DOCRPIJM 501f9eacab BAB II2. BAB II PROFIL KABUPATEN (ok)

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016

  2.1. Gambaran Geografi dan Administratif Wilayah

  2.1.1. Letak Geografis Letak Geografis Kabupaten Pidie Jaya terletak antara 96 3’16,62” sampai dengan 96 20’40,5” Bujur Timur dan 5 18’6,607” sampai dengan 4 56’42,1” Lintang Utara .

  

Terdiri dari 8 kecamatan, 34 Mukim, dan 222 Gampong. Batas-batas wilayah sebagai berikut:

  • Sebelah Utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka, Kabupaten Pidie (Kecamatan Kembang Tanjong)
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen,
  • • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pidie (Kecamatan Tangse, Kecamatan

  Geumpang dan Kecamatan Mane),

  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pidie (Kecamatan Geuleumpang Tiga,

    Kecamatan Geuleumpang Baro, dan Kecamatan Keumbang Tanjong).

  2.1.2. Administrasi Kabupaten Pidie Jaya adalah salah satu kabupaten yang baru terbentuk berada dalam

wilayah provinsi Aceh, dengan ibukota Kabupaten adalah Kota Meureudu. Kabupaten ini

dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 pada tanggal 2 Januari 2007,

dengan didasari Surat Bakosurtanal Nomor SV.03.01/596E-PD/V/2008 perihal koreksi luas

  2

wilayah Kabupaten Pidie Jaya, bahwa total wilayah Pidie Jaya adalah 1.162,84 km yang

  2

yang terdiri dari luas wilayah darat 952,0 km (95.210,99 Ha berdasarkan GIS) dan luas

  2 wilayah laut 210,84 km .

  

Lebih jelasnya mengenai wilayah administrasi Kabupaten Pidie Jaya dapat dilihat pada tabel

2.1, gambar 2.1 dan gambar 2.2.

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA 2016

  5 Meurah Dua 292,20

  5 Total 1.162,84 222

  45

  8 Bandar Dua 174,26

  2

  18

  7 Jangka Buya 29,63

  5

  30

  6 Ulim 60,73

  3

  19

  4

Tabel 2.1 Luas Wilayah Darat Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya No Kecamatan Luas Wilayah(Km) Jumlah Gampong Jumlah Kemukiman

  30

  4 Meureudu 156,74

  5

  27

  3 Trienggadeng 128,00

  2

  10

  2 Panteraja 40,04

  8

  43

  1 Bandar Baru 281,24

  34 Sumber : Qanun RTRW Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2015 MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016 Gambar 2.1 Peta Orientasi Kabupaten Pidie Jaya

3 II -

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016 Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Pidie Jaya

4 II -

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016

  2.2. Gambaran Demografi

2.2.1. Jumlah Penduduk secara keseluruhan

  Jumlah penduduk Kabupaten Pidie Jaya pada tahun 2013 yaitu 157.383 jiwa. dibandingkan dari tahun sebelumnya, penduduk Pidie Jaya mengalami kenaikan jumlah. Tabel di bawah memperlihatkan jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Bandar Baru, yaitu

36.480 jiwa, sedangkan Kecamatan Pante Raja adalah kecamatan yang memiliki jumlah

penduduk terkecil yaitu dengan jumlah penduduk 9.063 jiwa.

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 Jumlah Penduduk No Kecamatan (jiwa/km2) Th 2013

  

1. Bandar Baru 36.480

  

2. Pante Raja 9.063

  

3. Trienggadeng 24.049

  

4. Meureudu 23.117

  

5. Meurah Dua 12.043

  

6. Ulim 15.969

  

7. Jangka Buya 9.845

  

8. Bandar Dua 26.817

Jumlah 157.383

  Sumber : Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil Pidie Jaya Tahun 2015

2.2.2. Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin

  Struktur penduduk di Kabupaten Pidie Jaya pada tahun 2013 berdasarkan jenis kelamin memiliki proporsi yang hampir seimbang. Pada tahun 2013 terdapat 77.367 jiwa laki-laki dan 78.53 jiwa perempuan. Menurut data BPS hasil registrasi penduduk akhir tahun 2014 sebesar 157.383 jiwa, dari jumlah tersebut sebesar 49% merupakan penduduk laki-laki dan selebihnya merupakan perempuan. Jumlah penduduk ini naik sebesar 1,04%

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016 bila dibandingkan dengan keadaan akhir tahun 2014. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014

  

Jumlah Pe nduduk

No Ke camatan Be rdasarkan Je nis Ke lamin Jumlah KK

Lk Pr

  1 Bandar Baru 18,047 18,433 10,216

  2 Panteraja 4,552 4,511 2,580

  3 Trienggadeng 11,776 12,273 7,272

  4 Meureudu 11,378 11,739 6,807

  5 Meurah Dua 5,992 6,051 3,424

  6 Ulim 8,081 7,888 4,369

  7 Jangka Buya 4,965 4,880 2,683

  8 Bandar Dua 13,314 13,503 7,380 Jumlah 78,105 79,278 44,731

  Sumber : Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil Pidie Jaya Tahun 2015

2.2.3 Laju Pertumbuhan Penduduk

  Pertumbuhan penduduk Kabupaten Pidie Jaya tidak selalu memperlihatkan jumlah yang terus meningkat, beberapa faktor turut mempengaruhi. Selain sebagai kabupaten baru, mobilitas penduduk yang terus terjadi memberi kesulitan bagi dinas terkait untuk dapat memaparkan jumlah yang signifikan.

  Berdasarkan karakteristik perkembangan laju pertumbuhan penduduknya, maka dapat diperkirakan kecenderungan (trend) pola perkembangan penduduknya yang cenderung berbentuk linier, dan atau eksponensial.

  Jika dilihat, pada tahun-tahun sebelumnya jumlah penduduk Pidie Jaya mengalami peningkatan yang terus menerus, namun pada tahun 2010 jumlah penduduk Pidie Jaya mengalami peningkatan yang relative normal mencapai 1,38 %. Dari grafik dibawah ini dapat terlihat fuktuasi penduduk di Kabupaten Pidie Jaya.

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016 Kepadatan dan distribusi penduduk pada masa yang akan datang memberikan informasi terhadap kemampuan lahan/ketersediaan atas jumlah penduduk. Kondisi kepadatan pada tiap kecamatan tidak mengalami perubahan besar dari kepadatan pada tahun-tahun proyeksi, jika dibandingkan antara kepadatan tahun sebelumnya, hanya saja terlihat bahwa kepadatan penduduk di kecamatan-kecamatan meningkat.

  Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Kabupaten Pidie Jaya 2010 - 2014

Kepadatan

  Jumlah (Jiwa/tahun) (jiwa/km2) No Kecamatan Th 2013 2009 2010 2011 2012 2013

  

1. Bandar Baru 34.188 34.747 35.088 35.612 36.480 129.82

  

2. Pante Raja 7.886 8.177 8.544 8.898 9.063 226.58

  

3. Trienggadeng 21.785 22.548 23.082 23.418 24.049 187.88

  

4. Meureudu 21.402 22.196 22.468 22.710 23.117 148.19

  5. Meurah Dua 11.146 11.371 11.733 11.694 12.043

  41.24

  

6. Ulim 14.443 14.859 15.475 15.542 15.969 266.15

  

7. Jangka Buya 4.242 9.456 4.417 9.585 9.845 339.48

  

8. Bandar Dua 25.360 25.776 25.572 26.124 26.817 154.12

Jumlah 140.452 149.217 151.379 153.583 157.383 135.44

  Sumber : Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil Pidie Jaya Tahun 2015

2.2.4 Proyeksi Jumlah Penduduk

  Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Pidie Jaya sampai akhir tahun perencanaan 2031 dilakukan dengan memproyeksikan jumlah penduduk setiap kecamatan agar diperoleh hasil yang lebih akurat. Dasar pertimbangannya adalah bahwa setiap kecamatan memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda dan terdapat faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi perkembangan penduduk wilayah tersebut.

  Model yang digunakan untuk memproyeksikan jumlah penduduk disesuaikan dengan karaktersitik perkembangan penduduk setiap kecamatan. Teknik proyeksi yang digunakan adalah polinomial. Dengan demikian jumlah penduduk akan membawa

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016 konsekuensi bertambahnya penduduk.

  Dengan menggunakan pertumbuhan penduduk Kabupaten Pidie Jaya sebesar 2,85% pertahun, maka pada akhir tahun perencanaan jumlah penduduk Kabupaten Pidie Jaya berjumlah 267.125 jiwa. Jumlah penduduk hasil proyeksi pada tahun-tahun perencanaan akan menjadi dasar dalam penentuan jumlah sarana dan utilitas wilayah perencanaan, sehingga pemenuhan sarana-sarana akan menjadi lebih efesien dan efektif.

  Tabel 2.5

Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Pidie Jaya Sampai Tahun 2031

Dengan Menggunakan Metoda Proyeksi Polinomial (Jiwa)

  Proyeksi Penduduk Kecamatan 2016 2021 2026 2031 41.224 47.443 54.600 61.096 Bandar Baru

  9.875 11.365 13.079 15.052 Pante Raja 26.859 30.911 35.574 40.941 Trienggadeng

  

Meureudu 26.135 30.078 34.615 39.837

13.650 15.709 18.079 20.806 Meurah Dua

U l i m 18.024 20.744 23.873 27.475

  11.011 12.681 14.594 16.795 Jangka Buya 29.603 34.069 39.208 45.123 Bandar Dua

  

JUMLAH 176.381 203.000 233.622 267.125

Sumber: Hasil Analisis, 2012

2.2.5. Jumlah Penduduk Miskin

  Kondisi umum kemiskinan di Kabupaten Pidie Jaya dilihat dari besarnya persentase tingkat kemiskinan, besarnya jumlah penduduk miskin, kedalaman kemiskinan serta keparahan kemiskinan.

A. Persentase Penduduk Miskin

  Berdasarkan data dari BPS, tingkat kemiskinan di Kabupaten Pidie Jaya pada Tahun 2014 sebesar 22,70 persen. Kondisi ini berada masih jauh diatas capaian rata-rata Propinsi (17,72%), Nasional (11,47 %), target RPJMD Kabupaten Pidie Jaya 2010-2015 (8-10%) dan target MDGs (7.5% tahun 2015) . Posisi relatif tingkat kemiskinan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 dapat diihat pada Gambar 2.3 berikut.

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016 Gambar 2.3

Posisi Relatif Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pidie Jaya terhadap Propinsi dan

Nasional Tahun 2014

  Sumber : Badan Pusat Statistik Dilihat dari capaian Kabupaten/Kota lainnya tingkat kemiskinan di Kabupaten Pidie Jaya berada pada posisi terbesar ketiga setelah Kabupaten Bener Meriah (23,47%) dan Aceh Barat (23,70%). Masih besar angka yang harus dicapai agar tingkat kemiskinan berada jauh lebih baik dari beberapa Kabupaten/Kota lainnya bahkan untuk dapat menyamai posisi rata-rata Propinsi dan Nasional. Capaian perkembangan antar waktu tingkat kemiskinan Kabupaten Pidie Jaya seperti terlihat pada Gambar 2.4 berikut.

  Gambar 2.4

Perkembangan Antar Waktu Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2007-2013 MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016 Dengan melihat pencapaian antar waktu, tingkat kemiskinan di Kabupaten Pidie Jaya mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Dimana penurunan yang sangat cepat terjadi pada rentang tahun 2007-2009 yaitu rata-rata diatas 3 persen. Penurunan yang lumayan besar untuk capaian angka kemiskinan di tahun 2012 dari 24,35% menuju tahun 2013 yaitu 22,70%, namun di tahun 2010 sampai 2012 laju penurunan sedikit lambat rata- rata dibawah 1 persen, hanya pada tahun 2013 kembali turun diatas 1 persen. Secara rata- rata penurunan angka kemiskinan dari tahun 2007 sampai tahun 2013 sebesar 2,05 persen, dimana penurunan angka kemiskinan dari tahun 2007-2013 dapat dikatakan melambat.

  Tahun 2007-2009 efektivitas program sangat efektif terlihat dari laju penurunan yg sangat besar, tetapi penurunan laju yang kecil pada tahun 2010-2012 dapat dikatakan efektivitas program terhadap pengurangan angka kemiskinan tidak begitu efektif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. walaupun secara riil angka penurunan membaik dan dapat dikatakan efektifitas program membaik. Efektivitas intervensi kebijakan terhadap pengurangan tingkat kemiskinan menunjukkan perbaikan dari tahun ke tahun. Hal ini seperti terlihat pada Gambar 2.5 berikut.

  Gambar 2.5

Efektivitas Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pidie Jaya

  Pengurangan dalam tingkat kemiskinan di Kabupaten Pidie Jaya secara umum relevan dengan pencapaian dari Propinsi dan Nasional, sehingga perbaikan capaian terhadap pengurangan angka kemiskinan dikatakan sejalan dengan Propinsi dan Nasional. Berdasarkan Gambar 2.5 laju pertumbuhan penurunan angka kemiskinan pidie Jaya lebih

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016 tinggi dibandingkan dengan Provinsi dan Nasional. Grafik relevansi tingkat kemiksinan Kabupaten Pidie Jaya terhadap Propinsi dan Nasional seperti terlihat pada Gambar 2.6 berikut.

Gambar 2.6 Relevansi Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pidie Jaya terhadap Propinsi dan

  

Nasional Tahun 2007-2013

2.2.6 Jumlah Penduduk Miskin

  Jumlah penduduk miskin berdasarkan data BPS di Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 sebesar 32.600 jiwa. Dibandingkan dengan jumlah penduduk di kabupaten lainnya, Pidie Jaya masih berada lebih sedikit dari kabupaten/kota lainnya. Posisi relatif jumlah penduduk miskin Kabupaten Pidie Jaya disajikan pada Gambar 2.7 berikut.

  Gambar 2.7

Posisi Relatif Jumlah Penduduk Miskin (000) Kabupaten Pidie Jaya terhadap Provinsi dan Nasional Tahun 2013 MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016 Penurunan antar waktu menunjukkan penurunan jumlah penduduk miskindari tahun 2007-2013 dan sama halnya dengan tren pada persrntase tingkat kemiskinan, dapat dikatakan penurunan jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun cenderung melambat. seperti terlihat pada grafik berikut ini.

Gambar 2.8 Perkembangan Antar Waktu Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Pidie Jaya

  2.3. Gambaran Topografi Kabupaten Pidie Jaya memiliki klasifikasi kelerengan < 8%, 8-15%, 16-25%, 26- 40%, dan >40%. Berdasarkan kelompok kelerengan tersebut dominan berkelerengan 8% - 15% di Kecamatan Meurah Dua dengan luasan 11.574,70 Ha atau sebesar 12% dari total luas wilayah kabupaten. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.9 dan table 2.6 dibawah ini.

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016 Tabel 2.6 Kondisi Kelerengan Kabupaten Pidie Jaya No Kecamatan Klasifikasi Lereng Kelas Lereng Luas

  1 Ulim < 8% Datar 3.680,5 8% - 15% Landai 278,4 16% - 25% Agak Curam 208,5

  2 Trienggadeng < 8% Datar 7.899,0 8% - 15% Landai 29,2

3 Pante Raja < 8% Datar 1.453,8

  4 Meureudu &lt; 8% Datar 4.416,2 8% - 15% Landai 2.872,9 16% - 25% Agak Curam 4.469,9 26% - 40% Curam 202,1 &gt;40% Sangat Curam 511,1

  5 Meurah Dua &lt; 8% Datar 10.203,0 8% - 15% Landai 11.574,7 16% - 25% Agak Curam 6.170,1 26% - 40% Curam 339,1 &gt;40% Sangat Curam 414,9

  6 Jangka buya &lt; 8% Datar 927,4 8% - 15% Landai 0,1

  7 Bandar Dua &lt; 8% Datar 6.539,3 8% - 15% Landai 3.691,9 16% - 25% Agak Curam 6.422,2 26% - 40% Curam 325,5 &gt;40% Sangat Curam 553,3

  8 Bandar Baru &lt; 8% Datar 10.670,6 8% - 15% Landai 6.005,1 16% - 25% Agak Curam 4.724,2 26% - 40% Curam 627,9

  Jumlah 95.210,9 Sumber: Bappeda Provinsi Aceh

  Kondisi ketinggian Kabupaten Pidie Jaya dibedakan menjadi 2.000 – 2.500 Dpl, &lt;2.000 Berdasarkan kelompok ketinggian tersebut dominan memiliki ketinggian &lt;2.000 dpl atau sebesar 29% dari total luas wilayah kabupaten berada di Kecamatan Meurah Dua. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.10 dan tabel 2.7.

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016

  II -

  14 Gambar 2.9 Peta Kelerengan Kabupaten Pidie Jaya

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016

  II -

  15 Gambar 2.10 Peta Ketinggian Kabupaten Pidie Jaya

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA 2016

Tabel 2.7 Kondisi Ketinggian Kabupaten Pidie Jaya Klasifikasi

  

Kecamatan Luas (Ha) Persentase

Ketinggian

Ulim ketinggian &lt; 2000 4.167,42 4%

Trienggadeng ketinggian &lt; 2000 7.928,21 8%

Pante Raja ketinggian &lt; 2000 1544,51 2%

Meureudu ketinggian &lt; 2000 12.472,33 13%

ketinggian &lt; 2000 27961,301 29% Meurah Dua Ketinggian 2000 - 2500 740,624733 1%

  

Jangka buya ketinggian &lt; 2000 927,47441 1%

Bandar Dua ketinggian &lt; 2000 17.439,61 18%

Bandar Baru ketinggian &lt; 2000 22.029,48 23%

  Jumlah 95.210,96 100% Sumber: Bappeda Provinsi Aceh

  2.4. Gambaran Geohidrologi

1. Daerah Aliran Sungai (DAS)

  Arah dan pola aliran sungai yang terdapat dan melintasi wilayah Aceh dapat dikelompokkan atas 2 pola utama, yaitu: Sungai-sungai yang mengalir ke Samudera Hindia atau ke arah barat;

  • Sungai-sungai yang mengalir ke Selat Malaka atau ke arah timur.

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA 2016

  Beberapa Daerah Aliran Sungai dikelompokkan menjadi satu Wilayah Sungai berdasarkan wilayah strategis nasional dan lintas kabupaten. Pengelompokan ini didasari oleh Permen PU No. 11 A/PRT/M/2006 tanggal 26 Juni 2006 tentang pembagian Wilayah Sungai di Indonesia.

  DAS yang terdapat di Kabupaten Pidie Jaya, meliputi: Kr. Samalanga, Kr. Babah Awi, Kr. Bubon dan Kr. Peusangan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 4.11.

  2. Wilayah Sungai (WS) Di wilayah Aceh terdapat 408 Daerah Aliran Sungai (DAS) besar sampai kecil.

  Pengelolaan sungai sebagai sumber daya air ditetapkan 11 Wilayah Sungai (WS) yang terdapat di Aceh, berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.11A/PRT/M/2006. Klasifikasi WS yang ada di Pidie Jaya, yaitu: WS Strategis Nasional (A3) WS Meureudu – Baro.

  3. Cekungan Air Tanah (CAT) Berdasarkan Peta hidrogeologi Indonesia dapat diidentifikasikan jenis litologi batuan (lithological rock types) serta potensi dan prospek air tanah (groundwater potential and prospects). Pada Peta Hidrogeologi Indonesia ditunjukkan adanya indikasi sesar/patahan yang relatif memanjang mengikuti pola pegunungan yang ada di wilayah Aceh (relatif berarah barat laut – tenggara). Terkait dengan aspek hidrogeologi di atas, selanjutnya dikemukakan juga mengenai cekungan air tanah (CAT) yang ada di wilayah Pidie Jaya.

  Dengan mengacu kepada Atlas Cekungan Air Tanah Indonesia yang diterbitkan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2009, pada halaman lembar Aceh, dapat diidentifikasikan ada 1 (satu) Cekungan Air Tanah (CAT) di wilayah Pidie Jaya, untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.12 dan Tabel 2.8 berikut ini.

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA 2016

Tabel 2.8 Potensi Cekungan Air Tanah di Kabupaten Pidie Jaya

  No Kecamatan Cekungan Luas

  1 Bandar Baru Sigli 4.566,18

  2 Bandar Dua Jeunib 3.992,11

  

3 Jangka Buya Jeunib 926,15

  4 Meurah Dua Kemiki 3.471,55

  5 Meurah Dua Jeunib 1.704,11

  6 Meureudu Jeunib 2.260,97

  7 Pante Raja Sigli 1.236,61

  

8 Trienggadeng Jeunib 426,36

  9 Trienggadeng Sigli 551,32

  10 Ulim Jeunib 3.244,94 Jumlah 22.380,30

  Sumber: Hasil Perhitungan GIS

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016

  II -

  19 Gambar 2.11 Peta DAS Kabupaten Pidie Jaya

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016

  II -

  20 Gambar 2.12 Peta Wilayah Sungai Kabupaten Pidie Jaya

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016

  II -

  21 Gambar 2.13 Peta Cekungan Air Tanah

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016

  II -

  22 Gambar 2.14 Peta Marfologi

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA 2016

  2.5. Gambaran Geologi Jenis Geologi yang menyusun Wilayah Kabupaten Pidie Jaya terdiri dari batuan

sedimen kuarter dan tersier yang berada pada bagian Utara Kabupaten Pidie Jaya serta batuan

sedimen pra tersier yang umumnya berada dibagian selatan Kabupaten Pidie Jaya. Peta

Geologi Kabupaten Pidie Jaya dapat di lihat pada Gambar 2.15.

  2.6. Gambaran Klimatologi

A. Curah Hujan

Tabel 2.9 Jumlah Curah Hujan dan Bulan Hujan di Stasiun SMPK BPM Meureudu 2013

  4

  88 Tahun 2012 1.785 167 Sumber : Pidie Jaya Dalam Angka Tahun 2014

  11 Jumlah Total 1.708

  12 Desember 132

  13

  11 November 226

  3

  20

  10 Oktober

  6

  57

  9 September

  4

  57

  8 Agustus

  57

  No Bulan Curah Hujan (mm) Jumlah Hujan (hari)

  3

  1 Januari 423

  13

  2 Februari 208

  10

  3 Maret

  7

  4 April 284

  7 Juli

  11

  5 Mei 209

  6

  6 Juni

  28

  

Tingkat curah hujan di Kabupaten Pidie Jaya tertinggi terjadi pada bulan Desember mencapai

629 mm. Curah hujan terendah pada umumnya terjadi pada bulan Juni dan Juli mencapai 1

mm. Rata – rata curah hujan di Kabupaten Pidie Jaya pada tahun 2010 sebesar 1847 mm.

Untuk lebih jelasnya mengenai curah hujan dan hari hujan di Kabupaten Pidie Jaya dapat

dilihat pada tabel berikut.

  4 MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016

  II -

  24 Gambar 2.15 Peta Geologi Kabupaten Pidie Jaya

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

  2016

  II -

  25 Gambar 2.16 Peta Curah Hujan Kabupaten

  MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA 2016

  4

  74 5 319 12 112

  11

  22 3 163 7 134

  5

  98

  3

  92

  3

  61

  8 Angustus

  17 7 122

  17

  9

  31 3 220

  10

  98 7 189

  3

  18

  8

  63 2 109

  1

  6

  12

  3

  5

  10 Oktober 131

  13 Jumlah 1491 76 1558 74 2677 107 1275 72 2208 95 2363 104 2227 84 2599 103 1204 84 1847 105

  12 Desember 128 11 229 6 629 14 187 9 169 4 358 13 296 10 507 15 251

  16

  11 November 258 15 220 13 402 17 311 12 531 15 143 10 251 11 438 18 156 10 176

  9

  85

  8

  5 15 124

  84 6 100 11 107 5 230 10 231 9 211 912

  10

  16

  9 September 167

  21 4 103 9 168

  8

  29 2 166

  8

  96

  4

  35

  12

  30 4 142

  6

  7 Juli

  16

  II -

  7

  62 8 183

  2

  23

  4 April

  7

  95 9 195 9 141 6 115 7 258 8 175 6 373

  5

  51 3 158

  10

  3 Maret 224

  83

  26 3 140 6 202 8 325 8 193

  7

  61

  2

  2 Februari 193 6 351 11 153 10 179 9 149 6 370 12 211 6 117

  11

  72 2 243 8 157 2 161 9 167 8 341 11 241 5 276 7 316 6 259

  1 Januari

  MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH

  No Bulan Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

  26 Tabel 2.10

Data Curah Hujan dan Hari Hujan Station SMPK BPN Meureudu Selama Kurun Waktu 10 Tahun

  7

  5

  3

  73

  46

  3

  27

  7

  74 5 165 6 131

  1

  13

  9

  7 2 380

  2

  6 Juni

  14 2 225

  2

  72

  14

  80

  5

  98

  5

  60 6 175

  10

  5 Mei 155 8 126 8 166 7 121 5 196

  12

  Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Pidie Jaya, 2011

2.7. Kondisi Sosial dan Ekonomi

  Berbagai indikator penting guna melihat tingkat kesejahteraan dan pemerataan

ekonomi diantaranya seperti Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju

Inflasi, PDRB per Kapita, Indeks Gini, dan tingkat kemiskinan.

a. Pertumbuhan PDRB

  Sejalan dengan pertambahan usia Kabupaten Pidie Jaya yang telah memasuki tahun

ke-8, perkembangan pembangunan khususnya pada bidang ekonomi telah menunjukkan

peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat terlihat dalam pertumbuhan PDRB

kabupaten setiap tahunnya, baik dihitung berdasarkan Harga Konstan (Hk) ataupun dengan

Harga Berlaku (Hb). Pertumbuhan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.10 sebagai berikut:

Tabel 2.11 PDRB Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010 s.d 2013 Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) 2010 2011 2012 2013 No Sektor (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

  

1 Pertanian 359.200,54 55,1 372.255,43 54,2 384.873,81 53,0 398.149,40 52,8

Pertambangan &amp;

2 4.508,16 0,7 4.719,03 0,7 4.898,09 0,7 5.131,56 0,7

Penggalian

  

3 Industri Pengolahan 25.378,78 3,9 25.660,98 3,8 26.118,39 3,6 26.559,04 3,5

  

4 Listrik, Gas &amp; Air Bersih 2.998,78 0,5 3.379,46 0,5 3.790,65 0,5 3.900,29 0,5

  

5 Konstruksi 26.856,74 4,1 29.138,90 4,2 32.045,45 4,4 34.193,66 4,5

Perdagangan, Hotel, &amp;

6 81.782,02 12,5 90.524,39 13,2 99.844,11 13,7 105.926,92 14,0

Restoran

  Pengangkutan &amp;

7 24.837,66 3,8 26.051,57 3,8 27.770,29 3,8 28.422,70 3,8

Komunikasi Keuangan, Sewa, &amp; Jasa

  

8 7.732,12 1,2 8.129,47 1,2 8.907,96 1,2 9.395,67 1,3

Perusahaan

  

9 Jasa-Jasa 119.030,39 18,3 127.383,74 18,5 137.677,87 18,9 142.134,94 18,9

PDRB 652.325,14 100 687.242,97 100 725.948,61 100 753.814,19 100 Sumber: BPS Kabupaten Pidie Jaya 2014.

  PDRB Kabupaten Pidie Jaya menurut lapangan usaha tahun 2013 yang dihitung

dengan Harga Konstan (PDRB Rill) tahun 2000 mencapai 753.814,19 (Juta Rupiah). Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 3,84% jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang tercatat sebesar 725.948,61 (Juta Rupiah). Bila dilihat per sektor maka penyumbang terbesar PDRB kabupaten ada pada sektor pertanian yang menjadi keunggulan daerah yaitu sebesar 398.149,40 (Juta Rupiah) atau sebesar 52,8% dari total PDRB tahun 2013. Urutan ke dua diikuti sektor jasa-jasa sebesar 142.134,94 atau 18,9% dan pada urutan ketiga sektor perdagangan, hotel, &amp; restoran sebesar 105.926,92 (Juta Rupiah) atau 14,1%.

  Hasil analisis, Tahun 2013 pertumbuhan PDRB tertinggi terjadi pada sektor Kontruksi yaitu sebesar 6,7%. Sektor Perdagangan, Hotel &amp; Restoran menempati urutan kedua yaitu 6,1%. Urutan ketiga yaitu sektor Keuangan Sewa, dan Jasa Perusahaan yaitu 5,5%. Sedangkan pada sektor-sektor lain rata-rata meningkat antara 1 – 3%.

  Lebih lanjut PDRB Kabupaten Pidie Jaya tahun 2013 yang dihitung berdasarkan harga berlaku (PDRB Nominal) dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai berikut:

Tabel 2.12 PDRB Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010 s.d 2013 Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) 2011 2012 2013 2014 No Sektor (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

  

1 Pertanian 744.722,8 60,2 818.503,8 59,5 890.284,3 58,5 953.777,3 58,2

Pertambangan &amp;

2 8.068,9 0,7 8.959,9 0,7 9.634,3 0,6 10.145,1 0,6

Penggalian

  

3 Industri Pengolahan 43.675,6 3,5 46.632,5 3,4 49.933,3 3,3 52.987,9 3,2

Listrik, Gas &amp; Air

4 5.433,3 0,4 5.910,6 0,4 6.294,6 0,4 6.773,64 0,4

Bersih

  

5 Konstruksi 63.352,7 5,1 74.910,7 5,5 89.166,6 5,9 101.032,9 6,2

Perdagangan, Hotel, &amp;

6 122.596,7 9,91 141.531,1 10,3 162.209,0 10,7 176.075,2 10,8

Restoran

  Pengangkutan &amp;

7 71.034,0 5,7 75.764,9 5,5 83.652,5 5,5 87.105,9 5,3

Komunikasi Keuangan, Sewa, &amp; Jasa

  

8 20.335,8 1,6 23.385,2 1,7 27.845,3 1,8 31.751,9 1,9

Perusahaan

  

9 Jasa-Jasa 157.680,6 12,8 179.015,6 13,0 204.255,1 13,4 219.455,8 13,4

PDRB 1.236.900,4 100 1.374.614,2 100 1.523.274,0 100 1.639.105,5 100 Sumber: BPS Kabupaten Pidie Jaya 2015.

  PDRB Kabupaten Pidie Jaya yang dihitung berdasarkan Harga Berlaku (PDRB

Nominal) tahun 2014 dimana jumlahnya mengalami peningkatan sebesar 1.639.105,50 (Juta

Rupiah) atau meningkat sebesar 7,6% dari tahun 2013 yang berjumlah 1.523.274,00 (Juta

Rupiah). Sektor yang paling menonjol kontribusinya terhadap PDRB masih didominasi oleh

sektor pertanian yang berjumlah 953.777,28 (Juta Rupiah) atau 58,2% dari total PDRB

kabupaten tahun 2014. Selanjutnya diikuti oleh sektor jasa-jasa dan perdagangan, hotel, &amp;

restoran dimana masing-masing memberi kontribusi 13,4% dan 10,7%. Distribusi PDRB atas

dasar harga berlaku dapat dilihat pada Gambar 2.17 sebagai berikut:

Gambar 2.17 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014

  Perkembangan kontribusi sektor dalam PDRB tahun 2011 s.d 2014 kombinasi Atas

Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Kabupaten Pidie Jaya

dapat dilihat pada Tabel 2.13 sebagai berikut:

  58.2

  0.6

  3.2

  0.4

  6.2

  10.8

  5.3

  1.9

  13.4 Pertanian Pertambangan &amp; Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas &amp; Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel, &amp; Restoran Pengangkutan &amp; Komunikasi Keuangan, Sewa, &amp; Jasa Perusahaan Jasa-Jasa

  

PROSENTASE

Tabel 2.13 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2011 s.d 2014 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Kabupaten Pidie Jaya Sumber: BPS Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014. Tabel 2.14 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pidie Jaya Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2014 Sumber: BPS Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014. No Sektor 2010 2011 2012 2013 Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk % % % % % % % %

  4 Listrik, Gas &amp; Air Bersih 7,6 2,9

  PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100

  No Sektor Pertumbuhan Hb Hk % %

  1 Pertanian

  7,1 3,5

  2 Pertambangan &amp; Penggalian 5,3 4,8

  3 Industri Pengolahan 6,1 1,7

  5 Konstruksi

  1,6 1,2 1,7 1,2 1,8 1,2 1,9 1,3

  13,3 6,7

  6 Perdagangan, Hotel, &amp; Restoran 8,6 6,1

  7 Pengangkutan &amp; Komunikasi 4,1 2,4

  8 Keuangan, Sewa, &amp; Jasa Perusahaan 14,0 5,5

  9 Jasa-Jasa

  7,4 3,2

  9 Jasa-Jasa 12,8 18,3 13,0 18,5 13,4 18,9 13,4 18,9

  Jasa Perusahaan

  1 Pertanian 60,2 55,1 59,5 54,2 58,5 53,0 58,2 52,8

  0,4 0,5 0,4 0,5 0,4 0,5 0,4 0,5

  2 Pertambangan &amp;

  Penggalian

  0,7 0,7 0,7 0,7 0,6 0,7 0,6 0,7

  3 Industri Pengolahan 3,5 3,9 3,4 3,8 3,3 3,6 3,2 3,5

  4 Listrik, Gas &amp; Air

  Bersih

  5 Konstruksi 5,1 4,1 5,5 4,2 5,9 4,4 6,2 4,5

  8 Keuangan, Sewa, &amp;

  6 Perdagangan, Hotel, &amp;

  Restoran

  9,91 12,5 10,3 13,2 10,7 13,7 10,8 14,0

  7 Pengangkutan &amp;

  Komunikasi

  5,7 3,8 5,5 3,8 5,5 3,8 5,3 3,8

  PDRB 7,6 3,8 Pertumbuhan ekonomi ditunjukkan oleh PDRB Atas Dasar Harga Konstan, secara

umum pertumbuhan ekonomi Pidie Jaya tahun 2013 mengalami pertumbuhan positif sebesar

3,84% namun trendnya cendrung menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada

tahun 2012 PDRB Atas Dasar Harga Konstan adalah 5,63%. Kondisi ini menunjukkan

kondisi ekonomi masyarakat Pidie Jaya mengalami fluktuatif dan cendrung melemah.

  Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Kabupaten Pidie

Jaya Tahun 2009 s.d 2013 dalam prosentase dapat dilihat pada Gambar 2.18 sebagai berikut:

Gambar 2.18 Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000, Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2009- 2013 (%) Prosentase

  5.63

  5.38

  5.35

  5.32 3.84 2009 2010 2011 2012 2013

  Sumber: BPS Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014

b. Laju Inflasi

  Tingkat inflasi Kabupaten Pidie Jaya saat ini mengikuti laju inflasi kota Banda Aceh

dan kota Lhokseumawe. Prediksi laju inflasi Kabupaten Pidie Jaya diperkirakan berkisar

8,18% (antara 7,83-8,53) pada tahun 2015. Inflasi Aceh (year to year) mencapai 8,02%,

secara umum penyebab utama inflasi Aceh berada pada kelompok transportasi, komunikasi,

dan jasa keuangan sebesar 5,21%. Sedangkan bahan makanan menduduki urutan ke dua

yaitu 4,37% dan disusul dengan kelompok perumahan, air, listrik dan kelompok bahan bakar

lainnya sejumlah 0,64%. Umumnya perngaruh naiknya harga beberapa kelompok komoditi

disebabkan tidak stabilnya harga bahan bakar minyak (BBM) dan cendrung terus naik,

mengakibatkan beberapa komoditi ikut naik.

Tabel 2.15 berikut merupakan laju inflasi Kota Banda Aceh dan Kota Lhokseumawe yang menjadi acuan inflasi Kabupaten Pidie Jaya adalah:Tabel 2.15 Nilai Inflasi Rata-rata Tahun 2010 s.d 2014 Kota Lhokseumawe, Kota Banda Aceh dan Kabupaten Pidie Jaya Rerata Pertumbuhan Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 (2013-2014)

  Kota Banda Aceh 4,64 3,32 2,17 6,39 7,83 1,44 Kota Lhokseumawe 7,19 3,55 3,37 8,27 8,53 0,26 Kabupaten Pidie Jaya* 5,92 3,44 3,01 7,22 8,18 0,96

  Sumber: BPS Aceh dan Bappeda Kab. Pidie JayaTahun 2015. (Data diolah)

  • * Angka prediksi antara

c. Indikator Kesejahteraan dan Tingkat Kemiskinan

  Indikator kesejahteraan dan pemerataan ekonomi lainnya dapat ditunjukkan dengan

perkiraan Indeks Gini Kabupaten Pidie Jaya yang diperkirakan berkisar pada 0,3 pada tahun

2013. Ini menunjukkan bahwa ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat di Kabupaten

Pidie Jaya masih tergolong baik karena berada di bawah 0,5.

  Kabupaten Pidie Jaya termasuk salah satu kategori daerah tertinggal di Indonesia. Hal

ini disebabkan karena tingginya angka kemiskinan dan fasilitas infrastruktur dasar masyarakat

yang belum terpenuhi. Ada beberapa indikator utama yang menjadi dasar penilaian tingginya

angka kemiskinan di Kabupaten Pidie Jaya oleh BPS diantaranya adalah pendapatan

  &lt; 10.000 ℎ ), banyaknya rumah yang tidak layak masyarakat yang masih rendah ( huni, serta sarana dan prasarana pendukung lainnya yang masih minim.

  Berdasarkan data BPS Tahun 2014, Angka kemiskinan Kabupaten Pidie Jaya berada

pada 24,35%. Pada Tahun 2014 angka kemiskinan turun menjadi 22,70%. Meskipun dari

tahun ke tahun mengalami penurunan, namun Angka kemiskinan Pidie Jaya masih tinggi di

atas rata-rata Provinsi Aceh yaitu sebesar 17,72% dan Nasional sebesar 10,50%.

  Penurunan tingkat kemiskinan Kabupaten Pidie Jaya secara umum relevan dengan

pencapaian penurunan angka kemiskinan pada tingkat Propinsi Aceh dan Nasional. Grafik

tingkat kemiskinan Kabupaten Pidie Jaya terhadap Propinsi Aceh dan Nasional seperti terlihat

pada Gambar 2.19 sebagai berikut:

Gambar 2.19 Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pidie Jaya

  

terhadap Propinsi dan Nasional

Prosentase

  Nasional Provinsi Aceh Kab. Pidie Jaya

  30.26

  27.97

  26.07

  25.43

  22.7

  24.35

  23.55

  21.61

  19.95

  19.48

  18.58

  17.72

  15.42

  14.45

  12.36

  13.22

  10.5

  11.66

  

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Sumber: BPS Aceh Tahun 2014

d. Fokus Kesejahteraan Sosial

  Capaian pembangunan yang menyangkut kesejahteraan sosial masyarakat sangat

tergantung pada indikator-indikator seperti Angka Melek Huruf, Angka Rata-rata Lama

Sekolah, Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Pendidikan Yang Ditamatkan, Angka

Partisipasi Murni (APM), Angka Kelangsungan Hidup Bayi, Angka Usia Harapan Hidup,

Persentase Penduduk yang Memiliki Lahan, dan Rasio Penduduk yang Bekerja.

  Berdasarkan capaian kinerja yang harus terfokus terhadap pembangunan kesejahteraan

sosial maka Kabupaten Pidie Jaya telah berupaya menyusun program dan kegiatan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini terlihat dari beberapa indikator capaian pada

tahun 2013 yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten Pidie Jaya diantaranya seperti Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pidie Jaya mencapai 73,69 dan diperkirakan akan

meningkat hingga 73,90 pada tahun 2014. Pada Tahun 2013, Angka Melek Huruf 95,54 dan

Angka Rata-Rata Lama Sekolah 8,75 tahun. Angka Usia Harapan Hidup 69,76 tahun dan

Angka Kelangsungan Hidup Bayi 98,55.

  Beberapa indikator di atas diperlukan untuk mengukur sejauhmana keberhasilan

pemerintah daerah dalam upaya mensejahterakan rakyatnya sebagai tujuan utama pemerintah

dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang dimiliki seperti potensi alam, potensi

keuangan, dan sebagainya.

Gambar 2.20 merupakan perbandingan antara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh dan Nasional adalah sebagai berikut:Gambar 2.20 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2009 s.d 2013

  

Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh dan Nasional

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

  72.77

  71.76

  73.29

  73.55

  250

  72.27

  200 Nasional

  71.7

  71.31

  72.16

  72.51

  73.05

  150 Provinsi Aceh

  72.82

  73.69

  71.71

  72.38

  100

  73.13 Kabupaten

  50

  2009 2010 2011 2012 2013 Sumber: BPS Kab. Pidie Jaya Tahun 2014

Gambar 2.20 menjelaskan bahwa Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010 s.d 2014 sudah baik jika dibandingkan dengan rata-rata Provinsi dan Nasional.

e. Angka Melek Huruf

  Pembangunan Sumber Daya Manusia Kabupaten Pidie Jaya diukur dengan tingkat

capaian IPM. Tiga indikator utama yang harus dilihat yaitu kesehatan, pendidikan, daya beli

atau pendapatan masyarakat. Capaian di bidang pendidikan dapat diukur dengan Angka

Melek Huruf (AMH) dan Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS). Sejauh mana peran

pemerintah membuka akses kepada masyarakat untuk medapatkan pendidikan, membangun

sarana dan prasarana pendidikan dan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat untuk

memperoleh pendidikan. Hal tersebut dapat membantu untuk meningkatkan capaian indikator

utama di bidang pendidikan. Tabel 2.16 merupakan perkembangan Angka Melek Huruf

Kabupaten Pidie Jaya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.16 Perkembangan Angka Melek Huruf Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2011 s.d 2014

  

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

  1 Jumlah penduduk usia di atas 15 tahun 83.701 84.047 84.570 85.162 85.532 yang bisa membaca dan menulis

  2 Jumlah Penduduk usia 15 tahun ke atas 88.826 88.986 89.198 89.215 89.819

  3 Angka Melek Huruf 94,23 94,45 95,48 95,48 95,54 Sumber: BPS Kab. Pidie Jaya Tahun 2014.

f. Angka Rata-Rata Lama Sekolah

  Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Pidie Jaya tahun 2013 dimana penduduk

menghabiskan waktu untuk bersekolah berkisar 8,75 tahun, lebih baik dari tahun 2012 yaitu

8,69 tahun. Angka tahun 2013 tersebut masih dibawah RLS Provinsi Aceh yaitu 9,02 tahun.

Sedangkan untuk RLS Nasional berada pada 8,56 tahun. Pada tahun 2014 diperkirakan RLS

Pidie Jaya terus mengalami peningkatan dari tahun sebelumnnya dengan target 8,87 tahun.