Perbandingan Sistem Politik Negara China
Perbandingan Sistem Politik Negara China dan Negara Kamboja
Bobby Rinahli Haryono
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………………..
Daftar Isi…………………………………………………………………………
Bab 1 Pendahuluan
Latar Belakang…………………………………………………………………….
1.1 Rumusan Masalah……………………………………………………………..
1.2 Tujuan Makalah……………………………………………………………….
Bab 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Perkembangan Politik Menurut Lucian Pye…………………………………..
Bab 3 Pembahasan
3.1 Sistem Politik China…………………………………………………………..
3.1.1 Sejarah Politik China………………………………………………..
3.1.2 Sistem Kepartaian China……………………………………………
3.2 Sistem Politik Kamboja……………………………………………………….
3.2.2 Sejarah Politik Kamboja…………………………………………….
3.2.3 Sistem Kepartaian Kamboja……………………………………….
3.3 Analisis Perbandingan Sistem Politik China dan Kamboja………………….
Bab 4 Kesimpulan dan Opini
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………………
4.2 Opini
…………………………………………………………………
Daftar Pustaka …………………………………………………………………
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
China merupakan Negara dengan kekuatan militer yang sangat kuat, tidak
hanya secara militer, China juga mampu menguasai dunia dengan kemampuan
ekonominya, Amerika Serikat saja yang sedari dulu disebut sebagai Negara adidaya,
dikalahkan ekonominya oleh China.
Kamboja, merupakan Negara penguasa di Indochina pada abad 11 sampai 14.
Negara Kamboja merupakan penerus Kekaisaran Khmer. Kerajaan Kamboja adalah
sebuah Negara dengan bentuk monarki konstitusional di Asia Tenggara.
Dua hal diatas menurut penulis sangatlah menarik, sehingga penulis memilih
untuk membandingkan system pemerintahan kedua Negara tersebut, yaitu China dan
Kamboja.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
Bagaimanakah Sistem Politik menurut Pye?
Bagaimanakah Sistem Politik di China?
Bagaimanakah Sistem politik di Kamboja?
Bagaimanakah analisis sistem politik di China dan Australia?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah agar para pembaca memahami dan
dapat membedakan sistem politik yang dijalankan masing-masing Negara, yaitu
China dan Kamboja.
1.
2.
3.
4.
Menjelaskan sistem politik menurut Pye
Menjelaskan sistem politik yang ada di China
Menjelaskan sistem politik yang ada di Kamboja
Menganalisis sistem politik China dan Kamboja
Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Perkembangan Politik menurut Lucian Pye
Tolak Ukur Terjadinya Perkembangan Politik Menurut Lucian Pye
Ada atau tidak ada “the spirit or attitude toward equality” para penyelengara
negara dan warga masyarakat.1
Semakin baik atau tidak kapasitas sistem politik dalam fungsi-fungsi, prinsip
dan standar rasionalnya. Semakin meningkat proses diferensi dan spesialisasi fungsifungsi politik (devision of labor).
Ada tiga karateristik kapan terjadinya perkembangan politik
Pertama; adalah meningkatnya pemusatan kekuasaan pemerintahan negara
nasional di ikuti kemudian semakin sempitnya sumber-sumber kekuasaan tradisional.
Kedua adalah, terjadinya diferensiasi dan spesialisasi lembaga lembaga politik
yang meningkat cukup tinggi (Highly differentiated and functionally spesific).
Ketiga; terjadinya peningkatan partisipasi warga masyarakat dalam kehidupan
politik dan semakin kuatnya identifikasi warga negara dengan sitem politik secara
keseluruhan.
Arti proses perkembangan politik bagi negara yang sedang berkembang atau
negara miskin atau belum mengalami industrilisasi, namun konsep yang di gunakan
adalah konsep negara maju atau mapan, misalnya tentang konsep sosialisasi politik,
citra pemerintahan.2
Perkembangan politik merupakan aspek dan keonsekuensi politik perubahan
menyeluruh, yaitu modernisasi. Artinya adalah kata kunci perkembangan politik
terjadinya semua modernisasi dari sistem yang kurang bagus menjadi lebih baik.3
Bab 3
Pembahasan
1
Sibley, Chris G., James H. Liu, and Steve Kirkwood. "Toward a Social Representations Theory of
Attitude Change: The Effect of Message Framing on General and Specific Attitudes toward Equality
and Entitlement." New Zealand Journal of Psychology 35.1 (2006).
2
Kleden, Ignas. Masyarakat dan negara: sebuah persoalan. Penerbit Agromedia Pustaka, 2004.
3
Pye, Lucian W. "The concept of political development." The Annals of the American Academy of
Political and Social Science 358.1 (1965): 1-13.
3.1 Sistem Politik di China
Bentuk sistem politik domestik China mengambil ide-ide dari ajaran
Marxisme Leninisme. Penggunaan ajaran Marxisme Lenin digunakan semenjak tahun
1949, dan berdasarkan ajaran ini sistem pemerintahan China tersentralisasi di tangan
pemerintah pusat. Negara didominasi oleh partai tunggal China yaitu Partai Komunis
China (Chinese Communist Party), partai inilah yang secara umum menjalankan
pemerintahan dan memiliki pengaruh yang sangat kuat karena merupakan kekuatan
partai tunggal dalam pemerintahan China. Lalu bagaimana dengan struktur institusi
negara di China, “The main organs of state power are the National People's Congress
(NPC), the State Council, and the President.”.4
Kedudukan tertinggi ada pada National People's Congress (NPC) atau
Kongres Rakyat Nasional, dalam kongres yang diadakan satu tahun sekali ini, akan
ditentukan peraturan pemerintah, undang-undang, menolak atau menerima rencana
anggaran pembelanjaan negara yang diajukan, dan juga memilih presiden dari China.
Presiden dalam pemerintahan China menjabat sebagai kepala negara, ia memiliki
kewenangan untuk mengatur politik luar negeri, Presiden memiliki pengaruh yang
besar seperti yang dijelaskan oleh Ryser ,”However, since the president usually holds
other key positions within the state institutions and the CCP, he possesses immense
power.5
Dan untuk badan eksekutif dari sistem politik China dilakukan oleh State
Council atau Dewan Negara yang akan menyusun badan legislatif yang akan diajukan
kepada Kongres Rakyat Nasional dan mengatur mengenai perihal administrasi negara
secara general.
3.1.1
4
5
Sejarah Politik China
Ryser, Annette. 2007. China’s Domestic Policy
ibid
Pemimpin Besar Tiongkok dan pendiri negara Republik Rakyat
China (RRC) adalah Mao Zedong.
Lahir 26 Desember 1893 dan meninggal 9 September 1976. 6
Mao adalah orang yang dianggap paling berjasa dalam sejarah China
modern.
Great Leap Forward
Manuver sosial-politik yang sering disebut Gerakan Lompatan
Besar ke Depan adalah kisah lain Mao yang layak kita ketahui. Segera
setelah memproklamirkan berdirinya Republik Rakyat China (RRC)
tahun 1949, Mao yang berhaluan komunis ini dengan sangat tegas
memberangus semua anasir dan para pihak yang disebutnya ‘kontrarevolusi’.
Ketua Mao lalu menerapkan land-reform, menenggelamkan
figur-figur ‘preman politik’ yang berkuasa di daerah-daerah tanpa
ampun, membagi-bagikan harta kekayaan mereka kepada rakyat yang
hidup di sentra-sentra permukiman penduduk (komune). Intinya,
Ketua Mao ingin memodernisasi China melalui penataan kembali
sektor agraria dan industri.
Namun, langkah ini boleh dibilang tidak terlalu sukses.
Kelaparan besar justru menimpa rakyat Tiongkok sepanjang
berlangsung projek Lompatan Besar ke Depan ini kurun waktu 19581961.7
Revolusi Kebudayan
6
http://asianhistory.about.com/od/profilesofasianleaders/p/maozedongbio.htm diakses pada 27
Desember 2013 pukul 08.25
7
http://asianhistory.about.com/od/profilesofasianleaders/p/maozedongbio.htm diakses pada 27
Desember 2013 pukul 08.25
Tahun 1966, Ketua Mao menggulirkan program baru lagi yang
tidak kalah populernya yakni Revolusi Kebudayaan. Memasang slogan
politik berbunyi “Destroy the old world. Forge the new world”,
gerakan sosial-politik berjuluk Cultural Revolution dimulai dengan
mengikuti siklus teori “tesis-antitesis” dan kemudian mewujudkan
konsep itu dalam praksis sesuai ajaran Karl Marx. Ketua Mao
bermimpi ingin menciptakan tatanan sosial baru guna membongkar
kemapanan kaum borjuis China dan kemudian menggantikannya
dengan masyarakat sosialis.
Melalui kelompok Red Guards yang terdiri dari anak-anak
muda, Ketua Mao memproklamirkan Revolusi Kebudayaan yang
dahsyat itu. Korbannya banyak, termasuk filosof terkenal China saat
itu yakni Chen Yuen. Para akademisi yang hidup mapan di kota-kota
besar disuruh pindah ke pedesaan dan menjadi petani.8
3.1.2
Sistem Kepartaian China
Setelah revolusi China, sistem kepartaian dikuasai oleh satu partai,
yaitu Partai Komunis China. Hal ini yang menyebabkan sistem pemilihan
umum di China diatur oleh Partai Komunis China dengan menganut sistem
secret ballot dan seluruh proses pemilihan diatur dalam satu hukum.9
Sistem kepartaian di China berbeda dengan sistem persaiangan dua
partai atau multi partai di negara-negara Barat, juga berbeda dengan sistem
partai tunggal di sejumlah negara. China menerapkan sistem kerjasama multipartai dan musyawarah politik di bahwa pimpin Partai Komunis China.
Sistem kepartaian ini ditegakkan dan dikembangkan oleh Paryai Komunis
8
http://www.sesawi.net/2013/08/28/10-hari-di-china-ketua-maozedong-dan-sejarah-china-modern-24/
diakses pada 27 Desember 2013 pukul 08.26
9
http://rizki-a--fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-44795-MBPAsiaTimurSistemPolitikChinadanHubunganPolitikChinaTaiwandanChinaTibet.html diakses pada 27 Desember
2013 pukul 9.19
China dan partai-partai demokratis dalam praktek revolusi, pembangunan dan
reformasi dalam waktu panjang, dan merupakan suatu sistem politik dasar di
China zaman sekarang.
Ciri sistem politik di China itu adalah kerjasama multi partai di bawah
pimpinan Partai Komunis China. Partai Komunis China sebagai partai
berkuasa, dan berbagai partai ambil bagian dalam pemerintahan dan
penyelenggaraan negara. Partai-partai demokratis adalah partai sahabat akrab
dan partai partisipasi pemerintahan yang bersatu dan bekerjasama dengan
Partai Komunis China, bukan partai oposisi. Partai-partai demokratis ambil
bagian dalam pemerintahan negara, ambil bagian dalam konsultasi mengenai
kebijakan penting negara dan pemilihan pemimpin negara, ambil bagian
dalam pengelolaan urusan negara, ikut menyusun dan melaksanakan
kebijakan, undang-undang dan peraturan negara. Keadaan dan sifat negara
China telah menentukan bahwa pimpinan Partai Komunis China merupakan
prasyarat terpenting dan jaminan mendasar bagi kerjasama multi-partai.
Sementara itu, pimpinan tersebut bukan memborong segalanya dengan begitu
saja, melainkan adalah pimpinan politik, yakni pimpinan di bidang prinsip
politik, arah politik dan kebijakan penting.
Sistem kerjasama multi-partai dan musyawarah politik yang dipimpin
oleh Partai Komunis China tidak saja dapat memusatkan kecerdasan berbagai
partai demokratis, berbagai organisasi rakyat dan tokoh-tokoh berbagai
kalangan, mendorong pengambilan keputusan oleh partai berkuasa dan
pemerintah berbagai tingkat dengan lebih ilmiah dan demokratis, dapat pula
memperhatikan sepenuhnya kepentingan dan tuntutan massa berbagai bidang,
disamping
dapat menghindari
cacat
berkuasanya satu partai tanpa
pengawasan, dapat pula menghindari kekacauan politik, serta ketidak
tenteraman dan ketidak persatuan akibat pertikaian dan saling mendongkel di
antara partai-partai.10
10
http://indonesian.cri.cn diakses pada 27 Desember 2013 pukul 09.48
3.2 Sistem Politik di Kamboja
Sistem politik Kamboja yang ada saat ini mengalami perjalanan yang
cukup panjang, dimana melibatkan nyawa dari jutaan penduduknya untuk
mencapai kondisi yang ada saat ini.
Dikabarkan bahwa pada saat pendudukan Khmer Merah telah terjadi
pembantaian sekitar 1,5 juta penduduk Kamboja. 11 Sebuah angka yang cukup
fantastis.
Sistem politik yang ada di Kamboja saat ini adalah Monarki
Konstitusional. Dalam sistem pemerintahan ini kepala Negara masih dipimpin
oleh seorang raja sedangkan kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang
perdana menteri.
Legislatif terdiri dari Senat diangkat 61 anggota dan 123 rumah
anggota yang lebih rendah, Majelis Nasional, dipilih berdasarkan perwakilan
proporsional dengan suara populer untuk istilah 5 tahun.12
Untuk pemilihan perdana menteri biasanya dilakukan melalui sistem
pemilu yang diikuti oleh seluruh rakyat Kamboja. Sedangkan untuk pemilihan
Raja selaku kepala Negara hanya bisa diikuti oleh keturunan Raja saja dan
persetujuan dari Parlemen yang merupakan Khmer itu sendiri.
Konstitusi menetapkan bahwa Kamboja mengadopsi kebijakan
demokrasi liberal dan pluralisme, dan bahwa orang-orang Kamboja adalah
tuan dari negara. Konstitusi juga menetapkan bahwa kekuasaan Legislatif,
Eksekutif dan cabang Yudisial harus dipisahkan. (Pasal 51 UU Kamboja)13
11
http://www.anneahira.com/sistem-politik-kamboja.htm diakses pada 27 Desember 2013 pukul 13.58
http://www.guntara.com/2011/02/negara-kamboja.html diakses pada 27 Desember 2013 pukul 15.16
13
http://www.cambodiainvestment.gov.kh/country-overview/political-system.html
diakses pada 27 Desember 2013 pukul 21.41
12
Negara ini memiliki badan legislatif bikameral yang terdiri dari
Majelis Nasional dan Senat. Pemilihan terbaru untuk Majelis Nasional
diadakan pada 27 Juli 2008 di mana Partai Rakyat Kamboja (CPP) menang
telak dan saat ini menduduki 90 kursi, disusul Partai Sam Rainsy (SRP),
Partai Hak Asasi Manusia, FUNCINPEC dan Norodom Ranariddh Partai yang
memenangkan 26 kursi, 3 kursi, 2 kursi dan 2 kursi masing-masing. Senat
mengadakan pemilu terakhir pada tahun 2006, di mana CPP memperoleh 45
kursi, 10 kursi FUNCINPEC dan SRP 2 kursi. Sisa 2 kursi diangkat oleh Raja.
Pemilu untuk anggota Senat legislatif 3 akan diselenggarakan pada Minggu,
29 Januari, 2012 . Di atas semua, CPP telah membentuk Pemerintah Kerajaan
dengan FUNCINPEC Partai dan Mr HUN SEN telah terpilih sebagai Perdana
Menteri kerajaan Kamboja.14
3.2.2
Sejarah Politik Kamboja
Kamboja atau Kampuchea merupakan negara di Asia Tenggara yang
semula berbentuk Kerajaan di bawah kekuasaan Dinasti Khmer di
Semenanjung Indo-China antara Abad Ke-11 dan Abad Ke-14. Rakyat
Kamboja biasanya dikenal dengan sebutan Cambodian atau Khmer, yang
mengacu pada etnis Khmer di negara tersebut. Negara anggota ASEAN yang
terkenal dengan pagoda Angkor Wat ini berbatasan langsung dengan Thailand,
Laos dan Vietnam. Sebagian besar rakyat Kamboja beragama Buddha
Theravada, yang turun-temurun dianut oleh etnis Khmer. Namun, sebagian
warganya juga ada yang beragama Islam dari keturunan muslim Cham.
Kamboja menghebohkan dunia ketika komunis radikal Khmer Merah
di bawah pimpinan Pol Pot berkuasa pada tahun 1975. Saat itu, Pol Pot
memproklamirkan Kamboja sebagai sebuah negara baru. Ia menyebut tahun
1975 sebagai "Year Zero". Segala sesuatunya ingin dibangun dari titik nol.
14
http://www.cambodiainvestment.gov.kh/country-overview/political-system.html
diakses pada 27 Desember 2013 pukul 15.54
Tanggal 17 April 1975 dinyatakan sebagai Hari Pembebasan (Liberation Day)
dari rezim Lon Nol yang buruk dan korup. Ternyata, pembebasan yang
dijanjikan Pol Pot justru merupakan awal masa kegelapan bagi rakyat
Kamboja.15
Merdeka dari Perancis
Pada tanggal 9 November 1953, Perancis mengakhiri
penjajahannya di Kamboja yang telah berlangsung sejak tahun 1863
dan Kamboja pun menjadi sebuah negara berdaulat. Setahun kemudian
mantan pemimpin negara kawasan Indo-China itu, Raja Norodom
Sihanouk, kembali dari pengasingannya di Thailand. Sihanouk
kemudian membentuk partai politik dan menggelar pemilihan umum
(pemilu). Setelah memenangkan pemilu ia berhasil mengusir orangorang komunis dan memperoleh seluruh kursi pemerintahan.
Pada tahun 1955, untuk melepaskan diri dari segala bentuk
pelarangan yang dibuat untuk raja oleh perundang-undangan Kamboja,
Norodom Sihanouk mengembalikan tahta kepada ayahnya, Norodom
Suramarit. Ia kemudian memasuki dunia politik. Selama pemilihan
berturut-turut, pada tahun 1955,1958, 1962 dan 1966, partai bentukan
Norodom Sihanouk selalu memenangkan kursi mayoritas di parlemen.
Pada bulan Maret 1969, Pesawat Amerika mulai mengebom
Kamboja untuk menghalangi jejak dan penyusupan dari tentara
Vietkong. Pengeboman tersebut berakhir sampai tahun 1973.
Pada tahun 1970, ketika Sihanouk sedang berada di Moskow
dalam sebuah kunjungan kenegaraan, Marsekal Lon Nol melakukan
kudeta di Phnom Penh. Lon Nol lalu menghapus bentuk kerajaan dan
15
http://www.asal-usul.com/2009/04/khmer-merah-lembar-sejarah-kelam.html diakses pada 27
Desember 2013 pukul 15.33
menyatakan Kamboja sebagai sebuah negara republik. Sihanouk tidak
kembali ke negaranya dan memilih menetap di Peking, China. Ia
memimpin pemerintahan dalam pelarian dan Khmer Merah merupakan
bagian dari pemerintahan tersebut.16
Khmer Merah
Khmer Merah (Bahasa Perancis: Khmer Rouge) adalah cabang
militer Partai Komunis Kampuchea (nama Kamboja kala itu). Pada
tahun 1960-an dan 1970-an, Khmer Merah melakukan perang gerilya
melawan rezim Shihanouk dan Marsekal Lon Nol. Pada 17 April 1975,
Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot berhasil menggulingkan
kekuasaan dan menjadi pemimpin Kamboja. Hanya dalam beberapa
hari saja, rezim baru ini telah menghukum mati sejumlah besar rakyat
Kamboja yang tadinya bergabung dengan rezim Lon Nol. Penduduk
Phnom Phen dan juga penduduk di provinsi lain terpaksa keluar dari
kota dan pindah ke daerah-daerah penampungan. Phnom Phen menjadi
kota mati. Seluruh perekonomian di seluruh negeri berubah di bawah
garis keras komunis, Uang hilang dari peredaran. Akibat dari semua
itu adalah terjadinya kelaparan dan wabah penyakit di daerah tersebut.
Selama 44 bulan berikutnya, jutaan orang Kamboja menjadi
korban teror dari Khmer Merah. Para pengungsi yang berhasil lari ke
Thailand menceritakan kekejaman kelompok ini yang antara lain
menghukum mati anak-anak hanya karena mereka tidak lahir dari
keluarga petani. Selain itu orang-orang keturunan Vietnam dan Cina
juga turut diteror dan dibunuh. Siapa saja yang disangka sebagai orang
yang berpendidikan, atau menjadi angota dari keluarga pedagang pasti
16
http://www.asiamaya.com/panduasia/cambodia/e-01land/ec-lan23.htm diakses pada 27 Desember
2013 pukul 15.36
dibunuh dengan cara dipukul sampai mati, bukan dengan ditembak
dengan dalih untuk menghemat amunisi.
Killing Fields (Ladang Pembantaian)
Masa empat tahun Pol Pot dan Khmer Merahnya berkuasa di
Kamboja, adalah masa yang membuat seluruh dunia geger. Khmer
Merah berupaya mentransformasi Kamboja menjadi sebuah negara
Maois dengan konsep agrarianisme. Rezim Khmer juga menyatakan,
tahun kedatangan mereka sebagai "Tahun Nol" (Year Zero). Mata
uang, dihapuskan. Pelayanan pos, dihentikan. Kamboja diputus
hubungannya dengan luar negeri. Hukum Kamboja juga dihapuskan.
Rezim Khmer Merah dalam kurun waktu tersebut diperkirakan
telah membantai sekitar dua juta orang Kamboja. Ada sekitar 343
"ladang pembantaian" yang tersebar di seluruh wilayah Kamboja.
Choeung Ek adalah "ladang pembantaian" paling terkenal. Di sini,
sebagian besar korban yang dieksekusi adalah para intelektual dari
Phnom Penh, yang di antaranya adalah: mantan Menteri Informasi
Hou Nim, profesor ilmu hukum Phorng Ton, serta sembilan warga
Barat termasuk David Lioy Scott dari Australia. Sebelum dibunuh,
sebagian besar mereka didokumentasikan dan diinterogasi di kamp
penyiksaan Tuol Sleng.
Penjara S-21 atau Tuol Sleng adalah organ rezim Khmer Merah
yang paling rahasia. Pada 1962, penjara S-21 merupakan sebuah
gedung SMA bernama Ponhea Yat. Semasa pemerintahan Lon Nol,
nama sekolah diubah menjadi Tuol Svay Prey High School. Tuol Sleng
yang berlokasi di subdistrik Tuol Svay Prey, sebelah selatan Phnom
Penh, mencakupi wilayah seluas 600 x 400 meter. Setelah Phnom
Penh jatuh ke tangan Khmer Merah, sekolah diubah menjadi kamp
interogasi dan penyiksaan tahanan yang dituduh sebagai musuh
politik. Di “ladang pembantaian” ini, para intelektual diinterogasi agar
menyebutkan kerabat atau sejawat sesama intelektual. Satu orang
harus menyebutkan 15 nama orang berpendidikan yang lain. Jika tidak
menjawab, mereka akan disiksa. Kuku-kuku jari mereka akan dicabut,
lantas direndam cairan alkohol. Mereka juga disiksa dengan cara
ditenggelamkan ke bak air atau disetrum. Kepedihan terutama
dirasakan kaum perempuan karena kerap diperkosa saat diinterogasi.
Setelah diinterogasi selama 2-4 bulan, mereka akan dieksekusi di
Choeung Ek. Sejumlah tahanan politik yang dinilai penting ditahan
untuk diinterogasi sekitar 6-7 bulan, lalu dieksekusi.17
3.2.3
Sistem Kepartaian Kamboja
Kamboja menganut sistem partai tunggal.
Partai Komunis Kamboja (Khmer Merah)18 adalah satu-satunya partai
yang ada di Negara Kamboja.
3.3
Analisis Perbandingan Sistem Politik China dan Kamboja
Dari yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai sistem politik yang
berjalan di China dan juga di Kamboja, sebenarnya yang menjadi perbedaan
17
http://www.asal-usul.com/2009/04/khmer-merah-lembar-sejarah-kelam.html diakses pada 27
Desember 2013 pukul 15.41
18
http://www.cambodia.org/news/?nsear=Cambodia+Government diakses pada
27 decemeber 2013 pukul 16.07
hanya terletak dalam sejarah politik, dan sistem kepartaian tunggal China
yang unik.
Bab 4
Kesimpulan
KESIMPULAN
Kesimpulan dari pembahasan diatas, Republik Rakyat China menggunakan
dasar ajaran Marxisme Lenin dalam sistem politiknya sehingga sistem pemerintahan
yang digunakannya adalah sistem pemerintahan terpusat untuk mengatur seluruh
daerah yang berada dalam batas wilayahnya. Dewasa ini, China masih
mempertahankan ideologi politik komunisme. Walaupun pada kenyataannya telah
mulai menunjukkan liberalisasi pada banyak sektor kehidupan masyarakatnya. Unsur
liberalisme China diantaranya ditunjukan melalui kebijakan yang menyerahkan
sebagian kebijakan perekonomian terhadap swasta, dan tidak sepenuhnya dikuasai
oleh pemerintah seperti halnya Negara-negara penganut ideologi politik komunisme.
Sementara pada Negara Kamboja, mereka menggunakan sistem monarki
konstitusional yang menurut penulis rakyat Kamboja sangat hebat dalam
memperjuangkan sistem politik yang ada sekarang di Negara Kamboja.
OPINI
Ditinjau dari berbagai aspek perbandingan politik yang dikemukakan oleh Lucian
Pye, Republik Rakyat China lebih baik dari Negara Kamboja, hal ini karena secara
sistem politik, sejarah politik, dan sistem kepartaian, Republik Rakyat China lebih
berpengalaman dari Negara Kamboja.
Daftar Pustaka
Sumber Utama
http://asianhistory.about.com/od/profilesofasianleaders/p/maozedongbio.htm
http://www.cambodiainvestment.gov.kh/country-overview/political-system.html
http://www.cambodia.org/news/?nsear=Cambodia+Government
http://indonesian.cri.cn
Kleden, Ignas. Masyarakat dan negara: sebuah persoalan. Penerbit Agromedia
Pustaka, 2004.
Pye, Lucian W. "The concept of political development." The Annals of the American
Academy of Political and Social Science 358.1 (1965)
Ryser, Annette. 2007. China’s Domestic Policy
Sibley, Chris G., James H. Liu, and Steve Kirkwood. "Toward a Social
Representations Theory of Attitude Change: The Effect of Message Framing on
General and Specific Attitudes toward Equality and Entitlement." New Zealand
Journal of Psychology 35.1 (2006).
Sumber Kedua
http://rizki-a--fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-44795-MBPAsiaTimur
-SistemPolitikChinadanHubunganPolitikChinaTaiwandanChinaTibet.html
http://www.anneahira.com/sistem-politik-kamboja.htm
http://www.asal-usul.com/2009/04/khmer-merah-lembar-sejarah-kelam.html
http://www.asiamaya.com/panduasia/cambodia/e-01land/ec-lan23.htm
http://www.guntara.com/2011/02/negara-kamboja.html
http://www.sesawi.net/2013/08/28/10-hari-di-china-ketua-maozedong-dan-sejarahchina-modern-24/
Bobby Rinahli Haryono
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………………..
Daftar Isi…………………………………………………………………………
Bab 1 Pendahuluan
Latar Belakang…………………………………………………………………….
1.1 Rumusan Masalah……………………………………………………………..
1.2 Tujuan Makalah……………………………………………………………….
Bab 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Perkembangan Politik Menurut Lucian Pye…………………………………..
Bab 3 Pembahasan
3.1 Sistem Politik China…………………………………………………………..
3.1.1 Sejarah Politik China………………………………………………..
3.1.2 Sistem Kepartaian China……………………………………………
3.2 Sistem Politik Kamboja……………………………………………………….
3.2.2 Sejarah Politik Kamboja…………………………………………….
3.2.3 Sistem Kepartaian Kamboja……………………………………….
3.3 Analisis Perbandingan Sistem Politik China dan Kamboja………………….
Bab 4 Kesimpulan dan Opini
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………………
4.2 Opini
…………………………………………………………………
Daftar Pustaka …………………………………………………………………
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
China merupakan Negara dengan kekuatan militer yang sangat kuat, tidak
hanya secara militer, China juga mampu menguasai dunia dengan kemampuan
ekonominya, Amerika Serikat saja yang sedari dulu disebut sebagai Negara adidaya,
dikalahkan ekonominya oleh China.
Kamboja, merupakan Negara penguasa di Indochina pada abad 11 sampai 14.
Negara Kamboja merupakan penerus Kekaisaran Khmer. Kerajaan Kamboja adalah
sebuah Negara dengan bentuk monarki konstitusional di Asia Tenggara.
Dua hal diatas menurut penulis sangatlah menarik, sehingga penulis memilih
untuk membandingkan system pemerintahan kedua Negara tersebut, yaitu China dan
Kamboja.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
Bagaimanakah Sistem Politik menurut Pye?
Bagaimanakah Sistem Politik di China?
Bagaimanakah Sistem politik di Kamboja?
Bagaimanakah analisis sistem politik di China dan Australia?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah agar para pembaca memahami dan
dapat membedakan sistem politik yang dijalankan masing-masing Negara, yaitu
China dan Kamboja.
1.
2.
3.
4.
Menjelaskan sistem politik menurut Pye
Menjelaskan sistem politik yang ada di China
Menjelaskan sistem politik yang ada di Kamboja
Menganalisis sistem politik China dan Kamboja
Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Perkembangan Politik menurut Lucian Pye
Tolak Ukur Terjadinya Perkembangan Politik Menurut Lucian Pye
Ada atau tidak ada “the spirit or attitude toward equality” para penyelengara
negara dan warga masyarakat.1
Semakin baik atau tidak kapasitas sistem politik dalam fungsi-fungsi, prinsip
dan standar rasionalnya. Semakin meningkat proses diferensi dan spesialisasi fungsifungsi politik (devision of labor).
Ada tiga karateristik kapan terjadinya perkembangan politik
Pertama; adalah meningkatnya pemusatan kekuasaan pemerintahan negara
nasional di ikuti kemudian semakin sempitnya sumber-sumber kekuasaan tradisional.
Kedua adalah, terjadinya diferensiasi dan spesialisasi lembaga lembaga politik
yang meningkat cukup tinggi (Highly differentiated and functionally spesific).
Ketiga; terjadinya peningkatan partisipasi warga masyarakat dalam kehidupan
politik dan semakin kuatnya identifikasi warga negara dengan sitem politik secara
keseluruhan.
Arti proses perkembangan politik bagi negara yang sedang berkembang atau
negara miskin atau belum mengalami industrilisasi, namun konsep yang di gunakan
adalah konsep negara maju atau mapan, misalnya tentang konsep sosialisasi politik,
citra pemerintahan.2
Perkembangan politik merupakan aspek dan keonsekuensi politik perubahan
menyeluruh, yaitu modernisasi. Artinya adalah kata kunci perkembangan politik
terjadinya semua modernisasi dari sistem yang kurang bagus menjadi lebih baik.3
Bab 3
Pembahasan
1
Sibley, Chris G., James H. Liu, and Steve Kirkwood. "Toward a Social Representations Theory of
Attitude Change: The Effect of Message Framing on General and Specific Attitudes toward Equality
and Entitlement." New Zealand Journal of Psychology 35.1 (2006).
2
Kleden, Ignas. Masyarakat dan negara: sebuah persoalan. Penerbit Agromedia Pustaka, 2004.
3
Pye, Lucian W. "The concept of political development." The Annals of the American Academy of
Political and Social Science 358.1 (1965): 1-13.
3.1 Sistem Politik di China
Bentuk sistem politik domestik China mengambil ide-ide dari ajaran
Marxisme Leninisme. Penggunaan ajaran Marxisme Lenin digunakan semenjak tahun
1949, dan berdasarkan ajaran ini sistem pemerintahan China tersentralisasi di tangan
pemerintah pusat. Negara didominasi oleh partai tunggal China yaitu Partai Komunis
China (Chinese Communist Party), partai inilah yang secara umum menjalankan
pemerintahan dan memiliki pengaruh yang sangat kuat karena merupakan kekuatan
partai tunggal dalam pemerintahan China. Lalu bagaimana dengan struktur institusi
negara di China, “The main organs of state power are the National People's Congress
(NPC), the State Council, and the President.”.4
Kedudukan tertinggi ada pada National People's Congress (NPC) atau
Kongres Rakyat Nasional, dalam kongres yang diadakan satu tahun sekali ini, akan
ditentukan peraturan pemerintah, undang-undang, menolak atau menerima rencana
anggaran pembelanjaan negara yang diajukan, dan juga memilih presiden dari China.
Presiden dalam pemerintahan China menjabat sebagai kepala negara, ia memiliki
kewenangan untuk mengatur politik luar negeri, Presiden memiliki pengaruh yang
besar seperti yang dijelaskan oleh Ryser ,”However, since the president usually holds
other key positions within the state institutions and the CCP, he possesses immense
power.5
Dan untuk badan eksekutif dari sistem politik China dilakukan oleh State
Council atau Dewan Negara yang akan menyusun badan legislatif yang akan diajukan
kepada Kongres Rakyat Nasional dan mengatur mengenai perihal administrasi negara
secara general.
3.1.1
4
5
Sejarah Politik China
Ryser, Annette. 2007. China’s Domestic Policy
ibid
Pemimpin Besar Tiongkok dan pendiri negara Republik Rakyat
China (RRC) adalah Mao Zedong.
Lahir 26 Desember 1893 dan meninggal 9 September 1976. 6
Mao adalah orang yang dianggap paling berjasa dalam sejarah China
modern.
Great Leap Forward
Manuver sosial-politik yang sering disebut Gerakan Lompatan
Besar ke Depan adalah kisah lain Mao yang layak kita ketahui. Segera
setelah memproklamirkan berdirinya Republik Rakyat China (RRC)
tahun 1949, Mao yang berhaluan komunis ini dengan sangat tegas
memberangus semua anasir dan para pihak yang disebutnya ‘kontrarevolusi’.
Ketua Mao lalu menerapkan land-reform, menenggelamkan
figur-figur ‘preman politik’ yang berkuasa di daerah-daerah tanpa
ampun, membagi-bagikan harta kekayaan mereka kepada rakyat yang
hidup di sentra-sentra permukiman penduduk (komune). Intinya,
Ketua Mao ingin memodernisasi China melalui penataan kembali
sektor agraria dan industri.
Namun, langkah ini boleh dibilang tidak terlalu sukses.
Kelaparan besar justru menimpa rakyat Tiongkok sepanjang
berlangsung projek Lompatan Besar ke Depan ini kurun waktu 19581961.7
Revolusi Kebudayan
6
http://asianhistory.about.com/od/profilesofasianleaders/p/maozedongbio.htm diakses pada 27
Desember 2013 pukul 08.25
7
http://asianhistory.about.com/od/profilesofasianleaders/p/maozedongbio.htm diakses pada 27
Desember 2013 pukul 08.25
Tahun 1966, Ketua Mao menggulirkan program baru lagi yang
tidak kalah populernya yakni Revolusi Kebudayaan. Memasang slogan
politik berbunyi “Destroy the old world. Forge the new world”,
gerakan sosial-politik berjuluk Cultural Revolution dimulai dengan
mengikuti siklus teori “tesis-antitesis” dan kemudian mewujudkan
konsep itu dalam praksis sesuai ajaran Karl Marx. Ketua Mao
bermimpi ingin menciptakan tatanan sosial baru guna membongkar
kemapanan kaum borjuis China dan kemudian menggantikannya
dengan masyarakat sosialis.
Melalui kelompok Red Guards yang terdiri dari anak-anak
muda, Ketua Mao memproklamirkan Revolusi Kebudayaan yang
dahsyat itu. Korbannya banyak, termasuk filosof terkenal China saat
itu yakni Chen Yuen. Para akademisi yang hidup mapan di kota-kota
besar disuruh pindah ke pedesaan dan menjadi petani.8
3.1.2
Sistem Kepartaian China
Setelah revolusi China, sistem kepartaian dikuasai oleh satu partai,
yaitu Partai Komunis China. Hal ini yang menyebabkan sistem pemilihan
umum di China diatur oleh Partai Komunis China dengan menganut sistem
secret ballot dan seluruh proses pemilihan diatur dalam satu hukum.9
Sistem kepartaian di China berbeda dengan sistem persaiangan dua
partai atau multi partai di negara-negara Barat, juga berbeda dengan sistem
partai tunggal di sejumlah negara. China menerapkan sistem kerjasama multipartai dan musyawarah politik di bahwa pimpin Partai Komunis China.
Sistem kepartaian ini ditegakkan dan dikembangkan oleh Paryai Komunis
8
http://www.sesawi.net/2013/08/28/10-hari-di-china-ketua-maozedong-dan-sejarah-china-modern-24/
diakses pada 27 Desember 2013 pukul 08.26
9
http://rizki-a--fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-44795-MBPAsiaTimurSistemPolitikChinadanHubunganPolitikChinaTaiwandanChinaTibet.html diakses pada 27 Desember
2013 pukul 9.19
China dan partai-partai demokratis dalam praktek revolusi, pembangunan dan
reformasi dalam waktu panjang, dan merupakan suatu sistem politik dasar di
China zaman sekarang.
Ciri sistem politik di China itu adalah kerjasama multi partai di bawah
pimpinan Partai Komunis China. Partai Komunis China sebagai partai
berkuasa, dan berbagai partai ambil bagian dalam pemerintahan dan
penyelenggaraan negara. Partai-partai demokratis adalah partai sahabat akrab
dan partai partisipasi pemerintahan yang bersatu dan bekerjasama dengan
Partai Komunis China, bukan partai oposisi. Partai-partai demokratis ambil
bagian dalam pemerintahan negara, ambil bagian dalam konsultasi mengenai
kebijakan penting negara dan pemilihan pemimpin negara, ambil bagian
dalam pengelolaan urusan negara, ikut menyusun dan melaksanakan
kebijakan, undang-undang dan peraturan negara. Keadaan dan sifat negara
China telah menentukan bahwa pimpinan Partai Komunis China merupakan
prasyarat terpenting dan jaminan mendasar bagi kerjasama multi-partai.
Sementara itu, pimpinan tersebut bukan memborong segalanya dengan begitu
saja, melainkan adalah pimpinan politik, yakni pimpinan di bidang prinsip
politik, arah politik dan kebijakan penting.
Sistem kerjasama multi-partai dan musyawarah politik yang dipimpin
oleh Partai Komunis China tidak saja dapat memusatkan kecerdasan berbagai
partai demokratis, berbagai organisasi rakyat dan tokoh-tokoh berbagai
kalangan, mendorong pengambilan keputusan oleh partai berkuasa dan
pemerintah berbagai tingkat dengan lebih ilmiah dan demokratis, dapat pula
memperhatikan sepenuhnya kepentingan dan tuntutan massa berbagai bidang,
disamping
dapat menghindari
cacat
berkuasanya satu partai tanpa
pengawasan, dapat pula menghindari kekacauan politik, serta ketidak
tenteraman dan ketidak persatuan akibat pertikaian dan saling mendongkel di
antara partai-partai.10
10
http://indonesian.cri.cn diakses pada 27 Desember 2013 pukul 09.48
3.2 Sistem Politik di Kamboja
Sistem politik Kamboja yang ada saat ini mengalami perjalanan yang
cukup panjang, dimana melibatkan nyawa dari jutaan penduduknya untuk
mencapai kondisi yang ada saat ini.
Dikabarkan bahwa pada saat pendudukan Khmer Merah telah terjadi
pembantaian sekitar 1,5 juta penduduk Kamboja. 11 Sebuah angka yang cukup
fantastis.
Sistem politik yang ada di Kamboja saat ini adalah Monarki
Konstitusional. Dalam sistem pemerintahan ini kepala Negara masih dipimpin
oleh seorang raja sedangkan kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang
perdana menteri.
Legislatif terdiri dari Senat diangkat 61 anggota dan 123 rumah
anggota yang lebih rendah, Majelis Nasional, dipilih berdasarkan perwakilan
proporsional dengan suara populer untuk istilah 5 tahun.12
Untuk pemilihan perdana menteri biasanya dilakukan melalui sistem
pemilu yang diikuti oleh seluruh rakyat Kamboja. Sedangkan untuk pemilihan
Raja selaku kepala Negara hanya bisa diikuti oleh keturunan Raja saja dan
persetujuan dari Parlemen yang merupakan Khmer itu sendiri.
Konstitusi menetapkan bahwa Kamboja mengadopsi kebijakan
demokrasi liberal dan pluralisme, dan bahwa orang-orang Kamboja adalah
tuan dari negara. Konstitusi juga menetapkan bahwa kekuasaan Legislatif,
Eksekutif dan cabang Yudisial harus dipisahkan. (Pasal 51 UU Kamboja)13
11
http://www.anneahira.com/sistem-politik-kamboja.htm diakses pada 27 Desember 2013 pukul 13.58
http://www.guntara.com/2011/02/negara-kamboja.html diakses pada 27 Desember 2013 pukul 15.16
13
http://www.cambodiainvestment.gov.kh/country-overview/political-system.html
diakses pada 27 Desember 2013 pukul 21.41
12
Negara ini memiliki badan legislatif bikameral yang terdiri dari
Majelis Nasional dan Senat. Pemilihan terbaru untuk Majelis Nasional
diadakan pada 27 Juli 2008 di mana Partai Rakyat Kamboja (CPP) menang
telak dan saat ini menduduki 90 kursi, disusul Partai Sam Rainsy (SRP),
Partai Hak Asasi Manusia, FUNCINPEC dan Norodom Ranariddh Partai yang
memenangkan 26 kursi, 3 kursi, 2 kursi dan 2 kursi masing-masing. Senat
mengadakan pemilu terakhir pada tahun 2006, di mana CPP memperoleh 45
kursi, 10 kursi FUNCINPEC dan SRP 2 kursi. Sisa 2 kursi diangkat oleh Raja.
Pemilu untuk anggota Senat legislatif 3 akan diselenggarakan pada Minggu,
29 Januari, 2012 . Di atas semua, CPP telah membentuk Pemerintah Kerajaan
dengan FUNCINPEC Partai dan Mr HUN SEN telah terpilih sebagai Perdana
Menteri kerajaan Kamboja.14
3.2.2
Sejarah Politik Kamboja
Kamboja atau Kampuchea merupakan negara di Asia Tenggara yang
semula berbentuk Kerajaan di bawah kekuasaan Dinasti Khmer di
Semenanjung Indo-China antara Abad Ke-11 dan Abad Ke-14. Rakyat
Kamboja biasanya dikenal dengan sebutan Cambodian atau Khmer, yang
mengacu pada etnis Khmer di negara tersebut. Negara anggota ASEAN yang
terkenal dengan pagoda Angkor Wat ini berbatasan langsung dengan Thailand,
Laos dan Vietnam. Sebagian besar rakyat Kamboja beragama Buddha
Theravada, yang turun-temurun dianut oleh etnis Khmer. Namun, sebagian
warganya juga ada yang beragama Islam dari keturunan muslim Cham.
Kamboja menghebohkan dunia ketika komunis radikal Khmer Merah
di bawah pimpinan Pol Pot berkuasa pada tahun 1975. Saat itu, Pol Pot
memproklamirkan Kamboja sebagai sebuah negara baru. Ia menyebut tahun
1975 sebagai "Year Zero". Segala sesuatunya ingin dibangun dari titik nol.
14
http://www.cambodiainvestment.gov.kh/country-overview/political-system.html
diakses pada 27 Desember 2013 pukul 15.54
Tanggal 17 April 1975 dinyatakan sebagai Hari Pembebasan (Liberation Day)
dari rezim Lon Nol yang buruk dan korup. Ternyata, pembebasan yang
dijanjikan Pol Pot justru merupakan awal masa kegelapan bagi rakyat
Kamboja.15
Merdeka dari Perancis
Pada tanggal 9 November 1953, Perancis mengakhiri
penjajahannya di Kamboja yang telah berlangsung sejak tahun 1863
dan Kamboja pun menjadi sebuah negara berdaulat. Setahun kemudian
mantan pemimpin negara kawasan Indo-China itu, Raja Norodom
Sihanouk, kembali dari pengasingannya di Thailand. Sihanouk
kemudian membentuk partai politik dan menggelar pemilihan umum
(pemilu). Setelah memenangkan pemilu ia berhasil mengusir orangorang komunis dan memperoleh seluruh kursi pemerintahan.
Pada tahun 1955, untuk melepaskan diri dari segala bentuk
pelarangan yang dibuat untuk raja oleh perundang-undangan Kamboja,
Norodom Sihanouk mengembalikan tahta kepada ayahnya, Norodom
Suramarit. Ia kemudian memasuki dunia politik. Selama pemilihan
berturut-turut, pada tahun 1955,1958, 1962 dan 1966, partai bentukan
Norodom Sihanouk selalu memenangkan kursi mayoritas di parlemen.
Pada bulan Maret 1969, Pesawat Amerika mulai mengebom
Kamboja untuk menghalangi jejak dan penyusupan dari tentara
Vietkong. Pengeboman tersebut berakhir sampai tahun 1973.
Pada tahun 1970, ketika Sihanouk sedang berada di Moskow
dalam sebuah kunjungan kenegaraan, Marsekal Lon Nol melakukan
kudeta di Phnom Penh. Lon Nol lalu menghapus bentuk kerajaan dan
15
http://www.asal-usul.com/2009/04/khmer-merah-lembar-sejarah-kelam.html diakses pada 27
Desember 2013 pukul 15.33
menyatakan Kamboja sebagai sebuah negara republik. Sihanouk tidak
kembali ke negaranya dan memilih menetap di Peking, China. Ia
memimpin pemerintahan dalam pelarian dan Khmer Merah merupakan
bagian dari pemerintahan tersebut.16
Khmer Merah
Khmer Merah (Bahasa Perancis: Khmer Rouge) adalah cabang
militer Partai Komunis Kampuchea (nama Kamboja kala itu). Pada
tahun 1960-an dan 1970-an, Khmer Merah melakukan perang gerilya
melawan rezim Shihanouk dan Marsekal Lon Nol. Pada 17 April 1975,
Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot berhasil menggulingkan
kekuasaan dan menjadi pemimpin Kamboja. Hanya dalam beberapa
hari saja, rezim baru ini telah menghukum mati sejumlah besar rakyat
Kamboja yang tadinya bergabung dengan rezim Lon Nol. Penduduk
Phnom Phen dan juga penduduk di provinsi lain terpaksa keluar dari
kota dan pindah ke daerah-daerah penampungan. Phnom Phen menjadi
kota mati. Seluruh perekonomian di seluruh negeri berubah di bawah
garis keras komunis, Uang hilang dari peredaran. Akibat dari semua
itu adalah terjadinya kelaparan dan wabah penyakit di daerah tersebut.
Selama 44 bulan berikutnya, jutaan orang Kamboja menjadi
korban teror dari Khmer Merah. Para pengungsi yang berhasil lari ke
Thailand menceritakan kekejaman kelompok ini yang antara lain
menghukum mati anak-anak hanya karena mereka tidak lahir dari
keluarga petani. Selain itu orang-orang keturunan Vietnam dan Cina
juga turut diteror dan dibunuh. Siapa saja yang disangka sebagai orang
yang berpendidikan, atau menjadi angota dari keluarga pedagang pasti
16
http://www.asiamaya.com/panduasia/cambodia/e-01land/ec-lan23.htm diakses pada 27 Desember
2013 pukul 15.36
dibunuh dengan cara dipukul sampai mati, bukan dengan ditembak
dengan dalih untuk menghemat amunisi.
Killing Fields (Ladang Pembantaian)
Masa empat tahun Pol Pot dan Khmer Merahnya berkuasa di
Kamboja, adalah masa yang membuat seluruh dunia geger. Khmer
Merah berupaya mentransformasi Kamboja menjadi sebuah negara
Maois dengan konsep agrarianisme. Rezim Khmer juga menyatakan,
tahun kedatangan mereka sebagai "Tahun Nol" (Year Zero). Mata
uang, dihapuskan. Pelayanan pos, dihentikan. Kamboja diputus
hubungannya dengan luar negeri. Hukum Kamboja juga dihapuskan.
Rezim Khmer Merah dalam kurun waktu tersebut diperkirakan
telah membantai sekitar dua juta orang Kamboja. Ada sekitar 343
"ladang pembantaian" yang tersebar di seluruh wilayah Kamboja.
Choeung Ek adalah "ladang pembantaian" paling terkenal. Di sini,
sebagian besar korban yang dieksekusi adalah para intelektual dari
Phnom Penh, yang di antaranya adalah: mantan Menteri Informasi
Hou Nim, profesor ilmu hukum Phorng Ton, serta sembilan warga
Barat termasuk David Lioy Scott dari Australia. Sebelum dibunuh,
sebagian besar mereka didokumentasikan dan diinterogasi di kamp
penyiksaan Tuol Sleng.
Penjara S-21 atau Tuol Sleng adalah organ rezim Khmer Merah
yang paling rahasia. Pada 1962, penjara S-21 merupakan sebuah
gedung SMA bernama Ponhea Yat. Semasa pemerintahan Lon Nol,
nama sekolah diubah menjadi Tuol Svay Prey High School. Tuol Sleng
yang berlokasi di subdistrik Tuol Svay Prey, sebelah selatan Phnom
Penh, mencakupi wilayah seluas 600 x 400 meter. Setelah Phnom
Penh jatuh ke tangan Khmer Merah, sekolah diubah menjadi kamp
interogasi dan penyiksaan tahanan yang dituduh sebagai musuh
politik. Di “ladang pembantaian” ini, para intelektual diinterogasi agar
menyebutkan kerabat atau sejawat sesama intelektual. Satu orang
harus menyebutkan 15 nama orang berpendidikan yang lain. Jika tidak
menjawab, mereka akan disiksa. Kuku-kuku jari mereka akan dicabut,
lantas direndam cairan alkohol. Mereka juga disiksa dengan cara
ditenggelamkan ke bak air atau disetrum. Kepedihan terutama
dirasakan kaum perempuan karena kerap diperkosa saat diinterogasi.
Setelah diinterogasi selama 2-4 bulan, mereka akan dieksekusi di
Choeung Ek. Sejumlah tahanan politik yang dinilai penting ditahan
untuk diinterogasi sekitar 6-7 bulan, lalu dieksekusi.17
3.2.3
Sistem Kepartaian Kamboja
Kamboja menganut sistem partai tunggal.
Partai Komunis Kamboja (Khmer Merah)18 adalah satu-satunya partai
yang ada di Negara Kamboja.
3.3
Analisis Perbandingan Sistem Politik China dan Kamboja
Dari yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai sistem politik yang
berjalan di China dan juga di Kamboja, sebenarnya yang menjadi perbedaan
17
http://www.asal-usul.com/2009/04/khmer-merah-lembar-sejarah-kelam.html diakses pada 27
Desember 2013 pukul 15.41
18
http://www.cambodia.org/news/?nsear=Cambodia+Government diakses pada
27 decemeber 2013 pukul 16.07
hanya terletak dalam sejarah politik, dan sistem kepartaian tunggal China
yang unik.
Bab 4
Kesimpulan
KESIMPULAN
Kesimpulan dari pembahasan diatas, Republik Rakyat China menggunakan
dasar ajaran Marxisme Lenin dalam sistem politiknya sehingga sistem pemerintahan
yang digunakannya adalah sistem pemerintahan terpusat untuk mengatur seluruh
daerah yang berada dalam batas wilayahnya. Dewasa ini, China masih
mempertahankan ideologi politik komunisme. Walaupun pada kenyataannya telah
mulai menunjukkan liberalisasi pada banyak sektor kehidupan masyarakatnya. Unsur
liberalisme China diantaranya ditunjukan melalui kebijakan yang menyerahkan
sebagian kebijakan perekonomian terhadap swasta, dan tidak sepenuhnya dikuasai
oleh pemerintah seperti halnya Negara-negara penganut ideologi politik komunisme.
Sementara pada Negara Kamboja, mereka menggunakan sistem monarki
konstitusional yang menurut penulis rakyat Kamboja sangat hebat dalam
memperjuangkan sistem politik yang ada sekarang di Negara Kamboja.
OPINI
Ditinjau dari berbagai aspek perbandingan politik yang dikemukakan oleh Lucian
Pye, Republik Rakyat China lebih baik dari Negara Kamboja, hal ini karena secara
sistem politik, sejarah politik, dan sistem kepartaian, Republik Rakyat China lebih
berpengalaman dari Negara Kamboja.
Daftar Pustaka
Sumber Utama
http://asianhistory.about.com/od/profilesofasianleaders/p/maozedongbio.htm
http://www.cambodiainvestment.gov.kh/country-overview/political-system.html
http://www.cambodia.org/news/?nsear=Cambodia+Government
http://indonesian.cri.cn
Kleden, Ignas. Masyarakat dan negara: sebuah persoalan. Penerbit Agromedia
Pustaka, 2004.
Pye, Lucian W. "The concept of political development." The Annals of the American
Academy of Political and Social Science 358.1 (1965)
Ryser, Annette. 2007. China’s Domestic Policy
Sibley, Chris G., James H. Liu, and Steve Kirkwood. "Toward a Social
Representations Theory of Attitude Change: The Effect of Message Framing on
General and Specific Attitudes toward Equality and Entitlement." New Zealand
Journal of Psychology 35.1 (2006).
Sumber Kedua
http://rizki-a--fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-44795-MBPAsiaTimur
-SistemPolitikChinadanHubunganPolitikChinaTaiwandanChinaTibet.html
http://www.anneahira.com/sistem-politik-kamboja.htm
http://www.asal-usul.com/2009/04/khmer-merah-lembar-sejarah-kelam.html
http://www.asiamaya.com/panduasia/cambodia/e-01land/ec-lan23.htm
http://www.guntara.com/2011/02/negara-kamboja.html
http://www.sesawi.net/2013/08/28/10-hari-di-china-ketua-maozedong-dan-sejarahchina-modern-24/