BAB III ARAHAN STRATEGI NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN ACEH BESAR 3.1. RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2- JM - DOCRPIJM 5437123c6b BAB IIIBAB 3

BAB III ARAHAN STRATEGI NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN ACEH BESAR

3.1. RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2- JM

  Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari

penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan

buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

3.1.1. RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL (RTRWN)

  Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:

  a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional, b.

  Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional, c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatanruang di wilayah nasional, d.

  Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor, e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, f.

  Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan g. yang harus

  Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Arahan diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut: A.

   Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKSN)

  Kriteria:

  • kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama

  kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,

  • Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau
  • Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai

  simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

  B. Penetapan pusat kegiatan wilayah (pkw)

  Kriteria:

  • Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung
  • • Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan

  industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau

  • Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

  C. Penetapan pusat kegiatan strategis nasional (pksn)

  Kriteria:

  • • Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan

  negara tetangga,

  • • Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang

  menghubungkan dengan negara tetangga,

  • Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/
  • • Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat

    mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

  D. Penetapan kawasan strategis nasional (ksn)

  Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan: 1. Pertahanan dan keamanan.

  a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional,

  b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau- pulau kecil terluar yang berbatasanlangsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas. Pertumbuhan ekonomi,

  c) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh, d) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional,

  e) memiliki potensi ekspor, f) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, g) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi, h) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional, i) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau j) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal. k) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional, l) merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa, m) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan, n) merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional, o) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, p) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional. q) Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi r) diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu s) pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir t) memiliki sumber daya alam strategis nasional u) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa v) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan, memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian Negara, memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup rawan bencana berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

  Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

  • merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati, alam nasional sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan
  • Sosial dan budaya 3.1.2.

RTRW KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

  Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut: a.

  Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur; b.

  Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;

  c. Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar; d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan

3.1.3. RENCANA TATA RUANG (RTR) PULAU

  d) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

  c) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

  b) Arahan pengembangan pola ruang:

  Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:

  Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah: a)

  c) Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera;

  b) Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan;

  a) Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi;

  Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll. Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:

  c.

  Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

  b.

  Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

  Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah: a.

  f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun.

  Infrastruktur Selat Sunda;

  Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo; e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan

d) Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali.

3.1.4. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI

  e) Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase

  f) Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

3.1.5. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN

  Lhokseumawe Sabang, Banda Aceh,Takengon, Meulaboh

  1 Nanggroe Aceh Darussalam

  4

  3

  2

  1

  Tabel 3.1

Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN di Provinsi Aceh

  3. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.

  2. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan sesuai Qanun 4 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh Besar;

  b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

  a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

  Arahan pengembangan pola ruang:

  b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: 1.

  Sosial budaya 5. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi

  3. Lingkungan hidup 4.

  Ekonomi

  1. Pertahanan keamanan 2.

  Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut kepentingan:

  Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalam RTRW Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: a.

4. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

NO PROVINSI PKN PKW

  NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL SUDUT KEPENTINGAN KOTA / KABUPATEN *) PROVINSI STATUS HUKUM (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  1 Kawasan Industri Lhokseumawe Ekonomi Kota Lhokseumawe

  Nanggroe Aceh Darussalam

  2 Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang

  Ekonomi Kota Sabang Nanggroe Aceh Darussalam

  3 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Banda Aceh Darussalam Ekonomi Kota Banda

  Aceh Nanggroe Aceh Darussalam

  4 Kawasan Ekosistem Leuser Lingkungan Hidup

  

13 Kabupaten

(Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Subulussalam, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang) Nanggroe

  Aceh Darussalam

  5 Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 2 pulau kecil terluar (Pulau Rondo dan Berhala) dengan negara India / Thailand / Malaysia Pertahanan dan Keamanan

  Kota Sabang Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara

Tabel 3.2 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN NO PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL STATUS PROVINSI (1) (2) (3) (4)

  1 Kota Sabang I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I)

  Nanggroe Aceh Darussalam

  Tabel 3.3

Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008

tentang RTRWN

  Ket: *) Penentuan kabupaten/kota yang menjadi wilayah delineasi KSN

  masih dapat berubah sebelum Perpres RTRW KSN ditetapkan

3.2. ARAHAN STRATEGIS NASIONAL

  3.2.1. Kawasan Strategis Nasional (KSN)

  Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN.

  b.

  Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa:

  1. Ekonomi 2.

  Lingkungan Hidup

  3. Sosial Budaya 4.

  Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi 5. Pertahanan dan Keamanan

  c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:

  1. Arahan pengembangan pola ruang:

  • Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
  • Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

  2. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase 3. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

  3.2.2. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

  Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nasional atau PKSN adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara. Penetapan PKSN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada

  pasal 15, yaitu sebagai berikut: a. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga; b.

  Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga; c.

  Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya; d.

  Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya. Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

  3.2.3. Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

  Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Nasional atau PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.

  Penetapan PKN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 14, yaitu sebagai berikut: a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional; b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi; c. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi. PKN suatu wilayah dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, atau kawasan perkotaan kecil. Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan Nasional (PKN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

  

3.2.4. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

  Berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Masterplan

  

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan arahan

  strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 dan melengkapi dokumen perencanaan.

  Pengembangan MP3EI difokuskan pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI) yang diidentifikasikan sebagai satu atau lebih kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK. Pendekatan KPI dilakukan untuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi atas kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan faktor konektivitas dan SDM IPTEK yang sama. KPI dapat menjadi KPI prioritas dengan kriteria sebagai berikut:

  a. Total nilai investasi pada setiap KPI yang bernilai signifikan;

  b. Keterwakilan Kegiatan Ekonomi Utama yang berlokasi pada setiap KPI;

  c. Dukungan Pemerintah dan Pemerintah Daerah terhadap sentra- sentra produksi di masing-masing KPI; d. Kesesuaian terhadap beberapa kepentingan strategis (dampak sosial, dampak ekonomi, dan politik) dan arahan Pemerintah (Presiden RI).

  Adapun KPI berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 dipaparkan pada Tabel 3.4.

  

Tabel 3.4.

Penetapan Lokasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Berdasarkan Arahan Perpres Nomor 32 Tahun 2011 NO KORIDOR KPI (1) (2) (3)

  Sei Mangkei, Tapanuli Selatan, Dairi

  1 Koridor Ekonomi (KE) Sumatera Dumai Tj Api-Api

  • – Tj Carat Muaraenim – Pendopo Palembang Prabumulih Bangka Barat, Babel, Batam Bandar Lampung Lampung Timur Besi Baja Cilegon Banten

  2 Koridor Ekonomi (KE) Jawa

DKI Jakarta Karawang

Bekasi Purwakarta Cilacap Surabaya Gresik Lamongan Pasuruan

  3 Koridor Ekonomi (KE) Bali Nusa Tenggara Barat, Aegela Nusa Penida

  • – Badung, Buleleng, Lombok Tengah, Kupang Sumbawa

  

Kutai Kertanegara

  4 Koridor Ekonomi (KE) Kalimantan Kutai Timur Rapak dan Ganal

Kotabaru Ketapang

Kotawaringin Barat

Kapuas Pontianak Bontang

Tanah Bumbu Sanggau

Penajam Paser Utara

  5 Koridor Ekonomi (KE) Makassar Palopo (Luwu) Mamuju- Sulawesi

Mamasa Parepare

Kendari Kolaka Konawe Utara Morowali Parigi Moutang Banggai Bitung

  6 Koridor Ekonomi (KE) Merauke (Mifee) Timika Papua Halmahera

  • – Kep. Maluku Teluk Bintuni Morotai Ambon Manokwari

  3-10

3.2.5. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

  Sesuai dengan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK terdiri atas satu atau beberapa zona, antara lain pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, energi, dan ekonomi lainnya. Pembentukan KEK tersebut dapat melalui usulan dari Badan Usaha yang didirikan di Indonesia, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah provinsi, yang ditujukan kepada Dewan Nasional. Selain itu, Pemerintah Pusat juga dapat menetapkan suatu wilayah sebagai KEK yang dilakukan berdasarkan usulan kementerian/lembaga pemerintah non kementerian. Sedangkan lokasi KEK yang diusulkan dapat merupakan area baru maupun perluasan dari KEK yang sudah ada.

  Usulan lokasi KEK harus memenuhi beberapa kriteria antara lain : a.

  Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung; b.

  Adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan; c.

  Terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan; d. Mempunyai batas yang jelas. Adapun KEK berdasarkan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus untuk Provinsi Aceh tidak ada.

  3-11