PENERAPAN INTERNAL PUBLIC RELATIONS SEBA

PENERAPAN INTERNAL PUBLIC RELATIONS
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
KERJA KARYAWAN
(Studi Deskriptif Kualitatif pada
Public Relations PT. Jakarta Prima Cranes Cab. Balikpapan)

SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan minat utama
Public Relations
Oleh:
TRI ARYO OKTO FIANZAH
0911223036

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
BAB I
harapan

dapat
meningkatkan
PENDAHULUAN
produktivitas kerja karyawan.
PT. Jakarta Prima Cranes
1.1 Latar Belakang
Cabang Balikpapan berusaha untuk
Pada
PT. Jakarta Prima
menjalin relasi yang baik antara atasan
Cranes Cabang Balikpapan, kegiatan
dan bawahan serta seluruh karyawan
internal public relations dilakukan
yang ada. Dalam wawancaranya
sebagai upaya menjaga komunikasi
dengan peneliti pada tanggal 24 Maret
antar
publik
internal
dan

2014, staf Public Relations PT.
menyelaraskan tujuan perusahaan
Jakarta
Prima
Cranes
Cabang
kepada karyawan melalui aktivitas
Balikpapan
menyatakan
bahwa
internal public relations dengan
penerapan internal public relations

2
telah dilakukan oleh perusahaan,
misalnya penyelenggaraan program
pendidikan dan pelatihan atau diklat
(seperti Diklat Cost Control, Diklat
Manajemen
Keuangan),

penyelenggaraan program training
(seperti
Training
Management
Inventory
Stock,
Training
Management
Risk
Procurement,
Training Health Safety Invironment,
Training pengenalan spare part
conveyor yang dijual oleh Flexco),
pemberian
penghargaan
bagi
karyawan yang berprestasi (seperti
penghargaan “Employee of the Year”),
penyelenggaraan special event (seperti
buka puasa seluruh karyawan bersama

anak panti asuhan, Farewell Party
untuk Manager Officer yang akan
resign sambil makan bersama,
gathering seluruha karyawan), dan
pembuatan media komunikasi internal
(seperti papan pengumuman, telepon
internal, email, Blackberry Messenger
Group).
Namun,
berdasarkan
wawancara peneliti dengan beberapa
karyawan PT. Jakarta Prima Cranes
Cabang Balikpapan menunjukkan
masih ada beberapa kendala, misalnya
karyawan merasa enggan mengikuti
diklat atau training kerja yang
pelaksanaannya di tempat yang jauh
misalnya di luar kota, luar pulau atau
di luar negeri, penyelenggaraan
special event dan hadiah untuk

penghargaan yang terkendala dana,
dan rusaknya media komunikasi
internal. Kondisi ini menunjukkan
masih adanya beberapa masalah dalam
upaya menjaga komunikasi pada
publik internal dalam menyelaraskan
tujuan bersama antara manajemen
perusahaan dengan karyawan di PT.
Jakarta
Prima
Cranes
Cabang
Balikpapan.
Enggannya
karyawan
mengikuti diklat atau training kerja
yang pelaksanaannya di tempat yang
jauh misalnya dapat membuat

karyawan kehilangan kesempatan

untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya
bagi
kemajuan
perusahaan. Terbatasnya dana untuk
penyelenggaraan special event dan
hadiah penghargaan bagi karyawan
membuat jadwal kegiatan ini menjadi
tidak pasti atau jarang dilaksanakan
sehingga
dapat
mengurangi
kesempatan untuk meningkatkan
keharmonisan
publik
internal.
Rusaknya media komunikasi internal
seperti rusaknya Blackberry para
kepala divisi tentu dapat menghambat
koordinasi

pekerjaan.
Artinya,
kelancaran kegitan internal public
relations dalam rangka meningkatkan
produktivitas kerja karyawan akan
mengalami beberapa hambatan.
Padahal
internal
public
relations memiliki peran penting
dalam
rangka
meningkatkan
produktivitas
kerja
karyawan,
sebagaimana dikemukakan oleh Opitz
& Hinner (2003, h. 7) bahwa dengan
pengetahuan
maka

komunikasi
internal
berdampak
pada
produktivitas. Manajer yang baik
mampu menemukan pendekatan untuk
menerapkan sistem komunikasi yang
tepat dan menjamin kelancaran
informasi
guna
meningkatkan
produktivitas.
Peningkatan
produktivitas berarti bahwa sumber
daya yang digunakan lebih efisien.
Menurut
pihak
Public
Relations PT. Jakarta Prima Cranes
Cabang Balikpapan bahwa penerapan

kegiatan internal public relations
dilakukan sebagai salah satu upaya
untuk meningkatkan produktivitas
kerja karyawan. Kegiatan atau
program tersebut diharapkan dapat
mempengaruhi
sikap
karyawan
dengan fokus kepada area peningkatan
kinerja
karyawan,
khususnya
produktivitas kerja. Dari hasil
wawancara dengan peneliti, pihak
Administration Marketing PT. Jakarta
Prima Cranes Cabang Balikpapan

3
menyebutkan
bahwa

realisasi
penjualan pada tahun 2013 sebesar 
18 milyar rupiah tidak mencapai target
penjualan yang telah ditentukan yaitu
20 milyar rupiah. Kondisi ini
menunjukkan
menurunnya
produktivitas perusahaan yang pada
dasarnya
bergantung
pada
produktivitas kerja karyawan.
Dari beberapa pendapat yang
telah dikemukakan sebelumnya bahwa
produktivitas kerja karyawan terkait
dengan penerapan kegiatan internal
publik relations. Dari hasil wawancara
dengan peneliti, pihak Public Relation
Officer PT. Jakarta Prima Cranes
Cabang Balikpapan mengakui bahwa

terdapat penurunan jumlah kegiatan
internal publik relations pada tahun
2013 dibanding tahun sebelumnya.
Jika tahun-tahun sebelumnya jumlah
kegiatan IPR bisa lebih dari 10 macam
kegiatan dalam setahun maka pada
tahun 2013 jumlahnya tidak sampai 10
macam kegiatan.
Fenomena yang terjadi di PT.
Jakarta
Prima
Cranes
Cabang
Balikpapan tersebut tentu menarik
diteliti. Artinya dibutuhkan penelitian
guna mengetahui penerapan IPR
sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas
kerja
karyawan
sepanjang tahun 2014. Dalam dunia
akademik, penelitian ini diposisikan
sebagai pembuktian secara empiris
berdasarkan data dan fakta di
lapangan mengenai kegiatan internal
public relations yang diterapkan oleh
suatu perusahaan dapat menjadi upaya
untuk meningkatkan produktivitas
kerja karyawan.
Berdasarkan uraian fenomena
di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan
penelitian
tentang
penerapan internal public relations
sebagai
upaya
peningkatan
produktivitas kerja di PT. Jakarta
Prima Cranes Cabang Balikpapan.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang
masalah di atas maka permasalahan
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah penerapan internal
public relations sebagai upaya
meningkatkan produktivitas kerja
di PT. Jakarta Prima Cranes
Cabang Balikpapan?
2. Faktor apa saja yang mendukung
dan
menghambat
penerapan
internal public relations sebagai
upaya meningkatkan produktivitas
kerja di PT.Jakarta Prima Cranes
Cabang Balikpapan?
3. Bagaimana solusi yang diterapkan
dalam
mengatasi
faktor
penghambat yang ada?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan
perumusan
masalah di atas maka tujuan penelitian
ini adalah:
1. Untuk
mengetahui
dan
mengidentifikasi
penerapan
internal public relations sebagai
upaya meningkatkan produktivitas
kerja karyawan di PT.Jakarta Prima
Cranes Cabang Balikpapan.
2. Untuk
mengetahui
dan
menganalisis faktor-faktor yang
mendukung
dan
menghambat
penerapan internal public relations
sebagai
upaya
meningkatkan
produktivitas kerja karyawan di
PT.Jakarta Prima Cranes Cabang
Balikpapan.
3. Untuk mengetahui solusi yang
diterapkan dalam mengatasi faktor
penghambat yang ada.
1.4 Manfaat Penelitian
Ada pun manfaat dari hasil penelitian
ini antara lain:
1. Manfaat Akademis:
a. Sebagai sarana penerapan dari
teori-teori tentang penerapan
internal public relations sebagai
upaya peningkatan produktivitas
kerja yang didapatkan dari

4
perkuliahan dengan praktik yang
ada di lapangan, sehingga dapat
menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi peneliti dalam
bentuk riset komunikasi,
b. Hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai referensi
untuk penelitian yang akan
datang
tentang
penerapan
internal public relations sebagai
upaya peningkatan produktivitas
kerja dan untuk keperluan lain
yang bermanfaat bagi pihak lain.
2. Manfaat Praktis:
Hasil
penelitian
ini
dapat
digunakan sebagai bahan informasi
dan pertimbangan untuk evaluasi
bagi pihak manajemen PT. Jakarta
Prima Cranes Cabang Balikpapan
tentang penerapan internal public
relations
sebagai
upaya
peningkatan produktivitas kerja.

b.
c.

d.

e.

f.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori
Public Relations
PR adalah semua bentuk
komunikasi yang terencana, baik
itu ke dalam maupun ke luar,
antara suatu organisasi dengan
semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik
yang berlandaskan pada saling
pengertian (Jefkins, 2003, h.10)
Tujuan Public Relations
Menurut Jefkins (2003, h.
63) beberapa tujuan kegiatan
Public Relations di antaranya
yang pokok adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mengubah citra umum
di mata khalayak sehubungan
dengan
adanya
kegiatankegiatan baru yang dilakukan

g.

h.

i.

j.
k.

oleh perusahaan. Sebagai
contoh, suatu perusahaan yang
semula
hanya menangani
transportasi truk tapi kemudian
mulai menjual mesin pemanas
ruangan.
Untuk meningkatkan bobot
kualitas para calon pegawai.
Untuk menyebarluaskan cerita
sukses yang telah dicapai oleh
perusahaan kepada masyarakat
dalam rangka mendapatkan
pengakuan.
Untuk
memperkenalkan
perusahaan kepada masyarakat
luas, serta membuka pasarpasar ekspor baru.
Untuk
mempersiapkan
penerbitan saham tambahan
atau karena adanya perusahaan
yang akango public.
Untuk memperbaiki hubungan
antara perusahaan itu dengan
khalayaknya,
sehubungan
dengan telah terjadinya suatu
peristiwa yang mengakibatkan
kecaman, kesangsia, atau salah
paham di kalangan khalayak
terhadap niat baik perusahaan.
Untuk
mendidik
para
pengguna atau konsumen agar
mereka lebih efektif dan
mengerti dalam memanfaatkan
produk-produk perusahaan.
Untuk meyakinkan khalayak
bahwa perusahaan mampu
bertahan atau bangkit kembali
setelah terjadinya suatu krisis.
Untuk
meningkatkan
kemampuan dan ketahanan
perusahaan dalam menghadapi
risiko pengambil-alihan (takeover).
Untuk menciptakan identitas
perusahaan yang baru.
Untuk
menyebarluaskan
informasi mengenai aktivitas
dan partisipasi para pemimpin
perusahaan organisasi dalam
kehidupan sosial sehari-hari.

5
l. Untuk mendukung keterlibatan
perusahaan sebagai sponsor
dari penyelenggaraan suatu
acara.
m. Untuk memastikan bahwa para
politisi benar-benar memahami
kegiatan-kegiatan atau produk
perusahaan yang positif, agar
perusahaan yang bersangkutan
terhindar
dari
peraturan,
undang-undang, dan kebijakan
pemerintah yang merugikan.
n. Untuk
menyebarluaskan
kegiatan-kegiatan riset yang
telah dilakukan perusahaan.
Ruang Lingkup, Fungsi, dan
Peran Public Relations
Publik atau khalayak
dalam bidang Public Relations
pada suatu organisasi/perusahaan
dibedakan menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama adalah publik
eksternal, yakni publik di luar
organisasi/perusahaan
namun
sangat berkepentingan dengan
organisasi/perusahaan
seperti
konsumen/pelanggan, masyarakat
sekitar, pemerintah, dan pers.
Kelompok kedua adalah publik
internal, yakni publik di dalam
struktural organisasi/perusahaan
seperti
pihak
manajemen,
karyawan, dan pemegang saham
atau pemilik perusahaan.
Berkaitan dengan kedua
kelompok publik dalam public
relations tersebut, maka menurut
Ardianto dan Soemirat (2004, h.
89) terdapat dua ruang lingkup
tugas
PR
dalam
suatu
organisasi/perusahaan, yakni:
a. Ke luar (eksternal), tugas PR
yakni
mengusahakan
tumbuhnya sikap dan citra
(image) publik yang positif
terhadap segala kebijakan dan
langkah-tindakan
organisasi/perusahaan

b. Ke dalam (internal), tugas PR
antara lain: (1) membina sikap
mental karyawan agar dalam
diri mereka tumbuh ketaatan,
kepatuhan,
dan
dedikasi
terhadap perusahaan dimana
mereka
bekerja;
(2)
Menumbuhkan semangat korp
atau kelompok yang sehat dan
dinamis; dan (3) Mendorong
tumbuhnya
kesadaran
lembaga/perusahaan. Terdapat
peranan lain public relations
yang dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu:
a. Peranan Internal
Seorang
Public
Relations di dalam Public
Relations internal berperan
sebagai orang yang dapat
menyediakan hal-hal yang
ingin
diketahui
oleh
anggota/karyawan dan yang
benar-benar didengarnya. Para
karyawan ingin mendengar
hal-hal yang berkaitan dengan
masalah mereka, sedangkan
perusahaan mempertaruhkan
banyak hal selain yang
didengarkan. Dalam kegiatan
Public Relations, karyawan
merupakan kelompok yang
menjadi sasaran utama karena
alasan berikut:
1) Mereka sangat berpengaruh
atas
tanggung
jawab
produksi, kualitas, kuantitas
dan pelayanan
2) Karyawan merupakan juru
bicara dan perwakilan dari
organisasi terhadap dunia
luar
3) Karyawan
sangat
menentukan
wujud
penampilan organisasi
b. Peranan Eksternal
Dalam fungsi eksternal,
Public Relations memiliki
fungsi sebagai berikut:

6
1) Customer Relations, bahwa
bagi
suatu
perusahaan
pelanggan
merupakan
faktor yang teramat penting,
sebab maju mundurnya
perusahaan ditentukan oleh
pelanggan.
2) Community
Relations,
hubungan
dengan
komunitas
adalah
merupakan salah satu fungsi
seorang Public Relations
untuk dapat menjadikan
mereka dalam membuat
strategi untuk keluar.
3) Government
Relations,
seorang Public Relations
harus dapat menempatkan
pemerintah sebagai publik
yang harus diikuti dengan
semua peraturannya.
Ruang
lingkup
tugas
public relation sdalam suatu
organisasi atau perusahaan terdiri
dari eksternal dan internal public
relations. Dalam penelitian ini
ruang lingkup public relations
yang diteliti adalah internal
public relations.
Internal Public Relations
Menurut Ardianto (2011,
h. 99) definisi internal public
relations adalah kegiatan PR
untuk membina hubungan dengan
public internal, seperti karyawan,
para manajer, para manajemen,
dan para pemegang saham
(stockholders) agar citra dan
reputasi
perusahaan
atau
organisasi tetap positif di mata
public
internal.
Kegiatan
hubungan internal ini pun
berupaya
tetap
memelihara
budaya perusahaan (corporate
culture) yang sudah terbentuk
sebelumnya. Melalui budaya
perusahaan ini pula, akan
membentuk senses of belonging

(rasa memiliki) dan sense of
responbility
(rasa
tanggung
jawab) public internal pada
organisasi dan perusahaan.
Peran dan Fungsi Internal
Public Relations
Peran
internal
PR
merupakan aplikasi fungsi dan
tugas
internal
PR
adalah
membantu staf untuk mengerti
tentang visi, misi serta values dari
organisasi perusahaan. Aktivitas
ini melibatkan semua hal isu yang
mempengaruhi suasana kerja dan
memastikan
staf
mendapat
informasi tentang keputusan
penting manajemen (Laksamana,
2010, h. 12).
Kegiatan Internal Public
Relations
Kegiatan internal public
relations dalamlingkuphubungan
dengan karyawan (employee
relations) dalam suatu organisasi
atau
perusahaan
dapat
dilaksanakan
dalam
bentuk
berbagai macam aktivitas dan
program, menurut Ruslan (2003,
h. 259) antara lain:
Program pendidikan dan
pelatihan
Program
pendidikan
dan pelatihan dilaksanakan
oleh perusahaan, dalam upaya
meningkatkan kinerja dan
keterampilan (skill) karyawan,
dan kualitas maupun kuantitas
pemberian jasa pelayanan dan
lain sebagainya.
a. Program
motivasi
kerja
berprestasi
Program
tersebut
dikenal
dengan
istilah
Achievment
motivation
training (AMT), dimana dalam
pelatihan tersebut diharapkan
dapat mempertemukan antara
motivasi dan prestasi (etos)

7
kerja serta disiplin karyawan
dengan harapan-harapan atau
keinginan
dari
pihak
perusahaan dalam mencapai
produktivitas yang tinggi.
b. Program penghargaan
Program penghargaan
yang
dimaksudkan
disini
adalah upaya pihak perusahaan
(pimpinan) memberikan suatu
penghargaan kepada para
karyawan,
baik
yang
berprestasi
kerja
maupun
cukup lama masa pengabdian
pekerjaan yang diharapkan
kelak
akan
menimbulkan
loyalitas dan rasa memiliki
(sense of belonging) yang
tinggi terhadap perusahaan.
c. Program acara khusus (special
events)
Yakni
merupakan
program khusus yang sengaja
dirancang
diluar
bidang
pekerjaan sehari-hari, misalnya
dalam rangka event ulang
tahun perusahaan, diadakan
kegiatan keagamaan, olah raga,
lomba dan hingga berpiknik
bersama yang dihadiri oleh
pimpinan dan semua para
karyawannya.Kegiatan
dan
program tersebut dimaksudkan
untuk menumbuhkan rasa
keakraban bersama diantara
sesama
karyawan
dan
pimpinan.
d. Program media komunikasi
internal
Membentuk
media
komunikasi internal melalui
buletin, news release (majalah
dinding)
dan
majalah
perusahaan
/
PR
yang
berisikan pesan, informasi dan
berita yang berkaitan dengan
kegiatan antar karyawan atau
perusahaan dan pimpinan.

Mendukung Efektifitas Internal
Public Relations
Ada tiga hal yang sangat
mempengaruhi tingkat efektifitas
humas internal, yaitu:
a. Keterbukaan
pihak
manajemen.
b. Kesadaran pengakuan pihak
manajemen akan nilai dan arti
penting komunikasi dengan
pegawai.
c. Keberadaan seorang manajer
komunikasi (kepala humas)
yang tidak hanya ahli dan
berpengalaman, tetapi juga
didukung oleh sumber daya
teknis (Jefkins, 1992, h. 172)
Dalam penelitian ini,
peneliti memfokuskan diri pada
penerapan komunikasi internal,
berikut ini adalah penjelasan
tentang
komunikasi
internal
menurut para ahli.

8
Hambatan Komunikasi dalam Organisasi
dan Cara Mengatasinya
Segala
sesuatu
yang
menghalangi
kelancaran
komunikasi
disebut
sebagai
hambatan (noise) Suprapto (2006,
h. 9). Dan menurut Shannon dan
Weaver yang dikutip oleh
Cangara (2007, h. 153) hambatan
komunikasi terjadi jika terdapat
intervensi yang mengganggu
salah satu elemen komunikasi
sehingga proses komunikasi tidak
dapat berlangsung secara efektif.
Hambatan
komunikasi
di
antaranya yaitu:
1. Hambatan Teknis
Hambatan teknis dijumpai
pada media yang dipergunakan
dalam
melancarkan
komunikasi ataupun terjadi
jika salah satu alat yang
digunakan
dalam
berkomunikasi
mengalami
gangguan, sehingga informasi
yang
ditransmisi
melalui
saluran mengalami kerusakan
(channel noise).
2. Hambatan Semantik
Hambatan semantik adalah
hambatan komunikasi yang
disebabkan karena kesalahan
pada
bahasa
yang
digunakan.Demi
kelancaran
komunikasinya
seorang
komunikator harus benar-benar
memperhatikan
hambatan
semantik ini, sebab salah ucap
atau
salah
tulis
dapat
menimbulkan salah pengertian
(misunderstanding) atau salah
tafsir (misinterpretation), yang
pada
gilirannya
bisa
menimbulkan
salah
komunikasi
(miscommunication) (Effendy,
2004, h. 14).
3. Hambatan Psikologis
Faktor psikologis sering kali
menjadi
hambatan
dalam

4.

5.

6.

7.

komunikasi.Hambatan
psikologis
terjadi
karena
adanya
hambatan
yang
disebabkan oleh persoalanpersoalan
dalam
diri
individu.Komunikasi
sulit
berhasil apabila komunikan
sedang sedih, bingung, marah,
kecewa, merasa iri hati dan
kondisi psikologis lainnya dan
hal tersebut dapat membuat
penerimaan dan pemberian
informasi tidak sempurna.
Hambatan Fisik
Hambatan
fisik
adalah
hambatan yang disebabkan
karena
kondisi
geografis
misalnya jarak yang jauh
sehingga sulit dicapai, tidak
adanya sarana kantor pos,
kantor
telepon,
jalur
transportasi
dan
lain
sebagainya.
Hambatan Status
Hambatan
status
adalah
hambatan yang disebabkan
karena jarak sosial di antara
peserta komunikasi.Misalnya
perbedaan status antara senior
dan yunior atau atasan dan
bawahan.
Hambatan Kerangka Berpikir
Hambatan kerangka berpikiran
adalah
hambatan
yang
disebabkan adanya perbedaan
persepsi antara komunikator
dan khalayak terhadap pesan
yang
digunakan
dalam
berkomunikasi.
Hambatan Budaya
Hambatan
budaya adalah
hambatan
yang
terjadi
disebabkan karena adanya
perbedaan norma, kebiasaan
dan nilai-nilai yang dianut oleh
pihak-pihak
yang
terlibat
dalam komunikasi (Cangara,
2007, h. 153)

9
Produktivitas Kerja
Sinungan (2009, h. 1)
menyatakan bahwa produktivitas
kerja adalah mencakup mental
patriotik yang memandang hari ke
depan secara lebih optimis yang
berakar pada keyakinan diri
bahwa kehidupan hari ini adalah
lebih baik dari hari kemarin dan
hari esok lebih baik dari hari ini.
Sikap seperti ini akan mendorong
munculnya sikap kerja yang
efektif yang sangat diperlukan
dalam
rangka
peningkatan
produktivitas kerja.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Produktivitas
Kerja
Sedarmayanti (2011, h. 235)
mengemukakan bahwa yang
menentukan produktivitas adalah:
a. Sikap kerja, seperti kesiapan
untuk bekerja secara bergiliran
(shift work), dapat menerima
tambahan tugas dan bekerja
dalam tim.
b. Tingkat keterampilan, yang
ditentukan oleh tingkatan
pendidikan dan latihan dalam
manajemen dan supervisi serta
keterampilan dalam teknik
industri.
c. Hubungan antara tenaga kerja
dan pimpinan organisasi yang
tercermin
dalam
usaha
bersama
antara
pimpinan
organisasi dan tenaga kerja
untuk
meningkatkan
produktivitas melalui lingkaran
pengawasan
mutu
(qualitycontrol circles) dan
panitia mengenai tenaga kerja
unggul.
d. Manajemen
produktivitas,
yaitu manajemen yang efisien
mengenai sumber dan sistem
kerja
untuk
mencapai
peningkatan produktivitas.

e. Efisiensi tenaga kerja seperti:
perencanaan tenaga kerja dan
tambahan tugas.
f. Kewirausahaan,
yang
tercermin dalam pengambilan
resiko,
kreativitas
dalam
berusaha dan berada dalam
jalur yang benar dalam
berusaha.
Pengukuran Produktivitas
Kerja
Sulistiani dan Rosidah
(2009, h. 162) mengemukakan
pengukuran produktivitas adalah
sebagai berikut: (a) knowledge,
(b) abilities, (c) skills, (d) attitude,
dan (e) behaviors.
Indikator
produktivitas
menurut Sedarmayanti (2011, h.
79) yang memodifikasi dan
mengembangkan
pemikiran
Gilmore dan Errich Fromm
tentang individu yang produktif,
yaitu:
1. Tindakannya konstruktif
2. Percaya pada diri sendiri.
3. Bertanggung jawab.
4. Memiliki rasa cinta terhadap
pekerjaan
5. Mempunyai pandangan ke
depan.
6. Mampu mengatasi persoalan
dan dapat menyesuaikan diri
dengan
lingkungan
yang
berubah-ubah.
7. Mempunyai kontribusi yang
positif
terhadap
lingkungannya.
8. Memiliki
kekuatan
untuk
mewujudkan potensinya.
2.2 KerangkaPemikiran
Terdapat proses komunikasi dalam
suatu organisasi atau perusahaan
melalui kegiatan yang dilakukan oleh
public relations (PR). Publik PR terdiri
dari dua kelompok yakni publik

10
eksternal dan internal. Komunikasi
dalam publik internal di dalam lingkup
perusahaan dilaksanakan oleh public
relations untuk para karyawan
perusahaan melalui kegiatan atau
program-program internal public
relation. Internal public relations
berfungsi
untuk
meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Tipe Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
metode penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif
adalah
penelitian
yang
bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah
(Moloeng, 2005, h. 6).
Tataran analisis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif. Penelitian
deskriptif bertujuan membuat deskripsi
secara sistematis, faktual, dan akurat
tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
atau objek tertentu (Kriyantono, 2010, h.
69).
3.2

Lokasi Penelitian
Lokasi
pengumpulan
data
dilakukan di lokasi penelitian yakni PT.
Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan
sebagai tempat melakukan wawancara
dengan informan utama dan informan
pendukung. Alasan dipilihnya lokasi
penelitian ini adalah dikarenakan PT.
Jakarta Prima Cranes memiliki reputasi
mendunia di bidang penanganan material
(material handling) karena bekerjasama
dengan dua perusahaan permesinan yang
bermarkas
di
Finlandia
(http://www.jpc.co.id/about-us/). Alasan
dipilihnya Cabang Balikpapan karena
pemasaran produk PT. Jakarta Prima

Cranes lebih banyak dilakukan di lokasi ini
karena
banyaknya
perusahaan
pertambangan yang membutuhkan produk
dari perusahaan ini.
3.3

Teknik Pemilihan Informan
Patton dalam Poerwandari (2005,
h. 118) menerangkan bahwa pedoman
pengambilan sampel pada penelitian
kualitatif harus disesuaikan dengan
masalah dan tujuan penelitian. Penelitian
ini menggunakan teknik penentuan subyek
dengan kriteria tertentu (purposif), Adapun
kriteria utama dari subyek penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Seorang dari divisi Public
Relations Officer yang masih
aktif bekerja di PT. Jakarta
Prima
Cranes
Cabang
Balikpapan.
2. Mengetahui tentang penerapan
semua kegiatan internal public
relations yang diselenggarakan
di perusahaan.
3. Bersedia menjadi informan
dalam
penelitian
tentang
penerapan
internal
public
relations
sebagai
upaya
peningkatan produktivitas kerja.
4. Karyawan yang telah bekerja di
perusahaan lebih dari setahun.
5. Karyawan
yang
pernah
mengikuti kegiatan internal
public
relations
yang
diselenggarakan oleh bagian
humas perusahaan.
Oleh karena itu, dalam penelitian
ini penentuan informan diarahkan untuk
menentukan key informan (informan
kunci) atau situasi sosial tertentu yang
sarat informasi sesuai dengan fokus
penelitian, sebagai informan utama dan
informan pendukung (Riduwan, 2003, h.
53).
3.4

Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah
penerapan internal public relations sebagai
upaya peningkatan produktivitas kerja.
Fokus penelitian tersebut diharapkan

11
mampu
mengidentifikasi
dan
mendeskripsikan secara lebih detail
tentang kegiatan atau program-program
yang dilaksanakan oleh internal public
relation dalam rangka meningkatkan
produktivitas kerja karyawan. penerapan
internal public relation difokuskan pada
program pendidikan dan pelatihan,
motivasi kerja berprestasi (achievement
motivation
training),
pemberian
penghargaan, kegiatan khusus (special
event), dan media komunikasi internal.
Selain
itu
peneliti
juga
memfokuskan penelitian ini pada faktorfaktor yang mendukung dan menghambat
pelaksanaan internal public relations dan
apa saja solusi yang dilakukan oleh humas
PT. Jakarta Prima Cranes Cabang
Balikpapan dalam mengatasi masalah
internal public relations.
a. Faktor-faktor
yang
mendukung
kegiatan internal public relations
sebagai
upaya
meningkatkan
produktivitas karyawan.
b. Faktor-faktor
yang
menghambat
kegiatan internal public relations
sebagai
upaya
meningkatkan
produktivitas karyawan dan cara
mengatasinya.
3.5

Jenis dan Sumber Data
Data merupakan sumber informasi,
maka sumber data merupakan faktor
penting yang menjadi pertimbangan dalam
penentuan teknik pengumpulan data.
Terdapat dua jenis data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini, yaitu data primer dan
data sekunder.
3.5.1 Data primer
Menurut Kriyantono (2010, h. 69),
data primer adalah data yang diperoleh
dari sumber data pertama atau tangan
pertama di lapangan. Data primer dalam
penelitian ini adalah wawancara untuk
mendapatkan data kegiatan internal public
relations termasuk faktor pendukung,
penghambat,
serta
cara
mengatasi
hambatan, dan observasi mendapatkan
data penggunaan media internal public

relations. Data primer pada penelitian
diperoleh langsung dari informan, yakni
Kepala Bagian Humas PT. Jakarta Prima
Cranes Cabang Balikpapan.
3.5.2 Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh
melalui
dokumentasi.
Dokumentasi bertujuan mengumpulkan
data langsung dari tempat penelitian,
meliputi
buku-buku
yang
relevan,
peraturan-peraturan, laporan kegiatan,
foto-foto, film dokumenter, serta data lain
yang relevan dengan penelitian (Riduwan,
2003, h. 42). Dokumentasi yang digunakan
oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
dokumentasi berupa foto-foto kegiatan
internal
public
relations
yang
diselenggarakan oleh perusahaan.
3.6

Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan
data
merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data,
maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang
ditetapkan Sugiyono (2012, h. 224).
Teknik pengumpulan data yang dilakukan
oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu:
1. Wawancara
Pada
penelitian
ini
menggunakan
jenis
wawancara
mendalam (in depth interviewing).
2. Dokumentasi
Secara
praktis
peneliti
melaksanakan pengumpulan data
dokumentasi dengan cara sebagai
berikut:
1) Mengumpulkan
beberapa
dokumentasi yang berhubungan
dengan penerapan kegiatan
internal public relations berupa
foto dan dokumentasi dari
kegiatan-kegiatan tersebut.
2) Melakukan pemilahan data
hasil dokumentasi. Tujuan
pemilahan data ini adalah untuk

12
memilih data yang memiliki
kredibilitas, dan berhubungan
dengan penerapan internal
public relations.
3) Mengidentifikasi
dan
menganalisis
hasil
dokumentasi.
3.7

Teknik Analisis Data
Teknik
analisis
data
yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan teknik Analisis Interaktif
Miles dan Huberman.
Teknik analisis ini pada dasarnya
terdiri dari tiga komponen (Sugiyono,
2010, h. 92), yaitu reduksi data, penyajian
data,
penarikan
serta
pengujian.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
3. Penarikan
Kesimpulan
dan
Verifikasi
3.8

Keabsahan Data
Penelitian ini menggunakan teknik
keabsahan data triangulasi. Triangulasi
sumber dapat dicapai dengan jalan:
1. Membandingkan
data
dokumentasi dengan data hasil
wawancara.
2. Membandingkan apa yang
dikatakan orang di depan
umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang
dikatakan orang-orang tentang
situasi penelitian dengan apa
yang dikatakannya sepanjang
waktu.
4. Membandingkan keadaan dan
perspektif seseorang dengan
berbagai
pendapat
dan
pandangan orang seperti rakyat
biasa,
orang
yang
berpendidikan menengah atau
tinggi, orang berada, orang
pemerintahan.
5. Membandingkan
hasil
wawancara dengan isi suatu

dokumen
yang
berkaitan
(Moleong, 2005, h. 331)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Gambaran Umum PT. Jakarta
Prima Cranes
PT.
Jakarta
Prima
Cranes
mengkhususkan
diri
dalam
bisnis
penanganan material (material handling).
Perusahaan ini bekerjasama dengan dua
perusahaan permesinan yang dikenal baik,
yang keduanya berkantor pusat di
Finlandia. Perusahaan ini adalah perseroan
terbatas dan telah didaftarkan di Jakarta
pada tahun 1992 dan menerima ISO
9001:2008 dan OHSAS 18001:2007 dari
Bureau Veritas Certification pada 24
Agustus 2009. Kantor pusat PT. Jakarta
Prima Cranes berada di Wisma JPC Jl.
Mampang Prapatan Raya No. 20 Jakarta
dan kantor cabangnya terletak di Surabaya
Jawa Timur dan Balikpapan Kalimantan
Timur. PT. Jakarta Prima Cranes
merupakan bentuk usaha Perseroan
Terbatas dengan Akta Pendirian No. 1,
dibuat di hadapan Notaris Petra
Tanugraha, SH dan disahkan oleh
Departemen Kehakiman tanggal 8 Oktober
1990.
4.2

Penyajian Data
Penelitian ini data yang disajikan
didasarkan pada fokus penelitian, yakni
tentang
penerapan
internal
public
relations sebagai upaya meningkatkan
produktivitas kerja di PT. Jakarta Prima
Cranes Cabang Balikpapan dan faktorfaktor yang mendukung dan menghambat
penerapan internal public relations sebagai
upaya meningkatkan produktivitas kerja di
PT. Jakarta Prima Cranes Cabang
Balikpapan serta solusi yang diterapkan
dalam mengatasi faktor penghambat yang
ada. Sehingga hasil wawancara data yang
tidak terkait focus penelitian tidak
dimasukkan dalam penyajian data dalam
penelitian ini.
Sebelum dilakukan penyajian data,
terlebih dahulu dilakukan proses reduksi

13
data, yakni peneliti merangkum, memilih
data-data sesuai dengan fokus penelitian.
Setelah
data-data
direduksi,
maka
dilakukan proses penyajian data berupa
uraian sesuai dengan fokus permasalahan
dalam penelitian ini.
4.3 Analisa dan Pembahasan
4.3.1 Penerapan
Internal
Public
Relations
Sebagai
Upaya
Meningkatkan
Produktivitas
Kerja di PT. Jakarta Prima
Cranes Cabang Balikpapan
Dalam penelitian ini, peneliti
meneliti bagaimana penerapan internal
public
relations
sebagai
upaya
meningkatkan produktivitas kerja di PT.
Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan.
Publik internal PT. Jakarta Prima Cranes
Cabang Balikpapan adalah manajemen dan
karyawan. Publik internal lainnya yakni
direksi dan pemegang saham atau investor,
semuanya berdomisili di wilayah kantor
pusat yakni di Jakarta, sehingga publik
internal ini jarang sekali berhubungan
secara langsung dengan manajemen dan
karyawan di kantor cabang Balikpapan
Kalimantan Timur.
Hasil penelitian ini menunjukkan
pihak manajemen public relations PT.
Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan
menerapkan kelima program internal
public relations, yaitu program pendidikan
dan
pelatihan,
motivasi
karyawan
berprestasi
(training),
pemberian
penghargaan, kegiatan atau acara khusus
(special event), dan penggunaan media
komunikasi internal. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Ruslan sebagai
berikut,
Bahwa kegiatan internal public
relations
dalam
lingkup
hubungan dengan karyawan
yakni:
a. Program pendidikan dan
pelatihan. Program ini
dilaksanakan
untuk
meningkatkan kinerja dan
keterampilan
(skill)
karyawan

b. Program motivasi kerja
berprestasi.
Dengan
program diharapkan dapat
mempertemukan
antara
motivasi dan prestasi (etos)
kerja
c. Program
penghargaan.
Dalam hal ini, penghargaan
yang diberikan itu akan
menimbulkan loyalitas dan
rasa memiliki (sense of
belonging) yang tinggi
terhadap perusahaan;
d. Program
acara
khusus
(special events), Kegiatan
dan
program
tersebut
dimaksudkan
untuk
menumbuhkan
rasa
keakraban bersama diantara
sesama
karyawan
dan
pimpinan; dan
e. Program media komunikasi
internal. Membentuk media
komunikasi internal melalui
buletin,
news
release
(majalah
dinding)
dan
majalah
perusahaan/PR
yang
berisikan
pesan,
informasi dan berita yang
berkaitan dengan kegiatan
antar
karyawan
atau
perusahaan dan pimpinan.
(Ruslan, 2003, h. 259).
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sejauh ini manajemen Public
Relations perusahaan telah melaksanakan
penerapan internal public relations dengan
baik. Hal ini terlihat dari hasil penerapan
berbagai program internal public relations
yang
yang
menunjukkan
bahwa
manajemen Public Relations perusahaan
telah melaksanakan tugas, fungsi, dan
perannya dengan baik sehingga dapat
meningkatkan
produktivitas
kerja
karyawan.
Dari hasil penerapan berbagai
program internal public relations terlihat
adanya sikap mental, dedikasi, semangat,
dan kesadaran dalam diri karyawan. Hal

14
ini menunjukkan bahwa manajemen
Public
Relations
perusahaan telah
menjalankan tugas internal-nya dengan
baik.
Beberapa temuan menarik yang
diperoleh peneliti dalam penelitian ini di
antaranya sebagai berikut:
a. Blackberry Mesengger (BBM) menjadi
media utama dalam produktivitas kerja
karyawan
b. Pada tri semester tahun 2014 penjualan
meningkat kurang lebih 10%. Hal ini
disebabkan oleh karena tim Marketing
menjadi kompak dan semakin solid
dalam bekerja karena sebelumnya
diadakan
training
manajemen
marketing dan acara gathering khusus
untuk
tim
marketing.
Namun
perusahaan tidak membolehkan peneliti
untuk menyalin data dokumen tentang
penjualan tersebut baik selama tri
semester tahun 2014 maupun tahuntahun sebelumnya dengan alasan
rahasia perusahaan.
c. Seorang karyawan bagian warehouse
naik jabatan menjadi staf General
Affair setelah mengikuti training
marketing & cost control
Meskipun semua kegiatan IPR
memiliki hambatan, namun divisi PR juga
memiliki solusi terhadap masing-masing
hambatan tersebut sehingga kegiatankegiatan IPR masih tetap dilaksanakan
sebagai fungsi dari divisi PR untuk
menjaga komunikasi pada publik internal
perusahaan. Oleh karena itu, penerapan
IPR
sebagai
upaya
meningkatkan
produktivitas kerja karyawan dapat
dikatakan berjalan dengan baik.

relation di PT. Jakarta Prima Cranes
Cabang Balikpapan, antara lain:
1. Diberikannya dispensasi khusus
kepada karyawan yang mengikuti
diklat dan trainning
2. Adanya budget khusus untuk
pemberian hadiah penghargaan dari
kantor pusat di Jakarta
3. Tersedianya berbagai hadiah door
price dalam special event
4. Setiap staf masing-masing divisi
diberikan akun email dan setiap
kepala divisi diberikan handphone
blackberry sebagai media untuk
membantu komunikasi internal.
4.3.3 Faktor-Faktor
yang
Menghambat Penerapan Internal
Public Relations di PT. Jakarta
Prima
Cranes
Cabang
Balikpapan

4.3.2 Faktor-Faktor yang Mendukung
Penerapan
Internal
Public
Relations di PT. Jakarta Prima
Cranes Cabang Balikpapan

Dalam penerapan di PT. Jakarta
Prima Cranes Cabang Balikpapan
tentu tidak telepas dari adanya
factor-faktor penghambat, berikut
adalah faktor-faktor penghambat
penerapan
Internal
Public
Relations di PT. Jakarta Prima
Cranes Cabang Balikpapan:
1. Karyawan malas mengikuti
diklat atau training yang
pelaksanaannya di luar kota
apalagi di luar negeri.
2. Waktu pelaksanaan pemberian
penghargaan
yang
sering
mundur dari hari yang telah
ditentukan karena lambatnya
pencairan dana untuk hadiah.
3. Alokasi dana program special
event yang terbatas.
4. Berhentinya
komunikasi
internal
saat
handphone
blackberry rusak atau pulsanya
habis.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat
beberapa faktor yang mendukung
penerapan program internal public

4.3.4 Solusi
Dari
Faktor
yang
Menghambat Penerapan Internal
Public Relations di PT. Jakarta

15
Prima
Cranes
Balikpapan

Cabang

Untuk mengatasai adanya
faktor-faktor yang menghambat
Penerapan Internal Public Relations
di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang
Balikpapan memberikan solusi solusi sebagai berikut:
1. Perusahaan menanggung semua
akomodasi selama pelaksanaan
diklat /training
2. Menunggu dan terus memberi
informasi terkait program
pemberian penghargaan kepada
publik internal
3. Mengirim proposal ke customer
untuk dimintai bantuan dana dalam
special event
Berdasarkan hasil analisa dan
pembahasan di atas maka disimpulkan
bahwa faktor pendukung dalam penerapan
internal public relation di PT. Jakarta
Prima Cranes Cabang Balikpapan, antara
lain:
a. diberikannya dispensasi khusus
kepada karyawan yang mengikuti
diklat dan training,
b. adanya budget khusus untuk
pemberian hadiah penghargaan dari
kantor pusat di Jakarta,
c. tersedianya berbagai hadiah door
price dalam special event,
d. setiap staf masing-masing divisi
diberikan akun email dan setiap
kepala divisi diberikan handphone
blackberry sebagai media untuk
membantu komunikasi internal.
Sedangkan faktor penghambat
dalam penerapan internal public relation
di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang
Balikpapan, antara lain:
a. karyawan agak malas mengikuti
diklat
atau
training
yang
pelaksanaannya di luar kota apalagi
di luar negeri. Solusinya adalah

dengan
menanggung
semua
akomodasi selama pelaksanaan diklat
tersebut oleh perusahaan
b. waktu
pelaksanaan
pemberian
penghargaan yang sering mundur
dari hari yang telah ditentukan
karena lambatnya pencairan dana
untuk hadiah. Solusinya, manajamen
hanya bisa menunggu namun terus
memberi informasi yang berkaitan
dengan
program
pemberian
penghargaan kepada publik internal
perusahaan
c. alokasi dana program special event
yang terbatas. Solusinya adalah
dengan mengirim proposal kepada
customer yang menjalin hubungan
baik dengan perusahaan untuk
dimintai bantuan dananya dalam
pelaksanaan special event
d. berhentinya komunikasi internal saat
handphone blackberry rusak atau
pulsanya habis. Solusinya adalah
dengan
diberikan
penggantian
blackberry yang baru dan setiap
bulannya diberikan pulsa sebesar Rp.
100.000 untuk setiap blackberry
tersebut.

16
4.3.5 Penerapan
Internal
Public
Relations Mampu Meningkatkan
Produktivitas kerja Karyawan
Dengan adanya penerapan program
internal public relations di PT. Jakarta
Prima Cranes cabang Balikpapan, mampu
meningkatkan
produktivitas
kerja
karyawan. Hal ini di jabarkan dalam
analisis sebagai berikut:
a. Program Pelatihan atau Diklat
b. Program Training
c. Program Penghargaan
d. Program Special Event
e. Program Media Internal
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Penerapan internal public relations di
PT. Jakarta Prima Cranes Cabang
Balikpapan terlaksana sesuai dengan
pendapat Ruslan (2003, h. 259) tentang
kegiatan internal public relations. Hal
ini ditunjukkan dengan dilaksanakannya
berbagai program internal public
relation, berupa program pendidikan
dan pelatihan, motivasi karyawan
berprestasi
(training),
pemberian
penghargaan, kegiatan atau acara
khusus (special event), dan penggunaan
media komunikasi internal. Penerapan
program internal public relations
tersebut
mampu
meningkatkan
produktivitas kerja karyawan yang
ditunjukkan dengan perilaku berupa
adanya tindakan konstruktif, percaya
pada diri sendiri, bertanggung jawab,
memiliki rasa cinta terhadap pekerjaan,
mempunyai pandangan ke depan,
mampu mengatasi persoalan dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan
kerja, mempunyai kontribusi yang
positif terhadap lingkungan kerja, dan
memiliki kekuatan untuk mewujudkan
potensi. Bentuk kegiatan internal public
relations yang paling meningkatkan
produktivitas kerja karyawan adalah
penggunaan media komunikasi internal,

khususnya Blackberry Mesengger.
Aspek produktivitas yang meningkat
dalam hal ini adalah efisiensi waktu dan
komunikasi sehingga pekerjaan dapat
lebih cepat selesai.
2. Faktor-faktor yang mendukung dan
menghambat penerapan internal public
relations sebagai upaya meningkatkan
produktivitas kerja di PT. Jakarta Prima
Cranes Cabang Balikpapan serta solusi
yang diterapkan dalam mengatasi faktor
penghambat yang ada
a. Faktor-faktor pendukung dalam
penerapan internal public relationdi
PT. Jakarta Prima Cranes Cabang
Balikpapan, antara lain:
(1) diberikannya dispensasi
khusus kepada karyawan
yang mengikuti diklat dan
training,
(2) adanya budget khusus untuk
pemberian
hadiah
penghargaan dari kantor
pusat di Jakarta,
(3) tersedianya berbagai hadiah
door price dalam special
event, dan
(4) setiap staf masing-masing
divisi diberikan akun email
dan setiap kepala divisi
diberikan
handphone
blackberry sebagai media
untuk membantu komunikasi
internal.
b. Faktor-faktor
penghambat
dan
solusinya dalam penerapan internal
public relation di PT. Jakarta Prima
Cranes Cabang Balikpapan, antara
lain:
(1) karyawan
agak
malas
mengikuti
diklat
atau
training
yang
pelaksanaannya di luar kota
apalagi di luar negeri,
(2) waktu pelaksanaan pemberian
penghargaan yang sering
mundur dari hari yang telah
ditentukan karena lambatnya
pencairan dana untuk hadiah,

17
(3) alokasi dana program special
event yang terbatas,
(4) berhentinya komunikasi
internal saat handphone
blackberry
rusak
atau
pulsanya habis.
3. Solusi yang dilakukan oleh PT.
Jakarta Prima Cranes Cabang
Balikpapan saat mengalami faktorfaktor penghambat dalam penerapan
internal public relation adalah:
(1) Semua biaya akomodasi
selama pelaksanaan diklat
tersebut ditanggung oleh
perusahaan,
(2) Menunggu keputusan dari
pihak manajemen namun
terus memberi informasi
yang
berkaitan
dengan
program
pemberian
penghargaan kepada publik
internal perusahaan,
(3) mengirim proposal kepada
customer yang menjalin
hubungan
baik
dengan
perusahaan untuk diminta
bantuan
dananya
dalam
pelaksanaan special event,
(4) memberikan penggantian
blackberry yang baru dan
setiap bulannya diberikan
pulsa sebesar Rp. 100.000
untuk
setiap
blackberry
tersebut.
8. Berdasarkan hasil analisa peneliti
dapatdisimpulkan bahwa penerapan
internal public relations di PT. Jakarta
Prima Cranes cabang Balikpapan
mampu meningkatkan produktivitas
kerja karyawan di berbagai aspek.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Praktis
1. Dalam penerapan internal public
relations
sebagai
upaya
meningkatkan produktivitas kerja
karyawan, PT. Jakarta Prima Cranes
Cabang Balikpapan disarankan agar

2.

melengkapi
media
komunikasi
internal dengan bulletin atau majalah
internal. Jika belum ada divisi yang
menangani masalah ini maka dapat
berkonsultasi atau meminta bantuan
dari lembaga pers.
Berdasarkan faktor pendukung dan
faktor penghambat serta solusinya
dalam penerapan internal public
relations
sebagai
upaya
meningkatkan produktivitas kerja
karyawan, PT. Jakarta Prima Cranes
Cabang Balikpapan disarankan untuk
mengalokasikan dan khusus agar
program diklat, training, pemberian
penghargaan, special event, dan
pemeliharaan
media-media
komunikasi internal dapat berjalan
dengan lancar.

2.2.1 Saran Akademis
Peneliti
menyarankan
untuk
penelitiana selanjutnya agar mengkaji
mengenai internal public relations yang
berkaitan dengan motivasi, kepuasan, atau
semangat kerja karyawan. Hal ini sangat
baik untuk dikembangkan dan diteliti
dalam penelitian berikutnya agar hasilhasil penelitian tersebut dapat saling
melengkapi sehingga dapat diketahui
dampak penerapan internal public
relations terhadap berbagai hal yang
berkaitan
dengan
karyawan
dan
perusahaan.