Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (1)

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

AKUNTANSI A
CREATED BY
Angelina Octavia Gosal ( 14 13 013 )
Belinda Lydia Sirapanji ( 14 13 129 )
Erika Purnamasari ( 14 13 067 )
Teresia ( 14 13 049 )
Vivi Mulia Piter ( 14 13 036 )

FAKULTAS EKONOMI ATMA JAYA MAKASSAR
2015
1

Etika bisnis merupakan suatu kode etik perusahaan dalam melakukan aneka ragam kegiatan
bisnis, mulai dari perusahaan, industry, masyarakat, dan individu itu sendiri. Etika bisnis ini
sangat penting dalam suatu perusahaan karena untuk membentuk sebuah perusahaan yang
memiliki kekukuhan yang kuat dan dapat menciptakan nilai yang tinggi. Dalam etika bisnis,
suatu perusahaan pasti memiliki tanggung jawab sosial terhadap semua hal yang terkait
dengan perusahaan yang bersangkutan. Tanggung jawab sosial itu sendiri merupakan suatu
pengakuan perusahaan bahwa keputusan bisnis dapat mempengaruhi masyarakat. Dalam arti

luas, tanggung jawab sosial adalah tanggung jawabnya terhadap pelanggan, terhadap
karyawan, terhadap kreditor, terhadap pemegang saham, terhadap lingkungan, dan terhadap
komunitas. Etika bisnis dan tanggung jawab sosial haruslah di nilai baik dalam membuat
keputusan bisnis.

Syarat Bagi Tanggung Jawab Moral
Dalam membahas prinsip prinsip etika profesi dan prinsip prinsip etika bisnis, kita telah
menyinggung tanggung jawab sebagai salah satu prinsip etika yang penting. Persoalan pelik
yang harus dijawab pada tempat pertama adalah manakah kondisi bagi adanya tanggung jawab
moral. Paling kurang ada 3 syarat penting bagi tanggung jawab moral.
Pertama, tanggung jawab mengandaikan bahwa suatu tindakan dilakukan dengan
sadar dan tahu. Tanggung jawab hanya bisa dituntut dari seseorang kalau ia bertindak dengan
sadar dan tahu mengenai tindakan yaitu serta konsekuensi dari tindakannya. Hanya kalau
seseorang bertindak dengan sadar dan tahu, baru relevan bagi kita untuk menuntut tanggung
jawab dan pertanggung jawaban moral atas tindakan yaitu. Syarat pertama bagi tanggung
jawab moral atas suatu tindakan adalah bahwa tindakan itu dijalankan oleh pribadi yang
rasional. Pribadi yang kemampuan akal budinya sudah matang dan dapat berfungsi secara
normal. Pribadi itu paham betul akan apa yang dilakukannya.
Kedua, tanggung jawab juga mengandaikan adanya kebebabsan pada tempat pertama.
Artinya, tanggung jawab hanya mungkin relevan dan dituntut dari seseorang atas tindakannya,

kalau tindakan yaitu dilakukannya secara bebas. Ini berarti orang tersebut melakukan tindakan
itu bukan dalam keadaan dipaksa atau terpaksa. Ia sendiri secara bebas dan suka rela
melakukan tindakan itu. Jadi, jika seseorang terpaksa atau dipaksa melakukan suatu tindakan,
secara moral ia tidak bisa dituntut bertanggung jawab atas tindakan itu. Karena itu, tidak
relevan bagi kira untuk menuntut pertanggungjawaban moral atas tindakannya itu. Tindakan
tersebut berada diluar tanggung jawabnya. Hanya orang yang bebas dalam melakukan sesuatu
bisa bertanggung jawab atas tindakannya.
Ketiga, tanggung jawab juga mensyaratkan bahwa orang yang melakukan tindakan
tertentu memang mau melakukan tindakan itu. Ia sendiri mau dan bersedia melakukan tindakan
itu. Syarat itu terutama relevan dalam kaitan dengan syarat kedua diatas. Bisa saja seseorang
berada dalam situasi tertentu sedemikian rupa seakan – akan ia terpaksa melakukan suatu
tibdakan. Situasi ini terutama terjadi ketika seseorang dihadapkan pada hanya satu pilihan.
Hanya ada satu alternatif. Terlihat seakan – akan dia hanya bisa memilih alternatif itu. Lain
tidak. Bahkan dia tidak bisa tidak memilih alternatif tersebut. Dalam keadaan seperti itu, tanpak
seolah – olah orang ini memang terpaksa. Itu berarti menurut syarat kedua diatas, dia tidak bisa
bertanggung jawab atas pilihannya karena tidak bisa lain. Karena itu, tidak relevan untuk
menuntut pertanggungjawaban dari orang ini.
2

Berdasarkan ketiga syarat diatas, dapat disimpulkan bahwa hanya orang yang berakal

budi dan punya kemauan bebas yang bisa bertanggung jawab atas tindakannya, dan karena itu
relevan untuk menuntut pertanggungjawaban moral darinya.

Status Perusahaan
Perusahaan adalah sebuah badan hukum. Artinya, perusahaan dibentuk berdasarkan
hukum tertentu dan disahkan dengan hukum atau aturan legal tertentu. Karena itu,
keberadaannya dijamin dan sah menurut hukum tertentu. Itu berarti perusahaan adalah
bentukan manusia, yang eksistensinya diikat berdasarkan aturan hukum yang sah.
Sebagai badan hukum, perusahaan mempunyai hak – hak legal tertentu sebagaimana
dimiliki oleh manusia. Misalnya, hak milik pribadi, hak paten, hak atas merk tertentu, dan
sebagainya. Sejalan dengan itu, perusahaan juga mempunyai kewajiban legal untuk
menghormati hak legal perusahaan lain: tidak boleh merampas hak perusahaan lain.
Menurut De George secara khusus membedakan dua macam pandangan mengenai
status perusahaan.
1.

2.

Pandangan legal – creator, yang melihat perusahaan sebagai sepenuhnya ciptaan
hukum, dan karena itu ada hanya berdasarkan hukum. Menurut pandangan ini,

perusahaan diciptakan oleh negara dan tidak mungkin ada tanpa negara. Negara dan
hukum sendiri adalah ciptaan masyarakat, maka perusahaan juga adalah ciptaan
masyarakat. Perusahaan diciptakan oleh masyarakat demi kepentingan masyarakat.
Maka, kalau perusahaan tidak lagi berguna bagi masyarakat, masyarakat bisa saja
mengubah atau meniadakannya.
Pandangan legal – recognition yang tidak memusatkan perhatian pada status legal
perusahaan melainkan pada perusahaan sebagai suatu usaha bebas & produkstif.
Menurut pandangan ini, perusahaan terbentuk oleh orang atau kelompok orang tertentu
untuk melakukan kegiatan tertentu dengan cara tertentu dengan cara tertentu secara
bebas demi kepentingan orang atau orang – orang tadi. Dalam hal ini, perusahaan tidak
dibentuk oleh negara.

Lingkup Tanggung Jawab Sosial
Pada tempat pertama harus dikatakan bahwa tanggung jawab sosial menunjukan
kepedulian perusahaan terhadap kepentingan pihak - pihak lain secara lebih luas daripada
sekadar terhadap kepentingan perusahaan belaka. Dengan konsep tanggung jawab sosial
perusahaan mau dikatakan bahwa kendari secara moral adalah baik bahwa perusahaan
mengejar keuntungan, tidak dengan sendirinya perusahaan dibenarkan untuk mencapai
keuntungan itu dengan mengorbankan kepentingan pihak - pihak lain.
Dalam perkembangan etika bisnis yang lebih mutakhir, muncul gagasan yang lebih

komprehensif mengenai lingkup tanggung jawab sosial perusahaan ini. paling kurang sampai
sekarang ada empat bidang yang dianggap dan diterima sebagai termasuk dalam apa yang
disebut sebagai tanggung jawab sosial perusahaan.

3

1.

Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan - kegiatan sosial yang berguna bagi
kepentingan masyarakat luas. Sebagai salah satu bentuk dan wujud tanggung jawab
sosial perusahaan, perusahaan diharapkan untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang
terutama dimaksudkan untuk membantu memajukan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Jadi, terwujud dalam bentuk ikut melakukan kegiatan tertentu yang berguna
bagi masyarakat.

2.

Perusahaan telah diuntungkan dengan mendapat hak untuk mengelola sumberdaya
alam yang ada dalam masyarakat tersebut dengan mendapatkan keuntungan bagi
perusahaan tersebut.


3.

Dengan tanggung jawab sosial melalui berbagai kegiatan sosial, perusahaan
memperlihatkan komitmen moralnya untuk tidak melakukan kegiatan - kegiatan bisnis
tertentu yang dapat merugikan kepentingan masyarakat luas.

4.

Dengan keterlibatan sosial, perusahaan tersebut menjalin hubungan sosial yang lebih
baik dengan masyarakat dan dengan demikian perusahaan tersebut akan lebih terima
kehadirannya dalam masyarakat tersebut.

Argumen yang Menentang Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan
Pada akhirnya, kita akan bisa melihat sendiri sejauh mana keterlibatan sosial ini, relevan
dan masuk akal dijalankan oleh perusahaan, paling kurang dengan mempertimbangkan
argumen - argumen yang menentang maupun yang mendukung ini.
1.

Tujuan Utama Bisnis adalah Mengejar Keuntungan Sebesar-besarnya

Argumen paling keras yang menentang keterlibatan perusahaan dalam berbagai
kegiatan sosial sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan adalah paham dasar
bahwa tujuan utama, bahkan satu-satunya, dari kegiatan bisnis adalah mengejar
keuntungan sebesar-besarnya. Yang menjadi perhatian utama perusahaan adalah
bagaimana mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya seefisien mungkin. Konsep
mengenai keterlibatan perusahaan dalam berbagai kegiatan sosial harus ditentang
karena justru akan menimbulkan ketidakefisien. Itu berarti tanggung jawab sosial dalam
bentuk keterlibatan sosial adalah hal yang tidak relevan dengan kegiatan dan hakikat
bisnis itu sendiri.

2.

Tujuan yang Terbagi-bagi dan Harapan yang Membingungkan
Keterlibatan sosial sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan akan menimbulkan
minat dan perhatian yang bermacam ragam, yang pada akhirnya akan mengalihkan,
bahkan mengacaukan perhatian para pimpinan perusahaan. Perhatian yang terbagibagi dan membingungkan itu pada akhirnya merugikan perusahaan karena akan
menurunkan kinerja keseluruhan dari perusahaan tersebut

3.


Biaya Keterlibatan Sosial
4

Keterlibatan sosial sebagai wujud dari tanggung jawab sosial perusahaan malah
dianggap memberatkan masyarakat. Alasannya, biaya yang digunakan untuk
keterlibatan sosial perusahaan itu bukan biaya yang disediakan oleh perusahaan itu,
melainkan merupakan biaya yang telah diperhitungkan sebagai salah satu komponen
dalam harga barang dan jasa yang ditawarkan dalam pasar. Ini berarti pada akhirnya
yang akan menanggung biaya dari keterlibatan sosial perusahaan tersebut adalah
masyarakat, khususnya konsumen, dan bukan perusahaan tersebut. Jadi, keterlibatan
sosial malah membertkan masyarakat. Lebih dari itu, dengan keterlibatan sosial tadi
perusahaan yang bersangkutan tampak begitu sosial. Padahal sesungguhnya tidak.
Bahkan merupakan sebuah bentuk penipuan terselubung
4.

Kurangnya Tenaga Terampil di Bidang Kegiatan Sosial
Argumen ini menegaskan kembali mitos bisnis amoral yang telah kita lihat di depan.
Dengan argumen ini mau dikatakan bahwa para pimpinan perusahaan tidak profesional
dalam membuat pilihan dan keputusan moral. Mereka hanya profesional dalam bidang
bisnis dan ekonomi. Karena itu, perusahan tidak punya tenaga terampil yang siap untuk

melakukan kegiatan-kegitan sosial tertentu

Argumen yang Mendukung Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan
Argumen ini sekaligus juga disana sini menanggapi argumen - argumen yang
menentang diatas:
1.

Kebutuhan dan Harapan Masyarakat yang Semakin Berubah
Setiap kegiatan bisnis dimaksudkan untuk mendatangkan keuntungan. Ini tidak bisa
disangkal. Namun dalam masyarakat yang semakin berubah, kebutuhan dan harapan
masyarakat terhadap bisnis pun ikut berubah. Karena itu, untuk bisa bertahan dan
berhasil dalam persaingan bisnis modern yang ketat ini, para pelaku bisnis semakin
menyadari bahwa mereka tidak bisa begitu saja hanya memusatkan perhatian pada
upaya mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya. Mereka sadar sekali bahwa justru
untuk mendatangkan keuntungan tersebut, mereka harus peka dan tanggap terhdap
kebutuhan dan harapan masyarakat yang semakin berubah. Misalnya, masyarakat tidak
hanya butuh barang dan jasa tertentu, melainkan juga barang dan jasa dengan mutu
yang baik dan harga yang kompetitif. Demikian pula masyarakat menuntut agar barang
itu diproduksi dengan tetap menghargai hak dan kepentingan karyawan serta masalah
lingkungan, misalnya. Kalau tidak, mereka akan memboikot produk tersebut, betapa pun

mereka sangat membutuhkannya.

2.

Terbatasnya Sumber Daya Alam
Argumen ini didasarkan pada kenyataan bahwa bumi kita ini mempunyai sumber daya
alam yang terbatas. Bisnis justru berlangsung dalam kenyataan ini, dengan berupaya
5

memanfaatkan secara bertanggung jawab dan bijaksana sumber daya alam yang
terbatas itu demi memenuhi kebutuhan manusia. Maka, bisnis diharapkan untuk tidak
hanya mengeksploitasi sumber daya alam yang terbatas itu demi keuntungan ekonomis,
melainkan juga ikut melakukan kegiatan sosial tertentu yang terutama bertujuan untuk
memelihara sumber daya alam. Ini juga pada akhirnya akan berguna bagi perusahaan
tersebut karena perusahaan tentu akan sulit bertahan kalau sumber daya alam yang
terbatas ini habis dieksploitasi tanpa dijaga kelestariannya
3.

Lingkungan Sosial yang Lebih Baik
Bisnis berlangsung dalam suatu lingkungan sosial yang mendukung kelangsungan dan

keberhasilan bisnis itu untuk masa yang panjang. Ini punya implikasi etis bahwa bisnis
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab moral dan sosial untuk memperbaiki
lingkungan sosialnya ke arah yang lebih baik. Semakin baiknya lingkungan sosial
dengan sendirinya akan ikut memperbaiki iklim bisnis yang ada. Dengan semakin
baiknya kondisi lapangan kerja, kekerasan sosial akibat pengangguran bisa dikurangi
atau diatasi. Dengan memperhatikan prasarana sosial di sekitarnya, kondisi bisnis pun
ikut diperbaiki. Dengan membantu memperbaiki keadaan sosial dan ekonomi
masyarakat sekitar, jurang kaya miskin akan sedikit diperkecil dan dengan demikian
masyarakat sekitar akan lebih menerima kehadiran perusahaan tersebut. Dengan
memberi pelatihan dan menampung tenaga kerja dari masyarakat sekitar, pada akhirnya
tingkat kehidupan ekonomi ikut diperbaiki. Sejalan dengan itu, daya beli masyarakat
juga diperbaiki yang pada akhirnya akan mampu menyerap produk perusahaan
tersebut. Ini pada gilirannya akan menguntungkan perusahaan tersebut

4.

Perimbangan Tanggung Jawab dan Kekuasaan
Keterlibatan sosial khusunya, maupun tanggung jawab sosial perusahaan secara
keseluruhan, juga dilihat sebagai suatu pengimbang bagi kekuasaan bisnis modern
yang semakin raksasa dewasa ini. Alasannyam bisnis mempunyai kekuasaan sosial
yang sangat besar. Bisnis mempengaruhi lingkungan, konsumen, kondisi masyarakat,
bahkan kehidupan budaya dan moral masyarakat, serta banyak bidang kehidupan
lainnya. Karena itu, tanggung jawab sosial sangat dibutuhkan untuk bisa mengimbangi
dan sekaligus mengontrol kekuasaan bisnis yang besar itu. Asumsinya, kekuasaan yang
terlalu besar dari bisnis, jika tidak diimbangi dan dikontrol dengan tanggung jawab
sosial, akan menyebabkan bisnis menjadi kekuatan yang merusak masyarakat
Sesungguhnya tanggung jawab sosial dan moral dapat berfungsi pula untuk mencegah
campur tangan pemerintah dalam kegiatan bisnis suatu perusahaan. Asumsinya, kalau
suatu perusahaan melakukan kegiatan bisnis sampai merugikan hak dan kepentingan
pihak lain (atau masyarakat secara keseluruhan), pemerintah, yang punya tugas utama
melindungi hak dan kepentingan setiap warga, akan bertindak. Itu berarti mau tidak mau
pemerintah akan menindak perusahaan tersebut, antara lain dengan mencabut izin
usaha perusahaan tersebut, atau paling kurang membatasi ruang gerak kegiatan bisnis
6

perusahaan tersebut. Padahal, kebebasan berbisnis adalah hal yang paling didambakan
setiap perusahaan
5.

Bisnis Mempunyai Sumber-Sumber Daya yang Berguna
Argumen ini mengatakan bahwa bisnis atau perusahaan sesungguhnya mempunyai
sumber daya yang sangat potensial dan berguna bagi masyarakat. Perusahaan tidak
hanya punya dana, melainkan juga tenaga profesional dalam segala bidang yang dapat
dimanfaatkan atau dapat disumbangkan bagi kepentingankemajuan masyarakat. Tidak
benar bahwa mereka hanya profesional dalam mencari keuntungan ekonomis. Mereka
juga profesional dalam mengelola, mengorganisasi, dan menjalankan kegiatan-kegiatan
tertentu yang bertujuan untuk memajukan masyarakat. Pengalaman mereka dalam
memecahkan berbagai persoalan bisnis akan sangat berguna untuk memecahkan
berbagai persoalan sosial yang dihadapi masyarakat. Itu tidak hanya disumbangkan
secara individual, melainkan juga dalam konteks perusahaan secara keseluruhan

6.

Keuntungan Jangka Panjang
Argumen ini mau menunjukkan bahwa bagi perusahaan, tanggung jawab sosial secara
keseluruhan, termasuk keterlibatan perusahaan dalam berbagi kegiatan sosial,
merupakan suatu nilai yang sangat positif bagi perkembangan dan kelangsungan
peruhaan itu dalan jangka panjang. Dengan tanggung jawab dan keterlibatan sosial
tercipta suatu citra yang sangat positif di mata masyarakat mengenai perusahaan itu.
Dengan peduli pada kepentingan masyarakat dan semua pihak terkait, yang mungkin
dalam jangka pendek merugikan secara finansial, dalam jangka panjang akan sangat
menguntungkan bagi perusahaan tersebut.

Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Asumsinya supaya tanggung jawab sosial dan moral itu benar - benar terlaksana,
dibutuhkan kondisi internal tertentu dalam perusahaan yang memungkinkan terwujudnya
tanggung jawab sosial dan moral itu.
Prinsip utama dalam suatu organisasi professional, termasuk perusahaan adalah bahwa
struktur mengikuti strategi dari organisasi atau perusahaan itu. Maka, tempat pertama harus
dirumuskan terlebih dahulu strategi perusahaan.
Akan tetapi, sesungguhnya strategi didasarkan pada tujuan serta misi yang diemban oleh suatu
perusahaan. Jadim strategi hanya bisa dirumuskan kalau tujuan dan misi suatu perusahaan
sudah jelas. Strategi hanya mengikuti dan dientukan oleh tujuan dan misi suatu perusahaan.
Kalau tujuannya hanyalah mengejar keuntungan jangka pendek, kalau tujuannya hanyalah
untuk mengalahkan perusahaan tertentu apapun cara dan biayanya, strateginya akan sangat
ditentukan oleh tujuan tersebut. Maka, sesungguhnya tujuan dan misi inilah yang membedakan
satu perusahaan dari perusahaan lainnya. Semu hal lainnya, berupa strategi dan struktur
organisasi memang ikut membedakan satu perusahaan dari perusahaan lain, tetapi dipengaruhi
oleh tujuan dan misi perusahaan tersebut.
7