BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 - Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembelian E-Ticket Terhadap Keputusan Pembelian pada PT. Indonesia Air Asia (Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, transportasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Transportasi digunakan untuk memindahkan suatu benda atau manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dalam bidang ekonomi, kebutuhan atas jasa transportasi sangat menentukan tercapainya hasil yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi di suatu negara. Diperlukan suatu kapasitas angkutan yang optimum agar tercapainya suatu keadaan ekonomi yang diinginkan.

  Transportasi terbagi atas tiga, yaitu : transportasi air, darat, dan udara. Dari ketiga unit transportasi tersebut, transportasi udara merupakan unit yang dapat menempuh jarak yang sangat jauh dengan waktu tempuh yang singkat yang tidak dapat diimbangi baik dengan transportasi air ataupun darat. Transportasi udara juga memiliki keunggulan lain dimana dapat melewati daratan ataupun lautan.

  Penyelenggaraan transportasi udara merupakan bagian dari pelaksanaan tugas penyediaan transportasi, baik sebagai servicing function maupun promotion

  

function tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan ekonomi masyarakat pengguna

  jasa transportasi udara yang dilayani, dan juga kecenderungan perkembangan global yang terjadi (Departemen Perhubungan, 2005)

  Seorang penumpang yang ingin melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang harus memiliki tiket pesawat. Tiket pesawat merupakan suatu dokumen, yang dikeluarkan oleh maskapai penerbangan, atau

  

travel agent , untuk memastikan bahwa seseorang telah benar-benar membayar

  bangku pada sebuah pesawat terbang. Dokumen ini digunakan untuk mendapatkan boarding pass di bandara. Dengan boarding pass dan tiket yang dilampirkan, maka penumpang diperbolehkan untuk naik ke pesawat (wikipedia.org, 2012).

  Ada dua jenis tiket pesawat terbang, tiket yang pertama berbentuk kupon yang dikenal dengan tiket kertas/ buku, dan yang kedua adalah yang saat ini lebih umum dikenal dengan tiket elektronik atau e-ticket. Terlepas dari jenisnya, semua tiket berisi rincian dari informasi berikut (wikipedia.org, 2012) :

  1. Nama penumpang

  2. Nama perusahaan penerbangan yang menerbitkan

  3. Nomor tiket, termasuk tiga digit kode penerbangan di awal nomor

  4. Nama kota didalam perjalanan tersebut

  5. Waktu berlaku tiket

  6. Kapasitas bagasi

  7. Pajak

  8. Tarif dasar, yang menggunakan kode alfa-numerik yang mengidentifikasi ongkos

  9. Informasi atas perubahan dan pengembalian uang

  10. Bentuk pembayaran, yaitu rincian tentang bagaimana tiket tersebut dibayar, yang akan mempengaruhi cara atas pengembalian pembayaran tersebut apabila terjadi. Tiket berbentuk buku pertama kali dikenal pada tahun 1920-an. Setiap maskapai penerbangan menggunakan bentuk dan aturan yang berbeda. Industri penerbangan lalu menyadari perlunya standarisasi pada lalu lintas penerbangan, peraturan dan prosedur untuk mendukung pertumbuhan industri yang ada di dunia. Pada tahun 1930, komite lalu lintas penerbangan IATA (International Air

  

Transport Association ) mengembangkan standar pertama yang diisi dengan

  tulisan tangan untuk beberapa perjalanan. Standar-standar yang sama tersebut terus diterapkan hingga awal tahun 1970-an (iata.org, 2012).

  Revolusi tiket pertama terjadi pada tahun 1972 dengan otomatisasi dimana IATA Billing and Settlement Plan (BSP) untuk agen perjalanan dimulai di Tokyo pada tahun itu. Kehadiran hal tersebut menyebabkan lahirnya tiket kertas netral IATA. Untuk pertama kalinya logo IATA muncul pada sampul tiket yang dapat digunakan oleh agen perjalanan untuk tiket perjalanan di hampir semua maskapai penerbangan dunia. Revolusi berikutnya terjadi pada tahun 1983 ketika sistem terotomatisasi lebih jauh dengan strip magnetik di belakang tiket. Hal ini memungkinkan semua informasi tiket tersimpan secara elektronik pada tiket itu sendiri dan dapat digunakan sebagai boarding pass juga (iata.org, 2012).

  Pada tahun 2004, krisis perang, terorisme dan penyakit global masih dirasakan, harga minyak yang mendekati US$ 40 per barel merujuk kepada pentingya efisiensi biaya. Efisiensi biaya dilakukan untuk mengurangi biaya transportasi antar negara yang umumnya dilakukan melalui transportasi udara.

  Pada rapat umum di tahun 2004 tersebut, IATA menyajikan rencana untuk menyederhanakan bisnis, dimana keputusan yang paling puncak adalah dengan mencapai 100% e-ticketing.

  Selama empat tahun, IATA mengerahkan tim global yang terdiri dari 150 orang untuk bekerja dengan perusahaan penerbangan dan penyedia sistem di seluruh dunia untuk memfasilitasi implementasi e-ticket. Keuntungan penggunaan

  

e-ticket ini sangat nyata, biaya untuk proses sebuah tiket kertas/ buku rata-rata

  sebesar US$ 10 sementara untuk satu tiket elektronik hanya membutuhkan biaya sebesar US$ 1. Dengan lebih dari 400 juta tiket yang dikeluarkan melalui sistem penyelesaian IATA per tahun, industri akan menghemat lebih dari US$ 3 Milyar setiap tahun.

  Konsumen dapat melihat perjalanan yang lebih mudah dalam dunia elektronik. 100% e-ticket akan menghilangkan kemungkinan atas hilangya tiket yang berbentuk kertas/ buku. E-ticket dapat dengan mudah diubah dan diterbitkan kembali tanpa memerlukan perjalanan ke sebuah travel agent atau kantor maskapai penerbangan. Dan memungkinkan konsumen dengan beragam pilihan

  self-service seperti online dan mobile check-in. Fase berikutnya dari penerapan ini

  adalah menyederhanakan bisnis, dimana dengan revolusi yang lebih jauh, perjalanan cepat yang memberikan kenyamanan dari pilihan self-service dimulai dari check-in pelacakan bagasi dan pemesanan ulang (iata.org, 2012).

  Jumlah konsumen yang memesan tiket secara online terus bertambah. Namun untuk melakukan perubahan dari lingkungan pemesanan yang offline menuju lingkungan yang online menciptakan beberapa kekhawatiran tertentu dalam benak konsumen. Kedua lingkungan tersebut memiliki beberapa resiko. Sebagai contoh, melalui internet informasi mengenai bermacam-macam website berada di jari konsumen, tidak seperti yang terdapat didalam lingkungan offline.

  Namun sejumlah besar informasi menyebabkan suatu persepsi bahwa konsumen kehilangan waktunya dalam mencari, dan menemukan situs perjalanan yang sesuai. Hal ini merupakan suatu bentuk konsekuensi terhadap resiko konsumen dalam memesan tiket melalui internet. Didalam beberapa studi kasus yang ada, ditemukan indikasi bahwa lingkungan online dianggap lebih nyaman, mudah dalam pencarian, dalam membandingkan dan memesan tiket. Konsumen dalam penelitian tersebut memesan tiket melalui internet dan menunjukkan bahwa mereka tidak melihat (dalam tingkat signifikan) resiko apapun. Mereka juga percaya bahwa sangat sulit untuk memesan tiket melalui website website yang beresiko. Konsumen biasanya memesan tiket melalui website yang dianggap bebas resiko, karena website yang beresiko dianggap memiliki pengaruh negatif terhadap kesediaan konsumen untuk memesan tiket melalui website tersebut.

  (Khokar dan Adiobi, 2007)

  AirAsia hadir di Indonesia dengan konsep low-cost carrier sehingga sekarang siapapun bisa terbang. Dengan harga hemat, AirAsia meminimalis pelayanan yang digantikan dengan harga hemat. AirAsia menerapkan sistem

  

electronic ticket (e-ticket), yang menghindarkan pelanggan dari kemungkinan

  kehilangan tiket, karena seluruh data dalam tiket konvensional tersebut telah tersimpan secara elektronik di sistem reservasi AirAsia.

  Dalam eletronik tiket pelanggan hanya memperoleh “itinerary receipt" (tanda terima rinci perjalanan penumpang). Dan untuk mempermudah dan meminimalisir penggunaan tiket, pelanggan atau tamu (sebutan AirAsia untuk penumpang) yang membeli kursi melalui internet, dapat melakukan mencetak sendiri dan dapat digunakan sebagai tiket, bahkan hanya dengan mengingat/mencatat 6 (enam) digit "booking code" tamu dapat meminta print-out-

  

ticket di kantor atau sale office AirAsia dan AirAsia menjamin bahwa semua

  aturan kewajiban yang memberlakukan AirAsia sebagai pengangkut tetap menjadi tanggung jawab AirAsia, sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku di AirAsia.Dikarenakan harga tiket yang murah, maka pelayanan juga berkurang tetapi digantikan dengan produk-produk khusus yang berbeda dengan maskapai penerbangan lainnya. Seperti salah satunya adalah Xpress boarding yang mendahulukan penumpang masuk kedalam pesawat (Hafny, 2009).

  Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan landasan dalam menganalisis keputusan pembelian e-ticket PT. Indonesia AirAsia, antara lain : produk, harga, promosi, dan kemudahan dalam memperoleh produk merupakan landasan untuk mengetahui jawaban fenomena tersebut.

  Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian e-ticket serta pengaruhnya terhadap keputusan pembelian, pada PT. Indonesia AirAsia yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi udara dengan judul : “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian E-ticket

  Terhadap Keputusan Pembelian pada PT Indonesia AirAsia (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)”

  1.2 Perumusan Masalah

  Adapun perumusan masalah yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : Apakah faktor produk, harga, promosi dan kemudahan memperoleh produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian e-ticket pada PT Indonesia AirAsia?

  1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

  1.3.1 Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah : Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh faktor produk, harga, promosi dan kemudahan memperoleh produk secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian e-ticket pada PT Indonesia AirAsia.

  1.3.2 Manfaat Penelitian

  1. Bagi perusahaan Khususnya bagi PT. Indonesia AirAsia cabang Medan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan bahan pertimbangan atau masukan dalam memperbaiki serta meningkatkan pelaksanaan promosi yang dilakukan oleh perusahaan dalam upaya memelihara loyalitas pelanggannya.

  2. Bagi peneliti Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan secara teoritis maupun secara praktis juga pengalaman mengenai e-ticket.

  3. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berarti pada semua pihak, khususnya rekan-rekan mahasiswa dalam melaksanakan penelitian yang berhubungan dengan masalah pelaksanaan e-ticketdi masa yang akan datang.

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembelian E-Ticket Terhadap Keputusan Pembelian pada PT. Indonesia Air Asia (Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

10 101 116

Pengaruh Celebrity Endoser (Agnes Monica) Terhadap Keputusan Pembelian Helm GM (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

4 45 148

Analisis Pengaruh Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Mineral Aqua pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU)

3 121 129

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Ekstensi Universitas Sumatera Utara)

1 48 108

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Rokok Ten Mild Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

3 47 101

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Pada Pembelian Produk- Produk Online Shop (Studi Pada Mahasiswa-Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Atribut Produk dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

0 2 11

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Citra Merek dan Reputasi Perusahaan Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 7

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembelian E-Ticket Terhadap Keputusan Pembelian pada PT. Indonesia Air Asia (Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

0 0 17

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembelian E-Ticket Terhadap Keputusan Pembelian pada PT. Indonesia Air Asia (Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

0 2 15