PERANAN ORANGTUA TERHADAP ANAK USIA DINI (1)

PERANAN ORANGTUA TERHADAP ANAK USIA DINI DALAM
MEMPERKENALKAN FUNGSI TELEVISI TERKAIT DENGAN LITERASI
MEDIA

OLEH :
NADHILAH AISYAH
E31113501

DOSEN PEMBIMBING :
TUTI BAHFIARTI, S. Sos. M. Si.

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2015

a. Latar Belakang
Teknologi pada saat ini merupakan hal yang sangat dekat dengan
kehidupan manusia sehari-hari. Yang prinsipnya berkembang untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia agar dalam kehidupannya
dapat lebih mudah berkomunikasi ataupun mencari informasi. Sehubungan

dengan teknologi yang bisa dibilang mempermudah mencari informasi dan
berkomunikasi, pada saat ini sudah banyak anak–anak yang masih
dibawah umur menggunakan teknologi. Khususnya teknologi televisi dan
internet. Memang, sebagian dari mereka menggunakan teknologi itu untuk
mengerjakan tugas, main game ataupun menonton kartun kesukaan
mereka. Tapi yang disayangkan pengaruh dari teknologi yang semakin
maju ini tak hanya membawa dampak positif, tetapi juga dampak negatif.
Diantaranya anak mudah meniru tingkah laku pemain sinetron yang jauh
usianya dari anak tersebut, anak lebih hafal lagu-lagu barat ketimbang lagu
Indonesia ataupun anak lebih menghafal lagu-lagu mellow ketimbang lagu
anak-anak yang seharusnya didengarkan. Semua hal ini mengakibatkan
anak ataupun remaja sekarang sering meniru gaya orang luar negeri.
Pengaruh tayangan televisi yang disaksikan tidak hanya sewaktu, tetapi
terus sampai waktu yang cukup lama, misalnya peniruan terhadap cara
berpakaian atau model rambut. Hal ini disebut imitasi. Kategori penonton
yang mudah terpengaruh itu biasanya adalah anak-anak dan generasi
muda, meski kadang-kadang orang dewasa pun ada. Apabila hanya cara
berpakaian yang banyak ditiru oleh penonton, tentu tidak masalah. Tetapi,

bila yang ditiru adalah cara hidup yang tidak sesuai dengan norma budaya,

tentunya akan menimbulkan masalah. (Ardianto, dkk, 2009)
Dapat kita saksikan sendiri isi dari acara-acara televisi yang sekarang ini
khususnya sinetron cukup berlebihan dalam berkata dan masih belum
cocok untuk ditonton anak usia dini. Maka disini perlunya ada
pembelajaran melalui peranan orangtua dalam menganalasis isi pesan
media tersebut agar apa yang ditonton oleh anak tidak berdampak buruk.
Menganalisis pesan media atau yang sering disebut dengan literasi media
merupakan kemampuan untuk memahami isi/maksud dari pesan media.
Pesan yang disampaikan oleh media kebanyakan bersifat bias, sehingg
memerlukan filter untuk mencegah kesalahan dalam penafsiran. Literasi
media juga bermakna kemampuan untuk memahami, menganalisis dan
mendekonstruksi pencitraan media. Kemampuan untuk melakukan ini
ditujukan agar pemirsa sebagai konsumen media massa termasuk anakanak menjadi sadar atau melek tentang cara media dikonstruksi/dibuat dan
diakses. Literasi media bertujuan agar pengguna teknologi seperti televisi
dan radio sadar betul akan apa yang disampaikan agar isi media tersebut
dapat membuka wawasan setiap pemirsa dan dapat dijadikan sebagai
pembelajaran. Orangtua harus terlibat dalam memberikan pilihan media
atau tayangan yang sehat kepada anak-anaknya. Pilihan bagi anak-anak
tidak hanya sekedar pilihan tapi harus diiringi dengan pengajaran atau
pendidikan literasi media sehingga anak-anak dapat menentukan pilihan

media atau tayangan yang memang sehat buat mereka. orangtua berperan

memberikan rasa aman kepada anak-anaknya dari dampak media yang
tidak sehat. Salah satu peran itu adalah memberikan mereka pilihan yang
sehat dan pendampingan pada saat mereka mengkonsumsi hiburan,
informasi ataupun edukasi di media. Peran orang tua dalam hal ini tidak
dapat dipisahkan dari pengasuhan orang tua karena proses pengasuhan
akan mencakup:
1) interaksi antara anak, orang tua, dan masyarakat lingkungannya,
2) penyesuaian kebutuhan hidup dan temperamen anak dengan orang
tuanya,
3) pemenuhan tanggung jawab untuk membesarkan dan memenuhi
kebutuhan anak,
4) proses mendukung dan menolak keberadaan anak dan orang tua, serta
5) proses mengurangi resiko dan perlindungan tehadap individu dan
lingkungan sosialnya. Peran orang tua sebagai filter efek negatif televisi
sangat penting. Orang tua memiliki peran penting dalam mengenalkan
dasar literasi kepada anak (Senechal et al, 2006). Tanggung jawab utama
atas apa yang tonton oleh anak – anak berada di pundak para orang tua.
Televisi anak - anak harus menjadi televisi orang tua, orang tua harus

menyadari, lebih mewaspadai dan lebih tahu, mengenai tayangan televisi
yang akan ditonton oleh anak – anak, sehingga anak akan semakin siap
dalam menghadapi masa depan. Rasyid (2009, 157- 191) menjelaskan
bahwa ada beberapa upaya yang dapat dilakukan televisi sebagai guru
yang menyemaikan kebaikan seperti misalnya menghilangkan pelanggaran
tayangan kekerasan, merancang siaran televisi ramah anak, selektif
memilih program televisi serta mengoptimalkan fungsi edukasi televisi.

Orangtua tidak boleh melawan perkembangan teknologi, yang penting
dilakukan adalah mendampinginya. Orangtua harus terlibat menentukan
pilihan media bagi anak-anaknya. Banyaknya materi dewasa yang masuk
ke anak membuat anak menjadi cepat dewasa sebelum waktunya dan ini
tentu menimbulkan banyak masalah.
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah ditentukan oleh penulis maka
rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi:
- Bagaimana tingkat pemahaman anak terhadap literasi media?
- Bagaimana keefektifan peran orangtua terhadap literasi media?
- Sejauh mana pengaruh peranan orangtua pada anak dalam menjelaskan
fungsi televisi dalam kehidupan sehari-hari?

c. Tujuan & Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang ada
yakni:
- Untuk mengetahui tingkat pemahaman anak terhadap literasi media.
- Untuk mengetahui keefektifan peran orangtua terhadap literasi media.
- Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh peranan orangtua pada anak
dalam menjelaskan fungsi televisi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan Teoritis:
- Untuk menambah pengetahuan penulis dalam bidang penelitian,
terutama dalam keilmuan yang berkaitan dengan komunikasi,
khususnya menganalisis isi media.
- Untuk memberi manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Kegunaan Praktis:
- Dari penulisan ilmiah ini diharapkan para orangtua dapat mengetahui
seberapa besar pengaruh dari pesan media dan dapat menganalisis isi
pesan media sebelum anak mengkonsumsi isi pesan media.
Kegunaan Akademik:


-

Untuk memenuhi tugas final Semester IV dalam mata kuliah Metode

-

Penelitian Sosial.
Dapat dijadikan acuan bagi penulis lain apabila ingin melakukan

-

penelitian sejenis.
Dapat membantu penulis memperdalam materi yang telah di ajarkan
selama masa perkuliahan, serta menerapkan teori yang ada ke dalm
dunia nyata.

d. Kerangka Konseptual
L
i
t

e
r
a
s
i
D
O
P
M
A
e
a
r
m
n
p
i
a
h
n

a
t
n
a
g
k
k
m
g
a
e
n
k
t
f
m
t
a
iU
u

e
n
ls
n
t
a
t
ip
e
a
e
r
n
r
a
g
ia
n
s
k

iD
o
a
n
ik
p
t
n
e
ie
s
k
if
a
s
n
o
d
r
m

a
e
n
d
ig
i
t
a
n
u
d
a
y
u
a
s
d
n
t
a
g
lr
i
a
d
im
t
k
le
o
le
it
s
n
v
e
u
i
r
m
a
s
is
i
s
m
e
e
h
d
a
i
r
ia
h
a
r
i

m
e
d
i
a

e. Definisi Operasional
Variabel
Umur

Definisi Operasional
Umur responden yang dihitung sejak
tanggal lahir sampai dengan waktu

Profesi
f. Metode Penelitian

penelitian yang dinyatakan dalam tahun.
Profesi responden yang dijalani saat ini.

1. Metode yang Digunakan
Penulisan ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Dengan
menggunakan analisis dengan pendekatan deduktif yang berfokus dari
masalah umum ke khusus.
2. Metode Pengumpulan Data
- Studi Kepustakaan
Dalam pengumpulan data-data

dalam

penelitian

ini

penulis

menggunakan studi kepustakaan (library research), dengan merujuk
kepada artikel, jurnal, internet, dan berita-berita media yang relevan.
Dalam pengumpulan data-data tersebut penulis lebih mengacu kepada
data-data dari internet dan jurnal, karena keterbatasan penulis dalam
mencari data-data yang original.
- Penelitian Lapangan
a. Kuesioner
Yaitu dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden yaitu orang tua murid SD Negeri Mangkura
1 Makassar untuk dijawab.
b. Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak
terstruktur. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garisgaris besar permasalahan yang akan ditanyakan.
3. Populasi & Sampel
a. Populasi
Populasi menggambarkan berbagai karakteristik subjek penelitian
untuk kemudian menentukan pengambilan sampel. Berdasarkan
pemahaman tersebut, maka penentuan populasi dalam penelitian ini
adalah orangtua dari siswa-siswi SD Negeri Mangkura 1 Makassar.
Orangtua dari siswa-siswi SD Negeri Mangkura 1 Makassar tersebut
menjadi populasi dalam penelitian ini namun tidak akan dipakai

semuanya dalam penelitian ini mengingat minimnya waktu dan biaya
peneliti oleh karena karena itu dipergunakan teknik sampling yang
sesuai dengan kemampuan peneliti.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili
populasi dalam penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun
kerangka sampling yaitu daftar dari semua unsur sampling dalam
populasi sampling. Teknik pengambilan sampling pada penelitian ini
adalah menggunakan random sampling. Teknik sampling ini
dipandang peneliti dapat mempermudah pemilihan sampel secara acak
namun atas dasar acuan tertentu. Acuan yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah dengan memilih secara acak dari daftar populasi
yang diteliti yakni Orangtua dari siswa-siswi SD Negeri Mangkura 1
Makassar.

DAFTAR PUSTAKA
Rahmi, Amelia. 2013. ‘Pengenalan Literasi Media Pada Anak Usia Sekolah
Dasar’. Jurnal SAWWA. Volume 8.No.2/April: 4-9.

Yulianti, P. Dhyah & Tri Hartini. 2015. Literasi Media Televisi Bagi Orang Tua :
Upaya Melindungi Anak dari Dampak Negatif Televisi.
(http://mpsi.umm.ac.id/files/file/239-244%20Padmi%20Dhyah.pdf), diakses 10
Mei 2015 pukul 08.15 WITA).
http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/31306-peranorangtua-sebagai-pendamping-dan-pengajar-literasi-media-bagi-anaknya

Nama

: Nadhilah Aisyah

NIM

: E31113501

Jurusan

: Ilmu Komunikasi

Literature Review
“Pengenalan Literasi Media terhadap Anak Usia Sekolah Dasar”
Oleh : Amelia Rahmi

Daya tarik media yang begitu kuat memberi kita perubahan dalam kehidupan
bermasyarakat. Perubahan ini juga menyentuh seluruh lapisan masyarakat tidak
terkecuali anak-anak. Anak-anak sekarang hidup dimana teknologi mudah sekali
digunakan, televisi dan internet sangat mudah ditemukan walaupun tinggal di
daerah terpencil maupun di pedesaan. Mereka dapat dengan mudah mengaksesnya
kemudian menyaksikan apa yang mereka ingin tonton dari program tv dan acara
menarik yang ada di internet. Anak-anak yang pada dasarnya gampang meniru apa
yang mereka lihat akan mengingat apa yang baru ia tonton dan akan mengambil
contoh dari apa yang ia tonton agar ia dapat melakukan hal yang sama. Memang,
dari apa yang mereka tonton tentu ada dampak positifnya tapi disamping itu ada
juga dampak

negatifnya. Untuk meminimalisir dampak negatif tersebut,

diperlukan peran orangtua untuk membimbing dan mengarahkan anak-anak agar
tidak salah pemikiran dalam menganggap suatu hal yang tidak benar menjadi
kebanggan mereka. Untuk itulah dibutuhkan literasi media di keadaan “darurat”
seperti ini. Literasi media adalah kemampuan untuk memahami dan menganalisis
isi pesan media. Kemampuan ini ditujukan agar para konsumen media, khususnya
anak-anak menjadi sadar atau melek tentang cara media dibuat dan diakses.

Masyarakat sebagai sasaran utama penyediaan informasi tentu sangat diuntungkan
dengan kehadiran teknologi yang semakin maju. Namun tidak sedikit perusahaan
media yang melakukan penyediaan informasi sebagai bisnis menggiurkan yang
akhirnya menciptakan industri media. Industri media adalah bagaimana
perusahaan media mendapat keuntungan tanpa melihat kepentingan publik.
Contohnya seperti tayangan TV yang memojokkan suatu pihak, ras, gender dan
agama. Efeknya pada pemirsa adalah ketidakpuasaan informasi yang didapat dan
informasi yang mereka butuhkan tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
Mengapa literasi media harus dikembangkan? Paling tidak perlu dipahami bahwa
tidak seorangpun dilahirkan ke dunia ini dalam kondisi melek media. Hal ini
disebabkan pengetahuan manusia tentang media dan juga dunia nyata akan
membentuk cara pandang untuk memahami media.
Tujuan dari melek media/literasi media adalah :
-

Membantu konsumen media mengembangkan pemahaman yang lebih baik
Membantu konsumen media mengendalikan pesan media dalam

-

kehidupan sehari-hari
Untuk mengetahui pesan media mana yang mendidik dan mana yang
kurang mendidik

Pengenalan melek media/literasi media dapat dilakukan melalui lembaga keluarga
dan lembaga sekolah.
Keluarga memegang peranan penting dalam pengenalan melek media, khsusnya
dalam mengawasi anak saat menonton. Disamping itu, keluarga juga membentuk
pribadi anak dan menanamkan nilai-nilai norma & agama. Tak kalah penting
dengan keluarga, sekolah juga memegang peranan penting karena para guru di

sekolah menjelaskan dampak positif dan dampak negatif apa sajakah tayangan TV
yang murid nonton. Kemudian menggali pendapat para murid dan akhirnya guru
meluruskan pendapat murid yang masih keliru.
Orang tua dan guru merupakan pihak yang paling dekat dengan anak dalam
kehidupan sehari-hari. Anak akan senantiasa mendengarkan apa yang diberitahu
oleh orangtua dan akan patuh terhadap nasihat guru. Oleh karena itu perlu
keintiman antara anak dan orangtua, begitu juga murid dengan guru agar acara TV
yang ditonton tidak diterima secara mentah.