BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Media Realia pada Siswa

42

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Kemetul Pada Tahun Pelajaran
2013/2014. Sekolah tersebut berlokasi di sebelah timur kota Salatiga yang
penduduknya sebagian besar bermata pencaharian sebagai Petani dan Pedagang.
Tetapi SD ini juga pernah megikuti lomba-lomba tingkat kecamatan. Prestasi
yang didapat antara lain juara lomba mocopat,lomba cerdas cermat. SD ini
memiliki vasilitas yang cukup memadai untuk meningkatkan kegiatan belajar
mengajar, sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
Penelitian dilakukan di SDN Kemetul dengan alasan dan pertimbangan di SD
tersebut belum pernah menjadi tempat penelitian tindakan kelas, khususnya
dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan model pembelajaran
STAD (Student Team Achivement Division).

3.2 Variabel yang diteliti dan definisi operasional
Menurut Sugiono (2010:60) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut. Dalam penelitian ini digunakan dua
variabel yaitu:
3.2.1 Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono 2011:64).
Variabel bebas (X) dari penelitian ini adalah penerapan model STAD berbantuan
Media Realia.

43

3.2.2 Variabel terikat
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar
IPA siswa.
3.2.3 Definisi Operasional
a. Model Students Teams Achievement Divisions (STAD)
Model STAD merupakan Model Pembelajaran dimana siswa dilatih untuk
belajar bekerja sama dalam kelompok. Disini siswa juga dilatih untuk peduli
terhadap teman dalam kelompoknya, jika ada teman yang kurang pandai atau
belum paham tentang materi, anggota kelompok yang lebih pandai wajib
menjelaskan dan membantu anggota kelompok tersebut.

Adapun langkah-langkah pembelajaran model STAD adalah sebagai berikut:
1. Pengajaran
Dalam pengajaran Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi
pembelajaran
2. Belajar Kelompok
Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai
materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai
materi tersebut
3. Kuis
Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk
menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok.
4. Penghargaan Kelompok
Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah
menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi
sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain.
b. Media Realia
Kajian psikologis menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari
hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan kontinum konkrit–
abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran.
Media realia merupakan media yang ditampilkan merupakan benda nyatanya.

Pengguanaan media realia lebih mendekatkan peserta didik (penerima pesan)

44

dengan benda nyatanya sehingga akan semakin mudah memahaminya. ”Akan
tetapi sebenarnya suatu benda asli merupakan benda yang paling tepat guna,
dibandingkan tiruannya”.
c. Hasil Belajar IPA
.

Hasil belajar IPA merupakan suatu hasil atau nilai mata pelajaran IPA

yang dicapai atau diperoleh siswa setelah melalui semua proses kegiatan belajar
mengajar.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model penelitian tindakan dari
Kurt Lewin yang dimodifikasi oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto
(2010:131) bahwa penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 komponen pokok, yaitu:
a). Perencanaan atau planning, b). Tindakan atau acting, c). Pengamatan atau
observing, dan d). Refleksi atau reflecting. Hubungan antara kempek komponen

tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berulang. “Siklus” inilah yang
menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan kelas, yaitu bahwa
penelitian tindakan harus dilaksanakan dalam bentuk siklus.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus yang masingmasing siklus meliputi 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan,

dan

refleksi.

Pelaksanaan

dilakukan

dengan

mengadakan

pembelajaran yang dalam satu siklus terdiri tiga kali tatap muka yang masingmasing 2x35 menit. Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada gambar dibawah ini.


45

Siklus I
Perencanaan

Refleksi
Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Siklus II

Pengamatan

Refleksi


Gambar 2
Prosedur Penelitian

Adapun prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini secara rinci diuraikan sebagai
berikut:
3.3.1 Siklus I
3.3.1.1 Perencanaan
Tahap Perencanaan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membuat RPP yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD
pada mata pelajaran IPA
2. Menyiapkan media yang dibutuhkan
3. Menyiapkan soal kuis setelah dilaksanakan pembelajaran
4. Menyiapkan lembar penilaian
5. Membuat lembar observasi

46

3.3.1.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata pelajaran
IPA dengan KD perubahan kenampakan bumi. Dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD
1. Pertemuan Pertama
Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi:
a. Pembelajaran dimulai dengan doa dan absensi
b. Apersepsi oleh guru berkaitan dengan materi yang akan diberikan
c. Guru menyampaikan materi dengan bantuan media yang sudah disiapkan
d. Membentuk kelompok belajar dan memberikan tugas kelompok
e. Guru memberikan kuis pada siswa
d. Melakukan penghitungan skor
e. Siswa dan Guru membuat kesimpulan pembelajaran
2. Pertemuan Kedua
a. Pembelajaran dimulai dengan doa dan absensi
b. Apersepsi oleh guru berkaitan dengan materi yang akan diberikan
c. Guru menyampaikan materi dengan bantuan media yang sudah disiapkan
d. Membentuk kelompok belajar dan memberikan tugas kelompok
e. Guru memberikan kuis pada siswa
f. Melakukan penghitungan skor
g. Guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran
3. Pertemuan Ketiga
a. Pembelajaran dimulai dengan doa dan absensi

b. Apersepsi oleh guru berkaitan dengan materi yang akan diberikan
c. Mengulas pembelajaran pada pertemuan pertama
d. Siswa mengerjakan soal evaluasi
e. Guru memberikan penghargaan pada siswa yang memperoleh skor tertinggi

47

3.3.1.3 Tahap Observasi
Observasi dilakukan selama tindakan berlangsung. Observasi mencakup
aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan lembar pengamat. Guru dan pengamat
mengamati dampak pelaksanaan. Apakah telah sesuai dengan rencana dan
hambatan atau kendala apa yang dihadapi siswa maupun guru.
Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan
tindakan. Observasi diarahkan pada point-point yang telah ditetapkan dalam
indikator-indikator.
1. Indikator keberhasilan guru yang akan dicapai adalah:
a. Penampilan guru didepan kelas
b. Cara menyampaikan materi pelajaran
c. Cara pengelolaan kelas
d. Cara penggunaan alat pelajaran

e. Suara guru dalam menyampaikan pelajaran
f. Cara guru menyampaikan bimbingan kelompok
g. Waktu yang diperlukan guru dalam mengajar

2. Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai adalah:
a.

Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA

b.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA

c.

Ketepatan dan kecepatan dalam mengerjakan soal

d.

Kerjasama dalam kelompok


3.3.1.4 Refleksi
Peneliti dan guru secara bersama-sama membahas hasil pembelajaran.
Mengkaji ulang tentang kekurangan dan kelebihan pada siklus I. Selanjutnya
penyempurnaan pada siklus I akan diperbaiki di siklus II.

48

3.3.2 Siklus II
3.3.2.1 Perencanaan
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata
pelajaran IPA dengan KD Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau
lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.. Dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
3.3.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata
pelajaran IPA dengan KD Perubahan kenampakan bumi. Dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
1. Pertemuan Pertama
Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi:

a. Pembelajaran dimulai dengan doa dan absensi
b. Apersepsi oleh guru berkaitan dengan materi yang akan diberikan
c. Guru menyampaikan materi dengan bantuan media yang sudah disiapkan
d. Membentuk kelompok belajar dan memberikan tugas kelompok
e. Guru memberikan kuis kepada siswa
f. Melakukan penghitungan skor
g. Siswa bersama Guru membuat kesimpulan pembelajaran
2. Pertemuan Kedua
a. Pembelajaran dimulai dengan doa dan absensi
b. Apersepsi oleh guru berkaitan dengan materi yang akan diberikan
c. Guru menyampaikan materi dengan bantuan media yang sudah disiapkan
d. Membentuk kelompok belajar dan memberikan tugas kelompok
e. Guru memberikan kuis kepada siswa
f. Melakukan penghitungan skor
g. Siswa bersama Guru membuat kesimpulan pembelajaran

49

3. Pertemuan Ketiga
a. Pembelajaran dimulai dengan doa dan absensi
b. Apersepsi oleh guru berkaitan dengan materi yang akan diberikan
c. Mengulas materi yang sudah diajarkan secara singkat
d. Siswa mengerjakan soal evaluasi
3.3.2.3 Observasi
Observasi dilakukan selama tindakan berlangsung. Observasi mencakup
aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan lembar pengamat. Guru dan pengamat
mengamati dampak pelaksanaan. Apakah telah sesuai dengan rencana dan
hambatan atau kendala apa yang dihadapi siswa maupun guru.
Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan
tindakan. Observasi diarahkan pada point-point yang telah ditetapkan dalam
indikator-indikator.
1. Indikator keberhasilan guru yang akan dicapai adalah:
a. Penampilan guru didepan kelas
b. Cara menyampaikan materi pelajaran
c. Cara pengelolaan kelas
d. Cara penggunaan alat pelajaran
e. Suara guru dalam menyampaikan pelajaran
f. Cara guru menyampaikan bimbingan kelompok
g. Waktu yang diperlukan guru dalam mengajar
2. Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai adalah:
a.

Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA

b.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA

c.

Ketepatan dan kecepatan dalam mengerjakan soal

d.

Kerjasama dalam kelompok

3.3.2.4 Refleksi
Peneliti dan guru secara bersama-sama membahas hasil pembelajaran.
Mengkaji ulang tentang kekurangan dan kelebihan pada siklus II. Selanjutnya
hasil dari siklus I dan siklus II dibandingkan. Apabila pada sikus II hasil yang
didapat sudah lebih baik dari siklus I, maka dianggap penelitian berhasil. Apabila

50

hasil dari siklus II tidak memuaskan, peneliti harus memperbaiki hasil tersebut
pada siklus III.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpul Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah: .
1. Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:138), tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu dan kelompok. Tes digunakan
untuk mendapatkan data tentang peningkatan

hasil

belajar siswa

dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tes dalam penelitian
ini ada dua macam yaitu tes formatif berbentuk pilihan ganda yang dikerjakan
secara individu dan tes berupa Lembar Kerja Kelompok yang dikerjakan secara
kelompok.
2. Observasi
Nasution (1988:226) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan.Para ilmuan hanya dapat bekerja bedasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Observasi bertujuan
untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Observasi yang digunakan adalah observasi langsung yang
dilakukan tanpa perantara terhadap objek yang diteliti. Observasi dilakukan pada
siswa untuk mengetahui hasil belajar afektif dan psikomotorik selama proses
pembelajaran. Selain itu juga dilakukan observasi terhadap guru yang mengajar
dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

51

3. Dokumentasi
Dokumentasi bertujuan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan
kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan dengan penelitian
(Riduwan 2012: 77). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
dokumentasi untuk mengumpulkan data daftar nama siswa, daftar nilai, dan data
penunjang lainnya.
3.4.2 Instrumen Pengumpul Data
Insrumen penelitian dalam penelitian ini adalah butir-butir soal
(Terlampir), lembar soal/kuis (Terlampir), lembar observasi aktivitas guru
(Terlampir), lembar observasi aktivitas siswa (Terlampir).
3.5 Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan tolok ukur dalam menentukan keberhasilan
penelitian. Yang menjadi indikator kinerja dalam penelitian ini adalah
meningkatnya hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Kemetul Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui model pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Indikator dalam penelitian ini bersumber dari silabus
KTSP IPA kelas 4 dan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM pada siklus I
adalah 65, dapat terpenuhi apabila ≥ 75% dari jumlah siswa mendapat nilai ≥ 65.
KKM pada siklus II adalah 65, dapat terpenuhi apabila ≥ 75% dari jumlah siswa
mendapat nilai ≥ 65. Tiap siklus diadakan peningkatan KKM agar terjadi
peningkatan kualitas hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Kemetul Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014.

3.6 Teknik Analisis Data
Data yang berupa hasil pengamatan atau observasi diklasifikasikan sebagai
data kualitatif. Data hasil tes dianalisis secara deskriptif komparatif, yaitu dengan
membandingkan hasil tes antar siklus. Yang dianalisis adalah hasil tes sebelum
dan sesudah mengalami tindakan tergantung berapa banyak siklusnya.
Selanjutnya data hasil tes antar siklus dibandingkan sehingga dapat mencapai

52

batas ketuntasan yang diharapkan. Untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa
dianaalisi dengan cara menghitung ketuntasan belajarnya sebagai berikut:

3.7 Uji Prasyarat Instrumen Penelitian
3.7.1 Uji Validitas Tes
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai tingkat validitas yang tinggi. Sebuah intrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto,
2006:168).
Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi
product moment yang dikemukakan Pearson (Arikunto, 2006:170).
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 20,0. Kriteria validitas
instrument menurut Azwar dalam Wardani (2010:35) menyatakan bahwa suatu
item instrumen dianggap valid jika memiliki koefisiensi corrected item to total
correlation ≥ 0,20. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan apakah
item soal valid atau tidak. Menghitung validitas bertujuan untuk menilai ketepatan
instrumen tersebut dalam mengukur kemampuan siswa. Soal yang akan diujikan
pada siswa kelas 4 SDN kemetul dilakukan, maka soal akan diuji terlebih dahulu
untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas. Pada siklus I, item soal yang
diuji validitasnya ada soal pilihan ganda. Dari hasil validitas yang dilakukan
dengan SPSS 20,0 ada 22 soal yang valid dan 8 soal yang tidak valid karena nilai
koefisiensi corrected item to total correlationkurang dari 0,2. Item soal yang valid
adalah nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 10, 11, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 23, 25, 26, 27, 28,
29, dan 30. Sedangkan yang tidak valid adalah nomor 5, 8, 9, 12, 14, 20, 22,dan
24.

53

Pada siklus II, item soal yang diuji validitasnya ada 25 soal pilihan ganda.
Dari hasil validitas yang dilakukan dengan SPSS 20,0 ada 21 soal yang valid dan
4 soal yang tidak valid karena nilai koefisiensi corrected item to total
correlationkurang dari 0,2. Item soal yang valid adalah nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 19, 20, 21, 23, 24, dan 25. Sedangkan yang tidak valid
adalah nomor 5, 16, 18, dan 22.

3.7.2 Uji Reliabilitas Tes
Menurut Sudjana (2011:16), reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat
tersebut dalam menilai apa yang dinilai. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
Uji reliabilitas dalam peneitian ini menggunakan bantuan SPSS 20,0 dan
kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman yang
dikemukakan oleh George dan Mallery dalam Wardani (2010:35) sebagai berikut:
α ≤ 0,7

: tidak dapat diterima

0,7 ˂ α ≤ 0,8

: dapat diterima

0,8 ˂ α ≤ 0,9

: reliabilitas bagus

α> 0,9

: reiabilitas memuaskan

Berdasarkan uji reliabilitas terhadap soal-soal pada siklus I, pada pilihan
ganda di dapat koefisiensi reliabilitas alphanya memiliki nilai sebesar 0,899
sehingga dinyatakan reliabilitas soal bagus. Pada siklus II, soal pilihan ganda di
dapat koefisiensi reabilitas alphanya memiliki nilai sebesar 0,893 sehingga soal
pilihan ganda pada siklus II dinyatakan bahwa reliabilitas soal bagus.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24