Pembuatan Gel Pengharum Ruangan Menggunakan Karagenan dan Mucilago Amili dengan Pewangi Minyak Mawar (Oleum Rosae)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1Gel Pengharum Ruangan
Berdasarkan studi United State Environmental Protection Agency (US EPA)
tentang peluang manusia terpapar polusi malah mengindikasikan bahwa derajat
polusi dalam ruang bisa dua sampai lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan
polusi luar ruang. Lembaga EPA tersebut juga menempatkan polusi udara dalam
ruang sebagai satu dari lima besar polusi yang berisiko mengancam kesehatan
masyarakat modern. Terdapat begitu banyak sumber polusi dalam ruangan,
termasuk bahan pembakaran, seperti oli, gas, batu bara, kayu, serta rokok; bahan
bangunan dan perabotan, asbes karpet yang basah atau lembab, furniture atau
kabinet yang terbuat dari kayu, berbagai produk pembersih dan perawatan, sistem
pemanasan atau pendingin. Ditambah lagi dirumah kerap kali kita mencium bau
pewangi, tak jarang pula baunya begitu menusuk hidung hingga membuat kepala
menjadi pusing. Tak terkecuali pula pembersih dan pewangi telepon, ada juga
pewangi kamar mandi, pewangi lemari, pewangi mobil, pewangi pakaian.
Pewangi-pewangi tersebut ternyata penyumbang polusi dalam ruang yang bersifat
kimiawi (Utomo, 2005).
Di pasaran ada berbagai jenis pewangi. Ada yang padat (biasanya pewangi
yang diperuntukkan untuk toilet dan lemari), ada yang cair, gel, dan ada juga yang

semprot. Sementara penggunaannya ada yang diletakkan begitu saja, ditempatkan
dibibir AC dan kipas angin. Zat pewangi yang beredar di pasaran, yakni yang
berbahan dasar air dan berbahan dasar minyak. Pewangi berbahan dasar air

5
Universitas Sumatera Utara

umumnya memiliki kestabilan aroma (wangi) relatif singkat (sekitar 3-5 jam).
Itulah mengapa pewangi berbahan dasar air relatif lebih aman bagi kesehatan
dibandingkan pewangi berbahan dasar minyak. Pewangi berbahan dasar minyak
lebih tahan lama sehingga harga jualnya bisa lebih mahal. Pewangi jenis ini
biasanya menggunakan beberapa bahan pelarut atau cairan pembawa, diantaranya
isoparafin, diethyl phthalate atau campurannya. Sementara jenis pewangi yang
disemprotkan umumnya mengandung isobutene, n-butane, propane dan
campurannya. Untuk bentuk gel disertai kandungan bahan gum. Adapun zat aktif
aroma bentuk ini umumnya berupa campuran zat pewangi, seperti limonene,
benzyl asetat, linalool, sitronellol, ocimene, dan sebagainya (Viktor, 2008).
Pengharum ruangan dalam bentuk sedian gel dalam penggunaannya lebih
praktis dan mudah dibandingkan dengan pengharum ruangan dalam bentuk cair
karena harus disemprot ke ruangan terlebih dahulu. Selain itu, pengharum ruangan

dalam bentuk sediaan gel ini lebih mudah dalam hal penyimpanan dan
pengemasannya (Rahmaisni, 2011).
Parfum adalah campuran dari zat pewangi yang dilarutkan dalam pelarut
yang sesuai. Zat pewangi tersebut dapat berasal dari minyak atsiri atau dibuat
secara sintetis. Parfum memegang peranan penting dalam kehidupan manusia,
karena dapat memberikan kesenangan hidup, mempengaruhi kejiwaan dan syaraf
serta mewangikan bahan yang tidak berbau wangi. Disamping itu parfum
berfungsi sebagai obat-obatan, misalnya sebagai obat penenang dan sebagai bahan
penolong dalam industri (Ketaren, 1985).
Zat pewangi dalam parfum merupakan komponen yang sangat penting.
Tidak hanya dalam parfum, hampir setiap produk memiliki komponen pewangi.

6
Universitas Sumatera Utara

Mulai dari produk rumah tangga seperti sabun, shampoo, pengharum ruangan.
Bahkan pada produk-produk yang tidak harus menggunakan pewangi seperti
tissue. Hampir semua orang menyukai produk yang memiliki bau wangi karena
terkesan bersih, segar, dan menyenangkan jika menghirupnya. Namun dibalik
keuntungannya pada pewangi terdapat bahan kimia yang menjadi dasar

pembuatan wewangian yang bisa meracuni tubuh (Iswara, dkk., 2014).
Zat pengikat adalah suatu zat alami atau sintesis yang digunakan untuk
mengurangi tingkat penguapan dan meningkatkan stabilitas ketika ditambahkan
ke komponen volatil, dengan tujuan memungkinkan produk akhir untuk bertahan
lebih lama dengan menjaga aroma aslinya. Senyawa yang menjadi pengikat
parfum diantaranya 1,2-butanediol, 3-etoksi-1-propanol, limonene, dipropilen
glikol, 2-(2-hidroksipropoksi)-1-propanol, 3,3-oksibis-2-butanol. Selain itu dari
data material safety data sheet (MSDS) juga menyebutkan bahwa dari masingmasing senyawa tersebut dapat memberikan efek negatif meskipun tidak terlalu
berbahaya (Iswara, dkk., 2014).

2.2 Karagenan
Karagenan merupakan senyawa yang termasuk kelompok polisakarida hasil
ekstraksi dari rumput laut. Sebagian besar karagenan mengandung natrium,
magnesium, dan kalsium yang dapat terikat pada gugus ester sulfat dari galaktosa
dan kopolimer 3,6-anhydro-galaktosa. Karagenan banyak digunakan pada sediaan
makanan, farmasi, serta kosmetik sebagai bahan pembuat gel dan pengental atau
penstabil.

Karagenan


dapat

digunakan

dalam

industri

pangan

karena

karakteristiknya yang dapat berbentuk gel, bersifat mengentalkan, dan

7
Universitas Sumatera Utara

menstabilkan material sebagai fungsi utamanya. Polisakarida tersebut digunakan
dalam industri pangan karena fungsi karakteristiknya yang dapat mengendalikan
kandungan air dalam bahan pangan utamanya, mengendalikan tekstur, dan

menstabilkan makanan (Rosmawaty, dkk., 2013).
Karagenan adalah campuran yang kompleks dari beberapa polisakarida. Ada
3 jenis karagenan, yaitu lambda, kappa daniota. Pada Industri, karaginan dipakai
sebagai stabilisator, pengental, pembentuk gel, pengemulsi, pengikat dan
pencegah kristalisasi dalam industri makanan ataupun minuman, farmasi,
kosmetik dan lain-lain. Sebagian besar karagenan mengandung natrium,
magnesium, dan kalsium yang dapat terikat pada gugus ester sulfat dari galaktosa
dan kopolimer 3,6-anhydro-galaktosa. Rumput laut diketahui kaya akan essential
seperti enzim, asam nukleat, asam amino, mineral, trace elements, dan vitamin A,
B, C, D, E dan K. Rumput laut (sea weeds) atau yang biasa jugadisebut ganggang
(algae) merupakan tumbuhanberklorofil dimana seluruh bagian tanaman
dapatmenyerupai akar, batang, daun, atau buah semuanya disebut talus. Keadaan
basa sangat diperlukan dalam prosesekstraksi rumput laut menjadi karaginan
untukmeningkatkan daya larut karaginan dalam air danmencegah terjadinya reaksi
hidrolisis

ikatan

glikosidikpada


molekul

karaginan

yang

menyebabkan

karaginankehilangan sifat-sifat fisiknya, seperti kelarutannyadalam air. Dan
keadaan basa yang diijinkan dalamproses ekstraksi adalah pH 8 – 10 (Hudha,
dkk., 2012).
Karagenan adalah nama umum dari golongan polisakarida pembentuk gel
dan pengental yang diperoleh secara komersial melalui proses ekstraksi dari
spesies alga merah (Rhodopyceae) tertentu. Karagenan mempunyai sifat unik

8
Universitas Sumatera Utara

yang tidak dapat digantikan dengan jenis gum lainnya. Kegunaan karagenan
dinilai dari dua kunci utama, yakni kemampuannya untuk membentuk gel yang

kuat dengan garam tertentu atau jenis gum lain dan kemampuannya berinteraksi
dengan protein tertentu. Penggunaan karagenan dalam pembuatan pengharum
ruangan berbentuk gel umumnya menggunakan konsentrasi antara 1-3%. Saat ini,
pemanfaatan karagenan tidak hanya terbatas pada industri makanan saja, tetapi
juga pada industri-industri lain seperti farmasi, kosmetika, bioteknologi, tekstil,
dan lain sebagainya. Pada industri farmasi, karagenan digunakan sebagai bahan
pengental (suspensi), emulsi, dan stabilizer pada proses pembuatan pasta gigi,
obat-obatan, minyak mineral, dan lain-lain. Selain itu, karagenan juga digunakan
dalam industri tekstil, cat, dan keramik. Industri pasta gigi merupakan industri
terbesar di Indonesia yang menggunakan karagenan. Hal ini dikarenakan
kemampuan karagenan sebagai pengental dalam pasta gigi untuk mengikat air
secara efektif dan membentuk gel yang lunak. Dalam industri kosmetik karagenan
dapat digunakan pada gel, cream, lotion, hair care, skin and body product. Gel
karagenan meningkatkan kestabilan emulsi dengan menjaga droplet minyak dan
mencegah pemisahan bahan yang tidak larut (Rahmaisni, 2011).
Gel dapat dibuat dari bahan dasar yang berasal dari Indonesia dan alami,
seperti karagenan, kitosan, gelatin, gum, dan pektin. Kappa karagenan merupakan
salah satu bahan yang paling umum digunakan untuk pembuatan gel, berasal dari
Eucheuma cottonii atau yang sering dikenal dengan nama Kappahycus alvarezii.
Kappa karagenan memiliki sifat yang rapuh jika dibuat menjadi gel. Untuk

meningkatkan elastisitas dan kekuatannya, kappa karagenan dapat dicampur
dengan jenis gum atau pati (Nurfitrah, 2013).

9
Universitas Sumatera Utara

2.3 Amilum Manihot
Amilum adalah polimer D-glukosa dan ditemukan sebagai karbohidrat
simpanan dalam tumbuhan. Amilum terdapat sebagai butiran kecil dengan
berbagai ukuran dan bentuk khas untuk setiap tumbuhan. Butir amilum dapat
ditunjukkan dengan mikroskop cahaya biasa dan cahaya terpolarisasi. Amilum
pada umumnya terdiri dari amilopektin dan amillosa (Alfenjuni dan Gusmayadi,
2012).
Amilum dapat digunakan sebagai bahan pengikat karena mengandung
amilosa dan amilopektin. Kandungan amilosa pati singkong 17% bersifat
hidrofilik, sedangkan amilopektin umumnya digunakan sebagai bahan pengikat,
kandungan amilopektin 83% bersifat lebih lekat dan cenderung membentuk gel
apabila disuspensikan dengan air. Amilum manihot atau pati singkong yang
diperoleh dari umbi akar Manihot utilisima Pohl. Sangat cocok digunakan sebagai
bahan pengikat dengan cara dibuat mucilago biasanya digunakan dalam

konsentrasi 5-10% larutan (Falahardhi, dkk., 2010).

2.4 Minyak Mawar (Oleum rosae).
Mawar merupakan salah satu jenis tumbuhan yang dapar dibuat menjadi
bahan baku minyak atsiri. Manfaat minyak atsiri mawar dalam industri
diantaranya sebagai bahan baku kosmetik, obat dan bahan baku parfum. Minyak
atsiri dapat dihasilkan dengan cara mengekstrak bahan baku yang berasal dari
tumbuhan. Metode estraksi dengan menggunakan pelarut menguap banyak
diterapkan di berbagai negara karena merupakan teknik yang lebih maju (Sukardi,
dkk., 2014).

10
Universitas Sumatera Utara

Bunga mawar wanginya harum karena adanya minyak atsiri didalamnya.
Minyak atsiri ini mengandung zat sitral, sitronelol, geraniol, linalol, nerol,
eugenol, feniletilalkohol, farnesol, dan nonilaldehida. Khasiat bunga mawar
diantaranya adalah sebagai anti radang, anti kejang, melancarkan aliran empedu,
sebagai pengatur haid, mengatasi nyeri haid, mengatasi rambut rontok, stroke,
mengobati gigitan serangga berbisa, batuk kering, sebagai aromaterapi dan untuk

mengatasi jerawat. Selain itu, mawar dapat digunakan sebagai bahan makanan,
minuman ataupun zat aditif bagi makanan olahan, karena kandungan vitamin Cnya yang tidak kalah dengan kandungan vitamin C pada buah jeruk. Sari mawar
digunakan untuk pembuatan saus salad, serta penambah rasa dan aroma pada
adonan kue, puding serta selai. Aroma satu buket bunga mawar juga dapat
meningkatkan suasana hati (Nuraini, 2014).
Bunga mawar memiliki bau harum, indah, variasi warna yang banyak serta
menarik. Manfaat bunga mawar secara umum yaitu sebagai tanaman penghias
kebun dan taman, penghias ruangan dan teras rumah, biasanya yang mempunyai
ukuran pohon tidak terlalu tinggi dan bisa ditanam didalam pot, atau sebagai
bunga potong. Selain itu mawar juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
parfum, bahan pembuatan obat, dan bahan tambahan dalam makanan/minuman
olahan karena bunga ini mempunyai kandungan vitamin C yang cukup tinggi.
Beberapa khasiat mawar antara lain digunakan sebagai anti depresan, antiviral,
antibakteri, antiperadangan, antioksidan dan sumber vitamin C. Minyak mawar
adalah salah satu minyak atsiri hasil penyulingan dan penguapan daun dan
mahkota ssehingga dapat dibuat menjadi parfum. Mawar juga dimanfaatkan untuk
teh, jelly, dan selai. Bunga mawar dari species R. Chinensis mengandung

11
Universitas Sumatera Utara


senyawa-senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan (Pusat Studi Biofarmaka
LPPM IPB dan Gagas Ulung, 2014).

2.5Minyak Nilam
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri terbesar
yang cukup penting diperdagangkan di dunia. Saat ini, dipasar dunia terdapat
lebih dari 80 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan. Indonesia sendiri memiliki
40 jenis minyak atsiri yang dapat diperdagangkan, namun hanya sekitar 14 jenis
diekspor, seperti : minyak nilam, minyak pala, minyak sereh wangi, minyak
kenanga, minyak akar wangi, minyak kayu putih, minyak cengkeh, minyak lada,
minyak jahe dan lain-lain (Halimah dan Zetra, 2010).
Tanaman nilam merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang
dikenal dengan minyak nilam (patchouly oil). Minyak ini banyak dipergunakan
dalam industri kosmetik, parfum, sabun, anti septik, dan insektisida. Keunggulan
minyak nilam dalam industri parfum yakni bersifat fiksatif yaitu kemampuannya
dalam mengikat minyak lainnya sehingga harumnya dapat bertahan lama dan
hingga kini belum dapat dibuat secara sintetik (Kadir, 2011).
Minyak nilam merupakan komoditi ekspor, karenanya memiliki prospek
yang cukup cerah dan selalu dibutuhkan secara berkesinambungan dalam industriindustri parfum, wewangian, kosmetik, sabun, farmasi, flavouringagent dan lainlain. Minyak nilam dalam industri digunakan sebagai fiksasi yang belum
dapatdigantikan oleh minyak lain sampai dengan saat ini.Minyak nilam terdiri dari
komponen-komponenyang bertitik didih tinggi sehingga sangat baikdipakai
sebagai zat pengikat dalam industri parfumdan dapat membentuk aroma yang

12
Universitas Sumatera Utara

harmonis.Zatpengikat adalah suatu persenyawaan yangmempunyai daya menguap
lebih rendah atau titikuapnya lebih tinggidaripada zat pewangi sehinggakecepatan
penguapan zat pewangi dapat dikurangiatau dihambat. Penambahan zat pengikat
di dalamparfum dimaksudkan untuk mengikat aroma wangidan mencegah
penguapan zat pewangi yang terlalucepat sehingga aroma wangi tidak cepat
hilang ataulebih tahan lama (Halimah dan Zetra, 2010).

2.6 Propilen Glikol
Propilen glikol adalah propana-1,2-diol dengan rumus molekul C3H8O2
dan berat molekul 76,10 (Depkes, RI., 1995). Propilen glikol berupa cairan kental,
jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, dan higroskopik. Propilen
glikol dapat dicampur dengan air, dengan etanol (95%) dan dengan kloroform,
larut dalam 6 bagian eter, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah dan
dengan minyak lemak (Depkes, RI., 1979).
Propilen glikol dapat berfungsi sebagai pengawet, antimikroba,disinfektan,
humektan, solven, stabilizer untuk vitamin, dan kosolven yang dapat bercampur
dengan air. Sebagai pelarut atau kosolven, propilen glikol digunakan dalam
konsentrasi 10-30% larutan aerosol, 10-25% larutan oral, 10-60% larutan
parenteral dan 0-80% larutan topikal. Propilen glikol digunakan secara luas dalam
formulasi sediaan farmasi, industri makanan maupun kosmetik, dan dapat
dikatakan relatif non toksik. Dalam formulasi atau teknologi farmasi, propilen
glikol secara luas digunakan sebagai pelarut, pengekstrak dan pengawet makanan
dalam berbagai sediaan farmasi parenteral dan non parenteral (Rowe et al., 2003).

13
Universitas Sumatera Utara

Sifat propilen glikol hampir sama dengan gliserin hanya saja propilen
glikol lebih mudah melarutkan berbagai jenis zat. Sama seperti gliserin fungsi
propilen glikol adalah sebagai humektan, namun fungsi dalam formula krim
adalah sebagai pembawa emulsi sehingga emulsi menjadi lebih stabil. Propilen
glikol dapat berfungsi sebagai humektan pada sediaan salep digunakan pada
konsentrasi 15% (Rowe,et al., 2003).

2.7 Sodium Benzoat
Natrium benzoat berbentuk butiran atau serbuk hablur putih dan mudah larut
dalam air (Ditjen, POM., 1979). Sodium benzoat dikenal juga dengan nama
natrium benzoat. Fungsi sodium benzoat adalah sebagai bahan pengawet untuk
menekan pertumbuhan mikroorganisme (jamur) yang merugikan. Batas atas
penggunaan sodium benzoat yang diijinkan adalah sebesar 0,1% di Amerika
Serikat, sedangkan untuk negara-negara lain berkisar antara 0,15-0,25%. Untuk
negara-negara Eropa batas benzoat berkisar antara 0,015-0,5%. Sodium benzoat
lebih disukai dalam penggunaannya karena 200 kali lebih mudah larut
dibandingkan asam benzoat. Sekitar 0,1% umumnya cukup untuk pengawetan
pada produk yang telah dipersiapkan untuk diawetkan dan disesuaikan ke pH 4,5
atau dibawahnya. Pasar utama dari sodium benzoat adalah dalam pengawetan soft
drink, minuman sirup fruktosa jagung yang tinggi. Sodium benzoat jarang
digunakan sebagai pengawet dalam acar, saus, dan jus buah. Sodium benzoat juga
digunakan dalam pembuatan obat dengan tujuan pemeliharaan (batas atas 1,0%
dalam larutan obat) (Anonim, 2012).

14
Universitas Sumatera Utara