ANALISIS HUBUNGAN KEBIJAKAN MONETER INF

PROPOSAL PENELITIAN
“ANALISIS HUBUNGAN KEBIJAKAN MONETER, INFLASI
DAN KEADAAN NILAI TUKAR TERHADAP
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI INDONESIA”
DisusunUntukMemenuhiTugas Mata Kuliah
“Seminar Proposal Skripsi”
DosenPengampu
Rokhmat subagiyo, SE,MEI

DisusunOlehKelas ES – 6J
1. Nurismah Wahyu Aji

(17402153310)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN TULUNGAGUNG
2017/2018

1


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum,Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik,
hidayahnya, serta Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.Semoga kita mendapat syafa’atnya di yaumil qiyamah.
Amin.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Maftukhin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah
memberi izin kepada kami untuk melanjutkan studi.
2. Rokhmat subagiyo, M.Pd yang telah memberikan bimbingan serta
pengarahan atas pembuatan tugas kelompok makalah ini.
3. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan materi dan moril.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca umumnya dan
penulis pada khususnya, untuk lebih menyempurnakan makalah agar lebih baik
lagi, untuk itu penulis menerima Kritik dan Saran yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Wassalamu’alaikum,Wr.Wb.


Tulungagung, 26 Mei 2018

Penyusun

2

DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………....1
KATA PENGANTAR............................................................................2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………....3
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

LatarBelakang………………………………………………………......4
RumusanMasalah…………………………………………………….....5
Tujuan................……………...……………………………………....5

Manfaat.....................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
B.
C.
D.

Landasan teori..........................................................................................7
Penelitian terdahulu...........…………...……….…………….…...…...12
Kerangka konseptual..........................................................................15
Hipotesis....................................................................................15

BAB III METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.


Jenis dan sumber data...................................................................16
Teknik pengumpulan data…………………………………………........16
Populasi dan sampel…………………………………………………......17
Jenis penelitian......................................................................................17
Teknik analisis data...............................................................................18

DAFTAR PUSTAKA………………….…………………..……………....…….19

BAB I
PENDAHULUAN
3

A. Latar Belakang
Mulai Juli 2005 Bank Indonesia telah mengimplementasikan
penguatan kerangka kerja kebijakan moneter konsisten dengan Inflation
Targeting Framework (ITF), yang mencakup empat elemen dasar : (1)
penggunaan suku bunga BI Rate sebagai policy reference rate, (2) proses
perumusan kebijakan moneter yang antisipatif, (3) strategi komunikasi
yang lebih transparan, dan (4) penguatan koordinasi kebijakan dengan
Pemerintah. Langkah-langkah dimaksud ditujukan untuk meningkatkan

efektivitas dan tata kelola (governance) kebijakan moneter dalam
mencapai sasaran akhir kestabilan harga untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sasaran Inflasi dilakukan Pemerintah dan Bank Indonesia dengan
menetapkan dan mengumumkan sasaran inflasi untuk tahun 2008, 2009,
dan 2010 masing-masing sebesar 5%+1%, 4,5%+1%, dan 4%+1%.
Sasaran inflasi dimaksud sejalan dengan proses penurunan inflasi secara
bertahap mengarah pada sasaran inflasi jangka menengah-panjang yang
kompetitif dengan negara lain sekitar 3%.
Salah satu variabel tolok ukur kemajuan suatu negara adalah
pertumbuhan perekonomian. Jika perekonomian suatu negara stabil maka
dapat dikatakan negara tersebut maju, sebaliknya jika keadaan
perekonomian suatu negara terpuruk maka negara tersebut belum dapat
dikatakan sebagai negara maju.Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,
maka kegiatan perekonomian suatu negara harus meningkat setiap
tahunnya.

Untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi

secara berkelanjutan Bank Sentral atau Otoritas Moneter akan berusaha

untuk mengatur keseimbangan antara kestabilan nilai rupiah terhadap
barang dan jasa dan kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain.
kebijakan moneter yang menjadi acuan sebuah keberhasilan suatu negara
yang akan adanya suatu permasalahan disuatu masyarakat yaitu terjadinya

4

inflasi yang membuat nilai tukar uang dimasyarakat memburuk yang
membuat nilai dari mata uang tersebut turun.
Sehingga penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui
bagaimana efek dari kebijakan moneter, inflasi dan nilai tukar yang ada
dimasyarakat terhadap sasaran akhir yaitu kesejahteraan masyrakat di
Indonesia dengan memasukkan variabel yang digunakan yakni inflasi dan
nilai tukar. Kesejahteraan masyarakat tergantung bagaimanaa pemerintah
melakukan atau mengeluarkan kebijakan yang ada di suatu negara
tersebut. Bila suatu negara mampu mengatasi permasalahan seperti inflasi
yang cenderung berakibat pada nilai tukar disini akan menjelaskan
kebijakan yang dibuat pemerintah yairu kebijakan moneter akan berakibat
baik


atau

buruk

dalam

menangani

pertumbuhan

ekonomi

dan

kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara.
B. Rumusan masalah
1. Apakah hubungan

kebijakan


moneter

dengan

kesejahteraan

masyarakat?
2. Apakah ada keterkaitan inflasi dengan kesejahteraan masyarakat?
3. Apakah nilai tukar berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat?
4. Bagaimana hubungan antara kebijakan moneter,inflasi dan nilai tukar
dengan kesejahteraan masyarakat indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui hubungan kebijakan moneter dengan kesejahteraan
diindonesia
2. Mengetahui inflasi dengan kesejahteraan masyarakat indonesia
3. Mengetahui nilai tukar dengan kesejahteraan masyarakat indonesia
4. Mengetahui hubungan antara kebijakan moneter,inflasi dan nilai tukar
dengan kesejahteraan masyarakat indonesia
D. Manfaat
1. Untuk melihat kebijakan moneter dengan kesejahetraan masyarakat

diindonesia
2. Untuk mengetahui

inflasi

dengan

kesejahteraan

masyarakat

diindonesia
3. Untuk mengetahui nilai tukar dengan kesejahteraan masyarakat
diindonesia
4. Untuk mengetahui hubungan antara kebijakan moneter,inflasi dan nilai
tukar dengan kesejahteraan masyarakat indonesia
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. Landasan teori
1. Kebijakan Moneter
Tujuan utama kebijakan moneter lebih ditekankan pada
stabilitas harga, dengan dasar beberapa pertimbangan (Solikin,
6

2005). Pertama, dengan output ditentukan sesuai dengan kapasitas
ekonomi jangka panjang maka segala kebijakan yang mendorong
pertumbuhan ekonomi akan menciptakan inflasi (the short-run
Phillips-curve) sehingga tidak akan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi riil. Kedua, rational economic agent mengerti bahwa
tindakan

kejutan

pembuat

kebijakan


dalam

mendorong

pertumbuhan ekonomi yang mendorong inflasi dapat mendorong
terjadinya permasalahan time-consistency. Ketiga, Kebijakan
moneter mempengaruhi variabel ekonomi memakan waktu panjang
dan mempunyai lag. Keempat, kestabilan harga dapat mendorong
terciptanya iklim ekonomi yang lebih baik karena akan mengurangi
biaya yang berasal dari inflasi.
Penetapan

stabilitas

harga

melalui

kebijakan

moneter

mendorong kesinambungan pertumbuhan ekonomi dalam jangka
panjang. Namun di sisi lain jika pencapaian kebijakan moneter
tidak dilakukan secara terukur juga dapat mengakibatkan tekanan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Kebijakan moneter yang terlalu
ketat dapat menekan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan
jumlah pengangguran. Secara teori, kebijakan moneter dapat
ditransmisikan melalui berbagai jalur (channel), yaitu jalur suku
bunga, jalur kredit perbankan, jalur neraca perusahaan, jalur nilai
tukar, jalur harga aset, dan jalur ekspektasi. Dengan melewati jalurjalur tersebut, kebijakan moneter akan ditransmisikan dan
berpengaruh ke sektor finansial dan sektor riil setelah beberapa
waktu lamanya (lag of monetery policy). Kebijakan moneter perlu
dijalankan secara sehat, dan prinsip-prinsip Kebijakan Moneter
yang sehat adalah :
1) . Mempunyai satu tujuan akhir yang diutamakan (overriding
objective), yaitu sasaran inflasi, sebagai kontribusi pokok
kebijakan moneter dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
7

Untuk itu, sasaran inflasi ditetapkan dengan mempertimbangkan
pengaruhnya (trade-off) dengan pertumbuhan ekonomi.
2) . Kebijakan moneter bersifat antisipatif atau forward looking,
yaitu dengan mengarahkan kebijakan moneter yang ditempuh saat
ini diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan pada
periode yang akan datang mengingat adanya efek tunda (lag)
kebijakan moneter.
3) . Mengikatkan diri kepada suatu mekanisme tertentu dalam
membuat pertimbangan penentuan respon kebijakan moneter
(constrained discretion). Dalam penetapan respon kebijakan
moneter, bank sentral mempertimbangkan prakiraan inflasi,
pertumbuhan ekonomi, serta berbagai variabel lain. Termasuk
pertimbangan mengenai kebijakan ekonomi Pemerintah dalam
kerangka koordinasi kebijakan moneter dengan kebijakan makro
lain.
4) . Sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola yang sehat (good
governance), yaitu berkejelasan tujuan, konsisten, transparan, dan
berakuntabilitas.
Kebijakan Moneter adalah upaya penguasa moneter yaitu
Bank Sentral untuk memengaruh perkembangan variabel moneter
demi tercapainya tujuan perekonomian dan Mishkin Menurut
Iswardono kebijakan moneter adalah salah satu bagian integral dari
kebijakan ekonomi makro yang ditujukan untuk mendukung
sasaran ekonomi makro yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
stabilitas harga, pemerataan pembangunan dan keseimbangan
neraca pembayaran. Kebijakan Moneter ada dua macam yaitu,
kebijakan moneter kontraktif dan kebijakan moneter ekspansif.
Kebijakan moneter ekspansif dilakukan untuk mendorong kegiatan
ekonomi dengan cara meningkatkan jumlah uang beredar,
8

sedangkan

kebijakan

moneter

kontraktif

dilakukan

untuk

memperlambat kegiatan ekonomi dengan mengurangi jumlah uang
beredar.
2. Inflasi
Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga barang
secara umum. Secara umum penyebab inflasi dapat diidentifikasi
menjadi 3 aspek, yaitu tarikan permintaan (demand pull inflation),
desakan biaya (cost push inflation), atau inflasi eksternal (imported
inflation). Faktor penyebab terjadi demand pull inflation adalah
tingginya permintaan barang dan jasa relatif terhadap ketersediaannya.
Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh
peningkatan

harga-harga

komoditi

yang

diatur

pemerintah

(administered price) dan terjadi negative supply shocks akibat bencana
alam dan terganggunya distribusi. Faktor penyebab terjadi imported
inflation adalah depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri
terutama dari negara-negara partner dagang. Lembaga yang paling
berperan dalam proses pengendalian inflasi adalah Bank Indonesia.
Dalam Undang-undang No. 3 Tahun 2004 Pasal 7 tentang Bank
Indonesia disebutkan bahwa tujuan Bank Indonesia adalah mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Fenomena ekonomi yang tak pernah hilang dalam sejarah
panjang ekonomi adalah inflasi. Dimana inflasi menjadi pembahasan
yang sering dibahas karena mempunyai dampak yang amat luas dalam
perekonomian makro. Inflasi adalah kenaikan harga-harga secara
umum dan secara terus menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga
dari berbagai macam barang tersebut meningkat dengan persentase
yang sama, karena kenaikan tersebut mungkin terjadi secara tidak
bersamaan. Maka dari itu inflasi dikatakan terjadi apabila harga-harga
barang umum meningkat secara terus menerus selama satu periode
tertentu, namun jika kenaikan terjadi sekali saja meskipun dalam
persentase yang besar belum tentu dapat dikatakan inflasi.
9

3. Nilai tukar
Nilai tukar rupiah terhadap US$ secara signifikan berpengaruh
terhadap tingkat inflasi di dalam negeri. Peningkatan nilai tukar rupiah
(rupiah terdepresiasi) mengakibatkan tingkat inflasi di dalam negeri
mengalami peningkatan. Indonesia merupakan Negara dengan sistem
perekonomian terbuka dengan tingkat ketergantungan industri dalam
negeri terhadap komponen impor cukup tinggi. Depresiasi rupiah
mengakibatkan peningkatan biaya dan menurunnya tingkat produksi.
Peningkatan

komponen

impor

di

dalam

negeri

menyebar

mempengaruhi peningkatan harga-harga produk di dalam negeri baik
produk domestik maupun produk impor. Secara keseluruhan tingkat
inflasi di dalam negeri akan mengalami peningkatan seiring dengan
kenaikan kurs rupiah terhadap USD.
Hubungan langsung antara pengeluaran pemerintah (APBN) dan
inflasi juga menunjukkan hubungan yang positif seperti yang
tergambar pada grafik di bawah ini. Pada saat pemerintah menetapkan
kebijakan fiskal ekspansif maka akan menyebabkan peningkatan laju
inflasi. Hal ini dapat dimengerti karena peningkatan pengeluaran
pemerintah

akan

meningkatkan

agregate

demand

sehingga

menyebabkan terjadinya peningkatan harga-harga secara umum
(inflasi). Peningkatan laju inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan
pengeluaran pemerintah juga terjadi pada tahun 1980, pada saat itu
pertumbuhan pengeluaran pemerintah mencapai 48.6 % sedangkan laju
inflasi mencapai 18 %. Nilai tukar diartikan sebagai nilai suatu mata
uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan satu unit mata uang lainnya.
Menurut Nazir ,kurs adalah suatu satuan mata uang asing yang
dijadikan uang dalam negeri yang artinya harga suatu mata uang yang
ditukarkan dengan mata uang lainnya. Mata uang yang sering ditukar
adalah mata uang dollar, karena dollar mata uang yang relatif stabil
dalam perekonomian. Kurs (exchange rate) adalah harga mata uang
dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Sistem kurs valuta asing
10

sangat tergantung dengan sifat pasar, dimana dalam pasar bebas kurs
akan berubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran
4. Kesejahteraan masyarakat
Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar pada dasarnya
mementingkan keuntungan pelaku ekonomi dari pasar tersebut.
Sehingga sangat sulit menemukan ekonomi yang menyejahterakan jika
dilihat dari mekanisme pasar yang ada. Kesejahteraan adalah salah satu
aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina terjadinya
stabilitas sosial dan ekonomi, kondisi tersebut juga diperlukan untuk
meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat.
Terdapat dua jenis ekonomi kesejahteraan, yaitu:
1. Ekonomi kesejahteraan konvensional
Hanya menekankan pada kesejahteraan pada kesejahteraan
material saja, dengan mengabaikan kesejahteraan spiritual dan moral.
2. Ekonomi kesejahteraan syariah
Mencapai kesejahteraan manusia secara menyeluruh, yaitu
kesejahteraan material, kesejahteraan spiritual, dan moral.
Dalam Ukuran Kesejahteraan:
suatu kondisi masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan
dasarnya. Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu
pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan,
dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih, aman dan
nyaman.1

B. Penelitian Terdahulu
1

https://firiijb.wordpress.com/2014/03/26/teori-ekonomi-kesejahteraan/
diakses pada tgl 29 maret 2018 pukul 10:00 WIB

11

Jumlah uang beredar dan kurs rupiah terhadap USD signifikan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pengaruh negatif suku bunga
terhadap pertumbuhan ekonomi menunjukan bahwa perubahan suku bunga
akan mempengaruhi aggregate ekspenditure melalui perubahan investasi.
Kenaikan suku bunga akan menurunkan minat investasi dan menurunkan
aktivitas ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi.
Pada tahun 1980, saat suku bunga deposito diturunkan pada tingkat 6 %,
pertumbuhan ekonomi pada saat itu meningkat sampai 9.8 %. Sedangkan
pada saat bunga deposito ditingkatkan menjadi 18 % pada tahun 1985,
membuat pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan. Ekspansi 28

12

Pertumbuhan uang beredar signifikan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Setiap perubahan uang beredar, baik karena
perubahan uang primer, uang giral maupun karena perubahan uang kuasi
pada sektor perbankan, akan memberikan dampak searah terhadap
pertumbuhan ekonomi. Setiap kenaikan sebesar 1% dari uang beredar akan
mendorong

pertumbuhan

ekonomi

sebesar

0,26%.

Kondisi

ini

memberikan gambaran bahwa aktivitas ekonomi Indonesia masih berada
di bawah kapasitas penuhnya. Pada kondisi ini setiap peningkatan jumlah
uang beredar melalui penerapan berbagai instrumen kebijakan moneter
akan mendorong peningkatan aktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Nilai tukar rupiah terhadap USD secara signifikan berpegaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi. Peningkatan nilai tukar rupiah (rupiah
terdepresiasi) mengakibatkan pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi.
Dengan tingkat ketergantungan terhadap komponen impor cukup tinggi,
depresiasi rupiah mengakibatkan peningkatan biaya produksi dan
menurunnya tingkat produksi di dalam negeri. Peningkatan harga
komponen impor di dalam negeri menyebar mempengaruhi peningkatan
harga-harga di dalam negeri sehingga produk domestik tidak kompetitif
baik di pasar domestik Iwan Setiawan 29

13

maupun di pasar internasional. Menurunnya tingkat produksi akibat
depresiasi rupiah mengakibatkan pertumbuhan ekonomi mengalami
kontraksi.
Hubungan pengeluaran pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi
menunjukkan hubungan posistif. Peningkatan pengeluaran pemerintah
berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Dampak positif paling
nyata terlihat pada saat pengeluaran pemerintah meningkat sebesar 12.5 %
pada tahun 1994 daripada tahun sebelumnya yang hanya sebesar 5.3 %,
pertumbuhan ekonomi juga meningkat sebesar 7.5 % daripada tahun
sebelumnya yang hanya 6.5 %. Pada saat krisis tahun 1998 hubungan
tersebut tidak stabil, ketika pengeluaran pemerintah meningkat sampai
54.2% pada tahun 1998, ternyata pertumbuhan ekonomi pada tahun
tersebut malah mengalami penurunan sampai tingkat 13 %. Hubungan
antara pengeluaran pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi terbukti
tidak signifikan, sehingga peran belanja pemerintah terhadap pertumbuhan
ekonomi masih dipertanyakan.
Berdasarkan persamaan regresi diatas dapat dijelaskan bahwa
proses stabilitasi dan pertumbuhan ekonomi secara siginifikan hanya
dipengaruhi oleh variabel-variabel yang terkait langsung dengan kebijakan
moneter. Belanja pemerintah secara signifikan terbukti belum mampu
mempengaruhi

tingkat

pertumbuhan

ekonomi.

Kontribusi

belanja

pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi untuk kasus Negara
berkembang seperti Indonesia, tidak hanya ditentukan oleh jumlah tapi
juga oleh produktivitas dan porsi pemanfaatan (kebocoran) alokasi belanja
tersebut. Tingkat produktivitas dan kebocoran belanja pemerintah akan
menentukan nilai multiplier perekonomian dan tingkat pertumbuhan
ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian ini patut diduga bahwa tidak
berpengaruhnya belanja pemerintah terhadap peningkatan aktivitas
perekonomian disebabkan oleh masih rendahnya tingkat produktivitas
perekonomian dan tingginya tingkat kebocoran anggaran belanja
pemerintah.
14

C. Kerangka Konseptual

X1
X2

Y

X3

D. Hipotesis
H1
: kebijakan moneter terhadap kesejateraan masyarakat
H2
: inflasi terhadap kesejahteraan masyarakat
H3
: nilai tukar terhadap kesejahteraan masyarakat

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Pengertian data adalah sekumpulan informasi atau nilai yang
diperoleh dari pengamatan atau observasi suatu objek, data dapat
berupa angka dan dapat pula merupakan lambang atau sifat. Pada
dasarnya kegunaan data (setelah diolah dan dianalisis) ialah sebagai
dasar yang objektif di dalam proses pembuatan keputusan-keputusan/

15

kebijaksanaan dalam rangka untuk memecahkan persoalan oleh
pengambilan keputusan.2 Data yang didapat dari type penelitian :
a. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh
penelitian dengan cara langsung dari sumbernya. Data primer biasa
disebut dengan data langsung.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan peneliti dari
semua sumber yang sudah ada. Data ini biasanya berasal dari data
penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga atau organisasi.3
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pegumpulan data dapat diartikan sebagai cara atau metode
yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dengan sebenarbenarnya yang nantinya akan sangat berguna terhadap hasil penelitian
yang dilakukan.
Teknik pengumpulan data dapaat dilakukan dengan intervie,
kuesioner dan observasi dan penelitian terdahulu. 4
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah himpunan sebuah individu atau objek yang menjadi
bahan pembicaraan atau bahan penelitian.5 Populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas, objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

2

Situmorang Syafrizal Helmi, Analisis data: untuk riset manajemen dan bisnis,
(medan:USUPress, 2010), hlm 1
3

Rokhmat sSubagiyo, SE,MEI,Metode penelitian ekonomi islam,
(jakarta:Alims Publishing Jakarta,2017),74
4

Ibid hal 80

5

Ali Mauludi, Teknik Belajar Statistik 2,(jakarta:Alim’s
Publishing,2016),hal 2.

16

kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi diambil
dari berbagai masyarakat di wilayah indonesia.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Sampel merupakan sebagian atau wakil dari
populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama serta
memenuhi populasi yang ditentukan. Melihat karakteristik populasi yang
ada dan tujuan penelitian ini, maka penentuan responden dalam penelitian
ini yaitu dengan metode purposive sampling, yakni penentuan responden
dari populasi dengan kriteria tertentu.6
D. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam laporan ini ialah penelitian
kuantitatif yaitu jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan
yang dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau
cara-cara lain dari kuantifikasi.7
E. Teknik Analisis Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akurat, teknik pengumpulan
data yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan
beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan
untuk menelusuri data historis. Sifat utama dari data ini tidak
terbatas pada ruang dan waktu, sehingga memberi peluang
kepada peneliti untuk hal-hal yang telah silam.
b. Kuisioner/angket
6

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis , (Bandung: Alfabeta, 2005) hal 98-99

7

Rokhmat Subagiyo, SE,MEI,Metode penelitian ekonomi islam,
(jakarta:Alims Publishing Jakarta,2017),hal19

17

Kuisioner/angket

adalah

daftar

pertanyaan

yang

dikirimkan kepada responden baik secara langsung atau tidak
langsung, (melalui pos atau perantara).
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
pengumpulan data yang dibutuhkan oleh peneliti, disini alat yang
digunakan adalah angket. Supaya instrumen penelitian ini dapat
berfungsi secara efektif, maka syarat validitas dan reabilitas harus
diperhatikan sungguh-sungguh. Jumlah instrument penelitian ini
tergantung pada jumlah variabel penelitian yang ditetapkan oleh
peneliti. Selanjutnya dari variabel-variabel tersebut ditentukan
indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan
menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. 8

Daftar pustaka
Helmi,sirumorang syafrizal.2010.analisis data:untuk riset
manajemen dan bisnis.medan.USUPress.
Subagiyo,Rokhmat.2017.Metode Penelitian ekonomi
islam.jakarta.alims publishing.
Maulidi,ali.2016.teknik belajar statistik.jakarta. alims publishing.
Sugiyono.2005.metode penelitian bisnis.bandung.alfabeta.
Usman,husaini,purnomo setiady akbar.2003.metodologi penelitian
sosial.jakarta.PT. bumi aksara.
Iwan setiawan.2009. analisis dampak kebijakan moneter terhadap
perkembangan inflasi dan pertumbuhan ekonomi di indonesia.Bandung.
Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi Vol. 1, No. 1, Mei
2009, 15 - 31

8

Husaini Usman & purnomo Setiady Akbar, Metodologi penelitian Sosial, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2003), Hlm. 60

18

https://firiijb.wordpress.com/2014/03/26/teori-ekonomikesejahteraan/ diakses pada tgl 29 maret 2018 pukul 10:00 WIB

19