AKTIVITAS MASYARAKAT DALAM KEGIATAN EKONOMI DI DAERAH RAWAN LONGSOR (KASUS: JALUR POROS TAWAELI-TOBOLI) | Ani | GeoTadulako 9008 29529 1 SM

AKTIVITAS MASYARAKAT DALAM KEGIATAN
EKONOMI DI DAERAH RAWAN LONGSOR
(Kasus: Jalur Poros Tawaeli-Toboli)
Sahariani; Lilik Prihadi Utomo; Iwan Alim Saputra
(saharyanhy@yahoo.co.id, lilik56@ymail.com, IwanAsaputra@untad.ac.id)

JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2017

PUBLIC ACTIVITIES IN ECONOMIC ACTIVITIES IN EROSION AREA
(CASE: HIGH WAY OF TAWAELI-TOBOLI)

Sahariani; Lilik Prihadi Utomo; Iwan Alim Saputra
(saharyanhy@yahoo.co.id, lilik56@ymail.com, IwanAsaputra@untad.ac.id)

JOURNAL


GEOGRAPHY EDUCATION STUDY PROGRAM
SOCIAL SCIENCE EDUCATION DEPARTEMENT
TEACHER TRAIING AND EDUCATION FACULTY
TADULAKO UNIVERSITY
2017

Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD

Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan pendapatan kegiatan
ekonomi di daerah rawan longsor poros Tawaeli-Toboli. Jenis penelitian adalah
deskriptif kualitatif dengan pendekatan keruangan. Teknik pengambilan sampel
secara acak bersyarat. Teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi.
Informan berjumlah 16 orang dengan syarat lama tinggal. Lokasi penelitian wilayah
poros Tawaeli-Toboli. Wilayah tersebut dibagi menjadi 2 wilayah pengamatan yaitu
Tawaeli-Nupabomba dan Nupabomba-Tawaeli. Pembagian wilayah disebabkan

poros Tawaeli-Toboli memiliki jarak yang panjang yaitu 48 km. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bentuk kegiatan ekonomi di poros Tawaeli-Nupabomba terdiri
dari kios sembako 34 (40%), warung makan 27 (32%), usaha bengkel 5 (6%), industri
rumahan kripik pisang 1 (1%), kios sayur dan buah 18 (21%). Peningkatan
pendapatan paling tinggi terjadi pada usaha warung makan dengan pendapatan awal
Rp. 5.000.000 (4.16%) menjadi Rp. 12.000.000 (12.55%). Peningkatan pendapatan
disebabkan karena kejadian longsor yang disertai dengan buka tutup jalan. Sirkulasi
barang berasal dari wilayah Parigi, Palu, Toboli, dan Tawaeli, pengambilan barang
dagangan menggunakan mobil dan sepeda motor. Target konsumen pengguna jalan
poros Tawaeli-Toboli. Kegiatan ekonomi di poros Nupabomba-Toboli terdiri dari
kios sembako 13 (32%), warung tradisional (lalampa) 21 (51%), bengkel 4 (10%),
kios sayur dan buah 3 (7%). Penurunan pendapatan paling rendah terjadi pada warung
tradisional (lalampa) dengan pendapatan awal Rp. 49.980.000 (66.04%) menjadi Rp.
20.000.000 (52.00%). Penurunan pendapatan disebabkan karena kejadian longsor
yang diikuti sistem buka tutup jalan. Sirkulasi barang berasal dari wilayah Parigi,
Palu, Toboli, dan Tawaeli, pengambilan barang dagangan menggunakan mobil.
Target konsumen pengguna jalan poros Tawaeli-Toboli.
Kata kunci: Masyarakat, Ekonomi, Rawan

Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD


ABSTRACT

This research intends to identify kinds and income of economic activity in erosion
area high way of Tawaeli-Toboli. This is a descriptive qualitative research using
spatial approach. Sample was taken randomly and the data was collected through
interview and documentation. The informant is 16 people with their requirement of
length of staying. The research was conducted in high way of Tawaeli-Toboli. The
area was divided into 2 observation area, they are: Tawaeli-Nupabomba and
Nupabomba-Toboli. The division is caused by long distance of Tawaeli-Toboli high
way which is 48 km. The result of this research revealed that form of economic
activity in high way of Tawaeli-Toboli consisted of groceries stall 34 (40%), food
stall 27 (32%), machine shop 5 (6%), home industry of banana chips 1 (1%), and
vegetable and fruits stall 18 (21%). This improvement of income is in the food stall
where the previous income is Rp. 5.000.000 (4.16%) become Rp. 12.000.000
(12.55%). The increase of income is caused by erosion and open close road system.
The circulation of goods comes from Parigi, Palu, Toboli and Tawaeli, the goods is
taken through car and motorcycle. Economic activity in Nupabomba-Toboli consisted
of groceries stall 13 (32%), food stall (lalampa) 21 (51%), machine shop 4 (10%)
and vegetable and fruits stall 3 (7%). The decrease of income is caused of income is

caused by the erosion and open close road system. The sirculation of goods comes
from Parigi, Palu, Toboli and Tawaeli. The goods is taken through car and the target
the users of high way of Tawaeli-Toboli.

Keywords: Public, Economic, Troubled

Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD

PENDAHULUAN
Sulawesi Tengah merupakan daerah yang rawan bencana alam. Salah satu
bencana alam yang sering terjadi adalah longsor yang memberikan dampak terhadap
kerusakan infrastruktur seperti jalan, rumah-rumah dan ladang masyarakat menjadi
rusak bahkan menimbulkan korban jiwa.
Kawasan rawan bencana longsor adalah kawasan lindung atau kawasan budi
daya yang meliputi zona-zona berpotensi longsor. Umumnya kawasan rawan longsor
memiliki curah hujan tinggi yang dapat mencapai 100 mm/hari atau 70 mm/jam
dengan curah hujan tahunan lebih dari 2500 mm/tahun, serta kondisi kemiringan
lereng yang curam yaitu ≤ 20˚ (Santoso, (1998) dalam Faizal (2012:12)).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/2007,
kawasan yang memiliki kemiringan di atas 20˚ ditetapkan sebagai kawasan lindung.

Kenyataan di lapangan kawasan ini beralih fungsi sebagai kawasan terbangun atau
kawasan pemukiman untuk tempat tinggal dan tempat kegiatan ekonomi masyarakat
sekitar. Salah satu faktor kawasan ini dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan
kegiatan ekonomi masyarakat adalah tingginya mobilitas kendaraan yang melintas di
poros Tawaeli-Toboli.
Poros Tawaeli-Toboli merupakan jalur penghubung antar kabupaten yang ada
di Sulawesi Tengah. Wilayah ini terdapat berbagai macam aktivitas ekonomi
masyarakat yang padat pada wilayah-wilayah tertentu. Terdapat beberapa titik yang
padat aktivitas ekonomi masyarakat yaitu: 1) wilayah Tawaeli, 2) Kebun Kopi, 3)
Tanjung Angin, dan 4) Toboli. Kebun kopi dan Tanjung Angin terletak pada wilayah
yang rawan longsor.
Kejadian longsor dan proyek perbaikan jalan yang disertai sistem buka tutup
memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi masyarakat yang melakukan
kegiatan ekonomi di wilayah poros Tawaeli-Toboli. Dampak positif kegiatan
ekonomi masyarakat yakni menambah pendapatan masyarakat. Dampak negatif
kegiatan ekonomi adalah pendapatan masyarakat pada titik lain akan menurun.

Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD

Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui jenis kegiatan ekonomi dan

mengetahui pendapatan masyarakat yang melakukan kegiatan ekonomi di daerah
rawan longsor poros Tawaeli-Toboli.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Penelitian menggunakan
pendekatan keruangan yakni poros Tawaeli-Nupabomba dan Nupabomba-Tawaeli,
hal ini didasarkan pada jarak Tawaeli-Toboli yang panjang (48 km) sehingga dibagi
menjadi 2 bagian wilayah penelitian. Jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif.
Jumlah informan pada Tawaeli-Nupabomba adalah 10 orang informan dan jumlah
informan pada poros Nupabomba-Toboli adalah 6 orang informan dengan status lama
tinggal di wilayah tersebut sebagai syarat informan.Teknik pengumpulan data yaitu
wawancara (jenis kegiatan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah
poros Tawaeli-Toboli) dengan menggunakan analisis data deskriptif kualitatif.
Gambar 1. Peta Jalur Poros Tawaeli-Toboli

Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kegiatan ekonomi di daerah rawan
longsor poros Tawaeli-Toboli terdiri dari:
Kegiatan Ekonomi pada Poros Tawaeli-Nupabomba

Kegiatan ekonomi masyarakat pada poros Tawaeli-Nupabomba terdiri dari 3
jenis kegiatan ekonomi yaitu: 1) Perdagangan yang terdiri dari usaha kios sembako
yang berjumlah 34 (40%), usaha warung makan yang berjumlah 27 (32%), usaha kios
sayur dan buah yang berjumlah 18 (21%). 2) Bidang Industri yang terdiri usaha
industri rumahan kripik pisang yang berjumlah 1 (1%). 3) Bidang jasa yang terdiri
dari usaha bengkel yang berjumlah 5 (6%).
Pemilik usaha pada wilayah poros Tawaeli-Nupabomba memiliki alasan yang
bervariasi untuk memilih poros ini sebagai lokasi kegiatan ekonomi seperti wilayah
ini merupakan tempat yang strategis untuk melakukan kegiatan ekonomi, alasan lain
yaitu mengikuti suami atau orang tua untuk tinggal di wilayah ini, kondisi cuaca juga
merupakan alasan pelaku kegiatan ekonomi khususnya pemilik usaha kios sayur dan
buah untuk memilih wilayah ini sebagai lokasi kegiatan usahanya. Serta usaha yang
menjadi warisan keluarga juga merupakan salah satu alasan mereka memilih wilayah
ini sebagai tempat kegiatan ekonomi.
Berdasarkan data yang dikumpulkan di lapangan, kegiatan ekonomi di
wilayah poros Tawaeli-Nupabomba memiliki sirkulasi barang yang berasal dari: 1)
Usaha Kios Sembako, pemilik usaha ini yang berada pada wilayah Tawaeli
mengambil barang dagangannya pada distributor yang ada diwilayah terdekat,
sedangkan untuk wilayah Nupabomba mereka mengambil barang dagangan di
wilayah Ampibabo, Toboli serta Palu yang kemudian dijual kepada masyarakat

setempat

dan pengguna

jalan poros Tawaeli-Toboli. Pengambilan barang

menggunakan mobil angkutan barang dan sepeda motor mereka pribadi; 2) Usaha
warung makan, pemilik usaha ini yang ada pada wilayah Tawaeli mengambil bahanbahan untuk usaha mereka di pasar-pasar yang di wilayah mereka, sedangkan untuk

Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD

warung makan yang ada di Nupabomba mengambil bahan dari hasil kebun di wilayah
ini. Target konsumen pada usaha ini yaitu masyarakat setempat dan pengguna jalan
poros Tawaeli-Toboli. Pengambilan bahan-bahan menggunakan motor dan terkadang
menggunakan mobil jika bahan yang diambil banyak; 3) Usaha bengkel, pemilik
usaha bengkel di Tawaeli mengambil barang dagangan dan alat-alat bengkel di Palu
dengan alasan di Kota Palu harga barang dan alat lebih murah dibandingkan dengan
di tempat lain. Pengambilan barang menggunakan motor terkadang barang dititip
melalui mobil angkutan; 4) industri kripik, pemilik usaha ini mendatangkan bahan
baku dari Bahan-bahan pembuatan kripik seperti pisang didatangkan dari wilayah

Pantai Barat, Pantai Timur, serta desa Tolai, sedangkan untuk bahan minyak
diperoleh dari kota Palu. Konsumen dari usaha ini tidak hanya sebatas Nupabomba
tetapi juga wilayah Pantai Timur, Pantai Barat, Toboli, serta Kota Palu. Sistem
pengambilan bahan utama pada usaha ini menggunakan sistem pemesanan, pemilik
usaha memesan kepada pengepul pisang dan mengantarkannya di tempat usaha kripik
pisang; 5) Usaha Kios Sayur dan Buah, pemilik usaha ini memperoleh barang
dagangannya dari wilayah setempat dan luar pulau, untuk barang dagangan jenis
sayur diperoleh dari petani setempat sedangkan untuk jenis buah-buahan berasal
distributor buah yang ada di wilayah setempat. Pengambilan buah dan sayur
menggunakan mobil angkutan barang terkadang juga menggunakan sepeda motor jika
barang yang diambil sedikit.
Kegiatan ekonomi di poros Tawaeli-Nupabomba memiliki pendapatan yang
bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh kondisi wilayah tersebut yang sering terjadi
longsor serta terdapat proyek perbaikan jalan yang mengakibatkan poros ini memiliki
sistem buka tutup jalan. Kejadian longsor pada poros Tawaeli-Toboli memberikan
dampak positif dan negatif terhadap pendapatan masyarakat. Kenaikan pendapatan
paling tinggi terjadi pada usaha warung makan dengan pendapatan awal Rp.
5.000.000 (4.16%) menjadi Rp 12.000.000 (12.55%). Hal ini disebabkan karena saat
terjadi longsor banyak pengendara yang singgah istirahat di warung makan sambil
menunggu jalan terbuka kembali.

Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD

Kegiatan Ekonomi pada Poros Nupabomba-Toboli
Kegiatan ekonomi masyarakat pada poros Nupabomba-Toboli terdiri dari 2
jenis yaitu: 1) perdagangan yang terdiri dari kios sembako yang berjumlah 13 (32%),
warung tradisional (lalampa) yang berjumlah 21 (51%), kios sayur dan buah yang
berjumlah 3 (7%). 2) Bidang Jasa yang terdiri dari usaha bengkel yang berjumlah 4
(10%).
Alasan pemilihan lokasi kegiatan ekonomi oleh para pemilik usaha pada poros
ini yaitu lokasi ini merupakan poros utama yang menghubungkan beberapa kabupaten
yang ada di Sulawesi Tengah sehingga selalu ramai oleh pengguna jalan, wilayah ini
dianggap cukup strategis untuk melakukan kegiatan ekonomi, serta kondisi cuaca
yang sangat cocok untuk dijadikan tempat usaha khususnya untuk pemilik usaha kios
sayur dan buah, selain itu lokasi yang sudah terkenal oleh masyarakat sebagai tempat
penjualan lalampa juga menjadi salah satu alasan mereka melakukan kegiatan
ekonomi di wilayah poros Nupabomba-Toboli.
Berdasarkan data yang dikumpulkan di lapangan kegiatan ekonomi di wilayah
poros Tawaeli-Nupabomba. Sirkulasi barang berasal dari: 1) Usaha Lalampa, pemilik
usaha ini memperoleh bahan-bahan dari daerah Parigi untuk Bahan ikan dan bahanbahan lainnya diperoleh dari wilayah setempat. Konsumen dari usaha ini sebagian
besar


adalah

pengguna

jalan

poros

Tawaeli-Toboli.

Pengambilan

barang

menggunakan mobil pengangkutan barang milik pribadi; 2) Usaha Kios Sayur dan
Buah, pemilik usaha ini memperoleh barang dagangannya dari wilayah setempat dan
luar pulau, untuk barang dagangan jenis sayur diperoleh dari petani setempat
sedangkan untuk jenis buah-buahan berasal dari luar pulau dan luar negeri misalnya
apel Malang dari Pulau jawa, Apel Fuji dari Cina dan red Apel dari California.
Pengantaran buah yang berasal dari luar pulau dikirim menggunakan kapal yang
kemudian diangkut menggunakan mobil angkutan barang milik pribadi. 3) Usaha
bengkel, pemilik usaha bengkel pada wilayah ini mengambil barang dagangan dan
alat-alat bengkel di kota Palu. Hal ini disebabkan karena harga barang dan alat di
Kota Palu lebih murah dibandingkan dengan di tempat lain. Pengambilan barang
Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD

menggunakan motor terkadang barang dititip melalui mobil angkutan.4) Usaha Kios
Sembako, pemilik usaha ini yang berada pada wilayah Toboli mengambil barang
dagangannya pada distributor yang ada diwilayah terdekat, sedangkan untuk wilayah
Nupabomba mereka mengambil barang dagangan di wilayah Ampibabo, Toboli serta
Palu yang kemudian dijual kepada masyarakat setempat dan pengguna jalan poros
Tawaeli-Toboli. Pengambilan barang menggunakan mobil angkutan barang mereka
pribadi.
Kegiatan ekonomi di poros Nupabomba-Toboli memiliki pendapatan yang
bervariasi hal ini dipengaruhi oleh kondisi wilayah tersebut yang sering terjadi
longsor serta terdapat proyek perbaikan jalan yang mengakibatkan poros ini memiliki
sistem buka tutup jalan. Kejadian longsor pada poros Tawaeli-Toboli yang diikuti
adanya buka dan tutup jalan memberikan dampak negatif terhadap pendapatan
masyarakat di wilayah tersebut. Penurunan pendapatan paling rendah terjadi pada
warung tradisional (lalampa) dengan pendapatan awal Rp. 49.980.000 (41.62%)
menjadi Rp 20.000.000 (20.92%). Hal ini disebabkan karena pengguna jalan takut
untuk terjebak macet sehingga lebih memilih untuk menunggu sambil istirahat di
wilayah palang pintu.
Pengaruh Lokasi terhadap Perubahan Pendapatan
Dalam penentuan lokasi kegiatan ekonomi dan sosial seperti permukiman,
pertokoan, pabrik, pasar, tempat ibadah, sekolah dan lain sebagainya tidaklah asal
maupun acak, melainkan menunjukkan pola yang dapat diselidiki dan dimengerti.
Dalam keadaan tersebut, biasanya para ahli ekonomi regional terlebih dahulu
membuat asumsi bahwa lokasi yang dianalisis adalah datar dan kondisi yang sama.
Dengan asumsi, penyelidikan dan pemahaman akan suatu lokasi dapat mudah
dilakukan. Salah satu unsur dalam teori lokasi adalah jarak. Jarak menentukan
bagaimana manusia berhubungan dari suatu tempat ketempat lain. Jarak menciptakan
waktu dan biaya yang dibutuhkan manusia untuk mencapai lokasi tersebut. Jarak
juga menciptakan gangguan informasi sehingga semakin jauh dari suatu lokasi, maka

Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD

semakin berkurang diketahui potensi/karakter yang dimiliki pada lokasi tersebut
(Tarigan, 2005: 122-123). Semakin jauh jarak yang ditempuh, maka semakin
menurunkan minat seseorang untuk bepergian dari suatu lokasi kelokasi lain.
Berdasarkan teori lokasi, perubahan pendapatan yang berbeda pada lokasi
Tawaeli-Nupabomba dan Nupabomba-Toboli saat terjadi longsor disebabkan karena
kondisi lokasi. Lokasi poros Nupabomba-Toboli memiliki jarak yang cukup jauh dari
lokasi yang padat penduduknya saat terjadi longsor sehingga menurunkan minat
masyarakat untuk berbelanja di wilayah ini, hal ini akan menyebabkan penurunan
pendapatan pada pedagang dan pengusaha jasa. Berbeda dengan lokasi poros
Tawaeli-Nupabomba yang memiliki penduduk yang cukup padat saat terjadi longsor
shingga usaha-usaha yang ada di wilayah ini akan mengalami peningkatan
pendapatan.
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kegiatan ekonomi di wilayah
poros Tawaeli-Toboli terdiri 3 jenis yaitu perdagangan, industri, dan jasa. Ketiga
jenis kegiatan tersebut meliputi: 1) Perdagangan (usaha warung makan, warung
tradisional (lalampa), kios sembako, kios sayur dan buah; 2) Industri (industri
rumahan kripik pisang; 3) Jasa (usaha bengkel).
Kegiatan Ekonomi pada Poros Tawaeli-Nupabomba
Kegiatan ekonomi di poros Tawaeli-Nupabomba terdiri dari: 1) kios sembako
berjumlah 34 (40%); 2) warung makan berjumlah 27 (32%); 3) usaha bengkel 5
(60%); industri rumahan kripik pisang 1 (1%); dan kios sayur dan buah 18 (21%).
Kejadian longsor pada poros Tawaeli-Toboli yang diikuti adanya buka dan tutup jalan
berdampak positif dan negatif terhadap pendapatan masyarakat. Kenaikan pendapatan
paling tinggi terjadi pada usaha warung makan dengan persentase pendapatan awal
4.16% (Rp. 5.000.000)/bulannya menjadi 12.55% (Rp 12.000.000)/bulannya. Hal ini
disebabkan karena saat terjadi longsor banyak pengendara yang singgah istirahat di

Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD

warung makan sambil menunggu jalan terbuka kembali. Berdasarkan data yang
dikumpulkan di lapangan kegiatan ekonomi di wilayah poros Tawaeli-Nupabomba.
Sirkulasi barang berasal dari wilayah Parigi, Palu, Toboli, dan Tawaeli, pengambilan
barang dagangan menggunakan mobil dan sepeda motor. Target konsumen adalah
sebagian besar pengguna jalan poros Tawaeli-Toboli.
Kegiatan Ekonomi pada Poros Nupabomba-Toboli
Kegiatan ekonomi di poros Nupabomba-Toboli terdiri dari: 1) kios sembako
13 (32%); 2) warung tradisional (lalampa) 21 (51%); 3) bengkel 4 (10%); 4) kios
sayur dan buah 3 (7%). Kejadian longsor pada poros Tawaeli-Toboli yang diikuti
adanya buka dan tutup jalan negatif terhadap pendapatan masyarakat di wilayah
tersebut. Penurunan pendapatan paling rendah terjadi pada warung tradisional
(lalampa) dengan persentase pendapatan awal 66.04% (Rp. 49.980.000)/bulannya
menjadi 52.00% (Rp 20.000.000)/bulannya. Penurunan pendapatan disebabkan
karena pengguna jalan takut untuk terjebak macet sehingga lebih memilih untuk
menunggu sambil istirahat di wilayah palang pintu. Sirkulasi barang berasal dari
wilayah Parigi, Palu, Toboli, dan Tawaeli, pengambilan barang dagangan
menggunakan mobil dan sepeda motor. Target konsumen adalah sebagian besar
pengguna jalan poros Tawaeli-Toboli.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi
revisi VI). Jakarta: PT Asdi Mahastya
Bagong dan Karnaji. (2010). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana
Baswori dan Suwandi.(2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Kalote, Irvan. (2012). Analisis Tingkat Bahaya Longsor di Sepanjang jalan Kebun
Kopi Kecamatan Donggala Sulawesi Tengah. Skripsi. Palu: Program studi
Fisika Jurusan Fisika

Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD

Masyuri dan Zainuddin. (2008). Metode Penelitian pendekatan praktis dan Aplikatif.
Bandung: PT Refika Aditama
Miles, B M & A. Michael H. (1999). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI PRESS.
Tarigan, Robinson. (2005). Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: PT. Bumi
Angkasa
Yunus,

Hadi

Sabari.

(2010).

Metodologi

Kontemporer.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD

Penelitian

Wilayah