T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Motivasi Belajar dan Kedisiplinan Belajar terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas X IPS pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga T1 BAB II

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kemandirian Belajar
2.1.1 Pengertian Kemandirian Belajar
Menurut Mujiman (2007:7) “kemandirian belajar adalah sifat dan
kemampuan yang dimiliki oleh siswa untuk melakukan kegiatan belajar aktif,
yang di dorong oleh motif untuk menguasai suatu kompetensi yang telah
dimiliki”. Motif siswa dalam belajar di sekolah agar dapat memperoleh nilai
yang baik dan menjadi lulusan yang berkualitas sehingga dapat melanjutkan
ke jenjang selanjutnya sesuai dengan keinginan siswa. Siswa yang memiliki
sikap kemandirian belajar yang tinggi akan menjadi lebih aktif dalam belajar
misalnya tidak malu untuk bertanya, menjawab dan menanggapi dalam
kegiatan proses pembelajaran di sekolah. Kegiatan belajar yang aktif tidak
hanya di lakukan di sekolah namun juga belajar di rumah. Belajar mandiri di
rumah yaitu mau meluangkan waktunya untuk belajar sendiri maupun kerja
kelompok,mengerjakan

tugas

dan


mengerjakan

soal-soal

latihan.

Kemandirian belajar siswa sangat dibutuhkan agar siswa mandiri dalam
belajar, mempunyai rasa tanggung jawab dan mampu mendisiplinkan diri,
kemudian mampu mengembangkan kemauan dan kemampuan untuk belajar
sendiri tidak bergantung dengan teman sebaya atau gurunya. Adanya
kemandirian belajar yang

dimiliki siswa ditunjukkan dapatnya siswa

memanfaatkan waktu belajar di rumah dan di sekolah secara efektif, dan
menggunakan sumber belajarnya.
Menurut Yamin (2009:106) “kemandirian belajar adalah belajar yang
bebas menentukan arah, rencana, sumber dan keputusan untuk mencapai
tujuan akademik bukan bebas dari aturan-aturan negara, aturan-aturan adat

atau masyarakat”. Proses belajar mandiri ini secara langsung memberi
kesempatan siswa untuk lebih percaya pada dirinya sendiri untuk mengikuti
proses pembelajaran misalnya untuk lebih memahami materi pelajaran tanpa
bergantung sepenuhnya pada guru, mempersiapakan segala sesuatu yang

8

berkaitan dengan pembelajaran terlebih dahulu sehingga jika ada kesulitan
belajar siswa sudah mampu mengatasinya secara mandiri selain itu siswa
dapat memilih atau menentukan bahan dan kemajuan belajar sendiri jika ada
kesulitan maka dapat meminta bantuan orang lain. Belajar mandiri juga
bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sendiri. Kemandirian belajar
juga perlu dilakukan siswa agar mempunyai tanggungjawab dalam mengatur
dan mengembangkan kemampuan belajarnya untuk mencapai kemampuan
akademisnya serta mengevaluasi usaha belajarnya apakah sudah optimal atau
belum. Pentingnya kemandirian belajar ini karena ada keterbatasan dari
sumber bealajr dan waktu yang guru miliki.
Menurut Umar dan La Sulo (2011:108) “kemandirian belajar adalah
aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri,
pilihan sendiri, dan tanggungjawab sendiri pada proses pembelajaran”.

Kemauan sendiri dalam belajar bagi siswa karena adanya keingintahuan
untuk berkembang dalam pengetahuan selain itu ditunjukkan dengan mampu
mengontrol dirinya sendiri dan mempunyai semangat belajar yang tinggi agar
mempunyai wawasan yang luas, sikap yang aktif hal ini dapat mempermudah
proses belajar di sekolah. Siswa yang memiliki kemandirian belajar akan
mengalami sendiri proses sendiri tanpa bantuan orang lain guna memperoleh
hasil belajar yang baik. Serangkain proses yang dilakukan sendiri karena
adanya kemandirian belajar ini juga merupakan ciri dari kedewasaan siswa.
Adanya perkembangan iptek juga dapat membantu siswa dalam penunjang
belajarnua karena dengan adanya iptek dimudahkan dalam mencari referensi
belajar tanpa selalu bergantung kepada guru sebagai pendidik sehingga siswa
dapat mengembangakn pengetahuannya sendiri. Siswa yang mandiri mampu
mengembangkan kemampuan belajarnya sehingga mampu bersaing secara
mandiri untuk meraih cita-citanya.
Berdasarkan pendapat ahli yang telah diuraikan maka yang dimaksud
dengan kemandirian belajar dalam penelitian ini adalah kegiatan belajar yang
berasal dari kemauan sendiri tanpa bantuan orang lain dan bertanggung jawab

9


pada proses pembelajaran agar dapat mencapai tujuan akademiknya. Hal ini
sangat diperlukan oleh siswa agar mencapai hasil belajar yang optimal.
2.1.2 Indikator Kemandirian Belajar
Menurut Djamarah (2002:14) indikator kemandirian belajar sebagai berikut :
1. Kesadaran Akan Tujuan Belajar
Menetapkan tujuan sangatlah penting supaya belajar menjadi terarah dan
konsentrasi dapat diperhatikan dalam waktu yangb relatif lama ketika
belajar.
2. Kesadaran Akan Tanggung Jawab Belajar
Siswa harus memiliki kesadaran akan tanggung jawab belajar. Banyak
siswa yang berusaha lebih untuk belajar namun tidak mendapat hasil apaapa seringkali mereka gagal dalam belajar atau memahami materi
pelajaran. Penyebabnya karena belajar tidak teratur, tidak disiplin, kurang
bersemangat, kurangnya konsentrasi, kurangnya manajemen waktu. Untuk
itu siswa harus mempunyai kesadaran akan pentingnya belajar dan
tanggung jawab dalam belajar.
3. Kontinuitas Belajar
Kontinuitas

belajar


yaitu

pengulangan

bahan

pelajaran

secara

berkesinambungan, mengahafal bahan pelajaran, selalu mengerjakan tugas
yang diberikan guru. Dalam diri siswa akan tumbuh kemandirian belajar
karena sudah menjadi kebiasaan.
4. Keaktifan Belajar
Siswa yang aktif dalam belajar akan tumbuh dalam dirinya sendiri
kemandirian belajar. Keaktifan belajar di kelas dapat ditunjukkan dengan
aktifnya mereka bertanya kepada guru, aktif mngerjakan soal-soal yang di
berikan guru, aktif untuk menambah wawasan dari perpustakaan dan
sumber belajar lainnya.
5. Efisiensi Belajar

Efisisensi belajar ditunjukkan dengan belajar secara teratur dan efektif.
Siswa harus mampu membagi waktunya dalam belajar karena banyaknya
pelajaran yang harus dikuasai.

10

2.1.3 Ciri- Ciri Kemandirian Belajar
Menurut Mujiman (2007:9-10) ciri-ciri kemandirian belajar meliputi :
1. Pandangan hidup
2. Bersikap objektif dan realistis
3. Mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan
4. Mampu menyelesaikan konflik
5.Memiliki kesadaran untuk menghargai
2.1.4 Manfaat Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar memiliki banyak manfaat. Menurut Yamin (2011:109)
manfaat kemandirian belajar tersebut adalah
1. Memupuk tanggung jawab
2. Meningkatkan keterampilan
3. Memecahkan masalah
4. Mengambil keputusan

5. Berpikiran kritis
6. Percaya diri yang kuat
7. Guru bagi dirinya sendiri
2.1.5 Upaya Untuk Mengembangkan Kemandirian Belajar
Upaya untuk mengembangkan kemandirian belajar dengan menciptakan
kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan apa yang akan dilakukan
sehingga kreativitas siswa dapat optimal. Menurut Mohammad Ali dan
Mohammad Asrori (2008:119-120) beberapa upaya untuk mengembangkan
kemandirian belajar diantaranya :
1.Penciptaan

partisipasi

dan

keterlibatan

remaja

2. Penciptaan keterbukaan

3. Penerimaan positif tanpa syarat
4. Empati terhadap remaja
5. Penciptaan kehanganatan hubungan dengan remaja.

11

dalam

keluarga

2.2 Motivasi Belajar
2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan yang mendasari adanya kemauan belajar siswa.
Siswa memiliki motivasi yang tak sama hal ini dapat di lihat dari hasil sekolah
beda yang berbeda pula. Siswa yang motivasi belajarnya tinggi cenderung akan
semangat belajar sehingga nilainya akan baik sedangkan siswa yang mempunyai
motivasi rendah, siswa akan kesulitan untuk belajar sehingga nilainya lebih
rendah tidak sesuia yang diharapkan.
Menurut Uno (2008:23) “Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal kepada
siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah laku, pada umumnya dengan

berbagai indikator atau unsur yang mendukung”. Dorongan internal ini seperti hasrat
keinginan untuk berhasil, dorongan kebutruhan belajar dan harapan akan cita-cita.
Dorongan eksternal berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan
kegiatan belajar yang menarik.

Setiap siswa mempunyai kepribadian yang berbeda-beda demikian pula motivasi
belajarnya. Motivasi belajar dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang karena
motivasi belajar sebagai dorongan dasar yang menggerakkan siswa dalam belajar.
Motivasi belajar merupakan faktor yang cukup dominan

terbukti jika siswa

memiliki motivasi belajar yang tinggi maka kemandirian belajar juga tinggi
sehingga akan mencapai hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan
siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah.
Menurut Yamin (2011:216) “motivasi belajar adalah daya penggerak psikis
dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah
keterampilan, pengalaman”. Siswa akan bersungguh-sungguh belajar apabila
terdapat motivasi belajar dalam dirinya karena termotivasi untuk meraih prestasi
belajar. Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar tidak akan mungkin

melakukan aktivitas belajarnya baik di sekolah maupun di rumah. Adanya
motivasi belajar yang tinggi dalam diri siswa karena bertujuan agar dapat
meningkatkan kemandirian belajar sehingga para siswa dapat belajar secara
mandiri dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Motivasi belajar yang ada
dalam diri siswa juga membuat siswa semangat dalam belajar, aktif bertanya
maupun menjawab seputar materi yang di ajarkan di dalam kelas

12

sehingga

dengan sendirinya menambah keterampilan mereka dalam belajar. Kelas yang
rata-rata siswanya memiliki motivasi belajar yang tinggi akan membuat kelas
menjadi kondusif sehingga pembelajaran berlangsung menyenangkan.
Menurut Winkel (2004:27) “motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan
belajar itu agar tujuan yang dikehendaki siswa tercapai”. Siswa yang memiliki
motivasi belajar akan mempunyai semangat yang tinggi untuk melakukan
kegiatan belajar. Dorongan inilah menjadi kewajiban bagi siswa untuk menjadi

orang terdidik. Motivasi terbagi atas dua bentuk yaitu motivasi instrinsik atau
motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang dan motivasi ekstrinsik atau
motivasi yang berasal dari luar diri seseorang”. Motivasi instrinsik timbul dari
dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan atau dorongan dari orang lain
sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul sebagai akiat pengaruh
dari luar individu atau adanya rangsangan dari luar misalnya keluarga, teman dan
masyarakat selain itu rangsangan dari luar seperti siswa yang ingin mencapai nilai
yang tinggi atau melebihi kkm demi melakukan peningkatan prestasi belajarnya
maka siswa mau melakukan sesuatu yaitu belajar dengan giat.
Berdasarkan definisi yang telah diutarakan, maka yang dimaksud dengan
motivasi belajar dalam penelitian ini adalah daya penggerak yang ada pada diri
siswa baik internal maupun eksternal agar dapat melakukan kegiatan belajar dan
tercapai tujuan akademiknya Hal ini juga ditunjukkan saat proses belajar mengajar
ekonomi ada siswa yang ingin bertanya karena adanya keinginan untuk
mengetahui materi pelajaran ekonomi secara jelas dan benar.
2.2.2 Indikator Motivasi Belajar
Menurut Uno (2008:24), indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Adanya hasrat keinginan berhasil
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4. Adanya penghargaan dalam belajar

13

2.2.3 Fungsi Motivasi Belajar
Fungsi motivasi belajar menurut Hamalik (2003:161) meliputi :
1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi
belajar maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.
2. Motivasi belajar berfungsi sebagai pengarah. Tanpa motivasi belajar tidak
akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.
3. Motivasi belajar sebagai penggerak. Tinggi rendahnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan
2.2.4 Peranan Motivasi Dalam Kegiatan Belajar
Motivasi sangat berperan dalam penentuan hasil belajar siswa. Biasanya
siswa tidak menyadari bahwa salah satu penunjang hasil belajar siswa yang
baik yaitu motivasi belajarnya. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan
mengadakan perubahan dan usaha untuk mencapai tujuan yang di
inginkannya
Menurut Khodijah (2014:156-157) “ada beberapa peran penting motivasi dalam
kegiatan belajar dan pembelajaran, meliputi : penumbuhan gairah, perasaan dan
semangat untuk belajar. Motivasi belajar adalah dorongan yang menjadi penggerak
dalam diri seseorang untuk mencapai suatu tujuan yaitu prestasi belajar”.

Dengan demikian, motivasi belajar memiliki peran strategis dalam
belajar, baik pada saat memulai belajar, saat sedang belajar, maupun
berakhirnya belajar. Pada saat memulai belajar, siswa yang memiliki motivasi
belajar telah mempersipakan segala sesuatu yang di butuhkan, pada saat
sedang belajar siswa akan dengan semangat belajar, bertanya dan menjawab
dan pada saat selesai belajar siswa akan belajar kembali materi yang telah di
ajarkan dan membaca materi selanjutnya.
2.3 Kedisiplinan Belajar
2.3.1 Pengertian Kedisiplinan Belajar
Menurut Moenir dalam (Afida Salsabila 2015) “Kedisiplinan belajar
adalah suatu bentuk ketaatan terhadap aturan, baik tertulis maupun tidak
tertulis, yang telah ditetapkan”. Kedisiplinan belajar yang dilakukan para
siswa harus mematuhi aturan tertulis seperti ketaatan pada aturan-aturan
sekolah maupun peraturan yang tidak tertulis yang di buat oleh siswa sendiri.
Kedisiplinan belajar juga terkait dengan sikap dan perilaku. Sikap dan

14

perilaku ini dapat diamati dengan tanggung jawabnya terhadap tugas yang
telah di berikan semangat dalam belajar dan mampu mengatasi kesulitannya
sendiri. Siswa yang memiliki kedisiplinan belajar akan menunjukkan
keteraturan aktivitas belajarnya. Pada akhirnya siswa yang berdisiplin akan
lebih mampu mengarahkan dan mengendalikan perilakunya.Semakin tinggi
kedisiplinan belajar maka semakin tinggi pula kemandirian belajarnya. Siswa
yang kemandirian belajarnya tinggi akan mudah untuk mengikuti
pembelajaran sehingga dimudahkan dalam meraih cita-cita yang diinginkan.
Menurut Singgih dan Pardiman dalam (Supardi 2014:81) “Kedisiplinan belajar adalah
pengendalian diri siswa terhadap bentuk-bentuk aturan baik secara tertulis maupun tidak
tertulis yang telah diterapkan oleh siswa yang bersangkutan yang berasal dari luar serta
bentuk kesadaran akan tugas dan tanggung jawab sebagai pelajar”.

Sikap kedisiplinan belajar yang timbul dari dalam diri siswa sendiri dapat
menjadi acuan siswa untuk meraih prestasi belajar yang baik dan tujuan
pendidikan akan lebih mudah tercapai. Sebaliknya siswa yang sering
melanggar ketentuan sekolah pada umumnya akan terganggu prestasi
belajarnya selain itu tanpa kedisiplinan yang baik maka susana sekolah dan
kelas akan menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Kedisiplinan
belajar yang tinggi yang dilakukan siswa secara sadar akan membentuk sikap,
perilaku dan kehidupan yang lebih baik lagi kedepannya.Pemahaman yang
mendalam terhadap disiplin daalam kegiatan belajar mengajar dapat diartikan
sebagai ketaatan siswa pada aturan yang di tetapkan dalam kelas selama proses
pembelajaran.
Menurut Moenir (2010:95) menyatakan bahwa “ada dua jenis disiplin yang sangat
dominan yaitu disiplin waktu dan disiplin perbuatan”. Kedisiplinan waktu bagi siswa apabila
siswa mampu mengerjakan kewajiban belajarnya tepat waktu sedangkan disiplin perbuatan
mengharuskan siswa mengikuti perbuatan yang telah ditetapkan.

Kedua kedisiplinan ini sangat berpengaruh dalam peningkatan prestasi
belajar siswa akan mendapatkan hasil yang baik. Belajar tidak hanya di sekolah
namun siswa wajib untuk belajar di rumah dan di perpustakaan meliputi
pengulangan pelajaran, dan belajar materi selanjutnya.

15

Menurut Arikunto (2005:74) “Kedisiplinan belajar adalah kepatuhan
seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena di dorong oleh
adanya kesadaran yang ada pada dirinya”. Kedisiplinan belajar akan membuat
siswa memiliki cara belajar yang baik sehingga mampu membantu siswa dalam
mengikuti proses belajar di sekolah. Kesadaran siswa menaati peraturan dan
sadar akan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan tertulis
maupun yang tidak tertulis. Alasan pentingnya kedisiplinan belajar bagi para
siswa seperti dikemukakan Tu’u (2004:37), bahwa “Kedisiplinan Belajar
merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika
bekerja”. Kedisiplinan belajar yang baik siswa diharapkan mampu melakukan
disiplin waktu dan disiplin perbuatan.
Menurut beberapa pendapat dari para ahli tentang kedisiplinan belajar,
maka yang dimaksud dengan kedisiplinan belajar dalam penelitian ini adalah
tingkat kepatuhan terhadapa aturan tertulis maupun tidak tertulis karena adanya
kesadaran yang ada pada dirinya sehingga siswa akan bertanggung jawab akan
tugasnya sehingga belajar akan penuh kesadaran, tanpa paksaan serta
terciptanya lingkungan belajar yang kondusif. Semakin tinggi kedisiplinan
belajar semakin tinggi pula kemandirian belajarnya. Kedisiplinan belajar juga
sangat diperlukan oleh siswa kelas X IPS SMA Negeri 3 Salatiga, dengan
adanya kedisiplinan belajar tujuan pendidikan mereka akan lebih mudah
tercapai. Misalnya kelancaran saat proses belajar mengajar dengan terciptanya
suasana kelas yang kondusif, kelas yang tidak ramai saat guru sedang
menjelaskan, kedisiplinan belajar juga dapat menghindarkan siswa untuk
melakukan hal-hal yang di larang sekolah yang tertera dalam aturan sekolah
atau tata tertib sekolah. Kedisiplinan belajar di rumah juga sangat diperlukan
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari rutinitas
belajar mandiri siswa di rumah, sering mengunjungi perpustakaan maupun
belajar kelompok dengan teman-temannya.

16

2.3.2 Faktor-Faktor Kedisiplinan Belajar
Faktor-faktor pembentuk kedisiplinan belajar menurut Mujiman (2008:25)
meliputi:
1. Kesadaran diri sebagai pemahaman diri
2. Pengikutan dan ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktik atas
peraturan- peraturan yang mengatur perilaku individu.
3. Alat pendidikan, untuk mempengaruhi, mengubah dan membentuk
perilaku.
4. Hukuman, untuk menyadarkan, mengireksi dan meluruskan yang salah.
5. Teladan yang berupa perbuatan dan tindakan.
2.3.3 Indikator Kedisiplinan Belajar
Beberapa indikator kedisiplinan belajar menurut para ahli, diantaranya :
1. Menurut Arikunto (1993:137) dalam Yopi (2014), “indikator disiplin
menjadi tiga macam, yaitu perilaku disiplin di dalam kelas, perilaku disiplin
di luar kelas dan lingkungan sekolah dan perilaku disiplin di rumah.
2. Tulus (2004:91) mengemukakan bahwa indikator yang menunjukan
pergeseran / perubahan hasil belajar sebagai kontribusi mengikuti dan
menaati peraturan sekolah.
2.3.4 Fungsi Kedisiplinan Belajar
Menurut Tu’u (2004:35) fungsi disiplin belajar bagi para siswa meliputi :
1. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang
2.Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dnegan tuntutan
lingkungan
3.Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan siswa terhadap
lingkungannya
4. Mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lainnya
5. Menjahui siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.

17

2.4 Studi yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Mifathul Jannati dengan judul “Pengaruh
Motivasi Belajar dan Disiplin Terhadap kemandirian belajar Ekonomi
Siswa kelas XI IPS Di SMA Negeri 11 Kota Jambi”. Populasi dalam
penelitian ini sebanyak 127 siswa dan sampel 96 responden. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa, tingkat disiplin
belajar siswa dan kemandirian belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian,
kesimpulan dari penelitian ini yaitu adanya pengaruh yang signifikan dari
variabel motivasi belajar dan sisiplin belajar dengan analisis regresi
berganda dengan hasil Y=25.043 + 0.442 X1. Adanya pengaruh yang
signifikan dari variabel disiplin terhadap kemandirian belajar yaitu
Y=25.043 + 0.312 X2 dan adanya pengaruh positif dan signifikan antara
motivasi belajar dan kedisiplinan belajar terhadap kemandirian sebesar
Y=25.043+0.442 X1 + 0.312 X2 dan nilai R square 0,559 atau 55,9%.
Kemandirian belajar dipengaruhi oleh motivasi belajar dan disiplin belajar.
Semakin tinggi motivasi belajar dan disiplin, maka kemandirian belajar
akan semakin baik.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nilam Febriantika dengan judul
“Kontribusi Motivasi, Fasilitas dan Lingkungan Belajar Terhadap
Kemandirian Siswa Kelas X Semester Genap SMK Muhammadiyah
Klaten Utara Tahun Ajaran 2015/2016”. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitaif. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 162 siswa
Teknik analisis data menggunakan analisis regresi ganda dengan taraf
signifikan 5%. Adanya pengaruh signifikan dari motivasi belajar terhadap
kemandirian siswa, tidak terdapat pengaruh fasilitas belajar terhadap
kemandirian siswa, ada pengaruh lingkungan belajar terhadap kemandirian
siswa, ada pengaruh motivasi, fasilitas dan lingkungan belajar terhadap
kemandirian siswa.

18

2.5 Kerangka Berfikir
Menurut Uma Sekaran dalam buku Sugiyono (2014:60) mengatakan bahwa
kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting. Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan
apabila penelitian tersebut dua variabel atau lebih. Jadi secara teoritis perlu
dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen. Kerangka berpikir
dalam penelitian ini adalah
1.Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Kemandirian Belajar
Motivasi belajar yang timbul dari diri siswa akan mendorong siswa untuk lebih
giat belajar dan semangat dalam meraih cita-cita. Motivasi belajar siswa yang
tinggi akan menghasilkan kemandirian belajar siswa yang baik pula.
2.Pengaruh Kedisiplinan Belajar Terhadap Kemandirian Belajar
Setiap siswa memiliki kedisiplinan belajar yang berbeda-beda. Siswa yang
memiliki disiplin belajar yang tinggi tidak akan menunda-nunda tugas yang telah
diberikan oleh guru, menggunakan waktu belajar dengan efektif dan selalu
belajar mandiri di rumah atas kemauannya sendiri. Hal ini dapat meningkatkan
kemandirian belajar mereka di sekolah
3.Pengaruh antara motivasi belajar, kedisiplinan terhadap kemandirian belajar
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan mempunyai sikap
kedisiplinan belajar yang baik hal ini ditunjukkan dengan mampunya siswa
mengerjakan kewajiban belajarnya tepat waktu. Kewajiban belajar siswa tidak
hanya di sekolah namun belajar mandiri di rumah juga penting dilakukan
sebagai penunjang peningkatan kemandirian belajar siswa yang dihasilkannya
Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu “variabel independen (variabel bebas) di
beri notasi (X) dan variabel dependen (variabel tidak bebas) di beri notasi (Y).
Variabel independen penelitian ini adalah motivasi belajar (X1) dan kedisiplinan
belajar (X2) sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemandirian
belajar siswa kelas X IPS (Y)

19

Model Hipotetik Pengaruh Motivasi Belajar dan Kedisiplinan Belajar
Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 3 Salatiga
Tahun Ajaran 2016/2017
X1

(Y)

(X2)

Gambar 2.1
Keterangan :
X1 : Variabel Motivasi Belajar (Independen)
X2 : Variabel Kedisplinan Belajar (Independen)
Y : Variabel Kemandirian Belajar (dependen)
: Menyatakan pengaruh asosiatif
2.6 Hipotesis
Hipotesis Kerja Menurut Sugiyono (2015:64) Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis juga
dapat dikatakan sebagai kesimpulan sementara suatu hubungan variabel
dengan satu atau lebih variabel lainnya. Berdasarkan variabel yang ada dalam
penelitian ini.Hipotesis kerja dan hipotesis statistik adalah sebagai berikut:
1.Hipotesis Kerja
Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap
kemandirian

belajar siswa kelas X IPS mata pelajaran Ekonomi di SMA

Negeri 3 Salatiga.
Hipotesis Statistik
H0 : β1 = 0
H1 : β1 ≠ 0

20

2. Hipotesis Kerja
Terdapat pengaruh positif dan signifikan kedisiplinan belajar terhadap
kemandirian belajar siswa kelas X IPS mata pelajaran ekonomi di SMA
Negeri 3 Salatiga.
Hipotesis Statistik :
H0 : β2 = 0
H1 : β2 ≠ 0
3. Hipotesis Kerja
Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar dan kedisiplinan
belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas X IPS mata pelajaran
ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga.
Hipotesis Statistik
H0 : β1,β2 = 0
H1 : β1,β2 ≠ 0

21