Sistem Pendidikan Jepang Setelah Perang Dunia Ke II

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Perjalanan kisah sejarah Jepang terdiri atas beberapa periode, yang masing-masing
memiliki perjalanan sejarah dan kebijakan yang berbeda-beda dalam mewujudkan kemajuan
Negara. Salah satu periode sejarah Jepang itu ialah zaman Meiji, atau yang dikenal dengan
sebutan Restorasi Meiji. Disebut demikian karena merupakan awal pembaharuan Jepang.
Pada umumnya zaman ini disebut sebagai zaman “perubahan” atau yang juga lazim disebut
dengan istilah kindaika (modernisasi).
Pada zaman berbagai aspek kebijakan dibuat dan ditetapkan oleh pemerintah untuk
menciptakan suatu pembaharuan dari zaman sebelumnya. Salah satunya dilakukan dengan
menghapuskan hak-hak feodal pada zaman Tokugawa dan menetapkan berbagai kebijakan
baru pada seluruh aspek kehidupan masyarakat dan negara. Setiap kebijakan yang ditetapkan
bertujuan untuk menciptakan dan mewujudkan negara Jepang yang maju dan modern seperti
pada negara-negara barat. Salah satu kebijkan politik pemerintah dalam mewujudkan hal ini
ditetapkan pada kebijakan dalam bidang pendidikan.Kebijakan sistem pendidikan yang
ditetapkan oleh pemerintah sepenuhnya diarahkan untuk mendidik dan mengarahkan rakyat
Jepang untuk keluar dari keterpurukan dan kemiskinan. Pemerintah menyadari bahwa ukuran
dan landasan dasar untuk menciptakan negara Jepang yang modern, haruslah dimulai dengan
meningkatkan kecerdasan seluruh rakyat, karena tujuan ini tidak dapat tercapai apabila rakyat
masih tetap berada pada keadaan yang pasif akan pendidikan. pendidikan merupakan pondasi

dasar bagi kekuatan militer dan ekonomi di negara-negara barat. Sehingga pada suatu
keyakinan muncul bahwa pendidikan yang merata bagi seluruh rakyat dapat menjadi salah
satu kekuatan bagi terciptanya negara Jepang yang modern sama seperti negara-negara di
1

Eropa dan Amerika. Selain itu, melalui pendidikan dan ilmu pengetahuan yang di terima oleh
rakyat secara merata, dapat menjadi suatu kekuatan negara untuk menciptakan kemajuan
dalam berbagai sektor kehidupan.
Pada zaman Meiji pemerintah membuat kebijakan pendidikan dasar wajib, dan
kebijakan sampai pada tingkatan universitas, yang berlaku bagi seluruh rakyat Jepang.
Kebijakan Pendidikan baru yang dibuat oleh Pemerintah Meiji ini memberikan kesempatan
bagi seluruhrakyat untuk dapat mengecam pendidikan setinggii-tingginya, dan khususnya
pada tingkat yang dasar.
Sistem pendidikan pada zaman Meiji ini jauh lebih terbuka dibandingkan dengan
sistem pendidikan yang pernah dimiliki Jepang sebelumnya. Pada awal zaman
ini, pemerintah mengirimkan beberapa orang cendikiawan untuk mengadakan pengamatan
dan mempelajari segala aspek pendukung kemajuan negara-negara barat. Sehingga sistem
dan lembaga pendidikan yang dibuat oleh pemerintah berpedoman pada negara barat.
Kesempatan ini pun berlaku bagi semua golongan,sehingga memperoleh kesempatan untuk
bersekolah, dan merasa yakin akan dapat menduduki jabatan tertinggi dalam pemerintahan

atau perusahaan jika mempunyaikemampuan akademis. Sehingga dalam hal ini pendidikan
mampu mengurangi perbedaan kelas yang diwariskan dari zaman Edo yang masih ada pada
awal zaman Meiji.Penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai sistem
pendidikan di jepang, sehingga penulis mengambil
judul “ Sistem Pendidikan Jepang Setelah Perang Dunia ke II”.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis mengangkat “Sistem Pendidikan Jepang Setelah Perang Dunia ke
II”sebagai judul Kertas Karya adalah sebagai berikut :

2

1. untuk mengetahui ciri-ciri pendidikan di Jepang.
2. untuk mengetahui perubahan sistem pendidikan yang lama ke sistem yang baru.
3. Untuk mengetahui filsafat pendidikan yang baru.
1.3Pembatasan Masalah
Dilihat dari permasalahan-permasalahan yang ada,maka perlu adanya ruang lingkup
dalam pembatasan masalah tersebut dalam penulisan, penulis membahas mengenai ciriciri pendidikan jepang dan perubahan sistem pendidikan yang lama ke sistem yang
baru,dan mengenai filsafat pendidikan yang baru dan struktur sistem yang baru.
1.4 Metode Penulisan
Dalam


penulisan

kertas

karya

ini

penulis

menggunakan

metode

kepustakaan(Library Research), yakni dengan cara memanfaatkan sumber-sumber bacaan
yang ada yakni berupa buku sebagai referensi yang berkaitan dengan pokok
permasalahan yang dibahas, kemudian dirangkum dan dideskripsikan ke dalam kertas
karya ini. Selain itu, penulis juga memanfaatkan Informasi Teknologi Internet sebagai
referensi tambahan agar data yang didapatkan menjadi lebih akurat dan lebih jelas.


3