Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten MANGGARAI BARAT
B B i i d d a a n n g g
P P U U
C C i i p p t t a a
K K a a r r y y a a
K K a a b b u u p p a a t t e e n n M M a a n n g g g g a a r r a a i i B B a a r r a a t t alam pembangunan pr asar ana bidang Cipta Kar ya, untuk mencapai hasil yang optimal diper lukan kelembagaan yang dapat ber fungsi sebagai motor pengger ak RPIJM Bidang Cipta
Kar ya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahter aan masyar akat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yait u or ganisasi, tata laksana dan sumber dayamanusia. Or ganisasi sebagai w adah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada
lembaga; tata laksana mer upakan motor yang mengger akkan or ganisasi melalui mekanisme ker ja
yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai oper ator dar i kedua komponen ter sebut. Dengan
demikian untuk meningkatkan kiner ja suatu lembaga, penataan ter hadap ketiga komponen har us
dilaksanakan secar a ber samaan dan sebagai satu kesatuan.
Beber apa kebijakan ber ikut mer upakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan
kapasitas kelembagaan RPIJM pada pemer intahan kabupaten/ kota.Dalam UU 32/ 2004 disebutkan bahwa Pemer intah Daer ah mengatur dan mengur us sendir i ur usan pemer intahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejaht er aan masyar akat, pelayanan umum, dan daya saing daer ah. Untuk membantu Kepala Daer ah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah or ganisasi per angkat daer ah yang ditetapkan melalui Pemer intah Daer ah. Dasar ut ama penyusunan per angkat daer ah dalam bentuk suatu or ganisasi adalah adanya ur usan
D
K erangka K elembagaan dan
R egulasi K abupatenM A N GGA R A I B A R A T BAB
6
6.1. Ker angka Kelembagaan
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
B i d a n g P U C i p t a K - a r y a B - i d a n g P U C i p t a K a r y a
K K a a b b u u p p a a t t e e n n M M a a n n g g g g a a r r a a i i B B a a r r a a t t pemer intahan har us dibentuk ke dalam or ganisasi ter sendir i. Besar an or ganisasi per angkat daer ah sekur ang-kur angnya memper timbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daer ah, cakupan tugas yang meliputi sasar an tugas yang har us diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah ker ja dan kondisi geogr afis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daer ah yang ber talian dengan ur usan yang akan ditangani, dan sar ana dan pr asar ana penunjang tugas. Oleh kar ena itu, kebut uhan akan or ganisasi per angkat daer ah bagi masing-masing daer ah tidak senantiasa sama atau ser agam.
2. Peraturan Pemer intah ( PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Ur usan Pemerintahan PP ter sebut mencantumkan bahw a bidang peker jaan umum mer upakan bidang wajib yang menjadi ur usan pemer intah daer ah, dan pemer intah ber kewajiban untuk melakukan pembinaan ter hadap pemer intah kabupaten/ kota. PP 38/ 2007 ini juga member ikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemer intah Kabupaten/ Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Kar ya. Hal ini dapat dilihat dar i Pasal 7 Bab III, yang ber bunyi “(1) Ur usan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah ur usan pemer int ahan yang wajib diselenggar akan oleh pemer int ahan daer ah pr ovinsi dan pemer int ahan daer ah kabupat en/ kot a, ber kait an dengan pelayanan dasar . (2) Ur usan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliput i: ant ar a lainnya adalah bidang peker jaan umum”.
Dar i pasal ter sebut, ditetapkan bahwa bidang peker jaan umum mer upakan bidang wajib yang menjadi ur usan pemer intah daer ah, sehingga penyusunan RPIJM sebagai salah satu per angkat pembangunan daer ah per lu melibatkan Pemer i ntah, pemer intah pr ovinsi dan pemer intah kabupat en/ kota.
3. Peraturan Pemerintah ( PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Or ganisasi Daerah Ber dasar kan
PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Mar ga, Pengair an, Cipta Kar ya dan Penataan Ruang. Bidang PU mer upakan per umpunan ur usan yang diwadahi dalam bent uk dinas. Dinas ditetapkan ter dir i dar i 1 sekr etar iat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekr etar iat ter dir i dar i 3 sub- bagian dan masing-masing bidang ter dir i dar i paling banyak 3B i d a n g P U C i p t a K - a r y a
- B i d a n g P U C i p t a K a r y a
K K a a b b u u p p a a t t e e n n M M a a n n g g g g a a r r a a i i B B a a r r a a t t seksi.
4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014
Dalam Buku II Bab VIII Per pr es ini dijabar kan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kiner ja bir okr asi diper lukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia apar atur , pemanfaatan teknologi infor masi dan komunikasi, penyempur naan sistem per encanaan dan penganggar an, ser ta pengembangan sistem ak untabilitas kiner ja instansi pemer intah dan apar atur nya. Untuk mendukung penataan kelembagaan, secar a ber ir ingan telah ditempuh upaya untuk memper kuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemer intah, seper ti per baikan standar oper asi dan pr osedur (SOP) dan pener apan e-gover nment di ber bagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kiner ja di lingkungan instansi pemer intah, selur uh instansi pusat dan daer ah dihar apkan secar a ber t ahap dalam memper baiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan per angkat SOP, mekanisme ker ja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kiner ja.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Gr and Design
Refor masi Birokrasi 2010-2025 Tindak lanjut dar i Per atur an Pr esiden ini, Menter i Pendayagunaan Apar atur Negar a telah mengeluar kan Per at ur an Menter i Pendayagunaan Apar atur Negar a Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Refor masi Bir okr asi pada Pemer intah Daer ah. Ber dasar kan per at ur an menter i ini, r efor masi bir okr asi pada pemer intah daer ah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secar a ber tahap dan ber kelanjutan sesuai dengan kemampuan pemer intah daer ah. Per men ini member ikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme ser ta pr osedur dalam r angka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan r efor masi bir okr asi pemer intah daer ah. Upaya pembenahan bir okr asi di lingkungan Dir ektor at JMANGGARAI BARATr al Cipta Kar ya t elah2. Pr ogr am Penataan Per at ur an Per undang-undangan, meliputi: penataan ber bagai
per atur an per undang-undangan yang dikeluar kan/ diter bitkan oleh K/ L dan Pemda;
8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: pener apan standar pelayanan pada unit ker ja masing-masing, pener apan SPM pada Kab/ Kota.
7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kiner ja instansi pemer intah, pengembangan sistem manajemen kiner ja or ganisasi dan penyusunan Indikator Kiner ja Utama (IKU);
6. Penguatan Pengaw asan, meliputi: pener apan Sistem Pengendalian Inter n Pemer intah (SPIP) dan Peningkatan per an Apar at Pengawasan Inter n Pemer intah (APIP);
5. Penataan Sistem Manajemen SDM Apar atur , meliputi: penataan sistem r ekr utmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu ber dasar kan kompetensi;
4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggar aan tugas dan fungsi, ser t a pembangunan dan pengembangan e-gover nment;
3. Pr ogr am Penguatan dan Penataan Or ganisasi, meliputi: r estr uktur isasi tugas dan fungsi unit ker ja, ser ta penguatan unit ker ja yang menangani or ganisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;
1. Pr ogr am Manajemen Per ubahan, meliputi: penyusunan str ategi manajemen per ubahan dan str ategi komunikasi K/ L dan Pemda, sosialisasi dan inter nalisasi manajemen per ubahan dalam r angka r efor masi bir okr asi;
B B i i d d a a n n g g
, maka per lu dilanjutkan dan disesuaikan dengan pr ogr am r efor masi bir okr asi pemer intah, yang ter dir i dar i sembilan pr ogr am, yaitu :
Untuk mendukung ter capainya good gover nance
K K a a b b u u p p a a t t e e n n M M a a n n g g g g a a r r a a i i B B a a r r a a t t dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar bir okr asi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).
K K a a r r y y a a
C C i i p p t t a a
P P U U
6. Instr uksi Pr esiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan GMANGGARAI BARATr dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpr es ini dinyatakan bahwa pengar usutamaan gMANGGARAI BARATr ke dalam
selur uh pr oses pembangunan mer upakan bagian yang tidak ter pisahkan dar i kegiat an
fungsional semua instansi dan lembaga pemer intah di tingkat Pusat dan Daer ah. Pr esiden
B i d a n g P U C i p t - a K a r y a B - i d a n g P U C i p t a K a r y a
K K a a b b u u p p a a t t e e n n M M a a n n g g g g a a r r a a i i B B a a r r a a t t
menginstr uksikan untuk melaksanakan pengar usutamaan gMANGGARAI BARATr guna
ter selenggar anya per encanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas
kebijakan dan pr ogr am pembangunan nasional yang ber per spektif gMANGGARAI BARATr
sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, ser ta kewenangaan masing-masing. Ter kait PUG,
Kementer ian PU dan Ditjen Cipta Kar ya pada umumnya telah mulai mener apkan PUG dalam
tiap pr ogr am/ kegiat an Keciptakar yaan. Untuk itu per lu diper hatikan dalam pengembangan
kelembagaan bidang Cipta Kar ya untuk memasukkan pr insip-pr insip PUG, demikian pula di
dalam pengelolaan RPIJM Bidang Cipta Kar ya.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/ PRT/ M/ 2010 Tentang Standar Pelayanan
Minimum Per atur an Menter i PU ini menekankan tentang tar get pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemer intah kabupaten/ kota. Tar get pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Per men ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dar i beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Kar ya yang dituangkan di dalam dokumen RPIJM. Dalam Per men ini juga disebutkan bahwa Guber nur ber tanggung jaw ab dalam koor dinasi penyelenggar aan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/ Walikota ber tanggung jawab dalam penyelenggar aan pelayanan dasar bidang PU. Koor dinasi dan penyelenggar aan pelayanan dasar Bidang Peker jaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yangber tanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik pr ovinsi maupun kabupaten/ kota.
8. Peraturan Menter i Dalam Neger i Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penataan Or ganisasi Perangkat Daerah Per atur an menter i ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan per angkat daer ah. Ber dasar kan Per men ini dasar hukum penetapan per angkat daer ah adalah Per atur an Daer ah (Per da). Penjabar an tupoksi masing-masing SKPD Pr ovinsi ditetapkan dengan Per gub, dan SKPD Kab/ Kota dengan Per bup/ Per wali.9. Per mendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemer intah daer ah sebagai dasar untuk member ikan pelayanan per kotaan bagi masyar akat. SPP adalah standar pelayanan minimal
B i d a n g P U C i p - t a K a r y a B i - d a n g P U C i p t a K a r y a
K K a a b b u u p p a a t t e e n n M M a a n n g g g g a a r r a a i i B B a a r r a a t t kaw asan per kotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan per kotaan mer upakan tempat per mukiman per kotaan, t er masuk di dalamnya jenis pelayanan bidang keciptakar yaan, seper ti
per umahan, air minum, dr ainase, pr asar ana jalan lingkungan, per sampahan, dan air limbah.
10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegaw ai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegaw ai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemer intah dalam menghitung kebutuhan pegaw ai ber dasar kan beban ker ja dalam r angka penyusunan for masi PNS. Dalam per hitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang har us diper hatikan adalah: beban ker ja, standar kemampuan r ata-r ata, dan waktu ker ja. Dalam keputusan ini, Guber nur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan per kotaan, sedangkan Bupati/ Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan per kotaan.
Ber dasar kan per atur an-per atur an di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluar kan per at ur an
daer ah untuk pemantapan dan pengembangan per angkat daer ah, khususnya untuk ur usan
pemer intahan bidang peker jaan umum dan lebih khusus lagi tentang ur usan pemer intahan pada sub
bidang Cipta Kar ya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani ur usan
pemer intah pada bidang/ sub bidang Cipta Kar ya maka dihar apkan dapat meningkatkan kiner ja
pelayanan kelembagaan.6.1. 1 Kondisi Kelembagaan Pemer intah Kabupaten MANGGARAI BARAT
6.1.1.1 Kondisi Keor ganisasian Bidang Cipta Kar ya
Kepala Dinas Sekretaris Dinas Kasubag. asubag. Kasubag. Umum Sunpro & Keuangan dan Pelapora Kabid. Cipta Kabid. Kabid. Bina Kabid. TLT Karya Pengairan Marga (Tata Laksana Kasie Kasie. Irigasi Kasie. Prasarana Kasie. Permukiman & Jalan Pengendalian Pengembangan Monitroing dan Kasie Kasie. Rawa, Kasie Prasarana Kasie. Jasa Pengembangan Sungai & Danau Jembatan Konstruksi B i d a n g P U C i p a K - t a r y a
- B i d a n g P U C i p t a K a r y a
K K a a b b u u p p a a t t e e n n M M a a n n g g g g a a r r a a i i B B a a r r a a t t
6.1.2. Kondisi Ketatalakasanaan Bidang Cipta Kar ya
Ter laksananya pembangunan dan pengelolaan kabupaten/ kota secar a baik, yaitu melalui pelaksanaan
pr ogr am-pr ogr am pembangunan yang telah dir encanakan, per lu ditunjang oleh kemampuan
administr asi yang baik dan ter atur , disamping kemampuan pengetahuan ser ta keahlian yang memadai.
Sehubungan dengan hal ter sebut, per lu diupayakan peningkatan fungsi administr asi pembangunan
Kabupaten/ Kota yang dapat menjaw ab ber bagai per masalahan yang timbul, dalam hal ini menyangkut
keikutser taan ber bagai instansi atau badan pemer intah ataupun pihak sw asta dan masyar akat yang
menjamin kelancar an pr oses pelaksanaan pembangunan. Untuk itu per lu diper hatikan pr osedur
administr asi pelaksanaan untuk mew ujudkan setiap pr ogr am per encanaan yaitu penetapan gar is ker ja
dan koor dinasi antar a Dinas-Dinas yang ter libat, badan pelaksana, dan per encana atau dengan kata lain
yaitu pember ian penegasan kew enangan dan tugas pada apar at-apar at yang ter libat dalam
pembangunan kota sesuai dengan per atur an per undangan yang ber laku.Tabel 6.3 Hubungan Ker ja Instansi Bidang Cipta Kar yaPeran Instansi dalam Pembangunan Unit/ Bagian yang Menangani No. Instansi Bidang CK Pembangunan Bidang CK
(1) (2) (3) (4)
1. Bappeda Pengkoor dinasian kegiatan Bidang fisik Prasrana perencanaan pembangunan pengairan, perhubungan, pariwisata, tata ruang dantata guna tanah, serta sumber daya alam dan lingkungan hidup.
2. Dinas PU
Satker Bangunan Permukiman Satker Penataan bangunan Lingkungan Satker Penyehatan Lingkungan Permukiman Satker Air Minum
3. BLHD Mer encanakan, melaksanakan dan Bidang Pengaw asan dan mengevaluasi pr ogram di bidang Pengendalian Lingkungan Hidup Pengaw asan dan Pengendalian
Bidang Penataan Lingkungan dan Lingkungan Hidup dan bidang Penataan Pengkajian Dampak Lingkungan Lingkungan dan Pengkajian Dampak Lingkungan B i d a n g P U C i p t K - a a r y a
- B i d a n g P U C i p t a K a r y a
K K a a b b u u p p a a t t e e n n M M a a n n g g g g a a r r a a i i B B a a r r a a t t
6.1.3 Analisis Sumber Daya Manusia ( SDM) Bidang Cipta Kar ya
Secar a keselur uhan jumlah pegaw ai neger i sipil (PNS) hingga Desember 2015 ter dapat sebanyak 5.213
or ang dengan komposisi menur ut kepangkatan/ golongan adalah golongan I: 137 or ang; golongan II:
1.777 or ang; golongan III: 2.020 or ang dan golongan IV: 1.279 or ang. Dar i tingkatan jabatan/ eseloner ing
dapat diketahui dar i Tabel ber ikut.Tabel 6.4 Banyaknya Pejabat Pemerintah Menurut Golongan dan Jenis Kelamin
Di Kabupaten MANGGARAI BARAT
Sumber : Kabupaten Manggaai Bar at Dalam Angka 20164
Tabel 6.7 Data Jabatan Stuktur al Tahun 2015No Eselon Ter isi Belum Ter isi Jumlah
1 Eselon II/ A 1 -
1
2 Eselon II/ B
25
29
7
3 Eselon III/ A
38
5
43
4 Eselon III/ B
90 16 106
5 Eselon IV/ A 304 51 355
45 2.404 2.008 4.312 Sumber : Kabupaten Manggaai Bar at Dalam Angka 2016
38
B B i i d d a a n n g g
Tabel 6.6 Banyaknya Pegawai Negeri Sipil menurut Jenis Kelamin dan Jenis Pekerjaan di Kab. MANGGARAI BARATP P U U
C C i i p p t t a a
K K a a r r y y a a
K K a a b b u u p p a a t t e e n n M M a a n n g g g g a a r r a a i i B B a a r r a a t t
Tabel 6.5 Jumlah Pejabat Pemer intah Menur ut Klasifikasi Jabatan dan Jenis KelaminSumber : Kabupaten Manggaai Bar at Dalam Angka 2016
No Uraian Jumlah Pegaw ai Laki-Laki Perempuan Jumlah
5 Penyuluh Keluarga Ber encana
1 Tenaga Kesehatan 150 547 697
2 Tenaga Pendidikan/ Gur u 1.380 1113 2.493
3 Administr asi Pemer intahan 802 332 1.134
4 Penyuluh Per tanian (PPL)
34
9
43
6 Eselon IV/ B Jumlah 458 76 534 B i d a n g P U C i p t a K a r y a - B i d - a n g P U C i p t a K a r y a
K K a a b b u u p p a a t t e e n n M M a a n n g g g g a a r r a a i i B B a a r r a a t t SSumber : Kabupaten Manggaai Bar at Dalam Angka 2016 Dar i tabel diatas ter lihat bahw a jumlah jabatan str uctur al di kabupaten MANGGARAI BARAT pada tahun 2015 ber jumlah 534 jabatan dar i Eselon IV/ B sampai dengan Eselon II/ A. Dar i tabel ter lihat
458 jabatan telah ter isi (85,77%) sedangkan 76 jabatan lainnya belum ter isi (14,23%). Jabatan yang belum ter isi ter jadi kar ena adanya mutasi pejabat ke luar daeah dan ada yang sudah memasuki masa pur na bakti.
6.2. KERANGKA REGULASI
Ker angka r egulasi diar ahkan untuk memfasilitasi, mendor ong dan mengatur per ilaku penyelenggar aan pembangunan ser ta masyar akat ter masuk sw asta. Ker angka r egulasi itu dapat ber upa undang-undang, Per atur an Pemr intah, Per atur an Pr esiden, Instr uksi Pr esiden atau Per atur an Menter i Peker jaan Umum dan Per umahan Rakyat ser ta r egulasi pr oduk kabupaten/ kota. Regulasi–r egulasi yang sudah ada dan sementar a ber laku di tingkat nasional, pr ovinsi dan kabupaten/ kota, diur aikan pada tabel 6.8. (ter lampir ) Meskipun per atur an-per atur an yang dimiliki Kabupaten MANGGARAI BARAT ter kait AM, Sanitasi, Penataan Bangunan dan kumuh sudah ada, namun belum ber jalan maksimal sesuai yang dihar apkan. Bahkan atur an-atur an yang sudah itu belum sepenuhnya menyentuh per soalan- per soalan yang dihadapi seper ti : o Belum ada atur an atau sansksi dar i pemer ntah ter kait pengelolaan air minum, pengelolaan o sanitasi o Belum ada atur an tentang pencegahan ber tambahnya kaw asan kumuh bar u Belum ada kebijakan atau ker jasama yang mengikat dunia usaha dalam sistem pengelolaan air o minum maupun sanitasi Kur ang SDM dan par tisipasi pemangku kepentingan didalam membuat suatu pr oduk/ atur an o yang mengikat ter kait pengelolaan air minum dan sanitasi.
Per atur an sudah ada tapi belum dijalankan secar a maksimun (Per da BG, IMB dll) Untuk memecahkan per soalan mMANGGARAI BARATsak dan memper kuat fungsi pengatur an dalam mendukung pembangunan infr asyr uktur bidang Cipta Kar ya di Kabupaten MANGGARAI BARAT , maka per angkat per atur an yang per lu diusulkan antar a lain :
Desa yang dimasukan dalam RPJM Desa Per des BP SPAM Meningkatkan kemandir ian desa dalam pemeliharaan SPAM Kepala Desa dgn unit ter kait BPD Tahun 2017 Per da Pendir ian PDAM
Adanya Or ganisasi Pengelola Sanitasi dan pemelihar aan sar ana sanitasi ber kelanjutan Kepala Desa dgn unit ter kai BPD Tahun 2017 Per bup
Dinas CK dgn unit ter kait Lintas Sektor Tahun 2016/ 2017 Per des Or ganisasi Sanitasi
Peningkatan Pelayanan Sanitasi Meningkatkan akses sanitasi ser ta tumbuhnya kesadar an masyar akat ttg adanya atur an yg mengikat
Meningkatkan kepatuhan bangunan di masyar akat Dinas CK & TR dgn unit ter kait Lintas Sektor Tahun 2016 Per da/ Per bub
PU dgn unit ter kait kesehatan & BLH Tahun 2017 Per bup BG, IMB, TABG, SLF
Pengentasan Kaw asan Kumuh; Mengatur Kaw asan Per mukiman; Peningkatan kualitas per mukiman, penceagahan ber tambahnya kumuh bar u
SK Pencegahan dan Penanaganan kaw asan kumuh
Peningkatan pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyar akat Bupati dgn unit ter kait PU & PDAM Tahun 2017 Per da, Per bup,
Asosiasi BPSPAM Penanganan Air Minum Per desaan Pr ogr am AM dan Sanitasi di
B B i i d d a a n n g g
Minum & Status Kepemilikan Sumber Air , Infiltr asi Air (Air tanah) BPSPAM
Per da Per lindungan Sumber - sumber Air Per lindungan MA+Aset Air
Per da JAKSTARDA Jaktr a daer ah yg disusun sesuai potensi yg ada di kab/ kota, ter masuk Penyer taan modal ke PDAM dlm mengelola AM pasca konstr uksi PU
N O REGULASI ARAH REGULASI MATERI REGULASI Penangungja w ab/ THN
Tabel 6.8 Matr iks Kebutuhan RegulasiK K a a b b u u p p a a t t e e n n M M a a n n g g g g a a r r a a i i B B a a r r a a t t
K K a a r r y y a a
C C i i p p t t a a
P P U U
Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah dar i hilir BLHD B i d a n g P U C i p t a K a r - y a B d a n g P U C i p - i t a K a r y a
K K a a b b u u p p a a t t e e n n M M a a n n g g g g a a r r a a i i B B a a r r a a t t N
Penangungja REGULASI ARAH REGULASI MATERI REGULASI O w ab/ THN (pemilahan, pemanfaatan kembali, pengangkutan) sampai pada (sampai pemr osesan akhir di TPA (hulu)
Ker angka r egulasi yang diusulkan ini memper timbangkan r egulasi yang sudah ada, dan melengkapi kebutuhan r egulasi yang belum diatur , maupun untuk per baikan bilamana r egulasi yang ada belum optimal dalam mencapai tujuan/ sasar an pembangunan .