Penggunaan Media Sosial sebagai Media Ko

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI
KALANGAN MAHASISWA
(Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Brawijaya Malang Pengguna Facebook, Twitter, Foursquare, dan
Flickr)

Ayu Azmi Muffiddah
Jurusan Ilmu Komunikasi, Peminatan Komunikasi Massa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya Malang

Abstrak:
Manusia melakukan kegiatan komunikasi dengan manusia lain melalui berbagai
cara dan media, salah satunya adalah dengan media Internet. Komunikasi dalam Internet
disebut computer mediated communication atau CMC.CMC memfasilitasi manusia dengan
aplikasi yang beragam, salah satunya media sosial. Media sosial terdiri dari collaborative
projects, blogs and microblogs, content communities, social networking sites, virtual game
worlds, dan virtual social worlds (Kaplan&Heinlein, 2010). Objek yang diteliti dalam
penelitian ini adalah Facebook, Foursquare, dan Flickr yang termasuk ke dalam social
networking sites dan Twitter yang termasuk ke dalam jenis microblogs. Keempat media
sosial tersebut termasuk dalam deretan situs yang populer di Indonesia (Alexa, 2012).

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang masuk dalam net generation yang
diasumsikan familiar dengan Internet.Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui
perkenalan mahasiswa Ilmu Komunikasi UB dengan Facebook, Twitter, Foursquare, dan
Flickr, alasan menggunakan masing-masing situs dan kesemua situs tersebut, tujuan dari
penggunaan keempat situs tersebut, aktifitas, serta preferensi mahasiswa Ilmu Komunikasi
FISIP UB terhadap Facebook, Twitter, Foursquare, dan Flickr.
Abstract:
Human communicates with others through various means and media, one of which is
the Internet. Communication in the Internet called computer mediated communication or
CMC. CMC facilitates people with diverse applications, one of which social media. Social
media consists of collaborative projects, blogs and microblogs, content communities, social
networking sites, virtual game worlds, and virtual social worlds (Kaplan & Heinlein, 2010).
Objects that are examined in this study are Facebook, Foursquare, and Flickr which belong to
the social networking sites and Twitter, which belong to the type of microblogs. Those social
media weresome of the popular sites in Indonesia (Alexa, 2012). Subjects in this study were
students who fall into the net generation that assumed to be familiar with the Internet. This
study intends to determine the introductions with Facebook, Twitter, Foursquare, and Flickr,
the reason for using each site and all sites, the purpose of the use of that sites, activities, and
preferences of Faculty of Social Communication Studies UB student on Facebook, Twitter,
Foursquare, and Flickr.

Ayu Azmi Muffiddah – Penggunaan Media Sosial sebagai Media Komunikasi di Kalangan
Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UB Pengguna Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr)
1

Pendahuluan
Komunikasi adalah salah satu
kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Manusia melakukan
kegiatan komunikasi dengan manusia lain
melalui berbagai cara dan media, salah
satunya adalah dengan media Internet.
Menurut Kahn dan Cerf, Internet pada
dasarnya dibentuk oleh interkoneksi global
dari komputer-komputer, entitas komunikasi
dan
sistem
informasi
(www.cnri.reston.va.us/what_is_internet.html
, 1999). Internet memungkinkan hampir

semua orang di belahan dunia mana pun
untuk saling berkomunikasi dengan cepat dan
mudah (Severin & Tankard, 2001: 444).
Komunikasi dalam Internet disebut
sebagai computer mediated communication
(CMC). Shaff, Martin dan Gay (dalam
Pearson dkk, 2006: 267) mendefinisikan
computer mediated communication atau
CMC sebagai interaksi antarmanusia
menggunakan komputer berjaringan Internet.
Sedangkan, menurut Miller (2009, dalam
Ean, 2011), CMC adalah saluran interaktif
yang memungkinkan pengguna untuk aktif
dan terlibat dalam komunikasi dua arah.
CMC mendukung berbagai macam
situs yang terakomodasi melalui web di
Internet, seperti situs berita, situs perbankan,
dan situs media sosial atau social media.
Media sosial didefinisikan Andreas Kaplan
dan Michael Haenlein (2010) sebagai berikut:

"a group of Internet-based
applications that build on the
ideological and technological
foundations of Web 2.0, and
that allow the creation and
exchange of user-generated
content. Social media websites
and applications allow users to
create and exchange usergenerated content where people
talk,
share
information,
participate and network through
technologies such as blogs and
social
networking
sites
(www.boundless.com/marketin

g/social-mediamarketing/introduction-tosocial-media-digitalmarketing/what-is-socialmedia/).”

Kaplan dan Heinlein dalam jurnal
yang berjudul Users of the world, unite! The
challenges and opportunities of Social Media
(2010), mengidentifikasikan media sosial
menjadi enam jenis, yaitu: collaborative
projects, blogs and microblogs, content
communities, social networking sites, virtual
game worlds, dan virtual social worlds.
Objek yang diteliti dalam penelitian ini
adalah media sosial Twitter yang masuk
kedalam jenis microblogs dan Facebook,
Foursquare, dan Flickr yang masuk kedalam
jenis social networking sites atau situs
jejaring sosial.
Situs jejaring sosial adalah layanan
berbasis web yang memungkinkan individu
untuk (1) membangun suatu profil umum
atau semi-umum dalam sistem yang terbatasi,
(2) melihat daftar pengguna lain yang berbagi
informasi, (3) melihat dan melintasi daftar

teman dan orang lain di dalam sistem
tersebut (Boyd & Ellison, 2007). Sedangkan
microblogs adalah situs di Internet yang
memungkinkan pengguna untuk berbagi
sebagian kecil dari konten digital yang
berupa teks, gambar, tautan, dll sebagaimana
dijelaskan di bawah ini:
―The practice of posting small
pieces of digital content—which
could be text, pictures, links,
short videos, or other media—
on the Internet. Microblogging
offers
a
portable
communication mode that feels
organic and spontaneous to
many and has captured the
public imagination. Friends use
it to keep in touch, business

associates use it to coordinate
meetings or share useful
resources, and celebrities and
politicians (or their publicists)

Ayu Azmi Muffiddah – Penggunaan Media Sosial sebagai Media Komunikasi di Kalangan
Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UB Pengguna Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr)
2

microblog about concert dates,
lectures, book releases, or tour
schedules
(www.educause.edu/library/reso
urces/7-things-you-shouldknow-about-microblogging).‖
Menurut situs JagatReview.com,
jejaring sosial, mesin penelusuran, dan
halaman depan situs menjadi tiga konten
yang paling sering dibuka oleh para
pengguna

internet
di
Indonesia
(www.jagatreview.com/2012/06/yahoo-tnsnet-index-2012-pertumbuhan-penggunainternet-di-indonesia-didorong-oleh-jumlahperangkat-mobile/, 2012). Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr, menduduki peringkat
yang berbeda dalam jajaran situs yang paling
sering diakses di Indonesia. Menurut
Alexa.com, Facebook ada di peringkat ke-2,
Twitter peringkat ke-10, Flickr peringkat ke114, dan Foursquare peringkat ke-197
(www.alexa.com/topsites/countries/ID,
2013).
Facebook memiliki fasilitas yang
lengkap, dimana pengguna bisa berbagi dan
berkomunikasi melalui status, foto, video,
komentar, pesan. Ada juga fasilitas lainnya
seperti grup, event, games, fan page, dan
chatting. Berbeda dengan Twitter. Sebagai
situs microblog, Twitter memfasilitasi
pengguna dengan fitur tweets yang terbatas
pada 140 karakter teks saja untuk membatasi

konten dari pengguna agar tetap singkat
(https://twitter.com/about).
Sedangkan
Foursquare sebagai situs yang berbasis lokasi
mempunyai fitur unggulan yaitu check-in.
Pengguna bisa melakukan atau memperbarui
tempat dimana dia sedang berada pada satu
waktu. Pengguna Foursquare juga diberikan
semacam penghargaan tertentu (badges)
dengan ketentuan tertentu pula, misalnya jika
check-in di beberapa tempat yang berbeda.
Lain halnya dengan Flickr. Situs yang
merupakan situs yang berbasis foto ini
memungkinkan pengguna untuk bisa berbagi
foto
berresolusi
tinggi
dan
saling
berkomentar tentang foto tersebut. Situs yang

juga terintegrasi dengan situs Yahoo ini

bahkan menyediakan kapasitas ruang sebesar
1 terabyte bagi pengguna untuk menyimpan
foto mereka (www.flickr.com/help/limits/,
2013).
Keempat situs media sosial tersebut
diatas dipilih menjadi objek yang diteliti
dalam penelitian ini karena keempatnya
memiliki keunikan tersendiri yang berbedabeda dalam memfasilitasi pengguna untuk
berkomunikasi. Keempatnya juga berada
pada rentang peringkat popularitas yang
berbeda satu sama lainnya.
Sedangkan, dipilihnya mahasiswa
sebagai subjek penelitian, adalah karena
kalangan mahasiswa diasumsikan sebagai net
generation yang telah familiar dengan
Internet. Orang yang termasuk dalam net
generation adalah orang yang lahir antara
tahun

1980
sampai
tahun
2000
(www.economist.com/node/15582279,
2010). Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP
UB termasuk dalam net generation dan
diasumsikan telah mengetahui tentang media
sosial, khususnya Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr.
Fenomena penggunaan lebih dari
satu media sosial, khususnya Facebook,
Twitter, Foursquare, dan Flickr di kalangan
anak muda yaitu mahasiswa, menarik
perhatian peneliti untuk mengkaji bahasan ini
dengan lebih lanjut. Dengan demikian
peneliti memilih judul “Penggunaan Media
Sosial sebagai Media Komunikasi di
Kalangan Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa
Ilmu Komunikasi FISIP UB Pengguna Media
Sosial Facebook, Twitter, Foursquare, dan
Flickr). Berdasarkan latar belakang di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: (1) Bagaimana alasan mahasiswa
Ilmu Komunikasi FISIP UB menggunakan
masing-masing situs Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr? (2) Bagaimana
preferensi dan tujuan mahasiswa Ilmu
Komunikasi FISIP UB menggunakan situs
Facebook, Twitter, Foursquare, dan Flickr?,
(3) Bagaimana aktivitas yang dilakukan
mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UB
ketika menggunakan Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr?

Ayu Azmi Muffiddah – Penggunaan Media Sosial sebagai Media Komunikasi di Kalangan
Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UB Pengguna Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr)
3

Computer Mediated Communication
Shaff, Martin dan Gay (dalam
Pearson dkk, 2006: 267) mendefinisikan
computer mediated communication atau
CMC sebagai interaksi antarmanusia
menggunakan komputer berjaringan Internet.
Menurut Miller (2009, dalam Ean, 2011),
CMC adalah saluran interaktif yang
memungkinkan pengguna untuk aktif dan
terlibat dalam komunikasi dua arah. CMC
merupakan cara pencarian informasi yang
murah untuk meningkatkan efisiensi dan
produktifitas.
“Sifat termediasi dari CMC
memungkinkan
kesempatan
yang besar untuk manipulasi
dan konstruksi akan informasi
pribadi; informasi yang tertunda
memberi kesempatan bagi
partisipan
untuk
melihat
kembali,
mengoreksi, atau
membatalkan
komunikasi
sebelum informasi disebarkan
(Heisler dan Crabill, 2006).
Selain itu, CMC merupakan
salah
satu
bentuk
dari
komunikasi yang tertunda yang
mempunyai
kelebihan:
mengurangi permasalahan jarak
dan waktu, mudah dan murah,
punya potensi untuk menjadi
lebih
pribadi dan dapat
disesuaikan (Provenzo, 1986)
(dalam Ean, 2011)”.
Pixy
Ferris
secara
general
medefinisikan CMC sebagai “interaksi secara
interpersonal yang dihubungkan oleh
komputer, yang meliputi komunikasi
asynchronous dan synchronous melalui
fasilitas
dalam
internet”
(dalam
http://www.december.com/cmc/mag/1998/jul
/baker.html). Medium komputer dalam CMC
adalah berupa perangkat keras (hardware)
dan perangkat lunak (software) berupa
aplikasi khusus yang memungkinkan orang
saling berinteraksi. Komputer harus memiliki
jaringan Internet agar bisa saling terhubung
dengan komputer lain secara global.

Contohnya ketika orang chatting di
Facebook, mereka membutuhkan komputer,
Internet, dan aplikasi browser untuk
mengakses situs Facebook. Komunikasi yang
terjadi dalam chatting tersebut bersifat
interaktif dimana komunikator bisa menjadi
komunikan dalam waktu yang bersamaan.
CMC mempunyai dua tipe, yang
ditentukan dari jenis komunikasi yang terjadi,
yaitu synchronous communication atau
asynchronous communication (Pearson dkk,
2006: 276). Synchronous communication
adalah komunikasi yang terjadi bila peserta
komunikasi berinteraksi secara real-time.
Peserta komunikasi di sini berperan sebagai
pengirim sekaligus penerima. Contohnya
pada panggilan telepon atau online-chat.
Sedangkan asynchronous communication
adalah komunikasi yang interaksinya
tertunda dan setiap peserta komunikasi harus
bergantian menjadi pengirim dan penerima.
Contohnya adalah surat menyurat lewat email.
Ada dua aspek dari CMC yang
membedakannya dengan komunikasi tatap
muka, yaitu isyarat verbal (verbal cues) dan
waktu yang lebih panjang (extended time)
(Griffin, 2006: 143). Berbeda dengan
komunikasi tatap muka yang menggunakan
simbol-simbol verbal (melalui bahasa) dan
simbol-simbol nonverbal (melalui gestur
tubuh), CMC menggunakan sistem isyarat
yang ada dalam aplikasi komputer, misalnya
melalui emoticon (simbol-simbol berupa
karakter teks yang mewakili ekspresi
manusia dalam dunia online). Komunikasi
yang terjadi dalam CMC pun cenderung lebih
lama dari komunikasi tatap muka.
Komunikator dalam CMC tidak dapat
langsung memahami maksud pesan yang
disampaikan karena terbatasi dengan
karakter-karakter di komputer.
Teori Media Richness
Kekayaan media (media richness)
dijelaskan oleh beberapa peneliti (Trevino &

Ayu Azmi Muffiddah – Penggunaan Media Sosial sebagai Media Komunikasi di Kalangan
Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UB Pengguna Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr)
4

Lengel dkk, 1987) sebagai kemampuan
media untuk membawa informasi. Sitkin,
Sutcliffe, dan Barrios-Choplin (1992, dalam
Newberry, 2001) mengidentifikasi dua
komponen kemampuan media
untuk
membawa
informasi,
yaitu kapasitas
pendukung data dan kapasitas pendukung
simbol
(www.learngen.org/resources/module/lgend1
01_norm1/200/210/211_3.html).
Kapasitas pendukung data yang
dimaksud adalah kemampuan media untuk
menyalurkan data. Contohnya Twitter yang
mampu menyalurkan tweets dari para
pengguna dengan cepat. Sedangkan kapasitas
pendukung simbol adalah kemampuan media
untuk membawa informasi dari informasi itu
sendiri atau tentang individu yang
berkomunikasi secara simbolik. Contohnya,
di Facebook ada emoticon yang digunakan
pengguna untuk mewakili ekspresinya ketika
chatting dengan teman.
Newberry (2001) menyebutkan ada
beberapa kriteria yang ditentukan untuk
menilai kekayaan media, diantaranya adalah
kemampuan media untuk: (1) memberikan
umpan balik (feedback), (2) memberikan
isyarat yang mewakili bahasa tubuh, (3)
memungkinkan pesan untuk dibuat dan
diolah sesuai penerima, (4) menyalurkan
perasaan
atau
emosi
komunikator
(www.learngen.org/resources/module/lgend1
01_norm1/200/2100/211_3.html).
Teori Social Presence
Short (1976, dalam Newberry, 2001)
menjelaskan teori kehadiran sosial (social
presence) sebagai arti-penting dari orang lain
dalam
lingkungan
yang
dimediasi.
Sedangkan Russo (2000, dalam Newberry,
2001) mendefinisikan kehadiran sosial
sebagai sejauh mana seseorang dianggap
nyata dalam lingkungan dimediasi. Tingkat
kehadiran sosial dalam aktivitas komunikasi
menimbulkan efek yang berbeda pada
persepsi, apresiasi, partisipasi, dan kepuasan

individu.
Motivasi
individu
untuk
berpartisipasi bisa berkurang jika individu
merasa dirinya tidak asing atau merasa
bahwa apa yang dia bagikan melalui media
itu tidak bernilai. Rourke, Anderson dan
Garrison (1999) menjelaskan kehadiran
social sebagai kemampuan peserta untuk
memproyeksikan diri secara sosial dan afektif
dalam
sebuah
komunitas
(www.learngen.org/resources/module/lgend1
01_norm1/200/210/211_3.html).
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah
(Moleong, 2005: 6). Penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh gambaran menyeluruh
tentang penggunaan situs jejaring sosial
sebagai media komunikasi di kalangan
mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UB,
sehingga penelitian ini menggunakan tipe
penelitian desriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif bermaksud membuat pemeriaan
(penyandaraan) secara sistematis, faktual,
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifatsifat populasi tertentu (Usman, 2008: 4).
Unit analisis data dalam penelitian ini
adalah
narasi-narasi
kualitatif
yang
dikeluarkan secara langsung oleh informan
penelitian ketika wawancara mendalam, dan
perilaku penggunaan informan pada akun
situs jejaring sosial mereka yang dicatat dari
hasil observasi dan media uses diaries. Data
primer dalam penelitian ini adalah hasil
wawancara mendalam (indepth interview),
observasi, dan media uses diaries. Data
sekunder dalam penelitian ini berupa arsip
yang berupa artikel, jurnal hasil penelitian,
atau hasil survei yang ada kaitannya dengan

Ayu Azmi Muffiddah – Penggunaan Media Sosial sebagai Media Komunikasi di Kalangan
Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UB Pengguna Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr)
5

penelitian ini. Orang-orang yang menjadi
informan dalam penelitian ini sengaja dipilih
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang
sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Peneliti menggunakan teknik analisis
interaktif Miles dan Hubberman untuk
melakukan interpretasi data. Teknik analisis
ini terdiri dari tiga alur kegiatan, yaitu:
reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Penelitian ini menggunakan
teknik triangulasi
metode. Triangulasi
metode dilakukan dengan cara mengecek
derajat
kepercayaan
penemuan
hasil
penelitian dari beberapa teknik pengumpulan
data. Data yang diperoleh peneliti melalui
metode wawancara diuji silang dengan data
yang diperoleh dari metode observasi,
dokumentasi dan media uses diaries.
Pengecekan keabsahan data dilakukan
sampai data yang ditemukan dan digali sudah
jenuh sehingga bisa dibuat kesimpulannya.

Hasil dan Pembahasan
Alasan Informan Menggunakan Media
Sosial Facebook, Twitter, Foursquare, dan
Flickr
Berikut ini adalah alasan-alasan informan
yang
melatarbelakangi
penggunaan
Facebook, Twitter, Foursquare, dan Flickr
yang berhasil diidentifikasi:
1. Penasaran dan coba-coba. Informan pada
awalnya ingin tau dulu tentang situs-situs
tersebut.
2. Mengikuti perkembangan jaman atau tren
yang sedang berlaku atau mengikuti teman
dan lingkungan. Informan menggunakan
situs tersebut karena jaman dimana
mereka berada sekarang menawarkan cara
berkomunikasi yang baru, yaitu lewat
media sosial. Hal ini erat kaitannya
dengan tren, atau sesuatu yang berlaku
umum di masyarakat. Informan ingin
menunjukkan bahwa dalam perkembangan
komunikasi dalam media sosial, ia juga

turut serta sehingga tidak dianggap
ketinggalan jaman oleh teman-teman dan
lingkungan. Hal ini senada dengan yang
disampaikan Short (1976) mengenai teori
kehadiran sosial (social presence), yaitu
arti-penting dari orang lain dalam
lingkungan yang dimediasi.
3. Keinginan
mendapat
hiburan
dan
eksistensi diri. Hiburan disini lebih kepada
cara komunikasi dari media sosial tersebut
yang menghibur bagi informan. Alasan
informan
menggunakan
Facebook,
Twitter, Foursquare, dan Flickr untuk
eksistensi diri adalah karena informan
ingin hadir dan diakui dalam kegiatan
sosialnya di media sosial. Russo (2000)
mendefinisikan kehadiran sosial sebagai
sejauh mana seseorang dianggap nyata
dalam lingkungan dimediasi.
Para
informan dalam penelitian ini, bergabung
dan menggunakan Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr untuk hadir,
beraktivitas, dan untuk diakui dalam
lingkungan sosial di dunia maya.
4. Ketertarikan dengan aksesibilitas situs.
Aksesibilitas disini adalah kemudahan
diakses lewat perangkat apa saja, dimana
saja, efektifitas dan efisiensi pemakaian
situs.
Beragamnya karakteristik yang melekat
pada tiap-tiap Facebook, Twitter, Foursquare,
dan Flickr
membuat pengguna bebas
memilih situs mana yang akan mereka pakai,
apakah itu satu diantaranya, dua diantaranya
atau bahkan semua. Semuanya memiliki akun
di masing-masing situs tersebut dan masih
menggunakannya hingga saat ini. Alasan
mengapa mereka memiliki tidak hanya satu
tetapi keempat situs tersebut adalah karena
mereka merasa tidak cukup jika hanya
menggunakan satu situs saja mengingat
masing-masing situs menawarkan pendekatan
yang berbeda-beda.
Harapan yang timbul dari pemakaian
empat situs yang berbeda yaitu Facebook,
Twitter, Foursquare, dan Flickr adalah agar
setara dengan teman-teman dan lingkungan

Ayu Azmi Muffiddah – Penggunaan Media Sosial sebagai Media Komunikasi di Kalangan
Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UB Pengguna Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr)
6

pergaulan. Ada harapan untuk diakui disini.
Diakui tau teknologi, dan diakui dinamis
dalam cara bergaul. Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr berbeda dari segi
kekayaan media. Kekayaan media (media
richness) dijelaskan oleh beberapa peneliti
(Trevino & Lengel dkk, 1987) sebagai
kemampuan
media
untuk
membawa
informasi. Sitkin, Sutcliffe, dan BarriosChoplin (1992) mengidentifikasi dua
komponen kemampuan media
untuk
membawa informasi. Kedua komponen
adalah kapasitas pendukung data dan
kapasitas
pendukung
simbol
(www.learngen.org/resources/module/lgend1
01_norm1/200/210/211_3.html). Kapasitas
pendukung data yang dimaksud adalah
kemampuan media untuk menyalurkan data.
Sedangkan kapasitas pendukung simbol
adalah kemampuan media untuk membawa
informasi dari informasi itu sendiri atau
tentang individu yang berkomunikasi secara
simbolik.
Tujuan
Informan
Menggunakan
Facebook, Twitter, Foursquare, dan Flickr
adalah untuk Bersosialisasi dan Mengikuti
Perkembangan Teknologi
Situs jejaring sosial Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr dalam Internet
mempunyai kemampuan yang mencakup
teknologi-teknologi
sebelumnya.
Ia
menggabungkan teknologi media cetak dan
media elektronik sehingga data yang berupa
teks, suara, gambar diam maupun bergerak,
dirubah ke dalam format digital. Facebook,
Twitter, dan Flickr mampu memuat dan
menyalurkan unsur teks, gambar, dan gambar
bergerak (animasi dan video). Hanya
Foursquare yang kemampuannya terbatas
pada teks saja.
Livingstone (2007: 138) menyatakan
bahwa yang baru dari Internet adalah
kombinasi dari interaktifitas dimana fitur
tersebut terbilang inovatif bagi komunikasi
massa, jangkauan isi yang tidak terbatas,
lingkup audiens yang luas, dan perilaku

global. Facebook, Twitter, Foursquare, dan
Flickr bersifat interaktif. Artinya pengguna
bisa saling bereaksi, berinteraksi, dan
berkomunikasi dengan apapun konten yang
dibagikan dalam keempat situs jejaring sosial
tersebut.
Berikut ini adalah rincian tujuan
informan
yang
ingin
dicapai
dari
menggunakan
Facebook,
Twitter,
Foursquare, dan Flickr:
1.
2.
3.
4.

Hiburan.
Eksistensi diri.
Mengikuti tren.
Menjalin komunikasi dengan
orang lain.
5. Mencari dan membagi informasi.
Aktivitas Penggunaan Media Sosial
Facebook, Twitter, Foursquare, dan Flickr
Ketika menggunakan situs jejaring
sosial, pengguna memiliki kecenderungan
tersendiri akan cara mereka berkomunikasi
dan berinteraksi, sesuai dengan tujuan
masing-masing. Ada 12 kategori pengguna
media sosial atau situs jejaring sosial yang
diidentifikasikan melalui sebuah studi oleh
Universitas Winchester dan lembaga online
FirstMedia, yaitu:
1. Ultras. Bagi banyak pengguna
media sosial, jaringan adalah
hubungan
komunikasi
utama
mereka dengan keluarga dan
teman, sehingga ketika mereka
berkomunikasi
dengan
situs
jejaring sosial, dalam beberapa
kasus, membuat mereka merasa
terisolasi. Beberapa merasakan
perasaan terisolasi dari hari
pertama, sedangkan untuk yang
lain perasaan itu terasa kemudian
hari ketika terjadi kehilangan
informasi atau percakapan pada
jaringan mereka.
2. Deniers. Deniers adalah mereka
yang menjaga agar media sosial
tidak
mengendalikan
hidup
mereka. Mereka rasa mereka dapat
dengan mudah bisa hidup tanpa itu.

Ayu Azmi Muffiddah – Penggunaan Media Sosial sebagai Media Komunikasi di Kalangan
Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UB Pengguna Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr)
7

3.

4.

5.

6.

7.

Kenyataannya,
bagaimanapun,
adalah sangat berbeda. Setiap kali
mereka tidak dapat mengakses
jaringan favorit mereka untuk
periode yang lama, mereka
menjadi cemas dan merasa terputus
dari seluruh dunia.
Dippers.
Dippers
jarang
mengakses halaman mereka, sering
sampai berhari-hari atau bahkan
berminggu-minggu.
Virgins. Setiap hari, orang-orang
baru mendaftar ke jejaring sosial.
Mereka sering berjuang pada
awalnya untuk dapat mengatasi
cara kerja Facebook dan Twitter,
dan sampai mereka membangun
jaringan teman sendiri.
Lurkers. Bersembunyi di bayangbayang dunia maya, mereka
menonton apa yang dikatakan
orang di jaringan sosial tapi jarang
(jika pernah) berpartisipasi sendiri.
Mereka akan mengeluh secara
terbuka tentang 'omong kosong
biasa' yang di-posting, dan pribadi
mereka khawatir mereka tidak
memiliki sesuatu yang menarik
untuk dikatakan, tapi mereka
mengawasi percakapan orang lain.
Peacocks. Peacock dapat dengan
mudah dikenali di Facebook,
Twitter dan Instagram karena
mereka melihat jaringan sosial
sebagai
kesempatan
untuk
menunjukkan kepada semua orang
betapa populer mereka. Mereka
menilai status sosial mereka pada
berapa banyak pengikut atau
penggemar mereka miliki, dan
tujuan setiap posting atau tweet
adalah
untuk
mengamankan
sebanyak likes atau re-tweet
sebanyak mungkin.
Ranters. Sering lemah lembut dan
ringan dalam percakapan tatap
muka, Ranters sangat dogmatis.
Media
sosial
memungkinkan
mereka untuk mengartikulasikan
pendapat mereka dengan kuat
tanpa harus khawatir tentang
bagaimana orang lain akan
bereaksi. Mereka mungkin mantan

blogger, tapi Twitter memberi
mereka
kesempatan
untuk
berteriak-teriak ke khalayak yang
lebih besar.
8. Ghosts. Beberapa orang di jaringan
sosial seperti berpartisipasi dalam
percakapan tetapi khawatir tentang
memberikan informasi pribadi
kepada orang asing. Di Twitter,
Ghosts
ini
membuat
nama
pengguna yang tetap sebagian
besar anonim, sementara di
Facebook mereka memiliki profil
yang terasa jarang.
9. Changelings. Bagi sebagian orang,
menjadi anonim online tidak
cukup. Mereka juga mengadopsi
kepribadian yang sangat berbeda,
percaya bahwa tidak ada yang tahu
identitas asli mereka.
10. Quizzers.
Quizzers
ingin
mengajukan
pertanyaan
di
Facebook dan Twitter - bukan
karena mereka benar-benar ingin
tahu jawabannya, tetapi karena
mengajukan
pertanyaan
memungkinkan mereka untuk
memulai percakapan. Mereka
mungkin takut ditinggalkan dengan
tidak memiliki sesuatu yang
menarik untuk mengatakan, jadi
bertanya
memberi
mereka
kesempatan untuk berkontribusi
dan terlibat.
11. Informer. Informasi adalah mata
uang dalam media sosial. Menjadi
yang pertama untuk melihat
sesuatu
yang
menarik
dan
menyebarkannya, sama pentingnya
dengan pengikut dan penggemar.
Informer memindai media sosial
dan situs berita, mencari cerita
baru, penawaran, video dll agar
dapat berbagi dengan audiens
mereka.
12. Approval seekers. Kelompok ini
khawatir tentang berapa banyak
suka / komentar / re-tweet yang
mereka dapatkan ketika mereka
mengirim pesan atau update,
karena mereka menilai itu sebagai
pendukung popularitas mereka.
Setelah posting pesan, mereka

Ayu Azmi Muffiddah – Penggunaan Media Sosial sebagai Media Komunikasi di Kalangan
Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UB Pengguna Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr)
8

akan terus-menerus memeriksa
feed dan timeline mereka, dan akan
khawatir
sampai
orang-orang
mulai
merespon
(www.telegraph.co.uk/technology/
social-media/9987213/What-typeof-social-media-user-areyou.html).

Berdasarkan penggolongan di atas,
informan dalam penelitian ini masuk kedalam
tipe pengguna yang berbeda-beda. informan
terbagi ke dalam tipe ultras, deniers, dippers,
lurkers,
peacock,
ranters,
quizzers,
informers, dan approval seekers. Tidak ada
informan yang masuk dalam tipe virgins,
ghosts, dan changelings karena semua
informan tidak mempunyai akun “hantu” atau
ghosts yang mereka gunakan secara anonim
dengan menampilkan kepribadian yang
berbeda. 80% informan masuk ke dalam tipe
lurkers. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian
besar
informan
cenderung
menggunakan akun Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr mereka untuk mencari
tau tentang orang lain, entah itu status, orang,
atau perbaruan lainnya. Selain untuk mencari
kabar terbaru dari teman, 50% dari informan
ternyata menggunakan Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr untuk membagi atau
menyampaikan informasi. Informasi disini
berarti informasi yang sifatnya dibutuhkan
untuk umum, bukan informasi tentang orangperorang atau diri sendiri.
Pada dasarnya, kegiatan yang
dilakukan oleh informan pada akun
Facebook, Twitter, Foursquare, dan Flickr
mereka itu bermacam-macam sesuai dengan
alasan tujuan masing-masing seperti yang
sudah dijelaskan pada subbab sebelumnya
diatas. Mulai dari Facebook. Aktivitas pada
Facebook yang paling sering dilakukan
informan adalah melihat timeline atau
halaman beranda, update status, update foto
profil, upload foto, dan saling memberikan
komentar antar pengguna.
Dasar dari media sosial adalah dari
kata sosial itu sendiri. Manusia adalah

makhluk sosial yang selalu membutuhkan
orang lain di dalam kehidupannya. Begitu
juga pengguna situs jejaring sosial yang
menggunakan situs jejaring sosial untuk
bersosialisasi dan berkomunikasi dengan
pengguna lainnya. Komunikasi dalam
Facebook, Twitter, Foursquare, dan Flickr
merupakan bentuk CMC atau computer
mediated communication, dimana CMC
sendiri merupakan interaksi antarmanusia
menggunakan komputer berjaringan Internet
(dalam Pearson dkk, 2006: 267). Perangkat
komputer yang digunakan oleh informan
untuk mengakses Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr adalah handphone
atau telepon genggam (yang mendukung
koneksi data Internet), komputer (desktop)
dan laptop.
Preferensi Informan terhadap Facebook,
Twitter, Foursquare, dan Flickr
Pada umumnya, informan mengakses
salah satu situs Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr setiap hari. Hanya
saja intensitasnya berbeda-beda pada masingmasing pengguna. Perbedaan intensitas ini
dipengaruhi oleh preferensi para informan
terhadap empat media sosial tersebut.
Intensitas ini juga dapat membantu peneliti
untuk mengetahui lebih lanjut situs mana
yang lebih disukai oleh para informan. Selain
itu, dari hasil wawancara didapat fakta bahwa
sebagian besar informan lebih suka
menggunakan Facebook dan Twitter karena
teman-teman
mereka
banyak
yang
menggunakan kedua media tersebut untuk
berkomunikasi,
serta
karena
mereka
menyukai fitur Facebook dan Twitter yang
mampu menyalurkan informasi yang mereka
bagi dengan berbagai cara.
Kesimpulan
Penggunaan media sosial Facebook,
Twitter, Foursquare, dan Flickr di kalangan
mahasiswa Ilmu Komunikasi UB memiliki
beberapa dimensi, yaitu perkenalan, alasan,
tujuan, aktivitas, dan preferensi. Berdasarkan
hasil dan pembahasan yang telah diuraikan

Ayu Azmi Muffiddah – Penggunaan Media Sosial sebagai Media Komunikasi di Kalangan
Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UB Pengguna Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr)
9

pada bab sebelumnya, peneliti menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Alasan
informan
menggunakan
masing-masing media sosial Facebook,
Twitter, Foursquare, dan Flickr adalah
karena penasaran dan ingin mencoba,
dorongan teman dan lingkungan,
keinginan mendapatkan hiburan dan
eksistensi diri, dan karena ketertarikan
pada
fitur
Facebook,
Twitter,
Foursquare, dan Flickr. Alasan
informan menggunakan kesemua empat
media sosial Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr karena merasa
tidak cukup jika hanya menggunakan
salah satu atau beberapa dari keempat
media tersebut. Informan merasa tujuan
yang mereka ingin penuhi dari
penggunaan
Facebook,
Twitter,
Foursquare, dan Flickr tidak akan
tercapai jika hanya menggunakan salah
satu atau beberapa dari media sosial
tersebut.
2. Tujuan informan menggunakan media
sosial Facebook, Twitter, Foursquare,
dan Flickr adalah untuk mendapatkan
hiburan dan eksistensi diri, mengikuti
tren,
menjalin
komunikasi
dan
bersosialisasi dengan orang lain,
mencari dan membagi informasi.
3. Aktivitas informan dalam Facebook,
Twitter, Foursquare, dan Flickr terdiri
dari tiga poin, yaitu:
a. Informan tergolong ke dalam beberapa
tipe pengguna situs jejaring sosial,
yaitu: ultras, deniers, dippers, lurkers,
peacock, ranters, quizzers, informers,
dan approval seekers. Sebagian besar
informan masuk ke dalam tipe lurkers
karena suka melihat profil dan
pembaruan dari pengguna lain. Mereka
lebih suka melihat update atau
informasi
dari
teman
daripada
meninggalkan komentar atau membagi
informasi sendiri.
b. Kegiatan yang paling sering dilakukan
informan dalam Facebook, Twitter, dan
Foursquare adalah melihat news feed.

Sedangkan pada Flickr adalah mencari
atau browsing foto.
c. Komunikasi yang dilakukan informan
pada dalam Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr adalah dengan
“teman” yang sudah dikenal dan belum
dikenal. Teman yang sudah dikenal
yang dimaksud adalah orang yang
sudah dikenal di dunia nyata,
sedangkan teman yang belum dikenal
adalah orang yang baru ditemui di
dunia maya.
4. Situs yang paling disukai informan
adalah Facebook dan Twitter karena
Facebook memiliki fitur yang kaya,
sedangkan Twitter, dapat menyalurkan
informasi dengan cepat dan ringkas.
Selain itu, informan lebih menyukai
Facebook dan Twitter karena temanteman mereka lebih banyak yang
menggunakan dua media sosial
tersebut.
Saran
dari
peneliti
dari
penelitian ini adalah Media sosial
Facebook, Twitter, Foursquare, dan
Flickr selain mempunyai efek positif,
juga memiliki efek negatif, salah
satunya adalah menjadikan pengguna
menjadi antisosial. Oleh karena itu,
disarankan pada pengguna Facebook,
Twitter, Foursquare, dan Flickr agar
benar-benar mengetahui apa yang
mereka mau dari penggunaan media
sosial
tersebut,
mengetahui
karakteristik media sosial tersebut
dengan
baik,
sehingga
dapat
menggunakan media sosial tersebut
dengan
bijaksana
dan
bertanggungjawab. Penelitian ini dapat
ditindaklanjuti
dengan
perspektif
berbeda dan dianalisis menggunakan
teknik Analisis Fenomenologi dan
Studi Kasus yang bertujuan untuk
menggali secara mendalam tentang
penggunaan media sosial berdasarkan
pengalaman pengguna.
Daftar Pustaka
Bungin,
Burhan.
2008.
Sosiologi
Komunikasi. Jakarta: Prenada Media.

Ayu Azmi Muffiddah – Penggunaan Media Sosial sebagai Media Komunikasi di Kalangan
Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UB Pengguna Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr)
10

Alexa.

Griffin, E.M. 2006. A First Look at
Communication Theory 6th Edition.
London: McGraw Hill.
Juju, Dominikus. 2008. Gaya Gaul Anak
Muda dengan Facebook. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktik
Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Livingstone, Sonia and Leah A. Lievrouw,
eds. 2007. Handbook of New Media.
London: Sage Publications.
Manovich, L. 2001. The Language of New
Media. London: The MIT Press.
Matthew B. Miles & Michael Huberman.
1992. Analisis Data Kualitatif.
Jakarta: UI Press.
McQuail,
Dennis.
2005.
Mass
Communication
Theory;
Fifth
Edition. Oxfordshire: Alden Press.
Miller, Katherine. 2002. Communication
Theories: Perspective, Process, and
Context. Boston: McGraw Hill.
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi
Penelitian
Kualitatif.
Bandung:
Remaja Rosdakarya Offset.
Nazir, Muhammad. 2005. Metode Penelitian.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Pearson,
Judy dkk.
2006.
Human
Communication Second Edition. New
York: McGraw Hill.
Severin, Werner J; Tankard, James W. 2001.
Teori Komunikasi: Sejarah, Metode,
& Terapan di dalam Media Massa;
Edisi Kelima. Jakarta: Kencana.
Tubbs, Stewart; Moss, Sylvia. 1996. Human
Communication:
Konteks-konteks
Komunikasi.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Usman, Husaini; Setyadi Akbar, Purnomo.
Metode Penelitian Sosial. 2008.
Jakarta: Bumi Aksara.
West, Richard; Turner, Lynn H. 2008.
Pengantar
Teori
Komunikasi,
Analisis dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Humanika.

2013.
www.alexa.com/topsites/countries/ID.
Carlson,
Nicholas.
2010.
www.businessinsider.com/howfacebook-was-founded-2010-3#wecan-talk-about-that-after-i-get-all-thebasic-functionality-up-tomorrownight-1
Internet
World
Stats.
2012.
www.internetworldstats.com/stats.ht
m.
JagatReview.com.
2012.
www.jagatreview.com/2012/06/yahoo
-tns-net-index-2012-pertumbuhanpengguna-internet-di-indonesiadidorong-oleh-jumlah-perangkatmobile/.
Matthew Sparkes. 2013. What Type of Social
Media
User
Are
You.
www.telegraph.co.uk/technology/soci
al-media/9987213/What-type-ofsocial-media-user-are-you.html
Newberry, Brian (2001). "Media Richness,
Social Presence and Technology
Supported Communication Activities
in
Education".
http://www.learngen.org/resources/m
odule/lgend101_norm1/200/210/211_
3.html . Retrieved 2007-09-04.
www.facebook.com/ika.grahadina?fref=ts
www.facebook.com/messages/668354933
www.facebook.com/
www.twitter.com
https://twitter.com/adiansyahputra
http://www.economist.com/node/15582279
https://twitter.com/
https://foursquare.com/about/
https://foursquare.com/
http://techcrunch.com/2006/10/18/dodgeballc
om-officially-googled/
http://www.flickr.com/help/general/#167
http://www.flickr.com/photos/ajemi/6763079
675/in/photostream/
http://www.educause.edu/library/resources/7things-you-should-know-aboutmicroblogging
Boyd, Danah & Ellison, Nicole. 2007. Social
Network Sites: Definition, History,

Ayu Azmi Muffiddah – Penggunaan Media Sosial sebagai Media Komunikasi di Kalangan
Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UB Pengguna Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr)
11

and Scholarship. Journal of Mediated
Communication.
http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/b
oyd.ellison.html.
Ean, Lee Cheng. 2011.Computer-Mediated
Communication and Organisational
Communication: The Use of New
Communication Technology in the
Workplace.
Malaysia:
Taylor
University.
Kaplan, A. M., & Haenlein, M. 2010. Users
of the world, unite! The challenges
and opportunities of Social Media.
Business Horizons.
PewResearchCenter. 2013. The Demographic
of Social Media User – 2012.
Pewresearch.org.

Robert E. Kahn & Vinton G. Cerf . 1999.
What Is The Internet (And What
Makes
It
Work).
http://www.cnri.reston.va.us/what_is_
internet.html.
Thurlow, Crispin; McKay, Susan. 2003.
Profiling
New
Communciation
Technologies in Adolescence. Sage
Publications.
Kartika

Putri, Dian. 2010. Analisis
Manajemen Privasi Komunikasi
Korban
Cyberstalking
dalam
Facebook (Studi Kasus Korban
Cyberstalking dalam Facebook).
Malang:
Universitas
Brawijaya
Malang.
Sosiawan, Edwi Arief. 2001. Kajian Internet
Sebagai Media Komunikasi. Tesis.
Bandung: Universitas Padjajaran.

Ayu Azmi Muffiddah – Penggunaan Media Sosial sebagai Media Komunikasi di Kalangan
Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UB Pengguna Facebook, Twitter,
Foursquare, dan Flickr)
12