Identifikasi Zat Warna Pada Saus Yang Beredar Di Pasar Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Secara Kromatografi Kertas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam kehidupan
sehari-hari manusia tidak terlepas dari makanan. Sebagai kebutuhan dasar
makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya
dan aman dikonsumsi karena makanan yang tidak aman dapat menimbulkan
gangguan kesehatan bahkan keracunan (Cahyadi, 2009).
Aneka makanan dan minuman yang berwarna-warni tampil semakin
menarik. Warna-warni pewarna membuat aneka produk makanan mampu
mengundang selera, walaupun demikian konsumen harus berhati-hati. Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sering menemukan produk makanan yang
menggunakan pewarna tekstil. Pada era modern ini, bahan pewarna tampaknya
sudah tidak bisa dipisahkan dari berbagai jenis makanan dan minuman olahan.
Produsen pun berlomba-lomba untuk menarik perhatian para konsumen dengan
menambahkan pewarna pada makanan dan minuman (Anonim, 2009).
Kasus penyalahgunaan bahan tambahan pangan yang biasa terjadi adalah
penggunaan bahan tambahan yang dilarang untuk bahan pangan dan penggunaan
bahan makanan melebihi batas yang ditentukan. Penyebab lain, produsen
berusaha memenuhi kebutuhan dengan mendapat keuntungan besar, tetapi harga
murah melalui penggunaan zat pewarna makanan yang digunakan untuk
mempertahankan makanan agar tetap menarik (Syah, 2005).
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Kesehatan RI telah mengeluarkan
Surat Keputusan tentang jenis pewarna alami dan sintetik yang diizinkan, serta
yang dilarang digunakan dalam makanan pada tanggal 1 Juni 1979
No.235/Menkes/Per/VI/79, kemudian disusul dengan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI tanggal 1 Mei 1985 No.239/Menkes/Per/V/85, yang berisikan jenis
pewarna yang dilarang. Terakhir telah dikeluarkan pula Surat Keputusan
No.722/Menkes/Per/IX/88, yang mengatur batas maksimum penggunaan dan
pewarna yang diizinkan di Indonesia (Depkes RI, 2011).
Bahan pewarna yang sering digunakan dalam makanan olahan adalah
pewarna sintetis (buatan) dan pewarna natural (alami). Pewarna sintetis terbuat
dari bahan kimia seperti Tartrazin untuk warna kuning dan Alleura red untuk
warna merah, kadangkala pengusaha yang nakal menggunakan pewarna bukan
makanan untuk memberikan warna pada makanan. Agar mendapat keuntungan
besar produsen sering menggunakan pewarna tekstil untuk makanan padahal
pewarna tersebut dilarang keras digunakan pada makanan karena bisa
menyebabkan kanker dan penyakit lainnya. Pewarna sintetis yang boleh
digunakan untuk makanan pun harus dibatasi penggunaannya, karena pada
dasarnya, setiap senyawa sintetis yang masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan
efek (Syah, 2005).
Pemakaian bahan pewarna sintetis ternyata dapat menimbulkan hal-hal
yang tidak diinginkan dan bahkan mungkin memberi dampak negatif terhadap
kesehatan manusia. Beberapa hal yang mungkin memberi dampak negatif tersebut
terjadi bila:
a. Bahan pewarna sintetis ini dimakan dalam jumlah kecil, namun berulang.
b. Bahan pewarna sintetis dimakan dalam jangka waktu lama.
c.
Kelompok masyarakat luas dengan daya tahan yang berbeda-beda, yaitu
tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, mutu pangan seharihari, dan keadaan fisik.
d. Berbagai lapisan masyarakat yang mungkin menggunakan bahan pewarna
sintetis secara berlebihan.
e. Penyimpanan bahan pewarna sintetis oleh pedagang bahan kimia yang
tidak memenuhi persyaratan (Cahyadi, 2009).
Berdasarkan hal di atas maka dipilihlah judul tentang ”Identifikasi zat
pewarna pada saus yang beredar di Pasar Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
secara kromatografi kertas” karena identifikasi tersebut sangat penting untuk
menilai kualitas dari pewarna pada saus.
1.2
Tujuan dan Manfaat
1.2.1
Tujuan
Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui apakah
saus yang diperjualbelikan di Pasar Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
mengandung zat pewarna yang diperbolehkan atau tidak.
1.2.1
Manfaat
Adapun manfaat penulisan tugas akhir ini adalah:
1.
Untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaikan program pendidikan
di Akademi Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi di
Univertas Sumatera Utara.
2. Untuk menambah wawasan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
serta memberikan pengalaman kepada penulis dalam melakukan riset.
3.
Untuk menambah informasi serta wawasan kepada masyarakat terkait
adanya zat pewarna berbahaya yang terkandung di dalam saus yang
beredar di Pasar Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang melalui dunia
pendidikan serta dampak yang ditimbulkan.
4. Memberikan informasi dan bahan masukan bagi Dinas Kesehatan,
BPOM, Perusahaan Daerah Pasar tentang pemakaian zat pewarna pada
saus yang beredar di pasaran.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam kehidupan
sehari-hari manusia tidak terlepas dari makanan. Sebagai kebutuhan dasar
makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya
dan aman dikonsumsi karena makanan yang tidak aman dapat menimbulkan
gangguan kesehatan bahkan keracunan (Cahyadi, 2009).
Aneka makanan dan minuman yang berwarna-warni tampil semakin
menarik. Warna-warni pewarna membuat aneka produk makanan mampu
mengundang selera, walaupun demikian konsumen harus berhati-hati. Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sering menemukan produk makanan yang
menggunakan pewarna tekstil. Pada era modern ini, bahan pewarna tampaknya
sudah tidak bisa dipisahkan dari berbagai jenis makanan dan minuman olahan.
Produsen pun berlomba-lomba untuk menarik perhatian para konsumen dengan
menambahkan pewarna pada makanan dan minuman (Anonim, 2009).
Kasus penyalahgunaan bahan tambahan pangan yang biasa terjadi adalah
penggunaan bahan tambahan yang dilarang untuk bahan pangan dan penggunaan
bahan makanan melebihi batas yang ditentukan. Penyebab lain, produsen
berusaha memenuhi kebutuhan dengan mendapat keuntungan besar, tetapi harga
murah melalui penggunaan zat pewarna makanan yang digunakan untuk
mempertahankan makanan agar tetap menarik (Syah, 2005).
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Kesehatan RI telah mengeluarkan
Surat Keputusan tentang jenis pewarna alami dan sintetik yang diizinkan, serta
yang dilarang digunakan dalam makanan pada tanggal 1 Juni 1979
No.235/Menkes/Per/VI/79, kemudian disusul dengan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI tanggal 1 Mei 1985 No.239/Menkes/Per/V/85, yang berisikan jenis
pewarna yang dilarang. Terakhir telah dikeluarkan pula Surat Keputusan
No.722/Menkes/Per/IX/88, yang mengatur batas maksimum penggunaan dan
pewarna yang diizinkan di Indonesia (Depkes RI, 2011).
Bahan pewarna yang sering digunakan dalam makanan olahan adalah
pewarna sintetis (buatan) dan pewarna natural (alami). Pewarna sintetis terbuat
dari bahan kimia seperti Tartrazin untuk warna kuning dan Alleura red untuk
warna merah, kadangkala pengusaha yang nakal menggunakan pewarna bukan
makanan untuk memberikan warna pada makanan. Agar mendapat keuntungan
besar produsen sering menggunakan pewarna tekstil untuk makanan padahal
pewarna tersebut dilarang keras digunakan pada makanan karena bisa
menyebabkan kanker dan penyakit lainnya. Pewarna sintetis yang boleh
digunakan untuk makanan pun harus dibatasi penggunaannya, karena pada
dasarnya, setiap senyawa sintetis yang masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan
efek (Syah, 2005).
Pemakaian bahan pewarna sintetis ternyata dapat menimbulkan hal-hal
yang tidak diinginkan dan bahkan mungkin memberi dampak negatif terhadap
kesehatan manusia. Beberapa hal yang mungkin memberi dampak negatif tersebut
terjadi bila:
a. Bahan pewarna sintetis ini dimakan dalam jumlah kecil, namun berulang.
b. Bahan pewarna sintetis dimakan dalam jangka waktu lama.
c.
Kelompok masyarakat luas dengan daya tahan yang berbeda-beda, yaitu
tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, mutu pangan seharihari, dan keadaan fisik.
d. Berbagai lapisan masyarakat yang mungkin menggunakan bahan pewarna
sintetis secara berlebihan.
e. Penyimpanan bahan pewarna sintetis oleh pedagang bahan kimia yang
tidak memenuhi persyaratan (Cahyadi, 2009).
Berdasarkan hal di atas maka dipilihlah judul tentang ”Identifikasi zat
pewarna pada saus yang beredar di Pasar Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
secara kromatografi kertas” karena identifikasi tersebut sangat penting untuk
menilai kualitas dari pewarna pada saus.
1.2
Tujuan dan Manfaat
1.2.1
Tujuan
Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui apakah
saus yang diperjualbelikan di Pasar Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
mengandung zat pewarna yang diperbolehkan atau tidak.
1.2.1
Manfaat
Adapun manfaat penulisan tugas akhir ini adalah:
1.
Untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaikan program pendidikan
di Akademi Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi di
Univertas Sumatera Utara.
2. Untuk menambah wawasan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
serta memberikan pengalaman kepada penulis dalam melakukan riset.
3.
Untuk menambah informasi serta wawasan kepada masyarakat terkait
adanya zat pewarna berbahaya yang terkandung di dalam saus yang
beredar di Pasar Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang melalui dunia
pendidikan serta dampak yang ditimbulkan.
4. Memberikan informasi dan bahan masukan bagi Dinas Kesehatan,
BPOM, Perusahaan Daerah Pasar tentang pemakaian zat pewarna pada
saus yang beredar di pasaran.