USAHA PUDING ROKIS STUDI KELAYAKAN BISNI
USAHA SWEET POP CORN
Studi Kelayakan Bisnis
Oleh:
Dwi Septiningsih
8135123387
Erma Nurul Hikmah
8135123385
Risma Marthaningsih
8135123366
Virgawati Wediayunda
8135123390
Pendidikan Tata Niaga Semester 5/Kelas A
JURUSAN EKONOMI DAN ADMINISTRASI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA
2014
I.
II.
Pendahuluan
1.1 latar Belakang
Pembahasan
II.1
Definisi Bisnis
Bisnis ini bergerak dibidang makanan yaitu makanan ringan berupa olahan
jagung yang diolah menjadi pop corn. Pada umumnya Popcorn hanya sebatas rasa
manis dan asin dan tidak ada variasi lain. Dalam bisnis ini kami akan membuat
inovasi dari pop corn yaitu membuat pop corn dengan aneka rasa buah, seperti
jeruk, strawberi, anggur, dan lain lain.
II.2
Lokasi dan Waktu
II.3
Pengukuran Struktur Industri
Struktur industri menggambarkan bagaimana industri diorganisasikan. Hal
ini terkait dengan hubungan dari (a) sesama produsen (b) sesama konsumen (c)
produsen dan konsumen, dan (d) produsen yang telah ada terhadap produsen baru
yang masuk ke pasar (Bain 1968). Menurut teori ekonomi industri, struktur
industri menentukan tingkat kompetisi dan merupakan faktor yang berpengaruh
pada perilaku dan kinerja dari suatu industri (perusahaan-perusahaan yang ada
dalam industri). Oleh karenanya, analisa struktur industri merupakan pijakan awal
untuk mengkaji suatu industri.
Struktur industri didefinisikan dalam terminologi distribusi jumlah dan
ukuran dari perusahaan-perusahaan yang ada dalam industri (Bain 1968). Struktur
industri merupakan cerminan dari struktur pasar suatu industri (Kuncoro 2007).
Dalam studi empiris mengenai struktur industri, digunakan pengukuran
konsentrasi untuk mengukur intensitas dari persaingan dalam industri.
Konsentrasi industri ini menginformasikan ukuran relatif dari perusahaanperusahaan yang ada pada pasar (Jacobson 1996). Terdapat beberapa alat
pengukuran konsentrasi yang umum dipergunakan untuk menggambarkan
distribusi dari pangsa pasar di antara perusahaan-perusahaan yang ada dalam
industri, yaitu: Rasio Konsentrasi, Indeks Herfindhal, dan Koefisien Gini.
A. Concertation Ratio
Rasio Konsentrasi (concentration ratio, CR) secara luas dipergunakan untuk
mengukur pangsa dari output, turnover, value added, jumlah pegawai atau
nilai asset dari total industri. Biasanya jumlah perusahaan N yang dihitung
proporsi pangsa pasarnya adalah 4, sehingga dikenal sebagai CR4. Jika Pi
mewakili pangsa pasar, dan jika proporsi dari output, turnover, value added,
jumlah pegawai atau nilai asset dari total industri yang diwakili oleh
perusahaan i = 1,2, …, dengan P1 >= P2 >= P3 >= …, maka Concentration
Ratio, CRN, untuk N perusahaan dihitung sebagai:
CRN = P1 + P2 + P3 + … + PN
Rasio konsentrasi berkisar antara nol hingga satu dan biasanya dinyatakan
dalam persentase. Nilai konsentrasi yang mendekati angka nol
mengindikasikan bahwa sejumlah n perusahaan memiliki pangsa pasar yang
relatif kecil. Sebaliknya, angka rasio konsentrasi yang mendekati satu
mengindikasikan tingkat konsentrasi yang relatif tinggi. CRN sangatlah
tergantung pada jumlah keseluruhan perusahaan yang ada dalam industri.
CRN akan menurun jika jumlah perusahaan dalam industri meningkat. CRN
dapat memberikan gambaran tentang peran n perusahaan yang ada dalam
industri, namun demikian CRN tidak cukup dapat memberikan informasi
mengenai keterkaitan antar perusahaan di dalam industri.
Sebagaimana dikemukakan di atas, CR4 yang mewakili empat perusahaan
dengan pangsa pasar paling besar, adalah rasio konsentrasi yang banyak
dipergunakan. Beberapa kategori pasar dapat didefinisikan dengan
menggunakan CR4 untuk menggambarkan tingkat kompetisi sebagaimana
ditampilkan dalam gambar di bawah.
Sumber:
Buzzelli
(2001);
Ma
(1993)
Gambar: Tipe dari Struktur Pasar
Yang paling ekstrem adalah perfect competition dalam hal mana banyak
perusahaan dengan pangsa pasar masing-masing yang relatif kecil, dan
monopoly dalam hal mana satu perusahaan memiliki 100 persen pangsa pasar.
Kompetisi dan jumlah perusahaan adalah besar pada perfect competition dan
sedikit pada monopoly.
Pada perfect competition, terdapat banyak perusahaan, sehingga individu
perusahaan tidak dapat mengendalikan harga. Perusahaan-perusahaan
menghasilkan produk yang homogen, dan pembeli mengetahui harga dan dan
memiliki informasi. Tidak ada entry dan exit barriers pada perfect
competition. Sebaliknya, pada monopoly, hanya ada satu perusahaan yang
menjual produk kepada banyak pembeli dan tidak ada produsen baru yang
dapat memasuki pasar, dengan demikian perusahaan ini memiliki kekuatan
monopoly.
Angka CR4 yang tinggi akan menunjukkan bahwa pasar didominasi oleh
sejumlah kecil perusahaan, yang berarti bentuk struktur oligopoly. Pada
struktur oligopoly, produsen besar dapat mempengaruhi harga dengan cara
mengendalikan output produksi. Terdapat tingkatan oligopoly, mulai dari
moderately concentrated oligopolistic markets hingga highly concentrated
oligopolies, yang mengindikasikan tingkat rendah hingga tinggi dari pengaruh
pasar.
Semakin rendah CR4, semakin dekat pasar pada kondisi perfectly
competitive.
B. HHI
Indeks Herfindhal adalah jenis ukuran konsentrasi lain yang cukup penting.
Indeks Herfindhal dedefinisikan sebagai jumlah pangkat dua pangsa pasar dari
seluruh perusahaan yang ada dalam industri, dan diformulasikan:
H = P1^2 + P2^2 + P3^2 + … + PN^2
Nilai H akan berkisar dari nol hingga satu. Nilai H akan sama dengan 1/n jika
terdapat n perusahaan yang mempunyai ukuran yang sama. Jika H mendekati
nol, maka akan berarti terdapat sejumlah besar perusahaan dengan ukuran
usaha yang hampir sama dalam industri, dan konsentrasi pasar adalah rendah.
Sebaliknya, industri bersifat monopoly jika H sama dengan satu. Semakin
tinggi H, semakin tinggi disribusi ukuran dari perusahaan. The Federal Trade
and Commission in the US menetapkan bahwa pasar terkategori highly
concentrated jika nilai H lebih besar dari 0.18 (Chiang 2001).
II.4
A.
B.
C.
D.
II.5
II.6
Analisis Industri
Environmental
Culture
Legal
Economy
ALU
Siklus Produk
Tahap-tahap Siklus Hidup Produk Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 327),
dialihbahasakan oleh Alexander Sindoro, daur hidup produk terdiri dari empat
tahap, yaitu:
1. Tahap perkenalan (introduction)
2. Tahap pertumbuhan
3. Tahap kedewasaan
4. Tahap penurunan (decline)
Adapun penjelasan tahapan-tahapan daur hidup produk tersebut di atas,
diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
Tahap perkenalan dimulai pada saat produk diluncurkan, karena diperlukan
waktu untuk meluncurkan produk ke beberapa pasar dan memenuhi saluran
penyalur, pertumbuhan penjualan mungkin lambat. Laba negatif atau rendah
dalam tahap perkenalan karena penjualan yang rendah, biaya distribusi dan
promosi yang berat. Pengeluaran promosi berada pada rasio tertinggi
terhadap penjualan karena diperlukan usaha promosi yang gencar untuk:
a. Menginformasikan pembeli potensial terhadap produk baru dan belum
dikenal
b. Membujuk orang untuk mencoba produk tersebut.
c. Mengamankan distribusi di took eceran. Perusahaan memusatkan
penjualan pada pembeli yang paling siap intuk membeli, biasanya
kelompok berpendapatan tinggi.
2. Tahap Pertumbuhan
Tahap pertumbuhan ditandai dengan peningkatan yang pesat dalam
penjualan. Penerima awal menyukai produk tersebut, dan konsumen
tambahan mulai membeli produk itu. Para pesaing baru memasuki pasar,
tertarik dengan kesempatan produksi dan laba berskala besar.
Mereka memperkenalkan keistimewaan produk baru dan memperluas
jaringan distribusi. Harga tetap bertahan atau turun sedikit, bergantung pada
seberapa
cepat
permintaan
meningkat.
Berbagai
perusahaan
mempertahankan untuk mengimbangi persaingan dan untuk terus mendidik
pasar. Penjualan meningkat lebih cepat dari pada promosi penjualan dan
laba meningkat selama tahap pertumbuhan, karena:
a. Biaya promosi dibagi pada volume yang lebih besar.
b. Biaya produksi perunit turun lebih cepat daripada penurunan harga,
karena pengaruh kemahiran produsen.
3. Tahap Kedewasaan
Pada suatu titik, tingkat pertumbuhan penjualan produk akan melambat, dan
produk akan memasuki tahap kedewasaan relatif. Tahap ini biasanya
berlangsung lebih lama daripada tahap-tahap sebelumnya dan merupakan
tantangan berat bagi manajemen pemasaran.sebagian besar produk ada
pada tahap kedewasaan di siklus hidup produk dan karenanya kebanyakan
manajemen pemasaran berhubungan dengan produk yang dewasa.
4. Tahap Penurunan (Decline)
Penjualan sebagian besar bentuk dan merek produk akhirnya menurun.
Penurunan penjualan bisa lambat. Penjualan menurun, karena sejumlah
alasan termasuk perkembangan teknologi, pergeseran selera konsumen,
serta meningkatnya persaingan dalam dan luar negeri. Hal ini semua
mengakibatkan kelebihan kapasitas, meningkatnya perang harga dan erosi
laba. Saat penjualan dan laba menurun, beberapa perusahaan
mengundurkan diri dari pasar. Yang bertahan mungkin mengurangi jumlah
penawaran produk. Mereka mungkin mengundurkan diri dari segmen pasar
yang lebih kecil dari jalur perdagangan yang lebih lemah dan mereka
mungkin memotong anggaran promosi dan menurunkan harga.
Studi Kelayakan Bisnis
Oleh:
Dwi Septiningsih
8135123387
Erma Nurul Hikmah
8135123385
Risma Marthaningsih
8135123366
Virgawati Wediayunda
8135123390
Pendidikan Tata Niaga Semester 5/Kelas A
JURUSAN EKONOMI DAN ADMINISTRASI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA
2014
I.
II.
Pendahuluan
1.1 latar Belakang
Pembahasan
II.1
Definisi Bisnis
Bisnis ini bergerak dibidang makanan yaitu makanan ringan berupa olahan
jagung yang diolah menjadi pop corn. Pada umumnya Popcorn hanya sebatas rasa
manis dan asin dan tidak ada variasi lain. Dalam bisnis ini kami akan membuat
inovasi dari pop corn yaitu membuat pop corn dengan aneka rasa buah, seperti
jeruk, strawberi, anggur, dan lain lain.
II.2
Lokasi dan Waktu
II.3
Pengukuran Struktur Industri
Struktur industri menggambarkan bagaimana industri diorganisasikan. Hal
ini terkait dengan hubungan dari (a) sesama produsen (b) sesama konsumen (c)
produsen dan konsumen, dan (d) produsen yang telah ada terhadap produsen baru
yang masuk ke pasar (Bain 1968). Menurut teori ekonomi industri, struktur
industri menentukan tingkat kompetisi dan merupakan faktor yang berpengaruh
pada perilaku dan kinerja dari suatu industri (perusahaan-perusahaan yang ada
dalam industri). Oleh karenanya, analisa struktur industri merupakan pijakan awal
untuk mengkaji suatu industri.
Struktur industri didefinisikan dalam terminologi distribusi jumlah dan
ukuran dari perusahaan-perusahaan yang ada dalam industri (Bain 1968). Struktur
industri merupakan cerminan dari struktur pasar suatu industri (Kuncoro 2007).
Dalam studi empiris mengenai struktur industri, digunakan pengukuran
konsentrasi untuk mengukur intensitas dari persaingan dalam industri.
Konsentrasi industri ini menginformasikan ukuran relatif dari perusahaanperusahaan yang ada pada pasar (Jacobson 1996). Terdapat beberapa alat
pengukuran konsentrasi yang umum dipergunakan untuk menggambarkan
distribusi dari pangsa pasar di antara perusahaan-perusahaan yang ada dalam
industri, yaitu: Rasio Konsentrasi, Indeks Herfindhal, dan Koefisien Gini.
A. Concertation Ratio
Rasio Konsentrasi (concentration ratio, CR) secara luas dipergunakan untuk
mengukur pangsa dari output, turnover, value added, jumlah pegawai atau
nilai asset dari total industri. Biasanya jumlah perusahaan N yang dihitung
proporsi pangsa pasarnya adalah 4, sehingga dikenal sebagai CR4. Jika Pi
mewakili pangsa pasar, dan jika proporsi dari output, turnover, value added,
jumlah pegawai atau nilai asset dari total industri yang diwakili oleh
perusahaan i = 1,2, …, dengan P1 >= P2 >= P3 >= …, maka Concentration
Ratio, CRN, untuk N perusahaan dihitung sebagai:
CRN = P1 + P2 + P3 + … + PN
Rasio konsentrasi berkisar antara nol hingga satu dan biasanya dinyatakan
dalam persentase. Nilai konsentrasi yang mendekati angka nol
mengindikasikan bahwa sejumlah n perusahaan memiliki pangsa pasar yang
relatif kecil. Sebaliknya, angka rasio konsentrasi yang mendekati satu
mengindikasikan tingkat konsentrasi yang relatif tinggi. CRN sangatlah
tergantung pada jumlah keseluruhan perusahaan yang ada dalam industri.
CRN akan menurun jika jumlah perusahaan dalam industri meningkat. CRN
dapat memberikan gambaran tentang peran n perusahaan yang ada dalam
industri, namun demikian CRN tidak cukup dapat memberikan informasi
mengenai keterkaitan antar perusahaan di dalam industri.
Sebagaimana dikemukakan di atas, CR4 yang mewakili empat perusahaan
dengan pangsa pasar paling besar, adalah rasio konsentrasi yang banyak
dipergunakan. Beberapa kategori pasar dapat didefinisikan dengan
menggunakan CR4 untuk menggambarkan tingkat kompetisi sebagaimana
ditampilkan dalam gambar di bawah.
Sumber:
Buzzelli
(2001);
Ma
(1993)
Gambar: Tipe dari Struktur Pasar
Yang paling ekstrem adalah perfect competition dalam hal mana banyak
perusahaan dengan pangsa pasar masing-masing yang relatif kecil, dan
monopoly dalam hal mana satu perusahaan memiliki 100 persen pangsa pasar.
Kompetisi dan jumlah perusahaan adalah besar pada perfect competition dan
sedikit pada monopoly.
Pada perfect competition, terdapat banyak perusahaan, sehingga individu
perusahaan tidak dapat mengendalikan harga. Perusahaan-perusahaan
menghasilkan produk yang homogen, dan pembeli mengetahui harga dan dan
memiliki informasi. Tidak ada entry dan exit barriers pada perfect
competition. Sebaliknya, pada monopoly, hanya ada satu perusahaan yang
menjual produk kepada banyak pembeli dan tidak ada produsen baru yang
dapat memasuki pasar, dengan demikian perusahaan ini memiliki kekuatan
monopoly.
Angka CR4 yang tinggi akan menunjukkan bahwa pasar didominasi oleh
sejumlah kecil perusahaan, yang berarti bentuk struktur oligopoly. Pada
struktur oligopoly, produsen besar dapat mempengaruhi harga dengan cara
mengendalikan output produksi. Terdapat tingkatan oligopoly, mulai dari
moderately concentrated oligopolistic markets hingga highly concentrated
oligopolies, yang mengindikasikan tingkat rendah hingga tinggi dari pengaruh
pasar.
Semakin rendah CR4, semakin dekat pasar pada kondisi perfectly
competitive.
B. HHI
Indeks Herfindhal adalah jenis ukuran konsentrasi lain yang cukup penting.
Indeks Herfindhal dedefinisikan sebagai jumlah pangkat dua pangsa pasar dari
seluruh perusahaan yang ada dalam industri, dan diformulasikan:
H = P1^2 + P2^2 + P3^2 + … + PN^2
Nilai H akan berkisar dari nol hingga satu. Nilai H akan sama dengan 1/n jika
terdapat n perusahaan yang mempunyai ukuran yang sama. Jika H mendekati
nol, maka akan berarti terdapat sejumlah besar perusahaan dengan ukuran
usaha yang hampir sama dalam industri, dan konsentrasi pasar adalah rendah.
Sebaliknya, industri bersifat monopoly jika H sama dengan satu. Semakin
tinggi H, semakin tinggi disribusi ukuran dari perusahaan. The Federal Trade
and Commission in the US menetapkan bahwa pasar terkategori highly
concentrated jika nilai H lebih besar dari 0.18 (Chiang 2001).
II.4
A.
B.
C.
D.
II.5
II.6
Analisis Industri
Environmental
Culture
Legal
Economy
ALU
Siklus Produk
Tahap-tahap Siklus Hidup Produk Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 327),
dialihbahasakan oleh Alexander Sindoro, daur hidup produk terdiri dari empat
tahap, yaitu:
1. Tahap perkenalan (introduction)
2. Tahap pertumbuhan
3. Tahap kedewasaan
4. Tahap penurunan (decline)
Adapun penjelasan tahapan-tahapan daur hidup produk tersebut di atas,
diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
Tahap perkenalan dimulai pada saat produk diluncurkan, karena diperlukan
waktu untuk meluncurkan produk ke beberapa pasar dan memenuhi saluran
penyalur, pertumbuhan penjualan mungkin lambat. Laba negatif atau rendah
dalam tahap perkenalan karena penjualan yang rendah, biaya distribusi dan
promosi yang berat. Pengeluaran promosi berada pada rasio tertinggi
terhadap penjualan karena diperlukan usaha promosi yang gencar untuk:
a. Menginformasikan pembeli potensial terhadap produk baru dan belum
dikenal
b. Membujuk orang untuk mencoba produk tersebut.
c. Mengamankan distribusi di took eceran. Perusahaan memusatkan
penjualan pada pembeli yang paling siap intuk membeli, biasanya
kelompok berpendapatan tinggi.
2. Tahap Pertumbuhan
Tahap pertumbuhan ditandai dengan peningkatan yang pesat dalam
penjualan. Penerima awal menyukai produk tersebut, dan konsumen
tambahan mulai membeli produk itu. Para pesaing baru memasuki pasar,
tertarik dengan kesempatan produksi dan laba berskala besar.
Mereka memperkenalkan keistimewaan produk baru dan memperluas
jaringan distribusi. Harga tetap bertahan atau turun sedikit, bergantung pada
seberapa
cepat
permintaan
meningkat.
Berbagai
perusahaan
mempertahankan untuk mengimbangi persaingan dan untuk terus mendidik
pasar. Penjualan meningkat lebih cepat dari pada promosi penjualan dan
laba meningkat selama tahap pertumbuhan, karena:
a. Biaya promosi dibagi pada volume yang lebih besar.
b. Biaya produksi perunit turun lebih cepat daripada penurunan harga,
karena pengaruh kemahiran produsen.
3. Tahap Kedewasaan
Pada suatu titik, tingkat pertumbuhan penjualan produk akan melambat, dan
produk akan memasuki tahap kedewasaan relatif. Tahap ini biasanya
berlangsung lebih lama daripada tahap-tahap sebelumnya dan merupakan
tantangan berat bagi manajemen pemasaran.sebagian besar produk ada
pada tahap kedewasaan di siklus hidup produk dan karenanya kebanyakan
manajemen pemasaran berhubungan dengan produk yang dewasa.
4. Tahap Penurunan (Decline)
Penjualan sebagian besar bentuk dan merek produk akhirnya menurun.
Penurunan penjualan bisa lambat. Penjualan menurun, karena sejumlah
alasan termasuk perkembangan teknologi, pergeseran selera konsumen,
serta meningkatnya persaingan dalam dan luar negeri. Hal ini semua
mengakibatkan kelebihan kapasitas, meningkatnya perang harga dan erosi
laba. Saat penjualan dan laba menurun, beberapa perusahaan
mengundurkan diri dari pasar. Yang bertahan mungkin mengurangi jumlah
penawaran produk. Mereka mungkin mengundurkan diri dari segmen pasar
yang lebih kecil dari jalur perdagangan yang lebih lemah dan mereka
mungkin memotong anggaran promosi dan menurunkan harga.