ZHUCHAN SEM 5 PENDAPATAN NASIONAL INDONE

SEJARAH
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari
Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada
tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan
nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun,
pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut
pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam
perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur
kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product,
GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara
yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.

KONSEP
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional


Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu
negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di

wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang
modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan
dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara


Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu
tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang
berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang
beroperasi di wilayah negara tersebut.



Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung
menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang

dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak
lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.



Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima
oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran
transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan
nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para
pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk
mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba
perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak
dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan
tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang
dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk
dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).




Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap
untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari
personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax)
adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

Penghitungan
Jasa perbankan turut memengaruhi besarnya pendapatan nasional
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:


Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa,
bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu
periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada
perusahaan.




Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan
suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode
tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang
jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).



Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk
membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode

tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran
yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga
(Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih
antara nilai ekspor dikurangi impor (X-M)
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun
kemarin

Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420
triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga
tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%

Manfaat
Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan
data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu
periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk
mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat
digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara
jasa. Contohnya, berdasarkan perhitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia
termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk
negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.
Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya
kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian,
pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk
membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian

antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.

Faktor yang memengaruhi


Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap
barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu

daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada
berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara
keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaanperusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan nasional
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan
menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat
kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat
cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan
nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada
tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output
nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.



Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam
suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan
tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi.
Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita
lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang
membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan
pendapatan.



Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran
agregat.

PENDAPATAN NASIONAL DI INDONESIA
Posted on April 7, 2013 by josephinejoe


Salah satu indikator perekonomian suatu negara yang sangat penting adalah yang disebut dengan
pendapatan nasional. Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai suatu angka/nilai yang
menggambarkan seluruh produksi, pengeluaran ataupun pendapatan yang dihasilkan dari semua
pelaku atau sektor ekonomi dari suatu negara dalam kurun waktu tertentu.
# Pendapatan nasional sering dipergunakan sebagai indikator ekonomi dalam hal :
– Menentukan laju tingkat perkembangan atau pertumbuhan perekonomian suatu negara.
– Mengukur keberhasilan suatu negara dalam mencapai tujuan pembangunan ekonominya.
– Membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara dengan negara lainnya.

> Beberapa tokoh ekonomi yang memberikan masukan terhadap ukuran-ukuran kemakmuran
dan kesejahteraan diantaranya adalah :
1. Dudley Seers mengemukakan bahwa paling tidak ada 3 masalah pokok yang perlu
diperhatikan dalam mengukur tingkat pembangunan suatu negara, yaitu :
– Tingkat kemiskinan.
– Tingkat pengangguran.
– Tingkat ketimpangan diberbagai bidang.

2. J.L.Tamba berpendapat bahwa ada 4 hal sebagai dasar untuk mengukur perekonomian dan
kemakmuran di Indonesia, yaitu :
– Kesehatan dan keamanan.


– Pendidikan keahlian dan standart hidup.
– Pendapatan.
-Pemukiman.

*Untuk mendapatkan nilai atau angka indikator tersebut digunakan 3 pendekatan perhitungan
yakni :
A. Pendekatan Produksi
B. Pendekatan Pengeluaran
C. Pendekatan Pendapatan
*Sedangkan konsep perhitungan yang dipergunakan adalah :
a. konsep kewarnegaraan
b. konsep kewilayahan

A. Menghitung Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Produksi (GDP)
GDP (Gross Domestic Product) atau produksi domestik bruto adalah pendapatan nasional yang
nilainya dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh kegiatan produksi yang dilakukan oleh
semua pelaku atau sektor ekonomi di wilayah Indonesia, dalam kurun waktu tertentu.
Yang perlu diingat dalam perhitungan tersebut, jangan sampai terjadi perhitungan ganda ( double
counting) yang dapat menyebabkan pendapatan nasional (GDP) Indonesia tampak lebih besar.

Salah satu akibatnya adalah, seolah-olah negara Indonesia sudah cukup maju dan makmur
(terlihat dari GDP yang tampak besar), sehingga bantuan luar negeri akan diarahkan ke negara
yang lebih membutuhkan dengan demikian kita akan kehilangan kesempatan mendapatkan
tambahan dana pembangunan, sedangkan kita sesungguhnya masih sangat membutuhkannya.
Pendekatan ini dapat dirumuskan:
PDB = C + I + G + (X-M) atau
PDB = C + S + G + (X-M)
Keterangan :
PDB : Produk Domestik Bruto
C : Konsumsi rumah tangga
I : Investasi
S : Tabungan

G : Pengeluaran pemerintah
X : Total Expor
M : Total Impor
Untuk menghindari kesalahan perhitungan ganda tersebut dapat digunakan salah satu dari 2 cara
dibawah ini yaitu :
1. GDP dihitung hanya dari nilai akhir dari suatu produk saja, misalnya untuk industri otomotif,
hasil akhirnya saja (mobil) yang akan dihitung.

2. Dengan menjumlahkan nilai tambah dari masing-masing komoditi yang dihasilkan oleh
masing-masing produsen, sehingga jika kita gunakan ilustrasi diatas, maka pendapatan nasional
(GDP) Indonesia dengan cara ini akan menghasilkan jumlah yang sama.

>Sebagai catatan : Gross Domestic Product ini diperoleh dengan menggunakan konsep
kewilayahan, artinya nilai produksi tersebut diperoleh dari seluruh kegiatan produksi dari semua
pelaku ekonomi yang melaksanakan kegiatan produksinya di wilayah Indonesia saja, tidak
dilihat apakah dia berwarga negara Indonesia atau warga negara asing.

B. Menghitung Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Pengeluaran (GNP)
GNP (Gross National Product) adalah pendapatan nasional yang nilainya diperoleh dengan cara
menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh semua pelaku atau sektor ekonomi di
Indonesia, yang berwarga negara Indonesia, dalam kurun waktu tertentu. Cara memperoleh nilai
GNP ini sangat berbeda dengan GDP, jika GDP dibatasi oleh wilayah, maka GNP dibatasi oleh
kewarnegaraan, karena konsep yang dipergunakannya adalah konsep kewarnegaraan, artinya
nilai pengeluaran tersebut dihitung dari pelaku ekonomi yang berkewarnegaraan Indonesia saja.
+> Ilustrasi perhitungannya adalah ;
Pengeluaran dari sektor rumah tangga (untuk konsumsi)

xxx

Pengeluaran dari sektor swasta (untuk investasi)

xxx

Pengeluaran Pemerintah (Government expenditure)

xxx

Sektor luar negeri/ekspor netto ( ekspor-impor)

(xxx)

Pendapatan nasional (GNP)

xxx

+

C. Menghitung Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Pendapatan (NI)
NI (National Income) adalah pendapatan nasional yang nilainya di dapat dengan cara
menjumlahkan semua hasil atau pendapatan yang diperoleh semua pelaku atau sektor ekonomi di
Indonesia dalam kurun waktu tertentu. Nilai NI inilah yang tampaknya oleh kalangan akademis
dinotasikan dengan Y
+> Ilustrasi Perhitungan adalah :
Pendapatan dari sektor rumah tangga berupa gaji atau upah

xxx

Pendapatan dari sektor swasta laba

xxx

Pendapatan pemerintah

xxx

Pendapatan sektor luar negeri, devisa misalnya

xxx

Pendapatan Nasional (NI)

+

xxx

=> Secara Prinsip ketiga jenis pendapatan nasional tersebut dapat menghasilkan nilai sama, tentu
saja dengan sedikit penyesuaian, yaitu :
Agar pendapatan nasional (GNP) nilainya sama dengan GDP, maka GNP tersebut harus
dikurangi terlebih dahulu dengan apa yang disebut dengan “Pendapatan netto luar negeri dari
faktor produksi”. Yang dimaksud dengan pendapatan netto luar negeri terhadap faktor produksi
adalah selisih antara penerimaan sumber daya Indonesia yang bekerja di negara lain dengan
pengeluaran negara Indonesia untuk orang asing yang bekerja di Indonesia. Dan bila dilihat dari
neraca jasa Indonesia, masih menunjukkan nilai yang negatif (defisit). Hal ini perlu dilakukan
mengingat dasar perhitungan kedua jenis pendapatan nasional tersebut dengan pendekatan dan
konsep perhitungan yang berbeda (kewarnegaraan dan kewilayahan). Dengan demikian jika
dituliskan dalam bentuk formula adalah :
> GDP = GNP – pendapatan netto luar negeri terhadap faktor produksi
> GDP = GNP – ( penerimaan faktor produksi WNI di luar negeri – penerimaan faktor produksi
WNA di Indonesia)

Sedangkan untuk menyesuaikan kedua jenis pendapatan nasional tersebut dengan NI diperlukan
formula sebagai berikut ;
> NI = GNP – Depresiasi –Tx tak langsung, dimana GNP – Depresiasi sendiri sering disebut
dengan NNP (Net National Product) atau produksi nasional bersih.

> NI = GDP –Depresiasi – Tx tak langsung, dimana GDP – Depresiasi sendiri sering disebut
dengan NDP (Net Domestic Product) atau produksi domestik bersih.

Pendapatan Nasional
II. Pendapatan Nasional
1. Pengertian Pendapatan Nasional
Dalam ilmu ekonomi pendapatan nasional merupakan konsep yang menarik untuk
dipelajari. Setiap kegiatan ekonomi dalam suatu negara pasti berkaitan pendapatan
nasional. Tingkat perkembangan ekonomi suatu negara juga dapat dilihat dari pendapatan
nasionalnya. Usaha-usaha pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh setiap negara pasti
diarahkan untuk meningkatkan untuk menstabilkan pendapatan nasional.
Pendapatan nasional adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
suatu perekonomian dalam periode tertentu yang dihitung berdasarkan nilai pasar. Setiap
negara memiliki suatu sistem perhitungan pendapatan nasional. Sistem tersebut
merupakan suatu cara mengumpulkan informasi perhitungan terhadap hal-hal sebagai
berikut.
a. Nilai berbagai ibarang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara
b. Nilai berbagai jenis pengeluaran atas produk nasional
c. Jumlah pendapatan yang diterima oleh berbagai faktor produksi yang digunakan
untuk menciptakan produk nasional tersebut.
2. Konsep-Konsep Pendapatan Nasional

a. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah nilai seluruh barang dan jasa yang diproduksi
oleh suatu negara dalam periode tertentu atau satu tahun termasuk barang dan jasa
yang diproduksi oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut dan oleh penduduk
negara lain yang tinggal di negara bersangkutan.

b. Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP)
Produk Nasional Bruto adalah total nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
masyarakat suatu negara selama periode tetentu baik yang tinggal di dalam negeri
maupun di luar negeri.
c. Produk Nasional Netto (PNN) atau Net National Product (NNP)
Produk Nasional Neto adalah produk nasional bruto dikurangi penyusutan barangbarang
pengganti modal dalam proses produksi.
d. Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) = NNI
Pendapatan Nasional Neto adalah produk nasional neto dikurangi dengan pajak tidak
langsung dan ditambah dengan subsidi
e. Pendapatan Perorangan (Personal Income = PI)
Pendapatan Perongan adalah seluruh jumlah seluruh penerimaan yang benar-benar
sampai di tangan masyarakat ditulis dalam rumus: PI = NNI = transfer payment –
(laba ditahan + iuran asudanri + iuran jaminan sosial + pajak perseorangan)
f. Pendapatan Disposable/ setelah pajak (Disposible Income)
Pendapatan Disposible adalah pendapatan perseorangan setelah dikurangi dengan pajak
penghasilan. Rumusnya: Disposible Income = Personal Income – Pajak Penghasilan.
g. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah keseluruhan dari nilai tambah bruto yang
berhasil diciptakan oleh seluruh kegiatan ekonomi yang berada pada suatu wilayah selama
periode tertentu.
II. Metode Perhitungan Pendapatan Naisonal
Ada beberapa pendekatan untu menghitung pendapatan nasional antara lain sebagai berikut:
1. Pendekatan Pendapatan
Pendekatan Pendapatan (income a product) adalah suatu pendekatan dimana pendapatan nasional
diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang memberi
sumbangan terhadap proses produksi.
a. Kompensasi untuk pekerja

Pekerja mendapat upah dan gaji serta penerimaan lain, seperti pemberian tunjangan pensiun,
jaminan sosial, dan pendapatan lainnya.
b. Keuntungan Perusahaan
Merupakan pendapatan yang dihasilkan suatu perusahaan karena mengelola sumber daya yang
dimilikinya
c. Pendapatan Usaha Perorangan
Merupakan pendapatan yang diterima dari enggunaan tenaga kerja dan hasil usaha orangan,
seperti petani
d. Pendapatan Sewa
Merupakan balas jasa yang diberikan pada pemilik sumber daya yang digunakan untuk kegiatan
ekonomi
e. Bunga Netto
Bunga neto dibayar oleh perusahaan sikurangi dengan bunga uang diterima oleh perusahaan,
ditambah netto yang diterima dari luar negeri
Pendapatan nasional berdasarkan pendekatan pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut
NI = Yw + Yr + Yi + Yp
Keterangan :
NI = Pendapatan Nasional
Yw = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
Yr = Pendapatan bersih dari sewa
Yi = Pendapatan dari bunga
Yp = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan
2. Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai tambah eluruh banda dan jasa
yang dihasilkan oleh berbagai sektor di dalam perekonomian.
Pendekatan Pengeluaran
Pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlakan nilai pasar dari pengeluaran sektor
rumah tangga untuk barang konsumsi dan jasa (C) pengeluaran investasi (I), tabungan (S),
pengeluaran pemerintah (G), pengeluaran sektor ekspor impor (X-M)
Pendekatan ini dapat dirumuskan:

PDB = C + I + G + (X-M) atau
PDB = C + S + G + (X-M)
Keterangan :
PDB : Produk Domestik Bruto
C : Konsumsi rumah tangga
I : Investasi
S : Tabungan
G : Pengeluaran pemerintah
X : Total Expor
M : Total Impor
Perhitungan Pendapatan Nasional
Produk Pamesti Bruto (PPB)
Dikurangi pendapatan netto luar negeri
Produk Nasional Bruto (PNB)
Penyusutan
Produk Nasional Netto (NNP)
Pajak tak langsung
Pendapatan Nasional Netto (NNI)
Transfer payment
Dikurangi
Dana jamsos
Pajak penghasilan
Laba tak dibagi
Pendapatan Perseorangan (PI)
Pajak langsung
Pendapatan disposibel (DI)
Manfaat Penghitungan Pendapatan NasionaL
Tujuan penghitungan pendapatan nasional untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara
dan mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu
negara dalam waktu satu tahun. Manfaat yang diperoleh dari penghitungan pendapatan nasional
adalah sebagai berikut:
Mengetahui dan menelaah kondisi atau struktur perekonomian
Dari perhitungan pendapatan nasional, kita dapat menggolongkan suatu negara sebagai negara
industri, pertanian atau jasa. Dapat ditentukan pula besarnya sektor-sektor industri, pertanian,
pertambangan, dan lain-lain. Berdasarkan pendapatan nasional dapat kita ketahui bahwa

Indonesia adalah negara pertanian atau agraris, sedang Amerika Serikat, negara-negara di Eropa
dan Jepang adalah negara Industri.
Menurut PBB, perekonomian suatu negara terdiri dari 11 sektor usaha, yaitu sebagai berikut:
Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
Pertambangan dan penggalian
Industri pengolahan
Listrik, gas, dan air minum
Bangunan
Perdagangan, hotel, dan restoran
Pengangkutan dan komunikasi
Bank dan lembaga keuangan lainnya
Sewa rumah
Pemerintah dan pertahanan
Jasa-jasa lain
Membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu
Data mengenai pendapatan nasional dibuat setiap tahun, maka kita dapat membandingkan
besarnya pendapatan nasional suatu negara dari tahun ke tahun. Perbandingan tersebut
diharapkan dapat memberikan informasi sebagai berikut.
Ada tidaknya kenaikan/penurunan perekonomian
Ada tidaknya perubahan struktur ekonomi
Pertambahan dan pengurangan kemakmuran materiil
Kenaikan atau penurunan pendapatan per kapita berdasakarn jumlah penduduknya.
Membandingkan perekonomian antarbangsa atau antar daerah
Data perhitungan pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk membandingkan
perekonomian suatu negara dengan negara laindan antar satu daerah/provinsi dengan
daerah/provinsi lain. Kita dapat membandingkan pendapatan per kapita antara Amerika Serikat
dengan Jepang dan antara Jawa Tengah dengan Jawa Timur. Perbandingan ini berguna untuk
menilai seberapa jauh kita tertinggal atau lebih maju dibandingkan dengan negara lain yang yang
lebih maju atau lebih terbelakang dari kita.
Merumuskan kebijaksanaan pemerintah
Perhitungan pendapatan nasional berguna pula untuk membantu merumuskan kebijakan
pemerintah. Seandainya kita menginginkan pertumbuhan produk nasional bruto setinggi 8%,
maka perhitungan pendapatan nasional inilah yang kita lihat. Dengan mengetahui proporsi

masing-masing sektor, pertanian 8% itu dialokasikan kepada sektor pertanian misalnya 5%,
sektor industri 15%, pertambangan 12% dan seterusnya.
Dari kecepatan pertumbuhan sektor pertanian dalam subsektor tanaman bahan makanan
pemerintah dapat menentukan kebijakan pengadaan pangan. Misalnya dapat tidaknya bahan
makanan disediakan dari produksi dalam negeri dan seberapa besar masih harus diimpor.
Berdasarkan pendapatan per kapita, pemerintah dapat pula menentukan kebijakan kependudukan
dan penggunaan dana investasi.
Pendapatan Per kapita
Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata untuk masing-masing penduduk dalam suatu
negara selama satu periode tertentu. Adapun rumusnya sebagai berikut.
Pendapatan Per Kapita=(Pendapatan nasional)/(Jumlah penduduk)
Pendapatan per kapita terhitung secara berkala, biasanya per satu tahun.
Sebagai data perbandingan tingkat kesejahteraan suatu negara dengan negara lain
Sebagai perbandingan tingkat standar hidup suatu negara dengan negara lain
Sebagai data untuk kebijakan atau sebgai bahan baku pertimbangan mengambil kebijakan atau
sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil langkah ekonomi
Sebagai data untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu Negara
Pendapatan per kapita sebagai barometer untuk mengukur taraf hidup rata-rata masyarakat suatu
negara masih ada kekurangan-kekurangan, hal ini disebabkan oleh berikut ini.;
Tingginya pendapatan per kapita suatu negara dalam perhitungannya kurang
memperhatikan aspek pemerataan distribusi pendapatan dan harga barang keperluan sehari-harI
Tingginya pendapatan per kapita belum tentu mencerminkan secara realistis tingkat
kesejahteraan masyarakat, karena ada faktor-faktor lain yang sifatnya relatif atau sangat subjektif
sehingga sulit diukur tingkat kesejahteraannya.
Tingginya pendapatan per kapita tidak menjelaskan mengenai masalah pengangguran
yang ada serta berapa lama seseorang itu bekerja.
Berdasarkan Bank Dunia (World Bank) tingkat pendapatan per kapita suatu negara dibedakan
menjadi empat kelompok ;
Negara berpendapatan rendah (Low Income Economics)

Negara berpendapatan rendah yaitu negara yang memiliki PNB per kapita $ 675 atau kurang
Negara yang berpendapatan menengah ke bawah (Lower Middle Economics)
Negara yang berpendapatan menengah ke bawah, yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per
kapita antara $ 675 – $ 2.695
Negara yang berpendapatan menengah tinggi (Upper Middle Economics)
Negara yang berpendapatan menengah tinggi, yaitu negara yang mempunyai PNB per kapita
antara $ 2.695 – $ 8.355
Negara yang berpendapatan tinggi (High Income Economics)
Negara yang berpendapatan tinggi yaitu negara yang mempunyai PNB per kapita diatas $ 8.355
Pendekatan Pengeluaran
Pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlakan nilai pasar dari pengeluaran sektor
rumah tangga untuk barang konsumsi dan jasa (C) pengeluaran investasi (I), tabungan (S),
pengeluaran pemerintah (G), pengeluaran sektor ekspor impor (X-M)
Pendekatan ini dapat dirumuskan:
PDB = C + I + G + (X-M) atau
PDB = C + S + G + (X-M)
Keterangan :
PDB : Produk Domestik Bruto
C : Konsumsi rumah tangga
I : Investasi
S : Tabungan
G : Pengeluaran pemerintah
X : Total Expor
M : Total Impor
Perhitungan Pendapatan Nasional
Produk Pamesti Bruto (PPB)
Dikurangi pendapatan netto luar negeri
Produk Nasional Bruto (PNB)
Penyusutan
Produk Nasional Netto (NNP)
Pajak tak langsung
Pendapatan Nasional Netto (NNI)
Transfer payment
Dikurangi
Dana jamsos

Pajak penghasilan
Laba tak dibagi
Pendapatan Perseorangan (PI)
Pajak langsung
Pendapatan disposibel (DI)
Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional
Tujuan penghitungan pendapatan nasional untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara
dan mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu
negara dalam waktu satu tahun. Manfaat yang diperoleh dari penghitungan pendapatan nasional
adalah sebagai berikut:
Mengetahui dan menelaah kondisi atau struktur perekonomian
Dari perhitungan pendapatan nasional, kita dapat menggolongkan suatu negara sebagai negara
industri, pertanian atau jasa. Dapat ditentukan pula besarnya sektor-sektor industri, pertanian,
pertambangan, dan lain-lain. Berdasarkan pendapatan nasional dapat kita ketahui bahwa
Indonesia adalah negara pertanian atau agraris, sedang Amerika Serikat, negara-negara di Eropa
dan Jepang adalah negara Industri.
Menurut PBB, perekonomian suatu negara terdiri dari 11 sektor usaha, yaitu sebagai berikut:
Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
Pertambangan dan penggalian
Industri pengolahan
Listrik, gas, dan air minum
Bangunan
Perdagangan, hotel, dan restoran
Pengangkutan dan komunikasi
Bank dan lembaga keuangan lainnya
Sewa rumah
Pemerintah dan pertahanan
Jasa-jasa lain
Membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu
Data mengenai pendapatan nasional dibuat setiap tahun, maka kita dapat membandingkan
besarnya pendapatan nasional suatu negara dari tahun ke tahun. Perbandingan tersebut
diharapkan dapat memberikan informasi sebagai berikut.
Ada tidaknya kenaikan/penurunan perekonomian
Ada tidaknya perubahan struktur ekonomi
Pertambahan dan pengurangan kemakmuran materiil
Kenaikan atau penurunan pendapatan per kapita berdasakarn jumlah penduduknya.

Membandingkan perekonomian antarbangsa atau antar daerah
Data perhitungan pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk membandingkan
perekonomian suatu negara dengan negara laindan antar satu daerah/provinsi dengan
daerah/provinsi lain. Kita dapat membandingkan pendapatan per kapita antara Amerika Serikat
dengan Jepang dan antara Jawa Tengah dengan Jawa Timur. Perbandingan ini berguna untuk
menilai seberapa jauh kita tertinggal atau lebih maju dibandingkan dengan negara lain yang yang
lebih maju atau lebih terbelakang dari kita.
Merumuskan kebijaksanaan pemerintah
Perhitungan pendapatan nasional berguna pula untuk membantu merumuskan kebijakan
pemerintah. Seandainya kita menginginkan pertumbuhan produk nasional bruto setinggi 8%,
maka perhitungan pendapatan nasional inilah yang kita lihat. Dengan mengetahui proporsi
masing-masing sektor, pertanian 8% itu dialokasikan kepada sektor pertanian misalnya 5%,
sektor industri 15%, pertambangan 12% dan seterusnya.
Dari kecepatan pertumbuhan sektor pertanian dalam subsektor tanaman bahan makanan
pemerintah dapat menentukan kebijakan pengadaan pangan. Misalnya dapat tidaknya bahan
makanan disediakan dari produksi dalam negeri dan seberapa besar masih harus diimpor.
Berdasarkan pendapatan per kapita, pemerintah dapat pula menentukan kebijakan kependudukan
dan penggunaan dana investasi.
Pendapatan Per kapita
Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata untuk masing-masing penduduk dalam suatu
negara selama satu periode tertentu. Adapun rumusnya sebagai berikut.
Pendapatan Per Kapita=(Pendapatan nasional)/(Jumlah penduduk)
Pendapatan per kapita terhitung secara berkala, biasanya per satu tahun.
Sebagai data perbandingan tingkat kesejahteraan suatu negara dengan negara lain
Sebagai perbandingan tingkat standar hidup suatu negara dengan negara lain
Sebagai data untuk kebijakan atau sebgai bahan baku pertimbangan mengambil kebijakan
atau sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil langkah ekonomi
Sebagai data untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara
Pendapatan per kapita sebagai barometer untuk mengukur taraf hidup rata-rata masyarakat suatu
negara masih ada kekurangan-kekurangan, hal ini disebabkan oleh berikut ini.
Tingginya pendapatan per kapita suatu negara dalam perhitungannya kurang
memperhatikan aspek pemerataan distribusi pendapatan dan harga barang keperluan sehari-hari
Tingginya pendapatan per kapita belum tentu mencerminkan secara realistis tingkat

kesejahteraan masyarakat, karena ada faktor-faktor lain yang sifatnya relatif atau sangat subjektif
sehingga sulit diukur tingkat kesejahteraannya.
Tingginya pendapatan per kapita tidak menjelaskan mengenai masalah pengangguran
yang ada serta berapa lama seseorang itu bekerja.
Berdasarkan Bank Dunia (World Bank) tingkat pendapatan per kapita suatu negara dibedakan
menjadi empat kelompok
Negara berpendapatan rendah (Low Income Economics)
Negara berpendapatan rendah yaitu negara yang memiliki PNB per kapita $ 675 atau kurang
Negara yang berpendapatan menengah ke bawah (Lower Middle Economics)
Negara yang berpendapatan menengah ke bawah, yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per
kapita antara $ 675 – $ 2.695
Negara yang berpendapatan menengah tinggi (Upper Middle Economics)
Negara yang berpendapatan menengah tinggi, yaitu negara yang mempunyai PNB per kapita
antara $ 2.695 – $ 8.355
Negara yang berpendapatan tinggi (High Income Economics)
Negara yang berpendapatan tinggi yaitu negara yang mempunyai PNB per kapita diatas $ 8.355
Manfaat perhitungan pendapatan per kapita:
1. Untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara dari tahun ke
tahun
2. Sebagai data perbandingan tingkat suatu negara dengan negara lain
3. Sebagai perbandingan tingkat standar hidup negara dengan negara lainnya
4. Sebagai data untuk mengambil kebijakan di bidang ekonomi
V. Hubungan Pendapatan Nasional Penduduk dan Pendapatan Per Kapita
Pendapatan nasional sebuah negara tinggi, tetapi jumlah penduduknya besar maka pendapatan
per kapitanya akan rendah. Sebaliknya pendapatan nasional rendah, tetapi jumlah penduduk
kecil, pendapatan per kapitanya mungkin tinggi. Pendapatan per kapita yang tinggi memberikan
gambaran umum tentang kesejahteraan penduduk, tetapi belum tentu selurh rakyat menikmat
kemakmuran. Untuk itu harus ada aspek pemerataan pendapatan.
Untuk mengukur tingkat pemerataan pendapatan biasa digunakan Koefisien Gini (Gini Ratio).
Adapu kurva yang menggambarkan hubungan kuantitatif antara persentase penduduk sebagai
penerima pendapatan dengan persentase pendapatan yang nyata-nyata diterima disebut Kurva
Lorenz.

VI. Membandingkan PDB dan Pendapatan Per Kapita Indonesia dengan Negara Lain
Berdasarkan PDB suatu negara bisa menunjukkan tingkat produktivitas masyarakat di negara
tersebut dalam menghasilkan barang dan jasa. Berikut ini kita akan melihat PDB yang dihasilkan
Indonesia dibandingkan dengan negara lain.
VII PDB Indoneia Menurut Sektor Usaha
PDB Indonesi menurut sektor usaha dari tahun 1004 – 2009 seperti dalam tabel di bawah ini :
Slide 1

apangan Usaha
1. Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan
Perikanan

2004

2005

2006

2007

2008*

2009**

247.163,6

253.881,7

262.402,8

271.509,3

284.620,7

296.369,3

2. Pertambangan dan Penggalian160.100,5

165.222,6

168.031,7

171.278,4

172.442,7

179.974,9

3. Industri Pengolahan

469.952,4

491.561,4

514.100,3

538.084,6

557.764,4

569.550,8

4. Listrik, Gas & Air Bersih

10.897,6

11.584,1

12.251,0

13.517,0

14.993,6

17.059,8

5. Konstruksi

96.334,4

103.598,4

112.233,6

121.808,9

130.951,6

140.184,2

293.654,0

312.518,7

340.437,1

363.813,5

367.958,8

109.261,5

124.808,9

142.326,7

165.905,5

191.674,0

161.252,2

170.074,3

183.659,3

198.799,6

208.832,2

181.706,0

193.024,3

205.371,5

6. Perdagangan, Hotel &
271.142,2
Restoran
7. Pengangkutan dan
96.896,7
Komunikasi
8. Keuangan, Real Estate & Jasa
151.123,3
Perusahaan
9. Jasa-jasa

152.906,1

160.799,3

170.705,4

Produk Domestik Bruto

1.656.516,8

1.750.815,2

1.847.126,7 1.964.327,3

2.0

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Allah SWT mungkin saya tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar pengaruh Pendapatan
Nasional Indonesia terhadap bangsa Indonesia yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini saya susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Pendapatan Nasional Indonesia” dan sengaja dipilih karena
mendapatkan tugas dari dosen pembimbing dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang
peduli terhadap dunia pendidikan.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu
pembelajaran agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Terima kasih.
Penulis
INTAN RATNAWATI

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………………1
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………………..2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
MASALAH………………………………………………………………………………………3
B. TUJUAN
PENULISAN……………………………………………………………………………………3
C. IDENTIFIKASI
MASALAH………………………………………………………………………………………3
D. PERUMUSAN
MASALAH……………………………………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN
1.PENGERTIAN PENDAPATAN
NASIONAL…………………………………………………………………..5
2.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NASIONAL
INDONESIA……………………………………………5
3.KONSEP DAN MENGHITUNG GNP (PDB), PDRB, GNP (PNB), NNP (PNN) , NNI, PI, dan
DI………...6
4.INFORMASI TANTANG PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA DARI TAHUN KE
TAHUN……….11
5.PERBANDINGAN PERKAPITA INDONESIA DENGAN NEGARA
LAIN……………………………………….11
BAB III PENUTUP
SIMPULAN……………………………………………………………………………..13
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………..14

BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG MASALAH
pendapatan nasional merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu Negara meningkatkan
pertumbuhan ekonominya. Pendapatan nasional adalah proses kenaikan kapasitas mendapatkan
upah, laba atau gaji dari suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan Suatu Negara tersebut. Mengingat konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolak ukur
penilaian Pendapatan Nasional dan Pertumbuhan ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta
diterapkan secara luas, maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha
mempelajari hakekat dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut.
Oleh karena itu mempelajari pendapatan nasional adalah hal yang sangat penting bagi kita
semua, karena para ekonom dan politisi dari semua negara, baik negara-negara kaya maupun
miskin, yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya sangat
mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic growth).
B.TUJUAN PENULISAN
Judul materi makalah ini sengaja dipilih agar pembaca dapat memperluas wawasan lebih luas
tentang pendapatan nasional khususnya di negara Indonesia, untuk mengetahui seberapa besar
dan sejauh mana pertumbuhan ekonomi Negara kita dan bagaimana cara supaya Ekonomi
Indonesia juga dapat meningkat seperti halnya dengan negara-negara maju. Meningkatkan
pendapatan nasional supaya rakyat dinegara Indonesia dapat makmur seperti di Negara-negara
maju, serta bagaimana cara-cara untuk menghitung pendapatan nasional.
C. IDENTIFIKASI MASALAH
Sesuai dengan judul makalah ini “ Pendapatan Nasional Indonesia “ , maka disini akan
membahas tentang materi Pendapatan Nasional Indonesia. Dari Pengertian tentang pendapatan
nasional , konsepn, kompenen, Cara menghitung pendapatan nasional, serta informasi tentang
pendapatan nasional Indonesia yang terbaru saat ini.
D.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hasil survey dari masyarakat, ternyata mereka banyak yang tidak mengerti tentang
apakah yang dimaksud dengan pendapatan nasional. Oleh karena itu akan dibahas dan dirinci
tentang apapun yang menyangkut pendapatan nasional , khususnya pendapatan nasional
Indonesia.
Pengertian Pendapatan Nasional.
Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional Indonesia.
Konsep Dan Menghitung GNP (PDB), PDRB, GNP (PNB), NNP (PNN) , NNI, PI, dan DI.
Informasi Tentang Pendapatan Nasional Indonesia Dari Tahun Ke Tahun.
Perbandingan Pendapatan Per Kapita Indonesia Dengan NegARA LAIN.

BAB II
PEMBAHASAN
1.PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh penduduk
dalam suatu negara selama satu tahun.
2.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA.
2.1 Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barangbarang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari
keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat
harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran
barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga
tertentu.
Konsumsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional. Jika terjadi
perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan
perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi
secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan
kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan
mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung
menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah
pengangguran.
2.2 Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu
perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving)
adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi,
pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes
yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam
konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
2.3 Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.
3. KONSEP DAN MENGHITUNG GNP (PDB), PDRB, GNP (PNB), NNP (PNN) , NNI, PI,
dan DI.
3.1 Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross Domestic Product (GDP)
Sebelum kita dapat menghitung pendapatan nasional terlebih dahulu kita harus tahu apa yang
dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross Domestic Product (GDP), karena PDB
merupakan salah satu instrumen penting untuk dapat menghitung pendapatan nasional. PDB
merupakan nilai dari akhir keseluruhan barang/jasa yang dihasilkan oleh semua unit ekonomi
dalam suatu negara, termasuk barang dan jasa yang dihasilkan warga negara lain yang tinggal di
negara tersebut.
Penghitungan nilai PDB dapat dilakukan atas dua macam dasar harga yaitu :
PDB atas dasar harga berlaku, merupakan PDB yang dihitung dengan dasar harga yang berlaku
pada tahun tersebut. PDB atas dasar harga berlaku berfungsi untuk melihat
dinamika/perkembangan struktur ekonomi yang riil pada tahun tersebut.

PDB atas dasar harga konstan, merupakan PDB yang dihitung dengan dasar harga yang berlaku
pada tahun tertentu. PDB atas dasar harga konstan berfungsi untuk melihat pertumbuhan
ekonomi dari tahun ke tahun. Contohnya jika kita ingin mengetahui berapa persen kenaikan PDB
dari tahun 1998, 1999 dan tahun 2000, karena nilai/harga suatu produk tiap tahun berubah-ubah
maka kita harus mengubah nilai PDB tahun 1998 dan 1999 dengan dasar harga tahun 2000
sehingga akan terlihat dengan jelas besaran kenaikan dari tiap tahunnya.
3.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Pembangunan suatu daerah dapat berhasil dengan baik apabila didukung oleh suatu perencanaan
yang mantap sebagai dasar penentuan strategi, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil
pembangunan yang telah dicapai. Dalam menyusun perencanaan pembangunan yang baik perlu
menggunakan data-data statistik yang memuat informasi tentang kondisi riil suatu daerah pada
saat tertentu sehingga kebijakan dan strategi yang telah atau akan diambil dapat dimonitor dan
dievaluasi hasil-hasilnya. Salah satu indikator ekonomi makro yang biasanya digunakan untuk
mengevaluasi hasil-hasil pembangunan di suatu daerah dalam lingkup kabupaten dan kota adalah
Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB kabupaten/kota menurut lapangan usaha (Industrial
Origin).
Penghitungan PDRB diperoleh melalui tiga pendekatan :
 Pendekatan Produksi
Dalam pendekatan ini PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Unit produksi
dalam penyajiannya dikelompokkan dalam 9 sektor atau lapangan usaha yaitu:
 Pertanian.
 Pertambangan dan Penggalian.
 Industri Pengolahan.
 Listrik, Gas, dan Air Bersih.
 Bangunan.
 Perdagangan, Hotel, dan Restoran.
 Pengangkutan dan Komunikasi.
 Jasa Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.
 Jasa-jasa.
 Pendekatan Pendapatan
Menurut pendekatan pendapatan, PDRB adalah penjumlahan semua komponen permintaan
terakhir, yaitu:
 Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung.
 Konsumsi pemerintah.
 Pembentukan modal tetap domestik bruto.
 Perubahan stok.
 Ekspor neto, dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Ekspor neto adalah ekspor
dikurangi impor.
 Pendekatan Pengeluaran
Menurut pendekatan pengeluaran, PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor
produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu

(biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa
tanah, bunga modal dan keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum dipotong pajak
penghasilan dan pajak langsung lainnya.
Dalam pengertian PDRB kecuali faktor pendapatan, termasuk pula komponen penyusutan dan
pajak tidak langsung neto. Jumlah semua komponen pendapatan ini menurut sektor disebut
sebagai nilai tambah bruto sektoral. Produk domestik bruto merupakan jumlah dari nilai tambah
bruto seluruh sektor (lapangan usaha).
Dari 3 pendekatan tersebut secara konsep jumlah pengeluaran tadi harus sama dengan jumlah
barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk
faktor-faktor produksinya. Selanjutnya produk domestik regional bruto yang telah diuraikan di
atas disebut sebagai Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar, karena mencakup
komponen pajak tidak langsung neto.
3.3 Produk Nasional Bruto (PNB)/Gross National Product (GNP)
Produk Nasional Bruto (PNB)/Gross National Product (GNP) adalah jumlah barang dan jasa
yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara baik yang tinggal di dalam negeri
maupun di luar negeri, tetapi tidak termasuk warga negara asing yang tinggal di negara tersebut,
atau dengan kata lain PNB/GNP adalah jumlah Produk Domestik Bruto ditambah dengan
pendapatan neto dari luar negeri (penghasilan neto) adalah penghasilan dari warga negara yang
bekerja di luar negeri dikurangi penghasilan warga negara lain yang bekerja di dalam negeri).
Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut : PNB = PDB + Pendapatan Neto dari luar negeri (Net
Factor Income from Abrood)
di mana,
 PNB = Produk Nasional Bruto/Gross National Product (GNP).
 PDB = Produk Domestic Bruto/Gross Domestic Product (GDP).
 Pendapatan Neto = Pendapatan dari warga negara yang tinggal di luar negeri dikurangi
pendapatan warga negara asing yang bekerja di dalam negeri.
Contoh :
Hardi warga negara Indonesia, bekerja di Indonesia dengan pendapatan Rp2.000.000,00 Paul
warga negara asing tinggal dan bekerja di Indonesia, pendapatan Rp3.000.000,00 Ali warga
negara Indonesia tinggal dan bekerja di luar negeri dengan pendapatan Rp1.000.000,00.
Maka PDB (GDP) = pendapatan Hardi + pendapatan Paul = Rp2.000.000,00 + Rp3.000.000,00 =
Rp5.000.000,00.
Penghasilan Neto = pendapatan Ali − pendapatan Paul = Rp1.000.000,00 − Rp3.000.000,00 =
-Rp2.000.000,00,
dengan menerapkan rumus di atas dapat kita ketahui PNB adalah:
PNB (GNP) = PDB + Penghasilan Neto
= Rp5.000.000,00 + (- Rp2.000.000,00)
= Rp3.000.000,00
3.4 Produk Nasional Neto (PNN)/Net National Product (NNP)
Sering disebut pula Net National Product atas dasar harga pasar yaitu GNP dikurangi
depresiasi/penyusutan atas barang modal dalam proses produksi selama satu tahun.
Persamaan matematiknya: NNP = GNP - Depresiasi
Contoh:

Pada tahun 2003 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku 2.007.191,1 milliar rupiah dan
depresiasi/penyusutan sebesar 104.337,9 milliar maka: NNP
= 2.007.191,1 − 104.337,9 =
1.902.853,2 milliar
3.5 Pendapatan Nasional Neto/Net National Income (NNI)
Juga sering disebut Net National Product (NNP) atas dasar biaya faktor produksi atau
Pendapatan Nasional Neto atau Net National Income (NNI) adalah NNP dikurangi pajak tidak
langsung yang dipungut pemerintah, atau jika kita menghitung dari GNP dapat kita rumuskan:
NNI = GNP - Depresiasi - Pajak tidak langsung
Contoh:
Pada tahun 2003 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku 2.007.191,1 milliar rupiah, sedangkan
depresiasi/penyusutan sebesar 104.337,9 milliar dan pajak tidak langsung dikurangi subsidi
sebesar 85.272,2 milliar maka:
NNI
= 2.007.191,1 − 104.337,9 − 85.272,2
= 1.817.519 milliar
3.6 Pendapatan Perseorangan/Personal Income (PI)
Personal Income adalah pendapatan yang diterima oleh setiap lapisan masyarakat dalam satu
tahun. Pendapatan nasional tidak semuanya diterima oleh pemilik faktor produksi karena ada
sebagian pendapatan yang tidak dibagikan antara lain: laba yang ditahan, pajak perseorangan,
iuran jaminan sosial dan transfer payment/bantuan sosial (misalnya untuk masyarakat miskin,
penyandang cacat, veteran, dan lain-lain).
Rumusan untuk menghitung PI adalah : PI = NNI - (Laba ditahan + pajak perseorangan + iuran
jaminan sosial + transfer payment)
3.7 Pendapatan Disposibel/Disposible Income (DI)
Disposible Income adalah Personal Income setelah dikurangi pajak langsung (misalnya pajak
bumi dan bangunan, pajak kendaraan bermotor dan sebagainya). Disposible income merupakan
pendapatan yang siap digunakan, baik untuk keperluan konsumsi maupun ditabung.
Rumusan untuk menghitung DI adalah : DI = PI - Pajak Langsung
Tabungan (saving) yang disimpan di lembaga keuangan resmi (Bank) akan dapat menambah
pendapatan nasional karena, saving ini akan dimanfaatkan untuk investasi, lewat investasi inilah
pendapatan nasional dapat meningkat.
Jika penjelasan tentang pendapatan nasional kita buat urutan akan terlihat seperti di bawah ini:
GDP > GNP > NNP > NNI > PI > DI
Perbandingan mengenai indikator pendapatan nasional akan lebih jelas bila kita menerapkan
dalam angka:
GDP
Rp. 100.000,00
Pendapatan Neto dari LN
Rp. 10.000,00 GNP
Depresiasi/Penyusutan
NNP
Pajak tidak langsung

Rp. 90.000,00
Rp. 5.000,00 Rp. 85.000,00
Rp. 3.000,00 -

NNI
• Laba ditahan Rp. 7.500
• PPh Persh.
Rp. 2.500
• Iura