Penerapan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal untuk Pengaturan “Orang Dalam” Pada Perdagangan Orang Dalam Chapter III V

BAB III
PRAKTEK PERDAGANGAN ORANG DALAM (INSIDER TRADING)
DALAM HUKUM PASAR MODAL DI INDONESIA
A. Pengertian dan Karakteristik Perdagangan Orang Dalam
1. Pengertian dan Unsur-unsur Perdagangan Orang Dalam
Pengertian perdagangan orang dalam (insider trading) yang secara
tegas tidak di tulis pada Undang-Undang Pasar Modal. Namun jelas
kegiatan tersebut di larang pada Undang-Undang Pasar Modal.
Insider trading(perdagangan orang dalam) merupakan istilah
terhadap pelanggaran atau kejahatan yang hanya dapat kita lihat dan
temukan pada kasus di pasar modal. Insider trading merupakan kategori
kejahatan yang berbeda dari kejahatan ataupun tindak pidana lainnya.
Insider trading adalah transaksi efek yang dilakukan oleh pihak yang telah
memperoleh informasi yang sifatnya belum publik baik orang dalam
perusahaan maupun orang di luar perusahaan yang mendapatkan informasi
belum publik yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang besar
dalam waktu cepat. Karena pada waktu yang bersamaan juga orang yang
tidak mendapatkan informasi tersebut tidak bisa memilih atau mengambil
keputusan menjual atau membeli efek pada perusahaan tersebut. Hal ini
kelihatannya sepele dan cukup sederhana, namun tidak di sangka bahwa
kegiatan ini bisa menjadikan pihak yang mengambil keuntungan pada

kesempatan ini menjadi kaya raya. Oleh sebab itulah hal inipun

Universitas Sumatera Utara

dikategorikan sebagai suatu kejahatan yang sangat di tentang di pasar
modal.
Menurut Bismar Nasution, insider trading bertentangan dengan
prinsip keterbukaan, karena yang bersangkutan membeli atau menjual
saham berdasarkan informiasi dari “orang dalam” yang tidak publik
sifatnya. Tindakan tersebut merugikan pihak lain yang tidak menerima
informasi yang sama pada waktu yang sama, sehingga ia tidak dapat
mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham yang
dipegangnya. 81
Insider trading adalah perdagangan efek yang dilakukan oleh
mereka yang tergolong orang dalam perusahaan (dalam arti luas),
perdagangan mana didasarkan atau dimotivasi karena adanya suatu
informasi orang dalam (inside information) yang penting dan belum di
buka untuk umum. Dengan perdagangan mana, pihak pedagang insider
tersebut mengharapkan akan mendapatkan keuntungan ekonomi secara
pribadi, langsung atau tidak langsung, atau merupakan keuntungan jalan

pintas. 82
Dari pengertian di atas maka secara yuridis ditemukan beberapa
elemen dari suatu pranata hukum insider trading, yaitu sebagai berikut: 83
a. Adanya perdagangan efek
81

Bismar Nasution, op. cit., hlm. 159.
Yulfasni, Hukum Pasar Modal, (Jakarta: Iblam, 2005), hlm. 108.
83
Ibid, hlm. 108-109.
82

Universitas Sumatera Utara

Perdagangan efek dapat digolongkan sebagai praktik insider trading
apabila memenuhi minimal tiga unsur, yaitu:
1) Adanya orang dalam,
2) Informasi material yang belum tersedia bagi masyarakat atau
belum disclosure, dan
3) Melakukan transaksi karena informasi material.

b. Dilakukan oleh orang dalam perusahaan
Orang dalam yang dimaksud adalah orang dalam menurut Pasal 95
Undang-Undang Pasar Modal.
c. Adanya inside information
Inside information merupakan istilah teknik hanya dikenal di pasar
modal. Istilah tersebut mengacu kepada praktik dimana orang dalam
(coorporate

insider)

melakukan

transaksi

sekuritas

dengan

menggunakan informasi eksklusif yang mereka miliki yang belum
tersedia bagi masyrakat atau investor.

d. Inside information tersebut belum tersedia untuk umum
Belum tersedianya informasi perusahaan bila dimanfaatkan oleh orang
dalam untuk keuntungan individu atau kelompok maka jelas hal
tersebut adalah pelanggaran di pasar modal.
e. Perdagangan dimotivisir oleh adanya inside information tersebut
Perdagangan saham yang berlangsung di pasar modal dilakukan karena
adanya inside information bukan karena keinginan atau keputusan dari

Universitas Sumatera Utara

investor. Hal ini jelas perdagangan orang dalam, karena melakukan
transaksi efek karena adanya informasi dari orang dalam.
f. Bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang tidak layak.
Kejahatan ini dilakukan jelas mempunyai tujuan yang menguntungkan,
namun tujuan yang menguntungkan ini dilakukan dengan hal yang
membuat orang lain rugi dan mendapat keuntungan dengan waktu
yang relatif singkat tersebut jelas dilarang dalam perdagangan saham.
Orang dalam perusahaan tidak di larang melakukan perdagangan
saham perusahaan yang dipegangnya, akan tetapi jika orang dalam
perusahaan tersebut, berencana melakukan transaksi efek perusahaan

tersbut dengan melakukan perhitungan yang didasarkan pada informasi
material yang ada di perushaan, maka sebelum perdagangan itu
dilaksanakan perusahaan harus sudah mempublikasikan informasi material
tersebut secara terbuka. Jika perusahaan belum atau tidak melakukan
pengungkapan informasi, maka ada kemungkinan orang dalam tersebut
akan dapat dikenakan tuduhan melakukan perdagangan orang dalam atau
insider trading. Hal ini berkaitan dengan adanya ketentuan tentang
disclosure or abstain from trading, dimana orang dalam perusahaan harus
memilih apakah ia akan melakukan disclosure atau tidak melakukan
perdagangan dengan berdasarkan informasi material non-publik yang di
dapat atau di milikinya. 84

84

Asril Sitompul, Zulkarnain Sitompul dan Bismar Nasution, op.cit, hlm. 4.

Universitas Sumatera Utara

Untuk dapat dikategorikan ke dalam perbuatan insider trading
maka harus terdapat unsur-unsur sebagai berikut: 85

a. Pelaku harus menyadari adanya suatu informasi tertentu.
b. Informasi tersebut tidak tersedia untuk publik.
c. Investor yang rasional mengharapkan jika informasi di rilis ke publik,
akan membawa dampak material terhadap harga atau nilai efek suatu
perusahaan tersebut.
d. Pelaku harus mengetahui, atau patut di duga mengetahui, bahwa
informasi tersebut bersifat material dan tidak tersedia untuk publik
(informasi non publik).
Informasi non publik adalah informasi yang tidak ataupun
belum bisa di konsumsi oleh publik, kemudian informasi yang di
maskud di rasa sensitif terhadap harga efek perusahaan terkait.
2. Karateristik Perdagangan Orang Dalam
Untuk mencermati praktek insider trading dalam kegiatan
perdagangan saham di pasar modal, maka hal yang harus dperhatikan
adalah terpenuhinya unsur-unsur insider trading. Pertama, siapa insidernya: apakah yang dituduh sebagai insider dapat dikategorikan sebagai
insider. Kedua, apakah ada informasi yang mengandung fakta material,
yang belum tersedia untuk publik. Dan ketiga, apakah insider itu
melakukan perdagangan saham berdasarkan materiel non public

85


Ibid, hlm. 9.

Universitas Sumatera Utara

information. Dengan demikian praktek insider trading mustahil terjadi
dalam perdagangan saham tanpa adanya ketiga unsur tersebut. 86
Insider trading adalah suatu praktek yang dilakukan orang dalam
perusahaan (corporate insider) pada perdagangan saham dengan
menggunakaninformasi

yang

mengandung

fakta

material

yang


dimilikinya, sedangkan informasi itu belum terbuka (tersedia) untuk
umum. 87
Undang-Undang Pasar Modal jelas melarang orang dalam
perusahaan yang mempunya informasi (inside information) melakukan
penjualan atau pembelian saham pada perusahaan yang dia sedang bekerja
ataupun pada suatu perusahaan lain yang sedang melakukan perdagangan
saham dengan perusahaan yang di maksud. 88
Kemudian Undang-Undang Pasar Modal juga menetapkan yang
termasuk orang dalam perusahaan (corporate insider) adalah komisaris,
direksi, pemegang saham utama, pegawai perusahaan, orang perseorangan
yang karena kedudukan atau proofesinya atau karena hubungan usahanya
dengan emiten atau perusahaan publik memungkinkan orang tersebut
memperoleh informasi orang dalam atau pihak yang dalam waktu

86

Ibid, hlm. 42-43.
Ibid, hlm. 43.
88

Pasal 95 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
87

Universitas Sumatera Utara

enambulan terakhir tidak lagi menjadi pihak sebagaimana yang di maksud
di atas. 89
Secara tradisional komisaris, direktur, pemegang saham utama dan
pegawai perusahaan termasuk sebagai insiders (traditional insiders).
Komisaris dan direktur dikategorikan sebagai insider adalah didasarkan
atas pertimbagan, bahwa mereka termasuk orang yang wajib memegang
fiduciary obligations dalam hal loyalitas kepada perusahaan. Di pihak lain
mereka

termasuk

orang-orang

yang dapaat


mengendalikan

serta

mengetahui kegiatan atau operasi perusahaan setiap hari, sehinnga mereka
memiliki informasi perusahaan yang paling sensitif (sensitive corporate
information). 90 Sedangkan kategori insider bagi pemegang saham utama
(controlling sharcholders) didasarkan atas ketentuan hukum perusahaan
(corporate law), yang menetapkan suatu fiduciary obligations dari suatu
fairness dan loyalitas terhadap siapa-siapa yang memiliki pengawas atau
pengendali aktivitas perusahaan berdasarkan saham di perusahaan
yangmereka miliki, walaupun mereka tidak menduduki direktur atau
officers. 91 Namun mereka bukan berarti tidak memiliki fiduciary. 92

89

Penjelasan Pasal 95 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Donald C. Langevoort, op. cit., hlm. 72-72. Pada buku, Asril Sitompul,
Zulkarnain Sitompul dan Bismar Nasution, Insider Trading Kejahatan di Pasar Modal,
(Jakarta: Books Terrace and Library, 2007), hlm. 44.

91
Speed V. Transamerica Corp, 71 F. Supp, 457 (D. Del 1947), dalam Langevoort,
op. cit., hlm. 72. Pada buku, Asril Sitompul, Zulkarnain Sitompul dan Bismar Nasution,
Insider Trading Kejahatan di Pasar Modal, (Jakarta: Books Terrace and Library, 2007), hlm.
44.
92
Feldman V. Simkins Indus, 679 F. 2d, 1299, 1304 (9th. Cir. 1982), dalam Ibid, hlm.
73. Pada buku, Asril Sitompul, Zulkarnain Sitompul dan Bismar Nasution, Insider Trading
Kejahatan di Pasar Modal, (Jakarta: Books Terrace and Library, 2007), hlm. 44.
90

Universitas Sumatera Utara

3. Akibat Perdagangan Orang Dalam
Akibat yang timbul dai pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan
di pasar modal akan berdampak secara meluas atau tak terputus. Akibat
dari perdagangan orang dalam ini akan berdampak bukan hanya pada
investor dan broker saja, tetapi juga berdampak pada perusahaan yang
efeknya juga diperdagangkan. Karena hal ini termasuk mempengaruhi
investor ataupun masyarakat publik dalam mengambil keputusan apakah
membeli saham atau menjualnya. Justru ini adalah hal yang sangat
merugikan beberapa pihak di pasar modal.
Kasus perdagangan orang dalam diidentikkan dengan kasus
pencurian. Bedanya bila pada pencurian konvensional objeknya adalah
materi kepunyaan orang lain, maka pada perdagangan orang dalam objek
pencurian tetap milik orang lain, tetapi dengan mempergunakan informasi
yang seharusnya milik umum, sehingga dengan begitu pelaku memperoleh
keuntungan. Pada pencurian biasa, yang menderita kerugian adalah pihak
pemilik barang, maka pada kasus perdagangan orang dalam, yang
menderita kerugian begitu banyak dan meluas, mulai dari lawan transaksi,
hingga kepada kewibawaan regulator dan kredibilitas pasar modal. Kalau
kredibilitas sudah sirna, maka kepercayaan masyarakat terhadap pasar
modal juga akan berkurang. 93

93

M. Irsan Nasarudin, Indra Surya, Ivan Yustiavandana, Arman Nefi, dan
Adiwarman, op., cit, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 269.

Universitas Sumatera Utara

Akibat dari perdagangan orang dalam akan berdampak kepada
beberapa pihak, yaitu sebagai berikut:
a. Emiten
Kegiatan dari kejahatan pasar modal yaitu perdagangan orang dalam
akan berdampak pada emiten. Hal ini kenapa dikaitkan dengan emiten
karena emiten adalah pihak yang melakukan perdagangan saham
modal, dimana penawaran yang dilakukan emiten untuk menjual efek
kepada masyarakat. Ketika kejahatan dilakukan oleh pihak orang
dalam perusahaan yang juga akan menjual atau membeli saham
perusahaan maka emiten akan merasakan akibat dari pengaruh orang
dalam akan informasi yang belum terbuka untuk umum. Artinya ketika
emiten menawarkan efek kepada masyarakat, ada pihak atau oraang
dalam yang malah memanfaatkan informasi perusahaannya untuk
melakukan perdagangan efek dengan curang atau tidak sesuai dengan
aturan dan jelas tujuannya mendapatkan keuntungan. Maka masyarakat
yang mendapatkan hal tersebut akan lebih tergiur dengan penawaran
berdasarkan informasi yang belum publik, dan jelas akan berdampak
pada efek yang diterbitkan oleh emiten.
b. Investor
Investor atau pemodal dapat berupa badan hukum ataupun orang
perorangan. Investor adalah pihak yang mempengaruhi jalannya
kegiatan di pasar modal. Ketika di dalam pasar modal terjadinya
perdagangan orang dalam maka salah satu pihak yang paling dirugikan

Universitas Sumatera Utara

adalah pemodal. Investor sebelum menyalurkan dana yang dimiliki ke
pasar modal pasti terlebih dahulu akan melakukan pertimbangan yang
mendukung tujuannya untuk ikut dalam perdagangan saham di pasar
modal. Ketika kejahatan pasar modal ini terjadi maka jelas beberapa
investor yang tidak mendapatkan informasi perusahaan akan merasa
sangat dirugikan. Hal ini terjadi karena ketika orang dalam
menyampaikan informasi yang belum publik kepada beberapa pihak
saja, maka dalam waktu bersamaan pihak yang tidak mendapatkan
informasi tersebut tidak bisa ikut dalam mempertimbangkan apakah
akan melakukan atau tidak melakukan transaksi di pasar modal.
Singkatnya investor yang tidak memperoleh informasi akan merasa
rugi karena tidak bisa menentukan apakah menjual atau membeli
saham di perusahaan berdasarkan informasi perusahaan tersebut.
c. Perekonomian
Perdagangan orang dalam selain berdampak pada emiten dan investor
juga akan berdampak pada perekonomian secara menyeluruh. Ketika
terjadi kejahatan perdagangan orang dalam di pasar modal maka
kepercayaan terhadap pasar modal semakin lama akan semakin
merosot. Maka masyarakat juga akan tidak respectterhadap kegiatan
pasar modal. Ketika masyarakat atau pemilik modal tidak mau ikut
andil dalam perdagangan di pasar modal maka, akan berpengaruh pada
jalannya kegiatan di pasar modal. Hal ini juga akan berdampak pada
perekonomian. Karena dalam perekonomian, adanya pasar modal

Universitas Sumatera Utara

dalam ekonomi suatu negaa adalah sudah menjadi kebutuhan, karena
disanalah ekonomi menunjukkan aktivitasnya.
B. Informasi dalam Praktek Perdagangan Orang Dalam
1. Informasi Fakta Material
Menurut Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal, Informasi atau fakta material adalah informasi atau
fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang
dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan
pemodal, calon pemodal, atau Pihak lain yang berkepentingan atas
informasi atau fakta tersebut.
Keterbukaan informasi adalah prinsip dari nadi bergeraknya
industri

Pasar

Modal.

Prinsip

yang wajib dipatuhi

oleh

seluruh

stakeholders-nya sebagaimana diatur oleh Pasal 1 angka 25 UU No. 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) yang mensyaratkan bahwa
Emiten atau Perusahaan Publik, dan pihak-pihak lain yang tunduk pada
UUPM untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang
tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang
dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap Efek dimaksud
dan atau harga dari Efek tersebut. Lebih jauh dijelaskan bahwa informasi
material adalah sebagai informasi atau fakta penting dan relevan
mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi

Universitas Sumatera Utara

harga Efek pada Bursa Efek dan atau Keputusan Pemodal, Calon Pemodal,
atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. 94
Sebagai contoh, Informasi atau Fakta Material, adalah antara lain
informasi mengenai: 95
a. Penggabungan

usaha

(merger),

pengambilalihan

(acquisition),

peleburan usaha (consolidation) atau pembentukan usaha;
b. Pemecahan saham (share split) atau pembagian dividen saham (stock
dividen);
c. Pendapatan dan dividen yang luar biasa sifatnya;
d. Perolehan atau kehilangan kontrak penting;
e. Produk dan penemuan baru yang berarti
f. Perubahan tahun buku perusahaan; dan
g. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam
manajemen.
Sepanjang informasi tersebut dapat mempengaruhi harga efek dan
atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau Pihak lain yang
berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.
Fakta menunjukkan bahwa harga sekuritas di tentukan oleh
informasi yang tersedia. Apabila informasi mengenai perusahaan atau
emiten adalah positif, misalnya emiten memperoleh laba yang luar biasa,

94

Keterbukaan Informasi Fakta Materiel di Pasar Modal oleh Agus Riyanto, 2005,
dari business-law.binus.ac.id (Diakses pada tanggal 13 Juni 2017 pukul 19.36 WIB).
95
Penjelasan Pasal 1 Angka 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal.

Universitas Sumatera Utara

maka harga sahamnya akan naik, demikian pula sebaliknya apabila
informasi negatif yang terjadi. 96
Berdasarkan informasi material tersebut, terdapat tiga teori yang di
kenal dalam praktek perdagangan efek di pasar modal yaitu: Disclose or
Abstain Theory, Fiduciary Duty Theory, dan Misappropriation Theory. 97
a. Disclose or Abstain Theory
Orang yang memiliki hubungan pekerjaan (orang dalam) dengan
emiten di larang melakukan perdagangan terhadap sekuritas dari
emiten tersebut karena adanya informasi yang belum terbuka kepada
masyarakat investor. 98
Mendasar pada informasi yang dipunyainya, maka orang dalam ke
masalah tersebut dapat memilh antara membuka informasi tersebut
(disclose) kepada investor dan masyarakat lain ataumalah tetap tidak
mempublikasikan informasi material yang dimiliknya tetapi tetap
untuk tidak dapat melakukan transaksi perdagangan saham ataupun
untuk tidak menyarankannya terhadap orang lain.
b. Fiduciary Duty Theory
Fiduciary Duty Theorydidasarkan kepada doktrin hukum common law
yang menegaskan bahwa setiap orang yang mempunyai fiduciary duty

96

Najib A. Gisymar, Insider Trading dala Transaksi Efek, (Bandung: Citra Adytia
Bakti, 1999), hlm. 38.
97
Donald C. Langervroort, Insider Trading Regulation, Clark Boardman Co.Ltd,
Nashville, Tennessee, 1989, hlm. 4. Pada Buku Najib A. Gisymar, Insider Trading dala
Transaksi Efek, (Bandung: Citra Adytia Bakti, 1999), hlm. 38.
98
Najib A. Gisymar, op.cit, hlm. 38.

Universitas Sumatera Utara

atau hubungan lain yang berdasarkan kepercayaan (trust or
confidence) dengan perusahaan. 99
Orang dalam yang mempunyai informasi material tetapi tidak
membuka kepada publik dengan alasan apabila informasi tersebut di
buka maka dapat merugikan perusahaan dan berarti harus bertanggung
jawab kepada perusahaan karena pelanggaran breach of fiduciary
dutymaka itu harus menahan atau tidak melakukan transaksi. 100
c. Misappropriation Theory(Teori Penyalahgunaan)
Misappropriation Theoryadalah teori mengenai transaksi yang
dilakukan oleh orang luar perusahaan secara tidak sengaja berdasarkan
informasi yang belum tersedia bagi masyrakat maka di anggap sama
dengan telah melakukan insider trading. Teori ini sangat komprehensf,
artinya teori tersebut mampu menjangkau praktek transaksi efek yang
dilakukan oleh seseorang berdasarkan informasi secara tidak langsung
atau dengan kata lain teori tersebut dapat diterapkan terhadap orang
yang mendapat tip dari orang dalam. 101
Ada beberapa hal yang patut diperhatikan mengenai informasi
perusahaan adalah bahwa tidak semua informasi merskipun material
dan dapat mempengaruhi harga saham harus di disclose kepada
masyarakat, antara lain yaitu: 102

99

Sofyan A. Djalil, op. cit., hlm. 6. Pada buku, Najib A. Gisymar, Insider Trading
dala Transaksi Efek, (Bandung: Citra Adytia Bakti, 1999), hlm. 40.
100
Yulfasni, Hukum Pasar Modal, (Jakarta: Iblam, 2005), hlm. 112.
101
Ibid, hlm. 112.
102
Munir Fuady, op. cit., hlm. 181. Pada buku Najib A. Gisymar, Insider Trading
dalam Transaksi Efek, (Bandung: Citra Adytia Bakti, 1999), hlm. 43.

Universitas Sumatera Utara

1) Informasi yang belum matang untuk di disclose. Misalnya sebuah
perusahaan pertambangan menemukan sumur minyak baru yang
belum begitu pasti;
2) Informasi, yang apabila di disclose akan dimanfaatkan oleh
pesaing-pesaingnya segingga merugikan perusahaan tersebut;
3) Informasi yang memang sifatnya rahasia. Ini yang sering di sebut
rahasia perusahaan. Misalnya jika ada kontrak dengan pihak ketiga,
tetapi dalam kontrak tersebut ada klausula yang menyatakan bahwa
apa-apa yang ada dalam kontrak tersebut adalah bersifat rahasia di
antara para pihak tersebut.
Butir ketiga mengenai klausula apa-apa yang ada dalam kontrak
tersebut adalah bersifat rahasia, sebagaimana tersebut di atas, menurut
pendapat Penulis dapat dijadikan sebagai alasan pembenar bagi pelaku
insider trading. 103 Pasal 95 Undang-Undang Pasar Modal apabila
dianalasisis lebih jauh dengan memperhatikan teori-teori sebagaimana
tersebut di atas, maka masih terdapat celah hukum yang dapat di pakai
oleh orang dalam maupun tippee untuk melakukan transaksi efek yang di
larang atau insider trading. Pasal 95 Undang-Undang Pasar Modal, hanya
menjangkau orang dalam kapasitas fiduciary duty, sehingga para pelaku
yang masuk dalam kategori Misappropriation Theoryhampir dapat

103

Najib A. Gisymar, op.cit, hlm. 44.

Universitas Sumatera Utara

dipastikan dapat terhindar dari pelaksanaan Pasal 104 Undang-Undang
Pasar Modal. 104

2. Hubungan Informasi dengan Praktek Perdagangan Orang Dalam
Informasi perusahaan adalah segala data, fakta ataupun peristiwa yang
telah, akan atau dapat terjadi di dalam atau berkaitan dengan perusahaan,
baik informasi tersebut menyangkut efek yang diterbitkan oleh perusahaan
ataupun tidak berkaitan dengan efek perusahaan. 105
Bentuk informasi perusahaan: 106
a. Informasi Publik. Informasi publik adalah informasi yang disediakan
oleh perusahaan untuk umum, dalam arti setiap orang boleh
mengetahuinya. Informasi publik ini dapat di peroleh dari berbagai
bentuk, antara lain: prospektus, press release (siaran pers) yang
diterbitkan perusahaan, laporan keuangan, laporan tahunan, laporanlaporan berkala, dan laporan insidentil, baik dalam bentuk tertulis
ataupun dalam bentuk konferensi persatuan publik atau public expose
lainnya.
b. Informasi Non Publik. Informasi yang termasuk informasi non publik
erat

kaitannya

dengan

peraturan

mengenai

insider

trading

sebagaimana telah di singgung di atas. Informasi ini adalah informasi
yang tidak disediakan untuk umu, dalam arti tidak semua orang berhak
104
105

106

Ibid.
Asril Sitompul, Zulkarnain Sitompul dan Bismar Nasution, op.cit, hlm. 10.

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

atau dapat mengetahuinya. Yang termasuk di dalam kategori ini antara
lain adalah: projeksi-projeksi bisnis ataupun financial perusahaan,
rencana-rencan managemen, rencana-rencana corporate action, dan
rencana atau rencana perusahaan lainnya yang belum dilaksanakan
atau belum pasti akan dilaksanakan.
c. Informasi yang jelas. Untuk dapat dikategorikan sebagai informasi
perusahaan maka informasi tersebut bentuknya haruslah sudah jelas,
bukan sekedar rumor. Hal ini berkaitan pula dengan tanggungjawab
orang dalam perusahaan apa bila terdapat kecurigaan terjadinya
perdagangan orang dalam.
d. Informasi price sensitive. Informasi material yang sensitif terhadap
harga efek perusahaan adalah informasi yang apabila diketahui oleh
suatu pihak, maka pihak tersebut, dalam keadaan yang normal, akan
terpengaruh untuk melakukan perdagangan efek perusahaan, dan
adanya informasi tersebut akan mempengaruhi turun naiknya harga
efek perusahaan.
Apabila terjadi ketimpangan informasi fakta material bagi investor
dalam perdagangan sahaam, maka pada saat tersebut dapat menjadi
indikasi insider trading. Dengan terjadinya insider trading menunjukkan
telah terjadi pelanggaran prinsip keterbukaan. Insider trading tersebut

Universitas Sumatera Utara

terjadi, apabila insider melakukan perdagangan berdasarkan informasi
yang belum disampaikan kepada publik. 107
Dalam perdagangan saham tersebut insider mempunyai informasi
yang mengandung fakta material yang dapat mempengaruhi harga saham.
Posisi insider yang lebih baik (informational advantages) dibandingkan
dengan investor lain dalam perdagangan saham, oleh karena itu dapat
menciptakan perdagangan saham yang tidak fair, sebab harga saham pada
saat perdagangan tersebut tidak direfleksikan dari informasi pasar yang
efisien. 108
Seperti yang telah disebutkan di atas tentang unsur-unsur yang
harus dipenuhi dalam melakukan kejahatan perdagangan orang dalam,
maka jelas seseorang yang memiliki informasi tidak diperbolehkan
melakukan perdagangan efek perusahaan sebelum informasi tersebut telah
diumumkan kepada publik. Selain di larang untuk melakukan perdagangan
efek, ia juga tidak dibenarkan untuk menunjuk atau menyuruh orang lain
untuk melakukan perdagangan efek berdasarkan informasi tersebut.
Jadi dapat dikatakan bahwa adanya kejahatan di pasar modal yaitu
perdagangan orang dalam terjadi bermula karena adanya informasi.
Kemudian informasi tersebut belum terbuka untuk umum sifatnya,

107

Jack E. Karns dan Frederick P. Schalder, op. cit., hal. 329. Pada buku, Asril
Sitompul, Zulkarnain Sitompul dan Bismar Nasution, Insider Trading Kejahatan di Pasar
Modal, op.cit, hlm. 55.
108
Ibid., 4.

Universitas Sumatera Utara

disalahkan oleh orang dalam untuk memperoleh keuntungan beberapa
pihak dan merugikan pihak lain yang tidak mendapatkannya.

C. Larangan Praktek Perdagangan Orang Dalam
1. Dasar Hukum Larangan Perdagangan Orang Dalam
Dalam rangka penegakan dan kepastian hukum dalam transaksi di
lantai bursa, setiap pihak harus melakukan transaksi berdasarkan
kewajaran, keteraturan, dan keterbukaan. Artinya, seseorang dilarang
menggunakan suatu informasi yang berasal dari orang dalam (insider)
suatu perusahaan publik atau emiten. Biasanya informasi tersbut
mengandung suatu potensi keuntungan yang sangat besar, dalam rangka
investasi di lantai bursa. Padahal moralitas pasar sangat menjunjung
prinsip keterbukaan, di mana semua pihak wajib untuk bertindak
transparan di pasar modal. 109
Apabila diteliti secara lebih mendalam, perdagangan efek menjadi
aliran darah bagi bursa efek dan pasar modal secara keseluruhan.Berbicara
masalah perdagangan efek, maka peran investor menjadi sentral. 110
Insider trading ini berbeda dengan kejahatan pasar modal lain yang
umumnya adalah menyangkut perbuatan-perbuatan yang secara umum
memang dilarang, yaitu perbuatan yang berkaitan dengan pemberian
informasi yang palsu, menyesatkan, tidak benar atau perbuatan yang
109

Indra Safitri, op. cit., hlm. 228.
M Fakhruddin dan M Sopian Hadianto, Perangkat dan Modal Analisis Investasi
di Pasar Modal, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2001) hlm. 4.
110

Universitas Sumatera Utara

berupa penipuan dan penggelapan, atau penyiaran informasi palsu atau
menyesatkan tentang efek perusahaan emiten. Selain dilarang melakukan
perdagangan ia juga tidak diperbolehkan untuk menyuruh orang lain
melakukan perdagangan atau memberikan informasi tersebut kepada orang
lain yang patut diduganya akan melakukan perdagangan. 111
Seseorang yang melakukan insider trading, biasanya termasuk
kelompok masyarakat dalam lingkaran aktifitas finansial, dan umumnya
mereka adalah golongan yang memiliki akses kepada institusi pasar itu
sendiri. 112
Larangan perdagangan oleh orang dalam, pada dasarnya adalah
larangan yang dimaksudkan agar informasi yang keluar dari perusahaan
dapat sampai kepada semua orang (pemodal dan calon pemodal) secara
bersamaan dan merata. Disinilah sebenarnya letak perlakuan yang adil dan
setara atas semua pihak yang terlibat di pasar modal. Karena dengan
diterimanya informasi secara bersamaan dan merata, akan memberikan
kepada setiap pihak yang membutuhkan informasi kesempatan yang sama
untuk mempergunakan informasi tersebut untuk kepentingan masingmasing. 113
Praktek insider trading menjadi sebuah kontroversi yang menarik
di Amerika Serikat. Di satu pihak berpendapat bahwa insider trading tidak
111

Priyanta Putra Dkk, Jurnal tentang, Insider Trading dalam Kegiatan Pasar
Modal Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995.
112
Indra Safitri, loc., cit.
113
Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Tatanusa, 2006),
hlm. 441.

Universitas Sumatera Utara

merupakan suatu pelanggaran dalaam transaksi efek, tetapi justru
merupakan sesuatu yang positif dalam menaikkan harga efek di bursa dan
akan mendatangkan keuntungan bagi yang memiliki informasi atau
pengetahuan terlebih dahulu, sebab yang mendapatkan informasi atau
pengetahuan sudah selayaknya mendapatkan keuntungan. 114
Pendapat Manne yang pertama tersebut membenarkan bahwa
insider trading akan membuat pasar lebih efisien. Apabila orng dalam
diperbolehkan melakukan transaksi, mereka akan sering melakukan
transaksi saham sehingga menjadi pasti. Kritikan yang khusus ditujukan
terhadap analisis Manne tersebut adalah menuntut agar orang dalam
dilarang mendaptkan keuntungan immoral dari praktek insider trading.
Manne berpendapat bahwa sesuatu dikatakan immoral adalah merupakan
pernyataan normatif. 115
Dua masalah dasar mengenai tanggapan Manne terhadap
keuntungan immoral yaitu: 116
a. Kasus insider trading menunjukkan bahwa orang-orang di luar
manajer sering dianggap sebagai insider trading;
b. Manne lalai menyatakan bahwa manajer juga dapat memperoleh
keuntungan yang tidak terduga-duga dari turunnya harga saham.

114

Anonymous, Insider Trading, tanpa tahun, hlm. 1. F. William McCarty, et. al.,
op., cit, hlm. 464. Pada buku, Najib A. Gisymar, op., cit, hlm. 46-47.
115
Najib A. Gisymar, op., cit, hlm. 47.
116
Henry G. Manne dalam Henry N. Butler, op., cit, hlm. 417. Pada buku, Najib A.
Gisymar, op., cit, hlm. 47.

Universitas Sumatera Utara

Dapat diibaratkan bahwa jika suatu insider trading tidak dilarang,
maka berjalannya pasar seperti berjalan sebuah mobil tanpa minyak
pelumas. Hal ini di sebabkan karena:
a. Pembentukan harga pasar yang tidak fair (teori informed market),
b. Perlakuan yang tidak adil diantara pelaku pasar (teori market
egalitarism atau fair play),
c. Berbahaya bagi kelangsungan hidup pasar modal.
Peraturan tentang Perdagangan orang daalam (insider trading)
dapat dilihat pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal. Walaupun pada Undang-Undang Pasar Modal ini tidak terdapat
penegrtian dari perdagangan orang dalam (insider trading), namun kita
dapat melihat dari pasal-pasal yang akan diuraikan sehingga kita dapat
menyimpulkan apa yang dimaksud dengan insider trading.
Pasal 95
Orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik yang mempunyai
informasi orang dalam di larang melakukan pembelian atau penjualan atas
Efek:
a. Emiten atau Perusahaan Publik di maksdu; atau
b. Perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan Emiten atau
Perusahaan Publik yang bersangkutan
Penjelasan Pasal 95

Universitas Sumatera Utara

Yang di maksud dengan “orang dalam” dalam pasal ini adalah:
a. Komisaris, direktur, atau pegawai Emiten atau Perusahaan Publik;
b. Pemegang saham utama Emiten atau Perusahaan Publik:
c. Orang perseorangan yang karena kedudukan atau profesinya atau
karena hubungan usahanya dengan Emiten atau Perusahaan Publik
memungkinkan orang tersebut memperoleh informasi orang dalam;
atau
d. Pihak yang dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir tidak menjadi Pihak
sebagaimana di maksud dalam huruf a, huruf b, atau huruf c di atas.
Yang di maksud dengan “kedudukan” dalam penjelasan huruf c ini adalah
jabatan pada lembaga, institusi, atau badan Pemerintah.
Yang di maksud dengan “hubungan usaha” pada penjelasan huruf c ini
adalah hubungan kerja atau kemitraan dalam kegiatan usaha, antara lain
hubungan nasabah, pemasok, kontraktor, pelanggan, dan kreditur.
Yang di maksud dengan “informasi orang dalam” pada penjelasan huruf c
ini adalah Informasi Materiil yang dimilik oleh orang dalam yang belum
tersedia untuk umum
Sebagai contoh penjelasan huruf d adalah Tuan A berhenti sebagai
direktur pada tanggal 11 Januari. Namun demikian Tuan A masih di
anggap sebagai orang dalam sampai dengan tanggal 30 Juni pada tahun
yang bersangkutan.
Huruf a

Universitas Sumatera Utara

Larangan bagi orang dalam untuk melakukan pembelian atau penjualan
atas Efek Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan didasarkan
atas

pertimbangan

bahwa

kedudukan

orang

dalam

seharusnya

mendahulukan kepentingan Emiten, Perusahaan Publik, atau pemegang
saham secara keseluruhan termasuk didalamnya untuk tidak menggunakan
informasi orang dalam untuk kepentingan diri sendiri atau Pihak lain.
Huruf b
Di samping larangan tersebut dalam huruf a, orang dalam dari suatu
Emiten atau Perusahaan Publik yang melakukan transaksi dengan
perusahaan lain juga dikenakan larangan untuk melakukan transaksi atas
Efek dari perusahaan lain tersebut, meskipun yang bersangkutan bukan
orang dalam dari perusahaan lain tersebut. Hal ini karena informasi
mengenai

perusahaan

lain

tersebut

lazimnya

diperoleh

karena

kedudukannya pada Emiten atau Perusahaan Publik yang melakukan
transaksi dengan Perusahaan lain tersebut.
Yang dimaksud dengn “transaksi” dalam hurf ini adalah semua bentuk
transaksi yang terjadi antara Emiten atau Perusahaan Publik dan
perusahaan lain, termasuk transaksi atas Efek perusahaan lain tersebut
yang dilakukan oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan.
Pasal 96
Orang dalam sebagaimana di maksud dalam pasal 95 di larang:

Universitas Sumatera Utara

a. Mempengaruhi Pihak lain untuk melakukan pembelian atau penjualan
atas Efek di maksud; atau
b. Memberi informasi orang dalam kepada Pihak manapun yang patut
diduganya

dapat

menggunakan

informasi

di

maksud

untukk

melakukan pembelian atau penjualan atas efek.
Penjelasan Pasal 96
Orang dalam sebagaimana di maksud dalam Pasal 95 di larang
mempengaruhi Pihak lain untuk melakukan pembelian atau penjualan atas
Efek dari Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan, walaupun
orang dalam di maksud tidak memberikan informasi orang dalam kepada
pihak lain, karena hal ini dapat mendorong Pihal lain untuk melakukan
pembelian atau penjulan Efek berdasarkan informasi orang dalam.
Selain itu, orang dalam di larang memberikan informasi orang dalam
kepada Pihak lain yang di duga menggunakan informasi tersebut untuk
melakukan pembelian dan atau penjualan Efek. Dengan demikian orang
dalam mempunyai kewajiban untuk berhati-hati dalam menyebarkan
informasi agar informasi tersebut tidak disalahgunakan oleh pihak pihak
yang menerima informasi tersebut untuk melakukan pembelian atau
penjualan atas Efek.
Pasal 97
(1) Setiap Pihak yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam
dari

orang

dalam

secara

melawan

hukum

dan

kemudian

Universitas Sumatera Utara

memperolehnya dikenakan larangan yang sama dengan larangan yang
berlaku bagi orang dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dan
Pasal 96.
(2) Setiap Pihak yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam dan
kemudian memperolehnya tanpa melawan hukum tidak dikenakan
larangan yang berlaku bagi orang dalam sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 95 dan Pasal 96, sepanjang informasi tersebut disediakan oleh
Emiten atau Perusahaan Publik tanpa pembatasan.
Penjelasan Pasal 97
Ayat (1)
Setiap Pihak yang dengan sengaja berusaha secara melawan hukum untuk
memperoleh dan pada akhirnya memperoleh informasi orang dalam
mengenai Emiten atau Perusahaan Publik, juga dikenakan larangan yang
sama seperti yang berlaku bagi orang dalam sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 95 dan Pasal 96. Artinya, mereka dilarang untuk melakukan
transaksi atas Efek yang bersangkutan, serta dilarang mempengaruhi Pihak
lain untuk melakukan pembelian dan atau penjualan atas Efek tersebut
atau memberikan informasi orang dalam tersebut kepada Pihak lain yang
patut diduga akan menggunakan informasi tersebut untuk melakukan
pembelian dan penjualan Efek.
Sebagai contoh perbuatan melawan hukum, antara lain :
a. Berusaha memperoleh informasi orang dalam dengan cara mencuri;

Universitas Sumatera Utara

b. Berusaha memperoleh informasi orang dalam dengan cara membujuk
orang dalam; dan
c. Berusaha memperoleh informasi orang dalam dengan cara kekerasan
atau ancaman.
Ayat (2)
Sebagai contoh, apabila seseorang yang bukan orang dalam meminta
informasi

dari

Emiten

atau

Perusahaan

Publik

dan

kemudian

memperolehnya dengan mudah tanpa pembatasan, orang tersebut tidak
dikenakan larangan yang berlaku bagi orang dalam.
Namun, apabila pemberian informasi orang dalam disertai dengan
persyaratan untuk merahasiakannya atau persyaratan lain yang bersifat
pembatasan, terhadap Pihak yang memperoleh informasi orang dalam
berlaku larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dan Pasal 96.
Pasal 98
Perusahaan Efek yang memiliki informasi orang dalam mengenai Emiten
atau Perusahaan Publik dilarang melakukan transaksi Efek Emiten atau
Perusahaan Publik tersebut, kecuali apabila :
a. transaksi tersebut dilakukan bukan atas tanggungannya sendiri, tetapi
atas perintah nasabahnya; dan
b. Perusahaan Efek tersebut tidak memberikan rekomendasi kepada
nasabahnya mengenai Efek yang bersangkutan.

Universitas Sumatera Utara

Penjelasan Pasal 98
Ketentuan Pasal ini memberi kemungkinan Perusahaan Efek untuk
melakukan transaksi Efek semata-mata untuk kepentingan nasabahnya
karena salah satu kegiatan Perusahaan Efek adalah sebagai Perantara
Pedagang Efek yang wajib melayani nasabahnya dengan sebaik-baiknya.
Dalam melaksanakan transaksi Efek dimaksud, Perusahaan Efek tidak
memberikan rekomendasi apa pun kepada nasabahnya tersebut. Apabila
larangan dalam Pasal ini dilanggar, Perusahaan Efek melanggar ketentuan
orang dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dan Pasal 96.
Pasal 99
Bapepam dapat menetapkan transaksi Efek yang tidak termasuk transaksi
Efek yang dilarang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dan Pasal 96.
Penjelasan Pasal 99
Transaksi Efek tertentu yang tidak termasuk dalam transaksi Efek
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dan Pasal 96 ditetapkan dengan
peraturan Bapepam. Sebagai contoh, transaksi Efek tertentu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal ini adalah transaksi Efek antar orang dalam.

2. Pengawasan Terhadap Praktek Perdagangan Orang Dalam
Dalam industri pasar modal, kualitas pengawasan oleh pihak
supervisor merupakan salah satu faktor utama yang perlu mendapatkan

Universitas Sumatera Utara

perhatian guna mewujudkan kondisi perindustrian pasar modal yang stabil,
tahan uji serta likuid. Sebagaimana diketahui, pengawasan terhadap sektor
pasar modal dan lembaga keuangan non bank dilakukan oleh Bapepam
(OJK). Secara umum kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Bapepam
(OJK) cukup beragam, mulai dari pengawasan terhadap kesesuain baik
proses maupun praktik bisnis terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku, pelaksanaan uji kepatuhan, pelaksanaan terhadap aktivitas
pasar sekunder, hingga pemeriksaan rutin. Salah satu upaya yang telah di
tempuh Bapepam (OJK) dalam rangka meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pengawasan adalah melalui penerapan sistem pengawasan
berbasis risiko (risk-based supervision). 117
Adapun secara terperinci kegiatan pengawasan Bapepam LK
difokuskan kepada beberapa hal sebagai berikut: 118
a. Pengawasan atas Industri Efek
1) Monitoring Harian MKBD Perusahaan Efek
Bapepam LK menggunakan indikator utama yang di sebut dengan
Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) dalam melaksanakan
pengawasan terhadap Perusahaan Efek. Penggunaan indikator ini
sebagaimana di atur dalam Peraturan V .D .5 tentang Pemliharaan
dan Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan. Pelaksanaan
MKBD harian dilakukan melalui anlisis dengan menggunakan
aplikasi monitoring MKBD harian. Dalam sistem aplikasi
117
118

Inda Rahadiyan, op., cit, hlm. 102-103.
Ibid, hlm. 103-107.

Universitas Sumatera Utara

sebagaimana dimaksud terdapat sebuah parameter yang berfungsi
guna mengukur resiko yang dihadapi oleh Perusahaan Efek seperti
Operational Risk, Market Risk, Concentration Risk serta Liquidity
Risk. Sistem ini bekerja melalui pemberian informasi atas kondisi
Perusahaan Efek sehingga peningkatan pengawasan terhadap suatu
Perusahaan

Efek

yang

ditengarai

beresiko

dapat

segera

ditingkatkan.
2) Penelaahan atas Laporan Perusahaan Efek
Sepanjang taun 2011 Bapepam LK telah melakukan penelaahan
atas Laporan Kegiatan Perantara Pedagang Efek (LKPPE) yang
disampaikan setiap bulan dan Laporn Kegiatan Penjamin Emiten
Efek (LKPEE) penyampaiannya dilakukan setiap enam bulan.
Sementara itu untuk Laporan Keuangan Tengah Tahunan (LKTT)
dan Laporan Keuangan Tahunan (LKT), dari sejumlah 146
Perusahaan

Efek,

sebanyak

139

Perusahaan

Efek

telah

menyampaikan LKT dan sebanyak 136 Perusahaan Efek telah
menyampaikan LKTT.
3) Penialaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) Direksi
dan Komisaris serta Pemegang Saham Perusahaan Efek
Dalam rangka menindaklanjuti permohonan izin usaha sebagai
Perusahaan Efek, Bapepam akan melakukan penelitian atas
kelengkapan dokumen permohonan, mengadakan wawancara,
melakukan pemeriksaan terhadap kantor pemohon termasuk

Universitas Sumatera Utara

melakukan uji kmampuan dan kepatutan terhadap calon anggota
direksi dan komisaris.
Fit and proper test dilakukan dalam rangka mengetahui keahlian
dan kompetensi di bidang pasar modal khususnya mengenai
pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan di bidang
pasar modal. Selain itu, test juga dilakukan dalam rangka
mengetahui integritas dan komitmen para calon terhadap
pengembangan Perusahaan Efek yang sehat.
4) Monitoring

Pedoman

Prinsip

Mengenal

Nasabah

Untuk

Perusahaan Efek
Penerapan prinsip mengenal nasabah untuk perusahaan efek
dilakukan dalam rangka mencegah dilakukannya berbagai tindak
pidana seperti pencucian uang melalui sarana pasar modal.
b. Pengawasan atas Self Regulotary Organization (SRO) dan Lembaga
Efek Lainnya
Pembangunan industri pasar modal nasional dalam era global ini
senantasa dimaksudkan dalam rangka mewujudkan lembaga efek yang
tidak hanya sehat tetapi juga mampu bersaing pada tingkat global.
c. Uji Kepatuhan Lembaga Efek
Selain melakukan pemeriksaan atas laporan-laporan berkala dan
insedental, Bapepam LK juga melakukan uji kepatuhan melalui
kegiatan monitoring dan pemeriksaan terhadap lembaga efek. Kegiatan
uji kepatuhan dilakukan baik melalui pemeriksaan rutin maupun

Universitas Sumatera Utara

pemeriksaan yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil penelaan
atas laporan berkala atau laporan incidental sebagaimana dimaksud.
d. Pengawasan Perdagangan
Dalam rangka mewujudkan tercipatnya kegiatan pasar modal yang
teratur, wajar dan efesien serta melinungi kepentingan pemodal,
sebagaimana di amanatkan oleh Undang-Undang Pasar Modal maka
Bapepam LK telah melakukan proses pemantauan dan pemeriksaan
terhadap kegiatan perdagangan yang terjadi di lantai bursa. Proses
pemantauan dilakukan melaluo monitoring yang menghasilkan sistem
alert, database baik yang meliputi database news maupun database
yang memuat para pihak serta early warning. Dari kegiatan monitoring
dimaksud, didapatkan apa yang di kenal dengan istilah alert dan watch
yang pada tahap selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk
melanjutkan pada proses penelaahan. Apabila terindikasi adanya
pelanggaran, pemantauan akan ditingkatkan pada tahap pemeriksaan.
Sepanjang tahun 2011 Bapepam LK telah menyelesaikan penelaahan
terhadap 19 indikasi perdagangan tidak wajar. Dari jumlah tersebut, 15
diantaranya telah mencukupi adanya petunjuk awal sehingga dapat
dilanjutkan pada proses pemeriksaan.

Universitas Sumatera Utara

3. Sanksi terhadap Pelaku Perdagangan Orang Dalam
Sanksi terhadap perdagangan orang dalampada Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar modal mencakup tiga hal, yaitu
penegakan secara administratif, perdata, dan pidana.
a. Sanksi Administratif
Pasal 102
(1) Bapepam mengenakan sanksi administratif atas pelanggaran
Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya yang
dilakukan oleh setiap Pihak yang memperoleh izin, persetujuan,
atau pendaftaran dari Bapepam.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat
berupa:
a. peringatan tertulis;
b. denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang
tertentu;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pencabutan izin usaha;
f. pembatalan persetujuan; dan
g. pembatalan pendaftaran.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administratif sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.

Universitas Sumatera Utara

b. Sanksi Pidana
Pasal 103
(1) Setiap Pihak yang melakukan kegiatan di Pasar Modal tanpa izin,
persetujuan, atau pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6, Pasal 13, Pasal 18, Pasal 30, Pasal 34, Pasal 43, Pasal 48, Pasal
50, dan Pasal 64 diancam dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah).
(2) Setiap Pihak yang melakukan kegiatan tanpa memperoleh izin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 diancam dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Pasal 104
Setiap Pihak yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92, Pasal 93, Pasal 95, Pasal 96, Pasal 97 ayat
(1), dan Pasal 98 diancam dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima
belas miliar rupiah).
Pasal 105
Manajer Investasi dan atau Pihak terafiliasinya yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 diancam dengan

Universitas Sumatera Utara

pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Pasal 106
(1) Setiap Pihak yang melakukan pelanggaran atas ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 diancam dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).
(2) Setiap Pihak yang melakukan pelanggaran atas ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 diancam dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Pasal 107
Setiap Pihak yang dengan sengaja bertujuan menipu atau merugikan
Pihak

lain

memusnahkan,

atau

menyesatkan

menghapuskan,

Bapepam,

menghilangkan,

mengubah,

mengaburkan,

menyembunyikan, atau memalsukan catatan dari Pihak yang
memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran termasuk Emiten dan
Perusahaan Publik diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
Pasal 108
Ancaman pidana penjara atau pidana kurungan dan denda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 103, Pasal 104, Pasal 105, Pasal 106, dan Pasal
107 berlaku pula bagi Pihak yang, baik langsung maupun tidak

Universitas Sumatera Utara

langsung, mempengaruhi Pihak lain untuk melakukan pelanggaran
Pasal-Pasal dimaksud.
Pasal 109
Setiap Pihak yang tidak mematuhi atau menghambat pelaksanaan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 diancam dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Pasal 110
(1) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 ayat (2),
Pasal 105, dan Pasal 109 adalah pelanggaran.
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 ayat (1),
Pasal 104, Pasal 106, dan Pasal 107 adalah kejahatan.

c.

Sanksi Perdata
Pasal 111
Setiap Pihak yang menderita kerugian sebagai akibat dari pelanggaran
atas Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya dapat
menuntut ganti rugi, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama
dengan Pihak lain yang memiliki tuntutan yang serupa, terhadap Pihak
atau PihakPihak yang bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut.
Undang-Undang Pasar Modal ini masi sangat kurang mendukung
perlindungan terhadap adanya resiko kejahatan yang akan di alami
oleh investor di pasar modal. Hal ini dikarenakan Undang-Undang

Universitas Sumatera Utara

Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal belum menganut
misaproprition theory (teori penyalahgunaan) sehingga terhadap
praktik-praktik insider trading yang terjadi kurang efektif dalam
memberikan sanksi terhadap insider dalam insider trading. Dalam hal
ini Undang-Undang Pasar Modal yang ada masih menganut fiduciary
duty theory (hubungan kepercayaan).

4. Penegakan Hukum
Penegakan hukum adalah hal penting untuk semua pelaku di pasar
modal. Penegakan hukum di pasar modal bertujuan untuk mengurangi
terjadinya kejahatan maupun pelanggaran di pasar modal. Hal ini menjadi
faktor pendorong dalam terciptanya iklim investasi yang baik bagi investor
dalam negeri dan luar negeri untuk melakukan investasi di pasar modal.
Kejahatan serta pelangaaran di pasar modal adalah salah satu resiko yang
bisa saja di alami oleh investor, maka patut hal ini menjadi alasan para
investor untuk menjadikan pertimbangan dalam berinvestasi.
Dari sisi akibat yang ditimbulkan, kasus pelanggaran dibidang
pasar modal dapat meimbulkan efek yang bersifat berantai dan meluas.
Kerugian tidak hanya terbatas di derita oleh investor atau broker yang
terlibat langsung dalam suatu transaksi, melainkan dapat meluas dan
berlanjut keperusahaan yang efeknya ditransaksikan (image perusahaan
menjadi buruk), bursa efek tempat efek tersebut ditransaksikan
(mekanisme pengawasannya di anggap kurang layak), kegiatan pasar

Universitas Sumatera Utara

modal

itu

sendiri

perekonomian

(faktor

suatu

Negara

kepercayaan
secara

masyarakat),

keseluruhan.

hingga

Tidak

ke

terlalu

mengejutkan jika dibandingkan dengan pelanggaran atau kejahatan biasa,
pelanggaran dibidang pasar modal mengandung sanksi yang sangat berat
dan dapat bersifat akumulatif. 119
Keberhasilan penegakan hukum mungkin dipengaruhi oleh beberpa
faktor yang mempunyai arti yang netral, sehingga dampak negatif atau
positifnya terletak pada isi faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor ini
mempunyai yang saling berkaitan dengan eratnya, merupakan esensi serta
tolak ukur dari effektivitas penegakan hukum. Faktor-faktor tersebut
adalah :
a. hukum (undang-undang).
b. penegak hukum, yakni fihak-fihak yang membentuk maupun
menerapkan hukum.
c. sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.
d. masyarakat, yakni dimana hukum tersebut diterapkan.
e. dan faktor kebudayaan, yakni sebagai. hasil karya, cipta dan rasa yang
didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. 120

119

Jusuf Anwar, Peneg