this PDF file PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, , LEVERAGE, DAN NILAI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM | Putranto | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE , DAN
NILAI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi Kasus pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2016)
Ashari Dwi Putranto
Ari Darmawan
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email: ashariputranto@gmail.com
ABSTRACT

Assessment of the performance of the industry can be seen from all influential factors of him are stock
prices, size of company, profitability ratio, leverage ratio, and market value. Research objectives to describe
the influence of sixe of company, profitability ratio, leverage ratio, and market value against the stock
price. Data taken from the financial statements of mining industry registered in BEI 2010-2016
period. Results of the study stated the test for the determination of the coefficient (R2) visible variable
industrial scale, leverage, profitability and market value was able to explain the stock price of
75%. Multiple linear regression test F count of 37.009 with probability of 0.000. Rate the probability is
smaller than the level of significance of 5%. So the variable scale industry, profitability, leverage, and
market value collectively affect stock prices. Test t stated market value (PER) do not affect the stock

price. Industrial scale affect share prices positively. Stock prices affect profitability positively. Leverage
effect negatively to stock prices.
Keywords: Company’s Stock Price, Size of Company, Profitability, Leverage, ROA, DER, PER, Market
Value.

ABSTRAK
Penilaian kinerja industri dapat dilihat dari seluruh faktor berpengaruh terhadapnya antara lain adalah nilai
pasar, harga penutupan saham, ukuran perusahaan, rasio profitability, dan rasio leverage. Penelitian ini
memiliki tujuan untuk menjelaskan dampak ukuran perusahaan, rasio profitability, rasio leverage, dan nilai
pasar terhadap harga penutupan saham. Data bersumber dari laporan keuangan sektor pertambangan yang
listing di BEI dari periode 2010 hingga 2016. Hasil penelitian mendapatkan uji koefisien determinasi (R2)
dari variabel ukuran perusahaan, rasio profitability, rasio leverage, dan nilai pasar mampu menjabarkan
harga penutupan saham sejumlah 75%. Pengujian dari regresi linier berganda Fhitung sebesar 37,009
dengan probabilitas 0,000. Angka probabilitas lebih kecil daripada angka signifikansi yaitu 5%. Variabel
ukuran perusahaan, rasio profitability, rasio leverage, dan nilai pasar secara bersama-sama memiliki dampak
terhadap harga saham. Uji t menjelaskan bahwa nilai pasar tidak memiliki dampak terhadap harga saham.
Ukuran perusahaan memiliki dampak terhadap harga saham dengan cara positif. Rasio profitability memiliki
dampak terhadap harga saham dengan cara positif. Rasio leverage memiliki dampak dengan cara negatif
terhadap harga saham.
Kata Kunci: Harga Saham, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, ROA, DER, PER, Nilai

Pasar.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

110

PENDAHULUAN
“Pasar modal adalah tempat pasar keuangan di
mana diperjualbelikan berbagai macam peranti
keuangan jangka panjang, bisa dalam bentuk
obligasi (hutang) atau saham (modal)” (Hanafi,
2015:63). “Pasar modal menyediakan jasa untuk
memfasilitasi pemindahan dana dari pihak yang
kelebihan dana (investor) ke pihak yang
memerlukan dana (perusahaan) (Tandelilin,
2010:26). Perusahaan yang menerima dana dari
investor akan memungkinkan untuk berekspansi
tanpa harus menunggu dana yang tersedia dari
hasil operasi perusahaan. Harapan dari investor

adalah investasi yang diberikannya mendapatkan
umpan balik berupa laba hasil usaha yang
maksimal.
Bursa Efek Indonesia terbagi menjadi
sembilan sektor yang terkualifikasi dan satu di
antaranya adalah sektor pertambangan berjumlah
sebanyak 41 emiten. Permasalahan yang terjadi
secara bertolak belakang salah satunya adalah di
bidang pertambangan. Permasalah an pelik yang
bertolak belakang itu adalah antara harga saham
penutupan tahunan sektor pertambangan dengan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) penutupan.
Sektor pertambangan tahun 2010 memiliki
harga saham penutupan sebesar Rp3.274,16. Harga
saham penutupan turun menjadi Rp2.532,38 dan
Rp1.863,66 pada tahun 2011 dan 2012. Harga
saham penutupan hampir sama pada tahun 2013
dan 2014 sebesar Rp1.429,311 dan Rp1.368,999.
Pada tahun 2015 terjadi penurunan harga saham
yang tajam yakni sebesar Rp811,072. Tahun 2016

harga saham penutupan naik lagi pada angka
Rp1.384,706 atau naik turun nilai pada dua tahun
sebelumnya lebih tinggi. Kenaikan dan penurunan
ditunjukkan pada gambar 1 berikut.
3.500,00

3.274,16

3.000,00

2.532,38

2.500,00
1.863,66
1.429,31
1.369,00

2.000,00
1.500,00


1384,706

811,072

1.000,00
500,00

0,00
Harga Saham Penutupan
2010

2011

2012

2013

2014

2015


2016

Gambar 1
Fluktuasi Harga Saham Penutupan
Sektor Pertambangan 2010- 2016

Sumber: www.idx.co.id
Fluktuasi harga saham penutupan yang
mengalami tren penurunan tidak berbarengan

terhadap tren ketetapan atau kenaikan IHSG
tahunan. Fenomena tersebut yang dijadikan alasan
peneliti mengapa mengambil tahun penelitian
selama periode 2010 hingga 2016. IHSG
penutupan 2010 sebesar Rp3.703,51. Tahun 2011
dan 2012 IHSG penutupan naik sebesar
Rp3.821,99 dan Rp4.316,69. Penurunan yang tipis
terjadi tahun 2013, yakni sebesar Rp4.274,18.
Tahun 2014 terjadi kenaikan yang signifikan

menjadi Rp5.226,95. Penurunan yang tampak
nyata dapat terlihat 2015 sebesar Rp4.593,01.
Fluktuasi tersebut menjadi angka yang lebih tinggi
tahun 2016 menuju Rp5.296,71. Fluktuasi tersebut
dapat tersaji pada gambar 2 berikut.
6.000,00
5.000,00
4.000,00

5.296,71
5.226,95
4.593,01
4.316,69
4.274,18
3.821,99
3.703,51

3.000,00
2.000,00
1.000,00

0,00
IHSG Penutupan
2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

Gambar 2
Fluktuasi IHSG Penutupan 20102016 pada Sektor Pertambangan

Sumber: www.idx.co.id

Analisis
kinerja
perusahaan
akan
mencerminkan perusahaan mana yang dapat
memberikan laba yang maksimal. Kinerja
perusahaan dapat berubah dikarenakan adanya
faktor-faktor
seperti
ukuran
perusahaan,
profitabilitas, leverage, dan nilai pasar. Keempat
variabel tersebut sudah mewakili dari penyebab
dan dapat diperoleh dari perhitungan menurut
laporan-laporan keuangan yang dikeluarkan oleh
perusahaan.
Variabel awal yang dipakai peneliti adalah
ukuran
perusahaan.
“Ukuran

perusahaan
mencerminkan besar atau kecilnya suatu
perusahaan dengan proxy berupa nilai buku modal,
total aktiva, dan total pendapatan penjualan” (AlKhazali dan Zoubi, 2005). Penelitian ini memproxy-kan ukuran perusahaan dengan cara log
natural total penjualan. Total penjualan sebagai
salah satu peranti untuk menentukan ukuran
perusahaan karena kekayaan dan sumber daya
perusahaan tercermin dari seberapa besar
penjualannya.
Variabel kedua yang dipakai adalah rasio
profitabilitas. “Rasio profitabilitas ialah rasio yang
dalam arti bersama-sama secara keseluruhan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

111

memengaruhi manajemen aset, utang, dan
likuiditas dari hasil operasi perusahaan.” (Brigham
dan Houston, 2014:146). Rasio profitabilitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Return On
Assets (ROA). Penggunaan Return On Assets
karena untuk menunjukkan besarnya perusahaan
dan melihat tingginya kinerja perusahaan.
Variabel ketiga dipakai sebagai ukuran adalah
rasio leverage. Rasio leverage dipakai untuk
mengukur kinerja pada pembahasan tersebut ialah
Debt
to
Equity
Ratio
(DER).
“DER
menggambarkan adanya keterikatan antara jumlah
hutang jangka panjang yang diberikan oleh para
kreditur berbanding dengan jumlah modal sendiri
yang dipunyai pemilik perusahaan” (Syamsuddin,
2011:54). Untuk mengetahui seberapa tinggi
industri mempunyai modal kerja yang disertai
kemampuan mengelolanya secara efektif diukur
dengan memakai Debt to Equity Ratio (DER).
Price to Earning Ratio (PER) adalah ukuran
yang membagi antara harga per lembar saham
terhadap laba per lembar saham. Penggunaan PER
karena dapat membantu investor dalam
menentukan tingkat risiko sebuah perusahaan
terhadap rata-rata industrinya dan pengaruhnya
pada harga saham untuk kurun periode yang
diperkirakan (penilaian pasar). Investor dapat
memperkirakan harga saham industri dari beberapa
informasi yang diperoleh kemudian mengamati
faktor lain sebagai bahan pertimbangan dalam
menaksir harga saham perusahaan.
“Harga saham adalah bentuk dari segala
informasi yang tersedia bagi publik dan didasarkan
pada arus kas yang diharapkan di tahun berjalan
serta tahun-tahun mendatang” (Brigham dan
Houston, 2014:10). “Fluktuasi harga saham terjadi
pada satu waktu tertentu terkait prospek
perusahaan yang mengalami perubahan kondisi
dan informasi baru yang diperoleh oleh investor”
(Brigham dan Houston, 2014:9).
Sampel yang dipakai adalah sebanyak tujuh
dari 41 emiten (industri) yang listing di BEI pada
sektor pertambangan. Periode penelitian ditentukan
pada Januari 2010 sampai Desember 2016. Periode
penelitian dipastikan pada periode itu sehubungan
dengan keakuratan data yang diperlukan.
Penelitian ini tergolong pada jenis penelitian
kuantitatif karena penekanannya kepada hasil uji
teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel
penelitian dengan angka dan melakukan analisis
data secara statistik. Dari fenomena dan latar
belakang permasalahan yang dipaparkan maka
diputuskan untuk memakai judul “Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage,
dan Nilai Pasar terhadap Harga Saham“.

KAJIAN PUSTAKA
Ukuran Perusahaan
“Ukuran perusahaan adalah sebuah skala yang
menunjukkan
besar
kecilnya
perusahaan”
(Rochimawati,
2010).
“Indikator
ukuran
perusahaan memiliki berupa nilai buku ekuitas,
total aset, dan total pendapatan penjualan” (AlKhazali dan Zoubi, 2005). “Ukuran perusahaan
digolongkan dan disusun melalui log natural total
aktiva” (Nasution dan Setiawan, 2007) dan “log
natural total penjualan” (Nuryaman, 2009).
Penelitian
ini
mem-proxy-kan
ukuran
perusahaan dengan cara log natural total penjualan.
Total penjualan dijadikan indikator mengukur
ukuran perusahaan. Hal tersebut karena kekayaan
dan sumber daya perusahaan tercermin dari
seberapa besar penjualannya.
“Akses pendanaan yang mudah merupakan
informasi baik bagi investor” (Soliha, 2002). Hal
ini juga bisa mencerminkan prospek yang baik di
masa depan sebagai petunjuk (sinyal) positif oleh
investor sehingga nilai (saham) perusahaan
terpengaruh positif. Sinyal positif tersebut yang
menjadikan ukuran perusahaan menjadi salah satu
variabel vital.
Profitabilitas
“Rasio yang menyatakan gabungan dari
pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang
pada hasil operasi disebut rasio Profitabilitas”
(Brigham dan Houston, 2014:146). Rasio
Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Return On Assets (ROA). Return On Assets
dipakai untuk menilai kemampuan modal yang
diinvestasikan dalam total aktiva yang dipunyai
sebagai penghasil laba juga melihat sejauh mana
kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang tinggi
dapat tercermin dari semakin besarnya tingkat
ROA pada perusahaan.
Kekuatan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan tinggi dapat diartikan bahwa
perusahaan memiliki kinerja yang tinggi. Semakin
besar kekuatan perusahaan dalam mendapatkan
keuntungan maka sebagai hal yang harus dilakukan
adalah pengembalian aset perusahaan besar pula.
Pengembalian aset perusahaan yang besar menjadi
faktor ketertarikan investor untuk membeli saham
perusahaan yang bersangkutan, secara otomatis
harga saham perusahaan itu semakin meroket di
pasaran.
“Tingkat pengembalian aset yang rendah tidak
selalu berati buruk karena hal tersebut bisa saja
akibat dari kebijakan yang sengaja diambil untuk
menggunakan utang dalam jumlah besar”
(Brigham dan Houston, 2014:148). Secara
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

112

otomatis bahwa faktor ini yang mengakibatkan
tingginya beban bunga yang membuat keuntungan
bersih menjadi lebih kecil. Pengamat harus lebih
teliti lagi dalam menilai kinerja industri
berdasarkan ROA. Mereka harus melihat dan
mengamati situasi secara keseluruhan agar dapat
mengatasi kerugian yang mungkin terjadi dengan
memaknai rasio-rasio lain.
Leverage

Ukuran hutang yang disajikan pada neraca
menunjukkan jumlah modal pinjaman yang
digunakan dalam proses produksi perusahaan.
“Modal hutang ini terdiri dari hutang jangka
pendek dan hutang jangka panjang, tetapi karena
pada dasarnya hutang jangka panjang jauh lebih
besar daripada hutang jangka pendek, sehingga
para analis keuangan umumnya lebih tertuju pada
hutang ini” (Syamsuddin, 2011:53). Hutang jangka
pendek ialah kewajiban perusahaan di bidang
keuangan yang jangka waktu pembayarannya
kurang dari setahun. Hutang jangka panjang ialah
kewajiban keuangan perusahaan yang periode
pembayarannya lebih dari setahun dan biasanya
hutang jangka panjang lebih diperuntukkan pada
kebutuhan investasi dan keuangan. Pengukuran
Leverage keuangan (financial) dari suatu
perusahaan dapat diperhitungkan dengan rasio
Leverage (hutang).
DER dipakai penelitian ini untuk mengukur
rasio Leverage. “DER menggambarkan adanya
keterikatan antara jumlah hutang jangka panjang
yang diberikan oleh para kreditur berbanding
dengan jumlah modal sendiri yang dipunyai
pemilik perusahaan” (Syamsuddin, 2011:54).
Untuk mengetahui seberapa tinggi industri
mempunyai modal kerja yang disertai kemampuan
mengelolanya secara efektif diukur dengan
memakai Debt to Equity Ratio (DER). “Debt to
Equity Ratio yang tinggi akan berpengaruh pada
laba yang tinggi pada perusahaan” (Brigham dan
Houston, 2014:143). Jika laba meningkat tinggi,
kemudian dapat berpengaruh kepada harga saham
meningkat juga. Permasalahan yang terjadi adalah
perusahaan mempunyai modal kerja yang tinggi
diikuti kekuatan untuk mengatur perusahaan secara
efektif.
“Perusahaan dalam menghimpun modal baru
yang lebih memilih menggunakan utang baru akan
dianggap memiliki prospek yang sangat
menguntungkan”
(Brigham
dan
Houston,
2011:185). Anggapan yang positif tersebut dimiliki
oleh para pemegang saham saat ini (termasuk para
manajer).

Nilai Pasar
“Dalam menganalisis perusahaan (khususnya
secara fundamental), salah satu informasi yang
digunakan adalah Price to Earning Ratio (PER)”
(Tandelilin, 2010:375). Nilai pasar menandakan
sejumlah Rupiah yang harus dibayarkan oleh
investor untuk memperoleh satu Rupiah earning
(laba) perusahaan yang dilaporkan. “Price to
Earning Ratio (PER) adalah perbandingan harga
per lembar saham terhadap laba per lembar saham”
(Brigham dan Houston, 2014:150). Jika rasio
likuiditas, manajemen aset, manajemen utang, dan
profitabilitas terlihat baik, lalu rasio price to
earning ini akan menjadi tinggi dan harga saham
barangkali akan sebaik yang diharapkan.
Kesimpulan dari pendapat di atas bahwa Price
to Earning Ratio (PER) dapat membantu dalam
memastikan tingkat risiko sutau perusahaan
terhadap rata-rata industrinya dan pengaruhnya
pada harga saham dalam waktu tertentu. Price to
Earning Ratio (PER) suatu perusahaan (emiten)
yang lebih rendah dari rata-rata industri
menandakan bahwa perusahaan tersebut dipandang
memiliki kinerja yang jelek. Informasi yang
diterbitkan oleh media bisnis harus lebih dicermati
dan dianalisis mendalam. Sebagian perusahaan
sekuritas (sebagai penerbit informasi kondisi
pasar) tidak mengeluarkan data yang lengkap dan
akurat. Di Indonesia, investor harus lebih cermat
dalam melihat dan membuat penilaian terhadap
kondisi pasar dengan penggunaan Price to Earning
Ratio (PER).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini berjenis penelitian pengujian
hipotesis
(explanatory
research)
dengan
pendekatan kuantitatif. Pengujian hipotesis adalah
pengujian yang menggambarkan dan menunjukkan
mengenai sebab akibat antar variabel yang saling
berhubungan.
Lokasi penelitian mengambil dari situs resmi
Bursa Efek Indonesia, yakni www.idx.co.id.
Alasan menggunakan lokasi ini karena dapat
menyajikan informasi yang dibutuhkan dan
mempunyai data-data yang diperlukan untuk
dilakukan perhitungan rasio keuangan dan
dianalisa oleh peneliti.
Terdapat dua variabel yang dipakai pada
penelitian ini, yakni variabel Independen dan
variabel dependen. Variabel independen ditentukan
dalam variabel ukuran perusahaan, rasio
profitability, rasio Leverage, dan nilai pasar.
Variabel dependen yang dipakai adalah variabel
harga saham.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

113

Ukuran perusahaan adalah skala berapa
besarnya perusahaan yang ditentukan oleh
beberapa hal antara lain total dari penjualan dan
total dari harta (aktiva). “Variabel ini diukur
dengan menggunakan logaritma natural dari total
penjualan pada akhir tahun” (Chan et al., 2005
dalam Nuryaman, 2009):
Ukuran Perusahaan = Ln of Total Sales
“Variabel rasio profitability dalam penelitian
ini di-proxy-kan dengan cara Return On Assets
(ROA). Return On Assets (ROA) ialah rasio
keuangan yang pada umumnya dipakai untuk
pengukuran kinerja perusahaan, lebih khususnya
tentang profitabilitas perusahaan. Return On Assets
(ROA) dipakai untuk penghasilan laba atas”aset
yang dipunyainya. “Return On Assets (ROA)
dihitung memakai rumus” (Puspita, 2009):

Variabel leverage dalam penelitian ini
diperoleh dari nilai Debt to Equity Ratio (DER).
Debt to Equity Ratio (DER) diukur menggunakan
perbandingan total hutang dengan ekuitas
perusahaan. “Rumus yang dipakai dari Debt to
Equity Ratio adalah” (Syamsuddin, 2011:54):

Variabel nilai pasar dalam penelitian ini diproxy-kan memakai Price to Earning Ratio (PER).
Price to Earning Ratio (PER) adalah rasio untuk
mengukur besar kecilnya jumlah yang bersedia
dibayarkan oleh investor untuk setiap Rupiah
pendapatan laba peruahaan dalam saat tertentu.
Pengukuran Price to Earning Ratio (PER)
ditentukan dari perbandingan harga per lembar
saham dengan laba per lembar saham.
“Perhitungan PER tersebut memakai rumus”
(Adam et al., 2015):

Variabel “terikat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah harga saham dengan indikator
menggunakan Ln (log natural) dari harga saham
perusahaan. Harga saham adalah nilai atau harga
suatu saham yang terjadi di bursa pada waktu
tertentu. Harga saham ditentukan oleh para
pelaku pasar, permintaan, dan penawaran saham
yang bersangkutan di pasar modal.” Pengukuran
harga saham memakai closing price .

Penelitian ini memiliki populasi dari
perusahaan di sektor pertambangan sebanyak 41
(empat puluh satu) perusahaan yang listing di
Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 20102016. Metode yang dipakai untuk penentuan
sampel ialah purposive sampling. Pengambilan
sampel tersebut berdasarkan atas pertimbangan
tertentu, contohnya karakteristik dari populasi atau
karakteristik yang telah dipelajari sebelum
penelitian. Perusahaan yang masuk dalam syarat
penyeleksian sampel dalam penelitian ialah tujuh
perusahaan (emiten).
Data dalam penelitian ini memakai sekunder
(secondary data ). Data sekunder yang dipakai
untuk penelitian berupa data yang berhubungan
dengan laporan keuangan perusahaan dalam
periode tahun 2010 sampai dengan 2016 sudah
teraudit
dan
ter-publish.
Metode
dalam
pengumpulan data dilaksanakan melalui metode
dokumentasi. “Metode dokumentasi dilakukan
dengan cara mengumpulkan data sekunder dari
berbagai sumber, baik secara pribadi maupun
kelembagaan” (Sanusi, 2014:114). Data seperti
riwayat perusahaan, struktur organisasi, peraturanperaturan, rekapitulasi personalia, dan laporan
keuangan sudah tersedia di lokasi penelitian.
Teknik penelitian ini memakai analisis data
yang”antara lain ialah analisis statistik deskriptif
dan analisis statistik inferensial. Analisis statistik
deskriptif biasa dipakai untuk merangkum dan
menggambarkan data yang terkumpul melalui
sampel penelitian. Uji asumsi klasik dibangun atas
uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji
heteroskedastisitas, dan uji normalitas. Analisis
dalam penelitian ini memakai regresi linier
berganda, koefisien determinasi (R2), dan khusus
untuk uji pengaruh memakai uji F dan ujit.

Karakteristik
tiap-tiap
variabel
dalam
penelitian ini, yakni jumlah sampel data (N), nilai
minimal, nilai maksimal, rata-rata (mean), dan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

114

deviasi standar. Jumlah data yang dipakai dalam
penelitian sejumlah 49 buah sampel. Rata-rata tiaptiap variabel bernilai positif.

c.”Uji Autokorelasi
Syarat yang dipenuhi agar tidak terjadi
Autokorelai adalah DW berada di tengah dU dan 4
–“dU.

2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Perhitungan rasio leverage digunakan untuk
membantu dalam menganalisis struktur modal.
Hasil dari penghitungan rasio leveage adalah:

Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi

Tabel 2 Hasil Uji Normalitas

Tabel di atas menampakkan hasil analisis
regresi dengan nilai Durbin-Watson adalah 1,784.
DW tabel: dL (batas luar) = 1,3701; dU (batas
dalam) = 1,7210; 4 – dU = 2,279. Kesimpulan
yang diperoleh adalah asumsi autokorelasi tidak
terpenuhi dan model regresi diterima (dU < DW <
4 – dU, yakni 1,7210 < 1,784 < 2,279).
d. Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji one sample Kolmogorov-smirnov test
diperoleh nilai signifikansi (Asymp. Sig) sebesar
0,200 yang mana lebih dari 0,05 sehingga asumsi
normalitas tercukupi.
b. Uji Multikolinieritas
Tabel 3 Hasil Uji Multikolinieritas

Hasil uji dari grafik di atas menampakkan
titik-titik yang tersebar secara acak dan berada di
atas dan di bawah nilai 0 pada sumbu Y.
Kesimpulan yang didapatkan adalah model regresi
terjadi
homoskedastisitas
(tidak
heteroskedastisitas).

Sebuah model regresi linier disebut tidak
terjadi multikolinearitas apabila memiliki nilai
“VIF di bawah 10 dan nilai Tolerance lebih dari
0,1. Tabel tersebut menampilkan variabel-variabel
independen memiliki angka VIF kurang dari 10
dan angka Tolerance lebih dari 0,1, sehingga
model regresi ini bebas dari multikolinearitas.

3. Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel di bawah menampilkan hasil analisis
regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut :
CP = 0,462 TR + 0,613 ROA - 0,189 DER +
0,108 PER

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

115

Tabel 5 Hasil regresi linier berganda

Model
1 (Constant)
TR
ROA
DER
PER

Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
3,090
11,708

Standardized
Coefficients
Beta

t

Sig.

,000
3,790

,628

,102

,462

6,135 ,000

9,412

1,242

,613

7,576 ,000

-,337

,148

-,189

,028
2,271

,001

,001

,108

1,452 ,154

dependen, yakni harga saham (CP) masing-masing
tingkat signifikansinya senilai 0,000; 0,000; dan
0,028. Variabel lainnya, nilai pasar (PER)
mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap
variabel harga saham (CP), karena angka
signifikansinya lebih tinggi daripada tingkat
signifikansi yang dipakai, yakni 0,050 (5%).
b. Uji F
Tabel 8 Hasil Uji F

a. Dependent Variable: CP

Sumber: Data yang diolah
4.”Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 6 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Hasil di atas menampakkan angka koefisisen
determinasi (R2) senilai 0,750. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa pengaruh variabel independen
(ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan
nilai pasar) terhadap variabel dependen (harga
saham) yang bisa dijelaskan oleh persamaan ini
senilai 75% sedangkan sisanya senilai 25%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
dipakai dalam model regresi.
5. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji t
Tabel 7 Hasil Uji t

Model
1
(Constant)

t

Sig.
-3,790

,000

TR

6,135

,000

ROA

7,576

,000

DER

-2,271

,028

PER

1,452

,154

a. Dependent Variable: CP

Sumber: Data yang diolah
Hasil analisis regresi di atas menunjukkan tiga
variabel independen, yakni ukuran perusahaan
(TR), profitabilitas (ROA), dan leverage (DER)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

Hasil analisis regresi terlihat pada tabel 8
dapat diartikan bahwa dengan cara bersama-sama
variabel independen (ukuran perusahaan, rasio
profitability, rasio leverage, dan nilai pasar)
memiliki dampak yang signifikan terhadap
variabel dependen (harga penutupan saham). Hal
tersebut dapat dibuktikan melalui angka F hitung
sejumlah 37,009 dengan probabilitas 0,000. Nilai
probabilitas tersebut lebih kecil dari tingkat
signifikansi yang dipakai, yakni 5% lalu model
regresi bisa dipakai untuk menduga harga saham
(closing price). Hal ini memiliki arti bahwa
variabel ukuran perusahaan, rasio profitability,
rasio leverage, dan nilai pasar dengan cara
bersama-sama memiliki dampak terhadap harga
saham.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berikut disajikan kesimpulan dari penelitian:
1. Pengujian t disajikan agar terlihat adanya
pengaruh secara parsial (individu) variabel
independen (ukuran perusahaan, profitabilitas,
leverage, dan nilai pasar) terhadap harga
saham. Hasil analisis regresi linier berganda
ditampakkan angka signifikansi lebih rendah
daripada tingkat signifikansi tabel 0,050; yaitu
untuk ukuran perusahaan sejumlah 0,000.
Variabel ukuran perusahaan hipotesisnya
dapat diterima.
2. Hasil analisis regresi linier berganda
ditampakkan angka signifikansi lebih rendah
daripada tingkat signifikansi tabel 0,050; yaitu

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

116

untuk profitabilitas sejumlah 0,000. Variabel
profitabilitas hipotesisnya dapat diterima.
3. Hasil analisis regresi linier berganda
didapatkan angka signifikansi lebih rendah
daripada tingkat signifikansi tabel 0,050; yaitu
untuk leverage sejumlah 0,028. Variabel
leverage hipotesisnya dapat diterima.
4. Variabel lainnya, nilai pasar mempunyai
angka signifikansinya lebih tinggi daripada
tingkat signifikansi yang dipakai, yakni 0,050
(5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel nilai pasar hipotesisnya tidak dapat
diterima.
5. Pengujian F ditunjukkan agar terlihat adanya
pengaruh secara simultan (bersama-sama) per
variabel independen terhadap harga saham.
Hasil analisis regresi linier berganda
didapatkan angka F hitung sejumlah 37,009
dengan probabilitas 0,000. Angka probabilitas
0,000 lebih kecil daripada angka signifikansi
yang digunakan, yaitu 0,050 kemudian model
regresi bisa digunakan untuk pendugaan harga
penutupan saham (closing price). Hal tersebut
menimbulkan kesimpulan bahwa variabel
ukuran perusahaan, rasio profitability, rasio
leverage, dan nilai pasar secara bersama-sama
mampu memengaruhi harga saham.
Saran
Berikut disampaikan saran kepada peneliti
selanjutnya:
1. Agar memperluas bahasan melalui faktor tidak
hanya faktor yang dipakai peneliti dalam
pengaruhnya terhadap harga saham. Peneliti
selanjutnya bisa menggunakan variabel
fundamental internal, seperti rasio-rasio
keuangan
lainnya
ataupun
variabel
fundamental eksternal, seperti inflasi, kurs
valuta asing, tingkat suku bunga, dan deposito.
2. Untuk memakai sampel perusahaan selain
sektor pertambangan.
3. Untuk memasukkan variabel penelitian yang
tidak signifikan ke dalam penelitian
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, E., & Andarwati, D. (2015). Variabelvariabel yang Memengaruhi Rasio P/E dan
Dampaknya terhadap Return Saham. Jurnal
Aplikasi Manajemen (JAM) Vol. 13 No. 4 ,
714-728.

Proxy Measures For Firm Size. The Journal of
Applied Business Research, 79-90.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2011b). Dasardasar Manajemen Keuangan Jilid 02. Jakarta:
Salemba Empat.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2014a). Dasardasar Manajemen Keuangan Jilid 01. Jakarta:
Salemba Empat.
Chan, Chen, N.-f., & HSIEH, D. A. (1985). An
Exploratory Investigation of The Firm Size
Effect. Journal of Financial Economics 14,
451-471.
Hanafi, M. M. (2015). Manajemen Keuangan,
Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Nasution, M., & Setiawan, D. (2007). Pengaruh
Corporate Governance terhadap Manajemen
Laba di Industri Perbankan Indonesia.
Simposium NasionalAkuntansi X, 1-26.
Nuryaman.
(2009).
Pengaruh
Konsentrasi
Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan
Mekanisme Corporate Governance terhadap
Pengungkapan Sukarela. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia Volume 6 - Nomor 1, 89116.
Puspita, F. (2009). Analisis Faktor-faktor yang
Memengaruhi Kebijakan Dividend Payout
Ratio. Semarang: Universitas Diponegoro.
Rochimawati. (2010). Analisis Diskriminan Audit
Delay pada Industri Keuangan di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Jurnal Akuntansi Fakultas
Ekonomi Univesitas Gunadarma .
Sanusi, A. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis.
Jakarta: Salemba Empat.
Soliha, E. (2002). Pengaruh Kebijakan Hutang
Terhadap Nilai Perusahaan serta Beberapa
Faktor yang Memengaruhinya. Jurnal Bisnis
dan Ekonomi, STIE Stikubank Semarang.
Syamsuddin, L. (2011). Manajemen Keuangan
Perusahaan:
Konsep
Aplikasi
dalam
Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan
Keputusan. Jakarta: Rajawali Pers.
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Al-Khazali, O. M., & Zoubi, T. A. (2005).
Empirical Testing Of Different Alternative

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

117

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26