LAKIP TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN
LAPORAN
KI NERJA
2 0 1 6
DI NAS KESEHAT AN
(2)
Kata pengantar
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan kinerja OPD Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba dapat diselesaikan dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan disusun sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Intansi Pemerintah. Laporan ini disusun sebagai informasi tentang pertanggungjawaban kinerja Dinas Kesehatan pada tahun 2016, keberhasilan dan atau kegagalan pelaksanaan program, kegiatan serta hambatan-hambatan/kendala yang dijumpai dalam pelaksanaannya.
Kami menyadari bahwa laporan kinerja ini masih jauh dari harapan sebagaimana maksud ketentuan tersebut di atas, olehnya itu kami sangat mengharapkan segala masukan dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaannya. Semoga pada penyampaian laporan kinerja tahun berikutnya dapat lebih terarah dan dapat memenuhi ketentuan.
Wabillahi Taufiq Walhidayah….
Bulukumba , 10 Maret 2017 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba
Dr. H. ABD. GAFFAR, M. Epid
Pangkat : Pembina Utama Muda
(3)
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dalam menwujudkan good governance, akuntabilitas merupakan salah satu aspek penting yang harus diimplementasikan dalam manajemen pemerintahan. Untuk itu Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba menyusun laporan kinerja sebagai bentuk aplikasi dari penyelenggaraan pemerintah yang transparan dan akuntabel.
Laporan kinerja ini memberikan gambaran tentang kinerja penyelenggaraan Dinas Kesehatan pada tahun 2016, keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program, kegiatan serta hambatan-hambatan/kendala yang dijumpai dalam pelakasaan kegiatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat melalui pencapaian Umur Harapan Hidup (UHH), Angka Kematian Bayi (AKB) per seribu kelahiran hidup, jumlah kematian ibu, gizi buruk, Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat ditekan dan kematian penyakit diare nihil.
Anggaran Kesehatan Kabupaten Bulukumba tahun 2016 sebesar Rp. 123.483.339.876,- dan terealisasi Rp. 117.643.614.205 atau (95,27%). Kontribusi sektor kesehatan terhadap PAD tahun 2016 meningkat dari tahun sebelumnya dan sebagian di kembalikan ke kesehatan untuk peningkatan pelayanan.
Berdasarkan pengukuran kinerja dari sasaran dan kegiatan secara umum dapat dicapai dengan baik. Hasil pengukuran kinerja terhadap 15 sasaran, disimpulkan bahwa 8 sasaran sangat berhasil dicapai, 3 sasaran berhasil, 1 sasaran cukup berhasil dan 3 sasaran tak berhasil. Selanjutnya analisis 15 sasaran yang ada, pencapaian kinerja sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba tahun 2016 rata-rata terkategori berhasil.
Adapun pencapaian kinerja sasaran dirinci dalam matriks berikut ini :
No Sasaran Jumlah Indikator
Capaian
Kinerja <55 55-70 70-85 85-100
1 Puskesmas dan
jaringannya memenuhi persyaratan standar sarana, prasarana dan alat kesehatan
3 86,7 Sangat
Berhasil
2 Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau serta persentase puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian
4 100 Sangat
Berhasil
3 Meningkatnya kualitas
(4)
Kesehatan yang professional dan dimanfaatkan sesuai kompetensinya
Berhasil
4 Penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) dan peserta mandiri melalui JKN
2 54,4 Tidak Berhasil 5 Meningkatnya
pelayanan kesehatan dasar, rujukan, pengembangan dan penunjang
10 96,5 Sangat
Berhasil 6 Meningkatnya status
gizi masyarakat khususnya bagi masyarakat miskin dan rentan
8 76,4 Berhasil
7 Meningkatnya status kesehatan masyarakat terutama ibu, bayi, anak dan usia lanjut
7 70,5 Berhasil
8 Meningkatnya persentase persalinan di fasyankes (PF)
6 95,6 Sangat
Berhasil 9 Menurunnya jumlah
kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit dan bencana
17 73,1 Berhasil
10 Meningkatnya kualitas
penyehatan lingkungan 8 100
Sangat Berhasil 11 Meningkatnya
persentase rumah tangga dan tatanan lainnya yang ber-PHBS
1 100 Sangat
Berhasil 12 Meningkatnya
persentase desa/kel siaga aktif strata mandiri
2 100 Sangat
Berhasil 13 Meningkatnya
persentase desa yang memanfaatkan dana desa minimal 10% untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
1 100 Sangat
(5)
14 Penataan sistem informasi kesehatan secara berjenjang
3 66,7 Cukup
Berhasil 15 Meningkatnya kualitas
perencanaan dan manajemen pembangunan kesehatan
2 35 Tidak
Berhasil
Namun demikian masih diperlukan adanya peningkatan pencapaian indikator yang berkaitan dengan pencapaian indikator milinium development goals MGD’S seperti penurunan AKI, AKB, HIV/AIDS, kasus gizi buruk dan kualitas kesehatan lingkungan. Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan dengan terus meningkatkan kualitas peayanan keseahtan dan peningkatan promosi kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat.
(6)
DAFTAR ISI
Kata pengantar ... i
Ikhtisar Eksekutif ... ii
Daftar Isi ... iii
BAB I PENDAHULLUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Sruktur Organisasi, Tugas Pokok & Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba ... 2
C. Permasalahan atau Kendala... 5
BAB II Perencanaan Kinerja ... 7
A. Penetapan/Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ... 7
B. Indikator Kinerja Utama ... 17
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 23
A. Capaian Kinerja Organisasi ... 23
B. Pencapaian Sasaran Strategis ... 27
C. Realisasi Anggaran ... 42
BAB IV PENUTUP ... 48 Lampiran-lampiran
(7)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan bidang kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 disebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pancasila dan undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Berdasarkan bertujuan tersebut maka derah mempunyai kewenangan untuk menyelenggarakan kesehatan yang ada di daerah sesuai dengan tanggung jawab masing-masing daerah, di Kabupaten Bulukumba Dinas Kesehatan sebagai satu lembaga SKPD yang ada di daerah maka wajib menyelenggarakan pembangunan kesehatan tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat terwujud.
Laporan kinerja SKPD Dinas Kesehatan tahun 2016 sebagai salah satu perwujudan laporan atas kinerja Dinas Kesehatan terhadap anggaran yang telah diberikan dalam penyelenggaraan kesehatan di Kabupaten Bulukumba.
Penysunan laporan kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba tahun 2016 mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut :
1. Maksud disusunnya laporan pelaksanaan tugas tahunan organisasi perangkat daerah Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba adalah ini untuk memenuhi kewajiban pelaporan kepada Pemerintah Kabupaten Bulukumba
2. Tujuan disusunnya laporan ini adalah untuk menunjukkkan pertanggungjawaban intansi terhadap pemanfaatan anggaran yang telah dialokasikan di Dinas Kesehatan tahun anggaran 2016.
(8)
B. Sruktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan 1. Sruktur Organisasi
Sruktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 76 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kabupaten Bulukumba adalah sebagai berikut :
a. KEPALA DINAS
b. SEKRETARIAT, terdiri dari :
1. Sub Bagian Program dan Pelaporan 2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian c. BIDANG
1. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari :
1.1Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional 1.2Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
1.3Seksi Fasilitasi Pelayanan Kesehatan dan Peningkatan Mutu 2. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, terdiri dari :
2.1Seksi Surveilans dan Imunisasi
2.2Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
2.3Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa
3. Bidang Kesehatan Masyarakat, terdiri dari : 3.1Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
3.2Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga 3.3Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 4. Bidang Sumber Daya Kesehatan, terdiri dari :
4.1Seksi Kefarmasian
4.2Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga 4.3Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
2. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan
Mengacu pada Peraturan Bupati Kabupaten Bulukumba Nomor 76 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bulukumba maka kedudukan Dinas Kesehatan adalah sebagai unsur pelaksanaaan
(9)
otonomi daerah yang bertugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan.
Dalam penyelenggaraan tugas tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan daerah di bidang kesehatan 2. Pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kesehatan
3. Koordinasi penyediaan infrastruktur dan pendukung di bidang kesehatan 4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang kesehatan
5. Pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan di bidang kesehatan
6. Pelaksanaan administrasi Dinas Kesehatan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati
3. Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba didukung oleh 597 orang dengan proporsi tenaga kesehatan yang terbesar adalah perawat dan bidang yaitu 44,2% (264 orang ), tenaga kesehatan masyarakat sebesar 27,5% (164 orang), tenaga kesehatan lainnya seperti tenaga kefarmasian, gizi, sanitasi sebesar 7,5% (45 orang), kemudian tenaga medis sebesar 6,2% (37 orang), dan dibantu oleh tenaga kontrak daerah 5 orang dan tenaga magang sebanyak kurang lebih 375 orang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan selama ini.
a. Jumlah pegawai dinas kesehatn dan jaringannya menurut golongan : Tabel 1 : Jumlah Pegawai Dinas Kesehatan UPTD
Menurut golongan tahun 2016
NO Unit kerja Golongan Jumlah
IV III II I
1 Kepala Dinas 1 0 0 0 1
2 Sekretariat 1 23 2 2 28
3 Bidang Pelayanan Kesehatan 2 8 1 0 11 4 Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit 1 17 1 0 19 5 Bidang Kesehatan Masyarakat 1 12 0 0 12
(10)
6 Bidang Sumber Daya
Kesehatan 0 10 1 0 11
7 Stikes Panrita Husada 0 7 2 0 9
8 Akper Bulukumba 1 11 0 0 12
9 Instalasi Farmasi 1 5 1 0 7
10 Puskesmas Ponre 4 22 12 0 38
11 Puskesmas Gattareng 0 14 6 0 22
12 Puskesmas Bontonyeleng 0 12 12 0 24
13 Puskesmas Balibo 1 14 4 0 19
14 Puskesmas Borong Rappoa 0 6 11 0 17
15 Puskesmas Caile 3 37 10 0 50
16 Puskesmas Ujung Loe 1 29 9 0 39
17 Puskesmas Manyampa 0 8 5 0 13
18 Puskesmas Palangisang 0 8 3 0 11 19 Puskesmas Bonto Bahari 0 22 10 0 32 20 Puskesmas Bonto Tiro 0 14 5 0 19
21 Puskesmas Batang 0 10 3 0 13
22 Puskesmas Herlang 2 13 6 0 21
23 Puskesmas Karassing 0 11 2 0 13
24 Puskesmas Kajang 0 13 6 0 19
25 Puskesmas Lembanna 1 17 6 0 24
26 Puskesmas Tanah Toa 0 6 5 0 11
27 Puskesmas Tanete 1 34 11 0 46
28 Puskesmas Salassae 0 8 7 0 15
28 Puskesmas Bonto Bangun 2 27 12 0 41
Jumlah 24 418 153 2 597
Sumber : Subag Kepegawaian Dinkes Blk, 2016
b. Jumlah Pejabat Sruktural Dinas Kesehatan
Jumlah pejabat sruktural lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba terdiri atas : pejabat eselon II B I orang, pejabat eselon III A I orang, pejabat eselon III B 4 orang, pejabat eselon IV A 36 orang, pejabat eselon IV B 20 orang.
(11)
c. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pokok penunjang pelaksanaan Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :
No Jenis Sarana Fasilitas Kesehatan Jumlah 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bangunan Kantor (Dinkes ) Rumah Sakit Type B Puskesmas
Pustu
Mobil Puskesmas Keliling Posyandu
Polindes Poskesdes Rumah Bersalin Klinik/Praktek Dokter Apotik
Instalasi Farmasi Kabupaten
1 Buah 1 Buah 20 unit 58 unit 20 Unit 569 Unit
10 Unit 78 Unit 0 Unit 49 Unit 48 Unit 1 Unit
C. Permasalahan/Kendala
Berdasarkan uraian di atas masalah dan tantangan utama dihadapi Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba adalah sebagai berikut :
1) Organisasi
Terdapat beberapa jabatan sruktural yang belum memiliki pejabat definitif yakni KTU di Puskesmas Borong Rappoa, Bonto Tiro,Kajang dan Tanah Toa. Hal ini sedikit mempengaruhi kinerja yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan sehingga kemungkinan dalam mengawal Visi dan Misi Dinas Kesehatan menjadi bias. Juga masih belum sikronnya antara indikator kinerja dan penggagaran, hal tersebut terkait dengan masalah perlunya peningkatan kapasitas SDM dalam melaksanakan prinsip-prinsip good governance seperti transparansi, akuntabilitas dan partisipasi di lingkungan kerja.
2) Sumber Daya Kesehatan
Pada SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba Sumber Daya Manusia (SDM) masih kurang memadai karena beberapa puskesmas, pustu dan poskesdes
(12)
kekurangan tenaga kesehatan terutama dokter dan bidan sehingga masyarakat kurang terlayani dengan baik. Hal lain adalah masih terbatasnya profesionalisme petugas, hal ini ditandai dengan masih rendahnya sikap proaktif petugas terhadap pelaksanaan program; ditambah lagi dengan masih belum meratanya distribusi tenaga kesehatan di puskesmas; ada kecenderungan terkonsentrasi pada puskesmas perkotaan atau yang dekat ibukota kabupaten. Hal ini menandakan bahwa sistem pengembangan karier yang belum berjalan dengan baik.
3) Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan
Untuk sarana kerja dan perlengkapan masih belum memenuhi kebutuhan puskesmas, pustu dan poskesdes terutama alat kesehatan, kendaran bermotor, listrik dan air bersih untuk mendukung kebutuhan dalam pelaksanaan tugas lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba serta sistem rujukan yang belum berjalan baik ditambah lagi dengan pemanfaatan sarana dan prasarana penunjang program kesehatan masih kurang yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kesehatan dalam rangka penerapan Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN).
4) Anggaran
Terbatasnya anggaran sehingga masih banyak kegiatan program yang tidak terakomodir khususnya dalam pencapaian indikator SPM bidang kesehatan dan target MDG’S, selain itu belum optimalnya koordinasi dan komunikasi lintas program dan lintas sektoral, terkait pemenuhan anggaran antar pemerintah pusat, propinsi, maupun antar satuan kerja di Kabupaten Bulukumba.
5) Data Kinerja dan Koordinasi antar Bidang, Puskesmas, Pustu dan Poskesdes Belum terbangunnya sistem pengumpulan data kinerja yang akurat dan koordinasi antar bidang, puskesmas, pustu dan poskesdes yang masih mengalami hambatan sehingga diperlukan aturan dan sistem yang terstruktur untuk mengatasi hal tersebut.
(13)
BAB II
PERENCANAAN KINERJA A. Penetapan / Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Ada 15 sasaran strategi dan 78 indikator kinerja yang telah ditetapkan sesuai dengan formulir penetapan /perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
(%) PROGRAM KEGIATAN
ANGGARAN (RP)
(1) (2) (3) (4)
Puskesmas dan Jaringannya memenuhi persyaratan standar sarana,prasaran a dan alat kesehatan Jumlah Puskesmas,pustu,P oskesdes memenuhi persyaratan standar sarana,prasarana dan alat kesehatan
5 Program upaya kesehatan masyarakat Pengadaan, peningktan dan perbaikan saran dan prasarana puskesmas dan jarigannya 26.521.183.979 Program Pengadaan peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/p uskesmas pembantu dan jaringannya Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas pembantu 1.581.003.446 3.000.000.000 Jumlah Puskesmas yang terakreditasi
(Sertifikasi) 5
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Akreditas Puskesmas 353.072.000 Persentase sarana Kesehatan baik pemerintah maupun swasta yang memiliki izin Operasional 100% 100 Program upaya kesehatan masyarakat Peningkatan pelayanan dan penanggulang an masalah kesehatan 137.265.300 Tersedianya obat,vaksin dan perbekalan Persentase ketersediaan obat,vaksin dan
75% Program obat dan perbekalan Pengadaan obat dan perbekalan 10.280.708.500
(14)
kesehatan yang bermutu,merat a dan terjangkau serta persentase puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian perbekalan kesehatan di puskesmas
kesehatan kesehatan
Persentase penggunaan obat rasional di puskesmas
20% Peningkatan
mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan 59.390.000 Persentase puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar
50% Program upaya Kesehatan Masyarakat Pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan 88.257.500 Program pengawasan obat dan makanan Peningkatan pemberdayaan konsumen/ma syarakat dibidang obat dan makanan 33.049.000 Persentase Instalasi Farmasi kabupaten yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar 50% Program upaya kesehatan masyakat Pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan 88.257.500 Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM kesehatan yang professional dan dimanfaatkan sesuai kompetensinya Jumlah sarana (puskesmas) yang terpenuhi SDM kesehatan kesehatan sesuai Profesi (minimal 5 jenis profesi) 5 Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Bimbingan tehnis implementasi peraturan perundang-undangan 58.842.500 Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya melalui pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi
25 Pendidikan
dan pelatihan formal
Jumlah dokumen perencanaan SDM kesehatan yang
1 Bimbingan
Teknis Implementasi
(15)
dihasilkan Peraturan Perundang-Undangan Jumlah tenaga kesehatan yang berprestasi (memiliki kegiatan inofatif) sesuai kompetensinya
5 Kategori Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Lomba / Seleksi Tenaga Kesehatan Berprestasi Penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) dan peserta mandiri melalui JKN Persentase Penduduk miskin/tidak mampu yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui JKN
70% Program Upaya Kesehatan Masyarakat Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional 16.621.581.448 Persentase penduduk yang menjadi peserta JKN secara Mandiri
20% Pelayanan
Kesehatan Gratis 18.329.317.400 Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar, rujukan, pengembangan dan penunjang Jumlah puskesmas yang menerapan pelayanan Permenkes sesuai standar
20 Program Upaya Kesehatan Masyarakat Pembinaan Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas 68.280.750 Jumlah puskesmas yang melaksanakan manajemen puskesmas sesuai standar
4 Pembinaan
Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas 68.280.750 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Evaluasi dan Pengembanga n Standar Pelayanan 67.805.950 Cakupan pelayanan kes. Jiwa pd orang dengan gangguan jiwa berat
19% Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia Pendidikan dan Pelatihan Perawatan Kesehatan 94.045.000
Jumlah pos UKK yang terbentuk di masyarakan
19 Pendidikan
dan Pelatihan Perawatan Kesehatan 94.045.000 Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja
10 % Pendidikan
dan Pelatihan Perawatan Kesehatan
(16)
dasar Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional
20% Pendidikan
dan Pelatihan Perawatan Kesehatan 94.045.000 Persentase puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan sesuai standar
10% Program Upaya Kesehatan Masyarakat Peningkatan pelayanan dan penanggulang an masalah kesehatan 136.636.125 Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional
30% Program Pengembang an Obat Asli Indonesia Pengembanga n Standarisasi Tanaman Obat Bahan Alam Indonesia 15.500.000 Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan indera sesuai standar
50% program peningkatan pelayanan kesehatan lansia Pendidikan dan Pelatihan Perawatan Kesehatan 94.045.000 Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan gigi dan mulut sesuai standar
75% Pendidikan
dan Pelatihan Perawatan Kesehatan 94.045.000 Meningkatnya status gizi masyarakat khususnya bagi masyarakat miskin dan rentan Persentase balitayang ditimbang berat badannya (D/S)
74% Program Perbaikan Gizi Masyarakat Penyusunan Peta Informasi Masyarakat Kurang Gizi 70.892.800 Persentase balita gizi buruk yang mendapat
perawatan sesuai standar
100% Penanggulang
an KEP, Anemia Gizi Besi, Gaky, Kekurangan Vit A dan Zat Gizi Mikro Lainnya 150.447.400 Program Upaya Kesehatan Masyarakat Perbaikan Gizi Masyarakat Menurunya persentase balita pendek (stunting)
31% Program Perbaikan Gizi Masyarakat Penanggulang an KEP, Anemia Gizi Besi, Gaky, Kekurangan Vit A dan Zat
(17)
Gizi Mikro Lainnya Menurunya
persentase balita kurus (stunting)
8% Penanggulang
an KEP, Anemia Gizi Besi, Gaky, Kekurangan Vit A dan Zat Gizi Mikro Lainnya 150.447.400 Persentase cakupan Rumah Tangga KADARZI (Keluarga Sadar Gizi)
12% Pemberdayaan
Masyarakat Untuk Pencapaian Keluarga Sadar Gizi 51.113.500 Persentase cakupan pelayanan pemantauan pertumbuhan anak balita minimal 8 kali
64% Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita Rekutmen Tenaga Pelayanan Kesehatan Anak Balita 20.796.000 Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI ekslusif
71% Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Pertolongan Persalinan Bagi Ibu Hamil Dari Keluarga Kurang Mampu 232.768.700 Persentase Ibu Hamil yang mendapat tablet tambah darah (TTD)
73% Pertolongan
Persalinan Bagi Ibu Hamil Dari Keluarga Kurang Mapu 232.768.700 Meningkatnya status kesehatan masyarakat terutama ibu, bayi, anak dan usia lanjut
Persentase kunjungan neonatal pertama (KN 1) sesuai standar
95% Pertolongan
Persalinan Bagi Ibu Hamil Dari Keluarga Kurang Mampu 232.768.700 Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
80% Pertolongan
Persalinan Bagi Ibu Hamil Dari Keluarga Kurang Mampu 232.768.700
(18)
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD kelas 1 dan sederajat
87% Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita Rekrutmen Tenaga pelayanan Kesehatan Anak Balita 20.796.000 Persentase cakupan pelayanan pemantauan pertumbuhan anak balita minimal 8 kali
65% Rekrutmen
Tenaga Pelayanan Anak Balita 20.796.000 Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja
20% Rekrutmen
Tenaga Pelayanan Anak Balita 20.796.000 Persentase pusekesmas yang melaksanakan SDIDTK di Posyandu dan TK
50% Rekrutmen
Tenaga Pelayanan Anak Balita 20.796.000 Cakupan pelayanan kesehatan pada usia lanjut sesuai standar
13% Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia Pelayanan pemeliharaan kesehatan 5.198.600 Meningkatnya persentase persalinan di fasyankes (PF) Persentase persalinan di fasilitas yan kes
89% Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Jaminan persalinan 1.633.720.000 Persentase puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil sesuai standar
90% Penyuluhan
Kesehatan Bagi Ibu Hamil dari Keluarga Kurang Mampu 66.683.500 Persentase puskesmas yang melakukan orientasi program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
100% Pertolongan
Persalinan Bagi Ibu Hamil Dari Keluarga Kurang Mampu 232.768.700 Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4)
(19)
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani sesuai standar 100% Cakupan pelayanan nifas sesuai standar 92% Menurunnya jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit dan bencana Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap sesuai standar
92% Program Pencegahan dan Penanggulan gan Penyakit Menular Peningkatan Imunisasi 138.329.500 Persentase penyelidikan epidemiologi <24 jam pada desa/kel yang mengalami KLB
100% Peningkatan
Surveilance Epidemiologi dan Penanggulang an Wabah 76.142.750 Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon 100% Persentase puskesmas yang mempunyai daerah penyelaman yang melaksanakan upaya kesehatan matra
10% Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia Pendidikan dan Pelatihan Perawatan Kesehatan 94.045.000 Persentase pemeriksaaan kesehatan dan pembinaan kesehatan pada seluruh calon jamaah haji
100% Program Upaya Kesehatan Masyarakat Penyelenggara an pencegahan dan Pemberantasa n Penyakit Menular dan Wabah 134.018.500 Persentase Puskesmas yang melakukan pengendalian vector terpaadu
100% Program Pencegahan dan Penanggulan gan Penyakit Menular Penyemprotaa n/Fogging Sarang Nyamuk 107.662.100 Jumlah Kumulatif desa/kel dengan annual Paracite Incidence (API) <1 per 1.000
penduduk
136 Program Upaya Kesehatan Maasyarakat Pelayanan Pencegahan dan Penanggulang an Penyakit Menular 75.911.850
(20)
Persentase
cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat tingkat II
89% Program Pencegahan dan Penanggulan gan Penyakit Menular Penanggulang an Penyakit Kusta 56.815.500 Persentase keberhasilan program TB paru BTA positif (success rate minimal 85%)
81% Penanggulang
an Penyakit TB Paru 81.501.000 Cakupan pelayanan kesehatan bagi orang dengan resiko terinveksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasen IMS, waria atau transgender, pengguna Napza dan warga binaan LP) sesuai standar
5,5 % Peningkatan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (Ide) Pencegahan dan Pemberantasa n Penyakit 77.050.500 Prograam Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Kemitraan Pencegahan dan Pemberantasa n Penyakit Menular Persentase Puskesmas melakukan pemeriksaan dan tatalaksana melalui program MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
40% Program Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita Rekrutmen Tenaga Pelayanan Kesehatan Anak Balita 20.796.000 Persentase fasyankes yang mempunyai layanan LROA (Layanan Rehidrasi Oral Aktif)
50% Program Pencegahan dan Penanggulan gan Penyakit Menular Pencegahan Penularan Penyakit Endemik/ Epidemik 69.993.400 Penurunan prevalensi kasus infeksi kecacingan < 20% 40% Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan Posbindu Penyakit Tidak
25% Program pengendalian Penyakit Tidak Menular Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah 38.415.500
(21)
Menular (PTM) Frekuensi pemeriksaan kesehatan pengemudi di terminal utama minimal 2 kali per tahun 2 kali Cakupan pelayanan kesehatan penderita hipertensi sesuai standar 11% Cakupan pelayanan kesehatan penderita diabetes mellitus sesuai standar
15% Pengendalian
Penyakit Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik 22.346.500 Meningkatnya kualitas penyehatan lingkungan Persentase rumah bersanitasi sehat
55% Program Pengembang an Lingkungan Sehat Pengkajian Pengembanga n Lingkungan Sehat 116.520.000 Jumlah Desa/Kel melaksanakan STBM (ODF)
84% Program Upaya Kesehatan Masyarakat Penyelenggara an Penyehatan Lingkungan 137.265.300 Persentase Sampel sarana air minum yang dilakukan pengawasan 21% Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan berdasar hasil inspeksi sanitasi sesuai standar
67% Program Pengembang an Lingkungan Sehat Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat 87.981.750 Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang laik sehat
5% Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan Makanan Hasil Produksi Rumah Tangga 91.298.500
(22)
Persentase Pokja Desa/Kel Sehat Aktif
25% Program Pengembang an Lingkungan Sehat Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat 87.981.750 Persentase puskesmas yang melaksanakan pelayanan hygiene sanitasi pangan sesuai standar di satuan pendidikan dasar
20% Penyuluhan
menciptakan lingkungan sehat 87.981.750 Program Pengawasan Obat dan Makanan Peningkatan, Pengawasan, Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya Persentase puskesmas yang melaksanakan klinik sanitasi sesuai standar
20% Program Pengembang an Lingkungan Sehat Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat 87.981.750 Meningkatnya persentase rumah tangga dengan tatanan lainnya yang ber-PHBS Persentase rumah tangga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
52% Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaa n Masyarakat Penyuluhan masyarakat Pola Hidup Sehat Pengembanga n media promosi dan informasi sadar hidup sehat 18.347.300 Meningkatnya persentase desa/kel siaga aktif strata mandiri Persentase Desa/Kel Siaga Aktif dengan strata Purnama dan atau Mandiri
14% Program Upaya Kesehatan Masyarakat Peningkatan Kesehatan Masyarakat 284.560.750 Persentase SD yang mempromosikan kesehatan
60% Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaa n Masyarakat Peningkatan Pemanfaatan Sarana Kesehatan 88.267.750 Meningkatnya persentase desa yang memanfaatkan dana desa Persentase Desa yang memanfaatkan dana desa minimal 10% untuk upaya
100% Program Upaya Kesehatan Masyarakat Peningkatan Kesehatan Msyarakat 284.560.750
(23)
minimal 10% untuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) Penataan Sistem Informasi Kesehatan secara berjenjang Persentase ketersediaan profil kesehatan kabupaten per tahun
100% Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Pembangunan dan Pemutakhiran Data Dasar Standar Pelayanan Kesehatan 107.090.000 Jumlah puskesmas yang menyusun profil kesehatan 100% Jumlah Puskesmas yang melaporkan data set prioritas tepat waktu 100% Meningkatnya kualitas perencanaan dan manajemen pembangunan kesehatan Persentase UPT Dinkes yang memiliki perencanaan lima tahun dan anggaran terintegrasi dari berbagai sumber
100% Program Upaya Kesehatan Masyarakat Revitalisasi Sistem Kesehatan 38.577.400 Persentase UPT Dinkes yang menyampaikan laporan keuangan berkualitas tepat waktu
100% Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 59.595.000
B. Indikator Kinerja Utama (IKU)
Target dari setiap indikator kinerja dari sasaran strategis selama 5 tahun adalah sebagai berikut :
No Indikator Kinerja Tahun
2016 2017 2018 2019 2020 1 Jumlah Puskesmas, Pustu,
Poskesdes memenuhi persyaratan standar sarana, prasarana dan alat
5 10 15 15 20
2 Jumlah Puskesmas yang
terakreditasi (sertifikasi) 5 9 16 20 20 3 Persentase Sarana Kesehatan baik
pemerintah maupun swasta yang memiliki izin operasional
sebanyak 100%
100 100 100 100 100 4 Persentase ketersediaan obat,
(24)
di puskesmas
5 Persentase penggunaan obat
rasional di puskesmas 20 30 40 45 50
6 Persentase puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar
50 60 70 80 90
7 Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar
50 60 70 80 90
8 Jumlah sarana kesehatan
(Puskesmas) yang terpenuhi SDM kesehatan sesuai profesi (minimal 5 jenis profesi)
5 10 15 20 20
9 Jumlah SDM kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya melalui pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi
25 30 35 40 45
10 Jumlah dokumen perencanaan
SDM kesehatan yang dihasilkan 1 1 1 1 1 11 Jumlah Tenaga Kesehatan yang
berprestasi (memiliki kegiatan inovatif) sesuai kompetensinya
5 10 15 20 20
12 Persentase penduduk miskin/tidak mampu yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui JKN
70 70 80 90 95
13 Persentase penduduk yang menjadi peserta JKN secara mandiri
20 35 50 60 80
14 Jumlah puskesmas yang
menerapkan pelayanan pelayanan Perkesmas sesuai standar
20 20 20 20 20
15 Jumlah puskesmas yang melaksanakan manajemen puskesmas sesuai standar
4 5 9 16 20
16 Cakupan pelayanan kesehatan jiwa pada orang dengan gangguan jiwa berat
19 34 49 64 79
17 Jumlah Pos UKK yang terbentuk
di masyarakat 19 24 54 84 104
18 Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar
10 20 40 60 100
19 Persentase puskesmas yang
melaksanakan kesehatan olah raga pada kelompok masyarakat
20 40 50 60 70
20 Persentase puskesmas yang
(25)
kesehatan rujukan sesuai standar 21 Persentase puskesmas yang
menyelenggarakan kesehatan tradisional
50 65 75 85 100
22 Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan
indera sesuai standar 50 60 80 100 100 23 Persentase puskesmas yang
menyelenggarakan kesehatan gigi dan mulut sesuai standar
75 85 90 95 100
24 Persentase balita yang ditimbang
berat badannya (D/S) 74 77 79 82 85
25 Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan sesuai standar
100 100 100 100 100 26 Menurunnya persentase balita
pendek (stunting) 31 28 24 21 18
27 Menurunnya persentase balita
kurus (wasting) 8 7 6 5 4
28 Persentase cakupan rumah tangga
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) 12 15 20 40 50 29 Persentase cakupan pelayanan
pemantauan pertumbuhan anak balita minimal 8 kali
64 70 75 80 85
30 Persentase Bayi usia <6 bulan
yang mendapat ASI Eksklusif 71 73 75 77 79 31 Persentase ibu hamil yang
mendapat tablet tambah darah (TTD)
73 75 80 82 85
32 Persentase kunjungan neonatal
pertama (KN1) sesuai standar 95 96 97 98 99 33 Persentase bayi baru lahir
mendapat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
80 81 82 83 84
34 Cakupan penjaringan kesehatan
siswa SD Kelas I dan sederajat 87 90 95 100 100 35 Persentase puskesmas yang
menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja
20 30 40 50 60
36 Persentase puskesmas yang melaksanakan SDIDTK di posyandu dan TK
50 70 75 80 80
37 Cakupan pelayanan kesehatan
pada usia lanjut sesuai standar 13 20 25 35 40 38 Persentase persalinan di fasyankes 89 91 93 95 96 39 Persentase Puskesmas Yang
melaksanakan kelas ibu hamil sesuai Standar
90 100 100 100 100 40 Persentase Puskesmas Yang 100 100 100 100 100
(26)
melakukan orientasi program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) 41 Persentase ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4)
83 85 88 91 93
42 Cakupan komplikasi kebidanan
yang ditangani sesuai standar 100 100 100 100 100 43 Cakupan pelayanan nifas sesuai
standar 92 94 95 97 99
44 Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap sesuai standar
92 94 95 97 98
45 Persentase penyelidikan epidemiologi <24 jam pada desa/kel yang mengalami KLB
100 100 100 100 100 46 Persentase sinyal kewaspadaan
dini yang direspon 100 100 100 100 100 47 Persentase puskesmas yang
mempunyai daerah penyelaman yang melaksanakan upaya kesehatan matra
10 15 20 25 30
48 Persentase pemeriksaan kesehatan dan pembinaan kesehatan pada seluruh calon jemaah haji
100 100 100 100 100 49 Persentase Puskesmas yang
melakukan pengendalian vektor terpadu
100 100 100 100 100 50 Jumlah kumulatif desa/kel dengan
Annual Parasite Incidence (API) <1/1000 penduduk
136 136 136 136 136 51 Persentase cakupan penemuan
kasusu baru kusta tanpa cacat tingkat 2
89 90 91 92 93
52 Persentase keberhasilan
pengobatan TB Paru BTA Positif (success rate) minimal 85%
81 83 84 85 86
53 Cakupan pelayanan kesehatan bagi oaring dengan risiko
terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria atau transgender, pengguna Napza dan warga binaan LP) sesuai standar
5,5 7 10 15 20
54 Persentase puskesmas yang melakukan pemeriksaan dan tata laksana melalui program MTBS (manajemen terpadu balita sakit)
40 45 50 60 65
55 Persentase fasyankes yang
(27)
(Layanan Rehidrasi Oral Aktif) 56 Penurunan prevalensi kasus
infeksi kecacingan < 20% 40 30 26 25 23 57 Persentase puskesmas yang
melaksanakan kegiatan Posbindu penyakit tidak menular (PTM)
25 35 40 45 50
58 Frekuensi pemeriksaan kesehatan pengemudi di terminal utama minimal 2 kali /tahun
2 2 2 3 3
59 Cakupan pelayanan kesehatan penderita hypertensi sesuai standar
11 20 30 40 50
60 Cakupan pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus sesuai standar
15 20 25 30 40
61 Persentase rumah bersanitasi sehat 55 61 65 72 76 62 Jumlah desa/kel yang
melaksanakan STMB 84 29 42 54 66
63 Persentase sampel sarana air minum yang dilakukan pengawasan
21 25 30 35 40
64 Persentase tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan berdasar hasil inspeksi sanitasi kesehatan lingkungan sesuai standar
67 68 71 73 75
65 Persentase tempat pengelolaan
makanan (TPM) yang laik sehat 5 20 26 32 38 66 Persentase pokja desa/kel sehat
aktif 25 32 49 66 83
67 Persentase puskesmas yang melaksanakan pelayanan hygiene sanitasi pangan sesuai standar di satuan pendidikan dasar
20 30 40 50 60
68 Persentase puskesmas yang melaksanakan klinik sanitasi sesuai standar
20 20 40 60 80
69 Persentase rumah tangga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
52 60 65 70 75
70 Persentase desa/kel siaga aktif dengan strata purnama dan atau mandiri
14 20 30 40 50
71 Persentase SD yang
mempromosikan kesehatan 60 70 80 90 100 72 Persentase desa yang
memanfaatkan dana desa minimal 10% untuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(28)
(UKBM)
73 Persentase persediaan profil
kesehatan kabupaten per tahun 100 100 100 100 100 74 Jumlah puskesmas yang
menyusun profil kesehatan 20 20 20 20 20 75 Jumlah puskesmas yang
melaporkan data kesehatan
prioritas tempat waktu 20 20 20 20 20
76 Persentase UPT Dinkes yang memiliki perencanaan 5 tahun dan anggaran terintegrasi dari
berbagai sumber
100 100 100 100 100 77 Persentase UPT Dinkes yang
menyampaikan Laporan
Keuangan berkualitas tepat waktu
(29)
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi
Pencapaian indikator kinerja Utama (IKU) Dinas Kesehatan Kab.Bulukumba tahun 2016, adalah Sebagai berikut :
NO Indikator Kinerja SATUAN TARGET
2016
REALISASI 2016 1
Jumlah Puskesmas, Pustu, Poskesdes memenuhi persyaratan standar sarana, prasarana dan alat
Unit 5 4
2 Jumlah Puskesmas yang terakreditasi
(sertifikasi) Unit 5 4
3
Persentase Sarana Kesehatan baik pemerintah maupun swasta yang memiliki izin operasional sebanyak 100%
% 100 100
4 Persentase ketersediaan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan di puskesmas % 75 95 5 Persentase penggunaan obat rasional di
puskesmas % 20 40,1
6
Persentase puskesmas yang
melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar
% 50 80
7
Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar
% 50 100
8
Jumlah sarana kesehatan (Puskesmas) yang terpenuhi SDM kesehatan sesuai profesi (minimal 5 jenis profesi)
Unit 5 7
9
Jumlah SDM kesehatan yang
ditingkatkan kompetensinya melalui pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi
Orang 25 50
10 Jumlah dokumen perencanaan SDM
kesehatan yang dihasilkan Dokumen 1 0
11
Jumlah Tenaga Kesehatan yang
berprestasi (memiliki kegiatan inovatif) sesuai kompetensinya
Orang 5 4
12
Persentase penduduk miskin/tidak mampu yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui JKN
% 70 99.3
13 Persentase penduduk yang menjadi
peserta JKN secara mandiri % 20 2,3
14 Jumlah puskesmas yang menerapkan
pelayanan Perkesmas sesuai standar Unit 20 20 15 Jumlah puskesmas yang melaksanakan Unit 4 20
(30)
manajemen puskesmas sesuai standar 16 Cakupan pelayanan kesehatan jiwa pada
orang dengan gangguan jiwa berat % 19 16,9 17 Jumlah Pos UKK yang terbentuk di
masyarakat Unit 19 35
18 Persentase puskesmas yang
menyelenggarakan kesehatan kerja dasar % 10 90 19
Persentase puskesmas yang
melaksanakan kesehatan olah raga pada kelompok masyarakat
% 20 65
20
Persentase puskesmas yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan sesuai standar
% 10 100
21 Persentase puskesmas yang
menyelenggarakan kesehatan tradisional % 30 60 22
Persentase puskesmas yang
menyelenggarakan kesehatan indera sesuai standar
% 50 100
23
Persentase puskesmas yang
menyelenggarakan kesehatan gigi dan mulut sesuai standar
% 75 100
24 Persentase balita yang ditimbang berat
badannya (D/S) % 74 45,7
25 Persentase balita gizi buruk yang
mendapat perawatan sesuai standar % 100 100 26 Menurunnya persentase balita pendek
(stunting) % 31 0
27 Menurunnya persentase balita kurus
(wasting) % 8 1,1
28 Persentase cakupan rumah tangga
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) % 12 33,8
29
Persentase cakupan pelayanan
pemantauan pertumbuhan anak balita minimal 8 kali
% 64 51,5
30 Persentase Bayi usia <6 bulan yang
mendapat ASI Eksklusif % 71 59,4
31 Persentase ibu hamil yang mendapat
tablet tambah darah (TTD) % 73 81,8
32 Persentase kunjungan neonatal pertama
(KN1) sesuai standar % 95 89,8
33 Persentase bayi baru lahir mendapat
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) % 80 85
34 Cakupan penjaringan kesehatan siswa
SD Kelas I dan sederajat % 87 77
35
Persentase puskesmas yang
menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja
% 20 20
36 Persentase puskesmas yang
(31)
TK
38 Cakupan pelayanan kesehatan pada usia
lanjut sesuai standar % 13 34
39 Persentase persalinan di fasyankes % 89 94,1 40
Persentase Puskesmas Yang
melaksanakan kelas ibu hamil sesuai Standar
% 90 100
41
Persentase Puskesmas Yang melakukan orientasi program perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
% 100 100
42 Persentase ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4) % 83 76,1 43 Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani sesuai standar % 100 88,5
44 Cakupan pelayanan nifas sesuai standar % 92 86,1 45
Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap sesuai standar
% 92 100
46
Persentase penyelidikan epidemiologi <24 jam pada desa/kel yang mengalami KLB
% 100 100
47 Persentase sinyal kewaspadaan dini yang
direspon % 100 100
48
Persentase puskesmas yang mempunyai daerah penyelaman yang melaksanakan upaya kesehatan matra
% 10 0
49
Persentase pemeriksaan kesehatan dan pembinaan kesehatan pada seluruh calon jemaah haji
% 100 100
50 Persentase Puskesmas yang melakukan
pengendalian vektor terpadu % 100 0
51
Jumlah kumulatif desa/kel dengan
Annual Parasite Incidence (API) <1/1000 penduduk
Desa/Kel 136 136 52 Persentase cakupan penemuan kasus
baru kusta tanpa cacat tingkat 2 % 89 90,6 53
Persentase keberhasilan pengobatan TB Paru BTA Positif (success rate) minimal 85%
% 81 90,3
54
Cakupan pelayanan kesehatan bagi orang dengan risiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria atau transgender, pengguna Napza dan warga binaan LP) sesuai standar
% 5,5 0,3
55
Persentase puskesmas yang melakukan pemeriksaan dan tata laksana melalui program MTBS (manajemen terpadu balita sakit)
(32)
56
Persentase fasyankes yang mempunyai layanan LROA (Layanan Rehidrasi Oral Aktif)
% 50 35
57 Penurunan prevalensi kasus infeksi
kecacingan < 20% % 40 10
58
Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan Posbindu penyakit tidak menular (PTM)
% 25 60
59
Frekuensi pemeriksaan kesehatan pengemudi di terminal utama minimal 2 kali /tahun
Kali 2 2
60 Cakupan pelayanan kesehatan penderita
hypertensi sesuai standar % 11 14,7
61 Cakupan pelayanan kesehatan penderita
diabetes melitus sesuai standar % 15 12,2 62 Persentase rumah bersanitasi sehat % 55 59,4 63 Jumlah desa/kel yang melaksanakan
STMB Desa/Kel 18 24
64 Persentase sampel sarana air minum
yang dilakukan pengawasan % 21 51,8
65
Persentase tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan
berdasar hasil inspeksi sanitasi kesehatan lingkungan sesuai standar
% 67 69
66 Persentase tempat pengelolaan makanan
(TPM) yang laik sehat % 5 36,9
67 Persentase pokja desa/kel sehat aktif % 25 100 68
Persentase puskesmas yang
melaksanakan pelayanan hygiene sanitasi pangan sesuai standar di satuan
pendidikan dasar
% 20 100
69
Persentase puskesmas yang
melaksanakan klinik sanitasi sesuai standar
% 20 100
70
Persentase rumah tangga yang
melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
% 52 53,9
71 Persentase desa/kel siaga aktif dengan
strata purnama dan atau mandiri % 14 22,1 72 Persentase SD yang mempromosikan
kesehatan % 60 92
73
Persentase desa yang memanfaatkan dana desa minimal 10% untuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM)
% 100 100
74 Persentase persediaan profil kesehatan
kabupaten per tahun % 100 100
75 Jumlah puskesmas yang menyusun profil
(33)
76 Jumlah puskesmas yang melaporkan data
kesehatan prioritas tempat waktu Unit 20 0 77
Persentase UPT Dinkes yang memiliki perencanaan 5 tahun dan anggaran terintegrasi dari berbagai sumber
% 100 18
78
Persentase UPT Dinkes yang menyampaikan Laporan Keuangan berkualitas tepat waktu
% 100 50
Pencapaian Sasaran Strategis
Pencapaian sasaran strategis memuat tentang nilai pencapaian dari masing-masing indikator kinerja sasaran. Cara menyimpulkan hasi evaluasi kinerja pencapaian sasaran dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran.
Predikat nilai capaian kinerja dikelompokkan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut :
Sasaran 1 Puskesmas dan Jaringannya memenuhi persyaratan standar sarana, prasarana dan alat kesehatan
No Indikator Sasaran
Capaian Kinerja
(%)
< 55 55 s/d
70 70 s/d 85
85 s/d 100
1
Jumlah Puskesmas, Pustu, Poskesdes memenuhi persyaratan standar sarana, prasarana dan alat
80 Berhasil
2 Jumlah Puskesmas yang
terakreditasi (sertifikasi) 80 Berhasil 3
Persentase Sarana Kesehatan baik pemerintah maupun swasta yang memiliki izin operasional sebanyak 100%
100 Sangat
Berhasil
1.1Jumlah Puskesmas, Pustu, Poskesdes memenuhi persyaratan standar sarana, prasarana dan alat sampai saat ini hanya 4 Puskesmas dengan capaian kinerja = 80% dari target yang ditentukan, sementara faskes yang lain seperti Pustu,dan Poskesdes (belum ada data). Hal ini perlu menjadi perhatian dalam rangka pemenuhan syarat standar sarana, prasarana dan alat dalam rangka peningkatan mutu layanan kesehatan bagi masyarakat.
(34)
1.2Jumlah Puskesmas yang terakreditasi sebanyak 4 Puskesmas, 3 diantaranya dengan kategori Akreditasi Dasar dan 1 dengan kategori Akreditasi Madya (Puskesmas Ujung Loe).
1.3Persentase sarana kesehatan baik pemerintah maupun swasta yang memiliki izin operasional sebanyak 100%. Hal ini menandai bahwa setiap sarana kesehatan memenuhi syarat untuk melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
2.1 Persentase ketersediaan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan di puskesmas pada tahun 2016 sudah mencapai 100% dari target capaian kinerja. Hal ini dapat diartikan bahwa sampai pada tahun 2016 di Kab. Bulukumba mempunyai ketersediaan obat dan vaksin yang cukup dalam rangka pelaksanaan kegiatan kuratif bagi masyarakat.
2.2 Persentase penggunaan obat rasional di puskesmas mencapai kinerja 100% dari target yang telah ditetapkan. Kondisi ini menggambarkan bahwa penggunaan obat di puskesmas sudah sesuai sebagaimana mestinya.
2.3 Persentase puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar mencapai kinerja 100% dari target yang telah ditentukan. Hal ini menandakan bahwa pelayanan kefarmasian telah dilakukan oleh tenaga yang sesuai kompetensinya, namun masih sangat diperlukan peningkatan SDM dalam rangka mempertahankan kualitas pelayanan di Puskesmas.
Sasaran 2 Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau serta Persentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian
No Indikator Sasaran
Capaian Kinerja
(%)
< 55 55 s/d 70
70 s/d 85
85 s/d 100 1
Persentase ketersediaan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan di puskesmas
100 Sangat
Berhasil 2 Persentase penggunaan obat
rasional di puskesmas 100
Sangat Berhasil 3
Persentase puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar
100 Sangat
Berhasil
4
Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar
100 Sangat
(35)
2.4 Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar telah mencapai 100%. Mengingat Instalasi Farmasi di Kab. Bulukumba hanya ada 1 unit.
3.1Jumlah sarana kesehatan (Puskesmas) yang terpenuhi SDM kesehatan sesuai profesi (minimal 5 jenis profesi, yaitu Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, Kefarmasian, Gizi dan Ahli Tenaga Laboratorium) sampai tahun 2016 hanya 7 (tujuh) Puskesmas.
3.2 Pada tahun 2016, tidak ada SDM kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya melalui pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi.
3.3 Jumlah dokumen perencanaan SDM kesehatan yang dihasilkan ditargetkan 1 dokumen, namun sampai pada akhir tahun 2016 dokumen perencanaan SDM kesehatan Kab. Bulukumba masih dalam tahap penyusunan. Hal ini terkendala pada proses penyusunan Analisis Beban Kerja di tingkat Puskesmas.
3.4 Jumlah Tenaga Kesehatan yang berprestasi (memiliki kegiatan inovatif) sesuai kompetensinya pada tahun 2016 sebanyak 4 orang terdiri dari Dokter, Perawat, Gizi dan Farmasi dari 9 kategori Tenaga Kesehatan.
Sasaran 3 Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM kesehatan yang professional dan dimanfaatkan sesuai kompetensinya
No Indikator Sasaran
Capaian Kinerja
(%)
< 55 55 s/d
70 70 s/d 85
85 s/d 100
1
Jumlah sarana kesehatan (Puskesmas) yang terpenuhi SDM kesehatan sesuai profesi (minimal 5 jenis profesi)
100 Sangat
Berhasil
2
Jumlah SDM kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya melalui pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi
0 Tidak Berhasil
3
Jumlah dokumen perencanaan SDM kesehatan yang
dihasilkan
0 Tidak Berhasil 4
Jumlah Tenaga Kesehatan yang berprestasi (memiliki kegiatan inovatif) sesuai kompetensinya
80 Sangat
(36)
4.1 Persentase penduduk miskin/tidak mampu yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui JKN mencapai 99,3% terdiri dari PBI APBN maupun APBD. Hal ini berarti hampir seluruh masyarakat miskin di Kab. Bulukumba telah memperoleh jaminan kesehatan.
4.2 Persentase penduduk yang menjadi peserta JKN secara mandiri baru mencapai 11,5%. Masih sangat diperlukan upaya dalam rangka mendorong peningkatan kepesertaan jaminan kesehatan di masyarakat secara mandiri melalui peningkatan sosialisasi dan advokasi pada stakeholder di tingkat bawah.
Sasaran 4 Penduduk yang menjaadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) dan peserta mandiri melalui JKN
No Indikator Sasaran
Capaian Kinerja
(%)
< 55 55 s/d
70 70 s/d 85
85 s/d 100
1
Persentase penduduk miskin/tidak mampu yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui JKN
99.3
Sangat Berhasil
2
Persentase penduduk yang menjadi peserta JKN secara mandiri
11,5 Tidak Berhasil
Sasaran 5 Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar, rujukan, pengembangan dan penunjang
No Indikator Sasaran
Capaian Kinerja
(%)
< 55 55 S/D
70 70 S/D 85
85 S/D 100
1
Jumlah puskesmas yang menerapkan pelayanan pelayanan Perkesmas sesuai standar
100 Sangat
Berhasil
2
Jumlah puskesmas yang melaksanakan manajemen puskesmas sesuai standar
100 Sangat
Berhasil 3
Cakupan pelayanan kesehatan jiwa pada orang dengan gangguan jiwa berat
88,9 Sangat
Berhasil 4 Jumlah Pos UKK yang
terbentuk di masyarakat 100
Sangat Berhasil 5
Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar
100 Sangat
Berhasil
6
Persentase puskesmas yang melaksanakan kesehatan olah raga pada kelompok
masyarakat
100 Sangat
(37)
5.1-2 Puskesmas yang ada di Kab. Bulukumba telah menerapkan Pelayanan Perkesmas dan Manajemen Puskesmas sesuai standar, namun masih terus dilakukan pendampingan terutama dalam rangka menjamin kualitas pelayanan kesehatan secara kontinyu.
5.3 Cakupan pelayanan kesehatan jiwa pada orang dengan gangguan jiwa berat mencapai 88,9%. Hal ini menandakan bahwa upaya penemuan dan penanganan terhadap penderita jiwa dengan gangguan jiwa berat masih perlu ditingkatkan serta tidak menelantarkan penderita dengan gangguan jiwa berat. Dukungan dari stakeholder dan masyarakat dalam pelaksanaan program ini, terutama yang memiliki keluarga yang menderita gangguan jiwa sehingga diharapkan ke depan lebih aktif melakukan advokasi dan sosialisasi tentang Program Kesehatan Jiwa di tingkat bawah (masyarakat desa).
5.4 Jumlah Pos UKK yang terbentuk di masyarakat sampai pada tahun 2016 telah mencapai 100% dari target yang telah ditatapkan yaitu sebesar 35 unit yang tersebar di 7 kecamatan dengan berbagai jenis pekerjaan di masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan penyakit akibat kerja sudah semakin baik.
5.5-10 Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar, kesehatan olah raga pada kelompok masyarakat, pelayanan kesehatan rujukan, kesehatan tradisional, kesehatan indera dan kesehatan gigi dan mulut sesuai standar telah mencapai 100%. Hal ini menandai bahwa kualitas pengelolaan kegiatan yang telah berjalan dengan semakin baik.
7
Persentase puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan sesuai standar
100 Sangat
Berhasil
8
Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional
100 Sangat
Berhasil 9
Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan indera sesuai standar
100 Sangat
Berhasil 10
Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan gigi dan mulut sesuai standar
100 Sangat
(38)
6.1 Persentase balita yang ditimbang berat badannya (D/S) mencapai 61,8%, yang berarti bahwa tingkat partisipasi ibu dalam hal pengawasan tumbuh kembang anak balita ke Posyandu masih perlu ditingkatkan.
6.2 Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan sesuai standar sudah mencapai 100%, artinya semua balita dengan gizi buruk memperoleh penanganan sesuai prosedur.
6.3 Persentase balita pendek (stunting) belum dapat dilaporkan pada tahun 2016. Pengukuran tinggi badan telah dilakukan melalui kegiatan Pemantauan Status Gizi. 6.4 Persentase balita kurus (wasting) pada tahun 2016 sebesar 1,1 % dari seluruh balita
yang ada di Kab. Bulukumba dengan capaian kinerja sebesar 86,2%.
6.5 Persentase cakupan rumah tangga Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) telah mencapai 100% dari target yang ditetapkan pada tahun 2016. Diperlukan upaya dalam rangka mempertahankan kualitas pelaksanaan program di masyarakat.
Sasaran 6 Meningkatnya status gizi masyarakat khususnya bagi masyarakat miskin dan rentan
No Indikator sasaran
Capaian Kinerja
(%)
< 55 55 s/d
70 70 s/d 85
85 s/d 100 1
Persentase balita yang ditimbang berat badannya (D/S)
61,8 Cukup
Berhasil 2
Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan sesuai standar
100
Sangat Berhasil 3 Menurunnya persentase balita
pendek (stunting) 0
Tidak Berhasil 4 Menurunnya persentase balita
kurus (wasting) 86,2
Sangat Berhasil 5
Persentase cakupan rumah tangga Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
100 Sangat
Berhasil 6
Persentase cakupan pelayanan pemantauan pertumbuhan anak balita minimal 8 kali
79,2 Berhasil
7 Persentase Bayi usia <6 bulan
yang mendapat ASI Eksklusif 83,7 Berhasil 8
Persentase ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah (TTD)
100 Sangat
(39)
6.6 Persentase cakupan pelayanan pemantauan pertumbuhan anak balita minimal 8 kali mencapai 79,2% dari target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya dukungan dari stakeholder dalam penggerakan masyarakat, terutama yang memiliki anak balita sehingga diharapkan ke depan lebih aktif dalam melakukan advokasi pada stakeholder tingkat Desa/Kelurahan tentang Program Kesehatan Anak Balita.
6.7 Persentase Bayi usia <6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif mencapai 83,7% dari target yang ditetapkan. Dukungan upaya promosi kesehatan dalam pemberian ASI Eksklusif sudah semakin baik.
6.8 Persentase ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah (TTD) dengan capaian kinerja 100% menandakan bahwa pemahaman ibu hamil akan pentingnya manfaat tablet Fe semakin meningkat.
7.1 Persentase kunjungan neonatal pertama (KN1) sesuai standar mencapai 94,5% yang berarti bahwa cakupan KN1 belum mencapai 100% dari target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena masih adanya persalinan yang dilakukan di luar fasilitas kesehatan dan tidak ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, selain itu tenaga kesehatan kurang pro aktif untuk melakukan survey mawas diri, serta dukungan dari stakeholder Sasaran 7 Meningkatnya status kesehatan masyarakat terutama ibu, bayi, anak dan usia
lanjut
No Indikator Sasaran
Capaian Kinerja
(%)
< 55 55 s/d
70 70 s/d 85
85 s/d 100 1
Persentase kunjungan neonatal pertama (KN1) sesuai standar
94,5 Sangat
Berhasil 2
Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
100 Sangat
Berhasil 3
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD Kelas I dan sederajat
88,5 Sangat
Berhasil 4
Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja
100 Sangat
Berhasil 5
Persentase puskesmas yang melaksanakan SDIDTK di posyandu dan TK
40 Tidak Berhasil
6 Cakupan pelayanan kesehatan pada usia lanjut sesuai standar 100 Sangat Berhasil
(40)
terutama aparat di tingkat desa/kelurahan yang belum maksimal. Tenaga kesehatan terutama Bidan di desa diharapkan aktif melakukan pendataan ibu hamil, bayi baru lahir dan berkoordinasi dengan aparat di tingkat desa/kelurahan tentang kegiatan pelayanan kesehatan bayi baru lahir.
7.2 Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) mencapai 100% artinya setiap bayi yang lahir mendapat pelayanan IMD dari tenaga kesehatan yang menolong pada saat persalinan di fasilitas layanan kesehatan.
7.3 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD Kelas I dan sederajat mencapai 88,5% dari target yang ditetapkan. Hal ini disebabkan karena masih lemahnya koordinasi antara Puskesmas dengan Cabang Dinas Pendidikan serta pihak sekolah yang menjadi sasaran kegiatan, sehingga diharapkan ke depan pihak Puskesmas lebih aktif melakukan koordinasi stakeholder bidang pendidikan tentang Program Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah.
7.4 Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja mencapai 100% dari target kinerja yang telah ditentukan. Meskipun demikian, masih diperlukan upaya terutama dalam hal peningkatan kemampuan tenaga pengelola kesehatan remaja di seluruh puskesmas.
7.6 Persentase puskesmas yang melaksanakan SDIDTK di posyandu dan TK baru mencapai 40% dari target yang ditetapkan. Hal ini terjadi karena SDIDTK hanya dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak. Namun direncanakan untuk tahun 2017 mulai dilakukan di Posyandu.
7.7 Cakupan pelayanan kesehatan pada usia lanjut sesuai standar mencapai 100% dari target yang ditetapkan. Hal ini disebabkan karena tingkat kesadaran masyarakat terutama usila dalam melakukan pemeriksaan kesehatan sudah cukup tinggi, selain itu dukungan dari stakeholder dalam penggerakan masyarakat, terutama yang memiliki keluarga usila. Program pembentukan Pos Pembinaan Terpadu Kesehatan Usila (Posbindu) di setiap Puskesmas memberi dampak positif sehingga sangat diharapkan lebih aktif lagi melakukan pembinaan terhadap Posbindu tersebut.
Sasaran 8 Meningkatnya persentase persalinan di fasyankes (PF) NO Indikator sasaran Capaian
kinerja
<55 55 s/d 70
70 s/d 85 85 s/d 100 1. Persentase persalinan di
fasyankes 100
Sangat Berhasil 2. Persentase Puskesmas Yang
melaksanakan kelas ibu hamil sesuai Standar
100 Sangat
Berhasil 3 Persentase Puskesmas Yang
melakukan orientasi program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
100 Sangat
(41)
4 Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4)
91,7 Sangat
Berhasil 5 Cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani sesuai standar
88,5 Sangat
Berhasil 6 Cakupan pelayanan nifas
sesuai standar 93,6
Sangat Berhasil
8.1 Persentase persalinan di fasyankes mencapai 100% dari target yang ditetapkan, yang menandai bahwa kesadaran masyarakat tentang perlunya persalinan di saran pelayanan kesehatan semakin baik. Hal ini berimplikasi positif terhadap penerapan Perda No.7 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Keluarga Sehat. Walaupun demikian diharapkan ke depan ada jaminan agar masyarakat dan pemberi pelayanan patuh terhadap Perda tersebut, maka perlu disusun Pedoman Penyelenggaraan Keluarga Sehat di Kabupaten Bulukumba yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
8.2-3 Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil sesuai standar dan orientasi program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) telah mencapai 100%. Ini merupakan rangkaian upaya dalam mendeteksi faktor risiko dalam setiap kehamilan sekaligus upaya penanganannya.
8.4 Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4) sebesar 91,7%. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya dukungan dari stakeholder dalam penggerakan masyarakat, terutama yang memiliki Ibu Hamil, juga adanya ibu hamil yang kembali kampung (Bulukumba) untuk melahirkan sehingga riwayat pemeriksaan ibu hamil (Antenatal Care) tidak terekam dengan baik. Dengan demikian masih sangat perlu upaya promosi dalam rangka penyebaran informasi tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil minimal 4 kali pada periode kehamilannya.
8.5 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani sesuai standar sebesar 88,5% dari target yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang disediakan oleh Pemerintah, serta lemahnya dukungan dari stakeholder dalam pelayanan kegawatdaruratan yang terjadi di masyarakat, terutama bila ada ibu hamil dengan komplikasi tidak mau dirujuk, sehingga diharapkan ke depan lebih aktif melakukan advokasi pada stakeholder tingkat Desa/Kelurahan tentang Program Kesehatan Rujukan terutama bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas.
8.6 Cakupan pelayanan nifas sesuai standar sebesar 93,6% dari target yang ditentukan. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan dukungan keluarga dan stakeholder, terutama di desa masih ada budaya larangan menginjak tanah sebelum mencapai 40 hari, yang diperberat bila tenaga kesehatan tidak proaktif mengunjungi
(42)
ibu nifas, sehingga diharapkan ke depan lebih aktif melakukan sosialisasi pada stakeholder tingkat Desa/Kelurahan tentang Program Kesehatan Ibu Nifas.
Sasaran 9 Menurunnya jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit dan bencana
NO. Idikator sasaran Capaian kerja
<55 55 s/d 70
70 s/d 85 85 s/d 100 1. Persentase anak usia 0-11
bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap sesuai standar
100 Sangat
berhasil 2. Persentase penyelidikan
epidemiologi <24 jam pada desa/kel yang mengalami KLB
100 Sangat
berhasil 3. Persentase sinyal
kewaspadaan dini yang direspon
100 Sangat
berhasil 4 Persentase puskesmas yang
mempunyai daerah penyelaman yang melaksanakan upaya kesehatan matra
0 Tidak Berhasil 5 Persentase pemeriksaan
kesehatan dan pembinaan kesehatan pada seluruh calon jemaah haji
100 Sangat
Berhasil 6 Persentase Puskesmas yang
melakukan pengendalian vektor terpadu
0 Tidak Berhasil 7 Jumlah kumulatif desa/kel
dengan Annual Parasite Incidence (API) <1/1000 penduduk
100 Sangat
Berhasil 8 Persentase cakupan
penemuan kasus baru kusta tanpa cacat tingkat 2
100 Sangat
Berhasil 9 Persentase keberhasilan
pengobatan TB Paru BTA Positif (success rate) minimal 85%
100 Sangat
Berhasil 10 Cakupan pelayanan
kesehatan bagi orang dengan risiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria atau transgender, pengguna Napza dan warga binaan LP) sesuai standar
5,4 Tidak Berhasil
(43)
11 Persentase puskesmas yang melakukan pemeriksaan dan tata laksana melalui program MTBS (manajemen terpadu balita sakit)
50 Tidak Berhasil 12 Persentase fasyankes yang
mempunyai layanan LROA (Layanan Rehidrasi Oral Aktif)
70 Berhasil
13 Penurunan prevalensi kasus
infeksi kecacingan < 20% 25
Tidak Berhasil 14 Persentase puskesmas yang
melaksanakan kegiatan Posbindu penyakit tidak menular (PTM)
100 Sangat
Berhasil 15 Frekuensi pemeriksaan
kesehatan pengemudi di terminal utama minimal 2 kali /tahun
100 Sangat
Berhasil 16 Cakupan pelayanan
kesehatan penderita hypertensi sesuai standar
100 Sangat
Berhasil 17 Cakupan pelayanan
kesehatan penderita diabetes melitus sesuai standar
81,3 Berhasil
9.1 Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap sesuai standar mencapai 100% dari target yang telah ditetapkan.
9.2-3 Persentase penyelidikan epidemiologi <24 jam pada desa/kel yang mengalami KLB dan persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon telah mencapai target kinerja 100%, Hal ini membuktikan bahwa petugas Surveilans di Puskesmas telah tanggap dalam melaporkan setiap kejadian di wilayahnya.
9.4 Persentase puskesmas yang mempunyai daerah penyelaman yang melaksanakan upaya kesehatan matra masih 0%. Hal ini dikarenakan kegiatan ini menjadi kegiatan yang dilaksanakan di tahun 2017.
9.5 Persentase pemeriksaan kesehatan dan pembinaan kesehatan pada seluruh calon jemaah haji sudah mencapai 100%, yang berarti semua calon jemaah haji telah diperiksa kesehatannya untuk dalam rangka deteksi dini masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan ibadah calon jemaah haji.
9.6 Pada tahun 2016 Puskesmas belum melakukan pengendalian vektor secar terpadu. 9.7-9 Jumlah kumulatif desa/kel dengan Annual Parasite Incidence (API) <1/1000
penduduk, Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat tingkat 2 dan Persentase keberhasilan pengobatan TB Paru BTA Positif (success rate) minimal
(44)
85% telah mencapai target kinerja 100%. Hal ini disebabkan karena tingkat kesadaran masyarakat terutama penderita TB Paru untuk memeriksakan diri secara dini yang didukung oleh keluarganya dalam melakukan pengawasan minum obat TB secara teratur sudah cukup tinggi. Selain itu pengelola Program TB proaktif melakukan koordinasi penemuan dini penderita TB sehingga kinerja yang telah dicapai diharapkan dipertahankan bahkan ditingkatkan agar Kabupaten Bulukumba bias bebas dari TB atau minimal dapat menekan kasus TB.
9.10 Cakupan pelayanan kesehatan bagi orang dengan risiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria atau transgender, pengguna Napza dan warga binaan LP) sesuai standar belum mencapai target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan dan pemahaman semua komponen masyarakat termasuk petugas kesehatan, yang diperberat dengan adanya stigma negative bagi yang menderita penyakit HIV-AIDS (penderita dikucilkan/dihindari). Dengan demikian Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Bulukumba diharapkan dapat lebih aktif melakukan advokasi dan sosialisasi pada seluruh komponen masyarakat tentang penenggulangan HIV-AIDS dan untuk menghilangkan stigma negative di masyarakat.
9.11 Persentase puskesmas yang melakukan pemeriksaan dan tata laksana melalui program MTBS (manajemen terpadu balita sakit) baru mencapai 50%.
9.12 Persentase fasyankes yang mempunyai layanan LROA (Layanan Rehidrasi Oral Aktif) mencapai 70%. Fasilitas pelayanan kesehatan dengan layanan LROA merupakan salah satu dalam indikator penilaian akreditasi. Dengan demikian sangat perlu dukungan dalam upaya peningkatan cakupan pelayanan.
9.13 Penurunan prevalensi kasus infeksi kecacingan < 20% baru mencapai 25% dari target kinerja. Namun upaya penurunan melalui program pengobatan missal yang secara nasional dilakukan dalam kurun waktu 5 tahun diharapkan dapat berhasil dengan baik.
9.14-15 Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan Posbindu penyakit tidak menular (PTM) dan Frekuensi pemeriksaan kesehatan pengemudi di terminal utama minimal 2 kali /tahun mencapai target kinerja 100%.
9.16 Cakupan pelayanan kesehatan penderita hypertensi sesuai standar mencapai target kinerja yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan karena tingkat kesadaran masyarakat dalam melakukan pemeriksaan kesehatan sudah cukup tinggi. Selain itu dukungan dari adanya pembentukan Posbindu disetiap puskesmas yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mendeteksi tekanan darahnya, sehingga diharapkan ke depan lebih aktif lagi melakukan sosialisasi pemanfaatan Posbindu oleh masyarakat.
9.17 Cakupan pelayanan kesehatan penderita diabetes mellitus sesuai standar dengan capaian kinerja 81,3%. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya kesadaran
(45)
penderita untuk memanfaatkan Posbindu di Puskesmas dalam mengelola penyakitnya agar tetap mampu hidup proaktif secara mandiri, sehingga ke depan Puskesmas lebih aktif melakukan sosialisasi pada masyarakat terutama yang terdeteksi penderita DM dan advokasi pada stakeholder tentang Program Pengendalian DM melalui pemanfaatan Posbindu.
Sasaran 10 Meningkatnya kualitas penyehatan lingkungan NO. Indikator sasaran Capaian
kerja (%)
<55 55 s/d 70
70 s/d 85 85 s/d 100 1. Persentase rumah
bersanitasi sehat 100
Sangat Berhasil 2. Jumlah desa/kel yang
melaksanakan STMB 100
Sangat Berhasil 3. Persentase sampel sarana
air minum yang dilakukan pengawasan
100 Sangat
Berhasil 4 Persentase tempat-tempat
umum (TTU) yang memenuhi syarat
kesehatan berdasar hasil inspeksi sanitasi
kesehatan lingkungan sesuai standar
100
Sangat Berhasil
5 Persentase tempat pengelolaan makanan (TPM) yang laik sehat
100 Sangat
Berhasil 6 Persentase pokja desa/kel
sehat aktif
100 Sangat
Berhasil 7 Persentase puskesmas
yang melaksanakan pelayanan hygiene sanitasi pangan sesuai standar di satuan pendidikan dasar
100
Sangat Berhasil
8 Persentase puskesmas yang melaksanakan klinik sanitasi sesuai standar
100 Sangat
Berhasil
Pencapaian kinerja pada setiap indikator dalam rangka peningkatan kualitas penyehatan lingkungan telah mencapai 100% dari target yang ditetapkan. Pelaksanaan program Kabupaten Sehat dan Panrita Siaga Aktif menjadi faktor pendukung dalam pencapaian kinerja ini.
Sasaran 11 Meningkatnya persentase rumah tangga dan tatanan lainnya yang ber PHBS
(46)
NO. Indikator sasaran kinerja (%) 70 85 100 1. Persentase rumah tangga yang
melaksanakan perilaku Hidup Bersih dan Sehat
100 Sangat
berhasil
11.1 Persentase rumah tangga yang melaksanakan perilaku Hidup Bersih dan Sehat mencapai 100% dari target kinerja, namun masih terus dilakukan upaya dalam rangka melakukan pembiasaan PHBS di masyarakat.
Sasaran 12 Meningkatnya persentase desa/kel siaga aktif strata mandiri NO. Indikator sasaran
Capaian kinerja (%)
<55 55 s/d 70
70 s/d 85
85 s/d 100 1. Persentase desa/kel siaga aktif
dengan strata purnama dan atau mandiri
100 Sangat
Berhasil 2. Persentase SD yang
mempromosikan kesehatan 100
Sangat Berhasil
12.1 Persentase desa/kel siaga aktif dengan strata purnama dan atau mandiri telah mencapai 100% dari target yang telah ditetapkan. Namun masih sangat diperlukan upaya penguatan dalam pengembangan tingkat kemandirian strata desa/kelurahan siaga aktif.
12.2 Persentase SD yang mempromosikan kesehatan mencapai 100% dari sejumlah sekolah yang merupakan target dalam pencapaian kinerja.
Sasaran 13 Meningkatnya persentase desa yang memanfaatkan dana desa minimal 10% untuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)
NO. Indikator sasaran
Capaian kerja
(%)
<55 55 s/d 70
70 s/d 85
85 s/d 100 1. Persentase desa yang
memanfaatkan dana desa minimal 10% untuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)
100 Sangat
berhasil
13.1 Persentase desa yang memanfaatkan dana desa minimal 10% untuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) telah mencapai 100%. Dukungan pelaksanaan lintas sektor dan program masih sangat diperlukan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
(47)
NO. Indikator sasaran
Capaian kinerja
(%)
<55 55 s/d 70
70 s/d 85
85 s/d 100 1. Persentase persediaan profil
kesehatan kabupaten per tahun
100
Sangat berhasil 2. Jumlah puskesmas yang
menyusun profil kesehatan 100
Sangat berhasil 3. Jumlah puskesmas yang
melaporkan data kesehatan prioritas tepat waktu
0
Tidak Berhasil
14.1-2 Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba dan Puskesmas telah tersedia setiap tahun, namun masih sangat diperlukan dukungan dalam rangka meningkatkan kualitas data yang disajikan, terutama dalam hal ketajaman analisis dari setiap data yang disajikan dan dukungan data dari lintas sektor terkait.
14.3 Data kesehatan prioritas pada tahun 2016 masih dilakukan di tingkat Kabupaten, namun di tingkat Puskesmas baru akan dilaksanakan pada tahun 2017. Sangat diperlukan sosialisasi dalam rangka penyiapan data di tingkat pengelola program di setiap Puskesmas.
Sasaran 15 Meningkatnya kualitas perencanaan dan manajemen pembangunan kesehatan
NO. Indikator sasaran
Capaian kinerja
(%)
<55 55 s/d 70
70 s/d 85
85 s/d 100 1. Persentase UPT Dinkes yang
memiliki perencanaan 5 tahun dan anggaran terintegrasi dari berbagai sumber
20 Tidak Berhasil 2. Persentase UPT Dinkes yang
menyampaikan Laporan Keuangan berkualitas tepat waktu
50 Tidak Berhasil
15.1-2 UPT Dinkes yang memiliki perencanaan 5 tahun dan anggaran terintegrasi dari berbagai sumber mencapai kinerja hanya 20% dari target yang ditentukan. Sementara untuk penyampaian Laporan Keuangan berkualitas tepat waktu telah mencapai 50% dari target kinerja yang ditentukan. Olehnya itu, Sangat diperlukan bimbingan teknis bagi UPT Dinkes dalam rangka peningkatan kualitas perencanaan dan manajemen pembangunan kesehatan
(1)
Pada sasaran ini terdiri dari 4 (empat) indikator kinerja sasaran dengan rata-rata capaian kinerja 45% dengan predikat Tidak Berhasil.
Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui 2 (dua) program utama yaitu :
1. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 2. Program standarisasi pelayanan kesehatan
Sasaran ini didukung oleh 3 (tiga) kegiatan dengan didukung oleh dana sebesar Rp. 58.842.500,- (100%) dari anggaran sebesar Rp. 58.842.500,-
Sasaran 4 Penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) dan peserta mandiri melalui JKN
Pada sasaran ini terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja sasaran dengan rata-rata capaian kinerja 54,5% dengan predikat Tidak Berhasil.
Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui 1 (satu) program yaitu : 1. Program upaya kesehatan masyarakat
Sasaran ini didukung oleh 2 (dua) kegiatan dengan dana sebesar Rp. 36.796.632.730 (100%).
Sasaran 5 Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar, rujukan, pengembangan dan penunjang
Pada sasaran ini terdiri dari 10 (sepuluh) indikator kinerja sasaran dengan rata-rata capaian kinerja 96,5% dengan predikat sangat berhasil.
Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui 4 (empat) program utama yaitu :
1. Program upaya kesehatan masyarakat 2. Program standarisasi pelayanan kesehatan 3. Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia 4. Program pengembangan obat asli Indonesia
Sasaran ini didukung oleh 5 (lima) kegiatan dengan didukung oleh dana besar Rp.365.225.425,- (95,5%) dari anggaran sebesar Rp. 382.267.825,-
(2)
Sasaran 6 Meningkatnya status gizi masyarakat khususnya bagi masyarakat miskin dan rentan
Pada sasaran ini terdiri dari 8 (delapan) indikator kinerja sasaran dengan rata-rata capaian kinerja 76,4% dengan predikat Berhasil.
Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui 4 (empat) program utama yaitu :
1. Program perbaikan gizi masyarakat 2. Program upaya kesehatan masyarakat
3. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita 4. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
Sasaran ini didukung oleh 5 (lima) kegiatan dengan didukung oleh dana besar Rp.523.789.250,- (99,6%) dari anggaran sebesar Rp. 526.018.400,-
Sasaran 7 Meningkatnya status kesehatan masyarakat terutama ibu, bayi, anak dan usia lanjut
Pada sasaran ini terdiri dari 6 (enam) indikator kinerja sasaran dengan rata-rata capaian kinerja 70,5% dengan predikat Berhasil.
Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui 3 (tiga) program utama yaitu :
1. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 2. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita 3. Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
Sasaran ini didukung oleh 3 (tiga) kegiatan dengan didukung oleh dana besar Rp.257.691.800,- (99,6%) dari anggaran sebesar Rp.258.763.300,-
Sasaran 8 Meningkatnya persentase persalinan di fasyankes (PF)
Pada sasaran ini terdiri dari 6 (enam) indikator kinerja sasaran dengan rata-rata capaian kinerja 95,6% dengan predikat Sangat Berhasil.
(3)
Sasaran ini didukung oleh 3 (tiga) kegiatan dengan didukung dana sebesar Rp.389.947.800,- (20,2%) dari anggaran sebesar Rp. 1.933.172.200,-
Sasaran 9 Menurunnya jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit dan bencana
Pada sasaran ini terdiri dari 17 (tujuh belas) indikator kinerja sasaran dengan rata-rata capaian kinerja 73,1% dengan predikat Berhasil.
Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui 6 (enam) program utama yaitu :
1. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 2. Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
3. Program upaya kesehatan masyarakat
4. Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan 5. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita 6. Program pengendalian penyakit tidak menular
Sasaran ini didukung oleh 14 (empat belas) kegiatan dengan didukung oleh dana sebesar Rp. 965.896.600,- (97,3%) dari anggaran sebesar Rp. 993.028.100,-
Sasaran 10 Meningkatnya kualitas penyehatan lingkungan
Pada sasaran ini terdiri dari 8 (delapan) indikator kinerja sasaran dengan rata-rata capaian kinerja 100% dengan predikat sangat berhasil.
Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui 4 (empat) program utama yaitu :
1. Program pengembangan lingkungan sehat 2. Program upaya kesehatan masyarakat
3. Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan 4. Program pengawasan obat dan makanan
Sasaran ini didukung oleh 5 (lima) dengan didukung oleh dana sebesar Rp.419.023.975,- (96,8%) dari anggaran sebesar Rp. 433.065.550,-
(4)
Sasaran 11 Meningkatnya persentase rumah tangga tatanan lainnya yang ber-PHBS
Pada sasaran ini terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja sasaran dengan capaian kinerja 100% dengan predikat Sangat Berhasil.
Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui 1 (satu) program utama yaitu :
1. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
Sasaran ini didukung oleh 2 (dua) kegiatan dengan didukung oleh dana sebesar Rp.18.347.300,- (100%).
Sasaran 12 Meningkatnya persentase desa/kelurahan siaga aktif strata mandiri
Pada sasaran ini terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja sasaran dengan rata-rata capaian kinerja 100% dengan predikat Sangat Berhasil.
Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui 2 (dua) program utama yaitu :
1. Program upaya kesehatan masyarakat
2. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
Sasaran ini didukung oleh 2 (dua) kegiatan dengan didukung oleh dana sebesar Rp.370.210.500,- (99,3%) dari anggaran sebesar Rp. 372.828.500,-
Sasaran 13 Meningkatnya persentase desa yang memanfaatkan dana desa minimal 10% untuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM)
Pada sasaran ini terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja sasaran dengan capaian kinerja 100% dengan predikat Sangat Berhasil.
Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui 1 (satu) program utama yaitu :
(5)
Sasaran 14 Penataan sistem informasi kesehatan secara berjenjang
Pada sasaran ini terdiri 3 (tiga) indikator kinerja sasaran dengan rata-rata capaian kinerja 66,7% dengan predikat Cukup Berhasil.
Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui 1 (satu) program utama yaitu :
1. Program standarisasi pelayanan kesehatan
Sasaran ini didukung oleh 1 (satu) kegiatan dengan didukung oleh dana sebesar Rp.106.953.000,- (99,9%) dari anggaran sebesar Rp. 107.090.000,-
Sasaran 15 Meningkatnya kualitas perencanaan dan manajemen pembangunan kesehatan
Pada sasaran ini terdiri 2 (dua) indikator kinerja sasaran dengan rata-rata capaian kinerja 35% dengan predikat Tidak Berhasil.
Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui 2 (dua) program utama yaitu :
1. Program upaya kesehatan masyarakat 2. Program standarisasi pelayanan kesehatan
Sasaran ini didukung oleh 2 (dua) kegiatan dengan didukung oleh dana sebesar Rp. 86.876.600,- (88,5%) dari anggaran sebesar Rp. 98.172.400,-
(6)
BAB IV P E N U T U P
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba disusun sebagai pelaksanaan akuntabilitas instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian misi dan tujuan Dinas Kesehatan, serta dalam rangka mewujudkan good governance. Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan Dinas Kesehatan sebagai penjabaran visi, misi dan strategi instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai program dan kebijakan yang telah ditetapkan.
Loparan Kinerja ini disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran tahun 2016 serta Penetapan Kinerja tahun 2016 berdasarkan hasil pengukuran kinerja dari sasaran dan kegiatan secara umum dapat dicapai dengan baik. Dari hasil pengukuran kinerja terhadap 15 sasaran, disimpulkan bahwa 8 sasaran Sangat Berhasil dicapai, 3 sasaran Berhasil, 1 sasaran Cukup Berhasil dan 3 sasaran Tidak Berhasil. Hasil analisis 15 sasaran yang ada, pencapaian kinerja sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba tahun 2016 rata-rata terkategori berhasil.
Akuntabilitas Kinerja Keuangan menunjukkan bahwa anggaran belanja langsung Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba tahun 2016 sebesar Rp. 90.043.465.705 dan terealisasi Rp. 85.178.906.638 atau (94,60%).