Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan

Kurikulum SMK Edisi 2006

RASIONAL
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya Manusia yang
dinamis dan syarat akan perkembangan, karena itu perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat
perlu terus menerus di lakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pemikiran
ini mengandung konsekwensi bahwa penyempurnaan atau perbaikan pendidikan
menengah kejuruan untuk mengantisipasi kebutuhan dan tantangan masa depan perlu
terus menerus dilakukan penyelarasan dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha
kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.
Atas dasar hasil pengamatan di lapangan mengindikasikan, sebagian besar
lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kurang mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan / perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak mudah dilatih
kembali atas kekurangannya. Temuan tersebut tampaknya mengindikasikan bahwa
pembelajaran di SMK belum nampak menyetuh pada pengembangan diri dalam
kemampuan adaptasi peserta didik. Studi itu juga memperoleh gambaran bahwa
sebagian lulusan SMK tidak bisa diserap di lapangan kerja, karena kompetensi yang
mereka miliki belum sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Kondisi itulah antara lain
yang menjadikan bahwa kurikulum SMK edisi sebelumnya perlu di sempurnakan

sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan standar kompetensi Nasional, serta kebutuhan
pembekalan kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Mutu lulusan Pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses pelaksanaan
pembelajaran yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain kurikulum, tenaga
pendidik, proses pembelajaran, sarana dan prasarana, alat bantu dan bahan,
manajemen, sekolah, lingkungan sekolah dan lapangan latihan kerja siswa. Meskipun
kurikulum hanya merupakan sebagai arah, tujuan dan landasan filosofi pendidikan,
namun kurikulum harus selalu dikembangkan sesuai dengan dinamika perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan kebutuhan / pasar kerja, serta dinamika
perubahan sosial masyarakat.

Kurikulum SMK Edisi 2006

MAKSUD DAN TUJUAN
Dokumen kurikulum SMK Edisi 2006 merupakan penyempurnaan, pengembangan dan
penajaman kurikulum sebelumnya, yang disusun dan disebarluaskan kepada
masyarakat, khususnya kepada para pelaku pendidikan menengah kejuruan
(Dikmenjur) dengan maksud untuk hal-hal sebagai berikut :



Menyamakan persepsi dengan semua pihak yang terlibat dalam
pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum SMK, khususnya tentang
landasan dan konsepsi yang menjadi dasar pengembangan.



Memberikan rambu-rambu yang dapat mengarahkan semua pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan kurikulum SMK



Menjadi asuhan dalam pemantauan dan penilaiaan pelaksanaan
kurikulum

RUANG LINGKUP
Kurikulum SMK Edisi 2006 memuat uraian tentang :
1. Landasan, Program, dan Pengembangan
2. Tujuan, isi dan materi pembelajaran
3. Petunjuk umum pelaksanaan dan

4. Lingkup dukungan mutu

SISTEMATIKA
Dokumen Kurikulum SMK Edis 2006 terdiri atas tiga bagian :
Bagian pertama, memuat tentang landasan, program, pelaksanaan, penilaian dan
pengembangan.
Bagian kedua, merupakan garis – garis besar program pendidikan dan, pelatihan
(GBPP) yang berisi tujuan program keahlian, kompetensi, keahlian, level kualifikasi
tamatan, ruang lingkup pekerjaan, profil kompetensi tamatan, substansi pembelajaran,
diagram pencapaian kompetensi, susunan Program Pembelajaran, penyusunan modul,
pengelolaan pembelajaran, serta penilaian kegiatan dan hasil belajar.
Bagian ketiga, memuat Struktur Program Kurikulum Berbasis Kompetensi edisi tahun
2006

Kurikulum SMK Edisi 2006

LANDASAN
Pendidikan nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Undang –undang Dasar
1945 mengamanatkan upaya mencerdaskan kehidupkan bangsa serta agar

pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional yang diatur dengan undang-undang yaitu Undang-undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sebagai bagian dari sistem Pendidikan Nasional, pendidikan menengah kejuruan
merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan
pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang
tertentu, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, melihat peluang kerja dan
mengembangkan diri di kemuadian hari.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, kurikulum SMK disusun
memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan jenis
pekerjaan, lingkungan sosial, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesenian. Karena itu, penyusunannya
bertumpu pada landasan filosofis, ekonomis dan yuridis tertentu.
1. Landasan Filosofis
Pendidikan adalah salah satu wujud kebudayaan manusia yang selalu tumbuh
dan berkembang, tetapi ada kalanya mengalami penurunan kualitasnya sehingga
hancur perlahan-lahan seiring dengan perkembangan zaman. Kurikulum SMK
disusun untuk mengemban misi agar dapat turut mendukung SMK harus
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :





Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai
landasan pembentukan watak dan perkembangan kehidupan manusia.
Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang ideal
maupun pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik
Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi kepentingan
bersama peserta didik, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.

Pendidikan menjadi bermakna apabila secara pragmatis dapat mendidik manusia
dapat hidup sesuai dengan zamannya. Pendidikan harus dilihat sebagai wahana
untuk membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan guna menjalani
dan mengatasi masalah kehidupan pada hari esok maupun masa depan yang
selalu berubah.
Pendidikan kejuruan perlu mengajar dan melatih peserta didik untuk menguasai
kompetensi dan kemampuan lain yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan
sebagai modal untuk pengembangan dirinya di kemudian hari.
Secara filosofis, penyusunan kurikulum SMK perlu mempertimbangkan
perkembangan psikologis peserta didik dan perkembangan / kondisi kehidupan

sosial budaya masayarakat
PROGRAM KEAHLIAN :
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

1

Kurikulum SMK Edisi 2006
a. Perkembangan Psikologis Peserta Didik
Secara umum, manusia mengalami perkembangan psikologi sesuai dengan
pertambangan usia dan berbagai faktor lainnya yaitu latar belakang pendidikan,
ekonomi keluarga dan lingkungan pergaulan yang mengakibatkan perbedaan
dalam dimensi fisik, intelektual, emosional, dan spiritual. Pada kurun usia peserta
didik di SMK, mereka memiliki kecenderungan untuk mencari identitas atau jati
diri.
Fondasi kejiwaan yang kuat diperlukan oleh peserta didik agar berani
menghadapi, mampu beradaptasi dan mengatasi berbagai masalah kehidupan,
baik kehidupan profesional maupun kehidupan keseharian, yang selalu berubah
bentuk dan jenisnya serta mampu meningkatkan diri dengan mengikuti
pendidikan yang lebih tinggi.
b. Kondisi Sosial Budaya

Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat,
dan pemerintah. Pendidikan yang diterima dari lingkungan keluarga (informal),
yang diserap dari masyarakat (nonformal) maupun yang diperoleh satu kesatuan
yang utuh, saling mengisi, dan diharapkan dapat saling memperkaya secara
positif.
Peserta didik SMK berasal dari anggota berbagai lingkungan masyarakat yang
memiliki budaya, tata nilai, dan kodisi social yang berbeda. Pendidikan kejuruan
mempertimbangkan kondisi social. Karenanya segala upaya yang dilakukan harus
selalu berpegang teguh pada keharmonisan hubungan antar individu dalam
masyarakat luas yang dilandasi dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur, serta
keharmonisan antar system pendidikan dengan sistem-sistem yang lain
(ekonomi, sosial, politik, religi, dan moral). Secara sosial budaya, Kurikulum SMK
edisi 2006 dikembangkan dengan memperhatikan berbagai dinamika, kebutuhan
masyarakat, dan tidak meninggalkan akar budaya Indonesia.
Dengan mempertimbangkan faktor budaya, tata nilai dan opini sosiologis
masyarakat, kurikulum SMK juga disusun berdasarkan prinsip diversifikasi
dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada
satuan pendidikan, baik dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di
daerah maupun dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh
karena itu, berbagai jenis program keahlian pada pendidikan menengah kejuruan

semestinya dapat diterima dan diapresiasikan secara positif oleh berbagai
kolompok masyarakat Indonesia.
2. Landasan Ekonomis
Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta
didik menjadi manusia yang produktif yang dapat langsung bekerja di bidangnya
setelah malalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Dengan
demikian, pembukaan program diklat di SMK harus responsif terhadap
perubahan pasar kerja. Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti
menganggap manusia semata-mata sebagai faktor produksi karena
PROGRAM KEAHLIAN :
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

2

Kurikulum SMK Edisi 2006
pembangunan ekonomi memerlukan kesadaran sebagai warga Negara yang baik
dan bertanggung jawab, sekaligus sebagai warga Negara yang produktif.
Pendidikan menengah kejuruan harus dijalankan atas dasar prinsip investasi
SDM (human capital investment). Semakin tinggi kualitas pendidikan dan
pelatihan yang diperoleh seseorang, akan semakin produktif orang tersebut.

Akibatnya selain meningkatkan produktivitas nasional, meningkatkan pula daya
saing tenaga kerja di pasar kerja global. Untuk mampu bersaing di pasar global,
sekolah menengah kejuruan harus mengadopsi nilai-nilai yang diterapkan dalam
melaksanakan pekerjaan, yaitu disiplin, taat azas, efektif, dan efisien.
3. Landasan Yuridis
Peraturan perundang-undangan yang mendasari dan menjadi acuan dalam
penyusunan Kurikulum SMK edisi 2006 adalah





UUD 1945
Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 323 / U / 1997
tentang penyelenggaraan Pendidikan Sistem Gnada pada Sekolah Menengah
Kejuruan
Ketentuan-ketentuan lain (yang akan disusun) berkaitan dengan SIstem
Pendidikan Nasional Indonesia pada umumnya dan Pendidikan Menengah

Kejuruan pada Khususnya.

Beberapa peraturan yang perlu diantisipasi berlakunya karena digunakan sebagai
dasar pengembangan dan pelaksanaan kurikulum SMK adalah peraturan yang
akan menggantikan peraturan dan SK / Kepmen di bawah ini :






Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0490/U/1992
tentang Sekolah Menengah Kejuruan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 080/U/1993 tentang
Kurikulum Sekolah menengah kejuruan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 323/U/1997 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Garda pada Sekolah Menengah
Kejuruan
Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan Sistem Pendidikan Nasional

Indonesia pada umumnya dan Pendidikan Menengah Kejuruan pada
khususnya

Dalam kaitannya dengan pendidikan nasional, UUD 1945 mengamanatkan (1)
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, (2) agar mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-undang.
Terkait dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan pengembangan
kurikulum, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UU SISDIKNAS) memberikan dasar yang dapat digunakan sebagai
PROGRAM KEAHLIAN :
3
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

Kurikulum SMK Edisi 2006
landasan dalam proses perencanaan, penyelenggaraan dan evaluasi program
pendidikan seperti yang dinyatakan dalam pasal-pasal sebagai berikut.
a. Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan serta membentuk watak dan peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
b. Pasal 4 ayat 2 menyatakan bahwa pendidikan diselengarakan sebagai satu
kesatuan yang sistemik dengan ssstem terbuka dan multimakna. Dalam
penjelasan pasal tersebut dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
system terbuka adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan fleksibilitas
pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan
(multi-entry-exit system) peserta diklat dapat belajar sambil bekerja, atau
mengambil program pendidikan pada jenis dan jalur pendidikan yang
berbeda secara terpadu dan berkelanjutan melalui pembelajaran tatap muka
atau jarak jauh. Pendidikan multimakna adalah proses pendidikan yang
diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan,
pembentukan watak dan kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup.
c. Pasal 8 menyatakan bahwa masyarakat berhak berperan serta dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan.
d. Pasal 9 menyatakan bahwa masyarakat berkewajiban memberikan dukungan
sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.
e. Pasal 21 ayat (1) menjelaskan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan
pendidikan berhak :
1). Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain
yang setara (butir e);
2). Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan masingmasing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan
(butir f).
f. Pasal 15 menyatakan bahwa jenis pendidikan mencakup pendidikan umum,
kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Penjelasan
pasal 15 menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam
bidang tertentu.
g. Pasal 18 ayat (3) menyebutkan bahwa pendidikan menengah berbentuk
Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang
sederajat.
h. Pasal 31 ayat (2) menyatakan bahwa pendidikan jarak jauh berfungsi
memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak
dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau regular
i. Pasal 32 ayat (2) menyatakan bahwa pendidikan layanan khusus merupakan
pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang,
masyarakat adat yang terpencil, dan atau mengalami bencana alam, bencana
sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.
j. Pasal 36 ayat (2) menyatakan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan
jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
PROGRAM KEAHLIAN :
4
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

Kurikulum SMK Edisi 2006
k.

l.

Pasal 36 ayat (3) menyebutkan kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan :
1). Peningkatan iman dan takwa
2). Peningkatan akhlak mulia
3). Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik
4). Keragaman potensi daerah dan lingkungan
5). Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
6). Tuntutan dunia kerja
7). Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
8). Agama
9). Dinamika perkembangan global dan
10. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Pasal 37 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat :
1). Pendidikan agama
2). Pendidikan kewarganegaraan
3). Bahasa
4). Matematika
5). Ilmu pengetahuan alam
6). Ilmu pengetahuan social
7). Seni dan Budaya
8). Pendidikan jasmani dan olah raga
9). Keterampilan / kejuruan dan
10). Muatan lokal

Berdasarkan berbagai landasan tersebut di atas, pengembangan pendidikan
kejuruan diharapkan dapat memberi arah pada peserta didik untuk menemukan
jatidir atau identitas sesuai dengan pribadinya masing-masing.
Tujuan dan Fungsi Pendidikan Nasional
a. Fungsi
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU
Sisdiknas, Bab II, Pasal 3)
b. Tujuan SMK
Sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan
kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan pasal 15 UU SISDIKNAS,
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan umum dan tujuan
khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut.
PROGRAM KEAHLIAN :
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

5

Kurikulum SMK Edisi 2006
Tujuan Umum
1). Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang
Maha Esa
2). Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga Negara yang
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab.
3). Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan,
memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia.
4). Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap
lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan
lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan
efesien
Tujuan Khusus
1). Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di pelayanan kesehatan gigi
dan mulut dan dunia usaha lainnya sebagai tenaga kerja tingkat menengah
sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.
2). Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam
berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap
profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.
3). Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar
mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun
melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
4). Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan
program keahlian yang dipilih.

PROGRAM
1. Jenis Program Keahlian
SMK menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (diklat) berbagai program
keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Program keahlian
tersebut dikelompokkan menjadi bidang keahlian sesuai dengan kelompok
bidang industri / usaha / profesi. Penamaan bidang keahlian dan program
keahlian pada kurikulum SMK Edisi 2006 dikembangkan mengacu pada nama
bidang dan program keahlian yang berlaku pada kurikulum sebelumnya. Jenis
keahlian baru diwadahi dengan jenis program keahlian baru atau spesialisasi
baru pada program keahlian yang relevan. Jenis bidang dan program keahlian
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

PROGRAM KEAHLIAN :
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

6

Kurikulum SMK Edisi 2006
2. Substansi Pendidikan
Substansi atau materi yang diajarkan di SMK disajikan dalam bentuk berbagai
kompetensi yang dinilai penting dan perlu bagi peserta didik dalam menjalani
kehidupan sesuai dengan zamannya.
Kompetensi dimaksud meliputi kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk
menjadi manusia Indonesia yang cerdas dan pekerja yang kompeten, sesuai
dengan standar kompetensi yang ditetapkan oleh industri / dunia usaha /
asosiasi profesi.
3. Strutur Kurikulum
Untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh industri / dunia
usaha / asosiasi profesi, substansi diklat dikemas dalam berbagai mata diklat
yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi program Normatif, Adaptif dan
Produktif.
a. Program Normatif
Program normative adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk
peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan
sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial anggota masyarakat baik
sebagai warga Negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Program normatif
diberikan agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam
kehidupan pribadi, sosial dan bernegara. Program ini berisi mata diklat yang lebih
menitikberatkan pada norma, sikap dan perilaku yang harus diajarkan,
ditanamkan, dan dilatihkan pada peserta didik, di samping kandungan
pengathuan dan keterampilan yang ada di dalamnya. Mata diklat pada kelompok
normative berlaku sama untuk semua program keahlian.
b. Program Adaptif
Program adaptif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta
didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk
menyelesaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di
lingkungan sosial, lingkungan kerja serta mampu mengembangkan diri sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Program adaptif
berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada pemberian kesempatan
kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar
ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau
melandasi kompetensi untuk bekerja.
Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan
menguasai “ apa “ dan “ bagaimana “ suatu pekerjaan dilakukan, tetapi memberi
juga pemahaman dan penguasaan tentang “ mengapa “ hal tersebut harus
dilakukan. Program adaptif terdiri dari kelompok mata diklat yang berlaku sama
bagi semua program keahlian dan mata diklat yang hanya berlaku bagi program
keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing program keahlian.
PROGRAM KEAHLIAN :
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

7

Kurikulum SMK Edisi 2006
c. Program Produktif
Program produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membekali
peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada, maka digunakan
standar kompetensi yang disepakati oleh forum yang di anggap mewakili dunia
usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif bersifat melayani
permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha /
industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai
dengan kebutuhan tiap program keahlian.
4. Masa Pendidikan
Masa pendidikan di SMK pada prinsipnya sama dengan masa pendidikan tingkat
menengah lainnya yaitu 3 (tiga) tahun. Dengan mempertimbangkan keluasan dan
jumlah kompetensi yang harus dipelajari, jika SKKNI menuntut masa pendidikan
lebih dari tiga tahun, maka masa pendidikan dapat diperpanjang paling banyak 2
(dua) semester atau sampai dengan 4 (empat) tahun.

PELAKSANAAN
1. Kegiatan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dituangkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan kurikuler
dan ekstrakurikuler.
a). Keiatan Kurikuler
Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan
struktur kurikulum, ditujukan untuk mengembangkan kompetensi peserta didik
sesuai dengan bidang keahliannya. Kegiatan kurikuler dilakukan melalui
kegiatan pembelajaran terstruktur sesuai dengan struktur kurikulum.
b). Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan diklat diluar jam yang tercantum
pada struktur kurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan untuk
pengembangan bakat dan minat serta untuk memanfaatkan pembentukan
kepribadian peserta didik, antara lain dapat berupa :
 Kepramukaan
 Usaha kesehatan sekolah
 Olah raga
 Palang merah
 Kesenian
 Kelompok debat
 Kegiatan social
 Penyelenggaraan kesiswaan dan kemasyarakatan
 dan kegiatan lainnya.
PROGRAM KEAHLIAN :
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

8

Kurikulum SMK Edisi 2006

Jenis kegiatan yang dipilih harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kebenaran
bagi peserta didik, keadaan dan kemampuan sekolah, serta situasi dan kondisi
sosial, ekonomi, maupun budaya masyarakat di mana sekolah berada. Kegiatan
tersebut dimaksudkan juga untuk lebih mengaitkan dan menerapkan kompetensi
yang diperoleh pada program kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan
lingkungan untuk mengembangkan untuk mengembangkan kepribadian peserta
didik seutuhnya.
2. Pendekatan Pembelajaran
Pembelajaran berbasis kompetensi harus menganut prinsip pembelajaran tuntas
(Mastery learning) untuk dapat menguasai sikap (attitude), ilmu pengetahuan
(knowledge), dan keterampilan (skills) agar dapat bekerja sesuai dengan
profesinya seperti yang dituntut oleh suatu kompetensi. Untuk dapat belajar
secara tuntas, perlu dikembangkan prinsip pemelajaran sebagai berikut :
a). Learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata, yang memberikan
pengalaman belajar bermakna) yang dikembangkan menjadi pemelajaran
berbasis produksi.
a). Individualized learning (pembelajaran dengan memperhatikan keunikan
setiap individu) yang dilaksanakan dengan sistem modular.
Mengingat lulusan SMK dapat bekerja sebagai wiraswastawan atau pegawai
pelaksanaan pemeliharaan dengan pendekatan tersebut di atas dapat dilakukan
melalui dua jalur alternative sebagai berikut :
a). Jalur kelas industri/employee : peserta didik belajar di sekolah dan berlatih
di tempat pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
b). Jalur kelas wiraswasta/mandiri/self employed : peserta didik belajar dan
berlatih berwiraswata di sekolah dan berusaha secara mandiri.
Pemilihan model pembelajaran kelas Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
pembelajaran kelas wiraswasta mempertimbangkan minat dan kemampuan
peserta didik serta kondisi sekolah, pelayanan kesehatan gigi dan mulut serta
dunia kerja sekitar sekolah yang paling menentukan adalah ada tindaknya
kesempatan berwirausaha pada program keahlian yang diminati peserta didik.
3. Pola Penyelengaraan
Pendidikan di SMK dapat menerapkan berbagai pola penyelenggaraan
pendidikan yang dapat dilaksanakan secara terpadu yaitu pola pendidikan sistem
ganda (PSG), multi entry – multi exit (MEME), dan pendidikan jarak jauh.
1). Pola Pendidikan sistem ganda (PSG)
PSG adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara
SMK dengan Penyelenggara pelayanan kesehatan gigi dan mulut / asosiasi
profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu
PROGRAM KEAHLIAN :
9
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

Kurikulum SMK Edisi 2006
kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternative
pelaksanaan, seperti day release, blok release, dsb. Durasi pelatihan industri
dilaksanakan selama 4 (empat) bulan s/d 1 (satu) tahun pada pelayanan
kesehatan gigi dan mulut dalam atau luar negeri. Pola pendidikan sistem ganda
diterapkan dalam proses penyelenggaraan SMK dalam rangka lebih
mendekatkan mutu lulusan dengan kemampuan yang diminta oleh dunia
industri/usaha.
2). Pola Multi entry – multi exit
Pola Multi entry – multi exit, sebagai perwujudan konsep pendidikan dengan
sistem terbuka, diterapkan agar peserta didik dapat memperoleh layanan secara
fleksibel dalam menyelesaikan pendidikannya. Dengan pola ini, peserta didik di
SMK dapat mengikuti pendidikan secara paruh waktu karena sambil bekerja atau
mengambil program/kompetensi di berbagai institusi pendidikan antara lain
SMK, lembaga kursus, diklat industri, politeknik dan sebagainya.
3). Pendidikan jarak jauh
Dengan pola pendidikan jarak jauh, peserta didik di SMK dapat menyelesaikan
pendidikannya tanpa perlu hadir secara fisik di sekolah. Pola ini akan diterapkan
secara terbatas hanya bagi mata diklat atau kompetensi yang memungkinkan
untuk dilaksanakan sepenuhnya secara mandiri.
4). Bimbingan dan konseling
Untuk menjamin terselenggaranya kegiatan pemelajaran yang efektif dan efisien,
SMK menyelenggarakan bimbingan dan konseling bagi peserta didik. Kegiatan
pembimbingan ini pada dasarnya merupakan bentuk layanan untuk
mengungkapkan, memantau dan mengarahkan kemampuan, bakat dan minat
peserta didik pada saat penerimaan siswa baru dan selama proses pembelajaran
di SMK, untuk membantu mempersiapkan peserta didik mamasuki dunia kerja.
5). Perpindahan Sekolah
Peserta didik SMK dimungkinkan untuk pindah pada jalur dan satuan pendidikan
lain yang setara, atau sebaliknya, sejauh memenuhi persyaratan sekolah atau
satuan pendidikan yang dituju.

PENILAIAN
1. Konsep Dasar
Evaluasi (penilaian) hasil belajar peserta didik pada dasarnya merupakan bagian
integral dari proses pembelajaran, yang diarahkan untuk menilai kinerja peserta
didik (memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar) secara
berkesinambungan. Pelaksanaan penilaiaan dapat dilakukan secara tidak
langsung pada saat peserta didik melakukan aktivitas belajar, maupun secara
PROGRAM KEAHLIAN :
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

10

Kurikulum SMK Edisi 2006
tidak langsung melalui bukti hasil belajar sesuai dengan kriteria kinerja
(performance criteria)
Konsisten dengan pendekatan kompetensi yang digunakan dalam
pengembangan kurikulum smk Edisi 2006, maka sistem penilaian
menitikberatkan pada penilaian hasil belajar berbasis kompetensi (compepetncy
based assessment) dengan ciri :
a). Menggunakan penilaian Acuan Patokan (Criterion Reference Assesment),
b). Diberlakukan secara perseorangan (Individualized)
c). Keberhasilan peserta didik hanya dikategorikan dalam bentuk ‘Kompeten’
dan ‘ belum Kompeten ‘
d). Dilaksanakan secara bekelanjutan
Dalam rangka pengakuan terhadap kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta
diklat, perlu dikembangkan mekanisme pengakuan sebagai berikut.
a). Verifikasi terhadap hasil penilaian pihak internal SMK oleh pihak eksternal,
agar apa yang telah dicapai peserta didik dapat disertifikasi oleh dunia kerja
pemakai lulusan yaitu dunia usaha dan sektor pelayanan kesehatan.
b). Recognition of Prior Learning (RPL) atau Recognition of Current Competency
(RCC) untuk mendukung pelaksanaan sistem multi entry / multy – exit.
Dalam pelaksanaannya penilaian hasil belajar peserta didik dapat dibagi menjadi
penilaian berbasis kelas (Classroom-based assessment), yang merupkan bagian
integral dari proses pembelajaran dan penilaian kompetensi, yang berguna untuk
mengukur tingkat penguasaan suatu kompetensi atau tahap pemelajaran.
2. Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilaksanakan oleh guru dalam
proses pemelajaran, yang bertujuan untuk :
a). Memantau kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik sebagai bahan
masukan untuk perbaikan pemelajaran lebih lanjut
b). Mentapkan system pembimbingan guna membantu kelancaran dan
keberhasilan belajar peserta didik.
c). Menetapkan penyelesaian suatu tahap pembelajaran sebagai dasar untuk
memutuskan kelanjutan pembelajaran tahap berikutnya.
3. Penilaian Kompetensi
Penilaian kompetensi pada dasarnya merupakan penilaian sumatif terhadap
ketuntasan pencapaian hasil belajar peserta didik setelah menyelesaikan satu
unit kompetensi. Penilaian tersebut bertujuan untuk menetapkan keberhasilan
peserta didik dalam menguasasi satu unit kompetensi.
Penilaian yang berkaitan dengan sertifikasi kompetensi dilakukan oleh lembaga
sertifikasi independen sesuai dengan keahliannya. Bila lembaga ini belum
tersedia, sekolah dapat bekerja sama dengan dunia usaha/industri terkait yang
mempunyai kredibilitas untuk berperan sebagai pengganti lembaga sertifikasi.
PROGRAM KEAHLIAN :
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

11

Kurikulum SMK Edisi 2006
4. Sertifikasi
a. Ijasah
Mengacu pada undang-undang Sisdiknas, SMK yang telah diakreditasi diberi
wewenang menyelenggarakan ujian dan memberikan ijazah yang diterbitkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional kepada peserta didik yang dinyatakan lulus
ujian sebagai pengakuan terhadap penyelesaian pada jenjang pendidikan SMK
dan atau prestasi belajar peserta didik.
b.Sertifikasi Kompetensi
Sertifikat kompetensi diberikan kepada peserta didik yang lulus uji kompetensi
yang diselenggarakan oleh SMK / lembaga diklat yang terakreditasi sebagai
penyelenggara uji kompetensi.
Sertifikat kompetensi tersebut diterbitkan oleh lembaga sertifikasi, asosiasi
profesi, perusahaan/industri, lembaga diklat yang memiliki kredibilitas dalam
bidangnya atau lembaga diklat yan diberi wewenang dan lembaga sertifikasi.

PENGEMBANGAN
1. Arah Pengembangan
Pendidikan menengah kejuruan memiliki peran untuk menyiapkan peserta didik
agar siap bekerja baik bekerja secara mandiri (wiraswasta) maupun mengisi
lowongan pekerjaan yang ada. Oleh karena itu, arah pengembangan pendidikan
menengah kejuruan diorientasikan pada penentuan permintaan pasar kerja.
Secara makro arah pengembangan pendidikan menegah kejuruan mengacu pada
prinsip demand driven seperti tertulang dalam buku menuju keterampilan 2020.
SMK sebagai salah satu institusi yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu
menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan oleh dunia kerja. Tenaga
kerja yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi
sesuai dengan bidang pekerjaannya, memiliki daya adaptasi dan daya saing yang
tinggi. Atas dasar itu, pengembangan kurikulum dalam rangka penyempurnaan
pendidikan menengah kejuruan harus disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan dunia kerja.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada perubahan
tuntutan dunia kerja terhadap sumber daya manusia yang dibutuhkan. Karena
itu, pengembangan kurikulum SMK Edisi 2006 harus bias mengakomodasi dan
mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Pendekatan
Kurikulum SMK edisi 2006 dirancang menggunakan berbagai pendekatan
sebagai berikut : (a) pendekatan akademik, (b). Pendekatan kecakapan hidup
(life skills ), (c) Pendekatan kurikulum berbasis kompetensi (competency – based
PROGRAM KEAHLIAN :
12
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

Kurikulum SMK Edisi 2006
curriculum), (d) Pendekatan kurikulum berbasis luas dan mendasar (broad based
curriculum), (e) Pendekatan kurikulum berbasis produksi (production based
curriculu ).
a. Pendekatan Akademik
Kurikulum merupakan perangkat pendidikan yang secara sadar dirancang sesuai
dengan kaidah-kaidah kekurikuluman. Kaidah-kaidah yang harus diikuti dalam
penyususnan kurikulum anatara lain adalah sebagai berikut :
1). Kurikulum harus berisi rancangan pendidikan dan pelatihan yang menyentuh
dan terpadu
2). Kurikulum harus mengandung komponen tujuan, isi atau materi dan evaluasi
yang dirancang menjadi satu kesatuan yang utuh
3). Kurikulum secara jelas menunjukkan tujuan langsung (tersurat) dan tujuan
tidak langsung (tersirat).
b. Pendekatan Kecakapan Hidup (life skills)
Isu yang mengemukakan dewasa ini yakin adanya kesenjangan antara sekolah
dengan kehidupan nyata di masyarakat. Apa yang dipelajari di sekolah,
merupakan hal lain yang terjadi di masyarakat, sehingga disinyalir sekolah
semakin menjauhkan peserta didik dengan dunia nyatanya di mana ia hidup dan
bermasyarakat. Oleh karena itu, agar peserta didik dapat mengenal dengan baik
dunianya dan dapat hidup wajar di masyarakat, perlu dibekali kecakapan hidup
(life skills).
Kecakapan hidup meliputi : (a) kecakapan personel (personal skills) (b)
kecakapan sosial (social skills), (c) kecakapan akademik (academic skills), dan
(d) kecakapan vokasional ( vocational skills).
Program kecakapan hidup di SMK merupakan kelanjutan dari program
kecakapan hidup yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP). SMK
harus menyusun rencana pelaksanaan program kecakapan hidup
(noninstruksional) yang terintegrasi pada topik pemelajaran instruksional dan
atau pada kegiatan ekstrakurikuler.
c. Pendekatan kurikulum berbasis kompetensi (competency –based curriculum)
Kompetensi (competency) mengandung makna kemampuan seseorang yang
diisyaratkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu pada dunia kerja dan ada
pengakuan resmi atas kemampuan tersebut. Dalam lingkup pendidikan
menengah kejuruan, pengertian kurikulum berbasisi kompetensi dapat di uraikan
sebagai berikut :
1). Kurikulum berbasis kompetensi diartikan sebagai rancangan pendidikan dan
pelatihan yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi yang
berlaku di tempat kerja.
2). Substansi kompetensi memuat pernyataan pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill) dan sikap (attitude)
3). Isi atau materi kurikulum yang dirancang dengan pendekatan berbasis
kompetensi diorganisasi dengan sistem modular (satuan utuh), ditata secara
sekuensial dan sistemik.
PROGRAM KEAHLIAN :
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

13

Kurikulum SMK Edisi 2006
4). Ada koreksi langsung antara penjenjangan jabatan pekerjaan di dunia kerja
dengan pentahapan pencapaian kompetensi di SMK.
d. Pendekatan kurikulum berbasisi Luas dan mendasar (broad – based
curriculum)
Kurikulum berbasis luas dan mendasar adalah rancangan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai
konsep, prinsip dan keilmuan yang melandasi suatu bidang keahlian. Dengan
demikian peserta didik tidak hanya memahami dan menguasai “apa” (know what)
dan “bagaimana” (know how) suatu pekerjaan dilakukan, tetapi harus sampai
kepada pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa” (know why) dilakukan.
Oleh karena itu, pengembangan kurikulum tidak hanya diarahkan agar peserta
didik dapat beradaptasi dan mengalihkan/transfer kompetensi, pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan lain yang dimiliki ke dalam situasi dan kondisi
yang berbeda.
e. Pendekatan kurikulum berbasis produksi (production based curriculum)
Kegiatan pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi atau
menggunakan proses produksi sebagai media pembelajaran. Pendekatan ini
dilakukan dengan tujuan terutama untuk memperkenalkan peserta didik dengan
iklim kerja yang nyata. Pelaksanaan pembelajaran bisa dilakukan dengan cara
antara lain sebagai berikut:
 Didunia industri, peserta didik mendapat pelatihan dan pengalaman nyata
melalui keterlibatan langsung dalam proses produksi sebagai media
pendidikan.
 Disekolah, peserta didik dilibatkan dalam proses produksi diunit produksi
sekolah.
 Disekolah, peserta didik berpraktik diruang praktikum yang menerapkan
mekanisme produksi, sehingga tercipta suasanakerja seperti diindustri.
Pelatihan harus menghasilkanproduksi yang memenuhi standar industri
dan layak jual.
3. Diversifikasi Kurikulum
Penerapan prinsip diversifikasi kurikulum pada lingkup pendidikan menengah
kejuruan diartikan sebagai pemberian peluang yang lebih luas kepada daerah,
baik pada tingkat propinsi maupun kota/kabupaten atau sekolah untuk
melakukan pengembangan kurikulum sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia
kerja, kondisi dan kekhasan potensi daerah di mana sekolah berada dengan
tetap mengacu pada standar nasional pendidikan.
Diversifikasi kurikulum SMK edisi 2006 diwujudkan dalam bentuk Kurikulum
Nasional dan Kurikulum Implementatif.
Kurikulum Nasional
Kurikulum Nasional SMK disusun berdasarkan standar nasional pendidikan dan
standar kompetensi kerja Nasional Indonesia. (SKKNI). Kurikulum nasional pada
PROGRAM KEAHLIAN :
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

14

Kurikulum SMK Edisi 2006
dasarnya merupakan tolok ukur kualitas yang harus dicapai pendidikan
menengah kejuruan.
a. Kurikulum implementatif
Kurikulum implementatif adalah kurikulum nasional yang bila dianggap perlu
disesuaikan dengan kepentingan daerah, baik tingkat propinsi maupun
kota/kabupaten dan lingkungan dimana sekolah berada. Sinkronisasi kurikulum
dapat dilakukan dengan ruang lingkup antara lain :
1). Menyesuaikan ruang lingkup kompetensi dengan kebutuhan institusi
pasangan dalam maupun luar negeri
2). Menambahkan atau mengurangi topik/materi pembelajaran
3). Menyesuaikan cara pencapaian stadar kompetensi dengan situasi serta
kondisi daerah dan lingkungan dimana sekolah berada
Dalam satu sekolah dimungkinkan diterapkan lebih dari satu kurikulum
implementasi bagi program keahlian yang sama.

TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN
Tujuan Program Keahlian Perawat Gigi secara umum pada isi Undang-undang
system pendidikan Nasional pasal 3 mengenai Tujuan pendidikan Nasional
penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk
bekerja dalam bidang tertentu secara khusus tujuan program keahlian perawat
gigi adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan
sikap agar kompeten :
1. Melayani masyarakat dalam bidang kesehatan gigi dan mulut
2. Memberi informasi dan pendidikan tentang kesehatan gigi dan mulut
3. Sebagai pelaksana managemen klinik pelayanan kesehatan gigi dan
mulut.

STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN
Standar kompetensi keahlian yang digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum SMK Perawat gigi ini adalah standar Nasional Bidang keahlian perawat
gigi standar kompetensi tersebut adalah sebagai berikut :
Kelompok I : Bidang pelayanan kesehatan gigi dan mulut
PROGRAM KEAHLIAN :
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

15

Kurikulum SMK Edisi 2006
NO

Kode Unit

1.

RG. YAN.01.001.01

2.

RG. YAN.01.002.01

3.
4.

RG. YAN.01.003.01
RG. YAN.01.004.01

5.

RG. YAN.01.005.01

6.
7.
8.
9.

RG. YAN.01.006.01
RG. YAN.01.007.01
RG. YAN.01.008.01
RG. YAN.01.009.01

10. RG. YAN.01.010.01

Unit Kompetensi
Melakukan diagnosa penyakit gigi dan mulut secara
terbatas
Melakukan tindakan penambalan pada gigi permanen dan
sulung klas I
Melakukan pencabutan gigi sulung
Pemberian obat untuk meredakan rasa sakit sesuai
anjuran dokter
Melakukan asuhan keperawatan pasien selama menjalani
pra operasi besar (Oral Surgent)
Melakukan sterilisasi peralatan kesehatan gigi dan mulut
Mempersiapkan untuk tindakan operasi minor
Melakukan tindakan ROngent foto gigi
Melakukan tindakan kasus kedaruratan pada gigi dan
mulut
Melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit gigi
dan mulut

Kelompok II : Bidang pendidikan dan informasi kesehatan gigi dan mulut
NO
1.
2.

Kode Unit
RG. DIK. 01.001.01
RG. DIK .01.002.01

Kelompok III

Unit Kompetensi
Melakukan kerjasama dengan unit kesehatan yang lain
Melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

: Bidang Manajemen palayanan kesehatan gigi dan mulut.

NO

Kode Unit

Unit Kompetensi

1.

RG. ADM. 01.001.01

Melakukan administarasi pelayanan kesehatan gigi dan
mulut.

PROFIL KOMPETENSI LULUSAN
Profil kompetensi lulusan SPRG terdiri dari kompetensi kejuruan, yang masingmasing telah memuat kompetensi kunci, kompetensi umum yang mengacu pada
tujuan pendidikan Nasional dan kecakapan hidup generik, sedangkan
kompetensi kejuruan mengacu pada SKKNI.
1. Kompetensi Umum
a. Tuntutan Undang-undang sistem Pendidikan Nasioanal Pasal 3
1. Beriman dan bertaqwa
2. Berakhlak mulia
PROGRAM KEAHLIAN :
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

16

Kurikulum SMK Edisi 2006
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Sehat
Cakap
Kreatif
Mandiri
Demokratis
Tanggung jawab

b. Tuntutan dunia kerja
1. Disiplin
2. Jujur

2. Kompetensi Kejuruan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Melakukan diagnosa penyakit gigi dan mulut secara terbatas
Melakukan tindakan penambalan pada gigi permanent dan sulung kelas I
Melakukan pencabutan gigi sulung
Pemberian obat untuk meredakan rasa sakit sesuai anjuran dokter
Melakukan asuhan keperawatan pasien selama menjalani pra operasi
besar(oral surgent)
Melakukan strerilisasi peralatan kesehatan gigi dan mulut
Mempersiapkan untuk tindakan operasi minor
Melakukan tindakan rongent foto gigi
Melakukan tindakan kasus kedaruratan pada gigi dan mulut
Melakukan tidakan pencegahan terhadap penyakit gigi dan mulut
Melakukan kerjasama dengan unit kesehatan yang lain
Melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
Melakukan administrasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup pekerjaan bagi lulusan Program Keahlian Perawat Gigi adalah jenis
pekerjaan dan atau profesi yang relevan dengan kompetensi yang tertuang dalam
table SKKNI Bidang Perawat Gigi pada jenjang SMK antara lain adalah :

NO
1.
2.
3.
4.

YANKESGILUT
Rumah Sakit
Puskesmas
Klinik Gigi bersama
Klinik kecantikan / kebugaran

PROGRAM KEAHLIAN :
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

LINGKUP PEKERJAAN
Pelaksana perawatan dasar / Klinik Gigi.
Pelaksana perawat gigi / Penyuluhan
Pelaksana perawatan gigi
Pelaksana perawatan kecantikan gigi di klinik
khususnya kebugaran

17

Kurikulum SMK Edisi 2006

Dengan memanfaatkan kemampuan, pengalaman dari berbagai peluang yang
ada lulusan program keahlian perawatan gigi bisa dimungkinkan dapat
berwirausaha di klinik kecantikan / kebugaran.

SUBSTANSI PEMBELAJARAN
Substansi pembelajaran terdiri dari 2 (dua) kelompok yaitu Substansi
Instruksional dan Substansi Non Instruksional :
1. Substansi Instruksional
Substansi Instruksional adalah substansi pembelajaran yang dirancang secara
terstuktur dalam kurikulum, dikelompokan kedalam program normative dan
adaptif, mengacu pada Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 37,
berupa nama mata diklat, sedangkan program produktif yang memuat
kompetensi keahlian perawatan gigi yang terintegrasi dalam beberapa mata
diklat
Mata diklat pada SMK Program Keahlian Perawat Gigi adalah sebagai berikut :
a. Program Normatif terdiri dari mata diklat :
1). Pendidikan Agama
2). Pendidikan kewarganegaraan dan Sejarah
3). Bahasa Indonesia
4). Penjaskes
b. Program Adaptif terdiri dari mata diklat
1). Matematika
2). Bahasa Inggris
3). Komputer
4). Kewira usahaan
5). Fisika / IPA
6). Kimia
7). Biologi
c. Program Produktif terdiri dari mata diklat
1). Anatomi Fisiologi
2). Dental Anatomi
3). Ilmu Obat – obatan
4). Prosedur Keperawatan Dasar
PROGRAM KEAHLIAN :
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

18

Kurikulum SMK Edisi 2006
5).
6).
7).
8).
9).
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Ilmu Penyakit
P3K
Ilmu Pencabutan Gigi
Etika dan perilaku
Ilmu Pengawetan Gigi
Kesehatan Masyarakat
Pendidikan Kesehatan Gigi
Oral Diagnostik
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Kesehatan Gigi
Perlindungan Khusus
Praktek Kerja Lapangan

2. Substansi Non Instruksional
Substansi Non Instruksional berisi hal-hal yang dianggap penting dan perlu
bagi peserta didik, tetapi dirancang secara tidak terstuktur dalam kurikulum dan
penyajiannya terintegrasi dengan substansi instruksional yang dituangkan pada
saat merencanakan strategi pembelajaran dan penyusunan modul.
Substansi Non Instruksional meliputi :
a. Pendidikan Kecakapan hidup dan kepribadian
b. Kompetensi Kunci
c. Lingkungan Hidup
d. Isu-isu lain seperti
-

Mulok
Narkoba
Pendidikan Sexs
dll

PROGRAM KEAHLIAN :
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

19

Kurikulum SMK Edisi 2006

STRUKTUR KURIKULUM
Bidang Keahlian : Kesehatan
Program Keahlian : Pengatur Rawat Gigi

SEMESTER
N
O

I

II

III

PROGRAM PENDIDIKAN

1

2

3

T

P

16

16

JUMLAH
4

T

P

16

16

5

T

P

16

16

6

T

P

T

P

16

16

T

P

16

16

T

P

96

96

TOTAL

1. Pendidikan Agama

16

16

2. PPKn DAN Sejarah

32

3. Bahasa & Sastra Indonesia

32

4. Penjaskes

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

96

96

192

1. Matematika

43

43

43

43

43

43

43

43

43

43

43

43

258

258

516

2. Bahasa Inggris

37

37

37

37

37

37

37

37

37

37

37

37

222

222

444

3. Komputer

17

17

17

17

17

17

17

17

17

17

17

17

102

102

204

4. Kewira Usahaan

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

96

96

192

5. Fisika

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

96

96

192

6. Kimia

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

96

96

192

7. Biologi

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

96

96

192

32

96

NORMATIF

32

32

32

32

32

32

32

32

32

192

32

192
192

192

192

ADAPTIF

PRODUKTIF
1. Anatomi Fisiologi

32

2. Anatomi gigi

32

16

32

32
16

64

16

16

16

16

3. Ilmu Obat-obatan

64
16

4. P K D
5. Ilmu Penyakit

16

6. P 3 K

16

16

16

7. Ilmu Pencabutan Gigi

16

8. Etika / Perilaku

16

9. Ilmu Pengawetan Gigi

32
32

16

16

32

16

64

32

16

32

16

32
32

32

32

32

80

96

176

106

202

16
16

16

26

11. P K G

16

16

32

32

32

32

32

32

32

32

16

160

144

304

12. Oral Diagnostik

16

16

32

32

32

32

32

32

32

32

16

160

144

304

13. PPAKG

16

16

32

32

32

32

32

32

32

32

16

160

144

304

14. Perlindungan khusus

16

16

32

32

32

32

32

32

32

32

16

160

144

304

400

400

2400

5094

16

16

32

16

16

32

16

16
16

15. P K L
Jumlah Jam Pelajaran

96

16

16

10. Kesehatan Masyarakat

16

64

32

64

400
433

PROGRAM KEAHLIAN :
SEMUA PROGRAM KEAHLIAN

225

465

379

465

401

465

385

433

385

433

657

2694

64

20