Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pengelolaan Barang Milik Daerah pada SKPD Pemerintah Kota Tebing Tinggi dengan Komitmen Pimpinan Sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

42

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Sugiyono (2013: 128) menyatakan bahwa kerangka konsep akan
menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu antara
variabel independen dengan variabel dependen. Secara ringkas kerangka
konseptual yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan
barang milik daerah dengan komitmen pimpinan sebagai variabel moderator dapat
dilihat pada gambar 3.1.

variabel independen

Variabel moderating

variabel dependen

Kualitas aparatur daerah (X1)

Kepatuhan pada regulasi (X2)
Kualitas
pengelolaan
barang milik
daerah (Y)

Sistem informasi manajemen
(X3)
Komunikasi (X4)

Komitmen
pimpinan (Z)

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Universitas Sumatera Utara

43

Kerangka konseptual (3.1) menggambarkan pengaruh variabel independen

yaitu kualitas aparatur daerah (X1), kepatuhan pada regulasi (X2), sistem
Informasi (X3) dan komunikasi (X4) terhadap variabel dependen yaitu kualitas
pengelolaan barang milik daerah (Y), tanpa dan melalui variabel moderating yaitu
komitmen pimpinan (Z). Hubungan antar variabel diuraikan berikut ini:
1. Kualitas aparatur daerah merupakan kemampuan dan keterampilan

dari

pengurus/ penyimpan barang sebagai pelaksana teknis pengelolaan barang
milik daerah yang diukur dari pelatihan, pengalaman, jenjang kepangkatan,
dan keahlian. Seharusnya dengan adanya aparatur yang berkualitas akan
berpengaruh terhadap kualitas pengelolaan barang milik daerah.
2. Kepatuhan pada regulasi yaitu sikap kecenderungan dan keinginan oleh
pelaksana pengelola barang milik daerah untuk melaksanakan regulasi
pengelolaan barang milik daerah. Suatu implementasi kebijakan jika ingin
berhasil secara efektif dan efisien, maka para pelaksana (implementors) harus
mengetahui apa yang harus dilakukan sesuai regulasi untuk melaksanakan
kebijakan tersebut. Suatu kepatuhan dari regulasi oleh pelaksana seharusnya
berpengaruh terhadap kualitas pengelolaan barang milik daerah.
3. Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA)-BMD diperlukan agar setiap

informasi mengenai barang milik daerah diproses lebih cepat, akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Penggunaan

SIMDA-BMD

seharusnya

bisa

meningkatkan kualitas pengelolaan barang milik daerah karena proses
pengelolaan barang daerah meliputi perencanaan, pengadaan, penatausahaan,
penghapusan dan akuntansi barang daerah bisa dilakukan secara komputerisasi
dan terintegrasi.

Universitas Sumatera Utara

44


4. Komunikasi yang baik diperlukan dalam pengelolaan barang milik daerah.
Pengelolaan barang milik daerah terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan yang dilakukan oleh beberapa unit. Proses ini akan berjalan
efektif jika para pelaksana mengetahui apa yang harus dikerjakan, dan untuk
itu diperlukan komunikasi antara pengurus/ penyimpan barang dengan kepala
SKPD, bagian akuntansi dan pengurus/ penyimpan barang dari SKPD lain.
Sehingga komunikasi yang baik antara pihak-pihak tersebut seharusnya
berpengaruh terhadap kualitas pengelolaan barang milik daerah.
5. Komitmen pimpinan merupakan suatu sikap kepala SKPD yang dapat
mengatur dan memberi pengaruh terhadap pengelolaan barang milik daerah
untuk mencapai tujuan organisasi yang diharapkan. Komitmen pimpinan
seharusnya bisa menjadi faktor yang memperkuat/ memperlemah hubungan
antara kualitas aparatur, kepatuhan pada regulasi, sistem informasi
manajemen, dan komunikasi dengan kualitas pengelolaan barang milik daerah.

3.2. Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2014: 132) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka

pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka dan uraian di atas, diajukan dua
hipotesis alternatif dalam penelitian ini (H1 dan H2) sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

45

H1 : Kualitas aparatur daerah, kepatuhan pada regulasi, sistem informasi
manajemen, dan komunikasi berpengaruh terhadap kualitas pengelolaan
barang milik daerah pada SKPD di Pemerintahaan Kota Tebing Tinggi baik
secara simultan dan parsial.
H2 :

Komitmen pimpinan dapat memoderasi hubungan antara kualitas aparatur
daerah, kepatuhan pada regulasi, sistem informasi manajemen, dan
komunikasi dengan kualitas pengelolaan barang milik daerah pada SKPD
di Pemerintah Kota Tebing Tinggi.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan penelitian dari peneliti
sebelumnya. Pendekatan pada penelitian ini berdasarkan pengukuran dan analisis
data merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang datanya berupa angkaangka dan dapat dianalisis menggunakan teknik statistik (Sugiyono,2013: 35).
Metode penelitian ini adalah metode survei dan berdasarkan tingkat eksplanasinya
merupakan jenis penelitian asosiatif yang bersifat kausal (Causal Research).
Penelitian kausal bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara
variabel dependen dengan variabel independen (Rochaety, dkk, 2007: 27).

4.2.

Lokasi, Waktu dan Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada lingkungan Satuan Kerja Perangkat

Daearh (SKPD) pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi dan dimulai bulan

Desember tahun 2015 sampai dengan selesai.

4.3.

Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja

dalam pengelolaan barang milik daerah di Setiap SKPD Pemerintah Kota Tebing
Tinggi. Jumlah SKPD yang ada di Pemerintah Kota Tebing Tinggi sebanyak 31
SKPD. Pada masing-masing SKPD akan diberikan 3 (tiga) set kuesioner yang
akan diisi oleh responden:

46

Universitas Sumatera Utara

47

1. Pengguna Barang selaku kepala SKPD yang memiliki wewenang untuk
melakukan


pengelolaan

barang

milik

daerah

yang

berada

dalam

penguasaannya;
2. Pengurus Barang SKPD yang bertugas mengurus barang milik daerah dalam
pemakaian pada masing-masing pengguna barang.
3. Penyimpan Barang SKPD yang diserahi tugas untuk menerima, menyimpan,
dan mengeluarkan barang

Total responden yang menjadi anggota populasi dan akan diberikan kuesioner
sebanyak 93 responden. Sampel penelitian menggunakan metode sensus yaitu
seluruh anggota populasi dijadikan sampel. Daftar populasi dan sampel dapat
dilihat pada lampiran 2.

4.4.

Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode

pengumpulan data primer pada penelitian ini adalah mengunakan instrumen
kuesioner yang diisi oleh pengguna barang SKPD, pengurus barang SKPD dan
penyimpan barang SKPD di Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Kuesioner kualitas
pengelolaan barang milik daerah merupakan modifikasi dari kuesioner Oktaviana
(2010) yang disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17 Tahun
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. Modifikasi
dilakukan karena pada kuesioner Oktaviana (2010) belum ada item pertanyaan
untuk tuntutan ganti rugi yang merupakan bagian dari pelaksanaan pengelolaan
barang milik daerah pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17 Tahun 2007
pasal 85.


Universitas Sumatera Utara

48

Kuesioner untuk kualitas aparatur daerah dan variabel sistem informasi
manajemen merupakan modifikasi dari kuesioner Azhar (2013). Pada variabel
kualitas aparatur terdapat mondifikasi pada instrumen kuesioner karena ada
perbedaan indikator. Indikator Azhar (2013), pendidikan dan pedoman tidak
digunakan dan diganti dengan indikator kepangkatan dan keahlian agar sesuai
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. Variabel sistem informasi manajemen
ada penambahan satu poin untuk indikator prosedur mengenai pemeliharaan
hardware dan software.
Kuesioner untuk variabel independen kepatuhan pada regulasi dan
komunikasi merupakan modifikasi dari kuesioner Inayah (2010) dan dilakukan
penyesuaian dengan objek yang diteliti. Kuesioner komitmen pimpinan sebagai
variabel moderating merupakan modifikasi dari kuesioner Meyer et al. (1993)
dalam Sopiah (2008) yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi yang
terdapat pada Permendagri No. 17 Tahun 2007.

Kuesioner tersebut diantar langsung kepada responden di tempat kerja dan
diberi kesempatan jangka waktu untuk menjawab kuesioner selama dua minggu,
setelah itu kuesioner akan dikumpulkan kembali oleh peneliti. Jika ada yang
belum menyelesaikan akan diberikan tambahan waktu selama satu minggu lagi.
Jika tidak selesai juga setelah tambahan waktu maka responden tidak dijadikan
sampel.

Universitas Sumatera Utara

49

4.5.

Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Definisi operasional dari masing-masing varibel merupakan definisi yang

dijadikan sebagai dasar untuk menentukan besarnya nilai dari masing-masing
variabel baik variabel dependen yaitu kualitas pengelolaan barang milik daerah
(Y) dan variabel independen yaitu kualitas aparatur daerah (X1), kepatuhan pada
regulasi (X2), sistem informasi (X3), dan komunikasi (X4) serta Komitmen
Pimpinan sebagai variabel moderating (Z).
4.5.1. Kualitas pengelolaan barang milik daerah (Y)
Kualitas pengelolaan barang milik daerah dalam penelitian ini adalah
terlaksananya proses pengelolaan barang milik daerah sudah sesuai dengan
pedoman teknis pengelolaan barang milik daerah yang diatur dalam peraturan
menteri dalam negeri No. 17 tahun 2007. Indikator untuk mengukur kualitas
pengelolaan barang milik daerah adalah : (1) perencanaan aset tetap sesuai dengan
kebutuhan; (2) proses pengadaan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan; (3)
penggunaan aset sesuai dengan peruntukannya; (4) penerimaan, penyimpanan dan
penyaluran; (5) penatausahaan dilakukan dengan program SIMDA-BMD; (6)
pemanfaatan aset dilakukan dalam rangka peningkatan PAD; (7) pengamanan dan
pemeliharaan dilakukan secara berkala; (8) penilaian terhadap perhitungan
depresiasi; (9) penghapusan barang milik daerah; (10) pemindahtanganan; (11)
adanya pengawasan dilakukan oleh kepala SKPD; (12) pembiayaan; (13) tuntutan
ganti rugi. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, dengan
metode pembobotan menggunakan skala sikap Likert. Pernyataan sikap responden
terhadap diberikan skor pengukuran: 5 (SS= sudah sepenuhnya), skor 4 (SB=

Universitas Sumatera Utara

50

sebagian besar), skor 3 (N= netral), skor 2 (SK=sebagian kecil), dan skor 1 (SSB=
sama sekali belum).

4.5.2. Kualitas aparatur daerah
Kualitas aparatur daerah didefenisikan sebagai semua potensi yang ada
pada petugas pengelola BMD agar sesuai dengan persyaratan yang sudah
ditetapkan peraturan. Indikator pengukuran dari kualitas aparatur daerah adalah:
(1) pelatihan; (2) pengalaman; (3) jenjang kepangkatan; (4) keahlian. Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala interval, dengan metode pembobotan
menggunakan skala sikap likert. Menurut Siregar (2012: 25), Skala Likert
memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu: pernyataan positif dan negatif. Pernyataan
sikap responden terhadap sebuah pernyataan yang bersifat positip (favorable)
diberikan skor pengukuran; 5 (SS=sangat setuju), skor 4 (S=setuju), skor 3
(N=netral), skor 2 (KS=kurang setuju), dan skor 1 (TS=tidak setuju). Untuk
Pernyataan sikap responden terhadap sebuah pernyataan yang bersifat negatif
(unfavorable) diberikan skor: 1 (SS=sangat setuju), skor 2 (S=setuju), skor 3
(N=netral), skor 4 (KS=kurang setuju), dan skor 5 (TS=tidak setuju).

4.5.3. Kepatuhan pada regulasi
Kepatatuhan pada regulasi didefenisikan sebagai sikap kecenderungan dan
keinginan oleh pelaksana pengelola barang milik daerah untuk melaksanakan
regulasi pengelolaan barang milik daerah. Indikator pengukuran variabel ini
adalah: (1) pemahaman implementor; (2) respon implementor. Skala pengukuran
yang digunakan adalah skala interval, dengan metode pembobotan menggunakan

Universitas Sumatera Utara

51

skala sikap likert. Pernyataan sikap responden terhadap sebuah pernyataan
diberikan skor pengukuran; 5 (SS=sangat setuju), skor 4 (S=setuju), skor 3
(N=netral), skor 2 (KS=kurang setuju), dan skor 1 (TS=tidak setuju).

4,5.4. Sistem informasi manajemen
Sistem informasi manajemen didefenisikan sebagai penggunaan secara
optimal dari komputer, perangkat lunak (software), database, jaringan dan
pemeliharaan

perangkat

untuk

menghasilkan

informasi-informasi

yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah. Indikator
pengukuran dalam sistem informasi manajemen adalah: 1) hardware; 2) software;
3) prosedur; 4) jaringan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval,
dengan metode pembobotan menggunakan skala sikap likert. Pernyataan sikap
responden terhadap sebuah pernyataan yang bersifat positip (favorable) diberikan
skor pengukuran; 5 (SS=sangat setuju), skor 4 (S=setuju), skor 3 (N=netral), skor
2 (KS=kurang setuju), dan skor 1 (TS=tidak setuju). Untuk Pernyataan sikap
responden terhadap sebuah pernyataan yang bersifat negatif (unfavorable)
diberikan skor : 1 (SS=sangat setuju), skor 2 (S=setuju), skor 3 (N=netral), skor 4
(KS=kurang setuju), dan skor 5 (TS=tidak setuju).

4.5.5. Komunikasi
Komunikasi didefenisikan sebagai petunjuk atau penafsiran pesan di
antara

pelaksana

pengelolaaan

barang

milik

daerah

atau

pihak

yang

berkepentingan dalam pengelolaan barang milik daerah. Indikator pengukuran
dalam komunikasi adalah: (1) transmisi; (2) kejelasan; (3) konsistensi dan (4)
koordinasi. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, dengan

Universitas Sumatera Utara

52

metode pembobotan menggunakan skala sikap likert. Pernyataan sikap responden
terhadap sebuah pernyataan yang bersifat positip (favorable) diberikan skor
pengukuran; 5 (SS=sangat setuju), skor 4 (S=setuju), skor 3 (N=netral), skor 2
(KS=kurang setuju), dan skor 1 (TS=tidak setuju). Untuk Pernyataan sikap
responden terhadap sebuah pernyataan yang bersifat negatif (unfavorable)
diberikan skor : 1 (SS=sangat setuju), skor 2 (S=setuju), skor 3 (N=netral), skor 4
(KS=kurang setuju), dan skor 5 (TS=tidak setuju).
4.5.6. Komitmen pimpinan
Komitmen pimpinan didefenisikan sebagai keinginan yang kuat kepala
SKPD untuk tetap mempertahankan dirinya dalam organisasi dan bersedia untuk
melakukan usaha yang tinggi bagi pencapaian kualitas pengelolaan barang milik
Indikator komitmen pimpinan adalah 1) Affective commitment; 2)

daerah.

Continuance commitment; 3) Normative commitment. Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala interval, dengan metode pembobotan menggunakan skala
sikap likert. Pernyataan sikap responden terhadap sebuah pernyataan diberikan
skor pengukuran; 5 (SS=sangat setuju), skor 4 (S=setuju), skor 3 (N=netral), skor
2 (KS=kurang setuju), dan skor 1 (TS=tidak setuju).
Definisi operasional dan skala pengukuran secara singkat dijelaskan pada
tabel 4.1.

Universitas Sumatera Utara

53

Tabel 4.1
Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
No

Variabel

Definisi Operasional

1

Kualitas
Pengelolaan
Barang
Milik
Daerah (Y)

Proses pengelolaan
barang milik daerah
sudah sesuai dengan
pedoman teknis
pengelolaan barang
milik daerah yang diatur
dalam peraturan menteri
dalam negeri No. 17
tahun 2007.

Variabel ini diukur dengan
indikator yaitu
1. Perencanaan aset tetap
sesuai kebutuhan;
2. Pengadaan;
3. penerimaan,
penyimpanan dan
penyaluran;
4. Penggunaan aset sesuai
dengan peruntukannya
5. Penatausahaan dilakukan
dengan SIMDA-BMD
6. Pemanfaatan
aset
dilakukan dalam rangka
peningkatan PAD
7. Pengamanan
dan
pemeliharaan dilakukan
secara berkala
8. Penilaian
terhadap
perhitungan aset tetap
9. Penghapusan;
10. Pemindahtanganan;
11. Adanya pengawasan ;
12. Pembiayaan;
13. Tuntutan Ganti Rugi;

Indikator

Interval

2

Kualitas
Aparatur
Daerah (X1)

Semua potensi yang ada
pada petugas pengelola
BMD agar sesuai
dengan persyaratan yang
sudah ditetapkan
peraturan.

1.
2.
3.
4.

Pelatihan
Pengalaman
Jenjang Kepangkatan
Keahlian

Interval

3

Kepatuhan
pada
Regulasi
(X2)

Sikap kecenderungan
dan keinginan oleh
pelaksana pengelola
barang milik daerah
untuk melaksanakan
regulasi pengelolaan
barang milik daerah.

1. Pemahaman implementor
2. Respon implementor

Interval

4

Sistem
Informasi
Manajemen
(X3)

Penggunaan secara
optimal dari komputer,
perangkat lunak
(software), database,
jaringan dan
pemeliharaan perangkat
untuk menghasilkan
informasi-informasi yang
dibutuhkan dalam
pelaksanaan pengelolaan
barang milik daerah

1.
2.
3.
4.

Interval

Hardware
Software
Prosedur
Jaringan

Skala

Universitas Sumatera Utara

54

Lanjutan tabel 4.3

4.6.

5

Komunikasi
(X4)

Petunjuk atau penafsiran
pesan di antara
pelaksana pengelolaaan
BMD atau pihak yang
berkepentingan dalam
pengelolaan barang
milik daerah.

1.
2.
3.
4.

Transmisi
Kejelasan
konsistensi
koordinasi.

Interval

6

Komitmen
Pimpinan
(Z)

Keinginan yang kuat
kepala SKPD untuk
tetap mempertahankan
dirinya dalam organisasi
dan bersedia melakukan
usaha yang tinggi bagi
pencapaian kuaalitas
pengelolaan barang
milik daerah.

1. Affective commitment
2. Continuance commitment;
3. Normative commitment.

Interval

Metode Analisis Data
Kuesioner yang telah diisi oleh responden dikuantitatifkan terlebih
dahulu dengan menggunakan skala ukur interval dan menggunakan
metode pembobotan skala sikap likert, sehingga menghasilkan keluaran
berupa angka yang selanjutnya dianalisis melalui program SPSS
(Statistical Package for Sosial Science). Metode analisa data dalam
penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda
(multiple regression analysis).

4.6.1. Uji kualitas instrumen dan data
4.6.1.1 Uji validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
item-item pertanyaan kuesioner dalam penelitian. Menurut Ghozali (2013:
52) suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Pengujian validitas data dilakukann dengan Uji signifikansi dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-

Universitas Sumatera Utara

55

2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung untuk r tiap butir dapat
dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel dan
nilai positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid (Ghozali,2013 :
53).
4.6.1.2 Uji reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari varibel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau andal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013: 47). Teknik yang
digunakan untuk mengukur reliabilitas pengamatan adalah dengan menggunakan
uji statistik cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memiliki nilai cronbach alpha > 0,7 (Nunnally, 1994 dalam Ghozali, 2013: 48).

4.6.2. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriftif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum (Sugiyono, 2013: 239) . Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, puncak distribusi data (kurtosis) dan kemencengan distribusi
(skewness). Data yang terdistribusi secara normal mempunyai nilai skewness dan
kurtosis mendekati nol (Ghozali, 2013: 21)

Universitas Sumatera Utara

56

4.6.3 Pengujian Asumsi Klasik
Metode analisis data yang dilakukan adalah dengan uji asumsi klasik, yaitu
dengan

menggunakan

:

uji

normalitas,

uji

multikolonieritas

dan

uji

heterokedastisitas. Uji ini dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengujian
hipotesis. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan untuk menentukan syarat
persamaan pada model regresi dan dapat diterima secara ekonometrik.
4.6.3.1 Uji normalitas
Pengujian Normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi data
dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak
digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Pada
penelitian ini, untuk mengetahui normalitas data dengan menggunakan uji
statistik. Uji Statistik yang dilakukan pada penelitian ini dengan menggunkan uji
Kolmogorov-Smirnov, dengan kriteria:
1.

Jika nilai signifikansi atau probabilitasnya > 0,05 maka distribusi data
adalah normal.

2.

Jika nilai signifikansi atau probabilitasnya < 0,05 maka distribusi data
adalah tidak normal.

4.6.3.2 Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji, apakah model regresi
ditemukan atau tidak korelasi diantara variabel bebas (independen) (Ghozali:
2013). Suatu model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
varibel bebasnya. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabelvariabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah independen yang nilai
korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2013 : 105).

Universitas Sumatera Utara

57

Untuk itu diperlukan uji multikolinieritas terhadap setiap data variabel bebas yaitu
dengan :
1. Melihat angka collinearity Statistics yang ditunjukkan oleh Nilai Variance
Inflation Factor (VIF). Jika angka VIF > 10, maka Variabel bebas yang ada
memiliki masalah multikolinieritas
2. Melihat nilai tolerance pada output penilian multikolinieritas yang tidak
menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,1 akan memberikan kenyataan
bahwa tidak terjadi masalah multikolinieritas.
4.6.3.3 Uji heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2013: 139), uji heterokedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varaians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan
jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Secara statistik uji
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji glejser, yaitu dengan meregres nilai
absolut residual terhadap variabel independen.

4.6.4

Pengujian Hipotesis Penelitian

4.6.4.1. Pengujian hipoteis pertama (H1)
Pada penelitian ini pendekatan analisis yang dilakukan dengan metode
analisis regresi berganda. Metode analisis regresi berganda bertujuan untuk
mengukur besarnya pengaruh dua atau lebih variabel dependen terhadap satu
variabel independen dan juga menunjukkan arah hubungan antara varibel
dependen dengan variabel independen. (Rochaety,dkk, 2007 : 138).

Universitas Sumatera Utara

58

Oleh karena itu model penelitian dengan persamaan regresi yang
digunakan adalah sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X 2 + β3X3 + β4X4 +e
Dimana:
Y

= Kualitas Pengelolaan Barang Milik Daerah

X1

= Kualitas Aparatur Daerah

X2

= Kepatuhan Pada Regulasi

X3

= Sistem Informasi Manajemen

X4

= Komunikasi

α

= Konstanta

β1.. β4

= Koefisien regresi

e

= Error

Berdasarkan model persamaan hipotesis pertama di atas dilaksanakan uji
koefisien , determinasi (Adjusted R2) , Uji signifikansi simultan (Uji statistik F)
dan Uji signifikansi parameter individual (Uji statistik t)

1. Uji koefisien determinasi (Adjusted R2)
Uji koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2013:
97). Menurut Ghozali (2013: 97), kelemahan mendasar penggunaan koefisien
determinasi (R2) adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang
dimasukkan ke dalam model. Sehingga banyak peneliti menganjurkan untuk
menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi
terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu

Universitas Sumatera Utara

59

variabel independen ditambahkan ke dalam model. Menurut Ghozali (2013: 177),
Adjusted R2 digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Menurut
Ghozali (2013: 177), Nilai Adjusted R2 yang mendekati satu berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksikan variasi variabel dependen, dan apabila nilai R2 semakin kecil
mendekati nol, berarti variabel-variabel independen hampir tidak memberikan
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

2. Uji signifikansi simultan (Uji statistik F)
Menurut Ghozali (2013), uji statistik F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua varibel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable dependen/ terikat. .
Hipotesis untuk uji statistik F pada penelitian ini dinyatakan sebagai berikut:
H1 : β ≠ 0,

Kualitas Aparatur Daerah, Kepatuhan pada Regulasi, Sistem
Informasi

Manajemen,

dan

Komunikasi

secara

simultan

berpengaruh terhadap Kualitas Pengelolaan Barang Milik Daerah
Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji F, adalah sebagai berikut:
1. Jika F hitung > F tabel dan signifikansi < α = 5%, maka menerima H1, artinya
Kualitas Aparatur Daerah, Kepatuhan pada Regulasi, Sistem Informasi
Manajemen, dan Komunikasi secara simultan berpengaruh terhadap Kualitas
Pengelolaan Barang Milik Daerah
2. Jika F hitung < F tabel dan signifikansi > α = 5%, maka tidak dapat menerima
H1.

Universitas Sumatera Utara

60

3. Uji signifikansi parameter individual (Uji statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel terikat/ dependen (Ghozali, 2013 : 98). Hipotesis untuk uji statistik t
adalah sebagai berikut :
H1 : β ≠ 0, Kualitas Aparatur Daerah, Kepatuhan pada Regulasi, Sistem
Informasi Manajemen, dan Komunikasi secara parsial berpengaruh
terhadap Kualitas Pengelolaan Barang Milik Daerah
Kriteria pengambilan keputusan atas hasil uji statistik t sebagai berikut:
1. Jika t hitung > t tabel dan signifikansi < α = 5%, maka menerima H1, artinya
Kualitas Aparatur Daerah, Kepatuhan pada Regulasi, Sistem Informasi
Manajemen, dan Komunikasi secara parsial berpengaruh terhadap Kualitas
Pengelolaan Barang Milik Daerah.
2. Jika t hitung < t tabel dan signifikansi > α = 5%, maka tidak dapat menerima
H1.

4.6.4.2. Pengujian hipoteis kedua (H2)
Hipotesis kedua menggunakan analisis linear regresi berganda dengan
variabel moderating. Ghozali (2013: 223) menyatakan variabel moderating
adalah variabel independen yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan
antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen. Ada tiga cara
menguji regresi dengan variabel moderating yaitu : (1) Uji Interaksi, (2) Uji Nilai
selisih Mutlak dan (3) Uji Residual.

Universitas Sumatera Utara

61

Pengujian variabel moderating dalam penelitian ini menggunakan uji
residual. Uji residual digunakan agar tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali,
2013: 239, selain itu uji residual dapat menunjukkan apakah suatu variabel dapat
dinyatakan sebagai variabel moderating atau tidak. Jika suatu variabel dilakukan
uji residual dengan hasil nilai koefisien signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 yang
berarti signifikan dan koefisien parameternya bernilai negatif bermakna variabel
tersebut adalah variabel moderating (Ghozali, 2013 : 244).

Model hipotesis

kedua yang digunakan yaitu :
Z

= α + β1X1 + β2X 2 + β3X3 + β4X4 +e…………. (1)

|e|

= α + β5 Y………………………………. (2)

Dimana:
Z

= Kualitas Pengelolaan Barang Milik Daerah

α

= Konstanta

β1,β2,β3,β4, β5

= Koefisien Regresi

X1

= Kualitas aparatur

X2

= Kepatuhan pada Regulasi

X3

= Sistem Informasi Manajemen

X4

= Komunikasi

Z

= Komitmen Pimpinan

e

= Error

|e|

= Nilai residual mutlak

Universitas Sumatera Utara

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi data penelitian
Responden penelitian ini adalah pelaksana pengelola barang milik daerah
dilingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Kuesioner disebarkan ke 31 SKPD
dan setiap SKPD diberikan 3 (tiga) kuesioner yaitu kepada pengguna barang,
pengurus Barang dan penyimpan barang. Pembagian kuesioner dilakukan dalam
dua tahap, yaitu dengan cara memberikan sebanyak 93 set kuesioner kepada
responden pada tanggal 04, 05 dan tanggal 06 April 2016. Kemudian responden
diberikan waktu untuk menjawab kuesioner selama dua minggu, setelah itu
kuesioner akan dikumpulkan kembali oleh peneliti. Jika ada yang belum
menyelesaikan akan diberikan tambahan waktu selama satu minggu lagi. Dari 93
set kuesioner penelitian yang dibagikan, kembali sebanyak 87 set dan yang rusak
sebanyak satu (1) set, jadi kuesioner yang bisa digunakan untuk melakukan
analisis data hanya sebanyak 86 Set. Distribusi kuesioner yang menggambarkan
jumlah kuesioner yang disebar kepada responden, kuesioner yang tidak kembali
maupun yang kembali dengan hasil baik atau rusak dapat dilihat pada tabel 5.1.

No
1
2
3
4
5

Tabel 5.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner
Kembali
Uraian
Instansi Sebar Baik Rusak
Sekretariat Daerah Kota
1
3
2
Sekretariat DPRD
1
3
2
Badan
5
15
14
Dinas
11
33
30
Kantor
13
39
38
1
Jumlah
31
93
86
1

Tidak
kembali
1
1
1
3
0
6
62

Universitas Sumatera Utara

63

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

5.1.1.1 Karakteristik Responden Penelitian
Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, diperoleh data
tentang karakteristik responden yang terdiri dari : (1) Jenis kelamin, (2) Usia, (3)
Tingkat pendidikan, (4) Jabatan, (5) Golongan, (6) Lama menjabat, dan (7) Diklat
BMD yang pernah diikuti, sesuai Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Penelitian (n = 86 )
Nomor
I
1
2
II
1
2
3
4
III
1
2
3
4
IV
1
2
3
V
1
2
3
VI
1
2
3
4
VII

Demografi responden
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Usia
20 – 30 tahun
31 – 40 tahun
41 – 50 tahun
>50 tahun
Tingkat Pendidikan
S2
S1
D3
SMA
Jabatan
Kepala SKPD
Pengurus Barang
Penyimpan Barang
Golongan
Golongan IV
Golongan III
Golongan II
Lama Menjabat
> 5 Tahun
3-4 Tahun
1-2 Tahun
kurang dari 1 Tahun
Diklat BMD Yang Pernah
Diikuti
1 Tidak Pernah
2 Minim ( 3 Kali)

Frekuensi

Persentase (%)

55
31

64%
36%

19
30
21
16
86
15
33
17
21
86
25
31
30
86
20
27
39
86
20
25
28
13

22%
35%
24%
19%

23.3%
29.1%
32.6%
15.1%

86
28
30
28

33%
35%
33%

16%
40%
20%
24%
29.1%
36.0%
34.9%
23%
31%
45%

Universitas Sumatera Utara

64

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Dari tabel 5.2 di atas, tampak bahwa sebagian besar responden adalah pria yaitu
sebanyak 55 orang atau 64% sedangkan responden wanita sebanyak 31 orang atau
36%. Umur responden umumnya berada di 31-40 tahun atau sebanyak 35% dan latar
belakang pendidikan responden yang paling dominan adalah pegawai yang memiliki
latar belakang pendidikan Sarjana (S1) yaitu 33 orang atau 40 %. Dari jumlah
responden, jabatan sebagai pengurus barang merupakan responden terbanyak yaitu
sebesar 31 orang (36%), dan golongan II merupakan responden terbanyak yaitu
sebanyak 45% atau berjumlah 39 orang, hal ini sesuai dengan salah satu syarat
menjadi penyimpan dan pengurus barang pada SKPD/ unit kerja berdasarkan lampiran
yang terdapat pada Permendagri No. 17 Tahun 2007

yaitu paling rendah menduduki

golongan II sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 5-3 dapat dijelaskan bahwa masa kerja pegawai sebagai pengelola
barang milik daerah mayoritas di antara 1 tahun sampai 2 tahun yaitu sebanyak 28
orang

(32,6%),

hal

ini

menunjukkan

bahwa

terjadi

pengurus/penyimpan barang dalam 2 tahun terakhir.

pergantian

personil

Jumlah diklat pengelolaan

barang milik daerah yang pernah diikuti oleh responden paling banyak kurang dari 3
kali diklat (minim) yaitu sebesar 35% atau 30 responden.

5.1.1.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai
variabel-variabel penelitian yang menunjukkan menunjukkan nilai maksimum,
nilai minimum, nilai rata-rata dan standar deviasi dari setiap variabel pada
penelitian ini. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas pengelolaan
barang milik daerah, sedangkan variabel independen adalah kualitas aparatur

Universitas Sumatera Utara

65

daerah, kepatuhan pada regulasi, sistem informasi manajemen, komunikasi, dan
variabel moderating adalah komitmen pimpinan. Statistik deskriptif yang
diperoleh dari jawaban atas kuesioner yang kembali mengenai variabel penelitian
disajikan dalam Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Statistik Deskriptif
Std.
N

Min

Max

Mean

Deviation Skewness

Kurtosis

86

44.00

75.00

63.39

6.43022

-0.656

0.605

Daerah

86

21.00

35.00

30.17

2.84167

-0.556

-0.011

Kepatuhan Regulasi

86

27.00

45.00

37.01

3.98377

0.104

0.003

Manajemen

86

21.00

40.00

31.13

3.95206

-0.242

--.023

Komunikasi

86

27.00

45.00

33.78

3.54600

0.381

0.330

Komitmen Pimpinan

86

19.00

35.00

26.72

3.26353

-0.053

-0.544

Kualitas Pengelolaan
BMD
Kualitas Aparatur

Sistem Informasi

Valid N (listwise)
86
Sumber : hasil penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan hasil tabulasi data pada 86 kuesioner yang telah
dikumpulkan, maka dapat diuraikan jawaban responden terhadap pernyataan yang
terdapat pada kuesioner penelitian. Pada variabel kualitas pengelolaan barang
milik daerah, nilai rata-rata (mean) 63.3953 artinya rata-rata jawaban dari
kuesioner atas variabel kualitas pengelolaan barang milik daerah adalah setuju.
Skor jawaban responden mengenai kualitas pengelolaan barang milik daerah
berkisar antara 44 sampai 75 dengan standard deviasi sebesar 6.43022, artinya
persepsi responden terhadap kualitas pengelolaan barang milik daerah cukup baik.
Nilai skewness -0.656 dan kurtosis 0.605 sama-sama mendekati nol, artinya data
terdistribusi secara normal.

Universitas Sumatera Utara

66

Pada variabel kualitas aparatur daerah, nilai rata-rata (mean) 30.1744
artinya rata-rata jawaban dari kuesioner atas variabel kualitas aparatur daerah
adalah setuju. Skor jawaban responden mengenai kualitas aparatur daerah berkisar
antara 21 sampai 35 dengan standard deviasi sebesar 2.84167, artinya persepsi
responden terhadap kualitas aparatur daerah adalah cukup baik. . Nilai skewness 0.556 dan kurtosis -0.011 sama-sama mendekati nol, artinya data terdistribusi
secara normal.
Pada variabel kepatuhan pada regulasi, nilai rata-rata (mean) 37.0116
artinya rata-rata jawaban dari kuesioner atas variabel kepatuhan pada regulasi
adalah setuju. Skor jawaban responden mengenai kepatuhan pada regulasi
berkisar antara 27 sampai 45 dengan standard deviasi sebesar 3.98377, artinya
persepsi responden terhadap kepatuhan pada regulasi adalah cukup baik. Nilai
skewness 0.104 dan kurtosis 0.003 sama-sama mendekati nol, artinya data
terdistribusi secara normal.
Pada variabel sistem informasi manajemen, nilai rata-rata (mean) 31.1279
dan standard deviasi sebesar 3.95206 menunjukkan bahwa responden cenderung
memilih jawaban mendekati nilai 4 dengan kategori setuju, jawaban responden
paling rendah (minimum) 21 dengan kategori tidak setuju dan jawaban paling
tinggi (maximum) 40 mendekati nilai 5 dengan kategori sangat setuju. Nilai
skewness -0.242 dan kurtosis -0.023 sama-sama mendekati nol, artinya data
terdistribusi secara normal.
Pada variabel komunikasi, nilai rata-rata (mean) 33.7791 artinya rata-rata
jawaban dari kuesioner atas variabel komunikasi adalah setuju. Skor jawaban
responden mengenai komunikasi berkisar antara 27 sampai 45 dengan standard

Universitas Sumatera Utara

67

deviasi sebesar 3.54600, artinya persepsi responden terhadap komunikasi adalah
cukup baik. Nilai skewness 0.381 dan kurtosis 0.330 sama-sama mendekati nol,
artinya data terdistribusi secara normal.
Pada variabel komitmen pimpinan, nilai rata-rata (mean) 26.7209 artinya
rata-rata jawaban dari kuesioner atas variabel komitmen pimpinan adalah setuju.
Skor jawaban responden mengenai komitmen pimpinan berkisar antara 19 sampai
35 dengan standard deviasi sebesar 3.26353, artinya persepsi responden terhadap
komitmen pimpinan adalah cukup baik. Nilai skewness -0.053 dan kurtosis -0.544
sama-sama mendekati nol, artinya data terdistribusi secara normal.

5.1.2. Uji Kualitas Data
Penelitian ini menggunakan data primer, oleh karena itu harus dilakukan
uji kualitas data sebelum pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Uji
kualitas data dapat dilakukan melalui uji reliabilitas dan validitas.
5.1.2.1. Uji Validitas
Pengujian validitas data dilakukann dengan korelasi bivariate antara
masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Dari tampilan output
SPSS pada tabel 5.4, tabel 5.5, tabel 5.6, tabel 5.7, tabel 5.8, dan tabel 5.9 terlihat
bahwa nilai r hitung untuk r tiap butir dapat dilihat pada kolom Corrected ItemTotal Correlation lebih besar dari r tabel dan nilai positif, maka butir atau
pertanyaan tersebut dikatakan valid. Dengan menggunakan responden yang diteliti
sebanyak 86 orang, nilai r-tabel dapat diperoleh dari df (degree of freedom) = n-2,
n merupakan jumlah responden. Maka df untuk penelitian ini adalah 84, dengan
taraf signifikansi 5 % maka nilai r tabelnya yaitu 0.209.

Universitas Sumatera Utara

68

Tabel 5.4 Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel
Kualitas Pengelolaan Barang Milik Daerah

Kualitas Aparatur Daerah

Kepatuhan Pada Regulasi

Sistem Informasi Manajemen

Item
Y.1

r hitung
0.544

r tabel
0,209

Status
Valid

Y.2

0.664

0,209

Valid

Y.3

0.590

0,209

Valid

Y.4

0,209

Valid

Y.5
Y.6

0.260
0.492
0.272

0,209
0,209

Valid
Valid

Y.7

0.236

0,209

Valid

Y.8

0.551

0,209

Valid

Y.9

0.577

0,209

Valid

Y.10

0.582

0,209

Valid

Y.11

0.499

0,209

Valid

Y.12

0.372

0,209

Valid

Y.13

0.593

0,209

Valid

Y.14

0.255
0.405
0.511

0,209

Valid

Y.15
X1.1

0,209
0,209

Valid
Valid

X1.2

0.379

0,209

Valid

X1.3

0.412

0,209

Valid

X1.4

0.459

0,209

Valid

X1.5

0.365

0,209

Valid

X1.6

0.384

0,209

Valid

X1.7

0.484

0,209

Valid

X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
X2.6
X2.7
X2.8
X2.9
X3.1
X3.2
X3.3
X3.4
X3.5
X3.6
X3.7
X3.8

0.412
0.581
0.293
0.653
0.637
0.561
0.758
0.467
0.489
0.488
0.675
0.607
0.228
0.550
0.465
0.521
0.319

0,209

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209

Universitas Sumatera Utara

69

Lanjutan Tabel 5.4

Variabel
Komunikasi

Komitmen Pimpinan

Item
X4.1
X4.2
X4.3
X4.4
X4.5
X4.6
X4.7
X4.8
X4.9
Z.1
Z.2
Z.3
Z.4
Z.5
Z.6
Z.7

Sig. (2tailed)
0.560
0.299
0.423
0.540
0.413
0.530
0.306
0.385
0.402

Α
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209

0.605
0.324
0.449
0.523
0.658
0.604
0.416

0,209
0,209
0,209
0,209
0,209
0,209

Status
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber: hasil penelitian, 2016 (data diolah)

5.1.2.2 Uji reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan konsisten. Suatu konstruk
atau variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai cronbach alpha > 0,7
(Nunnally, 1994 dalam Ghozali, 2013: 48). Hasil uji reliabilitas instrumen
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel
Cronbach’s Batas Reliabilitas
Kualitas Pengelolaan Barang Milik
Daerah
0.835
0.7
0.715
Kualitas Aparatur Daerah
0.7
0.825
Kepatuhan Pada Regulasi
0.7
0.758
Sistem Informasi Manajemen
0.7
0.748
Komunikasi
0.7
0.777
Komitmen Pimpinan
0.7
Sumber: hasil penelitian, 2016 (data diolah)

Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Universitas Sumatera Utara

70

Hasil pengujian seperti yang terlihat pada Tabel 5.5 menunjukkan bahwa
nilai cronbach’s alpha untuk semua variabel lebih besar dari 0,6 maka dapat
dinyatakan instrumen tersebut reliabel.
5.1.3. Uji Asumsi Klasik
5.1.3.1 Uji Normalitas
Pada uji normalitas dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji
normalitas bertujuan untuk melihat normal tidaknya data yang akan dianalisis
melalui analisis grafik dan analisis statistik..
1. Analisis Grafik

Gambar 5.1 Grafik Histogram

Gambar 5.2 Grafik Normal P-P Plot

Universitas Sumatera Utara

71

Pada analisis grafik, pengujian dilakukan dengan melihat grafik histogram
dan grafik normal p-p plot. Grafik histogram di atas menggambarkan pola
distribusi yang seimbang dan normal. Hasil yang sama ditunjukkan pada grafik
normal p-p plot, dimana terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan
penyebarannya mendekati garis diagonal. Kedua grafik pada gambar 5.1 dan 5.2
menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi atau memenuhi asumsi
normalitas.
2. Uji Statistik

Tabel 5.6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Kolgomorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

86
.0000000
4.41284409
.085
.047
-.085
.085
.178c

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: hasil penelitian, 2016 (data diolah)

Pengujian data menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
dengan melihat tingkat signifikansi sebesar 5%. Dasar pengambilan keputusan
pada uji normalitas yaitu dengan melihat probabilitas asymp.sig (2-tailed) yang
lebih besar dari 0,05 maka data dapat dikatakan berdistribusi normal dan jika
asymp.sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.

Universitas Sumatera Utara

72

Tampak pada tabel 5.6 hasil pengujian menunjukkan besarnya nilai KolmogorovSmirnov adalah 0.085 dan signifikan. pada 0,178. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa melalui analisis statistic terbukti data resiadual berdistribusi
normal dan konsisten dengan hasil uji atau analisis sebelumnya.
5.1.3.2. Uji Multikolinearitas
Pengujian terhadap multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan melihat besaran VIF (varians inflation factor) dan nilai tolerance. Hasil
pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.7 Pengujian Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized

Standardized

Collinearity

Coefficients

Coefficients

Statistics

Std.
Model

B

1 (Constant)

Error

Beta

t

Sig. Tolerance

VIF

7.263

6.095

1.192 .237

Kualitas Aparatur Daerah

.750

.201

.332 3.727 .000

.734 1.362

Kepatuhan Regulasi

.433

.161

.268 2.686 .009

.582 1.718

.384

.156

.236 2.470 .016

.636 1.572

.163

.174

.090

.629 1.589

Sistem Informasi
Manajemen
Komunikasi

.933 .354

a. Dependent Variable: Kualitas Pengelolaan Barang Milik Daerah
Sumber: hasil penelitian, 2016 (data diolah)

Dari tabel 5.7 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas
karena nilai VIF masing-masing variabel tidak lebih besar dari 10, dan nilai
tolerance tidak kurang dari 0,10.
5.1.3.3. Uji Heterokedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji
glejser yang dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel
independen.

Universitas Sumatera Utara

73

Tabel. 5.8 Uji Heteroskedastisitas
Unstandardized
Coefficients
Model

B

Std. Error

1 (Constant)
6.313
Kualitas_Aparatur_Daerah
-.028
Kepatuhan_Regulasi
.001
Sistem_Informasi_Manajemen
-.040
Komunikasi
-.031
Sumber: hasil penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan

pada

tabel

5.8,

4.130
.136
.109
.105
.118

hasil

uji

Standardized
Coefficients
Beta
-.027
.002
-.052
-.037

T

Sig.

1.528
-.208
.013
-.377
-.265

.130
.836
.990
.707
.792

heteroskedastisitas

dengan

menggunakan uji Glejser diperoleh nilai signifikansi dari masing-masing variabel
independen lebih besar dari tingkat kepercayaan (α) sebesar 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak ada gejala heteroskedastisitas
artinya varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap
(homoskedastisitas).
5.1.4.

Pengujian Hipotesis Penelitian

5.1.4.1. Pengujian hipoteis pertama (H1)
Pengujian hipotesis dilakukan setelah diperoleh kesimpulan dari
pengujian asumsi klasik bahwa model telah dapat digunakan untuk pengujian
hipotesis, dalam hal ini dengan analisa regresi berganda. Adapun hipotesis yang
akan diuji adalah pengaruh kualitas aparatur daerah, kepatuhan pada regulasi,
sistem informasi manajemen, dan komunikasi secara simultan dan parsial
terhadap kualitas pengelolaan barang milik daerah. Hasil pengujian hipotesis
dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Universitas Sumatera Utara

74

Tabel 5.9 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama
Unstandardized
Coefficients
Model

B

Std. Error

1 (Constant)
7.263
Kualitas Aparatur Daerah (X1)
.750
Kepatuhan Regulasi (X2)
.433
Sistem Informasi Manajemen
.384
(X3)
Komunikasi (X4)
.163
Sumber: hasil penelitian, 2016 (data diolah)

Standardized
Coefficients
Beta

T

Sig.

6.095
.201
.161

1.192 .237
.332 3.727 .000
.268 2.686 .009

.156

.236 2.470 .016

.174

.090

.933 .354

Berdasarkan tabel 5.9 dapat, maka persamaan regresi untuk penelitian ini
adalah:
Y = 7,263 + 0,750X1 + 0,433X2 + 0,384X3 + 0,163X4
Variabel X1, X2, X3, dan X4, memiliki koefisien regresi yang positif. Hal ini
berarti bahwa kualitas aparatur daerah, kepatuhan pada regulasi, sistem informasi
manajemen, dan komunikasi semakin meningkat, maka akan semakin meningkat
pula kualitas pengelolaan barang milik daerah.
Dari persamaan regresi linear di atas dapat dijelaskan bahwa :
1.

Konstanta (a)
Nilai konstanta sebesar 7,263 berarti jika variabel independen dianggap nol

(0) maka nilai variabel kualitas pengelolaan barang milik daerah akan bertambah
sebesar 7,263.
2.

Kualitas aparatur daerah (X1) terhadap kualitas pengelolaan barang milik
daerah (Y)
Nilai koefisien kualitas aparatur daerah sebesar positif 0,750 berarti setiap

kenaikan nilai kualitas aparatur daerah sebesar satu satuan maka nilai variabel

Universitas Sumatera Utara

75

kualitas pengelolaan barang milik daerah akan bertambah sebesar 0,750 dengan
asumsi variabel independen yang lain dalam model regresi adalah tetap.
3.

Kepatuhan pada regulasi (X2) terhadap kualitas pengelolaan barang milik
daerah (Y)
Nilai koefisien kepatuhan pada regulasi sebesar positif 0,433 berarti setiap

kenaikan nilai variabel kepatuhan pada regulasi sebesar satu satuan maka nilai
variabel kualitas pengelolaan barang milik daerah akan bertambah sebesar 0,433
dengan asumsi variabel independen yang lain dalam model regresi adalah tetap.
4.

Sistem informasi manajemen (X3) terhadap kualitas pengelolaan barang
milik daerah (Y)
Nilai koefisien sistem informasi manajemen sebesar positif 0,384 berarti

setiap kenaikan nilai variabel sistem informasi manajemen sebesar satu satuan
maka nilai variabel kualitas pengelolaan barang milik daerah akan bertambah
sebesar 0,384 dengan asumsi variabel independen yang lain dalam model regresi
adalah tetap.
5.

Komunikasi (X4) terhadap kualitas pengelolaan barang milik daerah (Y)
Nilai koefisien komunikasi sebesar positif 0,163 berarti setiap kenaikan nilai

variabel komunikasi sebesar satu satuan maka nilai variabel kualitas pengelolaan
barang milik daerah akan bertambah sebesar 0,163 dengan asumsi variabel
independen yang lain dalam model regresi adalah tetap.
Berdasarkan model persamaan hipotesis pertama di atas dilaksanakan uji
koefisien , determinasi (Adjusted R2) , Uji signifikansi simultan (Uji statistik F)
dan Uji signifikansi parameter individual (Uji statistik t)

Universitas Sumatera Utara

76

1. Uji koefisien determinasi (Adjusted R2)
Tabel 5.10 Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summary
Std. Error of the
Model
1

R
0.727

a

R Square

Adjusted R Square

Estimate

0.529

0.506

4.52049

a. Predictors: (Constant), Komunikasi, Kualitas_Aparatur_Daerah,
Sistem_Informasi_Manajemen, Kepatuhan_Regulasi
Sumber: hasil penelitian, 2016 (data diolah)

Pada tabel 5.10 diketahui nilai R sebesar 0,727 hal ini menunjukkan variabel
yakni kualitas aparatur daerah, kepatuhan pada regulasi, sistem informasi
manajemen, dan komunikasi sebagai variabel independen memiliki hubungan
yang kuat sebesar 72,7 % dengan variabel kualitas pengelolaan barang milik
daerah sebagai variabel dependen. Nilai adjusted R2 atau koefisien determinasi
digunakan untuk mengetahui kemampuan variabel bebas untuk berkontribusi
terhadap variabel tetapnya. Nilai adjusted R2 sebesar 0,506 menunjukkan bahwa
variabel independen yakni kualitas aparatur daerah, kepatuhan pada regulasi,
sistem informasi manajemen, dan komunikasi secara bersama-sama mampu
menjelaskan 50,6% variabel kualitas pengelolaan barang milik daerah, sedangkan
sisanya sebesar 49,4% dijelaskan oleh variabel lainnya di luar model penelitian
ini.

2. Uji Statistik F
Hasil pengujian statistik F untuk melihat pengaruh secara simultan kualitas
aparatur daerah, kepatuhan pada regulasi, sistem informasi manajemen dan
komunikasi terhadap kualitas pengelolaan barang milik daerah.

Universitas Sumatera Utara

77

Tabel 5.11 Uji Statistik F
ANOVAa
Model
1

Sum of Squares

Df

Mean Square

F

Regression

1859.337

4

464.834

Residual

1655.221

81

20.435

Total

3514.558

85

Sig.
.000b

22.747

a. Dependent Variable: Kualitas Pengelolaan BMD
b. Predictors: (Constant), Komunikasi, Kualitas_Aparatur_Daerah,
Sistem_Informasi_Manajemen, Kepatuhan_Regulasi
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Kriteria pengambilan keputusan menggunakan nilai signifikansi F pada taraf
nyata 5 %. Dari tabel 5.11 diatas, diperoleh nilai F hitung 22,747 lebih besar dari
nilai F tabel 2,483 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α =
0,05 maka menerima H1. Sehingga dapat disimpulkan secara simultan variabel
kualitas aparatur daerah, kepatuhan pada regulasi, sistem informasi manajemen,
dan komunikasi berpengaruh signifikan terhadap variabel kualitas pengelolaan
barang milik daerah.
3. Uji Statistik t
Tabel 5.12 Uji Statistik t

Model

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

B

Std. Error

7.263

6.095

Kualitas_Aparatur_Daerah

.750

.201

.332

3.727 .000

Kepatuhan_Regulasi

.433

.161

.268

2.686 .009

Sistem_Informasi_Manajemen

.384

.156

.236

2.470 .016

.174

.090

.933 .354

1 (Const

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Belanja Pemeliharaan SKPD pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi Chapter III VI

0 0 41

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi SAP Berbasis Akrual Dengan Komitmen SKPD Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Chapter III VI

0 0 48

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Barang Milik Daerah dengan Peran Inspektorat Daerah sebagai Variabel Moderating pada SKPD di Pemerintahan Kabupaten Padang Lawas Chapter III VI

2 3 67

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

1 1 55

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pengelolaan Barang Milik Daerah pada SKPD Pemerintah Kota Tebing Tinggi dengan Komitmen Pimpinan Sebagai Variabel Moderating

0 0 15

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pengelolaan Barang Milik Daerah pada SKPD Pemerintah Kota Tebing Tinggi dengan Komitmen Pimpinan Sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pengelolaan Barang Milik Daerah pada SKPD Pemerintah Kota Tebing Tinggi dengan Komitmen Pimpinan Sebagai Variabel Moderating

1 2 13

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pengelolaan Barang Milik Daerah pada SKPD Pemerintah Kota Tebing Tinggi dengan Komitmen Pimpinan Sebagai Variabel Moderating

1 6 28

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pengelolaan Barang Milik Daerah pada SKPD Pemerintah Kota Tebing Tinggi dengan Komitmen Pimpinan Sebagai Variabel Moderating

10 36 5

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pengelolaan Barang Milik Daerah pada SKPD Pemerintah Kota Tebing Tinggi dengan Komitmen Pimpinan Sebagai Variabel Moderating

0 0 30