Lage Hambian (Studi Etnografi Mengenai Fungsi dan Kegunaan Tikar Adat Batak Angkola di Kota Medan)

ABSTRAK
Pardin Idrus Harahap, 2014. Judul skripsi LAGE HAMBIAN (Studi Etnografi
Mengenai Fungsi dan Kegunaan Tikar Adat Batak Angkola di Kota Medan).
Skripsi terdiri dari 5 bab, 89 hal, 8 tabel 6 gambar.
Tulisan ini mengkaji tentang fungsi dan kegunaan Lage Hambian, Makna
simbolis serta nilai yang terdapat pada Lage Hambian, dan bagaimana menjadikan
Lage Hambian sebagai komoditi pariwisata di Kota Medan. Penelitian ini
dilakukan di Kota Medan, dengan lokasi yang dianggap merepresentasikan etnis
Batak-Angkola di Kota Medan. Adapun lokasi tersebut meliputi kawasan
Kecamatan Medan Tembung. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan mengingat
beberapa alasan, seperti misalnya Kota Medan merupakan pusat pemerintahan
Provinsi Sumatera Utara, sehingga Kota Medan adalah bentuk kota modern yang
dihuni oleh berbagai masyarakat dalam hal ini yang menjadi fokus adalah
masyarakat Batak-Angkola, adanya komunitas Batak-Angkola dengan
kelengkapan adat istiadat di Kota Medan, serta kawasan Kecamatan Medan
Tembung merupakan daerah pusat transportasi antar daerah di Kota Medan yang
didiami oleh masyarakat Batak-Angkola. Namun, masih terbuka kemungkinan
munculnya lokasi lain dalam penelitian ini nantinya, hal ini dikarenakan adanya
lokasi-lokasi lain yang dapat dianggap sebagai suatu lokasi yang mewakili
keberadaan etnik Batak-Angkola yang bertempat tinggal di Kota Medan.
Metode penulisan secara etnografi yang bersifat kualitatif digunakan

dalam penelitian ini. Penulisan dilakukan secara holistik, berdasarkan informasi
dan penjelasan dari para anggota dan pengurus baik secara lisan maupun tulisan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah melalui wawancara dan observasi
kepada para informan maupun ketua adat yang memiliki pengetahuan terkait
masalah penelitian dan juga melalui berbagai studi pustaka, dan pengumpulan
data dari berbagai sumber. Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana
kegunaan dan fungsi Lage Hambian, makna simbolis, nilai yang terkandung
didalam tikar adat Lage Hambian, dan bagaimana membuat Lage Hambian
menjadi sebuah komoditi pariwisata sebagai hasil kerajinan tangan yang memiliki
nilai.
Kesimpulannya adalah Kegunaan dan fungsi lage hambian bagi
masyarakat Batak-Angkola telah mengalami perubahan fungsi, dimana fungsi
dasar sebagai alas atau tempat duduk telah berubah menjadi fungsi status sosial
bagi masyarakat Batak-Angkola yang menggunakannya. Selain itu kegunaan
dalam upacara perkawinan turut menjadi bagian yang menentukan terhadap
keberlanjutan kebudayaan Batak-Angkola dalam konteks material adat berupa
lage hambian. Makna simbolis yang terangkum dalam selembar lage hambian
masih terjaga hingga saat ini walaupun pada penggunaannya telah mengalami
pergeseran dalam konteks penggunaan di Kota Medan. Makna simbolis yang
terkandung pada lage hambian menggambarkan status sosial seorang individu

Batak-Angkola, nilai dari makna simbolis tersebut mencakup makna simbolis
mengenai status, kedudukan hingga makna simbolis berupa jumlah lapisan yang

Universitas Sumatera Utara

menjadi bagian lage hambian dan juga penggunaan warna yang menjadi simbol
dalam kehidupan masyarakat Batak-Angkola. Menjadikan lage hambian sebagai
komoditi pariwisata merupakan bagian dari usaha pelestarian nilai budaya BatakAngkola, dalam konteks ini lage hambian dapat dibentuk ulang menjadi bentukbentuk yang menarik bagi wisatawan untuk dijadikan sebagai souvenir khas dari
Angkola. Hal ini juga memberi daya dukung terhadap kegiatan pariwisata yang
dapat dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat Batak-Angkola di Kota
Medan.
Kata kunci : Tikar Adat, Lage Hambian, Batak Angkola.

Universitas Sumatera Utara