Tingkat Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Reguler dalam Menjaga IDWG Normal di RSUP H. Adam Malik Medan September-Oktober 2014

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit ginjal kronik adalah kondisi jangka panjang ketika ginjal tidak
dapat berfungsi dengan normal dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal.
Penyakit ginjal kronik masih merupakan masalah kesehatan dunia. Di Amerika
Serikat, National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases
(NIDDK) melaporkan 1 dari 10 orang dewasa di Amerika Serikat, lebih dari 20
juta menderita penyakit ginjal kronik dengan berbagai macam tingkatan. Menurut
Togatorop (2011), data yang diperoleh dari The Third National Health and
Examination Survey (NHANES III) memperkirakan prevalensi penyakit ginjal
kronik pada orang dewasa di Amerika Serikat sekitar 11% (19,2 juta penduduk)
terdiri dari 3,3% (5,3 juta) pada derajat satu, 3% (5,3 juta) pada derajat dua, 4,3%
(7,6 juta) pada derajat tiga, 0,2% (400.000) pada derajat empat, dan 0,2%
(300.000) pada derajat lima atau gagal ginjal. Insiden penyakit ginjal kronik
derajat lima mengalami peningkatan pesat sejak tahun 1989. Penyakit ginjal
kronik adalah penyebab kematian nomor 9 di Amerika Serikat.
Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013,
penyakit ginjal kronik di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu sebesar 0.2%.

Prevalensi penyakit gagal ginjal kronik meningkat seiring bertambahnya umur.
Tertinggi pada kelompok umur ≥75 tahun (0.6%).
Pada penyakit ginjal kronik, ginjal tidak lagi mampu membuang zat
buangan seperti urea, kreatinin, kalium, dan kelebihan cairan dari darah sehingga
dibutuhkan terapi untuk mengganti fungsi ginjal yang rusak. Ada beberapa terapi
pengganti fungsi ginjal. Seperti hemodialisis, peritoneal dialisis, dan transplantasi
ginjal.
Hemodialisis adalah metode paling umum untuk menangani kasus
penyakit ginjal kronik. Data dari USRDS (United States Renal Data System)
menyebutkan bahwa di Amerika Serikat terdapat lebih dari 65% klien dengan

Universitas Sumatera Utara

2

ESRD (End Stage Renal Disease) atau penyakit ginjal tahap akhir yang mendapat
terapi hemodialisis (Smeltzer, et al, 2008).
Menurut laporan Indonesian Renal Registry (2012) pada tahun 2009,
didapatkan jumlah pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis sebanyak
5.450, meningkat pada tahun 2010 sebanyak 8.034 pasien, dan meningkat lagi

pada tahun 2011 yaitu sebanyak 12.804 pasien.
Hemodialisis biasanya dilakukan sebanyak 3 kali dalam 1 minggu, dan
selama 4 jam per kali dialisis. Ukuran yang digunakan dalam hemodialisis adalah
Kt/ V dan Urea Reduction Ratio (URR). Kt/ V harus kurang dari 1,2 atau URR
kurang dari 65%. (National Kidney Foundation, 2001).
Pasien-pasien hemodialisis dianjurkan untuk meningkatkan diet protein
dan membatasi kalium, natrium, fosfor, serta cairan. Kelebihan cairan dapat
mencetuskan peningkatan tekanan darah dan membuat kerja jantung menjadi
lebih keras. Begitu pula dengan kelebihan natrium dapat mencetuskan rasa haus
dan cenderung meningkatkan asupan cairan lebih lagi yang justru memacu kerja
jantung lebih keras untuk memompa cairan ke seluruh tubuh. Fosfor dapat
melemahkan tulang apabila dikonsumsi terlalu banyak. Sedangkan protein mampu
mempertahankan otot dan berperan dalam perbaikan jaringan yang rusak. Protein
dengan kualitas tinggi mampu menghasilkan zat buangan yang lebih rendah
dibandingkan yang lain sehingga justru lebih baik dan tidak membebani ginjal.
(National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse).
Pengaturan diet yang ketat ditambah lamanya hemodialisis yang memakan
waktu cukup panjang, serta banyaknya perubahan pola hidup yang harus dihadapi
oleh pasien-pasien hemodialisis, menjadikan sejumlah pasien cenderung untuk
tidak patuh. Ketidakpatuhan merupakan suatu masalah yang sulit dikendalikan

pada pasien-pasien yang sedang menjalani terapi hemodialisis (Cvengros,
Christiansen, & Lawton, 2004 dalam Kammerer, 2007) dan dapat berdampak
pada berbagai aspek perawatan pasien, seperti pengobatan dan pengaturan pola
hidup termasuk diet dan pembatasan cairan. Diperkirakan, sekitar 50% pasien
hemodialisis yang tidak patuh pada bagian dari aturan dialisis (Kutner, 2001
dalam Kammerer, 2007).

Universitas Sumatera Utara

3

Untuk mengukur seberapa patuh pasien hemodialisis dalam mengelola
perawatan mereka dapat dinilai menggunakan beberapa parameter. Menurut
Nephorology

Nursing

Journal

dalam


Kammerer,

2007,

para

peneliti

menyimpulkan patuh atau tidaknya seorang pasien hemodialisis dapat dilihat dari
berbagai parameter seperti interdialytic weight gain (IDWG), serum phosphorus,
and potassium level.
Menurut National Kidney Foundation, pasien hemodialisis yang mampu
mempertahankan IDWG tetap normal merupakan penanda klinis bahwa pasien
mendapat asupan kalori dan protein yang cukup. IDWG merupakan indikator
kepatuhan pasien terhadap pengaturan cairan. IDWG dapat diukur dari dry weight
(berat badan kering) pasien dan juga dari pengukuran kondisi klinis pasien. IDWG
yang dapat ditoleransi oleh tubuh adalah tidak lebih dari 1,0-1,5 kg (Lewis,
Stabler, & Welch, 2000 dalam Welas Riyanto, 2011) atau kurang dari sama
dengan 3% penambahan berat badan kering (Smeltzer & Bare, 2001 dalam Welas

Riyanto, 2011).
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi ketidakpatuhan pasien-pasien
hemodialisis yaitu usia muda (dianggap cenderung tidak teratur melakukan
dialisis, mempersingkat waktu dialisis, IDWG berlebih, dan hiperfosfatemia), ras
Afrika Amerika (tidak teratur melakukan dialisis dan mempersingkat waktu
dialisis), perempuan (IDWG yang berlebih), pekerja dan status perkawinan
(hiperfosfatemia), waktu dialisis (sering mempersingkat waktu dialysis dan
IDWG berlebih, serta hiperkalemia) (Saran et al., 2003).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai tingkat kepatuhan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis reguler dalam menjaga IDWG normal di RSUP Haji Adam Malik
Medan.

Universitas Sumatera Utara

4

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi tingkat kepatuhan pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis dalam menjaga IDWG normal
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi tingkat kepatuhan pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis reguler dalam menjaga IDWG normal berdasarkan
usia
b. Untuk mengidentifikasi tingkat kepatuhan pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis reguler dalam menjaga IDWG normal berdasarkan
jenis kelamin
c. Untuk mengidentifikasi tingkat kepatuhan pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis reguler dalam menjaga IDWG normal berdasarkan
tingkat pendidikan
d. Untuk mengidentifikasi tingkat kepatuhan pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis reguler dalam menjaga IDWG normal berdasarkan
pekerjaan
e. Untuk mengidentifikasi tingkat kepatuhan pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis reguler dalam menjaga IDWG normal berdasarkan
status perkawinan
f. Untuk mengidentifikasi tingkat kepatuhan pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis reguler dalam menjaga IDWG normal berdasarkan

lama hemodialisis
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bidang Akademik
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan di bidang

medis

yang diteliti dan dapat menjadi acuan untuk penelitian-penelitian
selanjutnya pada bidang yang sama

Universitas Sumatera Utara

5

1.4.2 Bidang Pelayanan Masyarakat
Hasil penelitian dapat digunakan untuk pengembangan kualitas pemberi
pelayanan kesehatan khususnya untuk pasien penderita penyakit ginjal
kronik yang menjalani hemodialisis

1.4.3 Bidang Penelitian

Hasil penelitian bermanfaat bagi peneliti untuk meningkatkan pengetahuan
dan wawasan, serta dapat melaksanakan penelitian pada bidang yang
diteliti

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan antara Koping dengan Resiliensi pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

33 241 118

Tingkat Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Reguler dalam Menjaga IDWG Normal di RSUP H. Adam Malik Medan September-Oktober 2014

3 73 81

Tingkat Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Reguler dalam Menjaga IDWG Normal di RSUP H. Adam Malik Medan September-Oktober 2014

3 23 81

Dukungan Keluarga Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di RSUP.H.Adam Malik Medan

2 24 83

Tingkat Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Reguler dalam Menjaga IDWG Normal di RSUP H. Adam Malik Medan September-Oktober 2014

0 0 11

Tingkat Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Reguler dalam Menjaga IDWG Normal di RSUP H. Adam Malik Medan September-Oktober 2014

0 0 2

Tingkat Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Reguler dalam Menjaga IDWG Normal di RSUP H. Adam Malik Medan September-Oktober 2014

0 0 19

Tingkat Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Reguler dalam Menjaga IDWG Normal di RSUP H. Adam Malik Medan September-Oktober 2014 Chapter III VI

0 0 15

Tingkat Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Reguler dalam Menjaga IDWG Normal di RSUP H. Adam Malik Medan September-Oktober 2014

0 1 4

Tingkat Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Reguler dalam Menjaga IDWG Normal di RSUP H. Adam Malik Medan September-Oktober 2014

0 0 10