BAB.VII RENCANA PEMBANGUNANAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

  Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019 PDF Compressor Free Version

  BAB.VII RENCANA PEMBANGUNANAN

  INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

  7.1. SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat berkewajiban memberikan akses kepada

masyarakat untuk dapat memperoleh permukiman yang layak huni, sejahtera, berbudaya

dan berkeadilan sosial. Hal ini dikarenakan permukiman merupakan kebutuhan dasar

manusia.

Pengembangan permukiman pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan kondisi kota

dan desa / kampung di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat yang layak huni ( liveable),

aman, nyaman, damai, sejahtera dan berkelanjutan. Alasan utama adalah banyak

terdapat masyarakat yang belum mengenal rumah sehat. Hal ini disebabkan karena

daerah

  • – daerah kampung yang sangat jauh dan terpencil, sulit dijangkau, dengan prasarana transportasi yang terbatas.

    Pengembangan permukiman dapat meliputi pembangunan sarana dan prasarana dasar

    suatu permukiman, pembangunan perumahan RSH khususnya bagi warga yang

    berpenghasilan rendah. Selain itu aspek sosial budaya ini dapat meliputi desain, pola,

    struktur, serta bahan material yang digunakan.

    Terkait dengan tugas dan wewenang pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dalam

    pengembangan permukiman sesuai UU No. 1 Tahun 2011. Tugas Pemerintah Kabupaten

    Pakpak Bharat, adalah :

  1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan stretegi di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi.

2. Penyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman.

  3. Menyelenggarakan fungsi operasional dan koordinasi terhadap pelaksanaan kebijakan dalam penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.

  • 1| P a g e
Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019 PDF Compressor Free Version

  4. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaanperaturan perundang undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.

  5. Melaksanakan kebijakan dan strategi

  6. Melaksanakan peraturan perundang undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.

  7. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman

  8. Melaksanakan jakstra provinsi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional.

  9. Meleksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman.

  10. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  11. Menetapkan Kasiba dan Lisiba.

  7.1.1. Kondisi Eksisting Kawasan Permukiman

Pola permukiman di Kabupaten Pakpak Bharat pada umumnya mengelompok di

persimpangan jalan membentuk simpul-simpul permukiman mengikuti jaringan jalan yang

ada. Pengembangan perumahan dan permukiman di Kabupaten Pakpak Bharat saat ini

diarahkan pada pengembangan perumahan dan permukiman pada masyarakat lokal yang

berada di daerah pinggiran dengan pendapatan atau penghasil yang rendah.

  

Sesuai dengan arahan kebijakan dalam RTRW Kabupaten Pakpak Bharat yang terkait

pengembangan permukiman yaitu “Mengembangkan wilayah pusat-pusat pemukiman

untuk mendukung pengembangan ekonomi sektor pertanian, perternakan, perkebunan,

dan pariwisata sesuai da ya dukung dan potensi wilayah”. Adapun lingkup kegiatan

pengembangan permukiman di Kabupaten Pakpak Bharat meliputi:

  

a. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman;

  b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman; c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman; d. Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman; e. Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR;

f. Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi MBR; dan

  

g. Memfasiliasi peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh

Pembangunan perumahan dan permukiman serta prasarana dan sarananya dilaksanakan

dengan bantuan pemerintah daerah berupa pembagian bantuan bahan stimulan

bangunan, mengadakan penyuluhan tentang kualitas dan kesehatan masyarakat. Luas

Kabupaten Pakpak Bharat seluas 135.610,00 Ha yang terdiri kawasan permukiman

perkotaan seluas kurang lebih 2.435 Ha (1,80 %) dan kawasan permukiman perdesaan

seluas kurang lebih 3.375 Ha (2,49 %).

  • 2| P a g e
Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019 PDF Compressor Free Version

  7.1.1.1. Kawasan Permukiman Perkotaan

Perkembangan kawasan permukiman perkotaan lebih diarahkan pada konsentrasi pusat

permukiman yang telah berkembang saat ini. Dalam Rencana Pemanfaatan Ruang

Kabupaten Pakpak Bharat hingga tahun 2032 alokasi kawasan permukiman perkotaan

mencapai luas ± 2.434,90 Ha (1,8 %). Kawasan permukiman perkotaan terdapat di

Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan

Pergetteng-Geteng Sengkut dan Kecamatan Sitellu tali Urang Jehe.

  7.1.1.2. Kawasan Permukiman Perdesaan

Umumnya ciri permukiman perdesaan adalah berupa bangunan rumah tradisional,

umumnya berkondisi semi permanen, KDB rendah, MCK diluar rumah dan sebagian

besar menggunakan sumur (air tanah) sebagai sumber air minum dan belum mendapat

aliran listrik. Ciri permukiman bersifat mengelompok dan tersebar secara sporadis.

Memperhatikan kondisi faktual lapangan pola pembangunan permukiman di Pakpak

Bharat umumnya membentuk pola pita ( ribbon) memanjang mengikuti pola

perkembangan pembangunan jalan.

Kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Pakpak Bharat adalah wilayah-wilayah

yang berfungsi sebagai pusat permukiman penduduk dengan kepadatan yang rendah dan

terletak di luar ibukota kabupaten dan ibukota kecamatan. Dalam Rencana pemanfaatan

Ruang kabupaten Pakpak Bharat hingga tahun 2031 alokasi kawasan permukiman

pedesaan mencapai luas ± 3.375,13 Ha (2,49%). Kawasan permukiman perdesaan

tersebar di Kabupaten Pakpak Bharat Selanjutnya pola pembangunan permukiman

dikembangkan sedemikian rupa sehingga aman, efektif, efisien dan sehat serta tersedia

fasilitas umum/sosial yang menjadi kebutuhan masyarakat lokal.

  7.1.1.3. Kawasan Kumuh

Kawasan kumuh di Kabupaten Pakpak Bharat secara umum berada pada daerah

permukiman Rendah pada 3 (tiga) Kecamatan dan 6 (enam) Kelurahan/Desa, yaitu

Kecamatan Salak Desa (Buang Manalu, Salak I, Salak II), Kecamatan Sitelu Tali Urang

Jahe (Desa Bandar Baru dan Desa Tanjung Meriah), Kecamatan Kerajaan Desa

Sukarami. Permukiman yang termasuk dalam klasifikasi kepadatan rumah tersebut

terbagi dalam 1 (satu) Kategori yaitu perumahan kepadatan rendah. Permasalahan yang

terdapat di Kabupaten Pakpak Bharat adalah infrastruktur, sarana dan prasarana

permukiman, namun dalam hasil observasi dilapangan, maka dapat di kategorikan

sebagai kawasan miskin. Berdasarkan arahan dan masukan dari Bappeda Kabupaten

Pakpak Bharat dan Dinas Terkait serta pihak dari Kecamatan di Kabupaten Pakpak

Bharat, maka teridentifikasi kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Pakpak Bharat

Sebanyak 4 (empat) lokasi dengan luas 36,57 Ha.

Untuk lebih jelasnya mengenai sebaran kawasan kumuh di Kabupaten Pakpak Bharat

dapat dijelaskan pada bagian berikut ini.

  • 3| P a g e
Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

Tabel 7.1. Sebaran Kawasan Kumuh di Kabupaten Pakpak Bharat

  Kabupaten Pakpak Bharat No Nama Kawasan Kecamatan Desa Luas

  (Ha)

  1 Kawasan A Salak Buang Manalu, Salak I, Salak II 21,58

  2 Kawasan B Sitelu Tali Urang Jahe Bandar Baru 2,34

  3 Kawasan C Kerajaan Sukaramai 10,61

  4 Kawasan D Sitelu Tali Urang Jahe Tanjung Meriah 2,04 Total 36,57

  Sumber: Hasil analisis dan observasi

Gambar 7.1. Peta Kawasan Kumuh A

  PDF Compressor Free Version

  • 4| P a g e
X PDF Compressor Free Version

  X Mayoritas Masyarakat Tidak Terpenuhi Kebutuhan Minimal Air Baku

  1 Kondisi Bangunan Hunian Mayoritas Bangunan Hunian Pada

  Permukiman Tidak Terlayani Air Baku

  4 Kondisi Pelayanan Air Minum/Baku Mayoritas Rumah Tangga Pada Lokasi

  X

  3 Kondisi Drainase Lingkungan Mayoritas Lokasi Permukiman Terjadi Genangan

  X

  Jaringan Jalan Yang Memadai

  2 Kondisi Aksesibilitas Lingkungan Mayoritas Lokasi Permukiman Terlayani

  X

  X Lokasi Permukiman Memiliki Kepadatan Bangunan Rendah

  LokasiTidak Teratur

  8 Jenis Data Lain Observasi Lapangan dan Wawancara Kriteria dan Indikator Dalam Identifikasi Permasalahan Kekumuhan (FISIK) No. KRITERIA PENILAIAN INDIKATOR

  Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

  7 Studi Kota/Kab Terkait Kumuh Tidak ada data

  6 Studi Pemutakhiran Dit. Bangkim Tidak ada data

  5 Studi Dit. PAM - BPS Tidak ada data

  4 PPSP Tidak ada data

  3 SK Penetapan Permukiman Kumuh Tidak ada data

  2 Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Belum tersusun

  1 SPPIP Tidak ada data

  Lokasi Permukiman Kumuh No DOKUMEN JENIS DATA/INFORMASI

  KAWASAN A DOKUMENTASI UMUM Kecamatan Kecamatan Salak Kelurahan/Desa Buang Manalu, Salak I dan Salak II Lingkup RW - Luas Kawasan 21,58 Ha Tipologi/Karakteristik Tepi Jalan Jumlah Penduduk 750 jiwa Jumlah KK 150 kepala keluarga Sumber Referensi Indikasi Awal

Tabel 7.1. Profil Kawasan Kumuh A

  • Mayoritas Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai < 36 m
  • 2 X Mayoritas bangunan hunian memiliki material alas, atap dan dinding non per
  • Mayoritas kondisi jaringan jalan pada lokasi permukiman dalam keadaan rusak
  • 5 Kondisi Pengelolaan Air Limbah Mayoritas rumah tangga tidak memiliki kloset leher angsa yang terhubung septiktank MCK
  • 6 Kondisi Pengelolaan Persampahan Mayoritas sampah domestik rumah tangga tidak terangkut dua kali seminggu ke TPS dan/atau TPS
  • 5| P a g e
Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019 PDF Compressor Free Version

  Gambar 7. 2. Peta Kawasan Kumuh B

  • 6| P a g e
X PDF Compressor Free Version

  X Mayoritas Masyarakat tidak Terpenuhi Kebutuhan Minimal Air Baku

  7 Studi Kota/Kab Terkait Kumuh Tidak ada data

  4 Kondisi Pelayanan Air Minum/Baku Mayoritas Rumah Tangga Pada Lokasi Permukiman Tidak Terlayani Air Baku

  X

  2 Kondisi Aksesibilitas Lingkungan Mayoritas Lokasi Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Yang Memadai

  X

  X Lokasi Permukiman Memiliki Kepadatan Bangunan rendah

  1 Kondisi Bangunan Hunian Mayoritas Bangunan Hunian Pada Lokasi Tidak Teratur

  8 Jenis Data Lain Observasi Lapangan dan Wawancara Kriteria dan Indikator Dalam Identifikasi Permasalahan Kekumuhan (FISIK) No KRITERIA PENILAIAN INDIKATOR

  Bangkim Tidak ada data

  Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

  5 Studi Dit. PAM - BPS Tidak ada data 6 Studi Pemutakhiran Dit.

  4 PPSP Tidak ada data

  3 SK Penetapan Permukiman Kumuh Tidak ada data

  2 Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Belum tersusun

  1 SPPIP Tidak ada data

  Lokasi Permukiman Kumuh No DOKUMEN JENIS DATA/INFORMASI

  KAWASAN B DOKUMENTASI UMUM Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kelurahan/Desa Bandar Baru Lingkup RW - Luas Kawasan 2,34 Ha Tipologi/Karakteristik Tepi jalan dan perkampungan Jumlah Penduduk 250 jiwa Jumlah KK 65 kepala keluarga Sumber Referensi Indikasi Awal

Tabel 7.2. Profil Kawasan Kumuh B

  • Mayoritas Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai < 36 m
  • 2 X Mayoritas bangunan hunian memiliki material alas, atap dan dinding non per
  • Mayoritas kondisi jaringan jalan pada lokasi permukiman dalam keadaan cukup baik
  • 3 Kondisi Drainase Lingkungan Mayoritas Lokasi Permukiman Terjadi Genangan
  • 5 Kondisi Pengelolaan Air Limbah Mayoritas rumah tangga memiliki kloset leher angsa yang terhubung septiktank MCK
  • 6 Kondisi Pengelolaan Persampahan Mayoritas sampah domestik rumah tangga tidak terangkut dua kali seminggu ke TPS dan/atau TPS
  • 7| P a g e
Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019 PDF Compressor Free Version

Gambar 7.3. Peta Kawasan Kumuh C

  • 8| P a g e
X PDF Compressor Free Version

  X Mayoritas MasyarakatTerpenuhi Kebutuhan Minimal Air Baku

  7 Studi Kota/Kab Terkait Kumuh Tidak ada data

  4 Kondisi Pelayanan Air Minum/Baku Mayoritas Rumah Tangga Pada Lokasi Permukiman Tidak Terlayani Air Baku

  X

  2 Kondisi Aksesibilitas Lingkungan Mayoritas Lokasi Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Yang Memadai

  X

  X Lokasi Permukiman Memiliki Kepadatan Bangunan Rendah

  1 Kondisi Bangunan Hunian Mayoritas Bangunan Hunian Pada LokasiTidak Teratur

  8 Jenis Data Lain Observasi Lapangan dan Wawancara Kriteria dan Indikator Dalam Identifikasi Permasalahan Kekumuhan (FISIK) No. KRITERIA PENILAIAN INDIKATOR

  Bangkim Tidak ada data

  Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

  5 Studi Dit. PAM - BPS Tidak ada data 6 Studi Pemutakhiran Dit.

  4 PPSP Tidak ada data

  3 SK Penetapan Permukiman Kumuh Tidak ada data

  2 Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Belum tersusun

  1 SPPIP Tidak ada data

  Sumber Referensi Indikasi Awal Lokasi Permukiman Kumuh No DOKUMEN JENIS DATA/INFORMASI

  Kelurahan/Desa Sukaramai Lingkup RW - Luas Kawasan 10,61 Ha Tipologi/Karakteristik Tepi jalan Jumlah Penduduk 135 Jiwa Jumlah KK 48kepala keluarga

  Tabel 7. 3. Profil Kawasan Kumuh C KAWASAN C DOKUMENTASI UMUM Kecamatan Kerajaan

  • Mayoritas Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai < 36 m
  • 2 X Mayoritas bangunan hunian memiliki material alas, atap dan dinding non per
  • Mayoritas kondisi jaringan jalan pada lokasi permukiman dalam keadaan baik
  • 3 Kondisi Drainase Lingkungan Mayoritas Lokasi Permukiman Terjadi Genangan
  • 5 Kondisi Pengelolaan Air Limbah Mayoritas rumah tangga memiliki kloset leher angsa yang terhubung septiktank MCK
  • 6 Kondisi Pengelolaan Persampahan Mayoritas sampah domestik rumah tangga tidak terangkut dua kali seminggu ke TPS dan/atau TPS
  • 9| P a g e
Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019 PDF Compressor Free Version

  Gambar 7. 4. Peta Kawasan Kumuh D

  • 10| P a g e

  PDF Compressor Free Version

  1 Kondisi Bangunan Hunian Mayoritas Bangunan Hunian Pada LokasiTidak Teratur

  X Umumnya ciri permukiman kumuh di perdesaan adalah berupa bangunan rumah

tradisional, umumnya berkondisi semi permanen, KDB rendah, MCK diluar rumah dan

sebagian besar menggunakan sumur (air tanah) sebagai sumber air minum dan belum

mendapat aliran listrik. Ciri permukiman bersifat mengelompok dan tersebar secara

sporadis. Memperhatikan kondisi faktual lapangan pola pembangunan permukiman di

  X Mayoritas MasyarakatTerpenuhi Kebutuhan Minimal Air Baku

  4 Kondisi Pelayanan Air Minum/Baku Mayoritas Rumah Tangga Pada Lokasi Permukiman Tidak Terlayani Air Baku

  X

  3 Kondisi Drainase Lingkungan Mayoritas Lokasi Permukiman Terjadi Genangan

  X

  2 Kondisi Aksesibilitas Lingkungan Mayoritas Lokasi Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Yang Memadai

  X

  X Lokasi Permukiman Memiliki Kepadatan Bangunan rendah

  8 Jenis Data Lain Observasi Lapangan dan Wawancara Kriteria dan Indikator Dalam Identifikasi Permasalahan Kekumuhan (FISIK) No. KRITERIA PENILAIAN INDIKATOR

  Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

  7 Studi Kota/Kab Terkait Kumuh Tidak ada data

  Bangkim Tidak ada data

  5 Studi Dit. PAM - BPS Tidak ada data 6 Studi Pemutakhiran Dit.

  4 PPSP Tidak ada data

  3 SK Penetapan Permukiman Kumuh Tidak ada data

  2 Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Belum tersusun

  1 SPPIP Tidak ada data

  50 Kepala Keluarga Sumber Referensi Indikasi Awal Lokasi Permukiman Kumuh No DOKUMEN JENIS DATA/INFORMASI

  Kelurahan/Desa Tanjung Meriah Lingkup RW - Luas Kawasan 2,04 Ha Tipologi/Karakteristik Tepi jalan dan perkampungan Jumlah Penduduk 200 Jiwa Jumlah KK

  Tabel 7. 4. Profil Kawasan Kumuh D KAWASAN D DOKUMENTASI UMUM Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe

  • Mayoritas Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai < 36 m
  • 2 X Mayoritas bangunan hunian memiliki material alas, atap dan dinding non per
  • Mayoritas kondisi jaringan jalan pada lokasi permukiman dalam keadaan rusak .
  • 5 Kondisi Pengelolaan Air Limbah Mayoritas rumah tangga memiliki kloset leher angsa yang terhubung septiktank MCK
  • 6 Kondisi Pengelolaan Persampahan Mayoritas sampah domestik rumah tangga tidak terangkut dua kali seminggu ke TPS dan/atau TPS
  • 11| P a g e
Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019 PDF Compressor Free Version ribbon) memanjang mengikuti pola Pakpak Bharat umumnya membentuk pola pita ( perkembangan pembangunan jalan.

  7.1.1.4. Kawasan Rawan Bencana

Kabupaten Pakpak Bharat secara geografis berada pada batas pertemuan antara dua

lempeng aktif yaitu lempeng Eurasia dan Lempeng Indo – Australia yang sama – sama

bergerak dan berinteraksi secara konvergen. Dampak dari interaksi lempeng tersebut

berpotensi terhadap bencana alam tektonik. Gempa Bumi terjadi karena adanya

likuafaksi, amplifikasi, pemekaran lateral/tanah terbelah – belah (lateral Spreading)

pergeseran tanah oleh patahan atau kelongsoran.

Kabupaten Pakpak Bharat mempunya bentang alam yang bervariasi dengan topografi

landai sampai dengan perbukitan, bergelombang sedang, kuat hingga terjal yang sangat

ekstrim. Keadaan seperti ini berpotensi terhadap terjadinya resiko tanah longsor pada

topografi landai. Kabupaten Pakpak Bharat sebagian besar penduduknya bermata

pencaharian petani. Sehingga sebagian besar dari mereka melakukan perluasan areal

lahan (ekstensifikasi) di areal hutan, kelerengan dan perbukitan. Sehingga resiko tanah

longsor besar kemungkinan terjadi. Disamping itu akibat tuntutan ekonomi, pendapatan

yang rendah maka sering terjadi ilegal loging (perambahan hutan secara ilegal).

  

Masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat sebagian besar adalah petani. Akibat keterbatasan

areal lahan pertanian kemudian mereka melakukan ekstensifikasi secara besar – besaran.

Sebagian dari mereka melakukan ilegal loging aatau perambahan hutan. Perambahan

hutan tersebut tidak jarang berada di hulu dan sekitar kelerangan. Banjir bandang terjadi

dalam waktu yang sangat cepat seolah-olah tanpa peringatan dan berbeda dengan banjir

biasa, dimana permukaan air naik secara perlahan-lahan. Banjir bandang berpotensi

terjadi di kawasan aliran sungai yang terbentuk dari lembah perbukitan. Penyebab utama

banjir bandang adalah terbentuknya bendungan alami akibat longsornya tanah dari

lereng-lereng di sepanjang aliran sungai. Bendungan alami ini biasanya terbentuk dari

hasil longsoran berupa batu, tanah, dan kayu hasil penebangan liar sepanjang

lereng. Kejadiini sangat dipengaruhi oleh keadaan geologi batuan/tanah

pembentuk lereng, perpohonan dan kemiringan lereng.

  

Gambar 7. 5. Kawasan Rawan Bencana yang Terkena Banjir Bandang

  • 12| P a g e
Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019 PDF Compressor Free Version

  7.1.1.5. Isu Strategis, Permasalahan dan Tantangan Sektor PKP Kab. Pakpak Bharat

Isu strategis lainnya terkait permukiman dan infrastrukturnya di Kabupaten Pakpak Bharat

yaitu:

   Kondisi perumahan dan permukiman masih didominasi oleh perumahan dengan jenis konstruksi non permanen/semi permanen

 Kondisi fisik kawasan merupakan lahan relative bergelombang dan berbukit;

 Daya dukung lingkungan rendah;  Infrastruktur kawasan masih memerlukan peningkatan; dan  Sumber air terbatas dan penyediaan sanitasi lingkungan relatif minim  Perlunya penyusunan rencana tata ruang untuk kebutuhan penataan dan pedoman pembangunan perkotaan seperti seperti RDTR, RTBL, dan Masterplan Prasarana;  Pengembangan permukiman yang terkait dengan jaringan jalan di setiap perkotaan maka pembangunannya harus mengikuti rencana tata ruang yang ada sehingga sinkron dengan kebijakan pengembangan fisik perkotaan.

   Pembangunan sarana dan prasarana dasar perkotaan yang memadai sebab saat ini terlihat masih banyaknya kekurangan akan ketersediaan sarana dan prasarana perkotaan.  Pola pengembangan perkotaan diarahkan pada pembentukan struktur ruang perkotaan konsentrik atau linier sesuai dengan daya dukungnya

7.1.2. Sasaran Program

  7.1.2.1. Sasaran Dan Target Pencapaian Program PKP

Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya tahun 2015-2019 telah mengamanatkan berbagai

arahan dan kebijakan sasaran Program Pengembangan Infrastruktur Permukiman yang

harus dicapai dalam masa 5 (lima) tahun kedepan. Adapaun strategi pelaksanaannya

dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan utama yaitu :

  1. Menbangun Sistem;

  2. Fasilitasi Daerah/Pemda Provinsi/Kab/ Kota (Termasuk Kemitraan); dan

  3. Memberdayakan Masyarakat

Sasaran strategis terhadap ke tiga pendekatan tersebut secara umum direncanakan

melalui dua kegiatan utama yaitu kegiatan fisik dan non fisik. Secara rinci sasaran

startegis pelaksanaan kegiatan serta alur proses perencanaan terhadap program-program

kegiatan Sektor Pengembangan Permukiman

  • –kegiatan seperti dijelaskan pada tabel dan alur program berikut.

Tabel 7.5. Sasaran Strategis Pelaksanaan Kegiatan Program PKP Tahun 2017

  Pendekatan Sasaran Strategis Kegiatan Pengembangan Permukiman

  Pelaksanaan Memberikan dukungan pembangunan Rencana Induk/FS/DED

  Membangun Sistem sistem infrastruktur dengan Bangkim Kws. Perkotaan & Pusat memprioritaskan sistem infastruktur Pertumbuhan Provinsi/Kab./Kota

  Bangkim Kws. Khusus Fasilitasi/Pendampingan:

  Fasilitasi Melakukan fasilitasi kepada pemerintah Penyusunan NSPK

  Daerah/Pemda daerah dalam penguatan kelembagaan, Fasilitasi Rencana Daerah Kawasan

  Provinsi/Kab/ Kota keuangan, termasuk pembinaan teknis Permukiman

  (Termasuk terhadap tugas dekonsentrasi dan Binwas Pengembangan Permukiman

  Kemitraan) pembantuan Dukungan Penanganan Bencana

  • 13| P a g e

  PDF Compressor Free Version

  4. Memiliki Perda Bangunan Gedung

  7. Sudah ada Perencanaan : Masterplan, DED yang ditandatangani Dinas Teknis Kab/Kota, serta RAB, TOR dan RKS sudah siap lelang

Pola-pola penanganan permukiman kumuh yang dapat dilksanakan sesuai peraturan

perundangan dalam lingkup kementrian PUPR antara lain adalah melalui pencegahan,

peningkatan kualitas dan pengelolaan. Penjelasan masing-masing pola tersebut berikut

kolaborasi program-program yang dapat dilaksanakan terhadap penanganan permukiman

kumuh perkotaan seperti dijelaskan pada tabel berikut.

  6. Rencana aksi Penanganan dan Pemaketan serta Jadwal Pelaksanaan (Kurva- S)

  5. Kesiapan dan kesediaan Lahan

  4. Memiliki Surat Pernyataan Minat untuk kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan

  3. Memiliki Profil kawasan Kumuh

  2. Memiliki SK Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh

  1. Memiliki Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP- KP/RP2KPKP)/ Sedang dalam proses penyusunan tahun 2016

  6. Institusi pengelola pasca konstruksi (KPP) terkait serah terima asset  Kriteria Khusus

  5. Tersedianya Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB)/dana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan

  3. Memiliki Perda RTRW

  Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

  2. Wilayah Pengembangan Strategis Kementerian PUPR (35 WPS)

  1. Kawasan Strategis Nasional (PKN, PKSN)

   Kriteria Umum

  

3. Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh ;

Adapun persyaratan teknis dalam Program Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

adalah sebagai berikut:

  2. Pencegahan Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh ;

  1. Penetapan Permukiman Kumuh sesuai Indikator Permukiman Kumuh;

  1. Program Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

Sesuai Pasal 94-104 Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman, pemerintah telah mengeluarkan ketentuan Penanganan

Permukiman Kumuh Perkotaan melalui Permen PUPR Nomor 2/PRT/M/2016 Tentang

Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh melalui tahapan-

tahapan yaitu:

  

Sumber : Materi paparan Direktorat Pembinaan Penataan Bangunan pada Workshop Persiapan Pelaksanaan Kegiatan

Perencanaan dan pengendalian PIP DJCK tahun 2016

  Bantuan Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat

  • 14| P a g e Pendekatan Pelaksanaan Sasaran Strategis Kegiatan Pengembangan Permukiman Pembangunan Berbasis Masyarakat Memberikan dukungan pembangunan infrastruktur melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat

  Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

  Kategori Kumuh Sedang- Berat Pemb. fisik Primer Kategori Kumuh Berat-Sedang Peremajaan Mewujudkan permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan masyarakat sekitar dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal bagi masyarakat Advokasi Pemda

  Cap.Building Masy. Infrastruktur O &P Serah terima & OP ke pemda Serah terima & OP ke pemda

  Cap Building Pemda Cap.Building Masy. Infrastruktur O & P Cap Building Pemda

  III PENGELOLAAN dilakukan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas perumahan dan permukiman secara berkelanjutan

  Pemb. fisik Sekunder-tertier Pemb. fisik Primer

  Penyiapan Masy. Pemb. fisik sekunder- tertier

  Advokasi Pemda Penyiapan Masy.

  Kategori Kumuh Sedang- Berat Pemb. fisik Primer Kategori Kumuh Berat-Sedang Pemukiman kembali Pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/ tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan/ atau rawan bencana serta menimbulkan bahaya bagi barang ataupun manusia (contoh: penyediaan Rusunawa)

  Penyiapan Masy. Pemb. fisik tertier Kategori kumuh Ringan-sedang Pemb. fisik Sekunder

  Penyiapan Masy. Pemb. fisik tertier

Kategori kumuh Ringan-sedang

  Penyiapan Masy. Pemb. fisik tertier Kategori kumuh Ringan-sedang Pemb. fisik Sekunder

  VII -15| P a g e

Tabel 7. 6. Program-Program Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan Sesuai Renstra Ditjen Cipta Karya tahun 2015-2019

  Penyiapan Masy. Pemb. fisik tertier

Kategori kumuh Ringan-sedang

  II PENINGKATAN KUALITAS Pemugaran Perbaikan, pembangunan kembali menjadi permukiman layak huni Advocasi Pemda

  Cap.Building Masy. Perencanaan terpadu

  Cap.Building Masy. Penguatan Kelembagaan Baseline Data Perencanaan terpadu Cap Building Pemda

  Sosialisasi - - - Pemberdayaan Masyarakat Pelaksanaan melalui pendampingan dan pelayanan informasi Cap Building Pemda

  I PENCEGAHAN Pengawasan dan Pengendalian Kesesuaian terhadap perizinan, standar teknis dan pemeriksaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

  (30 kota)

  (20 kota/kab) Reguler (106 kota/kab) Prioritas PU PR

  Kontribusi Program P2KKP/NSUP (269 kota/kab) NUSP

  No Pola Penanganan Kumuh Definisi

  PDF Compressor Free Version Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019 PDF Compressor Free Version

2. Program Pendampingan Peningkatan Kapasitas Masyarakat Dalam Penanganan Permukiman Kumuh.

  

Dalam upaya Penanganan Permukiman Kumuh tidak terlepas dari kegiatan

pendampingan sebagai bagian kegiatan pelaksanaanya. Melalui program Penanganan

Kawasan Kumuh Perkotaan (P2KKP), proses pendampingan Peningkatan Kapasitas

Masyarakat Dalam Penanganan Permukiman Kumuh dilakukan melalui komponen-

komponen program & kegiatan seperti dijelaskan pada skema alur program berikut.

  

Gambar 7. 6. Komponen Program dan Alur Kegiatan P2KKP

  3. Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

Melalui Kementerian PPN/Bappenas, pemerintah telah menyiapkan Grand Design

Pembangunan Perdesaan sebagai upaya pembangunan dan pengembangan desa-desa

di seluruh Indonesia. Arahan kebijakan yang telah ditetapkan adalah melalui berbagai

pendekatan baik secara Sosial, Ekonomi serta Ekologi. Program-program perdesaan

yang telah disiapkan terbut adalah :

  1. Program Desa Tertinggal

  2. Desa yang belum terpenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) pada aspek kebutuhan sosial, infrastruktur, sarana, pelayanan umum, dan penyelenggaraan pemerintahan.

  3. Desa Berkembang

  4. Desa yang sudah terpenuhi SPM namun secara pengelolaan belum menunjukkan keberlanjutan

  5. Desa Mandiri

  6. Desa yang telah terpenuhi pada aspek kebutuhan sosial dasar, infrastruktur dasar, sarana dasar, pelayanan umum, dan penyelenggaraan pemerintahan desa dan secara kelembagaan telah memiliki keberlanjutan.

Terhadap sektor Pengembangan kawasan permukiman, program-program perdesaan

tersebut akan mendukung upaya pemenuhan SPM Permukiman Untuk Desa-Desa

Tertinggal dan penyediaan Permukiman yang Mendukung Pengembangan Desa

grand strategy mempercepat pemenuhan SPM Potensial (Desa Berkembang) sehingga

Permukiman serta kebutuhan infrastruktur yang mendukung pengembangan ekonomi

kawasan dapat tercapai.

  • 16| P a g e
Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019 PDF Compressor Free Version

  Adapun sasaran strategis sebagai target nasional yang hendak dicapai adalah Peningkatan kualitas permukiman perdesaan seluas 78.384 Ha (pada kawasan perdesaan yang memiliki komoditi unggulan).

  4. Program Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus Sesuai Permen PUPR No.15 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PUPR, terhadap penanganan Kawasan Permukiman Khusus dilaksanakan melalui pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi penyelenggaraan permukiman khusus, yaitu melalui kawasan-kawasan :

  1. Kawasan Perbatasan;

  2. Kawasan Pulau-Pulau Kecil Terluar;

  3. Kawasan Pasca Bencana, dan

4. Kawasan Tertentu Yang Ditetapkan Oleh Peraturan Perundang-Undangan.

Identifikasi lokasi Kawasan Permukiman Khusus adalah sesuai regulasi serta peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya menurut tipplogi masing-masing jenis kawasan.

  

7.1.2.2. Standar Pelayanan Minimal Bidang PU Penataan Ruang Sub. Bid. Cipta karya

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar bidang pekerjaan umum dan penataan ruang yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal dalam hal pelayanan dasar pelayanan publik bidang pekerjaan umum dan penataan ruang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan. SPM ini ditetapkan melalui Pemen PU No. 01/M/PRT/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang. Indikator SPM yang digunakan terhadap penmenuhan SPM ini menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian SPM berupa masukan, proses keluaran, hasil dan/atau manfaat pelayanan dasar. Terhadap Sub Bidang Cipta Karya Sektor PKP, selanjutnya SPM ini merupakan dasar acuan bagi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan SPM bidang PU dan Penataan Ruang dan dasar perhitungan bagi pemenuhan kebutuhan program sektor PKP yaitu penurunan permukiman kumuh perkotaan yang direncanakan untuk tingkat pecapaian kabupaten/kota. Kebutuhan penyediaan program sektor PKP di tingkat Kabupaten/Kota sesuai Ketentuan SPM Bidang PU dan Penataan Ruang Sub. Bid Cipta Karya adalah seperti dijelaskan pada tabel berikut.

  Tabel 7. 7. Standar Pelayanan Minimal Bid. PU dan Penataan Ruang di Tingkat Kab/ Kota Jenis

  Target Upaya No Pelayanan Sasaran Indikator Satuan Tahun Pencapaian

  Dasar 2019 Sub Bidang Cipta Karya

  1 Penangan Berkurangnya persentase berkurangnya Ha 10 % Contoh -

Pemukiman permukiman kumuh di luasan permukiman kumuh survey;-

Kumuh perkotaan di kawasan perkotaan kuesioner; dll

Perkotaan

  Sumber : Pemen PU No. 01/M/PRT/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bid. PU dan Tata Ruang

  • 17| P a g e

7.1.2.3. Analisa Kebutuhan Program PKP

  3 Kebutuhan luas lantai minimum hunian layak tidak bertingkat untuk 1 rumah tangga (5 jiwa/KK): 51 m2

  PDF Compressor Free Version

  f. zona pusat metro; KDB maks. 0% dan KDH min. 100%; KDB maks. 20% dan KDH min. 80%; KDB maks. 30% dan KDH min. 70%; KDB maks. 50% dan KDH min. 50%; KDB maks. 60% dan KDH min. 40%; KDB maks. 70% dan KDH min. 30%;

  e. zona pusat kota;

  d. zona perkotaan;

  c. zona pinggiran kota;

  b. zona perdesaan;

  a. zona lindung;

  4 Kebutuhan luas kavling Rumah Menengah 54 s/d 600 m2 Kebutuhan luas kavling Rumah Mewah 200 s/d 600 m2 Komposisi Kdb dan KDH:

  4 Kebutuhan luas kavling maksimum Rumah Sederhana maks. 113 m2 (perdesaan) maks. 102 m2 (perkotaan)

  9,6 m2 4,8 m2

  Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

   Luas per-jiwa (dewasa)  Luas per-jiwa (anak anak)

  2 Kebutuhan luas lantai minimum hunian layak tidak bertingkat/jiwa:

  1 Besaran standar minimal terhadap kepadatan kawasan: <200 jiwa/ha

  No. Deskripsi Standar Teknis

Tabel 7.8. Kriteria-Kriteria Teknis Perencanaan Sektor PKP

   Permen PU No. 6 tahun 2007 tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)  PermenPera No. 11 tahun 2008 tentang Pedoman Keserasian Kawasan Perumahan dan Permukiman.

 SNI 03-7013-2004 Tata Cara Perencanaan Fasilitas Linkungan Rumah Sususn

 SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perenc Lingkungan Perumahan Di Perkotaan;

Standar kebutuhan minimal terhadap pemenuhan hunian berikut infrastruktur

pendukungnya adalah seperti dijelasakan pada tabel berikut.

   UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.  UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup  UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang  UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana  UU No. 07 Tahun 2007 tentang Bangunan Gedung  PP No. 14 tahun 2016 Tentang penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan Permukiman.

  B. Ktiteria Teknis Perencanaan:

Kriteria-kriteria teknis perencanaan sektor PKP mengacu undang-undang, peraturan dan

standar teknis perencanaan yang umum berlaku di Indonesia antara lain adalah:  UU No. 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

  A. Kebutuhan penanganan pembangunan

Sesuai dengan kebijakan strategis Ditjen Cipta Karya, kebutuhan penanganan

pembangunan kawasan permukiman dan infra-struktur permukiman di Kabupaten Pakpak

Bharat diarahkan sesuai dengan isu-isu strategis daerah maupun nasional serta

permasalahan yang ada pada masing-masing kawasan.

  • 18| P a g e
Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019 Persyaratan Lingkungan Hunian Berimbang (LHB) sesuai lokasi geografis (perkotaan peerdesaan): PDF Compressor Free Version Persyaratan prasarana jalan lingkungan permukiman:

  

Analisis kebutuhan Program Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten Pakpak

Bharat dilakukan berdasarkan proyeksi jumlah dan pertambahan penduduk yamg

membutuhkan rumah layak huni. Proyeksi Jumlah penduduk sesuai kategori wilayah

adalah sebagai berikut.

  • 19| P a g e
Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

  • : Proyeksi Akhir Tahun Sumber : Hasil analisis, 2016

  VII -20| P a g e

Tabel 7.9. Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2017-2021 NO Kecamatan

  Tahun Dasar* (jiwa) Jumlah Penduduk (Jiwa)

  Rata-rata Laju Pertumbuhan (%) Rata-rata Jiwa Per Rumah

  Tangga (KK) 2016 2017 2018 2019 2020 2021

  

1 Salak 8.275 8.442 8.612 8.786 8.963 9.143 2,02 4,3026

  

2 Sitellu Tali Urang Jehe 10.719 10.949 11.184 11.423 11.668 11.918 2,14 4,5746

  

3 Pagindar 1.388 1.421 1.455 1.490 1.526 1.562 2,39 4,4365

  

4 Sitellu Tali Urang Julu 3.870 3.964 4.060 4.159 4.260 4.363 2,43 4,5149

  

5 Pergetteng-getteng Sengkut 4.282 4.386 4.493 4.603 4.715 4.830 2,44 4,3760

  

6 Kerajaan 9.307 9.532 9.763 10.000 10.242 10.490 2,42 4,6023

  

7 Tinada 4.163 4.263 4.365 4.470 4.578 4.688 2,40 4,2854

  

8 Siempat Rube 4.388 4.491 4.596 4.703 4.813 4.926 2,34 4,5798

Jumlah Kabupaten Pakpak Bharat 46.392 47.448 48.528 49.633 50.763 51.919 2,32 4,4590

  PDF Compressor Free Version

  PDF Compressor Free Version Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

Tabel 7.10. Proyeksi Jumlah Penduduk Kawasan Kumuh Per Desa di Kabupaten Pakpak Bharat 2017-2021

  Tahun Dasar* (jiwa) Proyeksi Jumlah Penduduk 2016* 2017 2018 2019 2020 2021

  No Kecamatan / Kawasan Rmh Rmh Rmh Rmh Rmh Rmh

  Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Tangga Tangga Tangga Tangga Tangga Tangga

  A. Kawasan A (Kecamatan Salak)

  1. Desa Salak I 255 59 260 60 265 62 271 63 276 64 282

  65

  2. Desa Salak II 255 59 260 60 265 62 271 63 276 64 282

  65

  3. Desa Boang Manalu 255 59 260 60 265 62 271 63 276 64 282

  65 B. Kawasan B (Kec.Sitellu Tali Urang Jehe)

  1. Desa Bandar Baru 255 56 260 57 266 58 272 59 277 61 283

  62 C. Kawasan C (Kecamatan Kerajaan)

  1. Desa Sukarame 138 30 141 31 144 31 148 32 151 33 155

  34 D. Kawasan D (Kec. Sitellu Tali Urang Jehe)

  1. Desa Tanjung Meriah 204 45 208 46 213 46 217 47 222 49 227

  50 Jumlah Penduduk Kws. Kumuh 1361 308 1389 314 1418 321 1448 328 1479 334 1510 341 Sumber : Hasil analisis, 2016

  VII -21| P a g e Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019 PDF Compressor Free Version

  7.1.2.4. Identifikasi Sasaran Program PKP Kabupaten Pakpak Bharat

Dari hasil perhitungan proyeksi jumlah penduduk diatas, selanjutnya dapat di

identifikasikan rencana kebutuhan infrastruktur permukiman yang akan dilaksanakan

hingga masa 5 (lima) tahun kedepan. Hasil rencana kebutuhan tersebut merupakan

sasaran terhadap arahan program-program Sektor PKP di Kabupaten Pakpak Bharat

serta arahan program-program strategis Sektor PKP menurut target pencapaian Rentra

bidang Cipta Karya. Sasaran kebutuhan program ini direncanakan untuk masa waktu

rencana selama 5 (lima) tahun kedepan mulai dari tahun 2017 hingga tahun 2021 yaitu

seperti di jelaskan pada tabel berikut.

  • 22| P a g e

  PDF Compressor Free Version Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

Tabel 7.11. Analisa Sasaran Penanganan Kawasan Kumuh Kabupaten Pakpak Bharat

  Kondisi Rencana Tahun

  Eksisting Tahun Proyeksi Sasaran Dasar No Sasaran Penanganan Kawasan Kumuh Satuan

  (Perkiraan) Program Thn 2019

  2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

  I. Luas Kawasan dan Proyeksi Penduduk ▪ Luas Kelurahan ha 13.465,00 ▪ Luas Kws. Kumuh (hasil identifikasi 2014) ha 36,57 ▪ Jumlah penduduk kws. kumuh jiwa 1.335 1.361 1.389 1.418 1.448 1.479 1.510 ▪ Jumlah rumah tangga KK 313 308 314 321 328 334 341

  II. Rencana Penurunan Kawasan Kumuh ▪ Tingkat penurunan kumuh (Target SPM DJCK

  % 10,00 22,50 22,50 22,50 22,50 0,00 0,00 tahun 2014) ▪ Luas penanganan Kumuh ha 3,66 11,89 20,11 28,34 36,57 0,00 0,00 0,00 ▪ Jumlah jiwa yang ditangani jiwa 134 306 313 319 326 ▪ Jumlah rumah tangga yg ditangani

  KK

  31

  69

  71

  72

  74 Sasaran Jumlah Penurunan Luas Kumuh ha 32,91 24,68 16,46 8,23 0,00 Tercapai - -

  VII -23| P a g e

  PDF Compressor Free Version Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

Tabel 7.12. Kebutuhan Penanganan Kawasan Kumuh Kabupaten Pakpak Bharat

  

Kondisi

Rencana Tahun

  Eksisting Tahun Proyeksi Sasaran Dasar No Kebutuhan Penanganan Kawasan Kumuh Satuan

  

(Perkiraan)

Program Thn 2019

  2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

  A. Kebutuhan Pengembangan Sarpras Permukiman