Implementasi Pendidikan Karakter Siswa Dalam Perspektif Islam di SMP Negeri 2 Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017. - Test Repository

  

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM

PERSPEKTIF ISLAM DI SMP NEGERI 2 BANYUBIRU

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017

SKRIPSI

Disusun guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh:

DUROTUN NASIKAH

NIM: 111-13-166

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

  

MOTTO

(...siapa yang menanam pikiran akan menuai kata, siapa menabur perkataan

akan menuai perbuatan, siapa yang bertindak akan menuai kebiasaan, siapa

yang menabur kebiasaan akan menuai karakter, siapa yang menabur

karakter akan menuai nasib)

(Stephen R. Covey, 1999)

  

PERSEMBAHAN

Bismillahirahmanirrahim . Puji syukur alhamdulillah atas karunia Allah SWT.

  Karya ini kupersembahkan kepada: 1.

  Kedua orang tuaku tercinta (Bp. Muhamad Khamamin dan Ibu Mutamimah) yang selalu mendukung dalam belajar baik lahir dan batin, mengorbankan segala-galanya, selalu memberikan yang terbaik, mendoakan dan memberikan motivasi, mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada penulis.

  2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan dukungan, semangat dalam belajar untuk mencapai hasil yang maksimal, selalu memberikan motivasi untuk slalu berkarya dan belajar untuk masa depan dan mendoakan sepenuh hati, perhatian kasih sayang kepada penulis.

  3. kakak ku tersayang ( Muhammad Rouf Chanafi) yang senantiasa menjadi motivasi dan semangat ku untuk menyelesaikan tugas akhir ini dan selalu mendoakan dan berjuang membahagiakan Bapak dan Ibu yang selalu menjadi sumber semangat dalam langkah kami.

  4. Adikku tersayang, Yunita Chaifatul Alifah yang senantiasa menjadi partner berjuang dalam membahagiakan Bapak dan Ibu, menjadi sumber semangat dalam segala hal.

  5. Dosen pembimbing Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd. yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya di tengah-tengah kesibukan beliau memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

  6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga serta guru-guruku semua yang telah memberikan limpahan ilmu kepada penulis.

  7. Sahabatku Riza fatmawati, Asri nariswari, Sayyidatut tasliyah, Arifatul Fitri, Dwi supri yang selalu setia mendampingi dalam suka maupun duka hingga penulisan ini selesai.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

  Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

  4. Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

  5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Progdi PAI IAIN Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

  6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moral maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita.

  7. Seluruh keluarga dan keluarga di luar keluarga yang selalu memberi dukungan, motivasi serta iringan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

  8. Kepala SMP Negeri 2 Banyubiru beserta semua Guru, karyawan, dan seluruh siswa-siswinya yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini.

9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

  Teriring doa semoga amal dan budi baik semua yang telah diberikan kepada penulis menjadi catatan amal baik di sisi Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, dan pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 26 September 2017 Penulis,

  Durotun Nasikah NIM: 111-13-166

  

ABSTRAK

  Nasikah, Durotun. 2017. Implementasi Pendidikan Karakter Siswa Dalam

  Perspektif Islam di SMP Negeri 2 Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd.

  Kata Kunci: Implementasi, Pendidikan Karakter

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di SMP Negeri 2 Banyubiru, (2) imlementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru, (3) faktor pendukung dan penghambat implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru.

  Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research). Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, interview/wawancara dan dokumentasi. Subjek yang diteliti adalah kepala sekolah, kabid kurikulum, kabid kesiswaan, guru PAI, guru PKn, guru BK, wali kelas, pengampu ekstrakurikuler, dan siswa.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di SMP Negeri 2 Banyubiru adalah berkonsep kepada nilai dan ajaran agama Islam, unggah-ungguh dan budaya Jawa, visi dan misi sekolah, serta tata tertib sekolah; (2) implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru dilaksanakan oleh siswa dan semua warga sekolah termasuk kepala sekolah dan guru dengan cara mengimplementasikan pendidikan karakter ke dalam kegiatan belajar mengajar dan implementasi pendidikan karakter dalam pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar (pembiasaan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan keseharian di rumah dan masyarakat, dan sistem reward and punishment) serta implementasi pendidikan karakter berbasis fikiran; (3) fakor pendukung dan penghambat implementasi pendidikan karakter di SMP Negeri 2 Banyubiru terbagi menjadi dua, yaitu faktor intern (keadaan siswa itu sendiri) dan faktor

  

ekstern (visi dan misi sekolah, kekuatan dari guru dan dukungan seluruh

stakeholders , kegiatan yang sudah terprogram dan budaya sekolah, prinsip

  kebersamaan antar warga sekolah, jumlah siswa yang tidak terlalu banyak sehingga mudah untuk mengontrol, sarana dan prasarana serta fasilitas yang baik, dan lingkungan yang kondusif).

  DAFTAR ISI COVER .................................................................................................... i

LOGO IAIN ............................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

DAN KESEDIAAN PUBLIKASI .......................................................... v

MOTTO ................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN .................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................. viii

ABSTRAK ............................................................................................... x

DAFTAR ISI ............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................ 9 C. Tujuan Penelitian.............................................................. 10 D. Manfaat Penelitian............................................................ 10 E. Penegasan Istilah .............................................................. 11 F. Metode Penelitian ............................................................. 13

  G.

  Sistematika Penulisan ....................................................... 18

  BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Karakter ......................................................... 20 B. Pengertian Pendidikan Karakter ...................................... 22 C. Tujuan Pendidikan Karakter ........................................... 26 D. Fungsi Pendidikan Karakter ............................................ 28 E. Nilai-Nilai Karakter ........................................................ 29 F. Implementasi Pendidikan Karakter ................................. 34 G. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter ...........................................................................

  40 H. Faktor Pendukung Implementasi Pendidikan Karakter ........................................................

  42 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A.

  Gambaran Umum SMP Negeri 2 Banyubiru .........................................................................

  47 1. Profil Sekolah ............................................................. 47 2.

  Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah .................................. 48 3. Data Ketenagaan dan Peserta Didik ........................... 49 4. Jumlah dan Luas Bangunan........................................ 50 5. Sarana dan Prasarana .................................................. 52 6. Kegiatan Ekstrakurikuler............................................ 55 7. Prestasi Siswa ............................................................. 56

  B.

  Temuan Penelitian ............................................................ 58 1.

  Konsep Pendidikan Karakter yang dikembangkan .... 58 2. Implementasi Pendidikan Karakter Siswa.................. 62 3. Faktor Pendukung Implementasi Pendidikah Karakter Siswa ........................................

  72 BAB IV ANALISIS DATA A.

  Konsep Pendidikan Karakter yang Dikembangkan .........................................................

  76 B. Implementasi Pendidikan Karakter Siswa........................ 79 C. Faktor-Faktor Pendukung Implementasi Pendidikan Karakter Siswa ..............................................

  91 D. Faktor-Faktor Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter Siswa ..............................................

  93 BAB V PENUTUP A.

  Kesimpulan....................................................................... 96 B. Saran ................................................................................. 97

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Daftar Peserta Didik ..................................................................

  50 Tabel 3.2 Jumlah dan Luas Bangunan ......................................................

  50 Tabel 3.3 Daftar Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran ...........

  52 Tabel 3.4 Daftar Sarana dan Prasarana Pendukung Kegiatan Lain ..........

  54 Tabel 3.5 Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler ...............................................

  55 Tabel 3.6 Daftar Prestasi Siswa ................................................................

  56 Tabel 4.1 Nilai-nilai Karakter dan Indikator di dalam KBM ....................

  79 Tabel 4.2 Jenis Ekstrakurikuler dan Nilai Karakter yang Diimplementasikan ...................................................................

  87

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Instrumen Pedoman Penelitian Lampiran 2 : Data Informan Lampiran 3 : Data Guru dan Karyawan Lampiran 4 : Tata Tertib Siswa Lampiran 5 : Rincian Jenis Pelanggaran Lampiran 6 : Ikrar Siswa Lampiran 7 : Gambar Dokumentasi Hasil Penelitian Lampiran 8 : Surat Tugas Pembimbing Lampiran 9 : Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 10 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 11 : Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 12 : Daftar Nilai SKK Lampiran 13 : Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana pembekalan ilmu

  pengetahuan, keterampilan, nilai dan moral melalui kegiatan pembelajaran dan kegiatan lainnya yang terhubung dengan rencana pendidikan di suatu sekolah. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

  Dalam pendidikan dan mendidik tidak hanya sebatas mentransfer ilmu saja, tetapi yang lebih utama adalah dapat mengubah atau membentuk karakter dan watak seseorang agar menjadi lebih baik, lebih sopan dalam tataran etika maupun estetika serta perilaku sehari-hari. Pendidikan karakter menjadi salah satu harapan, karena karakterlah yang menjadi penopang perilaku individu. Tanpa karakter seseorang dengan mudah melakukan suatu apapun yang dapat menyakiti atau menyengsarakan orang lain.

  Dalam Islam, karakter atau akhlak mempunyai kedudukan penting dan dianggap mempunyai fungsi yang vital dalam memandu kehidupan.

  Sebagaimana haidis riwayat At-Tirmidzi yang artinya

  “......orang mukmin

  

yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” Dari

  hadis tersebut dapat dipahami bahwa ajaran Islam serta pendidikan karakter sangat penting dalam upaya membentuk insan muslim yang berkualitas, karena tidak akan sempurna iman seseorang tanpa adanya kebaikan akhlaknya.

  Karakter, secara lebih jelas, mengacu kepada serangkaian sikap

  

(attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan

(skills). Karakter meliputi sikap seperti keinginan untuk melakukan hal yang

  terbaik, kapasitas intelektual, seperti berfikir kritis dan alasan moral seperti berperilaku jujur dan bertanggungjawab (Naim, 2012: 36). Manusia berkarakter adalah manusia yang dalam perilaku dan segala hal yang berkaitan dengan aktivitas hidupnya selalu dengan nilai-nilai kebaikan.

  Sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh dari seseorang, mentalitas, sikap, dan perilaku.

  Pendidikan karakter semacam ini lebih tepat sebagai pendidikan budi pekerti. Pembelajaran tentang tata krama, sopan santun, dan adat-istiadat, menjadikan pendidikan karakter semacam ini lebih tepat menekankan kepada perilaku- perilaku aktual tentang bagaimana seseorang dapat disebut kepribadian baik atau tidak baik berdasarkan norma-norma yang bersifat kontekstual dan kultural.

  Karakter akan berkembang baik apabila seseorang tersebut dapat membiasakan diri melakukan hal-hal baik dan didukung dari pendidikan, keluarga maupun lingkungan masyarakatnya yang selalu memberikan contoh yang baik. Dilihat dari dunia pendidikan, karakter seseorang dapat diajarkan atau ditanamkan sejak dini dengan melalui pengintegrasian nilai-nilai pendidikan karakter di setiap mata pelajaran, ekstrakurikuler maupun budaya atau kultur yang diciptakan di sekolah. Budaya sekolah dapat didefinisikan sebagai keyakinan, kebijakan, norma, dan kebiasaan di dalam sekolah yang dapat dibentuk, diperkuat, dan dipelihara dalam waktu yang lama oleh semua warga dalam kerja sama di sekolah (Daryanto, 2013: 18).

  Ellen G. White (dalam Hidayatullah, 2010: 20) mengemukakan bahwa pembangunan karakter adalah usaha paling penting yang pernah diberikan kepada manusia. Pembangunan karakter adalah tujuan luar biasa dari sistem pendidikan yang benar. Jika bukan mendidik dan mengasuh anak-anak untuk perkembangan tabiat luhur, tidak ada gunanya diadakan pendidikan. Orang yang pandai saja tetapi tidak baik akan menghasilkan orang yang berbahaya, karena dengan kepandaiannya seseorang bisa menjadikan sesuatu menjadi hancur dan rusak. Setidaknya pendidikan masih lebih bagus menghasilkan orang baik walaupun kurang pandai. Tipe ini paling tidak memberikan suasana kondusif karena seseorang itu memiliki akhlak yang baik.

  Salah satu aspek yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan karakter SDM yang kuat adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak mulia baik dilihat dari aspek jasmani maupun ruhani (Maksudin, 2013: 45).

  Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja, dan terarah. Mulai dari tingkat kanak-kanak (TK) sampai dengan pendidikan tinggi (PT). Sekolah melakukan pembinaan pendidikan kepada peserta didik yang dalam melaksanakan pendidikan (Kadir, 2012: 78-79). Lembaga pendidikan, khususnya sekolah dipandang sebagai tempat yang strategis untuk membentuk karakter. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik dalam segala ucapan, sikap, dan perilakunya mencerminkan karakter yang baik dan kuat (Hidayatullah, 2010: 3). pendidikan nasional berfungsi dan bertujuan membentuk karakter

  (watak) peserta didik menjadi lebih baik. Oleh karena itu, upaya mencerdaskan anak didik yang menekankan pada intelektual perlu diimbangi dengan pembinaan karakter yang juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

  Pendidikan karakter merupakan berbagai usaha yang dilakukan oleh para personil sekolah, bahkan yang dilakukan bersama-sama dengan orang tua dan anggota masyarakat untuk membantu anak-anak dan remaja agar menjadi atau memiliki sifat peduli, berpendirian, dan bertanggung jawab.

  Pendidikan karakter juga dapat diartikan penanaman dan pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. Pendidikan karakter ditanamkan sejak dini, sehingga nantinya akan menjadi suatu kebiasaan melakukan hal baik sesuai dengan nilai dan norma di kehidupan mendatang. Dalam dunia pendidikan, pendidikan karakter tersebut dapat diintegrasikan melalui proses pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler dan budaya yang diciptakan di sekolah. Walaupun pendidikan karakter termasuk dalam hidden curriculum, tetapi pelaksanaannya secara menyeluruh di lingkungan sekolah.

  Produk dari pendidikan karakter tidak bersifat permanen, akan tetapi terus tumbuh dan berkembang. Sangat mungkin seorang yang awalnya memiliki karakter yang baik, tetapi pada akhirnya kehilangan karakternya. Pengaruh lingkungan atau karena berbagai pengaruh lainnya menjadikan karakter tersebut sedikit demi sedikit bisa berubah. Sekolah yang merupkan lingkungan kedua setelah keluarga, sangat memegang pengaruh penting dalam rangka membentuk karakter pada siswa. Karena sekolah merupakan tempat belajar-mengajar, mendidik, dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan pada siswa-siswinya.

  Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap berlangsungnya proses pendidikan.

  Tanggung jawab sekolah terhadap anak didik antaranya adalah tanggung jawab formal atau tanggung jawab sesuai dengan fungsinya, yaitu lembaga pendidikan bertugas untuk mencapai tujuan pendidikan berdasarkan undang- undang yang berlaku. Tanggung jawab keilmuan, yaitu tanggung jawab berdasarkan bentuk, isi dan tujuan serta jenjang pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat, serta tanggung jawab fungsional, yaitu tanggung jawab yang diterima sebagai pengelola fungsional dalam melaksanakan pendidikan oleh para pendidik yang pelaksanaannya berdasarkan kurikulum (Kadir, 2012: 79).

  Seiring berkembangnya teknologi informasi saat ini, ditandai dengan adanya arus globalisasi yang pesat, jelas sangat mempengaruhi setiap sektor kehidupan sehingga menyebabkan krisis multidimensi, salah satunya di bidang pendidikan sekolah menengah pertama. Dewasa ini marak sekali isu- isu moral dikalangan remaja, khususnya siswa usia SMP/SLTA. Banyak lulusan maupun peserta didik yang masih sekolah memiliki prestasi cemerlang, tatapi akhlak dan moralnya tidak sesuai sebagaimana tujuan pendidikan nasional. Kurangnya rasa sopan santun kepada orang tua, adanya tindak kekerasan, pergaulan bebas, rendahnya sikap tenggang rasa maupun saling menghormati dan tindakan kriminalitas di mana-mana. Perilaku- perilaku tersebut menunjukan keberadaan nilai-nilai moral dan karakter yang perlu dipertanyakan kembali.

  Menurunnya kualitas moral dalam kehidupan manusia Indonesia dewasa ini, terutama di kalangan siswa, menuntut diselenggarakannya pendidikan karakter. Sekolah dituntut untuk memainkan peran dan tanggungjawabnya untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai yang baik dan membantu para siswa membentuk dan membangun karakter mereka dengan nilai-nilai yang baik. Pendidikan karakter diarahkan untuk memberikan tekanan pada nilai-nilai tertentu seperti rasa hormat, tanggung jawab, jujur, peduli, dan adil serta membantu siswa untuk memahami, memperhat ikan, dan melakukan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka sendiri (Daryanto, 2013: 61).

  Perilaku siswa yang bermoral dipastikan lahir dari budaya sekolah yang bermoral dan budaya sekolah yang bermoral tumbuh dari pribadi- pribadi guru yang bermoral. Dalam hal ini budaya sekolah sangat berpengaruh terhadap karakter siswanya. Sekolah yang merupakan salah satu tempat pembentukan karakter yang paling tepat setelah di rumah, sekolah diamanahi para orang tua untuk mencerdaskan anak-anaknya, sekolah juga diharapkan untuk mendidik dan membina perilaku mereka dengan karakter baik dan mulia.

  Penyelenggaraan pendidikan di suatu sekolah dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki karakter, kecakapan, keterampilan, dan pengetahuan yang memadai untuk mengembangkan potensi diri secara optimal, sehingga lulusan memiliki ketahanan dan keberhasilan dalam pendidikan lanjutan, serta kehidupan yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

  Salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan pendidikan karakter siswa adalah SMP Negri 2 Banyubiru. Banyak keunggulan di SMP Negri 2 Banyubiru dalam akademik maupun non akademik. Terbukti dengan banyak piala penghargaan dan kejuaraan yang telah diraih siswa-siswi serta guru- gurunya. Lembaga pendidikan tersebut banyak diminati siswa-siawi dan orang tua. Bukan hanya masyarakat sekitar saja yang menimba ilmu di sana, akan tetapi juga daerah-daerah lain sekitarnya.

  Setiap pagi, tepatnya pukul 06.30 WIB para guru dan siswa sudah berada di sekolah. Kegiatan yang dilakukan setiap pagi sebelum kegiatan belajar dimulai adalah ketika datang guru sudah berjajar dan siswa yang datang berjabat tangan kemudian semua siswa berbaris rapi dan membacakan ikrar siswa. Pada istirahat pertama siswa dan guru melakukan sholat dhuha dan siang hari ketika istirahat kedua melakukan sholat dzuhur berjamaah.

  Sekolah yang menjadi tempat belajar para siswanya harus dikelola dengan sebaik-baiknya sehingga menjadi sekolah yang bermutu. Sekolah dikatakan bermutu baik apabila mampu mengemban misinya dalam rangka mencapai tujuan kelembagaannya (Ibrahim, 2012: 13). Dari pernyaataan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di SMP negri 2 Banyubiru karena dirasa bahwa sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah bermutu baik yang menerapkan pendidikan karakter, dan judul yang penulis teliti adalah IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SMP

  NEGERI 2 BANYUBIRU TAHUN 2017.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di SMP

  Negeri 2 Banyubiru tahun 2017? 2. Bagaimana implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2

  Banyubiru tahun 2017?

  3. Apa saja faktor pendukung implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru tahun 2017? 4. Apa saja faktor penghambat implementasi pendidikan karakter siswa di

  SMP Negri 2 Banyubiru tahun 2017? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui:

  1. Konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di SMP Negeri 2 Banyubiru tahun 2017.

  2. Implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Islam Negeri 2 Banyubiru tahun 2017.

  3. Faktor pendukung implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru tahun 2017.

  4. Faktor penghambat implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta untuk mengembangkan pengetahuan dan keilmuan dalam implementasi pendidikan karakter, sehingga dari hasil penelitian ini mendapatkan informasi dan referensi khususnya dalam implementasi pendidikan karakter siswa.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi siswa Penelitian ini diharapkan dapat menggugah kesadaran siswa tentang pentingnya penanaman karakter agar dapat berupaya menjadi insan yang berkualitas.

  b.

  Bagi Guru Penelitian ini dapat digunakan agar guru selalu menjadi suri tauladan yang baik bagi peserta didik dengan mengajarkan pendidikan karakter yang diintegrasikan melalui mata pelajaran, ekstrakurikuler maupun penciptaan budaya sekolah yang baik.

  c.

  Bagi Orang Tua Bagi orang tua, diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam menanamkan pendidikan karakter pada anaknya saat di rumah.

  d.

  Bagi Pembaca Dapat memberi gambaran tentang bagaimana implementasi pendidikan karakter yang dilakukan di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota

  Salatiga serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

E. Penegasan Istilah 1.

  Implementasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam

  Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) menge mukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman,

  20 02:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa.”

  Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh obyek berikutnya yaitu kurikulum.

  2. Karakter Karakter, secara lebih jelas, mengacu kepada serangkaian sikap

  (attitudes) , perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter meliputi sikap seperti keinginan untuk melakukan hal

  yang terbaik, kapasitas intelektual, seperti berfikir kritis dan alasan moral seperti berperilaku jujur dan bertanggungjawab (Naim, 2012: 36).

  3. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter menurut Ratna Megawangi adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Sedangkakan dam konteks kajian P3 mendefinisikan pendidikan karakter dalam setting sebagai “Pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah”. Definisi ini mengadung makna: a. pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran; b. diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh. Asumsinya anak merupakan organisme manusia yang memiliki potensi untuk dikuatkan dan dikembangkan; c. penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang dirujuk sekolah (lembaga) (Dharma, 2012: 24-25).

F. Metode Penelitian

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

  Ditinjau dari jenis penelitian, maka penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Metode diskriptif adalah penelitian untuk membuat pencadaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi di lapangan yang diteliti (Suryabrata, 2003: 75). Desain deskriptif ini digunakan untuk menjawab permasalahan tentang fenomena yang ada, dengan pola syrvey, case-stydy, causal

  comparative, corelational, dan developmental (Kasiram, 2008: 53).

  Penelitian ini dikonsentrasikan untuk menjelaskan kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan dan dapat mengkomunikasikan lebih dari yang dapat dikatakan dengan bahasa yang proposional.

  2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data yang ada di lapangan. Sedangkan instrumen pengumpulan data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat bantu dan dokumen yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian.

  Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan mengunjungi lokasi penelitian dan terjun langsung dalam mengikuti aktivitas akademika di sekolah.

  3. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah SMP Negeri 2

  Banyubiru. Sedangkan waktu penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan pada bulan juli 2017 sampai dengan selesai.

  4. Sumber Data Menurut Lofland dan Kofland dalam Moleong (2009: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain sebagainya. Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah: a.

  Data Primer

  Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dengan cara mengamati dan mewawancarai.

  Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang konsep pendidikan karakter yang dikembangkan, implementasi pendidikan karakter siswa SMP Negeri

  2 Banyubiru serta faktor pendukung dan penghambatnya. Adapun sumber data langsung peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, kabid kurikulum, kabid kemuridan, guru PAI, guru PKn, guru BK, wali kelas, pengampu ekstrakurikuler, siswa, serta pengamatan.

  b.

  Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan dari dokomentasi. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat hasil temuan dan sebagai pelengkap informasi yang telah terkumpul melalui wawancara dan pengamatan. Sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-doukumen resmi dari berbagai instansi pemerintah.

5. Teknik Pengumpulan Data

  Untuk memperoleh data secara holistik integrative (penyajian data secara terpadu, yaitu dengan menyatukan, menghubungkan atau mengaitkan data yang terbaru dan telah ada sehingga tidak ada yang berdiri sendiri atau terpisah-pisah) secara relevan dengan fokus, maka teknik pengumpulan data yang akan dipakai meliputi: a.

  Metode Observasi Menurut Indriantoro dan Supomo dalam Ruslan (2010: 34), observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengamati pola perilaku subyek (orang), obyek (benda-benda), atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu- individu yang diteliti.

  Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi non partisipan, yaitu peneliti hanya sebagai penonton tidak sebagai pemain, tujuannya untuk memperoleh gambaran umum, konsep pendidikan karakter yang dikembangkan, implementasi pendidikan karakter, faktor pendukung serta fakror penghambat implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru Tahun 2017.

  b.

  Metode Interview Interview atau wawancara yaitu suatu kegiatan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2010: 317). Metode ini ditujukan untuk memperoleh data tentang konsep pendidikan karakter yang dikembangkan, implementasi pendidikan karakter siswa, faktor pendukung, dan faktor penghambat implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negri 2 Banyubiru.

  c.

  Metode Dokumentasi

  Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2010: 329). Dokumen dalam metode ini berupa keadaan geografis sekolah, foto kegiatan belajar di sekolah, foto kegiatan ekstrakurikuler, struktur organisasi dan prestasi yang diperoleh SMP Negri 2 Banyubiru. Metode ini diperlukan sebagai metode bantu dalam mengumpulkan data tentang implementasi pendidikan karakter di SMP Negri 2 Banyubiru.

  6. Analisis Data Analisis data dalam deskriptif kualitatif adalah memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya (Arikunto, 1995: 353). Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif yang bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis tersebut selanjutnya dilengkapi dengan data pendukung kemudian disimpulkan (Sugiyono, 2010: 335).

  Data yang terkumpul begitu banyak dan terdiri dari catatan lapangan, komentar peneliti, gambar, foto, serta dokumen berupa soft file dan hard file. Pada tahapan ini, peneliti mengumpulkan dan menyusun data, kemudian dianalisis dan interpretasi atau penafsiran terhadap data- data tersebut.

  7. Pengecekan Keabsahan Data Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan metode triangulasi data, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggabungkan berbagai teknik pengumpulan dan sumber data yang ada (Sugiyono, 2010: 330).

8. Tahap-tahap Penelitian

  Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: a.

  Tahap Pra Lapangan Tahapan ini ada enam tahap kegiatan yang harus dilakukan, yaitu menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, dan menyiapkan perlengkapan penelitian (Moleong, 2009: 127).

  b.

  Tahap Pekerjaan Lapangan Tahap ini peneliti harus memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, berperan serta dalam mengumpulkan data

  (Kasiram, 2010: 287).

  c.

  Tahap Analisis Data Menurut Patton dalam Kasiram (2010: 288) tahap analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.

G. Sistematika Penulisan

  Secara umum dalam penulisan skripsi ini terbagi dari beberapa bagian pembahasan teoritis dan pembahasan empiris dari dua pokok pembahasan tersebut kemudian penulis jabarkan menjadi lima bab. Adapun perinciannya, sebagai berikut :

  BAB I: PENDAHULUAN. Dalam bab ini penulis akan mengemukakan pokok-pokok pikiran yang mendasari penulisan skripsi ini. Pokok-pokok tersebut antara lain : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II: LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang pengertian karakter, pendidikan karakter, tujuan pendidikan karakter, fungsi pendidikan karakter, nilai-nilai karakter, implementasi pendidikan karakter, faktor yang mempengaruhi pendidikan karakter, serta kunci sukses pendidikan karakter di sekolah.

  BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Pada bab III ini penulis akan mengemukakan tentang gambaran umum SMP Negeri 2 Banyubiru seperti letak geografis, profil sekolah, visi dan misi sekolah, struktur organisasi sekolah, data guru dan siswa, tata tertib sekolah, konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di SMP Negeri 2 Banyubiru, implementasi pendidikan karakter yang dilaksanakan di SMP Islam Negeri 2 Banyubiru, faktor pendukung dan faktor penghambat imlementasi pendidikan karakter di SMP Negri 2 Banyubiru serta data- data yang diperoleh dari penelitian.

  BAB IV: ANALISIS DATA Dalam bab ini memuat tentang gagasan peneliti, keterkaitan antara pola-pola, kategori-kategori, dan dimensi-dimensi, posisi temuan/teori di SMP Islam Negeri 2 Banyubiru terhadap teori-teori, serta penafsiran dan penjelasan dari temuan/teori yang diungkap dari lapangan.

  BAB V: PENUTUP Dalam bab terakhir ini akan disajikan tentang kesimpulan sebagai hasil dari penelitian dan dilanjutkan dengan saran- saran yang sekiranya dapat dijadikan bahan pemikiran bagi yang berkepentingan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Karakter

  Istilah

  “character” berasal dari bahasa Yunani charassein yang

  berarti to engrave (melukis, menggambar), seperti orang yang melukis kertas, memahat batu atau metal. Berakar dari pengertian tersebut diartikan sebagai tanda atau ciri yang khusus, dan karenanya melahirkan satu pandangan bahwa karakter adalah perilaku yang bersifat individual (Daryanto, 2013: 63-64).

  Watak sebagai sifat seseorang yang dapat dibentuk, artinya watak seseorang dapat berubah, kendati watak mengandung unsur bawaan (potensi internal), yang setiap orang bisa berbeda-beda. Namun, watak sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu keluarga, sekolah, masyarakat, lingkungan pergaulan, dan lain-lain (Adisusilo, 2012: 77).

  Winnie yang juga dipahami oleh Ratna Megawangi, menyampaikan bahwa istilah karakter diambil dari bahasa Yunani yang berarti

  “to mark”

  (menandai). Istilah ini lebih fokus pada tindakan atau tingkah laku. Ada dua pengertian tantang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seorang bertingkah laku. Apabila sesorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan

  “personality”. Seseorang baru bisa disebut orang yang berkarakter apabila tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral (Muslich, 2011: 71).

  Sejalan dengan pendapat tersebut Dirjen Pendidikan Agama Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia (2010) mengemukakan bahwa karakter (character) dapat diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat diidentifikasi pada perilaku individu yang bersifat unik, dalam arti khusus ciri-ciri membedakan antara satu individu dengan yang lainnya. Karena ciri-ciri karakter tersebut dapat diidentifikasi pada perilaku individu dan bersifat unik, maka karakter sangat dekat dengan kepribadian individu (Mulyasa, 2012: 4).

  Muslich (2011: 84) menjelaskan bahwa karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat.

  Dari berbagai penjelasan yang telah dikemukakan beberapa ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter merupakan nilai-nilai, sikap, pikiran, perilaku, watak, akhlak yang melekat pada diri seseorang sejak lahir dan memiliki perbedaan peserta didik satu dengan lainnya. Karakter yang dimiliki oleh seseorang dapat terlihat dari tingkah laku atau cara bertindak di kehidupan sehari-harinya. Dari mengetahui keseharian orang tersebut maka akan diketahui bagaimana karakter atau watak yang dimiliki orang tersebut, dan baik buruknya karakter seseorang tergantung pada pola kebiasaan nilai yang dipilih dalam kehidupannya. Thomas Lickona dalam Masnur Muslich (2011: 75) mengemukakakan bahwa karakter yang baik itu mencakup 3 komponen, yaitu moral knowing (pengetahuan tentang moral), moral feeling (perasaan tentang moral), dan moral action (perbuatan moral).

  Lebih lanjut dijelaskan Lickona, bahwa moral knowing terdiri dari enam hal, yaitu: (1) moral awareness (kesadaran moral), (2) knowing moral

  values (mengetahui nilai-nilai moral), (3) perspective taking, (4) moral reasoning, (5) decision making, dan (6) self knowledge. Moral feeling adalah

  aspek lain yang harus ditanamkan kepada anak yang merupakan sumber energi dari diri manusia untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral.

  Terdapat enem hal yang merupakan aspek emosi yang harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia berkarakter, yakni (1)

  conscience (nurani), (2) self estem (percaya diri), (3) empahaty (merasakan

  penderitaan orang lain), (4) loving the good (mencintai kebenaran), (5) self

  control (mampu mengontrol diri), dan (6) humility (kerendahan hati). Moral action adalah bagaimana membuat pengetahuan moral dapat diwujudkan

  menjadi tindakan nyata. Perbuatan tindakan moral ini merupakan hasil dari dua komponen karakter lainnya. Untuk memahami apa yang mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (action morally) maka harus dilihat tiga aspek lain dari karakter (Muslich, 2011: 75).

B. Pengertian Pendidikan Karakter

  Seperti disampaikan di atas bahwa pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Jadi pendidikan merupakan sarana strategis dalam pembentukan karakter.

Dokumen yang terkait

View of Pendidikan Karakter dalam Perspektif Pendidikan Islam

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran Normatif dan Adaptif di SMK Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran Normatif dan Adaptif di SMK Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 49

View of Pendidikan Karakter Perspektif Pendidikan Islam

0 0 27

PENGARUH KEPEDULIAN ORANG TUATERHADAP PRESTASIBELAJAR ANAK (Studi pada siswa SMP Negeri 2 Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2009) - Test Repository

0 0 110

Korelasi Antara Pemahaman Materi Pendidikan Agama Islam Dengan Perilaku Beragama Siswa Kelas XI di SMK Negeri 1 Ngablak Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016 - Test Repository

0 1 115

Manajemen Sekolah Dalam MeningkatkanPartisipasi Masyarakat Di Sma Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 - Test Repository

0 0 98

Pendidikan Agama Islam Pada Remaja Putus Sekolah di Dusun Ampelgading Desa Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang - Test Repository

0 0 113

Judul Skripsi : Pembiasaan Sedekah dalam Pembentukan Nilai-Nilai Karakter Siswa di SMA N 1 Tuntang Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 148

Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Thaharah dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Karanggede Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018 - Test Repository

0 2 165