Etika Pergaulan Pemuda-Pemudi Melayu dalam Tarian Serampang XII : Suatu Tinjauan Sosiologi Tari

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

berbagai kebudayaan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya,
kebudayaan ini tersebar di tanah air dari Sabang sampai Merauke, yang menjadi
identitas dari setiap daerah yang harus dilestarikan dan diturunkan dari generasi
ke generasi berikutnya agar tidak raib ditelan zaman. Budaya Melayu merupakan
kebudayaan yang berkembang dan tersebar luas, tidak hanya di Pulau Sumatera,
kepulauan Riau, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, tetapi juga menyebar
hingga ke Sri Lanka, Madagaskar, dan Pulau Cocos (Australia).
Undang Undang Dasar 1945 Pasal 32 telah mengamanatkan bahwa Negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilainilai

budayanya.

Pasal


tersebut

kemudian

dijabarkan

dalam

Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 yang menyatakan bahwa
kesadaran akan budaya memberikan arah bagi perwujudan identitas nasional yang
sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan menciptakan iklim kondusif
dan harmonis, sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan mampu merespon
modernisasi secara positif dan produktif sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan.

Universitas Sumatera Utara

Masyarakat di belahan dunia manapun masing-masing memiliki adat dan

seni budaya (custom and culture) yang berperan membentuk karakteristik bangsa
dan menuntun kehidupan budaya suatu bangsa, namun dengan adanya dinamika
komunikasi dan informasi yang sedemikian cepat mengakibatkan pergeseran nilai
budaya yang semakin hari semakin terasa nyata. Sebagai contoh, rasa cinta kepada
budaya leluhur oleh generasi muda di kota-kota besar sudah mulai terkikis.
Mereka terlena akan gemerlapnya dunia modern. Di sisi lain akar budaya dan jati
diri yang telah diwariskan oleh nenek moyang bangsa ikut berubah dan
berkembang.
Budaya Melayu merupakan salah satu kekayaan dari keragaman budaya di
Sumatera Utara. Masyarakat Sumatera Utara adalah masyarakat yang terbuka
terhadap berbagai perubahan yang menjadi konsekuensi logis dari berbagai
pertemuan budaya yang secara historis telah terjadi di wilayah tersebut.
Keragaman budaya Melayu di wilayah ini juga mempunyai karakteristik sendiri.
Ciri khas itu terlihat misalnya pada keragaman tari Melayu khas Sumatera Utara.
Salah satu unsur budaya Melayu dari Sumatera Utara yang diangkat dalam
proposal skripsi ini adalah “Tari Serampang XII”. Setiap daerah memiliki ciri
khas tersendiri dalam seni tari, demikian pula dengan ekspresi simboliknya. Hal
yang membedakan satu daerah dengan daerah lainnya terlihat dari gerak tari yang
ditampilkan oleh penarinya, dan setiap gerak bertujuan untuk menyampaikan
makna tertentu kepada penonton yang menikmatinya.

Tarian mencerminkan jati diri bangsa yang melambangkan budi pekerti
pemiliknya. Gerakan yang indah melahirkan sebuah inspirasi bagi yang
melihatnya dan dapat dijadikan sebuah karya agung yang tidak boleh dilupakan.

Universitas Sumatera Utara

Banyak tarian tradisional sekarang ini sudah dilupakan oleh generasi muda,
karena tidak ada minat untuk mempelajarinya, sehingga tarian tradisional yang
dulunya menjadi kebanggaan, sekarang sudah tidak jelas lagi masa depannya.
Tari Serampang XII itu disusun, diatur, serta disesuaikan dengan adat
istiadat di daerah pesisir Sumatera Timur oleh penciptanya. Wujud tari
Serampang XII mengisahkan “cinta suci” pemuda-pemudi sejak pandangan
pertama yang diakhiri dengan akad nikah dan peresmian perkawinan dengan
persetujuan ibu bapa dan semua kaum keluarga. Di dalam tarian ditunjukkan caracara dua sejoli memendam cinta dan menyatakannya kepada seseorang yang
menjadi pujaan hatinya, baik dari pemuda kepada pemudi maupun dari pemudi
kepada pemuda. Selain itu juga digambarkan keteguhan mereka memegang adat.
Begitu kontras dengan pergaulan pemuda-pemudi zaman sekarang.
Dewasa ini kaum muda sudah kurang mengenal etika di dalam menjalin
hubungan, dalam hal ini khusus pada pergaulan antara pemuda dan pemudi.
Mereka cenderung melakukan pergaulan bebas, dimana sudah tidak lagi

menjunjung etika, adat istiadat, maupun norma-norma agama. Salah satu
penyebabnya adalah karena sudah mulai terkikisnya budaya bangsa yang
mengandung begitu banyak nilai-nilai kearifan lokal yang notabene ikut
membentuk karakter dan kepribadian bangsa. Kaum muda saat ini lebih
cenderung tertarik kepada budaya asing yang tidak mempermasalahkan pergaulan
bebas, yang sebenarnya tidak mencerminkan jati diri bangsa Indonesia. Hal inilah
yang menjadi salah satu faktor menurunnya moral kaum muda. Saat ini dengan
mudahnya dapat dijumpai dimana saja pasangan laki-laki dan perempuan yang

Universitas Sumatera Utara

bukan muhrimnya melakukan tindakan yang tidak semestinya bahkan di tempat
umum.
Berdasarkan fenomena inilah penulis beranggapan sudah saatnya kita
menggali kembali nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalam kebudayaan
asli daerah, yang salah satunya adalah budaya tari, dalam hal ini penulis fokus
kepada Tari Serampang XII yang dikaji dari teori sosiologi tari. Tari Serampang
XII memiliki makna gerakan yang membawa pesan moral yang sangat tinggi,
mengenai nilai-nilai kesantunan serta tetap mengaplikasikan norma-norma agama
dalam berkisah-kasih (pergaulan) antara pemuda dan pemudi Melayu.


1.2

Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan salah satu faktor yang menjadi pegangan

yang harus diselesaikan peneliti. Karena sebuah penelitian dapat dilakukan
apabila rumusan masaah telah dapat. Perumusan masalah diperlukan agar dalam
penelitian di lapangan tidak terjadi penyimpangan dalam pengambilan data. Hal
ini sesuai dengan pendapat Arikunto (1993:7) bahwa, agar penelitian dapat
dilaksanakan dengan sebaiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya
sehingga jelas dari mana akan dimulai, kemana harus pergi, dan dengan apa.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.

Bagaimanakah etika pergaulan pemuda-pemudi Melayu dalam Tari
Serampang XII?

2.


Bagaimanakah nilai estetika yang terkandung dalam Tari Serampang XII?

3.

Bagaimana sikap masyarakat Melayu terhadap Tari Serampang XII?

Universitas Sumatera Utara

1.3

Tujuan Penelitian
Setiap penelitian diharapkan untuk memperoleh hasil sebagai salah satu

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tersebut (Sudjana, 1988:108). Dengan
demikian, berdasarkan rumusan masalah, yang menjadi tujuan dalam penelitian
ini adalah :
1.

Menjelaskan tentang etika pergaulan pemuda-pemudi Melayu dalam Tari
Serampang XII.


2.

Menjelaskan tentang nilai estetika yang terkandung dalam Tari Serampang
XII.

3.

Menjelaskan tentang bagaimana sikap masyarakat Melayu itu sendiri
terhadap Tari Serampang XII.

1.4

Manfaat Penelitian
Apabila seseorang melakukan sebuah penelitian pasti nantinya akan

memberikan manfaat bagi orang yang membacanya, dan apabila penelitian yang
dilakukan tidak ada manfaatnya maka hasil penelitian itu gagal tentunya, untuk itu
berdasarkan dari kajian yang akan diteliti nantinya , maka dapat diambil beberapa
manfaat yang bisa menjadi pedoman dan informasi bagi pembaca, antara lain :

1.

Sebagai referensi kepustakaan khususnya etika pergaulan pemuda-pemudi
Melayu dalam Tari Serampang XII.

2.

Untuk memberikan wawasan baru tentang etika pergaulan pemuda-pemudi
Melayu dalam Tari Serampang XII.

3.

Untuk menambah inventarisasi khazanah budaya Melayu.

Universitas Sumatera Utara