Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kota Sorong

KELEMBAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN

  Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

  T

   Menyusun Pola Dasar Pembangunan Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD);

   Melakukan koordinasi perencanaan secara terpadu dengan unsur-unsur pelaksana Pemerintah Daerah dan Satuan Organisasi Lain di Lingkungan Pemerintah Daerah;

   Merencanakan kebijakan dalam bidang Sosial Budaya, Fisik dan Prasarana, Tata Ruang dan Pengembangan Ekonomi dan Usaha-usaha Daerah;

  Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah mempunyai fungsi :

   Fungsi;

  Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah mempunyai Tugas Pokok membantu Bupati dalam menentukan kebijakan di Bidang Perencanaan, Penyusunan Program dan Penganggaran kegiatankegiatan pembangunan Pemerintah Daerah.

  b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi BAPPEDATugas Pokok;

  BAPPEDA merupakan lembaga atau instansi pemerintah yang memiliki peran sangat penting dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan di daerah. Peran BAPPEDA secara umum tercermin dalam Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dimana dijelaskan pada Undang-undang tersebut BAPPEDA memiliki tugas untuk melaksanakan musrembang daerah dan menyusun RPJM Daerah. Berdasarkan hal tersebut maka BAPPEDA juga memiliki peran dan fungsi yang sangat besar terhadap pelaksanaan dan penyusunan RPI JM.

  a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja BAPPEDA

  1. Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah ( BAPPEDA)

  Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)

  

  B B a a b b

  V V

  Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU)

  

  Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

  

  Kondisi kelembagaan yang ada di Kota Sorong khususnya yang berkaitan dalam pelaksanaan dan penyusunan Rencana Program I nvestasi Jangka Menengah (RPI JM) adalah instansi-instansi sebagai berikut:

  7.2 K ONDI SI K ELEMBAGAAN P EMERI NTAH K OTA S ORONG

  Aspek kelembagaan dibahas pada masing-masing sektor pembangunan dengan memperhatikan fungsi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar sektor pembangunan prasarana kota, sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/ instansi. Kelembagaan di Kabupaten Sorong perlu dioptimalisasi dan dikoordinasikan serta disinkrosnisasi uraian jabaran dari fungsi-fungsi sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/ instansi dan perangkatnya, guna tercapai tujuan peningkatan kelembagaan yang mendukung kegiatan pembangunan prasarana kota termasuk didalamnya BAPPEDA, Dinas-dinas, PDAM dll.

  ujuan peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan pembangunan prasarana kota bidang PU/ Cipta Karya, yaitu agar investasi pembangunan dapat dilaksanakan secara optimal oleh Pemerintah Kota Sorong serta terjamin keterlanjutannya. Dalam hal kegiatan pembangunan prasarana kota, maka aspek kelembagaan perlu dibahas di tingkat propinsi dan tingkat nasional melalui pembahasan tersebut diharapkan dapat diwujudkan fungsi koordinasi dan kerjasama.

  7.1 P ETUNJUK U MUM

  I I T T A A S S K K E E L L E E M M B B A A G G A A A A N N

  I I N N G G K K A A T T A A N N K K A A P P A A S S

  I I K K E E L L E E M M B B A A G G A A A A N N D D A A E E R R A A H H D D A A N N R R E E N N C C A A N N A A P P E E N N

  I I

  

KELEMBAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN

  Melaksanakan Pemantauan dan Evaluasi secara terpadu di Bidang Sosial Sub Bidang Pertambangan, Energi dan Lingkungan Hidup;

   

   Budaya, Fisik & Prasarana dan Pengembangan Ekonomi serta Usaha-usaha Sub Bidang Perumahan dan Permukiman; Daerah; e. Bidang Ekonomi dan Usaha Daerah terdiri dari:

  Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan da Belanja Daerah; Sub Bidang Pertanian, Kehutanan, Perikanan & Kelautan;

   

  Sub Bidang Penindustnian dan Jasa;

   

   Menyusun Rencana Tata Ruang dan Rencana Rinci.

  Sub Bidang Perdagangan dan Koperasi;

   Tata Laksana Kerja;

  f. Bidang Tata Ruang terdiri dari:

   Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Badan dan semua pimpinan satuan kerja

   Sub Bidang Tata Ruang Kota; dalam lingkungan Badan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan

   Sub Bidang Pengembangan Wilayah dan Kawasan; sinkronisasi secara vertikal dan horizontal;

   Sub Bidang Tata Guna Tanah dan I zin Pemanfaatan Ruang;

   Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan

  g. Bidang Penetitian dan Pengembangan terdiri dari: mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan

   Sub Bidang Peneiltian Sumber Daya Alam; dan petunjuk pelaksanaan bawahannya;

   Sub Bidang Penelitian Ekonomi, Sosial dan Budaya;

   Setiap pimpinan satuan kerja dalam I ingkungan Badan wajib mengawasi

   Sub Bidang Penelitian I nfrastruktur; bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil

  h. Bidang Pendataan dan Pelaporan terdiri dari: I angkah-I angkah yang diperlukan sesual dengan peraturan perundang-

  Sub Bidang Pengolahan Data Elektronik;

   undangan yang berlaku;

   Sub Bidang Dokumentasi dan Statistik;

   Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindakianjuti laporan yang diterima;

   Sub Bidang Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan;

   Apabila Kepala Badan berhalangan melaksanakan tugas maka yang i. Jabatan Fungsional terdiri dari: bersangkutan dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di bawahnya yang

   Perencana; bertindak untuk dan atas nama Kepala badan.

   Pranata Komputer;

   Struktur Organisasi terdiri dari :

   Arsiparis.

  a. Kepala Badan

  2. Dinas Pekerjaan Umum ( Dinas PU)

b. Sekretaris terdiri dari : a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja Dinas PU .

   Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; Dinas PU merupakan lembaga atau instansi teknis pemerintah yang memiliki peran

   Sub Bagian Keuangan; penting dalam pelaksanaan pembangunan khususnya dalam pembangunan fisik di

   Sub Bagian Administrasi Pembangunan; daerah. Peran Dinas PU semakin besar setelah dibuatnya Undang-undang No. 32

  c. Bidang Sosial Budaya terdiri dari: tentang Pemenintah Daerah, dimana pada Undang-undang ini Pemerintah Daerah

  Sub Bidang Agama, Pendidikan, Kebudayaan & Pariwisata;

   diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengatur daerah termasuk dalam bidang

   Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial; infrastruktur keciptakaryaan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat,

   Sub Bidang Pemerintahan, Tenaga Kerja dan Kependudukan; pemerataan dan keadilan. Berkaitan dengan penyusunan RPI JM ini peran Dinas PU

  d. Bidang Fisik dan Prasarana terdiri dari: sangat besar, hal ini disebabkan Dinas PU merupakan dinas yang berkaitan secara

   Sub Bidang Perhubungan dan Telekomunikasi;

KELEMBAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN

   langsung dalam pelaksanaan fisik yang diusulkan dalam RPI JM. Mengingat peran Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan Dinas PU yang cukup besar, maka kesiapan dari instasi tersebut harus diperhatikan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan terutama yang berkaitan dengan sumber daya manusia (kualitas dan kuantitas), dan petunjuk pelaksanaan bawahannya; sarana dan prasarana serta dukungan pendanaan.

  Setiap pimpinan satuan kerja dalam llngkungan Dinas wajib mengawasi

   bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil

b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi Dinas

  langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang- Pekerjaan Umum. undangan yang berlaku;

   Tugas Pokok;

   Dinas Pekerjaan Umum mempunyai Tugas Pokok menyelenggarakan kegiatan di Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindaklanjuti laporan yang diterima;

   Bidang Perencanaan, Perumusan, Pelaksanaan, Pembinaan dan Bimbingan di Apabila Kepala Dinas berhalangan melaksanakan tugas maka yang Bidang Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya serta Peralatan dan Perbengkelan. bersangkutan dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di bawahnya yang bertindak untuk dan atas nama Kepala Dinas.

   Fungsi;Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari:

  Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Dinas

  a. Kepala Dinas; Pekerjaan Umum mempunyai fungsi : b. Bagian Tata Usahaterdiri dari:

   Merencanakan penyusunan program dan mengendalikan pelaksanaan

   Sub Bagian Umum; pembangunan Bidang Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya serta Peralatan dan

   Sub Bagian Kepegawaian; Perbengkelan;

   Sub Bagian Keuangan;

   Melaksanakan pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan Bidang

  c. Sub Dinas Perencanaan terdiri dari: Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya serta Peralatan dan Perbengkelan;

   Seksi Perencanaan Teknis Pengairan;

   Melakukan survey, pendataan, penyusunan program, pengendalian, evaluasi

   Seksi Perencanaan Teknis Bina Marga; dan pemantauan standarisasi;

   Seksi Perencanaan Teknis Cipta Karya;

   Melaksanakan bimbingan teknis di Bidang Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya

  d. Sub Dinas Pengairan terdiri dari: serta Peralatan dan Perbengkelan;

   Seksi Pembangunan;

   Melaksanaan pembinaan dan pengawasan di Bidang Pengairan, Bina Marga,

   Seksi Operasi dan Pemeliharaan; Cipta Karya serta Peralatan dan Perbengkelan;

   Seksi Bina Manfaat;

   Mengelola Unit Pelaksana Teknis Dinas; e. Sub Dinas Bina Marga terdini dari:

   Melaksanakan pelayanan teknis administratif, ketatausahaan yang meliputi

   Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan; kepegawaian, keuangan dan urusan umum; Seksi Pembangunan dan Penggantian Jembatan;

    Melaksanakan kegiatan kerjasama dengan pihak Pemerintah dan Swasta.

  Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;

    Tata Laksana Kerja;

  f. Sub Dinas Cipta Karya terdiri dari:

   Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas dan semua pimpinan satuan kerja

   Seksi Bangunan; dalam lingkungan Dinas wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan

   Seksi Perumahan; sinkronisasi secara vertikal dan horizontal;

KELEMBAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN

   Seksi Teknik Penyehatan; Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup mempunyai Tugas Pokok

  g. Sub Dinas Peralatan dan Perbengkelan terdiri dari: Merumuskan kebijakan, merencanakan, mengawasi dan mengendalikan bidang

  Seksi Peralatan; pertambangan, lingkungan hidup dan kebersihan.

   Seksi Perbekalan;

    Fungsi;

   Seksi Perbengkelan; Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Dinas

  h. Jabatan Fungsional terdiri dari: Pertambangan dan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi:

   Perencana;

   Menetapkan kawasan pertambangan bahan galian sumber mineral, energi dan

   Surveyor dan Pemetaan; air bawah tanah;

   Pranata Komputer;

   Melaksanakan survey, invertarisasi dan penetapan bahan galian sumber

   Arsiparis. mineral, energi dan air bawah tanah;

3. Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

   Menetapkan pedoman pengelolaan bahan galian sumber mineral, energi dan

  a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja Dinas Pertambangan dan air bawah tanah; Lingkungan Hidup.

   Menetapkan prosedur pelaksanaan pemberian jim, pengelolaan bahan galian Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup merupakan salah satu lembaga atau sumber mineral, energi dan air bawah tanah; Membina, mengawasi serta instansi yang terkait atau berhubungan langsung dalam penyusunan dan pelaksanaan menertibkan pengelolaan bahan galian sumber mineral, energi dan air bawah RPI JM. Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup merupakan dinas teknis yang tanah;

   memiliki peran sebagai pengendali dalam pelaksanaan pembangunan fisik, peran ini Memberikan ijin usaha pengelolaan bahan galian sumber mineral, energi dan khusus yang berkaitan dengan lingkungan yaitu antara lain: air bawah tanah;

   Memfasilitasi pengelolaan sumber daya mineral dan energi non migas pada

   Penyusunan Penyajian I nformasi Lingkungan (PI L) wilayah laut Kabupaten;

   Penerbitan SPPL (Surat Pemyataan Pengelolaan Lingkungan)

   Merencanakan dan merumuskan program usaha-usaha pencegahan,

   Memberikan rekomendasi tentang dokumen AMDAL penanggularigan dan pemulihan lingkungan dan kerusakan dan pencemaran

   Melakukan evaluasi terhadap hasil pengelolaan lingkungan akibat limbah industni, rumah tangga dan limbah lainnya;

  Dalam penyusunan dan pelaksanaan RPI JM di Kota Sorong, Dinas Pertambangan dan

   Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian terhadap setiap aktivitas Lingkungan Hidup pengendali terhadap dampak lingkungan yang akan terjadi. yang menimbulkan dampak terhadap kerusakan pencemaran serta penurunan

  Mengingat peran Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup yang cukup besar, maka kualitas lingkungan hidup; kesiapan dan instasi tersebut harus diperhatikan terutama yang berkaitan dengan

  Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansiinstansi pemerintah,

   sumber daya manusia (kualitas dan kuantitas), sarana dan prasarana serta dukungan swasta dan lembaga-lembaga swadaya masyárakat dalam rangka upaya pendanaan. pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kerusakan, pencemaran serta penurunan kualitas I ingkungan;

  b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi Dinas

   Menyelenggarakan pelayanan teknis administratif, ketatausahaan, keuangan, Pertambangan dan Lingkungan Hidup. kepegawaian dan penyusunan rencana dan program kegiatan dinas;

   Tugas Pokok;

KELEMBAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN

  Menyelenggarakan pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian kebersihan; Seksi Pembinaan Teknis dan penijinan;

   

   Seksi Pengkajian Preventif;

   Tata Laksana Kerja;

  Seksi Pembinaan Laboratonium;

   

  Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas dan semua pimpinan satuan keria Seksi Pengawasan Kerusakan Lingkungan;

   dalam lingkungan Dinas wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan

  f. Sub Dinas Pengendalian dan Pemulihan Dampak Lingkungan terdiri dari: sinkronisasi secara vertikal dan horizontal;

   Seksi Pengendalian Pencemaran;

   Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan

   Seksi Pemulihan Kualitas Lingkungan; mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan

   Seksi Pembinaan Peranserta Masyarakat; dan petunjuk pelaksanaan bawahannya; g. Sub Dinas Kebersihan terdiri dari:

   Setiap pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Dinas wajib mengawasi

   Seksi Perencanaan dan Bina Program; bawahannya masing-masing dan bila teijadi penyimpangan agar mengambil

   Seksi Penanggulangan Sampah; langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturari perundang-undangan

   Seksi Penanggulangan Air Kotor; yang berlaku;

   Seksi Perawatan;

   Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindakianjuti laporan yang diterima;

  h. Jabatan Fungsional terdiri dari:

   Apabila Kepala Dinas berhalangan melaksanakan tugas maka yang

   Perencana; bersangkutan dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di bawahnya yang

   Surveyor dan Pemetaan; bertindak untuk dan atas nama Kepala Dinas.

   Pranata Komputer;

   Arsiparis.

   Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup terdiri

  4. Dinas Pendapatan Daerah ( DI SPENDA) dari: a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja Dinas Pendapatan

  a. Kepala Dinas;

  Daerah ( Dispenda)

  b. Bagian Tata Usaha terdiri dari: Dinas Pendapatan Daerah (DI SPENDA) merupakan salah lembaga atau instansi

   Sub Bagian Umum; yang terkait atau berhubungan I angsung dalam penyusunan dan pelaksanaan

  Sub Bagian Kepegawaian;

   RPI JM. Dinas Pendapatan Daerah merupakan dinas teknis yang memiliki peran

   Sub Bagian Keuangan; sebagai pengelola retribusi yang dihasilkan dan pembangunan infrastruktur bidang

  c. Sub Dinas Pertambangan Umum terdiri dari: keciptakaryaan seperti: retribusi sampah, retribusi pengolahan air I imbah serta

   Seksi Air Bawah Tanah; retribusi lainnya yang berkaitan dengan infrastruktur.

   Seksi Energi dan Sumber Daya Mineral;

   Mengingat peran Dinas Pendapatan Daerah yang cukup besar, maka kesiapan dari Seksi Geologi; instasi tersebut harus diperhatikan terutama yang berkaitan dengan sumber daya

  d. Sub Dinas Minyak, Gas Bumi dan Kelistrikan terdiri dari: manusia (kualitas dan kuantitas), sarana dan prasarana serta dukungan pendanaan.

   Seksi Minyak dan Gas Bumi;

   Seksi Kelistrikan;

  b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi Dinas

e. Sub Dinas Pencegahan dan Pengawasan Dampak Lingkungan terdiri dari: Pendapatan Daerah ( Dispenda) .

KELEMBAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN

   Seksi Pengelolaan Penenimaan Sumber Lain-lain.

   Seksi Penerbitan Surat Ketetapan;

   Seksi Angsuran;

  e. Sub Dinas Pembukuan dan Pelaporan terdiri dar:

   Seksi Pembukuan Penenimaan;

   Seksi Pembukuan Persediaan;

   Seksi Pelaporan;

  f. Sub Dinas Penagihan terdiri dari:

   Seksi Penagihan;

   Seksi Keberatan;

  g. Sub Dinas Perencanaan dan Pengendallan Operasional terdiridari:

  d. Sub Dinas Penetapan terdiri dari:

   Seksi Perencanaan dan Pembinaan Teknis Pemungutan;

   Seksi Penggalian dan Peningkatan;

  h. Jabatan Fungsional terdiri dari:

   Pranata Komputer;

   Arsiparis.

  7.3 M ASALAH , A NALI SI S DAN U SULAN P ROGRAM

  7.3.1 M ASALAH YANG D

  I HADAPI

  Seperti yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya bahwa dalam penyusunan Rencana Program I nvestasi Jangka Menengah (RPI JM) Kota Sorong instansi atau lembaga yang memiliki keterkaitan langsung dalam penyusunan RPI JM adalah sebanyak 4 (empat) instansi yaitu:

   Seksi Perhitungan;

   Tugas Pokok;

  Dinas Pendapatan Daerah mempunyal Tugas Pokok Melaksanakan Kewenangan Otonomi Daerah di Bidang Pendapatan.

   Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan dan petunjuk pelaksanaan bawahannya;

   Fungsi;

  Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Dinas Pendapatan Daerah mempunyai fungsi:

   Merumuskan kebijakan teknis di bidang pendapatan;

   Memberikan perijinarl sesuai kewenangan dan pelaksanaan pelayanan umum;

   Melakukan pembinaan terhadap unit pelaksana Teknis Dinas dan Cabang Dinas di Bidang Pendapatan;

   Mengelola Urusan Ketatausahaan;

   Sebagai koordinator di Bidang Pendapatan;

   Tata Laksana Kerja;

   Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas dan semua pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Dinas wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal;

   Setiap pimpinan satuan kerja dalam I ingkungan Dinas wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

   Seksi Pendataan;

   Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindakianjuti laporan yang diterima;

   Apabila Kepala Dinas berhalangan melaksariakan tugas maka yang bersangkutan dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di bawahnya yang bertindak untuk dan atas nama Kepala Dinas.

   Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah terdiri dari:

  a. Kepala Dinas;

  b. Bagian Tata Usaha terdiri dari:

   Sub Bagian Umum;

   Sub Bagian Kepegawaian;

   Sub Bagian Keuangan;

  c. Sub Dinas Pendaftaran dan Pendataan terdiri dari:

   Seksi Pendaftaran;

   Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data;

KELEMBAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN

   Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

  4. Adanya laporan kinerja instansi penganggaran belum terencana dengan pemerintah baik

  Opportunities ( O) Threaths ( T)

  1. Adanya Musyawarah Perencanaan

  1. Partisipasi masyarakat dalam Pembangunan (Musrenbang) pembangunan melalui musrenbang

  2. Adanya dukungan data dan informasi masih lemah SKPD

  2. Masih adanya sebahagian masyarakat

  3. Tersedianya kesempatan untuk belum responsif terhadap data dan mengikuti pendidikan perjenjangan, informasi fungsional, dan bimbingan teknis

  3. Perencanaan program diklat dan

  4. I ndikator pengukuran kinerja setiap SKPD secara periodik belum optimal

  5. Tersedianya publikasi pembangunan

  5. Adanya uraian tugas dalam menunjang

  5. Belum optimalnya pemanfaatan data pembangunan oleh instansi pemerintah

  FAKTOR I NTERNAL FAKTOR EKSTERNAL

  1. Faktor I nternal

  a. Strengths ( S) Kekuatan

  ldentifikasi terhadap faktor internal dan eksternal dimaksudkan utnuk pencapian visi dan misi dalam pembangunan daerah, hal ml terkait dengan bidang tugas dalam membantu Bupati di bidang perencanaan, pengendalian , dan evaluasi pembangunan daerah. Beberapa faktor internal yang ada meliputi:

   Adanya Visi dan Misi Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD) BAPPEDA Kota Sorong;

   Tersedianya Sumber Daya Manusia ( SDM) yang melaksanakan tugas BAPPEDA;

  5. Belum terlaksananya standar pelaporan kinerja organisasi terhadap Jurnal kegiatan terhadap uraian tugas

  4. Terciptanya koordinasi lintas bidang tugas

   Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU)

   Keterbatasan sarana dan prasarana antara lain:

  3. Adanya Tugas Pokok dan Fungsi

  3. Masih lemahnya pemahaman terhadap Bappeda tupoksi

  2. Tersedianya Sumber Daya Manusia optimal (SDM) yang melaksanakan tugas

  2. Kinerja aparatur pelaksana belum

  1. Sebahagian struktur organisasi SKPD Perangkat Daerah (SKPD) Bappeda belum terisi sesuai dengan kebutuhan Kabupaten Manokwari

  1. Adanya Visi dan Misi Satuan Kerja

   Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

   Dinas Pendapatan Daerah (DI SPENDA) Ke empat instansi atau lembaga tersebut pada dasarnya memiliki permasalahan yang sama khususnya dalam penyusunan maupun pada saat pelaksanaan RPI JM di daerah. Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut:

  4. Masih kurangnya infrastruktur terhadap (Tupoksi) output kinerja berdasarkan bidang

   Pelaksanaan tugas dan wewenang dan masing-masing instansi belum maksimal dilaksanakan.

   Keterbatasan sumber daya manusia dalam pelaksanaan pembangunan fisik keciptakaryaan.

   Peralatan kerja dilapangan

   Peralatan kantor

7.3.2 A NALI SI S P ERMASALAHAN

  Dalam melakukan anahsis permasalahan terhadap instansi atau lembaga pemerintah yang berhubungan langsung dengan penyusunan dan pelaksanaan RPI JM di daerah, dilakukan dengan metode analisis SWOT ( Strenght, Weakness, Oppurtunity dan Threat).

  Dalam era otonomi dimana dituntut kemandirian daerah dalam pembangunan menonjol, maka analisis ini cukup efektif untuk digunakan. Kekuatan atau potensi maupun kelemahan yang dimiliki suatu wilayah dapat teridentifikasi.

  Tabel 7.3

  I DENTI FI KASI FAKTOR I NTERNAL DAN EKSTERNAL Strengths ( S) Weakneses ( W)

  Adapun analisis SWOT yang dilakukan terhadap instansi atau lembaga yang berhubungan langsung dalam penyusunan dan pelaksanaan RPI JM dapat dilihat pada matriks SWOT berikut:

KELEMBAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN

  Kebutuhan;

  Pemahaman terhadap tupoksi sangat erat kaitannya dengan organisasi dan tata kerja yang akan dilaksanakan agar akselerasi organisasi yang diemban dapat berjalan secara efektif dan efisien. Tugas pokok dan fungsi terkait langsung dengan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu melalui penetapan strategi yang dipilih.

   Masih lemahnya Pemahaman Terhadap Tupoksi;

  Dari beban tugas yang diemban oleh BAPPEDA, kinerja aparatur yang ada dengan frekwensi pekerjaan yang harus dilaksanakan diperlukan kemampuan aparatur yang dapat melaksanakan dan menjalankan tupoksi guna meningkatkan pelayanan prima baik internal maupun eksternal terhadap kepentingan publik sesuai dengan tuntutan kegiatan pembangunan yang diharapkan oleh kelompok sasaran.

   Kinerja Aparatur Pelaksana Belum Optimal;

  Dari struktur organisasi sebagimana tersebut diatas bidang sosial budaya masih terdapat satu sub bidang yang belum terisi yaltu Kasubbid Pemerintahan, Kependudukan dan Tenaga Kerja, begitu juga pada bidang libang terdapat satu sub bidang yang belum terisi yaitu kasubbid penelitian sosial ekonomi. Dan sejumlah aparatur yang ada baru sebahagian yang telah mengikuti pendidikan fungsional guna menunjang kinerja bidang tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

  Struktur organisasi BAPPEDA terdiri dan Kepala yang membawahi Sekretaris, Bidang Fisik dan Prasarana, Bidang Ekonomi, Bidang Sosial Budaya, Bidang Litbang, Bidang Pendataan dan Pelaporan, serta Bidang Tataruang, sekretaris maupun bidang membawahi 3 (tiga ) sub bagian/ sub bidang.

  Bahwa Sumber Daya Manusea (SDM ) mempunyai posisi sentral dalam mewujudkan kinerja. Konteks ini ditentukan oleh relevansi konstribusi untuk dapat melakukan aktivitas di bidang perencanaan pembangunan.

   Adanya Tugas Pokok dan Fungsi( Tupoksi) ;

  Ruang meliputi Kasubbid Pengembangan Wilayah dan Kawasan, Kasubbid Tata Ruang Kota, Kasubbid Tata Guna Tanah dan Panataan Ruang.

  Sesuai dengan tupoksi BAPPEDA, dalam menunjang kinerja organisasi telah dibuatkan uraian tugas berdasarkan struktur organisasi yang ada yalt u : (1) Sekretaris meliputi Kepala Sub Bagian (kasubag) Kepegawaian, Kasub Keuangan, dan Kasub Admistrasi Pembangunan. (2) Bidang Bidang Fisik dan Prasarana meliputi Kepala Sub Bidang (Kasubbid) Perumahan dan Pemukiman, Kasubbid Pertambangan,Energi dan Lingkungan Hidup, Kasubbid Perhubungan dan Telekomunikasi. (3) Bidang Bidang Ekonomi terdiri dan Kasubbid Perdagangan dan Koperasi, Kasubbid Pertanian, Kehutanan, Penikanan dan Kelautan, Kasubbid Perindustrian dan Jasa. (4) Bidang Sosial Budaya meliputi Kasubbid Agama, Pendidikan,Kebudayaan, Pemuda Oiahraga, Pariwisata, Kasubbid Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial. (5) Bidang Litbang meliputi Kasubbid Penelitian Sumber Daya Alam, Kasubbid Penelitian I nprastruktur, Kasubbid Penelitian Sosial Ekonomi. (6) Bidang Pendataan dan Pelaoran meliputi Kasubbid Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan, Kasubbid Analisa Data, Kasubbid Statistik dan Pelaporan. (7) Kabid Tata

   Adanya Uraian Tugas Dalam Menunjang Kinerja Organisasi.

  Pengukuran kinerja terhadap pelaksanan tugas pada setiap tahun mulai dari awal perencanaan sampai pada akhir pelaksanaan dibuatkan evaluasi terhadap pencapaian kinerja, pelaporan tersebut di sampaikan pada Bupati Kepala Daerah sebagai koordinator dalam bidang pembangunan, pemerintahan, dan kemasyarakatan.

   Adanya laporan Kinerja I nstansi Pemerintah;

  Tupoksi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisakan dari organisasi dan tatakerja guna menacapai tujuan sehingga dalam melaksanakan tugas tidak terjadi penyimpangan dan secara birokrasi dapat berjalan sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawab yang diemban guna mendukung Vlsi dan Misi Pemerintah Kabupaten.

  b. Weaknesses ( W) KelemahanSebagalan Struktur Organisasi SKPD Belum Terisi Sesuai Dengan

KELEMBAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN

   Masih Kurangnya I nfrastruktur Terhadap Output Kinerja Berdasarkan Bidang Tugas;

  Dalam rangka meningkatkan kinerj a aparat BAPPEDA masih terdapat kekurangan penunjang kerja, yaitu menyangkut infrastruktur kantor. Diantaranya sofware GI S, Foto udara dengan menggunakan citra stelit, printer besar guna pembuatan peta, dan sofwer simda.

  I dentifikasi unsur ancaman (T) dapat dijelaskan sebagai berikut:

  b. Threaths ( T) Ancaman

  Publikasi pembangunan baik menyangkut pembangunan sektor, potensi dan peluang investasi yang disebar luaskan pada setiap tahun guna kepentingan instansi pemenintah, stake holder mapun institusi lainya akan membantu dalam pengambilan kebijakan dalam perencanaan pembangunan.

  5) Tersedianya Publikasi Pembangunan Secara Priodik;

  Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (Lakip) merupakan hasil pengukuran terhadap pelaksanaan tugas pada setiap tahun anggaran baik menyangkut tugas rutin mapun pembangunan oleh setiap SKPD, Lakip dimaksud merupakan suatu keharusan yang harus dibuat oleh setiap SKPD sebagai bentuk pertanggungjawaban dan sebagai tolok ukur hasil kinerja.

  4) Adanya laporan Knerja I stansi Pmerintah;

  Kesempatan untuk mengikuti pendidikan merupakan harapan bagi setiap pegawai dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kreativitas serta meningkatkan sumber daya manusia, oleh karena itu pemenintah daerah dengan adanya program pendidikan dan pelatihan bagi aparat dalam menunjang kinerja bidang tugas merupakan suatu kebutuhan dan meningkatkan pelayanan publik sesuai dengan tupoksi organisasi.

  3) Tersedianya Kesempatan Untuk Mengikuti Pendidikan Penjenjangan, Fungsional , dan Bimbingan Teknis;

  2) Adanya Dukungan Data dan I nformasi SKPD; Dukungan data dan informasi dari SKPD baik berdasarkan acuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencaaan Pembangunan Nasonal maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, maka data dan informasi yang diberikan oleh masing-masing SKPD pada BAPPEDA akan semakin lengkap karena terintegrasi dengan Vlsi dan Misi Bupati yang harus dijabarka oleh setiap SKPD, termasuk pembuatan Rencana Strategis (Renstra).

  Dengan demikian keteribatan masyarakat, Stake Holder sesuai dengan jenjang administrasi pemerintahan, diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan sejak dan perencanaan sampai pada pelaksanaan pem bangunan.

  25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pelaksanaan musrenbang dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat bawah yaitu Musrenbang Tingkat Desa I Kampung, Tingkat Kecamatan/ Distrik, Tingkat Kabupaten, Tingkat Provinsi, dan Musrenbang Tingkat Pusat.

  Musrenbang adalah merupakan bentuk perencanaan dengan menggunakan dua pendekatan yaitu perencanan dari bawah ke atas dan dari atas kebawah, sehingga keterlibatan masyarakat dalam bidang perencanaan nampak sekali. Mengacu pada Undang-Undang Nomor

  I dentifikasi terhadap unsur peluang dapat dijelaskan sebagai berikut :

  I dentifikasi faktor eksternal adalah faktor yang merupakan peluang ( Opportunity), dan yang merupakan ancaman ( Threats) bagi pencapaian tujuan organisasi yang diinginkan.

  Pelaporan memegang peranan penting guna mengetahui dan mengikuti perkembangan dan semua kegiatan yang dilaksanakan baik lintas sektor maupun program agar dapat diambil langkah-langkah selanjutnya sebagai alternatif pemecahan masalah. Secara umum adanya pelaporan kegiatan terhadap pelaksanaan pembangunan yang belum tepat waktu adalah dikarenakan kondisi geografis, dan aksesibilitas yang masih rendah sehingga setiap SKPD sebagai pelaksana program dilapangan diperlukan prekwensi koordinasi yang lebih efektif dan efisien.

   Masih Terdapat Adanya Pelaporan Yang Belum Tepat Waktu.

2. Faktor Eksternal

a. Opportunities ( O) Peluang

1) Adanya Musyaw arah Perencanaan Pembangunan ( Musrenbang) ;

  KELEMBAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN 1) Partisipasi Msyarakat Dalam Pembangunan Melalui Musrenbang Masih 4) I ndikator Pengukuran Kinerja Setiap SKPD Belum Optimal; Lemah; Outcome kinerja SKPD sangat erat kaitannya dengan pencapaian target program

  Musrenbang pada dasarnya merupakan kebutuhan dalam merencanakan kerja yang dilaksanakan baik secara fisik maupun fungsional sesuai dengan pembangunan yang akan diprogramkan sesuai dengan kebutuhan tuntutan tupoksi. kegiatan pembangunan bagi masyarakat dalam menjawab kelompok sasaran

  Kondisi saat ini pengukuran kinerja dilaksanakan melalui Lakip dan masing- pembangnan agar berdaya guna dan berhasil guna. Kondisi saat ini pelaksanaan masing SKPD. musrenbang terutama dan jenjang di tingkat Desa/ Kampung, dan Distrik belum

  5) Belum Optimalnya Pemanfaatan Data Pembangunan Oleh I nstansi

  optimal, hal ini disebabkan karena kondisi geografis dan masih rendahnya tingkat Pemenntah. aksesibilitas.

  Data merupakan sumber pendukung utama dalam perencanaan pembangunan di

  

2) Masih adanya Sebahagian Masyarakat Belum Responsip Terhadap Data berbagai sektor guna mencapai sasaran yang diinginkan baik secara fisik maupun

dan I nformasi;

  fungsional. Data merupakan informasi yang dapat mengungkapkan kondisi obyektif Kondisi saat ini masih terdapat sebahagian SKPD belum optimal dalam berdasarkan ruang dan waktu di berbagai sektor. Disamping itu data merupakan pengolahan dan pengawasan data. bagian yang tak terpisahkan dari perencanaan. Hal ini dapat dibuktikan

SULAN ROGRAM

  7.3.3 U P

  perencanaan tanpa didukung olah data tidak akan menghasilkan output yang baik Beberapa usulan program untuk pelaksanaan dan penyeienggaraan Rencana Program bahkan akan membahayakan dalam memunculkan kegiatan program karena tidak

  I nvestasi Jangka Menengah (RPI JM) dan masing-masing instansi atau lembaga adalah sebagai akan sesuai dengan tututan kegiatan yang dibutuhkan. berikut:

  Melihat kondisi saat ini masih terdapat sebahagian masyarakat belum

  a. Optimalisasi Pelaksanaan Fungsi Organisasi, terdiri dari: memanfaatkan data yang sudah diolah dan dikerjakan oleh instansi yang

   Melakukan perencanaan dan pengendalian pembangunan di daerah ( BAPPEDA). berkompeten dalam pengolahan dan pengawasan data.

   Melaksanakan pembangunan fisik sesuai dengan program yang telah ditetapkan

3) Perencanaan Program Diklat dan Penganggaran Belum Terencana (Dinas PU). Dengan Baik;

   Melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pengelolaan lingkungan hasil dari pembangunan fisik (Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup) Pendidikan dan latihan bagi setiap aparat sebagai abdi negara dan abdi masyarakat

   Melaksanakan penarikan retnibusi terhadap objek-objek prasarana yang ada seperti merupakan kebutuhan, karena pendidikan sangat terkait dengan kualitas aparatur.

  : retribusi sampah dll. Dengan demikian apabila perencanaan program diklat dan penganggaran belum b. Ketatalaksanaan Penyelenggaraan RPI JM di daerah. terencana dengan balk akan mempengaruhi kualitas aparatur dalam meningkatkan

   Penyiapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk setiap sektor pembangunan. kinerja sesuai dengan tupoksi.

   Menyiapkan Peraturan Daerah (Perda) yang berkaitan dengan : Kondisi saat ini yang dihadapi dalam program diklat dan penganggaran adalah

   Retribusi karena masih terbatasnnya dana, sehingga diperlukan seleksi dalam artian

   Pengelolaan lingkungan mengunakan skala prioritas.

   Pengawasan dan pengendalian pembangunan.

  KELEMBAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN

  c. Peningkatan Sumber Daya Manusia

   Mengikuti Bimbingan Teknik bidang PU Mengikuti Pelatihan-pelatihan

   Keikutsertaan pada kursus-kursus

   

  Mengikuti Pelatihan Bidang Keuangan

   Mengikuti Pelatihan Bidang Lingkungan

  d. Peningkatan Prasarana dan Sarana Kerja, meliputi:

   Pengadaan peralatan

   Penambahan personi bidang teknik

  SULAN

  I STEM ROSEDUR NTAR NSTANSI

  7.4 U S P A

  I EDUDUKAN UNGSI UGAS DALAM ELAKSANAAN

  7.4.1 K , F , T P RPI JM

  Kedudukan, fungsi dan tugas masing-masing instansi atau lembaga yang berhubungan langsung dengan penyusunan RPI JM terdapat pada lampiran Surat Keputusan Walikota Sorong.

  ORMAT MUM ENCANA

  I NDAKAN ENI NGKATAN ELEMBAGAAN

  7.4.2 F U R T P K

  Format umum rencana tindakan peningkatan kelembagaan di Kota Sorong yang berhubungan dengan penyusunan dan pelaksanaan RPI JM dapat dilihat pada Tabel-tabel berikut, secara berurutan adalah:

  a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

  b. Dinas Pekerjaan Umum (DPU)

  c. Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

  d. Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)

1 NO KEGIATAN SASARAN KEGIATAN PELAKSANA PENANGGUNG JAWAB BIAYA (Rp)

  3 Pelatihan/Kursus Untuk Meningkatkan Sumber Daya Manusia BAPPEDA Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah

  5 Bln

  5 Bln

  5 Bln

  5 Bln

  • 5 Bln

  5 Bln 1.500.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000

  5 Bln

  5 Bln

  5 Bln

  5 Bln

  5 Bln

  5 Bln

  5 Bln

  5 Bln Sumber : Hasil Analisis

  2

  IV V

  III

  I II

  KELEMBAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN Tabel 7.4 Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan BAPPEDA Kota Sorong

  Tersusunnya data-data Tata ruang untuk Pembangunan Tersedianya data-data Peta Wilayah

  5 Bln Pembuatan Peta Udara BAPPEDA

BAPPEDA BAPPEDA

BAPPEDA BAPPEDA

JADWAL KEGIATAN KET

Tabel 7.5 Jenis Kursus/ pelatihan Yang Telah/ Pernah Diikuti Serta Pelatihan Yang Dibutuhkan NO

JENIS TRAINING YANG TELAH DIIKUTI KARYAWAN

TAHUN PELAKSANA

  1

  3

  4

  1

  2 Training Manajemen Pembangunan Perencanaan Pembangunan Sosial

  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6

  Kursus Penataan Kota Pelatihan RPIJM Kursus Amdal Kursus Komputer Kursus Bendaharawan Studi Banding Kursus GIS Perencanaan Jalan Kabupaten Kursus Dicission Support System (DSS) AMDAL Penataan Kota

  • 1

PELATIHAN YANG MASIH DIBUTUHKAN

  7 2009 DPU

  8 2009 DEPDAGRI

  9 2009 BAPPEDA

  Sumber : Hasil Analisis Monitoring Evaluasi

  5 2009 BAPPEDAL

  Pelatihan RPJM

  4 2009 DPU

  3 2009 BAPPENAS

  2 2009 DEPSOS

  2009 DPU

  6 2009 PTN

  KELEMBAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN Tabel 7.6 Analisa SWOT Dinas Pekerjaan Umum Kota Sorong Strength (Kekuatan) Weakneess(Kelemahan)

  1. Adanya program kerja

  1. Kurang terangkumnya pengolahan data STRATEGI

  2. Tersedianya data

  2. Motifasi kerja pegawai kurang

  3. Sarana penunjang untuk operasional Opportunities Strategi SO Strategi WO

  1. Adanya koordinasi yang baik dengan badan

  1. Adanya program kerja dapat memberikan

  1. Meningkatkan kemempuan dinas terkait tambahan yang cukup untuk mendukung personil/staf dengan memberikan tersedianya data insentif/pelatihan

  2. Dukungan tenaga teknis

  2. Meningkatkan kemempuan kerja dengan memanfaatkan sarana dan dukungan Threats (T) Strategi ST Strategi WT

  1. Tingkat kinerja staf masih kurang

  1. Meningkatkan program kerja dengan

  1. Memperbaharui sistem pengolahan data memanfaatkan potensi staf yang ada

  2. Akses untuk operasional jauh sehingga

  2. Meningkatkan penggunaan data dan

  2. Meningkatkan kinerja staf dengan Sumber : Hasil Analisis pelaksanaan terganggu informasi memberikan pelatihan-pelatihan

  KELEMBAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN Tabel 7.7 Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan Dinas Pekerjaan Umum Kota Sorong No Kegiatan Sasaran Kegiatan Pelaksana Penanggung Jawab Biaya (Rp) Jadwal Tahun Ket

  I II

  III

  IV V

1 Pelatihan RPIJM Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 35,000,000

   2 Perencanaan Pemb. Sosial Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 35,000,000

   3 Training Manajemen Pembangunan Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 35,000,000

   4 AMDAL Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 35,000,000

   5 Kursus Decission Support System Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 35,000,000

   6 Kursus lai-lain

  • 35,000,000

   7 Survey Data Data-data pengemb. Daerah Pesisir Dinas PU Dinas PU 500,000,000

   Sumber : Hasil Analisis