LAPORAN ANALISIS DAN KURIKULUM 2
Analisis Fokus Observasi Sekolah: :
ANALISIS DAN PENERAPAN BAHAN AJAR UNTUK MEMBANGUN
KETERAMPILAN ABAD 21
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Kurikulum IPA
Dosen Pengampu Dr. Hj. Diana Rochintaniawati, M.Ed
Disusun oleh :
Dwi Nurul Hidayah (1707245)
Magister Pendidikan IPA
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Tahun Pelajaran 2017/2018
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................................5
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................6
BAB II OBSERVASI ................................................................................................................7
2.1 Subjek observasi ..................................................................................................................8
2.2 Lokasi ..................................................................................................................................8
2.3 Alur ......................................................................................................................................8
2.4 Jadwal ..................................................................................................................................8
2.5 Instrumen .............................................................................................................................9
2.6 Fokus Observasi...................................................................................................................9
2.7 Bahan ajar yang digunakan..................................................................................................9
BAB III ANLISIS FOKUS OBSERVASI .............................................................................11
3.1 Bahan ajar sebagai acuan pembelajaran ............................................................................11
3.2 Implementasi bahan ajar pada pembelajaran .....................................................................13
3.3 Kesesuaian buku IPA dengan kompetensi 4C...................................................................23
3.4 Keterbatasan ......................................................................................................................23
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................25
Lampiran 1...............................................................................................................................26
Lampiran 2...............................................................................................................................28
Lampiran 3...............................................................................................................................30
2
Lampiran
4 ............................................................................................................................... 31
3
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 jadwal observasi.........................................................................................................9
Tabel 2.2 Indikator dan tujuan pembelajaran ............................................................................9
Tabel 3.1 Hasil pengamatan pembelajaran .............................................................................12
Tabel 3.2 Indikator berpikir kritis Ennis .................................................................................15
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1Berbagai jenis buku sumber dalam pembelajaran...............................................11
Gambar 3.2 Pelangi keterampilan abad 21..............................................................................13
Gambar 3.3 Pelangi ketrampilan abad 21(www.P21.org).......................................................14
Gambar 3.4 Aktivitas penyusunan pertanyaan pada Buku IPA .............................................16
Gambar 3.5 aktvitas impelementasi konsep pada Buku IPA ..................................................17
Gambar 3.6 Aktvitas praktikum pada Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016....................18
Gambar 3.7 Portofolio dan Tugas Rangkuman Materi Siswa.................................................20
Gambar 3.8 Pendingin makanan sederhana pada Buku IPA...................................................22
Gambar 3.9 tugas proyek pada Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016...............................23
5
B AB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Institusi pendidikan perlu mempertimbangkan cakupan kesuksesan lulusannya
tidak hanya terbatas pada kemampuan akademik saja, tetapi lebih mengarah pada
kemampuan dan keterampilan yang dapat membantu para lulusannya berkompetisi dalam
dunia global dan digital yang berkembang saat ini. Keterampilan keterampilan baru
dibutuhkan untuk dapat bertahan dan berkompetisi dalam dunia digital yang memiliki
perubahan yang sangat cepat (Metiri Group, 2003). Sejalan dengan pendapat tersebut,
Partnership for 21st Century Skills (2007) menegaskan bahwa keterampilan abad 21
terbentuk dari suatu pemahaman yang solid terhadap content knowledge yang kemudian
ditopang oleh berbagai keterampilan, keahlian dan literasi yang dibutuhkan oleh seorang
individu untuk mendukung kesuksesannya baik secara personal maupun professional.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Pasal 3
menyebutkan bahwa “tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang
demokratis serta bertanggungjawab”. Hal ini berarti bahwa pendidikan nasional di
Indonesia diarahkan pada membentuk insan yang memiliki kecakapan yang diperlukan
dalam mempertahankan budaya dan jati diri bangsa di tengah-tengah gencarnya
gempuran beragam budaya dan peradaban bangsa lain di era globalisasi (BNSP, 2010).
Terkait dengan hal tersebut standar baru diperlukan agar siswa kelak memiliki
kompetensi yang diperlukan pada abad ke-21. Sekolah ditantang menemukan cara dalam
rangka memungkinkan siswa sukses dalam pekerjaan dan kehidupan
melalui
penguasaan keterampilan berpikir kreatif, pemecahan masalah yang fleksibel,
berkolaborasi dan berinovasi. Beberapa sumber seperti Trilling & Fadel (2009), Ledward
& Hirata (2011), Partnership for 21Century Learning; National Science Foundation,
Educational Testing Services, NCREL, Metiri Group, Pacific Policy Research Center, dan
lainnya menunjukkan pentingnya keterampilan abad ke-21 untuk untuk mencapai
transformasi yang diperlukan.
6
Untuk membekali keterampilan abad 21, dalam proses pembelajaran diperlukan
bahan ajar. Bahan ajar memiliki potensi amat penting dalam pembelajaran, yakni sebagai
representasi (wakil) dari penjelasan guru di depan kelas. Menurut Madjid (2007:174),
bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan untuk
membantu guru/instructor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dengan
demikian, guru juga akan dapat mengurangi kegiatannya menjelaskan
pelajaran,
memiliki banyak waktu untuk membimbing siswa dalam belajar atau membelajarkan
siswa. Berdasarkan beberapa kajian hasil penelitian terkait bahan ajar, terdapat masalah
pada penerapan pembelajaran IPA di sekolah saat ini adalah masalah keterpaduan konten
IPA dalam proses belajar mengajar. Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan untuk
membuat pembelajaran lebih terpadu dengan mengembangkan bahan ajar seperti yang
dilakukan oleh Inayah (2015) dengan tema cuaca, Hasyim (2015) tema laut, Juniar
(2015) tema energi dalam tubuh, dan Mukhyati (2015) tema perubahan lingkungan
berbasis realitas lokal pulau Bangka. Hal tersebut menunjukkan pentingnya observasi dan
penelitian dengan kajian bahan ajar.
Dalam prakteknya, telah disusun sebuah buku yang disesuaikan dengan kurikulum
2013 revisi 2016. Dari latar belakang yang telah diungkapkan diatas, makalah ini akan
membahas tentang Analisis dan penerapan bahan ajar dalam membangun keterampilan
abad 21.
1.2 FOKUS OBSERVASI
Dari hasil pengamatan saat obervasi sekolah maka fokus saya dalam
pembahasan makalah ini adalah membahas
penggunaan bahan ajar dalam proses
pembelajaran dan Analisa bahan ajar apakah sudah memfasilitasi siswa dalam
membangun keterampilan abad 21.
1.3 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang dijabarkan diatas terdapat beberapa masalah yang
terungkap yakni sebagai berikut.
1. Bagaimana guru menggunakan buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016
pegangan siswa dan guru yang dikeluarkan pemerintah?
2. Bagaimana siswa menggunakan buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016
pegangan siswa yang dikeluarkan pemerintah?
7
3. Apakah buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 sudah memfasilitasi siswa
untuk mendapatakan keterampilan abad 21 khususnya kompetensi 4C?
1.4 TUJUAN
Dari perumusan masalah yang telah diungkapkan, maka didapat beberapa tujuan
1. Mengetahui penggunaan buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 pegangan siswa dan
guru yang dikeluarkan pemerintah.
2. Mengetahui penggunaan buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 pegangan siswa
yang dikeluarkan pemerintah.
3. Mengetahui apakah buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 sudah memfasilitasi siswa
untuk mendapatakan keterampilan abad 21 khususnya kompetensi 4C.
8
BAB II
OBSERVASI
2.1 Subjek Observasi
Subjek observasi adalah :
Kelas
: X MIA A
Jumlah
: 30 siswa
Guru IPA : Bapak Ricky Riza, S.Pd
Guru IPA : Ibu Rina Farida, M.Pd
2.2 Lokasi Observasi
Lokasi observasi yang telah dilakukan di Sekolah Menengan Pertama Negeri 2
Bandung.
2.3 Alur Observasi
Alur observasi yang telah dilakukan tergambar pada gambar dibawah ini.
Analisis visi misi
sekolah
Observasi
lingkungan, program
kerja dan
pembelajaran
Kesimpulan
Kajian pustaka
Analisis buku IPA
Kurikulum 2013
revisi 2016 mengacu
pada kompetensi 4C
Analisis hasil
Bagan 2.1. Alur observasi
2.4 Jadwal Observasi
Observasi ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bandung dilakukan sebanyak dua
kali yang dijelaskan pada tabel 2.1 di bawah ini.
9
No.
2
3
Hari/Tanggl/Bulan/Tahun
Selasa/3/Oktober/2017
Selasa/21/November/2017
Kegiatan
Permohonan izin observasi
Observasi pembelajaran dan wawancara siswa
dan guru
Tabel 2.1 Jadwal Observasi
2.5
Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam observasi ini adalah wawancara guru yang terdiri
dari 10 pertanyaan dan 6 pertanyaan untuk siswa.
2.6 Fokus Observasi
Penggunaan dan analisa bahan ajar yang digunakan guru dan siswa pada proses
pembelajaran di kelas. Dalam makalah ini bahan ajar yang digunakan adalah buku IPA
Kurikulum 2013 revisi 2016 pegangan siswa dan pegangan guru. Analisis bahan ajar ini
mencakup implementasi guru dalam mengajar yang mengacu pada kesesuaian buku IPA
kuriulum 2013 revisi 2016 dengan kompetensi keterampilan ab ad 21 4C yaitu critical
thinking and problem solving, creative thinking and innovation, collaboration, dan
communication. Bahan ajar yang digunakan guru dan siswa adalah buku IPA kurikulum 2013
Revisi 2016.
2.7 Bahan Ajar yang Digunakan
Bahan ajar yang digunakan dalam pembahasan dalam makalah ini adalah Buku IPA
kelas VII Kurikulum 2013 Revisi 2016 mencakup buku pegangan guru dan buku siswa.
Sesuai dengan bab yang sedang dibahas dalam pembelajaran, maka analisis difokuskan pada
bab kalor dan penerapannya. Adapun indikator dan tujuan pembelajaran pada bab kalor dan
penerapannya adalah sebagai berikut :
Indikator
3.4.1. Mengetahui pengertian
suhu dan termometer
serta jenis termometer.
3.4.2. Menentukan skala suhu
dengan melakukan pengukuran suhu
dengan termometer skalanya, serta
membandingkannya secara pengukuran
dengan termometer skala suhu yang telah
dikenal.
Tujuan
3.4.1.1. Peserta Didik dapat menyajikan
hasil pengamatan, inferensi,
dan mengomunikasikan hasil
penyelidikannya tentang fungsi perasa
sebagai pengukur suhu.
3.4.1.2. Peserta Didik dapat menjelaskan 3
jenis termometer.
3.4.2.1. Peserta Didik dapat membuat skala
suhu, melakukan pengukuran suhu
dengan termometer skalanya,
serta membandingkannya secara
pengukuran dengan termometer skala
suhu yang telah dikenali.
10
3.4.2.2. Peserta Didik dapat menjelaskan
pengertian titik tetap dalam
penentuan skala suhu.
3.4.3. Menjelaskan pengertian kalor.
3.4.4. Mendeskripsikan hubungan kalor
dengan suhu dan hubungan kalor dengan
perubahan wujud.
3.4.5. Menentukan macammacam
perpindahan kalor.
3.4.3.1. Peserta Didik mampu menjelaskan
kalor
3.4.4.1. Peserta Didik menyelidiki faktor-faktor
yang memengaruhi kenaikan suhu
benda akibat pemberian kalor.
3.4.4.2. Peserta Didik dapat menerapkan
persamaan kalor untuk kenaikan suhu
pada persoalan yang sesuai.
3.4.4.3. Peserta Didik dapat menyelidiki
karakteristik suhu benda pada saat
benda mengalami perubahan wujud.
3.4.4.4. Peserta Didik dapat menentukan kalor
untuk perubahan wujud.
3.4.5.1. Peserta Didik mampu menjelaskan
dan membedakan macam-macam
perpindahan kalor.
Tabel 2.2 Indikator dan Tujuan Pembelajaran pada kalor dan penerapannya
11
BAB 3
ANALISIS FOKUS OBSERVASI
3.1 Bahan Ajar sebagai salah satu acuan pembelajaran di kelas
Buku yang digunakan oleh siswa
Gambar 3.1. Berbagai jenis buku sumber dalam pembelajaran IPA
Guru menerapkan budaya minimal 2 buku sumber untuk pembelajaran maupun tugas
IPA. Tidak ada aturan khusus dalam pemilihan buku sumber. Buku yang waijb adalah buku
IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016. Berdasarkan wawancara dengan guru, diketahui bahwa
guru memiliki 5-6 buku sebagai pegangan dalam mengajar.
3.2 Implementasi bahan ajar pada pembelajaran di kelas
Dari hasil pengamatan pembelajaran IPA yang dilakukan di SMPN 2 Bandung
kelas VII MIA A diperoleh data sebagai berikut :
Model pembelajaran yang dipakai
: 5 E learning cycle
12
Pendekatan
: Scientific Approach
Guru
: Bapak Ricky Riza, S.Pd
Bab
: Kalor dan perpindahannya
Langkah ke
1
aktivitas guru
Guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa
2
Guru meminta siswa untuk mengumpulkan portofolio
dan rangkuman materi.
Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan
pertanyaan kepada siswa tentang suhu dan kalor dari
materi yang mereka baca dari buku sumber minimal
2 referensi.
Guru meminta siswa untuk berkelompok 3 orang dan
berdiskusi dengan tugas mendaftar materi-materi
yang sulit pada bab kalor dan perpindahannya.
3
4
5
Guru memulai sesi tanya-jawab-penjelasan
berdasarkan bagian materi yang tidak dipahami
siswa.
6
Guru memberikan latihan soal
7
Guru mengakhiri pembelajaran dan memberikan
tugas untuk merangkum bab pertemuan selanjutnya
dan mengingatakan untuk membuat portofolio.
aktivitas siswa
siswa menjawab salam dan
berdoa bersama
siswa mengumpulkan
rangkuman dan portofolio
siswa menyampaikan
pengetahuan dari apa yang
mereka baca.
siswa mulai berdiskusi dan
mendaftar pertanyaan apa yang
mereka tidak pahami terkait
materi.
siswa mulai aktif
menyampaikan pertanyaan
terkait materi yang tidak
mereka pahami.
siswa dalam kelompok mulai
berdiskusi untuk memecahkan
masalah.
siswa bersiap-siap untuk
berdoa dan pulang
Tabel 3.1. Hasil pengamatan pada pembelajaran di kelas
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, sudah termati fungsi buku ajar khususnya
buku IPA Kurikulum 2013 revisi 2016 sebagai panduan untuk melakukan pembelajaran yang
dharapkan siswa aktif di kelas dengan pengajuan pertanyaan
dan berpikir kritis. Hasil
interview menunjukkan bahwa 5 siswa yang telah berhasil diwawancara dengan sampel
random berpendapat bahwa materi yang dibahas dalam buku IPA Kurikulum 2013 revisi
2016 tidak lengkap. Namun, dengan kondisi tersebut, justru membiasakan siswa untuk
mencari referensi di buku lain
dan antar siswa saling berkolaborasi untuk melengkapi
pemahaman. Hal tersebut sesuai dengan fungsi bahan ajar menurut panduan pengembangan
bahan ajar Depdiknas (2007) disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:
a. Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan
kepada siswa.
13
b. Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/
dikuasainya.
c. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan kemampuan guru dalam
membuat keputusan yang terkait dengan perencanaan (planning), aktivitas-aktivitas
pembelajaran dan pengimplementasian (implementing), dan penilaian (assessing).
3.3 Kesesuaian buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 dengan kompetensi 4C pada
keterampilan abad 21
Partnership for 21st Century Skills (2007) menegaskan bahwa keterampilan
abad 21 terbentuk dari suatu pemahaman yang solid terhadap content knowledge yang
kemudian ditopang oleh berbagai keterampilan, keahlian dan literasi yang dibutuhkan
oleh seorang individu untuk mendukung kesuksesannya baik secara personal maupun
professional. Lebih lanjut dijelaskan keterampilan abad 21 ini muncul dari sebuah
asumsi bahwa saat ini individu hidup dan tinggal dalam lingkungan yang sarat akan
teknologi, dimana terdapat berlimpah infrormasi, percepatan kemajuan teknologi yang
sangat tinggi dan pola-pola komunikasi dan kolaborasi yang baru. Kesuksesan dalam
dunia digital ini sangat tergantung pada keterampilan yang penting untuk dimiliki
dalam era digital, antara lain keterampilan berpikir kritis, memecahkan masalah,
berkomunikasi dan berkolaborasi. (Partnership for 21st Century Skills, 2007).
Gambar 3.2 Pelangi keterampilan abad 21(Trilling dan Fadel, 2009)
14
Gambar 3.3 Pelangi ketrampilan abad 21(www.P21.org)
Pada gambar 1 oleh Trilling dan Fadel (2009) dan gambar 2 dipaparkan
elemen – elemen penting yang perlu dimunculkan dalam proses pembelajaran
untuk meningkatkan keterampilan abad 21. Elemen – elemen tersebut adalah life
and carreer skills, learning and innovation skills dan information, media and
technology skills. Ketiga elemen ini sepenuhnya saling berkaitan satu dengan
lainnya dan merupakan pengetahuan, keterampilan serta keahlian yang perlu
dimiliki siswa untuk dapat menjawab tantangan pekerjaan dan kehidupan di abad
21. Institusi pendidikan seharusnya tidak hanya fokus pada penguasaan
pengetahuan core subject saja namun juga perlu memperhatikan pengetahuan
akedmis yang lebih tinggi dengan mengintegrasikan keterampilan abad 21 ke
dalam kegiatan pembelajaran. (P21: 2009)
Adapun
4 kompetensi yang akan dibahas berdasarkan observasi
implementasi di SMPN 2 Bandung dan analisis kesesuaian buku IPA kurikulum
2013 revisi 2016 dengan keterampilan abad 21 antara lain :
1. Critical Thinking and Problem Solving skill
1.1 Critical Thinking skill
Ennis (Baron, dan Sternberg, (Eds), 1987) mendefinisikan berpikir kritis
sebagai berpikir reflektif yang beralasan dan difokuskan pada penetapan apa yang
dipercayai atau yang dilakukan. Selanjutnya, Ennis menguraikan indikator
kemampuan berpikir kritis secara lebih rinci sebagai berikut: memfokuskan diri pada
15
pertanyaan, menganalisis dan mengklarifikasi pertanyaan, jawaban, dan argumen,
mempertimbangkan sumber yang terpercaya, mengamati dan menganalisis deduksi,
menginduksi dan menganalisis induksi, merumuskan eksplanatori, kesimpulan dan
hipotesis, menarik pertimbangan yang bernilai, menetapkan suatu aksi, dan
berinteraksi dengan orang lain. Dalam
melaksanakann berpikir kritis, terlibat
disposisi berpikir yang dicirikan dengan: bertanya secara jelas dan beralasan,
berusaha memahami dengan baik, menggunakan sumber yang terpercaya,
mempertimbangkan situasi secara keseluruhan, berusaha tetap mengacu dan relevan
ke masalah pokok, mencari berbagai alternatif, bersikap terbuka, berani mengambil
posisi, bertindak cepat, bersikap atau berpandangan bahwa sesuatu adalah bagian dari
keseluruhan yang kompleks, memanfaatkan cara berpikir orang lain yang kritis, dan
bersikap sensisif terhadap perasaan orang lain (Ennis, dalam Baron dan Sternberg,
(Eds), 1987)
Berpikir kritis
1. Memberikan penjelasan sederhana
a.
b.
c.
2. Membangun keterampilan dasar
a.
b.
3. Menyimpulkan
a.
b.
4. Memberikan penjelasan lanjut
a.
5. Mengatur strategi dan teknik
b.
a.
b.
Sub berpikir kritis
Memfokuskan pertanyaan
Menganalisis pertanyaan dan
bertanya
Menjawab pertanyaan tentang suatu
penjelasan dan tantangan
Mempertimbangkan apakah sumber
dapat dipercaya atau tidak
Mengamati serta mempertimbangkan
suatu laporan hasil observasi
Mendeduksi atau mempertimbangkan
hasil deduksi
Menginduksi atau
mempertimbangkan hasil induksi
mengidentifikasi istilah-istilah dan
definisi pertimbangan serta dimensi
mengidentifikasi asumsi
menentukan tindakan
berinteraksi dengan orang lain
Tabel 3.2 indikator keterampilan berpikir kritis menurut Ennis dalam
Hassaobah (2008, hlm.87)
Berdasarkan observasi yang dilakukan, siswa sudah teramati aktif membuat
pertanyaan kritis ketika diskusi maupun saat pembelajaran berlangsung. Hal ini
mengacu pada indikator keterampilan berpikir kritis menurut
Ennis.
Mereka
terlihat mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak. SMPN 2
Bandung membudayakan penggunan minimal 2 referensi dalam mengerjakan tugas
maupun untuk pendamping pembelajaran. Sehingga, mereka sudah terbiasa untuk
16
membandingkan antar referensi. Observer juga melakukan interkasi dengan siswa
saat mem bahas tentang buku yang digunakan. Mereka mengkritsi definisi kalor dan
suhu di beberapa referensi yang mereka baca. Dalam buku kurikulum 2013 revisi
2016 menggiring siswa untuk menyusun pertanyaan dari kasus yang diberikan seperti
yang dipaparkan pada gambar 3.4.
Gambar 3.4 Aktivitas penyusunan pertanyaan pada Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016
1.2 Problem Solving Skill
Menurut Partnership of 21st century skill ,
“problem
solving
is solve
different kinds of non-familiar problems in both conventional and innovative ways.”
Keterampilan
memecahkan
masalah
17
mencakup keterampilan
lain seperti
identifikasi dan kemampuan untuk mencari, memilih, mengevaluasi, mengorganisir,
dan mempertimbangkan berbagai alternatif dan menafsirkan informasi. Seseorang
harus mampu mencari berbagai solusi dari sudut pandang yang berbeda-beda, dalam
memecahkan masalah yang kompleks. Pemecahan masalah tidak dapat dilepaskan
dari keterampilan berpikir kritis karena keterampilan berpikir kritis merupakan
keterampilan fundamental dalam memecahkan masalah. Siswa juga harus mampu
menerapkan alat dan teknik yang tepat secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan
permasalahan.
Gambar 3.5 aktvitas impelemntasi konsep pada Buku IPA
Kurikulum 2013 Revisi 2016
Dari hasil analisis buku kurikulum 2013 revisi yang dijadikan sumber wajb
pegangan siswa dalam pembelajaran IPA sudah mengandung motivasi dan pertanyaan
untuk berpikir kritis dan pemecahan masalah. Begitupun di buku pegangan guru.
Dalam penerapan di kelas, guru membiasakan siswa untuk membaca materi minimal
2 sumber dan menyusun pertanyaan bagian materi yang kurang mereka pahami.
Pembelajaran yang dilakukan sudah mengaitkan dengan kejadian sehari-hari. Adapun
kekurangan yang pengamat dapatkan dalam pembelajaran, yaitu guru kurang
melakukan penjelasan atas matersi-materi esensial. Dari interview yang dilakukan,
ada 5 siswa yang merasakan bahwa mereka kurang memahami konsep seperti
perbedaan suhu dan kalor. Siswa berpendapat bahwa siswa terlalu dibiarkan untuk
men ghabiskan watu untuk berdiskusi dan membaca materi sendiri. Ketika siswa
berusaha mengajukan pertanyaan, mereka menganggap bahwa jawaban yang
diberikan oleh guru kurang memuaskan keingintauan siswa.
Adapun pertanyaan yang menjadi catatan pengamat saat interview :
“saya mempunyai keyakinan, siswa SMP yang diberikan waktu untuk
membaca sesndiri materi yang ada akan menguasai isi 70%. Pembudayaan belajar
mandiri akan membangun karakter siswa untuk siap dalam pemecahan masalah”.
18
2. Communcation skill
Partnership of 21st century skill mengemukakan bahwa “Communication is
articulate thoughts and ideas effectively using oral and written communication skills
in a variety of forms and contexts. “ Fulan (2013) menyatakan “Communication in a
21st century context refers not only to the ability to communicate effectively, orally,
in writing, and with a variety of digital tools but also to listening skills”. Sehingga,
kemampuan komunikasi mencakup keterampilan dalam menyampaikan pemikiran
dengan jelas dan persuasif secara oral maupun tertulis, kemampuan menyampaikan
opini dengan kalimat yang jelas, menyampaikan perintah dengan jelas, dan dapat
memotivasi orang lain melalui kemampuan berbicara. Kemampuan komunikasi yang
baik merupakan keterampilan yang sangat berharga di dunia kerja dan kehidupan
sehari-hari.
Berdasarkan obsesrvasi di kelas, guru sudah menerapkan diskusi kelompok
dalam melakukan pengerjaan tugas yang diberikan. Mereka teramati melakukan
pertukaran ide. observer melihat siswa aktif bertanya. Melalui interview siswa dan
guru, diketahui bahwa guru sudah melakukan penerapan komunikasi dengan cara
siswa harus mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Pernyataan siswa saat
interview menyampaikan bahwa pembelajaran IPA sudah membuat mereka percaya
diri untuk menyampaikan pendapat maupun bertanya saat pembelajaran berlangsung.
Gambar 3.6 Aktvitas praktikum pada Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016
19
3.
Collaboration skill
Menurut Fullan (2013) Collaboration in a 21st century context requires the
ability to “work in teams, learn from and contribute to the learning of others, [use]
social networking skills, [and demonstrate] empathy in working with diverse others”.
Dalam partnership for 21st century skill menyatakan bahwa collaboration is
demonstrate ability to work effectively and respectfully with diverse teams. Sehingga,
hal yang ditekankan dalam keterampilan kolaborasi adalah bagaimana siswa dapat
saling menghargai dalam berpendapat dan melakukan kerjasama. Kolaborasi dan
kerjasama tim dapat dikembangkan melalui pengalaman yang ada di dalam sekolah,
antar sekolah, dan di luar sekolah (P21, 2007a). Siswa dapat bekerja bersama-sama
secara kolaboratif pada tugas berbasis proyek yang autentik dan mengembangkan
keterampilannya melalui pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok.
Pada dunia kerja di masa depan, keterampilan berkolaborasi juga harus
diterapkan ketika menghadapi rekan kerja yang berada pada lokasi yang saling
berjauhan. Keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang efektif disertai dengan
keterampilan menggunakan teknologi dan sosial media akan memungkinkan
terjadinya kolaborasi dengan kelompok-kelompok internasional.
Keterampilan ini sudah teramati dari cara guru membudayakan siswa
berdiskusi dalam pengerjaan tugas. Peneliti mengamati adanya selisih paham antar
individu dalam kelompok, namun individu lain berusaha untuk saling memberikan
penguatan. Kolaborasi juga terjadi tidak saling menjatuhkan dalam berpendapat.
Dalam tahap guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya, siswa terlihat
aktif saling melengkapi pengetahuan. Sehingga, hal ini sesuai dengan teori yang
disampaikan oleh Partnership 21st century skill. Berdasarkan observasi yang telah
dilakukan, guru memberikan tugas Portofolio kepada siswa untuk meningkatkan
kolaborasi di luar sekolah.
20
Gambar 3.7 Portofolio dan Tugas Rangkuman Materi Siswa
Catatan :
1. Portofolio berisi kegiatan siswa selama di luar sekolah
2. Penilaian portofolio berdasarkan jumlah kegiatan yang ia lakukan. 20 poin yang ia
tulis mendapatkan nilai 85. Guru tidak menilai berdasarkan konten yang ia tulis
3. Portofolio berupa selembar kertas yang dikumpulkan secara periodik
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa un tuk bebas berkonsultasi melalui WA
kepada guru IPA 24 jam.
Menurut Gronlund (1998) portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan
siswa yang tergatung pada keluasan tujuan contoh pekerjaan ini memberikan dasar
bagi pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa,
orang tua, serta pihak yang berkepentingan. Portofolio juga dapat digunakan untuk
melihat kemajuan siswa sendiri dalam belajar terutama pada perkembangan, sikap
keterampilan dan ekspresinya terhadap sesuatu. Seharusnya portofolio bisa menjadi
alat untuk penekanan dan pengembangan pandangan peserta didik dalam belajar,
perluasan dimensi belajar. Lebih jauh lagi, portofolio mampu meningkatkan
kolaborasi antara guru dan siswa. Karena dalam penyusunan
tugas-tugas,
dimungkinkan untuk melakukan konsultasi intensif dan guru memberikan feedback
21
terhadap tugas yang disusun. Dalam prakteknya, portofolio berupa selembar kertas
yang dikumpulkan siswa setiap akan memulai pembelajaran. Tidak ada feedback dari
guru. Guru juga tidak membaca seluruh konten yang ditulis siswa namun fokus pada
jumlah daftar aktivitas siswa di luar sekolah yang ditulis dalam selembar kertas
tersebut. Konten portofolio meliputi agenda yang dilakukan
siswa dalam ranah
menemukan pengetahuan baru secara umum, tidak hanya terkait dengan
pembelajaran IPA.
4. Creativity and Innovation
Beberapa pakar (Alvino dalam Cotton, 1991, Coleman dan Hammen dalam
Yudha, 2004, Munandar, 1987, 1992, Musbikin, 2006) mendefinisikan berpikir
kreatif dengan pengertian yang hampir sama. Kreativitas sebagai proses
merefleksikan kemahiran dalam berfikir yang meliputi: kemahiran (fluency),
fleksibilitas (flexibility), originalitas (originality), dan elaborasi (ellaboration).
Munandar (1992) mendefinisikan kreativitas dengan menganalisis empat dimensinya
yang dikenal dengan istilah “the Four P’s of Creativity, atau yaitu Person, Product,
Process, dan Press Kreativitas sebagai person mengilustrasikan individu dengan
pikiran atau ekspresinya yang unik. Kreativitas sebagai produk merupakan kreasi
yang asli, baru, dan bermakna. Kreativitas sebagai proses merefleksikan kemahiran
dalam berfikir yang meliputi: kemahiran (fluency), fleksibilitas (flexibility), keaslian
(originality), dan elaborasi (ellaboration). Kreativitas sebagai press adalah kondisi
internal atau eksternal yang mendorong munculnya berfikir kreatif. Alvino (Cotton,
1991) menyatakan bahwa berpikir kreatif serupa dengan pengertian kreativitas
sebagai proses.
Selanjutnya, Munandar (1987) menguraikan ciri-ciri keempat komponen
kreativitas sebagai proses secara lebih rinci. Ciri-ciri fluency meliputi: a)
Mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak penyelesaian masalah, banyak
pertanyaan dengan lancar; b) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan
berbagai hal; c) Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. Ciri-ciri flexibility di
antaranya adalah: a) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang
bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda; b)
Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda; c) Mampu mengubah cara
pendekatan atau cara pemikiran. Ciri-ciri originality di antaranya adalah: a) Mampu
melahirkan ungkapan yang baru dan unik; b) Memikirkan cara yang tidak lazim untuk
22
mengungkapkan diri; c) Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari
bagian-bagian atau unsur-unsur. Ciri-ciri elaboration diantarnya adalah: a) Mampu
memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk; b) Menambah atau
memperinci detil-detil dari suatu obyek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih
menarik.
Munandar (1987) mengidentifikasi orang yang kreatif adalah mereka yang
memiliki rasa keingintahunan yang tinggi, kaya akan idea, imajinatif, percaya diri,
non-konformis, bertahan mencapai keinginannya, bekerja keras, optimistik, sensitif
terhadap masalah, berfikir positif, memiliki rasa kemampuan diri, berorientasi pada
masa datang, menyukai masalah yang kompleks dan menantang.
Pencapaian kesuksesan profesional dan personal, memerlukan keterampilan
berinovasi dan semangat berkreasi. Kreativitas dan inovasi akan semakin berkembang
jika siswa memiliki kesempatan untuk berpikir divergen. Siswa harus dipicu untuk
berpikir di luar kebiasaan yang ada, melibatkan cara berpikir yang baru, memperoleh
kesempatan untuk menyampaikan ide-ide dan solusi-solusi baru, mengajukan
pertanyaan yang tidak lazim, dan mencoba mengajukan dugaan jawaban. Kesuksesan
individu akan didapatkan oleh siswa yang memiliki keterampilan kreatif. Individuindividu yang sukses akan membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik bagi
semuanya.
Gambar 3.8 Pendingin makanan sederhana pada Buku IPA
Kurikulum 2013 Revisi 2016
Hasil analisis buku IPA kurikulum 2013 revisi 2016 sudah menerapkan
keterampilan siswa dalam berpikir kreatif dan berinovasi. Berdasarkan pengamatan
23
pada pembelajaran, guru terekam melakukan cerita tentang inovasi dalam bidang suhu
dan kalor. Dari wawancara guru, dihasilkan data bahwa ada tugas proek yang dibrkan
kepada siswa 1 semester sekali. Di buku IPA kurikulum 2013 revisi 2016 terdapat
tugas proyek seperti pada gambar.
Gambar 3.9 tugas proyek pada Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016
KETERBATASAN
Keterbatasan hasil obsersvasi ini adalah durasi pengamatan dalapembelajaran
yang hanya sekali sehingga pengamat tidak mempunyai data yang lebih banyak dalam
penerapan bahan ajar kurikulum 2013 revisi secara periodik.
24
B AB 4
SIMPULAN
A. KESIMPULAN
1. Guru menggunakan Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 pegangan siswa
dan guru menjadi acuan dalam melakukan pembelajaran di kelas. Buku IPA
Kurikulum 2013 Revisi 2016 dirasa kurang lengkap dalam konten materi.
2. Siswa menggunakan buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 sebagai buku
wajib dan menambahkan minimal buku pendamping.
3. Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 sudah memfasilitasi siswa untuk
mendapatkan keterampilan abad 21 khususnya kompetensi 4C yaitu critical
thinking and problem solving skill, creative thinking and innovation skill,
collabration skill, dan communication skill. Yang menjadi tugas guru adalah
penerapan
di dalam kelas khususnya meningkatkan keterampilan critical
thinking and problem solving dan bagaimana mengasah creative thinking
tidak hanya dalam hal mengemukakan inovasi-inovasi yang sudah ada dan
tugas proyek misalnya pembuatan kliping atau mindmap saat tugas
merangkum. Upaya memberikan communication
and
collaboration skill
sudah diterapkan dengan baik dalam pembelajaran.
B. SARAN
Seharusnya observasi dalam pembelajaran dilakukan minimal 3 kali, sehingga
pengamat mendapatkan data yan g lebih banyak.
25
DAFTAR PUSTAKA
Badan Nasional Standar Pendidikan. (2010). Paradigma pendidikan nasional abad XXI.
Badan Standar Nasional Pendidikan Versi 1.0. Retrieved Desember 14, 20167, from
http://www.bsnp-indonesia.org/id/wpcontent/ Laporan BNSP2010.pdf.
Baron, J. B. dan Sternberg, R.J. (Editor), (1987) Teaching Thinking Skill. New York: W.H.
Freeman and Company
Grounlund, N.E, (1981), Measurement and Evaluation in Teaching, 4th edition,MacMillan
PublishingCo, Inc, New York
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013) Paparan Pengembangan Kurikulum 2013,
Jakarta
Ledward, B. C., and D. Hirata. 2011. An overview of 21st century skills. Summary of 21st
Century Skills for Students and Teachers, by Pacific Policy Research Center.
Honolulu: Kamehameha Schools–Research & Evaluation.
Madjid, Abdul.2007. Perencanaan Pembelajaran.Bandung: Remaja Rosdakarya
Munandar, U. (1977). Creativity and Education. Disertasi Doktor. Fakultas Psikologi-UI.
Jakarta : Tidak diterbitkan
National Research Council. 2012. Education for Life and Work: Developing Transferable
Knowledge and Skills in the 21st Century. Washington DC, National Academies
Press.
P21. 2011. Framework for 21st Century Learning. Washington DC, Partnership for 21st
Century Skills.
Partnership for 21st Century Skills. 2009. Professional development for the 21st century.
Retrieve May 2014 from http://www.p21.org/documents/P21_Framework.pdf
Trilling, Bernie and Fadel, Charles (2009) 21st Century Skills: Learning for Life in Our
Times, John Wiley & Sons, 978-0-47-055362-6.
Woods, D. 2014. Problem-Based Learning (PBL) (online). McMaster University.
http://chemeng.mcmaster.ca/problembased-learning (Diakses 5 Desember 2016).
Yudha,A.S. (2004). Berpikir Kreatif Pecahkan Masalah. Bandung: Kompas Cyber Media.
Lampiran 1
26
LEMBAR INTERVIEW GURU
Guru IPA
: Bapak Ricky Riza, S.Pd
1. Untuk proses pembelajaran di kelas, berapa buku yang menjadi pegangan yang
ibu pakai? Berapa buku yang dipakai untuk siswa?
Jawaban : ada 6 buku yang saya pegang. Untuk siswa minimal 2 buku.
2. Buku apa saja yang digunakan oleh siswa?
Jawban : buku pegangan wajib yaitu Buku IPA kurikulum 2013 revisi 2016.
Untuk buku referensi lainnya ada macam-macam. Siswa bebas mencari refrensi.
3. Apakah buku kurikulum 2013 revisi 2016 yang digunakan sudah membantu
siswa memahami pelajaran?
Jawaban : sudah. siswa dengan dibiasakan untuk beljar mandiri dan dilatih untuk
membaca, dia akan mampu menguasai 70%. Sehingga guru dapat memberikan
penguatan di kelas. sekarang yang dilatihkan ke siswa adalah penilaian proses.
4. Apa yang Bapak ketahui tentang keterampilan abad 21?
Jawaban : pembelajaran yang berbasis proses. Intinya anak-anak disiapkan
untuk bisa terjun di masyarakat mengaplikasikan ilmunya.
5. Menurut Bapak, Apakah buku IPA Kurikulum 2013 revisi 2016 sudah memenuhi
keterampilan abad 21?
Jawaban : saya kira sudah. Tinggal ditambahkan materinya saja.
6. Bagaimana metode ibu untuk membangun keterampilan komunikasi pada siswa?
Jawaban :
Saya membiasakan anak-anak untuk melakukan diskusi kelompok dan berlatih
presentasi di kelas. anda bisa mengamati di kelas saya. Mereka sudah saya
biasakan untuk tidak malu berpendapat.
7. Bagaimana untuk melatihkan siswa memiliki keterampilan kolaborasi satu sama
lain ?
Jawaban : melalui diskusi di kelas.dan saya selalu memberikan nasehat ke siswa
untuk saling melengkapi pemahaman.
8. Terkait keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah, bagaimana metode
Bapak untuk memberikan keterampilan tersebut?
Jawaban : sebelum pertemuan berikutnya, siswa sudah merangkum materi yang
akan dibahas di kelas. Setelah itu, mereka berkelompok ketika di awal
pembelajaran. untuk sharing materi hasil dari mereka baca di rumah lalu menulis
27
list pertanyaan materi yang belum faham. Itulah yang nanti akan kita diskusikan
di kelas.
9. Apakah dalam 1 semester ada tugas proyek untuk siswa pak?
Jawaban : ada. Karena di kurikulum 2013 wajib ada tugas proyek.
10. Apa kendala ibu dalam menerapkan buku ajar kurikulum 2013 revisi 2016?
Jawaban : lebih ke pengayaan materi untuk saya mengajarkan. Sekaligus
menggiring siswa untuk banyak membaca. Saya sudah membudayakan
referensi 2 buku minimal untuk pengerjaan tugas dan juga untuk pendamping
pembelajaran .
28
Lampiran 2
LEMBAR INTERVIEW GURU
Guru IPA
: Ibu Rina Farida, M.Pd
1. Untuk proses pembelajaran di kelas, berapa buku yang menjadi pegangan yang ibu
pakai? Berapa buku yang dipakai untuk siswa?
Jawaban : ada 5 buku yang saya pegang. Untuk siswa minimal 2 buku karena, dalam
pengerjaan tugas apapun, siswa wajib menggunakan minimal 2 sumber buku
2. Buku apa saja yang digunakan oleh siswa?
Jawaban : buku pegangan wajib yaitu Buku IPA kurikulum 2013 revisi 2016. Untuk
buku referensi lainnya ada yang menggunakan Gasing, buku Erlangga, atau pun
mandiri. Siswa bebas mencari refrensi.
3. Apakah buku kurikulum 2013 revisi yang digunakan sudah membantu siswa
memahami pelajaran?
Jawaban : sudah.. saya rasa, buku yang dikeluarkan oleh kemendikbud sudah bagus
sekali. Contoh-contoh yang digunakan kontekstual. Adapaun susunannya sudah
menggunakan 5M dalam pendekatan scientiefic.
4. Apa yang ibu ketahui tentang keterampilan abad 21?
Jawaban : pembelajaran yang berbasis proses, memfasilitasi siswa, dan berfikir kirits
5. Apakah menurut ibu, buku IPA Kurikulum 2013 revisi 2016 sudah memenuhi
keterampilan abad 21?
Jawaban : sudah
6. Bagaimana metode ibu untuk membangun keterampilan komunikasi pada siswa?
Jawaban :
Saya membiasakan anak-anak untuk melakukan diskusi kelompok dan berlatih
presentasi di kelas.
7. Bagaimana untuk melatihkan siswa memiliki keterampilan kolaborasi satu sama lain ?
Jawaban : melalui diskusi di kelas.dan saya selalu memberikan nasehat ke siswa
untuk saling melengkapi pemahaman. saya kira anak-anak sudah mulai untuk
bagaimana cara legowo. Sehingga diskusi tidak saling menyalahkan.
8. Terkait keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah, bagaimana metode
ibu untuk memberikan keterampilan tersebut?
29
Jawaban : sesuai panduan di buku ya, saya kira di buku sudah menggiring siswa ntuk
mncar tahu lebih lanjut. Untuk keterampilan memecahkan msalah, saya sering
memberikan kasus di kelas, lalu anak-anak mengutarakan pendapat.
9. Apakah dalam 1 semester ada tugas proyek untuk siswa bu?
Jawaban : ada. Karena di kurikulum 2013 wajib ada tugas proyek.
10. Apa kendala ibu dalam menerapkan buku ajar kurikulum 2013 revisi 2016?
Jawaban : lebih ke pengayaan materi untuk saya mengajarkan. Sekaligus menggiring
siswa untuk banyak membaca. Saya sudah membudayakan referensi 2 buku
minimal untuk pengerjaan tugas dan juga untuk pendamping pembelajaran .
30
Lampiran 3
LEMBAR INTERVIEW SISWA
1. Berapa buku IPA yang kamu punya?
Jawaban : Buku IPA dari sekolah dan 1 dari penerbit bebas. Pak Riky mewajibkan
1 anak minimal 2 referensi.
2. Bagaimana pendapat kamu terkait buku IPA wajib kurikulum 2013? Apakah
mudah untuk dipelajari?
Jawaban : mudah. Tetapi materi tidak lengkap. Materinya sedikit.
3. Bagaimana pembelajaran IPA di kelas? apa yang dilakukan pak Ricky untuk
mengajar di kelas?
jawban :
a. kami diminta untuk membaca materi yang akan dipelajari di rumah. Lalu,
kami diminta untuk merangkum
b. kami juga wajib membuat jurnal. Menulis apapun yang kami lakukan selama
di luar sekolah.
c. setiap anak diminta untuk membaca materi sendiri dan mencatat pertanyaan di
bagian bab yang tidak bisa
d. pembelajaran berupa diskusi pertanyaan dari teman-teman di bagian bab yang
tidak bisa
e. kami sering dapat tugas untuk berdiskusi dan presentasi
4. Apa yang kalian rasakan selama proses pembelajaran?
Kami seing tidak faham penuh dengan pembelajaran. Kami diminta untuk
membuat pertanyaan bagian bab yang tidak bisa. Tapi kalau kami bertanya,
kadang jawabannya tidak jelas. Guru jarang menjelaskan dan tiba-tiba ulangan.
5. Selama pembelajaran di kelas, apakah keberanian kamu untuk berpendapat
meningkat?
Jawaban :
Iya, saya sekarang lebih berani. Karena sering diminta untuk aktif bertanya.
6. Bagaimana sikap kamu jika ada teman salah berpendapat saat diskusi?
Jawaban : saya membenarkan.jika saya tidak bisa, teman-teman yang melengkapi.
Jika kami semua tidak bisa, pak Riky yang menjelaskan.
31
Lampiran 4
DOKUMENTASI
32
ANALISIS DAN PENERAPAN BAHAN AJAR UNTUK MEMBANGUN
KETERAMPILAN ABAD 21
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Kurikulum IPA
Dosen Pengampu Dr. Hj. Diana Rochintaniawati, M.Ed
Disusun oleh :
Dwi Nurul Hidayah (1707245)
Magister Pendidikan IPA
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Tahun Pelajaran 2017/2018
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................................5
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................6
BAB II OBSERVASI ................................................................................................................7
2.1 Subjek observasi ..................................................................................................................8
2.2 Lokasi ..................................................................................................................................8
2.3 Alur ......................................................................................................................................8
2.4 Jadwal ..................................................................................................................................8
2.5 Instrumen .............................................................................................................................9
2.6 Fokus Observasi...................................................................................................................9
2.7 Bahan ajar yang digunakan..................................................................................................9
BAB III ANLISIS FOKUS OBSERVASI .............................................................................11
3.1 Bahan ajar sebagai acuan pembelajaran ............................................................................11
3.2 Implementasi bahan ajar pada pembelajaran .....................................................................13
3.3 Kesesuaian buku IPA dengan kompetensi 4C...................................................................23
3.4 Keterbatasan ......................................................................................................................23
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................25
Lampiran 1...............................................................................................................................26
Lampiran 2...............................................................................................................................28
Lampiran 3...............................................................................................................................30
2
Lampiran
4 ............................................................................................................................... 31
3
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 jadwal observasi.........................................................................................................9
Tabel 2.2 Indikator dan tujuan pembelajaran ............................................................................9
Tabel 3.1 Hasil pengamatan pembelajaran .............................................................................12
Tabel 3.2 Indikator berpikir kritis Ennis .................................................................................15
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1Berbagai jenis buku sumber dalam pembelajaran...............................................11
Gambar 3.2 Pelangi keterampilan abad 21..............................................................................13
Gambar 3.3 Pelangi ketrampilan abad 21(www.P21.org).......................................................14
Gambar 3.4 Aktivitas penyusunan pertanyaan pada Buku IPA .............................................16
Gambar 3.5 aktvitas impelementasi konsep pada Buku IPA ..................................................17
Gambar 3.6 Aktvitas praktikum pada Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016....................18
Gambar 3.7 Portofolio dan Tugas Rangkuman Materi Siswa.................................................20
Gambar 3.8 Pendingin makanan sederhana pada Buku IPA...................................................22
Gambar 3.9 tugas proyek pada Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016...............................23
5
B AB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Institusi pendidikan perlu mempertimbangkan cakupan kesuksesan lulusannya
tidak hanya terbatas pada kemampuan akademik saja, tetapi lebih mengarah pada
kemampuan dan keterampilan yang dapat membantu para lulusannya berkompetisi dalam
dunia global dan digital yang berkembang saat ini. Keterampilan keterampilan baru
dibutuhkan untuk dapat bertahan dan berkompetisi dalam dunia digital yang memiliki
perubahan yang sangat cepat (Metiri Group, 2003). Sejalan dengan pendapat tersebut,
Partnership for 21st Century Skills (2007) menegaskan bahwa keterampilan abad 21
terbentuk dari suatu pemahaman yang solid terhadap content knowledge yang kemudian
ditopang oleh berbagai keterampilan, keahlian dan literasi yang dibutuhkan oleh seorang
individu untuk mendukung kesuksesannya baik secara personal maupun professional.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Pasal 3
menyebutkan bahwa “tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang
demokratis serta bertanggungjawab”. Hal ini berarti bahwa pendidikan nasional di
Indonesia diarahkan pada membentuk insan yang memiliki kecakapan yang diperlukan
dalam mempertahankan budaya dan jati diri bangsa di tengah-tengah gencarnya
gempuran beragam budaya dan peradaban bangsa lain di era globalisasi (BNSP, 2010).
Terkait dengan hal tersebut standar baru diperlukan agar siswa kelak memiliki
kompetensi yang diperlukan pada abad ke-21. Sekolah ditantang menemukan cara dalam
rangka memungkinkan siswa sukses dalam pekerjaan dan kehidupan
melalui
penguasaan keterampilan berpikir kreatif, pemecahan masalah yang fleksibel,
berkolaborasi dan berinovasi. Beberapa sumber seperti Trilling & Fadel (2009), Ledward
& Hirata (2011), Partnership for 21Century Learning; National Science Foundation,
Educational Testing Services, NCREL, Metiri Group, Pacific Policy Research Center, dan
lainnya menunjukkan pentingnya keterampilan abad ke-21 untuk untuk mencapai
transformasi yang diperlukan.
6
Untuk membekali keterampilan abad 21, dalam proses pembelajaran diperlukan
bahan ajar. Bahan ajar memiliki potensi amat penting dalam pembelajaran, yakni sebagai
representasi (wakil) dari penjelasan guru di depan kelas. Menurut Madjid (2007:174),
bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan untuk
membantu guru/instructor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dengan
demikian, guru juga akan dapat mengurangi kegiatannya menjelaskan
pelajaran,
memiliki banyak waktu untuk membimbing siswa dalam belajar atau membelajarkan
siswa. Berdasarkan beberapa kajian hasil penelitian terkait bahan ajar, terdapat masalah
pada penerapan pembelajaran IPA di sekolah saat ini adalah masalah keterpaduan konten
IPA dalam proses belajar mengajar. Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan untuk
membuat pembelajaran lebih terpadu dengan mengembangkan bahan ajar seperti yang
dilakukan oleh Inayah (2015) dengan tema cuaca, Hasyim (2015) tema laut, Juniar
(2015) tema energi dalam tubuh, dan Mukhyati (2015) tema perubahan lingkungan
berbasis realitas lokal pulau Bangka. Hal tersebut menunjukkan pentingnya observasi dan
penelitian dengan kajian bahan ajar.
Dalam prakteknya, telah disusun sebuah buku yang disesuaikan dengan kurikulum
2013 revisi 2016. Dari latar belakang yang telah diungkapkan diatas, makalah ini akan
membahas tentang Analisis dan penerapan bahan ajar dalam membangun keterampilan
abad 21.
1.2 FOKUS OBSERVASI
Dari hasil pengamatan saat obervasi sekolah maka fokus saya dalam
pembahasan makalah ini adalah membahas
penggunaan bahan ajar dalam proses
pembelajaran dan Analisa bahan ajar apakah sudah memfasilitasi siswa dalam
membangun keterampilan abad 21.
1.3 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang dijabarkan diatas terdapat beberapa masalah yang
terungkap yakni sebagai berikut.
1. Bagaimana guru menggunakan buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016
pegangan siswa dan guru yang dikeluarkan pemerintah?
2. Bagaimana siswa menggunakan buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016
pegangan siswa yang dikeluarkan pemerintah?
7
3. Apakah buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 sudah memfasilitasi siswa
untuk mendapatakan keterampilan abad 21 khususnya kompetensi 4C?
1.4 TUJUAN
Dari perumusan masalah yang telah diungkapkan, maka didapat beberapa tujuan
1. Mengetahui penggunaan buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 pegangan siswa dan
guru yang dikeluarkan pemerintah.
2. Mengetahui penggunaan buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 pegangan siswa
yang dikeluarkan pemerintah.
3. Mengetahui apakah buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 sudah memfasilitasi siswa
untuk mendapatakan keterampilan abad 21 khususnya kompetensi 4C.
8
BAB II
OBSERVASI
2.1 Subjek Observasi
Subjek observasi adalah :
Kelas
: X MIA A
Jumlah
: 30 siswa
Guru IPA : Bapak Ricky Riza, S.Pd
Guru IPA : Ibu Rina Farida, M.Pd
2.2 Lokasi Observasi
Lokasi observasi yang telah dilakukan di Sekolah Menengan Pertama Negeri 2
Bandung.
2.3 Alur Observasi
Alur observasi yang telah dilakukan tergambar pada gambar dibawah ini.
Analisis visi misi
sekolah
Observasi
lingkungan, program
kerja dan
pembelajaran
Kesimpulan
Kajian pustaka
Analisis buku IPA
Kurikulum 2013
revisi 2016 mengacu
pada kompetensi 4C
Analisis hasil
Bagan 2.1. Alur observasi
2.4 Jadwal Observasi
Observasi ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bandung dilakukan sebanyak dua
kali yang dijelaskan pada tabel 2.1 di bawah ini.
9
No.
2
3
Hari/Tanggl/Bulan/Tahun
Selasa/3/Oktober/2017
Selasa/21/November/2017
Kegiatan
Permohonan izin observasi
Observasi pembelajaran dan wawancara siswa
dan guru
Tabel 2.1 Jadwal Observasi
2.5
Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam observasi ini adalah wawancara guru yang terdiri
dari 10 pertanyaan dan 6 pertanyaan untuk siswa.
2.6 Fokus Observasi
Penggunaan dan analisa bahan ajar yang digunakan guru dan siswa pada proses
pembelajaran di kelas. Dalam makalah ini bahan ajar yang digunakan adalah buku IPA
Kurikulum 2013 revisi 2016 pegangan siswa dan pegangan guru. Analisis bahan ajar ini
mencakup implementasi guru dalam mengajar yang mengacu pada kesesuaian buku IPA
kuriulum 2013 revisi 2016 dengan kompetensi keterampilan ab ad 21 4C yaitu critical
thinking and problem solving, creative thinking and innovation, collaboration, dan
communication. Bahan ajar yang digunakan guru dan siswa adalah buku IPA kurikulum 2013
Revisi 2016.
2.7 Bahan Ajar yang Digunakan
Bahan ajar yang digunakan dalam pembahasan dalam makalah ini adalah Buku IPA
kelas VII Kurikulum 2013 Revisi 2016 mencakup buku pegangan guru dan buku siswa.
Sesuai dengan bab yang sedang dibahas dalam pembelajaran, maka analisis difokuskan pada
bab kalor dan penerapannya. Adapun indikator dan tujuan pembelajaran pada bab kalor dan
penerapannya adalah sebagai berikut :
Indikator
3.4.1. Mengetahui pengertian
suhu dan termometer
serta jenis termometer.
3.4.2. Menentukan skala suhu
dengan melakukan pengukuran suhu
dengan termometer skalanya, serta
membandingkannya secara pengukuran
dengan termometer skala suhu yang telah
dikenal.
Tujuan
3.4.1.1. Peserta Didik dapat menyajikan
hasil pengamatan, inferensi,
dan mengomunikasikan hasil
penyelidikannya tentang fungsi perasa
sebagai pengukur suhu.
3.4.1.2. Peserta Didik dapat menjelaskan 3
jenis termometer.
3.4.2.1. Peserta Didik dapat membuat skala
suhu, melakukan pengukuran suhu
dengan termometer skalanya,
serta membandingkannya secara
pengukuran dengan termometer skala
suhu yang telah dikenali.
10
3.4.2.2. Peserta Didik dapat menjelaskan
pengertian titik tetap dalam
penentuan skala suhu.
3.4.3. Menjelaskan pengertian kalor.
3.4.4. Mendeskripsikan hubungan kalor
dengan suhu dan hubungan kalor dengan
perubahan wujud.
3.4.5. Menentukan macammacam
perpindahan kalor.
3.4.3.1. Peserta Didik mampu menjelaskan
kalor
3.4.4.1. Peserta Didik menyelidiki faktor-faktor
yang memengaruhi kenaikan suhu
benda akibat pemberian kalor.
3.4.4.2. Peserta Didik dapat menerapkan
persamaan kalor untuk kenaikan suhu
pada persoalan yang sesuai.
3.4.4.3. Peserta Didik dapat menyelidiki
karakteristik suhu benda pada saat
benda mengalami perubahan wujud.
3.4.4.4. Peserta Didik dapat menentukan kalor
untuk perubahan wujud.
3.4.5.1. Peserta Didik mampu menjelaskan
dan membedakan macam-macam
perpindahan kalor.
Tabel 2.2 Indikator dan Tujuan Pembelajaran pada kalor dan penerapannya
11
BAB 3
ANALISIS FOKUS OBSERVASI
3.1 Bahan Ajar sebagai salah satu acuan pembelajaran di kelas
Buku yang digunakan oleh siswa
Gambar 3.1. Berbagai jenis buku sumber dalam pembelajaran IPA
Guru menerapkan budaya minimal 2 buku sumber untuk pembelajaran maupun tugas
IPA. Tidak ada aturan khusus dalam pemilihan buku sumber. Buku yang waijb adalah buku
IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016. Berdasarkan wawancara dengan guru, diketahui bahwa
guru memiliki 5-6 buku sebagai pegangan dalam mengajar.
3.2 Implementasi bahan ajar pada pembelajaran di kelas
Dari hasil pengamatan pembelajaran IPA yang dilakukan di SMPN 2 Bandung
kelas VII MIA A diperoleh data sebagai berikut :
Model pembelajaran yang dipakai
: 5 E learning cycle
12
Pendekatan
: Scientific Approach
Guru
: Bapak Ricky Riza, S.Pd
Bab
: Kalor dan perpindahannya
Langkah ke
1
aktivitas guru
Guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa
2
Guru meminta siswa untuk mengumpulkan portofolio
dan rangkuman materi.
Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan
pertanyaan kepada siswa tentang suhu dan kalor dari
materi yang mereka baca dari buku sumber minimal
2 referensi.
Guru meminta siswa untuk berkelompok 3 orang dan
berdiskusi dengan tugas mendaftar materi-materi
yang sulit pada bab kalor dan perpindahannya.
3
4
5
Guru memulai sesi tanya-jawab-penjelasan
berdasarkan bagian materi yang tidak dipahami
siswa.
6
Guru memberikan latihan soal
7
Guru mengakhiri pembelajaran dan memberikan
tugas untuk merangkum bab pertemuan selanjutnya
dan mengingatakan untuk membuat portofolio.
aktivitas siswa
siswa menjawab salam dan
berdoa bersama
siswa mengumpulkan
rangkuman dan portofolio
siswa menyampaikan
pengetahuan dari apa yang
mereka baca.
siswa mulai berdiskusi dan
mendaftar pertanyaan apa yang
mereka tidak pahami terkait
materi.
siswa mulai aktif
menyampaikan pertanyaan
terkait materi yang tidak
mereka pahami.
siswa dalam kelompok mulai
berdiskusi untuk memecahkan
masalah.
siswa bersiap-siap untuk
berdoa dan pulang
Tabel 3.1. Hasil pengamatan pada pembelajaran di kelas
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, sudah termati fungsi buku ajar khususnya
buku IPA Kurikulum 2013 revisi 2016 sebagai panduan untuk melakukan pembelajaran yang
dharapkan siswa aktif di kelas dengan pengajuan pertanyaan
dan berpikir kritis. Hasil
interview menunjukkan bahwa 5 siswa yang telah berhasil diwawancara dengan sampel
random berpendapat bahwa materi yang dibahas dalam buku IPA Kurikulum 2013 revisi
2016 tidak lengkap. Namun, dengan kondisi tersebut, justru membiasakan siswa untuk
mencari referensi di buku lain
dan antar siswa saling berkolaborasi untuk melengkapi
pemahaman. Hal tersebut sesuai dengan fungsi bahan ajar menurut panduan pengembangan
bahan ajar Depdiknas (2007) disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:
a. Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan
kepada siswa.
13
b. Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/
dikuasainya.
c. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan kemampuan guru dalam
membuat keputusan yang terkait dengan perencanaan (planning), aktivitas-aktivitas
pembelajaran dan pengimplementasian (implementing), dan penilaian (assessing).
3.3 Kesesuaian buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 dengan kompetensi 4C pada
keterampilan abad 21
Partnership for 21st Century Skills (2007) menegaskan bahwa keterampilan
abad 21 terbentuk dari suatu pemahaman yang solid terhadap content knowledge yang
kemudian ditopang oleh berbagai keterampilan, keahlian dan literasi yang dibutuhkan
oleh seorang individu untuk mendukung kesuksesannya baik secara personal maupun
professional. Lebih lanjut dijelaskan keterampilan abad 21 ini muncul dari sebuah
asumsi bahwa saat ini individu hidup dan tinggal dalam lingkungan yang sarat akan
teknologi, dimana terdapat berlimpah infrormasi, percepatan kemajuan teknologi yang
sangat tinggi dan pola-pola komunikasi dan kolaborasi yang baru. Kesuksesan dalam
dunia digital ini sangat tergantung pada keterampilan yang penting untuk dimiliki
dalam era digital, antara lain keterampilan berpikir kritis, memecahkan masalah,
berkomunikasi dan berkolaborasi. (Partnership for 21st Century Skills, 2007).
Gambar 3.2 Pelangi keterampilan abad 21(Trilling dan Fadel, 2009)
14
Gambar 3.3 Pelangi ketrampilan abad 21(www.P21.org)
Pada gambar 1 oleh Trilling dan Fadel (2009) dan gambar 2 dipaparkan
elemen – elemen penting yang perlu dimunculkan dalam proses pembelajaran
untuk meningkatkan keterampilan abad 21. Elemen – elemen tersebut adalah life
and carreer skills, learning and innovation skills dan information, media and
technology skills. Ketiga elemen ini sepenuhnya saling berkaitan satu dengan
lainnya dan merupakan pengetahuan, keterampilan serta keahlian yang perlu
dimiliki siswa untuk dapat menjawab tantangan pekerjaan dan kehidupan di abad
21. Institusi pendidikan seharusnya tidak hanya fokus pada penguasaan
pengetahuan core subject saja namun juga perlu memperhatikan pengetahuan
akedmis yang lebih tinggi dengan mengintegrasikan keterampilan abad 21 ke
dalam kegiatan pembelajaran. (P21: 2009)
Adapun
4 kompetensi yang akan dibahas berdasarkan observasi
implementasi di SMPN 2 Bandung dan analisis kesesuaian buku IPA kurikulum
2013 revisi 2016 dengan keterampilan abad 21 antara lain :
1. Critical Thinking and Problem Solving skill
1.1 Critical Thinking skill
Ennis (Baron, dan Sternberg, (Eds), 1987) mendefinisikan berpikir kritis
sebagai berpikir reflektif yang beralasan dan difokuskan pada penetapan apa yang
dipercayai atau yang dilakukan. Selanjutnya, Ennis menguraikan indikator
kemampuan berpikir kritis secara lebih rinci sebagai berikut: memfokuskan diri pada
15
pertanyaan, menganalisis dan mengklarifikasi pertanyaan, jawaban, dan argumen,
mempertimbangkan sumber yang terpercaya, mengamati dan menganalisis deduksi,
menginduksi dan menganalisis induksi, merumuskan eksplanatori, kesimpulan dan
hipotesis, menarik pertimbangan yang bernilai, menetapkan suatu aksi, dan
berinteraksi dengan orang lain. Dalam
melaksanakann berpikir kritis, terlibat
disposisi berpikir yang dicirikan dengan: bertanya secara jelas dan beralasan,
berusaha memahami dengan baik, menggunakan sumber yang terpercaya,
mempertimbangkan situasi secara keseluruhan, berusaha tetap mengacu dan relevan
ke masalah pokok, mencari berbagai alternatif, bersikap terbuka, berani mengambil
posisi, bertindak cepat, bersikap atau berpandangan bahwa sesuatu adalah bagian dari
keseluruhan yang kompleks, memanfaatkan cara berpikir orang lain yang kritis, dan
bersikap sensisif terhadap perasaan orang lain (Ennis, dalam Baron dan Sternberg,
(Eds), 1987)
Berpikir kritis
1. Memberikan penjelasan sederhana
a.
b.
c.
2. Membangun keterampilan dasar
a.
b.
3. Menyimpulkan
a.
b.
4. Memberikan penjelasan lanjut
a.
5. Mengatur strategi dan teknik
b.
a.
b.
Sub berpikir kritis
Memfokuskan pertanyaan
Menganalisis pertanyaan dan
bertanya
Menjawab pertanyaan tentang suatu
penjelasan dan tantangan
Mempertimbangkan apakah sumber
dapat dipercaya atau tidak
Mengamati serta mempertimbangkan
suatu laporan hasil observasi
Mendeduksi atau mempertimbangkan
hasil deduksi
Menginduksi atau
mempertimbangkan hasil induksi
mengidentifikasi istilah-istilah dan
definisi pertimbangan serta dimensi
mengidentifikasi asumsi
menentukan tindakan
berinteraksi dengan orang lain
Tabel 3.2 indikator keterampilan berpikir kritis menurut Ennis dalam
Hassaobah (2008, hlm.87)
Berdasarkan observasi yang dilakukan, siswa sudah teramati aktif membuat
pertanyaan kritis ketika diskusi maupun saat pembelajaran berlangsung. Hal ini
mengacu pada indikator keterampilan berpikir kritis menurut
Ennis.
Mereka
terlihat mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak. SMPN 2
Bandung membudayakan penggunan minimal 2 referensi dalam mengerjakan tugas
maupun untuk pendamping pembelajaran. Sehingga, mereka sudah terbiasa untuk
16
membandingkan antar referensi. Observer juga melakukan interkasi dengan siswa
saat mem bahas tentang buku yang digunakan. Mereka mengkritsi definisi kalor dan
suhu di beberapa referensi yang mereka baca. Dalam buku kurikulum 2013 revisi
2016 menggiring siswa untuk menyusun pertanyaan dari kasus yang diberikan seperti
yang dipaparkan pada gambar 3.4.
Gambar 3.4 Aktivitas penyusunan pertanyaan pada Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016
1.2 Problem Solving Skill
Menurut Partnership of 21st century skill ,
“problem
solving
is solve
different kinds of non-familiar problems in both conventional and innovative ways.”
Keterampilan
memecahkan
masalah
17
mencakup keterampilan
lain seperti
identifikasi dan kemampuan untuk mencari, memilih, mengevaluasi, mengorganisir,
dan mempertimbangkan berbagai alternatif dan menafsirkan informasi. Seseorang
harus mampu mencari berbagai solusi dari sudut pandang yang berbeda-beda, dalam
memecahkan masalah yang kompleks. Pemecahan masalah tidak dapat dilepaskan
dari keterampilan berpikir kritis karena keterampilan berpikir kritis merupakan
keterampilan fundamental dalam memecahkan masalah. Siswa juga harus mampu
menerapkan alat dan teknik yang tepat secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan
permasalahan.
Gambar 3.5 aktvitas impelemntasi konsep pada Buku IPA
Kurikulum 2013 Revisi 2016
Dari hasil analisis buku kurikulum 2013 revisi yang dijadikan sumber wajb
pegangan siswa dalam pembelajaran IPA sudah mengandung motivasi dan pertanyaan
untuk berpikir kritis dan pemecahan masalah. Begitupun di buku pegangan guru.
Dalam penerapan di kelas, guru membiasakan siswa untuk membaca materi minimal
2 sumber dan menyusun pertanyaan bagian materi yang kurang mereka pahami.
Pembelajaran yang dilakukan sudah mengaitkan dengan kejadian sehari-hari. Adapun
kekurangan yang pengamat dapatkan dalam pembelajaran, yaitu guru kurang
melakukan penjelasan atas matersi-materi esensial. Dari interview yang dilakukan,
ada 5 siswa yang merasakan bahwa mereka kurang memahami konsep seperti
perbedaan suhu dan kalor. Siswa berpendapat bahwa siswa terlalu dibiarkan untuk
men ghabiskan watu untuk berdiskusi dan membaca materi sendiri. Ketika siswa
berusaha mengajukan pertanyaan, mereka menganggap bahwa jawaban yang
diberikan oleh guru kurang memuaskan keingintauan siswa.
Adapun pertanyaan yang menjadi catatan pengamat saat interview :
“saya mempunyai keyakinan, siswa SMP yang diberikan waktu untuk
membaca sesndiri materi yang ada akan menguasai isi 70%. Pembudayaan belajar
mandiri akan membangun karakter siswa untuk siap dalam pemecahan masalah”.
18
2. Communcation skill
Partnership of 21st century skill mengemukakan bahwa “Communication is
articulate thoughts and ideas effectively using oral and written communication skills
in a variety of forms and contexts. “ Fulan (2013) menyatakan “Communication in a
21st century context refers not only to the ability to communicate effectively, orally,
in writing, and with a variety of digital tools but also to listening skills”. Sehingga,
kemampuan komunikasi mencakup keterampilan dalam menyampaikan pemikiran
dengan jelas dan persuasif secara oral maupun tertulis, kemampuan menyampaikan
opini dengan kalimat yang jelas, menyampaikan perintah dengan jelas, dan dapat
memotivasi orang lain melalui kemampuan berbicara. Kemampuan komunikasi yang
baik merupakan keterampilan yang sangat berharga di dunia kerja dan kehidupan
sehari-hari.
Berdasarkan obsesrvasi di kelas, guru sudah menerapkan diskusi kelompok
dalam melakukan pengerjaan tugas yang diberikan. Mereka teramati melakukan
pertukaran ide. observer melihat siswa aktif bertanya. Melalui interview siswa dan
guru, diketahui bahwa guru sudah melakukan penerapan komunikasi dengan cara
siswa harus mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Pernyataan siswa saat
interview menyampaikan bahwa pembelajaran IPA sudah membuat mereka percaya
diri untuk menyampaikan pendapat maupun bertanya saat pembelajaran berlangsung.
Gambar 3.6 Aktvitas praktikum pada Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016
19
3.
Collaboration skill
Menurut Fullan (2013) Collaboration in a 21st century context requires the
ability to “work in teams, learn from and contribute to the learning of others, [use]
social networking skills, [and demonstrate] empathy in working with diverse others”.
Dalam partnership for 21st century skill menyatakan bahwa collaboration is
demonstrate ability to work effectively and respectfully with diverse teams. Sehingga,
hal yang ditekankan dalam keterampilan kolaborasi adalah bagaimana siswa dapat
saling menghargai dalam berpendapat dan melakukan kerjasama. Kolaborasi dan
kerjasama tim dapat dikembangkan melalui pengalaman yang ada di dalam sekolah,
antar sekolah, dan di luar sekolah (P21, 2007a). Siswa dapat bekerja bersama-sama
secara kolaboratif pada tugas berbasis proyek yang autentik dan mengembangkan
keterampilannya melalui pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok.
Pada dunia kerja di masa depan, keterampilan berkolaborasi juga harus
diterapkan ketika menghadapi rekan kerja yang berada pada lokasi yang saling
berjauhan. Keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang efektif disertai dengan
keterampilan menggunakan teknologi dan sosial media akan memungkinkan
terjadinya kolaborasi dengan kelompok-kelompok internasional.
Keterampilan ini sudah teramati dari cara guru membudayakan siswa
berdiskusi dalam pengerjaan tugas. Peneliti mengamati adanya selisih paham antar
individu dalam kelompok, namun individu lain berusaha untuk saling memberikan
penguatan. Kolaborasi juga terjadi tidak saling menjatuhkan dalam berpendapat.
Dalam tahap guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya, siswa terlihat
aktif saling melengkapi pengetahuan. Sehingga, hal ini sesuai dengan teori yang
disampaikan oleh Partnership 21st century skill. Berdasarkan observasi yang telah
dilakukan, guru memberikan tugas Portofolio kepada siswa untuk meningkatkan
kolaborasi di luar sekolah.
20
Gambar 3.7 Portofolio dan Tugas Rangkuman Materi Siswa
Catatan :
1. Portofolio berisi kegiatan siswa selama di luar sekolah
2. Penilaian portofolio berdasarkan jumlah kegiatan yang ia lakukan. 20 poin yang ia
tulis mendapatkan nilai 85. Guru tidak menilai berdasarkan konten yang ia tulis
3. Portofolio berupa selembar kertas yang dikumpulkan secara periodik
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa un tuk bebas berkonsultasi melalui WA
kepada guru IPA 24 jam.
Menurut Gronlund (1998) portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan
siswa yang tergatung pada keluasan tujuan contoh pekerjaan ini memberikan dasar
bagi pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa,
orang tua, serta pihak yang berkepentingan. Portofolio juga dapat digunakan untuk
melihat kemajuan siswa sendiri dalam belajar terutama pada perkembangan, sikap
keterampilan dan ekspresinya terhadap sesuatu. Seharusnya portofolio bisa menjadi
alat untuk penekanan dan pengembangan pandangan peserta didik dalam belajar,
perluasan dimensi belajar. Lebih jauh lagi, portofolio mampu meningkatkan
kolaborasi antara guru dan siswa. Karena dalam penyusunan
tugas-tugas,
dimungkinkan untuk melakukan konsultasi intensif dan guru memberikan feedback
21
terhadap tugas yang disusun. Dalam prakteknya, portofolio berupa selembar kertas
yang dikumpulkan siswa setiap akan memulai pembelajaran. Tidak ada feedback dari
guru. Guru juga tidak membaca seluruh konten yang ditulis siswa namun fokus pada
jumlah daftar aktivitas siswa di luar sekolah yang ditulis dalam selembar kertas
tersebut. Konten portofolio meliputi agenda yang dilakukan
siswa dalam ranah
menemukan pengetahuan baru secara umum, tidak hanya terkait dengan
pembelajaran IPA.
4. Creativity and Innovation
Beberapa pakar (Alvino dalam Cotton, 1991, Coleman dan Hammen dalam
Yudha, 2004, Munandar, 1987, 1992, Musbikin, 2006) mendefinisikan berpikir
kreatif dengan pengertian yang hampir sama. Kreativitas sebagai proses
merefleksikan kemahiran dalam berfikir yang meliputi: kemahiran (fluency),
fleksibilitas (flexibility), originalitas (originality), dan elaborasi (ellaboration).
Munandar (1992) mendefinisikan kreativitas dengan menganalisis empat dimensinya
yang dikenal dengan istilah “the Four P’s of Creativity, atau yaitu Person, Product,
Process, dan Press Kreativitas sebagai person mengilustrasikan individu dengan
pikiran atau ekspresinya yang unik. Kreativitas sebagai produk merupakan kreasi
yang asli, baru, dan bermakna. Kreativitas sebagai proses merefleksikan kemahiran
dalam berfikir yang meliputi: kemahiran (fluency), fleksibilitas (flexibility), keaslian
(originality), dan elaborasi (ellaboration). Kreativitas sebagai press adalah kondisi
internal atau eksternal yang mendorong munculnya berfikir kreatif. Alvino (Cotton,
1991) menyatakan bahwa berpikir kreatif serupa dengan pengertian kreativitas
sebagai proses.
Selanjutnya, Munandar (1987) menguraikan ciri-ciri keempat komponen
kreativitas sebagai proses secara lebih rinci. Ciri-ciri fluency meliputi: a)
Mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak penyelesaian masalah, banyak
pertanyaan dengan lancar; b) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan
berbagai hal; c) Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. Ciri-ciri flexibility di
antaranya adalah: a) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang
bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda; b)
Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda; c) Mampu mengubah cara
pendekatan atau cara pemikiran. Ciri-ciri originality di antaranya adalah: a) Mampu
melahirkan ungkapan yang baru dan unik; b) Memikirkan cara yang tidak lazim untuk
22
mengungkapkan diri; c) Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari
bagian-bagian atau unsur-unsur. Ciri-ciri elaboration diantarnya adalah: a) Mampu
memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk; b) Menambah atau
memperinci detil-detil dari suatu obyek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih
menarik.
Munandar (1987) mengidentifikasi orang yang kreatif adalah mereka yang
memiliki rasa keingintahunan yang tinggi, kaya akan idea, imajinatif, percaya diri,
non-konformis, bertahan mencapai keinginannya, bekerja keras, optimistik, sensitif
terhadap masalah, berfikir positif, memiliki rasa kemampuan diri, berorientasi pada
masa datang, menyukai masalah yang kompleks dan menantang.
Pencapaian kesuksesan profesional dan personal, memerlukan keterampilan
berinovasi dan semangat berkreasi. Kreativitas dan inovasi akan semakin berkembang
jika siswa memiliki kesempatan untuk berpikir divergen. Siswa harus dipicu untuk
berpikir di luar kebiasaan yang ada, melibatkan cara berpikir yang baru, memperoleh
kesempatan untuk menyampaikan ide-ide dan solusi-solusi baru, mengajukan
pertanyaan yang tidak lazim, dan mencoba mengajukan dugaan jawaban. Kesuksesan
individu akan didapatkan oleh siswa yang memiliki keterampilan kreatif. Individuindividu yang sukses akan membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik bagi
semuanya.
Gambar 3.8 Pendingin makanan sederhana pada Buku IPA
Kurikulum 2013 Revisi 2016
Hasil analisis buku IPA kurikulum 2013 revisi 2016 sudah menerapkan
keterampilan siswa dalam berpikir kreatif dan berinovasi. Berdasarkan pengamatan
23
pada pembelajaran, guru terekam melakukan cerita tentang inovasi dalam bidang suhu
dan kalor. Dari wawancara guru, dihasilkan data bahwa ada tugas proek yang dibrkan
kepada siswa 1 semester sekali. Di buku IPA kurikulum 2013 revisi 2016 terdapat
tugas proyek seperti pada gambar.
Gambar 3.9 tugas proyek pada Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016
KETERBATASAN
Keterbatasan hasil obsersvasi ini adalah durasi pengamatan dalapembelajaran
yang hanya sekali sehingga pengamat tidak mempunyai data yang lebih banyak dalam
penerapan bahan ajar kurikulum 2013 revisi secara periodik.
24
B AB 4
SIMPULAN
A. KESIMPULAN
1. Guru menggunakan Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 pegangan siswa
dan guru menjadi acuan dalam melakukan pembelajaran di kelas. Buku IPA
Kurikulum 2013 Revisi 2016 dirasa kurang lengkap dalam konten materi.
2. Siswa menggunakan buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 sebagai buku
wajib dan menambahkan minimal buku pendamping.
3. Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 sudah memfasilitasi siswa untuk
mendapatkan keterampilan abad 21 khususnya kompetensi 4C yaitu critical
thinking and problem solving skill, creative thinking and innovation skill,
collabration skill, dan communication skill. Yang menjadi tugas guru adalah
penerapan
di dalam kelas khususnya meningkatkan keterampilan critical
thinking and problem solving dan bagaimana mengasah creative thinking
tidak hanya dalam hal mengemukakan inovasi-inovasi yang sudah ada dan
tugas proyek misalnya pembuatan kliping atau mindmap saat tugas
merangkum. Upaya memberikan communication
and
collaboration skill
sudah diterapkan dengan baik dalam pembelajaran.
B. SARAN
Seharusnya observasi dalam pembelajaran dilakukan minimal 3 kali, sehingga
pengamat mendapatkan data yan g lebih banyak.
25
DAFTAR PUSTAKA
Badan Nasional Standar Pendidikan. (2010). Paradigma pendidikan nasional abad XXI.
Badan Standar Nasional Pendidikan Versi 1.0. Retrieved Desember 14, 20167, from
http://www.bsnp-indonesia.org/id/wpcontent/ Laporan BNSP2010.pdf.
Baron, J. B. dan Sternberg, R.J. (Editor), (1987) Teaching Thinking Skill. New York: W.H.
Freeman and Company
Grounlund, N.E, (1981), Measurement and Evaluation in Teaching, 4th edition,MacMillan
PublishingCo, Inc, New York
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013) Paparan Pengembangan Kurikulum 2013,
Jakarta
Ledward, B. C., and D. Hirata. 2011. An overview of 21st century skills. Summary of 21st
Century Skills for Students and Teachers, by Pacific Policy Research Center.
Honolulu: Kamehameha Schools–Research & Evaluation.
Madjid, Abdul.2007. Perencanaan Pembelajaran.Bandung: Remaja Rosdakarya
Munandar, U. (1977). Creativity and Education. Disertasi Doktor. Fakultas Psikologi-UI.
Jakarta : Tidak diterbitkan
National Research Council. 2012. Education for Life and Work: Developing Transferable
Knowledge and Skills in the 21st Century. Washington DC, National Academies
Press.
P21. 2011. Framework for 21st Century Learning. Washington DC, Partnership for 21st
Century Skills.
Partnership for 21st Century Skills. 2009. Professional development for the 21st century.
Retrieve May 2014 from http://www.p21.org/documents/P21_Framework.pdf
Trilling, Bernie and Fadel, Charles (2009) 21st Century Skills: Learning for Life in Our
Times, John Wiley & Sons, 978-0-47-055362-6.
Woods, D. 2014. Problem-Based Learning (PBL) (online). McMaster University.
http://chemeng.mcmaster.ca/problembased-learning (Diakses 5 Desember 2016).
Yudha,A.S. (2004). Berpikir Kreatif Pecahkan Masalah. Bandung: Kompas Cyber Media.
Lampiran 1
26
LEMBAR INTERVIEW GURU
Guru IPA
: Bapak Ricky Riza, S.Pd
1. Untuk proses pembelajaran di kelas, berapa buku yang menjadi pegangan yang
ibu pakai? Berapa buku yang dipakai untuk siswa?
Jawaban : ada 6 buku yang saya pegang. Untuk siswa minimal 2 buku.
2. Buku apa saja yang digunakan oleh siswa?
Jawban : buku pegangan wajib yaitu Buku IPA kurikulum 2013 revisi 2016.
Untuk buku referensi lainnya ada macam-macam. Siswa bebas mencari refrensi.
3. Apakah buku kurikulum 2013 revisi 2016 yang digunakan sudah membantu
siswa memahami pelajaran?
Jawaban : sudah. siswa dengan dibiasakan untuk beljar mandiri dan dilatih untuk
membaca, dia akan mampu menguasai 70%. Sehingga guru dapat memberikan
penguatan di kelas. sekarang yang dilatihkan ke siswa adalah penilaian proses.
4. Apa yang Bapak ketahui tentang keterampilan abad 21?
Jawaban : pembelajaran yang berbasis proses. Intinya anak-anak disiapkan
untuk bisa terjun di masyarakat mengaplikasikan ilmunya.
5. Menurut Bapak, Apakah buku IPA Kurikulum 2013 revisi 2016 sudah memenuhi
keterampilan abad 21?
Jawaban : saya kira sudah. Tinggal ditambahkan materinya saja.
6. Bagaimana metode ibu untuk membangun keterampilan komunikasi pada siswa?
Jawaban :
Saya membiasakan anak-anak untuk melakukan diskusi kelompok dan berlatih
presentasi di kelas. anda bisa mengamati di kelas saya. Mereka sudah saya
biasakan untuk tidak malu berpendapat.
7. Bagaimana untuk melatihkan siswa memiliki keterampilan kolaborasi satu sama
lain ?
Jawaban : melalui diskusi di kelas.dan saya selalu memberikan nasehat ke siswa
untuk saling melengkapi pemahaman.
8. Terkait keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah, bagaimana metode
Bapak untuk memberikan keterampilan tersebut?
Jawaban : sebelum pertemuan berikutnya, siswa sudah merangkum materi yang
akan dibahas di kelas. Setelah itu, mereka berkelompok ketika di awal
pembelajaran. untuk sharing materi hasil dari mereka baca di rumah lalu menulis
27
list pertanyaan materi yang belum faham. Itulah yang nanti akan kita diskusikan
di kelas.
9. Apakah dalam 1 semester ada tugas proyek untuk siswa pak?
Jawaban : ada. Karena di kurikulum 2013 wajib ada tugas proyek.
10. Apa kendala ibu dalam menerapkan buku ajar kurikulum 2013 revisi 2016?
Jawaban : lebih ke pengayaan materi untuk saya mengajarkan. Sekaligus
menggiring siswa untuk banyak membaca. Saya sudah membudayakan
referensi 2 buku minimal untuk pengerjaan tugas dan juga untuk pendamping
pembelajaran .
28
Lampiran 2
LEMBAR INTERVIEW GURU
Guru IPA
: Ibu Rina Farida, M.Pd
1. Untuk proses pembelajaran di kelas, berapa buku yang menjadi pegangan yang ibu
pakai? Berapa buku yang dipakai untuk siswa?
Jawaban : ada 5 buku yang saya pegang. Untuk siswa minimal 2 buku karena, dalam
pengerjaan tugas apapun, siswa wajib menggunakan minimal 2 sumber buku
2. Buku apa saja yang digunakan oleh siswa?
Jawaban : buku pegangan wajib yaitu Buku IPA kurikulum 2013 revisi 2016. Untuk
buku referensi lainnya ada yang menggunakan Gasing, buku Erlangga, atau pun
mandiri. Siswa bebas mencari refrensi.
3. Apakah buku kurikulum 2013 revisi yang digunakan sudah membantu siswa
memahami pelajaran?
Jawaban : sudah.. saya rasa, buku yang dikeluarkan oleh kemendikbud sudah bagus
sekali. Contoh-contoh yang digunakan kontekstual. Adapaun susunannya sudah
menggunakan 5M dalam pendekatan scientiefic.
4. Apa yang ibu ketahui tentang keterampilan abad 21?
Jawaban : pembelajaran yang berbasis proses, memfasilitasi siswa, dan berfikir kirits
5. Apakah menurut ibu, buku IPA Kurikulum 2013 revisi 2016 sudah memenuhi
keterampilan abad 21?
Jawaban : sudah
6. Bagaimana metode ibu untuk membangun keterampilan komunikasi pada siswa?
Jawaban :
Saya membiasakan anak-anak untuk melakukan diskusi kelompok dan berlatih
presentasi di kelas.
7. Bagaimana untuk melatihkan siswa memiliki keterampilan kolaborasi satu sama lain ?
Jawaban : melalui diskusi di kelas.dan saya selalu memberikan nasehat ke siswa
untuk saling melengkapi pemahaman. saya kira anak-anak sudah mulai untuk
bagaimana cara legowo. Sehingga diskusi tidak saling menyalahkan.
8. Terkait keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah, bagaimana metode
ibu untuk memberikan keterampilan tersebut?
29
Jawaban : sesuai panduan di buku ya, saya kira di buku sudah menggiring siswa ntuk
mncar tahu lebih lanjut. Untuk keterampilan memecahkan msalah, saya sering
memberikan kasus di kelas, lalu anak-anak mengutarakan pendapat.
9. Apakah dalam 1 semester ada tugas proyek untuk siswa bu?
Jawaban : ada. Karena di kurikulum 2013 wajib ada tugas proyek.
10. Apa kendala ibu dalam menerapkan buku ajar kurikulum 2013 revisi 2016?
Jawaban : lebih ke pengayaan materi untuk saya mengajarkan. Sekaligus menggiring
siswa untuk banyak membaca. Saya sudah membudayakan referensi 2 buku
minimal untuk pengerjaan tugas dan juga untuk pendamping pembelajaran .
30
Lampiran 3
LEMBAR INTERVIEW SISWA
1. Berapa buku IPA yang kamu punya?
Jawaban : Buku IPA dari sekolah dan 1 dari penerbit bebas. Pak Riky mewajibkan
1 anak minimal 2 referensi.
2. Bagaimana pendapat kamu terkait buku IPA wajib kurikulum 2013? Apakah
mudah untuk dipelajari?
Jawaban : mudah. Tetapi materi tidak lengkap. Materinya sedikit.
3. Bagaimana pembelajaran IPA di kelas? apa yang dilakukan pak Ricky untuk
mengajar di kelas?
jawban :
a. kami diminta untuk membaca materi yang akan dipelajari di rumah. Lalu,
kami diminta untuk merangkum
b. kami juga wajib membuat jurnal. Menulis apapun yang kami lakukan selama
di luar sekolah.
c. setiap anak diminta untuk membaca materi sendiri dan mencatat pertanyaan di
bagian bab yang tidak bisa
d. pembelajaran berupa diskusi pertanyaan dari teman-teman di bagian bab yang
tidak bisa
e. kami sering dapat tugas untuk berdiskusi dan presentasi
4. Apa yang kalian rasakan selama proses pembelajaran?
Kami seing tidak faham penuh dengan pembelajaran. Kami diminta untuk
membuat pertanyaan bagian bab yang tidak bisa. Tapi kalau kami bertanya,
kadang jawabannya tidak jelas. Guru jarang menjelaskan dan tiba-tiba ulangan.
5. Selama pembelajaran di kelas, apakah keberanian kamu untuk berpendapat
meningkat?
Jawaban :
Iya, saya sekarang lebih berani. Karena sering diminta untuk aktif bertanya.
6. Bagaimana sikap kamu jika ada teman salah berpendapat saat diskusi?
Jawaban : saya membenarkan.jika saya tidak bisa, teman-teman yang melengkapi.
Jika kami semua tidak bisa, pak Riky yang menjelaskan.
31
Lampiran 4
DOKUMENTASI
32