RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA
BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA
7.1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan
program dan pembiayaan dalam pengembangan kawasan permukiman, khususnya dalam
rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.7.1.1 Kondisi Eksisting A.
1 Badrek (stadion) Nologaten Ponorogo 2,03
2 Gang Sate Nologaten Ponorogo 2,67
3 Tanggul Pinggirsari Ponorogo 1,57
4 Kelutan Pinggirsari Ponorogo 1,95
5 Gang bayi Tamanarum Ponorogo 1,12
Data kondisi eksisting kawasan kumuh, sebagai baseline perencanaan pembangunan
menuju 100-0-100, dilengkapi dengan SK bupati/walikotaTabel 7. 1 Kawasan Kumuh Kabupaten Ponorogo
Berdasarkan SK Kawasan Kumuh No: 188.45/1100/405.14/ 2014
7 Gang Sumulwo Banyudono Ponorogo 1,71
8 Dukuh patuk Paju Ponorogo 5,15
9 Prayungan Paju Ponorogo 4,16
10 Sawahan Brotonegaran Ponorogo 1,19
11 Lingkungan Krajan Brotonegaran Ponorogo 2,03
12 Pinggir Sungai Jingglong Ponorogo 5,25 TOTAL 30,07
No Nama Kawasan Kelurahan Kecamatan Luas (Ha)
6 Setono Banyudono Ponorogo 1,24 B.
Kondisi eksisting permukiman perdesaan, permukiman nelayan, rawan bencana, perbatasan, dan pulau kecil
Sampai tahun 2016, luas kawasan permukiman di Kabupaten Ponorogo secara keseluruhan
sebesar 21.654 Ha (sumber: Kabupaten Ponorogo Dalam Angka, 2015). Kawasan
permukiman di Kabupaten Ponorogo berdasarkan fungsi kegiatannya dibedakan menjadi
dua yaitu kawasan permukiman perkotaan (kota kabupaten maupun IKK/ perkotaan
kecamatan) dan kawasan permukiman perdesaan.B.1. Kondisi Perumahan Permukiman
Penyediaan perumahan di Kabupaten Ponorogo dibedakan berdasarkan karakter
wilayahnya. Perumahan di wilayah perkotaan Ponorogo disediakan baik secara individu,
swasta, maupun pemerintah. Sedangkan di wilayah perdesaan lebih cenderung disediakan
dengan swadaya masyarakat. Berikut merupakan perumahan yang disediakan oleh swasta/developer : a.
Perumahan Singosaren Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1984, perumahan berada di Kelurahan Singosaren, Kecamatan Jenangan. Perumahan ini sampai saat terdiri dari 2 tipe rumah yaitu 70, 42 dan 36 yang masing-masing terdiri dari 160 unit rumah dan 155 unit rumah dengan total rumah yang ada 315 unit rumah. Sarana yang ada diantaranya lapangan olah raga (bulu tangkis, voli), kontainer sampah, dan masjid.
b.
Perumahan Patihan Kidul Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1985, perumahan berlokasi di Kelurahan Tajug, Kecamatan Siman. Perumahan ini sampai saat ini terdiri dari 3 tipe rumah yaitu 70, 60 dan 42 yang masing-masing terdiri dari 26 unit rumah, 39 unit rumah dan 50 unit rumah dengan total rumah yang ada 115 unit rumah. Sarana yang ada adalah kontainer sampah, masjid, dan lapangan olah raga (voli).
c.
Perumahan PEPABRI Keniten Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1992, perumahan berada di Kelurahan Keniten, Kecamatan Ponorogo. Perumahan ini sampai saat ini terdiri dari 2 tipe rumah yaitu 36 dan 45 yang masing-masing terdiri dari 85 unit rumah dan 35 unit rumah dengan total rumah yang telah dibangun adalah 120 unit rumah. Adapun rencana pembangunan permukiman tersebut memiliki kualitas lingkungan yang cukup baik karena dilengkapi dengan utilitas dan fasilitas yang menunjang kebutuhan hidup dan interaksi masyarakat. Namun pembangunan permukiman tersebut sasaran utama penghuninya ditujukan kepada TNI/Polri sehingga belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Sarana yang disediakan diantaranya : laporan. Sarana yang ada : olah raga, mushola, kontainer sampah, dan pos kampling.
d.
Perumahan Kertosari Indah Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1994, perumahan berlokasi di Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan. Perumahan ini sampai saat ini terdiri dari 4 tipe rumah yaitu 21, 27, 36 dan 42 yang masing-masing terdiri dari 146 unit rumah, 75 unit rumah, 83 unit rumah dan 56 unit rumah dengan total rumah yang ada 360 unit rumah. Sarana yang disediakan diantaranya : lapangan olah raga dan masjid.
e.
Perumahan Grisimai Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1995, perumahan ini berlokasi di Kecamatan Siman. Perumahan ini sampai saat ini terdiri dari 5 tipe rumah yaitu 21, 27, 36, 45 dan 70 yang masing-masing terdiir dari 87 unit rumah, 37 unit rumah, 45 unit rumah, 31 unit rumah dan 10 unit rumah dengan total rumah yang ada 210 unit rumah. Sarana yang disediakan diantaranya : lapangan olah raga, dan masjid.
f.
Perumahan Kertosari Estate Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1997, perumahan ini berlokasi di
Kelurahan Kertosari, kecamatan Babadan. Perumahan ini sampai saat ini terdiri dari 4 tipe rumah yaitu 21, 27, 36 dan 42 yang masing-masing terdiri dari 16 unit rumah, 26 unit rumah, 10 unit rumah dan 20 unit rumah dengan total rumah yang ada 70 unit rumah. Sarana yang disediakan diantaranya : lapangan olah raga, dan masjid, TPS, dan pos kampling.
g. Perumahan Keniten Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1997, perumahan berada di Kelurahan Keniten, kecamatan Ponorogo. Perumahan ini sampai saat terdiri dari 2 tipe rumah yaitu 21 dan 36 yang masing-masing terdiri dari 294 unit rumah dan 77 unit rumah dengan total rumah yang ada 371 unit rumah. Selain unit perumahan di perumahan ini juga dikembangkan sarana perdagangan dengan konsep rumah-toko (ruko) yang terdiri dari 17 unit ruko. Sarana yang disediakan diantaranya: lapangan olah raga, dan masjid, TPS, dan pos kampling.
h.
Perumahan Setono Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 2002, perumahan ini berada di Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan. Perumahan ini sampai saat terdiri dari 3 tipe rumah yaitu 27, 36 dan 45 yang masing-masing terdiri dari 12 unit rumah, 162 unit rumah dan 8 unit rumah dengan total rumah yang ada 182 unit rumah. Sarana yang disediakan adalah lapangan olah raga. i.
Perumahan Bangunsari Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 2004, perumahan ini berada di Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Ponorogo. Perumahan ini sampai saat terdiri dari 3 tipe rumah yaitu 70, 100 dan 150 yang masing-masing terdiri dari 30 unit rumah, 14 unit rumah dan 11 unit rumah dengan total rumah yang ada 55 unit rumah. Sarana yang ada adalah kontainer sampah, masjid, dan lapangan olah raga (voli).
Kondisi perumahan di Kabupaten Ponorogo, khususnya di wilayah perkotaan (Kecamatan
Babadan, Jenangan, Siman, Sukorejo, dan Ponorogo) didominasi dengan rumah
permanen. Hal ini terlihat bahwa sampai tahun 2012 jumlah rumah permanen di kelima
kecamatan tersebut sebesar 62.754 unit (atau 94,29%).
Pada kawasan permukiman perdesaan Kabupaten Ponorogo terdapat beberapa kawasan
perdesaan yang memiliki beragam potensi untuk pengembangan pusat permukiman, yaitu
antara lain: 1.Kawasan Agropolitan Pada wilayah Kabupaten Ponorogo terdapat Kawasan Agropolitan yaitu di Kecamatan Ngebel dan Kecamatan Pudak (lihat gambar 4.3). Kawasan Agropolitan Ngebel dan Pudak ini merupakan salah satu Kawasan Agropolitan yang ada di Propinsi Jawa
Timur. Lokasi Kawasan ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Agropolitan berdasarkan SK. Gubernur Jatim.
a.
Wilayah administrasi Kawasan Agropolitan Ngebel terdapat di Kecamatan Ngebel dan terdiri dari 8 desa yaitu:
- Desa Ngrogung, sebagai sentra tanaman pangan
- Desa Sempu, sebagai sentra tanaman pangan dan buah-buahan
- Desa Sahang, sebagai sentra buah-buahan
- Desa Wagir Lor, sebagai sentra buah-buahan
- Desa Ngebel, sebagai sentra perikanan dan perkebunan
- Desa Gondowido, sebagai sentra peternakan
- Desa Talun, sebagai sentra peternakan
- Desa Pupus, sebagai sentra peternakan b.
Wilayah administrasi Kawasan Agropolitan Pudak terdapat di Kecamatan Pudak dan terdiri dari 6 desa yaitu:
- Desa Pudak Wetan, sebagai sentra tanaman pangan dan sayuran
- Desa Pudak Kulon, sebagai sentra tanaman pangan dan sayuran
- Desa Tambang, sebagai sentra buah-buahan dan perkebunan
- Desa Krisik, sebagai sentra buah-buahan dan sayuran
- Desa Banjarejo, sebagai sentra buah-buahan dan perkebunan - Desa Bareng, sebagai sentra tanaman pangan dan perkebunan.
2. Kawasan Permukiman Desa Perbatasan Kawasan permukiman di wilayah perbatasan Kabupaten Ponorogo, seperti halnya wilayah perbatasan kabupaten/kota lainnya, relatif diabaikan dan cenderung dikatakan sebagai kawasan tertinggal. Padahal wilayah perbatasan tidak selalu identik dengan hal demikian. Pusat permukiman di kawasan perbatasan, khususnya perbatasan Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Pacitan, memiliki potensi sebagai kawasan permukiman yang berkembang memiliki skala pelayanan dan hirarki tertentu. Desa-desa perbatasan ini memiliki potensi sebagai kawasan pemasok bahan makanan, baik dari pertanian tanaman pangan, peternakan, perkebunan, maupun holtikultura.
B.2. Kondisi Sarana dan Prasarana Permukiman
Kondisi sarana prasarana permukiman di Kabupaten Ponorogo akan dijelaskan
berdasarkan jenis kegiatannya, yaitu antara lain1. Sarana dan Prasarana Permukiman Perkotaan Berdasarkan hasil studi RP4D Kabupaten Ponorogo dapat diketahui kondisi prasarana dan sarana dasar permukiman beserta lingkungannya pada wilayah permukiman perkotaan. Wilayah permukiman perkotaan dalam hal ini adalah perkotaan Kabupaten Ponorogo yang terdiri dari Kecamatan Babadan, Jenangan, Siman, Sukorejo, dan Ponorogo.
a) Jalan lingkungan Kondisi jalan pada wilayah di Kecamatan Babadan, Jenangan, Siman, Sukorejo, didominasi oleh kondisi jalan aspal. Kecamatan Babadan dan Ponorogo merupakan kecamatan dengan kondisi jalan yang cukup baik dengan prosentase kondisi jalan aspal pada masing-masing kecamatan sebesar 64% dan 73 %.
Sedangkan pada Kecamatan Jenangan masih didominasi oleh kondisi jalan batu (41%) dan pada wilayah Kecamatan Siman serta Sukorejo didominasi oleh kondisi jalan tanah dengan prosentase masing-masing kecamatan sebesar 41 % dan 43%.
b) Jaringan drainase Kondisi drainase di wilayah Perkotaan Ponorogo dapat dilihat dari keberadaan saluran drainase yang ada yang terbagi menjadi 3, yaitu: saluran primer, sekunder, dan tersier. Keberadaan saluran drainase primer, sekunder dan tersier tersebar di 5 kecamatan. Keseluruhan panjang drainase tersier di wilayah perencanaan adalah kurang lebih sepanjang 177.445 m, drainase sekunder sepanjang 103.135,90 m dan drainase primer sepanjang 90.878,9 m.
c) Persampahan Kondisi pelayanan jaringan sampah di wilayah Perkotaan Ponorogo telah menjangkau sebagian besar kecamatan, hanya terdapat 1 kecamatan yang belum terlayani, yaitu kecamatan Sukorejo. Sedangkan Kecamatan Babadan, Jenangan dan Siman telah terlayani oleh jaringan pelayanan persampahan yang dikelola oleh pemerintah yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Kondisi tingkat pelayanan persampahan di wilayah perencanaan dapat terlihat pada sarana dan prasarana persampahan yang ada: Transfer Depo, TPS, Container dan TPA.
d) Air minum Kebutuhan air bersih penduduk di wilayah perkotaan Ponorogo dipenuhi dari 4 macam pelayanan, yaitu PDAM, Sumur Gali, Sumur Pompa, dan lainnya (dapat berasal dari suplai PAH). Hampir semua daerah perkotaan telah terlayani oleh jaringan air minum PDAM kecuali di Kecamatan Sukorejo. Dari pelayanan yang ada masih menjangkau sebagian kecil desa dari kecamatan yang ada, sedangkan kebanyakan masih menggunakan sumur gali dalam pemenuhan air minumnya.
2. Sarana dan Prasarana Kawasan Agropolitan
Kawasan Agropolitan Ngebel ditunjang dengan sarana dan prasarana penunjang meliputi sarana perekonomian berupa pasar desa (pasar Desa Ngebel, Wagir Lor, dan Talun) dan prasarana jalan berupa jalan poros desa. Adapun kondisi jalan poros desa yang menghubungkan Kawasan Agropolitan Ngebel dengan daerah lainnya dapat dilihat pada tabel berikut.
12 Wagir Lor Pucuk Wagir Lor Krajan Wates 4,50 3,00 Makadam Baik
Sumber: Studi Penyusunan Status Jalan Kabupaten Ponorogo, 2008
20 Sempu Dusun Seglagah Dusun Segodeng 4,50 2,50 Makadam Sedang
19 Gondowido Krajan Gondiwido Batik 2,50 3,00 Makadam Sedang
18 Sahang Mutihan Sahang Bugan Wagur Lor 2,20 3,00 Makadam Baik
17 Talun Krajan Talun Dusun Sidomukti 2,00 3,00 Makadam Sedang
16 Talun Krajan Talun Dusun Tritis 4,00 2,50 Makadam Sedang
15 Talun Krajan Talun Dusun Sedayu 3,50 3,00 Makadam Rusak
14 Talun Krajan Talun Krajan 4,00 3,00 Makadam Baik
13 Ngrogung Jati Ngrogung Galih Wates 1,00 3,00 Makadam Sedang
11 Sahang Bujet Ngrambing Danten PUle Ngrogung 3,00 2,50 Makadam Sedang
Tabel 7. 2
Kondisi Jalan Poros Desa Pada Kawasan Agropolitan Ngebel
No. Desa Nama Pangkal Nama Ujung Panjang (km) Lebar (m) Tipe Jalan Kondisi10 Gondowido Briket Gondowido Brambang 2,00 3,00 Makadam Sedang
9 Gondowido Krajan Gondiwido Krajan 3,00 3,00 Makadam Sedang
8 Pupus Prambon PUpus Jawol Ngebel 2,00 3,00 Aspal/ Sedang
7 Ngebel Semenok Semenok 1,40 3,00 Makadam Sedang
6 Ngebel Jagalan Piring 1,00 3,00 Makadam Sedang
5 Ngebel Mlingi Gedangan 4,50 2,50 Makadam Sedang
4 Ngebel Ngebel Semenok 3,85 3,00 Aspal Sedang
3 Sempu Seglagah Sempu Tileng Dagangan 2,50 2,50 Makadam Sedang
2 Sempu Sejarak Tileng 1,00 2,50 Makadam Sedang
1 Ngrogung Jati Ngrogung Krangkungan Ngrogung 1,50 3,00 Makadam Sedang
3. Sarana dan Prasarana Desa Perbatasan Kondisi prasarana dan sarana pada kawasan permukiman desa perbatasan Kabupaten Ponorogo masih kurang memadai sehingga potensi yang ada kurang dapat dimanfaatkan secara optimal. Berikut kondisi sarana dan prasarana desa perbatasan Ponorogo-Pacitan.
No Desa Per-Batasan Kondisi prasarana sarana
Tabel 7. 3
Kondisi Prasarana dan Sarana Pada Permukiman
Kawasan Perbatasan Ponorogo-Pacitan
1 Dayakan-Watupatok (Kec.Badegan - Kec.
- Kondisi akses masih kurang memadai (sedang sampai buruk) menyebabkan terhambatnya pergerakan perekonomian
- Jaringan irigasi dan drainase yang masih non permanen mempersulit petani di musim kemarau
- Belum adanya angkutan perdesaan sehingga mempersulit pergerakan penduduk
Bandar)
2 Dusun bangunsari- watuagung (Kec.Badegan - Kec. Bandar)
- Sebagian jalan masih banyak yang belum diaspal
- Irigasi masih buruk - Desa ini tidak ada sumber mata air, sehingga ada pembagian air.
3 Desa Krebet-sidoharjo dengan desa watupatok (Kec. Jambon - Kec. Bandar)
- Sebagian jalan masih banyak yang belum diaspal
- Irigasi masih buruk kurang memperoleh pengairan di musim kemarau
- Belum adanya tempat untuk menampung hasil pertanian masyarakat
- Mayoritas sebagai petani, buruh tani, hanya sebagian kecil yang menjadi pegawai
4 Desa Karangpatihan- ngendut-pandak dan desa tahunan (Kec. Balong- Kec.Tegalombo)
- Permasalahan akses yang sedang sampai buruk menyebabkan terhambatnya pergerakan perekonomian
- Jaringan irigasi dan drainase yang masih non permanen mempersulit petani
- Fasilitas masih kurang utamanya untuk kesehatan
- Kendala pemasaran untuk produk pertanian 5 Desa wates-Gemaharjo.
- Memiliki beberapa industri bidang peternakan (desa wates) yang mempunyai aset besar bagi pendapatan kabupaten dan menyerap tenaga kerja
- Memiliki jalan penghubung (kolektor primer) ke wil.Kab.Pacitan untuk jalur perekonomian.
- Akses/jalur tembus antar desa dalam konsisi sedang sampai buruk menyebabkan terhambatnya pergerakan perekonomian serta masih adanya daerah rawan bencana longsor di jalur penghubung kedua kawasan
- Jaringan irigasi dan drainase yang masih non permanen
- Penerangan jalan masih kurang
- Kurang optimalnya pengelolaan SDM
(Kec.Slahung - Tegalombo)
6 Desa Mrayan-Binade dengan Desa Ketro dan Pucang Ombo. (Kec. Ngrayun dengan Kec. Tulakan - Tegalombo)
- Kondisi akses yang sedang sampai buruk menyebabkan terhambatnya pergerakan perekonomian
- Jaringan komunikasi kurang
- Jaringan irigasi dan drainase yang masih non permanen mempersulit petani
Sumber: Kompilasi Pengembangan Kawasan Perbatasan Ponorogo-Pacitan
4. Infrastruktur perdesaan Pengembangan dan pembangunan permukiman pada kawasan perdesaan di Kabupaten Ponorogo tidak bisa terlepas dari keberadaan prasarana penunjang yang berupa jalan poros desa. Jalan poros desa mempunyai peran yang sangat penting dalam program pembangunan perdesaan. Jalan poros desa merupakan jalan yang menghubungkan antar desa yang merupakan jalan poros masyarakat perdesaaan dalam meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perdesaan dengan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan didorong secara sinergis (hasil produksi wilayah perdesaan merupakan backward linkages dari kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan). Panjang jalan poros yang terdapat di Kabupaten Ponorogo sepanjang 1.390,474 km (sumber: Studi Penyusunan Status Jalan Kabupaten Ponorogo 2008), dimana kondisi jalan poros desa pada beberapa desa di Kabupaten Ponorogo masih didominasi dengan jalan tanah. Berikut tabel mengenai kondisi jalan poros desa di Kabupaten Ponorogo.
Somoroto Kauman Jl. Bantaran Angin Batas Desa Maron Aspal 0,97
Setono Jenangan Sejanjang Serut Makadam 1,30
Nglumpang Mlarak Perempatan Blabakan Dukuh I Sirtu 1,30
Simo Slahung Krajan Krajan Tanah 0,45
Bringin Kauman Krajan Dusun Bringin Aspal, Makadam 1,05
Jalan Batas Desa/Gilang Lor Aspal 1,02
Jalan PU Seragen- Gegeran
Prajegan Sukorejo
Jalan Batas Desa Nambang Rejo Aspal 0,6
Gandu Kepuh Sukorejo Desa Gandu Kepuh
Jalan PU Seragen- Gegeran Batas Desa Makadam 1,05
Prajegan Sukorejo
Cekok Babadan Jambean Jambean Tanah 0,25
Tabel 7. 4
Jalan Poros Desa di Kabupaten Ponorogo dengan Kondisi Rusak
Jalan Batas Desa/Serangan Makadam 0,525
Jalan Batas Desa/Kedung Banteng
Prajegan Sukorejo
Gandu Kepuh Sukorejo Desa Ngujung Desa Ngujung Tanah 0,12
Trisono Babadan Desa Karang Gayam Desa Banjarejo Penetrasi 1,25
Gelang Lor Sukorejo Desa Kauman Desa Boto Makadam 0,75
Kedung Banteng Sukorejo Krajan Sekuwung Makadam 0,575
Japan Babadan Desa Gupalo Desa Babadan Tanah 0,65
Kedung Banteng Sukorejo Kali Pucang Kali Pucang Makadam 0,15
Kedung Banteng Sukorejo Kali Pucang Sekuwung Tanah 0,18
Ngrupit Jenangan Jalan PU Janti-Nguprit Desa Sedah Tanah 0,10
Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan Panjang dengan kondisi rusak(km)
Bandar Alim Badegan Jalan Propinsi Km 12 Balai Desa Makadam 3,55
Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan Panjang dengan kondisi rusak(km)
Menggare Slahung Krajan Yanglung Tanah 0,60
Japan Babadan Desa Sidorejo Desa Sidorejo Tanah 1,00
Japan Babadan Desa Babadan Desa Pondok Tanah 0,575
Japan Babadan Desa Krajan Desa Krajan Tanah 0,35
Japan Babadan Desa Krajan Desa Krajan Tanah 0,225
Ngrupit Jenangan Jalan PU Janti-Nguprit Desa Sedah Tanah 1,00
Ngrupit Jenangan Jl. Dusun Krajan Gentan Tanah 1,50
Bedi Wetan Bungkal Dukuh Krajan Dukuh Krajan Tanah 0,80
Ketonggo Bungkal Dusun Ketonggo Dusun Ketonggo Tanah 0,80
Prayungan Sawoo
Ngrandu Kauman Dukuh Ngeluk Dukuh Bulur Tanah 1,00
Jalan DJalan PU/Balai Desa
Perbatasan Desa /Jalan Ngindeng Tanah 1,00
Mlarak Mlarak Purworejo Ngledok Makadam 0,30
Mlarak Mlarak Purworejo Pelem Bebek Makadam 0,85
Mrayan Ngrayun Krajan
Pasar Guwangan/Baosan Lor Aspal 1,50
Temon Ngrayun Krajan Ngrayun Makadam 0,50
Wonodadi Ngrayun Gamping Sendang Makadam 2,50
Ngrandu Kauman Jalan PUK Batas Desa Tanah 0,20
Somoroto Kauman Jl. Dorowati Jl. Sayang Ayu Tanah 0,90
Sendang Ngrayun Tumpak Salam Ngringin-Pasar Makadam 4,50
Totokan Mlarak Pertigaan Bendo
Singosaren Jenangan Segaran Jetak Makadam 2,70
Kesugihan Pulung Krajan Kebonagung Tanah 4,00
Bancar Bungkal Dusun Duwet Dusun Nglodo Sirtu 1,00
Bekare Bungkal Dusun Bugis Batas Desa Menggare Makada,Tanah 1,80
Sawoo Sawoo
Jalan PU Sawoo Tempuran Batas Desa Temon Makadam,Sirtu 2,90
Sawoo Sawoo
Jalan PU Bina Marga Prop Batas Desa Pangkal Makadam,Sirtu 2,10
Batas Desa Serangan/Bakalan Makadam,Tanah 3,30
Somoroto Kauman Jl. Parang Garuda Batas Desa Maron Tanah 0,50
Bekare Bungkal Dusun Bugis Dusun Kepandean Tanah 2,40
Mrayan Ngrayun Jalan PU Montongan Gunung PUyang Makadam 1,70
Mrayan Ngrayun Pakel Gawangan Makadam,Tanah 4,50
Tumpuk Sawoo Dusun Salam Dusun Nggondang Tanah 1,50
Duri Slahung Desa Brambang Desa Brambang Tanah 0,50
Wonodadi Ngrayun Krajan Krajan Makadam 3,00
Badegan Badegan Dukuh Nglambong Dukuh Nglambong Tanah 0,85
Badegan Badegan Dukuh Badegan Dukuh Nglambong Tanah 1,80
Somoroto Kauman Jl. Intan Gandini Batas Desa Maron Tanah 1,526
Selur Ngrayun Putuk Sidomulyo Tanah 2,00
Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan Panjang dengan kondisi rusak(km)
Ploso Jenar Kauman Ploso Jenar Ploso Jenar Tanah 1,00
Wonodadi Ngrayun Krajan Manggis Makadam,Aspal 4,00
Nglarangan Kauman Dukuh Ngarangan I Kidul Kali Tanah 0,55
Nglarangan Kauman Dukuh Ngarangan I Dukuh Ngarangan I Tanah 0,35
Slahung Slahung Gembes Gembes Tanah 3,00
Semanding Kauman
Dukuh Dampak/Jalan PU Desa Pulosari Makadam 1,50
Sampung Sampung Dusun Boworejo Bi Babat Aspal 3,00
Kauman Kauman Dusun Tengah Dusun Tengah Grosok 0,60
Pengkol Kauman Pengkol Pengkol Tanah 0,70
Sendang Ngrayun Tawing Putuk Makadam 1,10
Semanding Kauman Dukuh Bentong Dukuh Klampean Makadam 1,00
Kranggan Sukorejo
Dukuh Jayengranan RT 01/01 Batas Desa Nampan Tanah 2,50
Sukosari Babadan Danyang Jogoragan Makadam 2,10
Sukosari Babadan Krajan Krajan Makadam 0,90
Sukosari Babadan Krajan Demung Makadam 1,00
Lembah Babadan Jl. Kojang Manden/Ngrupit Aspal 0,90
Lembah Babadan Desa Jajar Desa Jajar Aspal 2,20
Sendang Ngrayun Pagersari Milir Tanah 1,27
Baosan Lor Ngrayun Ngembel Perbatasan Ngrayun Makadam 4,95
Selur Ngrayun Putuk Tanggaran Tanah 4,00
Jambon Jambon Dukuh Bureng Batas Desa Blembem Tanah 1,00
Selur Ngrayun
Jalan PU Ngrayun- Jajar Batas Wonodadi Makadam 1,30
Ngadisanan Sambit Gangin Banyu Gong Aspal 2,00
Semanding Kauman
Dukuh Bentong/Jalan PU Desa Tosanan Makadam 0,40
Karang Joho Badegan Dukuh Bandar Dukuh Mitir Aspal 1,80
Blembem Jambon Ngadirejo Wetan Nagdirejo Kulon Tanah 0,90
Jambon Jambon Krajan Dusun Sumpel Tanah 1,50
Blembem Jambon Dukuh Sekaran Tanah 1,00
Baosan Lor Ngrayun Banu Sendang Tanah 3,45
Blembem Jambon Tunjungan Dukuh Tanah 0,68
Ngilo-Ilo Slahung Pengkol Pasar Desa Tanah 0,50
Slahung Slahung Tengger Tengger Tanah 0,60
Slahung Slahung Tengger Tengger Tanah 1,00
Slahung Slahung Tengger Gembes Tanah 4,00
Binade Ngrayun Krajan
Pucang Ombo Tegal/Ombo Pacitan Makadam 1,50
Baosan Lor Ngrayun Ngembel Bon Kandang Tanah 0,95
Purwosari Babadan Jalan Propinsi Boro/Desa Lembah Aspal 5,00
Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan Panjang dengan kondisi rusak(km)
Purwosari Babadan Jl. Kojang Manden/Ngrupit Aspal 3,00 Lembah Babadan Asem Growong Malang Makadam 0,60 Kertosari Babadan Jl. Grinsing Jl. Grinsing Aspal 0,60 Kadipaten Babadan
Lingkungan Jurang Gandul Jalan Kabupaten Aspal 3,00
Kadipaten Babadan Lingkungan Tengah Jurang Gandul Aspal 0,30 Kadipaten Babadan Lingkungan Tengah Kebon Aspal 0,30 Japan Babadan Jl. Ki Lelono Jl. Ki Lelono Aspal 0,60 Panjeng Jenangan Perempatan Batas Desa Makadam 0,50 Singosaren Jenangan Segaran Segaran Lapen 0,60 Singosaren Jenangan Semampir Semampir Makadam 0,30 Mrican Jenangan Krajan Trenceng Makadam 3,00 Kemiri Jenangan Krajan Desa Tumpuk Makadam 1,50 Brahu Siman Besaran Krajan Aspal 0,70 Brahu Siman Krajan Krajan Tanah 0,525 Bajang Mlarak Bajang Bajang Tanah 0,20 Mangunsuman Siman Jalan Kabupaten Jalan Abiyoso Aspal 0,20 Prajegan Sukorejo Jalan PU
Batas Desa Kedungbanteng Tanah, Makadam 1,00
Kedungbanteng Sukorejo Dusun Tambang Dusun Tambang Makadam 0,75 Sidorejo Sukorejo Dusun Buyanan Jangglengan Grosok Gamping 1,50 Bangun Rejo Sukorejo Dukuh Walikukun Dukuh Walikukun Tanah 1,00 Karanglo Lor Sukorejo Desa Kulon Desa Kulon Makadam 0,75 Sidorejo Sukorejo Dusun Gadel/Jl. SDN Gelang Lor Grosok Gamping 0,70 Prajegan Sukorejo Karang/Prajegan Burungan/Gegeran Tanah 1,00 Gelang Lor Sukorejo Menggeng Batas Desa Gegeran Tanah 0,20 Gelang Lor Sukorejo Menggeng Menggeng Tanah 0,20 Kranggan Sukorejo Krajan Krajan Tanah 0,50 Talun Ngebel Krajan Talun Dusun Sedayu Makadam 3,50 Pulung Merdiko Pulung Krajan Segropyak Aspal 0,70 Tegalrejo Pulung Krajan Krajan Makadam 2,00 Bedrug Pulung Bentis Jati Makadam 1,50 Karangpatihan Pulung Selodono Malangsari Makadam 0,50 Pomahan Pulung Sabil Pohijo Makadam 0,30 Jabung Mlarak Jalan PU
Batas Desa Wonoketro Jetis Makadam 1,00
Nglumpang Mlarak Dukuh IV Dukuh IV Tanah 1,30 Kaponan Mlarak Jalan PUK Jabung Mlarak Aspal 1,20 Joresan Mlarak Joresan Batas Moko Aspal 1,10 Tugu Mlarak Pojok Bondrang Makadam 0,15 Kaponan Mlarak Pertigaan Jeblok
Batas Desa Karangrubuh Aspal, Tanah 1,20
Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan Panjang dengan kondisi rusak(km)
Suren Mlarak Jalan PUK Batas Desa Makadam 2,00 Ngadisanan Sambit Sanan Sanan Aspal 0,70 Mojomati Jetis Mojomati II Mojomati I Tanah 2,222 Kutuwetan Jetis Dusun I Dusun I Aspal 0,70 Kutuwetan Jetis Bulus Sidorejo Tanah 0,70 Bedi Kulon Bungkal Bedi Kulon Bedi Kulon Tanah 1,00 Bancar Bungkal Dusun Nglodo Desa Nglodo Sirtu 0,90 Koripan Bungkal
Dusun Banyu Panguripan Batas Desa Tiron Makadam 3,00
Koripan Bungkal Dusun Penanggungan Batas Desa Koripan Tanah Dan 3,50 Munggu Bungkal Muwung Dusun Bungur Tanah 6,50 Munggu Bungkal Muwung Ngemplak Aspal 0,68 Munggu Bungkal Muwung Sumber Rejo Aspal 1,00 Belang Bungkal Belang Keplekan Tanah 3,00 Bungkal Bungkal Bungkal Bungkal Tanah 0,60 Belang Bungkal Belang Batas Desa Bungkal Tanah 1,60 Bungkal Bungkal Bungkal Bungkal Tanah 0,75 Bungkal Bungkal Bungkal Bungkal Makadam 0,75 Belang Bungkal Dusun Gondang Dusun Kanigoro Aspal 0,80 Munggu Bungkal Muwung Sumber Sari Makadam 2,50 Munggu Bungkal Muwung Pager Aspal 1,50 Bancar Bungkal Bancar Bancar Sirtu 0,75 Sambi Lawang Bungkal Dusun Suki Dusun Suki Tanah 1,60 Sambi Lawang Bungkal Dusun Bandang Dusun Ngijo Tanah 1,80 Bareng Pudak Tajem Moncol Makadam,Tanah 5,00 Bareng Pudak Duwet Tengger Makadam 2,50 Tambang Pudak Krajan Krajan Aspal 1,00 Pudak Wetan Pudak Dusun Ngelo Dusun Ngelo Tanah 1,50 Pudak Kulon Pudak Dukuh Toro Dukuh Toro Aspal 0,20 Pudak Kulon Pudak Dukuh Toro Dukuh Toro Aspal 2,50 Pudak Wetan Pudak Dusun Ngelo Kali PUter Tanah 2,50 Banjar Rejo Pudak Krajan Dukuh Makadam 1,50 Banjar Rejo Pudak Bedog Dukuh Makadam 1,00 Banjar Rejo Pudak Dukuh Gempol Makadam,Tanah 3,50 Ngadirojo Sooko Dukuh Krajan Dukuh Wates Makadam 6,00 Desa Ngadirojo Sooko
Dukuh Krajan- Ngadirojo
Dukuh Buyut Ngadirojo Makadam 8,00
Desa Suru Sooko Dusun Popongan Dusun Popongan Makadam 3,00 Desa Bedoho Sooko Dusun Sepung Dusun Jetis Aspal 2,00 Desa Bedoho Sooko Dusun Jetis Dusun Jetis Aspal 1,00
Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan Panjang dengan kondisi rusak(km)
Bareng Pudak Ngecek-Ecek Wot Duwur Makadam 3,65
Bajang Balong Jalan PUK Balong- Ngasinan Jalan Desa Katekan Tanah Sirtu 0,825
Selur Ngrayun Jalan PU Selur Tenggaran Batas Desa Sidomulyo Tanah 0,50
Selur Ngrayun Ngelos Putuk Tanah 2,00
Cepoko Ngrayun Gunung Gede Batas Desa Poyong Makadam 6,00
Pondok Babadan Pondok Ngrambang Aspal 0,70
Madusari Siman Majasem Majasem Tanah 0,30
Pelem Bungkal Dukuh Pelem Dukuh Swari Tanah 5,25
Tambang Pudak Krajan Tengger Tanah 0,70
Temon Sawoo Mloko Legi Tumpak Tanah 0,70
Ngrandu Kauman Jalan PU Dukuh Ngeluk Makadam,Tanah 2,50
Temon Sawoo Senarang Tanggul Tanah 0,50
Tumpak Pelem Sawoo Karangbendo Tumpak Andong Tanah 0,70
Tugu Mlarak Pojok Pojok Tanah 0,45
Siman Siman Jalan PUK Jeruksing- Jabung
Batas Kelurahan Probosuman Tanah 0,80
Bajang Mlarak Jalan PUK Jeruksing- Jabung/Persawahan
Perbatasan Desa Kaponan/Persawahan Tanah 1,00
Gontor Mlarak Jalan PUK Jabung Mlarak
Ngasinan Jetis Sumbersari Samen Makadam,Tanah 1,90
Baosan Kidul Ngrayun Gedangan Kali Jabug Makadam,Tanah 7,00
Desa Ngadirojo Sooko Dukuh Karang Rejo- Ngadirojo
Sriti Sawoo Dung Petung Tanggul/Temon Tanah 2,60
Dukuh Karang Rejo- Ngadirojo Makadam 3,00
Desa Ngadirojo Sooko Dukuh Ploso Dukuh Ploso Makadam 3,50
Jurug Sooko Setumbal Plongko Makadam 2,50
Bondrang Sawoo Jotongan Jotongan Makadam 0,70
Sawoo Sawoo Jalan PU Bina Marga Prop
Batas Desa Prayungan Makadam, Sirtu 1,70
Temon Sawoo Senarang Tunggangan Tanah 2,00
Temon Sawoo Senarang Bentis Makadam 1,50
Tempuran Sawoo Darungan
Biting Badegan Dukuh Temon Dukuh Brangkal Aspal 0,4
Batas Desa Tempuran-Desa Sriti Makadam 2,00
Tempuran Sawoo Tempuran Batas Desa Dermosari Tanah 3,00
Ngilo-Ilo Slahung Suka Maju Suka Maju Tanah 1,00
Tegalrejo Pulung Krajan Sawur Makadam 1,50
Karangpatihan Pulung Krajan Selodono Makadam 0,70
Besuki Sambit Putuk Wilangan Bedagan Tanah 1,50
Bungu Bungkal Desa Bungu Desa Bungu Sirtu 1,10
Ketro Sawoo Ketro Selatan Ketro Aspal 0,3
Jalan PUK Jabung Joresan Tanah 0,62
Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan Panjang dengan kondisi rusak(km)
Suren Mlarak Wonojati-Suren Jalan Desa Tanah 1,50
Pudak Kulon Pudak Dukuh Toro Dusun Pandan Sari Tanah 3,00
Truneng Slahung Dusun Setono Dusun Setono Tanah 0,45
Bekare Bungkal Dusun Bugis Dusun PUnung Tanah 0,65
Pangkal Sawoo Pangkal Pangkal Tanah 1,00
Sumber: Studi Penyusunan Status Jalan Kabupaten Ponorogo, 2008 B.3. Kondisi Lingkungan Permukiman
Kondisi lingkungan perumahan permukiman di beberapa lokasi pada wilayah perkotaan
Ponorogo termasuk dalam kriteria permukiman kumuh (slum) dan squatter. Penentuan
permukiman kumuh (slum) didasarkan pada 4 kondisi yaitu kondisi bangunan (mayoritas
non permanen), kondisi sarana prasarana (MCK, air bersih, saluran buangan, sanitasi,
listrik, gang lingkungan terkesan jorok dan menjadi sarang penyakit), kondisi lokasi, dan
kondisi sosial ekonomi.Sedangkan gambaran permukiman squaters lebih pada permukiman yang berlokasi di
daerah bukan difungsikan sebagai kawasan permukiman dan atau terletak di daerah rawan
bencana (bantaran sungai, sempadan jalan, bahu jalan, sempadan rel kereta api). Tabel
berikut memaparkan beberapa desa/kelurahan dengan perumahan permukimannya yang
termasuk dalam kriteria permukiman kumuh (slum) dan squatter.
Tabel 7. 5
Kawasan Permukiman Kumuh (slum) dan Squatters di Perkotaan Ponorogo dan Perkotaan IKK No Kecamatan Kategori Lokasi Desa/kel Keterangan1 Babadan Slum & Squatter Cekok sempadan sungai,kawasan rawan bencana Squatter Ngunut rawan banjir karena berada di sempadan sungai Slum Kadipaten dan Japan rawan banjir karena berada di sempadan sungai Slum Purwosari kawasan irigasi mulai dikembangkan sebagai kawasan permukiman besar
2. Jenangan Slum & Squatter Mrican rumah-rumah non permanen Squatter Pintu warung/toko yang berada di sempadan jalan Slum Panjeng permukiman kondisi sebagian besar non- permanen, kawasan rawan bencana Slum & Squatter Kemiri kawasan rawan bencana Slum Nglayang, Paringan, dan Wates kawasan rawan bencana
3. Slum Jarak standar kesehatan rendah Slum & Squatter Tranjang kawasan rawan bencana dan standar
No Kecamatan Kategori Lokasi Desa/kel Keterangan
7. Balong Slum & Squatter Ngampel, Tatung, Balong, Purworejo, Sedarat, Jalen, Bajang, Ngumpul dan Bulak daerah rawan bencana longsor dan tepi sungai C.
Agropolitan yang meliputi prasarana perekonomian (untuk menampung hasil pertanian), prasarana jalan dan transportasi, dan prasarana air bersih.
3. Permasalahan akses perdesaan yaitu dengan kondisi jalan sedang sampai buruk menyebabkan terhambatnya pergerakan perekonomian. Sebagian jalan masih banyak yang belum diaspal.
2. Masih terdapatnya permukiman kumuh pada beberapa lokasi khususnya di Perkotaan Ponorogo. Dimana prasarana dan sarana pada lokasi permukiman kumuh tersebut masih minim.
Adanya backlog rumah di hampir setiap kecamatan di wilayah Kabupaten Ponorogo.
Permasalahan Pengembangan Permukiman
Secara umum beberapa pokok permasalahan terkait pengembangan permukiman di
wilayah Kabupaten Ponorogo(baik kawasan perkotaan dan pedesaan), antara lain sebagai
berikut: 1.Potensi dan tantangan pengembangan kawasan permukiman C.1.
6. Badegan Slum & Squatter Biting, Dayakan, Kapuran, dan Badegan daerah rawan bencana longsor dan tepi sungai
Siman kesehatan rendah
Jingglong,Keniten kawasan rawan genangan air/banjir
Tambakkemang) Slum & Squatter Beduri,
5. Ponorogo Slum & Squatter Tambakbayan kawasan rawan bencana daerah bantaran sungai Slum & Squatter Paju kawasan rawan bencana daerah bantaran sungai Sekayu Slum & Squatter Kauman dan Pinggirsari kawasan rawan bencana daerah bantaran sungai (Sungai Sekayu dan
Slum & Squatter Kedungbanteng kawasan standar kesehatan rendah
4. Sukorejo Slum Morosari, Sragi, Lengkong, Prajegan, dan Serangan kawasan standar kesehatan rendah
Ngabar, Ronowijayan, dan Brau rawan banjir dan genangan krn berada di sempadan sungai
Slum & Squatter Pijeran kawasan standar kesehatan rendah Slum Madusari, Beton,
4. Kurang memadainya beberapa sarana dan prasarana khususnya pada Kawasan
C.2. Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Seiring dengan peningkatan jumlah kebutuhan perumahan penduduk dan sekaligus untuk
mengatasi permasalahan permukiman yang ada di Kabupaten Ponorogo, maka perlu ada
upaya untuk pengembangan permukiman di Kabupaten Ponorogo yang sesuai dengan
karakteristik penduduk dan lahan yang ada. Hal itu penting diperhatikan terutama untuk
mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan penduduk yang diakibatkan oleh
perubahan guna lahan.C.1.a. Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Di wilayah Kabupaten Ponorogo terdapat kecenderungan bahwa pertumbuhan permukiman di perkotaan berjalan dengan pesat dengan dimotori oleh wilayah Kecamatan Ponorogo sebagai pusat dari Kabupaten Ponorogo. Beberapa usulan program dan kegiatan terkait kebutuhan dan permasalahan pengembangan permukiman khususnya di kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Ponorogo tahun 2014 - 2018 adalah Infrastruktur kawasan permukiman perkotaan : Penyediaan PSD permukiman di kawasan RSH.
C.1.b. Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Pertumbuhan permukiman di Kabupaten Ponorogo masih cenderung terpusat di wilayah perkotaan. Sedangkan permukiman perdesaan tidak berjalan dengan pesat dan pertumbuhan cenderung berjalan lambat karena tidak terdapat fungsi guna lahan yang dapat menarik pergerakan ke arahnya dan kondisi morfologi yang berbukit di Jenangan dan Siman serta minimnya sarana prasarana kebutuhan masyarakat. Diharapkan adanya pemerataan fungsi dan kegiatan di daerah luar wilayah Perkotaan Ponorogo yang nantinya akan memicu pertumbuhan di wilayah di Kabupaten Ponorogo.
Dalam kebijakan RTRW Kabupaten Ponorogo tahun 2008-2028 dijelaskan bahwa skenario pengembangan wilayah Kabupaten Ponorogo antara lain mendorong pertanian melalui agropolitan; mengembangkan infrastruktur sampai perdesaan; serta pengembangan fasilitas perkotaan sesuai orde masing-masing untuk mendukung pengembangan wilayah secara struktur dan efisien. Berdasarkan hasil analisa yang disesuaikan dengan kebijakan, maka usulan program dan kegiatan pengembangan permukiman khususnya pada kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Ponorogo tahun 2014 - 2018 adalah Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan : Penyediaan Infrastruktur Permukiman Kawasan Agropolitan
7.1.2 Sasaran Program
merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Sasaran program
mengaitkan kondisi eksisting dengan target yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan
yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor
pengembangan kawasan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat
kabupaten/kota.7.2. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan
program dan pembiayaan dalam penataan bangunan dan lingkungan, khususnya dalam
rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.7.2.1 Kondisi Eksisting A.
Data kondisi Perda Bangunan Gedung dan NSPK lainnya di kabupaten/kota (IMB, SLF, TA-BG, dan Pendataan BG)
Kepadatan bangunan di wilayah Perkotaan Ponorogo rata-rata memiliki kepadatan
bangunan rendah (1-35 unit/Ha). Dimana sebagian besar desa/kelurahan (86 desa/
kelurahan) memiliki kepadatan rendah, sedangkan 1 desa/ kelurahan memiliki kepadatan
sedang dan tidak ada desa/kelurahan yang memiliki kepadatan tinggi. Dari keseluruhan
kecamatan yang ada, kepadatan bangunan tertinggi terdapat di Kecamatan Siman yaitu
dengan kepadatan rata-rata 4,28 unit/Ha. Sedangkan kepadatan bangunan terendah
terdapat di Kecamatan Jenangan dimana rata-rata kepadatan di kecamatan ini adalah 2,05
unit/Ha. Terdapat satu kelurahan di kecamatan Ponorogo yaitu Kelurahan Taman Arum
yang memiliki kepadatan bangunan mencapai 26,59 unit/Ha.Pola penataan lingkungan di wilayah Perkotaan Ponorogo meliputi pola penataan
lingkungan perumahan yang berbentuk radial, linier dan tersebar. Pola penataan radial
adalah pola penataan perumahan yang cenderung memusat pada suatu kawasan tertentu
karena adanya pemusatan pelayanan, fasilitas, dan lain sebagainya. Pola ini pada umumnya
terdapat di kecamatan yang berfungsi sebagai pusat pelayanan (IKK). Sedangkan pola
penataan linier adalah penataan lingkungan yang cenderung linier mengikuti jaringan jalan
yang ada. Perumahan pada pola ini pada umumnya terletak di sepanjang jalan utama atau
jalan-jalan yang banyak menimbulkan bangkitan lalu lintas. Untuk pola tersebar, adalah
pola penataan lingkungan yang cenderung menyebar pada seluruh kawasan yang pada
umumnya terjadi pada perumahan pinggiran kota.B.
Kondisi kota pusaka, kota hijau (RTH, Kebun Raya, Bangunan Gedung Hijau) dan kawasan strategis lainnya
Kawasan peruntukan tata hijau kota mencakup pola, skala, tatanan ruang terbuka
menurut kebutuhan hidup kota. Dalam hal ini kawasan peruntukan ruang hijau terdapat di
Kota Ponorogo. Di Kota Ponorogo ruang terbuka jenis ini meliputi taman kota, taman
rekreasi, taman lingkungan perumahan dan permukiman, makam, dan lapangan olah raga.
2
a. : 77.265 m Taman Kota
2 ▪ Taman Alun-alun Kota : 37.200 m
2 f.
e. Makam : 326.634 m
2 ▪ Sawah perkotaan
: 48.165 m
2 ▪ Stadion Batoro katong
: 7500 m
2 ▪ Joging track
: 4.900 m
2 ▪ Gor
: 12.451 m
2 ▪ Taman wisata Ngembag
g. Rekreasi dan olah raga : 323.400 m
2
Pekarangan : 4.660.000 m
▪ Taman Sukowati : 2800 m
2
2 Secara garis besar, fungsi RTH Kota Ponorogo terbagi menjadi dua, yaitu fungsi utama
(intrinsik) dan fungsi tambahan (ekstrinsik). RTH yang mempunyai fungsi intrinsik meliputi
RTH Hutan Kota, dan RTH Jalur Hijau Sempadan Sungai, karena ketiganya mempunyai
fungsi utama sebagai fungsi ekologis yang mempunyai tujuan utama untuk menjamin
keberlanjutan suatu wilayah kota secara fisik dan terdiri dari beberapa fungsi, seperti
pengendali banjir, penyerap air hujan, penyegaran udara, pemeliharan ekosistem tertentu,
dan sebagainya. Sementara itu keJalur Sungai : 17.000 m
c. Jalan : 499 km d.
2
Hutan Kota : 122.975 m
2 b.
2 ▪ Taman lainnya : 27.526,72 m
: 2400 m
2 ▪ Tugu Batas Kota
2 ▪ Taman Perempatan Jalan : 95,78 m
: 1.042,5 m
2 ▪ Taman air Mancur
: 6200 m
2 ▪ Pendopo Kabupaten
: 20.750.000 m
- – 6 RTH lainnya tergolong RTH yang mempunyai fungsi
ekstrinsik (fungsi tambahan) karena RTH tersebut berfungsi sosial, ekonomi, arsitektural
serta merupakan RTH pendukung dan penambah nilai kualitas lingkungan kota tersebut,
seperti untuk keindahan, rekreasi, dan pendukung arsitektur kota.
1. Kondisi Kawasan Bersejarah/Tradisonal
Kabupaten Ponorogo memiliki kawasan bangunan bersejarah/tradisional yang yang
memiliki nilai historis. Kawasan bangunan bersejarah/tradisional tersebut juga
dimanfaatkan sebagai obyek wisata. Berikut beberapa kawasan bersejarah/tradisional di
Kabupaten Ponorogo: