Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kota Sorong

   Sebagai payung atau acuan baku bagi seluruh pelaku dan penyelenggara Wilayah Kota Sorong meliputi wilayah daratan, lautan dan gugusan pulau-pulau, yang dikategorikan sebagai Wilayah Sorong Daratan dan Wilayah Sorong Lautan. Wilayah

  B a b

  I I

  I B a b

  I I

  I Sorong Daratan adalah Sorong sebagai pusat kota yang merupakan bagian langsung

  dari pulau Papua, sedangkan Wilayah Sorong Lautan adalah gugusan pulau-pulau yang masih dalam wilayah Kota Sorong.

R E N C A N A P E M B A N G U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N

  Lingkup wilayah perencanaan meliputi seluruh wilayah administratif Kota Sorong yang

  W

I L A Y A H K O T A S O R O N G W

  I L A Y A H K O T A S O R O N G terbagi atas Kecamatan/ distrik Sorong Barat dan Kecamatan/ distrik Sorong Timur.

  Berdasar Undang-undang Nomor 45 Tahun 1999 tanggal 4 Oktober 1999 tentang “Pembentukan Propinsi I rian Jaya Tengah, Propinsi I rian Jaya Barat, Kota Paniai, Kota Mimika, Kota Puncak Jaya dan Kota Sorong” luas keseluruhan Wilayah Kota Sorong 2 adalah 110.500 Ha (1.105 km ). Sedangkan luas masing-masing kecamatan dan

  3 .1 .V isi Pe na t a a n Rua ng K ot a Sorong

  kelurahan didasarkan atas Perda No. 6 dan Perda No. 7 Tahun 2001 yang merupakan luas efektif Kota Sorong yang digunakan untuk kegiatan perkotaan, yaitu seluas itengah berbagai perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal,

  27.649,32 hektar. Adapun luas Wilayah Kecamatan / Distrik Sorong Barat seluas persyaratan bagi suatu daerah agar tetap bertahan harus mempunyai Visi 6.232,22 hektar dan Kecamatan/ distrik Sorong Timur seluas 21.417,09 hektar. dan Misi yang jelas.

  D

  Visi meruapakan suatu kondisi, keadaan yang ingin dicapai, harapan dan cita – cita

  3 .2 .K onse p Pe nge m ba nga n Wila ya h K ot a Sorong

  yang hendak di perjuangkan secara sungguh – sungguh, disamping itu Visi juga Rencana Pengembangan struktur pelayanan Kota Sorong didasari oleh beberapa merupakan idealisme yang luhur untuk membangun tatanan hidup dan dan kehidupan pertimbangan, diantaranya : yang di inginkan di masa depan.

  1. Kesesuaian dengan rencana struktur tata ruang yang lebih luas (makro) Dengan mempertimbangkan hal diatas, maka ditetapkan Visi Kota Sorong untuk

  2. Memacu pertumbuhan dan mewujudkan pemerataan pembangunan kota Pembangunan adalah sebagai berikut: keseluruh wilayah Kota Sorong melalui penyebaran pusat dan sub pusat

  “ Terw ujudnya Masyarakat Kota yang Setara, Bersahabat dan Dinamis “

  pelayanan kota secara berjenjang dengan pola multiple nucley, sehingga seluruh Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah bagian wilayah kota dapat terlayani (RP4D) :

  3. Mendayagunakan sarana pelayanan kota yang penyebarannya dilakukan secara

   Sebagai skenario pelaksanaan koordinasi dan keterpaduan rencana sektor terkait berjenjang sesuai kebutuhan dan tingkat pelayanan bidang perumahan dan permukiman (antara lain, pertanahan, perumahan,

  4. Menciptakan interaksi yang kuat antara pusat dan sub pusat pelayanan kota pembiayaan, prasarana/ sarana). melalui pengaturan sistem jaringan transportasi Adapun struktur pelayanan kota yang dikembangkan di Kota Sorong didasarkan atas fungsi-fungsi sebagai pusat pelayanan utama kota dengan konsep pusat jamak ( multiple nucleis). Kegiatan fungsional yang dijadikan sebagai pusat pelayanan, hirarkinya disesuaikan dengan potensi yang dimiliki masing-masing kawasan serta melengkapinya dengan sarana pelayanan dan jaringan utilitas yang sesuai dengan fungsinya. Hirarki pusat -pusat pelayanan yang akan dikembangkan di Kota Sorong didasarkan atas jumlah penduduk yang harus dilayani oleh m asing-masing pusat pelayanan. Penyediaan sarana pelayanan ini menggunakan asumsi bahwa setiap pusat pelayanan yang lebih tinggi merangkap dan melayani juga pusat lainnya yang lebih rendah. Pengembangan kegiatan-kegiatan fungsional sebagai pemicu pertumbuhan yang tersebar di Kota Sorong tersebut secara bersamaan juga menyebarkan pusat -pusat pelayanan kotanya sesuai potensi yang dimiliki serta diharapkan dapat merangsang pertumbuhan kegiatan ikutan lainnya. Dengan demikian pusat-pusat pelayanan yang ada di Kota Sorong nantinya tidak hanya bertumpu pada pusat kotanya saja, tetapi juga tersebar di pusat -pusat pertumbuhan baru, baik yang ada di Sorong Barat maupun di Sorong Timur. Adanya pusat pelayanan kota yang tersebar dengan karakteristik yang berbeda-beda tersebut diharapkan orientasi kegiatan penduduk di masa mendatang tidak lagi terpusat di Pusat Kota Sorong saat ini, tetapi terdistribusi keseluruh bagian wilayah kotanya.

  Keuntungan pengembangan struktur pelayanan dengan pola multiple nucleis yang didasarkan pada pengembangan kegiatan-kegiatan fungsional, diantaranya : a. Pusat-pusat pelayanan kota dapat disebar secara merata keseluruh wilayah kotanya

  b. Setiap bagian wilayah yang akan dikembangkan secara otomatis akan terlayani oleh sarana pelayanan umum dan sarana pelayanan ekonomi yang akan dikembangkan secara memadai c. Orientasi penduduk tidak terpusat ke pusat kotanya, tetapi ke pusat Kecamatan (Distrik) sebagai pusat sekundernya atau ke pusat -pusat pelayanan kota terdekat d. Pengembangan pusat-pusat pelayanan dapat dilakukan sesuai skala prioritasnya melalui pengembangan kegiatan fungsional yang potensial untuk dikembangkan di kawasan tersebut e. Dapat dikembangkannya ibukota Kecamatan (Distrik) dengan fungsi sebagai pusat pelayanan

  Sekunder, sehingga orientasi penduduk Kecamatan (Distrik) ke pusat Kecamatan (Distrik) nya menjadi lebih jelas f. Pengembangan pusat-pusat pelayanan, baik pelayanan kota sesuai fungsinya, pusat Kota dengan Swasta (I nvestor) atau Masyarakat.

  Penyebaran pusat-pusat pelayanan keseluruh bagian wilayah kotanya akan membentuk struktur Kota Sorong menjadi pola multiple nucley. Pusat-pusat pelayanan yang dikembangkan di Kota Sorong ini akan dihubungkan oleh sistem jaringan transportasi yang terpadu dan berhirarki agar saling terintegrasi, sehingga membentuk pola kotanya. Adapun sistem jaringan transportasi yang dikembangkan merupakan pengembangan dari sistem jaringan transportasi yang berpola

  curve linier saat ini dan dikombinasikan dengan pola lain, yaitu kombinasi antara pola curve linier pada jalan utama kota dengan pola grid system pada hirarki dibawahnya yang sebagian

  besar sudah terbentuk di Kota Sorong. Pengembangan sistem jaringan jalan ini akan tetap mengacu pada pengembangan jalan-jalan yang sudah ada, baik melalui peningkatan kelas jalannya dengan melebarkan badan jalannya (damija) maupun melalui pembuatan jalan baru pada wilayah yang belum terlayani. Dengan demikian diharapkan beban lalu lintas tidak hanya bertumpu pada jalan utama Sorong – Aimas (Kabupaten Sorong), tetapi terditribusi ke jalan-jalan alternatif yang dikembangkan, sehingga dapat dihindari terjadinya penumpukan arus lalu lintas di sepanjang jalan utama Sorong – Aimas (Kabupaten Sorong). Adanya pengembangan jalan alternatif ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas di wilayah yang jauh dari koridor jalan ini serta merangsang pertumbuhan wilayah tersebut, sehingga perkembangan kegiatan tidak lagi bertumpu di sepanjang koridor Sorong – Aimas (Kabupaten Sorong), tetapi tersebar merata keseluruh wilayah pinggirannya. Sedangkan untuk menghubungkan Sorong Daratan dengan pulau-pulau yang ada di Kota Sorong, perlu dikembangkan transportasi air (bus air). Pelaksanaan transportasi air (bus air) tersebut dapat dilakukan melalui pelibatan Masyarakat dan Swasta atau dikelola langsung oleh Pemerintah Kota Sorong. Mengingat sasaran pengembangan transportasi air antar pulau ini adalah masyarakat umum terutama yang tinggal di pulau-pulau, maka ongkos pelayanan bus air perlu ditekan seminimal mungkin melalui subsidi Pemerintah.

  • Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka rencana pengembangan struktur pusat -pusat Pusat pelayanan kegiatan perdagangan dan jasa ekonomi (pasar, pertokoan / Dept.
  • terpadu sesuai skala pelayanannya, yang masing-masing mempunyai keterkaitan fungsional.

  Taman kota

  • Adapun hirarki pusat pelayanan yang akan dikembangkan di Kota Sorong, terbagi atas :

  Pusat pelayanan transportasi laut (pelabuhan samudera)

  • 1. Pusat pelayanan utama kota dengan skala pelayanan kota dan regional, yang dikembangkan

  Pusat pelayanan transportasi udara (bandara) pada kawasan fungsional dan ditempatkan pada wilayah yang strategis dan mempunyai aksessibilitas baik, yang pengembangannya disesuaikan dengan daya dukung dan

  b. Pusat utama pelayanan kegiatan industri kelautan ( marine I ndustry), yang berfungsi ketersediaan lahannya, meliputi : sebagai pusat pengembangan kegiatan industri kelautan dan pembuatan kapal-kapal

  a. Pusat utama pelayanan jasa pemerintahan ( Civic Center) Kota Sorong yang fiberglass (marina dok). Pusat pelayanan kegiatan industri ini merupakan pusat orientasi pengembangannya tetap dialokasikan terpusat di pusat kegiatan pemerintahan kota saat yang melayani kegiatan perdagangan dan pengembangan produk-produk marine ini. Pusat pelayanan jasa pemerintahan ( Civic Center) Kota Sorong ini dapat diintegrasikan industry serta melayani kebutuhan penduduk yang berada di kawasan marine industry dengan berbagai kegiatan perkotaan yang sudah berkembang di pusat kota dan tersebut. Pusat pelayanan kegiatan marine industry ini pengembangannya dialokasikan dimanfaatkan sebagai pusat pelayanan kota. Adapun kelengkapan jenis sarana yang akan terpusat di Rufei dan diintegrasikan dengan pengembangan kegiatan permukiman,

  Civic Center) Kota Sorong ini,

  dikembangkan di pusat pelayanan jasa pemerintahan ( pengembangan terminal, pasar dan kegiatan pemerintahan Kecamatan Sorong Barat. diantaranya :

  Pengembangan pusat pelayanan ini diharapkan dapat berfungsi pula sebagai pusat

  • Balai Kota beserta jajarannya

  pertumbuhan baru di Sorong Barat yang dapat menjadi pemicu bagi pertumbuhan

  • Gedung DPRD Kota Sorong kegiatan perkotaan lainnya.
  • Gedung Serba Guna / Aula
  • I nstansi / Dinas-dinas Otonom Pemerintah Kota Sorong
  • Lapangan upacara
  • Diklat Pemko Sorong
  • Pengadilan Negeri
  • Kantor Polisi dan DLLAJR
  • Kantor Pos Pusat
  • Kantor Telekomunikasi
  • Kantor PLN
  • Masjid Agung

  Gereja dan sarana ibadah agama lain

  • Ilustrasi kegiatan pada kawasan pusat bisnis Sorong Barat
  • Sarana pendidikan
  • Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin ataupun Poliklinik

  Agar pusat pelayanan marine industry dapat berfungsi sebagai pusat pelayanan utama

  • Pusat pengembangan kebudayaan rakyat Papua

  kota di Sorong Barat, maka pengembangannya perlu dilengkapi dengan sarana

  • Perkantoran swasta, perbankan dan jasa keuangan lainnya

  pelayanan sosial dan pelayanan umum serta sarana pelayanan ekonomi. yang dilengkapi dengan pengembangan jaringan utilitas pendukungnya sesuai skala pelayanan yang Pengembangan kawasan wisata ini dilengkapi pula dengan pengembangan sarana pusat pelayanan utama kegiatan wisata Tanjung Kasuari juga dapat dilayani oleh pusat sehingga dapat berfungsi sebagai pusat pelayanan utama kota. Dengan demikian pusat pelayanan utama kegiatan marine industry (Rufei). pelayanan utama di Sorong Barat dapat pula dilayani oleh pusat pelayanan utama Jenis sarana pelayanan yang akan dikembangkan diantaranya berupa : kegiatan wisata di kawasan Tanjung Kasuari.

  • Factory Outlet / Show room barang produk industri
  • Balai pengembangan teknologi marine industry
  • Balai Latihan Kerja
  • Balai Pertemuan / GSG
  • Bank dan Jasa Keuangan lainnya
  • Terminal angkutan penumpang
  • Terminal peti kemas
  • Pasar
  • Sarana ekonomi, seperti mal, supermarket, Pertokoan, Ruko
  • Sarana Pemadam Kebakaran
  • >Sarana pendidikan, mulai dari TK, SD, SLTP hingga SLTA dan sekolah kejuruan dan Akademi Perik
  • Rumah Makan / Kantin / Pujasera

  Ilustrasi pusat kegiatan wisata Tanjung Kasuari

  • Warpostel dan Telepon umum
  • Kantor pos pembantu
  • Masjid, gereja dan sarana ibadah lainnya yang dibutuhkan

  Jenis sarana yang akan dikembangkan di pusat pelayanan pariwisata ini, diantaranya :

  • Balai Pengobatan, Poliklinik, Apotik dan Tempat Praktek Dokter

  Marina / Pelabuhan Fery

  • Lapangan Olahraga

  Gedung kesenian rakyat Papua

  • Ruang Terbuka Hijau / Taman Bermain

  Pusat I nformasi Wisata

  • Art Galeri / Hand Craft •

  c. Pusat utama pelayanan kegiatan pariwisata, terutama yang berkaitan dengan wisata Biro Perjalanan

  • bahari dengan skala pelayanan kota / regional / nasional dan internasional. Pusat kegiatan

  Bank, Money Changer, dan jasa keuangan lainnya

  • pariwisata ini merupakan pusat rekreasi penduduk Kota Sorong dan sekitarnya, yang

  Hotel dan Restoran

  • pengembangannya dipusatkan di Tanjung Kasuari. Pengembangan pusat kegiatan wisata

  Spa dan Salon Kecantikan

  • Tanjung Kasuari dapat diintegrasikan dengan pengembangan kegiatan wisata di Pulau Pertokoan dan Supermarket
  • Buaya (Ram).

  Masjid / Langgar / Tempat ibadah lainnya

  • Klinik Kesehatan, Poliklinik ataupun Apotik dan Tempat Praktek Dokter
  • Kantor Pos pembantu
  • Wartel dan Telepon Umum

  d. Pusat utama pelayanan kegiatan perdagangan dan jasa, merupakan kegiatan perekonomian penduduk Kota Sorong dan difungsikan sebagai pusat orientasi pelayanan kegiatan perdagangan dan jasa guna melayani kebutuhan penduduk Kota Sorong dan sekitarnya, yang dilengkapi oleh sarana penunjang. Pusat pelayanan ini pengembangannya akan dialokasikan terpusat di pusat pertumbuhan Sorong Barat, pusat pertumbuhan Sorong Timur, di lokasi Kawasan Reklamasi Pantai Lido dengan konsep

  waterfront yang dilengkapi dengan publik space. Dengan demikian aktivitas kegiatan bisnis di Kota Sorong terpusat di satu lokasi.

  Jenis sarana yang akan dikembangkan di pusat pelayanan ini diantaranya:

  • Plaza, Mal, Supermarket dan Pertokoan •

  Ilustrasi kegiatan pada sub pusat pelayanan utama (pusat sekunder)

  Perkantoran Swasta, Bank dan jasa keuangan lainnya

  • Publik Space, berupa taman, promenade, jogging and bicycle track
  • Gedung Bioskop dan pusat hiburan lainnya

  Sarana pelayanan yang dikembangkan di pusat pelayanan sekunder, terbagi atas:

  • Restoran / Rumah Makan

  a. Pengembangan sarana pelayanan ekonomi, merupakan pusat orientasi yang

  • Pujasera

  memberikan pelayanan bagi penduduk yang ada di kecamatan tersebut. Sarana

  • Tempat ibadah dan sarana pelayanan lainnya

  pelayanan ekonomi ini dialokasikan di ibukota Kecamatan Sorong Timur dengan skala pelayanan kecamatan. Pusat pelayanan sekunder ini difungsikan juga sebagai pengikat

  2. Sub pusat pelayanan utama (pusat sekunder), merupakan pusat pelayanan sekunder yang lingkungan untuk berinteraksi dan bersosialisasi antar masyarakat yang berada di dialokasikan tersebar merata ke setiap ibukota kecamatan (Distrik), baik berupa sarana kecamatan tersebut serta melayani kebutuhan penduduk sehari-hari. Untuk merangsang pelayanan sosial maupun pelayanan ekonomi dengan skala pelayanan Kecamatan (Distrik). pertumbuhan pusat pelayanan sekunder ini, maka pengalokasiaannya diarahkan pada

  Alokasi pusat pelayanan sekunder dikembangkan di Kampung Baru dan di Pusat Kecamatan simpul-simpul jalan utama kawasan / kota yang mempunyai aksessibilitas baik, sehingga Sorong Timur, yang pengembangannya diintegrasikan dengan pengembangan pusat mudah dijangkau dari seluruh bagian wilayah kecamatannya. Jenis sarana pelayanan pemerintahan Kecamatan (Distrik), Kelurahan atau kegiatan lain yang mendukung. ekonomi yang akan dikembangkan di pusat sekunder ini disesuaikan kebutuhan dan daya dukung lahannya diantaranya :

  • Bank cabang pembantu dan Jasa Keuangan lainnya
  • Pasar Kecamatan •

  Supermarket, Pertokoan ataupun Ruko

  • Rumah makan / Kantin / Pujasera
  • Salon kecantikan

  lingkungan kelurahan, di lingkungan permukiman atau setiap pulau tidak perlu keluar

  • pengembangannya dilakukan melalui konsep neighbourhood unit, yang setiap pusat

  Bengkel

  • melayani 3 hingga 5 neighbourhood unit dan setiap neighbourhood unit pada lingkungan

  Warpostel permukiman terdiri sekitar 100 KK dengan jenis sarana pelayanan yang sesuai. Pusat

  b. Pengembangan sarana pelayanan sosial dan pelayanan umum guna melayani kebutuhan pelayanan lingkungan permukiman (pusat tersier) ini difungsikan juga sebagai pengikat penduduk dengan skala pelayanan kecamatan. Sarana pelayanan sosial dan pelayanan lingkungan untuk berinteraksi dan bersosialisasi antar masyarakat yang berada di umum ini difungsikan juga sebagai pengikat lingkungan untuk berinteraksi dan lingkungan kelurahan, di pulau-pulau dan di lingkungan permukiman tersebut serta untuk bersosialisasi antar masyarakat yang berada di lingkungan kecamatan tersebut. melayani kebutuhan penduduk sehari-hari. Pengalokasian sarana pelayanan ini ditempatkan di pusat kecamatan Sorong Barat dan Sorong Timur pada simpul-simpul jalan utama yang mempunyai aksessibilitas baik dan diintegrasikan dengan pengembangan sarana pelayanan ekonomi. Dengan demikian diharapkan pengembangan sarana pelayanan ini mudah dijangkau oleh penduduk dari setiap bagian wilayah kecamatannya. Jenis sarana pelayanan sosial dan pelayanan umum yang akan dikembangkan di pusat sekunder ini disesuaikan kebutuhan dan daya dukung lahannya, diantaranya berupa :

  • Kantor Kecamatan / Kantor Kelurahan • Kantor polsekta
  • Kantor pos pembantu
  • Sarana Pemadam Kebakaran dengan skala pelyanan lingkungan
  • Masjid dan Gereja Kawasan dan Sarana ibadah lainnya jika diperlukan

  Ilustrasi kegiatan pada pusat pelayanan lingkungan (pusat tersier)

  • Sarana pendidikan, mulai dari TK, SD, SLTP hingga SLTA dan sekolah kejuruan
  • Balai Pengobatan, Poliklinik ataupun Tempat Praktek Dokter

  Balai Pertemuan / GSG

  • Pengalokasian pusat pelayanan lingkungan permukiman akan disebar di pusat -pusat

  Lapangan Olahraga permukiman pada simpul-simpul jalan yang ada di pusat -pusat lingkungan permukiman

  • kelurahan, di pulau-pulau yang berpenghuni memadai, serta di tengah kelompok lingkungan
  • Taman Bermain

  yang mempunyai

  • aksessibilitas baik, sehingga mudah dijangkau. Pelaksanaan Telepon Umum

  pengembangan lingkungan permukiman dengan konsep neighbourhood unit dapat dilakukan oleh pihak Pemerintah Kota Sorong bersama-sama dengan pihak Swasta /

  3. Pusat pelayanan lingkungan permukiman (Pusat Tersier), yaitu pusat orientasi pelayanan I nvestor dan partisipasi Masyarakat. kebutuhan penduduk yang berada di setiap lingkungan kelurahan / desa, di setiap pulau-

  Pengembangan pusat lingkungan maupun unit -unit lingkungan yang lebih kecil selain pulau yang mempunyai jumlah penduduk memadai, dan di setiap lingkungan permukiman, dikembangkan di lingkungan permukiman juga dikembangkan di pulau-pulau yang yang dilengkapi dengan sarana sosial dan sarana umum, sehingga penduduk yang tinggal di mempunyai jumlah penduduk memadai dan belum terlayani sarana pelayanan, atau yang diharapkan dapat memberi pengaruh dan merangsang pertumbuhan kegiatan ikutan lainnya di dan Pulau Buaya. Dengan demikian penduduk yang tinggal di pulau-pulau tersebut tidak perlu ke luar pulau untuk mendapatkan sarana pelayanan dasar guna memenuhi kebutuhan Dengan bertitik tolak pada pengembangan kegiatan yang dapat memicu pertumbuhan tersebut hidupnya, baik itu berupa sarana pendidikan, peribadatan, kesehatan ataupun perdagangan. diperkirakan akan terjadi perubahan penggunaan lahan dari kegiatan budidaya non terbangun Jenis sarana yang akan dikembangkan, diantaranya : menjadi kegiatan budidaya perkotaan, terutama kegiatan permukiman skala besar serta

  a. Balai Pertemuan / GSG kegiatan industri, perdagangan dan jasa pelayanan. Kecenderungan perubahan penggunaan

  b. Taman bermain dan Lapangan olahraga lahan ini akan memberi peluang seluas-luasnya kepada pihak swasta atau masyarakat untuk

  c. Kantor pos pembantu / Warpostel dan Telepon umum mengembangkan kegiatan perkotaan di Kota Sorong.

  d. Sarana Pemadam Kebakaran dengan skala pelyanan lingkungan

  e. Pertokoan ataupun ruko, Pujasera dan kegiatan komersial lainnya Secara umum rencana pemanfaatan lahan yang dikembangkan di Kota Sorong hingga tahun

  f. Masjid dan gereja kawasan 2012 dibedakan atas :

  g. Sarana pendidikan, seperti TK dan SD

  h. Balai Pengobatan, Poliklinik ataupun Tempat Praktek Dokter dan Apotik Pengembangan struktur pelayanan Kota Sorong tahun 2012 dengan konsep pusat jamak ( multiple nucleis) dapat dilihat pada gambar 3.1.

  3 .3 Re nc a na Pe m a nfa a t a n La ha n K ot a Sorong

  Rencana penggunaan lahan di Kota Sorong bertujuan agar dapat ditentukan wilayah yang diperuntukkan bagi kawasan lindung guna menjaga keseimbangan lingkungan serta yang diperuntukkan bagi kawasan budidaya dengan berbagai jenis kegiatan yang dapat dikembangkan sehingga memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Pembentukan pola penggunaan lahan yang diterapkan didasarkan pula pada proporsi penggunaan lahan yang dinilai ideal untuk lingkungan kota, yaitu perbandingan antara lahan terbangun untuk kegiatan fungsional kota, prasarana dan utilitas kota, dengan lahan tak terbangun yang berupa kawasan konservasi, taman dan lapangan olahraga, agar tercipta lingkungan kota yang nyaman dan asri. Titik tolak rencana penggunaan lahan bagi kegiatan budidaya di Kota Sorong ini didasarkan pada pengembangan kegiatan- kegiatan yang dapat memicu pertumbuhan kotanya. Dengan dikembangkannya kegiatan tersebut

Gambar 3.1 dengan konsep pusat jamak ( multiple nucleis)

  1. Rencana Pemanfaatan lahan untuk Kawasan Lindung, yang didasarkan atas Keppres No. 32

  3 .3 .1 Re nc a na Pe nge m ba nga n K a w a sa n Lindung

  a. Kawasan Perlindungan Daerah Bawahnya (hutan lindung dan kawasan resapan air) Penentuan kawasan lindung bertujuan memberikan perlindungan terhadap kelestarian

  b. Kawasan Perlindungan Setempat (sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar lingkungan dan mempertahankan pengadaan sumber air baku (fungsi hidrologis), dan Dam, kawasan sekitar mata air, dan jalur listrik tegangan tinggi) diharapkan dapat menjaga iklim mikro serta mempertahankan keindahan Kota. Mengingat c. Suaka Alam dan Cagar Budaya pentingnya kawasan hutan lindung tersebut untuk menjaga keseimbangan lingkungan, maka

  d. Kawasan Rawan Bencana Alam keberadaanya perlu dipertahankan.

  e. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan Bandara Sorong Daratan

  2. Rencana Pemanfaatan lahan untuk Kawasan Budidaya, terbagi atas : Dalam menetapkan kawasan lindung di Kota Sorong di dasarkan atas Keppres No. 32 tahun

  a. Kegiatan Budidaya perkotaan, merupakan kegiatan terbangun yang dikembangkan di 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung serta dikuatkan oleh peraturan-peraturan wilayah sebelah barat Sorong Daratan dengan aktivitas kegiatan penduduknya berupa pendukung lainnya. Selain itu adanya ketentuan pada UU RI No 41 Tahun 1999 tentang kegiatan perkotaan, seperti kegiatan pusat pemerintahan, kegiatan industri, kegiatan kehutanan (Pasal 18 ayat 2), guna optimalisasi manfaat lingkungan, manfaat sosial, dan wisata, kegiatan perdagangan dan jasa, kegiatan permukiman, dan kegiatan khusus, manfaat ekonomi masyarakat setempat, maka upaya pengembangan Kota Sorong di masa antara lain daerah militer, bandara, dan pelabuhan mendatang diarahkan untuk dapat mempertahankan kecukupan luas kawasan hutan sekurang-

  b. Kegiatan Budidaya pedesaan, yang terdiri dari : kurangnya 30 % dari luas yang ada di Kota Sorong.

  • Kegiatan terbangun pedesaan, yang diprioritaskan pengembangannya di pesisir pantai,

  dan disekitar kegiatan pertanian dan pertambangan, dengan aktivitas kegiatan Proses penetapan kawasan lindung di Kota Sorong dilakukan dengan memperhatikan hasil penduduknya bergantung pada kegiatan perikanan, pertanian dan pertambangan, analisis kesesuaian lahan serta kriteria lokasi kawasan lindung yang diatur dalam Keppres 32 seperti perkampungan nelayan dan perkampungan pedesaan tahun 1990. Berdasar hal tersebut, analisis penentuan kawasan lindung di Kota Sorong, terbagi

  • Kegiatan Perikanan, Pertanian dan pertambangan merupakan kegiatan non terbangun atas : yang berupa kawasan perikanan baik darat maupun laut, kawasan pertanian tanaman

  1. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya pangan lahan kering, kawasan pertanian tanaman tahunan/ perkebunan, kawasan

  2. Kawasan Perlindungan Setempat peternakan dan kawasan pertambangan galian C.

  3. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya

  4. Kawasan Rawan Bencana Alam Untuk lebih jelasnya rencana pemanfaatan lahan di Kota Sorong serta luasan masing-masing

  5. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan Bandara Sorong Daratan kegiatan yang akan dikembangkan hingga tahun 2012 dapat dilihat pada tabel I I I .1 dan gambar 3.2 berikut.

  Proses penetapan kawasan lindung di Kota Sorong yang didasarkan Keppres 32 tahun 1990, digambarkan pada gambar 3.3 berikut. Tabel III.1 Rencana Pemanfaatan Lahan Kota Sorong Tahun 2012 L uas Pro p o rsi Jenis K eg iatan H a K m 2 %

  Kawasan H utan Lindung 12,775.04 127.7504 35.63% Kawasan H utan M angrove 1,068.51 10.6851 2.98% Kawasan Sempadan Sungai 570.31 5.7031 1.59% Kawasan H utan W isata 120.82 1.2082 0.34% Kawasan Pemerintahan 16.98 0.1698 0.05% Kawasan Perdagangan dan Jasa 205.58 2.0558 0.57% Kawasan Pariwisata 127.69 1.2769 0.36% Kawasan Industri

  87.36 0.8736 0.24% Kawasan Permukiman 3,935.58 39.3558 10.98% Kawasan Pertanian 2,104.29 21.0429 5.87% Komplek O lahraga dan Pendidikan T inggi

  29.72 0.2972 0.08% Lahan C adangan 14,814.83 148.1483 41.32%

Jum lah 35,856.71 358.5671 100.00% Pro p o rsi Pen g g u n aan L ah an K o ta So ro n g

  Lahan C adangan 41% Tah u n 2012 K aw asan H utan Lindung 36% K aw asan H utan M angrove K aw asan S em padan S ungai 3% 2% K om plek O lahraga dan P endidikan Tinggi 0% K aw asan P ertanian 6% K aw asan P erm ukim an 11% K aw asan Industri 0% K aw asan P ariw isata K aw asan P em erintahan 0% K aw asan P erdagangan dan Jasa 1% K aw asan H utan W isata 0% 0% Gambar 3.2

Gambar 3.3 Proses Penetapan Kawasan Lindung di Kota Sorong

  Kemiringan Lereng 1. 0 - 5 % Skor 20 2. 5 - 15 % Skor 40 3. 15 - 25 % Skor 60 4. 25 - 40 % Skor 80 5. > 40 % Skor 100

  Kepekaan Tanah

  1. Tidak Peka Skor 15

  2. Kurang Peka Skor 30 Kawasan Hutan Lindung Kebijaksanaan Kawasan Lindung

  3. Agak Peka Skor 45 Dengan Skor > 175 Lindung

  1. Keppres RI No. 32 / 1990

  4. Peka Skor 60

  2. Keppres RI No. 57 / 1989

  5. Sangat Peka Skor 75

  1. Skor 125 - 174 Curah Hujan

  2. Vegetasi Penutup > 75 % 1. < 1,36 mm/hr Skor 10

  3. Litologi Poros 2. 1,36 - 2,07 mm/hr Skor 20

  4. Curah Hujan > 3,48 mm /hr Kondisi Fisik Dasar 3. 2,07 - 2,77 mm/hr Skor 30 Kota Sorong

  4. 2,77 - 3,48 mm/hr Skor 40

  1. Geologi 5. > 3,48 mm/hr Skor 50

  2. Topografi

  3. Kem iringan Lereng Kawasan

  4. Jenis Tanah Resapan Air

  5. Ekologi Kawasan Perlindungan

  6. Iklim Setempat

  7. Hidrologi dan Geohidrologi

  1. Sem padan Sungai

  8. Daerah Bencana

  2. Sem padan Situ / Danau

  3. Sem padan M ata Air Sumber Daya Alam

  4. Sem padan Pantai Kota Sorong

  Kawasan Dengan

  1. Hutan Pengembangan Terbatas

  2. Sum ber Air Tanah dan Air Permukaan Kawasan

  3. Sum ber Daya Laut Hutan Mangrove

  4. Mineral / Migas Cagar Alam Dan Cagar Budaya Kawasan Rawan Bencana

  Kawasan Keselamatan Kawasan Bandara

  Operasi Penerbangan Sorong Daratan

  • Agar kawasan lindung di Kota Sorong dapat terjaga kelestariannya dan terhindar dari penetrasi Pulau-pulau kecil atau pulau-pulau yang sebagian besar lahannya memiliki kemiringan a. Memberi batas-batas yang jelas pada kawasan-kawasan yang dijadikan sebagai kawasan dikarenakan dapat merusak ekosistem pulau tersebut.

  lindung

  b. Kegiatan budidaya yang berada disekitar kawasan lindung sebaiknya dijaga perkembangannya Berkaitan dengan kriteria tersebut di atas, maka beberapa kawasan yang ditetapkan agar tidak meluas ke kawasan lindung sebagai kawasan hutan lindung di Kota Sorong, meliputi :

  c. Kegiatan budidaya yang berada di kawasan lindung, sebaiknya kegiatan tersebut direlokasi a. Kawasan tangkapan air yang berpotensi dikembangkan sebagai sumber air baku. ketempat yang sesuai peruntukannya dan bekas kegiatan tersebut dikembalikan fungsinya Penetapan kawasan lindung ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kerusakan pada sebagai kawasan lindung daerah tangkapan air tersebut yang dapat menyebabkan terganggunya penyediaan air

  d. Melakukan pemberdayaan masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar kawasan lindung agar bersih yang merupakan kebutuhan utama bagi penduduk Kota Sorong. Wilayah Kota ikut terlibat secara aktif dalam menjaga dan melestarikan kawasan lindung yang sudah Sorong yang dapat dijadikan sebagai kawasan tangkapan air adalah Kawasan DAS ditetapkan

  Sungai Rufei, Kawasan DAS Sungai Remu, dan Kawasan DAS Sungai Warsamson e. Menyiapkan pranata pendukung penetapan kawasan lindung serta menyiapkan aparat beserta anak sungainya. pelaksana di lapangan b. Kawasan perbukitan yang memiliki kelerengan lahan di atas 40 % (skor 100) karena f. Memberi sangsi yang berat bagi para perusak kawasan lindung. mempunyai jenis tanah dengan tingkat kepekaan sangat tinggi / mudah tererosi (skor

  Rencana pengembangan kawasan lindung Kota Sorong terlihat pada gambar 3.4. 75), sehingga dapat dicegah terjadinya longsor dan sedimentasi yang tinggi di daerah tangkapan air (bendungan / sungai). Wilayah Kota Sorong yang dapat dijadikan sebagai kawasan tangkapan air adalah kawasan perbukitan yang berada di utara, tengah, dan tenggara Kota Sorong.

  3 .3 .1 .1 Re nc a na Pe nge m ba nga n K a w a sa n Y a ng M e m be rik a n

  c. Pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni dan mempunyai luas kurang dari 10 Ha

Pe rlindunga n K a w a sa n Ba w a ha nnya

  dikarenakan apabila dikembangkan kawasan budidaya dapat mengganggu keseimbangan lingkungan pulau tersebut akibat rusaknya kawasan lindungnya, seperti Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, terdiri dari : perlindungan hutan mangrove, sempadan pantai, serta daerah lindung lainnya. Pulau- 1. , didefinisikan sebagai kawasan hutan yang memiliki sifat khas

Kaw asan Hutan Lindung

  pulau kecil yang perlu dilindung di Kota Sorong, diantaranya P. Mu, P. Karintum, dan yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya pulau kecil lainnya dengan luas < 10 Ha atau lebar pulaunya < 200 m.. sebagai pengatur tata air (fungsi hidrologis), pencegahan erosi, sedimentasi dan banjir, serta

  Untuk pulau-pulau kecil yang sudah dihuni, terutama oleh para nelayan sejak beberapa memelihara unsur hara dan kesuburan tanah. Berdasar Keppres No. 32 tahun 1990, kriteria tahun silam, bahkan sudah turun temurun yang sebagian besar berada di pantai, perlu penetapan kawasan hutan lindung didasarkan atas : tetap dipertahankan keberadaannya agar tidak tersingkirkan. Namun demikian

  • Kawasan dengan faktor-faktor kemiringan lereng, kepekaan tanah dan curah hujan yang keberadaan permukiman nelayan yang aktivitas kehidupannya berada di laut, perlu melebihi nilai skor 175

  dilakukan penataan agar lebih rapi dan para penghuninya dlibatkan secara aktif untuk

  • Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan lebih dari 40 % dengan jenis tanah menjaga kelestarian lingkungannya, baik lingkungan darat maupun laut.

  yang mempunyai kepekaan tinggi (mudah tererosi)

  Gambar 3.4 Tahun 2012

  • Kaw asan Resapan Air , didefinisikan sebagai kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi

  3 .3 .1 .2 Re nc a na Pe nge m ba nga n K a w a sa n Pe rlindunga n Se t e m pa t

  berguna untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan air permukaan, serta penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahnya maupun kawasan yang bersangkutan.

  Kawasan Perlindungan Setempat yang ada di Kota Sorong terbagi atas : Kriteria dari kawasan resapan air ini adalah curah hujan yang tinggi rata-rata lebih dari 3,48

  1. Kaw asan Sempadan Pantai, merupakan kawasan sepanjang tepi pantai yang berfungsi mm/ hari (skor 50), struktur tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang melindungi wilayah pantai dari usikan kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi pantai. mampu meresapkan air hujan secara besar-besaran dengan kemiringan lereng > 25 % (skor

  Kawasan perlindungan sempadan pantai yang ditetapkan memiliki lebar yang proporsional 80) dan mempunyai tingkat kepekaan tanah peka (skor 60). Berdasar kriteria di atas, wilayah dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, sekurang-kurangnya berjarak 100 meter diukur dari yang potensial untuk dijadikan sebagai kawasan resapan air (kawasan penyangga) di Kota garis pantai pada saat titik pasang tertinggi ke arah darat. Sesuai dengan ketetapan di atas, Sorong adalah wilayah DAS Sungai Remu, DAS Sungai Rufei, dan DAS Sungai Warsamson wilayah Kota Sorong yang potensial untuk ditetapkan sebagai kawasan lindung sempadan beserta anak sungainya, perbukitan di sebelah utara, tengah dan di sebelah tenggara Kota pantai mencakup seluruh wilayah pantai yang ada di Kota Sorong, baik yang ada di wilayah Sorong yang mempunyai kemiringan > 25 % dan mempunyai kepekaan tinggi (mudah

  Sorong Daratan (sebelah barat dan utara Kota Sorong) maupun pulau-pulau yang ada tererosi) dan difungsikan sebagai pensuplai sumber air tanah yang dimanfaatkan oleh dengan jarak 100 meter diukur dari garis pantai pada saat titik pasang tertinggi ke arah masyarakat dan air permukaan yang dimanfaatkan oleh PDAM sebagai sumber air baku. darat.

  Mengingat pentingnya penetapan kawasan-kawasan tersebut sebagai kawasan lindung guna Namun demikian mengingat sebagian besar wilayah pantai barat Kota Sorong sudah menjaga kelestarian lingkungan dan sebagai daerah tangkapan air untuk dijadikan sebagai termanfaatkan untuk kegiatan terbangun dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi, baik sumber air baku penduduk Kota Sorong, maka kawasan lindung tersebut perlu ditetapkan sebagai untuk pertahanan dan keamanan, pelabuhan, kegiatan perekonomian maupun permukiman, hutan lindung. Adapun kawasan yang potensial untuk ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung maka prioritas pemberlakuan sempadan pantai diarahkan pada kawasan-kawasan pantai dan resapan air di Kota Sorong, meliputi DAS Sungai Remu, DAS Sungai Rufei, DAS Sungai yang kondisinya masih belum terbangun. I ni dilakukan untuk menghindari adanya

  Warsamson, kawasan perbukitan yang berada di Wilayah Kota Sorong sebelah utara, dan keresahan masyarakat akibat adanya penggusuran apabila diberlakukan sempadan pantai kawasan perbukitan yang berada di Wilayah Kota Sorong sebelah tengah dan tenggara, serta untuk daerah hijau, serta dampak sosial yang lebih besar yang dapat mengancam stabilitas pulau-pulau kecil yang mempunyai luas kurang dari 10 Ha, diantaranya P. Mu dan P. Karintum. keamanan. Adapun pemberlakuan sempadan pantai dapat diterapkan pada pantai barat

  Dengan ditetapkannya kawasan tersebut sebagai hutan lindung diharapkan dapat dihindari sebelah selatan (Remu Selatan dan Klasaman), pada pantai utara (Tanjung Kasuari) Kota terjadinya penetrasi kegiatan budidaya ke kawasan tersebut dan dampak lingkungan yang dapat Sorong, serta di pulau-pulau yang belum padat penghuninya terkecuali di Pantai P. Doom. ditimbulkan dari pengembangan lahan pada kawasan tersebut di atas.

  Namun, berkaitan dengan adanya kawasan terbangun dan pemukiman nelayan pada beberapa pulau (P. Doom) dan di wilayah pesisir pantai barat Sorong Daratan yang cenderung memenuhi daerah sempadan pantai, pengembangannya perlu di batasi dan dilakukan penertiban serta penataan agar tidak berkembang meluas. Masyarakat yang menempati kawasan tersebut sebaiknya ikut dilibatkan secara aktif untuk melindungi kawasan sempadan pantai agar tetap terjaga kelestariannya dan terjaga kebersihannya. hilir Sungai Rufei, hilir Sungai Remu, serta Sungai Klagison yang berada di sisi jalan menuju

  Permukiman

  sungai, termasuk sungai buatan yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan

  Permukiman Sungai

  kelestarian fungsi sungai. Tujuan perlindungan sempadan sungai adalah melindungi sungai

  100 Meter

  dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Pemberlakuan sempadan sungai di Kota Sorong terbagi atas sempadan pada sungai-sungai yang berada atau melewati kawasan budidaya guna menghindari terjadinya genangan / banjir akibat limpahan sungai serta sempadan sungai yang berada pada kawasan hulu yang kondisinya masih relatif belum terbangun dan mempengaruhi penyediaan sumber air baku.

  Pemberlakuan sempadan sungai di Kota Sorong didasarkan pada Keppres No 32 tahun 1990,

  Sempadan sungai berjarak 100 Meter terhadap permukiman

  yaitu :

  • Mengingat beberapa kawasan sempadan sungai yang ada di Kota Sorong, khususnya di

  Sekurang-kurangnya 10 meter hingga 15 meter dari tepi kiri - kanan sungai yang berada kawasan sempadan sungai pada hilir Sungai Remu dan hilir Sungai Rufei sudah berkembang di kawasan permukiman (terbangun) yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan kegiatan terbangun, maka untuk melindungi kawasan sempadan sungai tersebut agar tidak inspeksi

  Sekurang-kurangnya 100 meter dari tepi kiri - kanan sungai besar dan 50 meter dari tepi terbangun yang berada di kawasan tersebut ke kawasan yang sesuai peruntukannya kiri - kanan anak sungai yang berada di luar permukiman / kegiatan perkotaan. ataupun melalui penataan kawasan tersebut, agar tercipta lingkungan permukiman yang sehat, tertata rapi dan terhindar dari bahaya banjir akibat luapan sungai tersebut pada saat

  • mengalami kerusakan perlu dilakukan upaya penertiban, baik berupa relokasi kegiatan

  Kebijaksanaan perlindungan kawasan sempadan sungai, dilakukan untuk mencegah musim hujan. Dalam melakukan relokasi atau penataan lingkungan tersebut harus berkembangnya kegiatan budidaya di sempadan sungai yang dapat mengganggu atau diupayakan melalui pendekatan persuasif sesuai karakter dan sosial budaya masyarakat merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar sungai serta alirannya. Untuk itu perlu dilakukan setempat agar tidak menimbulkan gejolah sosial yang dapat mengganggu stabilitas penetapan kawasan sempadan sungai sebagai kawasan lindung serta melakukan pemantauan keamanan. terhadap perkembangan kegiatan terbangun disekitar sungai agar tidak menempati sempadan sungai yang berfungsi lindung.

  3. Kaw asan Sempadan Bendungan , merupakan kawasan lindung di sekeliling bendungan yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi bendungan. Adapun penerapan kawasan sempadan sungai sebesar 100 meter dari t epi kiri - kanan sungai

  Penetapan kawasan sempadan bendungan dilakukan untuk mengantisipasi rencana dapat diberlakukan pada Sungai Warsamson beserta anak-anak sungainya, Sungai Klasaman pengembangan bendungan di Kota Sorong dengan tujuan sebagai penyedia sumber air hingga Sungai Klasibik beserta anak-anak sungainya, Sungai Klagete beserta anak-anak baku bagi Kota Sorong, pengendali banjir kawasan bawahnya, serta sebagai pusat rekreasi sungainya, Sungai Warmon beserta anak-anak sungainya, Sungai Klagison beserta anak-anak air. Mengingat salah satu permasalahan Kota Sorong adalah terbatasnya sumber air bersih sungainya, hulu Sungai Remu beserta anak-anak sungainya, serta hulu Sungai Rufei beserta bagi kebutuhan penduduk, maka alternatif solusinya melalui pengembangan bendungan anak-anak sungainya. Sedangkan sungai-sungai yeng berada di wilayah perkotaan, seperti pada Sungai Remu yang mempunyai debit air cukup besar. Dengan dikembangkannya Sedangkan pemberlakuan sempadan mata air yang berada di Sorong Daratan yang dipenuhi dari bendungan ini. Selain itu pengembangan bendungan ini dapat dimanfaatkan diintegrasikan dengan pengembangan kawasan lindung. untuk mengatur debit air di daerah hilirnya, sehingga kawasan disepanjang aliran Sungai Remu ini diharapkan terbebas dari banjir akibat sering meluapnya air sungai pada saat musim hujan.

  3 .3 .1 .3 Re nc a na Pe nge m ba nga n K a w a sa n Sua k a Ala m da n Ca ga r Buda ya Dengan dikembangkannya bendungan ini, perlu diatur pemberlakuan sempadan bendungan.

  Kriteria penentuan sempadan bendungan di Kota Sorong adalah daratan sekeliling tepian Penentuan Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya di Kota Sorong dibedakan atas : bendungan yang akan dikembangkan dengan lebar proporsional dengan bentuk dan kondisi 1. , didefinisikan sebagai perlindungan kawasan suaka alam guna

Kaw asan Suaka Alam

  fisik bendungan, yaitu sebesar 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Tujuan melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam bagi perlindungan terhadap kawasan sekitar bendungan dilakukan untuk melindungi bendungan kepentingan plasma nutfah, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Kawasan dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian fungsi bendungan. Kebijaksanaan suaka alam yang ada di Kota Sorong dapat difungsikan sebagai kawasan wisata, dengan perlindungan kawasan sempadan bendungan dilakukan untuk mencegah sejak dini kriteria penetapannya, diantaranya adalah : berkembangnya kegiatan budidaya di sempadan bendungan, agar tidak mengganggu fungsi

  a. Kawasan yang ditunjuk memiliki keadaan yang menarik dan indah baik secara alam iah bendungan serta melakukan pengamanan daerah hulu dari perkembangan kegiatan budidaya maupun buatan manusia yang berlebihan dan menghindari kegiat an pembukaan lahan ( land clearing) pada musim b. Memenuhi kebutuhan manusia akan rekreasi dan olahraga serta terletak dekat pusat - hujan agar tidak terjadi erosi akibat terkikisnya lapisan tanah oleh air hujan yang dapat pusat permukiman penduduk menimbulkan sedimentasi di bendungan yang menerima limpahan air hujan tersebut.

  c. Mengandung satwa yang dapat dikembangbiakkan, sehingga memungkinkan dilakukan perburuan secara teratur pada waktu tertentu untuk mengontrol populasinya dengan