2.1.1 Analisis Kontrastif - Analisis Kontrastif Tingkat Perbandingan (Superlative Degree) Dalam Kalimat Bahasa Mandarin Dan Bahasa Inggris 汉英“最高级”用法表达分析 (Hàn yīng “zuì gāojí” yòngfǎ biǎodá fēnxī)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan tentang konsep, landasan teori dan tinjauan pustaka

  yang dipakai dalam menganalisis masalah dalam penelitian ini agar ditemukan hasil yang sesuai dengan judul penelitian dan tinjauan pustaka.

2.1 Konsep

  Setiap peneliti harus memikirkan atau membuat konsep penelitian sebelum melakukan atau memulai penelitiannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, ataupun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.” Oleh karena itu, adapun konsep penelitian ini adalah mengenai:

2.1.1 Analisis Kontrastif

  Analisis kontrastif (Contrastive Analiysis) adalah sebuah metode yang digunakan dalam mencari suatu perbedaan antara bahasa pertama (B1) dan bahasa target (B2) yang sering membuat pembelajaran bahasa kedua mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi bahasa kedua yang dipelajari tersebut (Moeliono, 1988:32).

  Secara umum memahami pengertian analisis kontrastif dapat ditelusuri melalui makna kedua kata tersebut. Analisis diartikan sebagai semacam pembahasan atau uraian. Yang dimaksud dengan pembahasan adalah proses atau cara membahas yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu dan memungkinkan dapat menemukan inti permasalahannya.

  Permasalahan yang ditemukan kemudian dikupas, dikritik, diulas, dan akhirnya disimpulkan untuk dipahami. Moeliono (1988:32) menjelaskan bahwa “analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.” Kontrastif diartikan sebagai perbedaan atau pertentangan antara dua hal.

  Perbedaan inilah yang menarik untuk dibicarakan, diteliti, dan dipahami. Moeliono menjelaskan bahwa kontrastif diartikan sebagai bersifat membandingkan perbedaan.

  Istilah kontrastif lebih dikenal dalam ranah kebahasaan (linguistik). Sehubungan dengan ini kemudian muncul istilah linguistik kontrastif yang merupakan cabang ilmu bahasa.

  Persoalan seputar pengertian tentang analisis kontrastif tersebut akan dicoba dikupas dalam makalah ini. Dengan demikian penulis akan menggunakan analisis kontrastif untuk membandingkan dua bahasa yang berbeda rumpun bahasanya, yaitu bahasa Mandarin dan bahasa Inggris.

2.1.2 Tata Bahasa

  Tata bahasa merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan umum berdasarkan struktur bahasa. Struktur bahasa itu meliputi bidang-bidang: tata bunyi (fonologi), tata bentuk (morfologi), dan tata kalimat (sintaksis). Tata bahasa yang bersifat normatif (umum) adalah jenis yang dipakai dalam pengertian sehari-hari.Jenis tata bahasa ini disusun berdasarkan gejala-gejala bahasa umum yang dipakai oleh kebanyakan orang dalam suatu masyarakat (Keraf, 1984: 28).

  Kalimat merupakan satuan bahasa berisi susunan kata-kata teratur berisi sebuah pikiran atau ide yang lengkap. Lengkap maksudnya di dalam kalimat haruslah memiliki Subyek (S) sebagai pokok pembicaraan, Predikat (P) sebagai komentar tentang subyek, Obyek (O) sebagai pelengkap dari predikat, dan keterangan (C) sebagai penjelasan lebih lanjut terhadap predikat dan subyek. Sebuah kalimat yang lengkap pada umumnya harus memiliki unsur S dan P. Sedangkan, unsur O maupun C tidak harus selalu ada (Chaer, 2006: 327). Sebuah kalimat efektif haruslah mengikuti struktur yang runtut sesuai dengan aturan tata bahasanya.

2.1.3 Kata Banding

  Yongxin (2005) mendefenisikan kata banding adalah kata yang membandingkan dua atau lebih objek yang berbeda”. Kata banding sangat sering digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk membandingkan dua kata atau lebih yang berbeda kualitas, jumlah dan satuannya yang sering digunakan untuk membandingkan kata sifat dan kata kerja pada sebuah kalimat. Kata banding juga bisa dikatakan kata yang biasanya digunakan membandingkan dua hal yang baik yang menyangkut kesamaan maupun perbedaannya. Perbandingan ini bisa bertujuan menjelaskan satu hal dengan menggunakan hal lain sebagai pembanding, atau menjelaskan kedua hal yang dibandingkan.

  

2.1.3.1 Kata Banding Tingkat Paling ( 最 高 级 Zui Gao Ji ) dalam Bahasa

Mandarin

  Yiming (2010) dalam jurnalnya yang berjudul 英语语法:the+最高级+比较范 围的用法 Yingyu Yufa:the+zui gao ji +bijiao fanwei (English Grammar) mengatakan “SuperlativeDegree adalah sebagai perbandingan dari tiga atau lebih, mengatakan "tingkat paling".” Kata banding Superlative Degree zui () dalam bahasa Mandarin memiliki beberapa arti sebagai berikut:

  1) ter-..... Contoh penggunaan dalam Kalimat : 我 是 我们 班 里 最 好 的 学生 Wo Shi women ban Li zui hao De Xue sheng Saya adalah kita kelas Dalam Ter- baik Partikel siswa Saya siswa terbaik di kelas kami.

  2) Paling

  Contoh penggunaan dalam kalimat : 你 永远 是 我 最 喜欢 的 明星 ni yongyuan shi Wo zui Xihuan de Ming xing kamu selamanya Adalah Saya paling suka partikel Bintang Kamu selamanya bintang yang paling saya sukai

2.1.3.2 Kata Banding Tingkat Paling (Superlative Degree) dalam Bahasa Inggris

  Kata banding tingkat paling dalam bahasa Inggris menurut Richard Noquist

“The form of an that suggests the most or the least of something.

  Superlatives are either marked by the -est or preceded by the word most or least.

Not all adjectives and adverbs have superlative forms”. Artinya bentuk kata sifat atau keterangan yang menunjukkan bahwa sebagian besar atau paling tidak dari sesuatu.

  Superlative Degree adalah Superlatif yang baik ditandai dengan akhiran -est atau

  didahului oleh kata yang paling (most) atau paling tidak (least). Tidak semua kata sifat dan kata keterangan memiliki bentuk superlatif ". Berikut contoh wacana penggunaan kata banding tingkat paling di dalam sebuah wacana yang dikutip dari Granta, (1987: 78) .

  “Richard is the unluckiest boy in the world. He never falls ill but if he falls ill, it happens on Sunday or when his class goes on the most exciting school trip one can imagine. He never gets extra money, but if his granny giveshim some coins he loses them. His trousers’ pockets have holes in them. He is a good student but when he writes an important class test, his pen runs out of ink. If he has a date with a girl, his bus breaks down. His canary is the best singing bird he has ever had. But when he proudly invites a schoolmate to listen to it, the canaryBecomes the most silent bird of all”.

  Dari contoh teks di atas, terlihat empat kalimat yang mengandung Superlative

  Degree. Kalimat tersebut adalah sebagai berikut:

   Richard is the unluckiest boy in the world.

   It happens on Sunday or when his class goes on the most exciting school trip one can imagine

   His scanary is the best singing bird he has ever had.

   The canary become the most silent bird of all.

  Tambahan –est pada akhir kata sifat dan most sebelum kata sifat (adjective)

  

unlucky, exciting , good dan silent mempunyai arti "paling dan ter-". Jadi unluckiest

berarti "paling sial", most exciting berarti "paling semangat", dan best berarti "terbaik".

  Penentuan penggunaan –est dan the most pada kata sifat adalah: Jika kata sifat tersebut terdiri dari 1 suku kata, maka kata sifat tersebut hanya mendapatkan tambahkan -est di belakangnya. Contoh:

  • big => biggest
  • rich =>richest
  • fat =>fattest
  • Simple => simplest

  Jika kata sifat terdiri dari 2 suku kata atau lebih, maka ditambahkan kata most sebelum kata sifat tersebut.

  Contoh:

  • silent =>most silent
  • exciting =>most exciting
  • expensive => most expensive
  • generous => most generous

  Di samping cara di atas, pembentukan kata banding superlative degree dalam bahasa Inggris dapat pula dilakukan dengan cara yang tidak beraturan atau dikenal dengan irregular adjective. Contoh:

  • good =>best
  • bad =>worst
  • little =>least
  • Many => most

  Far => furthest

  • 2.2 Landasan Teori

  Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat besar dalam pelaksanaan penelitian adalah teori. Teori dengan unsur ilmiah inilah yang akan mencoba menerangkan fenomena-fenomena sosial yang menjadi pusat perhatian peneliti (Singarimbun & Efendi, 1989:37). Menurut Kerlinger (1973:9), “teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar variabel.” Dalam menyusun kerangka teori menurut Muhadjir, dalam makalahnya yang berjudul ” Proses Mengkonstruksi Teori dan Hipotesis”, bagian teori harus menampilkan bagian yang bulat yang disajikan secara holistik, tetapi juga bukan sekedar penyajian konsep yang terpilah dan terpecah-pecah, sehingga konsep tersebut akan lebih menarik untuk dikaji.

  Dua bahasa yang berbeda rumpun dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis kontrastif. Namun untuk melihat penggunaan kata didalam kalimat secara benar, pendekatan sintaksis juga dapat digunakan. Berikut adalah landasan teori yang digunakan penulis dalam menganalisis rumusan masalah yang dikemukakan didalam penelitian ini.

2.2.1 Analisis Kontrastif

  Tarigan (1992: 4) menjelaskan bahwa,

  Analisis kontrastif, berupa prosedur kerja, adalah aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dengan struktur B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan di antara kedua bahasa. Perbedaan- perbedaan antara dua bahasa yang diperoleh dan dihasilkan melalui Analisis kontrastif, dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala belajar berbahasa yang akan dihadapi oleh para siswa di sekolah, terlebih-lebih dalam belajar B2.

  B1 yang dimaksud di sini adalah bahasa pertama atau bahasa asal, sedangkan B2 adalah bahasa kedua atau bahasa target.

  Herawaty (2012: 1) dalam makalahnya yang berjudul “Apa Itu Analisis Kontrastif?” mengatakan bahwa “Analisis Kontrastif (Contrastive Analysis) adalah sebuah metode yang digunakan dalam mencari suatu perbedaan antara bahasa pertama (B1) dan bahasa target (B2) yang sering membuat pembelajar bahasa kedua mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi bahasa kedua yang dipelajarinya tersebut.” Dengan adanya analisis kontrastif ini diharapkan pembelajar dapat memahami bahasa kedua atau bahasa asing dengan lebih mudah. Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa analisis kontrastif membandingkan dua bahasa dari segala komponennya secara sinkronik sehingga ditemukan perbedaan-perbedaan dan kemiripan-kemiripan yang ada.

  Dari hasil temuan itulah, dapat ditemukan adanya penyimpangan, pelanggaran, atau kesalahan yang mungkin dilakukan oleh para dwibahasawan.

  Ridwan (1998: i) mendeskripsikan “Linguistik atau Analisis Kontrastif (LK, AK) sebagai suatu metode penganalisisan linguistik yang berusaha mendeskripsikan, membuktikan, dan menguraikan perbedaan atau persamaan aspek-aspek kebahasaan dari dua bahasa atau lebih yang dibandingkan. ”Bahasa-bahasa yang dibandingkan tersebut disebut sebagai bahasa-bersentuhan (languages-in-contact). Tujuan atau sasaran analisis kontrastif sendiri adalah untuk menemukan prinsip-prinsip kebahasaan yang bermanfaat untuk diterapkan dalam tujuan-tujuan praktis khususnya bagi keperluan pengajaran, pembelajaran, dan penerjemahan.

  Kemudian dijelaskan lebih mendalam oleh Ridwan (1998: 17) bahwa, Analisis atau Linguistik komparatif mempunyai beda dan persamaan dengan analisis atau linguistik kontrastif. Namun keduanya saling mendukung. Analisis atau linguistik kontrastif akan lebih kuat dan mendalam apabila didukung data yang diperoleh melalui studi komparatif. Analisis komparatif mengacu pada kemiripan (“resemblances”) dan sumber atau asal (“origins”) bahasa tertentu, sedangkan, analisis kontrastif mengacu pada korespondensi antara aspek-aspek dalam bahasa-bahasa yang dibandingkan. Sifat-sifat keuniversalan kebahasaan diperlukan untuk analisis komparatif maupun kontrastif. Aspek keterkaitan historis diperlukan untuk analisis komparatif tetapi kurang diperlukan untuk analisis kontrastif.

  Jadi, berdasarkan pendapat Ridwan di atas dapat disimpulkan perbedaan analisis kontrastif dan analisis komparatif dalam tabel berikut.

  Karakteristik Analisis Kontrastif Karakteristik Analisis Komparatif Membandingkan struktur dua bahasa Membandingkan struktur dua bahasa yang tidak serumpun yang serumpun

  Membandingkan dua bahasa yang Membandingkan dua bahasa dari sezaman (bersifat sinkronis) zaman ke zaman (bersifat diakronis) Dilakukan demi kepentingan penemuan

  Dilakukan demi kepentingan bahasa awal (origin language) serta pengajaran bahasa penentuan arah penyebaran bahasa

  Tabel 1 Di dalam penelitian skripsi yang berjudul “Analisis Kontrastif Tingkat

  Perbandingan dalam kalimat bahasa Mandarin dan bahasa Inggris”. Penulis menggunakan pendekatan teori analisis kontrastif untuk melihat perbedaan dan persamanaan kedua bahasa yang berbeda asal atau rumpun. Sehingga diharapkan melalui penemuan akan perbedaan dan persamaan tersebut, akan ditemukan jalan untuk mengantisipasi kesulitan yang dihadapi dalam mempelajari kedua bahasa tersebut.

2.2.2 Tata Bahasa

  Tata bahasa merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan umum berdasarkan struktur bahasa. Struktur bahasa itu meliputi bidang-bidang: tata bunyi (fonologi), tata bentuk (morfologi), dan tata kalimat (sintaksis).Tata bahasa yang bersifat normatif (umum) adalah jenis yang dipakai dalam pengertian sehari-hari. Jenis tata bahasa ini disusun berdasarkan gejala-gejala bahasa umum yang dipakai oleh kebanyakan orang dalam suatu masyarakat (Keraf, 1984: 28).

2.2.2.1 Tata Bahasa Mandarin

  Tata bahasa merupakan salah satu unsur suatu bahasa. Orang asing yang belajar bahasa Mandarin modern haruslah memiliki pemahaman yang baik mengenai karakteristik tata bahasa, selain lafal dan pengucapan, aksara China serta kosakata dalam hal menguasai aturan bangun kalimat dan penggunaan kata.

  Bahasa Mandarin merupakan sebuah bahasa dengan dialek yang beranekaragam. Namun yang menjadi pedoman atau standar lafal, pengucapan, dan model gramatikal adalah bahasa umum yang diistilahkan sebagai p

  ǔtōnghuà [普通话] (Li dan Cheng,

  2008: 1). Susunan kalimat bahasa Mandarin yang umum adalah Ket.Waktu + Subjek + Ket.tempat + Predikat + Objek.

2.2.2.2 Tata Bahasa Inggris

  Tata bahasa pada dasarnya adalah seperangkat pedoman dari sebuah bahasa tertentu yang setiap strukturnya dijelaskan sebagai deskripsi umum dari sekian banyak ungkapan dalam bentuk tertentu. Supaya lebih mudah membahas struktur tersebut, maka harus diberikan label. Label-label inilah yang dinamakan dengan istilah gramatikal.

  Kalimat bahasa Inggris berisi susunan kata-kata teratur yang berisi sebuah pikiran atau ide yang lengkap. Lengkap maksudnya di dalam kalimat tersebut haruslah memiliki Subyek (S) sebagai pokok pembicaraan, Predikat (P) sebagai komentar tentang subyek, Obyek (O) sebagai pelengkap dari predikat, dan keterangan (K) sebagai penjelasan lebih lanjut terhadap predikat dan subyek. Sebuah kalimat sederhana pada bahasa Inggris bisa terdiri dari unsur S dan P.

2.3 Tinjauan Pustaka

  Adapun beberapa penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan topik penelitian ini .

  Tandy (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Kontrastif Kalimat

  

Tanya dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris” , memfokuskan pada perbedaan

  dan persamaan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Dalam penelitian ini melalui pendekatan tata bahasa diungkapkan bahwa makna dari kelima jenis kalimat tanya dalam bahasa Inggris dan bahasa Mandarin adalah sama, selain itu dalam memberikan jawaban dari pertanyaan yang ditanyakan, bentuk jawaban dari kelima jenis kalimat tanya tersebut adalah menggunakan kata “ya” dan “tidak”. Namun ciri-ciri dari setiap jenis kalimat tanya dalam bahasa Inggris maupun bahasa Mandarin berbeda. Penelitian ini memberikan kontribusi nmengenai teknik dan metode penelitian membandingkan bahasa Mandarin dan bahasa Inggris.

  Nasution (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Kesalahan Kalimat

  

Perbandingan dalam Bahasa Mandarin” , memfokuskan pada jenis kesalahan yang

  sering terjadi dalam pembuatan kalimat perbandingan dalam bahasa Mandarin pada koran Xun Bao Youth. Dalam penelitian tersebut beliau menggunakan pendekatan tata bahasa untuk menemukan penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat perbandingan dalam bahasa Mandarin ditemukan bahasa penulis karangan dalam koran

  

Xun Bao Youth tidak mengetahui kata perbandingan secara benar. Karangan dibuat

  hanyalah karangan yang mereka tulis sehari-hari yang menunjukkan ketidak pahaman mereka tentang struktur bahasa. Penelitian ini memberikan kontribusi mengenai struktur bahasa maupun tata bahasa.

  (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Kontrastif Kata

Keterangan Bahasa Indonesia dan Fukushi Bahasa Jepang Ditinjau dari Sintaksis

Tougoron Kara Miru Nihon Go No Fukushi To Indonesia Go No Kata Keterangan To

No Hikaku”, menjelaskan bahwa kata-kata keterangan bahasa Indonesia terbentuk dari

  jenis kata dasar, kata berimbuhan, kata pengulangan dan kata gabungan sedangkan kata keterangan bahasa Jepang memiliki fungsi yang lebih spesifik, yaitu pada fungsi nomina memiliki beberapa jenis lagi, seperti nomina yang menyatakan arah waktu dan jumlah/kuantitas. Menemukan beberapa prosedur dan metode dalam melakukan penelitian pendekatan sintaksis bahasa .

  Pusuk (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Kontrastif Penggunaan

  

Kata Banding dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris” , menemukan begitu

  banyak cara dan teknik serta metode penelitian ini dan salah satu acuan pembuatan penelitian ini. Dan merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya membicarakan mengenai kata banding Comporative Degree.

  Chen (2004) dalam jurnal elektonik menulis artikel yang berjudul

   īngyǔ zuì gāojí yìyì de tèshū biǎodá fǎ qiǎnjiàn menjelaskan

  bagaimana penggunaan kata banding Superlative Degree yang benar sertai dengan penjelasan mengenai fungsi kata banding Superlative Degree dalam kalimat.

  Zhang (2008) dalam jurnal elektronik menulis arikel yang berjudul 英语比较级 和最高级意义的特殊表达法

  Yīngyǔ bǐjiào jí hé zuì gāojí yìyì de tèshū biǎodá fǎ

  menulis tentang fungsi kata banding Superlative Degree dan Comparative Degree, makna dan fungsi serta penggunaannya dalam kalimat melalui pendekatan tata bahasa.