Penerapan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal untuk Pengaturan “Orang Dalam” Pada Perdagangan Orang Dalam

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal di negara-negara maju merupakan salah satu lembaga
yang diperhitungkan bagi perkembangan ekonomi negara tersebut. Oleh sebab
itu negara/pemerintah mempunyai alasan untuk ikut mengatur jalannya
dinamika pasar modal. 1
Pasar Modal adalah petunjuk bagi usahawan dan investor untuk
berinteraksi dalam kegiatan ekonomi. Selain itu di pasar modal juga tak jarang
terdapat tindakan-tindakan curang oleh satu pihak yang disebut white collar
crime yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan yg tidak sedikit dalam
waktu yang tidak lama pula. Kejahatan yang dilakukan di pasar modal adalah
perbuatan melawan hukum yang sifatnya terorganisir dan rumit. Hal ini
ditunjukkan oleh adanya dugaan kecurangan pada transaksi pasar modal
namun tidak serta merta dapat di adili di pengadilan.
Salah satu kejahatan yang terjadi di pasar modal adalah adanya
perdagangan orang dalam (insider trading). Adanya informasi orang dalam
yang diperoleh akan mempengaruhi penjualan dan pembelian saham suatu
perusahaan yang akan menguntungkan satu atau beberapa pihak namun akan
merugikan pihak lain yang tidak memperoleh informasi tersebut. Sekilas hal


1

Asril Sitompul, Pasar Modal: Penawaran Umum dan Permasalahannya,
(Jakarta:Citra Aditya Bakti, 1995), hlm 7.

Universitas Sumatera Utara

ini tidak begitu memberikan efek kerugian, namun akan sangat berefek bagi
orang lain yang ingin membeli dan menjual saham pada suatu perusahaan
yang sedang naik atau turun nilai sahamnya.
Orang dalam yang membeli saham perusahaan dan kemudian
menjualnya ketika harganya naik, merupakan suatu peristiwa yang biasa.
Yang membuatnya menjadi tidak biasa adalah apabila dalam melakukan
pembelian dan penjualan tersebut, orang dalam itu mendasarkan perbuatannya
kepada adanya informasi material tentang perusahaan yang belum di
informasikan kepada publik, misalnya tentang rencana perusahaan untuk
melakukan merger, atau rencana akan mengakuisisi perusahaan lain yang akan
membuat nilai perusahaan itu akan menjadi naik. Apabila hal ini terjadi maka
bukan saja perbuatan itu menjadi perbuatan yang tidak biasa, bahkan
perbuatan itu kan mengakibatkan orang dalam tersebut dapat dikenakan

tuduhan melakukan kejahatan pasar modal yang dinamakan perdagangan
orang dalam. Perdagangan orang dalam merupakan suatu hal yang telah
menjadi topik pembahasan dikalangan pasar modal di seluruh dunia. 2
Internasionalisasi pasar modal sejalan dengan kecenderungan arus
globalisasi ekonomi yang membawa pasar modal negara lain, sehingga pasar
modal berbagai negara berlomba-lomba menjadi pasar modal yang efisien.
Oleh karena itu diperlukan peraturan pasar modal yang comparable dalam
global market. Pada dasarnya perkembangan teknologi, komunikasi dan

2

Asril Sitompul, Zulkarnain Sitompul, Bismar Nasution, Insider Trading: Kejahatan Di
Pasar Modal,(Bandung: Books Terrace & Library, 2007), hlm. 3.

Universitas Sumatera Utara

mobilitas dana-dana telah memberikan kontribusi ekonomi yang saling
tergantung dalam kerangka pasar internasional. Di pasar modal saat ini
seringkali diperdagangkan surat-surat yang dikeluarkan oleh penerbit asing
dan mungkin dioperasikan oleh pelaku-pelaku usaha yang mempunyai

kepentingan asing langsung maupun tidak langsung, melakukan bisnis dengan
orang-orang yang berada di luar yurisdiksi. 3
Jenis-jenis insider: 4
a. Insider primer
Direktur, Komisaris, para pejabat senior yang mempunyai akses atas
informasi yang belum di publikasi.
b. Insider sekunder
Para konsultan yang terlibat aktif di perusahaan perwakilan, advisor dan
“orang luar” lainnya yang mempunyai akses atas Informasi Orang Dalam
c. Tipper
“Orang dalam” yang mempunyai informasi dan kemudian memberikannya
kepada orang luar untuk melakukan perdagangan efek perusahaan
d. Tippee
Orang luar yang mendapat informasi dari “orang dalam” perusahaan dan
menggunakannya untuk perdagangan saham perusahaan.

3

Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, (Jakarta: Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Program Pascasarjana, 2001), hlm. 3.

4
Asril Sitompul, Zulkarnain Sitompul, Bismar Nasution,op.cit, hlm. 16.

Universitas Sumatera Utara

Secara teori, kejahatan ini dapat diperhatikan dengan cermat yakni
melihat volume perdagangan saham emiten suatu perusahaan sebelum
terlaksananya penyampaian suatu informasi kepada publik. Jika hal ini terlihat
tidak wajar maka besar kemungkinan telah terjadi insider trading.
Banyak kasus Insider Trading yang melibatkan perusahaan-perusahaan
besar di Indonesia tetapi terkesan di anggap angin lalu tanpa adanya tindakan
tegas.
Kekosongan peraturan yang mengatur tentang kejahatan di pasar
modal ini menjadi alasan bagi pemerintah untuk melakukan suatu perombakan
pada sistem hukum dalam mengahadapi kejahatan di pasar modal agar proses
penegakan kejahatan pasar modal tidak seperti jalan di tempat saja.
Karena beberapa uraian di atas maka penulis tertarik untuk menulis
skripsi dengan judul: “Penerapan Undang-undang Nomor 8 Tahun1995
tentang Pasar Modal untuk Pengaturan “Orang Dalam” pada
Perdagangan Orang Dalam.”


B. Perumusan Masalah
Penjualan yang terjadi di pasar modal jelas tidak memiliki keterbukaan
yang secara sangat jelas. Siapakah yang akan membeli dan menjual saham.
Apakah yang menjual dan membeli saham pada suatu perusahaan dapat
dipastikan dengan jelas tidak memiliki informasi perusahaan yang belum
publik sifatnya, dan bagaimana juga informasi orang dalam juga dapat

Universitas Sumatera Utara

diperoleh dari kemajuan teknologi yang akan semakin susah membuktikan
kejahatan perdagangan orang dalam. Lalu hal inilah yang bisa mengakibatkan
masalah dan tidak dapat dijangkau oleh peraturan yang telah berlaku. Maka
dari hal tersebut penulis menentukan objek yang akan di bahas dalam
permasalahan di atas yakni:
1. Bagaimana praktek perdagangan saham di pasar modal?
2. Bagaimana pengaturan praktek perdagangan “orang dalam” pada hukum
pasar modal di Indonesia?
3. Bagaimana penerapan undang-undang pasar modal dalam pengaturan
“orang dalam” pada perdagangan orang dalam?


C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Yang menjadi tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendukung objek
terutama pengaturan orang dalam pada kejahatan perdagangan orang
dalam di pasar modal yaitu:
a. Untuk mengetahui praktek perdagangan saham di pasar modal
b. Untuk mengetahui pengaturan praktek perdagangan orang dalam pada
hukum pasar modal di Indonesia
c. Untuk mengetahui seberapa besar peranan dari Undang-undang Nomor
8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dalam penerapan orang dalam pada
perdagangan orang dalam di pasar modal.
2. Manfaat penulisan
Adapun maanfaat dari penulisan skiripsi ini adalah

Universitas Sumatera Utara

a.

Secara Teoritis, penulisan skripsi ini


dapat bermafaat untuk

pengembangan pada ilmu hukum terkhusus di bidang pasar modal
tentang penerapan undang-undang pasar modal dalam penerapar
“orang dalam” pada perdagangan orang dalam. Sejauh manakah
pengaturan hal ini oleh undang-undang pasar modal dan bagaimana
praktek perdagangan saham di pasar modal.
b. Secara Praktis, penulisan dari skripsi ini dapat bermanfaat untuk
mahasiswa fakultas hukum, masyarakat serta orang-orang yang
mempunyai perhatian di bidang pasar modal.

D. Keaslian Penulisan
Untuk melihat dan mengetahui keaslian penulisan dari skripsi yang saya
susun dengan judul “Penerapan Undang-undang Nomor 8 Tahun1995 tentang
Pasar Modal untuk Pengaturan “Orang Dalam” pada Perdagangan Orang
Dalam.” Bahwasannya belum pernah dilakukan penulisan skiripsi dengan
judul tersebut di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, meskipun di
lain sisi terdapat judul yang hampir sama namun substansinya berbeda.Penulis
menulis skripsi ini berdasarkan literatur – literatur yang diperoleh di
perpustakaan, peraturan perundang – undangan yang berkaitan dengan

informasi yang menyesatkan di pasar modal, media cetak dan elektronik dan
juga melalui bantuan para pihak. Adapun skripsi terdahulu yang pernah ditulis
sebelumnya dan memiliki keterkaitan dengan judul skripsi penulis ini ialah
penelitian yang dilakukan oleh M. Reza Taufani Tahun 2005, Mahasiswa

Universitas Sumatera Utara

Fakultas Hukum Departemen Hukum Ekonomi, ProgramKekhususan Hukum
Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan judul “ Insider Trading dalam
Praktek Perdagangan di Pasar Modal”. Pokok masalah dari penelitian tersebut
adalah :
1. Perbuatan-perbuatan manakah yang dapat dikategorikan sebagai insider
trading?
2. Kesulitan-kesulitan apakah yang timbul dalam menelusuri insider trading?
3. Usaha-usaha apakah yang perlu dilakukan untuk menghindari praktek
insider trading?
Pada dasarnya penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti
tersebut di atas tidak sama dengan penelitian ini, baik dari segi judul maupun
pokok permasalahan yang dibahas. Oleh karena itu secara akademik penelitian
ini dapat dipertanggungjawabkan keasliannya.


E. Tinjauan Kepustakaan
1. Pasar Modal
Pasar modal adalah sumber dana segar jangka panjang.
Keberadaan institusi ini bukan cuma sebagai wahana sumber pembiayaan,
tetapi juga sebagai sarana investasi, yang melibatkan seluruh potensi dana

Universitas Sumatera Utara

masyarakat, baik yang tersedia di kantong masyarakat publik maupun
pundi-pundi yang tersebar di luar negeri. 5
Pasar modal di pandang sebagai salah satu sarana efektif untuk
mempercepat pembangunan suatu Negara. Hal ini dimungkinkan karena
pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang pengerahan dana
jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor yang
produktif.
Bab I Ketentuan Umum angka 13 Undang – Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa, Pasar Modal
adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. 6
Pasar modal, dalam pengertian klasik diartikan sebagai suatu
bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat
saham, dan obligasi atau efek-efek pada umumnya. 7
Pasar modal di jumpai pada banyak Negara yang menjalankan dua
fungsi sekaliguss, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuanagn. Dalam
menjalankan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana (lenders)

5

I Putu Gede Ary Suta, Menuju Pasar Modal Modern, (Jakarta: Yayasan SAD Satria
Bhakti, 2000), hlm. 17.
6
Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bab I Ketentuan
Umum Angka 13.
7
Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal,
(Malang: Sinar Grafika, 2015), hlm. 166.


Universitas Sumatera Utara

kepada pihak yang membutuhkan dana (borrower). Dengan
menginvestasikan kelebihan dana yang dimilikinya, lenders berharap akan
memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut, sedangkan borrower
akan menggunakan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa
menunggu tersedianya dana dari kegiatan usaha dari perusahaan. Di pihak
lain, Negara sangat berkepentingan karena mekanisme pasar seperti ini
akan mendorong peningkatan produksi dan kemakmuran masyarakat,
sehingga pasar modal merupakan instrument ekonomi yang sangat
penting. 8
Pasar Modal memiliki tujuan untuk memberikan kontribusi dalam
pelaksanaan pembangunan nasional untuk meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional dalam kemajuan
kesejahteraan rakyat. Untuk mencapai tujuan yang telah disebutkan maka
pasar modal berperan baik sebagai salah satu sumber pembiayaan kepada
dunia usaha. Di sisi lain juga pasar modal menjadikan dirinya sebagai
wahana investasi bagi masyarakat luas, tak terkecuali bagi pemodal kecil
maupun menengah.
2. Orang Dalam
Istilah insiders atau orang dalam pada Undang – Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang pasar modal diatur dalam penjelasan pasal 95 yang
mengatur bahwa orang dalam tidak hanya mencakup komisaris, direksi,

8

M. Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2008), hlm. 4.

Universitas Sumatera Utara

pemegang saham utama dan pegawai. Namun mencakup juga orang atau
badan hukum ataupun pihak lain yang karena profesi atau karena
hubungannya dengan perusahaan (emiten) menjadikannya sebagai orang
dalam. Isi dari Pasal 95 tersebut yakni sebagai berikut:
Orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik yang mempunyai
informasi orang dalam dilarang melakukan pembelian atau penjualan atas
Efek :
a. Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud; atau
b.Perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan Emiten atau
Perusahaan Publik yang bersangkutan.
Penjelasan atas Pasal 95 berbunyi sebagai sebagai berikut:
Yang dimaksud dengan “orang dalam” dalam Pasal ini adalah :
a. komisaris, direktur, atau pegawai Emiten atau Perusahaan Publik;
b. pemegang saham utama Emiten atau Perusahaan Publik;
c. orang perseorangan yang karena kedudukan atau profesinya atau
karena hubungan usahanya dengan Emiten atau Perusahaan Publik
memungkinkan orang tersebut memperoleh informasi orang dalam;
atau d. Pihak yang dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir tidak lagi
menjadi Pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, atau
huruf c di atas.
3. Perdagangan Orang Dalam (insider trading)

Universitas Sumatera Utara

Adanya permasalahan pada pelonjakan harga suatu saham di dunia
bursa kebanyakan karena insider information. Maksudnya yaitu transaksi
jual beli saham yang dimaksud berlangsung setelah adanya informasi dari
orang dalam. Informasi yang di maksud adalah yang sebenarnya bersifat
tidak publik atau rahasia, namun bocor kepada pelaku bursa. Karena
informasi tersebutlah, investor memanfaatkan untuk dapat
memproyeksikan harga saham, kemudian investor membeli atau menjual
saham dalam jumlah yang banyak. Hal inilah yang disebut sebagai
perdagangan orang dalam atau insider trading, yakni kegiatan transaksi
pada bursa yang oleh Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal di larang.
Insider trading merupakan istilah teknis yang hanya di kenal dalam
pasar modal. Istilah tersebuy mengacu kepada pihak praktek di mana
orang dalam (corporate insider), melakukan transaksi sekuritas dengan
menggunakan informasi eksklusif yang mereka miliki yang belum tersedia
bagi masyarakat. 9
Menurut Bismar Nasution pengertian insider trading (perdagangan
orang dalam) adalah sebagai berikut.
Praktik

insider

(insider)perusahaan

trading

melakukan

ini

terjadi

apabila

orang

dalam

perdagangan

dengan

menggunakan

9

Sofyan A. Djalil, “Manipulation and Insider Trading”, makalah pada Pendidikan
dan Pelatihan bagi Profesi Penunjang untuk Konsultan Hukum Pasar Modal, angkatan
VII LMKA-BLK, Jakarta, 21 Oktober – 8 November 1996, hlm. 4. Pada buku Najib A.
Gisymar, Insider Trading dalam Transaksi Efek, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1999),
hlm. 1.

Universitas Sumatera Utara

informasi yang belum di-disclose. Dalam hal ini, insider mempunyai
informasi yang mengandung fakta materiil yang dapat mempengaruhi
harga saham. Posisi insider yang lebih baik (informational advantages)
dibandingkan dengan investor lain dalam perdagangan saham, oleh karena
itu dapat menciptakan perdagangan saham yang tidak fair…mengingat
bahwa insider trading adalah suatu praktik yang dilakukan oleh orang
dalam perusahaan (corporate insider) melakukan perdagangan saham
dengan menggunakan informasi yang mengandung fakta materiil yang
dimiliki sedangkan informasi itu belum terbuka (tersedia) untuk umum
(inside publik information). 10

F. Metode Penelitian
Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah
dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka metode penelitian
yang digunakan antara lain :
1. Jenis dan Sifat Penelitian
a. Jenis Penelitian
Dalam menyusun skripsi penulis menggunakan metode penelitian
hukum yuridis normatif, karena hendak menemukan aturan hukum,
prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna
10

Donald Moody Pangemanan.2005. Peraturan Insider Trading dalam Pasar Modal
Indonesia: Studi Mengenai Penerapan Teori Penyalahgunaan dalam praktik Insider Trading.
Jurnal Hukum & Pasar Modal Edisi 2/Juli/2005. Jakarta: Himpunan Konsultan Hukum Pasar
Modal (HKHPM)., hlm. 49. Pada buku,Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Hukum Pasar
Modal di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 78-79.

Universitas Sumatera Utara

menjawab isu hukum yang dihadapi di pasar modal terkait dengan
praktek perdagangan orang dalam.

b. Sifat Penelitian
Sifat penelitian ini merupakan penelitian deskriptif atau
menggambarkan sifat atau gejala. Hal tersebut di karenakan penelitian
ini bertujuan untuk memberikan data yang seteliti mungkin, mengenai
“Penerapan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal untuk Pengaturan Orang Dalam Pada Pergangan Orang
Dalam”.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah statute
approach atau pendekatan perundang-undangan.
2. Sumber data
a. Bahan Hukum Primer, yaitu berupa peraturan perundang-undangan di
bidang hukum yang mengikat, antara lain Undang – Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Peraturan Pemerintah
Nomor 12 Tahun 20014 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang
Pasar Modal dan peraturan-peraturan lainnya.
b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer, seperti doktrin-doktrin yang ada di
dalam buku, jurnal hukum maupun internet.

Universitas Sumatera Utara

c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan-bahan yang dapat memberi
petunjuk atau penjalasan terhadap bahan hukum primer dan/atau bahan
hukum sekunder seperti kamus hukum dan sebagainya.

3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu dengan cara
Penelitian Kepustakaan, yakni dengan cara meneliti bahan pustaka yang di
sebut dengan data sekunder berupa perundang-undangan, karya ilmiah
para ahli, sejumlah buku-buku, artikel-artikel baik dari surat kabar majalah
maupun media elektronik.
4. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu
dengan cara:
a. Mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang
relevan.
Dalam penlitian ini Undang-Undang Pasar Modal yang menjadi bahan
hukum primer merupakan peraturan yang sudah mendesak untuk
diperbaharui karena sudah banyak yang tidak sesuai karena
perkembangan salah satunya adalah pengaturan kategori orang
dalam.Karena hal ini, maka diperlukan doktrin-doktrin dari para ahli
dalam bidang ini untuk memberikan pandangan tentang larang yang
terjadi di pasar modal ini.Untuk mendukung kedua bahan hukum yang

Universitas Sumatera Utara

diuraikan diatas maka diperlukan bahan hukum tersier yang untuk
memberikan pemahaman serta pengertian atas bahan hukum lainnya.
b. Mengolah bahan-bahan hukum tersebut sehingga dapat menjawab
permasalahan yang telah disusun.
Dengan mengumpulkan serta menghubungkan peraturan-peraturan di
pasar modal dan pendapat para ahli dibidang pasar modal guna
mengukur seberapa besar penerapan Undang-Undang Pasar Modal
dalam penentuan oranng dalam pada larang kejahatan di pasar modal
yakni perdagangan orang dalam.
c. Memaparkan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis
terhadap bahan-bahan hukum yang telah diolah tersebut.
Dengan menguraikan serta menyusun kesimpulan dari hasil analisi
bahan-bahan hukum yang dimaksud maka dapat dilihat seberapa besar
penerapan Undang-Undang Pasar modal Indonesia terutama pada
kasus perdagangan orang dalam.

G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan skripsi ini yang berjudul “Penerapan
Undang-undang Nomor 8 Tahun1995 tentang Pasar Modal untuk
Pengaturan “Orang Dalam” pada Perdagangan Orang Dalam”maka
penulis akan memberikan gambaran secara ringkas mengenai uraian dari bab

Universitas Sumatera Utara

ke bab yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Adapun sistematika
penulisan skripsi ini adalah :
Bab I merupakan bab Pendahuluan, pada bab ini digambarkan secara
umum tentang latar belakang penulisan judul, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penulisan, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan yang
akan berkenaan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini.
Bab II akan membahas mengenai tinjauan umum tentang pasar modal,
saham sebagai instrumen perdagangan, dan bagaimana praktek perdagangan
saham di pasar modal.
Bab III merupakan bab yang akan membahas pengertian dan
karakteristik perdagangan orang dalam, bagaimana informasi dalam praktek
perdagangan orang dalam, serta larangan praktek perdagangan orang dalam di
pasar modal.
Bab IV yakni bab yang akan menguraikan tentang penentuan “orang
dalam” dalam undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal dalam
praktek insider trading, bagaimana hubungan antara “orang dalam” dengan
emiten, bagaimana penerapan teori penyalahgunaan dalam penentuan “orang
dalam” pada praktek insider trading, peranan Otoritas Jasa Keuangan dalam
menentukan adanya pelangaran perdagangan orang dalam serta penerapan
hukum terkait “orang dalam” dalam perdagangan orang dalam.
Bab V merupakan Penutup, pada bab ini berisikan tentang kesimpulan
dari semua bab yang telah diuraikan di atas serta mencantumkan yang menjadi

Universitas Sumatera Utara

saran penulis tentang permasalahan yang di angkat menjadi judul penulisan
skripsi.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PERLINDUNGAN INVESTOR DALAM PEMBELIAN KEMBALI SAHAM MELALUI PASAR MODAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL

0 22 29

Upaya Harmonisasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Terhadap Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan Dalam Pengawasan Perusahaan Publik

1 27 160

Upaya Harmonisasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Terhadap Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan Dalam Pengawasan Perusahaan Publik

0 0 9

Upaya Harmonisasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Terhadap Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan Dalam Pengawasan Perusahaan Publik

0 0 1

Penerapan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal untuk Pengaturan “Orang Dalam” Pada Perdagangan Orang Dalam

0 0 11

Penerapan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal untuk Pengaturan “Orang Dalam” Pada Perdagangan Orang Dalam

0 0 1

Penerapan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal untuk Pengaturan “Orang Dalam” Pada Perdagangan Orang Dalam

0 0 58

Penerapan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal untuk Pengaturan “Orang Dalam” Pada Perdagangan Orang Dalam Chapter III V

0 1 63

Penerapan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal untuk Pengaturan “Orang Dalam” Pada Perdagangan Orang Dalam

0 0 4

Peran Akuntan Publik Dalam Penerbitan Obligasi Daerah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

0 0 8