ANALISIS JALUR AKSES MODAL DAN PROSES PE

ANALISIS JALUR AKSES MODAL DAN PROSES PEMBELAJARAN
TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA
PERGURUAN TINGGI SUMATERA SELATAN
Eni Cahyani1, Novita Sari2
Program Studi Manajemen Informatika dan Administrasi Niaga
Politeknik Anika Palembang
Email : [email protected], [email protected]

Abstrak
Pertumbuhan rasio wirausaha Indonesia mengalami peningkatan 3,1% yang sebelumnya hanya
1,67%. Hal ini tidak lepas dari peran pemerintah dan masyarakat, swasta dan mahasiswa ataupun
perguruan tinggi. Selain itu, Perbankan meluncurkan kredit utra mikro dengan pinjaman maksimal
10 juta bagi mahasiswa. Perguruan Tinggi salah satu mediator dan fasilisator terdepan untuk
membangun generasi muda. Berdasarkan fenomena ini penulis bermaksud meneliti yang bertujuan
mengetahui pengaruh akses modal dan proses pembelajaran terhadap minat berwirausaha dengan
variable intervening. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa perguruan tinggi swasta di
Sumatera Selatan, sampel sebanyak 393 orang mahasiswa melalui teknik purposive sampling.
Teknik analisa menggunakan analisa jalur dengan regresi. Hasil dari penelitian, akses modal dan
proses pembelajaran secara langsung berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha. Akses
modal secara tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha melalui motivasi
sedangkan proses pembelajaran secara tidak langsung tidak berpengaruh signifikan terhadap minat

berwirausaha melalui variable motivasi. Total pengaruh langsung dan tidak langsung sebesar
42,57% sisanya sebesar 57,43% adalah variable lain yang tidak diteliti.
Kata Kunci : Akses modal, proses pembelajaran, motivasi dan minat berwirausaha
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 2016, rasio wirausaha
Indonesia mengalami
kenaikan yang
sebelumnya hanya 1,67% menjadi 3,1%.
Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga
mengatakan,
Gerakan
Kewirausahaan
Nasional (GKN) merupakan gerakan yang
tumbuh dari bawah sehingga memiliki
fondasi yang kuat untuk berkembang, tingkat
kewirausahaan Indonesia mampu melampaui
2% dari populasi penduduk sebagai syarat
minimal suatu masyarakat akan sejahtera.
Rasio wirausaha sebesar 3,1% itu masih

rendah dibandingkan dengan negara lain,
seperti Malaysia 5%, Cina 10%, Singapura
7%, Jepang 11%, maupun AS yang 12%.
Sehigga perlu ditingkatkan terus. Menkop
mengakui tumbuhnya wirausaha tak lepas

dari peran masyarakat bersama pemerintah,
swasta dan kalangan mahasiswa atau
kampus. Menkop mengajak mahasiswa untuk
memanfaatkan skim kredit murah seperti
KUR dengan suku bunga 9%, LPDB dengan
bunga 0,2%-0,3% per bulan ataupun yang
sekarang baru diluncurkan kredit ultra mikro
dengan maksimum pinjaman Rp 10 juta
(http://www.pikiranrakyat.com/ekonomi/2017/03/11/).
Perguruan Tinggi merupakan salah satu
mediator dan fasilitator terdepan dalam
membangun generasi muda bangsa yang
memiliki kewajiban dalam mengajarkan,
mendidik,

melatih
serta
memotivasi
mahasiswanya sehingga menjadi generasi
cerdas yang mampu menciptakan berbagai
peluang usaha. Menjadi kewajiban setiap
perguruan tinggi untuk mengarah kebijakan

perguruan tingginya menjadi Entrepreneurial
University. Dengan perubahan tersebut
diharapkan
lahir entrepreneurentrepreneur muda sukses yang akan mampu
meningkatkan perekonomian Indonesia.
Hasil observasi yang penulis lakukan
bahwa proses pembelajaran untuk mata
kuliah kewirausahaan di PTS menerapkan
praktek 25% dan teori 75% sebesar 35,36%,
mahasiswa
yang
mengikuti

kegiatan
sosialisasi, pelatihan, seminar mengenai
kewirausahaan hanya sebesar 25,2%, pernah

membuat proposal bisnis sebesar 22,9%
sehingga perlu upaya dari banyak pihak
untuk merangsang karakteristik wirausaha.
Berdasarkan data jumlah mahasiswa pada
perguruan tinggi swasta yang aktif di
Sumatera Selatan pada tahun 2016/2017
semester sebanyak 89.410 orang, rincian
dapat dilihat pada tabel 1 jumlah mahasiswa
PTS yang aktif di Sumatera Selatan di
bawah ini :

tabel 1 jumlah mahasiswa PTS yang aktif di Sumatera Selatan
No

Jenis PTS


1
2
3
4

Jumlah PTS

Universitas
14
Sekolah Tinggi
52
Akademik
29
Politeknik
7
Total
Sumber data : Pangkalan data Perguruan Tinggi tahun 2016/2017
Tahun 2016, tercatat di Provinsi
Sumatera Selatan jumlah mahasiswa pada
forlap dikti yang berasal dari 102 Perguruan

terdiri dari 14 Universitas, 52 Sekolah
Tinggi, 7 Politeknik dan 29 Akademi dengan
jumlah mahasiswa aktif sebanyak 89.410
orang. Apabila mahasiswa-mahasiswa ini
dikelola secara tepat maka lulusan Perguruan
Tinggi tersebut dapat menjadi kader-kader
wirausaha mudah yang mampu diandalkan
dalam menciptakan ruang usaha baru dan
mendorong
peningkatan
pendapatan
perkapita Indonesia.
Berdasarkan latar belakang di atas
penulis akan mengkaji pengaruh akses modal
dan proses pembelajaran terhadap minat
mahasiswa
berwirausaha
mahasiswa
Perguruan Tinggi Swasta di Sumatera Selatan
dengan motivasi sebagai variabel intervening.

1.2 Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah di
atas,
maka
peneliti
merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
a) Berapa besar akses modal dan proses
pembelajaran
terhadap
motivasi
berwirausaha

Jumlah Mhs
51.738
31.458
4.451
1.763
89.410


b) Berapa besar pengaruh langsung atau
tidak langsung modal dan proses
pembelajaran
terhadap
minat
berwirausaha.

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a) Mengetahui seberapa besar pengaruh
akses modal dan proses pembelajaran
secara simultan terhadap motivasi
berwirausaha mahasiswa PTS di Sumatera
Selatan
b) Mengetahui seberapa besar pengaruh
langsung dan tidak langsung akses modal
dan proses pembelajaran terhadap minat
berwirausaha
Mahasiswa
PTS

di
Sumatera Selatan

2. KAJIAN LITERATUR
2.1 Minat berwirausaha
Menurut Yanto dalam Chisters (2010)
minat berwirausaha adalah kemampuan
untuk memberikan diri dalam memenuhi
kebutuhan hidup memajukan usaha atau
menciptakan usaha baru atau menciptakan
usaha baru dengan kekuatan yang ada pada

diri sendiri. Menurut Djaali (2008) yang
dimaksud minat adalah suatu keinginan yang
cenderung menetap pada diri seseorang untuk
mengarahkan pada suatu pilihan tertentu
sebagai kebutuhannya,yang selanjutnya akan
diwujudkan dalam tindakan nyata dengan
adanya perhatian pada objek yang
diingkannya itu untuk mencari informasi

sebagai wawasan bagi dirinya.
Dapat
disimpulkan bahwa minat
berwirausaha
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan kepada sesuatu dan beraktivitas
untuk menciptakan usaha baru tanpa merasa
takut dengan resiko yang akan terjadi serta
senantiasa belajar dari kegagalan dalam hal
berwirausaha.
2.2 Akses Modal
Modal merupakan salah satu faktor
yang sangat penting untuk memulai usaha.
Penelitian oleh beberapa peneliti seperti
Marsden, Meier dan Pilgrim, Steel dalam
Indarti et al. (2008) menyatakan bahwa
kesulitan dalam mendapatkan akses modal,
skema kredit dan kendala sistem keuangan
dipandang sebagai hambatan utama dalam
kesuksesan usaha menurut calon-calon

wirausaha di negara-negara berkembang.
Kristiansen dalam Indarti et al. (2008)
menyatakan bahwa akses kepada modal
menjadi salah satu penentu kesuksesan suatu
usaha. Menurut Indarti et al. (2008) akses
kepada modal merupakan hambatan klasik
terutama dalam memulai usahausaha baru,
setidaknya
terjadi
di
negara-negara
berkembang dengan dukungan lembagalembaga penyedia keuangan yang tidak
begitu kuat.
Akses adalah jalan masuk sedangkan
modal adalah uang yang dipakai sebagai
pokok (induk) untuk berdagang, melepas
uang, dan sebagainya; harta benda (uang,
barang, dan sebagainya) yang dapat
dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu
yang menambah kekayaan dan sebagainya
(http://kbbi.web.id/akses). Dapat disimpulkan
dari kedua pengertian tersebut bahwa akses
modal merupakan jalan masuk untuk
UKM/Wirausaha dalam mendapatkan uang,

barang dan sebagainya untuk dapat
dipergunakan menghasilkan sesuatu.
Simposium Nasional (dalam Jaka
Sriyana, 2010:98) Dari berbagai konsep
mengenai pemberdayaan masyarakat di
bidang ekonomi, berikut beberapa pilihan
strategi yang dilakukan dalam pemberdayaan
UKM, yaitu:
Kemudahan dalam Akses
Permodalan. Salah satu permasalahan yang
dihadapi UKM adalah aspek permodalan.
Lambannya akumulasi kapital di kalangan
pengusaha mikro, kecil, dan menengah,
merupakan salah satu penyebab lambannya
laju perkembangan usaha dan rendahnya
surplus usaha di sektor usaha mikro, kecil
dan menengah. Faktor modal juga menjadi
salah satu sebab tidak munculnya usahausaha baru di luar sektor ekstraktif. Oleh
sebab itu dalam pemberdayaan UKM
pemecahan dalam aspek modal ini penting
dan memang harus dilakukan.
Kasmir lebih lanjut menyatakan sumbersumber modal untuk kegiatan usaha dapat
berupa:
a) Modal sendiri Modal sendiri diperoleh
dari pemilik usaha karena pemilik usaha
bisa mengeluarkan saham sebagai modal
sendiri.
b) Modal
asing
(pinjaman)
Modal
asing/pinjaman adalah modal yang
diperoleh dari luar perusahaan dan
biasanya diperoleh sebagai pinjaman.
2.3 Motivasi
Menurut Veithzal Rivai (2011:871)
motivasi adalah serangkaian sikap dan nilainilai yang mempengaruhi individu untuk
mencapai hal yang spesifik sesuai dengan
tujuan individu. Menurut Robert L. Malthis
dan John H. Jackson (2006:114), motivasi
adalah keinginan dalam diri seseorang yang
menyebabkan orang tersebut bertindak.
Orang biasanya bertindak karena satu alasan :
untuk mencapai tujuan. Jadi, motivasi adalah
sebuah dorongan yang diatur oleh tujuan dan
jarang muncul dalam kekosongan.
Munandar (2008:323) mendefinisikan
motivasi sebagai suatu proses di mana
kebutuhan - kebutuhan mendorong seseorang
untuk melakukan serangkaian kegiatan yang

mengarah ke tercapainya tujuan tertentu.
Motivasi (motivation) mengacu pada
dorongan, baik dari internal atau dari
eksternal diri seorang yang memunculkan
antusiasme dan kegigihan untuk melakukan
tindakan tertentu.
2.4 Proses pembelajaran
Proses pembelajaran pada pendidikan
tinggi adalah kegiatan penyampaian jasa oleh
dosen kepada pelanggan mahasiswa sesuai
dengan rencana dan kontrak kuliah yang
telah disepakati (Dimyati dan Mujiono,
2006). Komponen yang mempengaruhi
berjalannya suatu proses pembelajaran
menurut Zain dkk (1997:48), dalam kegiatan
belajar
mengajar
terdapat
beberapa
komponen pembelajaran yang saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya
yaitu: 1) guru, 2) siswa, 3) materi
pembelajaran, 4) metode pembelajaran, 5)
media
pembelajaran,
6)
evaluasi
pembelajaran.
2.5 Penelitian Terdahulu
Hazirah Amalia Ayuningtias Dan Sanny
Ekawati (2015),
Faktor-Faktor yang
mempengaruhi minat berwirausaha pada
mahasiswa fakultas ekonomi universitas
tarumanagara Dari hasil penelitian diperoleh
kesimpulan bahwa variabel yang paling
berpengaruh terhadap minat berwirausaha
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Taruamanagara
adalah
motivasi
berwirausaha. Pengaruh variabel berikutnya
secara berurutan adalah kepribadian,
lingkungan keluarga dan lingkungan kampus.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
semua variabel mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap minat berwirausaha
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Tarumanegara.
Kemudian penelitian yang dilakukan
oleh Herwin Mopangga (2014) mengenai
Faktor Determinan Minat Wirausaha
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Negeri Gorontalo, Minat
mahasiswa FEB-UNG untuk berwirausaha
secara umum relatif rendah. Hal ini
ditunjukkan oleh kurangnya individu dan

kelompok mahasiswa wirausaha; rendahnya
keterlibatan mahasiswa dalam pelatihan,
pembekalan, seminar dan sejenisnya didalam
maupun diluar lingkungan kampus; serta
kurangnya proposal bisnis (bisnis plan) yang
diajukan/berkompetisi
di
PKM-UNG.
Karakteristik individual, lingkungan keluarga
dan sosiodemografi serta dukungan akademik
merupakan faktor-faktor yang paling
dominan menentukan tinggi rendahnya minat
wirausaha
mahasiswa
FEB-UNG.
Kecenderungan tingginya minat wirausaha
mahasiswa karena adanya perasaan lebih
bebas,
mandiri
dan
produktif
bila
berwirausaha; senang bekerja menurut intuisi
pribadi; keyakinan pada kemampuan dan
potensi diri; serta keberanian menerima
tantangan dan mengambil risiko.
Muladi Wibowo (2011) meneliti
Pembelajaran kewirausahaan dan minat
Wirausaha lulusan SMK, Hasil uji parsial
dengan menggunakan uji t mengatakan faktor
internal variabel (X1), eksternal faktor (X2),
faktor (X3) dan faktor kesiapan instrumen
(X4) diuji Belajar memiliki nyata pengaruh
positif atau signifikan untuk kepentingan
siswa dalam berwirausaha setelah sekolah
kelulusan. Hasil uji F telah dilakukan
membuktikan bahwa faktor internal yang
variabel (X1), faktor eksternal (X2), faktor
belajar (X3) dan instrumen faktor kesiapan
(X4), bersama-sama atau secara simultan
memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap siswa bunga untuk berwirausaha
setelah lulus sekolah. Faktor pembelajaran
yang paling Hasil uji parsial dengan
menggunakan uji t mengatakan faktor
internal variabel (X1), eksternal faktor (X2),
faktor (X3) dan faktor kesiapan instrumen
(X4) diuji Belajar memiliki nyata pengaruh
positif atau signifikan untuk kepentingan
siswa dalam berwirausaha setelah sekolah
kelulusan. Hasil uji F telah dilakukan
membuktikan bahwa faktor internal yang
variabel (X1), faktor eksternal (X2), faktor
belajar (X3) dan instrumen faktor kesiapan
(X4), bersama-sama atau secara simultan
memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap siswa bunga untuk berwirausaha
setelah lulus sekolah. Faktor pembelajaran

dalam menjalankan perusahaan swasta,
sedangkan
variabel
demografi
tidak
berpengaruh secara parsial terhadap minat
menjalankan perusahaan swasta oleh
mahasiswa STMIK Mikroskil Medan.
Nurul Indarti dan Rokhima Rostiani
(2008) Survei terhadap 332 siswa dari tiga
universitas yang berbeda di tiga negara yang
berbeda (Indonesia, Jepang dan Norwegia)
menunjukkan bahwa niat kewirausahaan di
kalangan siswa dan faktor-faktor yang
mempengaruhi berbeda antar negara. Hasil
menunjukkan
bahwa
self-efficacy
mempengaruhi
niat
kewirausahaan
mahasiswa Indonesia dan Norwegia.
Kesiapan instrumental dan pengalaman kerja
menjadi faktor kunci yang mempengaruhi
niat kewirausahaan di kalangan siswa
Norwegia. Latar belakang pendidikan
menjadi faktor kunci yang mempengaruhi
niat kewirausahaan mahasiswa Indonesia,
diarah berlawanan. Kebutuhan akan prestasi,
usia dan jenis kelamin tidak signifikan secara
statistic dampak. Namun, mereka hanya
menjelaskan 28,2%, 14,2% dan 24,8% (R2)
dari total varians niat kewirausahaan untuk
Indonesia, Jepang dan Norwegia masingmasing. Penelitian ini adalah diharapkan bisa
menjadi masukan bagi perguruan tinggi,
lembaga pemerintah dan pembuat kebijakan
sehingga Bisa merangsang dan mendorong
semangat kewiraswastaan.

yang paling variabel dominan yang
mempengaruhi
minat
siswa
dalam
berwirausaha setelah lulus sekolah. Hal ini
dibuktikan dengan hasil analisis regresi
faktor pembelajaran memberikan nilai 0377
(37,7%).
Mbayak Ginting dan Eko Yuliawan
(2015) analisis faktor -faktor yang
mempengaruhi
minat
berwirausaha
mahasiswa (studi kasus pada stmik mikroskil
medan), Hasil penelitian ini menemukan
bahwa variabel pribadi, lingkungan sosial,
demografi dan ketersediaan informasi,
kepemilikan jaringan sosial dan akses modal
sinkron telah mempengaruhi minat siswa
untuk menjalankan perusahaan swasta.
Sedangkan eksperimen parsial menunjukkan
bahwa variabel pribadi, tersedianya informasi
kewiraswastaan dan kepemilikan jaringan
sosial telah mempengaruhi kepentingan
kewirausahaan,
sedangkan
variabel
lingkungan, demografi dan akses modal tidak
berpengaruh terhadap minat siswa dalam
menjalankan usaha swasta. Berdasarkan
penelitian ini, telah ditemukan koefisien
determinasi sebesar 0,321, artinya variabel
pribadi, lingkungan sosial, demografi,
ketersediaan
informasi
kewirausahaan,
kepemilikan jaringan sosial dan akses modal
keuangan, dapat menjelaskan minat siswa
untuk berlari. perusahaan swasta sebanyak
32,1%. Variabel pribadi dan lingkungan
berpengaruh parsial terhadap minat siswa

2.6 Kerangka Berpikir
sinergi antara ketiga variabel tersebut.
Skema kerangka pemikiran yang digunakan
dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut :

Penelitian ini menggunakan variabel
Faktor intern dan ekstern sebagai bebas dan
akses modal sebagai variable moderating
terhadap minat berwirausaha sebagai variable
terikat berdasarkan teori/studi empiris ada

Variabel bebas

Variabel Intervening

Akses Modal (X1)

p1

H1

H3 p3

p5
Motivasi (X3)

Proses Pembelajaran
(X2)

p2

p4 H4

Variabel terikat

H5

Minat Berwirausaha
(Y)

H2

Gambar 1. Kerangka berpikir Penelitian

2.7 Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir dan tinjauan
pustaka di atas, maka hipotesis sebagai
berikut:
H1
= Akses modal berpengaruh secara
langsung signifikan terhadap
minat berwirausaha
H2
= Proses
pembelajaran secara
langsung berpengaruh signifikan
terhadap minat berwirausaha
H3
= Motivasi berpengaruh secara
langsung
terhadap
minat
berwirausaha
H4
= Akses modal berpengaruh secara
tidak langsung signifikan terhadap
minat berwirausaha

H5

=

Proses pembelajaran
secara
tidak
langsung
berpengaruh
signifikan
terhadap
minat
berwirausaha

3. METODE PENELITIAN
3.1 Pengubah, populasi dan sampel
3.1.1 Peubah yang diamati/diukur
Pengubah yang diukur dalam penelitian
ini ada 4 variabel yg terdiri dari variabel
independen Akses Modal (X1) dan proses
pembelajaran (X2), Motivasi Variabel
intervening (X3) dan Variabel dependent (Y)
adalah minat berwirausaha.

Tabel 2 Pengubah yang diukur
Variabel

Definisi Operasional

Jenis
Skala

1. Hibah,
2. Pinjaman dan
3. dana Pribadi

1.
2.
3.
4.

Materi pembelajaran,
Metode pembelajaran,
Media pembelajaran,
Evaluasi pembelajaran

Kepribadian
Kreativitas

1. Kognitif
2. Psikomotorik
3. Apektif

Likert

Variabel independent
Akses
Modal Akses
adalah
jalan
masuk
(X1)
sedangkan modal adalah uang
yang dipakai sebagai pokok (induk)
untuk berdagang, melepas uang,
dan sebagainya; harta benda (uang,
barang, dan sebagainya) yang dapat
dipergunakan untuk menghasilkan
sesuatu yang menambah kekayaan
dan sebagainya
X2
Proses kegiatan penyampaian jasa oleh
Pembelajaran
dosen kepada pelanggan mahasiswa
sesuai dengan rencana dan kontrak
kuliah yang telah disepakati
(Dimyati dan Mujiono, 2006)
Variabel intervening
Motivasi (X3)
Motivasi adalah keinginan dalam
diri seseorang yang menyebabkan
orang tersebut bertindak. (Robert L.
Malthis dan John H. Jackson, 2006)
Variabel Dependet
Minat
Suatu keinginan yang cenderung
Berwirausaha
menetap pada diri seseorang untuk
(Y)
mengarahkan pada suatu pilihan
tertentu sebagai kebutuhannya,yang
selanjutnya akan diwujudkan dalam
tindakan nyata dengan adanya
perhatian
pada
objek
yang
diingkannya itu untuk mencari
informasi sebagai wawasan bagi
dirinya. Djaali (2008)

Indikator

3.1.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa/I Perguruan Tinggi Swasta yang
tercatat pada forlap dikti kopertis wilayah II
pada tahun 2016/2017 semester genap
Sumatera Selatan. Teknik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling
yang terdiri dari 19 Perguruan Tinggi Swasta
yang mewakili 17 Kabupaten di Sumatera
Selatan.
Kriteria mahasiswa yang telah
mengikuti mata Kuliah Kewirausahaan.
Teknik
Pengambilan
sampel
diolah
menggunakan rumus Solvin (Riduwan,
2010:254). Kemudian ukuran sampel pada
masing-masing Perguruan Tinggi Swasta
tersebut ditentukan dengan rumus Newman
yang dikutip (Umi Nariwati, 2007:78) dari
persamaan ini sampel berjumlah 393 orang
mahasiswa

intervening). Dengan rumus persamaan
sebagai berikut:
X3
=
ρ
X3.X1+ρ
X3.X2
+
ϵ1
.....................substruktural ( 1 )
Pengujian kedua menggunakan variabel
pemoderasi yaitu Akses Modal. Model
persamaan regresi yang digunakan dalam
penelitian ini, sebagai variable intervening
adalah sebagai berikut :
Y = ρ Y.X1+ ρ Y.X2+ ρ Y.X3 + ϵ2
......................... substruktural ( 2 )

Keterangan:
Y
b0-b7
X1
X2
X3
e

3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan
Data
Penelitian ini menggunakan metode
Studi Literatur dan Survey Lapangan dan
teknik
pengumpulan data dengan
menyebarkan kuesioner.

= Minat Berwirausaha
= Konstanta
= Akses Modal
= Proses pembelajaran
= Motivasi
= Standar Error

4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Ada 4 (empat) variabel yang dilihat
dalam analisa jalur ini yaitu akses modal,
Proses pembelajaran, Motivasi dan Minat

3.3 Analisis Data
Penelitian ini digunakan analisis jalur
dengan regresi dalam 2 (dua) tahap.
Pengujian pertama menguji pengaruh akses
modall dan proses pembelajaran terhadap
minat
berwirausaha
(tanpa
variabel
Variabel bebas

berwirausaha. Ada 3 (tiga) parameter jalur
yang ingin diketahui yaitu : p1 sampai
dengan p5 dan e1 dan e2 sebagaimana pada
gambar 2

Variabel Intervening

Variabel terikat

p1

Akses Modal (X1)

p3

p5
Motivasi (X3)

Proses Pembelajaran
(X2)

p4

Minat Berwirausaha
(Y)

p2

Gambar 2. Hubungan antara variable Pengaruh Langsung dan tidak langsung
Untuk mendapatkan angka parameterparameter tersebut, diperlukan 2 buah regresi

yaitu pengaruh langsung Akses modal dan
proses

pembelajaran

terhadap

minat

berwirausaha dan pengaruh tidak langsung

Pengaruh langsung dalam analisis jalur

akses modal, proses pembelajaran terhadap

ini ditunjukkan oleh parameter p1, p2 dan p5

minat

yang dapat dilihat pada gambar 3 di atas.

berwirausaha

melalui

variable

motivasi.
4.1.1 Pengaruh langsung
Variabel bebas

Variabel Intervening

Variabel terikat

p1

Akses Modal (X1)

p5
Motivasi (X3)

Minat Berwirausaha
(Y)

p2

Proses Pembelajaran
(X2)

Gambar 3. Parameter Pengaruh Akses Modal, Proses Pembelajaran dan Motivasi ke Minat
Berwirausaha
Nilai p1 merupakan nilai standardize

minat berwirausaha yang ditunjukkan pada

coefficient (beta) yang didapatkan dari

tabel 1. p5 merupakan nilai nilai standardize

variable

minat

coefficient (beta) yang didapat dari variabel

berwirausaha. Sedangkan p2 merupakan nilai

motivasi terhadap minat berwirausaha yang

standardize coefficient (beta) yang didapat

ditunjukkan pada tabel 2.

akses

modal

terhadap

dari variabel proses pembelajaran terhadap
Tabel 1. Coefficientsa
Regresi Akses modal, Proses pembelajaran terhadap Minat berwirausaha
Unstandardized
Coefficients
Model
1 (Constant)

Standardized
Coefficients

B
10.361

Std. Error
1.364

Beta

T
7.596

Sig.
.000

Akses Modal (X1)

.159

.050

.153

3.194

.002

Proses pembelajaran (X2)

.343

.038

.434

9.062

.000

a. Dependent Variable: Motivasi (X3)

Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa

beta proses pembelajaran terhadap minat

p1 parameter beta untuk akses modal

berwirausaha yaitu 0,434 dengan tingkat

terhadap minat berwirausaha yaitu 0,153

signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari pada

dengan tingkat signifikansi 0,002 atau lebih

0,1 sehingga berpengaruh signifikan. p5

kecil

berpengaruh

parameter beta motivasi terhadap minat

Kemudian untuk p2 parameter

berwirausaha yaitu 0,463 dengan tingkat

dari

signifikan.

0,1

sehingga

4.1.2 Pengaruh tidak langsung

signifikasi 0,000 atau lebih kecil dari 0,1
sehingga berpengaruh signifikan terhadap

Pengaruh tidak langsung dalam analisa

minat berwirausaha.

jalur ini ada

p3 dan p4

sebagai mana

diperlihatkan pada gambar 4 di bawah ini :

Variabel bebas

Variabel Intervening

Variabel terikat

Akses Modal (X1)

p3

Minat Berwirausaha
(Y)

Motivasi (X3)
Proses Pembelajaran
(X2)

p4

Gambar 4 Parameter Pengaruh Tidak Langsung akses modal dan proses pemebalajaran
ke Minat Berwirausaha

nilai parameter p3, p4 merupakan nilai

didapatkan dari hasil regresi kedua. Hasil

standardize

regresi ini dapat dilihat pada tabel 2

coefficient

(beta)

yang

Tabel 2. Coefficientsa
Regresi Akses modal, proses pembelajaran dan motivasi terhadap Minat berwirausaha
Unstandardized Coefficients
Model
1 (Constant)

Standardized
Coefficients

B
10.023

Std. Error
1.028

Beta

t
9.747

Sig.
.000

Akses Modal (X1)

.067

.035

.091

1.898

.058

Proses pembelajaran (X2)

.036

.029

.063

1.215

.225

.036

.463

9.266

.000

Motivasi (X3)
.330
a. Dependent Variable: Minat Berwirausaha (Y)

Dari tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa

p4 adalah parameter beta untuk proses

nilai p3 adalah parameter beta untuk akses

pembelajaran terhadap minat wirausaha yaitu

modal terhadap minat berwirausaha yaitu

0,063 dengan signifikasi 0,225 atau lebih

0,091 dengan tingkat signifikansi sebesar

besar dari 0,1 sehingga tidak berpengaruh

0,058 atau lebih kecil dari 0,1 sehingga

signifikan minat.

berpengaruh signifikan.

Selanjutnya untuk

Gambar 5. Parameter pengaruh langsung dan tidak langsung akses modal dan proses pembelajaran
ke minat berwirausaha melalui motivasi.

4.1.3 Pengaruh tidak Langsung

berwirausaha = 0,0708.

Akses modal ke minat berwirausaha

Pengaruh tidak

langsung akses modal, proses pembelajaran

melalui motivasi, nilainya adalah p3 x p5 =

terhadap

0,153 x 0,463 = 0,0708. Proses pembelajaran

motivasi = 0,2009 sedangkan penngaruh

ke minat berwirausaha melalui motivasi,

langsung

nilainya adalah p4 x p5 = 0,434 x 0,463 =

pembelajaran adalah 0,154. Berdasarkan

0,2009

pengaruh total di atas ada variabel yang lain

minat

akses

berwirausaha

modal

dan

melalui

proses

yang perlu dipertimbangkan untuk penelitian
4.1.4 Pengaruh total
Pengaruh total
merupakan

selanjutanya sebesar 0,5743 atau 57,43%.
0,4257 atau 42,56%

penjumlahan

pengaruh

Kesalahan regresi dalam analisa jalur

langsung dan tidak langsung dari variable

penelitian ini adalah e1 dan e2 adalah akar

independent terhadap variabel dependent

dari (1-R2) dari masing-masing regresi. Nilai

baik

motivasi.

R2 dari regresi pertama adalah : e1 = √(1-

berikut

0.268) = √ 0.732 = 0.855, dapat dilihat pada

langsung

dan

Perhitungannya

adalah

dari

4.1.5 Kesalahan Regresi (e)

melalui
sebagai

pengaruh langsung Akses modal, proses
pembelajaran,

motivasi

terhadap

tabel 3 yaitu:

Minat

Tabel 3. Model Summary
Model
1

R
.518a

R Square
.268

Adjusted R Square
.264

Std. Error of the Estimate
2.97810

a. Predictors: (Constant), Proses pembelajaran (X2), Akses Modal (X1)

Nilai R2 pada persamaan pertama adala
0,855 atau sama

dengan 85,5%, artinya

jumlah variance yang tidak dapat dijelaskan
oleh akses modal dan proses pembelajaran

terhadap minat berwirausaha sebesar 85,5%.

pembelajaran dan motivasi terhadap minat

Nilai R2 pada persamaan kedua adalah e2 =

berwirausaha yang dapat dilihat pada model

√(1-0.289) = √ 0.711 =

summary untuk regresi pada persamaan

0.843 atau 84,3,

artinya artinya jumlah variance yang tidak

kedua, yang ditunjukkan pada tabel 4

dapat dijelaskan oleh akses modal, proses

Tabel 4. Model Summary
Model

R

1

R Square
.538

a

Adjusted R Square
.289

Std. Error of the Estimate

.283

2.09536

a. Predictors: (Constant), Motivasi (X3), Akses Modal (X1), Proses pembelajaran (X2)

4.2 Pembahasan

Untuk motivasi secara langsung berpengaruh

Ada 4 (tiga) penelitian terdahulu yang
mendukung hasil penelitian ini,
penelitian

Mbayak

Ayuningtias dan Sanny Ekawati (2016)

Yuliawan (2015), Muladi Wibowo (2011),

bahwa motivasi sangat mempengaruhi minat

Hazirah

Amalia Ayuningtias dan Sanny

berwirausaha, motivasi merupakan dorongan

Ekawati (2016) dan Indarti, N. Dan

dari dalam maupun dari luar yang dapat

Rostiani, R (2008). Berdasarkan parameter

menyebabkan bertindak, dalam penelitian ini

beta

langsung

motivasi dijelaskan dengan variable internal

memperngaruhi minat berwirausaha secara

dan eksternal yaitu kepribadian, lingkungan

signifikan sejalan dengan hasil penelitian

keluarga dan lingkungan kampus.

modal

dan

ini didukung penelitian oleh Hazirah Amalia

Eko

akses

Ginting

yaitu :

signifikan terhadap minat berwirausaha, hasil

secara

oleh Mbayak Ginting dan Eko Yuliawan

Kemudian akses modal secara tidak

(2015) bahwa akses modal mempengaruhi

langsung juga berpengaruh terhadap minat

minat siswa untuk menjalankan suatu usaha.

berwirausaha,

Pada

(Jaka

pada symposium nasional tahun bahwa salah

Sriyana:2010) pilihan strategi yang dilakukan

satu masalah yang dihadapi oleh UKM

untuk pemberdayaan masyarakat di bidang

adalah

ekonomi adalah kemudahan dalam akses

kemudahan tentu masalah

modal.

dapat

symposium

Nasional

akses

dihadapi

seperti yang diungkapkan

modal

pada

apabila

diberikan

UKM tersebut

akhirnya

mampu

Berdasarkan parameter beta proses

menumbuhkan minat bibit wirausaha muda

pembelajaran berpengaruh terhadap minat

pun akan muncul dari mahasiswa Perguruan

berwirausaha sejalan dengan hasil penelitian

Tinggi

muladi Wibowo (2011) bahwa proses belajar

Selatan.

berpengaruh terhadap minat berwirausaha.

seperti Marsden, Meier dan Pilgrim, Steel

Swasta

khususnya

di

Sumatera

Dijelaskan oleh beberapa peneliti

dalam Indarti et al. (2008) menyatakan

usaha. Menurut Indarti et al. (2008) akses

bahwa kesulitan dalam mendapatkan akses

kepada modal merupakan hambatan klasik

modal, skema kredit dan kendala sistem

terutama dalam memulai usahausaha baru,

keuangan dipandang sebagai hambatan utama

setidaknya

dalam kesuksesan usaha menurut calon-calon

berkembang dengan dukungan lembaga-

wirausaha di negara-negara berkembang.

lembaga penyedia keuangan yang tidak

Kristiansen dalam Indarti et al. (2008)

begitu kuat.

terjadi

di

negara-negara

menyatakan bahwa akses kepada modal
menjadi salah satu penentu kesuksesan suatu

5. KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan

6.
analisis

yang

data

telah

DAFTAR PUSTAKA

dan

dilakukan

sebelumnya maka dapat diambil beberapa

Djamarabahri, Aswan Zain. 1997.
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta

simpulan sebagai berikut:
1. Hipotesis

pertama

Akses

modal

berpengaruh secara langsung signifikan
terhadap minat berwirausaha
2. Hipotesis kedua Proses pembelajaran

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. PT
Bumi Aksara. Jakarta
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta: PT
Rineka Cipta

secara langsung berpengaruh signifikan
terhadap minat berwirausaha
3. Hipotesis ketiga motivasi berpengaruh
secara

langsung

terhadap

minat

Akses

modal

berwirausaha
4. Hipotesis
berpengaruh

keempat
secara

tidak

langsung

signifikan terhadap minat berwirausaha
5. Hipotesis ke lima Proses

pembelajaran

secara tidak langsung tidak berpengaruh
signifikan terhadap minat berwirausaha

Ginting, Mbayak. Yuliawan, Eko. 2015.
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Minat
Berwirausaha Mahasiswa (Studi
Kasus Pada Stmik Mikroskil
Medan).
Jurnal Wira Ekonomi
Mikroskil Volume 5, Nomor 01,
April 2015. Hal 61-69
Hasbullah. 2009. Dasar-dasar
Pendidikan. Jakarta: PT.
Grafindo Persada

Ilmu
Raja

Hazirah Amalia Ayuningtias Dan Sanny
Ekawati .2015. Faktor-faktor yang
mempengaruhi minat berwirausaha
pada mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Tarumanagara. Jurnal

Ekonomi/Volume XX, No. 01,
Maret 2015: 49-71
http://kbbi.web.id/akses
https://beritagar.id/artikel/berita/data-bpspengangguran-di-indonesia.
diakses 25 april 2016
http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi.
diakses 01 November 2017

Indarti, N. Dan Rostiani, R 2008.
Intensitas
Kewirausahaan
Mahasiswa: Studi Perbandingan
antara Indonesia, Jepang dan
Norwegia. Jurnal Ekonomika dan
Bisnis Indonesia. 23 (4). 1-27

Munandar, Ashar Sunyoto. 2008.
Psikologi Industri dan Organisasi.
Universitas Indonesia, Jakarta.
Sriyana, Jaka. 2010. Simposium Nasional
: Strategi Pengembangan Usaha
Kecil
dan Menengah (UKM):
StudiKasus Di Kab. Bantul.
Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta
http://dppm.uii.ac.id/dokumen/dikti/files/
DPPMUII_09._79103_STRATEGI
_PENGEMBANGAN_USAHA_K
ECIL_DAN_MENENGAH_(UKM
). pdf, diakses pada tanggal 8 April
2016, Pukul 20.00 WIB

Mathis Robert L. Jackson John H. 2006.
Human Resource Management. alih
bahasa. Salemba Empat. Jakarta.

Veithzal Rivai. 2011. Manajemen Sumber
Daya Manusia Untuk Perusahaan
Dari Teori Ke Praktek PT.
RAJAGRAFINDO
PERSADA,
Jakarta.

Mopangga, Herwin. 2014.
Faktor
Determinan Minat Wirausaha
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
Universitas
Negeri
Gorontalo. Jurnal
Trikonomika
Volume 13, No. 1, Juni 2014, Hal.
78–90 ISSN 1411-514X (print) /
ISSN 2355-7737 (online).

Wibowo, Muladi. 2011. Pembelajaran
kewirausahaan
dan
minat
Wirausaha lulusan SMK. Ekplanasi
Volume 6 Nomor 2 Edisi
September 2011, Hal 09-122