Optimalisasi Bimbingan Pranikah Dalam Membangun Kesiapan Menikah Perspektif Pendidikan Islam (Studi di Lembaga Bimbingan dan Pelatihan (LKP) RADHWA Kabupaten Semarang Tahun 2017) - Test Repository

  

OPTIMALISASI BIMBINGAN PRANIKAH

DALAM MEMBANGUN KESIAPAN MENIKAH

PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

(Studi di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP)

RADHWA Kabupaten Semarang Tahun 2017)

  

Oleh:

AFIF KURNIA ROHMAN

NIM. 12010150034

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan

  

PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT

AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

  

OPTIMALISASI BIMBINGAN PRANIKAH

DALAM MEMBANGUN KESIAPAN MENIKAH

PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

(Studi di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP)

RADHWA Kabupaten Semarang Tahun 2017)

  

Oleh

AFIF KURNIA ROHMAN

NIM. 12010150034

Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana

  

Institut Agama Islam Negeri Salatiga sebagai

pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan

Salatiga, 10 Juni 2017

  

Dr. Muna Erawati, M.Si

PEMBIMBING

PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA

  

ISLAM NEGERI SALATIGA PROGRAM STUDI:

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

  Nama : Afif Kurnia Rohman NIM : 12101050034 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Konsentrasi : Pendidikan Tanggal Ujian : 21 Agustus 2017 Judul Tesis : Optimalisasi Bimbingan Pranikah Dalam Membangun

  Kesiapan Menikah Perspektif Pendidikan Islam (Studi di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) RADHWA Kabupaten Semarang Tahun 2017)

  Panitia Munaqosah Tesis

  1. Ketua Penguji : Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag ________________________

  2. Sekretaris : Hammam, Ph.D ________________________

  3. Penguji I : Dr. Sa ’adi, M.Ag. ________________________

  4. Penguji II : Noor Malihah, Ph.D ________________________

PERNYATAAN KEASLIAN

  “Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijazah pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.

  ” Salatiga, 10 Juni 2017

  Yang membuat pernyataan, Afif Kurnia Rohman

  

ABSTRAK

  “Optimalisasi Bimbingan Pranikah Dalam Membangun Kesiapan Menikah Perspektif Pendidikan Islam (Studi di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) RADHWA Kabupaten Semarang Tahun 2017)

  ”. Tesis Program Studi Pendidikan Agama Islam, Program Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, pembimbing Dr. Muna Erawati, M.Si.

  Penelitian ini bertujuan untuk menemukan alasan diperlukannya bimbingan pranikah perspektif pendidikan Islam, proses pelaksanaannya, kendala yang dihadapi serta solusi untuk mengatasi kendala tersebut. Metode kualitatif- deskriptif dengan melakukan wawancara, observasi partisipan, serta dokumentasi. Data yang disajikan dalam bentuk verbal bukan dalam bentuk angka.

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa alasan perlunya bimbingan pranikah karena sangat bermanfaat dan menguntungkan, yaitu mempersiapkan pengetahuan yang benar dalam membangun keluarga bahagia, memperbaiki pola pikir dan pemahaman syariat menikah, membimbing agar tidak terjerumus dalam dosa zina dan maksiat, menambah keyakinan bahwa Allah akan memudahkan dan menolong pemuda yang berniat menikah untuk menjaga kesucian dirinya, serta membuat pemuda memutuskan untuk segera menikah. Proses pelaksanaan bimbingan pranikah sudah memuat beberapa unsur pendidikan, yaitu dibimbing oleh pendidik yang kompeten dan inspiratif, peserta didik mempunyai kesungguhan belajar yang tinggi, materi bimbingannya unik dan praktis sesuai syariat Islam, serta metode pembelajarannya asyik dan menyenangkan sehingga membuat peserta sangat antusias mengikuti bimbingan sampai selesai. Kendala ketika proses bimbingan adalah pendidik dan peserta didik harus kurang disiplin memanfaatkan waktu yang tersedia, materi tidak tersampaikan secara lebih spesifik dan komprehensif karena keterbatasan waktu, dan metode ceramah yang terlalu lama membuat sebagian peserta agak jenuh sehingga diperlukan variasi metode lain agar peserta tetap senang mengikuti bimbingan. Kendala setelah proses bimbingan adalah peserta didik kesulitan mengaplikasikan materi-materi praktis karena ketakutan dan

  

keraguan yang tiba-tiba muncul kembali, sehingga membutuhkan konsultasi dan coaching

untuk terus memantau serta mengarahkan peserta didik mencapai tujuannya.

  

ABSTRACT

  “Optimization of Premarital Guidance in Developing the Marriage Readiness: Islamic Education Perspective (A Study at Course and Training Institution (LKP) of RADHWA Semarang Regency in 2017)

  ”. A Thesis of Islamic Education Department, Graduate Program, State Islamic Institution of Salatiga, supervisor: Dr. MunaErawati, M. Si.

  This study aims to determine the reasons for premarital guidance of Islamic education perspective, its implementation process, the constraints faced and solutions to overcome these constraints. The qualitative-descriptive method was applied by conducting interview, participant observation, and documentation. The data were presented in verbal form; they did not in the numerical form.

  Based on the research results and discussion, it can be concluded that the reason for the need for premarital counseling because it is very useful and profitable, namely preparing the correct knowledge in establishing a happy family, improving the mindset and understanding of marriage, guiding in order to not to conduct an adultery and immoral sin, increasing the belief that God will facilitate and help young men who intend to marry to maintain the purity of themselves, and encouraging young mento decide to get married soon.The process of implementing pre-marital guidance already contained some educational elements, which were guided by the competent and inspirational educator, the participants had a high learning seriousness, unique and practical guidance material based on the Islamic laws, as well as fun and delight learning method that made participants very enthusiastic to follow the guidance until it was finished. Constraints when the process of guidance included educators and learners should be less disciplined to use the available time, the material were not delivered more specifically and comprehensively because of time limits, and the lecturing method was too long that made some participants somewhat felt bored so that variations of other methods were required to keep participants to be happy to follow guidance. Constraints after the guidance process included that students have difficulty to apply practical materials because of fears and doubts that suddenly reappear, therefore, it was required consultation and coaching to keep monitoring and directing participants to achieve their goals.

  

PRAKATA

  Penulis bersyukur kepada Allah Swt. yang telah memberi rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis sebagai salah satu pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan. Sholawat serta salam semoga tercurahkan atas teladan umat akhir zaman, Rasulullah Muhammmad Saw. Penulis menyadari dalam proses penulisan tesis ini tidak lepas dari berbagai hambatan, namun karena bimbingan dan bantuan berbagai pihak, serta ridha dari Allah Swt, penulisan tesis ini bisa selesai dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

  1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Dr. Zakiyuddin, M. Ag. Selaku Direktur Program Pascasarjana IAIN Salatiga.

  3. Dr. Muna Erawati, M. Si. yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan tesis ini.

  4. Guru Besar dan Dosen beserta Staf Pascasarjana IAIN Salatiga.

  5. Purwanto dan Azizah Muslikhatun selaku pemilik LKP RADHWA.

  6. Walyono, S.Pd.I (Trainer) selaku mentor yang selalu membantu saya dalam menambah ilmu dan amal sholih dalam hidup ini.

  7. Ayah, Ibu, Mertua, Istriku tercinta , dan keluarga besar atas doa restu dan motivasinya.

  8. Rekan-rekan yang telah bersedia menjadi teman diskusi dan membantu Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam tesis ini, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun dari peneliti selanjutnya untuk kesempurnaan tesis ini.

  Ambarawa, 10 Juni 2017 Afif Kurnia Rohman

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................... iii

ABSTRAK

  ……………………. ......................................................................... iv PR AKATA ………………………………….. .................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4 C. Signifikansi Penelitian ............................................................................. 4 D. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 5 E. Metode Penelitian ..................................................................................... 11 F. Sistematika Penulisan .............................................................................. 12 BAB II ALASAN PERLUNYA BIMBINGAN PRANIKAH A. Tujua

  n …………………………………………………………………… 13

  B. Ke unikan ………………………………………………………............... 16 C. Keuntungan dan Kerugian

  ……………………………………………… 17

  BAB III PROSES PELAKSANAAN BIMBINGAN PRANIKAH A. Pendidik dan Peserta Did

  ik……………………………………………… 20

  B. Waktu, Tempat dan Sarana Prasara na ....………………………………… 23 C. Kurikul um……….. ………………………………………………………. 24 D. Metode

  …………………………………………………………………… 28

  

BAB IV KENDALA DAN SOLUSI DALAM PELAKSANAAN

BIMBINGAN PRANIKAH

  B. Kendala dan Solusi Setelah Bimbingan ……………………………….. 34

  C. Perubahan Yang Didapatkan …………………………………………… 37

  BAB V PENUTUP A. Simpulan .................................................................................................. 39 B. Saran ......................................................................................................... 40 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah kebutuhan individual dan sosial. Kita dapat memastikan

  bahwa kebanyakan manusia, pada waktunya akan menjadi suami/ isteri dan membentuk keluarga. Jika pernikahan dibangun di atas pondasi yang kuat,

  1

  maka akan menuai sukses atau juga sebaliknya. Oleh karena itu, pasangan muda disarankan untuk berkonsultasi kepada pasangan dewasa yang lebih mengetahui dan berpengalaman agar tidak menimbulkan kekecewaan dikemudian hari, sebagaimana kutipan berikut:

  Younger people were more dissatisfied in their marriages than older people. It was there recommended to the young foes to consult counsellors and other people who are well versed in marriages as to

  2 what marriage is about and how to achieve satisfactory marriages.

  Pasangan muda yang telah menikah kebanyakan kecewa dengan pernikahan mereka dibanding dengan pasangan yang lebih dewasa. Sangat disarankan bagi pasangan muda untuk berkonsultasi pada penasehat atau orang-orang yang paham mengenai apa itu pernikahan dan bagaimana cara meraih kebahagiaan dalam pernikahan. Adanya bimbingan pranikah untuk 1 memberi bekal pengetahuan, pemahaman dan keterampilan kehidupan rumah

  M. Shodiq Mustika, Doa dan Zikir Cinta: Mengatasi Problema Cinta dari Pranikah hingga Rumah Tangga, Tangerang: QultumMedia, 2009, 34. 2 Dabone and Kyeremeh Tawiah, “Effects of Age on Marital Satisfaction of Married People

  2

  tangga dengan tujuan mewujudkan keluarga bahagia, serta mengurangi angka perselisihan dan perceraian.

  Kepenghuluan Direktorat Urais dan Binsyar Kementerian Agama menyatakan bahwa di Indonesia angka perceraian rata-rata secara nasional mencapai 16-20% di tahun 2009-2016. Tahun 2012 menempati puncak tertinggi angka perceraian sebanyak 372.557 yang berarti ada 40 perceraian per jam. Pada tahun 2013, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan bahwa angka perceraian menduduki peringkat tertinggi di Asia Pasifik. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menjelaskan perlunya pembekalan pranikah yang lebih terstandardisasi untuk mengurangi perceraian yang terjadi karena beberapa alasan, diantaranya: hubungan tidak harmonis, tidak ada tanggung jawab kepada anak, kehadiran

  

3

pihak ketiga, dan persoalan ekonomi.

  Counseling and therapy approaches of premarital education have the greatest result of positive change within the relationships of couples that participate. The couples who willingly participate in premarital counseling are more united, defeating divorce odds, and experiencing

  4 marital satisfaction.

  Pendekatan konseling dan terapi dalam pendidikan pranikah memiliki hasil yang terbesar pada perubahan positif dalam hubungan pasangan yang mengikutinya. Pasangan yang secara rela mengikuti konseling pranikah maka

  esia Darurat Perceraian, https://

perceraian-tren-perceraian-meningkat-1.html, diakses

pada tanggal 2 Januari 2017, jam 09.24 WIB. 4 Kruenegel-Farr, D., McEnturff, A., Acker, J., Jacobson, A., Kildare, C., & Hawkins, A. J,

  3

  lebih menyatu, mengalah untuk menghindari perceraian, dan merasakan kepuasan dalam pernikahan.

  Keluarga terbentuk melalui proses pernikahan yang sah. Faktanya, tidak sedikit orang yang sudah mempunyai calon suami/ istri, usianya cukup, sudah berpenghasilan, namun juga belum mempunyai keberanian untuk segera menikah dengan alasan belum siap. Diperlukan bimbingan pranikah sebagai

  5 tindakan preventif agar tidak terjadi perselisihan dalam rumah tangga.

  Premarital education programs show initial promise in improving couple communication and preventing deterioration in relationship well-being: however, focusing solely on relationship processes and distress as outcomes in prevention programs overlooks the possibility that these

  6 interventions to seek counseling later in their relationship.

  Kutipan tersebut menyatakan bahwa program pendidikan pranikah menunjukkan janji awalnya meningkatkan komunikasi pasangan dan mencegah hubungan menjadi memburuk. Bimbingan pranikah menjadi penting karena bisa menjadi solusi bagi masyarakat untuk mengatasi ataupun mengurangi terjadinya krisis pernikahan yang berakhir pada perceraian. Bimbingan pranikah yang diselenggarakan oleh LKP RADHWA hadir bukan hanya untuk memberikan tindakan preventif tersebut, melainkan juga untuk memotivasi, memberikan bekal ilmu pendidikan Islam tentang pernikahan, serta membangun kesiapan pesertanya agar mempunyai keberanian untuk 5 segera mengambil keputusan melaksanakan pernikahan.

  Ahmad Zaini, “Membentuk Keluarga Sakinah Melalui Bimbingan dan Konseling Pernikahan”, Konseling Religi, Volume 6, Nomor 1 (Juni 2015), 89-106. 6 Hannah C. Williamson, et all, “Does Premarital Education Decrease or Increase Couples‟

  4 B. Rumusan Masalah

  Penelitian ini difokuskan untuk menemukan kaitan unsur-unsur pendidikan Islam dalam bimbingan pranikah yang diadakan oleh LKP RADHWA meliputi tujuan, pendidik, kurikulum, dan metode yang digunakan. Oleh karena itu, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

  1. Mengapa perlu dilaksanakan bimbingan pranikah perspektif pendidikan Islam?

  2. Sejauh mana proses pelaksanaan bimbingan pranikah perspektif pendidikan Islam?

  3. Apa kendala yang dihadapi lembaga dalam pelaksanaan bimbingan dan solusi dalam menghadapi kendala tersebut?

  C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

  a. Untuk menemukan alasan perlunya dilaksanakan bimbingan pranikah perspektif pendidikan Islam.

  b. Untuk menemukan sejauh mana proses pelaksanaan bimbingan pranikah perspektif pendidikan Islam.

  c. Untuk menemukan kendala yang dihadapi lembaga dalam pelaksanaan bimbingan dan solusi dalam menghadapi kendala tersebut.

  5

2. Manfaat Penelitian

  a. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan prosedur dan proses pelaksanaan bimbingan pranikah pada umumnya dan pelaksanaan bimbingan pranikah perspektif pendidikan Islam di LKP RADHWA pada khususnya.

  b. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki prosedur dan cara-cara bimbingan pranikah di LKP RADHWA dan memberikan pengetahuan baru dan keterampilan praktis kepada pembaca mengenai bimbingan pranikah.

D. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

  Penulis melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian yang relevan untuk dijadikan pembanding, antara lain: Zaenal menyimpulkan bahwa kesehatan jasmani dan rohani sangat penting dalam menciptakan keharmonisan keluarga. Kesehatan fisik dan non-fisik

  7

  selayaknya diperhatikan oleh keluarga muslim. Dalam penelitian ini, penulis akan mengungkap lebih dalam mengenai persiapan mental berlandaskan pendidikan Islam yang belum dibahas oleh Zainal. Selanjutnya, Ahmad menjelaskan bahwa bimbingan pranikah perspektif Islam dapat dilakukan dengan metode hikmah dan nasehat yang baik.

  6

  Remaja usia nikah hendaknya dibekali keilmuan yang sesuai dengan

  8

  kandungan nilai-nilai Islam dalam Al- Qur‟an dan Hadis. Penelitian tersebut menggunakan metode wawancara dan dokumentasi, sedangkan penelitian ini menambahkan metode observasi partisipan dimana penulis terlibat langsung.

  Selain hal di atas, Enung menginformasikan bahwa implementasi agama berpengaruh positif dalam menciptakan keluarga sakinah. Ia juga menuturkan bahwa implementasi agama mampu menghadirkan rasa kasih sayang, rasa saling suka dan kagum terhadap pasangan, saling berbaik

  9

  sangka, serta mampu memecahkan masalah dengan bijaksana. Penelitian tersebut lebih dominan membahas di kajian fiqhnya, sedangkan penelitian ini lebih dominan membahas pendidikan keimanan guna menyiapkan mental spiritual.

  Tidak kalah menarik, Nur Zahidah mengatakan bahwa elemen kebahagiaan dalam Islam sebenarnya adalah penyatuan di antara iman dan amal serta cabang-cabang lain seperti akidah, ilmu, niat, akhlak, sosial, amanah dan keselamatan fisikal yang akhirnya mencetuskan situasi yang

  10

  dinamakan sakinah. Perbedaannya, penelitian ini akan mengungkap tentang kesiapan mengelola rezeki dengan benar, sehingga diharapkan penyatuan iman, amal, dan harta menjadikan seseorang lebih bahagia di 8 dunia dan akhirat. Tidak hanya itu, „Aisyah menyatakan bahwa persiapan 9 Ahmad Zaini, “Membentuk Keluarga Sakinah”…, 89-105.

  Enung Asmaya, “Implementasi Agama Mewujudkan Keluarga Sakinah”, Komunika, Volume 6, Nomor 1 (Januari-Juni 2012), 64-72. 10

  7

  mental psikologis sangat diperlukan untuk memahami karakter, tradisi, budaya pasangannya, menghargai potensi dan kelebihan pasangannya

  11

  serta memahami kekurangan dan kelemahan pasangannya. Hal itu sejalan dengan penelitian ini, namun penulis menambahkan bahwa persiapan mental ini lebih baik apabila berlandaskan pendidikan Islam.

  Berdasarkan laporan penelitian dan jurnal terdahulu yang telah penulis cantumkan di atas, maka penelitian ini karakteristik kontennya berbeda dari penelitian sebelumnya. Penulis akan mengkaji kaitan beberapa unsur pendidikan dalam pelaksanaan bimbingan pranikah, yaitu tujuan, pendidik, kurikulum, dan metode yang digunakan oleh LKP RADHWA.

  2. Kerangka Teori

  Pernikahan yang awet dan lengket bisa tercipta manakala sudah terbangun kesiapan-kesiapan yang dibutuhkan dalam berkeluarga, diantaranya: niat dan komitmen yang kuat untuk mempertahankan pernikahan selama-lamanya, tujuan hidup yang benar dan selaras yakni kebahagiaan dan ketentraman rumah tangga yang dilandasi cinta kasih, serta pemahaman agama yang benar agar

  12

  selalu mendapat pemeliharaan d an perlindungan-Nya. Ketiga hal tersebut akan mempunyai daya konstruktif yang kuat dalam

  11 Siti „Aisyah, “Pendidikan Pranikah Bagi Calon Pengantin Menuju Keluarga Sakinah”, Jurnal Ulumuddin, Volume 4, Nomor 2 (Desember 2014), 45-56.

  8

  membentuk keluarga bahagia yang dalam Islam disebut keluarga sakinah ketika dilandasi dengan ilmu pendidikan Islam.

  Benefit of happy marriages: Emotional Health (In a good marriage, spouses experience greater accountability and positive supports such as a shared emotional life, companionship, and practical assistance, thus decreasing their experience of loneliness and social isolation anxiety and depression, and involvement in antisocial behaviors) and Physical Health (In general, research shows that people who are happily married, live longer, healthier lives than either divorced people or those who are unhappily married).

  13 Manfaat pernikahan bahagia: kesehatan emosional (dalam

  pernikahan yang baik, pengalaman suami/ istri lebih dapat dipertanggungjawabkan dan mendukung secara positif seperti kehidupan emosional bersama, persahabatan, dan bantuan praktis, jadi mampu mengurangi perasaan mereka mengenai kesepian dan kegelisahan isolasi sosial dan depresi, dan keterlibatan kebiasaan anti sosial). Kesehatan psikologi (pada umumnya, penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang bahagia dalam pernikahannya, hidup lebih lama, hidup yang lebih sehat daripada orang yang bercerai atau yang tidak bahagia dalam pernikahannya.

  Hakekat pendidikan Islam memandang bahwa manusia mempunyai nilai positif tentang kecerdasan, daya kreatif, dan keluhuran budi. Peran pendidikan Islam adalah bagaimana menjadikan nilai positif ini tumbuh subur dan menguat.

  14 Salah satu 13 Bertina Cannizzaro, “Love & Marriage- A Proactive Approach to Pre-Marital Education & Marriage Preparation

  9

  nilai positif itu adalah menyiapkan pernikahan melalui bimbingan pranikah. Hal ini sejalan dengan tujuan dan kurikulum bimbingan pranikah ini dalam meningkatkan pengetahuan dan ket erampilan praktis, serta mengembangkan akhlak dan budi pekerti luhur mereka yang terlibat dalam pelaksanaannya. Bimbingan pranikah adalah proses transformasi perilaku dan sikap di dalam kelompok atau unit sosial terkecil dalam masyarakat terhadap calon mempelai. Persiapan ke arah perkawinan perlu dilakukan agar mereka yang akan memasukinya betul-betul siap, baik mental maupun material, terutama dalam

  15

  mewujudkan fungsi-fungsi keluarga, seperti kutipan dibawah ini:

  Premarital education programs are best defined as a knowledge and skills-based training procedure which aims at providing couples with information on ways to improve their relationship once they are married. Premarital education programs are generally effective in producing immediate and short-term gains in interpersonal skills

  16 and overall relationship quality.

  Program pendidikan pranikah adalah program terbaik sebagai prosedur pelatihan skill dan pengetahuan dasar yang mana bertujuan untuk menyediakan informasi kepada pasangan untuk mempererat hubungan mereka ketika menikah. Program pendidikan pranikah secara umum efektif dalam meraih pencapaian dalam keahlian dalam hubungan interpersonal dan hubungan secara keseluruhan secara cepat dan dalam 15 waktu singkat.

  Mahmudin, “Implementasi Pembekalan Pranikah Dalam membentuk Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah”, Millah, Volume XV, Nomor 2 (Februari 2016), 299-318.

  10 Premarital counseling and/or education is a therapeutic couple intervention that occurs with couples who plans to marry. Premarital education is "a skills training procedure which aims at providing couples with information on ways to improve their

  17 relationship once they are married".

  Konseling dan pendidikan pranikah adalah intervensi yang mengandung unsur-unsur pengobatan yang ditujukan untuk pasangan yang berencana menikah. Program pendidikan pranikah adalah prosedur pelatihan skill dan pengetahuan dasar yang mana bertujuan untuk menyediakan informasi kepada pasangan untuk mempererat hubungan mereka ketika menikah.

  Secara teoritis, pendidikan meliputi beberapa unsur sebagai berikut: subjek yang dibimbing (peserta didik), orang yang membimbing (pendidik), interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif), ke a rah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan), pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi/ kurikulum pendidikan), cara yang digunakan dalam bimbingan (metode pendidikan), serta tempat dimana peristiwa

  18

  bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan). Dari beberapa unsur pendidikan tersebut, penulis meneliti proses pelaksanaan bimbingan pranikah berdasarkan tujuan, pendidik, materi/ 17 kurikulum dan metode yang digunakan, tentunya untuk

  Murray, C. E., & Murray, T. L, “Solution-focused Premarital Counseling: Helping Couples Build a Vision for Their Marriage”, Journal of Marital and Family Therapy, 30/3 (2004), 349-358.

  11

  memaksimalkan peran lembaga bimbingan dalam membantu masyarakat umum. Keempat unsur pendidikan tersebut penting untuk dijadikan sudut pandang baru dalam menemukan, mengkritisi, dan mengkaji pelaksanaan bimbingan pranikah di LKP RADHWA agar semakin lebih baik lagi pelaksanaannya di kemudian hari.

E. Metode Penelitian

  Pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan kualitatif- deskriptif yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi lebih lengkap mengenai pelaksanaan bimbingan pranikah perspektif pendidikan Islam.

  Informan dalam penelitian ini adalah 105 orang. Peneliti memilih 10

  19

  informan dengan teknik purposive sampling , yaitu informan yang mempunyai waktu memadai untuk dimintai informasi, lokasinya berdekatan dengan peneliti untuk menghemat waktu penelitian, serta informan yang merepresentasikan keanekaragaman sehingga data yang didapatkan lebih lengkap.

  Pada penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah trainer, peserta, dan alumni bimbingan pranikah perspektif pendidikan Islam. Adapun sumber data sekundernya adalah masyarakat sekitar LKP RADHWA.

  Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara kepada trainer, peserta dan alumni untuk menemukan alasan perlunya dilaksanakan bimbingan pranikah, sejauh mana proses pelaksanaannya, serta

  12

  kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan bimbingan dan solusi untuk mengatasi kendala tersebut. Metode observasi partisipan untuk mengetahui proses bimbingan dan menemukan data secara lebih lengkap. Selain itu, metode dokumentasi untuk mendapatkan rekaman hasil wawancara untuk menelaah lebih detail informasi-informasi yang disampaikan oleh informan dan menelaah informasi yang bersumber pada modul dan kurikulum bimbingan pranikah itu sendiri.

  Untuk menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis data model Miles and Huberman. Aktivitas analisis data ini yaitu data reduction (memilih data penting, sekaligus membuat kategori), data display (menyajikan data ke dalam pola), dan conclusion drawing/verification

  

20

(menarik kesimpulan dan verifikasi).

F. Sistematika Penulisan

  Dalam pembahasan tesis ini terdiri dari lima bab, yaitu: BAB I merupakan Pendahuluan, yang terdiri dari Latar belakang, Rumusan Masalah, Signifikansi Penelitian, T injauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan, BAB II membahas Alasan Diadakan Bimbingan Pranikah , BAB III membahas tentang Proses Pelaksanaan Bimbingan Pranikah , BAB IV membahas tentang Kendala dan Solusi dalam Pelaksanaan Bimbingan Pranikah, dan BAB V merupakan Penutup yang terdiri dari Simpulan dan Saran.

  13

BAB II ALASAN PERLUNYA BIMBINGAN PRANIKAH A. Tujuan Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau

  kegiatan selesai. Maka pendidikan, karena merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari

  21 kepribadian seseorang berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya.

  Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral dalam proses pendidikan. Hal itu di sebabkan oleh fungsi-fungsi yang di pikulnya, yaitu untuk mengarahkan perbuatan mendidik, mengakhiri usaha pendidikan, membatasi lingkup suatu usaha pendidikan, serta memberi semangat dan mendorong untuk

  22 melaksanakan pendidikan.

  Adapun pendidikan Islam itu sendiri bertujuan untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara

  23

  menyeluruh , untuk membimbing jasmani dan rohani berdasarkan hukum- 21 hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran 22 Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, 29.

  Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al- Ma‟arif, 1980, 45- 46. 23 Umiarso & Zamroni, Pendidikan Pembebasan dalam Perspektif Barat dan Timur,

  14

24 Islam , untuk membentuk akhlak mulia, mempersiapkan kehidupan dunia

  dan akhirat, persiapan untuk mencari rezeki dan memelihara segi

  25

  kemanfaatannya , untuk mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan melaksanakan tugas membina potensi akal, jiwa, serta memiliki ilmu dan

  26 keterampilan untuk mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya.

  Selain itu, tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya orang yang berkepribadian muslim, manusia yang berakhlak mulia. mencetak manusia yang berbudi pekerti luhur supaya menjadi manusia yang sempurna guna

  27 menghambakan diri kepada Allah.

  Sejalan dengan tujuan pendidikan Islam di atas, bimbingan pranikah

  28

  yang diselenggarakan oleh LKP RADHWA juga mempunyai tujuan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman yang berkaitan dengan pernikahan sebagai kontribusi untuk memperbaiki keilmuan dan pola pikir masyarakat:

  “Bimbingan ini bertujuan agar semakin banyak anak muda mempunyai

  persiapan keilmuan untuk menikah, semakin disibukkan dengan aktivitas keagamaan, terbimbing dengan ilmu yang benar sehingga mempunyai keinginan menikah agar terhindar dari kemaksiatan dan dosa. Selain itu, bimbingan ini diadakan karena kami sangat khawatir dengan pergaulan anak muda yang salah, ini sebagai wujud ikhtiar

  29 24 kami untuk berkontribusi membaikkan pergaulan remaja masa kini.” Abd. Rahman, Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam: Rekonstruksi Pemikiran dalam Tinjauan Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: UII Yogyakarta Press, 2001, 34. 25 Sasmsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teorits dan Praktis, Jakarta: Ciputat Press, 2002, 37. 26 Ahmad Arifi, Politik Pendidikan Islam: Menelusuri Ideologi dan Aktualisasi Pendidikan Islam di Tengah Arus Globalisasi, Yogyakarta: Teras, 2010, 40-41. 27 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspekif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991, 46. 28 Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) ini berkantor pusat di Jl. Sukoharjo No. 59 RT 02

RW 06 Desa Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang, Jawa Tengah (Ijin Operasional Dinas

  Pendidikan dan Kebudayaan No. 421.9/2831.A/2016).

  15

  “Program ini sebagai ikhtiar kami dalam menjalani hidup yang

  berrmanfaat bagi banyak orang, membantu dan mempermudah kesulitan orang, dan menyediakan solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi banyak orang, tentunya kami mengusahakan dan

  30

  melayani semampu kami.” Selain itu, tujuan peserta mengikuti bimbingan pranikah juga untuk mempersiapkan ilmu sebelum mengamalkan dan mendakwahkan kepada orang lain, mempersiapkan agar pernikahan bervisi lintas generasi, memperbaiki pola pikir dan pemahaman syariat menikah, serta menjadi pedoman yang jelas terkait membangun keluarga dengan cara yang baik dan benar, seperti yang diungkapkan para peserta berikut ini:

  “Menikah bukan sesuatu yang main-main karena ibadah yang mulia,

  jadi tujuannya untuk mengilmui sebelum mengamalkan segala sesuatu tentang pernikahan, karena jika tidak diilmui akan melahirkan generasi yang juga tidak berilmu yang tentunya sangat membahayakan peradaban manusia, maka saya ingin mengetahui bagaimana cara

  31

  membangun keluarga yang baik.” “Saya ingin tolabul „ilmi tentang pranikah, sehingga nanti bisa

  mengajak masyarakat untuk memahami dan mengerti urgensi

  32 pentingnya ilmu pranikah.

  “Saya ingin memperbaiki pemahaman syariat yang masih salah terkait

  ilmu pernikahan dan memperbaiki pola pikir serta menghilangkan

  33

  keraguan yang membuat saya menunda menikah.” Dari pernyataan di atas, maka dapat diketahui bahwa tujuan bimbingan pranikah sejalan dengan tujuan pendidikan Islam, sehingga bimbingan ini terbukti bermanfaat untuk membentuk kepribadian yang baik serta mempersiapkan bekal ilmu demi tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat. 30 Meskipun LKP RADHWA merupakan lembaga pendidikan non-formal, 31 Wawancara dengan Purwanto (Pemilik LBP RADHWA), pada tanggal 29 Maret 2017. 32 Wawancara dengan Ienas Taisier Rasyada, pada tanggal 26 Maret 2017.

  Wawancara dengan Mardella Galih Pratama, pada tanggal 27 April 2017.

  16

  namun dengan adanya tujuan yang sesuai dengan pendidikan Islam maka pelaksanaan bimbingan pranikah ini sudah memenuhi salah satu unsur pendidikan.

B. Keunikan

  Islam adalah agama cinta yang menyebarkan ajaran „rahmatan lil alamin‟ yang mengandung nilai-nilai humanitas berdasarkan cinta, toleransi

  34

  dan perdamaian. Bimbingan pranikah ini mempunyai keunikan dibandingkan bimbingan lain yang sejenis, sehingga dakwah Islam tersebar dengan cara-cara yang penuh cinta dan damai.

  Keunikan bimbingan ini antara lain: Diadakan berupa seminar di Kampus dan berupa program kuliah pranikah sehingga kami bertekad mendalami keilmuan menikah untuk memotivasi dan menginspirasi peserta

  35

  untuk memutuskan segera menikah meskipun masih berusia muda, fokus memperdalam visi menikah sehingga mengakar kuat dalam mengokohkan pondasi rumah tangga di jalan dakwah dengan mencontoh keluarga nabi-nabi

36 Allah, bisa dilakukan dimana pun dengan majlis kecil atau halaqoh

  sehingga bimbingan lebih fleksibel, daya tarik lainnya karena berkonsep

  37

  pendidikan kecerdasan nabi (Prophetic Intelligence), membedah lebih dalam tentang materi mengelola rezeki dengan benar, sehingga hanya mau menikmati rezeki yang halal dan thoyib saja, karena memang rezeki ini 34 mempengaruhi akhlak anggota keluarga, juga menjadi alasan umum mengapa

  M. Arfan Mu‟ammar dkk, Studi Islam Perspektif Insider/Outsider, Jogjakarta: IRCiSoD, 2013, 468. 35 36 Wawancara dengan Walyono (Trainer), pada tanggal 13 April 2017.

  17

  masih banyak pemuda yang menunda menikah karena kekhawatiran dan pola

  38

  pikir tentang rezeki yang masih salah kaprah, pemateri sudah menguasai ilmu public speaking sehingga lebih inspiratif, mencerahkan, dan mempunyai

  39 daya bangkit yang kuat untuk memotivasi peserta agar segera menikah.

  Pernyataan informan tersebut menunjukkan bahwa bimbingan ini memuat tiga unsur pendidikan yaitu metode yang unik yaitu seminar dan training, materi pembelajarannya menarik yaitu berkonsep teladan keluarga nabi, dan pendidiknya mempunyai kompetensi sebagai pembicara yang inspiratif.

C. Keuntungan dan Kerugian

  Dalam program bimbingan pranikah ini, peserta sudah mempertimbangkan alasan keikutsertaan mereka dikarenakan ada keuntungan yang didapatkan setelah mengikuti bimbingan ini dan juga kerugian apabila tidak mengikuti bimbingan ini, diantaranya:

  Pertama, keuntungannya akan semakin terasah keilmuan tentang pranikah dan semakin tahu kebutuhan pemuda untuk menikah, semakin dalam pemahaman tentang perintah menikah bagi pemuda yang telah baligh/ mampu bereproduksi, pemuda akan mempunyai kesiapan keilmuan yang matang. Kerugiannya akan semakin banyak pemuda yang moral dan perilakunya tidak baik, pemuda sering salah jalan dan sering bermaksiat, dan

  40 38 pemahaman yang salah akan sering diikuti misalnya tentang pacaran.

  Wawancara dengan Azizah Muslikhatun, pada tanggal 29 Maret 2017.

  18

  Kedua, keuntungannya menambah wawasan tentang pranikah, ilmu

  

parenting , dan mampu mempersiapkan diri lebih awal dalam mendalami

  konsep menikah yang syar‟ i. Kerugiannya pemuda lebih banyak yang terjangkit penyakit untuk takut menikah, pasangan yang menikah berniat hanya sebagai pergantian status dan gengsi terhadap mereka yang sering menanyakan kapan menikah, sehingga dikhawatirkan menjadi orangtua yang tidak berilmu serta mendidik anaknya dengan nafsu, serta menjadi malpraktek pernikahan/ keluarga sehingga tradisi nikah cerai dan KDRT

  41 semakin marak terjadi.

  Ketiga, keuntungannya lebih berhati-hati agar tidak terjerumus dosa zina, menghadirkan keberkahan ilmu sehingga bisa mengelola keluarga yang baik yang berdasarkan konsep islam agar hidup bahagia dunia akhirat. Kerugiannya akan banyak kebingungan di masyarakat dalam mengelola cinta dan keluarga yang baik, banyak pemuda yang salah dalam mengelola dan menyalurkan rasa ketertarikannya kepada lawan jenis, banyak yang memulai keluarga dengan bekal ilmu yang kurang sehingga akan terjadi banyak

  42 masalah di keluarganya.

  Keempat, keuntungannya pola pikir tentang menikah berubah menjadi lebih positif sehingga mampu menghadapi segala kemungkinan dan takdir di masa depan dengan kesiapan ilmu yang benar dan kesiapan mental yang baik. Kerugiannya dikhawatirkan akan banyak pemuda menjalani kehidupan rumah tangga tanpa ilmu yang benar, bisa-bisa mandeg di tengah jalan/ cerai,

  19

  keluarga menjadi tidak harmonis dan timbul berbagai permasalahan yang

  43 terlihat sepele tetapi berdampak besar menggoyahkan pondasi berkeluarga.

  Dari pernyataan yang diungkapkan informan tersebut, penulis mengetahui bahwa bimbingan pranikah ini sangat penting untuk diselenggarakan, mengingat banyak keuntungan yang didapatkan para peserta dan juga untuk mencegah terjadinya berbagai kerugian seperti yang tercantum di atas. Hal itu bisa menjadi evaluasi dan masukan positif bagi LKP RADHWA untuk mencapai tujuannya, mengembangkan kurikulum, mengkader lebih banyak pendidik, dan memvariasikan metode bimbingan sehingga di kemudian hari akan menghadirkan keuntungan-keuntungan yang lebih banyak dan lebih bermanfaat bagi peserta yang telah mengikuti. Selain itu, kemanfaatan yang dialami para alumninya juga bisa menjadi media promosi dan testimoni untuk mengajak calon peserta lain menjadi berminat dan berkeinginan mengikuti bimbingan pranikah ini.

  20

BAB III PROSES PELAKSANAAN BIMBINGAN PRANIKAH A. Pendidik dan Peserta Didik

  44 Objek sekaligus subjek pendidikan adalah manusia itu sendiri. Pendidik