Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Agama Islam di MTs Sudirman Jambu Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository

  

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM

DI MTs SUDIRMAN JAMBU KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

  Skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

  

Disusun Oleh:

NUR SHOKHIF

111-12-160

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA

2017

  

MOTTO

  “Melakukan Yang Terbaik dan Bersungguh-Sungguh, Maka Kesungguhan Itu Untuk Kebaikannya Sendiri” (Nur Shokhif)

            

  Dan barangsiapa yang bersungguh, Maka Sesungguhnya kesungguhan itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

  (Q.S. Al-Ankabut/29:6)

  PERSEMBAHAN

  Aku persembahkan skripsi ini untuk: 1. Keluarga besar terutama pada Bapakku (Tamrin) dan Ibuku tercinta

  (Suminem) yang selalu memberi doa, nasihat, kasih sayang, bimbingan dan motivasi serta dukungan materi.

  2. Untuk adikku Mustaqim yang selalu memberikan do’a untukku.

  3. Ambarwati terimakasih atas motivasi dan dukungan sehingga sekripsi ini bisa terselsaikan.

  4. Keluarga besar serta teman-teman seperjuanganku di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yaitu : Didik, Najmi, Pujo, Siong, Dona, Dody, Ridwan, Uye, Nyos, Fajri, Aisyah, Alm. Arfan, Bang Sahal, Mbak Iin, bang Alwi, Bang Hasan, Bang Said dan Bang Godiy serta Keluarga besar HMI Cabang Salatiga yang lainnya yang selalu memberikan semangat berjuang dalam berorganisasi dan yang selalu memberikan pelajaran yang sangat berharga dan bermanfaat.

  5. Teman-teman kampus PAI E angkatan 2012 dan teman-teman yang lainnya di IAIN Salatiga yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam menselsaikan skripsi.

  KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan s kripsi dengan judul: “IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MTs SUDIRAMAN JAMBU KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

  ”, dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu tugas wajib yang harus dilaksanakan mahasiswa guna memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh tugas akhir skripsi.

  Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa ada bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materiel. Oleh karena itu penyusun ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  4. Bapak Mufiq, S.Ag, M.Phil selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang bermanfaat bagi penulis.

  5. Bapak Dr. Winarno, S.Si, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan arahan dan bimbingan bagi penulis selam berkuliyah.

  6. Bapak Drs. Miftah selaku Kepala Madrasah MTs Sudirman Jambu Kab.

  Semarang.

  7. Ibu Harsih Widayati, S.Pd.I selaku pembimbing lapangan di MTs Sudirman Jambu Kab. Semarang.

  8. Bapak, Ibu Guru dan tenaga kependidikan yang lainnya.

  9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu terselsainya dalam pembuatan skripsi.

  Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 10 September 2017 Penyusun NIM. 111-12-160

  

ABSTRAK

  Shokhif Nur, 2016 Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Agama Islam di MTs Sudirman Jambu Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).

  Jurusan Pendidikan Gama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing Mufiq, S.Ag, M.Phil

  Kata Kunci: Implementasi dan pendidikan karakter Latar belakang penelitian ini berdasrkan pada keadaan di Indonesia saat ini yang masih krisis moral dan sikap karena masih kurangnya akan pendidikan sikap dan sikap dalam membentuk dan membangaun karakter peserta didik. Disadari atau tidak pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada sisi kognitif yang hanya mencetak manusia cerdas dan terampil, maka tidak heran jika terjadi krisis sikap dan moral. Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya pendidikan karakter yang kuat dalam dunia pendidikan di Indonesia. Maka salah satu carannya dengan mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran agama Islam.

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs Sudirman Jambu ?, 2) Bagaimana problematika implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran Agama Isalam di MTs Sudirman Jambu ?, 3) Bagaimana hasil implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran Agama Islam di MTs Sudirman Jambu ?.

  Penelitian ini mengunakan metode Kualitatif. Yaitu penelitian yang berangkat ke tempat penelitian secara langsung untuk mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu keadaan ilmiah. Sesuai dengan tema yang peneliti bahas dan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan. Pengumpulan data mengunakan wawancara, dokumentasi dan observasi. Lokasi penelitian dilakukan di MTs Sudirman Jambu Kab. Semarang yang terletak di Jl. Sutoyo No.59, Bedono, Jambu, Kab. Semarang 50663 dan subjek penelitian adalah pendidik, tenaga kependidikan dan siswa.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran agama Islam di MTs Sudirama Jambu diterapkan dalam pembelajaran dengan pembiasaan dan pemberian contoh serta penanaman nilai- nilai karakter pada peserta didik melalui materi pembelajaran, metode dan evaluasi dalam pembelajaran. 2) Terdapat beberapan problemantika dalam implementasi pendidikan karakter, ada beberapa hambatan dan solusi yang ditawarkan. Hambatanya adalah kurang adanya intensitas dalam memberikan pengarahan dan pembiasaan yang masih ada kelemahan. Solusi yang ditawarkan adalah perlunya adanya kerjasama dengan orang tua wali murid dalam pengawasan dan pembiasaan yang intens. 3) Hasil dari Implementasi pendidikan karakter membangun dan membentuk sikap serta moral peserta didik. Sehingga peserta didik mempunyai sikap menghormati dan menghargai. Menumbuhkan tingkat keagamaan dan motivasi beribadah siswa. Sehingga memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan sepiritual peserta didik dapat berkembang dengan baik.

  DAFTAR ISI

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................................................1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................6 D. Landasan Teori ...........................................................................................7 E. Manfaat Penelitian ....................................................................................10 F. Metode Penelitian .....................................................................................11 G. Sistematika Pembahasan ...........................................................................14 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Umum Pendidikan Karakter ........................................................15 1. Pengertian Pendidikan Karater ...........................................................15 2. Landasan Pendidikan Karakter ...........................................................20 3. Tujuan Pendidikan Karater .................................................................24 B. Konsep Pendidikan Karakter Menurut Islam ............................................25 1. Pengrtian Pendidikan Islam .................................................................25 2. Dasar-Dasar Pendidikan Islam ............................................................26 3. Tujuan Pendidikan Islam .....................................................................29 4. Pendidikan Karater Dalam Islam ........................................................31 C. Implementasi Pendidikan Karakter ...........................................................35 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Dan Subjek Penelitian .....................................43 1. Sejarah MTs Sudirman Jambu ............................................................43 2. Letak Geografis ..................................................................................43 3. Visi Dan Misi ......................................................................................44 4. Struktur Organisasi ..............................................................................44 5. Keadaan Guru Dan Keadaan Siswa ....................................................47 6. Sarana Dan Prasarana ..........................................................................50

  7. Situasi Dan Kondisi MTs Sudirman Jambu ........................................51 8.

  Ekstra Kurikuler Dan Intrakurikuler ...................................................52 B. Temuan Penelitian .....................................................................................54 1.

  Implementasi Pembelajaran Agama Islam Dalam Pembentukan Karakter

  …………………………….……………………………….54 2. Problematika Impementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran

  Agama Islam .......................................................................................57 3. Hasil Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Agama

  Islam.....................................................................................................60

  BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Agama Islam...62 B. Problematika Implementasi Prndidikan Karater Dalam Pembelajaran Agama Islam………………………………………………………..……63 C. Hasl Implementasi Pendidikan Karater Dalam Pembelajaran Agama Islam...........................................................................................................67 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................................71 B. Saran .........................................................................................................72 DAFTAR PUSTAKA

  75 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Struktur Personal MTs Sudirman JambuTabel 3.2 Struktur Organisasi MTs Sudirman Jambu

  Tabel 3.3Data Guru MTs Sudirman Jambu

Tabel 3.4 Data Kualifikasi Pendidik Guru MTs Sudirman JambuTabel 3.5 Daftar Siswa Kelas VII MTs Sudirman JambuTabel 3.6 Daftar Siswa Kelas VIII MTs Sudirman JambuTabel 3.7 Sarana MTs Sudirman JambuTabel 3.8 Prasarana MTs Sudirman JambuTabel 3.9 Kegiatan Interakurikuler MTs Sudirman JambuTabel 3.10 Kegiatan Ekstrakurikuler MTs Sudirman Jambu

BAB I PENDAHULAUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan seseorang,

  terutama untuk anak-anak. Anaklah yang akan menjadi generasi penerus bagi keluarga, agama dan bangsa. Pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadian atau karakter sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat di masyarakat dan bangsa. Undang-undang RI No. 20 (2003:2) menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

  Pendidikan juga merupakan upaya menumbuhkan budi pekerti (karakter), pemikir (intellect) dan tubuh anak. Ketiganya tidak boleh dipisahkan, agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara baik terutama pada akhlaknya. Anak yang masih duduk di bangku Madrasah Tasnawiyah (MTs) perlu adanya penekanan pada pendidikan karakter, karena pendidikan karakter merupakan hal penting untuk menanamkan nilai-nilai prilaku (karakter). Pendidikan karater pada anak meliputi pendidikan karakter yang berhubungan dengan Tuhannya, dirinya, sesama manusia, maupun lingkungannya.

  Pendidikan karakter diangap memiliki otoritas untuk memperbaiki moral bangsa Indonesia melalui jalur pendidikan. Degradasi moral mengugah dunia pendidikan untuk merumuskan tentang konsep pendidikan karakter, berupa nilai-nilai karakter yang akan diajarkan kepada peserta didik. Konsep pendidikan karakter tersebut, bertujuan membentuk dan memperbaiki karakter peserta didik yang semakin merosot.

  Kemendiknas (2010) menyebutkan bahwa karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi sebagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagi landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap dan bertindak. Sementara pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya, sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.

  Samani (2013:45) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia yang seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengambangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

  Zuchdi (2009:10) mengemukakan pendapat bahwa pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena bukan sekedar mengajar mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang hal baik sehingga peserta didik menjadi paham mana yang baik dan mana yang salah, mampu merasakan nilai yang baik dan bisa melakukannya.

  Pendidikan karakter dalam perspektif Islam secara teoritik sebenarnya telah ada sejak Islam diturunkan di bumi, seiring dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki dan meyempurnakan akhlak (karakter) manusia. Ajaran sendiri mengandung sistematika ajaran yang hanya menekankan aspek keimanan, ibadah dan mu’amalah, tetapi juga akhlak. Pengamalan ajaran Islam secara utuh merupakan model karakter seorang muslim, bahkan diperumpamakan dengan model karater Nabi Muhammad SAW, yang memiliki sifat Shidiq,Tabliq, Amanah, dan Fatonah.

  Pendidikan Islam sendiri merupakan sebuah pembentukan kepribadian seorang muslim. Pendidikan Islam itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan. Di segi lain pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga praktek yang mana pendidikan mengajarkan iman dan amal. Di dalam Islam dan dalam pendidikan Islam kususnya, secara tidak langsung telah berupaya untuk mengajarkan dan menanamkan pendidikan karakter atau akhlak yang mulia yaitu membentuk kepribadian seorang muslim yang berdasarkan pada nilai- nilai Al-

  Qur’an dan As-Sunah. Telah disebutkan sebelumnya bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan pendidikan yang paling berhasil dan menjadi suri tauladan (QS. Al-Ahzab/33:21)

  

             

   

  Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Departemen Agama RI, Syamil Al- Qur’an Terjemah Perkata:2007)

  Pendidikan Islam dalam semua aspek kebaikan bersumber dari Allah SWT, yaitu Al-

  Qur’an dan As-Sunnah(Hadis Nabi), Al-Qur’an adalah sumber utama referensi dalam agama Islam untuk menentukan berbagai hukum. (QS. Al-Baqarah/2:2) disebutkan:

           

  Artinya: Kitab (Al Qur ’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (Departemen Agama RI, Syamil Al-

  Qur’an Terjemah Perkata:2007)

  Orang Islam menyebutkan orang baik dan berprilaku positif itu adalah mereka orang-orang yang bertaqwa yang tidak meragukan Al- Qur’an. Allah

  Swt juga menyebutkan bahwa Al- qur’an merupakan petunjuk bagi orang yang bertaqwa yang pada dasarnya adalah orang yang mempunyai karakter dan bertujuan untuk menjadi manusia yang seutuhnya.

  Penegasan pendidikan karakter yang sudah ada sejak zaman dulu adalah Nabi Muhammad SAW, yang merupakan teladan bagi umat manusia. Tidak ada satu orangpun di dunia yang berkarakter semulia Nabi Muhammad SAW. Karakter-karakter yang bisa dicontoh dari beliau adalah sifat yang Shidiq, Tabliq, Amanah, dan Fatonah. Sifat-sifat Nabi Muhammad SAW mendorong nilai-nilai karakter tertuang dalam pengembangan budaya dan karakter bangsa disusun Kemendiknas tahun 2010 yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan.

  Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) telah merumuskan nilai-nilai pendidikan karakter yang akan ditanamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya membangun karakter bangsa. Nilai-nilai ini berbeda dengan kementrian Agama. Kementrian Agama melalui Direktoral jendral pendidikan islam mencanangkan nilai karakter dengan merujuk pada Nabi Muhammad Saw sebagi tokoh yang agung yang berkarakter unggul. Nilai pendidikan karakter menurut Kemendikanas (2010) ada 18 (delapan belas) yaitu meliputi prilaku religius, jujur, toleran, disiplin, kerja kersa, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan atau nasionalisme, cinta tanah air, menghargai perstasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca,peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai karakter yang dicanangkan Kemendiknas dalam upaya membangun karakter bangsa melalui pendidikan di sekolah, agar dapat di implementasikan untuk menjadikan penerus bangsa yang berkarater baik, selalu mengetahui kebaikan mencintai kebaikan, dan melakukan kebaikan dalam kehidupan.

  Ditetapkan di MTs Sudirman Jambu sebagi tempat penelitian, adanya setrategi dan upaya-upaya di Madrasah Tsanawiyah ini dalam hal pembentukan karakter dalan pendidikan agama Islam terhadap peserta didiknya. Berangkat dari hal tersebut maka penulis mengajukan judul dalam penelitian ini adalah: ” Implementasi Pendidikan Karater Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Isalam Di MTs Sudirman Jambu.

B. Rumusan Masalah

  Sesuai dengan judul skripsi diatas, maka ada sejumlah permasalahan yang penulis ajukan untuk dicari jawabanya. Sejumlah masalah tersebut dapat dirumuskan: 1.

  Bagaimana implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran Agama Islam di MTs Sudirman Jambu ? 2. Bagaimana problematika implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran Agama Islam di MTs Sudirman Jambu ?

  3. Bagaimana hasil implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran Agama Islam di MTs Sudirman Jambu ? C.

   Tujuan Penelitian

  Sejalan dengan rumusam maslah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran Agama Islam di MTs Sudirman jambu.

  2. Untuk mengetahui problematika yang muncul dalam implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran Agama Islam di MTs Sudirman Jambu.

3. Untuk mengetahui hasil implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran Agama Islam di MTs Sudirman Jambu.

D. Landasan Teori 1.

  Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarater dalam dimensi hati,pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,pendidikan moral,pendidikan watak yang bertujuan mengambangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari- haridengan sepenuh hati (Samani, 2013:45).

  Pendidikan karakter juga bisa diartikan sebagai upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter baik berlandaskan kebijakan-kebijakan inti yang secara objektif baik bagi individu maupun masyarakat (Saptono, 2011:23).

  Pendidikan karakter sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif (Wibowo,2012:35).

  Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karater kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhanyang Maha Esa, diri sendiri, sesama lingkungan maupuna bangsa seningga menjadi insan kamil (Narwanti,2011:14).

  Jadi pendidikan karakter adalah penanaman nilai-nilai karakter yang dapat membentuk peribadi yang memiliki karakter baik, untuk dirinya,keruarga dan bangsa. Pendidikan karakter merupakan transfer pengetahuan dan nilai kenabian yang bertujuan untuk membangun akhalak, moral serta mendekatkan diri kepada Tuhan dan alam serta tercapainya intelektual emosional dan sepiritual peserta didik yang dapat berkembang secara utuh.

2. Pengertian Pembelajaran

  Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, kebiasaan dan tingkah laku ,belajar juga diartikan sebagai pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi (Bahri,2002:22).

  Pembelajaran adalah upaya untu membelajarkan anak didik. Dalam definisi ini terkadang makna bahwa dalam pembelajaran tersebut ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode atau setrategi yang optimal untuk mengapai hasil pembelajaran yang di inginkan dalam kondisi tertentu ( Muhaimin,2003:82).

  Pembelajaran yang bermuatan pendidikan karakter merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran baik berlangsung di dalam maupun di luar kelas yang berusaha menjadikan peserta didik tidak hanya menguasai kompetensi (materi) tetapi juga menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli dan menginternalisasikan nilai-nilai dan menjadikannya (Sulistyowati,2012:127).

  Menurut Ahmad Tafsir (2009:85) berpendapat bahwa pengintegrasian pendidikan agama (karakter) dalam pembelajaran dapat di lakukan dengan beberapa cara, diantaranya; a) pengintegrasian materi pelajaran, b) pengintegrasian proses, c) pengintegrasian dalam memilih bahan ajar, dan d) pengintegrasian dalam memilih media.

  Sementara itu menurut Endah Sulistyowati (2012:127) bahwa prinsip penerapan pendidikan karakter adalah siswa harus aktif, caranya seorang guru harus merencanakan kegiatan belajar yang menyebabkan siswa aktif merumuskan pertanyaan, mencari sumber informasi, mengumpulkan informasi, mengolah informasi yang sudah dimiliki, merekonstruksi data, fakta, atau nilai, menyajikan hasil rekonstruksi atau proses pengembangan nilai. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut maka penulis mencoba mendiskripsikan proses pembelajaran yang bermuatan pendidikan karakter yang harus dilakukan oleh seorang guru/pendidik.

  Jadi pengertian pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa secara sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami dan menghayati, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-

  Qur’an dan Hadist melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman untuk mencapai hasil yang diinginkan berdasarkan kondisi pembelajaran yang ada.

  E.

  Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

  1. Manfaat Secara Teoritis Penelitian ini diharpkan mampu memberikan tawaran dan sumbangan pemikiran bagi perkambangan pendidikan di Indonesia dalam mengembangkan kemampuan sumber daya yang siap untuk menghadapi tantangan zaman dan moderenisasi. Serta diharpkan dapat membentuk individu berkarater yang dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman dan Memberikan konsep pendidikan Islam dalam membentuk dan mengambangkan potensi intelektual, emosional dan spiritual.

  2. Manfaat Secara Praktis Tujuan dari penelitian ini secara praktis adalah untuk mengetahui dan menemukan sebuah pola pendidikan Islam sebagai pengembangan diri manusia dalam membentuk manusia sempurna menurut Islam. Hal tersebut menjadi kerangka acuan dalam pembentukan dan pengembangan sumberdaya manusia yang dikemas dalam pendidikan karater dalam pembelajaran pendidikan agama Islam karena adaya perbedaan antara pendidikan umum dan pendidikaan agama.

  F.

  Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Molengo, 2009:3). Data yang berhasil dari naskah. Wawancara, catatan, dokumentasi didiskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap keadaan atau realitas.

  Penulis mengunakan pendekatan kualitatif ini berdasarkan beberapa pertimbangan yang pertama, kara dari judul sekripsi hanya mengunakan satu variabel. Kedua, dari rumusan masalah yang penulis angkat dalam sekripsi ini menuntut penulis untuk terjun ke lapangan secarang langsung untuk meneliti. Ketiga, metode kualitatif lebih dapat memyusuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Dengan demikian peneliti akan mendeskripsikan dan menginterpretasi problematika implementasi pembelajaran pendidikan agama Islam dalam pembentukan karater di MTs sudirman Jambu bagi peserta didik/siswa.

  2. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di MTs Sudirman Jambu Kab.

  Semarang yang terletak di Jl. Sutoyo No.59, Bedono, Jambu, Kab. Semarang 50663.

  Adapun subjek penelitian adalah komponen pendidikan meliputi: kepala sekolah, pengajar, karyawan dan siswa.

  3. Teknik Pngumpulan Data a.

  Metode wawancara Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagiannya yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan orang yang di wawancarai (Bungin, 2011:155).

  Wawancara dalam penelitian ini menggunakan jenis wawancara semi terstruktur. Tujuan wawancara dengan cara ini adalah untuk menemukan permasalahan lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya (Sugiyono, 2014:318). b.

  Metode observasi atau pengamatan Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung kepada objek penelitian (Surakhmad,

  1994:164). Metode ini digunakan utuk mengetahui situasi dan kondisi lingkungan di sekolah serta para guru yang ada.

  Pengamatan disini termasuk juga didalamnya penelitian mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan porporsional maupun langsung diperoleh dari data (Moleong, 2007:174).

  Observasi ini dilakukan dengan melakukan serangkaian pengamatan dengan mengunakan alat indera penglihatan dan pendengaran secara langsung terhadap objek yang diteliti. Dalam penelitian ini kita bisa ikut ambil bagian dalam melaksanakan aktifitas pendidikan dalam lingkungan sekolah. Selain itu juga berpartisipasi dalam pembelajaran seperti: ikut mengajar dan mengikuti proses pembelajaran pendidikan agama Islam.

  c.

  Metode dokumentasi Suharsini Arikunto (2006:158-159), menyatakan bahwa dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku, surat kabar, prasasti, notulen rapat, agenda.

  Dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penelitian sekripsi ini antara lain: data peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan, dan data-data lain yang menunjang penelitian ini.

  d.

  Analisis data Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain (Arikunto, 2010:147).

  Dalam penelitian ini yang digunakan dalam menganalisis data yang sudah diperoleh adalah dengan cara mendeskripsikan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambarkan data yang diperoleh dengan kata-kata atau kalimat yang dipisahkan untuk kategori memperoleh kesimpulan mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagiamna, berapa banyak, sejauhmana dan sebagainya (Arikunto,2010:103).

  e.

  Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya (Moleong, 2005:330).

  Triangulasi sumber adalah langkah pengecekan kembali data-data yang diperoleh dari informan dengan cara menanyakan kebenaran data atau informasi kepada informan yang satu dengan informan yang lainnya antara kepala sekolah, guru, dan pengawas sekolah. Peneliti menggunakan beberapa orang informan tambahan selain informan utama untuk mengecek kebenaran data dari informan utama seperti orang tua/wali murid.

  G.

  Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penyusunan sekripsi terdiri dari 5 bab yaitu: Bab I : Pendahuluan, meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.

  Bab II : Kajian teori meliputi: konsep umum pendidikan karakter, konsep pendidikan karakter menurut Islam dan implementasi pendidikan karakter.

  Bab III : Hasil penelitian yang meliputi: gambaran umum lokasi penelitian dan paparan data penelitian. Bab IV : Analisis data penelitian dan pembahasan, yaitu analisis umum dan pembahasan. Bab V : Penutup meliputi: simpulan dan saran.

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Umum Pendidikan Karakter 1. Pengertian Pendidikan Karakter Keberhasilan suatu bangsa dalam mencapai tujuan pendidikan

  bukan hanya banyaknya orang yang berpendidikan puluhan ataupun jutaan banyaknya ilmuan belum menjamn bangsa tersebut akan maju.

  Akan tetapi, bangsa yang besar dapat dilihat dari karakter dan kualitas dari generasi penerus bangsannya.

  Pendidikan karater kini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter ini diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam mensukseskan kemajuan bangsa. Di lingkungan Kemendiknas sendiri, pendidikan menjadi fokus pendidikan di seluruh jenjang pendidikan yang dibinanya.

  Secara etimologi, pendidikan dalam bahas Inggris (education). Kata bahasa inggris (education) berasal dari bahasa latin, yaitu ducare, yang berati “menuntun, mengarahkan, atau memimpin”. Pendidikan berasal dar bahasa Yunani yaitu paedagogi, terdiri dari dua kata “paid” artinya anak dan “agogos” yang artinya membimbing. Pedagogik dapat diartikan sebagi ilmu dan seni mengajar (Andre, 2013:1).

  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri, bertanggungjawab, kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak (berkarakter) mulia (UU No. 20 Tahun 2003). Pendidikan karater dalam hal ini merupakan proses berkelanjutan dan tak pernah berakhir, sehingga menghasilkan perbaikan kualitas yang berkesinambungan, yang ditujukan pada terwujudnya sosok manusia masa depan dan berkarater pada nilai-nilai budaya bangsa (Mulyasa, 2011:1). Gaffar dalam Kesuma (2011:5) menyebutkan bahwa pendidikan karater adalah sebuah transformasi niali-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam prilaku kehidupan orang itu.

  Berpijak dari istilah dan pengertian pendidikan di atas, pendidikan bisa diartikan sebagi usaha yang dilakukan orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk membimbing, memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah yang lebih baik dan berguna bagi dirinya dan masyarakatnya.

  Sekolah merupakan lembaga akademik dengan tugas utamanya menyelengarakan pendidikan dan mengembangkan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni. Tujuan pendidikan sejatinya tidak hanya mengembangkan keilmuan, tetapi juga membentuk kepribadian, kemandirian, keterampilann sosial dan karakter. Sehingga berbagi program pendidikan dirancang dan diimplementasikan untuk mewujudkan pendidikan tersebut, terutama dalam rangka pembinaan karakter.

  Istilah karakter dipakai secara khusus dalam konteks pendidikan baru muncul pada akhir abad 18 dan untuk pertama kalinya dicetuskan oleh pedadogik Jerman F.W. Forester (Koesoema, 2007: 79). Menutur bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seseorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu. Istilah karakter juga dianggap sama dengan kepribadian atau ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari seseorang (Sarkawi, 2006:29).

  Secara etimologi, akar kata karakter dalam bahasa Inggris:

  

character , Yunani: character, dari charassein yang berarti membuat

  tajam, membuat dalam (Bagus,2000: 392). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dimana karakter diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Karakter juga bisa diartikan tabiat, yaitu perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan atau kebiasaan. Karakter juga diartikan watak, yaitu sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku atau kepribadian manusia (Poerwadarminta, 1997: 20).

  Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara berbicara guru atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya (Pupuh Fathurrohman dkk, 2013:15-16).

  Semntara menurut Suyadi menyimpulkan bahwa karakter merupakan nilai-nilai universal perilaku manusia yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, maupun dengan lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berlandaskan norma-norma, agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat (Suyadi,2013:5-6).

  Secara istilah jika dikaitkan dengan pendidikan, para ahli memakainya dengan berbagai macam pengertian. Thomas Lickona mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang sungguh- sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. Pendidikan karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk mengembangkan, mendorong, dan memberdayakan ciri kepribadian positif dengan keteladanan, kajian (sejarah dan biografi para bijak dan pemikir besar) serta praktik emulasi (usaha yang maksimal untuk mewujudkan hikmah dari apa yang diamati dan di pelajari). Lockwood mendefinisikan pendidikan karakter sebagai aktifitas berbasis sekolah yang mengungkap secara sistematis berbagai bentuk perilaku dari siswa. Pendidikan karakter didefinisikan sebagai setiap rencana sekolah, yang dirancang bersamalembaga masyarakat yang lain, untuk membentuk secara langsung dan sistematis perilaku orang muda dengan mempengaruhi secara eksplisit nilai-nilai kepercayaan yang dilakukan secara langsung menerapkan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir serta rasa dan karsa (Muchlas Samani dan Hariyantio, 2012:44-45).

  Menurut T. Ramli (2011:45), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk peribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik,warga masyarakat yang baik dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat dan bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia dalam rangka membina kepribadian generasi muda.

  Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar manusia, yang bersumber dari nilai moral universal (bersifat absolut) yang bersumber dari agama. Pendidikan karakter dapat memiliki tujian yang pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai karakter dasar tersebut. penyelengaraan pendidikan karakter di sekolah harus berpijak kepada nilai-nilai karakter dasar, yang selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih baik atau lebih tinggi (yang bersifat tidak absolut atau relatif) sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri (Pupuh Fathurrohman dkk,2013:74).

  Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditegaskan bahwa pendidikan karkter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistenatis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya dan adat istiadat.

2. Landasan Pendidikan Karakter

  Landasan pendidikan karakter, diantaranya adalah landasan filsafat manusia, landasan filsafat Pancasila, landasan filsafat pendidikan, landasan filsafat religius, landasan sosiologi, landasan psikologi dan landasan teortik pendidikan karakter (Wiyani, 2013:32) sebagai berikut: a.

  Landasan Filsafat Manusia Landasan filsafat manusia secara filosofis, manusia diciptakan oleh Allah Swt dalam keadaan “belum selesai” mereka dilahirkan dalam keadaan belum jadi. Manusia ketika dilahirkan berwujud anak manusia belum terbentuk dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya menjadi manusia yang sesungguhnya. Manusia dalam proses pertumbuhan dan perkembangnnya memerlukan bantuan beberapa pihak agar menjadi manusia yang sesungguhnya yaitu insan kamil.

  b.

  Landasan Filsafat Pancasila Landasan filsafat pancasila menyebutkan manusia yang ideal adalah manusia pancasila, yaitu yang menghargai nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan sosial.

  c.

  Landasan Filsafat Pendidikan Landasan filsafat pendidikan menyatakan bahwa pendidikan pada dasarnya bertujuan mengembangkan kepribadian anak bangsa secara utuh dan mencetak warga negara yang baik. Seseorang yang kepribadiannya utuh digambarkan dengan terinternalisasikanya nilai- nilai dari banyaknya makna atau nilai, yaitu ritual keagamaan dan matematika, ilmu pengetahuan alam dan sosial, kesenian, pendidikan moral, budi pekerti, adab dan akhlak, pendidikan agama, sejarah dan filsafat dan pengalaman personal. Nilai-nilai tersebut menjadi seseorang yang berkarakter baik.

  d.

  Landasan Relgius Landasan religius menjelaskan bahwa manusia adalah ciptaan Allah SWT, dalam agama dan sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia, manusia baik adalah manusa yang secara jasmani dan ruhani sehat dan dapat melaksanakan berbagi aktifitas hidup yang berkaitan dengan peribadatannya kepada Allah SWT. Manusia yang baik adalah manusia yang bertaqwa dengan menghambakan diri kepada Allah SWT dengan cara jalan patuh terhadap ajaran-ajaran-Nya. Manusia yang baik adalah manusia manusia yang mampu menjadi pemimpin diri sendiri, keluarga dan masyarakat yang dapat dipercaya atas dasar jujur, amanah, disiplin kerja keras, ulet dan bertanggung jawab. Manusia yang baik adalah manusia yang manusiawi dalam arti yang mempunyai sifat atau karakter sebagai manusia yang mempunyai rasa cinta kasih terhadap sesama, kepedulian yang tinggi terhadap penderitaan orang lain, berperilaku baik terhadap sesama manusia dan bermartabat.

  e.

  Landasan Sosiologi Landasan sosiologis menjelaskan, secara sosiologis manusia hidup dalam masyarakat globalisasi yang terus berkembang. Manusia berada di tengah-tengah masyarakat dengan suku, etnis, agama, golongan, status sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Bangsa Indonesia juga hidup berdampingan dan bergaul dengan bangsa-bangsa lain. Upaya mengembangkan karater saling menghargai dan toleran pada aneka ragam perbedaan menjadi sngat mendasar.

  f.

  Landasan Psikologi Landasan psikologi menjelaskan bahwa, karakter dapat dideskripsikan dari dimensi-dimensi interpersonal dan interaktif.

  Dimensi interpersonal terfokus pada kemampuan atau upaya manusia untuk memahami diri sendiri. Dimenis interpersonal secara umum dibangun atas kemampuan inti untuk mengenal peradaban, sedangkan secara khusus merupakan kemampuan mengenal perbedaan dalam suasana hati, temperamen, motivasi dan kehendak. Dimensi interaktif adalah kemampuan manusia dalam berinteraksi sosial dengan sesama secara bermakna.

  g.

  Landasan Teoritik Pendidikan Karakter Landasan teori pendidikan karakter menyebutkan teori-teori yang berorintasi behavioristik yang menyatakan bahwa “perilaku sesorang sangat ditentukan oleh kekuatan eksternal, yaitu perubahan perilaku tersebut bersifat me kanistik”. Deskripsi landasan pendidikan karakter dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter pada dasarnya merupakan proses menghadirkan nilai-nilai dari berbagi nilai (simbolik, empirik, etik, dan estetik) pada diri peserta didik sehingga dengan nilai-nilai tersebut akan mengarahkan, megendalikan dan mengembangkan kepribadian manusia secara utuh yeng terwujud dengan ciri pribadi dengan karakter yang baik.

3. Tujuan Pendidikan Karater

  Mulyasa (2011:9) menjelaskan pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada pembentukan budaya sekolah/madrasah yaitu nilai-nilai yang melandasi prilaku, tradisi, kebiasaan sehar-hari serta simbul-simbul yang diparktekkan oleh semua warga sekolah/madrasah dan masyarakat sekitarnya. Budaya sekolah/madrasah merupakan ciri khas, karakter atau watak dari citra sekolah/madrasah tersebuat tersebut di mata masyarakat luas.

  Zubaidi (2012:18) berpendapat bahwa pendidikan karakter secara terperinci memiliki lima tujuan, yaitu sebagai berikut: a.

  Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa.

  b.

  Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius.

  c.

  Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. d.

Dokumen yang terkait

Implementasi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan (Paikem) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

0 11 78

Implementasi Strategi Active Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Madania Bogor

2 17 186

Korelasi Antara Pemahaman Materi Pendidikan Agama Islam Dengan Perilaku Beragama Siswa Kelas XI di SMK Negeri 1 Ngablak Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016 - Test Repository

0 1 115

Manajemen Sekolah Dalam MeningkatkanPartisipasi Masyarakat Di Sma Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 - Test Repository

0 0 98

Pendidikan Agama Islam Pada Remaja Putus Sekolah di Dusun Ampelgading Desa Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang - Test Repository

0 0 113

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016 - Test Repository

0 0 113

Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural di SMK N 3 Salatiga Tahun 2016 - Test Repository

0 0 130

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Autis di Sekolah Dasar Luar Biasa Talenta Kids Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. - Test Repository

0 0 129

Judul Skripsi : Pembiasaan Sedekah dalam Pembentukan Nilai-Nilai Karakter Siswa di SMA N 1 Tuntang Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 148

Implementasi Pendidikan Karakter Siswa Dalam Perspektif Islam di SMP Negeri 2 Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017. - Test Repository

0 1 150