Analisis Kontrastif Kalimat Tanya Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang

(1)

ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT TANYA

BAHASA MANDARIN DAN BAHASA JEPANG

汉日语疑

句对比

(

hàn rì yŭ yí wèn jù duì bĭ fēn xī

)

Skripsi Sarjana

Oleh:

Angelika Surya Veronika

100710014

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI S-1 SASTRA CINA

MEDAN


(2)

ABSTRACT

The title of this thesis is Analisis Kontrastif Kalimat Tanya Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang. Generally, students always make errors in using interrogative sentences in Mandarin and Japanese languages as well. The aim of this writing is to find the differences and maybe the similarities of interrogative sentences in both languages. This thesis describes the differences and similarities of Mandarin dan Japanese interrogative sentences in terms of the structure. The theroy used to analyze the differences and the similarities of interrogative sentences is contrastive analysis and the structure of both languages, especially the structure of interrogative sentence. The research method used in this thesis is descriptive analysis. The result shows that there are some differences and similarities as well between Mandarin and Japense. The result shows that Mandarin has 5 kinds of interrogative senctences and Japanese only has 2 kinds of interrogative sentences. The analyzes shows that both languages has big differences in structure.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kontrastif Kalimat Tanya Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang” sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, bimbingan, dan doa. Pada

kesempatan ini penulis terlebih dahulu mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orangtua saya Drs. Parulian Panjaitan dan Dra. Eva Marcella yang telah mendukung dan memberikan doa, motivasi, perhatian kasih sayang tanpa batas kepada penulis.

Dengan segala kerendahan hati, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A, selaku Ketua Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara dan dosen pembimbing I saya yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan kritikan yang membangun saya selama berlangsungnya proses penyusunan skripsi ini.

4. Sheyra Silvia S, S.S, MTCSOL laoshi selaku dosen pembimbing II saya yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan kritikan, yang membangun saya selama menulis skripsi ini. 5. Bapak Muhammad Pujiono, M.Hum selaku dosen penguji sekaligus

informan dalam penelitian dan penulisan skripsi ini yang telah bersedia meluangkan waktu serta membagikan ilmunya kepada penulis.

6. Seluruh dosen dan staff di Fakultas Ilmu Budaya khususnya Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan ini: Ibu Julina, MTCSOL, dan Kak Sheyla Silvia S, S.S, M.Si.

7. Seluruh dosen native yang pernah mengajar di Fakultas Ilmu Budaya, Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu dan kesempatan bagi penulis dalam mengasah kemampuan berbahasa Mandarin: Yu Laoshi, Chen Laoshi, Shen Laoshi, Cao Laoshi, Peng Laoshi, dan Yang Laoshi.


(5)

8. Kedua adik saya Jeremy Petrick Panjaitan dan Jerico Dennis Panjaitan yang selalu mendukung saya melalui semangat dan doanya, semoga peran saya sebagai kakak dapat dijadikan contoh agar kalian dapat lebih baik dari saya.

9. Sahabat-sahabat saya yang selalu menemani selama proses perkuliahan hingga pengerjaan skripsi, yang telah membantu memberi saran, kritik, dan semangat melalui canda dan tawa yang menghibur: Devi Atsari, Jhoy Melvin Sinuhaji, Graciella Dominica Purba, Anastasia Rianilda Panjaitan, Donna Sitepu, Ivo Deka Tarigan, dan Patricia Purba.

10.Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 yang membantu memberikan dukungan semangat selama masa perkuliahan hingga pengerjaan skripsi: Puchan, Grace, Amel, Iring, Rommel, Jems, Daniel, Yati, Zura, Ade, Annisa, Feby, Rudi, Nova. Serta kepada kakak-kakak dan abang-abang stambuk 2007 hingga 2009 (Bang Roney, Bang Dedy, Kak Lasma) dan adik-adik stambuk 2011 hingga 2014 yang tidak dapat saya tuliskan satu per satu, terimakasih atas segala semangat dan dukungannya.

11.Teman-teman, abang-abang, dan kakak-kakak NHKBP Kayu Putih yang selalu menyemangati dan mendoakan saya selama penulisan skripsi ini, terutama untuk dua sahabat dekat saya: Dumasari Septiani Sianturi dan Haraito Aprilando Manurung.


(6)

12.Sahabat-sahabat SMA saya yang selalu memberi semangat, hiburan, canda, dan tawa yang tak henti: Agalliso Mario Raintung, Nia Angjaya, Darrell Setyasena Sugiarta, Nita Kusuma Sugiono, Marsya Yasinthia, dan Billy Surya Atmaja.

13.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terimakasih atas doa dan dukungannya.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi yang saya sajikan ini sangat jauh dari sempurna karena masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun skripsi ini.

Akhir kata, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu. Demikianlah ucapan terima kasih ini saya sampaikan, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 2 Februari 2015 Penulis

Angelika Surya Veronika NIM. 100710014


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 16

1.3 Batasan Masalah ... 16

1.4 Tujuan Penelitian ... 16

1.5 Manfaat Penelitian ... 17

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 17

1.5.2 Manfaat Praktis ... 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI ... 19

2.1 Tinjauan Pustaka ... 19

2.2 Konsep ... 21

2.2.1 Analisis Kontrastif ... 21

2.2.2 Kalimat ... 22

2.3 Landasan Teori ... 24

2.3.1 Analisis Kontrastif ... 24

2.3.2 Tata Bahasa ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Data dan Sumber Data ... 29

3.1.1 Data ... 29

3.1.2 Sumber Data ... 30

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.3 Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV JENIS DAN STRUKTUR KALIMAT TANYA ... 34

4.1 Jenis dan Struktur Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin ... 34

4.1.1 Kalimat Tanya Ya/Tidak ... 34

4.1.2 Kalimat Tanya dengan Kata Tanya ... 36

4.1.3 Kalimat Tanya Negatif ... 40

4.1.4 Kalimat Tanya Pilihan ... 41


(8)

4.2 Jenis dan Struktur Kalimat Tanya dalam Bahasa Jepang ... 44

4.2.1 Kalimat Tanya dengan Jawaban Ya atau Tidak ... 44

4.2.2 Kalimat Tanya dengan Jawaban Berupa Pernyataan ... 46

BAB V PEMBAHASAN ... 48

5.1 Perbedaan Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang ... 48

5.1.1 Perbedaan Jenis Kalimat Tanya ... 49

5.1.2 Perbedaan Struktur Kalimat Tanya ... 52

5.1.2.1 Kalimat Tanya Ya atau Tidak ... 51

5.1.2.2 Kalimat Tanya dengan Kata Tanya ... 53

5.1.2.3 Kalimat Tanya Negatif ... 65

5.1.2.4 Kalimat Tanya Pilihan ... 69

5.1.2.5 Kalimat Tanya Retorik ... 72

5.2 Persamaan Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang... 75

5.2.1 Persamaan Jenis Kalimat Tanya ... 76

5.2.2 Persamaan Struktur Kalimat Tanya ... 76

5.2.2.1 Kalimat Tanya Ya atau Tidak ... 76

5.2.2.2 Kalimat Tanya dengan Kata Tanya ... 79

5.3 Tabel Jenis dan Struktur Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin dan bahasa Jepang ... 87

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 89

6.1 Simpulan ... 89

6.2 Saran ... 94


(9)

ABSTRACT

The title of this thesis is Analisis Kontrastif Kalimat Tanya Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang. Generally, students always make errors in using interrogative sentences in Mandarin and Japanese languages as well. The aim of this writing is to find the differences and maybe the similarities of interrogative sentences in both languages. This thesis describes the differences and similarities of Mandarin dan Japanese interrogative sentences in terms of the structure. The theroy used to analyze the differences and the similarities of interrogative sentences is contrastive analysis and the structure of both languages, especially the structure of interrogative sentence. The research method used in this thesis is descriptive analysis. The result shows that there are some differences and similarities as well between Mandarin and Japense. The result shows that Mandarin has 5 kinds of interrogative senctences and Japanese only has 2 kinds of interrogative sentences. The analyzes shows that both languages has big differences in structure.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bahasa adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan sosial manusia. Manusia tergolong mahkluk sosial, dengan demikian kemampuan berbahasa menjadi penting dalam kebutuhan komunikasi dan interaksi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:100), “bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri”. Bahasa berperan lengkap dan efektif dalam komunikasi untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat kepada orang lain (Walija, 1996:4). Tanpa kemampuan berbahasa yang baik, besar kemungkinan akan terjadi kesalahpahaman antar dua individu yang berkomunikasi.

Kemampuan berbahasa seseorang juga harus didukung dengan kemampuan menggunakan tata bahasa yang baik. Tata bahasa adalah kaidah tentang struktur gramatikal bahasa. Setiap bahasa memiliki aturan tata bahasanya sendiri. Dalam bahasa Indonesia, tata bahasa ialah struktur yang berbentuk S-P-O-K (Subjek – Predikat – Objek – Keterangan). Sedangkan dalam bahasa Inggris, menurut P/hythian (2005) sebuah kalimat dapat terdiri mulai dari dua buah kata – subjek +


(11)

verba intranstif – sampai sebuah struktur yang kompleks dengan beberapa klausa utama dan subordinat. Masyarakat kini pada umumnya tidak begitu menghiraukan pentingnya tata bahasa dalam berkomunikasi, padahal tanpa memperhatikan dan menggunakan tata bahasa yang baik dan benar, dipastikan akan terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi.

Bahasa Mandarin adalah bahasa yang digunakan di Republik Rakyat China (selanjutnya disingkat dengan RRC). Bahasa ini merupakan bagian dari rumpun bahasa Sino-Tibet. Bahasa Mandarin kini menjadi bahasa internasional nomor dua di dunia dan memiliki peminat yang meningkat setiap tahunnya. Sistem penulisan dalam bahasa ini tidak menggunakan huruf latin melainkan menggunakan aksara atau yang disebut dengan hànzi (汉字). Namun terdapat sistem alihaksara atau

membaca tulisan hànzi dengan menggunakan huruf latin yaitu pīnyīn (拼音) yang pada huruf vokalnya terdapat nada baca yang berpengaruh pada arti dari kata tersebut.

Dalam bahasa tulisan (written language), Bahasa Mandarin memiliki dua jenis tulisan aksara, yaitu aksara kuno (traditional) dan aksara sederhana (simplified). Aksara kuno biasa juga disebut traditional Chinese masih digunakan di negara-negara seperti Taiwan dan Hong Kong. Sedangkan aksara sederhana atau simplified Chinese sudah lebih banyak digunakan sejak dikembangkan oleh pemerintah RRC tahun 1950. RRC dan Singapura adalah dua negara yang menggunakan aksara sederhana ini. Perbedaannya jelas terletak pada wujud aksara


(12)

itu sendiri. Aksara tradisional lebih rumit karena jumlah guratannya lebih banyak daripada aksara sederhana. Sebagai contoh, kata „bahasa‟ dalam bahasa Mandarin dibaca . Dalam aksara tradisional ditulis語, sedangkan dalam aksara sederhana ditulis 语. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisa dengan simplified Chinese dikarenakan aksara ini yang digunakan selama penulis mempelajari bahasa Mandarin.

Bahasa Jepang adalah adalah salah satu bahasa di Asia yang juga cukup pesat perkembangannya di dunia. Rumpun Bahasa Jepang masih diperdebatkan. Menurut beberapa pakar bahasa, Bahasa Jepang berasal dari rumpun bahasa Austronesian. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perbendaharaan katanya. Beberapa pakar bahasa lainnya tidak sepakat dengan hal tersebut dan mengatakan bahwa, Bahasa Jepang termasuk rumpun bahasa Altai dan hal ini bisa pula dibuktikan dari adanya keselarasan huruf vokalnya. Ditengah-tengah perdebatan yang cukup panjang tentang rumpun bahasa Jepang ini, sepertinya tetap belum dapat dibuktikan kepastiannya (Miller, 1970: 69).

Sistem penulisan bahasa Jepang dipengaruhi oleh aksara Mandarin yang mereka serap dan bentuk menjadi sistem penulisan sendiri. Jika dalam bahasa Mandarin hanya terdapat satu sistem penulisan aksara, maka lain halnya dengan bahasa Jepang memiliki 4 (empat) sistem penulisan yaitu; kanji (漢字), hiragana (ひ ), katakana ( タ ナ), dan sistem alihaksara yang disebut romanji (


(13)

Menurut Yuana (2009), Hiragana adalah huruf abjad yang digunakan untuk menuliskan kosakata yang berasal dari Jepang sendiri. Contoh: あ た (anata =

Anda/kamu), ぶ (shinbun = Koran). Katakana adalah huruf abjad yang digunakan untuk menuliskan kosakata yang berasal dari serapan bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Jerman, Indonesia. Contoh: テ (terebi = televisi), ジ

(rajio = radio). Kanji adalah huruf abjad yang awalnya diadopsi dari bahasa Mandarin kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan Jepang dan akhirnya hingga saat ini digunakan untuk menuliskan kosakata dalam bahasa Jepang. Contoh: 先生 (sensei = guru), 時間 (jikan = waktu). Sedangkan romanji adalah huruf abjad yang sebenarnya berasal dari alphabet, yang kemudian digunakan untuk menuliskan kosakata atau kalimat dalam bahasa Jepang dengan tujuan untuk mempermudah orang asing mempelajari bahasa Jepang. Contoh: arigatou yang artinya terimakasih dan ohayou yang artinya selamat pagi.

Banyak orang masih menganggap bahasa Mandarin dan bahasa Jepang berasal dari rumpun bahasa yang sama dikarenakan adanya persamaan aksara. Namun dalam teorinya, bahasa Mandarin dan bahasa Jepang berasal dari rumpun bahasa yang berbeda. Perkembangan bahasa Mandarin dan bahasa Jepang di Indonesia dipengaruhi oleh perkembangan negara Cina dan Jepang sangat pesat di Indonesia sejak lama. Dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia, Cina dan Jepang juga memiliki peminat pelajar bahasa yang tinggi di Indonesia. Salah satu indikasinya adalah dengan dibukanya jurusan Sastra Cina pada tahun 2007 dan


(14)

Sastra Jepang pada tahun 2000 di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam bahasa Mandarin lisan, sebuah kata memiliki arti yang dipengaruhi oleh nada (shēng diào / 声调). Namun tidak demikian halnya dengan bahasa lisan dalam bahasa Jepang. Terdapat 5 (lima) jenis nada dalam bahasa Mandarin. Jika seorang menulis pīnyīn dengan menempatkan lima nada di huruf vokalnya, masing-masing nada akan membentuk aksara yang berbeda sehingga memiliki arti

yang berbeda pula. Contoh sederhana adalah kata „ma‟. Kata tersebut akan

diletakkan lima tanda nada pada huruf vokalnya sehingga menjadi: 1. Nada satu:  妈  ibu

2. Nada dua:  麻  rami/goni

3. Nada tiga:  马  kuda 4. Nada empat:  marah

5. Nada lima / tanpa nada: ma  吗  partikel tanya

Bahasa Mandarin memiliki tata bahasa (yŭ fă / 语法) yang cukup sederhana. Bentuk kalimat positif pada Bahasa Mandarin berupa Waktu-Subjek-Tempat-Predikat-Objek atau Subjek-Waktu-Tempat-Waktu-Subjek-Tempat-Predikat-Objek. Untuk membentuk kalimat negatif, pada bentuk kalimat positif cukup menambahkan kata ( ) atau

měi (没) sebelum predikat. Partikel tanya dapat berupa kata 吗 (ma) dan呢 (ne). Partikel吗 (ma) diletakkan di akhir kalimat positif. Sedangkan untuk partikel呢


(15)

(ne) juga diletakkan setelah subjek yang akan ditanyakan pendapatnya atas pertanyaan yang sama.

Contoh kalimat bahasa Mandarin:

 Kalimat Positif

Hanzi : 现在 妈妈 在 厨 洗碗⃞ Pinyin : xian zai ma ma zai chu fang xi wan. Arti : Sekarang ibu sedang mencuci piring di dapur

 Kalimat Negatif

Hanzi : 现在 妈妈 在 厨 没 洗碗⃞ Pinyin : xian zai ma ma zai chu fang mei xi wan. Arti : Sekarang ibu sedang tidak mencuci piring di dapur.

 Kalimat Tanya

Hanzi : 现在 妈妈 在 厨 洗碗 吗? Pinyin : xian zai ma ma zai chu fang xi wan ma? Arti : Apakah sekarang ibu mencuci piring di dapur?

Bahasa Jepang dikenal memiliki banyak partikel kata untuk menunjang sebuah kalimat. Contoh partikel-partikel tersebut adalah (wa), (ka), (ga), (mo),


(16)

(no). Masing-masing partikel memiliki tempat dan fungsinya masing-masing di dalam kalimat, baik kalimat positif, negatif, maupun kalimat tanya.

Dalam kalimat positif bahasa Jepang, bentuk struktur kalimatnya adalah kata benda + (wa) + (desu). Dikutip dari Yuana (2009), kalimat sederhana

bahasa Jepang biasanya digunakan pola ~ (wa) ~ (desu) yang mempunyai

arti adalah. Partikel (wa) biasanya digunakan untuk menunjukkan bahwa kata yang ada di depannya (kata yang diikutinya) adalah topik atau subjek dalam kalimat tersebut. (desu) menunjuk pada bentuk sopan, yaitu untuk

menunjukkan perasaan hormat kepada lawan bicara. Dalam kalimat negatif, (desu) mengalami perubahan menjadi あ せ (dewa arimasen) atau

あ せ (ja arimasen). Kedua kata tersebut memiliki arti yang sama yaitu

bukan atau tidak. Sedangkan untuk membuat kalimat tanya, dalam kalimat bahasa Jepang partikel (ka) diletakkan pada akhir kalimat tanpa perlu menambahkan

tanda tanya. Pada umumnya, penambahakan partikel (ka) memiliki arti apakah.

Contoh kalimat bahasa Jepang:

 Kalimat Positif

Hiragana : エ 大学生

Romanji : Eri-san wa dai gaku sei desu. Arti : Eri adalah seorang mahasiswi.


(17)

 Kalimat Negatif

Hiragana : エ 大学生 あ せ

Romanji : Eri-san wa dai gaku sei ja arimasen. Arti : Eri bukan seorang mahasiswi.

 Kalimat Tanya

Hiragana : エ 大学生 Romanji : Eri-san wa dai gaku sei de su ka. Arti : Apakah Eri seorang mahasiswi?

Pada dasarnya, dalam mempelajari tata bahasa dari setiap bahasa, kalimat merupakan bagian yang sangat penting. Untuk menyusun kalimat yang baik dan benar, seseorang harus memahami struktur bahasa tersebut secara memadai. Setiap bagian kalimat dari satu bahasa, biasa akan dipelajari minimal 3 bentuk kalimat, yaitu kalimat positif, kalimat negatif, dan kalimat tanya. Ketiga jenis kalimat ini biasanya memiliki struktur yang berbeda.

Para pelajar bahasa Mandarin dan bahasa Jepang masih sering salah dalam menggunakan kalimat tanya. Kalimat tanya sering diucapkan tidak sesuai dengan tata bahasanya dan umumnya pembelajar bahasa Mandarin dan bahasa Jepang hanya menggunakan intonasi nada. Hal tersebut membuat penulis ingin


(18)

menganalisis perbedaan dan persamaan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

Berikut adalah jenis kalimat tanya dalam bahasa Mandarin: 1. 是非疑 句 (shi fei yi wen ju) –Yes/No-Question 2. 特指 句 (te zhi wen ju) –wh-Question

3. 正反 句 (zheng fan wen ju) – Kalimat tanya negatif 4. 选择 句 (xuan ze wen ju) – Kalimat tanya pilihan 5. 反 句 (fan wen ju) – Kalimat tanya retorik

Sedangkan dalam bahasa Jepang hanya terdapat dua jenis kalimat tanya. Kalimat tanya tersebut dibedakan berdasarkan jawaban yang dihasilkan. Dua jenis kalimat tanya dalam bahasa Jepang yaitu kalimat tanya ya atau tidak dan kalimat tanya yang membutuhkan jawaban berupa pernyataan (Myojo Gakuen, 1968: 3). Ke lima jenis kalimat diatas akan terlihat perbedaannya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang jika dimasukkan ke dalam kalimat tanya. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang beserta sebuah contoh dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.


(19)

Jenis Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin

1. 是非疑 句 (shi fei yi wen ju) –Yes/No-Question

Yes/No question atau pertanyaan ya/tidak adalah jenis kalimat tanya yang mengharapkan jawaban iya atau tidak. Bentuk kalimat tanyanya dapat berupa bentuk positif ataupun negatif.

Contoh kalimat tanya ya/tidak dalam bahasa Mandarin:

你 是 老师 吗?

Ni shi lao shi ma

Kamu adalah guru partikel tanya Subjek predikat objek partikel tanya Apakah anda seorang guru?

2. 特指 句 (te zhi wen ju) –wh-Question

Kalimat tanya ini adalah jenis kalimat yang menggunakan kata-kata tanya w+h atau yang dikenal dengan istilah 5W+1H. 5W+1H adalah kata-kata tanya yang umum digunakan sehari-hari. Enam kata tanya tersebut yaitu „apa (what)‟, „siapa (who)‟, „kapan (when)‟, „mengapa (why)‟, „dimana (where)‟, dan „bagaimana (how)‟. Namun kata-kata tanya lain yang tidak termasuk dalam 5W+1H juga dapat digunakan dalam kalimat tanya ini. Dalam bahasa Indonesia, jenis kalimat ini dapat diartikan menjadi kalimat tanya yang menggunakan kata tanya.


(20)

Contoh kalimat tanya dengan kata tanya dalam Bahasa Mandarin:

她 什 时候 回 家 ?

Ta shi me shi hou hui jia

Dia kapan pulang rumah

Subjek kata tanya predikat objek Kapan dia pulang ke rumah?

3. 正反 句 (zheng fan wen ju) – Kalimat tanya negatif

Jenis kalimat tanya ini merupakan bentuk negatif dari jenis yes/no question, sehingga jawaban yang diharapkan juga berupa pernyataan ya atau tidak.

Contoh kalimat tanya negatif dalam Bahasa Mandarin:

个 是 是 你 的 自行车?

Zhe ge shi bu shi ni de zi xing che

Ini bukankah kamu kata bantu kepunyaan sepeda

Kata bilangan kata tanya subjek kata bantu kepunyaan objek


(21)

4. 选择 句 (xuan ze wen ju) – Kalimat tanya pilihan

Dalam kalimat tanya ini, penanya menyertakan pilihan jawaban yang diharapkan oleh penjawab. Jenis kalimat tanya ini juga dapat disebut kalimat tanya alternatif karena pilihan jawaban yang disisipkan dalam pertanyaan berupa jawaban alternatif.

Contoh kalimat tanya pilihan dalam Bahasa Mandarin:

位 是 你 的 父亲 是

Zhe wei shi ni de fu qin hai shi

Ini adalah kamu kata bantu kepunyaan ayah atau

Kata ganti predikat subjek kata bantu kepunyaan objek konjungsi

你 的 老师?

ni de lao shi?

kamu kata bantu kepunyan guru

subjek kata bantu kepunyan objek


(22)

5. 反 句 (fan wen ju) – Kalimat tanya retorik

Kalimat tanya retorik merupakan jenis kalimat tanya yang tidak membutuhkan jawaban. Bentuknya dapat berupa pertanyaan dengan menggunakan kata tanya ataupun dapat berupa penegasan. Orang yang melontarkan pertanyaan ini biasanya telah mengetahui bahwa orang yang ditanya sudah mengetahui jawabannya.

Contoh kalimat tanya retorik dalam Bahasa Mandarin:

天 们 考试, 难道 你

Jin tian women you kao shi, nan dao ni

Hari ini kita ada ujian tidakkah kamu

keterangan

waktu subjek predikat objek adverbial objek

知道 吗 ?

zhi dao ma ?

tahu partikel tanya predikat partikel tanya


(23)

Jenis Kalimat Tanya dalam Bahasa Jepang 1. Kalimat tanya ya atau tidak

Pada jenis kalimat tanya ini biasa disebut juga dengan yes no question atau kalimat tanya ya atau tidak. Jawaban yang diharapkan dari penanya untuk jenis kalimat tanya ini adalah berupa jawaban ya atau tidak.

Contoh kalimat tanya ya atau tidak dalam Bahasa Jepang:

あ た 学生

A na ta wa gaku sei de su ka

Kamu partikel murid partikel partikel tanya Subjek partikel objek partikel partikel tanya Apakah anda seorang murid?

2. Kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan

Jenis kalimat tanya ini mengharapkan jawaban berupa pernyataan. Pernyataan tersebut harus mendukung pertanyaan yang ditanyakan. Bentuk kalimat tanya yaitu menggunakan kata tanya.


(24)

Contoh kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan dalam Bahasa Jepang:

字 う

Ko no ji ha do u yo mu no de su ka

Ini kata partikel bagaimana membaca kata bantu kepunyaan partikel partikel tanya

Kata bantu

objek

objek partikel kata tanya predikat

kata bantu

kepunyaan partikel partikel tanya Bagaimana cara membaca aksara ini?

Penelitian ini adalah penelitian kontrastif yang dilakukan dengan cara memperbandingkan kedua bahasa, dalam hal ini adalah kalimat tanyanya. Melalui analisis ini diharapkan akan ditemukan perbedaan-perbedaan dan persamaan pada jenis dan struktur kalimat tanya kedua bahasa tersebut.

Seperti yang dikatakan Tarigan (1995) bahwa, “Analisis kontrastif adalah kegiatan membandingkan dua struktur (B1 dan B2) yang berbeda untuk mengidentifikasi perbedaan antara dua bahasa yang berasal dari rumpun yang berbeda.” Selanjutnya Tarigan mengatakan bahwa, “hambatan terbesar dalam menguasai bahasa kedua (B2) adalah tercampurnya sistem bahasa pertama (B1) dengan sistem B2. Analisis kontrastif mencoba menjembatani kesulitan tersebut dengan mengkontraskan kedua sistem bahasa tersebut untuk menentukan kesulitan-kesulitan yang terjadi.”


(25)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, adapun rumusan penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Bagaimana perbedaan jenis dan struktur kalimat tanya bahasa Mandarin dan bahasa Jepang?

2. Bagaimana persamaan jenis dan struktur kalimat tanya bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang?

1.3Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan sistematis, penulis merasa perlu untuk memberikan batasan masalah. Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah hanya pada struktur kalimat ke lima (5) jenis kalimat tanya dalam bahasa Mandarin, yaitu: kalimat tanya ya/tidak (是非 句), kalimat tanya dengan kata tanya (特指 句), kalimat tanya negatif (正反 句), kalimat tanya pilihan (选择

句), dan kalimat tanya retorik (反 句) dan dua (2) jenis kalimat tanya dalam bahasa Jepang, yaitu: kalimat tanya dengan jawaban ya atau tidak dan kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan.

1.4Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakan analisis tentang kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang adalah:


(26)

1. Mendeskripsikan tentang persamaan kalimat tanya bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

2. Mendeksripsikan tentang perbedaan kalimat tanya bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

1.5Manfaat Penelitian

Sesuai dengan latar belakang perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Dapat mengetahui perbedaan dan persamaan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang sehingga memudahkan pelajar kedua bahasa dalam mempelajarinya sebagai bahasa kedua ataupun bahasa ketiga. Selain itu, memberikan pemahaman akan perbedaan tata bahasa antara bahasa pertama dan bahasa kedua sehingga dapat mengurangi kesalahan dalam mempelajari bahasa asing tersebut.

1.5.2 Manfaat Praktis

Memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai rujukan atau referensi bagi peneliti lain untuk mengembangkan penulisan mengenai tata bahasa secara umum


(27)

dan penelitian kontrastif dari berbagai bahasa secara khusus secara lebih mendalam di masa mendatang.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

2.1Tinjauan Pustaka

Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi dan makalah yang berkaitan dengan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin maupun bahasa Indonesia, sebagai berikut:

Zhao (1998) dalam jurnal yang berjudul 汉日语疑 代词的用法 比较 ( ) Han Ri Yu Yi Wen Dai Ci De Yong Fa Yu Bi Jiao (A) dan汉日语疑 代词的用法

比较 ( ) Han Ri Yu Yi Wen Dai Ci De Yong Fa Yu Bi Jiao (B) menjelaskan

tentang penggunakan kata-kata tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang. Terdapat enam kata tanya yang dijelaskan dalam jurnal tersebut, antara lain: kata apa, siapa, dimana, bagaimana, kapan, dan berapa. Dalam jurnal tersebut penulis dapat melihat stuktur jenis kalimat tanya dengan kata tanya dalam dua bahasa dari beberapa contoh-contoh kalimat tanya yang disajikan. Terdapat enam bagian dalam jurnal tersebut yang memberikan contoh-contoh kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang mengenai masing-masing kata tanya. Terdapat persamaan struktur yang terlihat dari peletakan beberapa kata tanya yang sama antara bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.


(29)

Fukui (2009) dalam jurnal yang berjudul 汉日语选择 句对比 Han Ri Yu Xuan Ze Wen Ju Dui Bi menguraikan tentang kalimat tanya pilihan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang. Dalam bahasa Mandarin, partikel tanya diletakkan di akhir kalimat tanya, sedangkan dalam bahasa Jepang partikel tanya diletakkan dua kali yaitu setiap setelah pilihan yang diajukan dalam pertanyaan tersebut. Jurnal tersebut memberi kontribusi berupa struktur kalimat tanya pilihan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang melalui contoh-contoh kalimat yang disajikan.

Tandy (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Kontrastif Kalimat Tanya Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin” menjelaskan mengenai 5 jenis, ciri,

dan makna kalimat tanya dalam Bahasa Mandarin. Penulis menemukan teknik penelitian membandingkan bahasa Mandarin dan bahasa Inggris yang juga dapat diterapkan dalam penelitian ini, yaitu teknik pengumpulan data dengan metode studi kepustakaan. Langkah-langkah dalam melakukan analisis data juga menjadi acuan bagi penulis dalam penelitian ini agar menjadi lebih sistematis.

Miyanty (2012) dalam skripsi yang berjudul “Analisis Kontrastif Struktur, Jenis, Dan Ciri Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia”

menjelaskan mengenai struktur, jenis, dan ciri kalimat tanya dalam Bahasa Mandarin. Penggunaan metode penelitian yang dalam skripsi tersebut yaitu metode deskriptif kualitatif sehingga dapat menyajikan hasil penelitian mengenai perbedaan dan persamaan secara lebih jelas.


(30)

2.2Konsep

Konsep merupakan sebuah rancangan dasar atau kerangka dalam sebuah tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.

Adapun konsep dari penelitian ini adalah mengenai:

2.2.1 Analisis Kontrastif

Analisis kontrastif merupakan sebuah metode yang digunakan dalam mencari persamaan atau perbedaan antara bahasa pertama (B1) dengan bahasa target (B2). Analisis kontrastif digunakan dengan cara membandingkan dua bahasa sehingga perbedaan dan persamaannya dapat terlihat. Teori ini merupakan sebuah metode untuk mendeskripsikan, membuktikan, dan menguraikan perbedaan atau persamaan aspek-aspek kebahasaan dari dua bahasa atau lebih yang dibandingkan (Ridwan, 1998:8). Maka dari itu, penulis menggunakan teori analisis kontrastif untuk mencari perbedaan dan persamaan antara kedua bahasa.

Menurut Tarigan (1995), analisis kontrastif memiliki dua aspek yaitu aspek linguistik dan aspek psikologis. Aspek linguistik berkaitan dengan masalah perbandingan antara kedua bahasa tersebut, yaitu apa yang akan dibandingkan dan cara memperbandingkannya. Aspek psikologisnya terletak pada cara


(31)

penyampaiannya untuk bahan ajar. Namun aspek psikologis kurang dikembangkan karena kurang mendapat perhatian.

Analisis kontrastif berbeda dengan analisis komparatif. Analisis komparatif menganalisis adanya perbedaan dan persamaan dari dua bahasa yang serumpun. Sedangkan analisis kontrastif menganalisis dua bahasa yang berasal dari rumpun yang berbeda. Dalam penelitian ini bahasa yang akan dianalisis adalah Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang yang berasal dari rumpun bahasa yang berbeda sehingga digunakan teori analisis kontrastif.

Penggunaan analisis kontrastif bertujuan untuk mengetahui perbedaan-perbedaan dan kemiripan-kemiripan di antara dua bahasa atau lebih yang berguna untuk mengurangi kesalahan dalam mempelajari sebuah bahasa. Analisis kontrastif dapat difungsikan pada bidang pengajaran, pembelajaran, ataupun penerjemahan.

2.2. Kalimat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalimat berarti satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Kalimat tanya merupakan salah satu jenis kalimat harus dipelajari dalam mempelajari sebuah bahasa baru. Kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung makna sebuah pertanyaan. Arti kalimat tanya


(32)

adalah kalimat yang berisi pertanyaan kepada pihak lain untuk memperoleh jawaban dari pihak yang ditanya.

Adapun ciri-ciri sebuah kalimat tanya adalah intonasi naik pada akhir kalimat, menggunakan kata tanya, ataupun menggunakan partikel tanya –kah yang bersifat memperhalus pertanyaan. Penyampaian kalimat tanya bermaksud untuk mendapatkan jawaban berupa informasi atau penjelasan.

1. Kalimat Tanya Bahasa Mandarin

Dalam bahasa Mandarin terdapat 5 jenis kalimat tanya. Tandy (2011) mengatakan bahwa di dalam bahasa Mandarin terdapat 5 jenis kalimat tanya, ke lima jenis kalimat tanya dalam Bahasa Mandarin adalah sebagai berikut:

1. 是非 句Kalimat Tanya ya/tidak

2. 特指 句 Kalimat Tanya dengan kata tanya 3. 正反 句 Kalimat Tanya Negatif

4. 选择 句Kalimat Tanya Pilihan 5. 反 句Kalimat Tanya Retorik

2. Kalimat Tanya Bahasa Jepang

Bahasa Jepang memiliki dua bentuk kalimat tanya, yaitu kalimat tanya dengan bentuk jawaban ya atau tidak dan kalimat tanya dengan bentuk jawaban berupa


(33)

yaitu hanya dengan menambahkan partikel tanya (ka) pada akhir kalimat dan

tidak perlu menambahkan tanda tanya. Secara semiotik, partikel (ka) digunakan untuk menggantikan tanda tanya.

2.3 Landasan Teori

Adapun teori yang digunakan untuk menganalisis rumusan masalah dalam penelitian ini adalah teori analisis kontrastif dan teori tata bahasa.

2.3.1 Analisis Kontrastif

Analisis kontrastif merupakan cabang dari ilmu linguistik, sehingga seringkali disebut sebagai linguistik kontrastif. Linguistik kontrastif berbeda dengan linguistik komparatif walaupun keduanya adalah kegiatan membandingkan dua bahasa. Perbedaan kedua analisis tersebut dapat dilihat pada kutipan dibawah ini seperti yang diuraikan oleh Tarigan (1992:226),

“Linguistik komparatif ingin mengetahui persamaan dan perbedaan antara bahasa-bahasa yang diperbandingkan. Linguistik kontrastif hanya meneliti perbedaan-perbedaan atau ketidaksamaan-ketidaksamaan yang menyolok yang terdapat pada dua bahasa atau lebih, sedangkan persamaan-persamaannya tidak begitu dipentingkan atau diperhatikan. Kesamaan-kesamaan yang terdapat dianggap sebagai hal yang biasa, hal yang umum saja.”

Melalui analisis kontrastif, hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran bahasa sehingga dapat mengurangi kesalahan-kesalahan atau


(34)

pelanggaran-pelanggaran yang mungkin dilakukan oleh pelajar ke dua bahasa tersebut. Seperti yang dijelaskan Pateda (1989: 18),

“Analisis kontrastif merupakan pendekatan dalam pengajaran bahasa yang menggunakan teknik membandingkan antara bahasa ibu (B1) dengan bahasa sasaran (B2) sehingga guru dapat meramalkan kesalahan siswa dan siswa dapat segera menguasai bahasa yang sedang dipelajari. Memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan penggunaan dua bahasa tersebut merupakan salah satu fungsi penelitian menggunakan teori analisis kontrastif.”

Dalam penelitian ini, penggunaan teori pendekatan kontrastif digunakan sebagai teori perbandingan untuk menemukan perbedaan dan persamaan yang terdapat antara dua bahasa. Teori ini adalah metode analisis linguistik yang berusaha mendeskripsikan, membuktikan, dan menguraikan persamaan atau perbedaan aspek-aspek kebahasaan dari dua bahasa atau lebih yang dibandingkan (Ridwan, 1998:8).

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat dikatakan bahwa analisis kontrastif merupakan ilmu linguistik yang bersifat membandingkan dan bertujuan menemukan serta mendeskripsikan perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan yang terdapat antara dua bahasa dari rumpun yang berbeda. Hasil perbedaan dan persamaan tersebut dapat dijadikan sebagai sarana pengajaran atau bahan ajar bagi pengajar bahasa kedua. Penggunaan teori ini dapat pula sebagai acuan bagi pelajar bahasa kedua agar dapat memperkecil kesalahan yang dapat terjadi.


(35)

Menurut Brown dan Ellis dalam Indihadi (diakses pada 27 November 2014), terdapat empat langkah kerja dalam menggunakan analisis kontrastif yaitu:

“1. Mendeskripsikan sistem atau unsur-unsur bahasa pertama (B1) dan bahasa kedua (B2).

2. Menyeleksi sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) yang akan dibandingkan atau dianalisis.

3. Mengontraskan sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) dengan cara memetakan unsur-unsur dari kedua bahasa yang dianalisis.

4. Memprediksi sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) untuk keperluan

pengajaran bahasa di sekolah.”

Walaupun keempat langkah diatas merujuk pada penggunaan analisis kontrastif untuk pengajaran, langkah tersebut dapat juga diterapkan dalam kepentingan pengajaran bahasa asing, bahasa kedua, atau oleh dwibahasawan (orang yang mampu menggunakan dua bahasa secara baik) untuk mempermudah pelajar bahasa dalam mempelajarinya. Teori ini dijadikan sebagai pendekatan dalam pengajaran bahasa karena menggunakan metode perbandingan.

2.3.2 Tata Bahasa

Tata bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah, kaidah tentang struktur gramatikal bahasa. Secara umum, meskipun tata bahasa memiliki pengertian yang berbeda-beda menurut para pakar bahasa namun dapat dikatakan bahwa, tata bahasa adalah peraturan mengenai suatu bahasa (Chaiyanara, 2003: 1). Tata bahasa meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Sebuah kalimat


(36)

akan dikatakan efektif dan baik jika mengikuti aturan tata bahasa dari sebuah bahasa.

Setiap bahasa memiliki aturan tata bahasanya sendiri, begitu juga dengan bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang. Kedua bahasa ini memiliki tata bahasa yang berbeda seperti yang sudah diuraikan secara singkat di latar belakang. Dalam struktur kalimat tanya Bahasa Jepang, partikel kata tertentu diletakkan pada kalimat untuk menandakan kalimat tersebut adalah kalimat tanya. Sedangkan dalam bahasa Mandarin, pada beberapa jenis kalimat tanya, partikel juga digunakan dengan cara menyisipkan partikel tersebut pada kalimat tanya, namun pada beberapa jenis kalimat tanya lainnya, penggunaan partikel tidak diperlukan. Untuk menganalisis struktur kalimat tanya pada kedua bahasa, penulis akan mengacu pada struktur kalimat tanya bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Team Pustaka Phoenix , metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, atau cara kerja bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sedangkan penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan penulis untuk mencapai tujuan dengan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan (Nazir, 1999: 51).

Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan linguistik yaitu yang berkaitan dengan perbandingan 2 bahasa dan bagaimana cara membandingkannya. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristif, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena


(38)

yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006: 72). Penyajian penelitian deskriptif berupa kata-kata dan kutipan-kutipan yang menggambarkan hasil dari penelitian yang dilakukan, bukan berupa angka-angka.

Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan (library research). Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan

laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.” (Nazir, 1999: 111).

Pendekatan yang dilakukan oleh penulis adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari manusia dan perilakunya yang dapat diamati sehingga tujuan dari penelitian ini adalah pemahaman individu tertentu dan latar belakangnya secara utuh (Bodgan and Taylor dalam Setiyadi, 2006: 5).

3.1Data dan Sumber Data 3.1.1 Data

Data merupakan bagian yang penting dalam setiap penelitian. Data, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Dalam penelitian ini, data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.


(39)

Data primer adalah data utama yang digunakan dalam penelitian dan menguraikan langsung mengenai kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang. Data primer dari penelitian ini adalah kalimat-kalimat tanya. Kalimat-kalimat tanya tersebut dikumpulkan baik dari sumber data primer maupun sumber data sekunder. Kalimat-kalimat tersebut nantinya akan dikumpulkan dan diklasifikasikan menurut jenis-jenis kalimat tanyanya. Data kemudian diolah sesuai teknik pengumpulan data. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah uraian dan deskripsi mengenai jenis kalimat tanya dan analisis kontrastif yang didapat dari sumber data primer maupun sumber data sekunder.

3.1.2 Sumber Data

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sumber berarti asal. Sehingga, sumber data adalah asal data. Sumber data primer atau sumber data utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber Data Primer : Hanyu Jiaocheng (汉语教程) Penulis : Yang Ji Zhou

Cover : Warna kuning

Halaman : 157

Terbitan : Beijing Language and Culture University Press Tahun Terbit : 2006


(40)

Sumber Data Primer : Minna no Nihongo I (みんなの日本語 I) Penulis : 3A Corporation

Cover : Warna putih

Halaman : 244

Terbitan : 3A Corporation Tahun Terbit : 2009

Alasan pemilihan buku-buku tersebut sebagai sumber data primer adalah karena kedua buku tersebut adalah buku yang digunakan oleh mahasiswa tingkat satu pada program studi Sastra Cina dan departemen Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Kedua sumber data primer yang telah ditentukan, masing-masing diperoleh dari buku jilid pertama dari dua jilid yang sama-sama digunakan oleh mahasiswa tahun pertama di masing-masing Program Studi. Jika data yang dibutuhkan tidak tercukupi dari buku jilid pertama, data akan ditambah dari buku jilid kedua dari masing-masing judul.

Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa buku, jurnal, dan makalah yang relevan dengan topik penelitian.

3.2Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002: 110). Teknik pengumpulan


(41)

data yang dilakukan adalah dengan studi kepustakaan (library research). Penulis akan mengumpulkan data yang berbentuk kalimat-kalimat tanya yang terdapat pada data primer maupun data sekunder yang memiliki keterkaitan dengan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan penulis untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data berupa kalimat-kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang, dan informasi yang bersumber dari buku, jurnal, makalah, dan bahan kepustakaan lainnya.

2. Melakukan pengaturan atau penyusunan data secara sistematis sesuai teknis analisis data.

3.3Teknik Analisis Data

Analisis data adalah langkah menelaah data untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan rumusan masalah penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode perbandingan. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan oleh penulis dalam analisis data ialah sebagai berikut:

1. Melakukan seleksi, pencatatan, dan pengelompokan data-data dan informasi yang mampu mendukung analisis penulis.


(42)

2. Menguraikan data-data yang telah dikumpulkan dan disusun secara sistematis serta dengan menyertakan uraian keterangan yang akan disampaikan.

3. Menganalisis data-data menggunakan teori-teori yang telah ditentukan dalam landasan teori.

4. Membandingkan (mengkontraskan) data-data lalu mencari perbedaan dan persamaan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang, baik dari jenisnya maupun strukturnya.

5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil temuan perbedaan dan persamaan antara kalimat tanya kedua bahasa tersebut dan dideskripsikan sebagai hasil penelitian.


(43)

BAB IV

JENIS DAN STRUKTUR KALIMAT TANYA DALAM BAHASA MANDARIN DAN BAHASA JEPANG

Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai jenis dan struktur kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang. Seperti yang sudah dijelaskan dalam batasan masalah, penelitian ini akan membahas mengenai lima jenis kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan dua jenis kalimat tanya dalam bahasa Jepang. Masing-masing kalimat tanya dalam kedua bahasa memiliki struktur yang berbeda. Sehingga nantinya dapat terlihat perbedaan dan persamaan yang kemudian akan dibahas pada bab selanjutnya.

4.1. Jenis dan Struktur Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin 4.1.1 Kalimat Tanya Ya/Tidak

Kalimat tanya ya atau tidak adalah jenis kalimat tanya yang paling umum digunakan dalam percakapan. Jawaban yang diharapkan dari pertanyaan ini yaitu pernyataan ya atau tidak. Dalam bahasa Inggris, jenis kalimat tanya ini disebut dengan yes/no question. Dalam bahasa Mandarin, bentuk kalimat tanya ini sangat mudah ditulis yaitu dengan menambahkan partikel tanya 吗 (ma) di akhir kalimatnya.


(44)

Struktur kalimat tanya ya/tidak:

1. 你 学 英文 吗?

Ni xue yin wen ma?

Kamu belajar Bhs. Inggris partikel tanya Subjek predikat objek partikel tanya Apakah kamu belajar bahasa Inggris?

2. 你 是 留学生 吗?

Ni shi liu xue sheng ma

Kamu adalah murid asing partikel tanya Subjek predikat objek partikel tanya Apakah kamu murid luar negeri?

Partikel tanya 吗 (ma) dalam jenis kalimat tanya ini dapat juga digabungkan

dengan beberapa predikat, seperti 好吗 (hao ma),对吗 (dui ma),行吗 (xing ma). Arti kalimat tanya tidak berubah karena tetap mengharapkan jawaban berupa pernyataan ya atau tidak dari penjawab.


(45)

4.1.2 Kalimat Tanya dengan Kata Tanya

Pada jenis kalimat tanya dengan menggunakan kata tanya, hanya enam (6) jenis kata tanya yang akan dibahas sesuai dengan yang sudah dipaparkan pada latar belakang. Ke-enam kata tanya tersebut adalah apa, siapa, bagaimana, dimana, mengapa, dan kapan.

Struktur kalimat tanya dengan kata tanya apa:

1. 是 什 书?

Zhi shi shen me shu?

Ini adalah apa buku

Kata bantu

bilangan predikat kata tanya objek

Buku apa ini?

2. 书馆 东边 是 什 地方?

Tu shu guan dong bian shi shen me di fang

Perpustakaan sebelah barat adalah apa tempat Subjek kata ket. arah predikat kata tanya objek Di sebelah barat perpustakaan terdapat tempat apa?


(46)

Struktur kalimat tanya dengan kata tanya siapa:

1. 你 找 谁?

Ni zhao shei?

Kamu mencari siapa Subjek predikat kata tanya Kamu mencari siapa?

2. 天 晚 谁 来?

Jin tian wan shang shei lai

Hari ini malam hari siapa datang Ket. waktu ket. waktu kata tanya predikat Malam ini siapa yang akan datang?

Struktur kalimat tanya dengan kata tanya bagaimana:

1. 你们 的 老师 怎 样?

Ni men de laoshi zen me yang?

Kalian (kepunyaan) guru bagaimana Subjek (kepunyaan) objek kata tanya Bagaimana guru kalian?


(47)

2. 你 篮球 打 得 怎 样?

Ni lan qiu da de zen me yang

Kamu basket bermain partikel bagaimana Subjek objek predikat partikel kata tanya Bagaimana kamu bermain basket?

Struktur kalimat tanya dengan kata tanya dimana:

1. 你 在 那儿 学 汉语?

Ni zai na er xue xi Han yu?

Kamu preposisi dimana belajar bahasa Mandarin Subjek preposisi kata tanya predikat objek Dimana kamu belajar bahasa Mandarin?

2. 晚 你 在 哪儿 饭?

Wan shang ni zai na er chi fan

Malam hari kamu preposisi dimana makan nasi Ket. waktu subjek preposisi kata tanya predikat objek Dimana kamu makan malam ini?


(48)

Struktur kalimat tanya dengan kata tanya kapan:

1. 你 什 时候 去 学校?

Ni shen me shi hou qu xue xiao?

Kamu kapan pergi sekolah

Subjek kata tanya predikat objek Kapan kamu pergi ke sekolah?

2. 们 什 时候 开始 课?

Wo men shi me shi hou kai shi shang ke

Kita kapan mulai belajar

Subjek kata tanya predikat objek Kapan kita mulai belajar?

Struktur kalimat tanya dengan kata tanya mengapa:

1. 你 什 没 来 课?

Ni wei shen me mei lai shang ke?

Kamu mengapa tidak datang kelas Subjek kata tanya negasi predikat objek Mengapa kamu tidak masuk kelas?


(49)

2. 飞机 什 没 到?

Fei ji wei shen me hai mei dao

Pesawat mengapa belum sampai Subjek kata tanya negasi predikat Mengapa pesawat belum mendarat?

4.1.3 Kalimat Tanya Negatif

Kalimat tanya negatif merupakan jenis kalimat yang mengharapkan penegasan berupa jawaban iya atau tidak. Perbedaannya dengan jenis kalimat tanya ya/tidak adalah bentuk kalimat tanya ini adalah kalimat negatif. Jenis kalimat tanya ini berbentuk kalimat negatif yang mengharapkan jawaban berupa kalimat positif. Namun jawaban dapat pula berupa kalimat negatif yang menyetujui pernyataan kalimat tanya tersebut.

Ciri-ciri kalimat tanya negatif ini yaitu berupa adanya kata tanya 是 是 (shi

bu shi). Kata 是 (shi) dalam kata tanya 是 是(shi bu shi) merupakan sebuah predikat yang mendapat pengulangan. Kata tersebut dapat pula diganti dengan predikat lain dan diberi pengulangan. Contoh, menggunakan predikat 去 (qu) yang

memiliki arti „pergi‟ menjadi去 去(qu bu qu). Penggunaan kata tanya tersebut digunakan tergantung makna kalimat yang diinginkan.


(50)

Struktur kalimat tanya negatif:

1. 他 是 是 老师?

Ta shi bu shi lao shi?

Dia bukankah guru Subjek kata tanya objek? Bukankah dia seorang guru?

2. 你 去 去 银行?

Ni qu bu qu yin hang?

Kamu tidak pergi bank Subjek kata tanya objek? Kamu tidak pergi ke bank?

4.1.4 Kalimat Tanya Pilihan

Kalimat tanya pilihan bermaksud untuk menanyakan pilihan orang yang ditanya berdasarkan dua alternatif pilihan, sehingga pilihan jawabannya terdapat di objek yang ditanyakan. Dalam bahasa Mandarin konjungsi yang digunakan adalah kata 是 (hai shi) yang berarti „atau‟ dan diletakkan diantara dua objek pilihan.


(51)

Struktur kalimat tanya pilihan:

1. 你 的 车 是 新

Ni de che shi xin

Kamu (kepunyaan) mobil adalah baru Subjek (kepunyaan) objek predikat kata sifat

的 是 旧 的?

de hai shi jiu de?

kepunyaan atau lama kepunyaan kepunyaan konjungsi kata sifat kepunyaan Kendaraanmu ini baru atau lama?

2. 你 天 去 是 明天 去?

Ni jin tian qu hai shi ming tian qu?

Kamu hari ini pergi atau besok pergi? Subjek ket. waktu predikat konjungsi ket. Waktu predikat?


(52)

4.1.5 Kalimat Tanya Retorik

Kalimat tanya retorik biasa juga disebut kalimat tanya penegas. Kalimat tanya ini memiliki arti kebalikan dari kalimat yang ditulis. Jika pertanyaan ditulis dalam bentuk positif, sesungguhnya arti kalimat itu mengarahkan penjawab untuk menjawab dalam bentuk negatif. Sama dengan kebalikannya, jika pertanyaan ditulis dalam bentuk negatif, arti kalimat tersebut mengharapkan penjawab untuk menjawab dalam bentuk positif. Namun kebanyakan jenis pertanyaan ini tidak membutuhkan jawaban.

Struktur kalimat tanya retorik:

1. 难道 就是 大学生 的 吗? Nan dao zhe jiu shi da xue sheng gan de shi ma?

Bukankah ini mahasiswa melakukan kepun yaan pekerjaan -kah

Partikel retorik

kata bantu

objek subjek predikat kepun

yaan objek

partikel tanya


(53)

2. 你 是 要 托福班 吗? Ni bu shi yao shang Tou fu ban ma? Kamu tidak akan ikut TOEFL -kah Subjek Partikel retorik pelengkap predikat objek Partikel retorik

Tidakkah kamu mau ikut kelas TOEFL?

4.2 Jenis dan Struktur Kalimat Tanya Bahasa Jepang 4.2.1 Kalimat Tanya dengan Jawaban Ya atau Tidak

Sesuai dengan namanya, jenis kalimat ini hanya membutuhkan jawaban berupa ya atau tidak. Jenis kalimat ini juga sama seperti jenis kalimat tanya ya atau tidak dalam bahasa Mandarin (是非疑 句). Tidak ada ciri khusus dalam kalimat tanya dengan jawaban ya atau tidak ini.

Struktur kalimat tanya dengan jawaban ya atau tidak:

1. 新大阪

Koko ha shin Oosaka desu ka

Ini partikel Shin Osaka partikel

partikel tanya

Kata ket.

tempat partikel objek partikel

partikel tanya


(54)

2. そ ノ ト

Sore ha notto desu ka

Ini partikel catatan partikel partikel tanya

Kata ket.

tempat partikel objek partikel

partikel tanya

Apakah ini catatan?

3. 今晩 い

Konban issho ni biiru wo

Malam ini bersama bir partikel

Kata ket.

waktu adverbial objek partikel

Nomimasen ka

Minum partikel tanya

Predikat partikel tanya


(55)

4.2.2 Kalimat Tanya dengan Jawaban Berupa Pernyataan

Pada jenis kalimat tanya ini, penjawab akan memberikan jawaban berupa pernyataan. Pertanyaan diajukan dengan menggunakan kata tanya. Terdapat enam (6) jenis kata tanya yang terdapat dalam bahasa Jepang.

Struktur kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan:

1. 山田

Yamada-san ha doko desu ka

Yamada-san partikel dimana partikel partikel tanya Subjek partikel kata tanya partikel partikel tanya Dimanakah Yamada-san?

2. あ 誰

Are ha dare no kaban desu ka

Itu partikel siapa partikel

kepunyaan tas partikel

partikel tanya

Kata ket.

tempat partikel kata

tanya partikel kepunyaan objek partikel partikel tanya Tas siapakah itu?


(56)

3. 毎晩 何 時 寝

Maiban nani ji ni nemasu ka

Setiap malam apa berapa partikel tidur

partikel tanya

Kata ket. waktu

kata

tanya objek partikel predikat

partikel tanya


(57)

BAB V PEMBAHASAN

Dalam bab sebelumnya telah dijabarkan mengenai struktur kalimat tanya dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang. Dalam bab ini, penulis akan membahas hasil penelitian yang telah penulis lakukan. Seperti yang telah dijelaskan dalam metode penelitian, setelah mengumpulkan data, penulis akan mengkontraskan dan memasukkan teori analisis kontrastif dalam meneliti perbedaan dan persamaan kalimat tanya dalam dua bahasa tersebut.

5.1 Perbedaan Jenis dan Struktur Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang

Jenis kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang memiliki perbedaan yang cukup besar, walaupun terdapat pula kemiripan-kemiripan. Pada sub point berikut ini, penulis akan menguraikan secara satu per satu, mulai dari perbedaan jenis dan perbedaan struktur kalimat tanya pada kedua bahasa tersebut. Selain itu, perbedaan yang paling terlihat dari kedua bahasa adalah struktur kalimat tanyanya.


(58)

5.1.1 Perbedaan Jenis Kalimat Tanya

Sebuah perbedaan yang terlihat jelas dalam hal jenis kalimat tanya pada bahasa Mandarin dan bahasa Jepang adalah, jenis kalimat tanya. Bahasa Mandarin terdiri dari lima (5) jenis kalimat tanya, yaitu kalimat tanya ya atau tidak (是非疑 句), kalimat tanya dengan kata tanya (特指疑 句), kalimat tanya negatif (正反 句), kalimat tanya pilihan (选 择 疑 句), dan kalimat tanya retorik (反 句), sedangkan bahasa Jepang hanya memiliki dua (2) jenis kalimat tanya, yaitu kalimat tanya dengan jawaban ya atau tidak dan kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan.

Jenis kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan didalam bahasa Jepang, pada kenyataannya sama dengan jenis kalimat tanya dengan kata tanya dalam bahasa Mandarin. Persamaannya dapat dilihat dalam penjelasan tentang persamaan kalimat tanya. Namun bahasa Jepang tidak mengklasifikasikan kalimat tanya tersebut menjadi kalimat tanya tersendiri. Maka terdapat perbedaan jumlah jenis kalimat tanya antara bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

Penggunaan kata tanya yang terdapat dalam bahasa Jepang, beberapa jenis kalimat tanya bahasa Mandarin termasuk dalam jenis kalimat tanya dengan jawaban pernyataan dalam bahasa Jepang. Dalam jenis kalimat tanya dengan jawaban pernyataan di bahasa Jepang terdapat kalimat tanya yang menggunakan kata tanya 5W+1H dengan fungsi kata tanya yang sama, sehingga jenis kalimat


(59)

tanya dengan kata tanya dalam bahasa Mandarin termasuk ke dalam jenis kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan dalam bahasa Jepang.

Jika dalam kalimat tanya pilihan bahasa Mandarin digunakan konjungsi yang menjadi ciri kalimat tanya tersebut, jenis kalimat tanya dengan jawaban pernyataan dalam bahasa Jepang juga ditemukan penggunaan konjungsi dalam kalimat tanyanya. Dengan begitu, kalimat tanya pilihan dalam bahasa Mandarin termasuk dalam kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan dalam bahasa Jepang.

Dalam kalimat tanya retorik, bahasa Mandarin menggunakan partikel retorik yang digunakan sebagai kata tanya dan juga sebagai sebuah ciri dalam kalimat tanya jenis ini. Dalam kalimat tanya bahasa Jepang juga ditemukan kalimat tanya retorik walaupun tidak seperti bahasa Mandarin yang menggunakan partikel retorik, bahasa Jepang menggunakan sebuah negasi sebagai kata tanyanya. Jenis kalimat tanya retorik dalam bahasa Mandarin ini dapat diklasifikasikan menjadi kalimat tanya dengan jawaban pernyataan dalam bahasa Jepang.

Jenis kalimat tanya negatif dalam bahasa Mandarin yang menggunakan kata

tanya „bukankah‟ termasuk dalam jenis kalimat tanya ya atau tidak dalam bahasa

Jepang. Hal ini disebabkan oleh persamaan penggunaan kata tanya „bukankah‟

yang juga ada dalam kalimat tanya bahasa Jepang. Kata tanya tersebut memiliki

fungsi yang sama dengan kata tanya „apakah‟ dalam jenis kalimat tanya ya atau tidak dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang, hanya saja dalam jenis kalimat


(60)

tanya negatif digunakan kata tanya berbentuk negatif yaitu „bukankah‟ atau „tidakkah‟.

Dengan demikian, meskipun perbedaan jumlah jenis kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang, berdasarkan penggunaan kata tanyanya, beberapa jenis kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dapat diklasifikasikan ke dalam jenis kalimat tanya dalam bahasa Jepang.

5.1.2 Perbedaan Struktur Kalimat Tanya

Dalam penelitian ini, penulis menemukan perbedaan antara kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan kalimat tanya dalam bahasa Jepang. Salah satu perbedaan yang mudah dilihat, yaitu kalimat tanya bahasa Mandarin menutup akhir kalimat dengan tanya tanya sedangkan kalimat tanya bahasa Jepang menggunakan partikel tanya (ka) sebagai pengganti tanda tanya.

Dibawah ini adalah uraian lebih rinci mengenai perbedaan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

5.1.2.1 Kalimat Tanya Ya atau Tidak

Kalimat tanya ya atau tidak dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang memiliki perbedaan struktur. Untuk dapat melihat perbedaannya, berikut adalah contoh kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang:


(61)

Bahasa Mandarin:

你 咖啡 吗?

Ni he ka fei ma

Kamu minum kopi partikel tanya Subjek predikat objek partikel tanya Apakah kamu minum kopi?

Bahasa Jepang:

あ た コ 飲

Anata ha koohii wo nomimasu ka

Kamu partikel kopi partikel minum partikel tanya

Subjek partikel objek partikel predikat partikel tanya

Apakah kamu minum kopi?

Dari contoh kalimat tanya ya atau tidak, seperti yang telah dituliskan pada contoh kalimat diatas, terlihat perbedaan struktur dalam kalimat tanya bahasa Mandarin dan bahasa Jepang. Kalimat tanya diatas dapat digunakan untuk menawarkan minuman berupa kopi kepada seseorang. Orang yang ditanya dapat memberikan jawaban ya atau tidak untuk merespon pertanyaan tersebut.


(62)

Dalam kalimat tanya ya atau tidak bahasa Mandarin dan bahasa Jepang, subjek

„kamu‟ menempati posisi diawal kalimat. Predikat (he) yang berarti minum

ditempatkan setelah subjek „kamu‟. Predikat tersebut lalu diikuti dengan objek kopi yang dalam bahasa Mandarin ditulis menjadi 咖啡 (ka fei). Kalimat tanya

dalam bahasa Mandarin ini ditutup dengan partikel tanya 吗 (ma) dan menggunakan tanda baca yaitu tanda tanya (?).

Pada kalimat tanya ya atau tidak dalam bahasa Jepang, subjek „kamu‟ diletakkan diawal kalimat lalu diikuti oleh sebuah partikel (ha). Objek

menempati posisi setelah partikel (ha). Objek kalimat berupa kata kopi yang

dalam bahasa Jepang ditulis sebagai コ (koohii). Objek tersebut diikuti

oleh partikel (wo) kemudian diikuti oleh predikat yaitu 飲 (nomimasu)

yang memiliki arti minum. Kalimat tanya tersebut ditutup oleh partikel tanya (ka) sebagai pengganti tanda tanya (?).

5.1.2.2 Kalimat Tanya dengan Kata Tanya 1. Apa

Salah satu kata tanya dalam jenis kalimat tanya dengan kata tanya yang memiliki perbedaan struktur dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang, yaitu kalimat tanya dengan kata tanya apa. Kata tanya apa dalam bahasa Mandarin ditulis menjadi 什 (shen me) dan dalam bahasa Jepang menjadi 何 (nani). Agar


(63)

dapat melihat perbedaannya, berikut adalah contoh kalimat tanya bahasa Mandarin dan bahasa Jepang menggunakan kata tanya apa:

Bahasa Mandarin

爸爸 什 ?

Ba ba xi huan shen me

Ayah suka apa

Subjek predikat kata tanya Apa yang ayah sukai?

Pada kalimat tanya dengan kata tanya apa dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang, subjek kalimat tanya yaitu Ayah menempati posisi di awal kalimat. Dalam kalimat tanya bahasa Mandarin, kata tanya 什 (shen me) diletakkan diakhir

kalimat. Kata tanya tersebut diletakkan setelah subjek 爸爸 (ba ba) dan predikat


(64)

Bahasa Jepang

父 何 好

Otou-san ha nani ga suki desu ka

Ayah partikel apa partikel suka partikel tanya

Subjek partikel kata tanya partikel predikat partikel tanya

Apa yang ayah sukai?

Dalam bahasa Jepang, pada awal kalimat tanya diletakkan subjek kalimat tanya yaitu 父 (Otou-san) diikuti oleh partikel (ha) yang berfungsi

sebagai kata bantu subjek. Kemudian diletakkan kata tanya 何 (nani) yang diikuti

oleh partikel (ga). Lalu predikat 好 (suki) yang memiliki arti suka diletakkan

setelah kata tanya. Kalimat tanya ditutup dengan partikel tanya (desu ka) yang memiliki fungsi sebagai pengganti tanda baca tanda tanya (?).

Dari contoh kalimat tanya dengan kata tanya apa dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang diatas terlihat perbedaan struktur peletakkan kata tanya apa dalam kedua bahasa. Dalam bahasa Mandarin, kata tanya apa diletakkan setelah predikat, sedangkan dalam bahasa Jepang, kata tanya apa diletakkan sebelum predikat.


(65)

2. Bagaimana

Kata tanya bagaimana memiliki dua makna pada penggunaannya dalam kalimat tanya, yaitu untuk menanyakan cara dan pendapat akan sesuatu. Penggunaan kata tanya bagaimana untuk menanyakan pendapat atau keadaan sesuatu, terdapat persamaan yang akan diuraikan pada sub bab 5.2.2. Dibawah ini adalah contoh penggunaan kata tanya bagaimana dalam fungsinya yang menanyakan cara dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

Contoh kalimat tanya bahasa Mandarin:

你 怎 来 学校?

Ni zen me lai xue xiao Kamu bagaimana datang sekolah Subjek kata tanya predikat objek Bagaimana kamu datang ke sekolah?

Dalam kalimat tanya bahasa Mandarin, subjek 你 (ni) terletak pada awal

kalimat tanya. Setelah subjek diletakkan kata tanya bagaimana yaitu 怎 (zen me).

Kata tanya tersebut diikuti oleh predikat 来 (lai) yang berarti datang, kemudian


(66)

Contoh kalimat tanya bahasa Jepang:

あ た う 学校 へ 来

Anata ha dou gakkou e ki ru no ka Kamu partikel bagaimana sekolah partikel datang partikel tanya

Subjek partikel kata tanya objek partikel predikat partikel tanya

Bagaimana kamu datang ke sekolah ini?

Dalam kalimat tanya bahasa Jepang, subjek あ た (anata) yang diikuti oleh

partikel (ha) menempati posisi diawal kalimat tanya. Kata tanya う (dou) menempati posisi setelah subjek dan partikel. Setelah kata tanya terdapat objek kalimat yaitu学校 (gakkou) yang berarti sekolah. Objek diikuti oleh partikel へ (e) yang merupakan kata ganti untuk menunjuk sebuah tujuan. Predikat diletakkan setelah objek dan partikel. Predikat dari kalimat tanya dalam bahasa Jepang adalah 来 (kiru no) yang memiliki arti datang. Kemudian dalam bahasa Jepang

kalimat tanya ditutup dengan partikel tanya (ka) yang menggantikan peran tanda baca tanda tanya (?) dalam kalimat tanya.

Dari contoh kalimat tanya dengan kata tanya bagaimana dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang terlihat perbedaan struktur kalimat. Dalam kalimat tanya bahasa Mandarin, kata tanya怎 (zen me) diikuti oleh predikat kemudian


(67)

objek. Dalam kalimat tanya bahasa Jepang, kata tanya う (dou) diikuti oleh objek kemudian predikat.

3. Mengapa

Kalimat tanya dengan kata tanya mengapa memiliki perbedaan struktur dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang. Dalam kalimat tanya bahasa Mandarin, kata tanya 什 (wei shen me) dapat diletakkan pada awal kalimat sebelum atau

sesudah subjek. Sedangkan dalam bahasa Jepang, kata tanya う (doushite) lebih banyak ditemukan diletakkan pada awal kalimat saja sebelum subjek. Agar perbedaan dapat terlihat, berikut adalah contoh kalimat tanya dalam Bahasa Mandarin:

Bahasa Mandarin:

1. 你 什 每天 都 学 呢?

Ni wei shen me mei tian dou xue xi ne Kamu mengapa setiap hari semua belajar partikel tanya

Subjek kata tanya ket. waktu pelengkap predikat partikel tanya


(68)

2. 什 你 每天 都 学 呢? Wei shen me ni mei tian dou xue xi ne Mengapa kamu setiap hari semua belajar partikel tanya

Kata tanya subjek ket. waktu pelengkap predikat partikel tanya

Mengapa kamu belajar setiap hari?

Dalam kalimat tanya bahasa Mandarin, kata tanya 什 (wei shen me) dapat diletakkan sebelum atau sesudah subjek kemudian diikuti predikat, objek, atau partikel lain dalam kalimat tanya tersebut. Dari contoh diatas, kata tanya 什 (wei shen me) diletakkan sebelum dan sesudah subjek 你 (ni) yang berarti kamu.

Kemudian terdapat pelengkap 都 (dou) yang memiliki arti semua. Kata pelengkap

tersebut digunakan untuk melengkapi keterangan waktu 每天 (mei tian) yang

berarti setiap hari. Keterangan waktu diikuti oleh predikat 学 (xue xi) yang

berarti belajar. Kalimat tersebut ditutup dengan partikel tanya 呢 (ne).

Hal ini berbeda dengan kalimat tanya dengan kata tanya mengapa dalam bahasa Jepang. Contoh:


(69)

Bahasa Jepang:

う あ た 毎日 勉強

Doushite anata ha mainichi benkyou suru no desu ka Mengapa kamu partikel setiap hari belajar partikel tanya

Kata tanya subjek partikel ket. waktu predikat partikel tanya

Mengapa kamu belajar setiap hari?

Kalimat tanya dalam bahasa Jepang diatas walaupun memiliki arti yang sama dengan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin, namun penggunaan kata tanya hanya dapat diletakkan diawal kalimat sebelum subjek. Kata tanya う (doushite) diletakkan di awal kalimat sebelum subjek あ た (anata). Setelah itu

subjek kalimat diikuti oleh partikel (ha) dan keterangan waktu 毎日 (mainichi). Berbeda dengan bahasa Mandarin yang kata keterangan waktunya memerlukan pelengkap, dalam bahasa Jepang kata keterangan waktu yang berarti setiap hari tidak memerlukan pelengkap. Setelah keterangan waktu, diiletakkan predikat 勉強

(benkyou suru no) dan kalimat ditutup dengan partikel tanya (desu ka) yang berfungsi sebagai pengganti tanda tanya (?).


(70)

4. Dimana

Kalimat tanya dengan penggunaan kata tanya dimana pada bahasa Mandarin dan bahasa Jepang memiliki perbedaan posisi kata tanya dalam kalimat tanya. Untuk dapat melihat perbedaan struktur kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang, dibawah ini adalah contoh kalimat tanya tersebut:

Bahasa Mandarin:

1. 你 在 哪 工作?

Ni zai na li gong zuo

Kamu di dimana bekerja Subjek preposisi kata tanya predikat Dimana kamu bekerja?

2. 你 住 在 哪 ?

Ni zhu zai na li

Kamu tinggal preposisi dimana Subjek predikat preposisi kata tanya Dimana kamu tinggal?

Pada kalimat tanya dengan kata tanya dimana dalam bahasa Mandarin, subjek

„kamu‟ diletakkan di awal kalimat, diikuti preposisi在 (zai) yang menunjukkan tempat atau lokasi kemudian diletakkan kata tanya 哪 (na li). Predikat dapat


(71)

diletakkan sebelum atau sesudah kata tanya. Pada contoh kalimat tanya bahasa Mandarin nomor satu (1), predikat工作 (gong zuo) yang berarti bekerja diletakkan

di akhir kalimat setelah kata tanya 哪 (na li). Pada contoh kalimat tanya bahasa

Mandarin nomor (2), predikat 住 (zhu) yang berarti tinggal diletakkan sebelum

kata tanya哪 (na li).

Bahasa Jepang:

1. あ た 働く

Anata ha doko ni hataraku desu ka

Kamu partikel dimana partikel bekerja partikel tanya

Subjek partikel kata tanya partikel predikat partikel tanya

Dimana kamu bekerja?

2. あ た 住

Anata ha doko ni sumu desu ka

Kamu partikel dimana partikel tinggal partikel tanya

Subjek partikel kata tanya partikel predikat partikel tanya


(72)

Pada kalimat tanya dengan kata tanya dimana dalam bahasa Jepang. Kata (doko) menempati posisi sebelum predikat dan objek dalam kalimat tanya.

Contoh kalimat tanya bahasa Jepang nomor (1), kata tanya (doko) diletakkan

sebelum predikat 働く (hataraku) yang berarti bekerja. Begitu juga pada contoh

kalimat bahasa Jepang nomor (2), kata tanya (doko) diletakkan sebelum

predikat住 (sumu) yang berarti tinggal. Kata tanya tersebut juga diapit oleh dua

partikel, yaitu partikel (ha) dan partikel (ni).

Dari contoh kalimat tanya dengan kata tanya dimana dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang diatas dapat dilihat perbedaan posisi kata tanya. Penempatan kata tanya dimana dalam kalimat tanya bahasa Mandarin dapat diletakkan sebelum atau sesudah predikat, sedangkan kata tanya dimana dalam kalimat tanya bahasa Jepang diletakkan sebelum predikat.

5. Kapan

Terdapat perbedaan struktur dalam kalimat tanya dengan kata tanya kapan. Untuk dapat melihat perbedaan tersebut, berikut adalah contoh kalimat tanya dengan kata tanya kapan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang:


(73)

Bahasa Mandarin:

你 什 时候 回 家?

Ni shen me shi hou hui jia

Kamu kapan kembali rumah

Subjek kata tanya predikat objek Kapan kamu pulang ke rumah?

Dalam kalimat tanya bahasa Mandarin, kalimat tanya diawali dengan subjek 你 (ni). Setelah subjek, diletakkan kata tanya kapan yang dalam bahasa Mandarin

ditulis sebagai什 时候 (shen me shi hou). Kata tanya diikuti oleh predikat回 (hui) yang memiliki arti kembali atau pulang. Kemudian predikat diikuti oleh objek 家 (jia) yang berarti rumah lalu kalimat tanya ditutup dengan tanda tanya (?).

Bahasa Jepang:

あ た い 家 帰

Anata ha itsu ie ni kaeru desu ka Kamu partikel kapan rumah partikel pulang partikel tanya

Subjek partikel kata tanya objek partikel predikat partikel tanya


(1)

142

b. 汉语和日语类型和结构表

3.1 汉语和日语疑 句的类型

No. 汉语 No. 日语

1. 是非疑 句 1.

„是‟或„否‟答案的疑 句 (正反 句)

2. 特指疑 句

3. 正反 句 2.

陈述答案的疑 句(特指疑 句, 选择疑 句, 反 句)

4. 选择疑 句

5. 反 句

表3.2 汉语和日语疑 句的结构

No. 汉语 No. 日语

1. 是非疑 句 1. 答案的疑 句

S + P + O + PT S + Par + O + Par + P + PT

2. 特指疑 句 2. 陈述答案的疑 句

S + P + PT S + Par + KT + Par + P + PT

S + P + KT S + Par + KT + PT

S + KT + P + O / KT + S + P +

O KT + S + Par + O + Par + P + PT

S + KT + P + O S + Par + KT + O + Par + P + PT

S + Prep + KT + P / S + P + Prep

+ KT S + Par + KT + Par + P + PT

S + KT + P + O S + Par + KT + O + Par + P + PT

3. 正反 句

S + KT + P + O

S + Par + O + Par + P + Par + KT + PT

4. 选择疑 句

S + P1 + O + Konj + P2 + O

S + Par + O + Par + P1 + PT + Konj + O + Par + P2 + PT

5. 反 句


(2)

描述ㅁ

S: 语

Pㅁ谓语

Oㅁ宾语

Kㅁ形容

PTㅁ 词

Parㅁ 词

KTㅁ疑 代词

Nㅁ负的字

Prepㅁ 词


(3)

144

第四章

结论

本文做了研究用对比 析和语法的理论,本文发现在汉语和日语疑

句 面 点的和相 的,他们是类型的 点,结构的 点,类型

的相 点,和结构的想 点⃞

1. 类型的 点

汉语 个疑 句的类型是ㅁ是非疑 句,特指疑 句,正反 句,选

择 句,和反 句⃞但是日语 两个类型ㅁ‘是’或‘否’答案的疑 句

和陈述答案的疑 句⃞

从疑 代词的作用,汉语的的是非疑 句和正反 句 类在日语的

‘是’或‘否’答案的疑 句⃞却汉语其他的疑 句是特指疑 句,选择疑

句,和反 句 类在日语的陈述答案的疑 句⃞

汉语 句用 号去日语 句用‘ ’ 词⃞

2. 结构的 点

汉语和日语的特指疑 句 点的结构⃞ 相 点的疑 代词是‘什

’,‘ 什 ’,‘哪儿/哪 ’,‘什 时候’,和‘怎 样’⃞汉语的

‘什 ’疑 代词放在谓语的 面,却日语的‘何’放在谓语的前面⃞汉语

的‘ 什 ’疑 代词 以放在 语的前或 面,却日语的‘ う ’


(4)

日语的‘い ’放在宾语和谓语的前面⃞‘怎 样’ 两中用法是要 方法

和文意见⃞汉语的‘怎 样’疑 代词放在疑 句的前面然 谓语和宾语,

却日语的‘ う ’疑 代词放在疑 句的前面然 宾语和谓语⃞

汉语和日语选择疑 句需要 一个连词⃞汉语和日语的连词放在两种选

择中间⃞ 点的是在 词的定位⃞汉语选择疑 句的 面没 放

词,却日语选择疑 句要放 词两 在每个选择 面⃞

汉语和日语正反 句结构 点的是疑 代词的形态⃞汉语正反 句的

疑 代词是 复发谓语或 词跟‘ ’负的字在中间⃞那个字 汉语的正反

句疑 代词⃞却日语的正反 句没 复发的谓语⃞疑 代词就是谓语跟

面的负的字⃞

汉语的反 句 特色 词 反 句的 词⃞那 词放在疑 句的前面⃞

却日语的反 句没 反 句的 词⃞日语用一个负的字 肯定句和放在疑

句的 面⃞

3. 类型的相 点

汉语和日语 一个相 的类型是是非疑 句⃞在特指疑 句 ,两个

语言都 六个疑 带 是‘什 ’,‘谁’,‘哪 /哪儿’,‘ 什 ’,

‘什 时候’,和‘怎 样’⃞

4. 结构的相 点


(5)

146

在特指疑 句 ,疑 代词 相 点的是‘谁’和‘怎 样’的用法⃞

‘谁’的疑 代词都在疑 句的 面⃞如果‘谁’疑 代词 了‘的’

权 词,‘谁的’放在宾语的前面⃞‘怎 样’ 两个用法是要 方法和意

见⃞在 意见的用法,汉语和日语‘怎 样’疑 代词的结构 相 点的是

放在疑 句的 面⃞

本着汉语和日语疑 句对比 析研究的结果 们 以看 点比相 点

多⃞ 个结果 以展示汉语和日语是从 一样的语言⃞汉语和日语的类型和


(6)

参考文献

[1] 福 启子. 汉日语选择 句对比 [J]. 林大学文学院,2009 12

[2] 赵博源. 汉日语疑 代饲的用法 比较ㄯ ㄰[J]. 1998 08

[3] 赵博源. 汉日语疑 代饲的用法 比较ㄯ ㄰[J]. 1998 08

[4] 贺然. 对外汉语疑 句教学研究综述. [M]. 2012 01

[5] 张云芳. 汉语特指疑 句及其对外汉语教学. [M] 2013 06