Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksikan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
SKRIPSI
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSIKAN
PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
OLEH:
KATRIN SISKA SIMAMORA
100503113
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
(2)
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksikan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Juli 2014 Yang membuat pernyataan
Katrin Siska Simamora NIM. 100503113
(3)
ABSTRAK
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSIKAN PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh rasio keuangan yang diwakili dengan Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Operating Profit Margin Ratio (OPM), Return On Asset (ROA), Inventory Turnover (IT) dan Total Asset Turnover (TATO) terhadap Pertumbuhan Laba baik secara parsial maupun simultan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode 2009 hingga 2013.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2009 hingga 2013. Setelah melewati tahap purposive sampling, maka sampel yang layak digunakan sebanyak 46 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI . Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda menggunakan SPSS versi 20.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel DER dan ROA berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba tetapi variabel CR, OPM, IT dan TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Sedangkan hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa variabel CR, DER, OPM, ROA, IT, dan TATO berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.
Kata kunci: Pertumbuhan Laba, Current Ratio (CR), Operating Profit Margin (OPM), Return On Asset (ROA),Inventory Turnover (IT), dan Total Asset Turnover (TATO)
(4)
ABSTRACT
ANALYSIS FINANCIAL RATIO TO PREDICT PROFIT GROWTH IN MANUFACTURING COMPANIES
LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
The objectives of this study was to test and analyze the influence of financial ratio that represented by Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Operating Profit Margin (OPM), Return On Asset (ROA), Inventory Turnover (IT) and Total Asset Turnover (TATO) to Financial Growth either partially or simultaneously on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Indonesian Stock Exchange period 2009 to 2013
The population in this study is the entire manufacturing companies that listed in the Indonesian Stock Exchange period 2009 to 2013. After passed the purposive sampling phase, the number of valid sample is 46 Manufacturing Firms that listed in Indonesian Stock Exchange (BEI). Source of data in this study is secondary data obtained from the official site of Indonesian Stock Exchange (BEI) i used SPSS version 20 software.
The result of this research indicate that partially DER and ROA variables significantly influence to Financial Growth, but CR, OPM, IT and TATO variables not significantly influence to Financial Growth. Meanwhile, the result of this research indicate that simultaneously CR, DER, OPM, IT and TATO significantly influence to Financial Growth.
Keywords: Financial Growth, Current Ratio (CR), Operating Profit Margin (OPM), Return On Asset (ROA), Inventory Turnover (IT), and Total Asset Turnover (TATO)
(5)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas kebaikan dan kemurahanNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksin Pertumbuhan Laba Pada Perusahan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sumatera Utara.
Di dalam penulisan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dalam bentuk materiil ataupun spiritual, serta dukungan dari pihak yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran demi tersusunnya skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung, antara lain kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(6)
4. Ibu Dra. Naleni Indra, M.M., Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, serta pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak. selaku Pembanding yang memberikan koreksi serta petunjuk dan saran sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi.
6. Kedua orang tua, L.Simamora dan F.Nainggolaan dan adik- adikku yang tercinta, Maria Oktavina, Yolanda, Yonathan Amindito dan Michael beserta seluruh keluarga penulis yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual yang sangat besar, tulus, ikhlas serta selalu mendoakan dan memberikan motivasi yang tiada henti, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
7. Teman- teman terdekat, Betty, Astry, Kak Vero, Vevy, Rona, Dini dan Sarah yang selalu mendoakan, memberikan dukungan, menemani di saat suka maupun duka selama masa perkuliahan khususnya saat penyusunan skripsi ini.
8. Teman- teman angkatan 2010 departemen Akuntansi S-1 yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan serta motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yesus senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan. Penulis menyadari
(7)
bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa sangat dibutuhkan penulis dari segenap pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kepada peneliti lain mungkin dapat mengembangkan hasil penelitian ini pada ruang lingkup yang lebih luas dan analisis yang lebih tajam. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca. Terimakasih.
Medan, Juli 2014 Penulis
Katrin Siska Simamora NIM. 100503113
(8)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 667 2.1 Landasan Teoritis Laba ... 7
2.1.1 Laba ... 7
2.1.2 Pertumbuhan Laba ... 7
2.1.3 Analisis Pertumbuhan Laba ... 9
2.1.4 Laporan Keuangan ... 10
2.1.5 Analisis Laporan Keuangan ... 12
2.1.6 Analisis Rasio Keuangan ... 14
2.1.7 Penggolongan Rasio Keuangan... 16
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24
2.3 Kerangka Konseptual ... 27
(9)
BAB 3 METODE PENELITIAN ... 10111131
3.1 Desain Penelitian ... 31
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 31
3.3 Populasi dan Sampel ... 32
3.3.1 Populasi ... 32
3.3.2 Sampel ... 32
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 33
3.4.1 Variabel Dependen ... 33
3.4.2 Variabel Independen ... 34
3.5 Teknik Analisis Data ... 36
3.5.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 36
3.5.1.1 Uji Normalitas Data ... 36
3.5.1.2 Uji Multikolinearitas ... 38
3.5.1.3 Uji Autokorelasi ... 39
3.5.1.4 Uji Heteroskedastisitas ... 40
3.5.2Metode Regresi Linier Berganda ... 41
3.5.3 Pengujian Hipotesis ... 42
3.5.3.1 Koefisien Determinasi ... 42
3.5.3.2 Uji Signifikansi Simultan ... 42
3.5.3.3 Uji Signifikansi Parsial ... 43
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 45
4.1 Data Penelitian ... 45
4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 45
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 45
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 48
4.2.2.1 Uji Normalitas ... 48
(10)
4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 54
4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 55
4.2.3 Analisis Regresi Berganda ... 56
4.2.3.1 Koefisien Determinasi ... 57
4.2.4.2 Uji Statistik F ... 58
4.2.4.2 Uji Statistik F ... 59
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
5.1 Kesimpulan ... 64
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 65
5.3 Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA 68
(11)
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu...26
Tabel 3.1 Identifikasi Variabel ... 36
Tabel 3.2 Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson ... 40
Tabel 4.1 Descriptive Statistics ... 46
Tabel 4.2 Uji Kolmogorov- Smirnov ... 50
Tabel 4.3 Uji Kolmogorov- Smirnov (setelah transformasi Ln) ... 52
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 53
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson ... 55
Tabel 4.6 Hasil Koefisien Determinasi ... 57
Tabel 4.7 Hasil Uji F ... 58
(12)
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 27
Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 49
Gambar 4.2 Normal Probability Plot ... 49
Gambar 4.3 Grafik Histogram (Data LN) ... 51
Gambar 4.4 Normal Probability Plot (Data LN) ... 52
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman Lampiran 1 Populasi dan Sampel Penelitian...71 Lampiran 2 Nilai Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di BEI tahun 2009-2013 ... 74 Lampiran 3 Nilai CR Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di BEI tahun 2009-2013 ... 75 Lampiran 4 Nilai DER Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di BEI tahun 2009-2013 ... 76 Lampiran 5 Nilai OPM Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di BEI tahun 2009-2013 ... 77 Lampiran 6 Nilai ROA Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di BEI tahun 2009-2013 ... 78 Lampiran 7 Nilai IT Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di BEI tahun 2009-2013 ... 79 Lampiran 8 Nilai TATO Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di BEI tahun
2009-2013...80
(14)
ABSTRAK
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSIKAN PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh rasio keuangan yang diwakili dengan Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Operating Profit Margin Ratio (OPM), Return On Asset (ROA), Inventory Turnover (IT) dan Total Asset Turnover (TATO) terhadap Pertumbuhan Laba baik secara parsial maupun simultan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode 2009 hingga 2013.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2009 hingga 2013. Setelah melewati tahap purposive sampling, maka sampel yang layak digunakan sebanyak 46 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI . Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda menggunakan SPSS versi 20.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel DER dan ROA berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba tetapi variabel CR, OPM, IT dan TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Sedangkan hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa variabel CR, DER, OPM, ROA, IT, dan TATO berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.
Kata kunci: Pertumbuhan Laba, Current Ratio (CR), Operating Profit Margin (OPM), Return On Asset (ROA),Inventory Turnover (IT), dan Total Asset Turnover (TATO)
(15)
ABSTRACT
ANALYSIS FINANCIAL RATIO TO PREDICT PROFIT GROWTH IN MANUFACTURING COMPANIES
LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
The objectives of this study was to test and analyze the influence of financial ratio that represented by Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Operating Profit Margin (OPM), Return On Asset (ROA), Inventory Turnover (IT) and Total Asset Turnover (TATO) to Financial Growth either partially or simultaneously on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Indonesian Stock Exchange period 2009 to 2013
The population in this study is the entire manufacturing companies that listed in the Indonesian Stock Exchange period 2009 to 2013. After passed the purposive sampling phase, the number of valid sample is 46 Manufacturing Firms that listed in Indonesian Stock Exchange (BEI). Source of data in this study is secondary data obtained from the official site of Indonesian Stock Exchange (BEI) i used SPSS version 20 software.
The result of this research indicate that partially DER and ROA variables significantly influence to Financial Growth, but CR, OPM, IT and TATO variables not significantly influence to Financial Growth. Meanwhile, the result of this research indicate that simultaneously CR, DER, OPM, IT and TATO significantly influence to Financial Growth.
Keywords: Financial Growth, Current Ratio (CR), Operating Profit Margin (OPM), Return On Asset (ROA), Inventory Turnover (IT), and Total Asset Turnover (TATO)
(16)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan informasi yang menunjukkan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang telah lalu dan prospeknya dimasa mendatang, laporan keuangan disusun bagi pemakai laporan keuangan agar dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu hal yang penting dalam penilaian prestasi perusahaan adalah kondisi keuangannya.
Tujuan umum pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi (Ghozali dan Chariri, 2007). Pemakai laporan keuangan dibagi menjadi 2, yaitu pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal yaitu karyawan dan manajemen perusahaan, sedangkan pihak eksternal yaitu investor, kreditor, pemasok, pelanggan dan lembaga pemerintah. Bagi investor, laporan keuangan dapat memberi informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan investasi, yaitu menanamkan modal (bagi investor baru), dan menahan investasi atau melepas investasi (bagi investor lama). Investor membutuhkan informasi yang berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan membayar dividen. Keuntungan yang diterima oleh investor dari investasinya akan sebanding dengan resiko yang terkandung di dalamnya. Masa mendatang penuh dengan
(17)
ketidakpastian, hal ini menyebabkan dibutuhkan kemampuan untuk memprediksi keadaan mendatang sehingga dapat memperkecil resiko investasi.
Laba pada umumnya dipakai sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai dalam suatu perusahaan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan investasi, dan prediksi untuk meramalkan pertumbuhan laba yang akan datang yang akan berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dan calon investor yang akan menanamkan modalnya ke dalam perusahaan. Laba bisa menjelaskan kinerja perusahaan selama satu periode di masa lalu. Informasi ini tidak saja ingin diketahui oleh manajer tetapi juga investor dan pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemerintah dan kreditur. Laba yang diperoleh perusahaan untuk tahun yang akan datang tidak dapat dipastikan, maka perlu adanya suatu prediksi pertumbuhan laba.
Pertumbuhan laba adalah perubahan persentase kenaikan laba yang diperoleh perusahaan. Pertumbuhan laba akan berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dan calon investor yang akan menanamkan modalnya kedalam perusahaan, dimana laba merupakan indikator untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan. Pertumbuhan kenaikan atau penurunan itu akan mempengaruhi kebijakan keuangan untuk kegiatan selanjutnya, seperti kebijakan mengenai deviden, pembayaran utang, penyisihan, investasi, dan menjaga kelangsungan kegiatan perusahaan. Pertumbuhan laba perusahaan juga sangat dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk kondisi ekonomi seperti terjadinya inflasi dan
(18)
nilai tukar rupiah. Krisis global yang terjadi di tahun 2008 pasti mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan di Indonesia melemahnya nilai tukar rupiah menjadi ancaman bagi perusahaan besar yang melakukan kegiatan ekspor dan impor. Begitu banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba membuat prediksi pertumbuhan laba sangat luas dan harus memperhatikan banyak kondisi tetapi dalam penelitian ini pertumbuhan laba hanya dilihat dari segi kondisi keuangan perusahaan. Hal tersebut mungkin kurang dapat menginterpretasikan pertumbuhan laba dalam jangka lama tetapi penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah kondisi dari dalam perusahaan sudah dapat memprediksi pertumbuhan laba lewat analisis laporan keuangan.
Ada berbagai macam teknik analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis dan menilai kondisi keuangan perusahaan serta prospek pertumbuhan labanya (Djarwanto 2009:61). Salah satu alternatif untuk mengetahui apakah informasi keuangan yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk memprediksi pertumbuhan laba, termasuk kondisi keuangan di masa depan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan berguna untuk mengindikasikan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu perusahaan. Selain analisis rasio-rasio keuangan, laba dan ukuran perusahaan juga dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba pada periode mendatang (Dwimulyani dan Shirley, 2007:44).
Penelitian tentang analisis rasio keuangan telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu berupa riset dalam jurnal ekonomi maupun dalam
(19)
penyusunan skripsi. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Susilawaty (2010) menunjukkan bahwa current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on assets tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil yang berbeda ditunjukkan dalam penelitian Sinaga (2010) yang membuktikan bahwa current ratio dan total assets turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Penelitian yang dilakukan Aminatuzzahra (2010) mendukung penelitian Sinaga yang menunjukkan bahwa current ratio, debt ratio, total assets turnover berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Penelitian selanjutnya yang dilakukan Itasabella (2011) menunjukkan hasil yang mendukung penelitian Susilawaty bahwa current ratio, debt ratio, total assets turnover dan operating profit margin tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba.
Berdasarkan adanya kebutuhan prediksi pertumbuhan laba dan hasil yang masih beragam diantara penelitian terdahulu maka peneliti ingin melakukan pengujian untuk menelaah kembali pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah tahun pengamatan yang dimulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, return on assets, inventory turnover, dan total asset turnover. Dalam penelitian ini, perusahaan manufaktur dijadikan sebagai objek penelitian karena perusahaan manufaktur memiliki sektor dan subsektor yang sangat variatif dan dapat mewakili semua
(20)
jenis perusahaan yang ada di BEI karena perusahaan manufaktur memiliki populasi mayoritas dari perusahaan dagang maupun jasa, selanjutnya penelitian ini diberi judul Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksikan Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI.
1.2 Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:Apakah current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, return on assets, inventory turnover, dan total assets turnover berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur di BEI?
1.3 Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin diambil dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, return on assets, inventory turnover, dan total assets turnover berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur di BEI.
(21)
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk memahami rasio keuangan dan pertumbuhan laba khususnya pada perusahaan manufaktur.
2. Bagi investor, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan-keputusan keuangan yang menyangkut investasi pada perusahaan emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Bagi pihak lain, untuk menjadi bahan masukan dalam memahami pertumbuhan laba dan sebagai bahan refrensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya pada bidang analisis laporan keuangan.
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Laba
Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Terdapat banyak penjelasan mengenai pengertian laba yang dijelaskan oleh para ahli. Seperti Harahap (2005:263):
Laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.
Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 25) mendefenisikan:
Laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan (atau penurunan) ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas.
Selanjutnya Financial Accounting Standard Board dalam Stice, Stice dan Skousen (2004 : 230) menjelaskan laba terdiri dari empat elemen
(23)
utama yaitu pendapatan (revenue), beban (expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Defenisi dari elemen-elemen laba tersebut yaitu:
a.Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.
b.Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.
c. Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.
d. Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.
2.1.2 Pertumbuhan Laba
Indikasi pertumbuhan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih. Laba bersih adalah laba yang dihasilkan setelah dikurangi dengan kerugian-kerugian diluar usaha serta pajak penghasilan. Pemilihan laba bersih karena dianggap mencerminkan fokus kinerja perusahaan yang penting. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba bersih periode sekarang dengan laba bersih pada periode sebelumnya. Secara matematis dituliskan:
(24)
Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan-perubahan komponen yang ada dalam laporan keuangan misalnya perubahan penjualan, perubahan harga pokok penjualan, perubahan pajak penghasilan, perubahan beban bunga, maupun perubahan pos-pos luar biasa, dan lain-lain. Perubahan laba juga dipengaruhi faktor-faktor dari luar seperti peningkatan harga akibat inflasi, kebebasan manajemen (managerial discrection) yang memungkinkan manajer memilih metode akuntansi dan metode penyusutan yang diperkirakan dapat meningkatkan laba. Menurut Hanafi dan Halim (dalam Haryanti, 2007) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1. Besarnya perusahaan.
Semakin besar suatu perusahaan maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi.
2. Umur perusahaan.
Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam meningkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah. 3. Tingkat leverage.
Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.
4. Tingkat penjualan.
Semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang maka pertumbuhan laba akan semakin tinggi juga
5. Perubahan masa lalu.
Semakin besar perubahan masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.
2.1.3 Analisis Pertumbuhan Laba
Menurut Anoraga dan Pakarti (dalam Angkoso,2006) ada dua macam analisis untuk menentukan pertumbuhan laba yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal:
(25)
1. Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak dan sebagainya. Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi dan resiko yang harus ditanggung.
Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut dengan company analysis. Data yang digunakan adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis. Dalam company analysis para analis akan menganalisis laporan keuangan perusahaan yang salah satunya dengan rasio keuangan. Para analis fundamental mencoba memprediksikan pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengestimasi faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi pertumbuahan laba yang akan datang, yaitu kondisi ekonomi dan kondisi keuangan yang tercermin melalui kinerja perusahaan.
2. Analisis Teknikal
Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya data atau catatan pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya untuk memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengamati perubahan laba di masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.
Dalam hal ini analisis yang digunakan adalah analisis fundamental. Analisis fundamental merupakan analisis yang berkaitan dengan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diketahui melalui rasio keuangan.
2.1.4 Laporan Keuangan
Laporan Keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
(26)
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009:7):
Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Menurut Munawir (2004:2) pengertian laporan keuangan “pada dasarnya hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan tata atau aktivitas perusahaan tersebut”. Sehingga disimpulkan laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang disajikan secara terstruktur sehingga dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh perusahaan selama kurun waktu tertentu.
Standar Akuntansi Keuangan (2009:8) menjelaskan laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut:
1. laporan posisi keuangan pada akhir periode; 2. laporan laba rugi komprehensif selama periode 3. laporan perubahan ekuitas selama periode; 4. laporan arus kas selama periode;
5. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya; dan
(27)
6. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
2.1.5 Analisis Laporan Keuangan
Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya dilakukan untuk menilai prospek dan resiko perusahaan. Prospek untuk menilai keuntungan (profitabilitas) sedangkan resiko untuk menilai apakah perusahaan tersebut sedang mengalami kesulitan atau tidak.
Djarwanto (2004:59) menjelaskan:
analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya
Tunggal (2000:22) mendefinisikan analisis laporan keuangan sebagai “suatu proses untuk membantu memecahkan dan sekaligus menjawab masalah-masalah yang timbul dalam suatu organisasi perusahaan maupun organisasi yang tidak bertujuan untuk memperoleh laba”.
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari analisis laporan keuangan adalah untuk menilai performa perusahaan. Namun analisis laporan keuangan juga memiliki tujuan khusus yang dapat ditinjau dari berbagai pokok yang berkepentingan atas perusahaan. Perbedaan kepentingan akan membawa perbedaan dalam cara menganalisis
(28)
laporan keuangan tersebut. Sehingga analisis laporan keuangan akan tergantung pada kepentingan masing-masing pihak. Djarwanto (2004:60) menjelaskan berbagai tujuan analisis laporan keuangan ditinjau dari berbagai sudut kepentingan yaitu:
Dari sudut pandang manajemen yang penting adalah bahwa laba yang dicapai cukup tinggi, cara kerja cukup efisien, aktiva aman dan terjaga, struktur permodalan sehat, dan perusahaan mempunyai rencana yang baik mengenai masa depan perusahaan. Sedangkan bagi pemegang saham, dalam menilai keberhasilan manajemen dalam memimpin perusahaan, perhatian terutama ditujukan pada kemampuan perusahaan membayar dividen dan bunga yang dihasilkan dari investasi. Pihak lain seperti kreditur, yang penting adalah likuiditas perusahaan dan prospek ekonomi perusahaan. Bagi pemerintah, analisis laporan keuangan berpengaruh untuk penarikan pajak sebagai salah satu sumber anggaran belanja, kesempatan kerja bagi masyarakat.
Menurut Djarwanto (2004:61) ada beberapa macam teknik analisis laporan keuangan yang dapat dibuat:
1.Analisis perbandingan neraca, laporan laba rugi, dan laporan laba ditahan dengan menunjukkan:
a.data absolut (jumlah dalam rupiah)
b.kenaikan dan penurunan dalam jumlah rupiah c.kenaikan dan penurunan dalam persen
d.perbandingan yang dinyatakan dalam mrasio e.persentase dari total
2.Analisis perubahan modal kerja
3.Analisis trend dari rasio unsur-unsur neraca dandata operasi yang ada kaitannya
4.Analisis persentase per komponen dari neraca dan laporan laba rugi
5.Analisis rasio yang memperlihatkan hubungan beberapa unsur neraca, laporan laba-rugi, dan kedua laporan keuangan tersebut. 6.Analisis perbandingan dengan rasio industri
7.Analisis perubahan pendapatan neto atau analisis perubahan laba bruto
(29)
Kasmir (2009:69) menyebutkan terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu:
1.Analisis Vertikal: merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui
2.Analisis Horizontal: merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis iniakan terlihat perkembangan perusahaan periode yang satu ke periode yang lain
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari analisis horizontal jika dibandingkan dengan analisis vertikal. Dalam analisis horizontal, akan terlihat jika terjadi perubahan-perubahan terhadap komponen laporan keuangan dari periode ke periode lain sedangkan dalam anlisis vertikal tidak terlihat. Analisis horizontal juga mempermudah kita mengambil keputusan tentang hal yang perlu dilakukan jika perubahan terjadi. 2.1.6 Analisis Rasio Keuangan
Pengertian analisis rasio keuangan menurut Weston (1995:225):
Analisis rasio keuangan memberikan kerangka hubungan antar pos-posneraca dan perhitungan laba rugi, memungkinkan seseorang menelusurisejarah suatu perusahaan dan menilai posisi keuangannya saat ini, sertamemungkinkan bagi manajer keuangan memperkirakan reaksi kreditur atau investor terhadap keadaan keuangan perusahaan dan dengan demikiandapat mencari cara-cara yang tepat untuk mendapatkan dana
Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibandingkan teknik analisis lainnya.
(30)
1.rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca atau ditafsirkan;
2.merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit;
3.mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain;
4.sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score);
5.menstandarisir size perusahaan;
6.lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series;
7.lebih mudah dalam melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Selain memiliki keunggulan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, rasio keuangan belum bisa dipastikan menjamin kondisi dan posisi keuangan yang sebenarnya. Hal itu terjadi karena rasio-rasio keuangan juga memiliki kelemahan. Weston (dalam Kasmir, 2009:117) menyebutkan kelemahan rasio keuangan:
1.Data keuangan disusun dari data akuntansi. Kemudian data tersebut ditafsirkan dengan berbagai macam cara, misalnya perusahaan menggunakan:
-metode penyusutan yang berbeda untuk menentukan nilai penyusutan terhadap aktivanya sehingga menghasilkan nilai penyusutan setiap periode juga berbeda, atau
- penilaian sediaan yang berbeda
2.Prosedur pelaporan yang berbeda, mengakibatkan laba yang dilaporkan berbeda pula, tergantung prosedur pelaporan keuangan tersebut
(31)
3.Adanya manipulasi data, artinya dalam menyusun data pihak penyusun tidak jujur dalam memasukkan angka-angka ke laporan keuangan yang mereka buat. Akibatnya hasil perhitungan rasio keuangan tidak menunjukkan hasil yang sesungguhnya.
4.Perlakuan pengeluaran untuk biaya-biaya antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya berbeda. Misalnya biaya riset dan pengembangan, biaya perencanaan pensiun, merger, jaminan kualitas pada barang jadi dan cadangan kredit macet.
5.Penggunaan tahun fiskal yang berbeda, juga dapat menghasilkan perbedaan.
6.Pengaruh musiman mengakibatkan rasio komperatif akan ikut berpengaruh
7.Kesamaan rasio keuangan yang telah dibuat dengan standar industri belum menjamin perusahaan berjalan normal dan telah dikelola dengan baik.
2.1.7 Penggolongan Rasio Keuangan
Rasio (atau sering juga disebut nisbah) finansial atau rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (laporan posisi keuangan, laporan laba/rugi, laporan arus kas). Rasio keuangan menurut Riyanto (2001:329) ialah “ukuran yang digunakan dalam interpretasi dananalisis laporan finansial suatu perusahaan”. Rasio keuangan menurut Horne (dalam Kasmir, 2008:104) ialah “indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya”. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Weston (dalam Kasmir, 2009: 106) menggolongkan rasio keuangan ke dalam enam kelompok rasio yaitu: likuiditas, solvabilitas, aktivitas, profitabilitas, pertumbuhan, dan penilaian. Harahap (2013:301) rasio
(32)
keuangan yang sering digunakan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/rentabilitas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio pertumbuhan, market based, dan rasio produktivitas. Secara umum, rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas atau sering disebut dengan rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya dengan membandingkan komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar dengan passiva lancar. Weston (dalam Kasmir 2009:129) menyebutkan “rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya”. Gill (dalam Kasmir 2009:130) menyebutkan bahwa “rasio likuiditas mengukur jumlah kas atau jumlah investasi yang dapat dikonversikan atau diubah menjadi kas untuk membayar pengeluaran, tagihan, dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo”. Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak eksternal maupun internal. Sudana (2011:21) untuk mengukur rasio likuiditas digunakan:
(33)
a.current ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, b.quick ratio atau acid test ratio mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar utang lancar dengan menggunakan aktiva lancar dikurang persediaan karena kurang likuid,
c.cash ratio mengukur kemampuan kas dan surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk menutup utang lancar.
Dalam penelitian ini digunakan current ratio untuk mengukur likuiditas.
������������= ������ �������
������� ���������
Semakin besar rasio ini berarti semakin likuid perusahaan.
2. Rasio Solvabilitas
Perusahaan memperoleh pendanaan dari dua sumber yaitu modal sendiri dan pinjaman. Perusahaan dapat memilih dana dari salah satu sumber tersebut atau kombinasi dari keduanya. Setiap sumber dana memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Oleh karena itu, mengingat penggunaan salah satu dari dana tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, perlu disiasati agar dapat saling menunjang. Caranya adalah dengan melakukan kombinasi dari masing-masing jumlah sumber dana. Kombinasi dari penggunaan dana pinjaman atau utang dikenal dengan nama rasio solvabilitas
(34)
atau rasio leverage. Horne (2005:209) mengatakan “rasio leverage adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang”. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas rasio leverage/solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan tersebut dibubarkan (dilikuidasi). Untuk mengukur rasio leverage digunakan: a.debt ratio mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang
untuk membiayai aktiva perusahaan.
b.Times interest earned ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar beban tetap berupa bunga dengan menggunakan EBIT (Earning Before Interest and Taxes)
c.Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan. Rasio ini juga menunjukkan kemampuan untuk memperoleh pinjaman yang baru. d.Long term debt to equity ratio mengukur besar kecilnya
penggunaan utang jangka panjang dibandingkan dengan modal sendiri perusahaan.
Pada penelitian ini menggunakan debt to equity ratio untuk mengukur solvabilitas.
�����������������=���������
(35)
Semakin tinggi debt to equity ratio semakin aman posisi perusahaan dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman. Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang besar untuk mencari pinjaman maka perusahaan mempunyai kesempatan yang tinggi untuk memperoleh laba dengan memanfaatkan secara optimal pinjaman tersebut dalam kegiatan usahanya. Tetapi jika pinjaman tidak digunakan seoptimal mungkin maka semakin besar jumlah modal pinjaman perusahaan akan menyebabkan penurunan laba.
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas menurut Kasmir (2009:172) ialah “rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya”. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil rasio aktivitas ini akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola aset yang dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya. Disamping itu, rasio ini juga digunakan untuk mengukur hari rata-rata sediaan tersimpan di gudang, perputaran modal kerja, perputaran aktiva tetap dalam satu periode, penggunaan seluruh aktiva terhadap penjualan dan lainnya. Tujuan utama dari rasio ini untuk melihat kemampuan manajemen
(36)
untuk menggunakan dan mengoptimalkan aktiva yang dimiliki. Beberapa jenis rasio aktivitas adalah:
a.inventory turnover mengukur perputaran persediaan dalam menghasilkan penjualan,
b.average days in inventory mengukur berapa hari rata-rata dana terikat dalam persediaan,
c.receivable turnover mengukur perputaran piutang dalam menghasilka penjualan,
d.days sales outstanding mengukur rata-rata waktu yang diperlukan untuk menerima kas dari penjualan,
e.fixed assets turnover mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam menghasilkan penjualan, dan
f.total assets turn over mengukur efektivitas penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan.
Penelitian ini menggunakan inventory turnover dan total assets turnover untuk mengukur aktivitas.
�����������������= �����
���������
Semakin tinggi rasio berarti semakin efektif dan efisien pengelolaan persediaan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk menghasilkan penjualan.
(37)
�������������������= �����
�����������
Semakin besar rasio ini berarti semakin efektif pengelolaan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Brigham dan Houston (2001:89) mendefinisikan profitability ratio sebagai “hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen”. Rasio ini akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, memberi gambaran tentang efektivitas pengelolaan perusahaan, serta menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang terhadap hasil operasi. Kasmir (2009:114) membagi dua rasio profitabilitas yaitu:
1. rentabilitas ekonomi, yaitu dengan membandingkan laba usaha dengan seluruh modal (modal sendiri dan asing)
2. rentabilitas usaha (sendiri), yaitu dengan membandingkan laba yang disediakan untuk pemilik dengan modal sendiri. Rentabilitas tinggi lebih penting dari keuntungan besar.
(38)
Untuk mengukur besar kecilnya profitabilitas dilakukan dengan menggunakan beberapa rasio yaitu:
a.Retun on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak,
b.Return on Equity (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri perusahaan,
c.Net Profit Margin Ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dari penjualan ,
d.Operating Profit Margin mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan penjualan , e.Gross Profit Margin mengukur kemampuan untuk menghasilkan
laba kotor dengan penjualan, dan
f.Basic Earning Power mengukur kemampuan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki.
Pada penelitian ini profitabilitas diukur dengan: operating profit margin dan return on assets.
���������������������=������� ������ �������� ��������
�����
Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka perolehan laba akan semakin optimal, khususnya laba operasional dari kegiatan perusahaan.
(39)
��������������= ���������
�����������
Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka perolehan laba akan semakin baik begitu pula sebaliknya
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Salah satu analisis untuk membuat perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. Adapun penelitian-penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini dijelaskan berikut:
Aminatuzzahra (2010) meneliti mengenai analisis rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), total assets turnover (TAT) dan net profit margin (NPM) dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba yang diproyeksikan lewat ROE. Berdasarkan analisis regresi yang menguji variabel bebas secara parsial diperoleh kesimpulan hanya total assets turnover dan net profit margin berpengaruh secara signifikan untuk memprediksi pertumbuhan laba sedangkan secara parsial semua variabel independen berpengaruh secara signifikan untuk memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
(40)
Hapsari (2007) melakukan penelitian tentang analisis rasio keuangan yang digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2005. Variabel independen yang digunakan adalah Working Capital to Total Assets (WCTA), Current Liability to Inventory (CLI), Operating Income to Total Liabilities (OITL), Total Assets Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM), dan Gross Profit Margin (GPM). Hasil dari penelitian ini menunjukkan dalam uji parsial hanya variabel NPM yang berpengaruh untuk memprediksikan pertumbuhan laba sedangkan dalam uji simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan untuk memprediksikan pertumbuhan laba padaa perusahan manufaktur di BEJ tahun 2001-2005.
Sianturi (2011) meneliti analisis rasio keuangan untuk memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2006-2009. Variabel independen yang digunakan adalah current ratio (CR), total debt to equity ratio (DER), total assets turnover (TAT), inventory turnover (IT), operating profit margin (OPM) dan rate of return on investment (ROI). Hasil penelitian menunjukkan hanya DER, IT, dan OPM secara parsial mampu memprediksikan pertumbuhan laba sedangkan secara simultan semua variabel mampu memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi di BEI tahun 2006-2009.
Sinaga (2011) terhadap perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008. Variabel independennya adalah current ratio, total assets turnover, inventory turnover dan debt to equity ratio.
(41)
Penelitian secara parsial menunjukkan hanya debt to equity ratio yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba sedangkan secara simultan current ratio, total assets turnover dan inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Susilawaty (2010) melakukan penelitian terhadap 19 industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008. Variabel independen yang diteliti adalah current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on assets, dan gross profit margin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun simultan, lima rasio keuangan tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu N o Nama Peneliti Variabel yang digunakan Hasil 1. Aminatuzz
ahra (2010)
Variabel Independen: TAT, NPM, CR, dan DER.
Variabel dependen: ROE
secara parsial variabel TAT dan NPM berpengaruh signifikan positif terhadap ROE
secara simultan bahwa variabel TAT, NPM, CR, DER berpengaruh signifikan terhadap variabel ROE. 2. Hapsari
(2007)
Variabel Independen WCTA, CLI, OITL, TAT, NPM, dan GPM. Variabel dependen: P
Secara parsial hanya variabel NPM berpengarug signifikan terhadap PL Secara simultan semua variabel berpengaruh signifikan
3. Sianturi Variabel Independen: CR,DER,TAT,IT,OPM, dan ROI
Variabel dependen: PL
Secara parsial DER,IT dan OPM berpengaruh signifikan terhadap PL Secara simultan semua variabel berpengaruh
4. Susilawaty (2010)
Variabel Independen: CR,DR,TAT,ROA dan GPM
Variabel dependen: PL
baik secara parsial maupun simultan, lima rasio keuangan tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap PL.
(42)
Sumber: data diolah penulis, 2014
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu model yang menerangakan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu variabel bebas dengan variabel terikat.Hubungan antara rasio laporan keuangan dengan pertumbuhan laba dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Penulis, 2014 5. Sinaga
(2011)
Variabel Independen: CR,TAT,IT dan DER Variabel Dependen: PL
secara parsial menunjukkan hanya DER yang berpengaruh signifikan secara simultan CR,TAT dan IT berpengaruh signifikan terhadap PL
Current Ratio /CR(X1) Debt to Equity Ratio /DER
(X2)
Pertumbuhan Laba
(Y) Operating Profit Margin
/OPM (X3)
Return on Assets /ROA (X4) Inventory Turnover /IT (X5)
Total Assets Turnover /TATO (X6)
(43)
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah current ratio, debt to equity ratio operating profit margin, return on assets, inventory turnover, total assets turnover, dan variabel dependennya adalah pertumbuhan laba.
1. Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba. Current Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Semakin tinggi CR maka semakin likuid dan semakin mudah perusahaan memperoleh pendanaan dari kreditor maupun investor untuk memperlancar kegiatan operasionalnya sehingga laba perusahaan dapat meningkat sehingga dapat dikatakan Current Ratio berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.
2. Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.
Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan. Semakin tinggi DER berarti perusahaan memiliki dana yang diperoleh dari pendanaan pihak ketiga yang dapat digunakan untuk membiayai operasional perusahaan yang dapaat mendukung perusahaan untuk memaksimalkan produksinya agar memperoleh peningkatan laba sehingga dapat dikatakan Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.
3. Operating Profit Margin (OPM) berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.
(44)
Operating Profit Margin mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan penjualan yang dicapai. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efisien penjualan yang dilakukan untuk menghasilkan laba perusahaan sehingga dapat dikatakan Operating Profit Margin berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.
4. Return on Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba
Return on Assets menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba bersih. Semakin besar rasio ini berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan ataau dengan kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar berarti dapat dikatakan Return on Assets berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba. 5. Inventory Turnover berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.
Inventory Turnover mengukur perputaran persediaan dalam menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio semakin efisien perusahaan dalam menggunakan persediaannya untuk menghasilkan penjualan. Semakin sering terjadi penjualan maka akan semakin meningkatkan pendapatan perusahaan dan meningkatkan laba yang diterima perusahaan sehingga dapat disimpulkan Inventory Turnover berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.
(45)
6. Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.
Total asset turnover mengukur efektivitas penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan. Semakin besar TAT akan semakin baik karena semakin efisien seluruh aktiva yang digunakan untuk menujang kegiatan penjualan. Semakin cepat perputaran aktiva perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualannya maka pendapatan yang diperoleh akan meningkat dan berbanding lurus dengan laba yang akan semakin besar sehingga dapat dikatakan Total Assets Turnover berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.
2.4 HIPOTESIS
Menurut Rochaety, dkk (2009:31) “hipotesis merupakan kebenaran sementara yang masih harus diuji”. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. Berdasarkan pada latar belakang, perumusan masalah dan kerangka konseptual seperti yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Operating Profit Margin (OPM), Return on Assets (ROA), Inventory Turnover (IT) dan Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap Pertumbuhan Laba.
(46)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Rochaety, dkk (2009:17) menjelaskan tujuan penelitian asosiatif yang “bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Bentuk hubungan antara dua variabel atau lebih merupakan bentuk hubungan kausal. Jadi, ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Hasil penelitian ini dapat membangun teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif. Jika serangkaian observasi (pengukuran) dapat dinyatakan dalam angka-angka, maka kumpulan angka-angka hasil observasi tersebut dinamakan data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data yang diperoleh adalah data gabungan dari data time series dan data cross section. Data time series (data deret waktu) adalah sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, dan tahunan. Data cross section atau data satu waktu adalah sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam suatu kurun waktu.Data sekunder yang diperoleh dari website
(47)
Bursa Efek Indonesia akan diteliti dari tahun 2009-2013.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Menurut Rochaety, dkk(2009:35) “populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu.” Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2013. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebanyak 130 perusahaan. Daftar populasi dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.3.2 Sampel
Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 74) “sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu umumnya disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian. Menurut Jogiyanto (2004 : 79) “pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Beberapa pertimbangan yang ditentukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(48)
1. Perusahaan manufaktur terdaftar di BEI pada tahun penelitian yaitu 2009-2012.
2. Perusahaan manufaktur menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut per 31 Desember yang dinyatakan dalam rupiah (Rp). 3. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan telah
diaudit oleh auditor independen.
4. Perusahaan manufaktur yang menghasilkan laba selama masa penelitian.
Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh sampel sebanyak 46 perusahaan (Lampiran 1) sehingga memiliki data observasi sebesar 46 x 5 = 230 data observasi
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).
3.4.1 Variabel dependen (terikat/tergantung)
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Menurut Sarwono (2006:38) “variabel dependen (terikat/tergantung) adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba dari setiap perusahaan yang dipilih sebagai sampel. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan laba bersih sebagai variabel dependen dikarenakan laba bersih
(49)
mencerminkan kinerja perusahaan, dari ukuran laba maka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak.
��������ℎ������ =���������ℎ��ℎ���− ���������ℎ��ℎ���−1 �����������ℎ���−1
3.4.2 Variabel independen (bebas)
Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen. Menurut Sarwono (2003:38) “variabel independen (bebas) adalah variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain”. Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan peneliti adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, return on assets, inventory turnover, dan total asset turnover.
a.Current Ratio
Current ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
������������= �������������
���������������
b.Debt to Equity Ratio
debt to equity ratio, merupakan perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh
(50)
�����������������=��������� ������
c. Operating Profit Margin,
Operating Profit Margin, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan operasi perusahaan.
���������������������=�����������������������������
�����
d. Return on Assets
Return on assets (ROA), merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto.
��������������= ���������
�����������
e. Inventory Turnover
Inventory turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan persediaan atau rasio untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam suatu periode tertentu.
�����������������= �����
��������� f. Total Assets Turnover
Total assets turnover yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan.
�������������������= �����
(51)
Tabel 3.1 Identifikasi Variabel
Variabel Simbol Rumus Skala
Pertumbu han Laba
Y ���������ℎ��ℎ���− ���������ℎ��ℎ���−1
�����������������ℎ���−1
Rasio
CR X1 �������������
�ℎ���������������� Rasio
DER X2 ���������
������
Rasio OPM X3 �����������������������������
�����
Rasio
ROA X4 ���������
�����������
Rasio
IT X5 �����
���������
Rasio
TATO X6 �����
�����������
Rasio Sumber: data diolah penulis, 2014
3.5 Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 20. Analisis data dilakukan dengan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Hasil pengujian asumsi klasik akan mendukung hasil pengujian hipotesis.
3.5.1 Pengujian asumsi klasik 3.5.1.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan dengan garis
(52)
diagonal. Menurut Ghozali (2006:110) “jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menghubungkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya”. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik pada Normal P- Plot of Regression Standardized atau dengan melihat histogram dari residualnya, dimana:
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati. Secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu disamping uji grafik sebaiknya dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov, yaitu kriteria pengujian normalitas data dengan melihat nilai signifikan data. Menurut Ghozali
(53)
(2006:112) terdapat beberapa kriteria dengan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov antara lain:
1.Bila nilai signifikansi uji kolmogorov-smirnov bernilai dibawah 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
2.Bila nilai signifikansi uji kolmogorov-smirnov bernilai diatas 0,05 maka data berdistribusi normal.
3.5.1.2 Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2006:91) “uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel bebas/independen”. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Apabila terjadi korelasi antara variabel bebas, maka terdapat problem multikolinearitas pada model regresi tersebut.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas yang tinggi antar variabel independen dapat dideteksi dengan cara melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang
(54)
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan:
1. Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
3.5.1.3 Uji Autokorelasi
Ghozali (2006:95) berpendapat “uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regeresi linier ada korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1”. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun berkaitan satu dengan yang lainnya, hal ini sering ditemukan pada time series. Pada data crosssection, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Berikut tabel pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi
(55)
Tabel 3.2
Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson
Sumber: Ghozali (2006:96)
3.5.1.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2006:105) “jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastis dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas”. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Dasar analisis dari uji heteroskedastis melalui grafik plot adalah sebagai berikut (Ghozali, 2006: 105) :
a.Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi
positif
No Decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 − dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No Decision 4 − du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada korelasi positif
atau negatif
(56)
melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b.Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y secara acak, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
.
3.5.2 Metode Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Penelitian ini menggunakan model analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil atau ordinary least square (OLS) untuk menganalisis pengaruh CR, DER, OPM, ROA, IT dan TATO dengan model dasar sebagai berikut :
�= �0+�1�1+�2�2+�3�3+�4�4+�5�5+�6�6+℮ dimana Y = Pertumbuhan Laba
β0 = konstanta
X1 = current ratio X2 = debt to equity ratio X3 = operating profit margin X4 = return on assets
X5 = inventory turnover X6 = total assets turnover
β1, β2,...β6 = koefisien regresi
(57)
Besarnya konstanta tercermin dalam "β0", dan besarnya koefisien
regresi dari masing-masing variabel independen ditunjukkan dengan β1, β2, β3, β4, β5, dan β6.
3.5.3 Pengujian Hipotesis
3.5.3.1 Koefisien determinasi (R2)
Ghozali (2006:83) berpendapat “koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel independen”. Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada R square. Nilai R square dikatakan baik jika diatas 0,5.
3.5.3.2 Uji signifikansi simultan (Uji F)
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut Ghozali (2006:84) “uji statistik pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen”.
Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0: variabel current ratio, debt to equity ratio, operating profit
margin, return on assets, inventory turnover, dan total assets turnover secara simultan tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur di BEI.
(58)
Ha: variabel current ratio, debt to equity ratio, operating profit
margin, return on assets, inventory turnover, dan total assets turnover secara simultan berpengaruh signifikan dalam memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur di BEI.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan ketentuan:
1. Jika Fhitung<Ftabelpada α=0,05 dan nilai p-value > level of
significant sebesar 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima
2. Fhitung>Ftabel pada α=0,05 dan nilai p-value < level of
significant sebesar 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak
3.5.3.3 Uji signifikansi parsial
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Ghozali (2006:84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.” Uji t dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat atau dengan kata lain untuk menguji pengaruh variabel independen dan variabel dependen secara parsial. Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0: variabel current ratio, total debt to equity ratio, operating
(59)
assets turnover secara parsial tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur di BEI.
Ha: variabel current ratio, total debt to equity ratio, operating
profit margin, return on assets, inventory turnover dan total assets turnover secara parsial berpengaruh signifikan dalam memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur di BEI.
Uji ini dilakukan dengan ketentuan:
1. Jika thitung< ttabel, maka Ha ditolak dan H0 diterima
(60)
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Objek penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Penelitian ini dilakukan selama periode 2009-2013 dengan sampel sebanyak 46 perusahaan manufaktur, maka diperoleh 46 perusahaan x 5 tahun = 230 data observasi.
4.2 Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar
deviasi (δ) dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Hasil pengujian statistik deskriptif pada sampel penelitian yang berjumlah 58 perusahaan ditunjukkan pada tabel 4.1
(61)
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PL 230 -825,24 998,93 43,1868 149,97611
CR 230 20,85 1174,28 243,9725 158,63349
DER 230 ,08 3,19 ,8515 ,62995
OPM 230 ,38 32,68 10,9357 6,34756
ROA 230 ,22 47,91 12,1560 8,97812
IT 230 1,49 63,75 8,1035 7,80858
TATO 230 ,39 2,74 1,3148 ,44675
Valid N (listwise) 230
Sumber: Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 20
Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa penelitian ini menggunakan sampel (N) sebanyak 230 sampel. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diatas dapat dijelaskan bahwa :
1. Variabel pertumbuhan laba (Y) memiliki nilai minimun sebesar -825,24 yang dimiliki oleh PT Asiaplast Industries Tbk sedangkan nilai maksimum dimiliki oleh PT Voksel Electronic Tbk sebesar 998,93. Rata-rata pertumbuhan laba (PL) sebesar 43,19 dan standar deviasi 149,98 dengan jumlah pengamatan sebanyak 230.
2. Variabel current ratio (X1) memiliki dengan nilai minimum sebesar 20,85 yang dimiliki oleh PT Sepatu Bata Tbk sebesar 20,85 tahun 2010 sedangkan nilai maksimal dimiliki oleh PT Mandom Indonesia Tbk sebesar 1174,28 tahun 2011. Rata-rata current ratio (CR) sebesar 243,97 dan standar deviasi 158,63 dengan jumlah pengamatan sebanyak 230
3. Variabel debt to equity ratio (X2) dengan nilai minimun yang dimiliki oleh PT Sepatu Bata Tbk sebesar 0,22 tahun sedangkan
(62)
Tbk sebesar 3,19. Rata-rata DER sebesar 0,85 dan standar deviasi sebesar 0,63 dengan jumlah pengamatan 230.
4. Variabel operating profit margin (X3) memiliki nilai minimun sebesar 0,38 yang dimiliki oleh PT Alumindo Light Metal Industry Tbk sedangkan nilai maksimum dimiliki oleh PT Delta Djakarta Tbk sebesar 32,68. Rata-rata OPM sebesar 10,93 dan standar deviasi 6,35 dengan jumlah pengamatan sebanyak 230.
5. Variabel return on assets (X4) memiliki nilai minimun sebesar 0,22 yang dimilki oleh PT Budi Acid Jaya Tbk sedangkan nilai maksimum dimiliki oleh PT Merck Indonesia Tbk sebesar 47,91. Rata-rata ROA sebesar 12,16 dengan jumlah pengamatan 230. 6. Variabel inventory turnover (X5) memiliki nilai minimun sebesar
1,49 yang dimiliki oleh PT Gudang Garam Tbk sedangkan nilai maksimum dimiliki oleh PT Nippon Indosari Corpindo Tbk sebesar 63,75. Rata-rata IT sebesar 8,10 dan standar deviasi 7,81 dengan jumlah pengamatan 230.
7. Variabel total assets turnover (X6) memiliki nilai minimun sebesar 0,39 yang dimiliki oleh PT Multi Prima Sejahtera Tbk sedangkan nilai maksimum dimiliki oleh PT HM Sampoerna Tbk sebesar 2,74. Rata-rata TATO sebesar 1,31 dan standar deviasi 0,45 dengan jumlah pengamatan 230.
(63)
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik digunakan untuk menguji, apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak diuji atau tidak. Uji Asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas tidak terdapat dalam model yang digunakan dan data yang dihasilkan terdistribusi normal. Jika keseluruhan syarat tersebut terpenuhi, berarti bahwa model analisis telah layak digunakan (Gujarati dalam Hapsari, 2007:69). Uji penyimpangan asumsi klasik, dapat dijabarkan sebagai berikut.
4.2.2.1Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak mempunyai distribusi normal. Dalam penelitian ini pengujian normalitas data dilakukan secara grafik dan statistik sehingga dapat diketahui secara pasti bagaimana distribusi data yang diperoleh. Data yang tidak berdistribusi secara normal dalam persamaan regresi maka akan memberikan hasil yang bias.
Analisis grafik yang handal untuk menguji normalitas data adalah dengan melihat normal probability plot dan histogram . Uji normalitas yang pertama dengan melihat grafik secara histogram. Berdasarkan hasil komputasi dengan bantuan aplikasi
(64)
SPSS 20, maka dihasilkan grafik histogram seperti terlihat pada gambar 4.1 dibawah ini:
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Sumber: Output SPSS 20, Grafik Histogram
Gambar 4.2 Uji Normalitas
(1)
Lampiran 8: Nilai Total Assets Turnover Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar di BEI Periode 2009-2013
No Emiten
Total assets turnover x
2009 2010 2011 2012 2013 1 ADES 0,75 0,67 0,95 1,22 1,14 2 AKPI 0,53 0,76 0,97 0,88 0,8 3 ALMI 1,18 2,01 1,93 1,71 1,04 4 AMFG 0,96 1,02 0,96 0,91 0,91 5 APLI 0,94 0,85 0,92 1,03 0,93 6 ARNA 0,86 0,95 1,1 1,88 1,25 7 ASII 1,11 1,15 1,05 1,03 0,91 8 AUTO 1,13 1,12 1,05 0,93 0,85 9 BATA 1,44 1,33 1,31 1,3 1,32 10 BTON 1,91 1,42 1,29 1,06 0,64 11 BUDI 1,11 1,08 1,18 0,99 1,08 12 CPIN 2,72 2,31 2,03 1,72 1,63 13 DLTA 1,66 1,7 2 2,31 2,31 14 DVLA 1,11 1,09 0,97 1,02 0,92 15 EKAD 1,24 1,24 1,38 1,4 1,22 16 GGRM 1,21 1,23 1,07 1,18 1,09 17 GJTL 0,89 0,95 1,02 0,98 0,8 18 HMSP 2,2 2,11 2,73 2,54 2,74 19 IGAR 1,57 1,54 1,44 1,78 2,04 20 INDF 0,93 0,81 0,84 0,84 0,74 21 INDS 1,16 1,33 1,08 0,89 0,77 22 JPFA 2,36 2 1,89 1,63 1,43 23 KAEF 1,82 1,92 1,94 1,8 1,76 24 KBLI 1,67 2,06 1,7 1,96 1,92 25 KDSI 1,74 2,01 2,01 2,28 1,63 26 KLBF 1,4 1,45 1,32 1,45 1,41 27 LMSH 1,89 2,06 2,12 1,73 1,81 28 LPIN 0,42 0,39 0,4 0,4 0,39 29 MBTO 1,86 1,7 1,2 1,18 1,05 30 MERK 1,73 1,83 1,57 1,63 1,71 31 MYOR 1,47 1,64 1,43 1,26 1,24 32 NIPS 0,89 1,19 1,29 1,34 1,14 33 PICO 1,12 1,03 1,11 1 1,1 34 PYFA 1,32 1,4 1,28 1,3 1,1 35 ROTI 1,4 1,08 1,07 0,99 0,83 36 SKLT 1,41 1,57 1,61 1,61 1,88 37 SMSM 1,46 1,46 1,56 1,5 1,39 38 SRSN 0,85 0,94 1,07 0,95 0,93 39 STTP 1,14 1,17 1,1 1,03 1,15 40 TCID 1,39 1,4 1,46 1,47 1,38 41 TOTO 0,97 1,03 1 1,03 0,98 42 TRST 0,82 0,86 0,97 0,89 0,62 43 TSPC 1,38 1,43 1,36 1,43 1,27 44 ULTJ 0,93 0,94 0,96 1,16 1,23 45 VOKS 1,39 1,16 1,28 1,46 1,28 46 YPAS 1,46 1,73 1,67 1,18 0,72
(2)
Lampiran 9:
HASIL PENGOLAHAN DATA DENGAN SPSS 20
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PL 230 -825,24 998,93 43,1868 149,97611
CR 230 20,85 1174,28 243,9725 158,63349
DER 230 ,08 3,19 ,8515 ,62995
OPM 230 ,38 32,68 10,9357 6,34756
ROA 230 ,22 47,91 12,1560 8,97812
IT 230 1,49 63,75 8,1035 7,80858
TATO 230 ,39 2,74 1,3148 ,44675
Valid N (listwise) 230
Sumber: Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 20
Grafik Histogram
(3)
Uji Normalitas
Sumber: Output SPSS 20, Normal P-Plot
Grafik Histogram ( Data LN)
(4)
Uji Normalitas P-Plot (LN)
Sumber: Output SPSS 20, Normal P-Plot
Uji Statistik- Non Parametrik (Data LN)
Sumber: Output SPSS 20, One Sample Kolmogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
163
Normal Parameters
a,bMean
0E-7
Std. Deviation
1,32702604
Most Extreme Differences
Absolute
,074
Positive
,052
Negative
-,074
Kolmogorov-Smirnov Z
,946
Asymp. Sig. (2-tailed)
,332
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
(5)
Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber:Output SPSS 20, Hasil Uji Multikolinearitas
Uji Autokorelasi
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2014
Coefficients
aModel Collinearity Statistics Tolerance VIF
1
CR ,668 1,497
DER ,620 1,613
OPM ,240 4,168
ROA ,212 4,706
IT ,913 1,095
TATO ,438 2,284
a. Dependent Variable: LNPL
Model Summary
bModel R R
Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,363a ,132 ,099 1,35230 1,708
a. Predictors: (Constant), TATO, OPM, IT, CR, DER, ROA Dependent Variable: LNPL
(6)
Uji Koefisien-Determinasi (R
2)
Model Summaryb
Mode
l
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1
,363a ,132,099
1,35230
a. Predictors: (Constant), TATO, OPM, IT, CR, DER, ROA
b. Dependent Variable: LNPL
Sumber: Output SPSS 20, Model Summary
Hasil Regresi Uji F
ANOVA
aModel Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression 43,378 6 7,230 3,953 ,001b
Residual 285,282 156 1,829
Total 328,660 162
a. Dependent Variable: LNPL
b. Predictors: (Constant), TATO, OPM, IT, CR, DER, ROA Sumber: Output SPSS, ANOVA
Hasil Regresi Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constan
t) 3,323 ,651 5,102 ,000
CR -,001 ,001 -,067 -,739 ,461
DER ,606 ,223 ,258 2,718 ,007
OPM -,061 ,034 -,277 -1,818 ,071
ROA ,052 ,025 ,341 2,110 ,036
IT ,009 ,012 ,056 ,721 ,472
TATO -,203 ,355 -,064 -,572 ,568
a. Dependent Variable: LNPL