Makalah perilaku budaya demokrasi dalam
Makalah perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari
Perilaku Budaya Demokrasi
Dalam Kehidupan sehari-hari
Nama Kelompok 6 :
Al Baqy Wulandari
Danang Kurniawan
Febriani Eka Putri
Pradita Noviani N U
Ryan Bentar A
DAFTAR ISI
A.
B.
A.
B.
A.
B.
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan.......................................................................................... 3
Latar Belakang................................................................................................ 3
Tujuan.............................................................................................................. 3
BAB II Pembahasan......................................................................................... 4
Rumusan Masalah........................................................................................... 4
Pembahasan..................................................................................................... 4
BAB III Penutup............................................................................................... 16
Simpulan.......................................................................................................... 16
Saran................................................................................................................ 16
Daftar Pustaka................................................................................................... 17
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan istilah “demokrasi”sebagai sistem politik negara merupakan suatu bentuk
tandingan bagi bentuk pemerintahan lama yang bersifat totaliter atau otokratis dan yang
otoriter.sebagaimana kita ketahui bahwa pemerintahan demokrasi dihasilkan oleh ahliahli politik sebagai jawaban atau jalan keluar untuk mengatasi kemelut yang dialami
masyarakat yang selama ini telah “dipaksa” menerima nilai dan sikap budaya politik yang
otoriter (monarki/feodalis)
B. Tujuan
1.
2.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
Memberikan informasi tentang budaya Demokrasi
Mengatahui perilaku budaya demokrasi di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari
BAB II PEMBAHASAN
A. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah pelaksanaan budaya demokrasi dala kehidupan sehari-hari di Indonesia
B. PEMBAHASAN
1) Sumber : http://minayuki.blogspot.com/2013/06/perilaku-budaya-demokrasi-dalam.html
Perilaku Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Perilaku budaya demokrasi harus terus dikembangkan dalam kehidupan
demokrasi, baik dalam suprastruktur maupun infrastruktur. Perilaku budaya demokrasi
yang dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan
menghasilkan demokrasi yang berbudaya dan peradaban. Kondisi demikian merupakan
iklim yang cukup mendukung terwujudnya masyarakat madani.
Untuk membentuk suatu negara yang demokratis, maka negara tersebut harus
melaksanakan prinsip demokrasi yang didukung oleh warga negara.
A. Henry B. Mayo merinci beberapa nilai yang terdapat dalam budaya demokrasi ,yaitu
sebagai berikut :
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai secara lembaga.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat
yang sedang berubah.
3. Menyelesaikan pergantian pemimpin secara teratur.
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai taraf yang minimal.
5. Mengakui dan mengganggap wajar adanya keanekaragaman.
6. Menjamin tegaknya keadilan.
Penyelenggaraan yang mendukung tetap tegaknya prinsip-prinsip demokrasi,
diantaranya melalui hal-hal berikut :
Pemerintahan yang bertanggung jawab.
Lembaga perwakilan rakyat yang menyalurkan aspirasi rakyat dan mengadakan
pengawasan.
Pembentukan organisasi atau adanya partai politik.
Pers dan media massa yang bebas untuk menyalurkan pendapat.
Sistem peradilan yang bebas (merdeka) untuk menjamin hak-hak asasi dan
mempertahankan keadilan.
Sikap yang harus dikembangkan untuk membudayakan perilaku yang mendukung
tegaknya prinsip demokrasi, antara lain :
Terbuka dan transparan untuk memupuk kepercayaan terhadap satu sama lain.
Terbiasa melakukan dialog untuk menyelesaikan masalah, sehingga timbul sikap
toleransi.
Menghargai pendapat orang lain.
Toleransi atau belajar menerima keberagaman.
Menghargai kelompok minoritas.
6. Menutamakan kepentingan umum.
B. Rusli Karim ,perilaku dan ciri-ciri seseorang yang mempunyai kepribadian yang
demokrasi adalah :
1. Inisiatif;
2. Disposisi;
3. Toleransi;
4. Kecintaan terhadap keterbukaan;
5. Komitmen dan tanggung jawab;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
6. Kerja sama keterhubungan;
Perilaku budaya demokrasi yang perlu di kembangkan dalam kehidupan sehari-hari
adalah hal-hal berikut :
1. Menjunjung tinggi persamaan :
Menjunjung tinggi persamaan mengandung makna bahwa kita mau berbagi dan terbuka
menerima perbadaan pendapat, kritik dan saran dari orang lain.
2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban :
Dalam kehidupan bermasyarakat, ada batas-batas yang harus di hormati bersama berupa
hak-hak yang dimiliki orang lain sehingga batasan norma yang berlaku dapat dipatuhi.
3. Membudayakan sikap yang bijak dan adil :
Bijak dan adil dalam makna yang sederhana adalah perbuatan yang benar-benar
dilakukan dengan perhitungan, mawas diri, mau memahami yang dilakukan orang lain
,proporsional, tidak diskriminatif, terbuka, dan menjaga persatuan dan kesatuan
lingkungan masyarakat sekitar.
4.
Membijaksanakan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan : Dalam
musyawarah mufakat terkandung makna bahwa pada setiap kesempatan yang
berhubungan dengan pengambilan keputusan diperlukan kesadaran dan dan kearifan
untuk memutuskan.
5. Mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional :
Makna penting dalam memahami sikap mengutamakan persatuan dan kesatuan adalah
bagaimana kita mampu berbuat tanpa pamrih untuk kepentingan bangsa dan Negara,
betapa pun yang kita lakukan adalah hal-hal kecil dalam status dan profesi yang kita
miliki.
Sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi di Indonesia :
Melaksanakan hak pilih (memilih dan dipilih) dalam pemilu dan menjauhkan diri dari
sifat golput (golongan putih artinya tidak ikut memilih dalam pemilu).
Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
Menyukseskan pemilu yang luberjurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil).
Menaati hukum.
Setiap keputusan diambil dengan musyawarah mufakat untuk kepentingan bersama.
Saling mendukung setiap usaha pembelaan negara.
Saling menghormati kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai agama dan
kepercayaan-Nya itu.
Membiasakan diri melaksanakan budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari dapat
dilakukan di lingkungan keluarga ,maupun lingkungan sekolah, di organisasi masyarakat
(ormas) dan partai politik (parpol), serta di DPR sebagai lembaga pembuat UndangUndang.
1.
Di Lingkungan Keluarga
Dalam kehidupan keluarga, budaya demokrasi juga memegang peranan penting.
Setiap anggota keluarga mempunyai kebebasan yang sama. Kebebasan ini hendaknya
dihormati oleh masing-masing anggota keluarga. Oleh karena itu, tindakan sesuka hati
sendiri hendaknya dihindari. Mereka hendaknya saling bekerja sama untuk
menyelesaikan pekerjaan dan masalah yang ada. Dengan demikian, semua anggota
keluarga akan merasa betah di rumah.
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan keluarga dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
·
·
·
·
·
Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara;
Menghargai pendapat anggota keluarga lainya;
Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja;
Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.
Membiasakan diri untuk menempatkan anggota keluarga sesuai dengan
kedudukannya.
·
Membiasakan mengatasi dan memecahkan masalah dengan jalan musyawarah
mufakat.
·
Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.
2.
Di Lingkungan Masyarakat
Dalam kehidupan bermasyarakat, sangat diperlukan kerjasama untuk menciptakan
kesejahteraan bersama. Untuk itu, sikap saling menghormati sangat diperlukan. Jika
masing-masing oranghanya menonjolkan kepentingan, urusan, dan kehiduoan pribadinya,
niscaya upaya pencapaian tersebut akan terhambat.
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
·
Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya;
·
Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi;
·
Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya;
·
Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;
· Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga lain.
·
Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat.
·
Berusaha mengatasi masalah yang timbul dengan pemikiran yang jernih.
·
Mengikuti kegiatan rembug desa.
·
Mengikuti kegiatan kerja bakti.
·
Bersama-sama memberikan usulan demi kemajuan masyarakat.
3.
Di Lingkungan Sekolah
Penerapan demokrasi di sekolah hendaknya mengutamakan musyawarah dalam
menyelesaikan persoalan bersama. Hal ini bertujuan, untuk membentuk rasa solidartas
bersama.
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
·
Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan cantik jeleknya
seseorang;
·
Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama;
·
Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;
·
Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan masalah;
Sikap anti kekerasan.
·
Ikut serta dalam kegiatan politik di sekolah seperti pemilihan ketua OSIS, ketua
kelas, maupun kegiatan yang lain yang relevan.
·
Berani mengajukan petisi (saran/usul).
·
Berani menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding.
·
Selalu mengikuti jenis pertemuan yang diselenggarakan OSIS.
·
Berani mengadakan kegiatan yang merupakan realisasi dari program OSIS.
4.
Di Lingkungan Kehidupan Bernegara
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat diwujudkan
dalam bentuk sebagai berikut:
·
Besedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas;
·
Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai pendapat
warganya;
·
Memiliki kejujuran dan integritas;
·
Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik;
·
Menghargai hak-hak kaum minoritas;
·
Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;
·
Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan bersama untuk menyelesaikan
masalah-masalah kenegaraan.
2) Sumber : http://fredypurbayadhyfha.wordpress.com/2011/04/05/perilaku-budayademokrasi-dalam-kehidupan-sehari-hari/
Perilaku Budaya Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Posted on April 5, 2011 by fredypurbaya
Budaya demokrasi pancasila merupakan paham demokrasi yang berpedoman pada
asas kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanaan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang
adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, dan bersama sama menjiwai keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Budaya demokrasi pancasila mengakui adanya sifat kodrat
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Rumusan sila keempat pancasila sebagai dasar filsafat Negara dan dasar politik
Negara yang di dalamnya terkandung unsure kerakyatan, permusyawaratan, dan
kedaulatan rakayat merupakan cita-cita kefilsafatan dari demokrasi pancasila. Oleh sebab
itu, perilaku budaya demokrasi yang perlu di kembangkan dalam kehidupan sehari-hari
adalh hal-hal berikut :
1. Menjunjung tinggi persamaan
Budaya demokrasi mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki persamaan
harkat dan derajat dari sumber yang sama sebagai makhluk ciptaan yang maha esa. Oleh
sebab itu, dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kita mampu membuat dan bertindak
untuk menghargai orang lain sebagai wujud kesadaran diri untuk menerima keberagaman
dalam masyarakat. Menjunjung tinggi persamaan mengandung makna bahwa kita mau
berbagi dan terbuka menerima perbadaan pendapat, keritik dan saran dari orang lain.
2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
Setiap manusia menerima fitrah hak asasi dari Tuhan Yang Maha Esa berupa hak
hidup, hak kebebasan, dan hak memiliki sesuatu. Penerapan hak-hak tersebut bukanlah
sesutu yang mutlak tanpa batas. Dalam kehidupan bermasyarakat, ada batas-batas yang
harus di hormati bersama berupa hak-hak yang dimiliki orang lain sehingga batasan
normayang berlaku dan di patuhi. Untuk itu, dalam uoaya mewujudkan tatanan
kehidupan sehari-hariyang bertanggung jawab terhadap Tuhan, diri sendiri, dan orang
lain perlu dengan sebaik-baiknya.
3. Membudayakan sikap yang adil
Salah satu perbuatan mulia yang dapat di wujudkan da;am kehidupan sehari-hari
baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain adalah mampu bersikap bijak dan adil.
Bijak dan adil dalam makna yang sederhana adalah perbutan yang benar-benar dilakukan
dengan perhitungan, mawas diri, mau memahami yang dilakukan orang lain dan
proporsional. Masyarakat kita perku mengembangkan budaya bijak dan adil dalam
rangka mewujudkan kehidupan yang saling menghormati harkat dan martabat orang lain,
tidak diskriminatif, terbuka, dan menjaga persatuan dan kesatuan lingkungan masyarakat
sekitar.
4. Membijaksanakan musyaearah mufakat dalam mengambil keputusan
Mengambil keputusan melalui musyawarah mufakat merupakan salah satu nilai
dasar budaya bangsa Indonesia yang sejak lama telah diperaktikkan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam musyawarah mufakat terkandung makna bahwa pada setiap
kesempatan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan diperlukan kesadaran dan
dan kearifan untuk memutuskan. Untuk itu, sebelum suatu keputusan di terapkan selalu di
dahului dengan dialog dan mau mendengar dari berbagai pihak, juga selalu di upayakan
untuk memahami terlebih dahulu persoalan-persoalan yang ada. Keputusan dengan
musyawarah mufakat akan menghasilkan keputusan yang mampu memuaskan banyak
pihak sehingga dapat terhindar dari konflik-konflik vertical maupun horizontal.
5. Mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sikap untuk lebih
mengutamakan kepentingan orang lain / umum dari kepentingan peribadi yang sangat
penting untuk di tumbuhkan. Kesadaran setiap waraga Negara untuk mengutamakan
persatuan dan kesatuan merupakan wujud cinta dan bangsa terhadap bangsa dan Negara.
Kita harus mampu berfikir cerdas dan bekerja keras untuk kepentingan dan kemajuan
bangsa dan Negara melalui berbagai bidang kehidupan yang dapat kita lakukan. Makna
penting dalam memahami sikap mengutamakan persatuan dan kesatuan adalah bagai
mana kita mampu berbuat tanpa pamrih untuk kepentingan bangsa dan Negara, betapa
pun yang kita lakukan adalah hal-hal kecil dalam status dan propesi yang kita miiliki.
3) Sumber : http://tarinwish.wordpress.com/2011/11/01/bab-2-budaya-demokrasi-dalammasyarakat-madani-perilaku-budaya-demokrasi-dalam-kehidupan
Perilaku Budaya Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Budaya Demokrasi dalam Masyarakat Madani
Perilaku Budaya Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Perilaku budaya demokrasi harus terus dikembangkan dalam kehidupan
demokrasi, baik dalam suprastruktur maupun infrastruktur. Perilaku budaya demokrasi
yang dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan
menghasilkan demokrasi yang berbudaya dan peradaban. Kondisi demikian merupakan
iklim yang cukup mendukung terwujudnya masyarakat madani.
Untuk membentuk suatu negara yang demokratis, maka negara tersebut harus
melaksanakan prinsip demokrasi yang didukung oleh warga negara. Prinsip demokrasi
adalah perilaku yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi. Nilai-nilai demokrasi tersebut
antara lain : adil, terbuka, menghargai, mengakui perbedaan, anti kekerasan, damai,
tanggung jawab ,dan kerja sama.
Henry B. Mayo merinci beberapa nilai yang terdapat dalam budaya demokrasi ,yaitu
sebagai berikut :
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai secara lembaga.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang
sedang berubah.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Menyelesaikan pergantian pemimpin secara teratur.
Membatasi pemakaian kekerasan sampai taraf yang minimal.
Mengakui dan mengganggap wajar adanya keanekaragaman.
Menjamin tegaknya keadilan.
Penyelenggaraan yang mendukung tetap tegaknya prinsip-prinsip demokrasi, diantaranya
melalui hal-hal berikut :
Pemerintahan yang bertanggung jawab.
Lembaga perwakilan rakyat yang menyalurkan aspirasi rakyat dan mengadakan
pengawasan.
Pembentukan organisasi atau adanya partai politik.
Pers dan media massa yang bebas untuk menyalurkan pendapat.
Sistem peradilan yang bebas (merdeka) untuk menjamin hak-hak asasi dan
mempertahankan keadilan.
Sikap yang harus dikembangkan untuk membudayakan perilaku yang mendukung
tegaknya prinsip demokrasi, antara lain :
Terbuka dan transparan untuk memupuk kepercayaan terhadap satu sama lain.
Terbiasa melakukan dialog untuk menyelesaikan masalah, sehingga timbul sikap
toleransi.
Menghargai pendapat orang lain.
Toleransi atau belajar menerima keberagaman.
Menghargai kelompok minoritas.
Menutamakan kepentingan umum.
Menurut Rusli Karim ,perilaku dan ciri-ciri seseorang yang mempunyai kepribadian
yang demokrasi adalah :
Inisiatif;
Disposisi;
Toleransi;
Kecintaan terhadap keterbukaan;
Komitmen dan tanggung jawab;
Kerja sama keterhubungan;
Sistem politik demokrasi yang berlaku di Indonesia adalah Sistem Politik
Demokrasi Pancasila. Budaya demokrasi Pancasila merupakan paham demokrasi yang
berpedoman pada asas kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanaan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang
adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, dan bersama sama menjiwai keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Keinginan rakyat dapat tersalurkan baik dalam lembaga
suprastruktur politik (lembaga negara), maupun dalam infrastruktur politik (partai politik,
organisasi massa, dan media politik lainnya).
Peran serta warga negara dalam memantapkan pelaksanaan Demokrasi Pancasila,
diantaranya dengan menjunjung tinggi budaya Demokrasi Pancasila yang meliputi
semangat :
1.
Kebersamaan
2.
Kekeluargaan
3.
Keterbukaan
4.
Kebebasan yang bertanggung jawab
5.
Keadilan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Perilaku budaya demokrasi yang perlu di kembangkan dalam kehidupan sehari-hari
adalah hal-hal berikut :
1.
Menjunjung tinggi persamaan :
Menjunjung tinggi persamaan mengandung makna bahwa kita mau berbagi dan terbuka
menerima perbadaan pendapat, keritik dan saran dari orang lain.
2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban :
Dalam kehidupan bermasyarakat, ada batas-batas yang harus di hormati bersama berupa
hak-hak yang dimiliki orang lain sehingga batasan norma yang berlaku dapat dipatuhi.
3.
Membudayakan sikap yang bijak dan adil :
Bijak dan adil dalam makna yang sederhana adalah perbuatan yang benar-benar
dilakukan dengan perhitungan, mawas diri, mau memahami yang dilakukan orang lain
,proporsional, tidak diskriminatif, terbuka, dan menjaga persatuan dan kesatuan
lingkungan masyarakat sekitar.
4.
membijaksanakan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan : Dalam
musyawarah mufakat terkandung makna bahwa pada setiap kesempatan yang
berhubungan dengan pengambilan keputusan diperlukan kesadaran dan dan kearifan
untuk memutuskan.
5.
Mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional : Makna penting dalam memahami
sikap mengutamakan persatuan dan kesatuan adalah bagaimana kita mampu berbuat
tanpa pamrih untuk kepentingan bangsa dan Negara, betapa pun yang kita lakukan adalah
hal-hal kecil dalam status dan profesi yang kita miliki.
Sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi di Indonesia :
Melaksanakan hak pilih (memilih dan dipilih) dalam pemilu dan menjauhkan diri dari
sifat golput (golongan putih artinya tidak ikut memilih dalam pemilu).
Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
Menyukseskan pemilu yang luberjurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil).
Menaati hukum.
Setiap keputusan diambil dengan musyawarah mufakat untuk kepentingan bersama.
Saling mendukung setiap usaha pembelaan negara.
Saling menghormati kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai agama dan
kepercayaan-Nya itu.
4) Sumber : http://riskynurhikmayani.blogspot.com/2012/08/perilaku-budayademokrasi.html
PERILAKU BUDAYA DEMOKRASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Dalam rangka mengoptimalkan perilaku budaya demokrasi maka sebagai generasi
penerus yang akan mempertahankan negara demokrasi, perlu mendemonstrasikan
bagaimana peran serta kita dalam pelaksanaan pesta demokrasi. Prinsip-prinsip yang
patut kita demonstrasikan dalam kehidupan berdemokrasi, antara lain sebagai berikut :
a. Membiasakan untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang
berlaku.
b. Membiasakan bertindak secara demokratis bukan otokrasi atau tirani.
c. Membiasakan untuk menyelesaikan persoalan dengan musyawarah.
d. Membiasakan mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan
atau anarkis.
e. Membiasakan untuk memilih pemimpin melalui cara-cara yang demokratis.
f. Selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarah.
g. Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah baik kepada
Tuhan, masyarakat, bangsa, dan negara.
h. Menggunaka kebebasan dengan penuh tanggung jawab.
i. Membiasakan memberikan kritik yang bersifat membangun.
B.Perilaku Budaya Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari
a. Lingkungan Keluarga
1) Membiasakan diri untuk menempatkan anggota keluarga sesuai dengan
kedudukannya.
2) Membiasakan mengatasi dan memecahkan masalah dengan jalan musyawarah
mufakat.
3) Saling menghargai perbedaan pendapat masing-masing anggota keluarga.
4) Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.
5)Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara.
6)Menghargai pendapat anggota keluarga lainya.
7)Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja.
8)Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.
b. Lingkungan Sekolah
1) Berusaha selalu berkomunikasi individual.
2) Ikut serta dalam kegiatan politik di sekolah seperti pemilihan ketua OSIS, ketua kelas,
maupun kegiatan yang lain yang relevan.
3) Berani mengajukan petisi (saran/usul).
4) Berani menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding.
5) Selalu mengikuti jenis pertemuan yang diselenggarakan OSIS.
6) Berani mengadakan kegiatan yang merupakan realisasi dari program OSIS.
7)Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan.
8)Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama.
9)Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita.
c. Lingkungan masyarakat
1) Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat.
2) Berusaha mengatasi masalah yang timbul dengan pemikiran yang jernih.
3) Mengikuti kegiatan rembug desa.
4) Mengikuti kegiatan kerja bakti.
5) Bersama-sama memberikan usulan demi kemajuan masyarakat.
C. Uraian Perilaku Yang Mencerminkan Budaya Demokrasi
a. Kehidupan Keluarga
Dalam kehidupan keluarga, budaya demokrasi juga memegang peranan penting. Setiap
anggota keluarga mempunyai kebebasan yang sama. Kebebasan ini hendaknya dihormati
oleh masing-masing anggota keluarga. Oleh karena itu, tindakan sesuka hati sendiri
hendaknya dihindari. Mereka hendaknya saling bekerja sama untuk menyelesaikan
pekerjaan dan masalah yang ada. Dengan demikian, semua anggota keluarga akan merasa
betah di rumah.
b. Kehidupan Sekolah
Penerapan demokrasi di sekolah hendaknya mengutamakan musyawarah dalam
menyelesaikan persoalan bersama. Hal ini bertujuan, untuk membentuk rasa solidartas
bersama.
c.
Kehidupan Masyarakat
Dalam kehidupan bermasyarakat, sangat diperlukan kerjasama untuk menciptakan
kesejahteraan bersama. Untuk itu, sikap saling menghormati sangat diperlukan. Jika
masing-masing oranghanya menonjolkan kepentingan, urusan, dan kehiduoan pribadinya,
niscaya upaya pencapaian tersebut akan terhambat.
5) Sumber : http://agumuawan.blogspot.com/2012/07/penerapan-budaya-demokrasidalam.html
PENERAPAN BUDAYA DEMOKRASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Di Lingkungan Keluarga
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan keluarga dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara;
Menghargai pendapat anggota keluarga lainya;
Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja;
Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.
Di Lingkungan Masyarakat
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya;
Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi;
Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya;
Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;
Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga lain.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Di Lingkungan Kuliahan
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
Bersedia bergaul dengan teman kuliah tanpa membeda-bedakan cantik jeleknya
seseorang;
Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama;
Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;
Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan masalah;
Sikap anti kekerasan.
Di Lingkungan Kehidupan Bernegara
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat diwujudkan
dalam bentuk sebagai berikut:
1. Besedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas;
2. Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai pendapat
warganya;
3.
4.
5.
6.
7.
Memiliki kejujuran dan integritas;
Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik;
Menghargai hak-hak kaum minoritas;
Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;
Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan bersama untuk menyelesaikan masalahmasalah kenegaraan.
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi belum membudaya.
Kita memang telah menganut demokrasi dan bahkan telah di praktekan baik dalam
keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan bebangsa dan bernegara. Akan tetapi,
kita belum membudayakannya.
Membudaya berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Mengatakan
“Demokrasi telah menjadi budaya” berarti penghayatan nilai-nilai demokrasi telah
menjadi kebiasaan yang mendarah daging di antara warga negara. Dengan kata lain,
demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari kehidupanya.
Seluruh kehidupanya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.
Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar betapa sering warga
negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar nilai-nilai demokrasi. Orang-orang
kurang menghargai kebabasan orang lain, kurang menghargai perbedaan, supremasi
hukum kurang ditegakan, kesamaan kurang di praktekan, partisipasi warga negara atau
orang perorang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan pilitik belum
maksimal, musyawarah kurang dipakai sebagai cara untuk merencanakan suatu program
atau mengatasi suatu masalah bersama, dan seterusnya. Bahkan dalam keluarga dan
masyarakat kita sendiri, nilai-nilai demokrasi itu kurang di praktekan.
Perilaku budaya politik demokrasi yang perlu kita kembangkan dalam kehidupan seharihari antara lain menjunjung tinggi persamaan, menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban membudayakan sikap bijak dan adil, membiasakan musyawarah mufakat
dalam mengambil keputusan serta mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional.
B. Saran
Mewujudkan budaya demokrasi memang tidak mudah. Perlu ada usaha dari semua warga
negara. Yang paling utama, tentu saja, adalah:
1. Adanya niat untuk memahami nilai-nilai demokrasi.
2.
Mempraktekanya secara terus menerus, atau membiasakannya.
Memahami nilai-nilai demokrasi memerlukan pemberlajaran, yaitu belajar dari
pengalaman negara-negara yang telah mewujudkan budaya demokrasi dengan lebih baik
dibandingkan kita. Dalam usaha mempraktekan budaya demokrasi, kita kadang-kadang
mengalami kegagalan disana-sini, tetapi itu tidak mengendurkan niat kita untuk terus
berusaha memperbaikinya dari hari kehari. Suatu hari nanti, kita berharap bahwa
demokrasi telah benar-benar membudaya di tanah air kita, baik dalam kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Daftar Pustaka
1.
2.
http://minayuki.blogspot.com/2013/06/perilaku-budaya-demokrasi-dalam.html
: http://fredypurbayadhyfha.wordpress.com/2011/04/05/perilaku-budaya-demokrasidalam-kehidupan-sehari-hari/
3. http://tarinwish.wordpress.com/2011/11/01/bab-2-budaya-demokrasi-dalam-masyarakatmadani-perilaku-budaya-demokrasi-dalam-kehidupan
4. http://riskynurhikmayani.blogspot.com/2012/08/perilaku-budaya-demokrasi.html
5. http://agumuawan.blogspot.com/2012/07/penerapan-budaya-demokrasi-dalam.html
PENERAPAN BUDAYA DEMOKRASI DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT
PENDAHULUAN
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara
untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam
tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat
yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini
diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol
berdasarkan prinsip checks and balances.
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga
pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan
kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan
kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia)
yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini,
keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan
bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya
melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan.
Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting,
misalnya pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum. Pemilihan
umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warganegara, namun oleh
sebagian warga yang berhak dan secara sukarela mengikuti pemilihan umum. Sebagai
tambahan, tidak semua warga negara berhak untuk memilih (mempunyai hak pilih).
Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan
memilih presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang
lebih luas. Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung
tidak menjamin negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat
memilih sendiri secara langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan
rakyat. Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum
sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir lama dari sebagian
masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola, bukan sistem pemerintahan
yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin
negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek daripada masa hidup suatu sistem yang
sudah teruji mampu membangun negara. Banyak negara demokrasi hanya memberikan
hak pilih kepada warga yang telah melewati umur tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan
yang tak memliki catatan kriminal (misal, narapidana atau bekas narapidana).
Identifikasi Masalah
Dalam pelaksanaanya, banyak sekali penyimpangan terhadap nilai-nilai
demokrasi baik itu dalam kehidupan sehari-hari di keluarga maupun masyarakat.
Permasalahn yang muncul diantaranya yaitu:
- Belum tegaknya supermasi hukum.
- Kurangnya partisipasi masyarakat dalam kehidupan bermasnyarakat, berbangsa dan
bernegara.
- Pelanggaran terhadap hak-hak orang lain.
- Tidak adanya kehidupan berpartisipasi dalam kehidupan bersama (musyawarah untuk
mencapai mufakat).
Untuk mengeliminasi masalah-masalah yang ada, maka makalah ini akan
memaparkan pentingnya budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu,
penulis menyusun makalah ini dengan judul “BUDAYA DEMOKRASI DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI”.
TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Unutuk mengetahui pengertian demokrasi.
2. Untuk mengetahui sumber hukum apa yang menjadi landasan demokrasi.
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan demokrasi.
4. Untuk mengetahui contoh nyata penerapan budaya demokrasi dalam kehidupan
bermasyarakat.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara
untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Menurut Internasional Commision of Jurits, demokrasi adalah suatu bentuk
pemerintahan oleh rakyar dimana kekuasaan tertinggi ditangan rakyat dan di jalankan
langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan
yang bebas. Jadi, yang di utamakan dalam pemerintahan demokrasi adalah rakyat.
Menurut Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people).
Menurut C.F Strong, demkrasi merupakan suatu sistem pemerintahan di mana
mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan
yang menjamin bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan tindakantindakan kepada mayoritas itu.
2. Landasan Demokrasi
Pembukaan UUD 1945
1) Alinea pertama
Kemerdekaan ialah hak segala bangsa.
2) Alinea kedua
Mengantarkan rakyat Indonesia kepintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
3) Alinea ketiga
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan luhur supaya
berkehidupan dan kebangsaaan yang bebas.
4) Alinea keempat
Melindungi segenap bangsa.
Batang Tubuh UUD 1945
a) Pasal 1 ayat 2
Kedaulatan adalah ditangan rakyat.
b) Pasal 2
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
c) Pasal 6
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
d) Pasal 24 dan Pasal 25
Peradilan yang merdeka.
e) Pasal 27 ayat 1
Persamaan kedudukan di dalam hukum.
f) Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
Lain-lain
1. Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang hak asasi
2. UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM
3. Sejarah Perkembangan Demokrasi
Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno
pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah
sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini
telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu
politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam
suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan kekuasaan
negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika
fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata
tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan
absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya
kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan
tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa
kebaikan untuk rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi
harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara
dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi
kekuasaan lembaga negara tersebut.
4. Demokrasi sebagai Bentuk Pemerintahan
Bentuk Pemerintahan dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Pemerintahan yang baik
Monarki, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seseorang sebagai
pemimpin tertinggi dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak.
Aristokrasi. Yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok orang
yang memimpin dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak.
Demokrasi, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat dan dijalankan
untuk kepentingan rakyat banyak.
b. Pemerintahan yang buruk
Tirani, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seseorang sebagai pemimpin
tertinggi dan dijalankan untuk kepentingan pribadi.
Oligarki, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok orang dan
dijalankan untuk kelompok itu sendiri.
Mobokrasi / Okhlokrasi / Anarki, yaitu suatu bentuk pemerintah yang dipegang oleh
rakyat, tetapi rakyat yang tidak tahu apa – apa, rakyat yang tidak berpendidikan, dan
rakyat yang tidak paham tentang pemerintahan, yang akhirnya pemerintahan yang
dijalankan tidak berhasil untuk kepentingan rakyat banyak malahan menimbulkan
kekacauan.
Dalam pemerintahan demokrasi, kekuasaan berada di tangan rakyat mengandung
tiga pengertian, yaitu :
a) Pemerintahan berasal dari rakyat
Kekuasaan yang diperoleh pemerintahan adalah kekuasaan yang berasal dari kehendak
rakyat. Pemerintahan itu mendapat dukungan dan pengakuan dari rakyat. Kekuasaan
tersebut didapatkan melalui pemilihan umum dari rakyat bukan dari wangsit.
b) Pemerintahan dijalankan oleh rakyat
Pemerintah menjalankan kekuasaan atas nama rakyat, bukan atas kehendak sendiri.
Dalam menjalankan kekuasaannya, pemerintah juga berada di bawah pengawasan rakyat,
baik secara langsung ataupun tidak langsung.
c) Pemerintah ditujukan untuk rakyat
Kekuasaan yang diamanatkan rakyat kepada pemerintah itu ditujukan untuk kepentingan
rakyat. Kepentingan rakyat diutamakan dan harus didahulukan dari pada kepentingan diri
sendiri dan golongan.
5. Budaya Demokrasi
Pada masa sekarang, demokrasi tidak hanya dipahami sebagai bentuk
pemerintahan saja tetapi menjadi pola kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendapat para
ahli tentang demokrasi tersebut adalah sebagi berikut :
a) John Dewey, demokrasi adalah pandangan hidup yang dicerminkan dari
perlunya partisipasi warga Negara dalam membentuk nilai – nilai yang mengatur
kehidupan bersama.
b) Padmo Wahyono, demokrasi adalah pola kehidupan berkelompok yang sesuai
dengan keinginan dan pandangan hidup orang – orang yang berkelompok tersebut.
c) Tim ICCE UIN Jakarta, demokrasi sebagai way of live ( pandangan hidup )
dalam seluk – beluk sendi kehidupan bernegara, baik oleh rakyat maupun pemerintah.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka demokrasi dipahami tidak hanya sebagi
bentuk pemerintah tetapi juga pola hidup atau pendangan hidup dari pemerintah dan
masyarakat yang mencerminkan adanya nilai – nilai demokrasi.
Jadi, suatu Negara dikatakan Negara demokrasi apabila memenuhi dua kriteria,
yaitu :
a. Pemerintahan demokrasi yang berwujud pada adanya institusi demokrasi,
b. Masyarakat demokratis yang berwujud pada adanya budaya (kultur) demokrasi.
6. Penerapan Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan
Budaya demokrasi pancasila merupakan paham demokrasi yang berpedoman pada
asas kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanaan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang
adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, dan bersama sama menjiwai keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Budaya demokrasi pancasila mengakui adanya sifat kodrat
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Rumusan sila keempat pancasila sebagai dasar filsafat Negara dan dasar politik
Negara yang di dalamnya terkandung unsure kerakyatan, permusyawaratan, dan
kedaulatan rakayat merupakan cita-cita kefilsafatan dari demokrasi pancasila. Oleh sebab
itu, perilaku budaya demokrasi yang perlu di kembangkan dalam kehidupan sehari-hari
adalh hal-hal berikut :
1. Menjunjung tinggi persamaan
Budaya demokrasi mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki persamaan harkat
dan derajat dari sumber yang sama sebagai makhluk ciptaan yang maha esa. Oleh sebab
itu, dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kita mampu membuat dan bertindak untuk
menghargai orang lain sebagai wujud kesadaran diri untuk menerima keberagaman dalam
masyarakat. Menjunjung tinggi persamaan mengandung makna bahwa kita mau berbagi
dan terbuka menerima perbadaan pendapat, keritik dan saran dari orang lain.
2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
Setiap manusia menerima fitrah hak asasi dari Tuhan Yang Maha Esa berupa hak
hidup, hak kebebasan, dan hak memiliki sesuatu. Penerapan hak-hak tersebut bukanlah
sesutu yang mutlak tanpa batas. Dalam kehidupan bermasyarakat, ada batas-batas yang
harus di hormati bersama berupa hak-hak yang dimiliki orang lain sehingga batasan
normayang berlaku dan di patuhi. Untuk itu, dalam uoaya mewujudkan tatanan
kehidupan sehari-hariyang bertanggung jawab terhadap Tuhan, diri sendiri, dan orang
lain perlu dengan sebaik-baiknya.
3. Membudayakan sikap yang adil
Salah satu perbuatan mulia yang dapat di wujudkan da;am kehidupan sehari-hari
baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain adalah mampu bersikap bijak dan adil.
Bijak dan adil dalam makna yang sederhana adalah perbutan yang benar-benar dilakukan
dengan perhitungan, mawas diri, mau memahami yang dilakukan orang lain dan
proporsional. Masyarakat kita perku mengembangkan budaya bijak dan adil dalam
rangka mewujudkan kehidupan yang saling menghormati harkat dan martabat orang lain,
tidak diskriminatif, terbuka, dan menjaga persatuan dan kesatuan lingkungan masyarakat
sekitar.
4. Membijaksanakan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan
Mengambil keputusan melalui musyawarah mufakat merupakan salah satu nilai
dasar budaya bangsa Indonesia yang sejak lama telah diperaktikkan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam musyawarah mufakat terkandung makna bahwa pada setiap
kesempatan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan diperlukan kesadaran dan
dan kearifan untuk memutuskan. Untuk itu, sebelum suatu keputusan di terapkan selalu di
dahului dengan dialog dan mau mendengar dari berbagai pihak, juga selalu di upayakan
untuk memahami terlebih dahulu persoalan-persoalan yang ada. Keputusan dengan
musyawarah mufakat akan menghasilkan keputusan yang mampu memuaskan banyak
pihak sehingga dapat terhindar dari konflik-konflik vertical maupun horizontal.
5. Mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sikap untuk lebih
mengutamakan kepentingan orang lain / umum dari kepentingan peribadi yang sangat
penting untuk di tumbuhkan. Kesadaran setiap waraga Negara untuk mengutamakan
persatuan dan kesatuan merupakan wujud cinta dan bangsa terhadap bangsa dan Negara.
Kita harus mampu berfikir cerdas dan bekerja keras untuk kepentingan dan kemajuan
bangsa dan Negara melalui berbagai bidang kehidupan yang dapat kita lakukan. Makna
penting dalam memahami sikap mengutamakan persatuan dan kesatuan adalah bagai
mana kita mampu berbuat tanpa pamrih untuk kepentingan bangsa dan Negara, betapa
pun yang kita lakukan adalah hal-hal kecil dalam status dan propesi yang kita miiliki.
7. Penerapan Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari
Di Lingkungan Keluarga
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan keluarga dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
1. Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara;
2. Menghargai pendapat anggota keluarga lainya;
3. Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja;
4. Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.
Di Lingkungan Masyarakat
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
1. Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya;
2. Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi;
3. Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya
4. Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;
5. Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga lain.
Di Lingkungan Sekolah
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
1. Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan;
2. Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama;
3. Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;
4. Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan masalah;
5. Sikap anti kekerasan.
Di Lingkungan Kehidupan Bernegara
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat diwujudkan
dalam bentuk sebagai berikut:
1. Besedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas;
2. Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai pendapat
warganya;
3. Memiliki kejujuran dan integritas;
4. Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik;
5. Menghargai hak-hak kaum minoritas;
6. Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;
7. Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan berrsama untuk menyelesaikan masalahmasalah kenegaraan.
PENUTUP
Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi belum
membudaya. Kita memang telah menganut demokrsai dan bahkan telah di praktekan baik
dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan bebangsa dan bernegara. Akan
tetapi, kita belum membudanyakannya.
Membudaya berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Mengatakan
“Demokrasi telah menjadi budaya” berarti penghayatan nilai-nilai demokrasi telah
menjadi kebiasaan yang mendarah daging di antara warga negara. Dengan kata lain,
demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari kehidupanya.
Seluruh kehidupanya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.
Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar betapa sering
warga negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar nilai-nilai demokrasi. Orangorang kurang menghargai kebabasan orang lain, kurang menghargai perbedaan,
supremasi hukum kurang ditegakan, kesamaan kurang di praktekan, partisipasi warga
negara atau orang perorang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan
pilitik belum maksimal, musyawarah kurang dipakai sebagai cara untuk merencanakan
suatu program atau mengatasi suatu masalah bersama, dan seterusnya. Bahkan dalam
keluarga dan masyarakat kita sendiri, nilai-nilai demokrasi itu kurang di praktekan.
Perilaku budaya politik demokrasi yang perlu kita kembangkan dalam kehidupan
sehari-hari antara lain menjunjung tinggi persamaan, menjaga keseimbangan antara hak
dan kewajiban membudayakan sikap bijak dan adil, membiasakan musyawarah mufakat
dalam mengambil keputusan serta mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional.
Saran
Mewujudkan budaya demokrasi memang tidak mudah. Perlu ada usaha dari
semua warga negara. Yang paling utama, tentu saja, adalah:
1. Adanya niat untuk memahami nilai-nilai demokrasi.
2. Mempraktekanya secara terus menerus, atau membiasakannya.
Memahami nilai-nilai demokrasi memerlukan pemberlajaran, yaitu belajar dari
pengalaman negara-negara yang telah mewujudkan budaya demokrasi dengan lebih baik
dibandingkan kita. Dalam usaha mempraktekan budaya demokrasi, kita kadang-kadang
mengalami kegagalan disana-sini, tetapi itu tidak mengendurkan niat kita untuk terus
berusaha memperbaikinya dari hari kehari. Suatu hari nanti, kita berharap bahwa
demokrasi telah benar-benar membudaya di tanah air kita, baik dalam kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wijianti, S.Pd. dan Aminah Y., Siti, S.Pd. 2005. Kewarganegaraan (Citizenship).
Jakarta: Piranti Darma Kalokatama.
2. Hasan Suryono, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.
Surakarta: UNS Press
3. David Held. 2004. Demokrasi dan Tatanan Global. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
4. Hasan Suryono. 2005. Pancasila Progresif. Surakarta: UPT MKU UNS dan
Pustaka Candra
5. Abdullah Hamidi. 1994. Apakah Demokrasi Itu. Jakarta: USIA
6. www.anneahira.com/pengertian-budaya-demokrasi.htm (diakses 6 Desember
2011)
Perilaku Budaya Demokrasi
Dalam Kehidupan sehari-hari
Nama Kelompok 6 :
Al Baqy Wulandari
Danang Kurniawan
Febriani Eka Putri
Pradita Noviani N U
Ryan Bentar A
DAFTAR ISI
A.
B.
A.
B.
A.
B.
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan.......................................................................................... 3
Latar Belakang................................................................................................ 3
Tujuan.............................................................................................................. 3
BAB II Pembahasan......................................................................................... 4
Rumusan Masalah........................................................................................... 4
Pembahasan..................................................................................................... 4
BAB III Penutup............................................................................................... 16
Simpulan.......................................................................................................... 16
Saran................................................................................................................ 16
Daftar Pustaka................................................................................................... 17
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan istilah “demokrasi”sebagai sistem politik negara merupakan suatu bentuk
tandingan bagi bentuk pemerintahan lama yang bersifat totaliter atau otokratis dan yang
otoriter.sebagaimana kita ketahui bahwa pemerintahan demokrasi dihasilkan oleh ahliahli politik sebagai jawaban atau jalan keluar untuk mengatasi kemelut yang dialami
masyarakat yang selama ini telah “dipaksa” menerima nilai dan sikap budaya politik yang
otoriter (monarki/feodalis)
B. Tujuan
1.
2.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
Memberikan informasi tentang budaya Demokrasi
Mengatahui perilaku budaya demokrasi di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari
BAB II PEMBAHASAN
A. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah pelaksanaan budaya demokrasi dala kehidupan sehari-hari di Indonesia
B. PEMBAHASAN
1) Sumber : http://minayuki.blogspot.com/2013/06/perilaku-budaya-demokrasi-dalam.html
Perilaku Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Perilaku budaya demokrasi harus terus dikembangkan dalam kehidupan
demokrasi, baik dalam suprastruktur maupun infrastruktur. Perilaku budaya demokrasi
yang dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan
menghasilkan demokrasi yang berbudaya dan peradaban. Kondisi demikian merupakan
iklim yang cukup mendukung terwujudnya masyarakat madani.
Untuk membentuk suatu negara yang demokratis, maka negara tersebut harus
melaksanakan prinsip demokrasi yang didukung oleh warga negara.
A. Henry B. Mayo merinci beberapa nilai yang terdapat dalam budaya demokrasi ,yaitu
sebagai berikut :
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai secara lembaga.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat
yang sedang berubah.
3. Menyelesaikan pergantian pemimpin secara teratur.
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai taraf yang minimal.
5. Mengakui dan mengganggap wajar adanya keanekaragaman.
6. Menjamin tegaknya keadilan.
Penyelenggaraan yang mendukung tetap tegaknya prinsip-prinsip demokrasi,
diantaranya melalui hal-hal berikut :
Pemerintahan yang bertanggung jawab.
Lembaga perwakilan rakyat yang menyalurkan aspirasi rakyat dan mengadakan
pengawasan.
Pembentukan organisasi atau adanya partai politik.
Pers dan media massa yang bebas untuk menyalurkan pendapat.
Sistem peradilan yang bebas (merdeka) untuk menjamin hak-hak asasi dan
mempertahankan keadilan.
Sikap yang harus dikembangkan untuk membudayakan perilaku yang mendukung
tegaknya prinsip demokrasi, antara lain :
Terbuka dan transparan untuk memupuk kepercayaan terhadap satu sama lain.
Terbiasa melakukan dialog untuk menyelesaikan masalah, sehingga timbul sikap
toleransi.
Menghargai pendapat orang lain.
Toleransi atau belajar menerima keberagaman.
Menghargai kelompok minoritas.
6. Menutamakan kepentingan umum.
B. Rusli Karim ,perilaku dan ciri-ciri seseorang yang mempunyai kepribadian yang
demokrasi adalah :
1. Inisiatif;
2. Disposisi;
3. Toleransi;
4. Kecintaan terhadap keterbukaan;
5. Komitmen dan tanggung jawab;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
6. Kerja sama keterhubungan;
Perilaku budaya demokrasi yang perlu di kembangkan dalam kehidupan sehari-hari
adalah hal-hal berikut :
1. Menjunjung tinggi persamaan :
Menjunjung tinggi persamaan mengandung makna bahwa kita mau berbagi dan terbuka
menerima perbadaan pendapat, kritik dan saran dari orang lain.
2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban :
Dalam kehidupan bermasyarakat, ada batas-batas yang harus di hormati bersama berupa
hak-hak yang dimiliki orang lain sehingga batasan norma yang berlaku dapat dipatuhi.
3. Membudayakan sikap yang bijak dan adil :
Bijak dan adil dalam makna yang sederhana adalah perbuatan yang benar-benar
dilakukan dengan perhitungan, mawas diri, mau memahami yang dilakukan orang lain
,proporsional, tidak diskriminatif, terbuka, dan menjaga persatuan dan kesatuan
lingkungan masyarakat sekitar.
4.
Membijaksanakan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan : Dalam
musyawarah mufakat terkandung makna bahwa pada setiap kesempatan yang
berhubungan dengan pengambilan keputusan diperlukan kesadaran dan dan kearifan
untuk memutuskan.
5. Mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional :
Makna penting dalam memahami sikap mengutamakan persatuan dan kesatuan adalah
bagaimana kita mampu berbuat tanpa pamrih untuk kepentingan bangsa dan Negara,
betapa pun yang kita lakukan adalah hal-hal kecil dalam status dan profesi yang kita
miliki.
Sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi di Indonesia :
Melaksanakan hak pilih (memilih dan dipilih) dalam pemilu dan menjauhkan diri dari
sifat golput (golongan putih artinya tidak ikut memilih dalam pemilu).
Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
Menyukseskan pemilu yang luberjurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil).
Menaati hukum.
Setiap keputusan diambil dengan musyawarah mufakat untuk kepentingan bersama.
Saling mendukung setiap usaha pembelaan negara.
Saling menghormati kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai agama dan
kepercayaan-Nya itu.
Membiasakan diri melaksanakan budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari dapat
dilakukan di lingkungan keluarga ,maupun lingkungan sekolah, di organisasi masyarakat
(ormas) dan partai politik (parpol), serta di DPR sebagai lembaga pembuat UndangUndang.
1.
Di Lingkungan Keluarga
Dalam kehidupan keluarga, budaya demokrasi juga memegang peranan penting.
Setiap anggota keluarga mempunyai kebebasan yang sama. Kebebasan ini hendaknya
dihormati oleh masing-masing anggota keluarga. Oleh karena itu, tindakan sesuka hati
sendiri hendaknya dihindari. Mereka hendaknya saling bekerja sama untuk
menyelesaikan pekerjaan dan masalah yang ada. Dengan demikian, semua anggota
keluarga akan merasa betah di rumah.
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan keluarga dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
·
·
·
·
·
Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara;
Menghargai pendapat anggota keluarga lainya;
Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja;
Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.
Membiasakan diri untuk menempatkan anggota keluarga sesuai dengan
kedudukannya.
·
Membiasakan mengatasi dan memecahkan masalah dengan jalan musyawarah
mufakat.
·
Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.
2.
Di Lingkungan Masyarakat
Dalam kehidupan bermasyarakat, sangat diperlukan kerjasama untuk menciptakan
kesejahteraan bersama. Untuk itu, sikap saling menghormati sangat diperlukan. Jika
masing-masing oranghanya menonjolkan kepentingan, urusan, dan kehiduoan pribadinya,
niscaya upaya pencapaian tersebut akan terhambat.
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
·
Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya;
·
Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi;
·
Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya;
·
Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;
· Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga lain.
·
Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat.
·
Berusaha mengatasi masalah yang timbul dengan pemikiran yang jernih.
·
Mengikuti kegiatan rembug desa.
·
Mengikuti kegiatan kerja bakti.
·
Bersama-sama memberikan usulan demi kemajuan masyarakat.
3.
Di Lingkungan Sekolah
Penerapan demokrasi di sekolah hendaknya mengutamakan musyawarah dalam
menyelesaikan persoalan bersama. Hal ini bertujuan, untuk membentuk rasa solidartas
bersama.
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
·
Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan cantik jeleknya
seseorang;
·
Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama;
·
Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;
·
Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan masalah;
Sikap anti kekerasan.
·
Ikut serta dalam kegiatan politik di sekolah seperti pemilihan ketua OSIS, ketua
kelas, maupun kegiatan yang lain yang relevan.
·
Berani mengajukan petisi (saran/usul).
·
Berani menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding.
·
Selalu mengikuti jenis pertemuan yang diselenggarakan OSIS.
·
Berani mengadakan kegiatan yang merupakan realisasi dari program OSIS.
4.
Di Lingkungan Kehidupan Bernegara
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat diwujudkan
dalam bentuk sebagai berikut:
·
Besedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas;
·
Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai pendapat
warganya;
·
Memiliki kejujuran dan integritas;
·
Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik;
·
Menghargai hak-hak kaum minoritas;
·
Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;
·
Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan bersama untuk menyelesaikan
masalah-masalah kenegaraan.
2) Sumber : http://fredypurbayadhyfha.wordpress.com/2011/04/05/perilaku-budayademokrasi-dalam-kehidupan-sehari-hari/
Perilaku Budaya Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Posted on April 5, 2011 by fredypurbaya
Budaya demokrasi pancasila merupakan paham demokrasi yang berpedoman pada
asas kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanaan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang
adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, dan bersama sama menjiwai keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Budaya demokrasi pancasila mengakui adanya sifat kodrat
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Rumusan sila keempat pancasila sebagai dasar filsafat Negara dan dasar politik
Negara yang di dalamnya terkandung unsure kerakyatan, permusyawaratan, dan
kedaulatan rakayat merupakan cita-cita kefilsafatan dari demokrasi pancasila. Oleh sebab
itu, perilaku budaya demokrasi yang perlu di kembangkan dalam kehidupan sehari-hari
adalh hal-hal berikut :
1. Menjunjung tinggi persamaan
Budaya demokrasi mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki persamaan
harkat dan derajat dari sumber yang sama sebagai makhluk ciptaan yang maha esa. Oleh
sebab itu, dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kita mampu membuat dan bertindak
untuk menghargai orang lain sebagai wujud kesadaran diri untuk menerima keberagaman
dalam masyarakat. Menjunjung tinggi persamaan mengandung makna bahwa kita mau
berbagi dan terbuka menerima perbadaan pendapat, keritik dan saran dari orang lain.
2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
Setiap manusia menerima fitrah hak asasi dari Tuhan Yang Maha Esa berupa hak
hidup, hak kebebasan, dan hak memiliki sesuatu. Penerapan hak-hak tersebut bukanlah
sesutu yang mutlak tanpa batas. Dalam kehidupan bermasyarakat, ada batas-batas yang
harus di hormati bersama berupa hak-hak yang dimiliki orang lain sehingga batasan
normayang berlaku dan di patuhi. Untuk itu, dalam uoaya mewujudkan tatanan
kehidupan sehari-hariyang bertanggung jawab terhadap Tuhan, diri sendiri, dan orang
lain perlu dengan sebaik-baiknya.
3. Membudayakan sikap yang adil
Salah satu perbuatan mulia yang dapat di wujudkan da;am kehidupan sehari-hari
baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain adalah mampu bersikap bijak dan adil.
Bijak dan adil dalam makna yang sederhana adalah perbutan yang benar-benar dilakukan
dengan perhitungan, mawas diri, mau memahami yang dilakukan orang lain dan
proporsional. Masyarakat kita perku mengembangkan budaya bijak dan adil dalam
rangka mewujudkan kehidupan yang saling menghormati harkat dan martabat orang lain,
tidak diskriminatif, terbuka, dan menjaga persatuan dan kesatuan lingkungan masyarakat
sekitar.
4. Membijaksanakan musyaearah mufakat dalam mengambil keputusan
Mengambil keputusan melalui musyawarah mufakat merupakan salah satu nilai
dasar budaya bangsa Indonesia yang sejak lama telah diperaktikkan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam musyawarah mufakat terkandung makna bahwa pada setiap
kesempatan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan diperlukan kesadaran dan
dan kearifan untuk memutuskan. Untuk itu, sebelum suatu keputusan di terapkan selalu di
dahului dengan dialog dan mau mendengar dari berbagai pihak, juga selalu di upayakan
untuk memahami terlebih dahulu persoalan-persoalan yang ada. Keputusan dengan
musyawarah mufakat akan menghasilkan keputusan yang mampu memuaskan banyak
pihak sehingga dapat terhindar dari konflik-konflik vertical maupun horizontal.
5. Mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sikap untuk lebih
mengutamakan kepentingan orang lain / umum dari kepentingan peribadi yang sangat
penting untuk di tumbuhkan. Kesadaran setiap waraga Negara untuk mengutamakan
persatuan dan kesatuan merupakan wujud cinta dan bangsa terhadap bangsa dan Negara.
Kita harus mampu berfikir cerdas dan bekerja keras untuk kepentingan dan kemajuan
bangsa dan Negara melalui berbagai bidang kehidupan yang dapat kita lakukan. Makna
penting dalam memahami sikap mengutamakan persatuan dan kesatuan adalah bagai
mana kita mampu berbuat tanpa pamrih untuk kepentingan bangsa dan Negara, betapa
pun yang kita lakukan adalah hal-hal kecil dalam status dan propesi yang kita miiliki.
3) Sumber : http://tarinwish.wordpress.com/2011/11/01/bab-2-budaya-demokrasi-dalammasyarakat-madani-perilaku-budaya-demokrasi-dalam-kehidupan
Perilaku Budaya Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Budaya Demokrasi dalam Masyarakat Madani
Perilaku Budaya Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Perilaku budaya demokrasi harus terus dikembangkan dalam kehidupan
demokrasi, baik dalam suprastruktur maupun infrastruktur. Perilaku budaya demokrasi
yang dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan
menghasilkan demokrasi yang berbudaya dan peradaban. Kondisi demikian merupakan
iklim yang cukup mendukung terwujudnya masyarakat madani.
Untuk membentuk suatu negara yang demokratis, maka negara tersebut harus
melaksanakan prinsip demokrasi yang didukung oleh warga negara. Prinsip demokrasi
adalah perilaku yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi. Nilai-nilai demokrasi tersebut
antara lain : adil, terbuka, menghargai, mengakui perbedaan, anti kekerasan, damai,
tanggung jawab ,dan kerja sama.
Henry B. Mayo merinci beberapa nilai yang terdapat dalam budaya demokrasi ,yaitu
sebagai berikut :
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai secara lembaga.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang
sedang berubah.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Menyelesaikan pergantian pemimpin secara teratur.
Membatasi pemakaian kekerasan sampai taraf yang minimal.
Mengakui dan mengganggap wajar adanya keanekaragaman.
Menjamin tegaknya keadilan.
Penyelenggaraan yang mendukung tetap tegaknya prinsip-prinsip demokrasi, diantaranya
melalui hal-hal berikut :
Pemerintahan yang bertanggung jawab.
Lembaga perwakilan rakyat yang menyalurkan aspirasi rakyat dan mengadakan
pengawasan.
Pembentukan organisasi atau adanya partai politik.
Pers dan media massa yang bebas untuk menyalurkan pendapat.
Sistem peradilan yang bebas (merdeka) untuk menjamin hak-hak asasi dan
mempertahankan keadilan.
Sikap yang harus dikembangkan untuk membudayakan perilaku yang mendukung
tegaknya prinsip demokrasi, antara lain :
Terbuka dan transparan untuk memupuk kepercayaan terhadap satu sama lain.
Terbiasa melakukan dialog untuk menyelesaikan masalah, sehingga timbul sikap
toleransi.
Menghargai pendapat orang lain.
Toleransi atau belajar menerima keberagaman.
Menghargai kelompok minoritas.
Menutamakan kepentingan umum.
Menurut Rusli Karim ,perilaku dan ciri-ciri seseorang yang mempunyai kepribadian
yang demokrasi adalah :
Inisiatif;
Disposisi;
Toleransi;
Kecintaan terhadap keterbukaan;
Komitmen dan tanggung jawab;
Kerja sama keterhubungan;
Sistem politik demokrasi yang berlaku di Indonesia adalah Sistem Politik
Demokrasi Pancasila. Budaya demokrasi Pancasila merupakan paham demokrasi yang
berpedoman pada asas kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanaan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang
adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, dan bersama sama menjiwai keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Keinginan rakyat dapat tersalurkan baik dalam lembaga
suprastruktur politik (lembaga negara), maupun dalam infrastruktur politik (partai politik,
organisasi massa, dan media politik lainnya).
Peran serta warga negara dalam memantapkan pelaksanaan Demokrasi Pancasila,
diantaranya dengan menjunjung tinggi budaya Demokrasi Pancasila yang meliputi
semangat :
1.
Kebersamaan
2.
Kekeluargaan
3.
Keterbukaan
4.
Kebebasan yang bertanggung jawab
5.
Keadilan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Perilaku budaya demokrasi yang perlu di kembangkan dalam kehidupan sehari-hari
adalah hal-hal berikut :
1.
Menjunjung tinggi persamaan :
Menjunjung tinggi persamaan mengandung makna bahwa kita mau berbagi dan terbuka
menerima perbadaan pendapat, keritik dan saran dari orang lain.
2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban :
Dalam kehidupan bermasyarakat, ada batas-batas yang harus di hormati bersama berupa
hak-hak yang dimiliki orang lain sehingga batasan norma yang berlaku dapat dipatuhi.
3.
Membudayakan sikap yang bijak dan adil :
Bijak dan adil dalam makna yang sederhana adalah perbuatan yang benar-benar
dilakukan dengan perhitungan, mawas diri, mau memahami yang dilakukan orang lain
,proporsional, tidak diskriminatif, terbuka, dan menjaga persatuan dan kesatuan
lingkungan masyarakat sekitar.
4.
membijaksanakan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan : Dalam
musyawarah mufakat terkandung makna bahwa pada setiap kesempatan yang
berhubungan dengan pengambilan keputusan diperlukan kesadaran dan dan kearifan
untuk memutuskan.
5.
Mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional : Makna penting dalam memahami
sikap mengutamakan persatuan dan kesatuan adalah bagaimana kita mampu berbuat
tanpa pamrih untuk kepentingan bangsa dan Negara, betapa pun yang kita lakukan adalah
hal-hal kecil dalam status dan profesi yang kita miliki.
Sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi di Indonesia :
Melaksanakan hak pilih (memilih dan dipilih) dalam pemilu dan menjauhkan diri dari
sifat golput (golongan putih artinya tidak ikut memilih dalam pemilu).
Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
Menyukseskan pemilu yang luberjurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil).
Menaati hukum.
Setiap keputusan diambil dengan musyawarah mufakat untuk kepentingan bersama.
Saling mendukung setiap usaha pembelaan negara.
Saling menghormati kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai agama dan
kepercayaan-Nya itu.
4) Sumber : http://riskynurhikmayani.blogspot.com/2012/08/perilaku-budayademokrasi.html
PERILAKU BUDAYA DEMOKRASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Dalam rangka mengoptimalkan perilaku budaya demokrasi maka sebagai generasi
penerus yang akan mempertahankan negara demokrasi, perlu mendemonstrasikan
bagaimana peran serta kita dalam pelaksanaan pesta demokrasi. Prinsip-prinsip yang
patut kita demonstrasikan dalam kehidupan berdemokrasi, antara lain sebagai berikut :
a. Membiasakan untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang
berlaku.
b. Membiasakan bertindak secara demokratis bukan otokrasi atau tirani.
c. Membiasakan untuk menyelesaikan persoalan dengan musyawarah.
d. Membiasakan mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan
atau anarkis.
e. Membiasakan untuk memilih pemimpin melalui cara-cara yang demokratis.
f. Selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarah.
g. Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah baik kepada
Tuhan, masyarakat, bangsa, dan negara.
h. Menggunaka kebebasan dengan penuh tanggung jawab.
i. Membiasakan memberikan kritik yang bersifat membangun.
B.Perilaku Budaya Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari
a. Lingkungan Keluarga
1) Membiasakan diri untuk menempatkan anggota keluarga sesuai dengan
kedudukannya.
2) Membiasakan mengatasi dan memecahkan masalah dengan jalan musyawarah
mufakat.
3) Saling menghargai perbedaan pendapat masing-masing anggota keluarga.
4) Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.
5)Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara.
6)Menghargai pendapat anggota keluarga lainya.
7)Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja.
8)Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.
b. Lingkungan Sekolah
1) Berusaha selalu berkomunikasi individual.
2) Ikut serta dalam kegiatan politik di sekolah seperti pemilihan ketua OSIS, ketua kelas,
maupun kegiatan yang lain yang relevan.
3) Berani mengajukan petisi (saran/usul).
4) Berani menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding.
5) Selalu mengikuti jenis pertemuan yang diselenggarakan OSIS.
6) Berani mengadakan kegiatan yang merupakan realisasi dari program OSIS.
7)Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan.
8)Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama.
9)Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita.
c. Lingkungan masyarakat
1) Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat.
2) Berusaha mengatasi masalah yang timbul dengan pemikiran yang jernih.
3) Mengikuti kegiatan rembug desa.
4) Mengikuti kegiatan kerja bakti.
5) Bersama-sama memberikan usulan demi kemajuan masyarakat.
C. Uraian Perilaku Yang Mencerminkan Budaya Demokrasi
a. Kehidupan Keluarga
Dalam kehidupan keluarga, budaya demokrasi juga memegang peranan penting. Setiap
anggota keluarga mempunyai kebebasan yang sama. Kebebasan ini hendaknya dihormati
oleh masing-masing anggota keluarga. Oleh karena itu, tindakan sesuka hati sendiri
hendaknya dihindari. Mereka hendaknya saling bekerja sama untuk menyelesaikan
pekerjaan dan masalah yang ada. Dengan demikian, semua anggota keluarga akan merasa
betah di rumah.
b. Kehidupan Sekolah
Penerapan demokrasi di sekolah hendaknya mengutamakan musyawarah dalam
menyelesaikan persoalan bersama. Hal ini bertujuan, untuk membentuk rasa solidartas
bersama.
c.
Kehidupan Masyarakat
Dalam kehidupan bermasyarakat, sangat diperlukan kerjasama untuk menciptakan
kesejahteraan bersama. Untuk itu, sikap saling menghormati sangat diperlukan. Jika
masing-masing oranghanya menonjolkan kepentingan, urusan, dan kehiduoan pribadinya,
niscaya upaya pencapaian tersebut akan terhambat.
5) Sumber : http://agumuawan.blogspot.com/2012/07/penerapan-budaya-demokrasidalam.html
PENERAPAN BUDAYA DEMOKRASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Di Lingkungan Keluarga
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan keluarga dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara;
Menghargai pendapat anggota keluarga lainya;
Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja;
Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.
Di Lingkungan Masyarakat
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya;
Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi;
Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya;
Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;
Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga lain.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Di Lingkungan Kuliahan
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
Bersedia bergaul dengan teman kuliah tanpa membeda-bedakan cantik jeleknya
seseorang;
Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama;
Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;
Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan masalah;
Sikap anti kekerasan.
Di Lingkungan Kehidupan Bernegara
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat diwujudkan
dalam bentuk sebagai berikut:
1. Besedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas;
2. Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai pendapat
warganya;
3.
4.
5.
6.
7.
Memiliki kejujuran dan integritas;
Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik;
Menghargai hak-hak kaum minoritas;
Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;
Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan bersama untuk menyelesaikan masalahmasalah kenegaraan.
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi belum membudaya.
Kita memang telah menganut demokrasi dan bahkan telah di praktekan baik dalam
keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan bebangsa dan bernegara. Akan tetapi,
kita belum membudayakannya.
Membudaya berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Mengatakan
“Demokrasi telah menjadi budaya” berarti penghayatan nilai-nilai demokrasi telah
menjadi kebiasaan yang mendarah daging di antara warga negara. Dengan kata lain,
demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari kehidupanya.
Seluruh kehidupanya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.
Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar betapa sering warga
negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar nilai-nilai demokrasi. Orang-orang
kurang menghargai kebabasan orang lain, kurang menghargai perbedaan, supremasi
hukum kurang ditegakan, kesamaan kurang di praktekan, partisipasi warga negara atau
orang perorang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan pilitik belum
maksimal, musyawarah kurang dipakai sebagai cara untuk merencanakan suatu program
atau mengatasi suatu masalah bersama, dan seterusnya. Bahkan dalam keluarga dan
masyarakat kita sendiri, nilai-nilai demokrasi itu kurang di praktekan.
Perilaku budaya politik demokrasi yang perlu kita kembangkan dalam kehidupan seharihari antara lain menjunjung tinggi persamaan, menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban membudayakan sikap bijak dan adil, membiasakan musyawarah mufakat
dalam mengambil keputusan serta mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional.
B. Saran
Mewujudkan budaya demokrasi memang tidak mudah. Perlu ada usaha dari semua warga
negara. Yang paling utama, tentu saja, adalah:
1. Adanya niat untuk memahami nilai-nilai demokrasi.
2.
Mempraktekanya secara terus menerus, atau membiasakannya.
Memahami nilai-nilai demokrasi memerlukan pemberlajaran, yaitu belajar dari
pengalaman negara-negara yang telah mewujudkan budaya demokrasi dengan lebih baik
dibandingkan kita. Dalam usaha mempraktekan budaya demokrasi, kita kadang-kadang
mengalami kegagalan disana-sini, tetapi itu tidak mengendurkan niat kita untuk terus
berusaha memperbaikinya dari hari kehari. Suatu hari nanti, kita berharap bahwa
demokrasi telah benar-benar membudaya di tanah air kita, baik dalam kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Daftar Pustaka
1.
2.
http://minayuki.blogspot.com/2013/06/perilaku-budaya-demokrasi-dalam.html
: http://fredypurbayadhyfha.wordpress.com/2011/04/05/perilaku-budaya-demokrasidalam-kehidupan-sehari-hari/
3. http://tarinwish.wordpress.com/2011/11/01/bab-2-budaya-demokrasi-dalam-masyarakatmadani-perilaku-budaya-demokrasi-dalam-kehidupan
4. http://riskynurhikmayani.blogspot.com/2012/08/perilaku-budaya-demokrasi.html
5. http://agumuawan.blogspot.com/2012/07/penerapan-budaya-demokrasi-dalam.html
PENERAPAN BUDAYA DEMOKRASI DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT
PENDAHULUAN
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara
untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam
tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat
yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini
diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol
berdasarkan prinsip checks and balances.
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga
pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan
kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan
kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia)
yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini,
keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan
bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya
melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan.
Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting,
misalnya pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum. Pemilihan
umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warganegara, namun oleh
sebagian warga yang berhak dan secara sukarela mengikuti pemilihan umum. Sebagai
tambahan, tidak semua warga negara berhak untuk memilih (mempunyai hak pilih).
Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan
memilih presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang
lebih luas. Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung
tidak menjamin negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat
memilih sendiri secara langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan
rakyat. Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum
sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir lama dari sebagian
masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola, bukan sistem pemerintahan
yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin
negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek daripada masa hidup suatu sistem yang
sudah teruji mampu membangun negara. Banyak negara demokrasi hanya memberikan
hak pilih kepada warga yang telah melewati umur tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan
yang tak memliki catatan kriminal (misal, narapidana atau bekas narapidana).
Identifikasi Masalah
Dalam pelaksanaanya, banyak sekali penyimpangan terhadap nilai-nilai
demokrasi baik itu dalam kehidupan sehari-hari di keluarga maupun masyarakat.
Permasalahn yang muncul diantaranya yaitu:
- Belum tegaknya supermasi hukum.
- Kurangnya partisipasi masyarakat dalam kehidupan bermasnyarakat, berbangsa dan
bernegara.
- Pelanggaran terhadap hak-hak orang lain.
- Tidak adanya kehidupan berpartisipasi dalam kehidupan bersama (musyawarah untuk
mencapai mufakat).
Untuk mengeliminasi masalah-masalah yang ada, maka makalah ini akan
memaparkan pentingnya budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu,
penulis menyusun makalah ini dengan judul “BUDAYA DEMOKRASI DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI”.
TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Unutuk mengetahui pengertian demokrasi.
2. Untuk mengetahui sumber hukum apa yang menjadi landasan demokrasi.
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan demokrasi.
4. Untuk mengetahui contoh nyata penerapan budaya demokrasi dalam kehidupan
bermasyarakat.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara
untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Menurut Internasional Commision of Jurits, demokrasi adalah suatu bentuk
pemerintahan oleh rakyar dimana kekuasaan tertinggi ditangan rakyat dan di jalankan
langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan
yang bebas. Jadi, yang di utamakan dalam pemerintahan demokrasi adalah rakyat.
Menurut Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people).
Menurut C.F Strong, demkrasi merupakan suatu sistem pemerintahan di mana
mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan
yang menjamin bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan tindakantindakan kepada mayoritas itu.
2. Landasan Demokrasi
Pembukaan UUD 1945
1) Alinea pertama
Kemerdekaan ialah hak segala bangsa.
2) Alinea kedua
Mengantarkan rakyat Indonesia kepintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
3) Alinea ketiga
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan luhur supaya
berkehidupan dan kebangsaaan yang bebas.
4) Alinea keempat
Melindungi segenap bangsa.
Batang Tubuh UUD 1945
a) Pasal 1 ayat 2
Kedaulatan adalah ditangan rakyat.
b) Pasal 2
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
c) Pasal 6
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
d) Pasal 24 dan Pasal 25
Peradilan yang merdeka.
e) Pasal 27 ayat 1
Persamaan kedudukan di dalam hukum.
f) Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
Lain-lain
1. Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang hak asasi
2. UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM
3. Sejarah Perkembangan Demokrasi
Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno
pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah
sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini
telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu
politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam
suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan kekuasaan
negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika
fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata
tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan
absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya
kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan
tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa
kebaikan untuk rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi
harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara
dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi
kekuasaan lembaga negara tersebut.
4. Demokrasi sebagai Bentuk Pemerintahan
Bentuk Pemerintahan dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Pemerintahan yang baik
Monarki, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seseorang sebagai
pemimpin tertinggi dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak.
Aristokrasi. Yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok orang
yang memimpin dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak.
Demokrasi, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat dan dijalankan
untuk kepentingan rakyat banyak.
b. Pemerintahan yang buruk
Tirani, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seseorang sebagai pemimpin
tertinggi dan dijalankan untuk kepentingan pribadi.
Oligarki, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok orang dan
dijalankan untuk kelompok itu sendiri.
Mobokrasi / Okhlokrasi / Anarki, yaitu suatu bentuk pemerintah yang dipegang oleh
rakyat, tetapi rakyat yang tidak tahu apa – apa, rakyat yang tidak berpendidikan, dan
rakyat yang tidak paham tentang pemerintahan, yang akhirnya pemerintahan yang
dijalankan tidak berhasil untuk kepentingan rakyat banyak malahan menimbulkan
kekacauan.
Dalam pemerintahan demokrasi, kekuasaan berada di tangan rakyat mengandung
tiga pengertian, yaitu :
a) Pemerintahan berasal dari rakyat
Kekuasaan yang diperoleh pemerintahan adalah kekuasaan yang berasal dari kehendak
rakyat. Pemerintahan itu mendapat dukungan dan pengakuan dari rakyat. Kekuasaan
tersebut didapatkan melalui pemilihan umum dari rakyat bukan dari wangsit.
b) Pemerintahan dijalankan oleh rakyat
Pemerintah menjalankan kekuasaan atas nama rakyat, bukan atas kehendak sendiri.
Dalam menjalankan kekuasaannya, pemerintah juga berada di bawah pengawasan rakyat,
baik secara langsung ataupun tidak langsung.
c) Pemerintah ditujukan untuk rakyat
Kekuasaan yang diamanatkan rakyat kepada pemerintah itu ditujukan untuk kepentingan
rakyat. Kepentingan rakyat diutamakan dan harus didahulukan dari pada kepentingan diri
sendiri dan golongan.
5. Budaya Demokrasi
Pada masa sekarang, demokrasi tidak hanya dipahami sebagai bentuk
pemerintahan saja tetapi menjadi pola kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendapat para
ahli tentang demokrasi tersebut adalah sebagi berikut :
a) John Dewey, demokrasi adalah pandangan hidup yang dicerminkan dari
perlunya partisipasi warga Negara dalam membentuk nilai – nilai yang mengatur
kehidupan bersama.
b) Padmo Wahyono, demokrasi adalah pola kehidupan berkelompok yang sesuai
dengan keinginan dan pandangan hidup orang – orang yang berkelompok tersebut.
c) Tim ICCE UIN Jakarta, demokrasi sebagai way of live ( pandangan hidup )
dalam seluk – beluk sendi kehidupan bernegara, baik oleh rakyat maupun pemerintah.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka demokrasi dipahami tidak hanya sebagi
bentuk pemerintah tetapi juga pola hidup atau pendangan hidup dari pemerintah dan
masyarakat yang mencerminkan adanya nilai – nilai demokrasi.
Jadi, suatu Negara dikatakan Negara demokrasi apabila memenuhi dua kriteria,
yaitu :
a. Pemerintahan demokrasi yang berwujud pada adanya institusi demokrasi,
b. Masyarakat demokratis yang berwujud pada adanya budaya (kultur) demokrasi.
6. Penerapan Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan
Budaya demokrasi pancasila merupakan paham demokrasi yang berpedoman pada
asas kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanaan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang
adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, dan bersama sama menjiwai keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Budaya demokrasi pancasila mengakui adanya sifat kodrat
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Rumusan sila keempat pancasila sebagai dasar filsafat Negara dan dasar politik
Negara yang di dalamnya terkandung unsure kerakyatan, permusyawaratan, dan
kedaulatan rakayat merupakan cita-cita kefilsafatan dari demokrasi pancasila. Oleh sebab
itu, perilaku budaya demokrasi yang perlu di kembangkan dalam kehidupan sehari-hari
adalh hal-hal berikut :
1. Menjunjung tinggi persamaan
Budaya demokrasi mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki persamaan harkat
dan derajat dari sumber yang sama sebagai makhluk ciptaan yang maha esa. Oleh sebab
itu, dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kita mampu membuat dan bertindak untuk
menghargai orang lain sebagai wujud kesadaran diri untuk menerima keberagaman dalam
masyarakat. Menjunjung tinggi persamaan mengandung makna bahwa kita mau berbagi
dan terbuka menerima perbadaan pendapat, keritik dan saran dari orang lain.
2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
Setiap manusia menerima fitrah hak asasi dari Tuhan Yang Maha Esa berupa hak
hidup, hak kebebasan, dan hak memiliki sesuatu. Penerapan hak-hak tersebut bukanlah
sesutu yang mutlak tanpa batas. Dalam kehidupan bermasyarakat, ada batas-batas yang
harus di hormati bersama berupa hak-hak yang dimiliki orang lain sehingga batasan
normayang berlaku dan di patuhi. Untuk itu, dalam uoaya mewujudkan tatanan
kehidupan sehari-hariyang bertanggung jawab terhadap Tuhan, diri sendiri, dan orang
lain perlu dengan sebaik-baiknya.
3. Membudayakan sikap yang adil
Salah satu perbuatan mulia yang dapat di wujudkan da;am kehidupan sehari-hari
baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain adalah mampu bersikap bijak dan adil.
Bijak dan adil dalam makna yang sederhana adalah perbutan yang benar-benar dilakukan
dengan perhitungan, mawas diri, mau memahami yang dilakukan orang lain dan
proporsional. Masyarakat kita perku mengembangkan budaya bijak dan adil dalam
rangka mewujudkan kehidupan yang saling menghormati harkat dan martabat orang lain,
tidak diskriminatif, terbuka, dan menjaga persatuan dan kesatuan lingkungan masyarakat
sekitar.
4. Membijaksanakan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan
Mengambil keputusan melalui musyawarah mufakat merupakan salah satu nilai
dasar budaya bangsa Indonesia yang sejak lama telah diperaktikkan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam musyawarah mufakat terkandung makna bahwa pada setiap
kesempatan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan diperlukan kesadaran dan
dan kearifan untuk memutuskan. Untuk itu, sebelum suatu keputusan di terapkan selalu di
dahului dengan dialog dan mau mendengar dari berbagai pihak, juga selalu di upayakan
untuk memahami terlebih dahulu persoalan-persoalan yang ada. Keputusan dengan
musyawarah mufakat akan menghasilkan keputusan yang mampu memuaskan banyak
pihak sehingga dapat terhindar dari konflik-konflik vertical maupun horizontal.
5. Mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sikap untuk lebih
mengutamakan kepentingan orang lain / umum dari kepentingan peribadi yang sangat
penting untuk di tumbuhkan. Kesadaran setiap waraga Negara untuk mengutamakan
persatuan dan kesatuan merupakan wujud cinta dan bangsa terhadap bangsa dan Negara.
Kita harus mampu berfikir cerdas dan bekerja keras untuk kepentingan dan kemajuan
bangsa dan Negara melalui berbagai bidang kehidupan yang dapat kita lakukan. Makna
penting dalam memahami sikap mengutamakan persatuan dan kesatuan adalah bagai
mana kita mampu berbuat tanpa pamrih untuk kepentingan bangsa dan Negara, betapa
pun yang kita lakukan adalah hal-hal kecil dalam status dan propesi yang kita miiliki.
7. Penerapan Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari
Di Lingkungan Keluarga
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan keluarga dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
1. Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara;
2. Menghargai pendapat anggota keluarga lainya;
3. Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja;
4. Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.
Di Lingkungan Masyarakat
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
1. Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya;
2. Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi;
3. Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya
4. Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;
5. Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga lain.
Di Lingkungan Sekolah
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
1. Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan;
2. Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama;
3. Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;
4. Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan masalah;
5. Sikap anti kekerasan.
Di Lingkungan Kehidupan Bernegara
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat diwujudkan
dalam bentuk sebagai berikut:
1. Besedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas;
2. Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai pendapat
warganya;
3. Memiliki kejujuran dan integritas;
4. Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik;
5. Menghargai hak-hak kaum minoritas;
6. Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;
7. Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan berrsama untuk menyelesaikan masalahmasalah kenegaraan.
PENUTUP
Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi belum
membudaya. Kita memang telah menganut demokrsai dan bahkan telah di praktekan baik
dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan bebangsa dan bernegara. Akan
tetapi, kita belum membudanyakannya.
Membudaya berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Mengatakan
“Demokrasi telah menjadi budaya” berarti penghayatan nilai-nilai demokrasi telah
menjadi kebiasaan yang mendarah daging di antara warga negara. Dengan kata lain,
demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari kehidupanya.
Seluruh kehidupanya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.
Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar betapa sering
warga negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar nilai-nilai demokrasi. Orangorang kurang menghargai kebabasan orang lain, kurang menghargai perbedaan,
supremasi hukum kurang ditegakan, kesamaan kurang di praktekan, partisipasi warga
negara atau orang perorang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan
pilitik belum maksimal, musyawarah kurang dipakai sebagai cara untuk merencanakan
suatu program atau mengatasi suatu masalah bersama, dan seterusnya. Bahkan dalam
keluarga dan masyarakat kita sendiri, nilai-nilai demokrasi itu kurang di praktekan.
Perilaku budaya politik demokrasi yang perlu kita kembangkan dalam kehidupan
sehari-hari antara lain menjunjung tinggi persamaan, menjaga keseimbangan antara hak
dan kewajiban membudayakan sikap bijak dan adil, membiasakan musyawarah mufakat
dalam mengambil keputusan serta mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional.
Saran
Mewujudkan budaya demokrasi memang tidak mudah. Perlu ada usaha dari
semua warga negara. Yang paling utama, tentu saja, adalah:
1. Adanya niat untuk memahami nilai-nilai demokrasi.
2. Mempraktekanya secara terus menerus, atau membiasakannya.
Memahami nilai-nilai demokrasi memerlukan pemberlajaran, yaitu belajar dari
pengalaman negara-negara yang telah mewujudkan budaya demokrasi dengan lebih baik
dibandingkan kita. Dalam usaha mempraktekan budaya demokrasi, kita kadang-kadang
mengalami kegagalan disana-sini, tetapi itu tidak mengendurkan niat kita untuk terus
berusaha memperbaikinya dari hari kehari. Suatu hari nanti, kita berharap bahwa
demokrasi telah benar-benar membudaya di tanah air kita, baik dalam kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wijianti, S.Pd. dan Aminah Y., Siti, S.Pd. 2005. Kewarganegaraan (Citizenship).
Jakarta: Piranti Darma Kalokatama.
2. Hasan Suryono, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.
Surakarta: UNS Press
3. David Held. 2004. Demokrasi dan Tatanan Global. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
4. Hasan Suryono. 2005. Pancasila Progresif. Surakarta: UPT MKU UNS dan
Pustaka Candra
5. Abdullah Hamidi. 1994. Apakah Demokrasi Itu. Jakarta: USIA
6. www.anneahira.com/pengertian-budaya-demokrasi.htm (diakses 6 Desember
2011)