Analisis Pengaruh Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Mineral Aqua pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU)
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINERAL AQUA
PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU)
OLEH Slamat Riady HSB
110521015
PROGRAM STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PENANGGUNGJAWAB SKRIPSI
Nama : Slamat Riady HSB
NIM : 110521015
Progran Studi : Manajemen
Konsentrasi : Pemasaran
Judul : Analisis Pengaruh Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Mineral Aqua pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU)
Tanggal : ...Juli 2013 Penulis,
Slamat Riady HSB NIM : 110521015
(3)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Slamat Riady HSB
NIM : 110521015
Progran Studi : Manajemen
Konsentrasi : Pemasaran
Judul : Analisis Pengaruh Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Mineral Aqua pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU)
Pembimbing Skripsi Pembaca Penilai
Liasta Ginting, SE, M.Si Dra. Marhaini M.S.
NIP.19590719 198703 1 003 NIP. 19510506 198002 2 001
Ketua Program Studi
Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si NIP. 19620513 199203 2 001
(4)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
Nama : Slamat Riady HSB
NIM : 110521015
Progran Studi : Manajemen
Konsentrasi : Pemasaran
Judul : Analisis Pengaruh Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Mineral Aqua pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU)
Tanggal : ...Juli 2013 Ketua Program Studi
Dr.Endang Sulistya Rini,SE,Msi NIP. 19620513 199203 2 001
Tanggal : ...Juli 2013 Ketua Departemen
Dr.Isfenti Sadalia,SE,ME NIP. 19671019 199303 2 001
(5)
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Harga Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Mineral Aqua pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna
menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Medan, Juli 2013
Slamat Riady HSB NIM : 110521015
(6)
ABSTRAK
Analisis Pengaruh Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Mineral Aqua Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel harga dan promosi terhadap keputusan pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan metode Random Sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan cara acak. Pengujian hipotesis dengan menggunakan metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linear berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F), pengujian signifikan parsial (Uji t) dan pengujian koefisien determinasi (R2).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel harga dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pada pengujian secara serempak (Uji F) diketahui bahwa variabel harga dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pada pengujian secara parsial (Uji t) diketahui bahwa variabel promosi merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Melalui pengujian koefisien determinan ( R Square ) diperoleh nilai sebesar 0,696, berarti 69,6 % faktor-faktor keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel bebas (harga dan promosi) sedangkan sisanya 30,4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
(7)
ABSTRACT
The Analysis of The Price and Promotion Impact on Buying Decision of Aqua Mineral Water Among The Student of Faculty of Economic
University of North Sumatera
This research aims at knowing and analyzing the impact of price and promotion variables upon the buying decision of Aqua mineral water among the student of Faculty of Economic University of North Sumatera. The sampling technique adopted random sampling method, sample which is randomly selected. The test hypothesis introducing descriptive method analysis, which is consist of multiple regression analysis, the test of simultant variables (F), the partial test(t) and the test of coefficient of determination(R2)
The research result show that price and promotion positively and significantly influencing the buying decision of Aqua mineral water among the student of Faculty of Economic University of North Sumatera. Simultant test (F-test) show that price and promotion positively influencing the buying decision. The partial test (t-test) show that promotion variable be coming the most dominant in influencing the buying decision, among the student Faculty of Economic University of North Sumatera. Through the coefficient of determinant test (R2) obtained score of 0,696 which mean that 69,6% of buying decision could be explained by the independent variable (price and promotion) while the rest of 30,4% explained by the others factor that is excluded in this research.
(8)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini dengan baik. Serta
shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Tujuan penulisan skripsi
ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara guna memenuhi salah satu
syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua penulis, Ayahanda Drs. Rahmad Sumanjaya Hasibuan M.Si dan Ibunda Tuty Turisnawaty Amd. Terima kasih yang tak terhingga atas seluruh limpahan kasih sayang, doa, dorongan semangat, dan dukungan baik
secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah banyak mendapat
dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil. Untuk itu, melalui
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Sc, Ak sebagai Dekan Fakultas
(9)
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen FE
USU.
3. Ibu Drs. Marhayanie, MSi, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi, selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dra Friska Sipayung, MSi, selaku Sekretaris Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
6. Bapak Drs. Liasta Ginting, Msi, selaku Dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik dalam penyelesaian
skripsi ini.
7. Ibu
meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan masukan demi
kesempurnaan skripsi ini
8. Kepada dosen-dosen Universitas Sumatera Utara khususnya dosen-dosen
Fakultas Ekonomi yang telah mengajar dan memberikan ilmunya kepada
penulis dengan baik dan penuh kesabaran serta seluruh staf dan pegawai yang
telah banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini.
9. Terima kasih buat kakak saya Beby Kendida Hasibuan dan bang Melfan yang
telah banyak membantu saya dalam proses pengerjaan skripsi ini.
10. Terima kasih buat sahabat Fauzi, Aan, Deni, Fahrun, Jairun, Nandar, Dikki,
Bang Yuda, Iwan dan Mukti, dan tidak lupa penulis mengucapkan terima
(10)
memberi penulis semangat dan dukungan sehingga skripsi ini cepat selesai
serta teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan peneliti, terima kasih
atas motivasinya selama ini.
Penulis mengucapkan terima kasih dan hanya bisa berdoa semoga kiranya
bantuan, semangat dan kebahagiaan yang telah diberikan kepada penulis agar
dapat dibalas oleh Allah Swt. Penulis berharap agar skripsi ini memberikan
manfaat bagi semua pihak.
Medan, Juli 2013
Peneliti
(11)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Permusan Masalah ... 9
1.3.Tujuan Penelitian ... 9
1.4.Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 11
2.1.Tinjauan Pustaka ... 11
2.1.1. Bauran Pemasaran ... 11
2.1.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran ... 11
2.1.2. Harga ... 12
2.1.2.1. Defenisi Harga ... 12
2.1.2..2. Tujuan Penetapan Harga ... 13
2.1.2.3. Metode Penetapan Harga ... 14
2.1.2.4. Langkah-Langkah dalam Menetapkan Harga .. 16
2.1.2.5. Strategi Penetapan Harga ... 18
2.1.3. Promosi ... 20
2.1.3.1. Defenisi promosi ... 20
2.1.3.2. Tujuan Pemberian Promosi ... 21
2.1.3.3. Strategi Promosi ... 23
2.1.3.4. Bauran Promosi ... 24
2.1.4. Keputusan Pembelian ... 27
2.1.4.1. Defenisi Keputusan Pembelian ... 27
2.1.4.2. Tahapan Proses Pengambilan Keputusan ... 28
2.2.Penelitian Terdahulu ... 29
2.3.Kerangka Pemikiran ... 32
2.4.Hipotesis ... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35
3.1 Jenis Penelitian ... 35
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 35
3.3 Batasa Operasional ... 35
3.4 Operasionalisasi variabel ... 35
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 37
(12)
3.7 Jenis Data Penelitian ... 39
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 39
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40
3.9.1 Uji Validitas Instrumen ... 40
3.9.2. Uji Realibilitas Instrumen ... 43
3.10Pengujian Asumsi Klasik ... 45
3.10.1. Uji Normalitas ... 45
3.10.2. Uji Multikolenieritas ... 45
3.10.3. Uji Heteroskedastisitas ... 46
3.11 Metode Analisis Data ... 47
3.11.1. Metode Analisis Deskriptif ... 47
3.11.2. Metode Analisis Regresi Berganda ... 47
3.11.3. Pengujian Hipotesis ... 48
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 52
4.1. Hasil Penelitian ... 52
4.1.1. Sejarah Singkat Aqua ... 52
4.1.2. Visi dan Misi Aqua Danone ... 56
4.1.2.1 Visi Aqua Danone ... 56
4.1.2.2 Misi Aqua Danone ... 56
4.1.3. Kajian Analisis SWOT yang dilakukan oleh Aqua Danone 56 4.1.4. Karateristik Responden ... 59
4.1.4.1. Karateristik Responden Berdasarkan Usia ... 59
4.1.4.2. Karateristik Responden Berdasrkan Jenis Kelamin 60 4.1.4.3. Karateristik Responden Berdasrkan Jurusan ... 60
4.2. Analisis Deskriptif Variabel ... 61
4.2.1. Variabel Harga Sebagai Variabel (X1) ... 62
4.2.2. Variabel Promosi Sebagai Variabel (X2) ... 64
4.2.3. Variabel Keputusan Pembelian Sebagai Variabel (Y) . 66 4.3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 68
4.3.1. Hasil Uji Normalitas ... 68
4.3.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 70
4.3.3. Hasil Uji Multikolenieritas ... 71
4.4.Analisis Regresi Linier Berganda ... 72
4.4.1. Uji Signifikansi Simultan (uji F) ... 73
4.4.2. Uji Signifikansi Parsial (uji t) ... 76
4.4.3. Identifikasi Determinasi (R-square) ... 77
4.5. Pembahasan ... 78
4.5.1. Pengaruh Varibel Harga (X1) Terhadap Keputusan Pembelian ... 78
4.5.2. Pengaruh Varibel Promosi(X2) Terhadap Keputusan Pembelian ... 79
4.5.3. Pembahasan Deskriptif Responden ... 79
4.5.4. Pembahasan Koesioner Variabel Harga (X1) ... 80
4.5.5. Pembahasan Koesioner Variabel Promosi (X2) ... 82
4.5.6. Pembahasan Koesioner Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 84
(13)
BAB V Kesimpulan dan Saran ... 87
5.1. Kesimpulan ... 87
5.2. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 89
(14)
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1.1. ... Total Market Share Air Minum dalam Kemasan 3
1.2. Perbandingan Harga AMDK di Beberapa Lokasi Penjualan 7
3.1. Operasioanalisasi Variabel ... 36
3.2. Uji Validitas Instrumen ... 41
3.3. Validitas Setiap Pertanyaan ... 42
3.4. Uji Reliabilitas ... 44
35. Reliabilitas Kuesioner ... 44
4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 59
4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60
4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan ... 61
4.4. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Variabel Harga . 62 4.5. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Variabel Promosi 64
46. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 66
4.7. Uji Multikolenieritas ... 72
4.8. Koefisien Regresi ... 72
4.9. Uji F ... 75
4.10. ... Uji t 77
(15)
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
2.1 Model 5 tahap Proses Pembelian ... 28
2.2 Kerangka Konseptual ... 34
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Histogram ... 69
4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Menggunakan P-Pplot ... 70
(16)
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1 Koesioner ... 92
2 Data Uji Validitas dan Realibilitas ... 94
3. Uji Validitas dan Realibilitas ... 98
4. Distribusi Frekuensi ... 99
(17)
ABSTRAK
Analisis Pengaruh Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Mineral Aqua Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel harga dan promosi terhadap keputusan pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan metode Random Sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan cara acak. Pengujian hipotesis dengan menggunakan metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linear berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F), pengujian signifikan parsial (Uji t) dan pengujian koefisien determinasi (R2).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel harga dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pada pengujian secara serempak (Uji F) diketahui bahwa variabel harga dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pada pengujian secara parsial (Uji t) diketahui bahwa variabel promosi merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Melalui pengujian koefisien determinan ( R Square ) diperoleh nilai sebesar 0,696, berarti 69,6 % faktor-faktor keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel bebas (harga dan promosi) sedangkan sisanya 30,4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
(18)
ABSTRACT
The Analysis of The Price and Promotion Impact on Buying Decision of Aqua Mineral Water Among The Student of Faculty of Economic
University of North Sumatera
This research aims at knowing and analyzing the impact of price and promotion variables upon the buying decision of Aqua mineral water among the student of Faculty of Economic University of North Sumatera. The sampling technique adopted random sampling method, sample which is randomly selected. The test hypothesis introducing descriptive method analysis, which is consist of multiple regression analysis, the test of simultant variables (F), the partial test(t) and the test of coefficient of determination(R2)
The research result show that price and promotion positively and significantly influencing the buying decision of Aqua mineral water among the student of Faculty of Economic University of North Sumatera. Simultant test (F-test) show that price and promotion positively influencing the buying decision. The partial test (t-test) show that promotion variable be coming the most dominant in influencing the buying decision, among the student Faculty of Economic University of North Sumatera. Through the coefficient of determinant test (R2) obtained score of 0,696 which mean that 69,6% of buying decision could be explained by the independent variable (price and promotion) while the rest of 30,4% explained by the others factor that is excluded in this research.
(19)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Perkembangan di era globalisasi saat ini memaksa setiap pihak untuk dapat
bergerak dengan cepat dan aktif. Setiap aktivitas dijalankan dengan serba cepat
dan tidak membuang-buang waktu yang ada. Kemudahan yang diinginkan oleh
semua pihak menjadi tantangan tersendiri bagi para perusahaan. Perusahaan yang
baik dan melihat peluang tersebut berusaha untuk menciptakan produk yang dapat
menawarkan kemudahan dan kenyamanan bagi konsumennya. Selain itu saat ini
konsumen juga sudah mulai memperhatikan pentingnya produk yang sehat dan
higenis, produk ini tidak hanya berlaku bagi produk makanan dan minuman
melainkan juga produk industri non makanan dan minuman.
Kemudahan dalam memperoleh produk juga menjadi prioritas utama
konsumen dalam memilih produk tersebut. Setiap perusahaan akan saling
berlomba-lomba dalam memenuhi setiap kebutuhan dan harapan dari para
konsumennya. Hal inilah yang kemudian menjadi semakin terbukanya persaingan
di dunia bisnis guna mendapatkan perhatian konsumen.
Perkembangan Industri yang paling ketat saat ini dialami oleh industri
makanan dan minuman. Hal ini terjadi karena makanan dan minuman merupakan
kebutuhan pokok setiap mahluk hidup. Dalam era globalisasi yang serba cepat ini,
maka untuk memperoleh makanan dan minuman konsumen juga lebih menyukai
yang instant karena dinilai lebih cepat. Selain instant makanan dan minuman yang
(20)
merusak nilai gizi dari produk tersebut. Salah satu produk yang selalu dikonsumsi
secara instant oleh konsumen adalah produk air mineral dalam kemasan. Hal ini
disebabkan karena konsumen lebih merasa yakin kalau air mineral dalam kemasan
dinilai lebih higienis dan sehat dibandingkan dengan air yang harus dikonsumsi
dari sungai.
Banyaknya pencemaran lingkungan yang terjadi saat ini juga
menyebabkan konsumen menjadi ragu untuk mengkonsumsi air yang bersumber
dari sungai. Data tersebut disampaikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup
(KLH) menyatakan sebanyak 75,25% dari jumlah titik pantau terhadap 411 sungai
di Indonesia memiliki status tercemar berat. Hal itu disampaikan Deputi Menteri
Lingkungan Hidup Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan dan
Peningkatan Kapasitas KLH, Henry Bastaman dalam keterangan pers, Rabu,
(27/3). Keterangan itu terkait dengan Rapat Kerja Teknis Pemantauan Kualitas
Air Sungai pada 33 Provinsi, yang berlangsung di Mamuju, Sulawesi
Barat.“Secara umum status mutu air sungai yang dipantau menunjukkan hasil dari
tercemar sedang sampai tercemar berat,” kata Henry dalam keterangannya
Keberadaan air minum dalam kemasan menjadi suatu kebutuhan
sehari-hari. Seiring dengan semakin padatnya penduduk di kota-kota besar, pencemaran
air pun tidak terbendung. Sekarang hampir semua keluarga yang tinggal di
kota-kota besar mengkonsumsi air minum yang dikemas. Mereka semakin sadar akan
kesehatan mereka, ini yang membuat konsumsi air mineral kemasan akan semakin
(21)
Indonesia adalah Aqua. Hasil riset MARS Indonesia yang dimuat dalam
“Indonesian Consumer Profile 2008” menunjukkan tetap berkuasanya Aqua.
Selama 2 tahun berturut-turut, yaitu 2006 dan 2007, Aqua yang diproduksi oleh
PT. Aqua Golden Mississippi itu agaknya terlalu kuat untuk dikalahkan oleh para
kompetitornya, seperti Club, Ades, Total, 2 Tang, Aquaria dan lain-lain. Pada
2007 total market share Aqua bertengger pada posisi 91,4%, jauh mengungguli
Club yang cuma meraih porsi 1,8%, Vit 1,7%, Ades 1,2%, Aquaria 0,4%, 2 Tang
0,3% dan Total 0,2%. Sedangkan tahun 2006, perolehannya sedikit yaitu pada
posisi 92,7%. Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan total market share air
minum dalam kemasan
Tabel 1.1
Total Market Share Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
Merek AMDK 2007 2008
Aqua 91,4% 92,7%
Club 1,8% 1,9%
Vit 1,7% 1,4%
Ades 1,2% 1,0%
Aquaria 0,4% 0,5%
2 Tang 0,3% 0,4%
Total 0,2% 0,4%
Sumber: Indonesia Consumer Profile 2008, MARS Indonesia
Kondisi market share Aqua yang berada pada posisi puncak tidak terlepas
dari keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Konsumen memilih
produk Aqua karena produk Aqua merupakan produk yang memiliki nama yang
sudah terkenal dan bertahan lama. Dalam mempertahankan dan meningkatkan
(22)
bertujuan untuk membantu masyarakat yang berada di sekitar lokasi perusahaan
Aqua.
Parmaningsih sebagai Vice President Aqua Danone menjelaskan
program-program CSR, Aqua Danone sejak 2006 mengandalkan “Aqua Lestari”. Aqua
Lestari merupakan inisiatif Aqua untuk keberlanjutan bisnis dan lingkungan serta
kemajuan sosial yang merujuk pada Danone Way dan ISO 26000. Jika dijabarkan,
program Aqua Lestari meliputi empat pilar kegiatan CSR, yaitu pelestarian air dan
lingkungan, praktik perusahaan ramah lingkungan, pengelolaan distribusi produk,
serta pelibatan dan pemberdayaan masyarakat. Ke-4 program tersebut terdiri dari
berbagai program sosial dan lingkungan di hulu, dimana sumber air Aqua berada,
hingga wilayah hilir,” jelasnya. Kegiatan CSR pelestarian air dan lingkungan
melalui konservasi wilayah hulu dengan menanam pohon di sekitar pabrik
(sumber air), pembuatan biopori dan sumur resapan, serta menginisiasi program
kali bersih di daerah permukiman.Juga ada program pertanian berkelanjutan
dilakukan di area pertanian untuk mengurangi perilaku penggunaan pupuk dan
pestisida kimia.
Hal menarik lainnya dalam program CSR Aqua adalah pengelolaan
distribusi produk dengan melakukan terobosan menjalin kerjasama (MoU) dengan
PT. Kereta Api Indonesia (PT KAI) untuk mengangkut produk dari Sukabumi ke
Jakarta. Tujuan kerjasama ini adalah untu efektivitas distribusi. Melalui model
transportasi alternatif ini (KA) tentu saja memiliki dampak positif terhadap
persoalan ancaman kelangkaan BBM dimasa mendatang”. Terhadap perubahan
(23)
adalah meningkatkan kinerja operasional. Untuk mencapai target penurunan
emisi, beberapa inisiatif yang dilakukan yaitu mengurangi berat dari material
kemasan dan melakukan penghematan tingkat konsumsi listrik per 1.000 liter
produk. Langkah-langkah yang dilakukan diantaranya merancang ulang proses
untuk penghematan listrik, konservasi dan mengganti peralatan secara berkala
serta mendorong perubahan perilaku individ
Brand image Aqua yang sangat baik juga membantu pada tahapan
pengambilan keputusan pembelian konsumen. Keputusan pembelian ialah proses
memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi
(Salusu 2003 : 47). Pada saat pengambilan keputusan konsumen akan melihat apa
yang sebenarnya dibutuhkannya. Setelah mengetahui akan kebutuhannya maka
konsumen akan mencari tahu mengenai produk yang akan digunakan dalam
pemenuhan kebutuhannya.
Pada tahapan ini konsumen akan mulai membandingkan produk-produk
yang ditawarkan dalam memenuhi kebutuhannya. Pada kasus air minum dalam
kemasan, tahapan ini merupakan tahapan yang penting, karena banyaknya jenis
air minum dalam kemasan yang beredar di masyarakat. Selain banyaknya jenis air
minum dalam kemasan ukuran dari air minum dalam kemasan juga berbeda-beda.
Untuk produk Aqua sendiri ukuran air minum dalam kemasan terbagi atas 5
ukuran yaitu: 240ml, 330ml, 600ml, 1500ml, dan galon 19L
(24)
produknya dengan harga dan jenis yang bervariasi. Akan tetapi sampai saat ini
konsumen tetap memilih air minum dalam kemasan yang mereka anggap lebih
kompeten.
Hanya saja kondisi yang berlaku di lapangan adalah pada saat konsumen
ingin mengkonsumsi air minum dalam kemasan dengan merek Aqua, yang ada di
toko penjualan adalah air minum dalam kemasan dengan merek yang berbeda.
Karena sifat pemenuhan kebutuhannya yang mendesak dan tidak dapat ditunda
maka konsumen akhirnya memutuskan untuk melakukan pembelian air mineral
dalam kemasan dengan merek yang dijual. Ada beberapa faktor yang menjadi
pertimbangan dalam pengambilan keputusan pembelian suatu produk. Faktor
tersebut adalah bauran pemasaran.
Bauran pemasaran terdiri atas produk, harga, promosi dan tempat/lokasi.
Dalam penelitian ini ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam
pengambilan keputusan. Antara lain adalah harga dan promosi. Alasan pemilihan
harga dan promosi disebabkan karena Aqua merupakan suatu produk yang
memiliki daya saing yang tinggi dimana banyak pesaing air mineral dalam
kemasan dengan merek yang lain dan harga yang lebih murah akan tetapi orang
cendrung memilih untuk mengkonsumsi air mineral Aqua dibandingkan dengan
air mineral dalam kemasan merek lainnya. Selain harga yang sangat bersaing,
promosi yang dilakukan oleh pesaing Aqua juga sangat banyak. Terutama air
mineral dalam kemasan dengan merek yang sudah terkenal lainnya. Akan tetapi
walaupun dengan banyaknya promosi di media oleh para pesaingnya Aqua tetap
(25)
terjadi di lapangan, maka penulis tertarik untuk memilih harga dan promosi
sebagai faktor pengambilan keputusan pembelian air mineral dalam kemasan
merek Aqua.
Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang
dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau
penggunaan suatu barang dan jasa (Tjiptono 2002:151). Dalam persaingan air
minum dalam kemasan harga merupakan faktor penting. Karena setiap produk air
minum dalam kemasan mematok harga yang tidak terlalu terpaut jauh antara satu
produk dengan produk yang lainnya. Dengan perbedaan harga yang tidak terlalu
jauh maka penjualan air minum dalam kemasan menjadi semakin ketat.
Harga air minum dalam kemasan merek Aqua ternyata sangat bervariasi
tergantung dari lokasi penjualannya. Ada kalanya disuatu tempat, harga Aqua
ternyata sama dengan kompetitior utamanya. Tetapi di tempat yang berbeda harga
air mineral dalam kemasan merek Aqua lebih murah dibandingkan kompetitior
utamanya. Sedangkan untuk air minum dalam kemasan yang lain harga Aqua
dinilai lebih mahal. Akan tetapi konsumen lebih cendrung membeli air mineral
dalam kemasan merek Aqua. Berikut ini adalah tabel perbandingan harga air
minum dalam kemasan di bebrapa lokasi penjualan
Tabel 1.2
Perbandingan Harga AMDK di Beberapa Lokasi Penjualan
Merek AMDK
Harga AMDK di Beberapa Lokasi
Indomaret Alfamart Carrefour Hypermart Brastagi Maju Bersama
Fotocopy FE USU Aqua Rp.1.950 Rp.2.000 Rp.1.750 Rp.1.800 Rp.1.950 Rp.1.710 Rp.3.000 Ades Rp.1.950 Rp.2.200 Rp.3.500 Rp.2.300 Rp.2.150 Rp.2.100 Rp.4.000
Prima - Rp.1.800 Rp.1.650 - - Rp.1.380 -
club Rp.1.400 - Rp.1.130 - - Rp.1.180 -
(26)
Selain harga faktor lain yang mendukung dalam keputusan pembelian
adalah promosi. Promosi adalah usaha yang dilakukan oleh pemasar untuk
mempengaruhi pihak lain agar berpartisipasi dalam kegiatan pertukaran (Kismono
2001:374). Aqua dalam mempromosikan mereknya menggunakan media iklan
baik melalui media cetak maupun media elektronik. Hanya saja saat ini promosi
yang dilakukan Aqua tidak sebanyak promosi yang dilakukan oleh air minum
dalam kemasan dengan merek yang lain. Hal ini dapat dilihat dari promo yang
dilakukan di pusat-pusat perbelanjaan besar lainnya. Di mana ada kecendrungan
promosi dengan membeli sejumlah tertentu air minum dalam kemasan merek X
akan mendapatkan gratis 1 buah air minum dalam kemasan merek X secara gratis
atau pun mendapat potongan harga.
Konsumen dalam penelitian ini difokuskan pada mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Hal ini dilakukan karena mahasiswa adalah
generasi penerus bangsa yang menjadi harapan di masa depan untuk dapat
membangun Indonesia menjadi Negara yang lebih baik. Selain itu mahasiswa
merupakan kaum intelektual yang sudah mengetahui mengenai pemilihan akan
produk yang terbaik. Kondisi perkuliahan yang berlangsung hampir sepanjang
hari mau tidak mau akan mengkondisikan mereka untuk mengkonsumsi air dalam
jumlah yang seimbang.
Melihat sisi praktis yang ada maka para mahasiswa akan lebih cendrung
untuk mengkonsumsi air minum dalam kemasan yang ada dijual di sekitar lokasi
(27)
menjadikan suatu peluang bagi pedagang untuk menjual air minum dalam
kemasan kepada mahasiswa.
Berdasarkan latar belakang, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Harga dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Air Mineral Aqua pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara (USU).
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah harga dan promosi
berpengaruh terhadap keputusan pembelian Air mineral Aqua pada mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU)?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh variabel harga dan promosi terhadap keputusan pembelian air mineral
Aqua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU).
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi produsen Aqua
Bagi produsen Aqua dapat memberikan anjuran dan masukan dalam
rangka menentukan strategi pengambilan keputusan mengenai penjualan
air mineral Aqua dan mengetahui faktor yang paling mempengaruhi
(28)
b. Bagi Peneliti
Sebagai penambah wawasan bagi penulis dan melatih diri berfikir secara
ilmiah pada bidang Manajemen Pemasaran, khususnya yang berkaitan
dengan Harga, Promosi, dan Keputusan Pembelian.
c. Bagi Pihak Lain
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang memfokuskan
(29)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Bauran Pemasaran
2.1.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran
Bauran Pemasaran (Marketing Mix) merupakan salah satu elemen dalam
strategi pemasaran jasa maupun produk. Marketing Mix mempunyai peranan yang
sangat penting dalam kemajuan perusahaan, sehingga Marketing Mix harus
dilakukan dengan penuh pertimbangan yang tepat. Marketing mix juga merupakan
seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik
jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.
Berikut ini 4 elemen Mareketing Mix menurut Yazid (2003:18) yaitu :
1. Produk (product)
Adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah
nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah
konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit
dan value dari produk tersebut. Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak
menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen
2. Harga (Pricing)
Strategi penentuan harga (Pricing) sangat signifikan dalam pembelian value
kepada konsumen dan pengaruh image produk, serta keputusan konsumen untuk
(30)
supply atau marketing channels. Akan tetapi, yang paling penting adalah
keputusan dalam pricing harus konsisten dengan strategi pemasaran secara
keseluruhan
3. Promosi (promotion)
Yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi
yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan unutk memsarkan jasa
dalam kegiatan pembelian/pengguna jasa. Perangkat promosi yang kita kenal
mencakup aktivitas periklanan, personal selling, promosi penjualan, publik
relation (PR), informasi dari mulut ke mulut (word of mouth) dan pemasaran
langsung (direct marketing)
4. Tempat (place)
Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para
pelnggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik (misalnya
keputusan mengenai di mana sebuah hotel atau restoran harus didirikan)
2.1.2. Harga
2.1.2.1. Definisi Harga
Kotler dan Armstrong (2008:345) mendefinisikan harga sebagai berikut
“Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk
memperoleh suatu produk.” Stanton (1998:308) menyatakan, “Harga adalah
jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk
memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang
(31)
Menurut Tjiptono (2002:151) harga merupakan satuan moneter atau ukuran
lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau pengguanaan suatu barang dan jasa. Selanjutnya Alma
(2000:79) menyatakan harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan
uang.
2.1.2.2. Tujuan Penetapan Harga
Wijayanto (2012:291) menyatakan penetapan harga merupakan tahapan
krusial dari pemasaran. Penetapan harga (Pricing) sebaiknya mengacu pada
pertimbangan internal dan eksternal perusahaan. Pada prinsipnya, harga tidak
harus serendah mungkin, namun yang penting adalah reasonable price atau harga
yang dinilai wajar oleh konsumen dengan tetap memperhatikan harga yang
berlaku di pasaran.
Tujuan penetapan harga menurut Tjiptono ( 2002, 152 - 154 ) adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan berorientasi pada laba.
Asumsi teori ekonomi menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih
harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi, tujuan ini dikenal dengan
istilah maksimisasi laba.
2. Tujuan berorientasi pada volume.
Selain tujuan berorientasi pada laba ada pula perusahaan yang menetapkan
harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu yang
(32)
3. Tujuan berorientasi pada citra.
Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan
harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau
mempertahankan citra prestisius.
4. Tujuan stabilitas harga.
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga bila suatu
perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan
harga mereka.
5. Tujuan-tujuan lainnya.
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing.
Mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau
menghindari campur tangan pemerintah.
Tujuan-tujuan penetapan harga di atas memiliki implikasi penting terhadap
strategi bersaing perusahaan tujuan yang ditetapkan harus konsisten dengan cara
yang ditempuh perusahaan dalam menempatkan posisi relatifnya dalam
persaingan.
2.1.2.3. Metode Penetapan Harga
Wijayanto (2012 : 292 – 294) meyatakan metode penetapan harga dapat
dilakukan dengan berbagai pendekatan antara lain:
1. Pendekatan Penawaran – Permintaan
Pendekatan ekonomi yaitu penawaran dan permintaan dapat digunakan
dalam penetapan harga untuk mendapatkan profit yang optimal. Dalam
(33)
dan sebaliknya pada hukum penawaran kenaikan harga menyebabkan
kenaikan penawaran.
2. Pendekatan Biaya
Pada tataran praktis, sering kali sulit mendapatkan gambaran kurva
permintaan dan penawaran secara akurat. Pendekatan alternatif lainnya
dapat menggunakan pendekatan biaya yaitu dengan markup. Secara umum
rumus markup adalah
Harga jual = Harga pokok X (1 + %markup).
3. Analisis titik impas atau Break-even analysis
Pendekatan alternatif lainnya dapat menggunakan break even (BEP) dengan
rumus:
��� (���������) = ��������������� ℎ���� − �������������
4. Pendekatan Persepsi
Penetapan harga dapat dilakukan dengan pendekatan persepsi untuk
mendapatkan tingkat harga yang pantas. Persepsi dapat berupa persepsi
penjual maupun persepsi konsumen. Persepsi konsumen dapat diketahui
melalui penelitian pemasaran. Sedangkan persepsi penjual dilakukan dengan
intuisi bisnis yang dimiliki penjual.
5. Kompetitor Pembanding
Harga juga dapat ditetapkan dengan melihat strategi harga yang digunakan
kompetitor. Kejelian dapat menetapkan harga yang kompetitif akan
(34)
2.1.2.4. Langkah – Langkah dalam Menetapkan Harga
Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan
kebijakan penetapan harga. Menurut Kotler dan Keller (2009 : 76 – 91) ada 6
langkah dalam menetapkan harga yaitu:
1. Memilih tujuan penetapan harga
Mula–mula perusahaan memutuskan di mana perusahaan ingin
memposisikan penawaran pasarnya. Semakin jelas tujuan perusahaan,
semakin mudah perusahaan menetapkan harga.
2. Menentukan permintaan
Setiap harga akan mengarah ketingkat permintaan yang berbeda dan karena
itu akan memiliki berbagai dampak pada tujuan pemasaran perusahaan.
Hubungan antara harga dan permintaan ditangkap dalam kurva permintaan.
Dalam kasus normal keduanya berhubungan terbalik: semakin tinggi harga
semakin tinggi permintaan
3. Memperkirakan biaya
Permintaan menetapkan batas atas harga yang dapat dikenakan perusahaan
untuk produknya. Biaya menetapkan batas bawah. Perusahaan ingin
mengenakan harga yang dapat menutupi biaya memproduksi,
mendistribusiakn dan menjual produk termasuk tingkat pengembalian yang
wajar untuk usaha dan resikonya. Tetapi, ketika perusahaan menetapkan
harga produk yang dapat menutupi biaya penuh mereka, profitabilitas tidak
(35)
4. Menganalisis biaya, harga, dan penawaran pesaing
Perusahaan harus memperhitungkan biaya, harga, dan kemungkinan reaksi
harga pesaing. Perusahaan harus mempertimbangkan harga pesaing
terdekat. Jika penawaran perusahaan mengandung fitur-fitur yang tidak
ditawarkan pesaing terdekat, perusahaan harus mengevaluasi nilai mereka
bagi pelanggan dan menambahkan nilai itu ke harga pesaing. Jika
penawaran pesaing mengandung beberapa fitur yang tidak ditawarkan oleh
perusahaan, perusahaan harus mengurangkan nilai mereka dari harga
perusahaan. Sekarang perusahaan dapat memutuskan apakah perusahaan
dapat mengenakan lebih banyak, sama, atau kurang dari pesaing
5. Memilih metode penetapan harga
Berdasarkan jadwal permintaan pelanggan, fungsi biaya dan harga pesaing,
kini perusahaan siap memilih harga. Ada 3 pertimbangan utama dalam
penetapan harga yaitu: biaya menetapkan batas bawah untuk harga. harga
pesaing dan harga produk pengganti memberikan titik orientasi. Penilaian
pelanggan atas fitur-fitur unik menetapkan batas atas harga.
6. Memilih harga akhir
Metode penetapan harga mempersempit kisaran dari mana perusahaan harus
memilih harga akhirnya. Dalam memilih harga itu, perusahaan harus
mempertimbangkan faktor-faktor tambahan, termasuk dampak kegiatan
pemasaran lain, kebijakan penetapan harga perusahaan, penetapan harga
(36)
2.1.2.5. Strategi Penetapan Harga
Menurut Tjiptono (2005:198-200) strategi penerapan harga jasa adalah
sebagai berikut:
a. Strategi penetapan harga berdasarkan nilai yang akan diterima:
1. Statisfaction-based pricing (penetapan harga berdasrkan kepuasan)
Karakteristik intangibilitas jasa menghadirkan tantangan bagi perusahaan dan
pelanggan dalam hal menciptakan nilai jasa secara jelas. Tujuan utamanya
adalah untuk mengurangi ketidakpastian yang dirasakan pelanggan. Penyedia
jasa mengupayakan sebagai berikut:
a. Garansi jasa (service guarantees) ; penetapan harga disertai garansi
b. Benefit-driven pricing ; penetapan harga berdasrkan nilai tambah
c. Flate-rate pricing; penetapan harga berdasrkan biaya aktual
2. Relationship pricing
Adalah penetapan harga berdasarkan upaya yang menarik, mampertahankan
dan meningkatkan relasi dengan para konsumen, seperti:
a. Long-term contracts;
Penetapan harga berdasarkan kontrak dengan insentif harga dan non
harga kepada pelanggan agar mereka bersedia mengikat diri pada
relasi jangka panjang
b. Price bundling;
Adalah strategi penetapan harga dengan menjual satu jasa atau lebih
dalam satu paket. Harga satu paket harus lebih murah dari pada harga
(37)
3. Efficiency pricing
Aspek utama dalam strategi ini adalah pemahaman, pengelolaan dan
penekanan biaya. Sebagian atau keseluruhan penghematan biaya akan
diteruskan kepada para pelanggan dalam bentuk harga yang lebih murah.
b. Strategi penetapan harga konvensional ke dalam sektor jasa;
1. Cost-based pricing; metode penetapan harga berdasarkan perhitungan
biaya-biaya finansial.
2. Competition-based pricing; strategi ini berfokus pada harga yang ditetapkan
oleh perusahaan-perusahaan lain dalam industri atau pasar yang sama.
3. Demand-based pricing (value-based pricing); penetapan harga berdasarkan
pada perspektif pelanggan yaitu permintaan
c. Strategi penetapan harga berdasarkan persepsi pelanggan;
1. Nilai adalah harga murah;
a. Disounting; penetapan harga yang disertai dengan diskon
b. Odd pricing; pemberian harga ganjil agar lebih dipersepsikan murah
c. Synchro-pricing; pengelolaan harga berdasrkan sifat strategis
d. Penetration pricing; penetapan harga murah untuk percobaan
2. Nilai adalah sesuatu yang diinginkan dari sebuah jasa;
a. Prestige pricing; penetapan harga mahal untuk kualitas prestisius
b. Skimming pricing; penetapan harga mahal dengan dana besar promosi
3. Nilai adalah kualitas yang didapatkan;
(38)
b. Market segmentation pricing; penetapan harga berdasarkan segmen
pasar
4. Nilai adalah semua yang telah diberikan;
a. Price framing; mengorganisasi harga berdasarkan referensi akurat
b. Price bundling; menetapkan harga berdasarkan paket
c. Complementary pricing; menetapkan harga untuk sifatnya melengkapi
d. Results-based pricing; menetapkan harga berdasarkan hasil jasa.
2.1.3. Promosi
2.1.3.1. Definisi Promosi
Menurut Kismono (2001:374), Promosi adalah usaha yang dilakukan oleh
pemasar untuk mempengaruhi pihak lain agar berpartisipasi dalam kegiatan
pertukaran. Selanjutnya Swastha dan Handoko (2002:102) mengartikan promosi
sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam
pemasaran.
Sutojo (2009 : 265) menyatakan promosi adalah kegiatan yang dilakukan
untuk memberitahu pembeli tentang keberadaan produk di pasar atau
kebijaksanaan permasaran tertentu yang baru ditetapkan perusahaan misalnya
pemberian bonus pembelian atau pemotongan harga. Sasaran promosi antara lain
adalah meningkatkan penjualan, meningkatkan daya terima produk baru,
membentuk positioning maupun membangun citra perusahaan. (Wijayanto, 2012 :
(39)
1. Above the line promotion, yaitu promosi yang biasanya dilakukan
manajemen pusat dan disampaikan melalui media massa seperti televisi,
radio, koran, majalah, dam internet. Sebagai konsekuensi, above the line
promotion relatif minim interaksi dengan konsumen, namun jangkauannya
luas dalam upaya membangun citra
2. Below the line promotion, yaitu promosi di luar above the line, yang
dilakukan pada tingkat ritel dan tidak menggunakan media massa,
biasanya melalui sponsorship, direct mail, public relation, sales promotion
event, dsb. Below the line promotion bersifat mendukung atau
menindaklanjuti Above the line promotion.
2.1.3.2 Tujuan Pemberian Promosi
Subagio (2010 : 133) menguraikan tujuan dari promosi sebagai berikut:
1. Menginformasikan
Sebagai tujuan utama dari kegiatan promosi yang akan dilakukan adalah
menginformasikan seluruh aspek-aspek dan kepentingan perusahaan yang
berhubungan dengan konsumen dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya
untuk dapat diketahui secara jelas. Kegiatan untuk menginformasikan atas
berbagai hal yang berkaitan antara perusahaan dengan konsumen dapat
berupa :
a. Menginformasikan pasar mengenai produk baru.
b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk.
c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar.
(40)
e. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan.
f. Meluruskan kesan yang salah.
g. Mengurangi ketakutan dan kekhawatiran pembeli.
h. Membangun citra perusahaan.
2. Mempengaruhi dan membujuk pelanggan sasaran
Sebagai aternatif kedua dari tujuan promosi yang akan dilakukan oleh
perusahaan adalah mempengaruhi dan membujuk pelanggan atau konsumen
sasaran agar mau membeli atau mengalihkan pembelian terhadap
produk-produk yang dihasilkan perusahaan. Tujuan utama dari kegiatan
mempengaruhi dan membujuk pelanggan sasaran adalah :
a. Membentuk pilihan merek.
b. Mengalihkan pilihan ke merek lain.
c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk.
d. Mendorong pelanggan untuk belanja saat itu juga.
e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan salesman.
3. Mengingatkan kembali konsumen sasaran
Sebagai aternatif terakhir dari tujuan promosi yang akan dilakukan
perusahaan adalah mengingatkan kembali konsumen sasaran yang selama
ini dimiliki atas keberadaan perusahaan dan merek-merek produk yang
dihasilkan yang tetap setia dan konsisten untuk melayani konsumennya di
manapun mereka berada. Kegiatan promosi yang bersifat mengingatkan
(41)
a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan
dalam waktu dekat.
b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang akan menjual produk
perusahaan.
c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kegiatan kampanye
iklan.
d. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.
Swastha dan Handoko menyebutkan tujuan promosi sebagai berikut:
1. Modifikasi tingkah laku
2. Memberitahu
3. Membujuk
4. Mengingatkan
2.1.3.3 Strategi Promosi
Dalam membuat rencana promosi, pihak manajemen perusahaan perlu
menetapkan sasaran dan strategi promosi. Dan kemudian dilanjuti dengan
penetapan kombinasi program promosi yang terintegrasi. (Wijayanto , 2012:297).
Strategi promosi merupakan cara untuk mencapai sasaran promosi.
Wijayanto(2012:297) membagi strategi menjadi dua jenis yaitu:
1. Pull Strategy (Strategi Tarikan)
Merupakan strategi yang didesain untuk menarik konsumen agar
permintaannya meningkat, meskipun pembeliannya dapat melalui
(42)
2. Push Strategy (Strategi Dorongan)
Merupakan strategi yang didesain untuk mendorong distributor, agen
maupun pengecer untuk bersedia memasarkan produk ke konsumen.
Strategi ini dapat dilihat pada pemberian insentif kepada agen maupun
pengecer agar volume penjualan produk dapat ditingkatkan.
2.1.3.4 Bauran Promosi
Bauran promosi adalah kombinasi cara dalam mempromosikan produk,
yaitu antara lain meliputi Iklan (advertising), Penjualan Personal (Personal
Selling), Promosi Penjualan (Sales Promotion), Publikasi (Publicity) dan Public
Relation (Wijayanto. 2012: 297 – 298).
1. Iklan (Advertising) adalah semua bentuk terbayar atas presentasi non pribadi
dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor yang jelas. Iklan bisa
menjadi cara yang efektif dari segi biaya untuk mendistribusikan pesan, baik
dengan tujuan membangun preferensi merek atau mendidik orang. Dalam
mengembangkan program iklan, manajer pemasaran harus selalu mulai
dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. Lalu mereka
dapat menggunakan lima keputusan utama, yang dikenal dengan 5M yaitu
Misi/Mission: Apa tujuan iklan anda? Uang/Money: Berapa banyak yang
dapat kita habiskan? Pesan/Massage: Apa pesan yang harus kita kirimkan?
Media: Apa media yang harus kita gunakan? Pengukuran/Measurement:
Bagaimana kita harus mengevaluasi hasilnya. (Kotler and Keller. 2009:202).
(43)
harus dicapai dengan pemirsa tertentu dalam jangka waktu tertentu. Kotler
dan Keller (2009 : 203) mengklasifikasikan tujuan iklan sebagai berikut:
a. Iklan Informatif: bertujuan untuk menciptakan kesadaran merek dan
pengetahuan tentang produk dan fitur baru produk yang ada.
b. Iklan persuasive: bertujuan menciptakan kesukaan preferensi, keyakinan
dan pembelian produk atau jasa.
c. Iklan pengingat: bertujuan menstimulasi pembelian berulang produk dan
jasa.
d. Iklan penguat: bertujuan untuk menyakinkan pembeli saat ini bahwa
melakukan pilihan tepat.
2. Penjulan Personal (Personal Selling)
Carvens (2000:77) menyatakan penjualan adalah presentasi dalam suatu
percakapan dengan satu atau lebih pembeli dengan maksud untuk mendapatkan
penjualan. Tjiptono (2005 : 222) membagi sifat-sifat dan kegiatan personal selling
sebagai berikut: :
1. Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung, dan
interaktif antara 2 orang atau lebih.
2. Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala
macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan
suatu hubungan yang lebih akrab.
3. Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk
(44)
Kegiatan personal selling memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut :
1. Prospecting, yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan
mereka
2. Targeting, yaitu mengalokasikan kelangsungan waktu penjual demi
pembeli
3. Communicating, yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan
kepada pelanggan
4. Selling, memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan.
5. Information gethering, yakni melakukan riset dan intelijen pasar
6. Allocating, yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju
3. Publikasi (Publicity)
Swastha dan Irawan (2008:350), menyatakan bahwa publisitas adalah
pendorongan permintaan secara non pibadi untuk suatu produk, jasa atau ide
dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan sponsor
tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung.
4. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Lupiyoadi (2001 : 109) mendefinisikan Promosi penjualan adalah semua
kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang dan jasa dari
produsen sampai pada akhirnya. Promosi penjualan terdiri dari berbagai
kegiatan promosi antara lain peragaan penjualan, kontes, pemberian sampel,
display titik pembelian, pemberian insentif dan kupon. Ada tiga manfaat
(45)
1. Komunikasi yaitu memberikan informasi yang dapat menarik perhatian
konsumen agar tertarik untuk membeli produk
2. Insentif berupa kontribusi, konsesi, atau dorongan yang dapat bernilai
tambah bagi pelanggan
3. invitasi yang mengharapkan agar konsumen segera melakukan transaksi
pembeliaan
5. Public Relation
Merupakan kiat pemasaran penting lainnya dimana perusahaan itu harus
berhubungan hanya dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur, tetapi ia
juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih
besar (Lupiyoadi 2001:110)
2.1.4 Keputusan Pembelian
2.1.4.1Defenisi Keputusan Pembelian
Menurut Peter dan Olson (2004 : 48) keputusan pembelian merupakan
proses di mana konsumen membuat keputusan untuk membeli berbagai produk
dan merek yang dimulai dengan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,
evaluasi informasi, membuat pembelian dan kemudian mengevaluasi keputusan
setelah membeli.
Salusu (2003 : 47) menyatakan bahwa keputusan pembelian ialah proses
memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi
Dari dua pengertian diatas tentang keputusan pembelian, kesimpulan yang
(46)
pencarian dari proses pengintegrasian yang dikombinasikan untuk mengevaluasi
beberapa perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya
2.1.4.2Tahapan Proses Pengambilan Keputusan
Kotler (2005:202), menyatakan “Karakteristik pembeli dan proses
pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian”. Tahap -
tahap proses keputusan pembelian dapat digambarkan dalam sebuah model di
bawah ini:
Sumber : Philip Kotler (2005)
Gambar 2.1 Model lima tahap proses pembelian
Keterangan :
a. Pengenalan Masalah
Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. Pembeli
menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dan keadaan yang
diinginkannya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri
pembeli atau luar.
b. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan atau mungkin
tidak mencari informasi yang lebih banyak. Jika dorongan konsumen adalah kuat
dan objek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, maka konsumen akan
membeli objek itu. Jika tidak, kebutuhan konsumen itu tinggal mengendap dalam
ingatannya.
Pengenalan masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca Pembelian
(47)
c. Evaluasi Alternatif
Setelah melakukan pencarian informasi sebanyak mungkin tentang banyak hal,
selanjutnya konsumen harus melakukan penilaian tentang beberapa alternatif yang
ada dan menentukan langkah selanjutnya. Penilaian ini tidak dapat dipisahkan dari
pengaruh sumber-sumber yang dimiliki oleh konsumen (waktu, uang, dan
informasi) maupun resiko keliru dalam penilaian.
d. Keputusan Membeli
Setelah tahap-tahap awal tadi telah dilakukan, sekarang tiba saatnya bagi pembeli
untuk menentukan pengambilan keputusan, apakah jadi membeli atau tidak
terhadap keputusan yang menyangkut jenis produk, bentuk produk, merek,
penjual, kualitas, dan sebagainya.
e. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat
kepuasan atau tidak ada kepuasan. Ada kemungkinan bahwa pembeli memiliki
ketidakpuasan setelah melakukan pembelian. Untuk mencapai keharmonisan dan
meminimumkan kepuasan pembeli harus mengeluarkan waktu lebih banyak lagi
untuk melakukan evaluasi sebelum membeli.
2.2. Penelitian Terdahulu
Kurniawan (2012) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh
Produk, Promosi, Harga, dan Tempat Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada
Kedai Amarta Semarang) variabel independen yaitu produk (X1), promosi (X2),
(48)
variabel dependennya. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan kedai
Amarta. Sampel diambil sebanyak 100 orang responden dengan menggunakan
teknik Purposive Sampling. Secara individual, variabel yang memiliki pengaruh
paling besar adalah variabel produk dengan koefisien regresi sebesar 0,428,
diikuti oleh variabel promosi dengan koefisien regresi 0.208, kemudian harga
0,018 dan yang tidak memiliki pengaruh positif adalah variabel tempat dengan
koefisien regresi -1,141. Pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan
bahwa variabel produk dan promosi terbukti secara signifikan mempengaruhi
variabel dependen keputusan pembelian. Dan variabel harga dan tempat tidak
terbukti secara signifikan mempengaruhi variabel keputusan pembelian.
Kemudian melalui uji F dapat diketahui bahwa variable independen layak untuk
menguji variabel dependen keputusan pembelian. Angka Adjusted R Square
sebesar 0,262 menunjukkan bahwa variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan
oleh variabel produk, promosi, harga dan tempat, sedangkan sisanya sebesar 73,8
% dijelaskan oleh variabel lain di luar ketiga variabel yang digunakan dalam
penelitian ini.
Yuliyanto, (2013) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh
Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
Handphone Merk Nokia ( Studi kasus Fakultas Ekonomi Angkatan 2008
Universitas Semarang). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa fakultas
ekonomi Universitas Semarang. Data diperoleh melalui kuesioner survei yang
diisi oleh 86 responden. Hasil penelitian menyatakan variabel produk, harga dan
(49)
pembelian. Variabel produk, harga dan promosi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian secara simultan. Angka adjusted R
Square sebesar 0,503 menunjukan bahwa 50,3 persen keputusan pembelian dapat
dipengaruhi oleh produk harga dan promosi. Sedangkan sisanya sebesar 49,7
persen keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel lain. Menunjukan sehingga
dapat disimpulkan apabila konsumen semakin banyak mendengar aktifitas
promosi dari perusahaan maka akan semakin banyak informasi mengenai produk
yang diketahui konsumen untuk dijadikan keputusan dalam melakukan
pembelian.
Lembang (2010) malakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh
Kualitas Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca Terhadap Keputusan Pembelian Teh
Siap Minum dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro (Studi Kasus Pada
Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Reguler II Universitas Diponegoro). Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor kualitas produk, harga, promosi,
dan cuaca terhadap keputusan pembelian teh siap minum dalam kemasan merek
Teh Botol Sosro. Responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 80
mahasiswa, metode yang digunakan adalah non probability sampling, yaitu
accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner
dan metode analisis data dilakukan dengan regresi linier berganda menggunakan
software SPSS. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variable kualitas produk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian terhadap Teh
Botol Sosro. Variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
(50)
terhadap keputusan pembelian.Variabel cuaca berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian. Nilai koefisien determinasi, hal ini berarti
keputusan pembelian dipengaruhi oleh variable kualitas produk, harga, promosi,
dan cuaca, sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variable- variable lainnya
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
2.3. Kerangka Pemikiran
Hewitt dalam Badrun (2011:27) mengatakan bahwa promosi dan kualitas
pelayanan sangat berhubungan dengan keputusan seseorang untuk melakukan
pembelian. Promosi itu sendiri adalah suatu usaha dari pemasar dalam
menginformasiakan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik
untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang
dipasarkannya. Oleh sebab itu maka promosi sanagt berhubungan erat dengan
keputusan seseorang untuk memilih produk baik berupa barang maupun jasa yang
ditawarkan.
Wijayanto (2012:295-296) menyebutkan ada beberapa alternatif harga yang
dapat digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan keputusan pembeliaan
konsumen yaitu: Price lining, perusahannyang menjual produk beragam sering
menggunakan price lining yaitu menetapkan beberapa kategori harga pada
beberapa item tertentu hal ini dilakukan untuk memudahkan penjualan.
Psychological pricing biasa dilakuan dengan menjual harga di bawah batas angka
(51)
produk tersebut karna harganya dianggap murah. Discounting penurunan harga
jual untuk menjadikan insentif konsumen membeli produk yang ditawarkan
Persaingan ketat di dunia industri memakasa perusahan untuk dapat
memperhatikan keinginan setiap konsumen dalam membeli suatu produk. Harga
yang ditawarkan oleh perusahaan haruslah merupakan harga yang wajar agar
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga konsumen
berkenan membeli produk tersebut. Kondisi ini berhubungan erat dengan
persaingan yang terjadi dalam pemasaran produk, dimana harga merupakan faktor
utama.
Harga yang wajar merupakan bagian yang dapat mendorong konsumen
mengambil keputusan dalam membeli suatu produk. Disisi lain promosi
mengingatkan para konsumen untuk terus membeli suatu produk manakala
mereka melihat promosi yang mengingatkan mereka tentang produk tersebut.
Tanpa promosi yang baik dan tepat sasaran maka para produsen dan distributor
tidak akan dapat menjual produknya. Sedangkan pada sisi konsumen tanpa
promosi yang baik konsumen tidak memiliki informasi yang tepat mengenai
produk barang ataupun jasa yang mereka butuhkan. Kedua hal ini baik harga dan
promosi dapat mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan
pembelian suatu produk.
Dari keterangan tersebut maka kerangka konseptual penelitian ini dapat di
(52)
Sumber: Kotler dan Amstrong (2003)
Gambar 2.2 Kerangka konseptual
2.4. Hipotesis
Menurut Sugiono (2010:51) Hipotesisi merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum
jawaban yang empiris.
Dari uraian teoritis, maka hipotesis penelitian ini adalah harga dan promosi
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian air
mineral aqua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
(USU) Harga
(X1)
Promosi
(X2)
Keputusan pembelian
(53)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskripsi kuantitaif. Nazir (2003) menyatakan
bahwa, penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian direncanakan akan dilakukan mulai bulan Juni 2013
sampai dengan Juli 2013 dan lokasi penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Jalan Prof. T.M Hanafiah, SH
3.3. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Independen (X) adalah harga sebagai (X1) dan promosi sebagai (X2).
b. Varibel Dependen (Y) adalah keputusan konsumen membeli air mineral Aqua
3.4. Operasionalilasi Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan pada
suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan atau
(54)
tersebut. Pengertian operasional variabel ini kemudian diuraikan menjadi
indikator empiris yang meliputi:
1. Harga (X1)
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk
memperoleh produk Aqua
2. Promosi (X2)
Promosi adalah usaha yang dilakukan oleh pemasar untuk mempengaruhi
pihak lain agar berpartisipasi dalam kegiatan pertukaran keputusan
pembelian Aqua
3. Pembelian(Y)
keputusan pembelian merupakan proses di mana konsumen membuat
keputusan untuk membeli produk merek Aqua yang dimulai dengan
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi informasi, membuat
pembelian dan kemudian mengevaluasi keputusan setelah membeli
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Variabel Operasionalisasi
Variabel
Indikator pengukuran
Harga (X1) Harga adalah sejumlah
uang yang harus dibayarkan konsumen untuk memperoleh produk Aqua
1.Keterjangkauan harga
2.Kesesuaian harga dengan kualitas produk
3.Daya saing harga 4.Kesesuaian harga
dengan manfaat
Skala Likert
Promosi (X2) Promosi adalah usaha
yang dilakukan oleh pemasar untuk mempengaruhi pihak lain agar berpartisipasi dalam kegiatan
pertukaran Keputusan
1.Jangkauan promosi 2.Kuantitas
penayangan iklan di media promosi 3.Kualitas
penyampaian pesan dalam penayangan
(55)
pembelian Aqua iklan di media promosi
4.Potongan Harga Keputusan Pembelian (Y) keputusan pembelian merupakan proses dimana konsumen membuat keputusan untuk membeli produk merek Aqua yang dimulai dengan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi informasi, membuat pembelian dan kemudian mengevaluasi keputusan setelah membeli produk Aqua
1.Kebutuhan akan suatu produk. 2.Keinginan akan
suatu produk
3.Keinginan mencoba 4.Kemantapan akan
kualitas suatu produk
Skala Likert
3.5. Skala Pengukuran Variabel
Penelitian yang dilakukan nantinya akan menggunakan alat bantu berupa
kuesioner, yang mana jawaban-jawaban responden tersebut akan diukur dengan
menggunakan skala Likert. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala
Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat
berupa kata-kata dan untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat
diberi skor.
Skala Likert 1-5 dengan keterangan sebagai berikut :
1. Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)
(56)
3. Skor 3 untuk jawaban Kurang Setuju (KS)
4. Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)
5. Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
3.6. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa fakultas ekonomi
usu dimulai dari stambuk 2008-2012 yang berjumlah 5647 orang.
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian menggunakan rumus Slovin,
dengan rumus sebagai berikut (Umar, 2001)
n = � 1+�(�)2
Dimana:
n = Jumlah sampel N = jumlah populasi
e = tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel
Populasi (N) sebanyak 5647 Orang dan tingkat kesalahan (e) sebanyak
10%, maka jumlah sampel adalah:
n = 5647
1+5647(0,1)2 = 98,25 ≈98 Orang.
Dengan demikian sampel (responden) dalam penelitian ini berjumlah 98
Orang Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU. Cara menentukan sampel (responden)
berdasarkan atas asumsi bahwa populasi terdistribusi secara normal. Dan untuk
(57)
3.7. Jenis Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu:
a. Data Primer menurut Kuncoro (2003:136) adalah data yang dikumpulkan
dari sumber-sumber asli. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari
hasil kuesioner yang telah dibagikan peneliti kepada mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
b. Data Sekunder menurut Kuncoro (2003:136) adalah data yang telah
dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder ini diperoleh melalui studi
pustaka, internet, majalah, televisi,baliho dan surat kabar.
3.8. Metode Pengumpulan Data
a. Kuesioner
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.
Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan daftar
pertanyaan kepada responden dengan harapan akan memberi respon atas
pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini kuesioner menggunakan pertanyaan
tertutup dan terbuka. Pengukuran variabel dilakukan dengan skala Likert yang
meggunakan metode scoring yaitu angka 1 sampai dengan 5
b. Studi kepustakaan
Studi pustaka adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara
mempelajari literatur yang dapat menunjang serta melengkapi data yang
diperlukan serta berguna bagi penyusunan penelitian ini. Studi kepustakaan dibuat
(58)
yang memberikan landasan bagi perumusan hipotesis, penyusunan kuesioner, dan
pembahasan teoritis. Peneliti juga menyertakan informasi yang didapat melalui
artikel yang relevan dari jurnal-jurnal ilmiah dan buku-buku lain yang berkaitan
dengan penelitian.
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini akan dilakukan
kepada 30 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara diluar
daripada responden yang dijadikan sebagai sampel. Menurut Umar (2009), sangat
disarankan agar jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang. Dengan
jumlah jumlah minimal 30 orang ini distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati
kurva normal.
3.9.1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan
pada koesioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak relevan.
pengujiannya dilakukan secara statistik yang dapat dilakukan secara manual atau
pun dengan menggunakan paket computer SPSS. Ada pun yang menjadi
responden pada uji validitas berjumlah 30 orang di luar sampel. Pengujian
validitas instrument dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai validitas dapat
dilihat pada kolom Corrected Item- Total Correlation. Jika angka korelasi yang
diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r table) maka instumen
tersebut dikatakan valid. Angka kritik pada penelitian ini adalah N-2 =30 – 8 = 28
(59)
Berdasarkan pengujian validitas instumen pada penelitian ini, nilai Corrected
Item- Total Correlation bernilai positif. (Umar:2009).
Pengujian validitas instrument dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 17.0 for windows, dengan criteria sebagai berikut :
1. Jika Thitung > Ttabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid
2. Jika Thitung < Ttabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid
Berdasarkan survey, kuisioner berisikan 12 butir pernyataan yang
menyangkut variabel bebas, yaitu harga dan promosi serta variabel terikat yaitu
keputusan pembelian. Hasil pengujian validitas instrumen dapat dilihat pada
Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2.
Uji Validitas Instrumen Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item
Deleted
p1 42,37 27,964 ,757 ,899
p2 42,37 27,275 ,723 ,899
p3 42,40 27,903 ,663 ,902
p4 42,37 28,102 ,552 ,908
p5 42,33 27,954 ,647 ,903
p6 42,43 28,530 ,603 ,905
p7 42,40 27,834 ,674 ,901
p8 42,37 28,240 ,494 ,911
p9 42,53 27,292 ,736 ,898
p10 42,53 27,844 ,717 ,900
p11 42,67 28,437 ,525 ,909
p12 42,53 27,844 ,717 ,900
sumber: hasil penelitian (2013) data diolah
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS pada Tabel 3.2 dapat dilihat bahwa
(60)
diberikan kepada 30 orang responden diluar sampel yang dilakukan pada
mahasiswa fakultas ekonomi usu maka dalam kuesioner penelitian, diperoleh
item-total statistic yang menerangkan beberapa hal berikut ini:
1. Scale mean if item deleted menunjukkan nilai rata-rata total jika variabel
tersebut dihapus, misalnya jika variabel 1 dihapus maka rata-rata totalnya
bernilai 42,37, dan seterusnya.
2. Scale variance if item deleted menunjukkan besarnya variance total jika
variabel tersebut dihapus, misalnya jika variabel 1 dihapus maka nilai
variance adalah 27,964 dan seterusnya.
3. Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item
dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas
instrumen. Nilai pada kolom corrected item total correlation merupakan nilai
rhitung yang dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap
variabel pernyataan. Adapun taraf signifikansinya adalah 5% dan N (jumlah
sampel) = 30, sehingga r (0,05;30), diperoleh rtabel adalah 0,361.
Tabel 3.3
Validitas Tiap Pernyataan
Pernyataan Corerected Item-Total Correlation
(rhitung)
rtabel Validitas
Butir 1 ,757 0,361 Valid
Butir 2 ,723 0,361 Valid
Butir 3 ,663 0,361 Valid
Butir 4 ,552 0,361 Valid
Butir 5 ,647 0,361 Valid
Butir 6 ,603 0,361 Valid
Butir 7 ,674 0,361 Valid
Butir 8 ,494 0,361 Valid
(61)
Butir 11 ,525 0,361 Valid
Butir 12 ,717 0,361 Valid
Sumber: Hasil Penelitian (2013) data diolah
Kolom Corrected Item-Total Correlation menunjukkan antara skor total
item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrument. Tabel R untuk
sample 30 adalah sebesar 0,361.
Berdasarkan Tabel 3.3 tersebut dapat dilihat bahwa dari 12 butir
pernyataan yang dibuat dalam kuisioner ternyata tidak ada pernyataan yang tidak
valid Karena rhitung > rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa ke 12 pernyataan
tersebut valid.
3.9.2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kusioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kusioner dikatakan
reliable atau handal jika jawaban dari responden terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Reliabilitas menunjukkan bahwa sesuatu
instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrument tersebut sudah baik. Uji reliabilitas adalah uji untuk mengetahui
kelayakan kusioner sebagai alat pengumpul data. Pengujian reliabilitas kusioner
dalam penelitian ini menggunakan one shot atau pengukuran sekali saja dan untuk
menguji reliabilitasnya digunakan uji statistik Cornbach alpha. Menurut Umar
(2009) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai
Cronbach alpha > 0,70.
Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan
(62)
1. Jika ralpha > rtabel maka pertanyaan reliable
2. Jika ralpha < ralpha maka pertanyaan tidak reliable.
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas
Cronbach’s Alpha if Item Deleted
Umar Reliabilitas
Variabel 1 ,899 .70 Reliabel
Variabel 2 ,899 .70 Reliabel
Variabel 3 ,902 .70 Reliabel
Variabel 4 ,908 .70 Reliabel
Variabel 5 ,903 .70 Reliabel
Variabel 6 ,905 .70 Reliabel
Variabel 7 ,901 .70 Reliabel
Variabel 8 ,911 .70 Reliabel
Variabel 9 ,898 .70 Reliabel
Variabel 10 ,900 .70 Reliabel
Variabel 11 ,909 .70 Reliabel
Variabel 12 ,900 .70 Reliabel
Sumber: Hasil penelitian, 2013 (Data Diolah)
Tabel 3.4 memperlihatkan bahwa seluruh pernyataan dinyatakan reliabel
karena nilai Cronbach alpha diatas 0,70.
Reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Reliabilitas Kuesioner
ralpha rtabel
0,894 0,361
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (data diolah)
Tabel 3.5 menunjukkan seluruh pernyataan reliabel karena nilai
(63)
3.10. Pengujian Asumsi Klasik 3.10.1.Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan uji
F diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Ghozali (2005)
menyatan pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari
residualnya. Adapun yang menjadi dasar pengambilan keputusan adalah:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.10.2.Uji Multikolenieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independent. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independent. Menurut Ghozali
(2005) bahwa, jika variabel independent saling berkorelasi, maka variabel ini
tidak orthogonal. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam model
(64)
1. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai
Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas
dari multikolinieritas.
2. Menganalisis matrik korelasi variabel-veriabel independen. Jika antara
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi ( umumnya diatas
0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.
3.10.3.Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari suatu pengamatan
kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika variance berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2005) deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antar sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu
X adalah residual yang telah di-studentize. Dengan dasar analisi sebagai berikut:
1. Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan
(1)
LAMPIRAN 5
UJI HIPOTESIS
Descriptive StatisticsMean
Std.
Deviation N keputusan
pembelian 18,45 ,826 98
harga 18,22 ,868 98
promosi 18,18 ,866 98
Correlations
keputus an pembeli
an harga
prom osi Pearson
Correlation
keputusan
pembelian 1,000 ,792 ,806
harga ,792 1,000 ,836
promosi ,806 ,836 1,000
Sig. (1-tailed) keputusan
pembelian . ,000 ,000
harga ,000 . ,000
promosi ,000 ,000 .
N keputusan
pembelian 98 98 98
harga 98 98 98
promosi 98 98 98
Variables Entered/Removed(b) M
o d el
Variabl es Entere
d
Variabl es Remo
ved
Meth od 1 promo
si, harga( a)
. Enter a All requested variables entered.
(2)
ANOVA(b) M o d el Sum of Squar
es df
Mean
Square F Sig.
1 Regres sion
46,10
2 2 23,051
108,7 12 ,000( a) Residu al 20,14
3 95 ,212
Total 66,24
5 97
a Predictors: (Constant), promosi, harga b Dependent Variable: keputusan pembelian
Model Summaryb
,834a ,696 ,690 ,460 ,696 108,712 2 95 ,000 1,737
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change Change Statistics
Durbin-W atson Predictors: (Constant), promosi, harga
a.
Dependent Variable: keputusan pembelian b.
Coefficientsa
3,345 1,026 3,261 ,002
,375 ,098 ,394 3,816 ,000 ,792 ,365 ,216 ,300 3,330 ,455 ,099 ,476 4,614 ,000 ,806 ,428 ,261 ,300 3,330 (Constant)
harga promosi Model
1
B Std. Error Unstandardized
Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig. Zero-order Partial Part Correlations
Tolerance VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: keputusan pembelian a.
(3)
Residuals Statistics(a)
Mini mum
Maxi
mum Mean
Std.
Deviation N
Predicted Value 16,62 19,94 18,45 ,689 98
Std. Predicted Value
-2,651 2,164 ,000 1,000 98
Standard Error of
Predicted Value ,048 ,209 ,073 ,033 98
Adjusted Predicted
Value 16,50 19,94 18,44 ,694 98
Residual -,656 1,378 ,000 ,456 98
Std. Residual
-1,425 2,993 ,000 ,990 98
Stud. Residual
-1,462 3,126 ,008 1,016 98
Deleted Residual -,691 1,503 ,008 ,481 98
Stud. Deleted Residual
-1,471 3,282 ,016 1,034 98
Mahal. Distance ,067 18,99
6 1,980 3,321 98
Cook's Distance ,000 ,396 ,020 ,058 98
Centered Leverage
Value ,001 ,196 ,020 ,034 98
(4)
Charts
Regression Standardized Residual
3 2
1 0
-1 -2
Frequency
40
30
20
10
0
Histogram
Dependent Variable: keputusan pembelian
Mean =-3.14E-15 Std. Dev. =0.99
(5)
Regression Standardized Predicted Value
3 2
1 0
-1 -2
-3
R
egressi
on
S
tudent
iz
ed
R
esi
dual
4
3
2
1
0
-1
-2
Scatterplot
(6)
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
E
xpect
ed
C
um
P
rob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0