T B.IND 1302760 Chapter1

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Aktivitas berbahasa merupakan aktivitas yang paling esensial dalam
kehidupan manusia atau memiliki sifat hakiki dan perlu sekali untuk dilakukan
seperti layaknya makan, minum, tidur dan sebagainya. Hal tersebut sangat benar,
karena bahasa merupakan alat penyampaian dan penerima informasi, akan tetapi
bukan sekedar menyampaikan dan menerima informasi. Salah satunya
diwujudkan dengan didirikannya sekolah-sekolah yang dapat mengubah moral,
pendewasaan anak dan meningkatkan intelektual masyarakat, sehingga tercapai
keadaan yang normal, aman dan terkendali.
Bahasa berperan penting dalam dunia pendidikan, yaitu pada saat
menyampaikan materi kepada peserta didik di sekolah. Khususnya saat
penyampain materi Bahasa Indonesia. Dalam penyampaian materi bahasa
Indonesia, guru bahasa Indonesia harus menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar. Karena segala sesuatu yang diajarkan oleh guru terbiasa baik,
akan membuahkan hasil yang baik pula bagi peserta didik dalam pembelajaran
berbahasa. Pembelajaran berbahasa sendiri terdiri dari empat yaitu keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan

menulis.
Salah satu keterampilan yang sering digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar adalah keterampilan menulis. Menulis merupakan teknik seseorang
untuk bisa mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk melepaskan emosinya.
Menurut Alwasilah (2007, hlm. 43), menulis adalah kemampuan, kemahiran dan
kepiawaian seseorang dalam menyampaikan gagasannya ke dalam sebuah wacana
agar dapat diterima oleh pembaca yang heterogen baik secara intelektual dan
sosial. Kita mengetahui bahwa ada orang yang dapat mengomunikasikan
gagasannya hanya dengan cara menulis, namun ada pula orang yang hanya dapat
mengungkapkannya dengan cara berbicara sesuai dengan keterampilan berbahasa
yang dimiliki oleh seseorang.
Eggie Nugraha, 2016
MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KREATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH
DRAMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Tarigan (2008, hlm. 3) berpendapat bahwa menulis merupakan suatu
kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis kita haruslah

terampil memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa dan kosa kata. Keterampilan
menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik
yang banyak dan teratur.
Dalam kehidupan modern ini, jelas bahwa keterampilan menulis sangatlah
dibutuhkan. Kiranya tindaklah terlalu berlebihan bila kita katakana bahwa
keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar.
Sehubungan dengan hal ini, Morsey dalam Tarigan (2008, hlm. 4) mengatakan,
bahwa menulis dipergunakan untuk melaporkan, memberitahukan, dengan
maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang
yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini
bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.
Saat ini kurikulum terus mengalami perbaikan, perubahan ini diharapkan
demi pengembangan kompetensi siswa menjadi lebih baik lagi. Berbagai usaha
dilakukan oleh pemerintah untuk dapat memajukan dunia pendidikan Indonesia
salah satunya adalah perubahan kurikulum. Dengan adanya hal ini, tentunya
pencapaian hasil yang diharapkan ke arah perbaikan. Seluruh kompetensi
pembelajaran disusun sedemikian rupa untuk menghasilkan sesuatu yang lebih
baik. Termasuk di dalamnya kompetensi menulis.
Keterampilan menulis termasuk keterampilan berbahasa yang dianggap
sulit (Alwasilah, 2007). Anggapan ini mengakibatkan menulis jarang peminatnya

walaupun kegiatan ini harus selalu dihadapi, terutama oleh kaum akademisi,
seperti melakukan penelitian, menulis laporan

kegiatan

lapangan, menulis

laporan buku, maupun keterampilan menulis lainnya. Sekalipun mereka menulis,
pada umumnya mereka menulis karena terpaksa. Keterpaksaan ini tampak dari
masih rendahnya kemampuan menulis di kalangan mahasiswa (Akhadiah, dkk.,
1994 dan Sujanto, 1988). Padahal banyak hal yang bisa diperoleh dari kegiatan
menulis oleh mahasiswa, diantaranya melalui menulis yang terencana, mereka
akan terbiasa berpikir serta berbahasa secara tertib (Akhadiah, 1994, hlm. 1-2).
Hal yang hampir senada dikemukakan pula oleh Tarigan (1994, hlm. 1) bahwa
Eggie Nugraha, 2016
MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KREATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH
DRAMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3


semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya.
Tarigan (1994, hlm. 4) lebih lanjut mengemukakan bahwa dalam kehidupan
modern ini keterampilan menulis sangat dibutuhkan sehingga tidak berlebihan bila
dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri lain bagi bangsa
yang terpelajar.
Khusus mengenai menulis, Tarigan (1994, hlm. 19) mengatakan,
kemajuan suatu bangsa dan negara dapat diukur dari maju atau tidaknya
komunikasi tulis bangsa tersebut. Menurutnya, menulis merupakan salah satu
aspek penting dalam proses komunikasi, sehingga keterampilan menulis ini perlu
dilatih. Melatih keterampilan berbahasa (menulis) berarti pula melatih
keterampilan berpikir. Hal ini senada dengan Levy (2005, hlm. 81) yang
mengatakan bahwa menulis adalah berpikir. Bahkan pernyataannya yang lebih
dahsyat, bahwa tulisan dapat dijadikan alat pemeriksa dunia dan pengubah sudut
pandang untuk meraih kesuksesan.
Pada dasarnya, setiap orang pasti bisa menulis. Namun, menulis dianggap
sebagai kegiatan yang sulit, karena tidak semua orang tahu cara menulis. Hal ini
menarik untuk dicermati, karena pada prinsipnya setiap orang memiliki potensi
untuk mampu menulis. Permasalahan tersebut tentunya harus ditemukan
solusinya, agar setiap orang dapat mengungkapkan idenya dalam media tulisan.

Keterampilan menulis naskah drama merupakan keterampilan bersastra
yang bersifat fungsional bagi pengembangan diri siswa. Oleh karena itu, menulis
naskah drama sebagai salah satu keterampilan bersastra perlu mendapat perhatian
khusus dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Sehubungan
dengan hal tersebut maka pengajaran menulis naskah drama harus ditingkatkan
dan lebih dimaksimalkan agar mencapai tujuan dari pembelajaran menulis naskah
drama.
Pembelajaran drama ditujukan agar siswa mampu memetik nilai-nilai
positif yang terkandung dalam drama tersebut, sedangkan dalam pembelajaran
penulisan naskah drama ditujukan agar siswa mampu menulis naskah drama yang
merupakan cerminan dari relitas kehidupan yang terjadi di sekitarnya, sehingga
siswa menjadi lebih peka terhadap kondisi dan situasi yang terjadi di sekitarnya.
Eggie Nugraha, 2016
MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KREATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH
DRAMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Dalam pembuatan naskah drama siswa dituntut untuk memiliki cukup

pengetahuan yang berkaitan dengan drama, serta siswa juga harus menguasai
kaidah berbahasa tulis dengan baik. Dalam pembelajaran menulis naskah drama
diharapkan siswa dapat lebih kreatif dalam mengembangkan daya imajinasi dan
memecahkan masalah. Oleh karena itu peneliti menggunakan strategi model
pembelajaran untuk mempermudah dalam pembelajaran menulis teks drama.
Strategi yang digunakan peneliti adalah strategi sinektik yang dikembangkan oleh
Gordon. Dalam strategi ini di kembangkan unsur-unsur yang berbeda dan nyata.
Ada empat pandangan yang mendasari strategi sinektik, yaitu (1) Kreativitas
merupakan kegiatan seharihari dan berlangsung seumur hidup yang berupa
kemampuan untuk problem solving, ekspresi kreatif, empati ensight, dan produk
development; (2) Proses kreatif tidak selamanya misterius, akan tetapi mampu
dapat diuraikan dan dapat dimanfaatkan untuk melatih individu guna kreativitas
mereka; (3) Kreativitas tercipta di segala bidang dan bukan hanya dalam bidang
seni; (4) Peningkatan berpikir kreatif untuk individu dan kelompok adalah sama
dan tidak hanya bersifat individual (Waluyo 2003, hlm. 187).
Dengan melihat pentingnnya pengajaran menulis naskah drama bagi
pengembangan diri untuk kehidupan bermasyarakat, maka guru juga harus
mampu mengembangkan diri dan menambah variasi media dalam pembelajaran
menulis naskah drama. Variasi tersebut harus dapat menggerakkan dan
memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama.

Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam
pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar
yang dicapainya. Ada beberapa alasan mengapa dalam pengajaran memerlukan
media yang menunjang, alasan pertama adalah guru akan lebih mudah mengatur
dan memberi petunjuk kepada siswa tentang apa yang harus dilakukan, dari media
yang digunakannya, sehingga tugasnya tidak semata-mata menuturkan bahan
melalui kata-kata. Alasan kedua mengapa penggunaan media pengajaran dapat
mempertinggi proses dan hasil pengajaran adalah berkenaan dengan taraf berpikir
siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari
berpikir kongkret menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana
menuju ke berpikir kompleks. Penggunaan media pengajaran erat kaitannya
Eggie Nugraha, 2016
MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KREATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH
DRAMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

dengan tahapan berpikir tersebut, sebab melalui media pengajaran hal-hal yang
kompleks dapat disederhanakan. Dalam pembelajaran, media dapat diperoleh dari

lingkungan siswa. Variasi media yang digunakan tidak harus mahal, tetapi praktis
dan dapat mendukung pelajaran. Pemilihan media yang tepat harus sangat
diperhatikan. Kesalahan dalam pemilihan metode dan media dapat menimbulkan
sikap meremehkan pada bidang sastra yang memang selama ini siswa
menganggap sastra tidak berperan penting dalam pembelajaran berbahasa.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh siswa maka dalam penelitian ini
peneliti mencoba untuk menggunakan strategi sinektik dengan dilengkapi gambar
untuk meningkatkan kompetensi dan sikap positif siswa dalam hal menulis sastra
khususnya menulis naskah drama.
Guru harus mampu menggunakan motivasi potensial dari gambar.
Penggunaan media gambar diharapkan dapat membimbing selera anak-anak,
terutama minat baca mereka. Melalui bimbingan guru, gambar dapat berfungsi
sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat belajar siswa. Diharapkan
penggunaan strategi sinektik dengan media gambar komik dalam pembelajaran
membuat naskah drama dapat memicu kreativitas siswa dalam kegiatan
berbahasa, khususnya bersastra.
Berkaitan dengan menulis naskah drama, penelitian-penelitian terdahulu
menunjukkan bahwa selama ini menulis naskah drama tidaklah mudah bagi
peserta didik. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan menawarkan model
pembelajaran. Seperti halnya penelitian yang telah dilakukan oleh Sony Sukmawa

dengan judul penelitian “Menulis Naskah Drama dengan Stategi Menulis
Terbibing”. Dari hasil penelitian itu, simpulan yang diperoleh bahwa peningkatan
kemampuan menulis naskah drama dengan stategi menulis terbimbing lebih
meningkat secara signifikan daripada siswa yang mengikuti pembelajaran biasa.
Sementara itu, Widiarti juga pernah meneliti penggunaan metode Sinekti dengan
judul “Keefektifan Model Sinektik dalam Pembelajara Menulis Cerpen”.
Penelitian itu juga memberikan simpulan bahwa metode sinektik dalam
pembelajaran

menulis

cerpen

meningkat

dibandingkan

dengan

model


konvensional.

Eggie Nugraha, 2016
MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KREATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH
DRAMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

Berdasarkan permasalahan yang ada peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai menulis naskah drama. Penelitian ini lebih menekankan
penerapan model sinektik dalam kemampuan menulis naskah drama dan berpikir
kreatif. Oleh karena itu, penelitian ini akan diarahkan dengan judul “Model
Sinektik Berorientasi Berpikir Kreatif dalam Pembelajaran Menulis Naskah
Drama (Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMP PGII 2 Bandung)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah dipaparkan di
atas, ada beberapa masalah yang penting untuk diteliti. Masalah-masalah yang
dimaksud dapat diidentifikasi sebagai berikut.

1) Pembelajaran menulis naskah drama merupakan salah satu materi dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga siswa diharapkan memiliki
kemampuan menulis naskah drama. Namun, kenyataannya siswa belum
seutuhnya terampil untuk menulis naskah drama.
2) Menulis naskah drama memuat unsur penyajian masalah dan penawaran
solusi. Oleh karena itu, menulis naskah drama harus benar-benar menerapkan
berpikir kreatif. Namun, siswa belum semuanya mampu menuliskan naskah
drama yang berlandaskan berpikir kreatif.
3) Kurangnya keterampilan siswa dalam menulis naskah drama yang benarbenar kreatif karena model pembelajaran yang digunakan kurang tepat saat
pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, model sinektik menjadi salah
satu model yang ditawarkan dalam pembelajaran menulis naskah drama.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang fokus penelitian ini.
Penulis membatasi masalah penelitian yang diteliti. Aspek keterampilan berbahasa
yang diteliti adalah menulis naskah drama dan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Selanjutnya model pembelajaran yang digunakan adalah model Sinektik.
Pemilihan model ini untuk menstimulus siswa agar mendapatkan temuantemuan di dalam masalah itu. Lalu hasil akhirnya adalah peningkatan kemampuan
menulis naskah drama dan kemampuan berpikir kreatif. Alur berpikir dan menulis
inilah yang diharapkan menjadi hal berbeda untuk membuat pembelajaran menulis
lebih menyenangkan.
Eggie Nugraha, 2016
MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KREATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH
DRAMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka masalah penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut ini.
1) Bagaimanakah kemampuan menulis naskah drama kelas VIII SMP PGII 2
Bandung?
2) Bagaimanakah penerapan model sinektik terhadap kemampuan menulis
naskah drama siswa kelas VIII SMP PGII 2 Bandung?
3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan menulis naskah
drama di kelas eksperimen dan di kelas kontrol?

D.

Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini ialah mengetahui kefektifan model sinektik

dalam pembelajaran menulis naskah drama dan kemampuan berpikir kreatif.
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1) Kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP PGII 2 Bandung.
2) Penerapan model Sinektik terhadap kemampuan menulis naskah drama siswa
kelas VIII SMP PGII 2 Bandung.
3) Efektivitas model sinektik untuk pembelajaran menulis naskah drama.

E. Manfaat Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan diharapkan memberikan manfaat baik
secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai sumber acuan atau sumber kepustakaan berkenaan dengan
proses pembelajaran menulis naskah drama dan berpikir kreatif khususnya yang
berkaitan dengan model sinektik

dengan upaya meningkatkan kemampuan

menulis dan berpikir kreatif siswa. Secara praktis penelitian ini memberi manfaat
kepada pihak-pihak sebagai berikut.
1) Hasil

penelitian

menjadi

bahan

pertimbangan

dalam

melaksanakan

Eggie Nugraha, 2016
MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KREATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH
DRAMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam pembelajaran menulis dan
berpikir kreatif.
2) Diharapkan berguna

sebagai

bahan rujukan atau kontribusi

untuk

pengembangan tahap selanjutnya mengenai model pembelajaran.
3) Hasil ini berguna bagi guru sebagai rujukan untuk terus meningkatkan mutu
pembelajaran menulis naskah drama.
4) Bagi peneliti lain, dapat memberikan sumbangan pemikiran kajian pada
penelitian lebih lanjut yaitu berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan
dalam usaha memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi
belajar mengajar.
5) Diharapkan berguna bagi lembaga atau sekolah untuk mengembangkan
kualitas pendidikan melalui penggunan metode.
6) Meningkatkan kemampuan menulis siswa khususnya kemampuan menulis
naskah drama.
F. Anggapan Dasar
Anggapan dasar merupakan landasan teori di dalam pelaporan hasil
penelitian. Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang
kebenarannya diterima oleh peneliti. Sekaitan dengan hal tersebut, dalam
penelitian ini penulis mempunyai anggapan dasar sebagai berikut.
1. Keterampilan menulis naskah drama harus ditingkatkan sebagai upaya
pembentukan bekal dalam menulis khususnya juga untuk bekal siswa pada
pendidikan selanjutnya.
2. Keterampilan berpikir kreatif harus ditingkatkan serta dibiasakan dalam
pembelajaran sehingga kemampuan berpikir siswa juga bisa diterapkan
dalam kehidupannya dan untuk bekal siswa pada pendidikan selanjutnya.
3. Sinektik adalah metode berbasis bepikir kreatif yang menuntut siswa untuk
mengembangkan imajinasinya pada materi pembelajaran.

Eggie Nugraha, 2016
MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KREATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH
DRAMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

G. Hipotesis
Hipotesis merupakan landasan atau patokan dalam melaksanakan sebuah
penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dirumuskan beberapa hipotesis
statistika sebagai berikut.
1.

Ho : Tidak terdapat peningkatan hasil belajar kemampuan menulis enaskah

drama pada siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode

sinektik dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode
ceramah.
Hi : Terdapat peningkatan hasil belajar kemampuan menulis naskah drama
dan pada siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode

sinektik dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode
ceramah.
2. Ho : Tidak terdapat pengaruh penggunaan metode sinektik terhadap
kemampuan menulis naskah drama pada siswa yang mengikuti

pembelajaran menggunakan metode sinektik dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan metode ceramah.
Hi : terdapat pengaruh penggunan metode sinektik terhadap kemampuan

menulis naskah drama pada siswa yang mengukuti pembelajaran
menggunakan metode sinektik dengan siswa yang mengikuti pembelajaran

dengan metode ceramah.

Eggie Nugraha, 2016
MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KREATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH
DRAMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu