BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Teori Sinyal (Signaling Theory) - Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

1. Teori Sinyal (Signaling Theory)

  Menurut Sari dan Zuhrotun (2006), teori sinyal (signaling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar dimana perusahaan mengetahui informasi yang lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditor). Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri. Sari dan Zuhrotun (2006) berpendapat bahwa:

  Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain.

2. Laporan Keuangan

  a. Pengertian Laporan Keuangan

  Laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Akuntansi mampu memberikan informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan seperti tercermin pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat untuk berkomunikasi antara berbagai pihak yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan.

  Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No. 1, Paragraf 07 (Ikatan Akuntan Indonesia : 2007) yaitu sebagai berikut:

  Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai lapora arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

  b. Jenis-jenis Laporan Keuangan

  Menurut Warren, et al (2005:24-25) jenis-jenis laporan keuangan perusahaan terdiri dari:

1) Laporan Laba Rugi

  Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep perbandingan atau pengaitan (matching concept). Konsep ini diterapkan dengan membandingkan atau mengaitkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode terjadinya beban tersebut. Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban yang terjadi yang disebut dengan laba bersih.

  2) Laporan Ekuitas Pemilik Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan laba rugi karena laba bersih atau rugi bersih dalam periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan didalam neraca.

  Neraca

  3) Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Bagian aktiva dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva tersebut dikonversikan kedalam kas atau digunakan dalam operasi. Pada bagian kewajiban, utang usaha kepada pihak luar (kreditor) yang biasanya diidentifikasi dalam neraca sebagai jumlah jumlah terutang. Ekuitas atau modal adalah hak pemilik terhadap aktiva bisnis, yang disajikan di neraca di bawah bagian kewajiban dimana ekuitas pemilik dijumlahkan dengan total kewajiban sama dengan total aktiva.

  4) Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan suatau ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan.

3. Analisis Rasio Keuangan

a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

  Analisis rasio (ratio analysis) merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Menurut Wild, et al (2005 : 36) “Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio.” Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan.

  Untuk dapat menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan, maka diperlukan adanya pembanding. Ada dua metode pembanding rasio keuangan perusahaan menurut Syamsuddin (2000:39), yaitu:

  ♦ Cross-sectional approach

  

Cross-sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan

  jalan membamdingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat bersamaan ♦ Time series analysis

  

Time series analysis dilakukan dengan jalan membandingkan

  rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.

b. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

  Ada banyak jenis-jenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam melakukan analisis keuangan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Horne (2005 : 204):

  Rasio-rasio keuangan yang umumnya digunakan pada dasarnya terdiri atas dua jenis. Jenis pertama meringkas beberapa aspek dari “kondisi keuangan” perusahaan untuk suatu periode-periode dengan neraca yang telah dibuat. Rasio-rasio ini disebut rasio neraca (balance

  sheet ratio), karena baik pembilang maupun penyebut dalam setiap

  rasio berasal langsung dari neraca. Jenis kedua dari rasio meringkas beberapa aspek kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya dalam setahun. Rasio-rasio ini disebut sebagai rasio laporan laba rugi (income statement ratio) atau rasio laba rugi/neraca (income

  statement/balance sheet ratio). Adapun rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1) Rasio Likuditas (Liquidity Ratio)

  Rasio likuiditas biasa digunakan dalam melakukan analisis kredit karena likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas perusahaan adalah kreditor-kreditor jangka pendek seperti pemasok dan bankir. Rasio likuiditas menurut Horne (2005 : 206) adalah “rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya”.

  Untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya perusahaan memerlukan sejumlah kas yang cukup sebagaimana yang dikemukakan oleh Wild, et al (2005 : 9) “Likuiditas (liquiditty) merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dalam jangka pendek untuk memenuhi kewajibannya. Likuiditas bergantung pada arus kas perusahaan dan komponen aktiva lancar dan kewajiban lancarnya”. Rasio likuiditas dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Masing-masing rasio likuiditas mencerminkan perspektif yang berbeda dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas tersebut menurut Tampubolon (2005 : 36) “antara lain current

  ratio, quick ratio, absolute liquidity ratio”. Menurut Darsono (2005 : 52-

  53) “rasio likuiditas meliputi rasio lancar, quick test ratio, net working capital, defensive interval ratio”.

  Rasio likuidi R itas yang me enjadi fokus penelitian in ni adalah cu urrent ratio (CR) ). Rumus unt tuk menghit tung rasio lan ncar menuru ut Wild, et al l (2005:4)

  Rasio Solvab bilitas (Lever rage Ratio)

2) R

  P Perusahaan m memperoleh h sumber p endanaan d dari dua sum mber yaitu kredi itor dan pem megang saha am. Rasio le verage men nunjukkan be erapa besar perus sahaan dida anai oleh kr reditor dan p pemegang s saham. Rasi o leverage (rasio o utang) men nurut Horne e (2005 : 209 9) adalah “ra asio yang me enunjukkan sejau uh mana peru usahaan dib iayai oleh u tang”. Rasio o leverage d isebut juga rasio o solvabilitas s. Menurut D Darsono (20 005 : 54) ras sio leverage e atau rasio solva abilitas ada alah “rasio untuk men ngetahui ke mampuan p perusahaan dalam m membayar r kewajiban jika perusah haan tersebu ut dilikuidasi ”.

  Menurut Tam M mpubolon (2 2005 : 37) “p pada dasarny ya rasio leve erage yang lazim m digunakan n adalah debt t to net wort th, coverage e interest cha arges, total

  asset ts to net wor rth, fixed as ssets to net w worth, curre ent assets to net worth, inven ntory to net w worth, recei ivable to net t worth, liqui id assets to n net worth”.

  Ada dua rasio l leverage me enurut Horne e (2005 : 20 09) yaitu “r rasio utang terha adap ekuitas (debt to equ uity) dan rasi io utang terh hadap total a aktiva (debt

  to to tal assets ra tio)”.

  Rasio leverag R ge yang men njadi fokus p penelitian in i adalah deb bt to equity.

  Debt t to Equity R Ratio (DER) merupakan rasio yang m membanding gkan utang

  perus sahaan deng gan total eku uitas. DER m merupakan fi financial leve erage yang diper rtimbangkan n sebagai variabel k keuangan ka arena secar ra teoritis menu unjukkan r resiko suat tu perusaha aan sehing ga berdam mpak pada ketid dakpastian h harga saham . DER yang g tinggi mem mpunyai dam mpak yang buruk k terhadap kinerja peru usahaan kar rena tingkat t utang yan ng semakin tingg gi berarti be eban bunga akan semak kin besar yan ng berarti m mengurangi keun ntungan. Seb baliknya, tin ngkat DER y yang rendah h menunjukk kan kinerja yang g semakin b baik, karena a menyebab bkan tingka at pengemba alian yang sema akin tinggi. S Sehingga inv vestor cende erung memil lih saham de engan DER yang g rendah. R Rumus untu uk menghitu ung debt to equity rati io menurut Horn ne (2005 : 20 09)

  Rasio Aktivit tas (Activity Ratio)

3) R

  R Rasio aktivit tas sering ju uga disebut sebagai ras sio efisiensi atau rasio pema anfaatan akt tiva. Rasio a aktivitas (act tivity ratio) m menurut Hor rne (2005 : 212) adalah “ “rasio yang g menguku ur seberapa a efektif p perusahaan meng ggunakan be erbagai aktiv vanya”. Rasi io aktivitas a atau rasio pe emanfaatan aktiv va menurut W Wild, et al (2 2005 : 40) “y yang mengai itkan penjua alan dengan berba agai katego ori aktiva, merupakan n penentu p penting RO OI”. Rasio aktiv vitas dapat diklasifikas sikan menj adi rasio p perputaran kas (cash

  turno over), rasio perputaran piutang usa aha (account t receivable turnover),

  perpu utaran pers sediaan (inv ventory tur rnover), per rputaran mo odal kerja (wor rking capital l turnover), p perputaran a aktiva tetap ( (fixed assets s turnover), dan p perputaran to otal aktiva (t total assets t turnover).

  Rasio aktivit R tas yang me enjadi fokus dalam pene elitian ini ad dalah rasio perpu utaran total l aktiva (to otal assets turnover). Total assets s turnover menu urut Syamsu uddin (2000 0 : 73) “m mengukur be erapa kali to otal aktiva perus sahaan meng ghasilkan pe enjualan”, se edangkan me enurut Darso ono (2005 : 60) “ “kemampua an perusahaa an dalam m menggunakan n aktiva yan ng dimiliki untuk k menghasi ilkan penjua alan digamb barkan dala am rasio in i”. Rumus untuk k menghitun ng total asste es turnover m menurut Hor rne (2005 : 2 221)

  Rasio Profita abilitas (Prof fitability Rat tio)

4) R

  Rasio profita R abilitas meru upakan rasio o yang digun nakan untuk k mengukur seber rapa besar kemampuan n perusahaa an dalam m memperoleh laba baik dalam m hubungan nnya denga an penjualan n, assets m maupun mod dal sendiri. Deng gan kata la ain rasio in ni memberik kan ukuran mengenai efektifitas perus sahaan dala am memper roleh keuntu ungan. Ras io profitabi ilitas yang menj jadi fokus da alam penelit ian ini adala ah net profit margin.

  Net profit m N argin merup pakan rasio yang menun njukkan seb berapa baik

  perus sahaan telah h beroperas si selama t tahun terseb but. Rasio ini adalah perba andingan an ntara laba se etelah pajak dengan pen njualan bersi ih. Rumus untuk k menghitun ng net profit margin :

  Manfaat Ra asio Keuang gan

c. M

  Rasio keuan R ngan merup pakan hasil dari analis sis laporan keuangan, dima ana rasio ke euangan bias sanya digun nakan untuk mengevalua asi laporan keua angan denga an memband dingkan kine erja perusah haan di mas sa lalu dan masa a sekarang, sehingga ha arus digunak kan sebagai dasar intro ospeksi dan meni ingkatkan ki inerja perusa ahaan untuk k ke depanny ya. Dengan melakukan anali isis rasio lap poran keuang gan, maka in nformasi ya ang dibaca d dari laporan keua angan akan menjadi le ebih luas d dan lebih d dalam. Para a pemakai meng ggunakan an nalisis rasio laporan keu uangan untu uk memenuh hi beberapa kebu utuhan inform masi yang be erbeda. Beb berapa kebutu uhan itu mel liputi :

  1

1. Investor

  Para in nvestor me embutuhkan informas i untuk membantu m menentukan apakah har rus membel i, menahan, , atau menj jual saham berdasarkan b informasi y yang didapa atkan terseb but. Pemega ang saham ju uga tertarik k pada info ormasi yang g memungk kinkan untu uk menilai k kemampuan perusahaan untuk memb bayar devide en

  2. Manager Dengan menganalisa laporan keuangan, para manajer perusahaan akan dapat mengetahui posisi keuangan perusahaannya periode yang baru lalu, sehingga dapat menyusun rencana kerja yang lebih baik pada periode yang akan datang, memperbaiki sistem pengawasannya, dan menentukan sistem kebijakan sasaran-sasaran yang tepat. Bagi manajemen yang penting adalah laba yang dicapai cukup tinggi, cara kerja yang efisien aktiva aman, dan terjaga baik, struktur permodalan sehat, dan bahwa perusahaan mempunyai rencana yang baik mengenai hari depan, baik di bidang keuangan maupun di bidang operasi.

  3. Kreditor dan pemasok Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan dapat membantu para kreditor untuk memutuskan apakah jumlah terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Para kreditor juga berkepentingan terhadap keamanan kredit yang telah diberikan kepada perusahaan, mengetahui kondisi keuangan jangka pendek (likuiditas), solvabilitas, dan profitabilitas perusahaan sebelum mereka memutuskan untuk memberi dan memperluas kredit yang akan diajukan oleh perusahaan. Untuk kredit jangka panjang, analisa laporan keuangan terutama diperlukan untuk jaminan investasi, prospek keuntungan di masa depan, dan perkembangan perusahaan di masa depan.

  4. Karyawan Para karyawan dan serikat pekerja tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan akan memberikan jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

  5. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama jika mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan perusahaan

  6. Pemerintah Pemerintah yaitu aparatur negara dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya yang berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan aktivitas perusahaan dalam menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

  7. Masyarakat Perusahaan dapat mempengaruhi masyarakat dengan berbagai cara, misalnya: perusahaan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan bagi para penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi mengenai kecenderungan dan perkembangan terakhir mengenai perusahaan dan rangkaian aktivitasnya.

  Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis. Hal-hal tersebut akan membantu analisis dalam menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan sehingga dihasilkan kesimpulan yang lebih tepat. Syamsuddin (2000:40) mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis. ♦ Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah dinilai secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan

  ♦ Pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang sama. Tidaklah tepat kita membandingkan rasio finansial perusahaan A pada tahun 19X0 dengan rasio finansial perusahaan B pada tahun 19X1.

  ♦ Sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang telah daudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat

  ♦ Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama.

  Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis sebagaimana yang dikemukakan oleh Harahap (2006:298). ♦ Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan ♦ Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit ♦ Rasio mengetahui posisi perusahaan d tengah industri lain ♦ Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score) ♦ Rasio menstandarisasi size perusahaan ♦ Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lainnya atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series

  ♦ Dengan rasio lebih mudah

d. Keterbatasan Rasio Keuangan

  Sebagai alat analisis keuangan, analisi rasio keuangan juga memiliki keterbatasan atau kelemahan. Keterbatasan rasio keuangan yaitu sebagai berikut:

  1. Banyak perusahaan besar yang mengoperasikan beberapa divisi yang berbeda pada industri yang berbeda pula dan dalam keadaan seperti ini, sulit untuk mendapatkan rata-rata industri yang bisa digunakan sebagai pembanding yang tepat. Hal ini cenderung membuat analisis rasio lebih berguna bagi perusahaan kecil dengan bidang usaha yang lebih sempit daripada perusahaan besar dengan banyak divisi yang berbeda-beda.

  2. Hampir semua perusahaan ingin berprestasi di atas rata-rata walaupun perusahaan-perusahaan tersebut berada pada posisi di bawah rata-rata dan selebihnya berada di atas rata-rata, sehingga pencapaian prestasi rata-rata belum dapat dinyatakan baik.

  Perusahaan yang menargetkan prestasi yang tinggi dengan acuan yang terbaik adalah perusahaan dengan rasio keuangan yang sangat baik.

  3. Inflasi menyebabkan distorsi besar pada neraca. Nilai yang tercatat di neraca sering dan sangat berbeda dengan nilai sebenarnya. Lebih jauh lagi karena inflasi mempengaruhi baik beban penyusutan maupun biaya persediaan, maka laba juga tentu terpengaruh.

  Analisis rasio bagi perusahaan dari tahun ke tahun atau analisis komparatif atas perusahaan-perusahaan pada usia yang berbeda harus diinterpretasikan secara cermat dan penuh pertimbangan.

  4. Perbedaan antara praktik dengan operasi dapat menyebabkan distorsi dalam perbandingan. Seperti metode penilaian persediaan dan penyusutan dapat mempengaruhi laporan keuangan dan karena itu mendistorsikan perbandingan di antara perusahaan. Jika sebagian besar aktiva perusahaan adalah aktiva lease, mungkin tidak akan disajikan di dalam daftar hutang, karena itu leasing, bisa saja memperbagus rasio perputaran dan rasio hutang.

  5. Sulit untuk menetapkan secara pasti apakah suatu rasio baik atau buruk. Misalnya rasio lancar yang tinggi mungkin menunjukkan posisi likuiditas yang kuat, tetapi bisa juga menandakan adanya kas berlebih yang tentunya tidak baik bagi perusahaan karena tidak efektif dalam penggunaan kas.

4. Pengertian Laba

  Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Wild, et al (2005:25) mendefenisikan laba sebagai berikut:

  Laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan (atau penurunan) ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas.

  Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan (revenue), beban (expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Defenisi dari elemen- elemen laba tersebut telah dikemukakan oleh Financial Accounting Standard

  Board dalam Stice (2004 : 230). a. Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.

  b. Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.

  c. Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

  d. Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik. Informasi tentang komponen-komponen laba merupakan hal yang penting karena kita dapat mengetahui dari mana perusahaan memperoleh labanya.

  Informasi tentang komponen-komponen laba akan membantu pemakai laporan keuangan untuk memprediksi laba dan arus kas di masa depan.

5. Pengertian Pertumbuhan Laba

  Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Perusahaan pasti menginginkan adanya peningkatan laba yang diperoleh dalam setiap tahunnya. Pertumbuhan laba adalah peningkatan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adapun pertumbuhan laba yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba relatif. Menurut Machfoedz (2004:40) “Pertumbuhan laba relatif le ebih represe entatif diban ndingkan d engan pertu umbuhan lab ba absolut karena p penggunaan n pertumbuh han laba re elatif akan mengurangi i pengaruh ukuran p perusahaan” ”. Pertumbuh han laba bi iasanya diny yatakan dala am bentuk persenta se.

  Di mana : = pertu umbuhan laba a pada perio ode tertentu

  = laba p perusahaan i i pada period de t

  = laba p perusahaan i p pada periode t t-1

  Pertu umbuhan lab ba dapat digu unakan untu uk menilai ba agaimana ki nerja suatu perusaha aan. Menuru ut Stice, e et al (2004 : 225-226 6) “Riset m mendukung pernyata aan FASB b bahwa indik kator terbaik k atas kine erja adalah laba. Jadi, memaha ami laba, ap pa yang diu ukur oleh la aba dan kom mponen-kom mponennya adalah p penting untu uk dapat m memahami d dan mengin nterpretasika an keadaan keuangan n suatu pe erusahaan”. Menurut Ik katan Akun ntan Indone sia (2007) “pengha silan bersih (laba) serin ngkali digun nakan sebag ai ukuran k kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yan ng lain sepe erti imbalan n investasi (return on

  investme ent) atau pen nghasilan per r saham (ear rnings per sh hare)”.

  Pada a umumnya a kinerja m manajer per rusahaan d iukur dan dievaluasi berdasar rkan laba yang dipe eroleh. Ban nyak manaj jer yang melakukan manajem men laba ag gar kinerja mereka ter rlihat baik. Tindakan m manajemen tersebut dapat merugikan pemegang saham. Pemegang saham mengharapkan kinerja perusahaan mengalami peningkatan yang ditandai dengan peningkatan laba karena peningkatan laba akan meningkatkan pengembalian kepada pemegang saham.

  Pertumbuhan laba yang diperoleh perusahaan sangat penting bagi pemakai laporan keuangan karena dengan mengetahui pertumbuhan laba, mereka dapat menentukan apakah terdapat peningkatan atau penurunan kinerja keuangan suatu perusahaan.

  Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan komponen-komponen dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang disebabkan oleh perubahan komponen laporan keuangan misalnya perubahan penjualan, perubahan harga pokok penjualan, perubahan beban operasi, perubahan beban bunga, perubahan pajak penghasilan, adanya perubahan dalam pos-pos luar biasa, dan lain-lain. Perubahan laba dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor luar seperti adanya peningkatan harga akibat inflasi dan adanya kebebasan manajerial (manajerial discreation) yang memungkinkan manajer memilih metode akuntansi dan membuat estimasi yang dapat meningkatkan laba.

6. Jenis-Jenis Laba

  a. Laba Kotor

  Menurut Wild, et al (2005 : 120) laba kotor merupakan “pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”. Apabila hasil penjualan barang dan jasa tidak dapat menutupi beban yang langsung terkait dengan barang dan jasa tersebut atau harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan tersebut untuk bertahan.

  b. Laba Operasi

  Menurut Stice, et al (2004 : 243) “laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi”. Laba operasi menunjukkan seberapa efisien dan efektif perusahaan melakukan aktivitas operasinya.

  c. Laba Sebelum Pajak

  Laba sebelum pajak menurut Wild, et al (2005:25) merupakan “laba dari operasi berjalan sebelum cadangan untuk pajak penghasilan”.

  d. Laba dari operasi Berjalan

  Laba dari operasi berjalan menurut Wild, et al (2005:25) merupakan “laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak”.

e. Laba Bersih

  Laba atau rugi bersih menurut Stice, et al (2004:258) adalah “laba atau rugi operasi berkelanjutan dikombinasikan dengan hasil operasi yang dihentikan, pos luar biasa, dan pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi, memberi pemakai laporan ikhtisar pengukuran kinerja perusahaan untuk periode berjalan”.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu memberikan hasil yang tidak konsisten.

  Ringkasan tinjauan penelitian terdahulu ditampilkan dalam table dibawah ini:

TABEL 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

  Nama Judul Variabel yang Hasil Penelitian digunakan Dwi Puji Pengaruh Pertumbuhan Current Ratio, Debt Pertumbuhan Lestari Likuiditas, Leverage, dan To Total Assets, dan likuiditas, leverage, (2002) Aktivitas Terhadap Total Assets Turnover dan aktivitas Pertumbuhan Laba (Studi Kasus perusahaan pada Perusahaan Manufaktur berpengaruh secara yang Terdaftar di Bursa Efek signifikan baik secara Jakarta Tahun 1999-2001) parsial maupun secara bersama-sama. Lina Kemampuan Rasio Keuangan Current ratio, gross Rasio yang dapat Purnawati (2005) dalam Memprediksi Perubahan Laba profit margin, operating profit margin, net income to sales, return on equity, inventory turnover, total asset turnover, sales to current liabilities digunakan sebagai predictor perubahan laba adalah inventory turnover, total asset turnover, net income to sales, dan sales to current liabilities.

  Epri Ayu Hapsari (2007) Analisis Rasio Keuangan untuk

  Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta working capital to total asset, current liabilities to inventory, operating income to total assets, total asset turnover, net profit margin dan gross profit margin

  Secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap prediksi pertumbuhan laba. Secara parsial hanya total asset turnover, net profit margin dan gross profit margin yang berpengaruh signifikan terhadap prediksi pertumbuhan laba. Meilina Sari (2008) Pengaruh Rasio Keuangan

  Terhadap Laba pada Perusahaan Manufaktur Industri Barang Konsumen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

  Current Ratio, Debt Ratio Total Asset Turnover, Return on Equity, dan Gross Profit Margin

  Secara simultan, Current Ratio, Total Asset Turnover, Return on Equity, dan Gross Profit Margin berpengaruh terhadap perubahan laba. Secara parsial, hanya variabel Debt Ratio yang berpengaruh secara signifikan, sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba

  Sumber : Data diolah penulis 2013

C. Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah penulis identifikasikan sebagai masalah penting. Dalam hal ini yang menjadi variabel independen adalah rasio keuangan yang terdiri dari rasio lancar (current ratio), rasio hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio), rasio perputaran total aktiva

  (total assets turnover), dan margin laba bersih (net profit margin). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba.

  

Current Ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan

membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang tersedia.

  Semakin tinggi current ratio maka semakin likuid dan semakin mudah memperoleh pendanaan dari kreditor maupun investor untuk memperlancar kegiatan operasionalnya sehingga laba juga mengalami pertumbuhan atau peningkatan.

  Debt to Equity Ratio adalah rasio yang membandingkan utang perusahaan

  dengan total ekuitas. tingkat debt to equity ratio yang rendah menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena menyebabkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi. Sehingga investor cenderung memilih saham dengan debt to equity ratio yang rendah.

  Total Assets Turnover adalah rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan total

  aktiva untuk menghasilkan penjualan. total assets turnover sebanding dengan

  current ratio, semakin tinggi total assets turnover maka semakin efisien

  perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan dan laba perusahaan juga dapat meningkat.

  Net Profit Margin adalah rasio yang menunjukkan seberapa baik perusahaan

  telah beroperasi selama tahun tersebut. Rasio ini adalah perbandingan antara laba setelah pajak dengan penjualan bersih. Net profit margin juga sangat diharapkan oleh manajemen perusahaan mengalami kenaikan, semakin tinggi net profit margin maka laba perusahaan juga akan semakin bertambah.

  Berdasarkan uraian diatas maka dapat digambarkan skema kerangka konseptual sebagai berikut:

  CURRENT RATIO (X1) H1

  TOTAL DEBT TO EQUITY RATIO (X2) PERUBAHAN LABA H2

  (Y) H3

  TOTAL ASSET TURN OVER (X3) H4

  NET PROFIT MARGIN (X4)

Gambar 2.1 Kerangka konseptual

D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 2004:51). Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kerangka konseptual, maka penelitian hipotesis sebagai berikut: H1 : Current ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. H2 : Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. H3 : Total Asset Turnover berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. H4 : Net Profit Margin berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. H5 : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Net Profit Margin berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba.

Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 82 95

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksikan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 58 100

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

9 131 88

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Tahun 2006-2008

2 29 131

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 58 103

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 59 111

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Prediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 26 110

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan - Pengaruh Inventory TurnoverRatio Dan Debtors’ TurnoverRatio Terhadap Gross ProfitMargin: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perataan Laba - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba Pada Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis - Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

0 0 44