PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN CD INTERAKTI
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN CD INTERAKTIF MELALUI
SIKLUS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
Evi Ayu Candra
Universitas Negeri Malang
E-mail: [email protected]
Abstrak: Media yang ditawarkan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam
mempelajari materi yang prosesnya sulit diamati secara langsung yaitu dengan
media pembelajaran CD interaktif. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1
Lawang dengan sampel penelitian yaitu siswa kelas XI IA 1 dan XI IA 4
sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas XI IA 2 dan XI IA 3 sebagai kelas
kontrol. Rancangan yang digunakan adalah rancangan penelitian eksperimen
semu dengan desain penelitian pre test-post test nonequivalent group design.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar
dan hasil belajar afektif yang tidak signifikan antara siswa yang memanfaatkan
CD interaktif melalui siklus belajar dengan siswa yang mendapatkan
pembelajaran melalui strategi konvensional. Hasil yang lain menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kognitif yang signifikan antara siswa
yang memanfaatkan CD interaktif melalui siklus belajar dengan siswa yang
mendapatkan pembelajaran melalui strategi konvensional.
Kata kunci: CD interaktif, motivasi, hasil belajar kognitif, hasil belajar afektif
Abstract: Offered media to overcome students’ difficulties in learning subjects
whose process is difficult to observe directly is by interactive CD learning
media. This research was held in Public Senior High School 1 Lawang with the
research’s sample is students of class XI IA 1 and XI IA4 as experiment class
and students of class XI IA 2 and XI IA3 as control class. Scheme used in this
research is a quasi-experimental research scheme with research design pre testpost test nonequivalent group design. This research shows that there is a
different study motivation and affective study result which are not significant
between students used interactive CD through study cycle with they who got
learning through conventional strategy. The other result shows that there is a
different cognitive study result which is significant between students used
interactive CD through study cycle with they who got learning through
conventional strategy.
Keywords: interactive CD, motivation, cognitive study result, affective study
result
Biologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup dan
kehidupannya. Obyek dari biologi adalah benda-benda alam nyata berupa
makhluk hidup dan lingkungan alam di sekitarnya beserta perubahannya (Susanto,
2006:3). Kebanyakan materi biologi bisa diajarkan dengan cara yang sama yaitu
dengan menggunakan metode ceramah, padahal dalam prakteknya tidak semua
materi biologi bisa diajarkan dengan metode tersebut. Metode ceramah
menyebabkan siswa menjadi malas untuk mempelajari biologi terutama materi
yang tidak mengerti dan tidak dipahami. Masalah yang lain terjadi ketika guru
sulit dalam menjelaskan materi pelajaran biologi terutama mengenai kejadian
yang berkaitan dengan alam sekitar yang prosesnya sulit diamati secara langsung,
misalnya tentang sistem pertahanan tubuh dan sistem reproduksi manusia.
Materi sistem reproduksi manusia sebagian bersifat abstrak karena terjadi
di dalam saluran reproduksi, sehingga perlu adanya media yang dapat membantu
siswa memahami materi sistem reproduksi dengan baik. Sedangkan mekanisme
pertahanan tubuh manusia bersifat abstrak karena tidak dapat diamati secara
langsung. Oleh karena itu guru memerlukan media untuk menjelaskan konsep
pertahanan tubuh. Berdasarkan observasi dari guru di SMAN 1 Lawang, Strategi
yang paling sering digunakan pada kelas ekperimen (kelas XI IA 1 dan XI IA 4)
yaitu ceramah, kerja mandiri, diskusi kelompok, diskusi kelas dan praktikum.
Namun hasil dari penerapan strategi belajar tersebut kurang optimal pada siswa.
Hal ini dapat dilihat dari kurangnya keaktifan siswa pada saat diskusi kelompok,
mereka takut salah ketika berpendapat, kurang interaktif dalam pembelajaran,
merasa cepat bosan karena kebanyakan materi kelas XI adalah materi yang sulit
diamati secara langsung seperti sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem
ekskresi, dan sistem regulasi. Dengan demikian ketika mereka termotivasi untuk
belajar, mereka cenderung tidak mendapatkan informasi yang memperjelas
keabstrakan proses materi yang sedang dipelajari. Akibatnya mereka cepat merasa
bosan, sehingga pembelajaran yang dilakukan dinilai kurang menarik bagi siswa.
Jika motivasi sudah mengalami penurunan, maka dampak yang nyata terlihat pada
hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari nilai ulangan siswa yang lebih dari 50%
siswa tidak tuntas atau harus mengikuti ulangan remidi untuk memperbaiki
nilainya.
Upaya yang pernah dilakukan oleh guru agar pembelajaran di kelas
menjadi menyenangkan adalah dengan membuat gambar di papan tulis untuk
memperjelas materi yang sulit diamati dan menyuruh siswa mencatat materi yang
sudah dijelaskan oleh guru, serta tanya jawab antara guru dengan siswa. Tetapi hal
ini ternyata masih belum dapat membuat siswa terdorong untuk belajar dengan
baik karena respon balik siswa yang kurang dilihat dari siswa yang cenderung
diam dan takut salah dalam menjawab pertanyaan dari guru. Solusi lain
ditawarkan adalah pembelajaran dengan media yang diperoleh dari internet.
Media tersebut juga dapat digunakan oleh siswa dalam memperoleh informasi,
namun masih menimbulkan masalah-masalah selama proses pembelajaran yaitu
memerlukan banyak biaya, kurangnya penguasaan keterampilan internet dapat
menghambat proses men-download/mengunduh informasi dan menghambat
komunikasi dengan pihak lain melalui chatting, e-mail, dan jejaring sosial. Selain
itu, informasi yang didapat kadang sederhana atau terlalu umum, kadang malah
terlalu spesifik untuk siswa SMA karena memakai istilah-istilah ilmiah yang
belum dimengerti siswa SMA (Soekartawi dalam Wirastuti, 2011: 4).
Menurut Ali (2009), dua komponen utama yang saling berkaitan dan
sangat menentukan keberhasilan pembelajaran yaitu metode mengajar dan media
pembelajaran. Pemilihan dan penggunaan salah satu metode mengajar memiliki
konsekuensi pada penggunaan jenis media pembelajaran yang sesuai. Fungsi
media dalam proses belajar mengajar adalah untuk meningkatkan rangsangan
peserta didik dalam kegiatan belajar. Keberhasilan menggunakan media dalam
proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar bergantung pada isi pesan,
cara menjelaskan pesan, dan karakteristik penerima pesan (Sutjiono, 2005).
Media yang ditawarkan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam
mempelajari sistem reproduksi manusia dan sistem pertahanan tubuh adalah
dengan media pembelajaran CD interaktif. Keistimewaaan media CD interaktif
dapat digunakan offline sehingga biaya murah, dibuat berdasarkan materi yang
komprehensif dan lengkap, menggunakan kalimat yang dimengerti siswa,
interaktif dan relevan dengan tingkat perkembangan kognitif siswa (Alessi dan
Trollip, dalam Wirastuti, 2011: 5), dan memiliki keterkaitan konsep yang satu
dengan konsep yang lain sehingga diharapkan siswa dapat memahami konsep
secara menyeluruh.
Lebih lanjut menurut Wilson dalam Eristi dan Belet (2010), CD interaktif
sebagai media pembelajaran interaktif dapat menarik perhatian yang berbeda,
memungkinkan untuk mengirim informasi yang abstrak ke situasi nyata,
menyediakan peluang siswa-siswa untuk belajar melangkah, menambah motivasi
siswa selama melakukan aktivitas belajar, membuat pembelajaran menjadi
menyenangkan dan menarik, memungkinkan berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran, mendukung pengiriman informasi dengan fasilitas multimedia
seperti grafik, gambar, video/suara/animasi.
CD interaktif juga termasuk dalam kelompok multimedia. Ada empat
komponen penting multimedia, yaitu: Pertama, harus ada computer yang
mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar yang berinteraksi dengan
pengguna. Kedua, harus ada link yang menghubungkan pengguna dengan
informasi. Ketiga, harus ada alat navigasi yang memandu pengguna, menjelajah
jaringan informasi yang saling terhubung. Keempat, multimedia menyediakan
tempat kepada pengguna untuk mengumpulkan, memproses, dan
mengkomunikasikan informasi ide pengguna sendiri. Sedangkan interaktif berarti
pengguna aplikasi dapat mengatur urutan jalannya aplikasi, mengatur tempo dan
yang lebih penting yaitu memilih apa yang ingin dilihat dan bagian mana yang
tidak ingin dilihat. Oleh karena itu, penggabungan media untuk menyampaikan
informasi merupakan suatu hal yang bagus, tetapi penambahan interaksi akan jauh
lebih bagus (Dewi, 2011).
METODE
Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar pada
pembelajaran biologi yang menggunakan metode berbasis komputer CD interaktif
dengan pembelajaran konvensional yang menggunakan metode diskusi dan
ceramah. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen
semu (quasi experiment design) dengan rancangan pre test-post test non
equivalent control group design pada kedua kelompok sampel penelitian. Kedua
kelompok mendapatkan perlakuan yang sama dari segi tujuan dan isi materi
pembelajaran. Perbedaan antara kedua kelompok tersebut adalah digunakan
metode berbasis komputer CD interaktif pada kelompok eksperimen sedangkan
diskusi dan ceramah adalah kelompok kontrol. Pengetahuan awal siswa dalam
penelitian digunakan sebagai variabel luar yang dikendalikan secara statistik
dengan pre tes dan digunakan dalam uji statistik dengan analisis kovarian
(anakova).
Variabel bebas penelitian adalah pembelajaran biologi menggunakan CD
interaktif dan pembelajaran konvensional, sedangkan variabel terikatnya adalah
motivasi, hasil belajar kognitif dan afektif siswa. Sementara variabel kontrol
penelitian meliputi guru, jumlah jam pelajaran, sarana dan prasarana, serta
kurikulum yang sama. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah
pendekatan kuantitatif kualitatif. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat dapat digambarkan sebagai berikut.
X1
Y1
Y2
Y3
X2
Y1
Y2
Y3
Gambar 1 Hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat.
Keterangan
X1 : pembelajaran biologi menggunakan CD interaktif pada kelompok eksperimen
X2 : pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol
Y1 : motivasi belajar siswa
Y2 : hasil belajar kognitif
Y3 : hasil belajar afektif
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 1 Lawang.
Sedangkan pemilihan sampel dari populasi penelitian diambil dari empat kelas
yang kondisi prestasi belajarnya hampir sama yaitu siswa kelas XI IA1, XI IA2,
XI IA3, dan XI IA4 SMAN 1 Lawang sehingga data yang digunakan sebagai
sampel menjadi representatif. Siswa kelas XI IA1 dan XI IA4 sebagai kelompok
perlakuan dan siswa kelas XI IA2 dan XI IA3 sebagai kelompok kontrol atas
dasar penunjukan (purposive sampling).
INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang digunakan dalam penelitian terdiri dari instrumen variabel
bebas dan instrumen variabel terikat.
A. Instrumen variabel bebas antara lain.
1. Lembar Observasi, digunakan untuk penilaian apakah pembelajaran telah
sesuai dengan sintaks pembelajaran berbasis komputer CD interaktif.
Keterlaksanaan pembelajaran yang diamati meliputi kegiatan guru dan kegiatan
siswa selama proses pembelajaran serta motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
2. Catatan Lapangan, digunakan untuk mencatat hal-hal yang terkait dengan
penelitian namun belum tercantum dalam lembar observasi. Aspek yang
diamati adalah kegiatan siswa saat keterlaksanaan setiap sintaks dari
pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis komputer CD
interaktif.
B. Instrumen variabel terikat antara lain.
1. Angket motivasi belajar siswa adalah instrumen yang digunakan dalam
melakukan penilaian motivasi belajar siswa sebelum dilakukan perlakuan dan
sesudah diberi perlakuan.
2. Tes hasil belajar kognitif adalah instrumen yang digunakan dalam penilaian
hasil belajar kognitif yang dilakukan dengan cara tes. Tes kognitif didapat
dengan cara pre tes dan pos tes.
3. Tes hasil belajar afektif adalah instrumen yang dipakai oleh guru untuk menilai
hasil belajar afektif yang dilakukan dengan penilaian pada tes sikap skala
Likert. Prosedur pengembangan skala Likert mengacu pada respon yang
diberikan siswa mencakup aspek kognisi, afeksi, dan konasi dengan tingkat
kesetujuan yang berbeda, yaitu sangat setuju (SS), setuju (ST), ragu-ragu (RR),
tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Pemberian skor untuk
pernyataan positif diberi urutan dari SS, ST, RR, TS, dan STS dengan bobot
skor 5,4,3,2, dan 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif diberi bobot skor
sebaliknya yaitu 1,2,3,4, dan 5.
Instrumen penelitian ini dijelaskan pada Tabel 1.
Tabel 1 Instrumen Penelitian
No
Variabel
1
Pembelajaran dengan CD
interaktif
2
3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Motivasi belajar siswa
a.Attention (perhatian
terhadap pelajaran)
b.Relevance (keterkaitan)
c.Confidence (keyakinan
diri/percaya diri)
d. Satisfaction (kepuasan)
Instrumen
Lembar observasi keterlaksaan
pembelajaran oleh guru
Lembar observasi keterlaksaan
pembelajaran oleh siswa
Catatan lapangan
Teknis
Pengumpulan
Data
Observasi
Observasi
Observasi
Angket motivasi belajar siswa
Observasi
Angket motivasi belajar siswa
Angket motivasi belajar siswa
Observasi
Observasi
Angket motivasi belajar siswa
Observasi
Hasil belajar siswa
a. Kognitif
Tes hasil belajar kognitif
b. Afektif
Tes hasil belajar afektif
Tes hasil belajar
kognitif
Tes hasil belajar
afektif
Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tahap persiapan, dilakukan penyusunan instrumen penelitian baik instrumen
berupa perangkat kegiatan pembelajaran maupun instrumen mengumpulkan
data.
Tahap pre tes, dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan terhadap kedua
kelas penelitian yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Tahap pelaksanaan pembelajaran, merupakan proses pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran CD interaktif pada
kelas eksperimen dan menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada
kelas kontrol.
Tahap pos tes, dilaksanakan setelah siswa melaksanakan proses pembelajaran
untuk mengetahui atau mengevaluasi hasil proses pembelajaran yang
dilaksanakan.
Tabulasi data, untuk memudahkan dalam analisis data hasil penelitian. Datadata dimasukkan dalam tabel sehingga mudah untuk dianalisis.
Analisis data dengan statistik deskriptif untuk menggambarkan hasil
penelitian secara umum dan statistik parametrik untuk menguji hipotesis.
Analisis statistik parametrik untuk menguji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan analisis kovarian (anakova). Uji anakova digunakan untuk
mengetahui perbedaan motivasi dan hasil belajar (kognitif dan afektif) siswa
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum dilakukan uji anakova,
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas data dan uji
homogenitas varian. Uji statistik pada penelitian ini menggunakan SPSS 16.0
for Windows. Observasi juga dilakukan selama kegiatan pembelajaran guna
mengetahui keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan pembelajaran yang
dialami oleh siswa berdasarkan deskriptor yang telah direncanakan.
Pencatatan data selama observasi dibantu oleh satu observer dengan
menggunakan instrumen berupa lembar keterlaksanaan pembelajaran oleh
guru dan siswa yang telah disusun sebelum pelaksanaan penelitian.
HASIL
Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Keterlaksanaan Pembelajaran Menggunakan CD Interaktif melalui Siklus
Belajar
Keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa dapat diketahui dari
lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa yang
didalamnya berisi perolehan deskriptor yang muncul selama pembelajaran. Data
keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Keterlaksanaan Pembelajaran Oleh Guru dan Siswa
Deskriptor yang
Pembelajaran
Total Deskriptor
muncul
Oleh Guru
12
12
Oleh Siswa
12
12
Rerata
12
12
Keterlaksanaan
Pembelajaran (%)
100
100
100
Hasil perhitungan keterlaksanaan pembelajaran menggunakan CD
interaktif selama pembelajaran adalah 100% yang artinya bahwa pembelajaran
yang dilakukan selama penelitian di kelas eksperimen sudah sesuai dengan
deskriptor atau proses pembelajaran yang telah direncanakan.
Sedangkan catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang
terkait dengan penelitian namun belum tercantum dalam lembar observasi. Aspek
yang diamati adalah kegiatan siswa saat keterlaksanaan setiap sintaks dari
pembelajaran menggunakan CD interaktif melalui siklus belajar.
2. Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Lawang
Rata-rata nilai motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol tertera pada Tabel 3 dan disajikan pada Gambar 2 berikut agar menjadi
lebih jelas. Pada Gambar 2 terlihat bahwa rata-rata nilai motivasi belajar siswa
pada kelas kontrol lebih besar daripada kelas eksperimen. Besarnya persentase
peningkatan rata-rata nilai pos tes pada kelas eksperimen berdasarkan nilai pre tes
sebesar 1,66%. Sedangkan persentase peningkatan rata-rata nilai pos tes pada
kelas kontrol sebesar 1,65%.
Tabel 3 Rata-rata Nilai Motivasi Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Rata-rata
Rata-rata
Persentase
No.
Kelas
Kategori
Kategori
Nilai Pre tes
Nilai Pos tes
Peningkatan
1
Eksperimen
78,4
Baik
79,7
Baik
1,66%
2
Kontrol
78,6
Baik
79,9
Baik
1,65%
Gambar 2 Histogram Rata-rata Nilai Motivasi Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Berdasarkan pada setiap aspek motivasi yaitu Attention (A), Relevance
(R), Confidence (C), dan Satisfaction (S), maka didapatkan rata-rata nilai setiap
aspek motivasi tertera pada Tabel 4 dan 5 berikut.
Tabel 4 Rata-rata Nilai Setiap Aspek Motivasi pada Kelas Eksperimen
No.
1
2
3
4
Aspek
Motivasi
Attention
Relevance
Confidence
Satisfaction
Rata-rata
Pre tes
73,9
85,6
78,2
80,5
Kategori
Cukup
Sangat Baik
Baik
Baik
Rata-rata
Pos tes
73,9
88,1
79,9
82,4
Kategori
Cukup
Sangat Baik
Baik
Baik
Persentase
Peningkatan
0%
2,9%
2,2%
2,4%
Tabel 5 Rata-rata Nilai Setiap Aspek Motivasi pada Kelas Kontrol
No.
1
2
3
4
Aspek
Motivasi
Attention
Relevance
Confidence
Satisfaction
Rata-rata
Pre tes
72,1
86,4
79,0
82,4
Kategori
Cukup
Sangat Baik
Baik
Baik
Rata-rata
Pos tes
73,3
86,8
81,1
83,7
Kategori
Cukup
Sangat Baik
Baik
Baik
Persentase
Peningkatan
1,6%
0,5%
2,7%
1,6%
Berdasarkan Tabel 4, rata-rata nilai setiap aspek motivasi kelas
eksperimen disajikan dalam histogram pada Gambar 3 yang menunjukkan ratarata nilai pos tes dari 3 aspek motivasi pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pre
tes atau dengan kata lain mengalami peningkatan. Namun ada yang tidak
mengalami peningkatan (tetap) pada aspek motivasi yaitu pada Attention (A).
Berdasarkan Tabel 5, rata-rata nilai setiap aspek motivasi kelas kontrol
disajikan dalam histogram pada Gambar 4 yang menunjukkan bahwa rata-rata
nilai pos tes dari seluruh aspek motivasi pada kelas kontrol lebih tinggi dari pre
tes atau dengan kata lain juga mengalami peningkatan seperti pada kelas
eksperimen. Namun, jika dilihat dari besarnya peningkatan nilai pre tes dan pos
tes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka kelas eksperimen
menunjukkan peningkatan yang lebih besar pada beberapa aspek motivasi yaitu
Relevance (R) dan Satisfaction (S).
Gambar 3 Histogram Rata-rata Nilai Setiap Aspek Motivasi pada Kelas Eksperimen
Gambar 4 Histogram Rata-rata Nilai Setiap Aspek Motivasi pada Kelas Kontrol
3. Hasil Belajar Kognitif Kelas XI SMA Negeri 1 Lawang
Rata-rata nilai hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol tertera pada Tabel 6 dan disajikan pada Gambar 5 agar menjadi lebih jelas.
Pada Gambar 5 terlihat bahwa rata-rata nilai hasil belajar kognitif siswa pada
kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Besarnya persentase
peningkatan rata-rata nilai pos tes pada kelas eksperimen berdasarkan nilai pre tes
sebesar 76,7%. Sedangkan persentase peningkatan rata-rata nilai pos tes pada
kelas kontrol sebesar 71,6%.
Tabel 6 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Persentase
Rata-rata
Rata-rata
No.
Kelas
Kategori
Kategori
Peningkatan
Nilai Pre tes
Nilai Pos tes
Sangat
1
Eksperimen
44,6
78,8
Baik
76,7%
Kurang
Sangat
2
Kontrol
42,6
73,1
Cukup
71,6%
Kurang
Berdasarkan pada setiap aspek hasil belajar kognitif yaitu C1, C2, C3, C4,
C5, dan C6, maka didapatkan rata-rata nilai setiap aspek hasil belajar kognitif
tertera pada Tabel 7 dan 8.
Gambar 5 Histogram Rata-rata Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol.
Tabel 7 Rata-rata Nilai Setiap Aspek Hasil Belajar Kognitif pada Kelas Eksperimen
Rata-rata
Rata-rata
Persentase
Aspek Kognitif
Kategori
Kategori
Pre tes
Pos tes
Peningkatan
C1
52,7
Kurang
80,1
Baik
52,2%
C2
38,8
Sangat Kurang
81,3
Baik
109,4%
C3
40,4
Sangat Kurang
77,2
Baik
90,8%
C4
56,3
Kurang
83,3
Baik
47,9%
C5
31,3
Sangat Kurang
72,0
Cukup
129,9%
C6
40,5
Sangat Kurang
73,2
Cukup
80,8%
Tabel 8 Rata-rata Nilai Setiap Aspek Hasil Belajar Kognitif pada Kelas Kontrol
Rata-rata
Persentase
Rata-rata
Kategori
Aspek Kognitif
Kategori
Pos tes
Peningkatan
Pre tes
C1
44,1
Sangat Kurang
75,1
Baik
70,2%
C2
36,4
Sangat Kurang
76,0
Baik
108,9%
C3
39,2
Sangat Kurang
65,4
Cukup
66,6%
C4
49,0
Sangat Kurang
76,8
Baik
56,6%
C5
31,3
Sangat Kurang
71,8
Cukup
129,2%
C6
44,4
Sangat Kurang
68,6
Cukup
54,6%
Gambar 6 Histogram Rata-rata Nilai Setiap Aspek Hasil Belajar Kognitif pada Kelas
Eksperimen.
Gambar 7 Histogram Rata-rata Nilai Setiap Aspek Hasil Belajar Kognitif pada Kelas
Kontrol.
Berdasarkan Tabel 7, rata-rata nilai setiap aspek hasil belajar kognitif kelas
eksperimen disajikan dalam histogram pada Gambar 6 yang menunjukkan bahwa
rata-rata nilai pos tes dari seluruh aspek hasil belajar kognitif pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari pre tes atau dengan kata lain mengalami peningkatan.
Berdasarkan Tabel 8, rata-rata nilai setiap aspek hasil belajar kognitif kelas
kontrol disajikan dalam histogram pada Gambar 7 yang menunjukkan bahwa ratarata nilai pos tes dari seluruh aspek hasil belajar kognitif pada kelas kontrol lebih
tinggi dari pre tes atau dengan kata lain juga mengalami peningkatan sama seperti
pada kelas eksperimen. Namun, jika dilihat dari besarnya peningkatan nilai pre tes
dan pos tes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka kelas eksperimen
menunjukkan peningkatan yang lebih besar pada beberapa aspek hasil belajar
kognitif yaitu pada C2, C3, dan C5.
4. Hasil Belajar Afektif Kelas XI SMA Negeri 1 Lawang
Rata-rata nilai hasil belajar afektif siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol tertera pada Tabel 9 dan disajikan pada Gambar 8 agar menjadi lebih jelas.
Pada Gambar 8 terlihat bahwa rata-rata nilai hasil belajar afektif siswa pada kelas
kontrol lebih besar daripada kelas eksperimen. Besarnya persentase peningkatan
rata-rata nilai pos tes pada kelas eksperimen berdasarkan nilai pre tes sebesar
1,67%. Sedangkan persentase peningkatan rata-rata nilai pos tes pada kelas
kontrol sebesar 1,66%. Berdasarkan pada setiap aspek hasil belajar afektif yaitu
A2, A3, A4, dan A5, maka didapatkan rata-rata nilai setiap aspek hasil belajar
afektif tertera pada Tabel 10 dan 11.
Tabel 9 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Afektif Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Rata-rata
Rata-rata
Persentase
No.
Kelas
Kategori
Kategori
Nilai Pre tes
Nilai Pos tes
Peningkatan
Sangat
1,67%
1 Eksperimen
83,9
Baik
85,3
Baik
Sangat
2 Kontrol
84,5
Baik
85,9
1,66%
Baik
Gambar 8 Histogram Rata-rata Nilai Hasil Belajar Afektif Siswa pada Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol.
Tabel 10 Rata-rata Nilai Setiap Aspek Hasil Belajar Afektif pada Kelas Eksperimen
Persentase
Rata-rata
Rata-rata
Kategori
Kategori
Aspek Afektif
Peningkatan
Pre tes
Pos tes
A2
80,3
Baik
84,7
Baik
5,4%
A3
85,8
Sangat Baik
85,9
Sangat Baik
0,1%
A4
82,9
Baik
83,6
Baik
0,8%
A5
85,7
Sangat Baik
86,7
Sangat Baik
1,2%
Tabel 11 Rata-rata Nilai Setiap Aspek Hasil Belajar Afektif pada Kelas Kontrol
Persentase
Rata-rata
Rata-rata
Kategori
Kategori
Aspek Afektif
Peningkatan
Pre tes
Pos tes
A2
83,1
Baik
85,6
Sangat Baik
3,0%
A3
85,6
Sangat Baik
87
Sangat Baik
1,6%
A4
82,9
Baik
82,9
Baik
0%
A5
86,2
Sangat Baik
87,9
Sangat Baik
2,0%
Berdasarkan Tabel 10, rata-rata nilai setiap aspek hasil belajar afektif kelas
eksperimen disajikan dalam histogram pada Gambar 9 yang menunjukkan bahwa
rata-rata nilai pos tes dari seluruh aspek hasil belajar afektif pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari pre tes atau dengan kata lain mengalami peningkatan.
Berdasarkan Tabel 11, rata-rata nilai setiap aspek hasil belajar afektif kelas
kontrol disajikan dalam histogram pada Gambar 10 yang menunjukkan bahwa
rata-rata nilai pos tes dari seluruh aspek hasil belajar afektif pada kelas kontrol
lebih tinggi dari pre tes atau dengan kata lain juga mengalami peningkatan sama
seperti pada kelas eksperimen. Namun, jika dilihat dari besarnya peningkatan nilai
pre tes dan pos tes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka kelas
eksperimen menunjukkan peningkatan yang lebih besar pada beberapa aspek hasil
belajar afektif yaitu pada A2 dan A4.
Gambar 9 Histogram Rata-rata Nilai Setiap Aspek Hasil Belajar Afektif pada Kelas
Eksperimen.
Gambar 10 Histogram Rata-rata Nilai Setiap Aspek Hasil Belajar Afektif pada Kelas
Kontrol.
Analisis Data Hasil Penelitian secara Statistik
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan Uji KolmogorovSmirnov. Data penelitian dikatakan terdistribusi normal jika nilai taraf signifikansi
lebih dari 0,025. Taraf signifikansi hasil uji normalitas pada motivasi awal
berdasarkan hasil pre tes sebesar 0,439 > 0,025. Sedangkan untuk taraf
signifikansi hasil uji normalitas pada motivasi akhir berdasarkan hasil pos tes
sebesar 0,471 > 0,025. Taraf signifikansi hasil uji normalitas pada hasil belajar
kognitif awal berdasarkan hasil pre tes sebesar 0,098 > 0,025. Sedangkan untuk
taraf signifikansi hasil uji normalitas pada hasil belajar kognitif akhir berdasarkan
hasil pos tes sebesar 0,337 > 0,025. Taraf signifikansi hasil uji normalitas pada
hasil belajar afektif awal berdasarkan hasil pre tes sebesar 0,709 > 0,025.
Sedangkan untuk taraf signifikansi hasil uji normalitas pada hasil belajar afektif
akhir berdasarkan hasil pos tes sebesar 0,491 > 0,025. Berdasarkan data tersebut
dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas data pada penelitian ini dilakukan dengan Uji Levene’s.
Data dikatakan homogen jika taraf signifikansi lebih dari 0,05. Taraf signifikansi
pada motivasi awal berdasarkan hasil pre tes sebesar 0,980 > 0,05. Sedangkan
taraf signifikansi pada motivasi akhir berdasarkan hasil pos tes sebesar 0,124 >
0,05. Taraf signifikansi pada hasil belajar kognitif awal berdasarkan hasil pre tes
sebesar 0,098 > 0,05. Sedangkan untuk taraf signifikansi hasil belajar kognitif
akhir berdasarkan hasil pos tes sebesar 0,989 > 0,05. Taraf signifikansi pada hasil
belajar afektif awal berdasarkan hasil pre tes sebesar 0,734 > 0,05. Sedangkan
untuk taraf signifikansi hasil belajar afektif akhir berdasarkan hasil pos tes sebesar
0,768 > 0,05. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulan bahwa data dikatakan
homogen.
2. Uji Hipotesis Penelitian
a. Motivasi Belajar
Berdasarkan perhitungan Anakova didapatkan kesimpulan bahwa nilai
probabilitas strategi pembelajaran 0,839 atau lebih dari 0,05 sehingga hipotesis
nol diterima dan hipotesis penelitian ditolak. Hal ini berarti bahwa media
pembelajaran CD interaktif melalui siklus belajar tidak berpengaruh terhadap
motivasi belajar siswa. Walaupun secara statistik tidak signifikan, namun terdapat
kecenderungan terjadinya peningkatan antara rata-rata nilai pre tes dan rata-rata
nilai pos tes baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.
b. Hasil Belajar Kognitif
Berdasarkan perhitungan Anakova didapatkan kesimpulan bahwa nilai
probabilitas strategi pembelajaran 0,000 atau kurang dari 0,05 sehingga hipotesis
nol ditolak dan hipotesis penelitian diterima. Hal ini berarti media pembelajaran
CD interaktif melalui siklus belajar berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif
siswa.
c. Hasil Belajar Afektif
Berdasarkan perhitungan Anakova didapatkan kesimpulan bahwa nilai
probabilitas strategi pembelajaran 0,850 atau lebih dari 0,05 sehingga hipotesis
nol diterima dan hipotesis penelitian ditolak. Hal ini berarti bahwa media
pembelajaran CD interaktif melalui siklus belajar tidak berpengaruh terhadap hasil
belajar afektif siswa. Walaupun secara statistik tidak signifikan, namun terdapat
kecenderungan terjadinya peningkatan antara rata-rata nilai pre tes dan rata-rata
nilai pos tes baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.
PEMBAHASAN
Motivasi Belajar Siswa
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemanfaatan CD interaktif melalui
siklus belajar sebagai media pembelajaran biologi tidak berpengaruh terhadap
motivasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai probabilitas strategi 0,839 >
0,05, jadi terdapat perbedaan motivasi belajar yang tidak signifikan antara siswa
yang memanfaatkan CD interaktif melalui siklus belajar dengan siswa yang
mendapatkan pembelajaran melalui strategi konvensional. Walaupun secara
statistik, perbedaan hasil motivasi belajar tidak signifikan, namun terdapat
kecenderungan terjadinya peningkatan yang lebih tinggi antara rata-rata nilai pre
tes dengan rata-rata nilai pos tes pada kelas eksperimen dibandingkan pada kelas
kontrol. Hal ini sesuai dengan pendapat Ali (2007:2) yang menyatakan bahwa
media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi siswa, mengulang konsep
yang telah dipelajari, merangsang siswa untuk belajar penuh semangat dan
mengaktifkan respons siswa serta segera diperoleh umpan balik dari siswa.
Winkel dalam Rohman (2011) menyatakan bahwa terdapat 2 hal yang
menunjukkan motivasi belajar siswa yaitu jika siswa merasa senang akan
bergairah dan bersemangat, sebaliknya jika siswa merasa tidak senang akan tidak
bergairah dan tidak bersemangat sehingga akan mengalami kesulitan, serta jika
suatu objek dihayati sebagai suatu yang berharga, maka timbullah perasaan
senang (positif) dan sebaliknya jika suatu objek tidak dihayati sebagai suatu yang
berharga, maka timbullah perasaan tidak senang (negatif).
Hasil penelitian Gunawan (2008) di SMAN 2 Lamongan menunjukkan
bahwa media pembelajaran berbasis CAI sangat efektif untuk pembelajaran materi
perkembangan prenatal manusia. Kemp dan Dayton dalam Gunawan (2008:18)
juga menambahkan bahwa media pembelajaran dengan CD interaktif selain
membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik juga sikap positif siswa
dapat ditingkatkan dan proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Hasil serupa
diperoleh dari penelitian Wirastuti (2011) di SMAN 1 Kesamben yang
menunjukkan bahwa CD interaktif Sistem Pertahanan Tubuh Manusia dapat
membangkitkan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya meningkatkan hasil
belajar siswa.
Hasil analisis pada setiap aspek motivasi belajar siswa menunjukkan
adanya kecenderungan pengaruh pemanfaatan CD interaktif melalui siklus belajar
sebagai media pembelajaran biologi yang terdapat pada aspek motivasi belajar
Relevance dan Satisfaction. Hal ini memperlihatkan bahwa siswa dapat
menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan
kondisi siswa. Motivasi siswa akan terpelihara jika mereka menganggap bahwa
apa yang telah dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi, atau dapat dikatakan
bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang oleh siswa. Menurut Hamalik
(2004:174) Kebutuhan pribadi merupakan kecenderungan-kecenderungan
permanen dalam diri seseorang yang menimbulkan dorongan dan menimbulkan
kelakuan untuk mencapai tujuan hidup. Kebutuhan ini timbul karena adanya
perubahan (internal change) di dalam organisme. Perubahan inilah yang akan
memunculkan energi dalam mencapai tujuan. Ketika tujuan tercapai, maka siswa
akan merasa puas dan akan terus termotivasi mencapai tujuan yang serupa.
Berdasarkan analisis data, kecenderungan pengaruh pemanfaatan CD
interaktif melalui siklus belajar pada aspek Attention, jika dilihat dari besarnya
persentase kelas eksperimen lebih rendah atau lebih tepatnya adalah tidak
mengalami peningkatan daripada kelas kontrol. Hal ini terjadi mungkin karena
kurang adanya rangsangan dari guru sampai siswa dapat memberikan perhatian
pada materi yang sedang dipelajari. Menurut Suciati (dalam Rohman, 2011:30),
perhatian siswa didorong rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu perlu mendapatkan
rangsangan sehingga siswa akan memberikan perhatian dan perhatian tersebut
terpelihara selama berlangsungnya pembelajaran, dan bahkan akan lebih lama dari
itu. Namun jika dilihat dari analisis data, besarnya nilai motivasi awal maupun
motivasi akhir pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai motivasi awal
maupun motivasi akhir pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian
selama pembelajaran biologi pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada pada
kelas kontrol.
Percaya diri berarti merasa dirinya kompeten atau mampu, yang
merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan.
Menurut Suciati (dalam Rohman, 2011: 30), kepercayaan diri berhubungan
dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya mampu untuk melakukan suatu tugas
yang menjadi syarat keberhasilan. Kecenderungan pengaruh pemanfaatan CD
interaktif juga terdapat pada Confidence (percaya diri) meskipun masih lebih
rendah jika didasarkan pada perbedaan persentase peningkatan dengan kelas
kontrol. Kecenderungan pengaruh dapat disebabkan motivasi internal setiap siswa
berbeda. Motivasi internal (intrinsik) merupakan motivasi yang berasal dari dalam
individu itu sendiri. Menurut Mudjiono dan Dimyati (2006, 94), siswa adalah
pebelajar yang paling berkepentingan dalam menghayati belajar. Ada siswa yang
ingin memperoleh pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan sejak kecil. Siswa
tersebut termasuk dalam siswa yang memiliki motivasi intrinsik.
Dalam proses belajar mengajar, peran guru untuk menguatkan motivasi
intrinsik yaitu dengan melakukan tindakan mendidik seperti memberi hadiah,
pujian, teguran, hukuman, atau nasihat. Oleh karena itu, penguatan motivasi
belajar tersebut berada di tangan para guru/pendidik sepanjang hayat. Dalam
melaksanakan pengajaran, guru harus mendorong siswa untuk mengaitkan apa
yang sedang dipelajari dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki
sebelumnya dan mengaitkan apa yang dipelajari dengan fenomena kehidupan
sehari-hari. Selanjutnya siswa didorong untuk membangun kesimpulan yang
merupakan pemahaman siswa terhadap konsep atau teori yang sedang dipelajari.
Tahapan tersebut selaras dengan tahapan yang terdapat dalam siklus belajar.
Siklus belajar menuntun guru untuk menggali pengetahuan awal siswa,
menghubungkan pengetahuan tersebut dengan konsep yang dipelajari, serta
mengembangkan konsep dengan situasi atau permasalahan baru yang terdapat di
sekitarnya.
Hasil Belajar Kognitif
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemanfaatan CD interaktif melalui
siklus belajar sebagai media pembelajaran biologi berpengaruh terhadap hasil
belajar kognitif siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai probabilitas strategi 0,000 <
0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kognitif
yang signifikan antara siswa yang memanfaatkan CD interaktif melalui siklus
belajar dengan siswa yang mendapat pembelajaran melalui strategi konvensional.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wirastuti
(2011) di SMAN 1 Kesamben yang menunjukkan bahwa pemanfaatan media CD
interaktif Sistem Pertahanan Tubuh Manusia dapat meningkatkan aktivitas siswa,
membangkitkan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya meningkatkan hasil
belajar siswa dan menghemat waktu dalam proses belajar mengajar sehingga
pembelajaran menjadi efektif dan efisien.
Media CD interaktif yang dimanfaatkan dalam penelitian ini disesuaikan
dengan karakteristik siswa SMA kelas XI. Menurut Piaget dalam Muijs dan
Reynolds (2008:15) siswa SMA kelas XI yang berumur sekitar 17 tahun memiliki
tingkat perkembangan kognitif dalam tahap operasional formal. Siswa kelas XI
secara umum mampu merangkum, membuat hipotesis dan membuktikan hipotesis
berdasarkan data yang diperoleh selama observasi. Selain itu, siswa kelas XI
memiliki kemampuan dalam memahami konsep yang konkrit maupun abstrak.
Dalam media CD interaktif ini siswa dikembangkan untuk memahami konsep
sistem pertahanan tubuh manusia dan sistem reproduksi manusia melalui gambar
konkrit maupun animasi dan video. Diharapkan siswa dalam proses berpikirnya
dapat merangkum materi dan menyaringnya sehingga siswa memiliki pola di
dalam kerangka berpikirnya. Hal ini sesuai dengan kemampuan siswa yang dapat
membuat rangkuman dan simpulan.
Sadiman (2009:23) mengungkapkan bahwa media mempunyai nilai-nilai
praktis berupa kemampuan atau keterampilan untuk: 1) membuat konsep yang
abstrak menjadi konkrit, misalnya sistem peredaran darah manusia; 2) membawa
objek yang sukar didapat atau berbahaya ke dalam lingkungan belajar, seperti
binatang buas; 3) menampilkan objek yang terlalu besar ke dalam kelas, seperti
candi dan pasar; 4) menampilkan objek yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang, seperti mikroorganisme. Media CD interaktif ini menekankan pada
karakter media untuk membuat konsep yang abstrak menjadi konkrit,
menampilkan objek yang tidak dapat dilihat dengan mata langsung.
Media CD interaktif ini memiliki kesesuaian dengan tujuan pembelajaran,
kesesuaian dengan materi sistem pertahanan tubuh manusia dan sistem reproduksi
manusia sehingga materi tersebut sangat mudah dipahami oleh siswa jika
disampaikan dengan media CD interaktif yang dapat digunakan offline sehingga
dapat menghemat biaya. Selain keistimewaan media tersebut sebagai bagian dari
sistem pembelajaran, media mempunyai nilai-nilai praktis berupa
kemampuan/keterampilan untuk menyajikan informasi belajar secara konsisten
dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan. Wirastuti (2011: 28-29)
juga menambahkan bahwa media CD interaktif memungkinkan siswa
mempercepat maupun memperlambat animasi/video sampai siswa memahami
konsep yang telah dipelajari.
Pemanfaatan media CD interaktif ini dimasukkan dalam sintaks siklus
belajar 4E sehingga menjadikan pembelajaran lebih berkesan dan menyenangkan.
Siklus belajar merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student
centered). Menurut Rohman (2011: 16), siklus belajar merupakan rangkaian
proses pembelajaran yang memiliki tahap-tahap kegiatan yang diorganisasikan
sehingga siswa secara aktif mampu menguasai kompetensi-kompetensi yang harus
dicapai dalam pembelajaran. Pada tahap eksplorasi, guru menggali pengetahuan
awal siswa dan membangkitkan motivasi siswa sehingga memunculkan
pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi yang sedang dipelajari. Pada tahap
eksplanasi, tahap pembelajaran di mana siswa menemukan, membangun, dan
menjelaskan konsep melalui kegiatan diskusi. Konsep tersebut adalah konsep
yang merupakan jawaban dari masalah yang ditemukan siswa dalam tahap
eksplorasi.
Berdasarkan hasil analisis pada setiap aspek hasil belajar kognitif siswa,
kecenderungan pengaruh pemanfaatan CD interaktif melalui siklus belajar sebagai
media pembelajaran biologi terdapat pada aspek C2, C3, C5, dan C6. Hal ini
karena dengan pemanfaatan CD interaktif sebagai media pembelajaran biologi
sangat membantu siswa dalam memahami pada materi sistem pertahanan tubuh
dan sistem reproduksi manusia yang selanjutnya siswa mampu menerapkan suatu
konsep pada suatu masalah yang konkrit dan baru. Hasil belajar kognitif pada
aspek C5 menunjukkan bahwa siswa mampu melihat hubungan dari berbagai
informasi/fakta. Kemampuan ini semacam kemampuan merumuskan suatu pola/
struktur baru berdasarkan pada berbagai informasi dan fakta sehingga dibutuhkan
pengetahuan dan kemampuan siswa yang baik, sehingga dampak peningkatan ini
adalah siswa mampu menciptakan atau membuat suatu produk baru dari hubungan
seluruh pengetahuan yang diperoleh sebelum maupun sesudah pembelajaran.
Kecenderungan pengaruh pemanfaatan CD interaktif melalui siklus belajar
sebagai media pembelajaran biologi juga terdapat pada aspek kognitif C1
meskipun masih lebih rendah jika didasarkan pada perbedaan persentase
peningkatan dengan kelas kontrol. Kecenderungan pengaruh disebabkan karena
pemanfaatan CD interaktif melalui siklus belajar juga di arahkan pada
pengetahuan yang berhubungan dengan kemampuan mengingat, hal ini disebut
juga dengan recall (mengingat kembali). Pada tahap ingatan, materi yang
diketahui oleh siswa hanyalah informasi yang dapat diingat saja. Oleh karena itu,
tingkatan domain kognitif aspek pengetahuan adalah yang paling rendah.
Walaupun aspek pengetahuan merupakan yang paling rendah, namun tidak
dipungkiri bahwa ingatan juga sangat dibutuhkan siswa sebagai dasar untuk
kemampuan berpikir yang lebih tinggi. Seorang siswa yang kurang mampu dalam
pengetahuannya, maka untuk berlanjut ke tahap yang lebih tinggi seperti
memahami, akan mengalami hambatan/kesulitan. Oleh karena itu, guru
diharapkan dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan pada tingkat
mengingat misalnya dengan membuat peta konsep, sehingga siswa memiliki
kemampuan untuk menemukan kembali pengetahuan yang relevan yang terdapat
dalam memori siswa.
Kecenderungan pengaruh pemanfaatan CD interaktif melalui siklus belajar
sebagai media pembelajaran biologi juga terdapat pada aspek kognitif C4
meskipun masih lebih rendah jika didasarkan pada perbedaan persentase
peningkatan dengan kelas kontrol. Kecenderungan pengaruh disebabkan karena
pemanfaatan CD interaktif melalui siklus belajar juga di arahkan pada tingkat
analisis yang menuntut siswa untuk mampu membandingkan, mendeteksi, dan
menginvestigasi suatu permasalahan, serta rendahnya kemampuan siswa
menjawab soal-soal aspek C4. Peran guru sangat diharapkan dalam melatih siswa
supaya terbiasa mengerjakan soal-soal tingkat analisis.
Hasil Belajar Afektif
Hasil belajar afektif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan aspekaspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, dan kepatuhan terhadap moral.
Winkel dalam Rohman (2011) mengemukakan bahwa orang yang bersikap
tertentu cenderung menerima/menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap
objek itu sebagai hal yang berguna/berharga bagi dirinya atau tidak berguna/
berharga. Dengan demikian, siswa memandang bahwa belajar merupakan sesuatu
yang bermanfaat akan memiliki sikap yang positif. Sebaliknya jika siswa
memandang belajar merupakan sesuatu yang tidak bermanfaat, maka akan
memiliki sikap yang negatif. Sikap positif dan negatif mampu memunculkan
penilaian yang spontan melalui perasaan dan berperanan sebagai aspek afektif
dalam pembentukan sikap.
Dalam penelitian ini, hasil belajar afektif siswa diukur dengan
menggunakan tes hasil belajar afektif siswa yang menekankan pada 4 aspek yaitu
responding (A2), valuing (A3), organization (A4), dan characteristization (A5).
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemanfaatan CD interaktif melalui siklus
belajar sebagai media pembelajaran biologi tidak berpengaruh terhadap hasil
belajar afektif siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai probabilitas strategi 0,850 >
0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kognitif
yang tidak signifikan antara siswa yang memanfaatkan CD interaktif melalui
siklus belajar dengan siswa yang mendapat pembelajaran melalui strategi
konvensional. Walapun secara statistik perbedaan hasil belajar afektif tidak
signifikan, namun terdapat kecenderungan terjadinya peningkatan yang lebih
tinggi antara rata-rata nilai pre tes dengan rata-rata nilai pos tes pada kelas
eksperimen dibandingkan pada kelas kontrol.
Hubungan media pembelajaran dengan hasil belajar afektif lebih lanjut
dijelaskan oleh Levie & Lentz (dalam Wirastuti, 2011: 19) bahwa fungsi afektif
pada media pembelajaran yaitu media dapat menggugah emosi dan sikap siswa,
misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial. Menurut Arikunto (2008:
177), ranah afektif tidak dapat diukur setiap saat (pengukuran formal) karena
perubahan tingkah laku siswa tidak dapat berubah sewaktu-waktu. Pengubahan
sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif lama. Cronbach dalam Arikunto
(2008: 178) juga menjelaskan bahwa pernyataan afektif tidak menuntut jawaban
yang benar ataupun salah, namun yang diinginkan adalah jawaban khusus tentang
dirinya mengenai minat, sikap, dan internalisasi nilai. Oleh karena itu, diharapkan
siswa belajar bukan hanya untuk menambah pengetahuan, melainkan juga untuk
berubah, artinya belajar merupakan suatu usaha untuk mengubah tingkah laku
yang lebih baik.
Hasil analisis pada setiap aspek hasil belajar afektif menunjukkan adanya
kecenderungan peningkatan yang lebih tinggi dengan memanfaatkan CD interaktif
melalui siklus belajar sebagai media pembelajaran biologi terdapat pada aspek
afektif A2 dan A4. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan dan
pemahaman konsep yang diperoleh siswa selama pembelajaran dengan
memanfaatkan CD interaktif dapat meningkatkan tanggapan positif untuk
mempelajari bahan-bahan materi yang diterima ketika pembelajaran. Siswa juga
dapat mengkonsepsualisai hubungan antara nilai-nilai, pemantapan dan prioritas
nilai yang telah dimiliki. Walaupun persentase peningkatan lebih rendah dari A2
dan A4, namun aspek A5 yang merupakan domain afektif paling tinggi juga
mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya internalisasi nilainilai yang mengarahkan pada pribadi siswa.
Kecenderungan pengaruh pemanfaatan CD interaktif melalui siklus belajar
sebagai media pembelajaran biologi yang masih perlu ditingkatkan adalah pada
aspek afektif A3. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih belum mampu
memberikan penilaian yang baik terhadap apa yang dilakukannya. Oleh karena itu
guru diharapkan dapat membimbing siswa dalam menumbuhkan rasa percaya diri
bahwa yang dilakukan oleh siswa itu sendiri adalah benar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan hasil pembahasan dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut.
1. Media pembelajaran CD interaktif melalui siklus belajar tidak berpengaruh
terhadap motivasi belajar biologi siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai
probabilitas strategi 0,839 > 0,05, jadi terdapat perbedaan motivasi belajar
yang tidak signifikan antara siswa yang memanfaatkan CD interaktif melalui
siklus belajar dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran melalui strategi
konvensional. Namun terdapat kecenderungan peningkatan rata-rata nilai
motivasi yang lebih tinggi pada kelas eksperimen daripada kelas kontrol.
2. Media pembelajaran CD interaktif melalui siklus belajar berpengaruh
terhadap hasil belajar kognitif siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai
probabilitas strategi 0,000 < 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar kognitif yang signifikan antara siswa yang
memanfaatkan CD interaktif melalui siklus belajar dengan siswa yang
mendapat pembelajaran melalui strategi konvensional.
3. Media pembelajaran CD interaktif melalui siklus belajar tidak berpengaruh
terhadap hasil belajar afektif siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai probabilitas
strategi 0,850 > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar kognitif yang tidak signifikan antara siswa yang memanfaatkan
CD interaktif melalui siklus belajar dengan siswa yang mendapat
pembelajaran melalui strategi konvensional. Namun terdapat kecenderungan
peningkatan rata-rata nilai hasil belajar afektif yang lebih tinggi pada kelas
eksperimen daripada kelas kontrol.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian diajukan saran sebagai berikut.
1. Guru bidang studi dapat memanfaatkan CD interaktif melalui siklus belajar
sebagai media pembelajaran biologi yang dapat dipadukan dengan strategi
pembelajaran yang lain karena terbukti keberhasilannya untuk meningkatkan
hasil belajar kognitif.
2. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan memanfaatkan CD interaktif
melalui siklus belajar yang dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar
psikomotor atau kemampuan yang lain seperti metakognitif dan berpikir
kritis.
3. Dalam pembelajaran, guru diharapkan dapat memberikan pengalaman
pembelajaran yang baru untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
4. Diharapkan pemanfaatan CD interaktif dapat digunakan sebagai alternatif
media pembelajaran biologi disamping media pembelajaran yang lain.
5. Dapat dilakukan penelitian lagi dengan populasi yang lebih luas agar dapat
dimanfaatkan di sekolah-sekolah yang lain.
DAFTAR RUJUKAN
Ali, M. dan T. Sukisno. 2007. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Multimedia untuk Memfasilitasi Belajar Mandiri pada Matakuliah
Medan Elektromagnetik di Jurusan Pendidikan elektro FT UNY,
(Online), (http://www.elektro.uny.ac.id/muhal, diakses 10 Juli 2011).
Ali, Muhamad. 2009. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mata
Kuliah Medan Elektromagnetik. Jurnal Edukasi@Elektro. Volume 5,
No.1.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Dewi, Arfita Restu Kurnia. 2011. Analisis dan Perancangan Aplikasi Multimedia
Pembelajaran Biologi Untuk SMA Kelas XI. Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika dan Komputer.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen
Pendidikan Tinggi Depdiknas.
Eristi, Suzan Duygu and Belet, Serife Dilek. 2010. Teachers’ and Students’
Opinions about the Interactive Instructional Environment Designed for
Bilingual Turkish Primary School Students in Norway. Turkish Online
Journal of Qualitative Inquiry. Volume 1 (1).
Gunawan, S. 2008. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis CAI (Computer
Assisted Instruction) untuk Materi Perkembangan Prenatal Manusia
Kelas XI Semester 2 SMA Negeri 2 Lamongan. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Hamalik, Oemar. 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Muijs, D., dkk. 2008. Efective Teaching: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Rohman, Abdul. 2011. Penerapan siklus belajar berbasis masalah kontekstual
untuk meningkatkan motivasi dan hsil belajar biologi pada siswa kelas
VII-A SMP Negeri 1 Lumajang. Tesis tidak diterbitkan. Malang:
Universita
SIKLUS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
Evi Ayu Candra
Universitas Negeri Malang
E-mail: [email protected]
Abstrak: Media yang ditawarkan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam
mempelajari materi yang prosesnya sulit diamati secara langsung yaitu dengan
media pembelajaran CD interaktif. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1
Lawang dengan sampel penelitian yaitu siswa kelas XI IA 1 dan XI IA 4
sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas XI IA 2 dan XI IA 3 sebagai kelas
kontrol. Rancangan yang digunakan adalah rancangan penelitian eksperimen
semu dengan desain penelitian pre test-post test nonequivalent group design.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar
dan hasil belajar afektif yang tidak signifikan antara siswa yang memanfaatkan
CD interaktif melalui siklus belajar dengan siswa yang mendapatkan
pembelajaran melalui strategi konvensional. Hasil yang lain menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kognitif yang signifikan antara siswa
yang memanfaatkan CD interaktif melalui siklus belajar dengan siswa yang
mendapatkan pembelajaran melalui strategi konvensional.
Kata kunci: CD interaktif, motivasi, hasil belajar kognitif, hasil belajar afektif
Abstract: Offered media to overcome students’ difficulties in learning subjects
whose process is difficult to observe directly is by interactive CD learning
media. This research was held in Public Senior High School 1 Lawang with the
research’s sample is students of class XI IA 1 and XI IA4 as experiment class
and students of class XI IA 2 and XI IA3 as control class. Scheme used in this
research is a quasi-experimental research scheme with research design pre testpost test nonequivalent group design. This research shows that there is a
different study motivation and affective study result which are not significant
between students used interactive CD through study cycle with they who got
learning through conventional strategy. The other result shows that there is a
different cognitive study result which is significant between students used
interactive CD through study cycle with they who got learning through
conventional strategy.
Keywords: interactive CD, motivation, cognitive study result, affective study
result
Biologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup dan
kehidupannya. Obyek dari biologi adalah benda-benda alam nyata berupa
makhluk hidup dan lingkungan alam di sekitarnya beserta perubahannya (Susanto,
2006:3). Kebanyakan materi biologi bisa diajarkan dengan cara yang sama yaitu
dengan menggunakan metode ceramah, padahal dalam prakteknya tidak semua
materi biologi bisa diajarkan dengan metode tersebut. Metode ceramah
menyebabkan siswa menjadi malas untuk mempelajari biologi terutama materi
yang tidak mengerti dan tidak dipahami. Masalah yang lain terjadi ketika guru
sulit dalam menjelaskan materi pelajaran biologi terutama mengenai kejadian
yang berkaitan dengan alam sekitar yang prosesnya sulit diamati secara langsung,
misalnya tentang sistem pertahanan tubuh dan sistem reproduksi manusia.
Materi sistem reproduksi manusia sebagian bersifat abstrak karena terjadi
di dalam saluran reproduksi, sehingga perlu adanya media yang dapat membantu
siswa memahami materi sistem reproduksi dengan baik. Sedangkan mekanisme
pertahanan tubuh manusia bersifat abstrak karena tidak dapat diamati secara
langsung. Oleh karena itu guru memerlukan media untuk menjelaskan konsep
pertahanan tubuh. Berdasarkan observasi dari guru di SMAN 1 Lawang, Strategi
yang paling sering digunakan pada kelas ekperimen (kelas XI IA 1 dan XI IA 4)
yaitu ceramah, kerja mandiri, diskusi kelompok, diskusi kelas dan praktikum.
Namun hasil dari penerapan strategi belajar tersebut kurang optimal pada siswa.
Hal ini dapat dilihat dari kurangnya keaktifan siswa pada saat diskusi kelompok,
mereka takut salah ketika berpendapat, kurang interaktif dalam pembelajaran,
merasa cepat bosan karena kebanyakan materi kelas XI adalah materi yang sulit
diamati secara langsung seperti sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem
ekskresi, dan sistem regulasi. Dengan demikian ketika mereka termotivasi untuk
belajar, mereka cenderung tidak mendapatkan informasi yang memperjelas
keabstrakan proses materi yang sedang dipelajari. Akibatnya mereka cepat merasa
bosan, sehingga pembelajaran yang dilakukan dinilai kurang menarik bagi siswa.
Jika motivasi sudah mengalami penurunan, maka dampak yang nyata terlihat pada
hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari nilai ulangan siswa yang lebih dari 50%
siswa tidak tuntas atau harus mengikuti ulangan remidi untuk memperbaiki
nilainya.
Upaya yang pernah dilakukan oleh guru agar pembelajaran di kelas
menjadi menyenangkan adalah dengan membuat gambar di papan tulis untuk
memperjelas materi yang sulit diamati dan menyuruh siswa mencatat materi yang
sudah dijelaskan oleh guru, serta tanya jawab antara guru dengan siswa. Tetapi hal
ini ternyata masih belum dapat membuat siswa terdorong untuk belajar dengan
baik karena respon balik siswa yang kurang dilihat dari siswa yang cenderung
diam dan takut salah dalam menjawab pertanyaan dari guru. Solusi lain
ditawarkan adalah pembelajaran dengan media yang diperoleh dari internet.
Media tersebut juga dapat digunakan oleh siswa dalam memperoleh informasi,
namun masih menimbulkan masalah-masalah selama proses pembelajaran yaitu
memerlukan banyak biaya, kurangnya penguasaan keterampilan internet dapat
menghambat proses men-download/mengunduh informasi dan menghambat
komunikasi dengan pihak lain melalui chatting, e-mail, dan jejaring sosial. Selain
itu, informasi yang didapat kadang sederhana atau terlalu umum, kadang malah
terlalu spesifik untuk siswa SMA karena memakai istilah-istilah ilmiah yang
belum dimengerti siswa SMA (Soekartawi dalam Wirastuti, 2011: 4).
Menurut Ali (2009), dua komponen utama yang saling berkaitan dan
sangat menentukan keberhasilan pembelajaran yaitu metode mengajar dan media
pembelajaran. Pemilihan dan penggunaan salah satu metode mengajar memiliki
konsekuensi pada penggunaan jenis media pembelajaran yang sesuai. Fungsi
media dalam proses belajar mengajar adalah untuk meningkatkan rangsangan
peserta didik dalam kegiatan belajar. Keberhasilan menggunakan media dalam
proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar bergantung pada isi pesan,
cara menjelaskan pesan, dan karakteristik penerima pesan (Sutjiono, 2005).
Media yang ditawarkan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam
mempelajari sistem reproduksi manusia dan sistem pertahanan tubuh adalah
dengan media pembelajaran CD interaktif. Keistimewaaan media CD interaktif
dapat digunakan offline sehingga biaya murah, dibuat berdasarkan materi yang
komprehensif dan lengkap, menggunakan kalimat yang dimengerti siswa,
interaktif dan relevan dengan tingkat perkembangan kognitif siswa (Alessi dan
Trollip, dalam Wirastuti, 2011: 5), dan memiliki keterkaitan konsep yang satu
dengan konsep yang lain sehingga diharapkan siswa dapat memahami konsep
secara menyeluruh.
Lebih lanjut menurut Wilson dalam Eristi dan Belet (2010), CD interaktif
sebagai media pembelajaran interaktif dapat menarik perhatian yang berbeda,
memungkinkan untuk mengirim informasi yang abstrak ke situasi nyata,
menyediakan peluang siswa-siswa untuk belajar melangkah, menambah motivasi
siswa selama melakukan aktivitas belajar, membuat pembelajaran menjadi
menyenangkan dan menarik, memungkinkan berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran, mendukung pengiriman informasi dengan fasilitas multimedia
seperti grafik, gambar, video/suara/animasi.
CD interaktif juga termasuk dalam kelompok multimedia. Ada empat
komponen penting multimedia, yaitu: Pertama, harus ada computer yang
mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar yang berinteraksi dengan
pengguna. Kedua, harus ada link yang menghubungkan pengguna dengan
informasi. Ketiga, harus ada alat navigasi yang memandu pengguna, menjelajah
jaringan informasi yang saling terhubung. Keempat, multimedia menyediakan
tempat kepada pengguna untuk mengumpulkan, memproses, dan
mengkomunikasikan informasi ide pengguna sendiri. Sedangkan interaktif berarti
pengguna aplikasi dapat mengatur urutan jalannya aplikasi, mengatur tempo dan
yang lebih penting yaitu memilih apa yang ingin dilihat dan bagian mana yang
tidak ingin dilihat. Oleh karena itu, penggabungan media untuk menyampaikan
informasi merupakan suatu hal yang bagus, tetapi penambahan interaksi akan jauh
lebih bagus (Dewi, 2011).
METODE
Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar pada
pembelajaran biologi yang menggunakan metode berbasis komputer CD interaktif
dengan pembelajaran konvensional yang menggunakan metode diskusi dan
ceramah. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen
semu (quasi experiment design) dengan rancangan pre test-post test non
equivalent control group design pada kedua kelompok sampel penelitian. Kedua
kelompok mendapatkan perlakuan yang sama dari segi tujuan dan isi materi
pembelajaran. Perbedaan antara kedua kelompok tersebut adalah digunakan
metode berbasis komputer CD interaktif pada kelompok eksperimen sedangkan
diskusi dan ceramah adalah kelompok kontrol. Pengetahuan awal siswa dalam
penelitian digunakan sebagai variabel luar yang dikendalikan secara statistik
dengan pre tes dan digunakan dalam uji statistik dengan analisis kovarian
(anakova).
Variabel bebas penelitian adalah pembelajaran biologi menggunakan CD
interaktif dan pembelajaran konvensional, sedangkan variabel terikatnya adalah
motivasi, hasil belajar kognitif dan afektif siswa. Sementara variabel kontrol
penelitian meliputi guru, jumlah jam pelajaran, sarana dan prasarana, serta
kurikulum yang sama. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah
pendekatan kuantitatif kualitatif. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat dapat digambarkan sebagai berikut.
X1
Y1
Y2
Y3
X2
Y1
Y2
Y3
Gambar 1 Hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat.
Keterangan
X1 : pembelajaran biologi menggunakan CD interaktif pada kelompok eksperimen
X2 : pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol
Y1 : motivasi belajar siswa
Y2 : hasil belajar kognitif
Y3 : hasil belajar afektif
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 1 Lawang.
Sedangkan pemilihan sampel dari populasi penelitian diambil dari empat kelas
yang kondisi prestasi belajarnya hampir sama yaitu siswa kelas XI IA1, XI IA2,
XI IA3, dan XI IA4 SMAN 1 Lawang sehingga data yang digunakan sebagai
sampel menjadi representatif. Siswa kelas XI IA1 dan XI IA4 sebagai kelompok
perlakuan dan siswa kelas XI IA2 dan XI IA3 sebagai kelompok kontrol atas
dasar penunjukan (purposive sampling).
INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang digunakan dalam penelitian terdiri dari instrumen variabel
bebas dan instrumen variabel terikat.
A. Instrumen variabel bebas antara lain.
1. Lembar Observasi, digunakan untuk penilaian apakah pembelajaran telah
sesuai dengan sintaks pembelajaran berbasis komputer CD interaktif.
Keterlaksanaan pembelajaran yang diamati meliputi kegiatan guru dan kegiatan
siswa selama proses pembelajaran serta motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
2. Catatan Lapangan, digunakan untuk mencatat hal-hal yang terkait dengan
penelitian namun belum tercantum dalam lembar observasi. Aspek yang
diamati adalah kegiatan siswa saat keterlaksanaan setiap sintaks dari
pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis komputer CD
interaktif.
B. Instrumen variabel terikat antara lain.
1. Angket motivasi belajar siswa adalah instrumen yang digunakan dalam
melakukan penilaian motivasi belajar siswa sebelum dilakukan perlakuan dan
sesudah diberi perlakuan.
2. Tes hasil belajar kognitif adalah instrumen yang digunakan dalam penilaian
hasil belajar kognitif yang dilakukan dengan cara tes. Tes kognitif didapat
dengan cara pre tes dan pos tes.
3. Tes hasil belajar afektif adalah instrumen yang dipakai oleh guru untuk menilai
hasil belajar afektif yang dilakukan dengan penilaian pada tes sikap skala
Likert. Prosedur pengembangan skala Likert mengacu pada respon yang
diberikan siswa mencakup aspek kognisi, afeksi, dan konasi dengan tingkat
kesetujuan yang berbeda, yaitu sangat setuju (SS), setuju (ST), ragu-ragu (RR),
tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Pemberian skor untuk
pernyataan positif diberi urutan dari SS, ST, RR, TS, dan STS dengan bobot
skor 5,4,3,2, dan 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif diberi bobot skor
sebaliknya yaitu 1,2,3,4, dan 5.
Instrumen penelitian ini dijelaskan pada Tabel 1.
Tabel 1 Instrumen Penelitian
No
Variabel
1
Pembelajaran dengan CD
interaktif
2
3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Motivasi belajar siswa
a.Attention (perhatian
terhadap pelajaran)
b.Relevance (keterkaitan)
c.Confidence (keyakinan
diri/percaya diri)
d. Satisfaction (kepuasan)
Instrumen
Lembar observasi keterlaksaan
pembelajaran oleh guru
Lembar observasi keterlaksaan
pembelajaran oleh siswa
Catatan lapangan
Teknis
Pengumpulan
Data
Observasi
Observasi
Observasi
Angket motivasi belajar siswa
Observasi
Angket motivasi belajar siswa
Angket motivasi belajar siswa
Observasi
Observasi
Angket motivasi belajar siswa
Observasi
Hasil belajar siswa
a. Kognitif
Tes hasil belajar kognitif
b. Afektif
Tes hasil belajar afektif
Tes hasil belajar
kognitif
Tes hasil belajar
afektif
Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tahap persiapan, dilakukan penyusunan instrumen penelitian baik instrumen
berupa perangkat kegiatan pembelajaran maupun instrumen mengumpulkan
data.
Tahap pre tes, dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan terhadap kedua
kelas penelitian yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Tahap pelaksanaan pembelajaran, merupakan proses pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran CD interaktif pada
kelas eksperimen dan menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada
kelas kontrol.
Tahap pos tes, dilaksanakan setelah siswa melaksanakan proses pembelajaran
untuk mengetahui atau mengevaluasi hasil proses pembelajaran yang
dilaksanakan.
Tabulasi data, untuk memudahkan dalam analisis data hasil penelitian. Datadata dimasukkan dalam tabel sehingga mudah untuk dianalisis.
Analisis data dengan statistik deskriptif untuk menggambarkan hasil
penelitian secara umum dan statistik parametrik untuk menguji hipotesis.
Analisis statistik parametrik untuk menguji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan analisis kovarian (anakova). Uji anakova digunakan untuk
mengetahui perbedaan motivasi dan hasil belajar (kognitif dan afektif) siswa
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum dilakukan uji anakova,
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas data dan uji
homogenitas varian. Uji statistik pada penelitian ini menggunakan SPSS 16.0
for Windows. Observasi juga dilakukan selama kegiatan pembelajaran guna
mengetahui keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan pembelajaran yang
dialami oleh siswa berdasarkan deskriptor yang telah direncanakan.
Pencatatan data selama observasi dibantu oleh satu observer dengan
menggunakan instrumen berupa lembar keterlaksanaan pembelajaran oleh
guru dan siswa yang telah disusun sebelum pelaksanaan penelitian.
HASIL
Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Keterlaksanaan Pembelajaran Menggunakan CD Interaktif melalui Siklus
Belajar
Keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa dapat diketahui dari
lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa yang
didalamnya berisi perolehan deskriptor yang muncul selama pembelajaran. Data
keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Keterlaksanaan Pembelajaran Oleh Guru dan Siswa
Deskriptor yang
Pembelajaran
Total Deskriptor
muncul
Oleh Guru
12
12
Oleh Siswa
12
12
Rerata
12
12
Keterlaksanaan
Pembelajaran (%)
100
100
100
Hasil perhitungan keterlaksanaan pembelajaran menggunakan CD
interaktif selama pembelajaran adalah 100% yang artinya bahwa pembelajaran
yang dilakukan selama penelitian di kelas eksperimen sudah sesuai dengan
deskriptor atau proses pembelajaran yang telah direncanakan.
Sedangkan catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang
terkait dengan penelitian namun belum tercantum dalam lembar observasi. Aspek
yang diamati adalah kegiatan siswa saat keterlaksanaan setiap sintaks dari
pembelajaran menggunakan CD interaktif melalui siklus belajar.
2. Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Lawang
Rata-rata nilai motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol tertera pada Tabel 3 dan disajikan pada Gambar 2 berikut agar menjadi
lebih jelas. Pada Gambar 2 terlihat bahwa rata-rata nilai motivasi belajar siswa
pada kelas kontrol lebih besar daripada kelas eksperimen. Besarnya persentase
peningkatan rata-rata nilai pos tes pada kelas eksperimen berdasarkan nilai pre tes
sebesar 1,66%. Sedangkan persentase peningkatan rata-rata nilai pos tes pada
kelas kontrol sebesar 1,65%.
Tabel 3 Rata-rata Nilai Motivasi Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Rata-rata
Rata-rata
Persentase
No.
Kelas
Kategori
Kategori
Nilai Pre tes
Nilai Pos tes
Peningkatan
1
Eksperimen
78,4
Baik
79,7
Baik
1,66%
2
Kontrol
78,6
Baik
79,9
Baik
1,65%
Gambar 2 Histogram Rata-rata Nilai Motivasi Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Berdasarkan pada setiap aspek motivasi yaitu Attention (A), Relevance
(R), Confidence (C), dan Satisfaction (S), maka didapatkan rata-rata nilai setiap
aspek motivasi tertera pada Tabel 4 dan 5 berikut.
Tabel 4 Rata-rata Nilai Setiap Aspek Motivasi pada Kelas Eksperimen
No.
1
2
3
4
Aspek
Motivasi
Attention
Relevance
Confidence
Satisfaction
Rata-rata
Pre tes
73,9
85,6
78,2
80,5
Kategori
Cukup
Sangat Baik
Baik
Baik
Rata-rata
Pos tes
73,9
88,1
79,9
82,4
Kategori
Cukup
Sangat Baik
Baik
Baik
Persentase
Peningkatan
0%
2,9%
2,2%
2,4%
Tabel 5 Rata-rata Nilai Setiap Aspek Motivasi pada Kelas Kontrol
No.
1
2
3
4
Aspek
Motivasi
Attention
Relevance
Confidence
Satisfaction
Rata-rata
Pre tes
72,1
86,4
79,0
82,4
Kategori
Cukup
Sangat Baik
Baik
Baik
Rata-rata
Pos tes
73,3
86,8
81,1
83,7
Kategori
Cukup
Sangat Baik
Baik
Baik
Persentase
Peningkatan
1,6%
0,5%
2,7%
1,6%
Berdasarkan Tabel 4, rata-rata nilai setiap aspek motivasi kelas
eksperimen disajikan dalam histogram pada Gambar 3 yang menunjukkan ratarata nilai pos tes dari 3 aspek motivasi pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pre
tes atau dengan kata lain mengalami peningkatan. Namun ada yang tidak
mengalami peningkatan (tetap) pada aspek motivasi yaitu pada Attention (A).
Berdasarkan Tabel 5, rata-rata nilai setiap aspek motivasi kelas kontrol
disajikan dalam histogram pada Gambar 4 yang menunjukkan bahwa rata-rata
nilai pos tes dari seluruh aspek motivasi pada kelas kontrol lebih tinggi dari pre
tes atau dengan kata lain juga mengalami peningkatan seperti pada kelas
eksperimen. Namun, jika dilihat dari besarnya peningkatan nilai pre tes dan pos
tes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka kelas eksperimen
menunjukkan peningkatan yang lebih besar pada beberapa aspek motivasi yaitu
Relevance (R) dan Satisfaction (S).
Gambar 3 Histogram Rata-rata Nilai Setiap Aspek Motivasi pada Kelas Eksperimen
Gambar 4 Histogram Rata-rata Nilai Setiap Aspek Motivasi pada Kelas Kontrol
3. Hasil Belajar Kognitif Kelas XI SMA Negeri 1 Lawang
Rata-rata nilai hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol tertera pada Tabel 6 dan disajikan pada Gambar 5 agar menjadi lebih jelas.
Pada Gambar 5 terlihat bahwa rata-rata nilai hasil belajar kognitif siswa pada
kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Besarnya persentase
peningkatan rata-rata nilai pos tes pada kelas eksperimen berdasarkan nilai pre tes
sebesar 76,7%. Sedangkan persentase peningkatan rata-rata nilai pos tes pada
kelas kontrol sebesar 71,6%.
Tabel 6 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Persentase
Rata-rata
Rata-rata
No.
Kelas
Kategori
Kategori
Peningkatan
Nilai Pre tes
Nilai Pos tes
Sangat
1
Eksperimen
44,6
78,8
Baik
76,7%
Kurang
Sangat
2
Kontrol
42,6
73,1
Cukup
71,6%
Kurang
Berdasarkan pada setiap aspek hasil belajar kognitif yaitu C1, C2, C3, C4,
C5, dan C6, maka didapatkan rata-rata nilai setiap aspek hasil belajar kognitif
tertera pada Tabel 7 dan 8.
Gambar 5 Histogram Rata-rata Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol.
Tabel 7 Rata-rata Nilai Setiap Aspek Hasil Belajar Kognitif pada Kelas Eksperimen
Rata-rata
Rata-rata
Persentase
Aspek Kognitif
Kategori
Kategori
Pre tes
Pos tes
Peningkatan
C1
52,7
Kurang
80,1
Baik
52,2%
C2
38,8
Sangat Kurang
81,3
Baik
109,4%
C3
40,4
Sangat Kurang
77,2
Baik
90,8%
C4
56,3
Kurang
83,3
Baik
47,9%
C5
31,3
Sangat Kurang
72,0
Cukup
129,9%
C6
40,5
Sangat Kurang
73,2
Cukup
80,8%
Tabel 8 Rata-rata Nilai Setiap Aspek Hasil Belajar Kognitif pada Kelas Kontrol
Rata-rata
Persentase
Rata-rata
Kategori
Aspek Kognitif
Kategori
Pos tes
Peningkatan
Pre tes
C1
44,1
Sangat Kurang
75,1
Baik
70,2%
C2
36,4
Sangat Kurang
76,0
Baik
108,9%
C3
39,2
Sangat Kurang
65,4
Cukup
66,6%
C4
49,0
Sangat Kurang
76,8
Baik
56,6%
C5
31,3
Sangat Kurang
71,8
Cukup
129,2%
C6
44,4
Sangat Kurang
68,6
Cukup
54,6%
Gambar 6 Histogram Rata-rata Nilai Setiap Aspek Hasil Belajar Kognitif pada Kelas
Eksperimen.
Gambar 7 Histogram Rata-rata Nilai Setiap Aspek Hasil Belajar Kognitif pada Kelas
Kontrol.
Berdasarkan Tabel 7, rata-rata nilai setiap aspek hasil belajar kognitif kelas
eksperimen disajikan dalam histogram pada Gambar 6 yang menunjukkan bahwa
rata-rata nilai pos tes dari seluruh aspek hasil belajar kognitif pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari pre tes atau dengan kata lain mengalami peningkatan.
Berdasarkan Tabel 8, rata-rata nilai setiap aspek hasil belajar kognitif kelas
kontrol disajikan dalam histogram pada Gambar 7 yang menunjukkan bahwa ratarata nilai pos tes dari seluruh aspek hasil belajar kognitif pada kelas kontrol lebih
tinggi dari pre tes atau dengan kata lain juga mengalami peningkatan sama seperti
pada kelas eksperimen. Namun, jika dilihat dari besarnya peningkatan nilai pre tes
dan pos tes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka kelas eksperimen
menunjukkan peningkatan yang lebih besar pada beberapa aspek hasil belajar
kognitif yaitu pada C2, C3, dan C5.
4. Hasil Belajar Afektif Kelas XI SMA Negeri 1 Lawang
Rata-rata nilai hasil belajar afektif siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol tertera pada Tabel 9 dan disajikan pada Gambar 8 agar menjadi lebih jelas.
Pada Gambar 8 terlihat bahwa rata-rata nilai hasil belajar afektif siswa pada kelas
kontrol lebih besar daripada kelas eksperimen. Besarnya persentase peningkatan
rata-rata nilai pos tes pada kelas eksperimen berdasarkan nilai pre tes sebesar
1,67%. Sedangkan persentase peningkatan rata-rata nilai pos tes pada kelas
kontrol sebesar 1,66%. Berdasarkan pada setiap aspek hasil belajar afektif yaitu
A2, A3, A4, dan A5, maka didapatkan rata-rata nilai setiap aspek hasil belajar
afektif tertera pada Tabel 10 dan 11.
Tabel 9 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Afektif Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Rata-rata
Rata-rata
Persentase
No.
Kelas
Kategori
Kategori
Nilai Pre tes
Nilai Pos tes
Peningkatan
Sangat
1,67%
1 Eksperimen
83,9
Baik
85,3
Baik
Sangat
2 Kontrol
84,5
Baik
85,9
1,66%
Baik
Gambar 8 Histogram Rata-rata Nilai Hasil Belajar Afektif Siswa pada Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol.
Tabel 10 Rata-rata Nilai Setiap Aspek Hasil Belajar Afektif pada Kelas Eksperimen
Persentase
Rata-rata
Rata-rata
Kategori
Kategori
Aspek Afektif
Peningkatan
Pre tes
Pos tes
A2
80,3
Baik
84,7
Baik
5,4%
A3
85,8
Sangat Baik
85,9
Sangat Baik
0,1%
A4
82,9
Baik
83,6
Baik
0,8%
A5
85,7
Sangat Baik
86,7
Sangat Baik
1,2%
Tabel 11 Rata-rata Nilai Setiap Aspek Hasil Belajar Afektif pada Kelas Kontrol
Persentase
Rata-rata
Rata-rata
Kategori
Kategori
Aspek Afektif
Peningkatan
Pre tes
Pos tes
A2
83,1
Baik
85,6
Sangat Baik
3,0%
A3
85,6
Sangat Baik
87
Sangat Baik
1,6%
A4
82,9
Baik
82,9
Baik
0%
A5
86,2
Sangat Baik
87,9
Sangat Baik
2,0%
Berdasarkan Tabel 10, rata-rata nilai setiap aspek hasil belajar afektif kelas
eksperimen disajikan dalam histogram pada Gambar 9 yang menunjukkan bahwa
rata-rata nilai pos tes dari seluruh aspek hasil belajar afektif pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari pre tes atau dengan kata lain mengalami peningkatan.
Berdasarkan Tabel 11, rata-rata nilai setiap aspek hasil belajar afektif kelas
kontrol disajikan dalam histogram pada Gambar 10 yang menunjukkan bahwa
rata-rata nilai pos tes dari seluruh aspek hasil belajar afektif pada kelas kontrol
lebih tinggi dari pre tes atau dengan kata lain juga mengalami peningkatan sama
seperti pada kelas eksperimen. Namun, jika dilihat dari besarnya peningkatan nilai
pre tes dan pos tes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka kelas
eksperimen menunjukkan peningkatan yang lebih besar pada beberapa aspek hasil
belajar afektif yaitu pada A2 dan A4.
Gambar 9 Histogram Rata-rata Nilai Setiap Aspek Hasil Belajar Afektif pada Kelas
Eksperimen.
Gambar 10 Histogram Rata-rata Nilai Setiap Aspek Hasil Belajar Afektif pada Kelas
Kontrol.
Analisis Data Hasil Penelitian secara Statistik
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan Uji KolmogorovSmirnov. Data penelitian dikatakan terdistribusi normal jika nilai taraf signifikansi
lebih dari 0,025. Taraf signifikansi hasil uji normalitas pada motivasi awal
berdasarkan hasil pre tes sebesar 0,439 > 0,025. Sedangkan untuk taraf
signifikansi hasil uji normalitas pada motivasi akhir berdasarkan hasil pos tes
sebesar 0,471 > 0,025. Taraf signifikansi hasil uji normalitas pada hasil belajar
kognitif awal berdasarkan hasil pre tes sebesar 0,098 > 0,025. Sedangkan untuk
taraf signifikansi hasil uji normalitas pada hasil belajar kognitif akhir berdasarkan
hasil pos tes sebesar 0,337 > 0,025. Taraf signifikansi hasil uji normalitas pada
hasil belajar afektif awal berdasarkan hasil pre tes sebesar 0,709 > 0,025.
Sedangkan untuk taraf signifikansi hasil uji normalitas pada hasil belajar afektif
akhir berdasarkan hasil pos tes sebesar 0,491 > 0,025. Berdasarkan data tersebut
dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas data pada penelitian ini dilakukan dengan Uji Levene’s.
Data dikatakan homogen jika taraf signifikansi lebih dari 0,05. Taraf signifikansi
pada motivasi awal berdasarkan hasil pre tes sebesar 0,980 > 0,05. Sedangkan
taraf signifikansi pada motivasi akhir berdasarkan hasil pos tes sebesar 0,124 >
0,05. Taraf signifikansi pada hasil belajar kognitif awal berdasarkan hasil pre tes
sebesar 0,098 > 0,05. Sedangkan untuk taraf signifikansi hasil belajar kognitif
akhir berdasarkan hasil pos tes sebesar 0,989 > 0,05. Taraf signifikansi pada hasil
belajar afektif awal berdasarkan hasil pre tes sebesar 0,734 > 0,05. Sedangkan
untuk taraf signifikansi hasil belajar afektif akhir berdasarkan hasil pos tes sebesar
0,768 > 0,05. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulan bahwa data dikatakan
homogen.
2. Uji Hipotesis Penelitian
a. Motivasi Belajar
Berdasarkan perhitungan Anakova didapatkan kesimpulan bahwa nilai
probabilitas strategi pembelajaran 0,839 atau lebih dari 0,05 sehingga hipotesis
nol diterima dan hipotesis penelitian ditolak. Hal ini berarti bahwa media
pembelajaran CD interaktif melalui siklus belajar tidak berpengaruh terhadap
motivasi belajar siswa. Walaupun secara statistik tidak signifikan, namun terdapat
kecenderungan terjadinya peningkatan antara rata-rata nilai pre tes dan rata-rata
nilai pos tes baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.
b. Hasil Belajar Kognitif
Berdasarkan perhitungan Anakova didapatkan kesimpulan bahwa nilai
probabilitas strategi pembelajaran 0,000 atau kurang dari 0,05 sehingga hipotesis
nol ditolak dan hipotesis penelitian diterima. Hal ini berarti media pembelajaran
CD interaktif melalui siklus belajar berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif
siswa.
c. Hasil Belajar Afektif
Berdasarkan perhitungan Anakova didapatkan kesimpulan bahwa nilai
probabilitas strategi pembelajaran 0,850 atau lebih dari 0,05 sehingga hipotesis
nol diterima dan hipotesis penelitian ditolak. Hal ini berarti bahwa media
pembelajaran CD interaktif melalui siklus belajar tidak berpengaruh terhadap hasil
belajar afektif siswa. Walaupun secara statistik tidak signifikan, namun terdapat
kecenderungan terjadinya peningkatan antara rata-rata nilai pre tes dan rata-rata
nilai pos tes baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.
PEMBAHASAN
Motivasi Belajar Siswa
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemanfaatan CD interaktif melalui
siklus belajar sebagai media pembelajaran biologi tidak berpengaruh terhadap
motivasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai probabilitas strategi 0,839 >
0,05, jadi terdapat perbedaan motivasi belajar yang tidak signifikan antara siswa
yang memanfaatkan CD interaktif melalui siklus belajar dengan siswa yang
mendapatkan pembelajaran melalui strategi konvensional. Walaupun secara
statistik, perbedaan hasil motivasi belajar tidak signifikan, namun terdapat
kecenderungan terjadinya peningkatan yang lebih tinggi antara rata-rata nilai pre
tes dengan rata-rata nilai pos tes pada kelas eksperimen dibandingkan pada kelas
kontrol. Hal ini sesuai dengan pendapat Ali (2007:2) yang menyatakan bahwa
media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi siswa, mengulang konsep
yang telah dipelajari, merangsang siswa untuk belajar penuh semangat dan
mengaktifkan respons siswa serta segera diperoleh umpan balik dari siswa.
Winkel dalam Rohman (2011) menyatakan bahwa terdapat 2 hal yang
menunjukkan motivasi belajar siswa yaitu jika siswa merasa senang akan
bergairah dan bersemangat, sebaliknya jika siswa merasa tidak senang akan tidak
bergairah dan tidak bersemangat sehingga akan mengalami kesulitan, serta jika
suatu objek dihayati sebagai suatu yang berharga, maka timbullah perasaan
senang (positif) dan sebaliknya jika suatu objek tidak dihayati sebagai suatu yang
berharga, maka timbullah perasaan tidak senang (negatif).
Hasil penelitian Gunawan (2008) di SMAN 2 Lamongan menunjukkan
bahwa media pembelajaran berbasis CAI sangat efektif untuk pembelajaran materi
perkembangan prenatal manusia. Kemp dan Dayton dalam Gunawan (2008:18)
juga menambahkan bahwa media pembelajaran dengan CD interaktif selain
membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik juga sikap positif siswa
dapat ditingkatkan dan proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Hasil serupa
diperoleh dari penelitian Wirastuti (2011) di SMAN 1 Kesamben yang
menunjukkan bahwa CD interaktif Sistem Pertahanan Tubuh Manusia dapat
membangkitkan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya meningkatkan hasil
belajar siswa.
Hasil analisis pada setiap aspek motivasi belajar siswa menunjukkan
adanya kecenderungan pengaruh pemanfaatan CD interaktif melalui siklus belajar
sebagai media pembelajaran biologi yang terdapat pada aspek motivasi belajar
Relevance dan Satisfaction. Hal ini memperlihatkan bahwa siswa dapat
menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan
kondisi siswa. Motivasi siswa akan terpelihara jika mereka menganggap bahwa
apa yang telah dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi, atau dapat dikatakan
bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang oleh siswa. Menurut Hamalik
(2004:174) Kebutuhan pribadi merupakan kecenderungan-kecenderungan
permanen dalam diri seseorang yang menimbulkan dorongan dan menimbulkan
kelakuan untuk mencapai tujuan hidup. Kebutuhan ini timbul karena adanya
perubahan (internal change) di dalam organisme. Perubahan inilah yang akan
memunculkan energi dalam mencapai tujuan. Ketika tujuan tercapai, maka siswa
akan merasa puas dan akan terus termotivasi mencapai tujuan yang serupa.
Berdasarkan analisis data, kecenderungan pengaruh pemanfaatan CD
interaktif melalui siklus belajar pada aspek Attention, jika dilihat dari besarnya
persentase kelas eksperimen lebih rendah atau lebih tepatnya adalah tidak
mengalami peningkatan daripada kelas kontrol. Hal ini terjadi mungkin karena
kurang adanya rangsangan dari guru sampai siswa dapat memberikan perhatian
pada materi yang sedang dipelajari. Menurut Suciati (dalam Rohman, 2011:30),
perhatian siswa didorong rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu perlu mendapatkan
rangsangan sehingga siswa akan memberikan perhatian dan perhatian tersebut
terpelihara selama berlangsungnya pembelajaran, dan bahkan akan lebih lama dari
itu. Namun jika dilihat dari analisis data, besarnya nilai motivasi awal maupun
motivasi akhir pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai motivasi awal
maupun motivasi akhir pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian
selama pembelajaran biologi pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada pada
kelas kontrol.
Percaya diri berarti merasa dirinya kompeten atau mampu, yang
merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan.
Menurut Suciati (dalam Rohman, 2011: 30), kepercayaan diri berhubungan
dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya mampu untuk melakukan suatu tugas
yang menjadi syarat keberhasilan. Kecenderungan pengaruh pemanfaatan CD
interaktif juga terdapat pada Confidence (percaya diri) meskipun masih lebih
rendah jika didasarkan pada perbedaan persentase peningkatan dengan kelas
kontrol. Kecenderungan pengaruh dapat disebabkan motivasi internal setiap siswa
berbeda. Motivasi internal (intrinsik) merupakan motivasi yang berasal dari dalam
individu itu sendiri. Menurut Mudjiono dan Dimyati (2006, 94), siswa adalah
pebelajar yang paling berkepentingan dalam menghayati belajar. Ada siswa yang
ingin memperoleh pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan sejak kecil. Siswa
tersebut termasuk dalam siswa yang memiliki motivasi intrinsik.
Dalam proses belajar mengajar, peran guru untuk menguatkan motivasi
intrinsik yaitu dengan melakukan tindakan mendidik seperti memberi hadiah,
pujian, teguran, hukuman, atau nasihat. Oleh karena itu, penguatan motivasi
belajar tersebut berada di tangan para guru/pendidik sepanjang hayat. Dalam
melaksanakan pengajaran, guru harus mendorong siswa untuk mengaitkan apa
yang sedang dipelajari dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki
sebelumnya dan mengaitkan apa yang dipelajari dengan fenomena kehidupan
sehari-hari. Selanjutnya siswa didorong untuk membangun kesimpulan yang
merupakan pemahaman siswa terhadap konsep atau teori yang sedang dipelajari.
Tahapan tersebut selaras dengan tahapan yang terdapat dalam siklus belajar.
Siklus belajar menuntun guru untuk menggali pengetahuan awal siswa,
menghubungkan pengetahuan tersebut dengan konsep yang dipelajari, serta
mengembangkan konsep dengan situasi atau permasalahan baru yang terdapat di
sekitarnya.
Hasil Belajar Kognitif
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemanfaatan CD interaktif melalui
siklus belajar sebagai media pembelajaran biologi berpengaruh terhadap hasil
belajar kognitif siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai probabilitas strategi 0,000 <
0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kognitif
yang signifikan antara siswa yang memanfaatkan CD interaktif melalui siklus
belajar dengan siswa yang mendapat pembelajaran melalui strategi konvensional.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wirastuti
(2011) di SMAN 1 Kesamben yang menunjukkan bahwa pemanfaatan media CD
interaktif Sistem Pertahanan Tubuh Manusia dapat meningkatkan aktivitas siswa,
membangkitkan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya meningkatkan hasil
belajar siswa dan menghemat waktu dalam proses belajar mengajar sehingga
pembelajaran menjadi efektif dan efisien.
Media CD interaktif yang dimanfaatkan dalam penelitian ini disesuaikan
dengan karakteristik siswa SMA kelas XI. Menurut Piaget dalam Muijs dan
Reynolds (2008:15) siswa SMA kelas XI yang berumur sekitar 17 tahun memiliki
tingkat perkembangan kognitif dalam tahap operasional formal. Siswa kelas XI
secara umum mampu merangkum, membuat hipotesis dan membuktikan hipotesis
berdasarkan data yang diperoleh selama observasi. Selain itu, siswa kelas XI
memiliki kemampuan dalam memahami konsep yang konkrit maupun abstrak.
Dalam media CD interaktif ini siswa dikembangkan untuk memahami konsep
sistem pertahanan tubuh manusia dan sistem reproduksi manusia melalui gambar
konkrit maupun animasi dan video. Diharapkan siswa dalam proses berpikirnya
dapat merangkum materi dan menyaringnya sehingga siswa memiliki pola di
dalam kerangka berpikirnya. Hal ini sesuai dengan kemampuan siswa yang dapat
membuat rangkuman dan simpulan.
Sadiman (2009:23) mengungkapkan bahwa media mempunyai nilai-nilai
praktis berupa kemampuan atau keterampilan untuk: 1) membuat konsep yang
abstrak menjadi konkrit, misalnya sistem peredaran darah manusia; 2) membawa
objek yang sukar didapat atau berbahaya ke dalam lingkungan belajar, seperti
binatang buas; 3) menampilkan objek yang terlalu besar ke dalam kelas, seperti
candi dan pasar; 4) menampilkan objek yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang, seperti mikroorganisme. Media CD interaktif ini menekankan pada
karakter media untuk membuat konsep yang abstrak menjadi konkrit,
menampilkan objek yang tidak dapat dilihat dengan mata langsung.
Media CD interaktif ini memiliki kesesuaian dengan tujuan pembelajaran,
kesesuaian dengan materi sistem pertahanan tubuh manusia dan sistem reproduksi
manusia sehingga materi tersebut sangat mudah dipahami oleh siswa jika
disampaikan dengan media CD interaktif yang dapat digunakan offline sehingga
dapat menghemat biaya. Selain keistimewaan media tersebut sebagai bagian dari
sistem pembelajaran, media mempunyai nilai-nilai praktis berupa
kemampuan/keterampilan untuk menyajikan informasi belajar secara konsisten
dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan. Wirastuti (2011: 28-29)
juga menambahkan bahwa media CD interaktif memungkinkan siswa
mempercepat maupun memperlambat animasi/video sampai siswa memahami
konsep yang telah dipelajari.
Pemanfaatan media CD interaktif ini dimasukkan dalam sintaks siklus
belajar 4E sehingga menjadikan pembelajaran lebih berkesan dan menyenangkan.
Siklus belajar merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student
centered). Menurut Rohman (2011: 16), siklus belajar merupakan rangkaian
proses pembelajaran yang memiliki tahap-tahap kegiatan yang diorganisasikan
sehingga siswa secara aktif mampu menguasai kompetensi-kompetensi yang harus
dicapai dalam pembelajaran. Pada tahap eksplorasi, guru menggali pengetahuan
awal siswa dan membangkitkan motivasi siswa sehingga memunculkan
pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi yang sedang dipelajari. Pada tahap
eksplanasi, tahap pembelajaran di mana siswa menemukan, membangun, dan
menjelaskan konsep melalui kegiatan diskusi. Konsep tersebut adalah konsep
yang merupakan jawaban dari masalah yang ditemukan siswa dalam tahap
eksplorasi.
Berdasarkan hasil analisis pada setiap aspek hasil belajar kognitif siswa,
kecenderungan pengaruh pemanfaatan CD interaktif melalui siklus belajar sebagai
media pembelajaran biologi terdapat pada aspek C2, C3, C5, dan C6. Hal ini
karena dengan pemanfaatan CD interaktif sebagai media pembelajaran biologi
sangat membantu siswa dalam memahami pada materi sistem pertahanan tubuh
dan sistem reproduksi manusia yang selanjutnya siswa mampu menerapkan suatu
konsep pada suatu masalah yang konkrit dan baru. Hasil belajar kognitif pada
aspek C5 menunjukkan bahwa siswa mampu melihat hubungan dari berbagai
informasi/fakta. Kemampuan ini semacam kemampuan merumuskan suatu pola/
struktur baru berdasarkan pada berbagai informasi dan fakta sehingga dibutuhkan
pengetahuan dan kemampuan siswa yang baik, sehingga dampak peningkatan ini
adalah siswa mampu menciptakan atau membuat suatu produk baru dari hubungan
seluruh pengetahuan yang diperoleh sebelum maupun sesudah pembelajaran.
Kecenderungan pengaruh pemanfaatan CD interaktif melalui siklus belajar
sebagai media pembelajaran biologi juga terdapat pada aspek kognitif C1
meskipun masih lebih rendah jika didasarkan pada perbedaan persentase
peningkatan dengan kelas kontrol. Kecenderungan pengaruh disebabkan karena
pemanfaatan CD interaktif melalui siklus belajar juga di arahkan pada
pengetahuan yang berhubungan dengan kemampuan mengingat, hal ini disebut
juga dengan recall (mengingat kembali). Pada tahap ingatan, materi yang
diketahui oleh siswa hanyalah informasi yang dapat diingat saja. Oleh karena itu,
tingkatan domain kognitif aspek pengetahuan adalah yang paling rendah.
Walaupun aspek pengetahuan merupakan yang paling rendah, namun tidak
dipungkiri bahwa ingatan juga sangat dibutuhkan siswa sebagai dasar untuk
kemampuan berpikir yang lebih tinggi. Seorang siswa yang kurang mampu dalam
pengetahuannya, maka untuk berlanjut ke tahap yang lebih tinggi seperti
memahami, akan mengalami hambatan/kesulitan. Oleh karena itu, guru
diharapkan dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan pada tingkat
mengingat misalnya dengan membuat peta konsep, sehingga siswa memiliki
kemampuan untuk menemukan kembali pengetahuan yang relevan yang terdapat
dalam memori siswa.
Kecenderungan pengaruh pemanfaatan CD interaktif melalui siklus belajar
sebagai media pembelajaran biologi juga terdapat pada aspek kognitif C4
meskipun masih lebih rendah jika didasarkan pada perbedaan persentase
peningkatan dengan kelas kontrol. Kecenderungan pengaruh disebabkan karena
pemanfaatan CD interaktif melalui siklus belajar juga di arahkan pada tingkat
analisis yang menuntut siswa untuk mampu membandingkan, mendeteksi, dan
menginvestigasi suatu permasalahan, serta rendahnya kemampuan siswa
menjawab soal-soal aspek C4. Peran guru sangat diharapkan dalam melatih siswa
supaya terbiasa mengerjakan soal-soal tingkat analisis.
Hasil Belajar Afektif
Hasil belajar afektif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan aspekaspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, dan kepatuhan terhadap moral.
Winkel dalam Rohman (2011) mengemukakan bahwa orang yang bersikap
tertentu cenderung menerima/menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap
objek itu sebagai hal yang berguna/berharga bagi dirinya atau tidak berguna/
berharga. Dengan demikian, siswa memandang bahwa belajar merupakan sesuatu
yang bermanfaat akan memiliki sikap yang positif. Sebaliknya jika siswa
memandang belajar merupakan sesuatu yang tidak bermanfaat, maka akan
memiliki sikap yang negatif. Sikap positif dan negatif mampu memunculkan
penilaian yang spontan melalui perasaan dan berperanan sebagai aspek afektif
dalam pembentukan sikap.
Dalam penelitian ini, hasil belajar afektif siswa diukur dengan
menggunakan tes hasil belajar afektif siswa yang menekankan pada 4 aspek yaitu
responding (A2), valuing (A3), organization (A4), dan characteristization (A5).
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemanfaatan CD interaktif melalui siklus
belajar sebagai media pembelajaran biologi tidak berpengaruh terhadap hasil
belajar afektif siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai probabilitas strategi 0,850 >
0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kognitif
yang tidak signifikan antara siswa yang memanfaatkan CD interaktif melalui
siklus belajar dengan siswa yang mendapat pembelajaran melalui strategi
konvensional. Walapun secara statistik perbedaan hasil belajar afektif tidak
signifikan, namun terdapat kecenderungan terjadinya peningkatan yang lebih
tinggi antara rata-rata nilai pre tes dengan rata-rata nilai pos tes pada kelas
eksperimen dibandingkan pada kelas kontrol.
Hubungan media pembelajaran dengan hasil belajar afektif lebih lanjut
dijelaskan oleh Levie & Lentz (dalam Wirastuti, 2011: 19) bahwa fungsi afektif
pada media pembelajaran yaitu media dapat menggugah emosi dan sikap siswa,
misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial. Menurut Arikunto (2008:
177), ranah afektif tidak dapat diukur setiap saat (pengukuran formal) karena
perubahan tingkah laku siswa tidak dapat berubah sewaktu-waktu. Pengubahan
sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif lama. Cronbach dalam Arikunto
(2008: 178) juga menjelaskan bahwa pernyataan afektif tidak menuntut jawaban
yang benar ataupun salah, namun yang diinginkan adalah jawaban khusus tentang
dirinya mengenai minat, sikap, dan internalisasi nilai. Oleh karena itu, diharapkan
siswa belajar bukan hanya untuk menambah pengetahuan, melainkan juga untuk
berubah, artinya belajar merupakan suatu usaha untuk mengubah tingkah laku
yang lebih baik.
Hasil analisis pada setiap aspek hasil belajar afektif menunjukkan adanya
kecenderungan peningkatan yang lebih tinggi dengan memanfaatkan CD interaktif
melalui siklus belajar sebagai media pembelajaran biologi terdapat pada aspek
afektif A2 dan A4. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan dan
pemahaman konsep yang diperoleh siswa selama pembelajaran dengan
memanfaatkan CD interaktif dapat meningkatkan tanggapan positif untuk
mempelajari bahan-bahan materi yang diterima ketika pembelajaran. Siswa juga
dapat mengkonsepsualisai hubungan antara nilai-nilai, pemantapan dan prioritas
nilai yang telah dimiliki. Walaupun persentase peningkatan lebih rendah dari A2
dan A4, namun aspek A5 yang merupakan domain afektif paling tinggi juga
mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya internalisasi nilainilai yang mengarahkan pada pribadi siswa.
Kecenderungan pengaruh pemanfaatan CD interaktif melalui siklus belajar
sebagai media pembelajaran biologi yang masih perlu ditingkatkan adalah pada
aspek afektif A3. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih belum mampu
memberikan penilaian yang baik terhadap apa yang dilakukannya. Oleh karena itu
guru diharapkan dapat membimbing siswa dalam menumbuhkan rasa percaya diri
bahwa yang dilakukan oleh siswa itu sendiri adalah benar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan hasil pembahasan dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut.
1. Media pembelajaran CD interaktif melalui siklus belajar tidak berpengaruh
terhadap motivasi belajar biologi siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai
probabilitas strategi 0,839 > 0,05, jadi terdapat perbedaan motivasi belajar
yang tidak signifikan antara siswa yang memanfaatkan CD interaktif melalui
siklus belajar dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran melalui strategi
konvensional. Namun terdapat kecenderungan peningkatan rata-rata nilai
motivasi yang lebih tinggi pada kelas eksperimen daripada kelas kontrol.
2. Media pembelajaran CD interaktif melalui siklus belajar berpengaruh
terhadap hasil belajar kognitif siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai
probabilitas strategi 0,000 < 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar kognitif yang signifikan antara siswa yang
memanfaatkan CD interaktif melalui siklus belajar dengan siswa yang
mendapat pembelajaran melalui strategi konvensional.
3. Media pembelajaran CD interaktif melalui siklus belajar tidak berpengaruh
terhadap hasil belajar afektif siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai probabilitas
strategi 0,850 > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar kognitif yang tidak signifikan antara siswa yang memanfaatkan
CD interaktif melalui siklus belajar dengan siswa yang mendapat
pembelajaran melalui strategi konvensional. Namun terdapat kecenderungan
peningkatan rata-rata nilai hasil belajar afektif yang lebih tinggi pada kelas
eksperimen daripada kelas kontrol.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian diajukan saran sebagai berikut.
1. Guru bidang studi dapat memanfaatkan CD interaktif melalui siklus belajar
sebagai media pembelajaran biologi yang dapat dipadukan dengan strategi
pembelajaran yang lain karena terbukti keberhasilannya untuk meningkatkan
hasil belajar kognitif.
2. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan memanfaatkan CD interaktif
melalui siklus belajar yang dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar
psikomotor atau kemampuan yang lain seperti metakognitif dan berpikir
kritis.
3. Dalam pembelajaran, guru diharapkan dapat memberikan pengalaman
pembelajaran yang baru untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
4. Diharapkan pemanfaatan CD interaktif dapat digunakan sebagai alternatif
media pembelajaran biologi disamping media pembelajaran yang lain.
5. Dapat dilakukan penelitian lagi dengan populasi yang lebih luas agar dapat
dimanfaatkan di sekolah-sekolah yang lain.
DAFTAR RUJUKAN
Ali, M. dan T. Sukisno. 2007. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Multimedia untuk Memfasilitasi Belajar Mandiri pada Matakuliah
Medan Elektromagnetik di Jurusan Pendidikan elektro FT UNY,
(Online), (http://www.elektro.uny.ac.id/muhal, diakses 10 Juli 2011).
Ali, Muhamad. 2009. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mata
Kuliah Medan Elektromagnetik. Jurnal Edukasi@Elektro. Volume 5,
No.1.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Dewi, Arfita Restu Kurnia. 2011. Analisis dan Perancangan Aplikasi Multimedia
Pembelajaran Biologi Untuk SMA Kelas XI. Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika dan Komputer.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen
Pendidikan Tinggi Depdiknas.
Eristi, Suzan Duygu and Belet, Serife Dilek. 2010. Teachers’ and Students’
Opinions about the Interactive Instructional Environment Designed for
Bilingual Turkish Primary School Students in Norway. Turkish Online
Journal of Qualitative Inquiry. Volume 1 (1).
Gunawan, S. 2008. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis CAI (Computer
Assisted Instruction) untuk Materi Perkembangan Prenatal Manusia
Kelas XI Semester 2 SMA Negeri 2 Lamongan. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Hamalik, Oemar. 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Muijs, D., dkk. 2008. Efective Teaching: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Rohman, Abdul. 2011. Penerapan siklus belajar berbasis masalah kontekstual
untuk meningkatkan motivasi dan hsil belajar biologi pada siswa kelas
VII-A SMP Negeri 1 Lumajang. Tesis tidak diterbitkan. Malang:
Universita