Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekono dalam
Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi
15.28
Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi Pembangunan memiliki arti yang sangat luas.
Tidak hanya mencakup proses peningkatan dari GNP perkapita, namun juga mencakup aspek
sosial, ekonomi, dan politik yang terjadi didalam kehidupan masyarakat. Pembangunan ekonomi
seringkali diartikan sebagai sebuah proses yang terjadi dalam upaya menaikkan pendapatan rill
perkapita jangka panjang dan diiringi oleh perbaikandidalam sistem kelembagaan. Jadi kenaikan
pendapatan tidaklah cukup dijadikan patokan sebaga terjadinya pembangunan ekonomi,tetapi ada
serangkaian kegiatan yang lebh kompleks lagi yang dijadikan sebagai komponen penting dari
pembangunan ekonomi, seperti : sistem kelembagaan , perbaikan struktur sosial serta perubahan
sikap dan perilaku masyarakat. Pada artikel ini akan kami bahas indikator keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Suatu negara dapat dikatakan telah berhasil melakukan pembangunan ekonomi jika negara tersebut
mempunyai pengevaluasian dan penghitungan atas terlaksananya serangkaian program
pembangunan ekonomi. Untuk menghitung dan mengevaluasi pembangunan ekonomi, kita harus
memperhatikan indikator keberhasilan pembangunan ekonomi, yang terdiri dari indikator moneter
dan non moneter:
∙ Indikator Moneter
Indikatr moneter didalamnya ada beberapa faktor salah satunya adalah pendapat riil perkapita,
fokusnya terdapat pada upaya meningkatkan standar serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat
didalam suatu negara sehing angka kemiskinan pada negara tersebut dapat berkurang.
∙ Indikator Kesejahteraan Ekonomi
justify;">
Indikator Kesejahteraan Ekonomi dapat dilihat dari perhitungan GNP yang dapat dilakukan dengan
dua cara, diantaranya yaitu melakukan koreksi:
1. Pertumbuhan PDB atau produk domestik bruto mengalami peningkatan, yang merupakan
total produksi dari suatu barang atau jasa yang telah dihasilkan oleh suatu wilayanh tertentu
dalam jangka waktu tertentu.
2. Pendapatan perkapita meningkat yang dapat dilihat dengan membandingkan PDB yang
dihasilkan dengan jumlah penduduk. Pendapatan perkapita dapat mencerminkan tingkat
kesejahteraan penduduk. Peningkatan pendapatan perkapita yang berlangsung secara
terusmenerus dapat menjadi indikasi berhasilnya suatu perekonomian. Baca: Pengertian
dan Jenis Jenis Pengangguran
∙ Indikator Nonmoneter
1. Indikator sosial yang meliputi kesamaan gender, tingkat pendidikan dasar, penurunan
kematian ibu melahirkan, penurunan kematian bayi dan balita, dan kesehatan reproduksi.
2. Indeks kualitas hidup masyarakat yang meliputi Angka harapan hidup mulai umur satu
tahun, angka kematian bayi, presentase tingkat melek huruf
3. Indeks pembangunan manusia yang merupakan penggabungan dari indeks pendidikan,
harapan hidup, dan standar hidup layak.
4. Indikator campuran yang meliputi aspek kesehatan, keluarga berencana, pendidikan,
angkatan kerja, perumahan, kriminalitas, fertilitas, perjalanan swasta, tingkat konsumsi per
kapita, serta akses media massa.
∙ Usaha lain yang dapat dilakukan untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dapat dilihat dari :
Tingkat harapan hidup, jumlah alat komunikasi, jumlah radio, jumlah suaat kabar, konsumsi protein
hewani per kapita, jumlah penduduk kota, jumlah anak yang belajar, persentase orang bekerja,
persentase PDB, konsumsi energi perkapita, konsumsi baja perkapita, konsumsi listrik perkapita,
nilai perdagangan luar negeri perkapita.
Materi lain
BAB II
PERLUNYA INDIKATOR PEMBANGUNAN
Indikator pembangunan sangat berguna untuk menganalisis dan mengevaluasi hasilhasil pembangunan. Indikator pembangunan dapat memberikan gambaran mengenai lajunya
perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat dan corak perbedaan tingkat kesejahteraan
masyarakat yang terjadi di berbagai negara. Selain itu, indikator pembangunan juga dapat
dipergunakan untuk mengetahui syarat-syarat yang diperlukan oleh negara berkembang untuk
menyamakan tingkat kehidupannya dengan negara maju.
Dari berbagai pendekatan yang ada, terdapat tiga kelompok cara dalam menetapkan
indikator pembangunan, yakni: (1) indikator berbasis tujuan pembangunan, (2) indikator berbasis
kapasitas sumberdaya, dan (3) indikator berbasis proses pembangunan.
Indikator berbasis tujuan pembangunan merupakan sekumpulan cara mengukur tingkat
kinerja pembangunan dengan mengembangkan berbagai ukuran operasional berdasarkan tujuan
– tujuan pembangunan. Dari berbagai pendekatan dismpulkan tiga tujuan pembangunan yakni:
1. Produktivitas, efesiensi dan pertumbuhan
2. Pemerataan keadilan dan keberimbangan
3. Keberlanjutan
Berdasarkan pemahaman bahwa proses – proses pembangunan harus terus mengarah
pada semakin meningkatnya kapasitas dari sumberdaya – sumberdaya pembangunan, maka perlu
dikembangkan indikator – indikator yang dapat menggambarkan kapasitas dari sumberdaya –
sumberdaya pembangunan. Berikut ini merupakan indikator – indikator dari pembangunan
berdasarkan pendekatan pengelompokannya.
Pendekatan
Kelompok
Tujuan
1. Produktivitas,
Pembangunan Efesiensi, dan
Pertumbuhan
a.
1)
2)
3)
b.
4)
5)
6)
7)
Indikator – indikator Operasional
Pendapatan Wilayah
PDRB
PDRB perkapita
Pertumbuhan PDRB
Kelayakan Finansial
NPV
BC Ratio
IRR
BEP
2.
3.
Sumberdaya 1.
2.
3.
4.
c. Spesialisasi, Keunggulan
Komparatif/kompetitif
8) LQ
9) Shift and Share Analysis
d. Produksi – produksi utama
Migas
Produksi Padi
Karet
Kelapa Sawit
Pemerataan,
a. Distribusi Pendapatan
Keberimbangan,
dan
1) Gini Ratio
keadilan
2) Struktural
b. Ketenagakerjaan
1) Pengangguran terbuka
2) Pengangguran terselubung
3) Setengah pengangguran
c. Kemiskinan
1) Good – service ratio
2) % konsumsi makanan
3) Garis kemiskinan
d. Regional Balance
1) Spatial balance
2) Sentral balance
3) Capital balance
4) Sector balance
Keberlanjutan
a. Dimensi Lingkungan
b. Dimensi Ekonomi
c. Dimensi Sosial
Sumberdaya Manusia a. Pengetahuan
b. Keterampilan
c. Kompetensi
d. Etos kerja
e. Pendapatan
f. Kesehatan
g. Indeks pembangunan manusia
Sumberdaya Alam
a. Tekanan
b. Dampak
c. Degradasi
Sumberdaya Buatan a.
/ Skalogram fasilitas pelayanan
Sarana dan Prasarana b. Aksesibilitas terhadap fasilitas
Sumberdaya Sosial a. Regulasi
b. Organisasi
c. Rasa percaya
Proses
1.
Pembangunan 2.
3.
4.
5.
6.
Input
Proses
Output
Outcome
Benefit
Impact
a. Input
dasar
(
SDA,
Infrastruktur)
b. Input antara
c. Total volume produksi
SDM,
A. INDIKATOR PEMBANGUNAN MONETER
1. Indikator Pendapatan Per Kapita
Perekonomian dikatakan sedang tumbuh / berkembang apabila adanya serangkaian peristiwa
yang timbul untuk mewujudkan peningkatan pendapatan per kapita dalam jangka waktu panjang,
sehingga sekalipun ada satu waktu di mana peningkatan pendapatan per kapita seolah-olah
terhenti, tapi bila di waktu mendatang terjadi peningkatan , maka itu tetap dapat disebut terdapat
pembangunan ekonomi.
Pendapatan per kapita seringkali digunakan pula sebagai indicator pembangunan selain untuk
membedakan tingkat kemajuan ekonomi antara Negara-negara nmaju dengan Negara sedang
berkembang. Pendapatan per kapita selain dapat memberikan gambaran tentang laju
pertumbuhan kesejahteraan masyarakat di berbagai Negara juga dapat menggambarkan
perubahan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi di antara
berbagai Negara.
Melalui indikator pendapatan perkapita ini Bank Dunia (2003) mengklasifikasikan negara
menjadi tiga golongan, yaitu :
a) Negara berpenghasilan rendah (low-income economies)
Negara-negara ini memiliki Pendapatan perkapita Kurang atau sama dengan US$ 745 petahun.
b) Negara berpenghasilan menengah (middle-income economies)
Kelompok Negara ini memiliki Pendapatan perkapita lebih dari US$ 745 namun kurang dari
US$ 8.626 pertahun
Dalam menggunakan pendapatan per kapita sebagai indicator pembangunan, kita harus
senantiasa hati-hati dan teliti. Hal ini disebabkan oleh adanya pendapat yang mengatakan
pembangunan itu bukan hanya sekedar meningkatkan pendapatan riil saja, akan tetapi kenaikan
tersebut haruslah berkesinambungan yang disertai dengan perubahan sikap-sikap dan kebiasaankebiasaan social yang sebelumnya menghambat kemajuan-kemajuan ekonomi.
Ada beberapa kelemahan terkait digunakannya angka pendapatan per kapita sebagai indicator
pembangunan ekonomi, akan tetapi pendekatan ini masih sangat cocok untuk digunakan dan
mudah untuk dipahami, dan indicator ini mungkin adalah indicator pembangunan ekonmoi satusatunya yang “terbaik” yang ada pada saat ini. Berikut ini adalah identifikasi-identifikasi
kelemahan pendapatan perkapita, sebagai Indikator Pembangunan Ekonomi :
1) Kelemahan umum Pendekatan Pendapatan Per Kapita
Kelemahan dalam indikator ini adalah bersumber pada anggapan bahwa tingkat kesejahteraan
masyarakat ditentukan oleh besarnya pendapatan per kapita msayarakat tersebut.
2)
Kelemahan Metodologi Pendekatan Pendatapan per Kapita
Nilai pendapatan perkapita secara khusus merupakan indeks untuk menunjukkan perbandingan
kesejahteraan dan jurang tingkat kesejahteraan antar masyarakat masih mempunyai kelemahan.
Kelemahan tersebut timbul karena perbandingan dengan cara demikian mengabaikan adanya
perbedaan-perbedaan antara Negara dalam hal seperti, struktur umur penduduk, distribusi
pendpatan masyarakat nasional, metode perhitungan pendapatan, dan perbedaan nilai mata uang
nasional dengan mata uang dolar Amerika Serikat.
2. Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare)
Diperkenalkan William Nordhaus dan James Tobin (1972), menyempurnakan nilai-nilai
GNP untuk memperoleh indikator ekonomi yg lebih baik, dengan dua cara :
a.
Koreksi Positip : Memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sektor
informal.
b.
Koreksi Negatif : Kerusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan.
B. INDIKATOR PEMBANGUNAN NON MONETER
Indikator ini merupakan indicator yang diambil dari beberapa hal pokok yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan indicator sebelumnya, Indikator memiliki
beberapa macam-macam sub- Indikator. Berikut ini adalah uraiannya.
1. Indikator Sosial
Ahli Pembangunan Ekonomi yang bernama Beckerman membedakan berbagai penelitian
tentang cara-cara membandingkan tingkat kesejahteraan dalam 3 kelompok.
Kelompok pertama, merupakan suatu usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan
yang terjadi dalam masyarakat yang ada di dalam dua atau beberapa Negara dengan cara
memperbaiki pelaksanaan dalam perhitungan pendapatan nasional biasa. Usaha ini dipelopori
oleh Colin Clark yang selanjutnya disempurnakan oleh Gilbert dan Kravis.
Kelompok kedua, dengan usaha membuat penyesuaian dalam pendapatan masyarakat yang
dibandingkan dengan melihat pertimbangan perbedaan tingkat harga disetiap Negara.
Kelompok ketiga, adalah usaha untuk membuat perbandingan tingkat kesejahteraan dari
setiap Negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter seperti, jumlah kendaraan
bermotor, konsumsi minyak, jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan, dan usaha ini
dipelopori oleh tokoh yang bernama Bennet.
Menurut Beckerman, dari tiga cara diatas, cara yang dirasa paling tepat adalah cara yang
dilakukan oleh Gilbert dan Kravis. Cara ini merupakan usaha untuk membandingkan tingkat
kesejahteraan dan pembangunan di berbagai Negara dengan memperbaiki metode pembanding
dengan menggunakan data pendapatan nasional dari masing-masing Negara.
Dengan cara-cara diatas memiliki kelemahan pada Negara sedang berkembang. Pada
dasarnya Negara berkembang tidak memiliki data-data tentang cara-cara diatas. Sehingga
Beckerman mengemukakan lagi cara yang lain dalam membandingkan tingkat kesejahteraan
masyarakat di berbagai Negara yaitu dengan menggunakan data yang bukan bersifat moneter
untuk menentukkan indeks kesejahteraan masyarakat disetiap Negara. Cara ini sering disebut
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
dengan Indikator Non-Moneter Disederhanakan. Untuk itu, berikut adalah data yang dapat
digunakan untuk memperoleh indikator tersebut.
Jumlah konsumsi baja dalam satu tahun (kg)
Jumlah konsumsi semen dalam satu tahun dikalikan 10 (ton)
Jumlah surat dalam negeri dalam satu tahun.
Jumlah persediaan pesawat radio dikalikan 10.
Jumlah persediaan telpon dikalikan 10.
Jumlah persediaan berbagai jenis kendaraan.
Jumlah konsumsi daging dalam satu tahun (kg).
Usaha lain juga dilakukan oleh United Nations Research Institute for Social Development
(UNRISD) untuk menentukan dan membandingkan tingkat kesejahteraan suatu Negara. Untuk
menciptakan indeks taraf pembangunan, ada 18 jenis data yang harus diperoleh yakni :
Tingkat harapan hidup.
Presentase anak-anak yang belajar di sekolah dasar dan menengah.
Persenatse tenaga kerja (dari seluruh tenaga kerja yang mempunyai pekerjaan) yang bekerja di
sector listrik, gas, air, kesehatan, pengangkut, pergudangan, dan komunikasi.
Persentase tenaga kerja (dari keseluruhan tenaga kerja yang memiliki pekerjaan) yang
memperoleh gaji.
Produk pertanian rata-rata dari pekerja laki-laki di sector pertanian.
Pendapatan per kapita Produk Nasional Bruto.
Apabila indeks pembangunan yang diusulkan oleh UNRISD ini digunakan sebagai indicator
kesejahteraan atau pembangunan ekonomi, maka perbedaan tingkat pembangunan antara negara
maju dan negara sedang berkembang tidak terlalu besar seperti yang digambarkan berdasarkan
pendapatan perkapita masing-masing Negara.
2. Indeks Kualitas Hidup dan Pembangunan Manusia (IPM)
Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat, ada sebuah indeks gabungan yang
dikenal denganPhysical Quality of Line Index (PQLI) dan Indeks Kualitas Hidup (IKH).
Indeks ini diperkenalkan oleh Morris D. Morris. Indeks Kulaitas Hidup (IKH) terdiri dari 3
indikator yakni, tingkat harapan hidup, angka kematian, dan tingkat melek huruf.
Sejak tahun 1990, United Netions for Development Program (UNDP) mengembangkan
indeks yang sering dikenal dengan istilah Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Sedangkan
indicator yang digunakan untu mengukur indeks ini adalah :
1. Tingkat harapan hidup.
2. Tingkat melek huruf masyarakat.
3. Pendapatan riil perkapita berdasarkan daya beli masing-masing Negara.
Indeks HDI ini besarannya antara 0 sampai dengan 1,0. Apabila angka indeks yang diperoleh
dari suatu Negara mendekati 1, maka HDI di Negara tersebut semakin tinggi. Sedangkan, apabila
angka indeks mendekati 0, maka Negara tersebut memiliki indeks pembangunan manusia yang
rendah.
3. Indikator Campuran
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu indicator yang digunakan dalam mengukur pembangunan ekonomi
suatu Negara. Pada umumnya, dalam Negara maju tingkat pendidikan rata-rata tinggi dengan
TPAK dari tahun ketahun selalu meningkat. Negara maju sangat memperhatikan tingkat
pendidikan para penduduknya. Berbeda dengan Negara sedang berkembang, pendidikan di NSB
masih rendah jika dibandingkan Negara maju. Terbukti tingkat melek huruf dan TPAk serta
angka partisipasi sekolah masih rendah. Sehingga, dari perbandingan tersebut, indicator yang
dapat diukur dalam pendidikan yakni ; tingkat pendidikan, tingkat melek huruf, dan tingkat
partisipasi pendidikan.
2) Kesehatan
Kesehatan merupakan hak asasi yang harus dipenuhi demi keberlangsungannya kehidupan
bermasyarakat. Indikator tingkat kesehatan dapat dilihat dari rata-rata hari sakit dan
ketersediaannya fasilitas kesehatan. Ketika terpenuhinya pembangunan ekonomi berupa
kesejahteraan dalam bidang kesehatan, dapat dilihat dari beberapa indikasi berupa tingkat
mortalitas yang rendah, angka pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan angka harapan hidup
yang tinggi.
3) Perumahan
Rumah merupakan kebutuhan primer yang harus terpenuhi oleh masing-masing penduduk.
Indicator perumahan yang sesuai dengan tujuan kesejahteraan penduduk yakni sumber air bersih
dan listrik, sanitasi, dan mutu rumah tinggal.
4) Angkatan Kerja
Penduduk yang dikatakan angkatan kerja adalah orang yang telah berumur 15-64 tahun.
Angkatan kerja ini juga dibagi lagi menjadi dua yakni bekerja dan sedang mencari pekerjaan
(Menganggur). Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan angkatan kerja
adalah, partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, dan status
pekerjaan.
5) KB dan Fertilitas
Indikator yang dapat digunakan yakni, penggunaan asi, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga
kesehatan pada kelahiran, dan penggunaan alat kontrasepsi.
6) Ekonomi
Pembangunan ekonomi pada dasarnya di ikuti dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya
pertumbuhan ekonomi, kita dapat melihat Indikator ekonomi itu sendiri, yakni tingkat
pendapatan dan konsumsi per kapita.
7) Kriminalitas
Pada dasarnya Negara maju memiliki tingkat kriminalitas yang rendah, hal ini disebabkan sudah
lengkapnya alat keamanan Negara yang digunakan oleh Negara tersebut. Hal ini berbeda dengan
keadaan di Negara sedang berkembang. Di NSB, banyak terjadi kriminalitas yang disebabkan
beberapa factor seperti adanya cultural shock, ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan,
dan adanya kepentingan dari suatu pihan. Indicator kriminalitas itu sendiri diantaranya adalah,
jumlah pencurian per tahun, jumlah pembunuhan per tahun, dan jumlah pemerkosaan per tahun.
8) Perjalanan Wisata
Indikatornya adalah frekuensi perjalanan wiata per tahun.
9) Akses Media Massa
Akses media bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam masyarakat itu sendiri.
Indikatornya antara lain : jumlah surat kabar, jumlah radio, dan jumlah televise.
BAB III
KESIMPULAN
Indikator pembangunan dapat memberikan gambaran mengenai lajunya perkembangan
tingkat kesejahteraan masyarakat dan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
terjadi di berbagai negara. Selain itu, indikator pembangunan juga dapat dipergunakan untuk
mengetahui syarat-syarat yang diperlukan oleh negara berkembang untuk menyamakan tingkat
kehidupannya dengan negara maju. Indikator Pembangunan dapat terbagi 2 yaitu (1) Indikator
Pembangunan Moneter dan Indikator Pembangunan Non Moneter.
A. INDIKATOR PEMBANGUNAN MONETER
1. Indikator Pendapatan Per Kapita
Perekonomian dikatakan sedang tumbuh / berkembang apabila adanya serangkaian
peristiwa yang timbul untuk mewujudkan peningkatan pendapatan per kapita dalam jangka
waktu panjang, sehingga sekalipun ada satu waktu di mana peningkatan pendapatan per kapita
seolah-olah terhenti, tapi bila di waktu mendatang terjadi peningkatan , maka itu tetap dapat
disebut terdapat pembangunan ekonomi.
2. Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare)
Diperkenalkan William Nordhaus dan James Tobin (1972), menyempurnakan nilai-nilai
GNP untuk memperoleh indikator ekonomi yg lebih baik, dengan dua cara :
c.
Koreksi Positip : Memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sektor
informal.
d.
Koreksi Negatif : Kerusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan.
B. INDIKATOR PEMBANGUNAN NON MONETER
1. Indikator Sosial
Oleh Backerman, dibedakan 3 kelompok :
a.
Usaha membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di dua negara dengan
memperbaiki cara perhitungan pendapatan nasional, dipelopori oleh Collin Clark dan Golbert
dan Kravis.
b.
Penyesuaian pendapatan masyarakat bandingkan dengan mempertimbangkan tingkat
harga berbagai negara.
c.
Usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari setiap negara berdasarkan data
yang tidak bersifat moneter (non monetary indicators).
2. Indeks Kualitas Hidup dan Pembangunan Manusia (IPM)
Morris D : Physical Quality of Life Index (PQLI) Indeks Kualitas Hidup (IKH) yaitu gabungan
tiga faktor :
1. Tingkat Harapan Hidup
2. Angka Kematian
3. Tingkat Melek Huruf.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
3. Indikator Campuran
BPS : Indikator Kesejahteraan Rakyat Susenas Inti (Core Susenas) Pendidikan tingkat
pendidikan, tingkat melek huruf & tingkat partisipasi pendidikan.
Kesehatan : Rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan.
Perumahan : Sumber air bersih & listrik, sanitasi & mutu rumah.
Angkatan Kerja : Partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, status
pekerjaan.
Keluarga Berencana dan Fertilisasi : Penggunaan ASI, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga
kesehatan pada kelahiran, penggunaan alat kontrasepsi.
Ekonomi : Tingkat konsumsi perkapita.
Kriminalitas :Jumlah pencurian pertahun, jumlah pembunuhan pertahun, jumlah perkosaan
pertahun.
Perjalanan wisata : Frekuensi perjalanan wisata pertahun.
Akses di media massa : Jumlah surat kabar, jumlah radio dan jumlah televisi.
Materi lain
indikator pembangunan ekonomi
05:12:00 1 Comments
Pembangunan ekonomi adalah upaya meningkatkan kesejahteraan eknomi
berskala besar, yaitu skala sebuah Negara, karena skala yang besar itulah
untuk mengevaluasi sejauh mana keberhasilan sebuah pembangunan
bukanlah hal yang mudah. Karena variable yang diamati adalah
kesejahteraan yang variable tersebut bersifat kualitatif.
Indicatorindikator pembangunan eknomi diantaranya :
a.
Pertumbuhan GNP sebagai indicator pembangunan ekonomi
Pada tahuntahun pertama setelah perang dunia II, pembangunan eknomi
didefinisikan sebagai berubahnya GNP dari keadaaan statis untuk waktu yang
lama, kemudian tumbuh 5 sampai 7 persen per tahun (Todaro buku 1, hal 16).
Akan tetapi indicator GNP sebagai sebagai keberhasilan pembangunan
ekonomi memiliki kelemahan, sebab meskipun pertumbuhan GNP sudah
berlangsung dengan tingkat yang tinggi dalam kurun waktu yang cukup lama
namun masih banyak penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan dan
masih banyak yang belum mendapat lapangan kerja (menganggur). Hal ini
terjadi karena pertumbuhan GNP yang tinggi jugha di ikuti pertumbuhan
penduduk yang tinggi sehingga tidak menjamin kesejahteraan,oleh sebab itu
muncul indicator yang lebih sering digunakan yaitu GNP perkapita : GNP
dibagi dengan jumlah penduduk
b.
Pertumbuhan GNP perkapita sebagai indikator pembangunan
GNP perkapita adalah indicator pembangunan yang paling yang paling
mendasar dan masih digunakan hingga sekarang, GNP perkapita memiliki
keunggulan diantaranya : pertama GNP perkapita mudah dihitung setiap
Negara memiliki data tentang GNP dan jumlah penduduk sehingga GNP
perkapita semua Negara dapat di hitung, kedua GNP perkapita cukup
mewakili hakikat utama pembangunan yaitu kesejahteraan dan penghilangan
kemiskinan (jika asumsi dasar distribusi pendapatan terpenuhi ). Disamping
memiliki berbagai kelebihan juga memiliki berbagai kekurangan diantaranya
1.
GNP dinyatakan terlalu rendah LDCs (less development countries ), hal ini
dikarenakan barang dan jasa di LDCs diproduksi dirumah tangga terutama
untuk keperluan anngota keluarga sendiri, bukan untuk dijual di pasar
(subsisten) . kebanyakan aktivitas pertanian maupun perikanan dll hanya
dianggap sebagai bagian integral dari kehidupan keluarga dan desa bukan
sebagai sebuah transaksi ekonomi. Sebagai contoh kegiatan ibu rumah
tangga mencuci dan mengurus rumah tangga tidak bisa diukur sebagai GNP
di Negara berkembang namun hal tersebut di Negara maju dianggap sebagai
komponen dari GNP di Negara kaya
2.
GNP dinayatakan terlalu tinggi di Negara maju, karena sejumlah item yang
dimasukan dalam pendpatan nasional adalah barang antara yang dianggap
sebagai barang produksi. Misalnya seorang pebisnis di Negara maju
mengeluarkan biaya hotel yang mahal, hal tersebut dihitung sebagai biaya
produksi yang akhirnya meningkatkan harga produk serta berdampak
meningkatnya GNP
3.
Tingkat kurs yang digunakan untuk mengkonversi GNP dalam satuan mata
uang local ke GNP dalam satuan US$ didasarkan pada harga relative dari
barangbarang yang diperdagangkan secara intrnasional (tidak pada daya beli
) dengan mekanisme ini, GNP Negara berkembang tampak lebih kecil. Selain
itu barang di Negara berkembang berharga murah, padat tenaga kerja, tidak
terstandarisasi dan tidak memiliki pengaruh terhdap tingkat kurs. Karena
mereka tidak diperdagangkan. Sebagai contoh guru di Negara berkembang
tentu memiliki gaji lebih rendah daripada di Amerika Serikat namun belum
tentu guru di Negara berkembang tidak sejahtera, jika kita berasumsi lebih
sederhana gaji pegawai kontruksi bangunan di kota tentu lebih besar daripada
di desa namun belum tentu pegawai di kota lebih sejahtera
4.
GNP terlalu rendah di Negara berkembang disebabkan oleh harga mata
uang asing dinilai terlalu tinggi oleh berbagai hal seperti kebijakan
perdagangan luar negeri pemerintah, pembatasan dalam akses ke mata asing
atau subsidi ekspor, misalkan pada tahun 1993 untuk meningkatka ekspor
bank sentral india telah membakukan kurs pada tingkat Rs 50 =$1 (kurs
seharusnya RS 30 = 1$).jika gnp india adalah Rs 9.000 maka dalam satuan
us$ dianggap $180 (9000 : 50) buan $300 (9000 ; 30)
Selain GNP masih terdapat berbagai indikator pembangunan ekonomi seperti
GNP perkapita dengan purchasing power parity (PPP), the physical quality of
life index (PQLI), the human development index (HDI), pemenuhan kebutuhan
pokok, indikator ekonomi bersih
MAteri lain
Pembangunan ekonomi merupakan suatu konsep yang sangat luas dan inklusif. Tujuan utama
dengan adanya pembangunan ekonomi adalah dapat memberikan wajah baru bagi negara dengan
peningkatan kesejahteraan rakyat,kemiskinan serta pengangguran. Oleh sebab itu pembangunan
ekonomi diharapkan dapat menjawab semua permasalahan yang berkenaan dengan kesejahteraan
rakyat, kemiskinan dan pengangguran. Untuk mengetahui seberapa sukses kah pembangunan
disuatu negara maka diperlukan indikator-indikator pengukur kesuksesan pembangunan ekonomi.
Indikator itu digunakan untuk mengukur derajat pembangunan yang sedang dilakukan negara.
Secara umum ada 3 indikator pembangunan ekonomi. Ketiga indikator itu adalah indikator moneter,
indikator non monter dan indikator campuran .
1. INDIKATOR MONETER
Indikator moneter adalah indikator yang mengacu pada indiator pendapatan perkapita dan indikator
kesejahteraan ekonomi bersih atau Net Economic Welfare ( Nec )
a. Pendapatan perkapita adalah indikator moneter atas setiap kegiatan ekonomi penduduk suatu
negara.indikator pendapatan perkapita memiliki beberapa kelemahan seperti ketidakmampuan
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara utuh. Pada hakikatnya tingkat
pendapatan masyarakat bukan hanya diukut berdasarkan pendapatan saja. Masih ada faktor
lainnya seperti adat istiadat, iklim, kondisi alam dan kondisi sosial dimasyarakat. Selain itu
perbedaan anata negara akan terabaikan jika menggunakan pendekatan ini semisalnya stuktur
umum dan distribusi pendapatan nasional.
b. Kesejahteraan ekonomi bersih atau Net Economi Welfare ( NEC) adalah indikator pembangunan
yang merupakan penyempurnaan metode GNP dengan koreksi negative dan positifnya. Koreksi
positif mengharuskan adanya perhatian terhapap waktu senggang sedangkan koreksi negative
mengharuskan adanya pertimbangan kerusakan lingkungan.
2 INDIKATOR NON MONETER
Indikator ini mengambil beberapa hal pokok yang langsung berhubungan dengan kehidupan
masyarakat. Indikaor moneter antara lain indeks kualitas hidup dan indeks sosial
a. Indeks kualitas hidup (IKH) adalah indicator yang diperkenankan oleh Morris D. Morris. Indikator
ini mencakup antara lainnya tingkat harapan hidup, tingkat kematian, angka kematian bayi, dan
tingkat melek huruf.
b. Indicator social tidak jauh berbeda dengan indeks kualitas hidup . indikaor ini mencakup tingkat
harapan hidup,tingkat pendidikan, jumlah surat kabar, radio, televisi dan lain sebagainya.
3. INDIKATOR CAMPURAN
Indikator campuran adalah indikator yang mencakup indikator susenas inti dan indeks
pembangunan manusia (Human Devloment Index)
a. Indikator susenas inti merupakan indikator yang pernah dipakai oleh kementerian Indonesia.
Indikator ini dikembangkan oleh biro pusat statistic (BPS) pada tahun 1992. Indikator ini mencakup
aspek pendidikan, kesehatan, perumahan, angkatan kerja, keluarga berencana dan fertilitas,
ekonomi kriminalitas, pembangunan ekonomi, dan akses ke media.
b. Indeks pembangunan manusia adalah indicator yang diukur menggunakan tingkat harapan hidup,
tingkat melek huruf, dan pendapatan rill perkapita yang diukur berdasarkan paritas daya beli atau
keseimbangan kemampuan belanja.
Selain 3 indikator dia atas masih ada lagi indicator garis kemiskinan ( poverty line ) dan kebutuhan
dasar minimum ( Basic minimum needs ) juga digunakan sebagai indicator pembangunan
Sumber Dari: http://www.antomiwahyu.com/2016/01/indikator-keberhasilanpembangunan.html#ixzz4K74meQbp
Materi lain
pengantar ekonomi pembangunan-indikator pembangunan
06
JAN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RAHMANIYAH
(STIE) RAHMANIYAH SEKAYU
MATA KULIAH
: PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN
PERTEMUAN
: II (KEDUA)
MATERI
: INDIKATOR PEMBANGUNAN
A. INDIKATOR MONETER
1.
Pendekatan Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita selain bisa memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan
masyarakat di berbagai negara juga dapat menggambarkan perubahan corak perbedaan tingkat
kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi diantara berbagai negara.
PENDAPATAN PERKAPITA PERTAHUN PERLU DIKETAHUI UNTUK :
MEMBANDINGKAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DARI MASA KE MASA
MEMBANDINGKAN LAJU PERKEMBANGAN EKONOMI ANTARA BERBAGAI NEGARA
MELIHAT BERHASIL TIDAKNYA PEMBANGUNAN EKONOMI SUATU NEGARA.
Kelemahan :
Kelemahan umum pendekatan pendapatan perkapita sebagai indikator pembangunan (indeks
kesejahteraan) adalah bersumber pada anggapan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat
ditentukan oleh besarnya pendapatan perkapita.
Kelemahan metodologis yang timbul karena perbandingan tingkat kesejahteraan antar masyarakat
mengabaikan adanya perbedaan antara negara-negara sebagai berikut : struktur umur penduduk,
distribusi pendapatan masyarakat nasional, metode perhitungan pendapatan dan perbedaan kurs.
KELEMAHAN AD 1
v KELEMAHAN METODOLOGIS & STATISTIS DALAM MENGHITUNG PENDAPATAN PERKAPITA
DALAM NILAI MATA UANG SENDIRI MAUPUN MATA UANG ASING.
v TERJADI PENAFSIRAN YANG SALAH / TERLALU RENDAH THD NEGARA MISKIN KARENA
JENIS-JENIS KEGIATAN DI NEGARA MISKIN TERDIRI DARI UNIT-UNIT KECIL DAN TERSEBAR
DI BERBAGAI PELOSOK SHG TIDAK DIMASUKKAN DALAM VARIABEL PERHITUNGAN
PENDAPATAN NASIONAL.
v NILAI TUKAR RESMI MATA UANG SUATU NEGARA DENGAN VALUTA ASING TIDAK
MENCERMINKAN PERBANDINGAN HARGA KEDUA NEGARA, WALAUPUN DALAM TEORI
DIKATAKAN NILAI TUKAR INI MENYATAKAN HARGA.
KELEMAHAN AD 2
FAKTOR-FAKTOR LAIN MENENTUKAN PENDAPATAN DARI TINGKAT KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT SUATU NEGARA
1.
FAKTOR EKONOMI :
v STRUKTUR UMUR PENDUDUK
v DISTRIBUSI PENDAPATAN TIDAK MERATA, SEBAGIAN TIDAK MENIKMATI HASIL
PEMBANGUNAN.
v CORAK PENGELUARAN MASYARAKAT BERBEDA
v MASA LAPANG / WAKTU SENGGANG TINGGI
v PEMBANGUNAN EKONOMI TDK HANYA UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN
MASYARAKAT TETAPI JUGA HARUS MENGURANGI JUMAH PENGANGGURAN.
2.
FAKTOR NON EKONOMI :
v PENGARUH ADAT ISTIADAT
v KEADAAN IKLIM DAN ALAM SEKITAR
v KETIDAKBEBASAN BERTINDAK DAN MENGELUARKAN PENDAPAT DAN BERTINDAK
2. Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare) => William Nordhaus dan
James Tobin (1972)
Diperkenalkan William Nordhaus dan James Tobin (1972), menyempurnakan nilai-nilai GNP untuk
memperoleh indicator ekonomi yg lebih baik, dgn dua cara :
a. Koreksi Positip : Memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sector
informal.
b.
Koreksi Negatif : Kerusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan
INDIKATOR NON MONETER
Indikator Sosial
Oleh Backerman ; dibedakan 3 kelompok :
Usaha membandingkan tingkat kesejahteraan masy. di dua negara dengan memperbaiki cara
perhitungan pendapatan nasional, dipelopori oleh Collin Clark dan Golbert dan Kravis.
Penyesuaian pendapatan masy. dibandingkan dengan mempertimbangkan tingkat harga berbagai
negara.
Usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari setiap negara berdasarkan data yg tdk
bersifat moneter (non monetary indicators).
Indikator non moneter yg disederhanakan (modified non-monetary indicators).
Indeks Kualitas Hidup dan Indeks Pembangunan Manusia
Morris D : Physical Quality of Life Index (PQLI) Indeks Kualitas Hidup (IKH) yaitu gabungan tiga
faktor : tingkat harapan hidup, angka kematian dan tingkat melek huruf. Sejak thn 1990 UNDP
mengembangkan indeks pembangunan manusia (Human Development Index = HDI) : (1) Tingkat
harapan hidup (2) Tingkat melek huruf masyarakat dan (3) Tingkat pendapata riil perkapita masy.
berd. Daya beli masing-masing negara. Besarnya indeks 0 s/d 1. Semakin mendekati 1 berarti
indkes pembangunan manusianya tinggi demikian sebaliknya.
Indeks Campuran
BPS : Indikator Kesejahteraan Rakyat Susenas Inti (Core Susenas) Pendidikan : tk pendidikan, tk
melek huruf & tk partisips pendidikan
Kesehatan : rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan
Perumahan : sumber air bersih & listrik, sanitasi & mutu rumah
Angkatan kerja : partisipasi tenaga kerja, jml jam kerja, sumber penghasilan utama, status pekerjaan
Keluarga Berencana dan Fertilisasi : Penggunaan ASI, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga
kesehatan pada kelahiran, penggunaan alat kontrasepsi
Ekonomi : tingkat konsumsi perkapita
Kriminalitas : jml pencurian pertahun, jumlah pembunuhan pertahun, jumlah perkosaan pertahun.
Perjalanan wisata : frekuensi perjalanan wisata pertahun
Akses di media massa : jumlah surat kabar, jumlah radio dan jumlah televisi
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan, Edisi Keempat. Yogyakarta. BPSTIE-YKPN.
Materi lain
15.28
Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi Pembangunan memiliki arti yang sangat luas.
Tidak hanya mencakup proses peningkatan dari GNP perkapita, namun juga mencakup aspek
sosial, ekonomi, dan politik yang terjadi didalam kehidupan masyarakat. Pembangunan ekonomi
seringkali diartikan sebagai sebuah proses yang terjadi dalam upaya menaikkan pendapatan rill
perkapita jangka panjang dan diiringi oleh perbaikandidalam sistem kelembagaan. Jadi kenaikan
pendapatan tidaklah cukup dijadikan patokan sebaga terjadinya pembangunan ekonomi,tetapi ada
serangkaian kegiatan yang lebh kompleks lagi yang dijadikan sebagai komponen penting dari
pembangunan ekonomi, seperti : sistem kelembagaan , perbaikan struktur sosial serta perubahan
sikap dan perilaku masyarakat. Pada artikel ini akan kami bahas indikator keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Suatu negara dapat dikatakan telah berhasil melakukan pembangunan ekonomi jika negara tersebut
mempunyai pengevaluasian dan penghitungan atas terlaksananya serangkaian program
pembangunan ekonomi. Untuk menghitung dan mengevaluasi pembangunan ekonomi, kita harus
memperhatikan indikator keberhasilan pembangunan ekonomi, yang terdiri dari indikator moneter
dan non moneter:
∙ Indikator Moneter
Indikatr moneter didalamnya ada beberapa faktor salah satunya adalah pendapat riil perkapita,
fokusnya terdapat pada upaya meningkatkan standar serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat
didalam suatu negara sehing angka kemiskinan pada negara tersebut dapat berkurang.
∙ Indikator Kesejahteraan Ekonomi
justify;">
Indikator Kesejahteraan Ekonomi dapat dilihat dari perhitungan GNP yang dapat dilakukan dengan
dua cara, diantaranya yaitu melakukan koreksi:
1. Pertumbuhan PDB atau produk domestik bruto mengalami peningkatan, yang merupakan
total produksi dari suatu barang atau jasa yang telah dihasilkan oleh suatu wilayanh tertentu
dalam jangka waktu tertentu.
2. Pendapatan perkapita meningkat yang dapat dilihat dengan membandingkan PDB yang
dihasilkan dengan jumlah penduduk. Pendapatan perkapita dapat mencerminkan tingkat
kesejahteraan penduduk. Peningkatan pendapatan perkapita yang berlangsung secara
terusmenerus dapat menjadi indikasi berhasilnya suatu perekonomian. Baca: Pengertian
dan Jenis Jenis Pengangguran
∙ Indikator Nonmoneter
1. Indikator sosial yang meliputi kesamaan gender, tingkat pendidikan dasar, penurunan
kematian ibu melahirkan, penurunan kematian bayi dan balita, dan kesehatan reproduksi.
2. Indeks kualitas hidup masyarakat yang meliputi Angka harapan hidup mulai umur satu
tahun, angka kematian bayi, presentase tingkat melek huruf
3. Indeks pembangunan manusia yang merupakan penggabungan dari indeks pendidikan,
harapan hidup, dan standar hidup layak.
4. Indikator campuran yang meliputi aspek kesehatan, keluarga berencana, pendidikan,
angkatan kerja, perumahan, kriminalitas, fertilitas, perjalanan swasta, tingkat konsumsi per
kapita, serta akses media massa.
∙ Usaha lain yang dapat dilakukan untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dapat dilihat dari :
Tingkat harapan hidup, jumlah alat komunikasi, jumlah radio, jumlah suaat kabar, konsumsi protein
hewani per kapita, jumlah penduduk kota, jumlah anak yang belajar, persentase orang bekerja,
persentase PDB, konsumsi energi perkapita, konsumsi baja perkapita, konsumsi listrik perkapita,
nilai perdagangan luar negeri perkapita.
Materi lain
BAB II
PERLUNYA INDIKATOR PEMBANGUNAN
Indikator pembangunan sangat berguna untuk menganalisis dan mengevaluasi hasilhasil pembangunan. Indikator pembangunan dapat memberikan gambaran mengenai lajunya
perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat dan corak perbedaan tingkat kesejahteraan
masyarakat yang terjadi di berbagai negara. Selain itu, indikator pembangunan juga dapat
dipergunakan untuk mengetahui syarat-syarat yang diperlukan oleh negara berkembang untuk
menyamakan tingkat kehidupannya dengan negara maju.
Dari berbagai pendekatan yang ada, terdapat tiga kelompok cara dalam menetapkan
indikator pembangunan, yakni: (1) indikator berbasis tujuan pembangunan, (2) indikator berbasis
kapasitas sumberdaya, dan (3) indikator berbasis proses pembangunan.
Indikator berbasis tujuan pembangunan merupakan sekumpulan cara mengukur tingkat
kinerja pembangunan dengan mengembangkan berbagai ukuran operasional berdasarkan tujuan
– tujuan pembangunan. Dari berbagai pendekatan dismpulkan tiga tujuan pembangunan yakni:
1. Produktivitas, efesiensi dan pertumbuhan
2. Pemerataan keadilan dan keberimbangan
3. Keberlanjutan
Berdasarkan pemahaman bahwa proses – proses pembangunan harus terus mengarah
pada semakin meningkatnya kapasitas dari sumberdaya – sumberdaya pembangunan, maka perlu
dikembangkan indikator – indikator yang dapat menggambarkan kapasitas dari sumberdaya –
sumberdaya pembangunan. Berikut ini merupakan indikator – indikator dari pembangunan
berdasarkan pendekatan pengelompokannya.
Pendekatan
Kelompok
Tujuan
1. Produktivitas,
Pembangunan Efesiensi, dan
Pertumbuhan
a.
1)
2)
3)
b.
4)
5)
6)
7)
Indikator – indikator Operasional
Pendapatan Wilayah
PDRB
PDRB perkapita
Pertumbuhan PDRB
Kelayakan Finansial
NPV
BC Ratio
IRR
BEP
2.
3.
Sumberdaya 1.
2.
3.
4.
c. Spesialisasi, Keunggulan
Komparatif/kompetitif
8) LQ
9) Shift and Share Analysis
d. Produksi – produksi utama
Migas
Produksi Padi
Karet
Kelapa Sawit
Pemerataan,
a. Distribusi Pendapatan
Keberimbangan,
dan
1) Gini Ratio
keadilan
2) Struktural
b. Ketenagakerjaan
1) Pengangguran terbuka
2) Pengangguran terselubung
3) Setengah pengangguran
c. Kemiskinan
1) Good – service ratio
2) % konsumsi makanan
3) Garis kemiskinan
d. Regional Balance
1) Spatial balance
2) Sentral balance
3) Capital balance
4) Sector balance
Keberlanjutan
a. Dimensi Lingkungan
b. Dimensi Ekonomi
c. Dimensi Sosial
Sumberdaya Manusia a. Pengetahuan
b. Keterampilan
c. Kompetensi
d. Etos kerja
e. Pendapatan
f. Kesehatan
g. Indeks pembangunan manusia
Sumberdaya Alam
a. Tekanan
b. Dampak
c. Degradasi
Sumberdaya Buatan a.
/ Skalogram fasilitas pelayanan
Sarana dan Prasarana b. Aksesibilitas terhadap fasilitas
Sumberdaya Sosial a. Regulasi
b. Organisasi
c. Rasa percaya
Proses
1.
Pembangunan 2.
3.
4.
5.
6.
Input
Proses
Output
Outcome
Benefit
Impact
a. Input
dasar
(
SDA,
Infrastruktur)
b. Input antara
c. Total volume produksi
SDM,
A. INDIKATOR PEMBANGUNAN MONETER
1. Indikator Pendapatan Per Kapita
Perekonomian dikatakan sedang tumbuh / berkembang apabila adanya serangkaian peristiwa
yang timbul untuk mewujudkan peningkatan pendapatan per kapita dalam jangka waktu panjang,
sehingga sekalipun ada satu waktu di mana peningkatan pendapatan per kapita seolah-olah
terhenti, tapi bila di waktu mendatang terjadi peningkatan , maka itu tetap dapat disebut terdapat
pembangunan ekonomi.
Pendapatan per kapita seringkali digunakan pula sebagai indicator pembangunan selain untuk
membedakan tingkat kemajuan ekonomi antara Negara-negara nmaju dengan Negara sedang
berkembang. Pendapatan per kapita selain dapat memberikan gambaran tentang laju
pertumbuhan kesejahteraan masyarakat di berbagai Negara juga dapat menggambarkan
perubahan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi di antara
berbagai Negara.
Melalui indikator pendapatan perkapita ini Bank Dunia (2003) mengklasifikasikan negara
menjadi tiga golongan, yaitu :
a) Negara berpenghasilan rendah (low-income economies)
Negara-negara ini memiliki Pendapatan perkapita Kurang atau sama dengan US$ 745 petahun.
b) Negara berpenghasilan menengah (middle-income economies)
Kelompok Negara ini memiliki Pendapatan perkapita lebih dari US$ 745 namun kurang dari
US$ 8.626 pertahun
Dalam menggunakan pendapatan per kapita sebagai indicator pembangunan, kita harus
senantiasa hati-hati dan teliti. Hal ini disebabkan oleh adanya pendapat yang mengatakan
pembangunan itu bukan hanya sekedar meningkatkan pendapatan riil saja, akan tetapi kenaikan
tersebut haruslah berkesinambungan yang disertai dengan perubahan sikap-sikap dan kebiasaankebiasaan social yang sebelumnya menghambat kemajuan-kemajuan ekonomi.
Ada beberapa kelemahan terkait digunakannya angka pendapatan per kapita sebagai indicator
pembangunan ekonomi, akan tetapi pendekatan ini masih sangat cocok untuk digunakan dan
mudah untuk dipahami, dan indicator ini mungkin adalah indicator pembangunan ekonmoi satusatunya yang “terbaik” yang ada pada saat ini. Berikut ini adalah identifikasi-identifikasi
kelemahan pendapatan perkapita, sebagai Indikator Pembangunan Ekonomi :
1) Kelemahan umum Pendekatan Pendapatan Per Kapita
Kelemahan dalam indikator ini adalah bersumber pada anggapan bahwa tingkat kesejahteraan
masyarakat ditentukan oleh besarnya pendapatan per kapita msayarakat tersebut.
2)
Kelemahan Metodologi Pendekatan Pendatapan per Kapita
Nilai pendapatan perkapita secara khusus merupakan indeks untuk menunjukkan perbandingan
kesejahteraan dan jurang tingkat kesejahteraan antar masyarakat masih mempunyai kelemahan.
Kelemahan tersebut timbul karena perbandingan dengan cara demikian mengabaikan adanya
perbedaan-perbedaan antara Negara dalam hal seperti, struktur umur penduduk, distribusi
pendpatan masyarakat nasional, metode perhitungan pendapatan, dan perbedaan nilai mata uang
nasional dengan mata uang dolar Amerika Serikat.
2. Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare)
Diperkenalkan William Nordhaus dan James Tobin (1972), menyempurnakan nilai-nilai
GNP untuk memperoleh indikator ekonomi yg lebih baik, dengan dua cara :
a.
Koreksi Positip : Memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sektor
informal.
b.
Koreksi Negatif : Kerusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan.
B. INDIKATOR PEMBANGUNAN NON MONETER
Indikator ini merupakan indicator yang diambil dari beberapa hal pokok yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan indicator sebelumnya, Indikator memiliki
beberapa macam-macam sub- Indikator. Berikut ini adalah uraiannya.
1. Indikator Sosial
Ahli Pembangunan Ekonomi yang bernama Beckerman membedakan berbagai penelitian
tentang cara-cara membandingkan tingkat kesejahteraan dalam 3 kelompok.
Kelompok pertama, merupakan suatu usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan
yang terjadi dalam masyarakat yang ada di dalam dua atau beberapa Negara dengan cara
memperbaiki pelaksanaan dalam perhitungan pendapatan nasional biasa. Usaha ini dipelopori
oleh Colin Clark yang selanjutnya disempurnakan oleh Gilbert dan Kravis.
Kelompok kedua, dengan usaha membuat penyesuaian dalam pendapatan masyarakat yang
dibandingkan dengan melihat pertimbangan perbedaan tingkat harga disetiap Negara.
Kelompok ketiga, adalah usaha untuk membuat perbandingan tingkat kesejahteraan dari
setiap Negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter seperti, jumlah kendaraan
bermotor, konsumsi minyak, jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan, dan usaha ini
dipelopori oleh tokoh yang bernama Bennet.
Menurut Beckerman, dari tiga cara diatas, cara yang dirasa paling tepat adalah cara yang
dilakukan oleh Gilbert dan Kravis. Cara ini merupakan usaha untuk membandingkan tingkat
kesejahteraan dan pembangunan di berbagai Negara dengan memperbaiki metode pembanding
dengan menggunakan data pendapatan nasional dari masing-masing Negara.
Dengan cara-cara diatas memiliki kelemahan pada Negara sedang berkembang. Pada
dasarnya Negara berkembang tidak memiliki data-data tentang cara-cara diatas. Sehingga
Beckerman mengemukakan lagi cara yang lain dalam membandingkan tingkat kesejahteraan
masyarakat di berbagai Negara yaitu dengan menggunakan data yang bukan bersifat moneter
untuk menentukkan indeks kesejahteraan masyarakat disetiap Negara. Cara ini sering disebut
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
dengan Indikator Non-Moneter Disederhanakan. Untuk itu, berikut adalah data yang dapat
digunakan untuk memperoleh indikator tersebut.
Jumlah konsumsi baja dalam satu tahun (kg)
Jumlah konsumsi semen dalam satu tahun dikalikan 10 (ton)
Jumlah surat dalam negeri dalam satu tahun.
Jumlah persediaan pesawat radio dikalikan 10.
Jumlah persediaan telpon dikalikan 10.
Jumlah persediaan berbagai jenis kendaraan.
Jumlah konsumsi daging dalam satu tahun (kg).
Usaha lain juga dilakukan oleh United Nations Research Institute for Social Development
(UNRISD) untuk menentukan dan membandingkan tingkat kesejahteraan suatu Negara. Untuk
menciptakan indeks taraf pembangunan, ada 18 jenis data yang harus diperoleh yakni :
Tingkat harapan hidup.
Presentase anak-anak yang belajar di sekolah dasar dan menengah.
Persenatse tenaga kerja (dari seluruh tenaga kerja yang mempunyai pekerjaan) yang bekerja di
sector listrik, gas, air, kesehatan, pengangkut, pergudangan, dan komunikasi.
Persentase tenaga kerja (dari keseluruhan tenaga kerja yang memiliki pekerjaan) yang
memperoleh gaji.
Produk pertanian rata-rata dari pekerja laki-laki di sector pertanian.
Pendapatan per kapita Produk Nasional Bruto.
Apabila indeks pembangunan yang diusulkan oleh UNRISD ini digunakan sebagai indicator
kesejahteraan atau pembangunan ekonomi, maka perbedaan tingkat pembangunan antara negara
maju dan negara sedang berkembang tidak terlalu besar seperti yang digambarkan berdasarkan
pendapatan perkapita masing-masing Negara.
2. Indeks Kualitas Hidup dan Pembangunan Manusia (IPM)
Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat, ada sebuah indeks gabungan yang
dikenal denganPhysical Quality of Line Index (PQLI) dan Indeks Kualitas Hidup (IKH).
Indeks ini diperkenalkan oleh Morris D. Morris. Indeks Kulaitas Hidup (IKH) terdiri dari 3
indikator yakni, tingkat harapan hidup, angka kematian, dan tingkat melek huruf.
Sejak tahun 1990, United Netions for Development Program (UNDP) mengembangkan
indeks yang sering dikenal dengan istilah Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Sedangkan
indicator yang digunakan untu mengukur indeks ini adalah :
1. Tingkat harapan hidup.
2. Tingkat melek huruf masyarakat.
3. Pendapatan riil perkapita berdasarkan daya beli masing-masing Negara.
Indeks HDI ini besarannya antara 0 sampai dengan 1,0. Apabila angka indeks yang diperoleh
dari suatu Negara mendekati 1, maka HDI di Negara tersebut semakin tinggi. Sedangkan, apabila
angka indeks mendekati 0, maka Negara tersebut memiliki indeks pembangunan manusia yang
rendah.
3. Indikator Campuran
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu indicator yang digunakan dalam mengukur pembangunan ekonomi
suatu Negara. Pada umumnya, dalam Negara maju tingkat pendidikan rata-rata tinggi dengan
TPAK dari tahun ketahun selalu meningkat. Negara maju sangat memperhatikan tingkat
pendidikan para penduduknya. Berbeda dengan Negara sedang berkembang, pendidikan di NSB
masih rendah jika dibandingkan Negara maju. Terbukti tingkat melek huruf dan TPAk serta
angka partisipasi sekolah masih rendah. Sehingga, dari perbandingan tersebut, indicator yang
dapat diukur dalam pendidikan yakni ; tingkat pendidikan, tingkat melek huruf, dan tingkat
partisipasi pendidikan.
2) Kesehatan
Kesehatan merupakan hak asasi yang harus dipenuhi demi keberlangsungannya kehidupan
bermasyarakat. Indikator tingkat kesehatan dapat dilihat dari rata-rata hari sakit dan
ketersediaannya fasilitas kesehatan. Ketika terpenuhinya pembangunan ekonomi berupa
kesejahteraan dalam bidang kesehatan, dapat dilihat dari beberapa indikasi berupa tingkat
mortalitas yang rendah, angka pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan angka harapan hidup
yang tinggi.
3) Perumahan
Rumah merupakan kebutuhan primer yang harus terpenuhi oleh masing-masing penduduk.
Indicator perumahan yang sesuai dengan tujuan kesejahteraan penduduk yakni sumber air bersih
dan listrik, sanitasi, dan mutu rumah tinggal.
4) Angkatan Kerja
Penduduk yang dikatakan angkatan kerja adalah orang yang telah berumur 15-64 tahun.
Angkatan kerja ini juga dibagi lagi menjadi dua yakni bekerja dan sedang mencari pekerjaan
(Menganggur). Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan angkatan kerja
adalah, partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, dan status
pekerjaan.
5) KB dan Fertilitas
Indikator yang dapat digunakan yakni, penggunaan asi, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga
kesehatan pada kelahiran, dan penggunaan alat kontrasepsi.
6) Ekonomi
Pembangunan ekonomi pada dasarnya di ikuti dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya
pertumbuhan ekonomi, kita dapat melihat Indikator ekonomi itu sendiri, yakni tingkat
pendapatan dan konsumsi per kapita.
7) Kriminalitas
Pada dasarnya Negara maju memiliki tingkat kriminalitas yang rendah, hal ini disebabkan sudah
lengkapnya alat keamanan Negara yang digunakan oleh Negara tersebut. Hal ini berbeda dengan
keadaan di Negara sedang berkembang. Di NSB, banyak terjadi kriminalitas yang disebabkan
beberapa factor seperti adanya cultural shock, ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan,
dan adanya kepentingan dari suatu pihan. Indicator kriminalitas itu sendiri diantaranya adalah,
jumlah pencurian per tahun, jumlah pembunuhan per tahun, dan jumlah pemerkosaan per tahun.
8) Perjalanan Wisata
Indikatornya adalah frekuensi perjalanan wiata per tahun.
9) Akses Media Massa
Akses media bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam masyarakat itu sendiri.
Indikatornya antara lain : jumlah surat kabar, jumlah radio, dan jumlah televise.
BAB III
KESIMPULAN
Indikator pembangunan dapat memberikan gambaran mengenai lajunya perkembangan
tingkat kesejahteraan masyarakat dan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
terjadi di berbagai negara. Selain itu, indikator pembangunan juga dapat dipergunakan untuk
mengetahui syarat-syarat yang diperlukan oleh negara berkembang untuk menyamakan tingkat
kehidupannya dengan negara maju. Indikator Pembangunan dapat terbagi 2 yaitu (1) Indikator
Pembangunan Moneter dan Indikator Pembangunan Non Moneter.
A. INDIKATOR PEMBANGUNAN MONETER
1. Indikator Pendapatan Per Kapita
Perekonomian dikatakan sedang tumbuh / berkembang apabila adanya serangkaian
peristiwa yang timbul untuk mewujudkan peningkatan pendapatan per kapita dalam jangka
waktu panjang, sehingga sekalipun ada satu waktu di mana peningkatan pendapatan per kapita
seolah-olah terhenti, tapi bila di waktu mendatang terjadi peningkatan , maka itu tetap dapat
disebut terdapat pembangunan ekonomi.
2. Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare)
Diperkenalkan William Nordhaus dan James Tobin (1972), menyempurnakan nilai-nilai
GNP untuk memperoleh indikator ekonomi yg lebih baik, dengan dua cara :
c.
Koreksi Positip : Memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sektor
informal.
d.
Koreksi Negatif : Kerusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan.
B. INDIKATOR PEMBANGUNAN NON MONETER
1. Indikator Sosial
Oleh Backerman, dibedakan 3 kelompok :
a.
Usaha membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di dua negara dengan
memperbaiki cara perhitungan pendapatan nasional, dipelopori oleh Collin Clark dan Golbert
dan Kravis.
b.
Penyesuaian pendapatan masyarakat bandingkan dengan mempertimbangkan tingkat
harga berbagai negara.
c.
Usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari setiap negara berdasarkan data
yang tidak bersifat moneter (non monetary indicators).
2. Indeks Kualitas Hidup dan Pembangunan Manusia (IPM)
Morris D : Physical Quality of Life Index (PQLI) Indeks Kualitas Hidup (IKH) yaitu gabungan
tiga faktor :
1. Tingkat Harapan Hidup
2. Angka Kematian
3. Tingkat Melek Huruf.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
3. Indikator Campuran
BPS : Indikator Kesejahteraan Rakyat Susenas Inti (Core Susenas) Pendidikan tingkat
pendidikan, tingkat melek huruf & tingkat partisipasi pendidikan.
Kesehatan : Rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan.
Perumahan : Sumber air bersih & listrik, sanitasi & mutu rumah.
Angkatan Kerja : Partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, status
pekerjaan.
Keluarga Berencana dan Fertilisasi : Penggunaan ASI, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga
kesehatan pada kelahiran, penggunaan alat kontrasepsi.
Ekonomi : Tingkat konsumsi perkapita.
Kriminalitas :Jumlah pencurian pertahun, jumlah pembunuhan pertahun, jumlah perkosaan
pertahun.
Perjalanan wisata : Frekuensi perjalanan wisata pertahun.
Akses di media massa : Jumlah surat kabar, jumlah radio dan jumlah televisi.
Materi lain
indikator pembangunan ekonomi
05:12:00 1 Comments
Pembangunan ekonomi adalah upaya meningkatkan kesejahteraan eknomi
berskala besar, yaitu skala sebuah Negara, karena skala yang besar itulah
untuk mengevaluasi sejauh mana keberhasilan sebuah pembangunan
bukanlah hal yang mudah. Karena variable yang diamati adalah
kesejahteraan yang variable tersebut bersifat kualitatif.
Indicatorindikator pembangunan eknomi diantaranya :
a.
Pertumbuhan GNP sebagai indicator pembangunan ekonomi
Pada tahuntahun pertama setelah perang dunia II, pembangunan eknomi
didefinisikan sebagai berubahnya GNP dari keadaaan statis untuk waktu yang
lama, kemudian tumbuh 5 sampai 7 persen per tahun (Todaro buku 1, hal 16).
Akan tetapi indicator GNP sebagai sebagai keberhasilan pembangunan
ekonomi memiliki kelemahan, sebab meskipun pertumbuhan GNP sudah
berlangsung dengan tingkat yang tinggi dalam kurun waktu yang cukup lama
namun masih banyak penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan dan
masih banyak yang belum mendapat lapangan kerja (menganggur). Hal ini
terjadi karena pertumbuhan GNP yang tinggi jugha di ikuti pertumbuhan
penduduk yang tinggi sehingga tidak menjamin kesejahteraan,oleh sebab itu
muncul indicator yang lebih sering digunakan yaitu GNP perkapita : GNP
dibagi dengan jumlah penduduk
b.
Pertumbuhan GNP perkapita sebagai indikator pembangunan
GNP perkapita adalah indicator pembangunan yang paling yang paling
mendasar dan masih digunakan hingga sekarang, GNP perkapita memiliki
keunggulan diantaranya : pertama GNP perkapita mudah dihitung setiap
Negara memiliki data tentang GNP dan jumlah penduduk sehingga GNP
perkapita semua Negara dapat di hitung, kedua GNP perkapita cukup
mewakili hakikat utama pembangunan yaitu kesejahteraan dan penghilangan
kemiskinan (jika asumsi dasar distribusi pendapatan terpenuhi ). Disamping
memiliki berbagai kelebihan juga memiliki berbagai kekurangan diantaranya
1.
GNP dinyatakan terlalu rendah LDCs (less development countries ), hal ini
dikarenakan barang dan jasa di LDCs diproduksi dirumah tangga terutama
untuk keperluan anngota keluarga sendiri, bukan untuk dijual di pasar
(subsisten) . kebanyakan aktivitas pertanian maupun perikanan dll hanya
dianggap sebagai bagian integral dari kehidupan keluarga dan desa bukan
sebagai sebuah transaksi ekonomi. Sebagai contoh kegiatan ibu rumah
tangga mencuci dan mengurus rumah tangga tidak bisa diukur sebagai GNP
di Negara berkembang namun hal tersebut di Negara maju dianggap sebagai
komponen dari GNP di Negara kaya
2.
GNP dinayatakan terlalu tinggi di Negara maju, karena sejumlah item yang
dimasukan dalam pendpatan nasional adalah barang antara yang dianggap
sebagai barang produksi. Misalnya seorang pebisnis di Negara maju
mengeluarkan biaya hotel yang mahal, hal tersebut dihitung sebagai biaya
produksi yang akhirnya meningkatkan harga produk serta berdampak
meningkatnya GNP
3.
Tingkat kurs yang digunakan untuk mengkonversi GNP dalam satuan mata
uang local ke GNP dalam satuan US$ didasarkan pada harga relative dari
barangbarang yang diperdagangkan secara intrnasional (tidak pada daya beli
) dengan mekanisme ini, GNP Negara berkembang tampak lebih kecil. Selain
itu barang di Negara berkembang berharga murah, padat tenaga kerja, tidak
terstandarisasi dan tidak memiliki pengaruh terhdap tingkat kurs. Karena
mereka tidak diperdagangkan. Sebagai contoh guru di Negara berkembang
tentu memiliki gaji lebih rendah daripada di Amerika Serikat namun belum
tentu guru di Negara berkembang tidak sejahtera, jika kita berasumsi lebih
sederhana gaji pegawai kontruksi bangunan di kota tentu lebih besar daripada
di desa namun belum tentu pegawai di kota lebih sejahtera
4.
GNP terlalu rendah di Negara berkembang disebabkan oleh harga mata
uang asing dinilai terlalu tinggi oleh berbagai hal seperti kebijakan
perdagangan luar negeri pemerintah, pembatasan dalam akses ke mata asing
atau subsidi ekspor, misalkan pada tahun 1993 untuk meningkatka ekspor
bank sentral india telah membakukan kurs pada tingkat Rs 50 =$1 (kurs
seharusnya RS 30 = 1$).jika gnp india adalah Rs 9.000 maka dalam satuan
us$ dianggap $180 (9000 : 50) buan $300 (9000 ; 30)
Selain GNP masih terdapat berbagai indikator pembangunan ekonomi seperti
GNP perkapita dengan purchasing power parity (PPP), the physical quality of
life index (PQLI), the human development index (HDI), pemenuhan kebutuhan
pokok, indikator ekonomi bersih
MAteri lain
Pembangunan ekonomi merupakan suatu konsep yang sangat luas dan inklusif. Tujuan utama
dengan adanya pembangunan ekonomi adalah dapat memberikan wajah baru bagi negara dengan
peningkatan kesejahteraan rakyat,kemiskinan serta pengangguran. Oleh sebab itu pembangunan
ekonomi diharapkan dapat menjawab semua permasalahan yang berkenaan dengan kesejahteraan
rakyat, kemiskinan dan pengangguran. Untuk mengetahui seberapa sukses kah pembangunan
disuatu negara maka diperlukan indikator-indikator pengukur kesuksesan pembangunan ekonomi.
Indikator itu digunakan untuk mengukur derajat pembangunan yang sedang dilakukan negara.
Secara umum ada 3 indikator pembangunan ekonomi. Ketiga indikator itu adalah indikator moneter,
indikator non monter dan indikator campuran .
1. INDIKATOR MONETER
Indikator moneter adalah indikator yang mengacu pada indiator pendapatan perkapita dan indikator
kesejahteraan ekonomi bersih atau Net Economic Welfare ( Nec )
a. Pendapatan perkapita adalah indikator moneter atas setiap kegiatan ekonomi penduduk suatu
negara.indikator pendapatan perkapita memiliki beberapa kelemahan seperti ketidakmampuan
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara utuh. Pada hakikatnya tingkat
pendapatan masyarakat bukan hanya diukut berdasarkan pendapatan saja. Masih ada faktor
lainnya seperti adat istiadat, iklim, kondisi alam dan kondisi sosial dimasyarakat. Selain itu
perbedaan anata negara akan terabaikan jika menggunakan pendekatan ini semisalnya stuktur
umum dan distribusi pendapatan nasional.
b. Kesejahteraan ekonomi bersih atau Net Economi Welfare ( NEC) adalah indikator pembangunan
yang merupakan penyempurnaan metode GNP dengan koreksi negative dan positifnya. Koreksi
positif mengharuskan adanya perhatian terhapap waktu senggang sedangkan koreksi negative
mengharuskan adanya pertimbangan kerusakan lingkungan.
2 INDIKATOR NON MONETER
Indikator ini mengambil beberapa hal pokok yang langsung berhubungan dengan kehidupan
masyarakat. Indikaor moneter antara lain indeks kualitas hidup dan indeks sosial
a. Indeks kualitas hidup (IKH) adalah indicator yang diperkenankan oleh Morris D. Morris. Indikator
ini mencakup antara lainnya tingkat harapan hidup, tingkat kematian, angka kematian bayi, dan
tingkat melek huruf.
b. Indicator social tidak jauh berbeda dengan indeks kualitas hidup . indikaor ini mencakup tingkat
harapan hidup,tingkat pendidikan, jumlah surat kabar, radio, televisi dan lain sebagainya.
3. INDIKATOR CAMPURAN
Indikator campuran adalah indikator yang mencakup indikator susenas inti dan indeks
pembangunan manusia (Human Devloment Index)
a. Indikator susenas inti merupakan indikator yang pernah dipakai oleh kementerian Indonesia.
Indikator ini dikembangkan oleh biro pusat statistic (BPS) pada tahun 1992. Indikator ini mencakup
aspek pendidikan, kesehatan, perumahan, angkatan kerja, keluarga berencana dan fertilitas,
ekonomi kriminalitas, pembangunan ekonomi, dan akses ke media.
b. Indeks pembangunan manusia adalah indicator yang diukur menggunakan tingkat harapan hidup,
tingkat melek huruf, dan pendapatan rill perkapita yang diukur berdasarkan paritas daya beli atau
keseimbangan kemampuan belanja.
Selain 3 indikator dia atas masih ada lagi indicator garis kemiskinan ( poverty line ) dan kebutuhan
dasar minimum ( Basic minimum needs ) juga digunakan sebagai indicator pembangunan
Sumber Dari: http://www.antomiwahyu.com/2016/01/indikator-keberhasilanpembangunan.html#ixzz4K74meQbp
Materi lain
pengantar ekonomi pembangunan-indikator pembangunan
06
JAN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RAHMANIYAH
(STIE) RAHMANIYAH SEKAYU
MATA KULIAH
: PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN
PERTEMUAN
: II (KEDUA)
MATERI
: INDIKATOR PEMBANGUNAN
A. INDIKATOR MONETER
1.
Pendekatan Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita selain bisa memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan
masyarakat di berbagai negara juga dapat menggambarkan perubahan corak perbedaan tingkat
kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi diantara berbagai negara.
PENDAPATAN PERKAPITA PERTAHUN PERLU DIKETAHUI UNTUK :
MEMBANDINGKAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DARI MASA KE MASA
MEMBANDINGKAN LAJU PERKEMBANGAN EKONOMI ANTARA BERBAGAI NEGARA
MELIHAT BERHASIL TIDAKNYA PEMBANGUNAN EKONOMI SUATU NEGARA.
Kelemahan :
Kelemahan umum pendekatan pendapatan perkapita sebagai indikator pembangunan (indeks
kesejahteraan) adalah bersumber pada anggapan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat
ditentukan oleh besarnya pendapatan perkapita.
Kelemahan metodologis yang timbul karena perbandingan tingkat kesejahteraan antar masyarakat
mengabaikan adanya perbedaan antara negara-negara sebagai berikut : struktur umur penduduk,
distribusi pendapatan masyarakat nasional, metode perhitungan pendapatan dan perbedaan kurs.
KELEMAHAN AD 1
v KELEMAHAN METODOLOGIS & STATISTIS DALAM MENGHITUNG PENDAPATAN PERKAPITA
DALAM NILAI MATA UANG SENDIRI MAUPUN MATA UANG ASING.
v TERJADI PENAFSIRAN YANG SALAH / TERLALU RENDAH THD NEGARA MISKIN KARENA
JENIS-JENIS KEGIATAN DI NEGARA MISKIN TERDIRI DARI UNIT-UNIT KECIL DAN TERSEBAR
DI BERBAGAI PELOSOK SHG TIDAK DIMASUKKAN DALAM VARIABEL PERHITUNGAN
PENDAPATAN NASIONAL.
v NILAI TUKAR RESMI MATA UANG SUATU NEGARA DENGAN VALUTA ASING TIDAK
MENCERMINKAN PERBANDINGAN HARGA KEDUA NEGARA, WALAUPUN DALAM TEORI
DIKATAKAN NILAI TUKAR INI MENYATAKAN HARGA.
KELEMAHAN AD 2
FAKTOR-FAKTOR LAIN MENENTUKAN PENDAPATAN DARI TINGKAT KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT SUATU NEGARA
1.
FAKTOR EKONOMI :
v STRUKTUR UMUR PENDUDUK
v DISTRIBUSI PENDAPATAN TIDAK MERATA, SEBAGIAN TIDAK MENIKMATI HASIL
PEMBANGUNAN.
v CORAK PENGELUARAN MASYARAKAT BERBEDA
v MASA LAPANG / WAKTU SENGGANG TINGGI
v PEMBANGUNAN EKONOMI TDK HANYA UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN
MASYARAKAT TETAPI JUGA HARUS MENGURANGI JUMAH PENGANGGURAN.
2.
FAKTOR NON EKONOMI :
v PENGARUH ADAT ISTIADAT
v KEADAAN IKLIM DAN ALAM SEKITAR
v KETIDAKBEBASAN BERTINDAK DAN MENGELUARKAN PENDAPAT DAN BERTINDAK
2. Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare) => William Nordhaus dan
James Tobin (1972)
Diperkenalkan William Nordhaus dan James Tobin (1972), menyempurnakan nilai-nilai GNP untuk
memperoleh indicator ekonomi yg lebih baik, dgn dua cara :
a. Koreksi Positip : Memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sector
informal.
b.
Koreksi Negatif : Kerusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan
INDIKATOR NON MONETER
Indikator Sosial
Oleh Backerman ; dibedakan 3 kelompok :
Usaha membandingkan tingkat kesejahteraan masy. di dua negara dengan memperbaiki cara
perhitungan pendapatan nasional, dipelopori oleh Collin Clark dan Golbert dan Kravis.
Penyesuaian pendapatan masy. dibandingkan dengan mempertimbangkan tingkat harga berbagai
negara.
Usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari setiap negara berdasarkan data yg tdk
bersifat moneter (non monetary indicators).
Indikator non moneter yg disederhanakan (modified non-monetary indicators).
Indeks Kualitas Hidup dan Indeks Pembangunan Manusia
Morris D : Physical Quality of Life Index (PQLI) Indeks Kualitas Hidup (IKH) yaitu gabungan tiga
faktor : tingkat harapan hidup, angka kematian dan tingkat melek huruf. Sejak thn 1990 UNDP
mengembangkan indeks pembangunan manusia (Human Development Index = HDI) : (1) Tingkat
harapan hidup (2) Tingkat melek huruf masyarakat dan (3) Tingkat pendapata riil perkapita masy.
berd. Daya beli masing-masing negara. Besarnya indeks 0 s/d 1. Semakin mendekati 1 berarti
indkes pembangunan manusianya tinggi demikian sebaliknya.
Indeks Campuran
BPS : Indikator Kesejahteraan Rakyat Susenas Inti (Core Susenas) Pendidikan : tk pendidikan, tk
melek huruf & tk partisips pendidikan
Kesehatan : rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan
Perumahan : sumber air bersih & listrik, sanitasi & mutu rumah
Angkatan kerja : partisipasi tenaga kerja, jml jam kerja, sumber penghasilan utama, status pekerjaan
Keluarga Berencana dan Fertilisasi : Penggunaan ASI, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga
kesehatan pada kelahiran, penggunaan alat kontrasepsi
Ekonomi : tingkat konsumsi perkapita
Kriminalitas : jml pencurian pertahun, jumlah pembunuhan pertahun, jumlah perkosaan pertahun.
Perjalanan wisata : frekuensi perjalanan wisata pertahun
Akses di media massa : jumlah surat kabar, jumlah radio dan jumlah televisi
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan, Edisi Keempat. Yogyakarta. BPSTIE-YKPN.
Materi lain