PENGARUH NILAI UTILITARIAN DAN NILAI HEDONIS TERHADAP PERILAKU PASCAPEMBELIAN (Survei pada Pelanggan Toyota Avanza di AUTO2000 Sutoyo, Malang) | Ekananda | Jurnal Administrasi Bisnis 2193 8811 1 PB

PENGARUH NILAI UTILITARIAN DAN
NILAI HEDONIS TERHADAP
PERILAKU PASCAPEMBELIAN
(Survei pada Pelanggan Toyota Avanza di AUTO2000 Sutoyo, Malang)

Linda Wahyu Ekananda
Dahlan Fanani
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email: [email protected]

ABSTRACT
In the marketing area, value has considered as key concept to understanded and predicted customer
behaviour. There appear to be two universal concepts of customer value is utilitarian value and hedonic value.
The direction of study was to investigated the simultaneously and partially effect of utilitarian value and
hedonic value on post-purchase behavior. This research had the used of explanatory research with
quantitative approach. The research’s object are Toyota Avanza’s customer on AUTO2000 Sutoyo Malang.
The method of the data collection had the used of purposive sampling. The analysis method was using
description analysis and multiple linear regression analysis. In the end of this research showed utilitarian
value and hedonic value has simultaneously and partially effect on post-purchase behavior.

Keywords: Utilitarian Value, Hedonic Value and Post-Purchase Behavior

ABSTRAK
Di ranah pemasaran, nilai dipertimbangkan sebagai sebuah konsep inti dalam memahami dan meramalkan
perilaku konsumen. Dua konsep universal dari nilai pelanggan yaitu nilai utilitarian dan nilai hedonis. Arah
penelitian tersebut adalah untuk memahami dampak secara serentak dan secara sebagian nilai utilitarian dan
nilai hedonis terhadap perilaku pascapembelian. Penelitian ini memakai metode penelitian penjelasan dengan
pendekatan yang kuantitatif. Sasaran penelitian ini adalah pelanggan Toyota Avanza di AUTO2000 Sutoyo
Malang. Teknik pengambilan sampel memakai teknik purposif. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis
deskriptif dan analisis linier berganda. Kesimpulan penelitian ini memperlihatkan nilai utilitarian dan nilai
hedonis berdampak secara serentak dan parsial terhadap perilaku pascapembelian.
Kata kunci: Nilai Utilitarian, Nilai Hedonis dan Perilaku Pasca Pembelisn

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

151

1. PENDAHULUAN
Pertumbuhan jumlah perusahaan saat ini

memiliki pengaruh pada peningkatan persaingan
atas aneka macam produk yang tersedia di pasar
bahkan pada tingkat global. Pemasar yang
meramalkan perilaku konsumen lebih mudah
merancang strategi pemasaran dan pendekatan
komunikasi yang paling sesuai untuk memengaruhi
target konsumen. Dalam ranah pemasaran, nilai
dijadikan sebagai konsep inti dalam memahami dan
memperkirakan perilaku konsumen (Choo et al.,
2012). Nilai pelanggan merupakan seperangkat
preferensi yang dipersepsikan pelanggan, evaluasi
atas kinerja atribut produk dan jasa dan akibat yang
diterima melalui proses konsumsi (Woodruff,
1997).
Nilai pelanggan mencangkup seluruh tahap
keputusan pembelian (Woodruff, 1997). Nilai
utilitarian dan/atau nilai hedonis suatu produk
memengaruhi evaluasi alternatif pembelian.
Evaluasi alternatif sendiri terjadi pada tahap
sebelum pembelian dan tahap sesudah pembelian

(pascapembelian) (Blackwell et al., 2001).
Penggunaan nilai utilitarian dan nilai hedonis untuk
evaluasi alternatif sesudah pembelian berkaitan
dengan pengalaman selama menggunakan produk
dan konsekuensi dari penggunaan itu sendiri
(Pihlstrom, 2008). Adanya nilai utilitarian dan nilai
hedonis yang semakin erat atau hubungan yang
lebih spesial menghasilkan kepuasan dan loyalitas
(Bakanauskas & Jakutis, 2010). Kandungan nilai
utilitarian dan nilai hedonis dalam sebuah produk
membuat konsumen mengalami kepuasan dan
kegembiraan sehingga menjadi lebih setia dan
cenderung membicarakan hal-hal baik mengenai
produk (Chitturi et al., 2008). Nilai utilitarian dan
nilai hedonis dianggap dapat memengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli kembali dalam
jangka panjang (repurchase intentions) (Fornell et
al., 1996; Oh, 2008).
Umumnya masyarakat membeli mobil untuk
mendapatkan dua fungsi yaitu sarana mengantarkan

penumpang dan mengangkut barang-barang
sedangkan
fungsi
lainnya
adalah
untuk
mendapatkan suatu prestise yang akan memberikan
kepuasan tersendiri bagi seseorang (Japarianto,
2006). Dua fungsi tersebut terkait dengan nilai
utilitarian dan nilai hedonis. Toyota Avanza cukup
diminati meskipun memiliki harga yang sedikit
lebih mahal dibanding pesaingnya seperti Daihatsu
Xenia dalam segmen low-end yaitu kisaran harga
Rp 185 juta hingga Rp 230 juta. Alasan minat
konsumen yang masih tinggi terhadap Avanza
adalah kekuatan brand dan inovasi yang mereka
lakukan (swa.co.id, 2016). Faktor seperti kemajuan

teknologi dari sebuah produk memengaruhi
pembelian ulang oleh konsumen (Mahajan, Mueller

& Bass, 1990).
2. KAJIAN PUSTAKA
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen digerakkan oleh ‘nilai’
jadi nilai yang dirasakan pada akhirnya
memengaruhi pola pilihan konsumen (Gutman,
1997). Nilai pelanggan adalah apa yang pelanggan
terima (manfaat, kualitas, utilitas) dari pembelian
dan penggunaan produk versus apa yang mereka
bayar (harga, biaya, pengorbanan) (Smith &
Colgate, 2007). Upaya awal menjelaskan nilai
pelanggan adalah berfokus pada nilai hedonis dan
nilai utilitarian (Hirschman & Hoolbrook, 1982;
Babin et al., 1994).
a. Nilai Utilitarian
Nilai utilitarian adalah nilai ekstrinsik yang
membuat individu berpikir secara rasional untuk
memenuhi kebutuhannya dan mendapatkan manfaat
nyata sehingga individu berbelanja dengan efektif
dan efisien. Nilai utilitarian meliputi daya tahan,

tahan uji, kinerja, garansi, harga murah dan nama
merek (Williams, 2002)
b. Nilai Hedonis
Nilai hedonis adalah nilai intrinsik
berdasarkan pendekatan emosional individu untuk
memenuhi keinginannya dan mendapatkan manfaat
abstrak sehingga individu cenderung berbelanja
secara impulsif. Nilai hedonis meliputi petualangan,
sosial, ide, peran, gratifikasi dan nilai (Arnold &
Reynolds, 2003):
Perilaku Pascapembelian
Perilaku pascapembelian meliputi (Kotler &
Keller, 2009):
1. Kepuasan pascapembelian.
2. Tindakan pascapembelian.
a. Konsumen ingin membeli produk itu
kembali.
b. Pelanggan cenderung mengatakan hal-hal
baik tentang merek kepada orang lain.
Hipotesis

H1: Nilai Utilitarian (X1) dan Nilai Hedonis (X2)
berdampak secara serentak terhadap Perilaku
Pascapembelian (Y).
H2: Nilai Utilitarian (X1) berdampak terhadap
Perilaku Pascapembelian (Y).
H3: Nilai Hedonis (X2) berdampak terhadap
Perilaku Pascapembelian (Y).

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

152

3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Jenis penelitian penjelasan (explanatory
research). Pendekatan survei. Sampel berjunlah 100
orang. Teknik analisis deskriptif dan analisis linier
berganda.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil olah data melalui regresi linier berganda
dengan SPSS 23 for Windows adalah sebagai
berikut:
Tabel 1 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Variabel
Terikat
Perilaku
Pascapembelia
n
(Y)

Bebas
Nilai
Utilitaria
n (X1)
Nilai
Hedonis
(X2)

Konstanta

n
R
R2
Adjusted R Square
F hitung
Signifikansi
F tabel
t tabel

Koef.
Regres
i
0.104

Koef
.
Beta
0.36
3


t

Prob
(sig.)

3.34
3

0.00
1

0.038

0.13
5

1.24
6

0.21

6

: 100
: 0.451
: 0.204
: 0.187
: 12.417
: 0.000
: 3.09
: 1.985

Sumber: Data primer, 2017

a. Persamaan Regresi
Skema regresi berdasarkan tabel 1 adalah
sebagai berikut:
Y = 2.003 + 0.104 X1 + 0.038 X2
Penafsiran persamaan regresi tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Perilaku Pascapembelian (Y) naik sebesar
0.104 untuk setiap tambahan Nilai Utilitarian
(X1). Apabila Nilai Utilitarian naik satu satuan
maka Perilaku Pascapembelian naik sebesar
0.104 satuan dengan asumsi bahwa variabel
lainnya tetap.
2. Perilaku Pascapembelian (Y) naik sebesar
0.038 untuk setiap tambahan Nilai Hedonis
(X2). Apabila Nilai Hedonis naik satu satuan
maka Perilaku Pascapembelian naik sebesar
0.038 satuan dengan asumsi bahwa variabel
lainnya tetap.
b. Koefisien Determinasi
Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan
bahwa Adjusted R Square senilai 0.187 maka 18.7%
variabel dependen Perilaku Pascapembelian (Y)
dibentuk oleh variabel independen yang meliputi
Nilai Utilitarian (X1) dan Nilai Hedonis (X2) tapi
terdapat 81.3% kontribusi variabel lain di luar
penelitian ini yang memberikan dampak terhadap
Perilaku Pascapembelian (Y).

c. Uji Serentak (F)
Uji hipotesis secara serentak menampilkan
nilai Fhitung sebesar 12.417 dengan signifikansi
0.000 sedangkan nilai Ftabel adalah 3.09 (α = 0.05;
df1 = 2; df2 = 97) maka Fhitung > Ftabel dan
signifikansi < 0.05. Hal ini bisa diartikan H0 ditolak
dan H1 disetujui sehingga dapat dinyatakan bahwa
Nilai Utilitarian (X1) dan Nilai Hedonis (X2) secara
serentak
berdampak
terhadap
Perilaku
Pascapembelian (Y). Nilai utilitarian dan nilai
hedonis secara serentak berdampak positif dan
signifikan terhadap perilaku pascapembelian.
d. Uji Parsial (t)
Berdasarkan uji hipotesis secara parsial dalam
maka dapat ditarik hasil sebagai berikut:
1. Nilai Utilitarian (X1) mengandung koefisien
regresi (b1) sebesar 0.104 yang berarti dampak
variabel Nilai Utilitarian (X1) terhadap Perilaku
Pascapembelian (Y) adalah positif. Nilai thitung
Nilai Utilitarian (X1) adalah sebesar 3.343
dengan signifikansi 0.001 sedangkan nilai ttabel
sebesar 1.985 (α = 0.05 dan df = 97) maka thitung
> ttabel dan signifikansi < 0.05. Hal ini
mengindikasikan H0 ditolak dan H2 disetujui
sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel Nilai
Utilitarian (X1) berdampak terhadap Perilaku
Pascapembelian (Y). Nilai utilitarian berdampak
positif dan signifikan terhadap perilaku
pascapembelian.
2. Nilai Hedonis (X2) mengandung koefisien
regresi (b1) sebesar 0.038 yang berarti dampak
Nilai Hedonis (X2) terhadap Perilaku
Pascapembelian (Y) adalah positif. Nilai thitung
Nilai Hedonis (X1) adalah sebesar 1.246 dengan
signifikansi 0.216 sedangkan nilai ttabel sebesar
1.985 ( α = 0.05 dan df = 97) maka thitung < ttabel
dan signifikansi > 0.05. Hal ini mengindikasikan
H0 ditolak dan H3 disetujui sehingga dapat
dinyatakan bahwa Nilai Hedonis (X2) berdampak
terhadap Perilaku Pascapembelian (Y). Nilai
hedonis berdampak positif terhadap perilaku
pascapembelian walaupun tidak dalam tingkat
signifikan.
Pembahasan
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan
uji F, titik kesimpulannya adalah Nilai Utilitarian
(X1) dan Nilai Hedonis (X2) secara serentak
berdampak terhadap Perilaku Pascapembelian (Y)
sehingga hipotesis pertama disetujui. Berdasarkan
hasil uji statistik menggunakan uji t menyimpulan
bahwa Nilai Utilitarian (X1) berdampak terhadap
Perilaku Pascapembelian (Y) sehingga hipotesis
kedua disetujui dan Nilai Hedonis (X2) berdampak
terhadap Perilaku Pascapembelian (Y) sehingga
hipotesis ketiga juga disetujui.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

153

1. Dampak Nilai Utilitarian (X1) dan Nilai Hedonis
(X2) terhadap Perilaku Pascapembelian (Y)
Hasil uji F mengungkapkan bahwa Nilai
Utilitarian (X1) dan Nilai Hedonis (X2) secara
serentak berdampak positif dan signifikan terhadap
Perilaku Pascapembelian (Y) yang berarti hipotesis
pertama disetujui. Nilai Utilitarian (X1) dan Nilai
Hedonis (X2) menyumbang kontribusi kepada
Perilaku Pascapembelian (Y) sebesar 18.7% dari
perhitungan Adjusted R Square dan sisanya yang
sebesar 81.3% diakibatkan oleh variabel lain yang
tidak terdapat dalam penelitian ini.
Hasil temuan sama dengan teori Chitturi et al.,
(2008), Oh et al., (2008) dan Bakanauskas dan
Jakutis (2010) bahwa nilai utilitarian dan nilai
hedonis memberikan dampak ke perilaku
pascapembelian seperti kepuasan, membicarakan
hal-hal baik mengenai produk dan niatan membeli
kembali.
Hasil temuan juga mendukung hasil
penelitian terdahulu oleh Kartika (2012) bahwa nilai
utilitarian dan nilai hedonis berdampak positif
terhadap perilaku pascapembelian yaitu kepuasan
dan behavioral intention (minat membeli kembali
dan membicarakan hal-hal baik kepada orang lain),
Chiu et al., (2012) bahwa nilai utilitarian dan nilai
hedonis berdampak positif dan signifikan terhadap
perilaku pascapembelian yaitu minat membeli ulang
dan Hanzaee dan Rezaeyeh (2013) bahwa nilai
utilitarian dan nilai hedonis berdampak positif dan
signifikan terhadap perilaku pascapembelian yaitu
customer satisfaction dan behavioral intention.
2. Dampak Nilai Utilitarian (X1) terhadap Perilaku
Pascapembelian (Y)
Hasil uji t mengungkapkan Nilai Utilitarian
(X1) berdampak positif dan signifikan terhadap
Perilaku Pascapembelian (Y) yang berarti hipotesis
kedua disetujui. Hasil temuan sama dengan teori
yang Pihlstrom (2010) bahwa nilai utilitarian
memberikan dampak yang meliputi kepuasan dan
loyalitas pelanggan seperti minat membeli kembali,
word-of-mouth dan kesediaan untuk membayar.
Hasil penelitian juga mendukung hasil
penelitian terdahulu oleh Kartika (2012) bahwa nilai
utilitarian berdampak positif terhadap perilaku
pascapembelian seperti kepuasan. Chiu et al.,
(2012) bahwa nilai utilitarian berdampak positif dan
signifikan terhadap perilaku pascapembelian yaitu
minat membeli ulang dan Hanzaee dan Rezaeyeh
(2013) bahwa nilai utilitarian berdampak positif dan
signifikan terhadap perilaku pascapembelian yaitu
customer satisfaction dan behavioral intention.
3. Dampak Nilai Hedonis (X2) terhadap Perilaku
Pascapembelian (Y)

Hasil uji t mengungkapkan Nilai Hedonis (X2)
berdampak terhadap Perilaku Pascapembelian (Y)
yang berarti hipotesis ketiga disetujui. Nilai hedonis
berdampak
positif
terhadap
Perilaku
Pascapembelian walaupun tidak dalam tingkat
signifikan. Hasil penelitian sama dengan teori
Pihlstrom (2010) bahwa nilai hedonis memberikan
dampak yang meliputi kepuasan dan loyalitas
pelanggan seperti minat membeli kembali, word-ofmouth dan kesediaan untuk membayar.
Hasil temuan juga mendukung hasil
penelitian terdahulu oleh Kartika (2012) bahwa nilai
hedonis berdampak positif terhadap perilaku
pascapembelian yaitu kepuasan dan behavioral
intention
(minat
membeli
kembali
dan
membicarakan hal-hal baik kepada orang lain)
walaupun tidak dalam tingkat signifikan, Chiu et
al., (2012) bahwa nilai hedonis berdampak positif
terhadap perilaku pascapembelian yaitu minat
membeli ulang walaupun tidak dalam tingkat
signifikan dan Hanzaee dan Rezaeyeh (2013) bahwa
nilai hedonis berdampak positif terhadap perilaku
pascapembelian yaitu behavioral intention
walaupun tidak dalam tingkat signifikan.
Hasil tidak menunjukkan angka signifikan
dikarenakan sebagian besar responden dalam
penelitian berjenis kelamin laki-laki dengan usia 42
– 51 tahun. Sebuah penelitian oleh Kusuma et al.,
(2013) dari teori Rook dan Hoch (1985), Fischer
dan Arnold (1990), Tifferent dan Herstein (2012)
mengungkapkan perihal bahwa jenis kelamin
memengaruhi perilaku pembelian di mana
perempuan cenderung lebih hedonis. Sebuah
penelitian oleh Drolet, Williams dan Lau-Gesk
(2007) dari teori Fung dan Carstensen (2003),
LaBouvie-Vief dan Blanchard-Fields (1982) dan
Isaacowitz (2000) mengungkapkan perihal bahwa
konsumen berusia tua cenderung lebih utilitarian
sedangkan konsumen berusia muda cenderung lebih
hedonis.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Hasil analisis serentak menggunakan uji F
mengungkapkan bahwa seluruh variabel Nilai
Pelanggan yang meliputi Nilai Utilitarian (X1) dan
Nilai Hedonis (X2) secara serentak berdampak
positif dan signifikan terhadap terhadap Perilaku
Pasca Pembelian (Y).
Berdasarkan
hasil
analisis
parsial
menggunakan uji t mengungkapkan bahwa Nilai
Utilitarian (X1) berdampak positif dan signifikan
terhadap Perilaku Pascapembelian sedangkan Nilai
Hedonis (X2) berdampak positif terhadap Perilaku
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

154

Pascapembelian walaupun tidak dalam tingkat
signifikan.
b. Saran
1. Nilai utilitarian berdampak positif dan
signifikan terhadap perilaku pascapembelian
pelanggan maka Toyota Avanza diharapkan
terus berinovasi dalam segi fungsional. Toyota
Avanza perlu memerhatikan aspek kecepatan,
akselerasi, kemudahan dan kenyamanan sebab
indikator kinerja memiliki skor yang paling
rendah (4,18).
2. Nilai hedonis berdampak positif terhadap
perilaku pascapembelian pelanggan Toyota
Avanza walaupun tidak dalam tingkat
signifikan. Toyota Avanza dapat memerhatikan
nilai
hedonis
apabila
berkehendak
meningkatkan penjualan kepada target pasar
berjenis kelamin perempuan atau laki-laki
berusia muda. Toyota Avanza perlu
memerhatikan aspek preferensi terkini sebuah
pasar sebab indikator ide yang memiliki skor
paling rendah (4,1). Toyota Avanza perlu
mempertahankan indikator peran yang
memiliki skor paling tinggi (4,32) misalnya
Toyota
Avanza
menargetkan
segmen
perempuan maka merek Toyota Avanza perlu
diidentikkan sebagai merek mobil untuk
perempuan yang independen, elegan dan
dinamis.
3. Diharapkan peneliti selanjutnya menambah
atau menggunakan variabel lainnya selain nilai
utilitarian dan nilai hedonis yang potensial
berdampak signifikan kepada perilaku
pascapembelian mengingat 81.3% kontribusi
variabel lain di luar penelitian yang
memengaruhi
perilaku
pascapembelian.
Menurut Morais (2005) faktor-faktor yang
dapat memengaruhi perilaku pascapembelian
adalah mendefinisikan nilai pelanggan,
merancang pengalaman pelanggan tentang
merek,
melengkapi
personel
tentang
penyampaian
secara
konsisten
serta
menyokong dan meningkatkan kinerja produk.
Peneliti
selanjutnya
juga
diharapkan
memerhatikan aspek-aspek keseimbangan jenis
kelamin dan umur agar mendapatkan hasil
sempurna.

5. DAFTAR PUSTAKA
Arnold, M. J. dan Kristy E. Reynolds. 2012.
Hedonic Shopping Motivations. Journal of
Retailing. Vol. 79: 77-95
Babin, Barry., William Darden dan Mitch
Griffin. 1994. Work and/or Fun:
Measuring Hedonic and Utilitarian
Shopping Value. Journal of Consumer
Research. Vol. 20: 644-655.
Bakanauskas, A. and Jakutis, A. 2010. Customer
value: determination in undefined
environment.
Management
of
Organizations: Systematic Research. Vol.
53: 7-18.
Batra, Rajeev dan Olli T. Ahtola. 1991.
Measuring The Hedonic and Utilitarian
Sources of Consumer Attitudes. Marketing
Letters. Vol. 2[2]: 159-161.
Bloch dan Marsha L. Richins. 1983. A
Theoretical Model for The Study of
Product Importance Perceptions. Journal
of Consumer Research. Vol. 13: 119-126
Chitturi, R., Raghunathan, R., & Mahajan, V.
2007. Form versus Function: How the
Intensities of Spesific Emotions Evoked in
Functional Versus Hedonic Trade-Offs
Mediate Product Preference. Journal of
Marketing Research. Vol. 44: 702-714.
Choo, Ho Jung., Heekang Moon, Hyunsook Kim
dan Namhee Yoon. 2012. Luxury
Customer Value. Journal of Fashion
Marketing and Management. Vol. 16[1]:
82-83.
Dhar, Ravi dan Klaus Wertenbroch. 1999.
Consumer Choice between Hedonic and
Utilitarian Goods. Journal of Marketing
Research. Vol. 37: 60.
Drolet, Aimee, Patti Williams dan Loraine LauGesk. 2007. Age-Related Differences in
Responses to Affective Vs. Rational Ads
for Hedonic Vs. Utilitarian Products.
Springer Science + Business Media.
Engel, James et al. 2006. Consumer Behavior.
Mason:
Permissions
Department,
Thomson Business and Economics.
Faber, Ronald J. dan Thomas C. O’Guinn. 1989.
Classifying Compulsive Consumers:
Advances in The Development of a
Diagnostic Tool. Advances in Consumer
Research. Vol. 16: 97-109.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

155

Hanzaee, Kambiz dan Yahya Khonsari. 2011. A
Review of The Role of Hedonic and
Utilitarian
Values
on
Customer’s
Satisfaction and Behavioral Intentions.
Interdisciplinary Journal of Research in
Business. Vol. 1[5]: 34.
Hirschman, Elizabeth C. dan Morris B.
Holbrook. 1982. Hedonic Consumption:
Emerging
Concept
Methods
and
Propositions. Journal of Marketing. Vol.
46: 92-101.
Japarianto, Edwin. 2006. Analisis Pembentukan
Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik
Mobil Toyota Avanza. Jurnal Manajemen
Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas
Kristen Petra. Vol. 1[2]: 81.
Kartika, Gilang Widya. 2012. Analisis Dampak
Hedonic Value dan Utilitarian Value
terhadap Kepuasan Konsumen dan
Behavioral Intentions pada Industri FastCasual Restaurant. Depok: Universitas
Indonesia.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Kaller. 2009.
Manajemen Pemasaran. Diterjemahkan
Oleh: Bob Sabran. Jakarta: Erlangga
Kusuma, Gede Wira, Syafiie Idrus dan Atim
Djazuli. The Influence of Hedonic
Shopping Motivations on Buying Decision
with Gender as Dummy Variable.
European Journal of Business and
Management. Vol. 5[31]: 241-247
Langrehr, Frederick W. 1991. Retail Shopping
Mall Semiotics and Hedonic Consumption.
Advances in Consumer Research. Vol. 18:
428-433.

Pihlstrom, Minna. 2008. Perceived Value of
Mobile Service Use and Its Consequences.
Helsinki: Swedish School of Economics
and Business Administration.
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2013.
Perilaku Konsumen: Pendekatan Praktis.
Yogyakarta: ANDI.
Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen
(Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran). Jakarta: Prenada
Media.
Smith, J.B. dan M. Colgate. 2007. Customer
Value Creation: A Practical Framework.
Journal of Marketing Theory and Practice.
Vol. 15[1]: 23.
Strahilevitz, Michal A., dan John G. Myers.
1998. Donations to Charity as Purchase
Incentives: How Well They Work May
Depend on What You are Trying to Sell.
Journal of Consumer Research. Vol. 24:
234-446.
Sumarwan, Ujang. 2011. Perilaku Konsumen
(2nd ed.). Bogor: Ghalia Indonesia.
William, Terrel. 2002. Social Class Influences on
Purchase Evaluation Criteria. Journal of
Consumer Marketing. Vol. 19[3]: 251.
Woodruff, Robert. 1997. Customer Value: The
Next Source for Competitive Advantage.
Journal of the Academy of Marketing
Science. Vol. 25[2]: 140-141.
Zajonc, R. B dan H. Markus. 1982. Affective and
Cognitive Factors in Preferences. Journal
of Consumer Research. Vol. 9[2]: 123.

Mahajan, Vijay, Eitan Mueller, and Frank M.
Bass. 1990. New Product Diffusion
Models in Marketing: A Review and
Direction for Research. Journal of
Marketing. Vol. 54: 1–26.
Morais, Duarte B. 2005. Fostering Loyal
Customer Relationship. University Park:
School of Restaurant and Recreation
Management.
Mort, G. S. dan T. Rose. 2004. The Effect of
Product Type on Value Linkages in The
Means-End Chain: Implications for Theory
and Method. Journal of Consumer
Behavior. Vol. 3[3]: 221

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

156

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45