Pembuatan Gel Pengharum Ruangan Menggunakan Karagenan dan Mucilago Amili dengan Pewangi Minyak Mawar (Oleum Rosae)

(1)

Akuades

Panaskan akuades sampai mendidih Karagenan,

mucilago amili, sodium benzoat

Aduk hingga homogen Turunkan suhu hingga 650 C

Propilen glikol

Aduk hingga Homogen Minyak mawar,

minyak nilam

Tuangkan dalam cetakan

Biarkan pada suhu ruangan hingga mengeras

Gel pengharum ruangan Aduk hingga Homogen


(2)

Lampiran 2. Gambar karagenan


(3)

(4)

Lampiran 6.Gambarbasis gel terbaikdengankonsentrasi karagenan danmucilago amili sebesar 5%dalam perbandingan 70:30

Lampiran 7. Gambar sediaangel pengharum ruanganterbaik pada F4 (formula dengan konsentrasi minyak mawar (oleum rosae) 8%).


(5)

(6)

Lembar Penilaian Uji Kesukaan (Hedonic Test) Nama :

Umur :

Instruksi : Berikan penilaian anda tentang aroma wangi terhadap lima sediaan gel pengharum ruangan yang di uji berikut ini.

Formula

2% 4% 6% 8% 10%

Keterangan :

Nilai 5 = Sangat Suka (SS) Nilai 4 = Suka (S)

Nilai 3 = Cukup Suka (CS) Nilai 2 = Kurang Suka (KS) Nilai 1 = Tidak Suka (TS)


(7)

Untuk menghitung nilai kesukaan rerata dari setiap panelis digunakan rumus sebagai berikut :

 ̅ ( √ ⁄ ) ̅ ( √ ⁄ )

 ̅ ∑  ∑ ̅  √

Keterangan :

n : banyak panelis

s2 : keragaman nilai kesukaan

1,96 : koefisien standar deviasi pada taraf 95%

̅ : nilai kesukaan rata-rata

: nilai kesukaan dari panelis ke i, dimana i= 1,2,3,...,n s : simpangan baku nilai kesukaan


(8)

Lampiran 11. Perhitungan uji kesukaan ( hedonic test ) Formula 1

 ̅ ∑

= 1,3  ∑ ̅

 √

 ̅ ( √ ⁄ ) ̅ ( √ ⁄ )

( √ ⁄ ) ( √ ⁄ )


(9)

Formula 2  ̅ ∑

= 2,36  ∑ ̅

 √ √

 ̅ ( √ ⁄ ) ̅ ( √ ⁄ )

( √ ⁄ ) ( √ ⁄ )


(10)

Lampiran 11. (Lanjutan) Formula 3

 ̅ ∑

= 3,27  ∑ ̅

 √ √

 ̅ ( √ ⁄ ) ̅ ( √ ⁄ )

( √ ⁄ ) ( √ ⁄ )


(11)

Formula 4  ̅ ∑

= 4,5  ∑ ̅

 √ √

 ̅ ( √ ⁄ ) ̅ ( √ ⁄ )

( √ ⁄ ) ( √ ⁄ )


(12)

Lampiran 11. (Lanjutan) Formula 5

 ̅ ∑

= 3,56  ∑ ̅

 √ √

 ̅ ( √ ⁄ ) ̅ ( √ ⁄ )

( √ ⁄ ) ( √ ⁄ )


(13)

Minggu I i. AC kamar

= 6,33 ii. AC mobil

= 5,18 iii. Kipas angin


(14)

Lampiran 12. (Lanjutan) iv. Suhu kamar

= 3,27 Minggu II

i. AC kamar

= 11,41 ii. AC mobil


(15)

iii. Kipas angin

= 16,81 iv. Suhu kamar

= 6 Minggu III

i. AC kamar


(16)

Lampiran 12. (Lanjutan) ii. AC mobil

= 15,14 iii. Kipas angin

= 22,41 iv. Suhu kamar


(17)

Minggu IV i. AC kamar

= 25,64 ii. AC mobil

1

= 18,61 iii. Kipas angin

 ersenpenguapan atcair obot atcairmin ak angmenguapbobotakuades a al 1

1

1 = 31,37


(18)

Lampiran 12. (Lanjutan) iv. Suhu kamar

 ersenpenguapan atcair obot atcairmin ak angmenguapbobotakuades a al 1

1

1 = 12,36


(19)

ersenbobotgelsisa obot obotgelgelmingguminggukeke n n 1 Minggu I

i. AC kamar

 ersenbobotgelsisa obot obotgelgelmingguminggukeke 1 1 1

1 = 94,49

ii. AC mobil

 ersenbobotgelsisa obot obotgelgelmingguminggukeke 1 1 1

1 = 95,45

iii. Kipas angin

 ersenbobotgelsisa obot obotgelgelmingguminggukeke 1 1 1

1 = 93,27

iv. Suhu kamar

 ersenbobotgelsisa obot obotgelgelmingguminggukeke 1 1 1


(20)

Lampiran 13. (Lanjutan) Minggu II

i. AC kamar

 ersenbobotgelsisa obot obotgelgelmingguminggukeke 1

1 = 90,08

ii. AC mobil

 ersenbobotgelsisa obot obotgelgelmingguminggukeke 1

1 = 92,04

iii. Kipas angin

 ersenbobotgelsisa obot obotgelgelmingguminggukeke 1

1 = 85,22% iv. Suhu kamar

 ersenbobotgelsisa obot obotgelgelmingguminggukeke 1

1 = 94,63


(21)

Minggu III i. AC kamar

 ersenbobotgelsisa obot obotgelgelmingguminggukeke 1

1 = 83,63

ii. AC mobil

 ersenbobotgelsisa obot obotgelgelmingguminggukeke 1

1 = 86,73

iii. Kipas angin

 ersenbobotgelsisa obot obotgelgelmingguminggukeke 1

1 = 80,29% iv. Suhu kamar

 ersenbobotgelsisa obot obotgelgelmingguminggukeke 1

1 = 91,79


(22)

Lampiran 13. (Lanjutan) Minggu IV

i. AC kamar

 ersenbobotgelsisa obot obotgelgelmingguminggukeke 1

1 = 77,71% ii. AC mobil

 ersenbobotgelsisa obot obotgelgelmingguminggukeke 1

1 = 83,69

iii. Kipas angin

 ersenbobotgelsisa obot obotgelgelmingguminggukeke 1

1 = 72,41% iv. Suhu kamar

 ersenbobotgelsisa obot obotgelgelmingguminggukeke 1

1 = 88,94


(23)

Lembar Penilaian Uji Kesukaan Kekuatan Wangi Nama :

Umur :

Instruksi : Berikan penilaian anda tentang aroma wangi ruangan pengujian pada beberapa tempat berikut ini.

Minggu Penilaian

AC kamar AC mobil Kipas angin Suhu kamar I

II III IV

Keterangan :

Nilai 5 = Sangat Wangi (SW) Nilai 4 = Wangi (W) Nilai 3 = Cukup Wangi (CW) Nilai 2 = Kurang wangi (KW) Nilai 1 = Tidak Wangi (TW)


(24)

Lampiran 15. Perhitungan uji kesukaan kekuatan wangi Minggu I

i. AC kamar  ̅ ∑

= 3,07  ∑ ̅

 √

 ̅ ( √ ⁄ ) ̅ ( √ ⁄ )

( √ ⁄ ) ( √ ⁄ )


(25)

ii. AC mobil  ̅ ∑

= 3,97  ∑ ̅

 √ √

 ̅ ( √ ⁄ ) ̅ ( √ ⁄ )

( √ ⁄ ) ( √ ⁄ )


(26)

Lampiran 15. (Lanjutan) iii. Kipas angin

 ̅ ∑

= 2,07  ∑ ̅

 √ √

 ̅ ( √ ⁄ ) ̅ ( √ ⁄ )

( √ ⁄ ) ( √ ⁄ )


(27)

iv. Suhu kamar  ̅ ∑

= 4,9  ∑ ̅

 √ √

 ̅ ( √ ⁄ ) ̅ ( √ ⁄ )

( √ ⁄ ) ( √ ⁄ )


(28)

Lampiran 15. (Lanjutan) Minggu II

i. AC kamar  ̅ ∑

= 3,03  ∑ ̅

 √

 ̅ ( √ ⁄ ) ̅ ( √ ⁄ )

( √ ⁄ ) ( √ ⁄ )


(29)

ii. AC mobil  ̅ ∑

= 4,07  ∑ ̅

 √ √

 ̅ ( √ ⁄ ) ̅ ( √ ⁄ )

( √ ⁄ ) ( √ ⁄ )


(30)

Lampiran 15. (Lanjutan) iii. Kipas angin

 ̅ ∑

= 2,03  ∑ ̅

 √ √

 ̅ ( √ ⁄ ) ̅ ( √ ⁄ )

( √ ⁄ ) ( √ ⁄ )


(31)

iv. Suhu kamar  ̅ ∑

= 4,87  ∑ ̅

 s √

√ 11 1

 ̅ (1 s⁄ ) n ̅ (1 s⁄ )n

(1 √⁄ ) (1 ⁄√ ) 1 1


(32)

Lampiran 15. (Lanjutan) Minggu III

i. AC kamar  ̅ ∑

= 3,07  ∑ ̅

 s √

5

 ̅ (1 s⁄ ) n ̅ (1 s⁄ )n

(1 5 √⁄ ) (1 5⁄√ )


(33)

ii. AC mobil  ̅ ∑

= 4,10  ∑ ̅

 s √

 ̅ (1 s⁄ ) n ̅ (1 s⁄ )n

1 (1 √⁄ ) 1 (1 ⁄√ ) 1 1 1 1


(34)

Lampiran 15. (Lanjutan) iii. Kipas angin

 ̅ ∑

= 2

 ∑ ̅

 s √

 ̅ (1 s⁄ ) n ̅ (1 s⁄ )n

(1 ⁄√ ) (1 ⁄√ )


(35)

iv. Suhu kamar  ̅ ∑

= 4,83  ∑ ̅

 s √

√ 1

 ̅ (1 s⁄ ) n ̅ (1 s⁄ )n

(1 √⁄ ) (1 ⁄√ ) 1 1


(36)

Lampiran 15. (Lanjutan) Minggu IV

i. AC kamar  ̅ ∑

= 2,5  ∑ ̅

 s √

√ 5

5

 ̅ (1 s⁄ ) n ̅ (1 s⁄ )n

5 (1 5 √⁄ ) 5 (1 5⁄√ ) 5 1 5 1


(37)

ii. AC mobil  ̅ ∑

= 3,47  ∑ ̅

 s √

 ̅ (1 s⁄ ) n ̅ (1 s⁄ )n

(1 √⁄ ) (1 ⁄√ )


(38)

Lampiran 15. (Lanjutan) iii. Kipas angin

 ̅ ∑

= 1,37  ∑ ̅

 s √

√ 5

 ̅ (1 s⁄ ) n ̅ (1 s⁄ )n

1 (1 ⁄√ ) 1 (1 ⁄√ ) 1 1 1 1


(39)

iv. Suhu kamar  ̅ ∑ i

n

= 4,47  ∑ i ̅

n

 s √

 ̅ (1 s⁄ ) n ̅ (1 s⁄ )n

(1 √⁄ ) (1 ⁄√ ) 1 1


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012). Sodium Benzoat. Diakses Tanggal 12 mei 2015.

http://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2012/11/natrium-benzoat.html

Agustina, P.D., Ismuyanto, B., Nirwana, W.O.C., Saptati, A.S.D., Poerwadi, B. (2013). Karakteristik Gel Pengharum Ruangan dengan Berbagai Grade

Patchouli Alcohol dan Konsentrasi Minyak Nilam. Jurnal Teknik Kimia.

7(2): 48-53.

Alfenjuni, A., dan Gusmayadi, I. (2012). Perbandingan Laju Disolusi Tablet

pirazamid yang Menggunakan Pengikat Amilum Biji Nangka, Amilum Talas, dan Amilum Ubi Kayu. FARMASAINS. 1(8): 288-293.

Badan Standar Nasional. (2006). Petunjuk Pengujian Organoleptik dan atau

Sensori. Diakses tanggal 15 April 2015. http://www.scribd.com/doc/

65447618/SNI-01-2346-200a6.

Ditjen, POM. (1979). Farmakope IndonesiaEdisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 395, 534.

Ditjen, POM. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 712.

Falahardhi, R., Widayanti, A., dan Elfiyani, R. (2010). Optimasi Formula Tablet

Kunyah Ekstrak Kering Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) dengan Bahan Pengikat Amilum Manihot Secara Granulasi Basah. Skripsi.

Jurusan Farmasi. Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. UHAMKA. Jakarta. Halaman 14.

Halimah, D.P.P., dan Zetra, Y. (2010). Minyak Atsiri dari Tanaman Nilam

(Pogostemon cablin Benth.)Melalui MetodeFermentasi danHidrodistilasiserta Uji Bioaktivitasnya. Skripsi. Jurusan Kimia.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. Halaman 21-23.

Hudha, M.I., Sepdwiyanti, R., dan Sari, S.C. (2012). Ekstraksi Karagenan dari

Rumput Laut (Eucheuma Spinosum) dengan Variasi Suhu Pelarut dan Waktu Operasi. Berkala Ilmiah Teknik Kimia. 1(1): 17-20.

Iswara, F.P., Rubiyanto, D., dan Julianto, T.S. (2014). Analisis Senyawa

Berbahaya dalam Parfum dengan Kromatografi Gas-Spektrometri Massa Berdasarkan Materian Safety Data Sheet (MSDS). Indonesian Journal of


(41)

Pustaka. Halaman 21, 191-192, 273-274.

Nuraini, D. N. (2014). Aneka Manfaat Bunga Untuk Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit Gaya Media. Halaman 146-147.

Nurfitrah, A.(2013).Formulasi Gel Pengharum Ruangan Menggunakan

Karagenan dan Glukomanan dengan Pewangi Minyak Jeruk Purut dan Kenanga.Skripsi. Jurusan Agroindustri. Fakultas Teknologi Pertanian.

Institut Pertanian Bogor. Bogor. Halaman 2, 10-11.

Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB dan Gagas Ulung. (2014). Sehat Alami dengan

Herbal 250 Tanaman Herbal Berkhasiat Obat + 60 Resep Menu Kesehatan .Edisi kesatu. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Halaman

271.

Rahmaisni, A. ( 2011).Aplikasi Minyak Atsiri pada Produk Gel Pengharum

Ruangan Anti Serangga.Skripsi. Jurusan Agroindustri. Fakultas Teknologi

Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Halaman 22.

Rosmawaty, P., Sinurat, E., dan Darmawan, M. (2013). Memproduksi Karagenan

dari Rumput Laut. Jakarta: Penebar Swadaya Grup. Halaman 5-6.

Rowe, C.R., Paul, J.S., dan Owen, C.S. (2003). Handbook of Pharmaceutical

Excipients. London: Pharmaceutical Press. Halaman 57-60.

Rowe, C.R., Paul, J.S., dan Marian E.Q. (2009). Handbook of pharmACeutical

Excipients. Edisi keenam. Washington: Pharmaceutical Press. Halaman

592.

Rusli, M.S. (2010). Sukses Memproduksi Minyak Atsiri. Edisi kesatu. Jakarta: PT Agromedia Pustaka. Halaman 14.

Sukardi, Rizka, N., Hindun, M.P., dan Febrianto, A. (2014). Ekstraksi Minyak

Atsiri Bunga Mawar dengan Metode Pelarut Menguap Menggunakan Perlakuan PEF (Pulsed Electric Field) Kajian Perbandingan Pelarut dan Waktu. Skripsi. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi

Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang. Halaman 13-14.

Utomo., H. (2005). Inner Healing at Home. Surabaya: PT. Elex Media Komputindo. Halaman 46, 48, 50.


(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimental. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan (orientasi) dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan (orientasi) bertujuan untuk mengetahui konsentrasi kombinasi karagenan dan mucilago amili terbaik sebagai basis gel. Sedangkan penelitian utama dilakukan untuk menentukan konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) terbaik melalui uji kesukaan (Hedonic test) dan mengetahui pengaruh tempat peletakkan berdasarkan uji penguapan zat cair dan uji kesukaan kekuatan wangi gel pengharum ruangan . Tahap penelitian meliputi penyiapan bahan, pembuatan basis gel dengan berbagai konsentrasi kombinasi karagenan dan mucilago amili, uji organoleptik, pembuatan gel dengan berbagai konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae), uji kesukaan (Hedonic Test), uji penguapan zat cair dan uji kesukaan kekuatan wangi gel pengharum ruangan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasetika Dasar Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu neraca analitis, beaker


(43)

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu karagenan, amilum manihot, minyak mawar (Oleum rosae), minyak nilam, propilen glikol, natrium benzoat, dan akuades.

3.2 Pembuatan Basis Gel Pengharum Ruangan (orientasi)

Dalam penelitian pendahuluan (orientasi), digunakan kombinasi karagenan dan mucilago amili sebagai bahan pembentuk gel dengan konsentrasi 3%. Perbandingan karagenan : mucilago amili sebesar 90:10, 70:30, 50:50, 30:70, 10:90. Propilen glikol digunakan sebagai pelarut dengan konsentrasi 5-80% (Rowe, et all., 2009). Natrium benzoat sebagai bahan pengawet (Depkes, RI., 1979). Dalam penelitian ini propilen glikol digunakan 10%, natrium benzoat dengan konsentrasi 0,1% dan akuades hingga 100%. Gel yang di buat sebanyak 50 gram. Formula orientasi basis gel pengharum ruangan dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Formula orientasi basis gel pengharum ruangan dengan konsentrasi kombinasi karagenan dan mucilago amili sebesar 3%

Komposisi Formula Basis Gel

A1 A2 A3 A4 A5

Karagenan (g) 1,35 1,05 0,75 0,15 0,45

Mucilago amili (g) 0,15 0,45 0,75 1,35 1,05

Propilen glikol (g) 5 5 5 5 5

Natrium benzoate (g) 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

Akuades(ml) 43,45 43,45 43,45 43,45 43,45

Keterangan:

A1: Formula dengan perbandingan karagenan: mucilago amili sebesar 90:10 (3%) A2: Formula dengan perbandingan karagenan: mucilago amili sebesar 70:30 (3%)


(44)

3.2.1 Pembuatan Mucilago Amili 10%

Ditimbang 10 g amilum manihot, dimasukkan ke dalam beaker glassyang sudah dikalibrasi lalu ditambah dengan akuades secukupnya kemudian dipanaskan sambil diaduk hingga membentuk massa yang kental dantransparan. Lalu dicukupkan dengan air panas hingga 100 ml.

3.2.2 Formula Basis Gel konsentrasi 3%

R/ Karagenan 2,1%

Mucilago amili 0,9%

Propilen glikol 10%

Natrium benzoat 0.1%

Akuades ad 100%

Dari hasil organoleptikbasis gel kombinasi karagenan dan mucilago amili dengan konsentrasi 3%, diperoleh formula A2 yang menghasilkan gel yang lebih baik dibandingkan dengan gel pada formula A1,A3,A4 danA5, tetapi dari formula A2 tersebut kekerasan gel masih belum sesuai dengan hasil yang diharapkan, gel yang diperoleh masih mudah hancur sehingga kurang menarik dan tidak memenuhi persyaratan kekerasan gel pengharum ruangan. Untuk itu kombinasi karagenan dan mucilago amili ditingkatkan menjadi 5%. Formula orientasi basis gel pengharum ruangan dapat dilihat pada Tabel 3.2.

3.2.3 Formula Basis Gel konsentrasi 5%

R/ Karagenan 3,5%

Mucilago amili 1,5%


(45)

kombinasi karagenan dan mucilago amili sebesar 5%

Komposisi Formula Basis Gel

B1 B2 B3 B4 B5

Karagenan (g) 2,25 1,75 1,25 0,75 0,25

Mucilago amili (g) 0,25 0,75 1,25 1,75 2,25

Propilen glikol (g) 5 5 5 5 5

Natrium benzoate (g) 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

Akuades (ml) 42,45 42,45 42,45 42,45 42,45

Keterangan:

B1: Formula dengan perbandingan karagenan: mucilago amili sebesar 90:10 (5%) B2: Formula dengan perbandingan karagenan: mucilago amili sebesar 70:30 (5%) B3: Formula dengan perbandingan karagenan: mucilago amili sebesar 50:50 (5%) B4: Formula dengan perbandingan karagenan: mucilago amili sebesar 30:70 (5%) B5: Formula dengan perbandingan karagenan: mucilago amili sebesar 10:90 (5%) 3.2.4 Pembuatan basis gel pengharum ruangan

Cara pembuatannya adalah sebagai berikut:

Bahan-bahan yang diperlukan ditimbang. Akuades dipanaskan dalam

beaker glass hingga 75 . Masukkan karagenan aduk hingga larut lalu masukkan mucilago amili dan aduk kembali. Setelah itu masukkan natrium benzoat sedikit demi sedikit kemudian diaduk hingga homogen. Diangkat beaker glass dari penangas lalu diaduk hingga suhunya turun mencapai 65 . Setelah itu ditambahkan propilen glikol dan diaduk hingga homogen. Tuang ke dalam cetakan gel lalu dibiarkan dalam suhu ruang hingga membentuk gel.

3.3 Pembuatan Gel Pengharum Ruangan

Dari hasil uji organoleptik formulasi basis gel diperoleh basis gel terbaik berdasarkan teksturnya yaitu B2 yang merupakan formula basis gel hasil


(46)

tidak berair seperti basis gel dengan perbandingan pada formula B1, B3, B4, dan B5.

Setelah didapatkan basis gel terbaik maka tahap selanjutnya adalah mencari konsentrasi minimal dari minyak mawar (Oleum rosae) yang dapat digunakan dalam pembuatan gel pengharum ruangan. Dilakukan orientasi pembuatan gel pengharum ruangan dengan menggunakan basis gel pada formulaB2 dengan konsentrasi minyak mawar sebesar 1%, 2% dan 3%. Menurut Nurfitrah (2013), minyak nilam digunakan sebagai fiksatif atau pengikat wangi agar wangi dari minyak mawar tidak cepat habis pada gel pengharum ruangan. Dalam pembuatan gel pengarum ruangan yang dilakukan oleh Nurfitrah konsentrasi minyak nilam yang digunakan adalah 1%. Gel yang dibuat sebanyak 50 gram. Formula orientasi gel pengharum ruangan dengan menggunakan minyak mawar (Oleum rosae) dapat dilihat pada sub bab 3.3.1 berikut ini.

3.3.1 Formula

R/ Karagenan 3,5%

Mucilago amili 1,5% Minyak mawar 1-3% Minyak nilam 1% Propilen glikol 10% Natrium benzoat 0,1%

Akuades ad 100%


(47)

konsentrasiminyak mawar (Oleum rosae)

Komposisi Formula Orientasi Minyak Mawar

C1 C2 C3

Karagenan (g) 1,75 1,75 1,75

Mucilago amili (g) 0,75 0,75 0,75

Minyak mawar (g) 0,5 1 1,5

Minyak nilam (g) 0,5 0,5 0,5

Propilen glikol (g) 5 5 5

Natrium benzoate (g) 0,05 0,05 0,05

Akuades (ml) 41,45 40,95 40,45

Keterangan:

F1: Formula dengan konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) 1% F2: Formula dengan konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) 2% F3: Formula dengan konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) 3%

Dari hasil orientasi pembuatan gel pengharum ruangan yang dilakukan dengan berbagai konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae), didapatkan hasil bahwa konsentrasi minimal minyak mawar(Oleum rosae)yang dapat digunakan adalah sebesar 2%. Pada konsentrasi 2%, gel yang dihasilkan sudah memiliki aroma khas minyak mawar (Oleum rosae). Sedangkan pada konsentrasi yang kebih kecil yaitu 1%, gel yang dihasilkan kurang memiliki aroma khas minyak mawar (Oleum rosae) karena terlalu sedikitnya minyak mawar pada gel pengharum ruangan dibandingkan dengan basis gel. Untuk tahap penelitian selanjutnya maka konsentrasi minyak mawar(Oleum rosae) yang digunakan adalah mulai dari 2% dan ditingkatkan lebih lanjut menjadi 4% ,6% ,8% dan 10%. Formula gel pengharum ruangan dengan berbagai konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) dapat dilihat pada Tabel 3.4.


(48)

Tabel 3.4 Formula gel pengharum ruangan dengan berbagai konsentrasi minyakmawar (Oleum rosae)

Komposisi Formula

F1 F2 F3 F4 F5

Karagenan (g) 1,75 1,75 1,75 1,75 1,75

Mucilago amili (g) 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75

Minyak mawar (g) 1 2 3 4 5

Minyak nilam (g) 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

Propilen glikol (g) 5 5 5 5 5

Natrium benzoate (g) 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

Akuades (ml) 40,95 39,95 38,95 37,95 36,95

Keterangan:

F1: Formula dengan konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) 2% F2: Formula dengan konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) 4% F3: Formula dengan konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) 6% F4: Formula dengan konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) 8% F5: Formula dengan konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) 10%

3.3.2 Proses pembuatan gel pengarum ruangan dengan menggunakan minyak mawar (oleum rosae)

Cara pembuatannya adalah sebagai berikut:

Bahan-bahan yang diperlukan ditimbang. Akuades dimasukkan kedalam

beaker glasskemudian dipanaskan di atas penangas air hingga suhu 75 . Kemudian dimasukkan karagenan lalu diaduk hingga larut lalu dimasukkan mucilago amili dan aduk kembali hingga larut. Setelah larut kemudian dimasukkan Natrium benzoat sedikit demi sedikit kemudian diaduk hingga homogen sampai tidak terbentuk gumpalan-gumpalan kecil. Diangkat beaker

glass dari penangas lalu diaduk hingga suhunya turun mencapai 65 . Setelah itu ditambahkan propilen glikol dan diaduk. Kemudian tambahkan minyak mawar dan minyak nilam, aduk hingga homogen. Tuang ke dalam cetakan gel lalu


(49)

3.4.1 Uji Organoleptik

Pengujian organoleptik dengan aspek yang diuji berupa tekstur gel terbaik dari konsentrasi kombinasi karagenan dan mucilago amili sebagai basis gel. Tekstur gel yang diharapkan yaitu gel yang keras tetapi tidak rapuh dan tidak berair.

3.4.2 Uji kesukaan (Hedonic test)

Uji kesukaan (Hedonic test) adalah metode uji yang digunakan untuk mengukur tingkat kesukaan terhadap produk dengan menggunakan lembar penilaian. Jumlah minimal panelis standar dalam satu kali pengujian adalah 6 orang, sedangkan untuk panelis non standar adalah 30 orang (Badan Standar Nasional, 2006).

Uji kesukaan (Hedonic test) dilakukan untuk menentukan konsentasi minyak mawar (Oleum rosae) terbaik pada gel pengharum ruangan. Panelis diminta untuk mengungkapkan kesan pribadinya tentang tingkat kesukaan sediaan gel pengharum ruangan. Skala yang digunakan yaitu 1 (tidak suka), 2 (kurang suka), 3 (cukup suka), 4 (suka), 5 (sangat suka). Panelis memberikan penilaian dengan mengisi kuesioner yang telah diberikan. Contoh kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 9.

3.4.3 Uji penguapan zat cair

Uji penguapan zat cair dilakukan dengan menimbang bobot gel setiap mingguselama empat minggu. Gel pengharum ruangan dengan konsentrasi


(50)

berbeda-beda yaitu di AC kamar pada temperatur 10-15˚C, AC mobil, kipas angin dengan kecepatan normal dan suhu kamar pada kamar panjang kali lebar 3x4selama 1 jam setiap hari.Dari uji ini, diperoleh besar penurunan bobot gel setiap minggunya setelah empat minggu diletakkan pada masing-masing tempat. Penurunan bobot gel pengharum ruangan diperoleh dengan menghitung selisih bobot gel pada saat penimbangan (M

n) dengan bobot gelawal (M0). Besar selisih bobot merupakan jumlah zat cair yang menguap. Menurut Nurfitrah (2013), persen penguapan zat cair dihitung dengan rumus

Persen penurunan bobot setiap minggunya dibuat dalam bentuk grafimetri. Persen bobot gel sisa dihitung dengan rumus berikut :

3.4.4 Uji kesukaan kekuatan wangi

Uji kesukaan kekuatan wangi gel pengharum ruangan dilakukan untuk mengetahui pengaruh tempat peletakkan terhadap kekuatan wangi minyak mawar (Oleum rosae) pada gel pengharum ruangan. Gel pengharum ruangan diletakkan pada empat tempat yang berbeda yaitu di AC kamar pada temperatur 10-15˚C, AC mobil, kipas angin dengan kecepatan normal dan suhu kamar pada kamar panjang kali lebar 3x4selama 1 jam setiap hari.. Uji kekuatan wangi dilakukan dengan metode uji kesukaan (Hedonic test). Panelis diminta untuk membandingkan


(51)

mengisi kuesioner yang telah diberikan. Contoh kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 14.


(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Organoleptik

Pengujian organoleptik dengan aspek yang diuji berupa tekstur gel terbaik dari konsentrasi kombinasi karagenan dan mucilago amili sebagai basis gel. Tekstur gel yang diharapkan yaitu gel yang keras tetapi tidak rapuh dan tidak berair.

Dari hasil uji organoleptik formulasi basis gel diperoleh basis gel terbaik berdasarkan teksturnya yaitu B2 yang merupakan formula basis gel hasil kombinasi karagenan dan mucilago amili dengan konsentrasi 5% dalam perbandingan 70:30 (karagenan 3,5% : mucilago amili 1,5%). Tekstur gel yang dihasilkan seperti yang diharapkan yaitu gel yang keras tetapi tidak rapuh dan tidak berair seperti basis gel dengan perbandingan yang lain.

4.2 Uji Kesukaan (Hedonic Test)

Uji kesukaan dilakukan pada konsentrasi minyak mawar (Oleumrosae) 2, 4, 6, 8 dan 10%. Panelis diminta untuk mengungkapkan kesan pribadinya tentang tingkat kesukaan sediaan gel pengharum ruangan. Skala yang digunakan yaitu 1 (tidak suka), 2 (kurang suka), 3 (cukup suka), 4 (suka), 5 (sangat suka). Data yang diperoleh dari kuesioner ditabulasi dan ditentukan nilai kesukaannya untuk setiap sediaan dengan mencari hasil rerata pada setiap panelis pada tingkat kepercayaan


(53)

Panelis

Formula

F1 F2 F3 F4 F5

1 1 2 4 5 3

2 2 1 3 4 5

3 1 3 2 5 4

4 1 2 4 5 3

5 1 3 2 5 4

6 1 2 4 5 3

7 3 1 2 4 5

8 3 1 4 5 2

9 1 2 5 4 3

10 1 4 5 3 2

11 1 2 5 4 3

12 1 2 5 4 3

13 1 3 4 5 2

14 1 4 2 5 3

15 1 2 3 4 5

16 2 3 5 4 1

17 1 3 2 5 4

18 1 3 2 5 4

19 1 3 2 4 5

20 1 2 3 5 4

21 1 2 3 4 5

22 1 3 2 5 4

23 1 3 4 5 2

24 1 2 3 4 5

25 2 1 3 4 5

26 1 2 3 5 4

27 1 4 3 5 2

28 1 2 5 4 3

29 2 3 1 4 5

30 2 1 3 5 4

Keterangan:

F1: Formula dengan konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) 2% F2: Formula dengan konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) 4% F3: Formula dengan konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) 6% F4: Formula dengan konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) 8% F5: Formula dengan konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) 10%


(54)

Dari hasil perhitungan didapatkan interval nilai kesukaan untuk setiap formula yaitu:

i. F1 memiliki interval nilai kesukaan 1,09–1,51. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 1,09 dan dibulatkan menjadi 1 (tidak suka).

ii. F2 memiliki interval nilai kesukaan 2,05–2,67. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 2,05 dan dibulatkan menjadi 2 (kurang suka).

iii. F3 memiliki interval nilai kesukaan 2,86–3,68. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 2,86 dan dibulatkan menjadi 3 (cukup suka).

iv. F4 memiliki interval nilai kesukaan 4,30–4,70. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 4,30 dan dibulatkan menjadi 4 (suka). v. F5 memiliki interval nilai kesukaan 3,15 – 3,97. Untuk penulisan nilai

akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,15 dan dibulatkan menjadi 3 (cukup suka).

Dari hasil uji kesukaan (Hedonic test) diketahui bahwa gel pengharum ruangan yang disukai panelis adalah gel F4 (formula dengan konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) 8%). Gel pengharum ruangan yang cukup disukai adalah gel F3 dan F5 (formula dengan konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) 6 dan 10%). Gel pengharum ruangan yang kurang disukai adalah gel F2 (formula dengan konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) 4%). Sedangkan gel pengharum


(55)

sehingga tidak disukai oleh panelis. Untuk pengujian selanjutnya hanya digunakan gel pengharum ruangan terbaik berdasarkan uji kesukaan (Hedonic test) yaitu gel F4 (formula dengan konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) 8%).

4.3 Uji Penguapan Zat Cair

Total penguapan zat cair diketahui dengan menimbang bobot gel pengharum ruangan dan menghitung penurunan bobot tersebut selama empat minggu setelah diletakkan pada empat tempat yang berbeda-beda yaitu di AC kamar pada temperatur 10-15˚C, AC mobil, kipas angin dengan kecepatan normal dan suhu kamar pada kamar panjang kali lebar 3x4selama 1 jam setiap hari.. Berat produk yang hilang merupakanminyak atsiri dan air yang menguap dari gel. Oleh karena itu, besar susut bobot berbanding terbalik dengan ketahanan gel. Semakin kecil bobot yang hilang atau semakin besar bobot yang tersisa berarti semakin sedikit minyak atsiri dan air yang telah menguap, artinya semakin besar ketahanan wangi gel tersebut. Penurunan bobot gel pengharum ruangan dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Persentase penguapan zat cair berdasarkan tempat peletakkan dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.2 Penurunan bobot gel pengharum ruangan

Minggu Bobot (gram)

AC kamar AC mobil Kipas angin Suhu kamar

0 48,815 48,42 48,272 47,42

I 46,127 46,219 45,021 46,031


(56)

Tabel 4.3 Persentase penguapan zat cair berdasarkan tempat peletakkan Minggu Persentase penguapan zat cair

AC kamar AC mobil Kipas angin Suhu kamar

I 6,33% 5,18% 7,66% 3,27%

II 11,41% 9,08% 16,81% 6,00%

III 18,82% 15,14% 22,41% 9,17%

IV 25,64% 18,61% 31,37% 12,36%

Dari Tabel 4.3 dapat disajikan grafik seperti Gambar 4.1 di bawah ini.

Gambar 4.1 Grafik persentase penguapan zat cair berdasarkan tempat peletakkan Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tempat peletakkan mempengaruhi jumlah penguapan zat cair dari gel pengharum ruangan. Pada setiap minggu pengujian diperoleh hasil bahwa penguapan zat cair paling rendah terdapat pada gel pengharum ruangan yang diletakkan di suhu kamar dengan total persentase penguapan zat cair sampai minggu ke empat sebesar 12,36%, diikuti pada AC mobil dengan total persentase penguapan zat cair sampai minggu ke empat sebesar 18,61%, lalu pada AC kamar dengan total persentase penguapan zat cair sampai minggu ke empat sebesar 25,64% dan total persentase penguapan zat cair

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00

1 2 3 4

P erse n pe ng ua pa n (% ) Waktu (minggu) AC kamar AC mobil Kipas angin Suhu kamar


(57)

berarti ketahanan wanginya semakin berkurang. Dari berbagai tempat peletakkan gel, gel yang diletakkan pada kipas angin memiliki persantase penguapan zat cair yang terbesar dibandingkan gel yang diletakkan di tempat lain. Hal ini disebabkan karena kontak gel dengan udara yang dihasilkan dari kipas angin sangat kuat dan signifikan sehingga ketahanan wangi gel yang diletakkan di kipas angin lebih kecil dibandingkan gel yang diletakkan di tempat lain. Sedangkan gel yang diletakkan pada suhu kamar memiliki persentase penguapan zat cair yang paling kecil. Hal ini disebabkan karena kontak gel dengan udara pada suhu kamar tidak signifikan sehingga ketahanan wangi gel yang diletakkan pada suhu kamar lebih besar dibandingkan gel yang diletakkan di tempat lain. Persentase bobot gel sisa berdasarkan tempat peletakkan dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Persentase bobot gel sisa berdasarkan tempat peletakkan

Minggu Persentase bobot gel sisa

AC kamar AC mobil Kipas angin Suhu kamar

I 94,49% 95,45% 93,27% 97,07%

II 90,08% 92,04% 85,22% 94,63%

III 83,63% 86,73% 80,29% 91,79%

IV 77,71% 83,69% 72,41% 88,94%

Gel memiliki berat awal yang berbeda-beda, maka untuk melihat perubahannya setiap minggu, dilakukan perhitungan penurunan bobot gel, yakni dengan menghitung nilai persentase berat tersisa terhadap berat awal produk. Produk gel pengharum ruangan yang memiliki nilai persentase berat tersisa terhadap berat awal lebih tinggi berarti memiliki penguapan yang lebih kecil,


(58)

Gambar 4.2 Grafik persentase bobot gel sisa berdasarkan tempat peletakkan Dari grafik terlihat bahwa setiap sampel mengalami penurunan bobot setiap minggunya. Ada dua kondisi penurunan bobot gel pengharum ruangan selama penyimpanan yaitu menurun lebih cepat dari minggu sebelumnya (mengalami percepatan penurunan) dan stabil. Pada penelitian ini, penurunan bobot gel yang terjadi adalah penurunan bobot gel yang menurun lebih cepat dari gel yang lain tetapi penurunan bobotnya stabil. Dari berbagai tempat peletakkan gel, gel yang diletakkan pada suhu kamar memiliki persentase bobot gel sisa yang terbesar dibandingkan gel yang diletakkan ditempat lain. Hal ini disebabkan karena jumlah zat cair yang menguap lebih sedikit dibandingkan gel yang diletakkan di tempat lain sehingga ketahanan wangi gel yang diletakkan di suhu kamar lebih tinggi dibandingkan gel yang diletakkan di tempat lain. Sedangkan gel yang diletakkan pada kipas angin memiliki persentase bobot gel sisa yang paling kecil. Hal ini

0 20 40 60 80 100 120

1 2 3 4

P erse ntase bobot g el sis a ( % ) Waktu (minggu) AC kamar AC mobil Kipas angin Suhu kamar


(59)

Uji kesukaan kekuatan wangi gel pengharum ruangan dilakukan untuk mengetahui pengaruh tempat peletakkan terhadap kekuatan wangi minyak mawar (Oleum rosae) pada gel pengharum ruangan. Gel pengharum ruangan diletakkan pada empat tempat yang berbeda yaitu di AC kamar pada temperatur 10-15˚C, AC mobil, kipas angin dengan kecepatan normal dan suhu kamar pada kamar panjang kali lebar 3x4selama 1 jam setiap hari.Uji kekuatan wangi dilakukan dengan metode uji kesukaan (Hedonic test). Panelis diminta untuk membandingkan tingkat kekuatan wangi minyak mawar (Oleum rosae) pada gel pengharum ruangan berdasarkan tempat pengujian yang digunakan setiap minggunya selama empat minggu.

Dari hasil perhitungan didapatkan interval nilai kesukaan kekuatan wangi gel pengharum ruangan pada minggu I yang paling disukai adalah pada pengharum ruangan yang diletakkan pada suhu kamar, dengan nilai akhirkesukaan kekuatan wangi diambil nilai terkecil yaitu 4,79 dan dibulatkan menjadi 5 (sangat wangi) dan interval nilai kesukaan kekuatan wangi yang palingtidak disukai adalah pada pengharum ruangan yang diletakkan padakipas angin, dengan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi diambil nilai terkecil yaitu 1,81 dan dibulatkan menjadi 2 (kurang wangi).


(60)

Tabel 4.5 Data nilai uji kesukaan kekuatan wangi pada minggu I

Panelis Tempat peletakkan

AC kamar AC mobil Kipas angin Suhu kamar

1 3 4 2 5

2 3 4 2 5

3 3 4 2 5

4 3 4 2 5

5 4 3 2 5

6 3 4 2 5

7 3 5 2 4

8 3 4 2 5

9 3 4 2 5

10 3 4 2 5

11 2 4 3 5

12 4 3 2 5

13 4 3 2 5

14 3 4 2 5

15 3 4 2 5

16 3 4 2 5

17 3 5 2 4

18 2 4 3 5

19 3 4 2 5

20 3 4 2 5

21 3 4 2 5

22 3 4 2 5

23 3 4 2 5

24 3 4 2 5

25 4 3 2 5

26 3 5 2 4

27 3 4 2 5

28 3 4 2 5

29 3 4 2 5

30 3 4 2 5


(61)

berdasarkan tempat peletakkan pada minggu I yaitu:

i. AC kamar memiliki interval nilai kesukaan 2,80-3,34. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi diambil nilai terkecil yaitu 2,80 dan dibulatkan menjadi 3 (cukup wangi).

ii. AC mobil memiliki interval nilai kesukaan 3,78-4,15. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi diambil nilai terkecil yaitu 3,78 dan dibulatkan menjadi 4 (wangi).

iii. Kipas angin memiliki interval nilai kesukaan 1,81-2,32. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi diambil nilai terkecil yaitu 1,81 dan dibulatkan menjadi 2 (kurang wangi).

iv. Suhu kamar memiliki interval nilai kesukaan 4,79-5,01. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi diambil nilai terkecil yaitu 4,79 dan dibulatkan menjadi 5 (sangat wangi).

Dari hasil perhitungan nilai kesukaan didapatkan interval nilai kesukaan kekuatan wangi gel pengharum ruangan pada minggu II yang paling disukai oleh panelis adalah pada pengharum ruangan yang diletakkan pada suhu kamar, dengan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi gel pengharum ruangan diambil nilai terkecil yaitu 4,75dan dibulatkan menjadi 5 (sangat wangi) dan interval nilai kesukaan kekuatan wangi gel pengharum ruangan yang paling tidak disukai adalah pada pengharum ruangan yang diletakkan pada kipas angin, dengan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi gel pengharum ruangan diambil nilai terkecil yaitu 1,97


(62)

Tabel 4.6 Data nilai uji kesukaan kekuatan wangi pada minggu II

Panelis Tempat peletakkan

AC kamar AC mobil Kipas angin Suhu kamar

1 3 4 2 5

2 3 4 2 5

3 3 4 2 5

4 3 5 2 4

5 3 4 2 5

6 3 4 2 5

7 3 5 2 4

8 3 4 2 5

9 3 4 2 5

10 3 5 2 4

11 2 4 3 5

12 4 3 2 5

13 4 3 2 5

14 3 4 2 5

15 3 4 2 5

16 3 4 2 5

17 3 4 2 5

18 3 4 2 5

19 3 4 2 5

20 3 4 2 5

21 3 4 2 5

22 3 4 2 5

23 3 4 2 5

24 3 4 2 5

25 3 5 2 4

26 3 4 2 5

27 3 4 2 5

28 3 4 2 5

29 3 4 2 5

30 3 4 2 5


(63)

berdasarkan tempat peletakkan pada minggu II yaitu:

i. AC kamar memiliki interval nilai kesukaan 2,92-3,14. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi diambil nilai terkecil yaitu 2,92 dan dibulatkan menjadi 3 (cukup wangi).

ii. AC mobil memiliki interval nilai kesukaan 3,91-4,23. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi diambil nilai terkecil yaitu 3,91 dan dibulatkan menjadi 4 (wangi).

iii. Kipas angin memiliki interval nilai kesukaan 1,97-2,09. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi diambil nilai terkecil yaitu 1,97 dan dibulatkan menjadi 2 (kurang wangi).

iv. Suhu kamar memiliki interval nilai kesukaan 4,75-4,99. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi diambil nilai terkecil yaitu 4,75 dan dibulatkan menjadi 5 (sangat wangi).

Dari hasil perhitungan nilai kesukaan didapatkan interval nilai kesukaan kekuatan wangi gel pengharum ruangan pada minggu III yang paling disukai oleh panelis adalah pada pengharum ruangan yang diletakkan pada suhu kamar, dengan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi gel pengharum ruangan diambil nilai terkecil yaitu 4,7 dan dibulatkan menjadi 5 (sangat wangi) dan interval nilai kesukaan kekuatan wangi gel pengharum ruangan yang paling tidak disukai adalah pada pengharum ruangan yang diletakkan pada kipas angin, dengan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi gel pengharum ruangan diambil nilai terkecil yaitu 2


(64)

Tabel 4.7 Data nilai uji kesukaan kekuatan wangi pada minggu III

Panelis Tempat peletakkan

AC kamar AC mobil Kipas angin Suhu kamar

1 3 4 2 5

2 3 4 2 5

3 3 5 2 4

4 3 5 2 4

5 3 4 2 5

6 3 4 2 5

7 3 5 2 4

8 4 3 2 5

9 3 4 2 5

10 3 5 2 4

11 3 4 2 5

12 4 3 2 5

13 3 4 2 5

14 3 4 2 5

15 3 4 2 5

16 3 4 2 5

17 3 4 2 5

18 3 4 2 5

19 3 4 2 5

20 3 4 2 5

21 3 4 2 5

22 3 4 2 5

23 3 4 2 5

24 3 4 2 5

25 3 4 2 5

26 3 4 2 5

27 3 4 2 5

28 3 4 2 5

29 3 4 2 5

30 3 5 2 4


(65)

berdasarkan tempat peletakkan pada minggu III yaitu:

i. AC kamar memiliki interval nilai kesukaan 2,98-3,16. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi diambil nilai terkecil yaitu 2,98 dan dibulatkan menjadi 3 (cukup wangi).

ii. AC mobil memiliki interval nilai kesukaan 3,93-4,27. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi diambil nilai terkecil yaitu 3,93 dan dibulatkan menjadi 4 (wangi).

iii. Kipas angin memiliki interval nilai kesukaan 2. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi diambil nilai terkecil yaitu 2 dan dibulatkan menjadi 2 (kurang wangi).

iv. Suhu kamar memiliki interval nilai kesukaan 4,7-4,96. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi diambil nilai terkecil yaitu 4,7 dan dibulatkan menjadi 5 (sangat wangi).

Dari hasil perhitungan nilai kesukaan didapatkan interval nilai kesukaan kekuatan wangi gel pengharum ruangan pada minggu IV yang paling disukai oleh panelis adalah pada pengharum ruangan yang diletakkan pada suhu kamar, dengan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi gel pengharum ruangan diambil nilai terkecil yaitu 4,29 dan dibulatkan menjadi 4 (sangat wangi) dan interval nilai kesukaan kekuatan wangi gel pengharum ruangan yang paling tidak disukai adalah pada pengharum ruangan yang diletakkan pada kipas angin, dengan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi gel pengharum ruangan diambil nilai terkecil yaitu


(66)

Tabel 4.8 Data nilai uji kesukaan kekuatan wangi pada minggu IV Panelis

Tempat peletakkan

AC kamar AC mobil Kipas angin Suhu kamar

1 2 3 1 4

2 3 4 2 5

3 3 4 2 5

4 2 3 1 4

5 3 4 2 5

6 3 4 1 5

7 3 5 2 4

8 2 4 1 5

9 3 4 2 5

10 2 3 1 4

11 2 3 1 4

12 2 3 1 4

13 3 2 1 4

14 3 4 2 5

15 2 3 1 4

16 3 4 2 5

17 2 3 1 4

18 2 3 1 4

19 2 4 1 5

20 3 2 1 4

21 3 4 2 5

22 3 4 2 5

23 2 3 1 4

24 2 3 1 4

25 3 4 1 5

26 3 4 2 5

27 2 3 1 4

28 2 3 1 4

29 3 4 2 5

30 2 3 1 4


(67)

berdasarkan tempat peletakkan pada minggu IV yaitu:

i. AC kamar memiliki interval nilai kesukaan 2,32-2,68. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi diambil nilai terkecil yaitu 2,32 dan dibulatkan menjadi 2 (kurang wangi).

ii. AC mobil memiliki interval nilai kesukaan 3,23-3,71. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi diambil nilai terkecil yaitu 3,23 dan dibulatkan menjadi 3 (cukup wangi).

iii. Kipas angin memiliki interval nilai kesukaan 1,2-1,54. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi diambil nilai terkecil yaitu 1,2 dan dibulatkan menjadi 1 (tidak wangi).

iv. Suhu kamar memiliki interval nilai kesukaan 4,29-4,65. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan kekuatan wangi diambil nilai terkecil yaitu 4,29 dan dibulatkan menjadi 4 (wangi).

Dari hasil perhitungan menunjukkan interval kesukaan kekuatan wangi berdasarkan tempat peletakkan selama 4 minggu didapatkan pada suhu kamar memiliki nilai kesukaan wangi tertinggi dan dilanjutkan oleh AC mobil, AC kamar, dan kipas angin dengan nilai kesukaan terendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan gel pengharum ruangan ini tergantung pada tempat peletakkan yang dipengaruhi oleh suhu dan udara pada masing-masing tempat.


(68)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Kombinasi karagenan dan mucilago amili dengan konsentrasi 5% (karagenan 3,5% : mucilago amili 1,5%) dapat digunakan sebagai bahan dasar gel

pengharum ruangan.

b. Tempat peletakkan mempengaruhi kekuatan wangi minyak mawar (oleum

rosae) dengan konsentrasi 8%.

5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk membuat pengharum ruangan dengan bentuk sediaan berbeda yaitu cair, padat atau spray.


(69)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Gel Pengharum Ruangan

Berdasarkan studi United State Environmental Protection Agency (US EPA) tentang peluang manusia terpapar polusi malah mengindikasikan bahwa derajat polusi dalam ruang bisa dua sampai lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan polusi luar ruang. Lembaga EPA tersebut juga menempatkan polusi udara dalam ruang sebagai satu dari lima besar polusi yang berisiko mengancam kesehatan masyarakat modern. Terdapat begitu banyak sumber polusi dalam ruangan, termasuk bahan pembakaran, seperti oli, gas, batu bara, kayu, serta rokok; bahan bangunan dan perabotan, asbes karpet yang basah atau lembab, furniture atau kabinet yang terbuat dari kayu, berbagai produk pembersih dan perawatan, sistem pemanasan atau pendingin. Ditambah lagi dirumah kerap kali kita mencium bau pewangi, tak jarang pula baunya begitu menusuk hidung hingga membuat kepala menjadi pusing. Tak terkecuali pula pembersih dan pewangi telepon, ada juga pewangi kamar mandi, pewangi lemari, pewangi mobil, pewangi pakaian. Pewangi-pewangi tersebut ternyata penyumbang polusi dalam ruang yang bersifat kimiawi (Utomo, 2005).

Di pasaran ada berbagai jenis pewangi. Ada yang padat (biasanya pewangi yang diperuntukkan untuk toilet dan lemari), ada yang cair, gel, dan ada juga yang semprot. Sementara penggunaannya ada yang diletakkan begitu saja, ditempatkan


(70)

umumnya memiliki kestabilan aroma (wangi) relatif singkat (sekitar 3-5 jam). Itulah mengapa pewangi berbahan dasar air relatif lebih aman bagi kesehatan dibandingkan pewangi berbahan dasar minyak. Pewangi berbahan dasar minyak lebih tahan lama sehingga harga jualnya bisa lebih mahal. Pewangi jenis ini biasanya menggunakan beberapa bahan pelarut atau cairan pembawa, diantaranya

isoparafin, diethyl phthalate atau campurannya. Sementara jenis pewangi yang

disemprotkan umumnya mengandung isobutene, n-butane, propane dan campurannya. Untuk bentuk gel disertai kandungan bahan gum. Adapun zat aktif aroma bentuk ini umumnya berupa campuran zat pewangi, seperti limonene,

benzyl asetat, linalool, sitronellol, ocimene, dan sebagainya (Viktor, 2008).

Pengharum ruangan dalam bentuk sedian gel dalam penggunaannya lebih praktis dan mudah dibandingkan dengan pengharum ruangan dalam bentuk cair karena harus disemprot ke ruangan terlebih dahulu. Selain itu, pengharum ruangan dalam bentuk sediaan gel ini lebih mudah dalam hal penyimpanan dan pengemasannya (Rahmaisni, 2011).

Parfum adalah campuran dari zat pewangi yang dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Zat pewangi tersebut dapat berasal dari minyak atsiri atau dibuat secara sintetis. Parfum memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dapat memberikan kesenangan hidup, mempengaruhi kejiwaan dan syaraf serta mewangikan bahan yang tidak berbau wangi. Disamping itu parfum berfungsi sebagai obat-obatan, misalnya sebagai obat penenang dan sebagai bahan penolong dalam industri (Ketaren, 1985).


(71)

Bahkan pada produk-produk yang tidak harus menggunakan pewangi seperti

tissue. Hampir semua orang menyukai produk yang memiliki bau wangi karena

terkesan bersih, segar, dan menyenangkan jika menghirupnya. Namun dibalik keuntungannya pada pewangi terdapat bahan kimia yang menjadi dasar pembuatan wewangian yang bisa meracuni tubuh (Iswara, dkk., 2014).

Zat pengikat adalah suatu zat alami atau sintesis yang digunakan untuk mengurangi tingkat penguapan dan meningkatkan stabilitas ketika ditambahkan ke komponen volatil, dengan tujuan memungkinkan produk akhir untuk bertahan lebih lama dengan menjaga aroma aslinya. Senyawa yang menjadi pengikat parfum diantaranya 1,2-butanediol, 3-etoksi-1-propanol, limonene, dipropilen glikol, 2-(2-hidroksipropoksi)-1-propanol, 3,3-oksibis-2-butanol. Selain itu dari data material safety data sheet (MSDS) juga menyebutkan bahwa dari masing-masing senyawa tersebut dapat memberikan efek negatif meskipun tidak terlalu berbahaya (Iswara, dkk., 2014).

2.2 Karagenan

Karagenan merupakan senyawa yang termasuk kelompok polisakarida hasil ekstraksi dari rumput laut. Sebagian besar karagenan mengandung natrium, magnesium, dan kalsium yang dapat terikat pada gugus ester sulfat dari galaktosa dan kopolimer 3,6-anhydro-galaktosa. Karagenan banyak digunakan pada sediaan makanan, farmasi, serta kosmetik sebagai bahan pembuat gel dan pengental atau


(72)

menstabilkan material sebagai fungsi utamanya. Polisakarida tersebut digunakan dalam industri pangan karena fungsi karakteristiknya yang dapat mengendalikan kandungan air dalam bahan pangan utamanya, mengendalikan tekstur, dan menstabilkan makanan (Rosmawaty, dkk., 2013).

Karagenan adalah campuran yang kompleks dari beberapa polisakarida. Ada 3 jenis karagenan, yaitu lambda, kappa daniota. Pada Industri, karaginan dipakai sebagai stabilisator, pengental, pembentuk gel, pengemulsi, pengikat dan pencegah kristalisasi dalam industri makanan ataupun minuman, farmasi, kosmetik dan lain-lain. Sebagian besar karagenan mengandung natrium, magnesium, dan kalsium yang dapat terikat pada gugus ester sulfat dari galaktosa dan kopolimer 3,6-anhydro-galaktosa. Rumput laut diketahui kaya akan essential seperti enzim, asam nukleat, asam amino, mineral, trace elements, dan vitamin A, B, C, D, E dan K. Rumput laut (sea weeds) atau yang biasa jugadisebut ganggang (algae) merupakan tumbuhanberklorofil dimana seluruh bagian tanaman dapatmenyerupai akar, batang, daun, atau buah semuanya disebut talus. Keadaan basa sangat diperlukan dalam prosesekstraksi rumput laut menjadi karaginan untukmeningkatkan daya larut karaginan dalam air danmencegah terjadinya reaksi hidrolisis ikatan glikosidikpada molekul karaginan yang menyebabkan karaginankehilangan sifat-sifat fisiknya, seperti kelarutannyadalam air. Dan keadaan basa yang diijinkan dalamproses ekstraksi adalah pH 8 – 10 (Hudha, dkk., 2012).


(73)

dinilai dari dua kunci utama, yakni kemampuannya untuk membentuk gel yang kuat dengan garam tertentu atau jenis gum lain dan kemampuannya berinteraksi dengan protein tertentu. Penggunaan karagenan dalam pembuatan pengharum ruangan berbentuk gel umumnya menggunakan konsentrasi antara 1-3%. Saat ini, pemanfaatan karagenan tidak hanya terbatas pada industri makanan saja, tetapi juga pada industri-industri lain seperti farmasi, kosmetika, bioteknologi, tekstil, dan lain sebagainya. Pada industri farmasi, karagenan digunakan sebagai bahan pengental (suspensi), emulsi, dan stabilizer pada proses pembuatan pasta gigi, obat-obatan, minyak mineral, dan lain-lain. Selain itu, karagenan juga digunakan dalam industri tekstil, cat, dan keramik. Industri pasta gigi merupakan industri terbesar di Indonesia yang menggunakan karagenan. Hal ini dikarenakan kemampuan karagenan sebagai pengental dalam pasta gigi untuk mengikat air secara efektif dan membentuk gel yang lunak. Dalam industri kosmetik karagenan dapat digunakan pada gel, cream, lotion, hair care, skin and body product. Gel karagenan meningkatkan kestabilan emulsi dengan menjaga droplet minyak dan mencegah pemisahan bahan yang tidak larut (Rahmaisni, 2011).

Gel dapat dibuat dari bahan dasar yang berasal dari Indonesia dan alami, seperti karagenan, kitosan, gelatin, gum, dan pektin. Kappa karagenan merupakan salah satu bahan yang paling umum digunakan untuk pembuatan gel, berasal dari

Eucheuma cottonii atau yang sering dikenal dengan nama Kappahycus alvarezii.


(74)

2.3 Amilum Manihot

Amilum adalah polimer D-glukosa dan ditemukan sebagai karbohidrat simpanan dalam tumbuhan. Amilum terdapat sebagai butiran kecil dengan berbagai ukuran dan bentuk khas untuk setiap tumbuhan. Butir amilum dapat ditunjukkan dengan mikroskop cahaya biasa dan cahaya terpolarisasi. Amilum pada umumnya terdiri dari amilopektin dan amillosa (Alfenjuni dan Gusmayadi, 2012).

Amilum dapat digunakan sebagai bahan pengikat karena mengandung amilosa dan amilopektin. Kandungan amilosa pati singkong 17% bersifat hidrofilik, sedangkan amilopektin umumnya digunakan sebagai bahan pengikat, kandungan amilopektin 83% bersifat lebih lekat dan cenderung membentuk gel apabila disuspensikan dengan air. Amilum manihot atau pati singkong yang diperoleh dari umbi akar Manihot utilisima Pohl. Sangat cocok digunakan sebagai bahan pengikat dengan cara dibuat mucilago biasanya digunakan dalam konsentrasi 5-10% larutan (Falahardhi, dkk., 2010).

2.4 Minyak Mawar (Oleum rosae).

Mawar merupakan salah satu jenis tumbuhan yang dapar dibuat menjadi bahan baku minyak atsiri. Manfaat minyak atsiri mawar dalam industri diantaranya sebagai bahan baku kosmetik, obat dan bahan baku parfum. Minyak atsiri dapat dihasilkan dengan cara mengekstrak bahan baku yang berasal dari tumbuhan. Metode estraksi dengan menggunakan pelarut menguap banyak


(75)

Minyak atsiri ini mengandung zat sitral, sitronelol, geraniol, linalol, nerol, eugenol, feniletilalkohol, farnesol, dan nonilaldehida. Khasiat bunga mawar diantaranya adalah sebagai anti radang, anti kejang, melancarkan aliran empedu, sebagai pengatur haid, mengatasi nyeri haid, mengatasi rambut rontok, stroke, mengobati gigitan serangga berbisa, batuk kering, sebagai aromaterapi dan untuk mengatasi jerawat. Selain itu, mawar dapat digunakan sebagai bahan makanan, minuman ataupun zat aditif bagi makanan olahan, karena kandungan vitamin C-nya yang tidak kalah dengan kandungan vitamin C pada buah jeruk. Sari mawar digunakan untuk pembuatan saus salad, serta penambah rasa dan aroma pada adonan kue, puding serta selai. Aroma satu buket bunga mawar juga dapat meningkatkan suasana hati (Nuraini, 2014).

Bunga mawar memiliki bau harum, indah, variasi warna yang banyak serta menarik. Manfaat bunga mawar secara umum yaitu sebagai tanaman penghias kebun dan taman, penghias ruangan dan teras rumah, biasanya yang mempunyai ukuran pohon tidak terlalu tinggi dan bisa ditanam didalam pot, atau sebagai bunga potong. Selain itu mawar juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku parfum, bahan pembuatan obat, dan bahan tambahan dalam makanan/minuman olahan karena bunga ini mempunyai kandungan vitamin C yang cukup tinggi. Beberapa khasiat mawar antara lain digunakan sebagai anti depresan, antiviral, antibakteri, antiperadangan, antioksidan dan sumber vitamin C. Minyak mawar adalah salah satu minyak atsiri hasil penyulingan dan penguapan daun dan


(76)

senyawa-senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan (Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB dan Gagas Ulung, 2014).

2.5Minyak Nilam

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri terbesar yang cukup penting diperdagangkan di dunia. Saat ini, dipasar dunia terdapat lebih dari 80 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan. Indonesia sendiri memiliki 40 jenis minyak atsiri yang dapat diperdagangkan, namun hanya sekitar 14 jenis diekspor, seperti : minyak nilam, minyak pala, minyak sereh wangi, minyak kenanga, minyak akar wangi, minyak kayu putih, minyak cengkeh, minyak lada, minyak jahe dan lain-lain (Halimah dan Zetra, 2010).

Tanaman nilam merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang dikenal dengan minyak nilam (patchouly oil). Minyak ini banyak dipergunakan dalam industri kosmetik, parfum, sabun, anti septik, dan insektisida. Keunggulan minyak nilam dalam industri parfum yakni bersifat fiksatif yaitu kemampuannya dalam mengikat minyak lainnya sehingga harumnya dapat bertahan lama dan hingga kini belum dapat dibuat secara sintetik (Kadir, 2011).

Minyak nilam merupakan komoditi ekspor, karenanya memiliki prospek yang cukup cerah dan selalu dibutuhkan secara berkesinambungan dalam industri-industri parfum, wewangian, kosmetik, sabun, farmasi, flavouringagent dan lain-lain. Minyak nilam dalam industri digunakan sebagai fiksasi yang belum dapatdigantikan oleh minyak lain sampai dengan saat ini.Minyak nilam terdiri dari


(77)

lebih rendah atau titikuapnya lebih tinggidaripada zat pewangi sehinggakecepatan penguapan zat pewangi dapat dikurangiatau dihambat. Penambahan zat pengikat di dalamparfum dimaksudkan untuk mengikat aroma wangidan mencegah penguapan zat pewangi yang terlalucepat sehingga aroma wangi tidak cepat hilang ataulebih tahan lama (Halimah dan Zetra, 2010).

2.6 Propilen Glikol

Propilen glikol adalah propana-1,2-diol dengan rumus molekul C3H8O2 dan berat molekul 76,10 (Depkes, RI., 1995). Propilen glikol berupa cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, dan higroskopik. Propilen glikol dapat dicampur dengan air, dengan etanol (95%) dan dengan kloroform, larut dalam 6 bagian eter, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah dan dengan minyak lemak (Depkes, RI., 1979).

Propilen glikol dapat berfungsi sebagai pengawet, antimikroba,disinfektan, humektan, solven, stabilizer untuk vitamin, dan kosolven yang dapat bercampur dengan air. Sebagai pelarut atau kosolven, propilen glikol digunakan dalam konsentrasi 10-30% larutan aerosol, 10-25% larutan oral, 10-60% larutan parenteral dan 0-80% larutan topikal. Propilen glikol digunakan secara luas dalam formulasi sediaan farmasi, industri makanan maupun kosmetik, dan dapat dikatakan relatif non toksik. Dalam formulasi atau teknologi farmasi, propilen glikol secara luas digunakan sebagai pelarut, pengekstrak dan pengawet makanan


(78)

Sifat propilen glikol hampir sama dengan gliserin hanya saja propilen glikol lebih mudah melarutkan berbagai jenis zat. Sama seperti gliserin fungsi propilen glikol adalah sebagai humektan, namun fungsi dalam formula krim adalah sebagai pembawa emulsi sehingga emulsi menjadi lebih stabil. Propilen glikol dapat berfungsi sebagai humektan pada sediaan salep digunakan pada konsentrasi 15% (Rowe,et al., 2003).

2.7 Sodium Benzoat

Natrium benzoat berbentuk butiran atau serbuk hablur putih dan mudah larut dalam air (Ditjen, POM., 1979). Sodium benzoat dikenal juga dengan nama natrium benzoat. Fungsi sodium benzoat adalah sebagai bahan pengawet untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme (jamur) yang merugikan. Batas atas penggunaan sodium benzoat yang diijinkan adalah sebesar 0,1% di Amerika Serikat, sedangkan untuk negara-negara lain berkisar antara 0,15-0,25%. Untuk negara-negara Eropa batas benzoat berkisar antara 0,015-0,5%. Sodium benzoat lebih disukai dalam penggunaannya karena 200 kali lebih mudah larut dibandingkan asam benzoat. Sekitar 0,1% umumnya cukup untuk pengawetan pada produk yang telah dipersiapkan untuk diawetkan dan disesuaikan ke pH 4,5 atau dibawahnya. Pasar utama dari sodium benzoat adalah dalam pengawetan soft

drink, minuman sirup fruktosa jagung yang tinggi. Sodium benzoat jarang

digunakan sebagai pengawet dalam acar, saus, dan jus buah. Sodium benzoat juga digunakan dalam pembuatan obat dengan tujuan pemeliharaan (batas atas 1,0%


(79)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengharum ruangan adalah produk-produk konsumen yang mengurangi bau yang tidak menyenangkan di ruangan tertutup. Bentuk pengharum ruangan di pasaran ada beberapa jenis antara lain, padat, cair, semprot, dan gel (Sinurat, 2009). Saat ini, pengharum ruangan berbentuk gel sedang banyak dikembangkan karena memiliki beberapa kelebihan seperti tidak tumpah, lebih lama mengikat wangi, mudah dalam pemakaian, bersifat elastis, dan bisa dikreasikan bentuknya. Bentuk gel membuat pelepasan zat volatile pada parfum semakin lambat (Nurfitrah, 2013).

Karagenan adalah bahan baku pembuat gel yang mempunyai kemampuan membentuk gel yang kuat dengan garam. Karagenan berfungsi melepaskan minyak aroma dalam gel pengharum ruangan secara perlahan (slow releas). Sebagai zat pengikat wangi, digunakan minyak nilam sehingga wangi gel pengharum ruangan dapat bertahan lama (Agustina, dkk., 2013). Minyak nilam diperoleh dari hasil penyulingan daun, batangdan cabang tanaman nilam. Aromanya segar dan khas serta mempunyai daya fiksasi yang kuat, sulit digantikan oleh bahan sintetis (Rahmaisni, 2011).

Bahan pewangi yang digunakan pada pengharum ruangan dibagi menjadi dua jenis yaitu, pewangi sintetik dan pewangi alami. Pewangi sintetik memiliki


(80)

terlalu tajam dapat menimbulkan rasa pusing dan kurang nyaman (Nurfitrah, 2013).

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri terbesar yang cukup penting diperdagangkan di dunia. Saat ini, dipasar dunia terdapat lebih dari 80 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan. Indonesia sendiri memiliki 40 jenis minyak atsiri yang dapat diperdagangkan, namun hanya sekitar 14 jenis diekspor, seperti : minyak nilam, minyak pala, minyak sereh wangi, minyak kenanga, minyak akar wangi, minyak kayu putih, minyak cengkeh, minyak lada, minyak jahe dan lain-lain (Halimah dan Zetra, 2010).

Minyak atsiri memiliki potensi bisnis yang sangat menjanjikan. Setiap tahun, jumlah permintaan minyak atsiri di dunia mengalami kenaikan sekitar 10%. Bahan baku minyak ini diperoleh dari berbagai bagian tanaman seperti daun, bunga, buah, biji, kulit biji, batang, akar, atau rimpang. Salah satu ciri utama minyak atsiri yaitu mudah menguap dan beraroma khas. Karena itu, minyak ini banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan wewangian dan kosmetika (Rusli, 2010).

Bunga mawar memiliki bau harum, indah, variasi warna yang banyak serta menarik. Manfaat bunga mawar secara umum yaitu sebagai tanaman penghias kebun dan taman. Minyak mawar adalah salah satu minyak atsiri hasil penyulingan dan penguapansehingga dapat dibuat menjadi parfum (Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB dan Gagas Ulung, 2014).


(81)

amili dengan pewangi minyak mawar (Oleum rosae). Diharapkan gel pengharum ruangan yang dihasilkan memiliki ketahanan dan kekuatan wangi yang baik.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalahnya adalah:

a. Apakahkombinasi karagenan dan mucilago amili dapat digunakan sebagai bahan dasar gel pengharum ruangan?

b. Apakah ada pengaruh tempat peletakkan terhadap kekuatan wangi minyak mawar (Oleum rosae) pada gel pengharum ruangan?

1.3 Hipotesa

Berdasarkan perumusan masalah di atasmaka dibuat hipotesis analisis yaitu : a. Kombinasi karagenan dan mucilago amili dapat digunakan sebagai bahan

dasar gel pengharum ruangan.

b. Ada pengaruh tempat peletakkan terhadap kekuatan wangiminyak mawar (Oleum rosae) pada gel pengharum ruangan.

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui apakah kombinasi karagenan dan mucilago amili dapat digunakan sebagai bahan dasar gel pengharum ruangan.


(82)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai sumber informasi bahwa karagenan dapat dikombinasi dengan mucilago amili dalam pembuatan gel pengharum ruangan dan mengetahui kekuatan wangi minyak mawar (Oleum rosae) yang terbaik.

1.6 Kerangka Pikir Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter Kombinasi karagenan

dan mucilago amili

Minyak mawar (Oleum rosae)

Gel pengharum ruangan

Uji Kesukaan Kekuatan Wangi Gel Pengharum Ruangan

Uji kesukaan (Hedonic Test) Uji Organoleptik

Uji Penguapan Zat Cair


(83)

KARAGENAN DAN MUCILAGO AMILI DENGAN PEWANGI MINYAK MAWAR (Oleum rosae)

ABSTRAK

LatarBelakang:Pengharumruanganberbentukgelbanyakdikembangkankarename miliki beberapakelebihan seperti tidak tumpah, lebih lamamengikatwangi,mudah dalam pemakaian, bersifatelastis,dan bisa dikreasikanbentuknya.

Tujuan:Untuk mengetahui apakah kombinasi karagenan dan mucilago amili dapat digunakan sebagai bahan dasar gel pengharum ruangan danuntuk mengetahui apakah ada pengaruh tempat peletakkan terhadap kekuatan wangi minyak mawar (Oleum rosae) pada gel pengharum ruangan.

Metode penelitian :Metodologi penelitian yangdilakukan adalah metode eksperimentaluntuk mengetahui konsentrasi kombinasi karagenan dan mucilago amili terbaik sebagai basis geldengan perbandingan B1 (karagenan 4,5% : mucilago amili 0,5%), B2 (karagenan 3,5% : mucilago amili 1,5%), B3 (karagenan 2,5% : mucilago amili 2,5%), B4 (karagenan 1,5% : mucilago amili 3,5%), B5 (karagenan 0,5% : mucilago amili 4,5%)dan untuk menentukan konsentrasi minyak mawar (Oleum rosae) terbaik dengan konsentrasi minyak mawar F1 2%, F2 4%, F3 6%, F4 8% dan F5 10%. Prosedur pengujian meliputi uji organoleptik, uji kesukaan (Hedonic test), uji penguapan zat cair dan uji kesukaan kekuatan wangi gel pengharum ruangan.

Hasil:Dari hasil uji organoleptik diperoleh basis gel terbaik yaitu B2dengan konsentrasi karagenan 3,5% : mucilago amili 1,5%. Hasil uji kesukaan (Hedonic

test) diketahui bahwa gel pengharum ruangan yang disukai panelis adalah gel F4

dengan konsentrasi minyak mawar (oleum rosae) 8%. Total persentase penguapan zat cair paling rendah terdapat pada suhu kamar sebesar 12,36%, dan total persentase penguapan zat cair paling tinggi adalah pada kipas angin sebesar 31,37%. Hasil uji kesukaan kekuatan wangipada suhu kamar memiliki nilai kesukaan wangi tertinggi, dilanjutkan oleh Ac mobil, AC kamar, dan kipas angin dengan nilai kesukaan terendah.

Kesimpulan :Kombinasi karagenan dan muciilago amili dengan konsentrasi 5% (karagenan 3,5% : mucilago amili 1,5%) dapat digunakan sebagai bahan dasar gel pengharum ruangan.Tempat peletakkan mempengaruhi kekuatan wangi minyak mawar (oleum rosae) dengan konsentrasi 8%.


(84)

PREPARATION GEL AIR FRESHNER CARRAGEENAN AND STARCH SUSPENSION WITH ROSE OIL ( Oleum rosae ) FRAGRANCE

ABSTRACT

Background :Gel air freshener are being widely developed because it has several advantages such as not easy to spill, longer to bind the fragrance, practical, and easy to use, elastic, and can made in variety forms.

Purpose: To determine whether the combination of carrageenan and starch suspension can be used as a base material gel air freshener and to determine whether there is an influence on the resistance storage scented of rose oil (Oleum

rosae) gel air freshener

Methods: This research is the experimental method to determine the concentration of a combination of carrageenan and starch suspensionthe best as the basis of the gel with comparisonB1 (carrageenan4.5% : starch suspension0.5%), B2 (carrageenan 3.5% : starch suspension1.5%), B3 (carrageenan2.5% : starch suspension2.5%), B4 (carrageenan1,5% : starch suspension3.5%), B5 (carrageenan0,5% : starch suspension4.5%)and primary research to determine the concentration of rose oil (Oleum rosae) the best with comparison of rose oil F1 2%, F2 4%, F3 6%, F4 8% dan F5 10%.Testing procedures include organoleptic test, hedonictest, the test liquid evaporation and test of strength scented gel air freshener.

Results: The results of test organolepticformulation gel acquaired it is gel best that is B2 by concentration carrageenan 3.5% : starch suspension1.5%. Test result hedonic note that the preferred gel air freshener gel panelist is F4 with concentrations of rose oil (oleum rosae) 8%. Total percentage of evaporation of liquid to lowest contained in the gel air freshener is placed at room temperature at 12.36%, and the total percentage ofevaporation of liquid tohighest are on the fan at 31.37%. A strength test results fragrance based storage at room temperature obtained fondness highest value and subsequently by air conditioned car, air conditioned rooms and a fan with the lowest value.

Conclusion: The conclusion from this study that the combination of carrageenan and mucilago amyliby concentrations 5% (carrageenan 3.5% : starch suspension1.5%) can be used as a base material gel air freshener. A laid affect the strength of the fragrance of rose oil (oleum rosae) with a concentration of 8%.. Keywords:Room Fragrances, Gel, Rose Oil, Carrageenan, Starch Suspension


(85)

MENGGUNAKAN KARAGENAN DAN MUCILAGO AMILI

DENGAN PEWANGI MINYAK MAWAR (Oleum rosae)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi Pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

ZUKHAIRI NAZLA RANGKUTI

NIM 101501120


(86)

PEMBUATAN GEL PENGHARUM RUANGAN

MENGGUNAKAN KARAGENAN DAN MUCILAGO AMILI

DENGAN PEWANGI MINYAK MAWAR (Oleum rosae)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi Pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

ZUKHAIRI NAZLA RANGKUTI

NIM 101501120


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Hipotesa ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

1.6 Kerangka Pikir Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Gel Pengharum Ruangan ... 5

2.2 Karagenan ... 7

2.3 Amilum Manihot ... 10

2.4 Minyak Mawar (Oleum rosae) ... 10


(2)

2.6 Propilen Glikol ... 13

2.7 Sodium Benzoat ... 14

BAB III METODE PENELITIAN... 15

3.1 Alat dan Bahan ... 15

3.1.1 Alat-alat ... 15

3.1.2 Bahan-bahan ... 16

3.2 Pembuatan Basis Gel Pengharum Ruangan ... 16

3.2.1 Pembuatan musilago amili 10% ... 16

3.2.2 Formula basis gel konsentrasi 3% ... 16

3.2.3Formulasi basis gel konsentrasi 5% ... 17

3.2.4Pembuatan basis gel pengharum ruangan ... 18

3.3Pembuatan Gel Pengharum Ruangan ... 18

3.3.1 Formula ... 19

3.3.2Proses pembuatan gel pengharum ruangan dengan menggunakan minyak mawar (oleum rosae) ... 21

3.4 Prosedur Pengujian ... 22

3.4.1 Uji organoleptik ... 22

3.4.2 Uji kesukaan (Hedonic test) ... 22

3.4.3 Uji penguapan zat cair ... 22

3.4.4 Uji kesukaan kekuatan wangi ... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

4.1 Uji Organoleptik ... 25

4.2 Uji Kesukaan (Hedonic Test) ... 25


(3)

4.4 Uji Kesukaan Kekuatan Wangi ... 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

5.1 Kesimpulan ... 41

5.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Formula orientasi basis gel pengharum ruangan dengankonsentrasi kombinasi karagenan dan mucilago amili

sebesar 3% ... 17

3.2. Formula orientasi basis gel pengharum ruangan dengan konsentrasi kombinasi karagenan dan mucilago amili sebesar 5% ... 18

3.3. Formula orientasi gel pengharum ruangan dengan berbagai konsentrasi minyak mawar (oleum rosae) ... 20

3.4. Formula gel pengharum ruangan dengan berbagai konsentrasi minyak mawar (oleum rosae) ... 21

4.1. Data nilai uji kesukaan (hedonic test) ... 26

4.2. Penurunan bobot gel pengharum ruangan ... 28

4.3. Persentase penguapan zat cair berdasarkan tempat peletakkan .... 29

4.4. Persentase bobot gel sisa berdasarkan tempat peletakkan ... 30

4.5. Data nilai uji kesukaan kekuatan wangi minggu I ... 33

4.6. Data nilai uji kesukaan kekuatan wangi minggu II ... 35

4.7. Data nilai uji kesukaan kekuatan wangi minggu III... 37


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1. Grafik persentase penguapan zat cair berdasarkan tempat

peletakkan ... 29 4.2. Grafik persentase bobot gel sisa berdasarkan tempat


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Bagan alir pembuatan gel pengharum ruangan ... 44

2. Gambar karagenan ... 45

3. Gambar mucilago amili ... 45

4. Gambar minyak mawar (oleum rosae) ... 46

5. Gambar minyak nilam (patchouli oil) ... 46

6. Gambar basis gel terbaik dengan konsentrasi karagenan dan mucilago amili sebesar 5% dalam perbandingan 70:30 ... 47

7. Gambar sediaan gel pengharum ruangan terbaik pada F4 (formula dengan konsentrasi minyak mawar (oleum rosae) 8%) ... 47

8. Gambar wadah gel pengharum ruangan ... 48

9. Contoh lembar penilaian uji kesukaan (hedonic test) ... 49

10. Rumus perhitungan uji kesukaan (hedonic test) ... 50

11. Perhitungan uji kesukaan (hedonic test) ... 51

12. Perhitungan persen penguapan zat cair ... 56

13. Perhitungan persen penurunan bobot ... 62

14. Contoh lembar penilaian uji kesukaan kekuatan wangi ... 66