PERSEPSI SISWA TENTANG IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS V SD DI KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI

PENGEMBANGAN KARTU KENDALI
KEDISIPLINAN SISWA DALAM PENILAIAN SIKAP
PADA KELAS III SD NEGERI TAMBAKAJI 02
SEMARANG

SKRIPSI
Ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh
YUSUF YUNIAR RATUS
1401412052

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

`

PERNYATAAN KEASLIAN


Saya

menyatakan

bahwa

yang

tertulis

dalam

skripsi

yang

berjudul

“Pengembangan Kartu Kendali Kedisiplinan Siswa dalam Penilaian Sikap pada

Siswa Kelas III SD Negeri Tamabakaji 02 Semarang” benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya.
Pendapat maupun temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
maupun dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juni 2016
Peneliti

Yusuf Yuniar Ratus
NIM 1401412052

ii

`

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi atas nama Yusuf Yuniar Ratus, NIM 1401412052 berjudul
“Pengembangan Kartu Kedali Kedisiplinan Siswa dalam Penilaian Sikap pada
Siswa Kelas III SD Negeri Tambakaji 02 Semarang” telah disetujui oleh

pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan pada
hari

:

tanggal

:

Semarang,

Juli 2016

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Dra. Sumilah, M. Pd.
NIP 195703231981112001


Dra. Nuraeni Abbas, M. Pd.
NIP 195906191987032001

Diketahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar

Drs. Isa Ansori, M. Pd.
NIP. 19600820198703003

iii

`

PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi atas nama Yusuf Yuniar Ratus, NIM 1401412052 berjudul
“Pengembangan Kartu Kendali Kedisiplinan Siswa dalam Penilaian Sikap pada
Siswa Kelas III SD Negeri 02 Semarang” telah dipertahankan di hadapan Panitia
Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

pada
hari

:

tanggal

:

Panitia Ujian Skripsi,
Semarang,

Agustus 2016

Ketua,

Sekretaris,

Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd.
NIP 195604271986031001


Drs. Isa Ansori, M.Pd.
NIP 196008201987031003
Penguji

Drs. Sutaryono, M.Pd.
NIP 195708251983031015
Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

Dra. Sumilah, M. Pd.
NIP 195703231981112001

Dra. Nuraeni Abbas, M. Pd.
NIP 195906191987032001
iv

`


MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO
Dan masing-masing orang ada tingkatannya, (sesuai) dengan apa yang mereka
kerjakan. Dan tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan (Q.S.
Al-An’am).
Manusia pada hakikatnya mati kecuali orang yang berilmu. Orang berilmu
sekalipun pada hakikatnya bermimpi dalam tidur, kecuali orang yang
mengamalkan ilmunya. Orang yang mengamalkan ilmunya banyak yang tertipu,
kecuali orang yang ikhlas (Imam Al-Ghazali).
Disiplin akan mewujudkan keteraturan dan mengatur diri. Disiplin

adalah

jembatan antara tujuan dan prestasi (Jim Rohn).

PERSEMBAHAN
Tanpa mengurangi rasa syukur penulis kepada Allah Swt. Karya tulis ini penulis
persembahkan untuk:
1. Ayah dan ibu tercinta (Bapak Sutar dan Ibu Eka Trining Hidayati),

terimakasih atas kasih sayang, doa, dan semangat yang selalu
menyertaiku setiap waktu.

v

`

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, taufik serta
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan
Kartu Kendali Kedisiplinan Siswa Dalam Penilaian Sikap Pada Siswa Kelas III
SD Negeri Tambakaji 02 Semarang” dengan lancar.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu peneliti ingin menyampaiakan terima kasih kepada:
1.

Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menuntut ilmu di
Universitas Negeri Semarang.


2.

Prof. Dr. Fakhrudin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan izin melasanakan penelitian

3.

Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah memberikan bantuan pelayanan khususnya dalam memperlancar
penyelesaian skripsi ini.

4.

Dra. Sumilah, M.Pd., Dosen Pembimbing yang dengan sabar memberikan
bimbingan, saran, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

5.

Dra. Nuraeni Abbas, M.Pd., Dosen Pembimbing yang dengan sabar
memberikan bimbingan, saran, arahan, dan motivasi dalam penyusunan

skripsi ini.

6.

Drs. Sutaryono, M. Pd. Dosen penguji yang membantu menyempurnakan
Skripsi ini.

7.

Sony Zulfikasari, M. Pd. Validator ahli yang telah membantu memvalidasi
produk.

8.

Kepala Sekolah dan Guru Kelas SDN Tambakaji 02, yang telah memberikan
izin melaksanakan penelitian
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

dan pelaksanaan pembelajaran di SD.
Semarang, 26 Juli 2016


Peneliti
vi

`

ABSTRAK
Ratus, Yusuf Yuniar. 2016. Pengembangan Kartu Kendali Kedisiplinan Siswa
Dalam Penilaian Sikap Pada Siswa Kelas Iii Sd Negeri Tambakaji 02
Semarang.Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Sumilah, M. Pd.
dan Nuraeni Abbas, M. Pd.
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan karakter di kelas III
SD Negeri Tambakaji 02 Semarang. Karakter siswa yang kurang baik ketika
pembelajaran, senang bermain, bercanda bersama temannya dan kurang
memperhatikan guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk
kartu kendali kedisiplinan siswa yang layak untuk digunakan sebagai media
penilaian sikap yang efektif.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengacu pada
model System Develop Life Cycle (SDLC)-waterfall. Model pengembangan
melalui lima tahap yaitu analisis, desain, implementasi, uji coba, dan perawatan
atau revisi produk. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri
Tambakaji 02 Semarang berjumlah 41 siswa. Instrumen yang diguanakan adalah
pedoman wawancara, pedoman observasi dan produk berupa kartu kendali
kedisiplinan siswa.
Hasil observasi dan wawancara dianalisis dengan didukung literatur bahwa
siswa tergolong kurang disiplin dan memiliki karakter kurang baik. Peneliti
membuat desain produk kemudian diimplementasikan menjadi produk siap
pakain. Produk yang dikembangkan divalidasi ahli materi dan ahli media oleh
dosen Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Unnes sebelum diuji
cobakan. Hasil penilaian menunjukkan validasi ahli materi mendapatkan skor 4,0
dengan kategori sangat baik. Hasil validasi ahli media mendapatkan skor 3,7
dengan kategori sangat baik. Penilaian penggunaan guru mendapatkan skor 3,4
masuk dalam kategori baik. Berdasarkan hasil uji coba penggunaan kartu kendali
hari pertama mendapatkan total skor 4525, hari kedua mendapatkan total skor
5091, dan terus meningkat dengan peningkatan rata-rata 223 poin per hari hingga
pada hari ke enam penggunaan mendapatkan total skor 6534. Artinya selain
menilai dengan lebih baik, kartu kendali juga dapat meningkatakan kedisiplinan
siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kartu kendali
kedisiplinan siswa layak digunakan sebagai instrument penilaian sikap. Sekolah
diharapkan dapat menggunakan kartu kendali kedisiplinan siswa sebagai
instrument penilaian sikap dan diharapkan ada penelitian lebih lanjut untuk
menyempurnakan produk kartu kendali kedisiplinan siswa dalam penilaian sikap
ini.
Kata kunci: kartu kendali; kedisiplinan; sekolah dasar.

vii

`

DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1

Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

1.2

Rumusan Masalah ..................................................................................... 10

1.3

Tujuan........................................................................................................ 10

1.4

Manfaat. .................................................................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 12
2.1

Kajian Teori ............................................................................................... 12

2.1.1 Hakikat Filsafat ......................................................................................... 12
2.1.1.1 Aliran Filsafat Pendidikan ......................................................................... 13
2.1.2 Hakikat Pendidikan ................................................................................... 15
2.1.2.1 Empat Pilar Pendidikan ............................................................................. 16

viii

`

2.1.2.2 Makna Kata Pendidikan ............................................................................ 17
2.1.2.3 Tujuan Pendidikan Nasional ..................................................................... 17
2.1.2.4 Tujuan Pendidikan Dasar .......................................................................... 18
2.1.3 Pengembangan .......................................................................................... 19
2.1.3.1 Pengertian Pengembangan ........................................................................ 19
2.1.3.2 Model Pengembangan ............................................................................... 19
2.1.4 Pembelajaran ............................................................................................. 22
2.1.4.1 Mengajar.................................................................................................... 24
2.1.4.2 Belajar ....................................................................................................... 26
2.1.5

Karakter ..................................................................................................... 27

2.1.6 Pendidikan Karakter .................................................................................. 27
2.1.6.1 Tujuan dan Sasaran Pendidikan Karakter ................................................. 29
2.1.6.2 Skema Pendidikan Karakter di SD ............................................................ 29
2.1.6.3 Strategi Implementasi Pendidikan Karakter di SD.................................... 30
2.1.6.4 Peran Pendidik dalam Pendidikan Karakter .............................................. 33
2.1.6.5 Kecerdasan Emosional Sebagai Hasil Belajar .......................................... 38
2.1.6.6 Delapan Belas Karakter dan Indikatornya................................................. 39
2.1.6.7 Disiplin ...................................................................................................... 43
2.1.6.7.1Membangun Karakter Disiplin ............................................................... 43
2.1.7 Pendekatan Pendidikan Karakter .............................................................. 44
2.1.7.1 Keteladanan ............................................................................................... 44
2.1.7.2 Pembelajaran ............................................................................................. 46
2.1.7.3 Pembudayaan ............................................................................................ 46
2.1.7.4 Penguatan .................................................................................................. 47
2.1.7.5 Penilaian .................................................................................................... 47
2.1.7.5.1Penilaian sikap ........................................................................................ 48
2.1.8 Kartu Kendali Kedisiplinan ....................................................................... 49
2.1.8.1 Fungsi Kartu Kendali Kedisiplinan ........................................................... 49
2.1.8.2 Isi Kartu Kendali Kedisiplinan .................................................................. 50
2.1.8.3 Kartu Kendali Kedisiplinan Sebagai Media Pembelajaran ....................... 51
2.2

Kajian Empiris .......................................................................................... 51

ix

`

2.3

Kerangka Berfikir ...................................................................................... 52

2.4

Hipotesis .................................................................................................... 54

2.5

Definisi Operasional .................................................................................. 55

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 56
3.1

Jenis Penelitian .......................................................................................... 56

3.2

Model Pengembangan ............................................................................... 57

3.3

Prosedur Penelitian .................................................................................... 59

3.4

Subyek, Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 59

3.5

Variabel Penelitian .................................................................................... 60

3.6

Populasi dan Sample Penelitian ................................................................ 61

3.7

Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 61

3.8

Teknik Analisis Data ................................................................................. 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 72
4.1

Hasil Pengembangan ................................................................................. 72

4.1.1 Analisis ...................................................................................................... 72
4.1.1.1 Studi Lapangan ......................................................................................... 72
4.1.1.2 Wawancara ................................................................................................ 73
4.1.1.3 Observasi ................................................................................................... 74
4.1.1.4 Studi Pustaka ............................................................................................. 75
4.1.2

Desain........................................................................................................76

4.1.3

Implementasi ............................................................................................. 78

4.1.4

Testing....................................................................................................... 82

4.1.4.1 Validasi Ahli ............................................................................................. 82
4.1.4.2 Uji Coba Efektifitas Penggunaan Produk ................................................. 87
4.1.4.3 Penilaian Penggunaan Guru Kelas ............................................................ 92
4.1.5

Perawatan ..................................................................................................93

4.2

Pembahasan ............................................................................................... 99

4.3

Uji Hipotesis ............................................................................................102

4.4

Implikasi Hasil Penelitian .......................................................................102

4.4.1 Implikasi Teoritis ....................................................................................103

x

`

4.4.2 Implikasi Praktis ......................................................................................103
4.4.3 Implikasi Pedagogis .................................................................................103
4.5

Keterbatasan Penelitian ...........................................................................104

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................105
5.1

Simpulan Tentang Produk .......................................................................105

5.2

Saran Pemanfaatan Produk......................................................................106

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................107
LAMPIRAN .......................................................................................................110

xi

`

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 60
Tabel 3.2 Sasaran Angket .................................................................................... 64
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah .................................. 65
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru ................................................... 65
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Pedoman Observasi ............................................................... 66
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Validasi Ahli Materi .............................................................. 67
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Validasi Ahli Media .............................................................. 67
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Penilaian Penggunaan Produk Guru ...................................... 68
Tabel 3.9 Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif....................................... 70
Tabel 3.10 Kategori Penskoran Kedisiplinan Siswa ............................................. 71
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Kualitas Tampilan Desain Media ................................ 83
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Kualitas Bahasa Media ................................................ 83
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Kemudahan Penggunaan Media .................................. 83
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Kualitas Bahan Media.................................................. 83
Tabel 4.5 Data Hasil Penilaian Ahli Materi Tahap Satu ....................................... 84
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Kualitas Tampilan Desain Media Setelah Revisi ........ 85
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Kualitas Bahasa Media Setelah Revisi ........................ 85
Tabel 4.8 Penilaian Kemudahan Penggunaan Media Setelah Revisi .................... 85
Tabel 4.9 Hasil Penilaian Kualitas Bahan Media Setelah Revisi.......................... 86
Tabel 4.10 Hasil Penilaian Ahli Materi Tahap Dua Setelah Revisi ...................... 86
Tabel 4.11 Penilaian Sikap Siswa Sebelum Menggunakan Kartu Kendali .......... 88
Tabel 4.12 Rekap Nilai Penggunaan Kartu Kendali Kedisiplinan Siswa ............. 89
Tabel 4.13 Penilaian Kualitas Isi Kartu Kendali Oleh Guru Kelas....................... 92

xii

`

Tabel 4.14 Penilaian Kualitas Instruksional Kartu Kendali Oleh Guru Kelas ..... 92
Tabel 4.15 Penilaian Kualitas Tampilan Kartu Kendali Oleh Guru Kelas ........... 92

xiii

`

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir .................................................................. 54
Gambar 2.2 Hipotesis ........................................................................................... 54
Gambar 4.1 Naskah Media Cover Kartu Kendali Kedisiplian Siswa ................... 76
Gambar 4.2 Naskah Media Kartu Kendali Kedisiplinan Siswa ............................ 77
Gambar 4.3 Naskah Media Penilaian Harian ........................................................ 77
Gambar 4.4 Rekapitulasi Penilaian Kartu Kendali Kedisiplinan .......................... 77
Gambar 4.5 Naskah Media Cover Belakangkartu Kendali Kedisiplinan Siswa ... 78
Gambar 4.6 Cover Kartu Kendalu Kedisiplinan Siswa ........................................ 79
Gambar 4.7 Kartu Kendali Kedisiplinan Siswa .................................................... 80
Gambar 4.8 Penilaian Harian Guru ....................................................................... 80
Gambar 4.9 Rekapitulasi Penilaian Kartu Kendali Kedisiplinan Siswa ............... 81
Gambar 4.10 Cover Belakang Kartu Kendali Kedisiplinan .................................. 81
Gambar 4.11 Diagram Batang Penilaian Sikap Siswa .......................................... 90
Gambar 4.12 Halaman Ikrar Siswa ....................................................................... 93
Gambar 4.13 Petunjuk Penggunaan Guru Sebelum Revisi ................................... 94
Gambar 4.14 Petunjuk Penggunaan Produk Guru Setelah.................................... 94
Gambar 4.15 Rekap Nilai Sebelum Revisi ........................................................... 95
Gambar 4.16 Rekap Nilai Setelah Di Revisi ......................................................... 95
Gambar 4.17 Kartu Kendali Kedisiplinan Sebelum Direvisi ................................ 96
Gambar 4.18 Kartu Kendali Kedisiplinan Setelah Direvisi .................................. 96
Gambar 4.19 Naskah Media Rekapnilai Kartu Kendali Kedisiplinan Guru
Sebelum Direvisi............................................................................. 97
Gambar 4.20 Naskah Media Rekapitulasi Kartu Kendali Kedisiplinan Guru
Setelah Direvisi ............................................................................... 97

xiv

`

Gambar 4.21 Lembar Penilaian Guru ................................................................... 98

xv

`

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Naskah Media Kartu Kendali Kedisiplinan Guru ...........................110
Lampiran 2 Naskah Media Kartu Kendali Kedisiplinan Siswa ..........................120
Lampiran 3 Kartu Kendali Kedisiplinan Guru ....................................................132
Lampiran 4 Kartu Kendali Kedisiplinan Siswa ..................................................142
Lampiran 5 Instrumen dan Pedoman Penelitian .................................................151
Lampiran 6 Hasil Wawancara Kepala Sekolah ...................................................157
Lampiran 7 Hasil Wawancara Guru Kelas..........................................................158
Lampiran 8 Hasil Observasi ................................................................................160
Lampiran 9 Hasil Validasi Ahli Materi Dan Ahli Media Awal ..........................166
Lampiran 10 Hasil Validasi Ahli Materi Dan Ahli Media Akhir .......................171
Lampiran 11 Surat Pernyataan Judgement ..........................................................176
Lampiran 12 Hasil Penilaian Penggunaan Produk Oleh Guru Kelas ..................177
Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian .......................................................................180
Lampiran 14 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ........................181
Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian .................................................................182

xvi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perspektif filosofis pendidikan tidak dapat lepas dari akar filosofisnya.
Pendidikan sebagai ilmu merupakan cabang dari filsafat dalam aplikasinya.
Dalam filsafat pendidikan terdapat beberapa aliran yang saling merekonstruksi
masing-masing paradigm pendidikan tersebut. Filsafat kontemporer memiliki
beberapa jenis aliran diantaranya aliran progresifisme, esensialisme, perenialisme,
eksistensialisme, dan rekonstruksialisme. Filsafat perenialisme mengajak jalan
mundur ke belakang dengan menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip umum
yang menjadi pandangan hidup yang kukuh, kuat pada zaman sebelumnya yang
menjadi dasar budaya bangsa. Filsafat inilah yang kemudia memunculkan
paradigma pendidikan untuk kembali menanamkan ilmu luhur seperti hakikat
pendidikan bangsa yang menjadi primadona pendidikan dewasa ini yaitu
pendidikan karakter.
Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Nomor 1 adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

1

2

Pendidikan Nasional berdasarkan pasal 1 nomor 2 UU RI No 20 Tahun
2003 adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Pendidikan nasional berdasarkan Pasal 3 berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kemampuan yang dimaksud dalam undang-undang tersebut adalah
kapasitas bawaan (inner capacity) manusia yang perlu diaktualisasikan melalui
ranah pendidikan. Artinya, hanya dengan pendidikanlah seluruh potensi yang
dimiliki manusia berkembang sehingga menjadi manusia seutuhnya. Keutuhan
manusia ketika mampu mengembangkan pikiran, perasaan, psikomotorik, dan
yang jauh lebih penting lagi adalah hati sebagai sumber spirit yang dapat
menggerakkan berbagai komponen yang ada. Hal inilah yang dimaksud Ki Hajar
Dewantara dengan olah pikir, olah rasa, olah raga, dan olah hati. Artinya,
pendidikan harus diarahkan pada pengolahan keempat domain tersebut.
Kurikulum 2013 diberlakukan guna menyempurnakan kurikulum tingkat
satuan

pendidikan

(KTSP)

yang

menghasilkan

pembelajaran

yang

3

lebih baik. Kurikulum baru ini menggunakan pendekatan Scientific dalam proses
pembelajarannya. Pendekatan Scientific mengembangkan 3 ranah dalam proses
pembelajaran yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan

secara terintegrasi.

Hasil belajar mengembangkan peserta didik kreatif, produktif, afektif dan inovatif
melalui penguatan sikap, keterampilan yang terintegrasi. Langkah-langkah
pembelajaran dengan Pendekatan Scientific antara lain: mengamati, menanya,
menalar, mencoba, membentuk jejaring (Kemdikbud, 2013).
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut, 1)
Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan,
dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat; 2) Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai
sumber belajar; 3) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan
berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 4) Mengembangkan kompetensi
yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti kelas yang dirinci lebih lanjut
dalam kompetensi dasar mata pelajaran; 5) Mengembangkan Kompetensi Inti
kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) Kompetensi Dasar.
Semua Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai

kompetensi

yang

dinyatakan

dalam

Kompetensi

Inti;

6)

Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). Adapun tujuannya yaitu
untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup

4

sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.
Sistem pendidikan berkualitas yang meliputi ketersediaan sarana dan
prasarana, pendidik yang kompeten, serta lingkungan yang mendukung
pendidikan diperlukan untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam
kaitannya pembelajaran di kelas, seorang guru harus mengelola kelas. Salah satu
upaya pemerintah untuk mewujudkan sumber daya manusia yang santun dan
bermartabat adalah dengan menerapkan pendidikan karakter di sekolah
diantaranya pendekatan pendidikan karakter berbasis kelas.
Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu mandiri untuk
meningkatkan dan menerapkan pengetahuannya serta mewujudkan akhlak yang
mulia dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian pendidikan karakter harus dilakukan
secara objektif berdasarkan kinerja peserta didik yang diwujudkan dalam
perilakunya. Melalui pendidikan diharapkan terjadi perubahan yang dapat
menumbuh kembangkan karakter positif, serta merubah watak diri yang kurang
baik menjadi lebih baik (Mulyasa, 2012).
Keberhasilan pendidikan adalah salah satu proses kemajuan bangsa, maka
dari itu pendidikan merupakan hal penting dalam pembangunan mentalitas, moral
serta karakter siswa dan oleh sebab itu perlu dilakukan inovasi peningkatan mutu
pendidikan melalui pengembangan budaya pendidikan terutama di sekolah yang
baik. Pendidikan karakter ini bertujuan membangun karakter peserta didik agar
memiliki karakter bangsa yang kuat, seperti disiplin, kejujuran, tanggungjawab,

5

beretos kerja tinggi, memiliki keimanan dan ketakwaan yang tinggi sehingga
menjadi bermartabat (Ulana, 2013:170).
Di Indonesia pelaksanaan pendidikan karakter saat ini memang dirasakan
mendesak. Gambaran situasi masyarakat bahkan situasi dunia pendidikan
Indonesia

menjadi

motivasi

pokok

pengarusutamaan

(mainstreaming)

implementasi pendidikan karakter di Indonesia. Pendidikan karakter di Indonesia
dirasakan amat perlu perkembangannya bila mengingat makin meningkatnya
tawuran antar pelajar, serta bentuk kenakalan remaja lainnya terutama di kota-kota
besar, pemerasakekerasan (bullying), kecenderungan dominasi senior terhadap
yunior, fenomena supporter bonek, penggunaan narkoba, dan lain-lain. Bahkan
yang paling memprihatinkan, keinginan untuk membangun sifat jujur pada anakanak melalui Kantin Kejujuran di sejumlah sekolah, banyak yang gagal, banyak
usaha Kantin Kejujuran yang bangkrut karena belum bangkitnya sikap jujur pada
anak-anak. Sementara itu informasi dari Badan Narkotika Nasional menyatakan
ada 3,6 juta pecandu narkoba di Indonesia (Tempo Interaktif, 27/8/2009 dalam
muchlas, 2014:2).
Terkait dengan perlunya pendidikan karakter untuk generasi penerus
bangsa, seperti yang tertulis dalam Harian Kompas terbitan hari Senin 20 Juni
2011 menulis Kerusakan Moral Mencemaskan sebagai headline yang terpampang
di halaman depan. Disampaikan bahwa sepanjang 2004-2011, Kementerian
Dalam Negeri mencatat sebanya 158 kepala daerah yang terdiri dari gubernur,
bupati dan wali kota tersangkut korupsi. Setidaknya 42 anggota DPR terseret
korupsi pada kurun waktu 2008-2011. 30 anggota DPR periode 1999-2004 dari 4
parpol terlibat kasus dugaan suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank

6

Indonesia. Kasus korupsi terjadi di sejumlah institusi seperti KPU, Komisi
Yudisial, KPPU, Ditjen Pajak, Bank Indonesia, dan BKPM.
Kita dihadapkan pada minimnya keteladanan dari para pemimpin, pejabat,
wakil rakyat, hakim, dan orang tua. Bahkan, dari pihak guru itu sendiri juga
terjadi krisis keteladanan, yang berarti sulit ditiru oleh para siswa. Misalnya,
praktik korupsi besar besaran baik untuk memperkaya diri sendiri, orang lain, atau
golongan di lingkungan birokrasi dan partai politik, merupakan pelanggaran etika
serta hilangnya karakter bangsa. Realitas ini menjadi bukti minimnya pendidikan
budi pekerti sejak di sekolah (Sutiyono, 2013:319).
Berkaitan

dengan

dirasakan

semakin

mendesaknya

implementasi

pendidikan karakter di Indonesia, Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional dalam publikasinya berjudul
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (2011) menyatakan bahwa pendidikan
karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif,
berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotic,
berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan Pancasila.
Pulikasi Pusat Kurikulum menyatakan bahwa pendidikan karakter berfungsi
(1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan
berperilaku baik; (2) memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang
multikultur; (3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan
dunia. Dalam kaitan itu telah diidentifikasi sejumlah nilai pembentuk karakter

7

yang merupakan hasil kajian empiris Pusat Kurikulum. Nilai-nilai yang bersumber
dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional tersebut adalah: (1)
Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7)
Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11)
Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14)
Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial,
dan (18) Tanggung Jawab. Selanjutnya dalam implementasinya di satuan
pendidikan Pusat Kurikulum menyarankan agar dimulai dari nilai esensial,
sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai kondisi sekolah, misalnya bersih, rapi,
nyaman, disiplin, sopan, dan santun.
Penelitian pengembangan ini didukung oleh penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya oleh Puji Rahmawati dengan judul pengembangan buku
kendali kedisiplinan tata tertib siswa SD Negeri Triharjo Sleman. Penelitian
tersebut mengembangkan produk yang digunakan untuk menertibkan siswa di
sekolah. artinya aturan yang menjadi dasar pengendalinya adalah aturan sekolah.
Penelitian ini mengemukakan bahwa buku kendali kedisiplinan tata tertib siswa
efektif sebagai media eksternal pengontrol kedisiplinan siswa.
Selanjutnya, data potensi dan masalah yang didapatkan di SD Negeri
Tambakaji 02 bahwa dalam pembelajaran rutin di kelas III, siswa kurang tertib
dan disiplin. Hal ini dikarenakan kelas yang terlalu gemuk yang disebabkan oleh
siswa yang pada tahun ajaran sebelumnya tidak naik kelas ke kelas IV dan siswa
yang dahulu tidak naik kelas dari kelas II ke kelas III sekarang sudah dinaikkan.
Tentusaja kelas gemuk ini mengakibatkan guru sulit untuk mengkondisikan siswa.
Kesulitan guru terutama ketika guru mengajar di depan kelas, siswa yang berada

8

di belakang lebih memilih untuk bermain sendiri, sebaliknya ketika guru mundur
ke belakang untuk mengecek tulisan atau tugas siswa, berganti siswa yang duduk
di depan bermain sendiri. Guru sudah berupaya untuk mengatur tempat duduk
sedemikian rupa, tetapi tetap saja siswa bermain sendiri di kelas dengan teman
sebangku atau teman di bangku sekitarnya. Ada beberapa siswa yang suka
membuat lelucon dari materi pembelajaran dan membuat kelas ramai dengan tawa
yang memudarkan konsentrasi siswa.
Ketika wawancara dengan guru kelas tiga, didapatkan kesimpulan bahwa
pendidikan karakter memang sudah berkembang dengan adanya kurikulum 2013
yang menekankan pada pendidikan karakter dan memberi pengarahan tentang
penilaian sikap dan mulai diterapkan dengan baik, namun evaluasi pendidikan
karakter dirasa kurang terlaksana dengan baik di lapangan. Guru dituntut kreatif
dan inovatif dalam melakukan penilaian karena banyak ditemukan kecurangan
dalam penilaian. Kurikulum 2013 memberikan solusi dengan acuan untuk
penilaian sikap. Namun siswa masih berpikir bahwa nilai tinggi dengan perilaku
yang nakal akan lebih baik daripada sikap baik dalam pembelajaran. Artinya
siswa memiliki pemikiran bahwa boleh mereka menjadi siswa nakal, asalkan
dalam pembelajaran nilai mereka baik dan memuaskan guru. Hal ini karena siswa
memandang nilai sebagai penentu masa depannya di

sekolah. Siswa

menginginkan untuk mendapatkan nilai yang terbaik. Seperti saat tes atau ulangan
harian, siswa lebih memilih mengambil resiko dengan mencontek daripada
berfikir sendiri. Sama halnya dengan penilaian sikap, ketika melakukan penilaian
diri atau catatan harian, banyak siswa yang menuliskan catatan diri yang tidak
sesuai dengan kenyataannya. Selain itu penilaian antar siswa juga dipandang

9

kurang efektif karena bisa jadi antar siswa saling bekerjasama demi mendapatkan
nilai yang baik. Maka dari itu, diperlukan peran guru yang aktif mengawasi
penilaian sikap siswa agar siswa terbiasa dengan jujur melakukan penilaian
terhadap dirinya. Walaupun jujur saja, para guru pasti ada kalanya merasa lelah
dengan penilaian sikap. Mengelola kelas yang gemuk dengan siswa yang kurang
tertib memang menjadi tantangan tersendiri. Memang sulit ketika setiap hari harus
berurusan dengan masalah siswa yang bermacam-macam. Anak seperti memiliki
ide untuk selalu mematahkan solusi yang diberikan guru.
Masalah yang telah dituliskan menjadi dasar peneliti untuk mengembangkan
kartu kendali kedisiplinan siswa dalam penilaian sikap yang diuji cobakan untuk
siswa kelas III SD Negeri Tambakaji 02. Peneliti mengembangkan kartu kendali
kedisiplinan siswa, namun dalam pembelajaran siswa pasti menampakkan
karakter lain selain disiplin maka peneliti harus mengamati karakter siswa secara
umum agar dapat menandai karakter yang muncul saat pembelajaran, sehingga
dapat menjadi acuan untuk penilaian sikap.
Kartu kendali kedisiplinan dalam pembelajaran adalah hal yang baru dalam
pembelajaran, walaupun memang tidak sama sekali baru. Kartu kendali ini seperti
buku catatan ketertiban. Ada yang lebih suka menyebutnya buku pelanggaran
siswa di sekolah, peneliti mengembangkan kartu kendali kedisiplinan dalam
pembelajaran di kelas. Peneliti mengangkat judul kartu kendali kedisiplinan,
namun dalam isinya nanti peneliti akan memasukan 15 karakter untuk dinilai
mengacu pada Kemendikbud, hal ini dilakukan karena siswa tidak mungkin hanya
menunjukan satu karakter-disiplin saja karena dalam pembelajaran pasti siswa
akan menunjukan karakter lain seperti kejujuran, rasa ingin tahu, toleransi,

10

misalnya. Kartu kendali ini bertujuan untuk meningkatkan karakter siswa melalui
penilaian, terutama karakter disiplin di kelas. Harapannya dengan penilaian dan
pembiasaan disiplin siswa dapat menumbuhkan karakter baik. Sisi lain,
menggunakan kartu kendali ini dapat menjadi acuan guru dalam penilaian sikap.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1.2.1 Apakah ada kartu kendali penilaian sikap dan pengontrol kedisiplinan siswa
ketika pembelajaran ?
1.2.2 Bagaimana desain kartu kendali penilaian sikap dan pengontrol kedisiplinan
ketika pembelajaran di kelas III SDN Tambakaji 02 ?
1.2.3 Bagaimana keefektivan kartu kendali penilaian sikap dan pengontrol
kedisiplinan ketika pembelajaran di kelas III SDN Tambakaji 02 ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui kartu kendali penilaian sikap dan pengontrol kedisiplinan
ketika pembelajaran.
1.3.2 Untuk mengembangkan desain kartu kendali penilaian sikap dan pengontrol
kedisiplinan ketika pembelajaran di kelas III SDN Tambakaji 02.
1.3.3 Untuk menguji keefektivan kartu kendali penilaian sikap dan pengontrol
kedisiplinan ketika pembelajaran di kelas III SDN Tambakaji 02.

11

1.4

Manfaat

1.4.1

Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi atau

rujukan bagi para pembelajar atau peneliti berikutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Guru
a. Dapat menjadi memotivasi untuk melakukan pembelajaran yang
menyenangkan dengan siswa yang tertib.
b. Meningkatkan keterampilan guru dalam pengelolaan kelas.
c. Di sisi lain dapat memudahkan-menjadi tambahan data sumber guru
dalam melakukan penilaian sikap.
1.4.2.2 Bagi Siswa
a. Siswa membiasakan diri lebih tertib dalam pembelajaran.
b. Karena siswa lebih tertib, maka akan lebih mudah menerima ilmu
yang diberikan guru.
1.4.2.3 Bagi Sekolah
Dapat menjadi alat bukti yang bisa digunakan untuk mengajak orang tua
siswa agar ikut memantau perkembangan dan meningkatkan kedisiplinan anak
yang nantinya akan membentuk karakter baik pada diri anak.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1

Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Filsafat
Jalaluddin dan Abdullah (2013:7-9) pendidikan adalah bimbingan secara
sadar dari pendidik terhadap perkembangan jasmani rohani anak didik menuju
terbentuknya manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan ideal. Yang
dimaksud kepribadian yang utama atau ideal adalah kepribadian yang memiliki
kesadaran moral dan sikap mental secara teguh dan sungguh-sungguh memegang
dan melaksanakan ajaran atau prinsip-prinsip nilai (filsafat) yang menjadi
pandangan hidup secara individu, masyarakat maupun filsafat bangsa dan negara.
Dengan demikian dari uraian tersebut dapat ditarik suatu pengertian bahwa filsafat
pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normative dalam bidang pendidikan
merumuskan kaidah-kaidah norma-norma dan ukuran tingkah laku perbuatan
yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan kehidupannya.
Lebih lanjut menjelaskan bahwa untuk mengkaji peranan filsafat dapat
ditinjau dari empat aspek, yaitu:
1) Metafisika dan pendidikan
Mempelajari metafisika bagi filsafat pendidikan diperlukan untuk mengontrol
secara implisist tujuan pendidikan, untuk mengetahui bagaimana dunia anak,
apakah ia merupakan makhluk rohani atau jasmani saja, atau keduanya.

12

13

2) Epistimologi dan pendidikan
Epistemologi

memberikan

sumbangan

bagi

teori

pendidikan

filsafat

pendidikan) dalam menentukan kurikulum.
3) Aksiologi dan pendidikan
Aksiologi membahas nilai baik dan nilai buruk, yang menjadi dasar
pertimbangan dalam menentukan tujuan pendidikan.
4) Logika dan pendidikan
Logika sangat dibutuhkan dalam pendidikan agar pengetahuan yang dihasilkan
oleh penalaran memiliki dasar kebenaran.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan
adalah suatu dasar ilmu yang mnejadi jawaban pertanyaan dari segala bidang ilmu
pendidikan, yang mencakup tentang kebijakan pendidikan, sumber daya manusia,
teori kurikulum dan pembelajaran, serta asepek-aspek pendidikan yang lain.
Dengan begitu manusia harus berupaya sedemikian rupa melalui pemikiran yang
mendalam, radikal, integral dan sistematik untuk mencapai tujuan pendidikan
yang berfungsi untuk membentuk manusia seutuhnya dan berguna bagi bangsa
dan negara.
2.1.1.1

Aliran Filsaat Pendidikan
Aliran filsafat pendidikan yang dapat dijadikan landasan pemikiran pada

penelitian

ini

terdidri

aliran

progresivisme,

pragmatisme,

esensialisme,

perenialisme, dan rekonstruksinisme. Menurut alam ( Jalaludin dan Abdullah,
2013:78-102) penjabaran dari aliran tersebut adalah sebagai berikut:

14

1) Filsafat Progresivisme
Aliran progresivisme mengakui dan berusaha mengembangkan azas
progresivisme

dalam

semua

realita

kehidupan,

agar

manusia

bisa

survivemenghadapi semua tantangan hidup. Dalam pandangan pragmatisme
suatu keterangan itu benar kalau sesuai dengan realitas, atau suatu keterangan
akan dikatakan benar kalau sesuai dengan kenyataan. Aliran progresivisme
memiliki kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan meliputi: ilmu hayat,
bahwa manusia mengetahui semua masalah kehidupan; antropologi, bahwa
manusia mempunyai pengalaman, pencipta budaya. Dengan demikian, dapat
mencari hal baru; psikologi, bahwa manusia akan berpikir tentang dirinya
sendiri, lingkungan, pengalaman, sifat-sifat alam, dapat menguasai dan
mengatur alam ( Jalaludin dan Abdullah, 2013: 78).
Progresivisme didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan harus
terpusat pada anak, (child-centered) bukannya menfokuskan pada guru atau
bidang muatan Praja (2008: 15).
2) Aliran Esensialisme
Aliran esensialisme mendasarkan pandangan pada seluruh nilai-nilai
kehidupan yang sudah ada sejak awal peradaban manusia. Aliran ini
beranggapan bahwa pendidikan haruslah menjadi suatu sarana dalam
mempertahankan nilai-nilai luhur yang sudah ada.
3) Aliran Eksistensialisme
Filsafat eksistensialisme merupakan filsafat yang memfokuskan pada
pengalaman-pengalaman individu. Eksistensialisme ini menekankan pada

15

pilihan kreatif, subyektivitas pengalaman manusia, dan tindakan kongkrit dari
keeradaan

manusia

atas

setiap

skema

Eksistensialisme merupakan filsafat

rasional

hakekat

manusia.

yang memandang segala

gejala

berpangkal pada eksistensi.
4) Aliran Perenialisme
Filsafat perenialisme mengajak jalan mundur ke belakang dengan
menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip umum yang menjadi pandangan
hidup yang kukuh, kuat pada zaman sebelumnya yang menjadi dasar budaya
bangsa. Filsafat inilah yang kemudia memunculkan paradigma pendidikan
untuk kembali menanamkan ilmu luhur seperti hakikat pendidikan bangsa.
Filsafat inilah yang menjadi dasar peneliti dalam penelitian ini.
2.1.2 Hakikat Pendidikan
Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Munib (2012:31) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
sistematis, yang dilakukan orang-orang dengan disertai tanggung jawab untuk
memengaruhi peserta didik agar memiliki sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita
pendidikan. Pendidikan adalah bantuan jasmani maupun rohaninya untuk
mencapai tingkat dewasa.

16

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab untuk menuntun dan
membimbing anak menuju kedewasaan jasmani dan rohani melalui usaha
pengajaran dan pelatihan.
2.1.2.1 Empat Pilar Pendidikan
UNESCO dalam Sanjaya (2011: 110) memaparkan empat pilar pendidikan
universal yaitu:
1) Learning to know
Belajar itu pada dasarnya tidak hanya berorientasi kepada produk atau hasil
belajar, akan tetapi juga harus berorientasi kepada proses belajar.
2) Learning to do
Belajar itu bukan hanya sekedar mendengar dan melihat dengan tujuan
akumulasi pengetahuan, tetapi belajar untuk berbuat dengan tujuan akhir
penguasaan kompetensi yang sangat diperlukan dalam era persaingan global.
3) Learning to be
Belajar adalah membentuk manusia yang menjadi dirinya sendiri. Dengan kata
lain, belajar untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai individu dengan
kepribadian yang memiliki tanggung jawab sebagai manusia.
4) Learning to live together
Belajar untuk bekerja sama. Hal ini sangat diperlukan sesuai dengan tuntutan
kebutuhan dalam masyarakat global dimana manusia baik secara individual
maupun secara kelompok tak mungkin bisa hidup sendiri atau mengasingkan
diri dari kelompoknya.

17

2.1.2.2 Makna Kata Pendidikan
Kata pendidikan memang sudah tidak asing lagi dan hamper semua
orang mengetahuinya. Namun, belum banyak yang mengetahui kepanjangan dari
kata pendidikan itu sendiri. Kepanjangan dari kata PENDIDIKAN yaitu P=
Proses, E= Elevasi, N= Nondiskriminasi, D= Dinamis, I= Intensif, D= Dewasa, I=
Individu, K= Kontinyu, A= Adabtabilitasi, N= Nirlimit. Dari kepanjangan
pendidikan tersebut dapat kita pahami bahwa pendidikan merupakan proses untuk
meningkatkan pengetahuan tanpa membedakan secara dinamis dan intensi
terhadap individu secara kontinya tanpa batas dan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan oleh orang dewasa.
2.1.2.3 Tujuan Pendidikan Nasional
Dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Berdasarkan undang-undang tersebut diatas, bahwa pendidikan memiliki
tujuan untuk pengembangan diri manusia menjadi pribadi yang kuat, memiliki
karakter yang tangguh dan bermartabat. Melalui pendidikan seseorang dapat
meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mengembangkan potensi diri dan dapat
membentuk pribadi yang bertanggung jawab, cerdas dan kreatif.

18

2.1.2.4 Tujuan Pendidikan Dasar
Adapun tujuan operasional pendidikan Sekolah Dasar (SD), dinyatakan
di dalam Kurikulum pendidikan Dasar, yaitu memberi bekal kemampuan dasar
untuk membaca, menulis dan berhitung, wawasan dan ketrampilan dasar yang
berguna bagi siswa berdasrkan tingkat perkembangannya. Selain itu, ia juga untuk
mempersiapkan mereka mengikuti pendidikan pada tahapan selanjutnya, yakni
pendidikan di sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP).
Tujuan dari pendidikan Sekolah Dasar teruraikan seperti berikut:
1) Membekali kemampuan untuk membaca, menulis, serta berhitung.
2) Memberikan wawasan serta ketrampilan dasar yang berguna untuk siswa
berdasarkan tingkat perkembangan yang bersangkutan.
3) Proses mempersiapkan siswa untuk mengikuti jenjang pendidikan di
sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP).
Sekolah dasar bisa didefinisikan sebagai kegiatan yang dalam hal ini
mendasari 3 (tiga) aspek dasar, yakni pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Ketiga aspek tersebut adalah landasan pendidikan yang paling penting.Manusia
membutuhkan prilaku atau sikap hidup yang positif untuk bisa menjalani
kehidupan secara baik dan tentram. Manusia juga membutuhkan dasar-dasar
pengetahuan suapaya ketika berinte