalam bentuk dasar sudah terjadi.

  Pada umur kehamilan lebih dari 5 minggu disebut fetus yaitu janin yang sudah membentuk. Pada akhir bulan badan bayi sangat melengkung, panjangnya sekitar 7,5-10 mm, kepala 1/3 seluruh mudigah. Saluran jantung sudah terbentuk dan berdenyut. Dasar

  tractus digestivus sudah nampak, permulaan

  kaki dan tangan terbentuk tonjolan, muka sudah mulai jelas terbentuk muka manusia dan mempunyai lengan tungkai dengan jari.

  2.) Pertumbuhan trimester II Panjang janin pada bulan ke 4 yaitu 10-17 cm, beratnya 100 gr, alat kelamin sudah dapat ditentukan jenisnya, kulit ditumbuhi rambut yang halus

  (lanugo), gerakan janin sudah

  mulai dirasakan oleh ibu. Pada akhir bulan ke 5 panjang janin 18-27 cm, beratnya 300 gr, DJJ sudah dapat di dengar. Akhir bulan ke 6 panjang janin 28-36 cm, berat 600 gr, kulit keriput dan lemak ditimbun dibawah kulit tertutup

  vernicks caseosa yang melindungi kulit.

  3.) Pertumbuhan trimester III Menurut Rukhiyah (2009, h. 37) bulan ke 7 panjang janin 35- 38 cm, beratnya 100 gr. Akhir bulan ke 8 panjangnya mencapai

  42,5 cm, berat 1700 gr, permukaan kulit masih merah dan keriput. Akhir bulan ke 10 panjang janin yaitu 50 cm berat 300gr.

  Kulit halus tidak terdapat

  lanugo, masih terdapat vernic caseosa

  yaitu campuran sel epitel kulit, skret kelenjar lemak. Kepala sudah ditumbuhi rambut, kuku melebihi ujung jari, janin laki-laki testis sudah ada dalam

  scrotum, pada wanita labia mayora menutupi labia minora.

f. Perubahan fisiologis anatomi ibu hamil

  1.) Trimester 1

  a) Sistem Reproduksi (1) Vagina dan Vulva

  Hormon estrogen dan progesteron vagina dan vulva hingga minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi yang mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah dan agak kebiruan (tanda

  Chadwick), warna portio tampak lividae.

  (2)

  Serviks Uteri

  Kadar estrogen meningkat dengan adanya

  hipervaskularisasi serta meningkatnya suplai darah

  mengakibatkan konsistensi

  serviks menjadi lunak (tanda Goodell). Selama minggu awal kehamilan aliran darah

  uterus ke limfe meningkat sehingga mengakibatkan oedema dan kongesti panggul. Akibatnya uterus,

  serviks

  dan itsmus melunak secara progesif dan

  serviks menjadi kebiruan.

  (3) Uterus Uterus membesar dibawah pengaruh estrogen dan progesteron, yang disebabkan karena adanya peningkatan

  vaskularisai dan dilatasi pembuluh darah, hiperplasia dan hipertropi serta adanya perkembangan desidua. Selain

  bertambah besar uterus juga mengalami perubahan berat, bentuk dan posisi. Dinding otot menjadi kuat, fundus serviks mudah fleksi. Setelah minggu ke-8 korpus uteri dan serviks melunak dan membesar. Fundus menekan kandung kemih yang menyebabkan sering buang air kecil.

  (4) Ovarium Pada awal kehamilan masih terdapat korpus

  luteum graviditatum, korpus luteum graviditatis

  berdiameter 3 cm, mengecil setelah plasenta terbentuk dan mengeluarkan estrogen dan progesteron.

  (5) Payudara/mamae Mamae membesar dan tegang karena adanya hormon

  somatomatotropin, estrogen dan progesteron,

  tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan sistem saluran, sedangkan progesteron

  hipertropi

  menambah sel-sel

  asinus pada mamae. Papia mamae

  akan membesar, lebih tegang, lebih hitam karena hiperpigmentasi,

  glandula montgomeri tampak jelas menonjol.

  (6) Sistem Endrokrin Sistem endrokin yang penting terjadi untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemulihan nifas. Perubahan hormon selama hamil akibat produksi estrogen dan progesteron plasenta, hormon yang dikeluarkan oleh janin. (7) Sistem Kekebalan

  Sistem kekebalan merupakan satu- satunya

  imunoglobulin yang dapat menembus plasenta sehingga immunitas akan diperoleh oleh bayi.

  (8)

  Traktus urinarius/Perkemihan

  Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga timbul sering kencing.

  (9) Pencernaan Asam lambung menurun sehingga sering terjadi nausea dan muntah karena pengaruh HCG.

  (10) Sirkulasi darah atau kardiovaskuler Sirkulasi darah ibu pada kehamilan dipengaruhi adanya sirkulasi ke plasenta, adanya pembesaran uterus, mamae dan alat lain akan berfungsi lebih dalam kehamilan. Tekanan darah turun selama 24 minggu kehamilan akibat terjadi penurunan dalam periver vaskuler resistance yang disebabkan oleh pengaruh peregangan otot halus oleh progesteron.

  (11) Muskuloskeletal

  Tidak banyak perubahan pada

  muskuloskeletal

  karena peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron, ukuran uterus yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan. (12)

   Integumen/kulit

  Terjadi peningkatan ketebalan kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku, adanya pigmentasi pada kulit disebabkan karena peningkatan

  Melanophore Stimulating Hormone ( MSH).

  (13) Metabolisme Terjadinya peningkatan Basal Metabolik Rate (BMR) hingga 15-20% terjadi pada triwulan terakhir.

  (14) Sistem pernafasan Kebutuhan oksigen meningkat karena Janin membutuhkan oksigen.

  2.) Trimester II

  a) Sistem reproduksi (1) Vulva dan vagina

  Karena peningkatan hormon estrogen dan progesteron mengakibatkan terjadinya

  hipervaskularisasi

  (pembesaran pembuluh darah dan alat genitalia) (2)

  Serviks dan uteri Serviks menjadi lunak, kelenjar serviks akan

  berfungsi lebih dan mengeluarkan sekresi lebih banyak. (3) Uterus

  Pada umur Kehamilan 16 minggu

  cavum uteri diisi

  ruang amnion yang terisi janin dan

  istimus. Uterus

  menjadi bulat dan secara bertahap berbentuk lonjong seperti telur, ukurannya kira-kira sebesar kepala bayi.

  Saat ini uterus mulai memasuki rongga peritonium. (4) Ovarium

  Plasenta mulai terbentuk dan menggantikan fungsi

  korpus luteum graviditatum pada umur kehamilan 16 minggu.

  (5) Payudara/mamae Puting susu mengeluarkan cairan berwarna putih agak jernih (kolustrum). Pada pertengahan masa hamil kelenjar mamae meningkat secara fungsional, laktasi akan terlambat sampai kadar estrogen menurun setelah janin dan plasenta lahir. (6) Sistem pencernaan

  Adanya pengaruh hormon progesteron yang meningkat akan menyebabkan konstipasi yaitu perut kembung, karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ dalam perut khusunya pada saluran pencernaan. (7) Sistem respirasi

  Sesak nafas yang di alami wanita hamil dikarenakan adanya penurunan oksigen sehingga meningkatkan usaha bernafas. (8) Sistem kardiovaskuler

  Proses hemodulasi mulai terlihat pada umur kehamilan 16 minggu. Setelah 24 minggu tekanan darah bertahap naik kembali tekanan darah sebelum aterm. (9) Sistem

  traktus urinarius/perkemihan

  Pada trimester kedua, kandung kemih tertarik keatas dan keluar panggul menuju abdomen. Pembesaran uterus menekan kandung kemih, sehingga menimbulkan rasa ingin berkemih.

  (10) Sistem endokrin Terjadi peningkatan estrogen dan progesteron, kadar

  Melanophore Stimulating Hormone (MSH) meningkat.

  (11) Kenaikan berat badan Peningkatan berat badan 0,4- 0,5 kg perminggu selama kehamilan.

  3.) Trimester 3

  a. Sistem reproduksi i. Uterus

  Akan lebih nyata menjadi bagian korpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah rahim.

ii. Traktus uranius/perkemihan Janin mulai turun ke pintu atas panggul.

  iii. Sistem respirasi Kebanyakan wanita hamil mengalami kesulitan bernafas. iv. Kenaikan berat badan

  Berat badan meningkat sekitar 5,5 kg menurut Kusmiyati (2010, h. 55-59 )

g. Faktor resiko kehamilan

  Menurut Sukarni (2013, h. 70-72) adaptasi pada kehamilan terbagi menjadi tiga periode, yaitu :

  1. Trimester pertama Dapat disebut juga sebagai tahap awal sebagai periode penyesuaian bahwa seorang wanita sedang mengandung.

  Sebagian wanita merasa sedih dan cemas dengan kehamilannya, sehingga memberikan penolakan karena kecemasanya menghadapi kehamilan. Adanya efek pada kehidupannya kelak terutama pada wanita karir, dia akan merasa memiliki tanggung jawab yang baru serta memiliki tanggungan menjadi seorang ibu.

  Kepastian kehamilan dapat dilihat dari perubuhan tubuh ibu, berhentinya menstruasi, memiliki hasrat seksual yang tinggi.

  Pada trimester pertama terjadi penurunan libido, karena pengaruh mual muntah, depresi, payudara yang nyeri, kecemasan dan kekhawatiran. Banyak wanita merasakan kebutuhan kasih sayang yang tinggi.

  2. Trimester kedua Trimester kedua ini dikenal dengan periode kesehatan yang baik yaitu wanita merasa nyaman dan merasa bebas dari ketidaknyamanannya yang normal yang dialami pada saat hamil. Trimester dua yakni pengembangan identitas sebagai ibu.

  Pada trimester ini mulai terjadi adanya perubahan pada tubuh, rahim akan membesar sekitar 7,6 cm diatas pusat. Terjadinya pertambahan berat badan rata-rata 7,65- 10,8 kg yang terjadi dari trimester pertama, pada periode ini mulai ada pergerakan janin.

  3. Trimester ketiga Pada trimester ini sering disebut sebagai periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayinya sehingga ibu merasa tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Pada trimester ini persiapan yang baik telah terlihat dalam menantikan kelahiran bayinya. wanita akan lebih fokus dalam menantikan seorang bayi dan menantikan perannya menjadi seorang ibu. Adanya pergerakan janin dan pembesaran uterus menjadi pengingatan ibu dengan keberadaan bayinya. Pada trimester ini ketakutan muncul terkait dengan proses persalinannya serta kelahiran bayinya.

h. Kebutuhan Gizi pada ibu hamil

  Menurut Margareth (2013,

  h. 91) kehamilan dapat menyebabkan peningkatan metabolisme energi karena adanya kebutuhan energi dan zat gizi yang meningkat selama kehamilan. Peningkatan zat gizi diperlukan karena untuk perkembangan janin, bertambah besarnya organ didalam kandungan, adanya perubahan komposisi metabolisme tubuh ibu. Sehingga kurangnya zat besi pada saat hamil dapat menyebabkan pertumbuhan janin yang tidak sempurna.

  Zat gizi sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, namun seringkali kurang adalah energi protein, mineral, zat besi dan kalsium.

  Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal kira- kira 80.000 kalori selama masa kurang dari 280 hari .

  Energi yang tersembunyi dalam protein sebanyak 5180 kkal dan lemak 36.337 kkal. Agar energi dapat ditabung masih dibutuhkan tambahan sebanyak 26.244 kkal, yang digunakan untuk mengubah energi yang terikat didalam makanan. Peningkatan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe atau zat besi. Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang dibutuhkan oleh ibu untuk mencegaah terjadinya anemia sebanyak 500 mg karena adanya pengenceran darah pada saat kehamilan. Penyimpanan zat besi pada saat hamil kurang lebih 1000 mg termasuk dengan kebutuhan janin, placenta dan hemoglobin untuk mencegah terjadinya anemia.

i. Anemia pada kehamilan

  1.) Definisi anemia Menurut Proverawati ( 2011, h. 1-2) anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal, disebut juga kelainan yang terjadi ketika sel darah merah (eritrosit) di dalam tubuh menjadi lemah, serta dapat mengakibatkan terjadinya masalah kesehatan karena sel darah merah mengandung hemoglobin yang mensuplai oksigen kejaringan tubuh .

  Sedangkan menurut Linda (2008, h. 409) anemia adalah istilah umum yang di gunakan untuk defisiensi pada kuantitas atau kualitas sel darah merah (SDM), yang mengakibatkan penurunan kapasitas yang membawa oksigen darah.

  Anemia pada kehamilan merupakan kondisi penurunan kadar hemoglobin, hemokrit dan eritrosit tidak normal. Dapat disebut juga dengan kurang darah. Penyebab dari anemia dapat juga karena faktor kurangnya zat gizi (asam folat, zat besi, vitamin B12) namun yang banyak terjadi anemia karena kurangnya zat besi.

  Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan karena kurangnya zat besi didalam tubuh sehingga kebutuhan zat besi (Fe) meningkat. Faktor penyebab timbulnya anemia defisiensi besi dikarenakan kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan menurut Rukiyah (2010, h.114)

  Menurut Manuaba (2010, h. 237) anemia pada kehamilan adalah anemia karena kurangnya zat besi, anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada kehamilan disebut juga

  “potential danger to monther and child” potensial membahayakan ibu dan anak karena itu

  membutuhkan perhatian yang serius dan pelayanan yang lebih. 2.) Jenis - jenis anemia

  Jenis

  • – jenis utama anemia menurut ukuran sel darah merah:

  1. Sel darah merah lebih kecil dari biasanya disebut anemia

  mikrositik. Penyebab utamanya dikarenakan defisiensi besi, kelainan bawaan hemoglobin.

  2. Sel darah merah normal dalam ukuran tetapi rendah dalam jumlah disebut anemia normositik. Anemia ini berhubungan dengan penyakit ginjal.

  3. Sel darah merah lebih besar dari normal disebut anemia makrositik. Penyebab utamanya berhubungan dengan alkoholisme.

  j. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil :

  Menurut Proverowati (2011, h. 20-21) penyebab terjadinya anemia pada kehamilan karena adanya pengenceran darah yang meningkat hingga 30% hingga 40% pada umur kehamilan 32 minggu sampai 34 minggu. Peningkatan sel darah berjumlah 18% sampai 30 % dan hemoglobin sekitar 19%.

  Pada saat persalinan lahirnya plasenta dan perdarahan, ibu akan kehilangan zat besi 900 mg. Saat menyusui ibu memerlukan kebutuhan jasmani dan rohani agar dapat memberikan ASI secara optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, apabila dalam keadaan anemia ibu tidak dapat memberikan ASI dengan baik. Faktor penyebab terjadinya anemia yaitu karena penghancuran sel darah merah yang berlebihan, sel-sel darah normal yang dihasilkan oleh sumsum tulang yang akan beredar melalui darah keseluruh tubuh. Sel darah yang muda akan mudah pecah hingga mudah terjadinya anemia. Anemia yang disebabkan oleh penghancuran sel darah merah yaitu:

  1.) Anemia hemolitik terjadi ketika sel-sel darah telah dihancurkan sebelum waktunya. Umur normal sel darah merah 120 hari.

  Pada anemia hemolitik umur sel akan jauh lebih pendek . 2.) Anemia sel sabit dalam kondisi ini, hemoglobin berbentuk batang yang lama pada saat melepas oksigen, sel-sel darah yang tidak normal akan berbentuk bulan sabit. Hal ini menyebabkan kerusakan dini sel darah merah, rendahnya tingkat hemoglobin mempengaruhi setiap organ lain di dalam tubuh.

  3.)

  Thalassemia ditandai dengan sel darah merah tidak normal dan

  berumur lebih pendek. Anemia ini disebut juga dengan anemia

  cooley yaitu bentuk parah anemia karena sel darah merah dapat lebih cepat dihancurkan dan zat besi disimpan dalam kulit dan organ vital.

  4.)

  Spherocytosis herediter adalah kelainan genetik membran sel

  darah merah yang dapat menyebabkan anemia, penyakit kuning (kulit kuning- kebiruan) dan terjadi pembesaran limpa.

  k. Diagnosis anemia pada kehamilan :

  Menurut Manuaba (2010, h. 239) untuk menegakan diagnosa anemia pada kehamilan dapat dilakukan anamnesa dan didapatkan keluhan mudah capek/mudah lemas, sering pusing, mata kunang- kunang, mual muntah berlebih pada hamil muda.

  Selama hamil diberikan minimal 90 tablet Fe untuk mencegah terjadinya anemia pada kehamilan. Faktor- faktor yang mempengaruhi pembentukan sel darah merah adalah :

  1. Sumber pembentukan darah adalah sumsum tulang

  2. Kemampuan resorpsi usus halus terhadap bahan yang diperlukan.

  3. Umur sel darah merah (eritrosit) sekitar 120 hari. Sel

  • –sel darah merah yang tua dihancurkan kembali menjadi bahan baku untuk sel darah merah yang baru .

  4. Terjadnya perdarahan kronis (gangguan menstruasi ,penyakit yang menyebabkan perdarahan pada wanita seperti mioma uteri, polip serviks, penyakit darah, parasit dalam usus askariasis, ankilostomiasis, taenia).

  l. Pengaruh anemia pada kehamilan, persalinan, nifas dan janin:

  a. Menurut Manuaba (2010, h. 340) bahaya selama kehamilan : dapat terjadi abortus pada kehamilan muda, pada trimester III dapat disebut dengan perdarahan antepartum, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin didalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD).

  b. Bahaya pada persalinan terjadinya gangguan His (kekuatan mengejan) kala 1 lama, kala 2 lama sehingga dapat melelahkan ibu pada saat persalinan .

  c. Pada masa nifas: terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan infeksi pada masa nifas, pengeluaran ASI berkurang, anemia pada masa nifas, mudah terjadi infeksi pada mamae.

  d. Pada janin: akibat anemia dapat terjadi, abortus kematian intrauterin, persalinan prematur, BBLR. Kelahiran dengan anemia dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah terdapat infeksi menurut Manuba (2010, h. 239).

  m. Penatalaksanaan medis

  Yang diberikan pada ibu hamil anemia menurut Proverowati (2011,

  h. 34) 1.) Pemberian tablet zat besi (Fe) secara oral selama 40 hari dengan dosis (1 x 200 mg) 2.) Pemberian vitamin C untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semu jaringan ikat, untuk daya tahan terhadap infeksi, memberikan kekuatan pada pembuluh darah dan membantu absorsi zat besi.

  3.) Pemberian kapsul vitamin A untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, pertumbuhan sel, jaringan gigi dan saraf penglihatan. 4.) Pemberian diet tinggi vitamin B12 yang dibutuhkan untuk pembetukan sel darah merah dan kesehatan jaringan saraf.

  Pemberian diet zat besi pada masa nifas meningkat menjadi 28 mg perhari untuk menaikkan sirkulasi darah sel, serta menambah sel darah merah sehingga daya akut oksigen mencukupi kebutuhan tubuh. Sumber zat besi antara lain yaitu kacang hijau, bayam, kangkung, daun singkong, telor ayam. Hindarkan minum teh, kopi dan susu pada saat makan atau pada saat mengkonsumsi tablet zat besi karena akan menghambat penyerapannya. Cara pengolahan makanan, pilih bahan makanan atau sayuran yang masih segar, sayuran dicuci dengan bersih lalu dipotong- potong, apabila masak daging masaklah hingga matang, apabila masak sayuran sebaiknya jangan terlampau matang. Apabila kadar hemoglobin rendah atau terjadi anemia sedang hingga keberat biasanya dokter akan merekomendasikan untuk dilakukan tranfusi sel darah merah, pemberian obat- obatan lainnya yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh, pemberian erythropeietin (obat pembantu sumsum tulang pembuat sel- sel darah).

  n. Tanda bahaya kehamilan muda dan penatalaksanaannya :

  1.) Perdarahan pervaginam pada hamil muda menurut Sarwono (2006, h.145- 159) Perdarahan pervaginam pada hamil muda dapat disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik dan mola hidatidosa.

  Penatalaksanaan : (1) Abortus :

  Pada kejadian abortus iminens lakukan observasi perdarahan, anjurkan ibu untuk istirahat total, hindarkan coitus. Untuk abortus insipiens lakukan prosedur evakuasi hasil konsepsi. Untuk abortus inkomplit tentukan besar uterus (taksir usia gestasi), kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan hebat, syok, infeksi/sepsis), hasil konsepsi yang ada pada serviks yang disertai perdarahan hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau

  cunam ovum, kemudian

  evaluasi perdarahan. Untuk abortus komplit tidak perlu terapi yang spesifik kecuali apabila perdarahan berlanjut atau terjadi infeksi. Apabila kondisi pasien baik cukup diberi tablet Ergometrin 3 x 1 tablet/hari untuk 3 hari.

  (2) Kehamilan ektopik : Kehamilan ektopik terganggu dapat dilihat jika pasien pucat/anemis, kesadaran menurun dan lemah, syok, perut kembung, nyeri pada perut bawah, nyeri goyang porsio. Jika terjadi tanda-tanda tersebut maka penanganannya yaitu : Lakukan persiapan untuk tindakan operatif gawat darurat, menghentikan sumber perdarahan, siapkan darah pengganti, infus dengan RL (500 ml dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam

  2 jam pertama (termasuk selama tindakan berlangsung), transfusi darah, lakukan eksisi bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi, berikan antibiotika kombinasi atau tunggal dengan spektrum yang luas, atasi anemia dengan tablet besi 600 mg/hari dan konseling pasca tindakan. (3) Mola hidatidosa : Tindakan yang dapat dilakukan adalah evakuasi jaringan mola, berikan infus 10 IU oksitosin dalam 500 ml RL dengan 40- 60 tetes/menit, pengosongan dengan aspirasi vakum, jika pada anemia sedang berikan tablet besi 600 mg/hari dan untuk anemia berat lakukan transfusi darah, pasien dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi hormonal jika masih ingin mempunyai anak menurut Sarwono (2006, h. 145-159)

  2.) Hiperemesis gravidarum Adalah mual muntah berlebihan sehingga mengganggu kegiatan sehari- hari dan menjadikan keadaan umum buruk.

  Penatalaksanaan :

  a. Penderita diisolasi dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik b. Menjaga keseimbangan cairan

  c. Anjurkan makan dan minum bila keadaan membaik

  d. Dianjurkan pemberian vitamin B1 dan B6 tambahan

  e. Berikan konseling pada pasien bahwa penyakitnya dapat disembuhkan serta menghilangkan rasa takut dan masalah yang dapat menyebabkan hiperemesis menurut Mansjoer (2005, h. 260)

  3.) Preeklamsia/eklamsia Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia adalah preeklampsia disertai dengan kejang atau koma yang timbul bukan akibat dari kelainan neurologi. Superimposed preeklampsia- eklampsia adalah timbulnya preeklampsia atau eklampsia pada pasien yang menderita hipertensi kronik. Penatalaksanaan :

  (1) Preeklampsia ringan Pastikan usia kehamilan, kematangan serviks, dan kemungkinan pertumbuhan janin terhambat. Pada pasien rawat jalan anjurkan untuk istirahat baring 2 jam pada siang hari dan tidur >8 jam malam hari. Lakukan perawatan pada pasien bila tidak ada perbaikan dalam 2 minggu pengobatan rawat jalan. Berikan obat antihipertensi metildopa 3 x 125 mg, nifedipin 3- 8 kali 5-10 mg atau pindolol 1- 3 kali 5 mg (dosis maksimal 30 mg). Bila keadaan ibu membaik dan tekanan darah dapat dipertahankan 140-150/90-100 mmHg tunggu persalinan sampai aterm. (2) Preeklampsia berat

  Rawat pasien di rumah sakit, berikan MgSO dalam infus

  4

  dekstrosa 5% dengan kecepatan 15-20 tetes/menit. Dosis awal MgSO4, 2 g IV dalam 10 menit selanjutnya 2 g/jam dalam drip infus sampai tekanan darah stabil (140-150/90-100 mmHg) (pemberian MgSO4 harus memenuhi syarat yaitu reflek patella positif (+), pernafasan >16 kali/menit, urin >100 cc dalam 4 jam).

  Berikan nifedipin 3- 4 x 10 mg oral. Lakukan terminasi kehamilan.

  (3) Eklampsia

  Eklampsia harus ditangani di rumah sakit. Bila pasien dirujuk, sebelumnya pasien perlu diberi pengobatan awal untuk mengatasi kejang dan pemberian obat antihipertensi. Berikan O

  2

  4-6 l/menit, pasang infus dekstrosa 5% 500 ml/ 6 jam dengan kecepatan 20 tetes/menit, pasang kateter urin, pasang goedel atau spatel. Bahu diganjal kain setebal 5 cm agar leher defleksi sedikit. Posisi tempat tidur dibuat sedikit fowler agar kepala tetap tinggi. Fiksasi pasien secara baik agar tidak jatuh. Di rumah sakit, berikan MgSO4, 2 g IV kemudian 2 g/jam dalam drip infus dekstrosa 5% untuk pemeliharaan sampai kondisi stabil. Bila timbul kejang berikan dosis tambahan MgSO4 2 g IV sekurang-kurangnya 20 menit setelah pemberian terakhir (dosis tambahan hanya diberikan satu kali saja). Bila syarat MgSO4 tidak terpenuhi berikan diazepam dengan dosis awal 20 mg IM atau 10 mg IV perlahan dalam 1 menit/lebih. Fenobarbital 120- 240 mg IV perlahan dengan kecepatan tidak melebihi 60 mg/ menit, dosis maksimal 1.000 mg. Lakukan terminasi kehamilan sesuai preeklampsia berat menurut Mansjoer (2006, h.272-273).

  

o. Tanda bahaya pada kehamilan lanjut dan penatalaksanaannya:

  1.) Perdarahan pervaginam Perdarahan pada kehamilan lanjut yaitu perdarahan yang terjadi pada trimester akhir dalam kehamilan hingga lahirnya bayi. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, dan kadang-kadang tapi tidak selalu disertai dengan rasa nyeri. Jenis-jenis perdarahan antepartum : a) Plasenta previa Adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian/seluruh

  ostium uteri internum. Gejala

  yang timbul yaitu perdarahan tanpa nyeri, bisa terjadi tiba- tiba, bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada bagian bawah rahim. Penatalaksanaannya : Tentukan usia gestasinya, jika <37 minggu lakukan tirah baring dan pemantauan ketat serta jika perdarahan banyak akhiri kehamilan dengan seksio sesaria. Usia gestasi >37 minggu jika diketahui plasenta previa marginalis atau plasenta letak rendah dapat dilakukan induksi atau akselerasi.

  b) Solusio plasenta Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada uterus sebelum janin dilahirkan. Tanda dan gejalanya adalah perdarahan tampak, kadang- kadang darah tidak keluar, terkumpul di belakang plasenta, bila perdarahan tersembunyi rahim keras seperti papan, perdarahan disertai nyeri, nyeri abdomen saat dipegang, palpasi sulit dilakukan, fundus uteri makin lama makin naik, tidak ada DJJ.

  Penatalaksanaannya : Evaluasi keadaan janin, evaluasi tanda vital, anemia dan

  koagulopati. Apabila janin masih hidup dan terjadi gawat

  janin namun pembukaan lengkap, bagian terendah di dasar panggul, maka percepat kala II dengan amniotomi dan dapat dilakukan partus pervaginam. Jika janin hidup dan keadaan normal lakukan tindakan seksio sesarea. Namun, apabila janin mati kondisi

  serviks pembukaan 1 jari, penurunan di

  hodge II-III lakukan seksio sesarea. Dan jika janin matu namun keadaan serviks lunak, pembukaan >3 cm, penurunan di hodge III-IV lakukan amniotomi, akselerasi (infus oksitosin), dan dapat partus pervaginam.

  c) Ruptur Uteri Adalah robekan atau

  diskontinuitas dinding rahim akibat

  dilampauinya daya regang miometrium. Penyebabnya adalah disproporsi janin dan panggul, partus macet atau traumatik. Tanda dan gejalanya adalah nyeri hebat di perut bagian bawah, diikuti dengan syok dan perdarahan pervaginam. Penatalaksanaannya : Berikan cairan RL 500 ml dalam 15-20 menit dan siapkan laparatomi. Lakukan laparatomi untuk melahirkan anak dan plasenta. Bila konservasi uterus masih diperlukan dan kondisi jaringan memungkinkan, lakukan reparasi uterus.

  Bila luka mengalami

  nekrosis yang luas dan kondisi pasien

  mengkhawatirkan, lakukan histerektomi. Lakukan bilasan peritoneal dan pasang drain dari

  kavum abdomen. Bila

  terdapat tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dan serum anti tetanus.

  p. Kunjungan ibu hamil

  1.) Pengkajian data fokus : riwayat menurut Rukhiyah (2011, h.45) Menanyakan riwayat kehamilan sekarang serta menanyakan perasaan ibu saat ini, menanyakan masalah yang mungkin timbul, pemeriksaan keadaan umum, emosi dan tanda-tanda vital, riwayat kehamilan sekarang, menanyakan pada ibu perasaan dan apa yang dirasakan pada kunjungan ini. 2.) Mendeteksi komplikasi 3.) Menurut Margaret (2013, h.89) hal yang perlu ditanyakan terkait ada tidaknya komplikasi pada kehamilan sepeti perdarahan dari vagina, pengeluaran cairan dari vagina, merasakan rasa nyeri yang hebat seperti saat mau haid, ketidaknormalan pergerakan janin gerakan janin bergerak cepat atau tidak adanya pergerakan janin, suhu tubuh yang tinggi (demam), menggigil, muntah yang berlebih (sehingga tidak kemasukan makanan) sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, urin yang keluar sedikit ketika buang air kecil, pembengkakan pada tangan, kaki dan muka.

  q. komplikasi kehamilan

  1. Ibu hamil terlalu muda yaitu umur kurang dari 16 tahun dimana organ reproduksi belum siap untuk terjadinya pembuahan.

  2. Ibu hamil diatas 35 tahun, faktor ini juga menjadi masalah karena dengan bertambahnya umur maka akan terjadi penurunan fungsi dari organ yaitu melalui proses penuaan. Adanya kehamilan membuat seorang ibu memerlukan ekstra energi untuk kehidupannya dan juga kehidupan janin yang sedang dikandungnya. Selain itu juga pada proses kelahiran yang memerlukan tenaga yang lebih besar lagi serta membutuhkan kelenturan dari jalan lahir. Sehingga dengan bertambahnya umur keelastisannya juga semakin berkurang, karena itulah mengapa ibu dengan umur yang tua sangat beresiko pada saat hamil. Setelah perkawinan selama 4 tahun, ibu baru akan hamil.

  3. Jarak dengan anak terakhir dengan anak yang dikandung sekarang lebih dari 10 tahun.

  4. Jarak kehamilan terlalu dekat yaitu kurang dari 2 tahun. Hal ini dapat beresiko karena sistem reproduksi belum kembali seperti semula, serta ibu masih menyusui.

  5. Teralu banyak anak (lebih dari 4).

  6. Tinggi badan kurang dari 145 cm.

  7. Terlalu gemuk dan terlalu kurus, ini akan berpengaruh pada gizi keduanya.

  8. Riwayat persalinan yang tidak baik.

  9. Riwayat adanya cacat bawaan yang dibawa oleh keluarga atau kehamilan yang lalu.

2. MASA PERSALINAN

a. Definisi persalinan

  Menurut Sukarni (2013, h. 187) persalinan adalah proses terbuka dan menipisnya serviks dan penurunan janin kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa adanya komplikasi dari ibu maupun janinnya.

  Persalinan merupakan adanya kontraksi uterus yang menyebabkan adanya penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir menurt Prawihadjo (2009, h.297)

  Kesimpulanya yaitu Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam kehidupan, kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial ibu dan keluarga.

b. Etiologi

  Menurut Susilawati (2009, h. 78) penyebab dasar persalinan secara teoritis terjadi karena hormonal, Prostaglandin, Struktur uterus, Sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi, hal ini yang memberikan pengaruh sehingga paersalinan dimulai.

  c. faktor yang mempengaruhi persalinan adalah :

  1. Power/ tenaga mengejan ibu menurut Sukarni (2013, h 186-187) his adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan: 1. his persalinan yang menyebabkan pendataran dan pembukaan

  serviks. Terdiri dari his pembukaan, his pengeluaran dan his pelepasan uri.

  2. His pendahuluan tidak berpengaruh terhadap serviks.

  3. Tenaga mengejan, tenaga ibu dalam mengejan dipengaruhi oleh adanya kontraksi otot

  • – otot dinding perut, kepala di dasar panggul yang memberikan tekanan atau rangsangan ibu untuk mengejan, paling efektif saat adanya kontraksi atau his.

  2. Passege/ panggul Menurut Sukarni (2013, h. 189) bagian- bagian tulang panggul dibagi menjadi dua yaitu

  Os Coxae (Os ischium, Os

  pubis, Os sacrum, Os ilium) dan Os Cossygs (Pelvis mayor) disebelah atas pelvis minor, superior dari linea terminalis.

  Fungsi obstetriknya menyangga uterus yang membesar pada saat hamil.

  3. Passager/fetus menurut Sukarni (2013, h. 194-200) Hal yang menentukan kemampuan untuk melewati jalan lahir dari faktor passager adalah :

  1. Presentasi janin dan bagian janin yang terletak pada bagian depan jalan lahir, seperti presentasi kepala (

  verteks, muka,

  dahi), presentasi bokong (bokong murni/

  frank Breech),

  bokong kaki (

  complete Beech), letak lutut atau letak kaki

  (

incomplete breech), presentasi bahu (letak lintang).

  2. Sikap janin Hubungan bagian janin (kepala) dengan bagian janin lainnya (badan), misalnya fleksi, defleksi, dll.

  3. Posisi janin Hubungan bagian/point penentu dari bagian terendah janin dengan panggul ibu yang dapat dibagi dalam 3 unsur: sisi panggul ibu (kiri, kanan, melintang), bagian terendah janin (oksiput, sacrum, dagu dan scapula), bagian panggul ibu (depan, belakang).

  4. Bentuk atau ukuran kepala janin menentukan kemampuan kepala untuk melewati jalan lahir.

  5. Hubungan janin dan panggul.

d. Tahapan persalinan

  Ada empat tahap dalam persalinan yaitu :

  1. Kala I Menurut Sumarah (2008, h. 5) persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung dari pembukaan 0 hingga pembukaan lengkap. Proses ini berlangsung kurang lebih 18- 24 jam, yang terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dari pembukaan 0-3 cm. Fase aktif (7 jam) dari pembukaan 3- 10 cm. Dalam fase aktif terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi dimana pembukaan bertambah 1 cm dalam waktu 2 jam, fase dilatasi maksimal yang berlangsung sangat cepat yaitu dari pembukaan 4 menjadi 9 cm, fase deselerasi terjadi begitu lambat dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 menjadi 10 cm .

  2. Kala II Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.

  Pada primigravida proses persalinan berlangsung 2 jam, sedangkan pada multigravida berlangsung 1 jam. Dalam keadaan normal pada kala ini kepala janin sudah masuk panggul, maka pada saat ada his ibu merasa ada tekanan pada otot-otot dasar panggul sehingga menimbulkan efek meneran. Karena adanya tekanan pada rektum sehingga akan merasakan seperti ingin buang air besar. Perineum menonjol serta adanya pembukaan pada anus. Labia membuka kemudian kepala janin tampak didepan vulva ketika ada his. Dengan adanya kekuatan his dan kekuatan meneran maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simpisis dan dahi, muka, dagu, melewati perineum setelah his berhenti sejenak, maka his akan mulai lagi untuk mengeluarkan anggota badan bayi menurut Sumarah (2008, h. 6)

  3. Kala III Dimulai segera setelah bayi lahir hingga lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 2 menit. Setelah bayi lahir uterus akan teraba keras dengan posisi fundus diatas pusat. Kemudian beberapa menit uterus berkontraksi kembali untuk melepaskan plasenta dari dindingnya menurut Sumarah (2008, Hal. 7)

  4. Kala IV Menurut Sumarah (208, h. 8) kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Tujuan asuhan persalinan adalah untuk mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. Observasi yang dilakukan pada kala IV, yaitu : Menilai tingkat kesadaran, Pemeriksaan tanda- tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, respirasi) Kontraksi uterus, Terjadinya perdarahan (perdarahan dianggap normal jika jumlahnya tidak melebihi 400- 500 cc).

e. Macam-macam persalinan :

  1. Persalinan spontan Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut.

  2. Persalinan buatan

  Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstrasi forceps, atau dilakukan operasi sectio caesaria menurut Liu (2008, h. 70).

f. Mekanisme persalinan normal

  Gerakan- gerakan utama dari mekanisme persalina menurut Marisah (2011, h. 146) yaitu :

  1. Penurunan kepala Pada primigravida, masuknya kepala ke pintu atas panggul biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir kehamilan, sedangkan pada multigravida penurunan kepala terjadi pada permulaan persalinan. Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan II persalinan disebabkan karena adanya kontraksi dan retreksi dari segmen atas rahim yang menyebabkan tekanan langsung ke fundus pada bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah Rahim sehingga terjadi penipisan dan dilatasi serviks. Keadaan ini yang menyebabkan bayi terdorong kedalam jalan lahir. Penurunan kepala juga disebabkan karena tekanan cairan intrauterine, kekuatan meneran atau adanya kontraksi otot- otot abdomen dan melurusnya badan janin.

  2. Fleksi Pada gerakan ini dagu bawah lebih dekat kearah dada janin sehingga ubun- ubun kecil lebih rendah dari ubun- ubun besar.