Marga Sebagai Kekuatan Politik

BAB II
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
II.1. KONDISI FISIK DAERAH PENELITIAN
Pada masa perjuangan melawan penjajahan Belanda, sejarah mencatat
bahwa Raja Sisisngamangaraja XII semasa hidupnya cukup lama berjuang di
Daerah Dairi, karena wilayah Bakkara dan wilayah Toba pada umumnya telah
dibakar habis dan dikuasai oleh Belanda. Kondisi tersebut tidak memungkinkan
lagi untuk bertahan dan meneruskan perjuangannya, sehingga beliau hijrah ke
Dairi, beliau wafat pada tanggal 17 Juni 1907 di Ambalo Sienem Koden yang
ditembak atas perintah komandan Batalion Marsuse Belanda, Kapten Cristofel. 32
31 F

Pada masa penjajahan Belanda yang terkenal dengan politik Devide Et
Impera, maka nilai-nilai, pola dan struktur Pemerintahan di Dairi mengalami
perubahan yang sangat cepat dengan mengacu pada system dan pembagian
wilayah Kerajaan Belanda, maka Dairi saat ini ditetapkan pada suatu Onder
Afdeling yang dipimpin seorang Cotroleur berkebangsaan Belanda dan dibantu
oleh seorang Demang dari penduduk Pribumi/Bumi Putra. Kedua pejabat tersebut
dinamai Controleur Der Dairi Landen dan Demang Der Dairi Landen. 33
32F


Pemerintah Dairi landen adalah sebagian dari wilayah Pemerintahan
Afdeling Batak Landen yang dipimpin Asisten Residen Batak Landen yang
berpusat di Tarutung.Sistem ini berlaku sejak dimulainya perjuangan pahlawan
Raja Sisingamangaraja XII dan berlaku juga sampai penyerahan Belanda atas

32
33

Kabupaten Dairi. Dairi Regency in figure 2012. Dairi: BPS Dairi, Hal.23.
Bart, Fredrik.1988.Kelompak Etnik dan Batasannya. Jakarta. UI Press.,Hal.45.

Universitas Sumatera Utara

penduduk Nippon (Jepang) pada tahun 1942. Pada masa itu pemerintahan Jepang
di Dairi memerintah cukup kejam dengan menerapkan kerja paksa membuka jalan
Sidikalang sepanjang lebih kurang 65 km, membayar upeti dan para pemuda
dipaksa masuk Heiho dan Giugun untuk bertempur melawan Militer Sekutu.
Setelah kemerdekaan diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, maka
pasal 18 UUD 1945 menghendaki dibentuknya Undang-Undang yang mengatur
tentang Pemerintahan Daerah, sehingga sebelum Undang-Undang tersebut

dibentuk oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dalam rapatnya tanggal
19 Agustus 1945 menetapkan Daerah Republik Indonesia untuk sementara dibagi
atas 8 (delapan) Propinsi yang masing-masing dikepalai oleh seorang Gubernur.
Daerah

Propinsi

dibagi

dalam

Keresidenan

yang

dikepalai

seorang

Residen.Gubernur dan Residen dibantu ileh Komite Nasional Daerah. 34

33F

Pada masa Agresi Militer I, Belanda berhasil menduduki wilayah
Sumatera Timur yakni Sidikalang, Sumbul, Kerajaan, Salak, Tigalingga, dan
Tanah Pinem.Disamping itu terjadi juga perjuangan pembentukan daerah otonom
yang mengakibatkan Dairi terdiri dari beberapa kecamatan. Berdasarkan UndangUndang Nomor 15 Tahun 1964 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat
II Dairi, yang berlaku surat mulai tanggal 1 Januari 1964, maka wilayah
Kabupaten Dairi pada saat pembentukannya terdiri dari 8 (delapan) Kecamatan
yaitu:

34

1.

Kecamatan Sidikalang, ibukotanya Sidikalang;

2.

Kecamatan Sumbul, ibukotanya Sumbul;


Bart, Fredrik.,Op.,Cit.,hal.34,

Universitas Sumatera Utara

3.

Kecamatan Tigalingga, ibukotanya Tigalingga;

4.

Kecamatan Tanah Pinem, ibukotanya Kutabuluh;

5.

Kecamatan Salak, ibukotanya Salak;

6.

Kecamatan Kerajaan, ibukotanya Sukarame;


7.

Kecamatan Silima Pungga-Pungga, ibukotanya Parongil;

8.

Kecamatan Siempat Nempu. 35
34F

1. Letak Dan Luas
Desa Laumil merupakan salah satu desa diantara 14 desa yang ada di
wilayah kecamatan Tiggalingga selain Desa Lau Pak-Pak, Desa Lau Mogap, Desa
Brtungen Julu, Desa Sukandebi, Desa lau Simere, Desa Tigalingga, Desa lau
Bagot, Desa Palding, Desa Palding Jaya, Desa Sarintonu, Desa Ujung Teran, Desa
Sumbul Tengah dan Desa Juma Gerat. Desa Laumil terletak pada 2 ° 42’ LU dan
98°16’BT-98°19’ dengan luas wilayah lebih kurang 400 Ha.
Secara Geografis Desa Leumil berbatasan dengan : 36
35F

a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Batugungun.

b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Sukadebi
c. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Batugunun
d. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Lau Sireme

35
36

Badan Pusat statistik Dairi.
Kantor Kepala Desa Laumil.

Universitas Sumatera Utara

Desa Laumil memiliki 4 dusun :
1. Dusun Laumil Sialaman.
2. Dusun Laumil Gereja.
3. Dusun Laumil Mil Tombak.
4. Dusun Laumil Gadong. 37
36F

2. Keadaan Alam

2.1.Iklim
Desa Laumil berhawa dingin. Desa Laumil yang berjarak hanya sekitar 45
Km dari Kota Sidikalang memiliki kesamaan iklim yang dingin. Desa Laumil
mengalami dua kali pertukaran musim sepanjang tahun yaitu musim hujan dan
musim kemarau. Musim hujan berlangsung dari bulan September sampai dengan
bulan Maret, sedangkan musim kemarau berlangsung dari bulan April sampai
bulan Agustus.
2.2.Keadaan Tanah
Desa Laumil berada pada ketinggian 500 sampai dengan 700 m diatas
permukaan laut. Pada umumnya penggunaan tanah yang ada di Desa Laumil ini
adalah tanah kering. Dari 14 desa yang ada di Kecamatan Tigalingga umumnya
memilih penggunaan tanah kering dibandingkan dengan tanah sawah, atau

37

Kantor Kepala Desa Laumil.

Universitas Sumatera Utara

penggunaan sebagai bangunan. Adapun luas wilayah menurut jenis penggunaan

tanah dan Desa Laumil dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel.1. penggunaan lahan di desa Laumil tahun 2011
No

Uraian

Luas/Ha

Persentase

1

Tegal/Ladang

300 Ha

75%

2


Pemukiman

10 Ha

2,50 %

3

Tanah Perkebunan Rakyat

88 Ha

22 %

4

Tanah Khas desa

0,15 Ha


0,03 %

5

Tanah Lainnya

1,85 Ha

0,46 %

Jumlah

400 Ha

100%

Sumber : kantor Kepala Desa Laumil, 2011
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan lahan yang terluas
di desa Laumil adalah pengggunaan lahan Tegal/Ladang 300 Ha. Atau 75% dam
penggunaan lahan yang paling sedikit adalah tanah khas desa (0,03%). 38

37F

A. Keadaan Non-Fisik
Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
dapatmerupakan kawasan perkotaan dan perdesaan, berfungsi sebagai lingkungan
tempattinggal/hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan
danpenghidupan.Pola pemukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan
bertempat tinggalmenetap dan melakukan kegiatan/aktivitas sehari-harinya. Desa
di Indonesia terbentuk dari pembukaan lahan untuk pertanian yang dilakukan oleh
individu atau sekelompok yang akhirnya menetap. Di Desa Laumil pemukiman
38

Kantor Kepala Desa Laumil.

Universitas Sumatera Utara

desa dihuni oleh orang-orang yang seketurunan. Mereka memiliki nenek moyang
yang sama, yaitu para cikal bakal pendiri desa tersebut. Penduduk Desa Laumil
seluruhnya 2.418 jiwa yang terdiri dari 467 KK. 39
38F

Rumah-rumah yang ada di desa ini umumnya memanjang dan yang
lainnya menyebar tidak teratur mengikuti jalan kecil. Jenis jalan umum yang
terdapat di Desa Laumil adalah jalan aspal. Kualitas jalan yang terdapat tidak
begitu bagus karena sebagian besar jalan sudah rusak dan berlubang. Hal ini
disebabkan karena jalan umum ini sudah lama tidak diperbaiki. Disekitar jalan
umum yang terdapat Desa Laumil dapat dilihat perumahan penduduk. Perumahan
penduduk masyarakat umumnya bersifat semi permanen, rumah penduduk
umumnya terbuat dari papan dan memiliki pondasi yang terbuat dari semen,
rumah penduduk juga membuat atap rumah mereka dari seng aluminium. Adapun
rumah penduduk yang bersifat gedung berada di pusat kecamatan yang berada
dekat dengan pusat pemerintahan dan pasar.
Hasil kebun yang dimiliki oleh masyarakat akan dijual di pasar dan akan
diperjual belikan oleh masyarakat yang ada di pasar. Puncak pasar di Tigalingga
ada pada hari Rabu setiap minggu. Masyarakat yang berinteraksi di pasar berasal
dari berbagai daerah yang ada di sekitar Desa Laumil. Masyarakat berasal dari
berbagai daerah baik itu dari Kota Sidikalang maupun desa-desa lain yang berada
dekat dengan Desa Tiga Lingga. Masyarakat ramai berada di pasar karena puncak
pasar hanya sekali dalam seminggu, hal ini mengakibatkan masyarakat harus
memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam jumlah yang besar supaya cukup sampai
39

Kanntor Kepala Desa Laumil

Universitas Sumatera Utara

dengan puncak pasar berikutnya. Disekitar pasar terdapat pusat pemerintahan
seperti kantor kepala desat dan sekolah. Masyarakat di Desa Laumil hanya
menganut dua agama saja yaitu Kristen dan Islam. Mayoritas agama yang dianut
masyarakat adalah agama Kristen.
Gambaran penduduk berdasarkan umur sangat penting untuk diketahui,
karena berdasarkan gambaran tersebut dapat dijelaskan jumlah penduduk yang
tergolong usia produktif 15-64 tahun dan usia belum produktif 0-14 tahun serta
usia umur tidak produktif 65 tahun keatas. Keadaan penduduk berdasarkan
kelompok umur menggambarkan angka ketergantungan pada suatu

daerah

dimana, dimana angka ketergantungan akan dikatakan tinggi jika penduduk usia
non-produktif lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah penduduk usia
produktif. Rasio ketergantungan merupakan salah satu indikatir demografi yang
penting.
Semakin tinggi presentase Rasio ketergantungan menunjukan semakin
tinggi beban yang ditanggung penduduk produktif untuk membiayai hidup
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan presentase
rasio ketergantungan yang semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk
yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak
produktif lagi. Untuk mengetahui kedaan penduudk berdasarkan umur dapat
dilihat pada tabel berikut :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2. Komposisi penduduk berdasarkan Umur di desa Laumil
tahun 2011
No

Kelompok
(Tahun)

Umur Jumlah (jiwa)

Persentase (%)

1

0-4

199

8,22

2

5-9

156

4,45

3

10-14

174

7,19

4

15-19

150

6,20

5

20-24

158

6,53

6

25-29

162

6,69

7

30-34

417

17,24

8

35-39

330

13,64

9

40-44

138

5,70

10

45-49

161

6,65

11

50-54

156

6,45

12

55-59

145

5,99

13

60-64

62

2,56

14

>65

10

0,41

Jumlah

2418

100%

Sumber : kantor kepala Desa laumil,2011
Dari tabel tersebut menunjukan bahwa kelompok usia 30-34 tahun
merupakan kelompok umur yang paling banyak dengan jumlah penduduk 417
jiwa atau 17,24 % dan kelompok umur paling sedikit adalah diatas 65 tahun
dengan rasio 0,41 % atau 10 orang.
Kemudian komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki
dna perempuan di desa Laumil adalah.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3 Komposisi Penduduk berdasarkan jenis Kelamin di desa
laumil
No

Kelompok
(Tahun)

Umur Laki-Laki

Perempuan

1

0-4

104

95

2

5-9

80

76

3

10-14

89

85

4

15-19

77

73

5

20-24

81

77

6

25-29

84

78

7

30-34

214

203

8

35-39

167

163

9

40-44

71

67

10

45-49

84

77

11

50-54

80

76

12

55-59

75

70

13

60-64

32

30

14

>65

6

4

Jumlah

1.244

1174

Sumber : kantor kepala desa Laumil, 2011
Komposisi

penduduk

menurut

jenis

kelamin

di

desa

Laumil

memperlihatkan perbedaan karena jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.244
Jiwa (51,44%) sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 1.174 Jiwa
(44,66%).

Universitas Sumatera Utara

II.2. KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA
Data penduduk Desa Laumil menganut 2 agama yaitu Kristen dan Islam.
Perincian jumlah penganut agama tersebut adalah dilihat dari banyaknya sarana
ibadah yang ada di setiap desa. Jumlah penduduk yang lebih banyak di Desa
Laumil adalah penganut Agama Kristen karena memiliki 6 sarana ibadah di dalam
desa. Dan disusul oleh Agama Islam yang memiliki 1 sarana ibadah yang ada di
dalam desa Tigalingga. Sedangkan sarana ibadah kuil dan wihara tidak ada di
dalam Desa Laumil.
Desa Laumil memiliki agama yang berbeda-beda tetapi itu bukanlah
merupakan suatu halangan atau hambatan bagi masyarakat dalam bersosialisi.
Masyarakat sadar bahwa perbedaan agama bukanlah sesuatu yang harus
dipermasalahkan apalagi menjadi pemicu konflik di dalam lingkungan
bermasyarakat. Masyarakat bebas memeluk suatu agama dan itu menjadi
pedoman bagi masyarakat di Desa Laumil sehingga masyarakat saling
menghargai satu dengan yang lain.
Toleransi antar umat beragama di dalam masyarakat dapat dilihat pada
hari-hari besar agama. Pada saat suasana Natal, hari Lebaran, dan pada saat Tahun
baru seluruh masyarakat saling bersilaturahmi antar sesama umat beragama tanpa
melihat agama apa yang dianut. Selain itu masyarakat juga saling menghargai dan
membantu antar sesama umat beragama dalam menjalankan hari besar agama
masing-masing baik itu Agama Kristen dan Agama Islam.
Tabel 4. Komposisi Penduduk Menurut Agama di Desa Laumil

Universitas Sumatera Utara

No

Agama

Jumlah (Jiwa)

Presentase

1

Islam

22

0,92%

2

Kristen

2390

98,84%

3

Katolik

6

0,24%

2418

100%

Jumlah

Sumber : kantor kepala desa Laumil, 2011
Tabel 4 menunjukan bahwa masyarakat Desa Laumil mayoritas menganut
agama kristen sebanyak 2.390 jiwa (98,84%) dan yang paling sedikit adalah
agama katolik sebnayak 6 jiwa (0,24%). Dengan kesimpulan di daerah desa
Laumil mayoritas penduduk menganut agama Kristen Protestan.
B.2. Komposisi Penduduk menurut Etnis
Pembahasan mengenai teori identitas sosial tentu tidak bisa dipisahkan
dengan teori kategorisasi diri (self-categorization theory). realitas sosial
merupakan tempat berkembangnya nilai-nilai yang menjadi acuan bagi identitas
kelompok, dan dalam perkembangannya kemudian melahirkan batas-batas
antarkelompok. Identitas sosial yang mewujud dalam interaksi sosial dengan
demikian merupakan penjelamaan dari kegiatan memilih, menyerap, sekaligus
mempertahankan nilai-nilai tersebut, sehingga dfalam konteks ini bisa dibaca
bahwa pada dasarnya setiap kelompok akan membawa dan memperjuangkan
kepentingannya masing-masing dalam interaksi sosial.
Hal ini juga bisa dipahami bahwa kecenderungan sebuah kelompok sosial
untuk menyerap nilai-nilai tertentu ketimbang yang lainnya merupakan cara
kelompok tersebut dalam membuat batas pembeda antara dirinya dengan

Universitas Sumatera Utara

kelompok-kelompok lain. Proses yang mewakilinya disebut sebagai kategorisasi
diri. Bagi individu yang menjadi bagian dari kelompok sosial tersebut selanjutnya
akan menempatkan nilai-nilai yang berkembang dalam kelompoknya itu. 40
39F

Penduduk Desa Laumil mayoritas adalah suku bangsa Batak Toba. Selain
itu suku bangsa Batak Karo juga banyak terdapat di kecamatan ini. Desa Laumil
memiliki suku bangsa yang beragam karena banyak terdapat suku bangsa yang
berbeda. Bahasa yang sering digunakan di Desa Laumil ini adalah bahasa Toba
dan bahasa Karo. Hal menarik yang terdapat di Desa Laumil ini adalah
masyarakat mengerti dua bahasa yaitu bahasa Toba dan bahasa Karo. Masyarakat
Batak Toba yang berbicara bahasa Toba akan dibalas dengan bahasa Karo oleh
Masyarakat Batak Karo begitu juga dengan sebaliknya. Hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat di Desa Laumil ini memiliki rasa sosialisasi yang tinggi antar
sesama suku bangsa yang berbeda.
Tabel 5. Penduduk menurut Etnis di Desa Laumil
No

Suku

Jumlah (Jiwa)

Presentase %

1

Pak-Pak

22

0,90

2

Toba

2390

98,84

3

Karo

32

0,42

4

Simalungun

12

0,49

5

Nias

3

0,12

6

Minang

3

0,12

40

http://didin.lecture.ub.ac.id/tag/etnisitas/ (Penulis Bernama Didin Widyartono yang merupakan
Pemerhati dna penggiat masalah etnisitas )diunduh pada tamggal 1 agustus 2015, Pukul 13.45
Wib.

Universitas Sumatera Utara

7

Jawa

2

0,08

Jumlah
Sumber : Kantor Desa Laumil
Data pada tabel 5 menjelakan bahwa suku yang dominan diwilayah ini
adalah suku batak toba yang mencapai 2390 % jiwa (98,84%). Masyarakat suku
yang paling sedikit di desa laumil adalah suku Jawa 2 Jiwa atau 0,08 %. 41
40F

II.3. Komposisi Penduduk Menurut mata Pencaharian
Mata

Pencarian

penduduk

merupakan

suatu

aktivitas

untuk

mempertahankan hidupnya. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian
menggambarkan kehgiatan ekonomi penduduk setempat dalam upaya untuk
kelangusngan hidupnya sebagai petani, buruh tani, PNS, Pedagang, wiraswasta,
Karyawan Swasta, pengrajin dan lain-lain.
Mata pencahrian utama di Desa Laumil adalah sebagai petani. Selain
petani mata pencahrian lain yang ada di kecamatan ini adalah sebagai wiraswasta
atau bekerja sebagai PNS. Selain itu masyarakat ada yang berdagang tapi itu
biasanya dilakukan pada saat hari tertentu seperti hari Rabu, karena puncak pasar
yang ada di Desa Laumil ada pada hari Rabu dan disituah para masyarakat
berkumpul untuk saling bersosialisai.

41

Kantor Kepala Desa Laumil.

Universitas Sumatera Utara

Tabel.7. Kompisisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Desa
laumil
No

Jenis Mata Pencaharian

Jumlah (Jiwa)

Persentase

1

Petani

1.234

80,97

2

Buruh/Tani

104

6,82

3

PNS

48

3,14

4

Pedagang/Wiraswasta

20

1,31

5

Karyawan Swasta

100

6,56

6

Pengrajin

2

0,13

7

Montir

3

0,19

8

Guru Honor

12

0,78

9

Tukang Kayu

1

0,06

Jumlah

1.524

100

Sumber : kantor kepala desa Laumil, 2011

Dari tabel tersebut menjelaskan bahwa mata pencaharian penduduk Desa
Laumil sangat beragam, ada 9 jenis mata pencaharian yang tercatat secara resmi,
diantaranya mata pencaharian sebagai Petani merupakan mata pencaharian yang
dominan 1.234 jiwa (80,97%) dan jenis mata pencaharian yang palinsedikit adalah
tukang kayu 1 jiwa (0,06%). 42
41F

B.4. Sarana dan Prasarana pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kemajuan
suatu bangsa dan negara tergantung pada mutu pendidikan. Untuk itu perlu

42

Kantor Kepala Desa Laumil.

Universitas Sumatera Utara

diperhatiakn kemajuan pendidikan di suatu pedesaan karena pendidikan
merupakan sarana untuk mengisi keterbelakangan masyarakat di segala bidang
kehidupan.
Pendidikan yang seimbang jumlahnya antara masyarakat yang sekolah
dengan masyarakat yang tidak sekolah atau putus sekolah. Ini menandakan bahwa
tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan masih minim. Tapi
pada saat sekarang ini tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan
sudah meningkat, karena dapat dilihat semkin banyaknya masyarakat dari Desa
laumil mengikuti kuliah di luar kota seperti Kota Medan. Banyaknya jumlah
masyarakat yang tidak sekolah kemungkinan besar diakibatkan oleh kurang nya
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan kebiasaan itu semakin
pudar karena pemikiran masyarakat yang sudah mengerti akan pentingnya
pendidikan untuk masa depan bagi anak-anak mereka atau generasi penerus
bangsa.
Tabel 8. Sarana Pendidikan Di Desa Laumil
NO

Sarana Pendidikan

Jumlah (Unit)

Presentase

1

PAUD

1

20

2

TK

1

20

3

SD/Sederajat

3

60

Jumlah

5

100

Sumber : Kantor Desa Laumil.
Pada tabel ini tersedia 3 jenis sarana pendidikan. Sarana yang paling
banyak adalah Sekolah dasar (SD) yang berjumlah 3 unit atau 60% sedangkan

Universitas Sumatera Utara

sarana pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak
(TK) memiliki masing-masing 1 unit (20%). Tidak tersedianya sekolah lanjutan
tingkat atas di daerah ini membuat anak-anak di daerah ini harus melanjutkan
pendidikan ke daerah lain, seperti Sekolah Menengah Atas (SMP), Sekolah
Menengah Atas (SMA) dan ke Perguruan Tinggi (PT). 43
42F

Tabel 9 Prasarana Pendidikan di Desa Laumil
No

Sarana Pendidikan

Jumlah Guru (Jiwa)

Persentase %

1

PAUD

3

7,5

2

TK

5

12,5

3

SD/Sederajat

32

80

40

100

Sumber : Kantor Desa Laumil.
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana pendidikan
terbanyak adalah guru SD sebanyak 32 orang dan guru yang paling sedikit adalah
pendidikan Usia dini yaitu 3 % (7,5).
II.4. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Adapun tujuh unsur kebudayaan di Desa Laumil adalah:
1. Sistem Religi
Masyarakat Desa Laumil menganut dua agama yaitu agama Kristen dan
agama Islam. Masing-masing agama menjalankan ajaran agama masing-masing
dengan baik tanpa ada gangguan. Kedua agama di Kecamatan ini salingmenjaga

43

Kantor Kepala Desa Laumil.

Universitas Sumatera Utara

kerukunan antar umat beragama. Masyarakat yang beragama Islam membentuk
kegitatan perwiridan kaum bapak, kaum ibu, dan kaum muda-mudi. Masyarakat
yang beragama Kristen juga membentuk kegiatan kebaktian keluarga, pendalaman
Alkitab, dan doa syafaat.
Kegiatan kerohanian yang ada di Desa Laumil dilakukan setiap minggu
secara rutin. Kegiatan kerohanian ini dilakukan terpisah antara kaum bapak
dengan kaum muda-mudi, ini dilakukan suapaya kegiatan rohani yang dilakukan
rutin setiap minggu tidak jenuh atau membosankan jadi kegiatan rohani
disesuaikan dengan kategori tertentu. Kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan
diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Sistem Organisasi dan Kemasyarakatan
Masyarakat Desa Laumil memiliki sistem organisasi dan kemasyarakatan
di dalam lingkungan seperti organisasi Pemuda Pancasila. Organisasi ini
merupakan salah satu organisasi yang digerakkan oleh pemuda kecamatan.
Organisasi ini mempunyai beberapa kegiatan di dalam masyarakat, seperti
melakukan kegiatan-kegiatan yang positif yang tujuannya diutamakan terhadap
para pemuda. Salah satu kegiatan yang diadakan oleh organisai Pemuda Pancasila
adalah dengan mengadakan kompetisi sepakbola antar kampung yang ada di Desa
Laumil. Kegiatan ini memang ditujukan bagi para pemuda, kegiatan ini
diharapkan nantinya bisa menjalin kekompakan antar sesama pemuda yang ada di
Kecamatan Tigalingga.

Universitas Sumatera Utara

Kegiatan organisasi ini sudah lama diselenggarakan. Kegiatan ini
merupakan sudah menjadi salah satu kegiatan rutin di dalam Desa Laumil.
Kegiatan ini biasanya diadakan pada saat-saat tertentu seperti penyambutan
perayaan hari raya Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus setiap tahunnya
dan sudah menjadi salah satu kegiatan yang wajib diadakan oleh organisasi ini.
3. Sistem Ilmu Pengetahuan
Masyarakat Desa Laumil dalam bidang pendidikan memanfaatkan sekolah
yang ada di Desa Laumil. Dalam bidang ilmu pengetahuan kesehatan, masyarakat
Desa Laumil melakukan upaya dengan pengobatan tradisional. Pengobatan
tradisional yang merupakan pengetahuan masyarakat adalah pengobatan dengan
menggunakan ramuan obat-obat tradisional karo. Hal ini dapat dibuktikan dengan
masih ada orang pintar dalam membuat obat tradisional karo di Kecamatan
Tigalingga, seperti minyak kem-kem dan minak alun. Obat tradisional karo yang
dihasilkan ini biasanya diproduksi dalam bentuk minyak urut. Obat tradisional
karo ini juga telah banyak dipasarkan ke masyarakat luas sebagai salah satu obat
tradisional.
Masyarakat Desa Laumil memiliki orang yang pandai dalam pengerajin
pembuatan keranjang. Hal ini dapat dilihat pada saat musim durian, banyak
masyarakat yang menjadi pengrajin keranjang yang akan di jual dan digunakan
sebagai tempat hasil panen durian yang akan dibawa ke pasar atau dijual kepada
agen durian.
4. Sistem Bahasa

Universitas Sumatera Utara

Bahasa yang digunakan masyarakat Desa Laumil sehari-hari adalah bahasa
Toba dan bahasa Karo. Masyarakat Desa Laumil bisa menggunakan dua bahasa
ini. Masyarakat Toba bisa berkomunikasi dengan masyarakat Karo dengan
menggunakan bahasa Karo, dan sebaliknya masyarakat Karo bisa berkomunikasi
dengan masyarakat Toba dengan menggunakan bahasa Toba. Ini menandakan
bahwa masyarakat di Desa Laumil memiliki rasa sosisalisasi antar suku yang
sangat erat. Bahasa Indonesia digunakan dalam bidang pendidikan di sekolah dan
di dalam perkantoran. Umumnya masyarakat Kecamatan Tigalingga bisa
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Jadi bagi masyarakat luar yang
datang ke kecamatan ini bisa berkomunikasi dengan masyarakat Desa Laumil
dengan baik.
5. Sistem Kesenian
Kesenian adat masih dapat ditemukan di Desa Laumil. Kesenian adat Toba
dan Karo biasanya ditemukan pada saat acara adat seperti acara pernikahan, acara
adat, acara kematian. Kesenian suku Karo bisa juga ditemukan pada saat acara
tahunan dan acara guro-guro aro. Guro-guro aron adalah pesta seni Karo
khususnya bagi kaum muda. Kesenian adat Toba dapat dilihat pada acara-acara
adat dengan gondang dan tarian tor-tor. Tarian ini merupakan salah satu kesenian
yang masih tetap dilaksanakan di Desa Laumil. Gondang merupakan salah satu
yang wajib di dalam pelaksanaan adat batak Toba. Pakaian adat dalam
pelaksanaan acara adat juga menjadi salah satu yang tidak boleh dilupakan,
contoh pakaian adat yang harus ada adalah ulos. Ulos adalah kain, Warna
dominan pada ulos adalah merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam

Universitas Sumatera Utara

tenunan dari benang emas atau perak. Mulanya ulos dikenakan di dalam bentuk
selendang atau sarung saja, kerap digunakan pada perhelatan resmi atau upacara
adat Batak, namun kini banyak dijumpai di dalam bentuk produk sovenir, sarung
bantal, ikat pinggang, tas, pakaian, alas meja, dasi, dompet, dan gorden.
5. Sistem Ekonomi dan Mata Pencahrian
Masyarakat Desa Laumil pada umumnya adalah petani. Petani di kecamatan
ini biasanya mengolah ladang yang ditanami cokelat, kopi, jagung, durian dan
padi. Buah durian dari Desa Laumil sudah terkenal dan pemasarannya sudah
sampai di Kota Medan. Buah durian merupakan salah satu pemasukan bagi
masyarakat pada bulan tertentu. Buah durian biasanya panen pada awal bulan
Desember sampai dengan bulan Februari. Selain buah durian masyarakat juga
mengolah cokelat dan kopi yang dapat dipanen lebih cepat. Cokelat dan kopi
dapat dipanen sekali dalam seminggu yang membuat masyarakat di kecamatan ini
mengkombinasikan ladang cokelat, kopi, dan durian pada satu ladang saja. Selain
menjadi petani, masyarakat Kecamatan Tigalingga juga bermata pencaharian
sebagai buruh, pegawai, pedagang dan lain sebagainya. Dan jumlah ini sedikit
dibandingkan dengan masyarakat yang profesinya sebagai petani, karena Desa
Laumil masih banyak dikelilingi oleh ladang.
6. Sistem Alat dan Teknologi
Masyarakat Desa Laumil sudah menggunakan teknologi modern dalam
pertanian. Pada saat sekarang para petani sudah menggunakan alat-alat pertanian
dengan menggunakan mesin bahkan sudah sampai menggunakan mesin traktor

Universitas Sumatera Utara

dalam pengolahan pertanian. Kemajuan teknologi itu meninggalkan kebiasaan
masyarakat petani yang hanya menggunakan alat-alat pertanian seperti cangkul,
parang, pisau, bajak, dan sabit. Perawatan petani terhadap tanaman digunakan
masyarakat dalam pembasmian hama dilakukan masyarakat dengan menggunakan
pupuk kimia dan disemprotkan dengan menggunakan alat pompa. 44
43 F

B. Eksistensi Antar Marga di Desa Laumil
Aktivitas para politisi yang meningkat dalam hal pembentukan opini publik
membuat isu marga menjadi Public relation dalam aktivitas politik di Desa
Laumil dimana ini menjadi alat dalam pembentukan opini publik. Keterikatan
antara isu marga dan proses kampanye Calon kepala desa di Desa Laumil
berangkat dari pemahaman tentang sekelompok orang yang menaruh perhatian
pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama. 45
44F

Opini berdasarkan marga merupakan pendapat kelompok masyarakat atau
sintesa dari pedapat dan diperoleh dari suatu diskusi sosial dari pihak-pihak yang
memiliki kaitan kepentingan.Dalam menentukan opini publik, yang dihitung
bukanlah jumlah mayoritasnya (numerical majority) namun mayoritas yang
efektif (effective majority).Memahami opini seseorang, apalagi opini publik,
bukanlah sesuatu yang sederhana.Haruslah dipahami opini yang sedang beredar di
segmen publiknya.Opini sendiri memiliki kaitan yang erat dengan pendirian
(attitude).lebih lanjut, opini mempunyai unsur sebagai molekul opini, yaitu belief

44

Kantor Kepala Desa Laumil.
MaunatiYekti. Identitas Dayak: Komodifikasi dan Politik Kebudayaan.2004. Yogyakarta:LKIS.
Hal.65.

45

Universitas Sumatera Utara

(kepercayaan tentang sesuatu), attitude (apa yang sebenarnya dirasakan
seseorang), dan perception (persepsi).

46
45F

Wilayah suku bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beraneka
ragam

dalam

bentuk

daerah.Masyarakatnya
Merauke.Setiap

adat

terdiri

kehidupan

istiadat,
atas

seni

banyak

kelompok

tradisional

suku,

masyarakat

dari
tidak

dan

bahasa

Sabang

sampai

terlepas

dari

kebudayaannya masing-masing yang bersumber dari pemikiran-pemikiran atau
dari suatu kebiasaan yang terkait dengan lingkungan dimana kelompok
masyarakat itu berada.
Kehidupan kelompok masyarakat di Desa Laumil tidak terlepas dari
kebudayaannya, sebab kebudayaan ada karena adanya masyarakat pendukungnya.
Salah satu maksud dari kebudayaan adalah adat istiadat yang berhubungan erat
dengan aspek kehidupan masyarakat, seperti halnya dengan seni.Kehadiran
kesenian bukan hanya sebagai hiburan semata namun juga merupakan ungkapan
suatu kehidupan yang sangat sarat dengan makna dan simbol-simbol dari setiap
Marga di Desa Laumil dengan demikian kesenian sebagai bagian dari kebudayaan
harus mengandung keseluruhan pengertian nilai, norma, ilmu pengetahuan serta
seluruh struktur-struktur sosial, religius ditambahkan segala pernyataan intelektual
dan artistik yang menjadi ciri khas dari suatu masyarakat.
Sehingga masyarakat dari suku manapun dapat menghasilkan kebudayaan
sebagai saran hasil karya, rasa dan cipta. Dimana memiliki kesanggupan untuk
mengungkapkan
46

atau

mengabdikan

pola

kehidupan

masyarakat

yang

Maunati, Yekti., Op.,Cit.,Hal.34.

Universitas Sumatera Utara

mencerminkan identitas tata nilai budaya jamannya untuk dilestarikan dan
diwariskan dari generasi ke generasi.
Hubungan antara marga dalam pemilihan kepala desa di Desa Laumil
dalam hal ini sebagai pengikat Identitas Sosial dimana Identitas

Sosial itu

berdasarkan pada pemahaman tindakan manusia dalam konteks sosialnya. Hal
ini penting dilakukan untuk mengetahui posisi siapa kita dan siapa mereka, siapa
diri (self) dan siapa yang lain. Dalam perkembanganya, identitas sosial banyak
memberikan pemahaman tentang

pembentukan diri

sosial

yang

positif.

Pembentukan diri sosial ini, sosial memiliki peranan yang sangat penting.
Konsep diri individu memperoleh eksistensinya jika dia sudah melebur dalam
identitas kelompok. Bahkan secara dominan konsep diri dibentuk berdasarkan
pada identitas kelompok. identitas ditentukan oleh pengetahuan individu tentang
kategori sosial dan kelompok sosial. 47
4 6F

Perubahan yang dimaksud dalam hal ini bukan hanya perubahan yang
terjadi pada masyarakat marga dalam berbagai aspek kehidupannya seperti agama,
adat istiadat, dan aspek kultural lainnya, tetapi juga perubahan pola ekonomi dan
pola relasi antar aktor yang terlibat dalam proses panjang konversi yang sudah
berjalan sejak lama dan bertahap tersebut. Dengan demikian, apa yang dialami
oleh masyarakat melayu ini merupakan bentuk dari perubahan sosial yang
berjalan secara lambat atau perlahan (evolusi). 48
47 F

47
48

Hardiman, F. Budi. Demokrasi Deliberatif, 2009, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Hal.70.
Ibid., Hardiman, Hal.93.

Universitas Sumatera Utara

Maka jelas sudah jelas eksistensi marga sianturi sebenarnya sudah berjalan
sejak lama dan secara perlahan melalui proses konversi terhadap masyarakat batak
di desa di Desa Laumil di berbagai sisi kehidupan mereka, mulai dari pendaratan,
islamisasi, dan pendidikan tanpa menimbulkan konflik atau perlawanan yang
masif. 49
48F

Konversi itu adalah bagian dari proses perubahan sosial yang sudah pasti
terjadi pada masyarakat Desa Laumil yang hidup di tengah-tengah lingkungan dan
masyarakat yang mengalami perubahan sangat cepat di Desa Laumil. Apalagi
Marga itu sendiri bukanlah hal baru bagi meraka, bahkan sudah menjadi bagian
dari budaya dan tradisi masyarakat Batak. Sehingga, ketika pola-pola relasi
lainnya sudah berubah maka konversi agama hanya akan mengikuti saja proses
perubahan tersebut.

49

MaunatiYekti.,Op.,Cit.,hal.67.

Universitas Sumatera Utara